II. LANDASAN TEORI. penting karena buku teks memberikan dua hal sekaligus yaitu menyediakan materi
|
|
- Surya Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II. LANDASAN TEORI Di antara ragam jenis buku, salah satu jenis buku yang paling penting dan fungsional bagi para pelajar adalah buku teks. Setiap mata pelajaran seharusnya ditunjang oleh minimal satu buku teks. Dengan buku, pelaksanaan pendidikan dapat lebih lancar. Dalam dunia pendidikan, buku teks merupakan sarana yang pokok untuk keberhasilan pembelajaran. Seorang guru erat kaitannya dengan buku teks. Penggunaan buku teks dalam pembelajaran merupakan hal yang penting karena buku teks memberikan dua hal sekaligus yaitu menyediakan materi pelajaran yang akan diajarkan serta mengurutkan materi tersebut dengan sistematis. Dalam pembelajaran di kelas guru tidak lepas dari buku yang digunakan sebagai sumber dan media pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien melalui sarana buku teks. Siswa pun dalam mengikuti kegiatan belajar akan dapat maksimal dengan menggunakan buku teks. Keberhasilan pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh penyediaan buku teks yang berkualitas. Buku teks sebagai buku pendukung dalam pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting yaitu karena guru menggunakan buku teks tersebut sebagai acuan dalam membelajarkan materi. Jika kualitas buku teks yang digunakan oleh guru di sekolah baik, besar kemungkinan kualitas pembelajaran
2 10 yang dilakukan akan baik. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat mempertimbangkan buku yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. 2.1 Hakikat Buku Teks Banyak para pakar yang mendefinisikan pengertian dari buku teks. Definisi para pakar tersebut menyatakan Buku teks adalah rekaman pikiran rasional yang disusun untuk maksud-maksud dan tujuan-tujuan instruksional (Hall Quest dalam Tarigan, 2009: 12). Bacon (dikutip Tarigan, 2009: 12) mengatakan bahwa buku teks adalah buku yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi. Berbeda dengan Buckingham (dikutip Tarigan, 2009: 12) mengatakan bahwa buku teks adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran. Selain ketiga definisi di atas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Dari beberapa definisi tersebut, di dalam buku Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia (Tarigan, 2009: 13 14) disimpulkan bahwa buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang
3 11 disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud dan tujuan-tujuan intruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran. 2.2 Fungsi Buku Teks Penyusunan buku teks dalam upaya pengembangan pembelajaran di sekolah tidaklah disusun tanpa fungsi yang jelas. Fungsi dan peranan buku teks itu adalah sebagai berikut. 1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan. 2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana keterampilanketerampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya. 3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi. 4. Metode dan sarana penyajian bahan dalam buku teks harus memenuhi syaratsyarat tertentu, misalnya harus menarik, menantang, merangsang, bervariasi sehingga siswa benar-benar termotivasi untuk mempelajari buku teks tersebut. 5. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.
4 12 6. Sumber atau alat evaluasi dan pengajaran remidial yang serasi dan tepat guna. (Green dan Petty dalam Tarigan 2009: 17). 2.3 Kurikulum 2013 Kurikulum merupakan bahan tertulis yang berisi segala kegiatan dan pengalaman belajar, berbagai strategi pembelajaran, alat-alat pembelajaran, dan teknik-teknik penilaian yang diprogramkan dan dilaksanakan secara bersistem oleh suatu lembaga pendidikan dengan maksud untuk mencapai pendidikan tertentu (Husen, 1997: 6). Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahanperubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya. Kurikulum juga dapat mengalami perubahan bila terdapat pendirian baru mengenai proses belajar, sehingga timbul bentuk-bentuk kurikulum. Perubahan kurikulum itu berkaitan dengan perubahan dasar-dasarnya, baik mengenai tujun maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu (Nasution, 2008: ). Kurniasih dan Sani (2014:3) mengatakan bahwa kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Kurikulum ibarat jantung pendidikan, jika jantung itu berfungsi dengan baik maka keseluruhan badanpun akan berfungsi dengan baik. Demikian dengan kurikulum, Jika kurikulum itu dapat berfungsi dengan baik maka tujuan dan sasaran pendidikan akan tercapai. Saat ini pemerintah telah menetapkan Kurikulum 2013 sebagai penyempurna dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
5 13 serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. 2.4 Buku Teks Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum 2013 Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari empat keterampilan berbahasa yaitu berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Dalam Kurikulum 2013, bahasa Indonesia tidak hanya difungsikan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana berpikir. Bahasa adalah sarana untuk mengekspresikan gagasan, dan sebuah gagasan yang utuh biasanya direalisasikan dalam bentuk teks. Teks dimaknai sebagai ujaran atau tulisan yang bermakna, yang memuat gagasan yang utuh. Dengan asumsi tersebut, fungsi pembelajaran bahasa adalah mengembangkan kemampuan memahami dan menciptakan teks karena komunikasi terjadi dalam teks atau pada tataran teks. Pembelajaran berbasis teks inilah yang digunakan sebagai dasar pengembangan kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia ranah pengetahuan dan keterampilan dalam Kurikulum 2013 (Priyatni, 2014: 37). Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di seluruh jenjang pendidikan. Arah pembelajaran pada semua jenjang pendidikan adalah sama, yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana tercantum dalam kurikulum yang berlaku. Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan teks sebagai sarana pembelajaran. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa kurikulum 2013 untuk mata pelajaran bahasa Indonesia berbasis teks. Pada jenjang SMP/MTS terdapat 14 jenis teks, yaitu teks hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita
6 14 pendek, teks cerita moral, teks ulasan, teks diskusi, teks cerita prosedur, teks cerita biografi, teks eksemplum, teks tanggapan kritis, teks tantangan, dan teks rekaman percobaan (Permendikbud No.68 Tahun 2013 Tentang Kurikulum SMP-MTS). 2.5 Kualitas Buku Teks Buku teks yang baik, tentu memunyai kriteria-kriteria tertentu. Menurut Greene dan Petty kriteria penilaian buku teks dapat dikatakan berkualitas tinggi adalah sebagai berikut. 1. Buku teks haruslah menarik minat anak-anak, yaitu para siswa yang mempergunakannya. 2. Buku teks itu haruslah mampu memberi motivasi kepada para siswa yang memakainya. 3. Buku teks itu haruslah memuat ilustrasi yang menarik hati para siswa yang memanfaatkannya. 4. Buku teks itu seharusnya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya. 5. Buku teks itu isinya haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya; lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana, sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu. 6. Buku teks itu haruslah dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunakannya. 7. Buku teks itu haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak sempat membingungkan para siswa yang memakainya.
7 15 8. Buku teks itu haruslah mempunyai sudut pandangan atau point of view yang jelas dan tegas sehingga juga pada akhirnya menjadi sudut pandangan para pemakainya yang setia. 9. Buku teks itu haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilainilai anak dan orang dewasa. 10. Buku teks itu haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para siswa pemakainya. (Grenee dan Petty dalam Tarigan dikutip Husen,1997: ). Selain kualitas buku teks yang disampaikan oleh Green dan Petty di atas, buku teks yang dinyatakan layak pakai bagi satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh peraturan menteri. Dalam hal ini, Peraturan Pemerintah (PP) No. 19/2005 pasal 43 ayat 5 menyatakan bahwa Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. 2.6 Penilaian Buku Teks Mengenai pemilihan dan pemakaian buku teks pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan masalah pemilihan dan pemakaian materi pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa buku teks berisi rangkaian materi pembelajaran. Sebagaimana yang terjadi pada pemilihan materi bahan ajar, masalah umum pemilihan buku teks meliputi jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan terhadap materi pembelajaran, kesesuaian dengan kurikulum, dan kekinian. Hal ini harus benar-benar dipahami guru sebelum menjatuhkan pilihan buku teks yang akan dipakai sebagai rujukan pembelajaran. Sebab selama ini ada kecenderungan guru memilih buku teks lebih
8 16 dititikberatkan pada pertimbangan penampilan buku teks, harga, dan kemudahan atau fasilitas bagi guru. Ditinjau dari jumlah, jenis, maupun kualitasnya, buku teks yang berada di lapangan sangatlah bervariasi. Sementara itu, buku teks pada umumnya menjadi rujukan utama guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Secara umum, ada dua kategori buku teks yang beredar saat ini yaitu sebagai berikut. 1. Buku teks yang telah terstandar. 2. Buku teks yang tidak/belum terstandar. Secara legalitas-formal, buku teks yang dianggap standar adalah buku yang telah dinyatakan lulus penilaian oleh Pusat Perbukuan dan/atau Badan Standar Nasional Pendidikan. Tanda kelulusan ini ditandai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional. Buku yang tidak standar atau belum standar adalah buku teks yang belum mendapat penilaian atau tidak lulus penilaian dari Pusat Perbukuan dan/atau Badan Standar Nasional Pendidikan. Penilaian dalam rangka standardisasi buku teks ini dilakukan secara berkala untuk semua jenis mata pelajaran pada semua tingkat satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK). Dengan demikian, buku-buku yang diedarkan telah memenuhi standar mutu. Terkait dengan penilaian buku teks, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah mengembangkan instrumen penilaian buku teks. Instrumen ini dipakai untuk menentukan kelayakan sebuah buku teks untuk dapat dikategorikan sebagai buku standar. Menurut BSNP (2007), buku teks yang berkualitas wajib memenuhi empat unsur kelayakan, yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan kebahasaan dan kelayakan kegrafikaan.
9 Penilaian Kelayakan Isi Dalam Standar Isi (SI) KTSP kita mengenal adanya Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang memuat pokok-pokok materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Pada kurikulum 2013 istilah yang dipakai adalah Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 32 tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program. KI terdiri dari empat kelompok yang saling terkait, yakni berkaitan dengan sikap keagamaan/spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3) dan penerapan pengetahuan (KI 4). KI 1 dan KI 2 tidak diajarkan dalam bentuk materi, melainkan secara tidak langsung (indirect teaching) pada saat siswa mempelajari aspek pengetahuan (KI 3) dan penerapan pengetahuan (KI 4). KI 1 dan KI 2 ditanamkan melalui keteladanan sikap guru dan lingkungan belajar. Sedangkan KD adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Dalam hal kelayakan isi, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (1) kesesuaian uraian materi dengan Kurikulum Inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan; (2) keakuratan materi; dan (3) pendukung pembelajaran.
10 Kesesuaian Materi dengan KI dan KD Sudah merupakan keharusan sebuah materi yang ada pada sebuah buku teks pelajaran memiliki relevansi yang erat dengan Kurikulum Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sebuah kurikulum yang berlaku saat ini. KI dan KD merupakan dasar penyusunan sebuah materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Kesesuaian KI dan KD ini meliputi dua aspek yaitu kelengkapan materi dan kedalaman materi Keakuratan Materi Indikator keakuratan materi diarahkan pada sasaran berikut. a. Akurasi Konsep dan Definisi Materi dalam buku teks harus disajikan secara akurat untuk menghindari miskomunikasi yang dilakukan siswa, konsep dan definisi harus dirumuskan dengan tepat untuk mendukung tercapainya KI dan KD. b. Akurasi Prinsip Prinsip yang tersaji dalam buku teks perlu dirumuskan secara akurat agar tidak menimbulkan multi-tafsir bagi siswa. c. Akurasi Prosedur Prosedur harus dirumuskan secara akurat sehingga siswa tidak melakukan kekeliruan secara sistematis. d. Akurasi Contoh, Fakta, dan Ilustrasi Konsep, prinsip, prosedur, atau rumus harus diperjelas dengan contoh, fakta, ilustrasi yang disajikan secara akurat. e. Akurasi Soal Penguasaan siswa atas konsep, prinsip, prosedur, harus dibangun oleh soal-soal yang disajikan secara akurat.
11 Materi Pendukung Pembelajaran Menurut Masnur Muslih (2010: 295), indikator materi pendukung pembelajaran diarahkan pada hal-hal berikut. a. Kesesuaian dengan Perkembangan Ilmu dan Teknologi Materi (termasuk contoh dan latihan) yang terdapat dalam buku teks harus sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. b. Keterkinian Fitur, Contoh, dan Rujukan Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) mencerminkan peristiwa atau kondisi terkini. Keterkinian ini terlihat pada sumber atau rujukan yang digunakan. c. Penalaran (Reasoning) Penalaran berperan pada saat siswa harus membuat kesimpulan. Oleh karena itu, materi dalam buk teks perlu memuat uraian, contoh, tugas, pertanyaan, atau soal latihan yang mendorong siswa untuk secara runtut membuat kesimpulan yang valid. d. Pemecahan Masalah (Problem Solving) Pemecahan masalah meliputi memahami masalah, merancang model, memecahkan model, memeriksa hasil (mencari solusi yang layak) dan menafsirkan solusi yang diperoleh. e. Keterkaitan Antar-konsep Keterkaitan antar-konsep dalam buku teks dapat dimunculkan dalam uraian atau contoh. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam membangun jaringan pengetahuan yang utuh. f. Komunikasi (Write dan Talk)
12 20 Materi dalam buku teks hendaknya memuat contoh atau latihan untuk mengomunikasikan gagasan, baik secara lisan maupun tertulis untuk memperjelas keadaan atau masalah yang sedang dipelajari. g. Penerapan (Aplikasi) Materi dalam buku teks hendaknya memuat uraian, contoh, atau soal-soal yang menjelaskan penerapan suatu konsep dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar siswa dalam menerapkan dalam kehidupan nyata setiap konsep yang dipelajari. h. Kemenarikan Materi Materi dalam buku teks hendaknya memuat uraian, strategi, gambar, foto, cerita sejarah, atau soal-soal menarik yang dapat menimbulkan minat siswa untuk mengkaji lebih jauh. i. Mendorong untuk Mencari Informasi Lebih Jauh Materi dalam buku teks hendaknya memuat tugas-tugas yang mendorong siswa untuk memperoleh informasi lebih lanjut dari berbagai sumber. j. Materi Pengayaan (Enrichment) Materi dalam buku teks sebaiknya menyajikan uraian, contoh-contoh atau soal pengayaan yang berkaitan dengan topik yang dibicarakan sehingga sajian materinya lebih luas dari materi yang dituntut KD Penilaian Kelayakan Penyajian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Hasan Alwi, 2000 : 979) penyajian adalah proses, cara, perbuatan menyajikan, pengaturan penampilan. Dalam hal kelayakan penyajian, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (1) teknik
13 21 penyajian; (2) penyajian pembelajaran; dan (3) kelengkapan penyajian. Berikut ini penjelasan dari masing-masing indikator kelayakan penyajian Teknik Penyajian Dalam hal teknik penyajian, Masnur Muslich dalam bukunya yang berjudul Text Book Writing mengemukakan beberapa indikator teknik penyajian buku teks. Menurut Masnur Muslich (2010: ), indikator teknik penyajian buku teks diarahkan pada hal-hal berikut. a. Sistematika penyajian 1. Setiap bab dalam buku teks minimal memuat pembangkit motivasi, pendahulu, dan isi. 2. Pembangkit motivasi dapat disajikan dalam bentuk gambar, ilustrasi, foto, sejarah, susunan kalimat, atau contoh penggunaan dalam kehidupan seharihari yang sesuai dengan topik yang disajikan. 3. Pendahulu minimal memuat materi prasyarat yang diperlukan oleh siswa untuk memahami pokok bahasan yang akan disajikan. 4. Isi memuat hal-hal yang tercakup dalam subkomponen kelayakan isi. b. Keruntutan Penyajian 1. Penyajian dalam buku teks sesuai dengan alur berpikir induktif dan deduktif. 2. Penyajian alur berpikir induktif (khusus ke umum) untuk membuat kesimpulan dari suatu fakta dan data. 3. Penyajian alur berpikir deduktif (umum ke khusus) untuk menyatakan kebenaran suatu proporsi. Konsep disajikan dari yang mudah ke yang sukar,
14 22 dari yang sederhana ke yang kompleks, atau dari yang informal ke yang formal sehingga siswa dapat mengikutinya dengan baik. 4. Materi prasyarat disajikan mendahului materi pokok sehingga siswa dapat memahami materi pokok dengan baik. c. Keseimbangan Antar-bab Uraian substansi antar-bab (tercermin dalam jumlah halaman) tersaji secara proposional dengan tetap mempertimbangkan KI dan KD. Uraian substansi antarsubbab dalam bab (tercermin dalam jumlah halaman) juga tersaji secara proposional dengan mempertimbangkan KD yang ingin dicapai Penyajian Pembelajaran Menurut Masnur Muslich (2010: ) indikator penyajian pembelajaran dalam buku teks diarahkan pada hal-hal berikut. a. Berpusat pada Siswa Penyajian materi dalam buku teks bersifat interaktif dan partisipatif sehigga memotivasi siswa untuk belajar mandiri, misalnya dengan menggunakan petanyaan-pertanyaan, gambar yang menarik, kalimat-kalimat ajakan, dan sebagainya. b. Mengembangkan Keterampilan Proses Penyajian dan pembahasan dalam buku teks lebih menekankan pada keterampilan proses (berpikir dan psikomotorik) sesuai dengan kata kerja operasional pada KI dan KD, bukan hanya pada perolehan hasil akhir. c. Memerhatikan Aspek Keselamatan Kerja 1. Kegiatan yang disajikan untuk mengembangkan keterampilan proses aman dilakukan oleh siswa. Bahan, peralatan, tempat, dan bentuk kegiatan yang
15 23 dilakukan tidak mengandung bahaya bagi siswa. Apabila ada risiko bahaya, maka perlu ada petunjuk yang jelas. 2. Observasi, Investigasi, Eksplorasi atau Inkuiri a. Sajian materi dalam buku teks memuat tugas observasi, investigasi, eksplorasi atau inkuiri. b. Observasi dilakukan untuk mengenal, mendeteksi pola, fenomena yang sama/berulang, atau ciri-ciri untuk membangun pengetahuan siswa secara informal. c. Investigasi adalah suatu aktivitas dalam memecahkan masalah, yang berpeluang memiliki lebih dari satu jawaban. d. Eksplorasi adalah kegiatan yang diawali dengan masalah, pengumpulan data, atau informasi, analisis data, dan diakhiri dengan penyimpulan. e. Inkuiri adalah suatu proses menyusun pertanyaan-pertanyaan dan mengumpulkan data yang relevan serta memuat kesimpulan berdasarkan data tersebut. 3. Masalah Kontekstual a. Materi dalam buku menyajikan masalah kontekstual yang akrab, menarik, atau bermanfaat bagi siswa. b. Masalah kontekstual sedapat mungkin dimunculkan pada bagian awal sajian dengan maksud untuk memfasilitasi penemuan konsep, prinsip, atau prosedur. c. Masalah tersebut dapat pula disajikan di bagian akhir sebagai uji pemahaman, ilustrasi aplikasi, atau generalisasi.
16 24 4. Menumbuhkan Berpikir Kritis, Kreatif, dan Inovatif a. Penyajian materi dalam buku teks memuat masalah yang dapat merangsang tumbuhnya pemikiran kritis, kreatif, atau inovatif. b. Sajian materi yang dapat menumbuhkan berpikir kritis adalah sajian materi yang membuat siswa tidak lekas percaya, selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan, atau tajam analisisnya dalam menguji kebenaran jawaban. c. Sajian materi yang dapat menumbuhkan kreativitas siswa ditandai oleh dimilikinya daya cipta siswa yang tinggi atau kemampuan siswa dalam mencipta. d. Sajian materi yang dapat menumbuhkan inovasi siswa ditandai oleh adanya pembaruan atau kreasi baru dalam gagasan atau metode penyajian. 5. Memuat Hands-on Activity a. Penyajian dalam teks hendaknya memuat hands-on activity yang merupakan bagian dari upaya melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran untuk menemukan dan mengidentifikasi. b. Aktivitas ini dapat memacu siswa untuk berinteraksi dan mengomunikasikan gagasan yang sedang dipelajari. c. Aktivitas ini berupa kegiatan nyata yang antara lain meliputi mengidentifikasi, memotong atau menggunting, memasangkan, atau menyusun benda sehingga terbentuk pola atau keteraturan yang merupakan sifat, rumus, atau teorema. 6. Variasi Penyajian a. Materi disajikan dengan berbagai metode agar tidak membosankan, misalnya deduktif (umum ke khusus), induktif (khusus ke umun). Demikian pula
17 25 digunakan berbagai jenis ilustrasi (gambar, foto, grafik, tabel, atau peta) untuk mendukung materi yang disajikan. b. Untuk ilustrasi-ilustrasi yang dilindungi, harus dicantumkan sumbernya Kelengkapan Penyajian Indikator kelengkapan penyajian dalam buku teks diarahkan pada hal-hal berikut. a. Bagian Pendahuluan Menurut Iyan WB (2007: 18) secara sederhana, pendahuluan dapat diartikan sebagai pengantar dan pembuka isi buku. Pendahuluan dapat memberikan pengenalan kepada pembaca tentang materi yang akan dibahas di dalam buku sedangkan Masnur Muslich (2010: 302) pada bagian awal buku teks terdapat prakata, petunjuk penggunaan dan daftar isi dan/atau daftar simbol atau notasi. 1. Prakata memuat secara umum isi buku yang dibahas. 2. Petunjuk penggunaan memuat penjelasan tujuan, isi buku, serta petunjuk pemakaian buku bagi siswa untuk mempelajarinya. 3. Daftar isi memberikan gambaran mengenai isi buku yang diikuti dengan nomor halaman kemunculan. 4. Daftar simbol atau notasi merupakan kumpulan simbol atau notasi beserta penjelasannya yang dilengkapi dengan nomor halaman kemunculan simbol atau notasi dan disajikan secara alfabetis. b. Bagian Isi Bagian isi merupakan inti dari sebuah buku. Oleh karena itu, bagian isi harus disusun secara terpadu dengan bagian lainnya. Penyajian materi dalam buku teks dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, tabel, rujukan/sumber acuan, soal latihan
18 26 bervariasi dan bergradasi, atau rangkuman setiap bab. Menurut Masnur Muslich (2010: 302) dijelaskan sebagai berikut. 1. Gambar, ilustrasi, atau tabel disajikan dengan jelas, menarik, dan sesuai dengan topik yang disajikan sehingga materi lebih mudah dipahami oleh siswa. Teks, tabel, dan gambar yang bukan buatan sendiri (dikutip dari sumber lain) harus menyebutkan rujukan atau sumber acuan. 2. Rujukan atau sumber acuan dapat langsung disebutkan atau disertakan dalam daftar rujukan atau sumber. 3. Penyajian setiap bab atau subbab memuat soal latihan bervariasi dengan tingkat kesulitan bergradasi secara proposional yang dapat membantu menguatkan pemahaman konsep atau prinsip. Penyajian setiap bab atau subbab memuat soal latihan bervariasi dengan tingkat kesulitan bergradasi, secara proposional yang dapat membantu menguatkan pemahaman konsep atau prinsip. Tingkat pertanyaan berdasarkan kata kunci pertanyaan menurut Kurniasih dan Sani (2014: 48-51) terbagi menjadi dua tingkatan, yaitu tingkat kognitif yang lebih rendah dan tingkat kognitif yang lebih rendah. Berikut ini adalah tabel tingkat prtanyaan. Tabel 2.1 Tingkat Pertanyaan No. Tingkatan Subtingkatan 1. Kognitif yang lebih rendah Pengetahuan Pemahaman Kata-Kata Kunci Pertanyaan Apa... Siapa... Kapan... Di mana... Sebutkan... Jodohkan atau pasangkan... Persamaan kata... Golongkan... Berikanlah nama... Dll. Terangkanlah... Bedakanlah...
19 27 2. Kognitif yang lebih tinggi Penerapan Analisis Sintesis Evaluasi Sumber: Kurniasih dan Sani (2014: 48-51) Terjemahkanlah... Simpulkanlah... Bandingkan... Ubahla... Berikanlah iterpretasi... Gunakanlah... Tunjukanlah... Buatlah... Demonstrasikanlah... Carilah hubungan... Tulislah contoh... Siapkanlah... Klasifikasikanlah... Analisislah... Kemukakanlah buktibukti... Mengapa... Identifikasikanlah... Tunjukanlah sebabnya... Berilah alasan... Ramalkanlah... Bentuklah... Ciptakanlah... Susunlah... Rancanglah... Tulislah... Bagaimana kita dapat memecahkan... Apa yang terjadi seandainya... Bagaimana kita dapat memperbaiki... Kembangkanlah... Berilah pendapat... Alternatif mana yang lebih baik... Setujukah anda... Kritiklah... Berilah alasa... Nilailah... Bandingkanlah... Bedakanlah Rangkuman merupakan kumpulan konsep kunci, bab yang dinyatakan dengan kalimat ringkas dan bermakna, serta memudahkan siswa untuk memahami isi
20 28 bab. Rangkuman ini dapat disajikan pada akhir setiap bab agar siswa dapat mengingat kembali hal-hal penting yang telah dipelajari. c. Bagian Penyudah Bagian penyudah merupakan bagian akhir sebuah buku sebelum sampul belakang. Keberadaan bagian penyudah di dalam buku, tidak dapat dipisahkan dari bagian sebelumnya. Pada akhir buku teks terdapat daftar pustaka, indeks subjek, daftar istilah (glosarium), atau petunjuk pengerjaan/jawaban soal latihan terpilih. Apabila tidak terdapat di awal buku, daftar simbol atau notasi dapat dicantumkan pada akhir buku. Masnur Muslich (2010: 303) mengemukakan hal-hal sebagai berikut. 1. Daftar pustaka menggambarkan bahan rujukan yang digunakan dalam penulisan buku dan ditulis secara konsisten. Setiap pustaka yang dibuat diawali dengan nama pengarang (disusun secara alfabetis), tahun terbit, judul buku, tempat, dan nama penerbit. 2. Indeks subjek merupakan kumpulan kata penting, antara lain objek materi sajian, nama tokoh, atau pengarang, yang diikuti dengan nomor halaman kemunculan dan disajikan secara alfabetis. 3. Daftar istilah merupakan kumpulan istilah penting beserta penjelasannya yang dilengkapi dengan nomor halaman kemunculan istilah yang disajikan secara alfabetis. 4. Petunjuk pengerjaan (hint) atau jawaban soal latihan terpilih disajikan pada akhir suatu bahasan, atau akhir buku disertakan.
21 29 Tabel 2.2 Kriteria Kelayakan Penyajian Buku Teks Indikator Sub Indikator Deskriptor 1. Teknik Penyajian a. Sistematika Penyajian 1) Pada awal bab dalam buku teks minimal memuat pembangkiatan motivasi yang disajikan dalam bentuk gambar. 2. Penyajian Pembelajaran b. Keruntutan Penyajian c. Keseimbangan Antar-bab a. Berpusat Pada Siswa b. Mengembangkan Keterampilan Proses c. Memerhatikan Aspek Keselamatan 2) Pada awal bab dalam buku teks minimal memuat pembangkiatan motivasi yang disajikan dalam uraian. 3) Setiap bab dalam buku teks minimal memuat pendahulu. Pendahulu minimal memuat materi prasyarat yang diperlukan oleh siswa untuk memahami pokok bahasan yang akan disajikan dalam bentuk tujuan pembelajaran. 4) Isi memuat kesesuain uraian materi dengan KI dan KD yang menjadi tujuan pembelajaran. 1) Penyajian dalam buku teks sesuai alur berpikir deduktif atau induktif. 1) Uraian substansi antar-bab (tercermin dalam jumlah halaman) tersaji secara proporsional dengan tetap mempertimbangkan KI dan KD. 2) Uraian substansi antarsubbab dalam bab (tercermin dalam jumlah halaman) juga tersaji secara proporsional dengan mempertimbangkan KD yang ingin dicapai. 1) Penyajian materi dalam buku teks bersifat interaktif dan partisipatif dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan. 2) Penyajian materi dalam buku teks memuat kegiatan kelompok. 1) Penyajian dan pembahasan dalam buku teks lebih menekankan pada keterampilan proses berfikir dan psikomotorik) sesuai dengan kata kerja operasional pada KI dan KD, bukan hanya pada perolehan hasil akhir. 1) Kegiatan (observasi, inquiri, eksplorasi atau sebagainya) yang disajikan untuk mengembangkan
22 30 Kerja keterampilan proses aman dilakukan oleh siswa. Bahan, peralatan, tempat, dan bentuk kegiatan yang dilakukan tidak mengandung bahaya dan logis dilakukan oleh siswa. 2) Materi dalam buku menyajikan masalah kontekstual yang akrab, menarik atau bermanfaat bagi siswa yang disajikan baik pada awal materi maupun akhir. 3) Variasi Penyajian Materi disajikan dengan berbagai metode agar tidak membosankan, misalnya deduktif (umum ke khusus), induktif (khusus ke umum). 3. Kelengkapan Penyajian 1) Bagian Pendahuluan 1) Pada bagian awal buku teks terdapat prakata 2) Terdapat petunjuk penggunaan. 3) Terdapat daftar isi 4) Terdapat dan/atau daftar tabel, gambar, simbol atau notasi. 2) Bagian isi 1) Penyajian materi dalam buku teks yang memuat gambar, ilustrasi, atau tabel disertai rujukan atau sumber acuan. 2) Penyajian materi setiap subbab/ bab dilengkapi soal latihan. Bervariasi dengan tingkat kesulitan bergradasi. 3) Penyajian materi dalam buku teks dilengkapi rangkuman setiap bab. 4) Petunjuk pengerjaan (hint) atau jawaban soal terpilih disajikan pada akhir suatu bab, akhir suatu bahasan, atau akhir buku disertakan. 5) Bagian Penyudah 1) Pada akhir buku teks terdapat daftar pustaka 2) Buku teks terdapat halaman indeks, 3) Buku teks terdapat daftar istilah (glosarium). 4) Buku teks terdapat jawaban soal terpilih Sumber : Muslich ( 2010: )
23 Penilaian Kelayakan Bahasa Dalam hal kelayakan bahasa, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (1) kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan siswa; (2) pemakaian bahasa yang komunikatif; dan (3) pemakaian bahasa memenuhi syarat keruntutan dan keterpaduan alur perpikir Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Siswa Menurut Masnur Muslich (2010: 304) indikator pemakaian bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa diarahkan pada hal-hal berikut. a. Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Intelektual Bahasa yang digunakan dalam buku teks untuk menjelaskan konsep atau aplikasi konsep atau ilustrasi sampai dngan contoh yang abstrak sesuai dengan tingkat intelektual siswa (yang secara imajinatif dapat dibayangkan oleh siswa). b. Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Bahasa yang digunakan dalam buku teks sesuai dengan kematangan sosial emosional siswa dengan ilustrasi yang menggambarkan konsep-konsep mulai dari lingkungan terdekat (lokal) sampai dengan lingkungan global Kekomunikativan Bahasa Masnur Muslich (2010: ) menyebutkan bahwa indikator pemakaian bahasa yang komunikatif diarahkan pada hal-hal berikut. a. Keterbacaan Pesan Pesan dalam buku teks disajikan dengan bahasa menarik, jelas, tepat sasaran, tidak menimbulkan makna ganda (menggunakan kalimat efektif), dan lazim dalam
24 32 komunikasi tulis bahasa Indonesia sehingga mendorong siswa untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas. b. Ketepatan kaidah bahasa Kata dan kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengacu pada kaidah bahasa Indonesia, ejaan yang digunakan mengacu pada pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep, prinsip, asas, atau sejenisnya harus tepat makna dan konsisten Keruntutan dan Keterpaduan Alur Pikir Masnur Muslich (2010: 305) menyebutkan bahwa indikator keruntutan dan keterpaduan alur pikir dalam pemakaian bahasa diarahkan pada hal-hal berikut. a. Keruntutan dan Keterpaduan Antar-bab Penyampaian pesan antara satu bab dan bab lain yang berdekatan dan antarsubbab dalam bab mencerminkan hubungan yang logis. b. Keruntutan dan Keterpaduan Antar-paragraf c. Penyampaian pesan antarparagraf yang berdekatan dan antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan logis Penilaian Kelayakan Kegrafikaan Dalam hal kelayakan kegrafikaan, ada tiga indikator yang harus diperhatikan dalam buku teks, yaitu (1) ukuran buku; (2) desain buku; dan (3) desain isi buku Ukuran Buku Indikator ukuran diarahkan pada hal-hal berikut. a. Kesesuaian Ukuran Buku dengan Standar ISO
25 33 1. Ukuran buku teks adalah A4 (210 x 297 mm), A5 (148 x 210 mm) dan B5 (176 x 250 mm). 2. Toleransi perbedaan ukuran antara 0 20 mm. b. Kesesuaian Ukuran dengan Materi Isi Buku Pemilihan ukuran buku teks perlu disesuaikan dengan materi isi buku berdasarkan bidang studi tertentu. Hal ini akan memengaruhi tata letak bagian isi dan jumlah halaman buku. (Masnur Muslich, 2010: 306) Desain Kulit Buku Indikator desain kulit buku diarahkan pada hal-hal berikut. a. Tata Letak 1. Penampilan unsur tata letak pada kulit muka, belakang, dan punggung secara harmonis memiliki irama dan kesatuan serta konsisten. a. Desain kulit muka, belakang, dan punggung merupakan kesatuan yang utuh. b. Elemen warna, ilustrasi, dan tipografi ditampilkan secara harmonis dan saling terkait satu sama lainnya. c. Adanya kesesuaian dalam penempatan unsur tata letak pada bagian kulit maupun isi buku berdasarkan pola yang telah ditetapkan dalam perencanaan awal buku. 2. Penampilan pusat pandang (center point) yang baik. Sebagai daya tarik awal dari buku yang ditentukan oleh ketepatan dalam penempatan unsur/materi desain yang ingin ditampilkan atau ditonjolkan di antara unsur/materi desain lainnya sehingga memperjelas tampilan teks maupun ilustrasi dan elemen dekoratif lainnya.
26 34 3. Komposisi dan ukuran unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dll.), proporsional, seimbang,dan seirama dengan tata letak isi (sesuai pola). Adanya keseimbangan unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dll.) dan ukuran unsur tata letak (tipografi, ilustrasi, dan unsur pendukung lainnya, seperti kotak, lingkaran, dan elemen dekoratif lainnya) secara proporsional dengan ukuran buku. 4. Warna unsur tata letak harmonis dan memperjelas fungsi tertentu. Memperhatikan tampilan warna secara keseluruhan yang dapat memberikan nuansa tertentu dan dapat memperjelas materi/isi buku. 5. Menempatkan unsur tata letak konsisten dalam satu seri. Tidak ada perbedaan antar penampilan desain kulit buku (tipografi, pola, dan irama) dalam satu serial buku. b. Tipografi Kulit Buku 1. Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca. 2. Ukuran huruf judul buku lebih dominan dan proporsional dibandingkan (ukuran buku, nama pengarang, dan penerbit). Judul buku harus dapat memberikan informasi secara cepat tentang materi isi buku berdasarkan bidang studi tertentu. 3. Warna judul buku kontras dengan warna latar belakang. Judul buku ditampilkan lebih menonjol daripada warna latar belakangnya. c. Penggunaan Huruf 1. Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis huruf. Menggunakan dua jenis huruf agar lebih komunikatif dalam menyampaikan
27 35 informasi. Untuk membedakan dan mendapatkan kombinasi tampilan huruf, dapat menggunakan variasi dan seri huruf. 2. Tidak menggunakan huruf hias dan jenis huruf sesuai dengan huruf isi buku. (Masnur Muslich, 2010: ) Desain Buku Indikator desain buku diarahkan pada hal-hal berikut. a. Pencerminan Isi Buku 1. Menggambarkan isi/materi ajar dan mengungkapkan karakter objek Dapat dengan cepat memberikan gambaran tentang materi ajar tertentu dan secara visual dapat mengungkapkan jenis ilustrasi yang ditampilkan berdasarkan materi ajarnya. 2. Bentuk, warna, ukuran, dan proporsi objek sesuai realita Ditampilkan sesuai dengan bentuk, warna, dan ukuran ojeknya sehingga tidak menimbulkan salah penafsiran maupun pengertian siswa. Kemudian warna yang digunakan sesuai sehingga tidak menimbulkan salah pemahaman dan penafsiran. 3. Penempatan unsur tata letak konsisten berdasarkan pola Penempatan unsur tata letak (judul, daftar ilustrasi, dll.) pada setiap awal bab konsisten. Penempatan unsur tata letak pada setiap halaman mengikuti pola,tata letak dan irama yang telah ditetapkan. 4. Pemisahan antarparagraf jelas Susunan teks pada akhir paragraf terpisah dengan jelas, dapat berupa jarak (pada susunan teks rata kiri-kanan/blok) ataupun dengan inden (pada susunan teks dengan alenia).
28 36 5. Tidak ada widow atau orphan Jumlah baris minimal tiga baris pada paragraf akhir susunan teks yang terpisah dengan halaman berikutnya. b. Keharmonisan Tata Letak 1. Bidang cetak dan marjin proporsional Penempatan unsur tata letak (judul, subjudul, teks, ilustrasi, keterangan gambar, dan nomor halaman) pada bidang cetak secara proporsional. 2. Margin dua halaman yang berdampingan proporsional Susunan tata letak halaman genap berpengaruh terhadap tata letak halaman ganjil di sebelahnya, mengacu pada prinsip dua halaman dan terbuka (centered spread). 3. Spasi antara teks dan ilustrasi sesuai Merupakan kesatuan tampilan antara teks dengan ilustrasi dalam satu halaman. c. Kelengkapan Tata Letak 1. Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman/folios a. Judul bab ditulis secara lengkap disertai dengan angka bab (Bab I, Bab II, Bab III, dst.). b. Penulisan subjudul dan sub-subjudul disesuaikan dengan hierarki penyajian materi ajar. c. Penempatan nomor halaman disesuaikan dengan pola tata letak. 2. Ilustrasi dan keterangan gambar (caption) a. Mampu memperjelas penyajian materi, baik dalam bentuk, ukuran yang proporsional, maupun warna yang menarik sesuai objek aslinya.
29 37 b. Keterangan gambar/legenda ditempatkan berdekatan dengan ilustrasi dengan ukuran lebih kecil daripada huruf teks. d. Daya Pemahaman Tata Letak 1. Penempatan hiasan/ilustrasi sebagai latar belakang tidak mengganggu judul, teks, dan angka halaman. Menempatkan hiasan/ilustrasi pada halaman sebagai latar belakang jangan sampi mengganggu kejelasan dan penyampaian informasi pada teks sehingga dapat menghambat pemahaman siswa. 1. Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan gambar tidak mengganggu pemahaman. Judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan gambar ditempatkan sesuai dengan pola yang telah ditetapkan sehingga tidak menimbulkan salah interpretasi terhadap materi yang disampaikan. e. Tipografi Isi Buku 1. Kesederhanaan a. Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf Maksimal menggunakan dua jenis huruf sehingga tidak mengganggu peserta didik dalam menyerap informasi yang disampaikan. Untuk membedakan unsur teks, dapat mempergunakan variasi dan seri huruf dari suatu keluarga huruf. b. Tidak menggunakan jenis huruf hias/dekoratif Akan mengurangi tingkat keterbacaan susunan teks. c. Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, dan small capital) tidak berlebihan
30 38 Digunakan untuk membedakan jenjang/hierarki judul, dan subjudul, serta memberikan tekanan pada susunan teks yang dianggap penting dalam bentuk tebal/miring. 2. Daya Keterbacaan a. Jenis huruf sesuai dengan isi materi Disesuaikan dengan materi bidang studi. b. Lebar susunan teks antara karakter (sekitar 5 11 kata) Sangat mempengaruhi tingkat keterbacaan susunan teks. Jumlah perkiraan tersebut di atas termasuk tanda baca, spasi antarkata, dan angka. c. Spasi antarbaris susunan teks normal Jarak normal yang dapat digunakan antarbaris susunan teks berkisar antara 10% 140 %. d. Spasi antarhuruf (kerning) normal Mempengaruhi tingat keterbacaan susunan teks (tidak terlalu rapat atau terlalu renggang). 3. Daya Kemudahan Pemahaman a. Jenjang/hierarki judul-judul jelas, konsisten, dan proporsional Menunjukkan urutan/hierarki susunan teks secara berjenjang sehingga mudah dipahami. Hierarki susunan teks dapat dibuat dengan perbedaan yang jenis huru, ukuran huruf, dan variasi huruf (bold, italic, all capital, dan small capital). Hierarki judul ditampilkan secara proporsional dan tidak menggunakan peredaan ukuran huruf yang terlalu mencolok. b. Tidak terdapat alur putih dalam susunan teks Perlu dihindari agar tidak mengganggu keterbacaan susunan teks. c. Tanda pemotongan kata (hyphenation)
31 39 Pemotong kata lebih dari dua baris akan mengganggu keterbacaan susunan teks. f. Ilustrasi Isi Ilustrasi merupakan gambar untuk membantu memperjelas isi buku dan memperjelas gagasan penulis. Ilustrasi isi dalam buku teks berkaitan dengan daya pemerjelas dan mempermudah pemahaman serta kedayatarikan ilustrasi isi. 1. Daya Pemerjelas dan Mempermudah Pemahaman a. Mampu mengungkapkan makna/arti dari objek. Berfungsi untuk memperjelas materi/teks sehingga mampu menambah pemahaman dan pengertian peserta didik pada informasi yang disampaikan. b. Bentuk akurat dan proporsional sesuai dengan kenyataan. Bentuk dan ukuran ilustrasi harus realistis dan secara rinci dapat memberikan gambaran yang akurat tentang objek yang dimaksud. Bentuk ilustrasi harus proporsional sehingga tidak menimbulkan salah tafsir peserta didik pada objek yang sesungguhnya. 2. Kedayatarikan Ilustrasi Isi a. Keseluruhan ilustrasi serasi Ditampilkan secara serasi dengan unsur materi/isi buku (judul, subjudul, teks, dan keterangan gambar) pada seluruh halaman. b. Goresan garis dan raster tegas dan jelas Menghindari salah pemahaman atau kurang kejelasan dari ilustrasi yang ditampilkan.
32 40 c. Kreatif dan dinamis Menampilkan ilustrasi dari berbagai sudut pandang tidak hanya ditampilkan dalam tampak depan dan mampu divisualisasikan secara dinamis yang dapat menambah kedalaman pemahaman dan pengertian peserta didik. (Masnur Muslich, 2010: )
DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI
Lampiran B6 DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP 1. Kelayakan Penyajian UNTUK AHLI MEDIA
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007 A. UKURAN BUKU Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Ukuran buku A4 (210 x 297 mm), A5
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012 A. UKURAN BUKU Butir 1 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Ukuran buku A4 (210
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (PENULIS) 2012 A. UKURAN BUKU Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Ukuran buku A4 (210 x
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007 A. UKURAN BUKU Butir Butir 2 Kesesuaian ukuran buku Mengikuti standar ISO. Ukuran buku A4 (20 x 297 mm), A5 (48
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN UNTUK PENERBIT 2012
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN UNTUK PENERBIT 2012 A. UKURAN BUKU Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku Mengikuti standar ISO. Ukuran buku
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA / MA KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN BUKU SISWA 2013
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA / MA KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN BUKU SISWA 2013 A. UKURAN BUKU Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku Mengikuti standar ISO, Ukuran buku
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENULIS) 2012 A. UKURAN BUKU Butir 1 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Ukuran buku A4 (210
Lebih terperinciINSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012
INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012 KODE BUKU SUBKOMPONEN A. UKURAN BUKU A1. Ukuran Fisik Buku 1. Kesesuaian ukuran buku dengan standar
Lebih terperinciINSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP-SMA-SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012
INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP-SMA-SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012 KODE BUKU SUBKOMPONEN A. UKURAN BUKU A1. Ukuran Fisik Buku 1. Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO
Lebih terperinciINSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN
INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN KODE BUKU BUTIR ALASAN PENILAIAN A. UKURAN BUKU Ukuran 1. Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO 2. Kesesuaian ukuran dengan materi
Lebih terperinciKOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN
INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA /MA KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN BUKU SISWA 2013 KODE BUKU SUB KOMPONEN BUTIR SKOR 1 2 3 4 RERATA KOMENTAR/SARAN/MASUKAN A. UKURAN BUKU Ukuran Rangkuman Kualitatif
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2016
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2016 BUKU GURU 2017 A. Ukuran Buku Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Mengikuti
Lebih terperinciKISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI
KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI Kriteria Indikator Nomor Soal I. Aspek Kelayakan Isi A. Kesesuaian materi dengan SK 1,2,3 dan KD B. Keakuratan Materi C. Kemutakhiran Materi D. Mendorong Keingintahuan
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH I. KELAYAKAN ISI A. DIMENSI SPIRITUAL (KI-1) Butir 1 Terdapat kalimat yang mengandung unsur spiritual
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman HALAMAN SAMPUL... i. PENGESAHAN KELULUSAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv. SARI...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i PENGESAHAN KELULUSAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv SARI... v ABSTRACT... vi PRAKATA... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBUKU GURU 2017 INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN SUB KOMPONEN BUTIR NILAI KOMENTAR/SARAN/MASUKAN
KODE BUKU INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN BUKU GURU 2017 Panduan Nilai: Kurang Baik Kurang Baik Sekali Sekali 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SUB KOMPONEN BUTIR
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR PENILAIAN (AHLI MATERI) I. ASPEK KELAYAKAN ISI MENURUT BSNP Butir Penilaian Deskripsi 1. Kelengkapan materi Materi yang disajikan mencakup materi yang terkandung dalam Standar Kompetensi
Lebih terperinciKISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN BAHAN AJAR BERUPA MODUL HIMPUNAN DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) (AHLI MATERI)
142 LAMPIRAN 1 1. 1. Kisi-kisi instrumen modul untuk ahli materi 1. 2. Lembar evaluasi modul untuk ahli materi 1. 3. Deskripsi lembar evaluasi modul untuk ahli materi 1. 4. Kisi-kisi instrumen modul untuk
Lebih terperinciANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP
203 Lampiran B5 ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP UNTUK AHLI MEDIA Yang terhormat, Nama :... Asal
Lebih terperinciDESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA
DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA I. KOMPONEN PENYAJIAN A. Teknik Penyajian Butir 1 Konsistensi sistematika sajian dalam bab Butir 2 Sistematika penyajian dalam setiap
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH A. TEKNIK PENYAJIAN I. KELAYAKAN PENYAJIAN Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
77 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
Lebih terperinciKode Buku : Bobot (B) Skor (S) KOMPONEN DAN ASPEK A. MATERI/ISI. Materi/isi sesuai dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN B1 PENILAIAN BUKU PENGAYAAN PENGETAHUAN Kode Buku : NO. A. MATERI/ISI KOMPONEN DAN ASPEK Skor (S)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dan lain-lain. Deskriptif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
Lebih terperinciINSTRUMEN B2 PENILAIAN BUKU PENGAYAAN KETERAMPILAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN B2 PENILAIAN BUKU PENGAYAAN KETERAMPILAN Kode Buku: NO. KOMPONEN DAN ASPEK Skor (S) Bobot (B) S
Lebih terperinciLEMBAR VALIDASI AHLI MATERI
30 LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI Judul Program : Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP/MTs pada Materi Aritmatika Sosial dengan Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Hal 1. Skema Pengembangan Instrumen 106
LAMPIRAN 104 LAMPIRAN A Hal 1. Skema Pengembangan Instrumen 106 105 SKEMA PENGEMBANGAN INSTRUMEN REFERENSI NORMATIF ASPEK KATEGORI INDIKATOR KISI-KISI INSTRUMEN Nieveen, Nienke. (1999). Prototyping to
Lebih terperinciV. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil telaah kelayakan penyajian yang telah dilakukan terhadap buku
230 V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil telaah kelayakan penyajian yang telah dilakukan terhadap buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, diuraikan pengertian buku teks, fungsi buku teks dan anatomi
8 II. LANDASAN TEORI 2.1 Hakikat Buku Teks Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Salah satu sarana yang dapat menunjang pembelajaran Bahasa Indonesia adalah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
41 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA I. KOMPONEN PENYAJIAN A. Teknik penyajian Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi sistematika sajian dalam bab Sistematika
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH I. KELAYAKAN PENYAJIAN A. Teknik Penyajian Butir 1 Kekonsistenan sistematika Sistematika
Lebih terperinciDESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES UNTUK SD/MI
DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES UNTUK SD/MI I. KOMPONEN PENYAJIAN A. TEHNIK PENYAJIAN MATERI Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi sistematika sajian dalam bab dan subbab Sistematika
Lebih terperinciINSTRUMEN D PENILAIAN BUKU PANDUAN PENDIDIK. Bobot (B)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN D PENILAIAN BUKU PANDUAN PENDIDIK Kode Buku: NO. KOMPONEN DAN ASPEK Skor (S) A. MATERI/ISI 1. 2.
Lebih terperinciV. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil telaah kelayakan penyajian yang telah dilakukan terhadap buku
317 V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil telaah kelayakan penyajian yang telah dilakukan terhadap buku teks Mahir Berbahasa Indonesia 2 Kelas VIII SMP terbitan Yudhistira yang disusun oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buku Teks 2.1.1 Pengetian Buku Teks Buku mengandung berbagai konsep untuk disampaikan ke siswa oleh karenanya buku teks memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, kurikulum
Lebih terperinciSUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI (A)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN B1 PENILAIAN BUKU PENGAYAAN PENGETAHUAN Kode Buku : NO. KOMPONEN DAN BUTIR Penilaian Kualitatif
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ISI BUKU AJAR/DARAS
PENGEMBANGAN ISI BUKU AJAR/DARAS Oleh: Dr. Marzuki FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 KIAT MENULIS BUKU Harus punya modal 2 APA MODALNYA? Punya kemauan Niat untuk menulis Punya kemampuan
Lebih terperinciINSTRUMEN C PENILAIAN BUKU REFERENSI (Ensiklopedia, Kamus, Atlas)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN C PENILAIAN BUKU REFERENSI (Ensiklopedia, Kamus, Atlas) Kode Buku: NO. KOMPONEN DAN ASPEK Skor
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Buku Teks Bahasa Indonesia. Buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Buku Teks Bahasa Indonesia Buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah
Lebih terperinciSUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI/ISI (A)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN B PENILAIAN BUKU PENGAYAAN KETERAMPILAN Kode Buku: No. KOMPONEN DAN BUTIR PENILAIAN KUALITATIF
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN
JURNAL BUANA MATEMATIKA. Vol. 7, No. 2, Tahun 2017 ISSN 2088-3021 (media cetak) ISSN 2598-8077 (media online) PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI,
Lebih terperinciLEMBAR VALIDASI LEMBAR KEGIATAN SISWA BANGUN RUANG SISI DATAR BERBASIS MASALAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII UNTUK AHLI MEDIA
LEMBAR VALIDASI LEMBAR KEGIATAN SISWA BANGUN RUANG SISI DATAR BERBASIS MASALAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII UNTUK AHLI MEDIA Jenis Bahan Ajar : Lembar Kegiatan Siswa Judul Produk : Lembar
Lebih terperinciKELAYAKAN PENYAJIAN BUKU TEKS MAHIR BERBAHASA INDONESIA KELAS VII SMP/MTS KURIKULUM Oleh
KELAYAKAN PENYAJIAN BUKU TEKS MAHIR BERBAHASA INDONESIA KELAS VII SMP/MTS KURIKULUM 2013 Oleh Emi Rismawati Mulyanto Widodo Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: emirisma6@gmail.com
Lebih terperinciTELAAH ISI DAN BAHASA BUKU MAHIR BERBAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN YUDHISTIRA. Oleh
TELAAH ISI DAN BAHASA BUKU MAHIR BERBAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN YUDHISTIRA Oleh Lisda Syary Iqbal Hilal Edy Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: lisda_syary@yahoo.co.id abstract
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development / R&D). Metode ini merupakan metode penelitian untuk
Lebih terperinciKANTOR BAHASA KEPULAUAN RIAU
Sayembara Penulisan Bahan Bacaan dalam rangka Gerakan Nasional Literasi Bangsa Tahun 017 KANTOR BAHASA KEPULAUAN RIAU A. Bentuk Kegiatan: Sayembara penulisan bahan bacaan ini merupakan salah satu kegiatan
Lebih terperinciTELAAH BUKU MAHIR BERBAHASA INDONESIA 2 KELAS VIII SMP TERBITAN YUDHISTIRA. Oleh
TELAAH BUKU MAHIR BERBAHASA INDONESIA 2 KELAS VIII SMP TERBITAN YUDHISTIRA Oleh Devi Kusmitha Sari Eka Sofia Agustina Munaris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: devikusmithasari@yahoo.co.id
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI A. Kelengkapan Materi Butir 1 Butir 2 Kelengkapan kompetensi Materi yang disajikan mengandung
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI A. Dimensi Sikap Spiritual Butir 1 Butir 2 B. Dimensi Sikap Sosial Butir 3 Butir4 Butir 5 C.
Lebih terperinciPENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS
PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS Oleh: Marzuki Universitas Negeri Yogyakarta 1 BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) SEKOLAH DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SEKOLAH MENENGAH ATAS 2 UNSUR-UNSUR
Lebih terperinciI. KELAYAKAN PENYAJIAN
INSTRUMEN 2 BUKU TEKS PELAJARAN PATISERI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KODE BUKU I. KELAYAKAN PENYAJIAN SUBKOMPONEN A. TEKNIK PENYAJIAN 1. Konsistensi sistematika sajian dalam bab Deskripsi: Sistematika penyajian
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH KELAS X
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH KELAS X I. KELAYAKAN ISI A. Kesesuaian uraian materi dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bermutu. Untuk menjamin pencapaian mutu tujuan pendidikan di masing-masing
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 dilakukan melalui pendidikan bermutu. Untuk menjamin pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 dilakukan melalui pendidikan bermutu yang diatur dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang mengatakan bahwa buku teks adalah rekaman pikiran rasial yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Definisi Buku Teks Sejak dahulu, telah banyak ahli yang menaruh perhatian pada buku teks dan juga mengemukakan pengertiannya. Berikut ini beberapa diantaranya.
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu dalam bimbingan dan arahan serta motivasi dari seorang guru. Pembelajaran
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 5 PENILAIAN BUKU PANDUAN GURU MATEMATIKA TINGKAT SD/MI
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 5 PENILAIAN BUKU PANDUAN GURU MATEMATIKA TINGKAT SD/MI I. PETUNJUK UMUM Butir 1 Pendahuluan Butir 2 Butir 3 Ada Gambaran umum tentang Buku Panduan Guru, bagaimana menggunakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Berdasarkan hasil kajian yang relevan sebelumnya penelitian tentang buku
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berdasarkan hasil kajian yang relevan sebelumnya penelitian tentang buku teks bahasa Indonesia telah banyak dilakukan oleh para peneliti antara lain
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Buku Teks 1. Pengertian Buku Teks
BAB II A. Buku Teks 1. Pengertian Buku Teks KAJIAN TEORI Materi pelajaran biasanya tercantum dalam sebuah kumpulan kertas yang disebut dengan buku. Buku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu lembar
Lebih terperinciDESKRIPSI INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES (BUKU SISWA) UNTUK SD/MI
DESKRIPSI INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES (BUKU SISWA) UNTUK SD/MI I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI A. DIMENSI SIKAP SPIRITUAL (KI 1) Butir 1 Butir 2 Ajakan untuk menghayati agama yang dianutnya Materi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bahan ajar yang digunakan oleh guru adalah buku teks. Buku mengandung informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui apa yang terjadi pada masa lalu,
Lebih terperinciUNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA
UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDAHULUAN Kesuksesan pelaksanaan pembelajaran karena adanya rancangan pembelajaran yang dilakukan dengan baik. Hal ini menjadi kewajiban bagi para guru termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa
Lebih terperinciLAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran
LAMPIRAN A A1. Surat Permohonan Izin Validasi Instrumen A2. Surat Keterangan Validasi Instrumen A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI
Lampiran B3 DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP UNTUK AHLI MATERI 1. Kelayakan Isi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu, bahasa Indonesia juga memiliki peranan
Lebih terperinciTELAAH BAHAN AJAR KETERAMPILAN MENULIS DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS VII
TELAAH BAHAN AJAR KETERAMPILAN MENULIS DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS VII Nur Aminatus Sholichah, Kusubakti Andajani, Indra Suherjanto Universitas Negeri Malang E-mail:
Lebih terperinciKegrafikaan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Multirepresentasi
Kegrafikaan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Multirepresentasi Wachidah Putri Ramadhani 1, I Ketut Mahardika 2 1Mahasiswa Magister Pendidikan IPA Pasca Sarjana FKIP Universitas Jember 2Dosen Magister
Lebih terperinciINSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN BIDANG KETERAMPILAN (KERAJINAN) SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN BIDANG KETERAMPILAN (KERAJINAN) SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH KODE BUKU I. KELAYAKAN ISI SUBKOMPONEN BUTIR SKOR 1 2 3 4 ALASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang
Lebih terperinciKELAYAKAN ISI DAN BAHASA PADA BUKU TEKS BUPENA BAHASA INDONESIA KELAS VII. Oleh
KELAYAKAN ISI DAN BAHASA PADA BUKU TEKS BUPENA BAHASA INDONESIA KELAS VII Oleh Yulia Kartikasari Mulyanto Widodo Karomani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: kyulia6@gmail.com Abstract Formulation
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju serta peradaban manusia yang semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas belajar siswa sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan akan diperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam pembentukan kepribadian, baik melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa dan pengetahuan kebahasaan. Keterampilan berbahasa mencakup 4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut bisa dimulai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi perubahan di segala bidang. Salah satu bidang yang mengalami perubahan yaitu bidang pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciLAMPIRAN B LAMPIRAN B B.1 Kisi-Kisi Lembar Penilaian RPP B.2 Deskripsi Butir Instrumen Penilaian Pengembangan RPP B.3 Lembar Penilaian Pengembangan RPP B.4 Kisi-Kisi Lembar Penilaian LKS ahli Materi B.5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS Elvas Sugianto Efendhi Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam peradaban manusia, sehingga matematika merupakan bidang studi yang selalu diajarkan di
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2015
Brosur IPA Terpadu sebagai Bahan Ajar di SMP ditinjau dari Aspek Keterbacaannya MYCO HERSANDI Pascasarjana Jurusan Pendidikan IPA Universitas Negeri Jember. Jl. Kalimantan 37 Tegal Boto E-mail: myco.hersandi41@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Komponen terpenting implementasi kurikulum adalah pelaksanaan pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). Pada fungsi ini bahasa menjadi penarik yang mempercepat berkembangnya penguasaan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Penelitian Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia secara umum merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting dalam dunia
Lebih terperinciTELAAH ISI DAN BAHASA BUKU MAHIR BERBAHASA INDONESIA
TELAAH ISI DAN BAHASA BUKU MAHIR BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMP KELAS VIII TERBITAN YUDHISTIRA (Skripsi) Oleh Lisda Syary FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan inti dari sistem pendidikan nasional, di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari sistem pendidikan nasional, di dalamnya terdapat berbagai komponen pembangun di antaranya guru, siswa, kurikulum,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,
Lebih terperinci