ANALISIS PERBANDINGAN JUMLAH PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERBANDINGAN JUMLAH PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY"

Transkripsi

1 ANALISIS PERBANDINGAN JUMLAH PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM LAPORAN TAHUNANNYA SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA UU NO. 40 TAHUN 2007 (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode ) TUGAS AKHIR Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Universitas Negeri Semarang Oleh Azka Fairuzza NIM JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

2 ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Tugas Akhir ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian Tugas Akhir pada: Hari : Rabu Tanggal : 6 Juli 2011 Dosen Pembimbing Drs. Subowo, M.Si. NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi Drs. Fachrurrozie, MSi. NIP ii

3 iii PENGESAHAN KELULUSAN Tugas Akhir ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada : Hari : Tanggal : Penguji I Penguji II Drs. Subowo, M.Si. Linda Agustina, SE., MSi. NIP NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi Drs. S. Martono, M.Si. NIP iii

4 iv PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Tugas Akhir ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Semarang, 26 Juni 2011 Azka Fairuzza NIM iv

5 v MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan kerjakanlah dengan sungguhsungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhan Mu lah kamu berharap (Q.S. Al-Insyroh : 5-7). Allah SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S. Al-Baqoroh : 286) Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum kecuali mereka sendiri mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S. Ar-Ra du : 11) Semangat!!! PERSEMBAHAN Kedua orang tua dan saudarasaudaraku yang selalu memberikan do a, kasih sayang, dukungan dan semangat. Keluarga Besar Ponpes HQ. Al-Asror dan Ponpes Assalafy Al-Asror. Sahabat-sahabatku. Teman-teman Akuntansi, D Almamaterku v

6 vi KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, hidayah serta ridho-nya Tugas Akhir dengan judul ANALISIS PERBANDINGAN JUMLAH PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM LAPORAN TAHUNANNYA SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA UU NO. 40 TAHUN 2007 (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode ) dapat penulis selesaikan. Tugas Akhir ini penulis susun sebagai syarat memperoleh gelar Ahli Madya Jurusan Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Tersusunnya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari peran serta semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan do a, kasih sayang, dukungan dan semangat; 2. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang; 3. Drs. S. Martono, MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk ikut serta menjadi keluarga besar FE UNNES; vi

7 vii 4. Drs. Fachrurrozie, MSi. selaku Ketua Jurusan Akuntansi telah memberi kesempatan pada penulis untuk menambah, memperbanyak, serta mengembangkan keilmuan di bidang akuntansi; 5. Drs. Subowo, selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak membantu, membimbing dan mengarahkan penulis; 6. Drs. Gunawan Hadi, selaku dosen wali Akuntansi D yang telah banyak membantu dan membimbing penulis ; 7. Keluarga besar Ponpes HQ. Al-Asror dan Ponpes Assalafy Al-Asror; 8. Sahabat-sahabatku; serta 9. Teman-teman seperjuangan Akuntansi D3 angkatan Penulis sadar, dengan kemampuan dan pengetahuan penulis yang masih terbatas, Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi materi, penyusunan maupun uraian. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Tugas Akhir ini. Penulis berharap, semoga tersusunya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat untuk semua pihak. Semarang, 26 Juni 2011 Penulis, vii

8 viii SARI Azka Fairuzza Analisis Perbandingan Jumlah Perusahaan yang Melakukan Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dalam Laporan Tahunannya Sebelum dan Sesudah Adanya UU No. 40 Tahun 2007 (Studi pada Perusaahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun ). Tugas Akhir. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Kata kunci : Pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility), Laporan Tahunan, Perusahaan Manufaktur. Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 yang mewajibkan perseroan untuk melaksanakan CSR (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan), membuat perusahaan manufaktur yang operasionalnya berdampak terhadap sosial dan lingkungan wajib melaksanakan tanggung jawab tersebut, terlebih perusahaan manufaktur yang listing di BEI sebagai perusahaan go public. Pasal lain dari UU No. 40 Tahun 2007 yaitu pasal 66 yang menyebutkan bahwa laporan tahunan yang disampaikan harus memuat minimal elemen-elemen, yang salah satunya adalah laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, untuk itu penelitian ini berusaha untuk mengetahui, perbandingan jumlah perusahaan yang mengungkapkan CSR dalam laporan tahunannya antara sebelum dan sesudah adanya UU No. 40 Tahun Penelitian ini menggunakan laporan tahunan yang konsisten disusun perusahaan manufaktur dari tahun sebagai objek penelitian. Data tersebut didapat dengan terlebih dahulu mengetahui status listing perusahaan yang dilihat melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory) yang kemudian melalui pojok BEI UNDIP didapat laporan tahunannya, dan dari laporan tersebut dapat diketahui ada tidaknya pengungkapan CSR dari perusahaan. Sedangkan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dekriptif prosentase yaitu untuk mengetahui besarnya prosentase jumlah perusahaan yang mengungkapkan CSR dalam laporan tahunan periode Hasil analisis penelitian ini menunjukan prosentase pengungkapan CSR yang terjadi pada tahun 2006 sebesar 60%, tahun 2007 sebesar 90% dan tahun 2008 sebesar 93,3%. Ini berarti bahwa dari penelitian ini dapat diketahui, terjadi peningkatan jumlah pengungkapan CSR dari tahun 2006 sampai Harapannya, dengan adanya penelitian ini beberapa perusahaan manufaktur yang belum mengungkapkan CSR dapat dengan segera mengungkapkannya, karena pengungkapan pelaksanaan CSR merupakan salah satu elemen yang disyaratkan harus ada dalam laporan tahunan. viii

9 ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... SARI... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi viii ix xii xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 7 BAB II LANDASAN TEORI Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) Definisi Corporate Social Responsibility Tujuan dan Manfaat CSR (Corporate Social Responsibility) Pengungkapan Perusahaan ix

10 x Definisi Pengungkapan Tujuan Pengungkapan Pengungkapan CSR Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Sebelum UU No. 40 Tahun UU No. 40 Tahun 2007 (Pasal 74 dan 66 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007) BAB III METODE PENELITIAN Objek Penelitian Sumber dan Jenis Data Sumber Data Jenis Data Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Teknik Penyajian Data Teknik Analisis Data BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Objek Penelitian Analisis Deskriptif Prosentase Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA x

11 xi DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI secara Berturutturut dari Tahun Tabel 2.2 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menyusun Laporan Tahunan secara Berturut-turut dari Tahun Tabel 3.3 Daftar Ketersediaan Pengungkapan CSR dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar BEI Tahun xii

12 xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keterangan Studi Kepustakaan Pojok BEI UNDIP Lampiran 2 Contoh Annual Report xii

13 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasional perusahaan yang mempunyai tujuan umum memaksimalkan laba secara sengaja ataupun tidak sengaja akan memberikan dampak terhadap sosial dan lingkungan sekitarnya. Adanya dampak tersebut, menuntut perusahaan agar memiliki kesadaran untuk bersikap peduli terhadap sosial dan lingkunganya tersebut, akan tetapi dalam kenyataannya masih banyak perusahaan yang kurang atau bahkan tidak peduli terhadap hal tersebut. Corporate Social Resposibility (CSR) merupakan salah satu cara untuk membangun dan mempertahankan nilai perusahaan serta kontribusi perusahaan disisi ekonomi, sosial, dan lingkungan dimana Corporate Social Responsibility merupakan bottom lines yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan (Nurlela dan Islahudin, 2008). CSR menekankan bahwa tanggung jawab perusahaan bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi yang menciptakan profit demi kelangsungan usaha tapi juga tanggung jawab sosial dan lingkungan (Djatmiko; 2005). CSR (tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan) yang pada awal kemunculannya merupakan mekanisme yang dilaksanakan secara sukarela, seperti yang diungkapkan Darwin (2004) dalam Anggraini (2006), bahwa CSR adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan 1

14 2 perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholder, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Disahkannya UU No. 40 Tahun 2007 sebagai pengganti UU No. 1 Tahun 1995 agaknya membuat pernyataan dari Darwin tersebut tidak lagi tepat untuk dijadikan rujukan bagi perseroan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya, karena dengan disahkannya UU No. 40 Tahun 2007 pada tanggal 16 Agustus 2007 menjadi babak baru pelaksanaan CSR yang sifatnya tidak lagi sukarela tetapi berubah menjadi sebuah kewajiban yang bersifat memaksa, dimana setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam Pasal 74 UU No. 40 Tahun Pelaksanaan CSR bukan saja sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban, namun perusahaan sebagai pelaksana CSR juga akan memperoleh manfaat yang besar terutama bagi keberlanjutan (sustainable) usaha perusahaan, karena telah banyak penelitian-penelitian yang mengungkapkan besarnya pengaruh yang diperoleh dengan adanya pelaksanaan CSR dalam perusahaan, baik pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, reaksi investor, kinerja, maupun hal-hal lain yang menjadi bagian penting dalam perusahaan. Dengan adanya hasil penelitianpenelitian tersebut serta diperkuat dengan adanya penetapan UU No. 40 Tahun 2007 sudah seharusnya dan sepatutnya perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam kegiatan operasionalnya.

15 3 Perusahaan manufaktur yang mana merupakan perusahaan yang kegiatan pokoknya mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual (Mulyadi, 2005:11). Dengan asumsi bahwa perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang operasionalnya memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap sosial dan lingkungan, sehingga menjadikan perusahaan manufaktur menjadi objek kajian yang tepat dalam penelitian ini. CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai salah satu kegiatan perusahaan mengharuskannya dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan seperti halnya kegiatan produksi perusahaan. Hal tersebut juga dipertegas dengan UU No. 40 Tahun 2007 pada Pasal 66 ayat 2 yang menyebutkan bahwa salah satu elemen yang minimal disyaratkan harus ada dalam laporan tahunan adalah laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Laporan tahunan perusahaan dapat memberikan gambaran kinerja selama satu tahun, dan dapat menjelaskan masa depan perusahaan tersebut (Widiastuti, 2002), karena laporan tahunan menggambarkan kinerja perusahaan selama satu tahun, itu berarti bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan selama satu tahun akan dilaporkan dalam laporan tahunan. Termasuk pengungkapan tanggung jawaban sosial dan lingkungan, dimana dengan adanya pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan berarti perusahaan telah melaksanakan pertanggung jawaban yang bersifat transparan, karena perusahaan melaporkan seluruh kegiatan yang dilaksanakan dan biaya yang digunakan untuk melakukan CSR.

16 4 Peneliti membatasi objek penelitian ini hanya pada laporan tahunan yang konsisten disusun oleh perusahaan manufaktur yang listing di BEI (Bursa Efek Indonesia) secara berturut-turut dari tahun 2006 sampai tahun 2008, karena besar kemungkinan terjadi banyak perubahan status listing, baik itu status baru listing atau keluar dari listing BEI, serta tidak semua perusahaan manufaktur yang listing di BEI telah menyusun laporan tahunan setiap tahun. Penelitian ini juga membatasi lingkupnya, yaitu hanya pada jumlah (banyaknya) perusahaan yang mengungkapkan CSR dalam laporan tahunan, dan tidak meneliti tingkat keluasan dari pengungkapan CSR tersebut. Hal tersebut dilakukan dengan alasan bahwa telah banyak penelitian-penelitian yang mengungkapkan luas pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur, akan tetapi mereka tidak memperhatikan bahwa masih terdapat beberapa perusahaan yang belum melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan serta belum mengungkapkannya dalam laporan tahunan, sehingga untuk apa mengetahui luas pengungkapan jika ternyata di satu sisi ada perusahaan yang mengungkapkan CSR secara luas namun di sisi lain masih ada beberapa perusahaan yang belum mengungkapkan CSR, yang itu berarti bahwa UU No. 40 Tahun 2007 belum berfungsi sebagaimana mestinya sebagai sebuah undangundang, yang mana alangkah lebih baiknya jika tanggung jawab tersebut telah lebih dahulu dilaksanakan secara serempak oleh semua perusahaan manufaktur, untuk kemudian dilaporkan dalam laporan tahunan. Dan dari laporan tersebut kemudian baru diteliti keluasannya, karena belum ada UU yang secara resmi menjelaskan aspek-aspek yang harus diungkap (keluasan laporan) dalam laporan

17 5 pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, namun telah ada dengan jelas pasal yang mewajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan serta melaporkan pelaksanaannya dalam laporan tahunan. Alasan-alasan seperti yang telah disebutkan di atas mendorong peneliti untuk mengetahui, apakah terjadi perbedaan ataukah tidak serta seberapa besar jika terjadi perbedaan, antara sebelum dengan sesudah adanya UU No. 40 tahun 2007 dalam hal jumlah (banyaknya) perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR (tanggung jawab sosial dan lingkungan) dalam laporan tahunannya. Selain itu untuk membuktikan pernyataan dari Jalal (2007), yang menyebutkan bahwa berbeda dengan pewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan yang membutuhkan PP (Peraturan Pemerintah) untuk pelaksanaannya, pembuatan laporan langsung berlaku sejak UU (Undang-Undang) disahkan. Jadi, akan banyak sekali laporan CSR yang akan dibuat pada akhir Serta untuk membuktikan teori dari Anggraini (2006) yang menyatakan bahwa perusahaan akan mengungkapkan informasi tertentu jika ada aturan yang menghendakinya. Untuk mengetahui hal-hal tersebut, untuk itu peneliti merumuskan ANALISIS PERBANDINGAN JUMLAH PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM LAPORAN TAHUNANNYA SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA UU NO. 40 TAHUN 2007 (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode ) sebagai judul Tugas Akhir ini.

18 6 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut: 1. Berapa jumlah dan mana sajakah perusahaan manufaktur yang listing di BEI (Bursa Efek Indonesia) secara berturut-turut dari tahun ? 2. Berapa jumlah perusahaan yang menyusun laporan tahunan (annual report) secara berturut-turut dari tahun ? 3. Berapa prosentase perusahaan yang melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) dalam laporan tahunan (annual report)nya sebelum adanya UU No. 40 Tahun 2007 (periode 2006)? 4. Berapa prosentase perusahaan yang melakukan pengungkapan sosial dalam laporan tahunan (annual report)nya setelah adanya UU No. 40 Tahun 2007 (periode )? 5. Apakah terjadi perbedaan jumlah perusahaan yang mengungkapkan CSR dalam laporan tahunannya, sebelum dan setelah adanya UU No. 40 Tahun 2007? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui jumlah dan daftar perusahaan manufaktur yang listing di BEI secara berturut-turut dari tahun Untuk mengetahui jumlah perusahaan manufaktur yang menyusun laporan tahunan secara berturut-turut dari tahun

19 7 3. Untuk mengetahui prosentase jumlah perusahaan yang telah melakukan pengungkapan CSR dalam laporan tahunannya sebelum adanya UU No. 40 Tahun 2007 (periode 2006). 4. Untuk mengetahui prosentase jumlah perusahaan yang telah melakukan pengungkapan CSR dalam laporan tahunannya setelah adanya UU No. 40 Tahun 2007 (periode ). 5. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan (peningkatan atau konstan) banyaknya perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR dalam laporan tahunannya sebelum dan sesudah adanya UU No. 40 Tahun Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Instansi : Dapat dijadikan sebagai masukan serta ajakan untuk melaksanakan kewajiban berupa tanggung jawab sosial dan lingkungan atas pelaksanaan operasional perusahaan yang berdampak pada sosial dan lingkungan, yang untuk kemudian dilaporkan dalam laporan tahunan. 2. Bagi Pemerintah : Dapat dijadikan sebagai wacana dan koreksi bagi pemerintah, tentang bagaimana efektifitas dan efisiensi dari UU No. 40 Tahun 2007, terkait kepatuhan perusahaan pada UU tersebut. 3. Bagi Akademik : Dapat menambah pengetahuan, tentang bentuk dan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam perusahaan. 4. Bagi Almamater : Dapat dijadikan sebagai referensi dalam penyusunan Tugas Akhir angkatan selanjutnya.

20 8 5. Bagi Peneliti : Menambah pengetahuan dan wawasan, serta melatih dan mengasah kemampuan peneliti dalam menganalisis dan melaporkan dalam bentuk tulisan tentang hasil penelitiannya.

21 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan) Konsep CSR sebenarnya bukan merupakan konsep baru dalam dunia bisnis, di tingkat internasional Philip Kotler telah mengungkapkan bahwa CSR hendaknya bukan merupakan aktivitas yang hanya merupakan kewajiban perusahaan secara formalitas kepada lingkungan sosialnya, namun CSR seharusnya merupakan sentuhan moralitas perusahaan terhadap lingkungan sosialnya sehingga CSR merupakan denyut nadi perusahaan (Ambadar, 2008: 33). Untuk mengetahui lebih jelas tentang CSR, berikut uraian tentang CSR Definisi Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan) Meskipun CSR telah menjadi isu global, akan tetapi belum ada suatu definisi tunggal dari CSR yang diterima secara global. Berikut ini definisi dari CSR atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan: 1. Pasal 1 butir 3 UU No. 40 Tahun 2007 mendefinisikan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagai komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. 9

22 10 2. Menurut Lely dan Siregar (2006), Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan klaim agar perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan pemegang saham (shareholder), tetapi juga untuk kemaslahatan pihak stakeholder dalam bisnis yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, LSM, konsumen dan lingkungan. 3. Menurut Teuku dan Imbuh (1997) dalam Kholis dan Maksum (2003), tanggung jawab sosial adalah kewajiban organisasi yang tidak hanya menyediakan barang dan jasa yang lebih baik bagi masyarakat tetapi juga mempertahankan kualitas lingkungan sosial maupun fisik dan juga memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan komunitas dimana mereka berada. Beragam definisi CSR di atas memiliki satu kesamaan bahwa CSR tidak bisa lepas dari kepentingan stakeholder dan shareholder perusahaan. Mereka adalah pemilik perusahaan, karyawan, masyarakat, negara dan lingkungan. Konsep inilah yang kemudian diterjemahkan sebagai triple bottom line oleh Elkington (1997) dalam Halimatusa'diah (2008) yaitu Profit, People dan Planet. Maksudnya, tujuan CSR harus mampu meningkatkan laba perusahaan, mensejahterakan karyawan dan masyarakat, sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan Tujuan dan Manfaat CSR (Corporate Social Responsibility) Belkaoui (2005) mengemukakan tujuan dari Corporate Social Responsibility adalah:

23 11 1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankannya atas dasar asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik. 2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial diantara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial. 3. Corporate Social Responsibility secara efektif adalah perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor. Sedangkan menurut Untung (2008:6), manfaat Corporate Social Responsibility bagi perusahaan antara lain, mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan, mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial, mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha, membuka peluang pasar yang lebih luas, mereduksi biaya misalnya terkait dampak pembuangan limbah, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, meningkatkan semangat dan produktifitas karyawan, dan peluang mendapatkan penghargaan. 2.2 Pengungkapan Perusahaan Definisi Pengungkapan Hendriksen dalam Irawan (2006) mendefinisikan pengungkapan (disclosure) sebagai penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal. Dalam arti sempit, pengungkapan mencakup hal-hal seperti pembahasan dan analisis manajemen, catatan kaki, dan

24 12 laporan pelengkap. Dalam arti luas, pengungkapan berkenaan dengan informasi yang disajikan baik dalam bentuk laporan keuangan maupun media komunikasi lainnya seperti: catatan kaki, peristiwa sesudah laporan keuangan, analisis manajemen mengenai operasi pada tahun yang akan datang, peramalan keuangan dan operasi dan laporan keuangan tambahan mengenai segmentasi disclosure dan informasi lain diluar historical cost. Pengungkapan (disclosure) menurut Ghozali (2007: ) apabila dikaitkan dengan data berarti memberikan data yang bermanfaat bagi yang memerlukan, sehingga tujuan dari pengungkapan dapat tercapai. Apabila pengungkapan dikaitkan dengan dengan laporan keuangan, maka diartikan bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai aktivitas usaha. Informasi yang diungkapkan harus lengkap, jelas, dan dapat menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi usaha Tujuan Pengungkapan Ghozali (2007: ) mengungkapkan bahwa beberapa tujuan dari pengungkapan adalah sebagai berikut: 1. Memberikan manfaat bagi investor, kreditur maupun pemakai lainnya dalam pengambilan keputusan. 2. Memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan. 3. Menyediakan informasi tentang hasil usaha (performa keuangan) perusahaan selama satu periode.

25 13 4. Meyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas. 5. Menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik. 6. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai dengan kepentingan pemilik. Belkoui (2005:338) mengemukakan beberapa tujuan pengungkapan antara lain: 1. Menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan. 2. Menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut. 3. Menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor dalam menentukan resiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan belum diakui. 4. Menyediakan informasi yang penting yang dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun. 5. Menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan kas keluar di masa mendatang. 6. Membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya. Dapat disimpulkan dari tujuan pengungkapan diatas, bahwa pokok dari tujuan pengungkapan adalah memberikan informasi bagi para pemakai informasi, baik berupa informasi keuangan maupun non keuangan.

26 Pengungkapan CSR (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan) Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan (Hackston dan Milne, 1996). Menurut Chariri dan Ghozali (2007), pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan. Belum ada standar jelas tentang bentuk dan isi pelaporan CSR sehingga elemen yang diungkap dalam laporan CSR masih menggunakan kebijakan masing-masing perusahaan. Kategori corporate social disclosure menurut William (1999) meliputi 5 (tema) yaitu (1) environment; (2) energy; (3) human resources and management; (4) products and customers; and (5) community sedangkan menurut Glouter dalam Utomo (2000) dalam Nurlela (2008) yang meliputi tema kemasyarakatan, ketenagakerjaan, produk dan konsumen, dan lingkungan hidup dengan uraian tema sebagai berikut: 1. Kemasyarakatan Tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya.

27 15 2. Ketenagakerjaan Tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi: rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan lainnya 3. Produk dan Konsumen Tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain kegunaan durability, pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya. 4. Lingkungan Hidup Tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan konservasi sumber daya alam. 2.4 Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Pengungkapan laporan keuangan merupakan suatu media pertanggung jawaban perusahaan kepada investor yang berguna untuk memudahkan pengambilan keputusan alokasi sumber daya ke usaha-usaha yang paling produktif. Hendrikson dan Brenda (2002), menyatakan bahwa pengungkapan dalam pelaporan keuangan dapat didefinisikan sebagai penyajian informasi yang diperlukan untuk mencapai operasi yang optimum di pasar modal yang efisien. Menurut Guthrie dan Parker (1990), pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan membangun,

28 16 mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis. Sedangkan menurut Purba (2008) dijelaskan bahwa bagi perseroan, penyusunan laporan tahunan wajib dilakukan setiap tahun. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.40 tahun 2007 pasal 66 ayat 2, laporan tahunan yang disampaikan harus memuat minimal elemen-elemen sebagai berikut: a. laporan keuangan; b. laporan kegiatan perusahaan; c. laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan; d. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan perusahaan; e. laporan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris; f. nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris; g. gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan komisaris Perseroan untuk tahun yang baru lampau. Seperti yang disebutkan pada butir c, yang berarti bahwa pengungkapan CSR (laporan pelaksanaan CSR) harus ada dalam laporan tahunan, karena laporan pelaksanaan CSR merupakan salah satu elemen yang minimal harus ada dalam laporan tahunan. 2.5 Sebelum UU No. 40 Tahun 2007 Undang-Undang (UU) No. 1 Tahun 1995 merupakan UU yang berlaku sebelum adanya UU No. 40 Tahun Dalam UU No. 1 Tahun 1995 tidak ada pasal yang menyebutkan tentang kewajiban melaksanakan CSR dan pelaporan

29 17 pelaksanaannya. CSR (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) merupakan istilah baru yang ditetapkan pemerintah sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan, hal tersebut sebagaimana yang tertera dalam matrik UU PT tentang Pokok-Pokok Perbedaan antara UU No. 1 Tahun 1995 dengan UU No. 40 Tahun 2007 yang disusun oleh Sie Infokum-Ditama Binbangkum BPK-RI yang menerangkan sebagai berikut: 1. Matrik perbandingan Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1995 dengan Pasal 1 UU No. 40 Tahun 2007 menerangkan bahwa a. Di dalam UU 40 terdapat pengertian yang baru seperti Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, dewan komisaris, Perseroan Publik, Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Pemisahan, Surat Tercatat, Surat Kabar, Hari. b. Menteri pada UU 40 adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan hak asasi manusia. 2. Matrik perbandingan Pasal 56 UU No. 1 Tahun 1995 dengan Pasal 66 UU No. 40 Tahun 2007 menerangkan bahwa Menurut ketentuan pasal ini, terdapat perbedaan mengenai jangka waktu bagi Direksi untuk menyampaikan laporan Keuangan. Menurut UU PT yang baru paling lambat 6 bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir, Perseroan harus segera menyampaikan laporan tahunan, sedangkan dalam UU PT yang lama jangka waktunya 5 bulan. Juga terdapat perbedaan mengenai istilah yang ada dalam laporan tahunan. Dalam UU PT yang baru digunakan istilah laporan keuangan, sedangkan dalam UU PT yang lama digunakan istilah perhitungan tahunan. Keduanya sama-sama disusun berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan, bedanya dalam

30 18 Perhitungan tahunan yang digunakan dalam UU PT yang lama, apabila ternyata dalam kenyataaannya perhitungan tahunan tersebut tidak dapat disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang ada maka Direksi Perseroan harus memberikan penjelasan beserta alasannya, sedangkan dalam UU baru tidak ada toleransi sehingga harus sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan. Juga terdapat perbedaan mengenai isi dari laporan tahunannya, dimana selain yang sudah diatur dalam UU PT yang lama, dalam UU PT yang baru ada penambahan materi yang dimuat dalam laporan tahunan yaitu laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dan laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku yang baru lampau. Selain itu dalam ketentuan UU PT yang baru juga diatur mengenai kewajiban dari Perseroan yang wajib diaudit untuk menyampaikan neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan kepada menteri sesuai ketentuan perundang-undangan. 3. Pada keterangan Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 menerangkan bahwa Pasal ini mengatur mengenai kewajiban Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Yang dimaksud dengan Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang sumber daya alam adalah Perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam, sedangkan Perseroan yang menjalankan kegiatan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan dengan sumber daya alam adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak menafaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan

31 19 usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam. Tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Disini juga diatur mengenai sanksi yang akan diberikan kepada Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban tersebut. Dalam UU No. 1 Tahun 1995 hal tersebut belum diatur. 2.6 UU No. 40 Tahun 2007 (Pasal 74 dan 66 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007) Pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang semula bersifat sukarela (karena tidak ada pasal yang menyebutkan dan mewajibkan pelaksanaan dan pelaporan CSR (UU No. 1 Tahun 1995)) gugur dan berubah menjadi sebuah kewajiban setelah disahkannya Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pada tanggal 16 Agustus Undang-undang tersebut tersusun atas 14 bab dan 161 pasal. Dimana salah satu dari 161 pasal tersebut adalah Pasal 74 yang mengatur tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan, pasal tersebut berbunyi sebagai berikut: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan

32 20 sebagai biaya Perseroan yang pelaksaaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tangung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. Ayat-ayat tersebut dijelaskan secara lebih mendetail dalam Penjelasan atas Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 sebagai berikut: Ayat (1) Ketentuan ini bertujuan untuk menciptakan hubungan Perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Yang dimaksud dengan Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam adalah Perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3)

33 21 Yang dimaksud dengan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang terkait. Ayat (4) Cukup jelas. Penjelasan dari Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 dengan jelas menerangkan bahwa Perseroan dalam hal ini adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Yang itu berarti bahwa adanya pertanggungjawaban terhadap sosial dan lingkungan perusahaan merupakan suatu kewajiban yang tidak lagi bersifat sukarela namun berubah sifat menjadi sebuah kewajiban. Tidak hanya melihat pada bisnis inti (core business) dari perusahaan, walaupun perusahaan tersebut tidak secara langsung melakukan eksploitasi sumber daya alam, tetapi selama kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam, maka perusahaan tersebut wajib melaksanakan tanggung jawab sosialnya (Widjaja dan Pratama, 2008). Wujud pelaksanaan CSR (Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan) tidak selalu sama antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Seperti yang di kemukakan oleh Gray, et al (1995); Williams (1999); Yusoff dan Lehman (2003), yang menyebutkan bahwa praktek pengungkapan informasi CSR bervariasi di antar waktu dan antar negara. Hal ini disebabkan isu-isu yang dipandang penting oleh satu negara mungkin akan menjadi kurang penting bagi negara lain.

34 22 Menurut Widjaja dan Pratama (2008) mengenai besarnya anggaran pelaksanaan CSR disebutkan bahwa pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran, yaitu dengan pengertian bahwa biayabiaya tersebut harus diatur besarnya sesuai dengan manfaat yang hendak dituju dari pelaksanaan CSR itu sendiri berdasarkan kemampuan keuangan perseroan dan potensi resiko dan besarnya tanggung jawab yang harus ditanggung oleh perseroan sesuai dengan kegiatan usahanya tersebut. Mengenai sanksi yang dikenakan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang terkait. Sanksi yang dikenakan bukan sanksi karena perusahaan tidak melaksanakan CSR menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas, melainkan sanksi yang karena perusahaan mengabaikan CSR sehingga perusahaan tersebut melanggar aturan-aturan terkait dibidang sosial dan lingkungan yang berlaku (Widjaja dan Pratama, 2008). Berbagai macam peraturan perundang-undangan terkait dengan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, seperti UU No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Kosumen, dan masih banyak lagi undangundang lain yang terkait. Sedangkan untuk pelaporan atau pengungkapan hasil pelaksanaannya seperti yang tercantum pada ayat 2 Pasal 66 UU No. 40 Tahun 2007, dilaporkan dalam bentuk laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan

35 23 lingkungan yang minimal disyaratkan harus ada dalam laporan tahunan perseroan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

36 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006). Adapun objek penelitian ini adalah laporan tahunan yang konsisten disusun oleh perusahaan manufaktur yang listing di BEI (Bursa Efek Indonesia) secara berturut-turut dari tahun 2006 sampai tahun Mengingat bahwa UU No. 40 Tahun 2007 disahkan pada tanggal 16 Agustus 2007, untuk itu laporan tahunan yang digunakan adalah laporan tahunan tahun 2006 sebagai objek yang diukur sebelum adanya UU No. 40 Tahun 2007 dan laporan tahunan tahun 2007 dan 2008 sebagai objek yang diukur sesudah adanya UU No. 40 Tahun 2007, dengan alasan bahwa UU No. 40 disahkan pada bulan Agustus tahun 2007 sehingga pada tahun 2007 UU tersebut baru berumur 4,5 bulan, sehingga kemungkinan besar banyak perusahaan yang belum siap melaksanakan kewajiban pengungkapan tersebut. Untuk itu digunakan juga laporan tahunan tahun 2008 sebagai objek penelitian (objek pembanding). 3.2 Sumber dan Jenis Data Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan 25

37 25 datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data, sedangkan isi catatan variabel penelitian (Arikunto, 2006). Jadi sumber data dalam penelitian ini adalah catatan, yang berupa catatan (data) dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory) tentang perusahaan manufaktur yang listing di BEI berturut-turut dari tahun , serta catatan dari BEI berupa laporan tahunan perusahaan manufaktur dari tahun yang diperoleh dari pojok BEI UNDIP (Jl. Prof. Soedharto, SH No. 1 Tembalang-Semarang) serta beberapa di unduh dari Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya biro statistik, majalah, keterangan-keterangan atau publikasi lainya (Marzuki, 2005:56). Data yang diperoleh tidak secara langsung dari perusahaan namun melalui BEI yang diunduh lewat website dan pojok BEI UNDIP serta dengan menggunakan data penunjang berupa ICMD (Indonesian Capital Market Directory) dan buku-buku yang berhubungan dengan penulisan Tugas Akhir ini. Data yang digunakan, dikumpulkan dan diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi dan studi pustaka.

38 Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006). Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa data-data tentang perusahaan manufaktur yang listing di BEI secara berturut-turut dari tahun 2006 sampai tahun 2008 serta laporan tahunan yang mereka susun, data tersebut diperoleh melalui pojok BEI UNDIP. 2. Studi Pustaka Studi pustaka yaitu dengan cara mencari dan mengumpulkan data, hal ini dilakukan dengan membaca serta mempelajari buku literatur. Studi pustaka pada penelitian ini dilakukan dengan membaca literatur berupa ICMD (Indonesian Capital Market Directory) di perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro (Jl. Prof. Soedharto, SH No. 1 Tembalang-Semarang). 3.4 Metode Analisis Data Teknik Penyajian Data Untuk mencapai tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan dengan penyusunan Tugas Akhir ini, dan untuk diperoleh kesimpulan maka data yang telah dikumpulkan akan dianalisis. Pemilihan data adalah mengelompokan datadata sesuai kriteria masing-masing yang dibutuhkan dalam penelitian. Penyajian

39 27 data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif karena berusaha mengukur kuantitas (jumlah) pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan untuk kemudian dari hasil pengukuran tersebut akan dijadikan sebagai informasi dari segi kualitas yaitu kualitas ketaatan perusahaan, dengan cara melihat seberapa banyak perusahaan yang telah mengungkapkan CSR dalam laporan tahunannya Teknik Analisis Data Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan metode analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode analisis deskriptif prosentase. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya nilai yang diperoleh dari masing-masing variabel dan sekaligus untuk menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Dengan rumus sebagai berikut: P = Keterangan: P F N : Prosentase pengungkapan CSR : Frekuensi pengungkapan CSR : Jumlah subjek penelitian (Laporan Tahunan) Setelah hasil hitung diketahui, langkah selanjutnya angka tersebut diinterpretasikan dengan parameter penafsiran nilai prosentase (kategori) sebagai berikut: 0% : tidak ada satu pun 1-25% : sebagian kecil 26-49% : hampir setengahnya

40 28 50% : setengahnya 51-75% : sebagian besar 76-99% : pada umumnya 100% : seluruhnya (Aziz; 2009) Menurut Arikunto (1986), mengukur (measurement) adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran dan biasanya bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai (evaluation) adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (kualitatif). Untuk mengetahui (mengukur) jumlah perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR, kriteria-kriteria awal yang terlebih dahulu harus dipenuhi adalah: 1. Perusahaan tersebut adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI secara berturut-turut dari tahun , dan 2. Perusahaan manufaktur yang listing di BEI secara berturut-turut tersebut (poin 1) merupakan perusahaan yang menyusun laporan tahunan secara konsisten dari tahun Setelah diperoleh objek penelitian dengan kriteria di atas maka untuk tiap tahun akan dihitung jumlah total perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR dengan melihat laporan tahunan masing-masing perusahaan. Hasil perhitungan tiap tahun tersebut kemudian diprosentase dan dikelompokan sesuai kategori yang sudah ada. Sehingga diketahui prosentase tersebut masuk dalam kategori yang mana.

41 29 Melihat dari hasil penggolongan, termasuk dalam kategori mana, maka akan dapat disimpulkan apakah dari tahun 2006 ke tahun 2007 terjadi peningkatan ataukah tidak, kemudian dari tahun 2007 ke tahun 2008, apakah terjadi peningkatan juga ataukah tidak, sehingga dapat dibandingkan apakah dari tahun ke tahun (antara sebelum dengan sesudah) terjadi perubahan ataukah tidak, serta seberapa besar jika terjadi perubahan.

42 30 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah laporan tahunan yang konsisten disusun oleh perusahaan manufaktur yang listing di BEI (Bursa Efek Indonesia) secara berturut-turut dari tahun 2006 sampai tahun Berikut daftar perusahaan manufaktur yang listing di BEI secara berturut-turut dari tahun : Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI secara Berturut-turut dari Tahun No. Jenis Usaha Nama perusahaan 1. Food and Beverages 1 PT Ades Waters Indonesia Tbk 2 PT Aqua Golde Mississippi Tbk 3 PT Cahaya Kalbar Tbk 4 PT Davomas Abadi Tbk 5 PT Delta Djakarta Tbk 6 PT Fast Food Indonesia Tbk 7 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 8 PT Mayora Indah Tbk 9 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 10 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk 11 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 12 PT Sekar Laut Tbk 13 PT Siantar Top Tbk 14 PT Sierad Produce Tbk 15 PT SMART Tbk 16 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 17 PT Tunas Baru Lampung Tbk 18 PT Ultra Jaya Milk Tbk 2. Tobacco Manufacturers 30

43 19 PT BAT Indonesia Tbk 20 PT Bentoel International Investama Tbk 21 PT Gudang Garam Tbk 22 PT HM Sampoerna 3. Textile Mill Products 23 PT Argo Pantes Tbk 24 PT Century Textile Industry Tbk 25 PT Eratex Djaja Tbk 26 PT Panasia Filament Inti Tbk 27 PT Panasia Indosyntec Tbk 28 PT Roda Vivatex Tbk 29 PT Sunson Textile Manufacture Tbk 30 PT Texmaco Jaya Tbk 31 PT TIFICO Tbk 4. Apparel and Other Textile Products 32 PT APAC Citra Centertex Tbk 33 PT Delta Dunia Petroindo Tbk 34 PT Evershine Textile Industry Tbk 35 PT Fortune Mate Indonesia Tbk 36 PT Hanson International Tbk 37 PT Indo Acidatama Tbk 38 PT Indorama Syntetics Tbk 39 PT Karwell Indonesia Tbk 40 PT Pan Brothers Tex Tbk 41 PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk 42 PT Ricky Putra Globalindo Tbk 43 PT Sepatu Bata Tbk 44 PT Surya Intrindo Makmur Tbk 5. Lumber and Wood Products 45 PT Barito Pacific Timber Tbk 46 PT Daya Sakti Unggul Corporation Tbk 47 PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk 48 PT Tirta Mahakam Resources Tbk 6. Paper and Allied Products 49 PT Fajar Surya Wisesa Tbk 50 PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 51 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 52 PT Suparma Tbk 31

44 53 PT Surabaya Agung Industry PulpTbk 7. Chemical and Allied Products 54 PT AKR Corporindo Tbk 55 PT Budi Acid Jaya Tbk 56 PT Colorpak Indonesia Tbk 57 PT Eterindo Wahanatama Tbk 58 PT Lautan Luas Tbk 59 PT Polysindo Eka Perkasa Tbk 60 PT Sorini Agro Asia Corporation Tbk 61 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 8. Adhesive 62 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk 63 PT Ekadharma Internatioanla Tbk 64 PT Intan Wijaya International Tbk 65 PT Resource Alam Indonesia Tbk 9. Plastics and Glass Products 66 PT Aneka Kemasindo Utama Tbk 67 PT Argha Karya Prima Industry Tbk 68 PT Asahimas Flat Glass Tbk 69 PT Asiaplast Industries Tbk 70 PT Berlina Tbk 71 PT Dynaplast Tbk 72 PT Kageo Igar Jaya Tbk 73 PT Langgeng Makmur Industry Tbk 74 PT Lapindo International Tbk 75 PT Siwani Makmur Tbk 76 PT Trias Sentosa Tbk 10. Cement 77 PT Holcim Indonesia Tbk 78 PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk 79 PT Semen Gresik Tbk 11. Metal and Allied Products 80 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 81 PT Betonjaya Manunggal Tbk 82 PT Citra Tubindo Tbk 83 PT Indal Aluminium Industry Tbk 84 PT Jakarta Kyoei Steel Tbk 32

45 85 PT Jaya Pari Steel Tbk 86 PT LionESH Prima Tbk 87 PT Lion Metal Works Tbk 88 PT Pelangi Indah Canindo Tbk 89 PT Tembaga Mulia Semanan Tbk 90 PT Tira Austenite Tbk 12. Fabricated Metal Products 91 PT Kedaung Indah Can Tbk 92 PT Kedawung Setia Industrial Tbk 13. Stone, Clay, Glass and Concrete Products 93 PT Arwana Citramulia Tbk 94 PT Inti Keramik Alamasri Industri Tbk 95 PT Mulia Industrindo Tbk 96 PT Surya Toto Indonesia Tbk 14. Cable 97 PT GT Kabel Indonesia Tbk 98 PT Jembo Cable Company Tbk 99 PT Kabelindo Murni Tbk 100 PT Sucaco Tbk 101 PT Sumi Indo Kabel Tbk 102 PT Voksel Electric Tbk 15. Electronics and Office Equipment 103 PT Astra Graphia Tbk 104 PT Metrodata Electronics Tbk 105 PT Multipolar Corporation Tbk 16. Automotive and Allied Products 106 PT Astra International Tbk 107 PT Astra Otoparts Tbk 108 PT Branta Mulia Tbk 109 PT Gajah Tunggal Tbk 110 PT Goodyear Indonesia Tbk 111 PT Hexindo Adiperkasa Tbk 112 PT Indomobil Sukses International Tbk 113 PT Indo Spring Tbk 114 PT Intraco Penta Tbk 115 PT Multi Prima Sejahtera Tbk 33

46 PT Multi Strada Arah Sarana Tbk 117 PT Nipress Tbk 118 PT Polycem Indonesia Tbk 119 PT Prima Alloy Steel Tbk PT Sanex Qianjiang Motor International 120 Tbk 121 PT Slamet Sempurna Tbk 122 PT Sugi Sama Persada Tbk 123 PT Tunas Ridean Tbk 124 PT United Tractors Tbk 17. Photographic Equipment 125 PT Inter Delta Tbk 126 PT Modern Photo Film Company Tbk 127 PT Perdana Bangun Pusaka Tbk 18. Pharmaceuticals 128 PT Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk 129 PT Darya-Varialaboratoria Tbk 130 PT Indofarma Tbk 131 PT Kalbe Farma Tbk 132 PT Kimia Farma Tbk 133 PT Merck Tbk 134 PT Pyridam Farma Tbk 135 PT Schering Plough Indonesia Tbk 136 PT Tempo Scan Pacific Tbk 19. Consumer Goods 137 PT Mandom Indonesia Tbk 138 PT Mustika Ratu Tbk 139 PT Unilever Indonesia Tbk Sumber: ICMD 2006, 2007, dari 139 perusahaan manufaktur yang listing di BEI secara berturut-turut tersebut, berdasarkan data dari BEI (dari Pojok BEI UNDIP) didapat sebanyak 30 perusahaan yang konsisten menyusun laporan tahunan secara berturut-turut dari tahun , perusahaan tersebut adalah:

Daftar Perusahaan Sampel. No Nama Perusahaan Jenis Industri. 1 PT. Astra Graphia, Tbk Elektronik & Elektrik

Daftar Perusahaan Sampel. No Nama Perusahaan Jenis Industri. 1 PT. Astra Graphia, Tbk Elektronik & Elektrik 68 Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel No Nama Perusahaan Jenis Industri 1 PT. Astra Graphia, Tbk Elektronik & Elektrik 2 PT. Multipolar, Tbk Elektronik & Elektrik 3 PT. Metrodata Electronics, Tbk Elektronik

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Daftar Perusahaan yang Memiliki Persentase Tertinggi Angggota Komite. Audit yang Berpendidikan dan Ahli di Bidang Akuntansi dan/atau

LAMPIRAN 1. Daftar Perusahaan yang Memiliki Persentase Tertinggi Angggota Komite. Audit yang Berpendidikan dan Ahli di Bidang Akuntansi dan/atau LAMPIRAN 70 71 LAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan yang Memiliki Persentase Tertinggi Angggota Komite Audit yang Berpendidikan dan Ahli di Bidang Akuntansi dan/atau Keuangan No Nama Perusahaan Tahun 1 Indocement

Lebih terperinci

Daftar Populasi dan Perusahaan Sampel

Daftar Populasi dan Perusahaan Sampel Lampiran 1 Daftar Populasi dan Perusahaan Sampel No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 4-1 ADES ADES ALFINDO PUTRASETIA X - 2 ADMG POLYCHEM INDONESIA x X x - 3 AKKU ANEKA KEMASINDO UTAMA x X x

Lebih terperinci

Tabel II.1 Penelitian Mengenai Tindakan Perataan Laba di Pasar Modal Indonesia

Tabel II.1 Penelitian Mengenai Tindakan Perataan Laba di Pasar Modal Indonesia L1 Tabel II.1 Penelitian Mengenai Tindakan Perataan Laba di Pasar Modal Indonesia Peneliti, Tahun Permasalahan Sampel Metodologi Hasil Anna Suzanti Meneliti apakah ada pengaruh 130 perusahaan Teknik analisis

Lebih terperinci

pembuatan produk. Sebuah perusahaan induk dikatakan perusahaan manufaktur apabila ada tahapan input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu

pembuatan produk. Sebuah perusahaan induk dikatakan perusahaan manufaktur apabila ada tahapan input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1 Sejarah Perusahaan Manufaktur di Indonesia Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk. Sebuah perusahaan induk dikatakan perusahaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan no perusahaan 1 PT. Alakasa Industrindo Tbk. 2 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk. 3 PT. Apac Citra Centertex Tbk. 4 PT. Aqua Golden Mississipi Tbk. 5 PT. Argo Pantes

Lebih terperinci

Lampiran 1 Perusahaan Manufaktur yang Listing Tahun

Lampiran 1 Perusahaan Manufaktur yang Listing Tahun Lampiran 1 No Nama Perusahaan Segmen Industri 1 PT. Aqua Golden Mississippi Tbk Food And Beverages 2 PT. Fast Food Indonesia Tbk Food And Beverages 3 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Food And Beverages 4

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. adalah sebagai berikut: laporan keuangan perusahaan, meliputi neraca

BAB IV ANALISIS DATA. saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. adalah sebagai berikut: laporan keuangan perusahaan, meliputi neraca 43 BAB IV ANALISIS DATA Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dimulai bulan Oktober 2010 dan lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 52 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sejarah Bursa Efek Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Belanda di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1912

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DAN INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 3 GAMBARAN UMUM BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DAN INDUSTRI MANUFAKTUR 35 BAB 3 GAMBARAN UMUM BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DAN INDUSTRI MANUFAKTUR 3.1. Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sejarah Bursa Efek Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Belanda di Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun

Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 79 80 Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2007-2010 NO. NAMA PERUSAHAAN KODE 1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA 2 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. ALMI 3 PT Asahimas Flat

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. DATA DIRI DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Irine. Stephanie. Arjowo NIM : 232009030 Tempat/Tgl. Lahir : Grobogan, 15 Maret 1991 Alamat : Jl. Honggokusuman 67, Kuwu (Purwodadi-Grobogan) E-mail : irine.stephanie@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Penelitian ini menguji pengaruh utang terhadap kualitas laba pada perusahaan

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Penelitian ini menguji pengaruh utang terhadap kualitas laba pada perusahaan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh utang terhadap kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar secara berturut-turut di BEI dari tahun 2006 sampai 2010. Kualitas laba

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua perusahaan yang go public terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) harus melapor dan memperlihatkan hasil audit independen atas laporan keuangan perusahaannya untuk bisa dibaca

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Kode Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Selama Tahun 2008-2008 FOOD & BEVERAGES 1 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 2 FAST PT Fast Food

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Perusahaan manufaktur merupakan populasi pada penelitian ini. Periode

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Perusahaan manufaktur merupakan populasi pada penelitian ini. Periode digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Perusahaan manufaktur merupakan populasi pada penelitian ini. Periode pengamatan mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agus R Sartono Manajemen Keuangan, Edisi ketiga, BPFE, Algifari Analisis Teori Regresi:Teori Kasus Dan Solusi, BPFE,

DAFTAR PUSTAKA. Agus R Sartono Manajemen Keuangan, Edisi ketiga, BPFE, Algifari Analisis Teori Regresi:Teori Kasus Dan Solusi, BPFE, DAFTAR PUSTAKA Agus R Sartono. 1998. Manajemen Keuangan, Edisi ketiga, BPFE, Yogyakarta. Algifari. 2000. Analisis Teori Regresi:Teori Kasus Dan Solusi, BPFE, Yogyakarta. Bambang Riyanto. 1995. Dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Fenomena penundaan audit atau yang dikenal dengan istilah audit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Fenomena penundaan audit atau yang dikenal dengan istilah audit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penundaan audit atau yang dikenal dengan istilah audit delay, tidak henti-hentinya dialami perusahaan maupun dilakukan akuntan publik, sehingga

Lebih terperinci

Grey Area (1,1 s/d 2,6). Hal ini menunjukkan bahwa industri ini secara keseluruhan berada

Grey Area (1,1 s/d 2,6). Hal ini menunjukkan bahwa industri ini secara keseluruhan berada BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut : 5.1.1 Perkembangan Tingkat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. 20 BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1. Objek Penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. 1.2. Populasi dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Penelitian ini menguji pengaruh model prediksi kebangkrutan, opinion

BAB V KESIMPULAN. Penelitian ini menguji pengaruh model prediksi kebangkrutan, opinion BAB V KESIMPULAN V.1. Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh model prediksi kebangkrutan, opinion shopping, dan reputasi KAP terhadap pemberian opini audit going concern yang dilakukan oleh auditor.

Lebih terperinci

Populasi dan sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

Populasi dan sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang 28 BAB HI 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian METODE PENELITIAN Populasi dan sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Jakarta. 3.2. Pemilihan dan Tekhnik Penarikan Sampel

Lebih terperinci

BAB V. SIMPULAN dan SARAN. memanipulasi aktivitas riil melalui arus kas operasi dan biaya diskresioner. Dari

BAB V. SIMPULAN dan SARAN. memanipulasi aktivitas riil melalui arus kas operasi dan biaya diskresioner. Dari BAB V SIMPULAN dan SARAN V.. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara khusus,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1. Teknik Pengumpulan Sampel Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data panel. Penelitian ini menggunakan data berupa laporan keuangan kuartal emiten serta

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian A. Gambaran Data Penelitian Data dan riset dalam penelitian ini diambil dari Pojok Bursa Efek Indonesia dan Valbury Asia Securities yang berada di gedung A lantai 2 Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Populasi Perusahaan Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

Lampiran 1. Populasi Perusahaan Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 95 Lampiran 1. Populasi Perusahaan Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 2013 No. Populasi Penelitian 1 Holcim Indonesia Tbk. 2 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 3 Semen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha

BAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor menginvestasikan dana bertujuan memaksimumkan kekayaannya yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha memaksimumkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I TABEL PERUBAHAN DAR. PERUSAHAAN Aqua golden missisippi

LAMPIRAN I TABEL PERUBAHAN DAR. PERUSAHAAN Aqua golden missisippi LAMPIRAN I TABEL PERUBAHAN DAR PERUSAHAAN 2006 2007 2008 2009 Aqua golden missisippi -0.02326 0-0.02381 0.02439 Astra internasional -0.07407 0.125 0-0.1 Astra otoparts -0.08571-0.07895-0.0625-0.1 Sepatu

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 47 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Pengertian Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk. Sebuah perusahaan bisa dikatakan perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Data Identitas Perusahaan Sampel. 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk. 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk

LAMPIRAN. Data Identitas Perusahaan Sampel. 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk. 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk LAMPIRAN Data Identitas Perusahaan Sampel NO KODE NAMA EMITEN 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 FAST PT Fastfood Indonesia Tbk 3 MYOR PT Mayora Indah Tbk 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Rancangan penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode deskriptif, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Rancangan penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode deskriptif, yaitu Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 212. 21-5663232 ext.8335 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel yang menjadi perhatian peneliti.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel yang menjadi perhatian peneliti. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian tersebut adalah pelaporan laba/rugi perusahaan, ukuran perusahaan,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 107 DAFTAR PUSTAKA Altia,Shinta Widosar. Rahardja.2012. Analisis factor - faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008 2010. DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA

DAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA Lampiran 1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA THN No Kode Perusahaan Y X1 X2 X3 2011 1 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 3.98914427 0.59677419 0.0106 0.510 2 SMCB PT.

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran i Populasi Penelitian Kriteria Company

LAMPIRAN Lampiran i Populasi Penelitian Kriteria Company LAMPIRAN Lampiran i Populasi Penelitian Kriteria No Company 1 2 3 Sampel 1 PT. Holcim Indonesia Tbk V V _ 2 PT. Indocement Tunggal Prakasa V V V 1 3 PT. Semen Gresik (Persero) Tbk V V V 2 4 PT. Arwana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak Indonesia dilanda krisis ekonomi berkepanjangan, perubahan pada setiap bidang kehidupan semakin terasa, terutama dalam lingkungan dunia usaha. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pojok Bursa Efek Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang B. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja keuangan perusahaan menentukan efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja keuangan perusahaan menentukan efektifitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penilaian kinerja keuangan perusahaan menentukan efektifitas operasional, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang

BAB I PENDAHULUAN. satunya menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diharuskan menaati ketentuan yang telah ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal, yaitu salah satunya menyampaikan

Lebih terperinci

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Oleh : Toni Wahyu Satrio Hutomo 0812010106

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk memperoleh laba yang optimal dan menjamin

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI. Populasi perusahaan adalah perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas, sehingga modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan.

membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas, sehingga modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama perusahaan masih beroperasi, modal selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas, sehingga modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman Corporate Social Responsibility (CSR) dengan 3P yaitu profit, people dan planet, pengertian ini karena bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, perusahaan atau business merupakan suatu organisasi atau lembaga dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja dikelola

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. selama pelaksanaan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam bab ini meliputi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. selama pelaksanaan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam bab ini meliputi BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan hasil analisis terhadap data yang telah terkumpul selama pelaksanaan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam bab ini meliputi analisis statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis, dalam penelitian ini adalah Pojok BEI dan Gallery VAS Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada sektor manufaktur dengan mengambil data di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada sektor manufaktur dengan mengambil data di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan pada sektor manufaktur dengan mengambil data di PT. Bursa Efek Indonesia, tepatnya pada Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel NO Kode Perusahaan Nama Perusahaan 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 3 DLTA Delta Djakarta Tbk 4 FAST Fast Food Indonesia Tbk 5 INDF Indofood

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin masih kurang populer di kalangan pelaku bisnis di Indonesia. Namun, tidak berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan dewasa ini telah banyak dirasakan dampak paham ekonomi kapitalis. Banyak perusahaan yang dalam kegiatannya

Lebih terperinci

DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN SUKARELA. 1. Informasi yang merinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan yang

DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN SUKARELA. 1. Informasi yang merinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan yang DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN SUKARELA 1. Informasi yang merinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan yang dapat meliputi gaji atau upah, tunjangan, dan pemotongan. 2. Informasi mengenai nilai tambah, dapat

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi

Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi No Emiten Nama Emiten Tanggal Berdiri Tanggal Listing 1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 6 Maret 1985 13 Juni 1994 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modal kerja merupakan dana pada aktiva lancar suatu perusahaan untuk kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan dana kembali

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian, unit analisis, horizon waktu, skala pengukuran dan metode pengujian data

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SAMPEL PERUSAHAAN

LAMPIRAN 1 SAMPEL PERUSAHAAN LAMPIRAN 1 SAMPEL PERUSAHAAN Lampiran Sampel Perusahaan TAHUN Nama perusahaan Kode perusahaan 2013 PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk ASII 2013 PT ASTRA OTOPARTS Tbk AUTO 2013 PT Indospring TBK INDS 2013 PT Berlina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) merupakan bagian penting dari strategi bisnis berkelanjutan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA Yusralaini, Hardi, Septi Dwiani Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang muncul dalam kegiatan usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar yang memperjualbelikan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan Sampel Manufaktur. No. Kode Nama Perusahaan

Daftar Perusahaan Sampel Manufaktur. No. Kode Nama Perusahaan Lampiran i Daftar Perusahaan Sampel Manufaktur No. Kode Nama Perusahaan Sampel 1 ADES PT Ades Waters Indonesia 2 AQUA PT Aqua Golden Mississipi 1 3 CEKA PT Cahaya Kalbar 4 DAVO PT DavomasAbadi 5 DLTA PT

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian 20 BAB III Metode Penelitian 3.1 Data Penelitian Sumber data dipeoleh dari data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan industri manufaktur selama periode 2007-2010. Data-data tersebut berasala dari situs

Lebih terperinci

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 132. Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.069. Positive.060. Negative -.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 132. Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.069. Positive.060. Negative -. LAMPIRAN ampiran 1 UJI NORMALITAS Npar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 132 Normal Parameters a..b Mean.0000000 Std. Deviation.79054310 Most Extreme Differences Absolute.069

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat banyaknya perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi, karena

Lebih terperinci

2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA IND USTRI YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA

2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA IND USTRI YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur saat ini menyebabkan semakin pesatnya laju perekonomian dan meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan oleh : CANDRA PUSPITA /FE/EA. Kepada

SKRIPSI. Diajukan oleh : CANDRA PUSPITA /FE/EA. Kepada ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (FOOD AND BEVERAGE) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE (2005-2008) SKRIPSI Diajukan oleh : CANDRA PUSPITA 0513010279/FE/EA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya alam baik secara langsung maupun tidak langsung tentu memberikan dampak pada lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri yang

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Sampel Perusahaan

Lampiran 1 Data Sampel Perusahaan Lampiran 1 Data Sampel Perusahaan No Perusahaan Nama Perusahaan 1 ADES PT Akasha Wira Inernational Tbk 2 ALKA PT Alaska Industrindo Tbk 3 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 4 AMFG PT Asahimas Flat

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN

LAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN LAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN No Kode Nama Perusahaan Sub Sektor 1 ASII Astra Internasional Tbk. Otomotif & Komponen 2 AUTO Astra Otoparts Tbk. Otomotif & Komponen 3 BATA Sepatu Bata Tbk. Alas Kaki 4 BRAM

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan pasar, perusahaan harus secara serius dan terbuka memperhatikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

NO SINGKATAN NAMA PERUSAHAAN JENIS USAHA/ INDUSTRI

NO SINGKATAN NAMA PERUSAHAAN JENIS USAHA/ INDUSTRI DAFTAR LAMPIRAN 1 Lampiran 1 : Daftar Nama Sampel Perusahaan Terseleksi NO SINGKATAN NAMA PERUSAHAAN JENIS USAHA/ INDUSTRI 1 ADES ADES (Akasha Wira International Tbk) Makanan & Minuman 2 AKPI AKPI (Argha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjaga eksistensinya di dunia bisnis, perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan harmonisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan diikuti oleh perkembangan perusahaan-perusahaan yang melakukan operasi bisnis dalam negara tersebut. Perusahaan dalam

Lebih terperinci

No Keterangan Jumlah. 1 Jumlah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

No Keterangan Jumlah. 1 Jumlah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Lampiran 1: Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah 1 Jumlah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2011 2 Jumlah Perusahaan Manufaktur yang tidak memiliki kepemilikian

Lebih terperinci

1 ADES PT Akasha Wira International Tbk. 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 3 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk

1 ADES PT Akasha Wira International Tbk. 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 3 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk Lampiran 1. Nama Perusahaan Sampel No Perusahaan 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk 4 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia usaha tidak hanya memperhatikan informasi laporan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting lainnya yaitu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel Populasi Penelitian. Kriteria ADES PT Ades Waters Indonesia v v -

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel Populasi Penelitian. Kriteria ADES PT Ades Waters Indonesia v v - LAMPIRAN Populasi dan Sampel Populasi Penelitian NO KODE NAMA EMITEN Kriteria 1 2 3 1 ADES PT Ades Waters Indonesia v v - Lampiran i Sampel 2 AQUA PT Aqua Golden Missisipi, v v v 1 3 CEKA PT Cahaya Kalbar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena yang sedang berkembang dewasa ini menuntut perubahan tatanan kehidupan baru dalam berbagai bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. Kecenderungan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Menurut PSAK No.1 tujuan laporan keuangan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Menurut PSAK No.1 tujuan laporan keuangan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Menurut PSAK No.1 tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

Lebih terperinci

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan tahunan merupakan sarana dokumentasi yang diberikan perusahaan sebagai alat informasi dan komukasi antara perusahaan dengan stakeholder. Laporan tahunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu entitas bisnis, sebuah perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Tujuan tersebut terkadang menyebabkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. penelitian terdahulu, penelitian ini berusaha mencari pengaruh transaksi antara

BAB V KESIMPULAN. penelitian terdahulu, penelitian ini berusaha mencari pengaruh transaksi antara BAB V KESIMPULA 5.1. Kesimpulan Berdasarkan teori akuntansi keuangan serta fakta yang terjadi dan penelitian terdahulu, penelitian ini berusaha mencari pengaruh transaksi antara pihak yang memiliki hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang melakukan aktivitas dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis saat ini mengharuskan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis saat ini mengharuskan perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis saat ini mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh ke depan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dan emiten yang membutuhkan dana, baik dana jangka menengah

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dan emiten yang membutuhkan dana, baik dana jangka menengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu sistem keuangan yang kegiatannya meliputi penjualan dan pembelian berbagai instrumen keuangan, dimana calon pemodal (investor) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya persaingan yang kompetitif di pasar saat ini, tidaklah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya persaingan yang kompetitif di pasar saat ini, tidaklah dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dengan adanya persaingan yang kompetitif di pasar saat ini, tidaklah dapat diterima bila sebuah bisnis hanya mementingkan untuk kebutuhannya sendiri agar mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah di Pojok Bursa Universitas Mercu Buana. Lokasi penelitian dipilih karena diangggap

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran A Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian No Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 1 Astra Agro Lestari 1 2 Arwana Citra Mulia - 3 Argha Karya Prima Ind - - 4 Polychem Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Checklist Luas Pengungkapan Sukarela

Lampiran 1. Checklist Luas Pengungkapan Sukarela Lampiran 1. Checklist Luas Pengungkapan Sukarela No. Item 1. Informasi Umum Perusahaan (Informasi Strategis) Pernyataan misi Pengenalan Singkat Histori Perusahaan Cuplikan statement keuangan 2 tahun kebelakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap perusahaan dalam mewujudkan peran aktif perusahaan dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa (BEI). Obyek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara investor dengan perusahaan yang dilakukan melalui perdagangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. antara investor dengan perusahaan yang dilakukan melalui perdagangan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat. Bisnis investasi akan menjadi semakin kompleks dan diikuti dengan tingkat persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menjelaskan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana atau media informasi bagi para stakeholders. Dengan diterbitkannya laporan keuangan dapat memberikan informasi tentang kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia atau BEI (dulu BEJ=Bursa Efek Jakarta) diklasifikasikan kedalam 9 sektor yang didasarkan oleh

Lebih terperinci