PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF, KECUKUPAN MODAL. DAN LIKUIDITAS TERHADAP RENTABILITAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF, KECUKUPAN MODAL. DAN LIKUIDITAS TERHADAP RENTABILITAS"

Transkripsi

1 PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF, KECUKUPAN MODAL. DAN LIKUIDITAS TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus Pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya) Achmad Nurfauji ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT This study aimed to determine: (1) Effect of Productive Asset Quality to Capital Adequacy (2) Effect of Productive Asset Quality to Liquidity (3) Effect of Capital Adequacy to Liquidity (4) Effect partially of Productive Asset Quality, Capital Adequacy, and Liquidity to Rentability (5) Effect simultaneously of Productive Asset Quality, Capital Adequacy, and Liquidity to Rentability. In this study the authors used descriptive analytical method with a case study approach. The tecniques of analyze data is used path analysis. The data in take from quarterly financial statement PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya in march 2010 period December 2012 period. The result showed that : Productive Asset Quality significant effect on Capital Adequacy, Productive Asset Quality no significant effect on Liquidity, Capital Adequacy no significant effect on Liquidity, Productive Asset Quality, Capital Adequacy, and Liquidity partially no significant effect negative on Rentability, and Productive Asset Quality, Capital Adequacy, and Liquidity simultaneously no significant effect on Rentability Keywords: Productive Asset Quality ratio, Capital Aduquacy ratio, Loan to Deposit ratio, Return On Asset ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Kecukupan Modal, (2) Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Likuiditas (3) Pengaruh Kecukupan Modal terhadap Likuiditas, (4) pengaruh secara parsial Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas, (5) pengaruh secara parsial Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriftif analitis dengan pendekatan studi kasus. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Data diambil dari laporan keuangan triwulan PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya periode Maret 2010 periode Desember Hasil penelitian menunjukan bahwa : Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh signifikan terhadap Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh tidak signifikan terhadap Likuiditas, Kecukupan Modal berpengaruh tidak signifikan terhadap Likuiditas, Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Rentabilitas, dan Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap Rentabilitas Kata Kunci : Rasio KAP, CAR, LDR, ROA

2 PENDAHULUAN Saat ini persaingan dunia perbankan dikategorikan pada tingkat yang tinggi, dimana bank dituntut untuk lebih aktif dalam menjaring nasabah baru sebanyak-banyaknya guna mendapatkan sumber pendanaan baru dalam pengeluaran kredit, hal ini berkaitan dengan fungsi bank sebagai perantara keuangan atau financial Intermediary yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana kemudian disalurkan kembali kemasyarakat yang kekurangan dana dalam bentuk kredit ataupun bentuk pinjaman lain. Banyaknya regulasi perbankan yang dilakukan oleh Bank Indonesia tentunya akan membuat persaingan semakin tajam di industri tersebut. Persaingan yang semakin tajam tersebut akan mendorong pihak manajemen bank untuk bekerja keras dengan lebih baik supaya dapat bersaing dan bertahan. Pengelolaan manajemen yang baik akan menghindarkan bank dari kredit macet, selain itu akan menjamin pertumbuhan serta perkembangan bank yang bersangkutan. Perbankan adalah lembaga keuangan yang berperan sangat vital dalam aktivitas perdagangan internasional serta pembangunan ekonomi nasional. Pada dunia ekonomi modern saat ini, masyarakat sangat bank minded. Ini dapat dilihat dari makin maraknya minat masyarakat untuk menyimpan, berbisnis, bahkan sampai berinvestasi melalui perbankan. Hal ini menyebabkan semakin maraknya dunia perbankan yang dapat dilihat dari tumbuhnya bank-bank swasta baru walaupun pemerintah semakin memperketat regulasi pada dunia perbankan. Contoh dari bank swasta itu adalah BPR. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah. Dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. BPR sudah ada sejak jaman sebelum kemerdekaan yang dikenal dengan sebutan Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani dan Bank Dagang Desa atau Bank Pasar. BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 tahun Dalam undang-undang tersebut secara jelas disebutkan bahwa ada dua jenis bank, yaitu BANK UMUM dan BPR. Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kreditnya BPR menggunakan prinsip 3T yaitu Tepat waktu, Tepat jumlah, dan Tepat sasaran karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sedikit. Tingkat pertumbuhan bank BPR dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan perekonomian. Jumlah nasabah dan investor pun semakin meningkat,

3 hal ini menjadi persaingan yang ketat di kalangan perbankan. Setiap bank akan bersaing untuk menarik minat investor dan nasabahnya sehingga dapat bersaing dengan perbankan lainnya. Hal ini tentunya membuat setiap bank harus menjaga setiap aspek yang dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatan banknya. Dan pada bank BPR dalam menentukan tingkat kesehatan banknya dengan menggunakan analisis Camel sama dengan bank umum yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia melalui surat Surat Keputusan Direksi BI No. 30/11/KEP/DIR tahun 1997 dan Surat Keputusan direksi BI No.30/277/KEP/DIR tahun 1998 analisis CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity) ditetapkan sebagai panduan untuk menilai tingkat kesehatan bank. Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal & mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Kegiatan tersebut adalah kemampuan menghimpun dana, kemampuan mengelola dana, kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat, kemampuan memenuhi kewajiban kepada pihak lain dan pemenuhan peraturan yang berlaku (Y. Sri Susilo 2000:22). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rentabilitas suatu bank diantaranya adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Net Perfoming Loan (NPL) dan Loan Deposito Ratio (LDR). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, Salah satu penilaian kesehatan bank menurut Bank Indonesia adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), yaitu rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank dalam menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang beresiko. Jika nilai CAR tinggi berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002: 573). Kualitas Aktiva Produktif adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya, sehingga kredit merupakan salah satu bentuk dari aktiva produktif (Budisantoso dan Triandaru 2006: 118). Dengan meningkatnya Kualitas Aktiva Produktif diharapkan kinerja bank juga meningkat (terutama pencapaian laba). Dahlan Siamat (2005 : 71) menyatakan jika

4 kualitas aktiva produktif meningkat, maka perolehan laba bank juga meningkat; karena perolehan laba bank sangat tergantung dengan penempatan dana disisi aktiva (produktif). Disamping Capital Adequacy Ratio (CAR) dan KAP (Kualitas Aktiva Produktif), kesehatan bank juga dapat diukur berdasarkan likuiditas bank. Likuiditas merupakan indikator yang mengukur kemampuan bank unuk memenuhi atau membayar kewajiban (simpanan masyarakat ) yang harus segera di penuhi. Likuiditas diukur dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang merupakan rasio kredit (pinjaman) yang di berikan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank yang bersangkutan. Menurut Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi.. Besarnya LDR akan berpengaruh terhadap laba melalui penciptaan kredit. Semakin besar penyalur dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya resiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan. Berdasarkan uraian diatas, maka indentifikasi masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Kecukupan Modal pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya 2. Bagaimana pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Likuiditas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya 3. Bagaimana pengaruh Kecukupan Modal terhadap Likuiditas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya 4. Bagaimana Pengaruh secara Parsial Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya 5. Bagaimana Pengaruh secara Simultan Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya. Setelah mengidintifikasi masalah yang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Kecukupan Modal pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya 2. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Likuiditas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya

5 3. Untuk mengetahui pengaruh Kecukupan Modal terhadap Likuiditas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya 4. Untuk mengetahui Pengaruh secara Parsial Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas trehadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya 5. Untuk mengetahui Pengaruh secara Simultan Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya. KERANGKA PEMIKIRAN Perbankan adalah lembaga keuangan yang berperan sangat vital dalam aktivitas perdagangan internasional serta pembangunan ekonomi nasional. Pada dunia ekonomi modern saat ini, masyarakat sangat bank minded. Ini dapat dilihat dari makin maraknya minat masyarakat untuk menyimpan, berbisnis, bahkan sampai berinvestasi melalui perbankan. Hal ini menyebabkan semakin maraknya dunia perbankan yang dapat dilihat dari tumbuhnya bank-bank swasta baru walaupun pemerintah semakin memperketat regulasi pada dunia perbankan. Tingkat pertumbuhan bank dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan perekonomian. Jumlah nasabah dan investor pun semakin meningkat, hal ini menjadi persaingan yang ketat di kalangan perbankan. Setiap bank akan bersaing untuk menarik minat investor dan nasabahnya sehingga dapat bersaing dengan perbankan lainnya. Hal ini tentunya membuat setiap bank harus menjaga setiap aspek yang dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatan banknya. Kinerja bank yang baik akan tercermin dalam rasio keuangannya terutama rentabilitasnya. Menurut Kasmir (2008 : 297) rasio rentabilitas sering disebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan merupakan cerminan kinerja sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dengan kata lain, rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Sementara menurut Menurut Malayu Hasibuan (2009 : 100) rentabilitas bank adalah suatu kemampuan bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Rentabilitas pada dasarnya adalah laba (Rp) yang dinyatakan dalam % profit. Hasibuan (2009 : 100) memaparkan bahwa Bank Indonesia menilai kondisi rentabilitas perbankan di Indonesia didasarkan pada dua indikator antara lain : (1) return on assets

6 (ROA), dan (2) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Dalam penelitian ini rasio rentabilitas yang digunakan adalah ROA. ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva / assets yang dimilikinya. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Veithzal Rivai, 2006 : 157). Artinya semakin tinggi ROA yang dicapai maka semakin tinggi perusahaan tersebut menghasilkan profit. Alasan dipilihnya ROA karena Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian nilai profitabilitas atau rentabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat (Lukman Dendawijaya, 2009 : 119). Suatu bank dapat dimasukkan dalam kategori sehat apabila memiliki rasio ROA minimal 1,5%. Sementara itu, menurut Lukman Dendawijaya (2009 : 119) dalam penentuan tingkat kesehatan banknya lebih mementingkan kepada besarnya nilai rasio ROA yang mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya berasal dari simpanan masyarakat. Pada industri perbankan pengukuran profitabilitas suatu bank lebih mengutamakan ROA karena berfokus untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Murtanto dan Arviana (2002) juga mengemukakan bahwa penurunan profitabilitas dapat diartikan sebagai penurunan kinerja yang dapat menyebabkan financial distress, yaitu keadaan yang sangat sulit bahkan mendekati kebangkrutan yang jika tidak diselesaikan akan berdampak pada menurunnya penilaian kinerja perusahaan di mata masyarakat. Menurut Riahi-Belkaoui seperti yang dikutip oleh Mawardi (2005: 85), Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan-perusahaan multinasional khususnya dari sudut pandang profitabilitas dan kesempatan berinvestasi. Menurut Lukman Dendawijaya (2009:118), mengatakan Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat kuntungan yang dicapai bank tersebut dari segi penggunaan asset. Dari teori Lukman Dendawijaya (2009:118), yang mempengaruhi Rentabilitas bank yang diukur dengan ROA adalah Kualitas Aktiva Produktif. Penilaian asset suatu bank cenderung kepada penilaian Kualitas Aktiva Produktif (KAP) untuk lebih mengetahui sejauh mana kualitas aktiva yang dimiliki sebagai salah satu faktor pendukung dalam menghasilkan laba pada suatu bank (Abdullah dan Suryanto, 2004: 27). Menurut Widayati (2008) tujuan penilaian

7 aktiva produktif adalah untuk menilai keadaan kredit secara keseluruhan dan menilai kecukupan cadangan penghapusan terhadap kredit non lancar dalam satu periode. Rasio Kualitas Aktiva Produktif merupakan rasio yang mengukur kemampuan kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank untuk menutup aktiva produktif yang diklasifikasikan berupa kredit yang diberikan oleh bank. Rasio ini mengindikasikan bahwa semakin besar rasio ini menunjukkan semakin menurun kualitas aktiva produktif (Taswan, 2010:167). Artinya KAP berpengaruh positif terhadap Rentabilitas (ROA), sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi KAP maka semakin tinggi pula rentabilitas (ROA) bank. Salah satu variabel yang digunakan dalam mengukur Rentabilitas bank adalah kecukupan modal. Jika CAR lebih dari 8%, maka ini berarti idle money atau bahkan pemborosan, karena sebenarnya modal utama bank adalah kepercayaan, sedangkan CAR 8% hanya dimaksudkan bank Indonesia untuk menyesuaikan kondisi dengan perbankan Internasional sesuai BIS (Bank for International Settlements) (Mawardi, 2005: 91). Tingginya rasio capital dapat melindungi nasabah sehingga dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank (Werdaningtyas, 2002: 27). Dengan CAR yang cukup atau memenuhi ketentuan, bank tersebut dapat beroperasi sehingga terciptalah laba. Penyaluran kredit yang optimal dengan asumsi tidak terjadi kredit macet akan menaikkan laba yang akhirnya akan meningkatkan ROA. Rendahnya CAR menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya dapat menurunkan profitabilitas. Namun sebaliknya, semakin tinggi CAR semakin baik kinerja suatu bank. Selain itu, likuiditas juga mempengaruhi nilai Rentabilitas bank. Simorangkir (2004: 141) mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan bank untuk melunasi kewajiban-kewajiban yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Likuiditas menunjukkan ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dan masa yang akan datang. Pengaturan likuiditas bank terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban yang harus segera dibayar (Dendawijaya dalam Ahmad Yazid, 2009). Peningkatan LDR berarti penyaluran dana ke pinjaman semakin besar sehingga laba akan meningkat. Peningkatan laba tersebut mengakibatkan Rentabilitas bank yang diukur dengan ROA semakin tinggi. Selain ketiga varibel tersebut yang mempengaruhi terhadap nilai Rentabilitas bank yang diukur dengan ROA, ketiga variabel tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Seperti kualitas aktiva produktif yang mempengaruhi kecukupan modal. Menurut Malayu Hasibun

8 (2009:60) semakin banyak asset yang produktif (kredit lancer dan earning assets) maka kebutuhan akan modal semakin mudah dipenuhi. Sebaliknya jika banyak terjadi kredit macet, kebutuhan dana bank semakin sulit untuk dipenuhi bank bersangkutan. Kelangsungan usaha bank tergantung pada kesiapan untuk menghadapi risiko kerugian dari penanamann dana. Oleh sebab itu dalam rangka kesiapan menghadapi risiko kerugian, bank berkewajiban menjaga kualitas aktiva produktifnya. Penilaian kualitas aset mencerminkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya. Didalam menganalisis Kualitas aktiva produktif suatu bank dilakukan secara cermat selain itu perhatian difokuskan pada kecukupan modal bank karena masalah solvensi sangat penting. Kualitas aktiva produktif bank yang sangat jelek secara implikasinya akan menghapus modal bank. Walaupun secara riil bank memiliki modal yang cukup besar, apabila kualitas aktiva produktifnya sangat buruk dapat mengakibatkan kondisi modalnya menjadi buruk juga. Hal ini antara lain terkait dengan berbagai permasalahan seperti pembentukan cadangan, penilaian asset, pemberian pinjaman kepada pihak terkait dan sebagainya. Kualitas Aktiva Produktif dalam indikatornya membandingkan kredit bermasalah (APYD) dengan total aktiva, dimana kredit yang di berikan kepada nasabah dalam pengembaliaanya dikatakan lancar atau tidak lancar. Sehingga dengan tidak langsung kualitas aktiva produktif dapat berpengaruh terhadap likuiditas suatu bank dalam memenuhi kewajiban yang harus dibayar. Kualitas Aktiva Produktif dalam hal ini yang diangkat adalah kredit yang bermasalah yang dapat mempengaruhi likuiditas suatu bank. Menurut Dahlan Siamat (2005:92), Resiko Kredit merupakan : Suatu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan atau dijadwalkan. Perputaran kas yang rendah karena jumlah persediaan kas yang minim yang disebabkan oleh adanya kredit bermasalah, akan mengakibatkan bank tersebut mengalami risiko likuiditas atau liquidity risk. Dimana risiko likuiditas terjadi apabila lembaga keuangan tidak memiliki dana untuk memenuhi semua penarikan oleh deposan, pemegang polis, atau pemegang unit penyertaan reksa dana terbuka. Sehingga bank tersebut dikatakan tidak likuid, karena bank tersebut tidak bisa membayar kewajiban utang jangka pendeknya (Dahlan Siamat, 2005: 14).

9 Likuiditas dapat pula dipengaruhi oleh kredit bermasalah, karena dengan munculnya kredit bermasalah, kas yang semestinya masuk dan menambah likuiditas bank tidak terjadi, sehingga mengakibatkan bank tersebut tidak mampu lagi membayar kewajiban jangka pendeknya sehingga bank tersebut berada dalam keadaan illikuid. Apabila bank dalam keadaan illikuid, maka akan mengurangi kesempatan bank untuk mendapatkan laba (Dahlan Siamat, 2005: 339). Apabila kondisi Kualitas Aktiva Produktif dilihat dari kredit yang bermasalahnya semakin membaik maka perputaran kredit akan semakin cepat dan tidak ada kredit yang macet juga akan selalu ada ketersediaan dana atau kas untuk memenuhi kewajiban yang harus dibayar bank setiap saat sehingga kondisi likuiditas bank juga akan semakin baik, begitu pula sebaliknya. Selain itu, tingkat kecukupan modal juga berpengaruh terhadap tingkat likuiditas suatu bank. Menurut Siamat (2005) fungsi utama modal bank memenuhi kebutuhan minimum dan untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Dengan kata lain, CAR merupakan tingkat kecukupan modal yang dimiliki bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Tingkat kecukupan suatu bank sangat penting dalam menyalurkan kredit pada masyarakat. Bila tingkat kecukupan modal bank baik, maka masyarakat akan tertarik untuk mengambil kredit, dan pihak bank memiliki dana cadangan jika sewaktu-waktu terjadi masalah kredit macet. Pemberian kredit bank pada masyarakat diwakili dengan rasio LDR. Bank yang memiliki kecukupan modal yang tinggi maka akan meningkatkan kepercayaan diri dalam menyalurkan kredit, sehingga apabila CAR meningkat maka akan meningkatkan LDR. METODELOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus OPERASIONALISASI VARIABEL Dalam penelitian ini terdapat tiga variable independen yaitu Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal dan Likuiditas, serta satu variable dependen yaitu Rentabilitas bank.

10 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Definisi Indikator Skala Kualitas Aktiva produktif yaitu seluruh penanaman modal dalam Aktifa Produktif Rasio Aktiva bentuk rupiah dan valuta asing yang bertujuan untuk yang bermasalah Produktif mendapatkan penghasilan berdasarkan Total Aktiva. (X 1 ) fungsinya(siamat,1995:230). Kecukupan Modal (X 2 ) Likuiditas (X3) Rentabilitas (Y) CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. (Lukman Dendawijaya,2009:121). Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi. Rentabilitas bank adalah Kemampuan suatu bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan. (Agnes Sawir, 2003:31) modal aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) Kredit yang diberikan Dana Yang Diterima Laba Sebelum Pajak (EBT) Total Aktiva Rasio Rasio Rasio TEKNIK PENGUMPULAN DATA Adapun teknik pengumpulan data yang penulois gunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Riset Lapangan (field research), Yaitu teknik pengumpulan data secara langsung pada obyek penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data-data primer dari penelitian yang dilakukan dengan cara wawancara dan observasi tanpa tanpa terlibat kerja dan hanya sebagai pengamat independen 2. Riset Kepustakaan (library research), Yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh data-data sekunder guna mendukung data-data primer yang diperoleh selama penelitian. Data-data sekunder ini diperoleh dengan cara mempelajari dan mengkaji permasalahan dalam buku, perundang-undangan, diklat, dokumen-dokumen, kertas kerja dan bahanbahan lainnya yang berkaitan dengan penelitian dan penentuan teori-teori yang berhubungan dengan bidang penelitiannya. RANCANGAN ANALISTIS DATA Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Tujuan digunakan analisis jalur (path analysis) untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variable

11 serta mengetahui pengaryh langsung dan tidak langsung variable penyebab terhadap sebuah variable akibat. Dari struktur path analysis, maka dilakukan langkah langkah sebagai berikut : 1. Menghitung koefisien korelasi (r) Koefisien korelasi digunakan untuk menentukan tingkat keeratan hubungan antara X 1 dengan X 2, X 3 dan X 2 dengan X 3. Adapun rumus yang digunakan adalah : rx X i j n n h1 X ih n n h1 X n h1 ih X X ih jh 2 n h1. n X n h1 n ih h1 X jh X jh n h1 X jh 2 (Sumber: Sitepu, 1994:19) Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Demikian jika hubungan antar variabel tidak kuat maka nilai r akan kecil, besarnya koefisien korelasi ini akan diinterpretasikan sebagai berikut : Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat Rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono, 2012 : Pengujian secara simultan Pengujian secara simultan menggunakan rumus sebagai berikut: YXi byxi n h1 n 2 Xi h Yh 2 (Sumber: Sitepu, 1994:19) Keterangan: YXi = Koefisien jalur dari variabel X i terhadap variabel Y byxi = Koefisien regresi variabel X i terhadap variabel Y

12 3. Pengujian Faktor Residu/ Sisa Yi 2 1 R YiX 1X 2... X k = Di mana R 2 YX 1 X 2...X k = Yi X iryxi 4. Pengujian Hipotesis k i1 Menguji keberartian (signifikan) dari hubungan variabel bebas Xi dengan variabel Xj Ho : r 2 X1 Ha : r 2 X1 X = 0 X 0 Dengan kriteria penolakan Ho jika t hitung > t tabel a. Pengujian secara simultan Ho : ρ yx 1 = ρ yx yx 2 = ρ 3 = 0 Ha : ρ yx 1 = ρ yx yx 2 = ρ 3 0 Dengan kriteria penolakan Ho jika F hitung > F tabel Uji signifikansi menggunakan rumus: F = n k 1 R 2 k 1 R 2 YX1X... X k YX1X 2 2 Statistik uji ini mengikuti distribusi F dengan derajat bebas V 1 = k dan V 2 = n-k-l b. Pengujian secara parsial Hipotesis operasional: Ho : ρ YXi = 0 Ha : ρ YXi 0 Dengan kriteria penolakan Ho jika t hitung > t tabel Uji statistik menggunakan rumus : t i YX 1 R YX 1... X k n k 11 R X X... X 1 i 1 i... X k ; i = 1, 2,...,(Sitepu, 1994:28) Statistik uji di atas mengikuti distribusi t dengan derajat bebas n-k-l Mencari Pengaruh dari satu variabel ke variabel lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat disajikan melalui formula yang disajikan dalam Tabel 3.3 sebagai berikut:

13 Tabel 3.3 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Antar Variabel Penelitian No Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh 1. Variabel X 1 Y X 1 Y : (PYX 1 ) = A - A Melalui X 2 Y X 1 Ω X 2 Y (pyx 1 ) (ρx 1 X 2 ) (ρyx 2 ) = B Melalui X 3 Y X 1 Ω X 3 Y B C (ρyx 1 ) (ρx 2 X 3 ) (ρyx 3 ) = C Total pengaruh X 1 Y - A + B + C 2. Variabel X 2 Y X 2 Y : (PYX 2 ) = D - D Melalui X 3 Y X 1 Ω X 3 Y E (ρyx 1 ) (ρx 2 X 3 ) (ρyx 3 ) = E Total pengaruh X 2 Y - D + E 3. Variabel X 3 Y X 3 Y : (PYX 3 ) = F - F Total pengaruh X 3 Y - F Total pengaruh X 1, X 2, X 3 (A+B+C)+(D+E +F) = 1 Dalam proses perhitungan path analysis di atas, penulis akan menggunakan software SPSS. PENGUJIAN HIPOTESIS Uji hipotesis akan dimulai dengan penetapan hipotesis operasional, penetapan tingkat signifikan, uji signifikan, kriteria dan penarikan kesimpulan. 1. Penetapan Hipotesis Operasional a) Kualitas Aktiva Produktif terhadap Kecukupan Modal Ho 1, = 0 : Kualitas Aktiva Produktif tidak berpengaruh terhadap Kecukupan Modal Ha 1, 0 : Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh terhadap Kecukupan Modal b) Kualitas Aktiva Produktif terhadap Likuiditas

14 Ho 2, = 0 : Kualitas Aktiva Produktif tidak berpengaruh terhadap Likuiditas Ha 2, 0 : Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh terhadap Likuiditas c) Kecukupan Modal terhadap Likuiditas Ho 3, = 0 : Kecukupan modal tidak berpengaruh terhadap Likuiditas Ha 3, 0 : Kecukupan modal berpengaruh terhadap Likuiditas d) Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas secara parsial. Hipotesis yang diujikan adalah : Ho 4, = 0 : Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan modal, dan Likuiditas secara parsial tidak berpengaruh terhadap Rentabilitas Ha 4, 0 : Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan modal, dan Likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap Rentabilitas e) Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas secara simultan. Hipotesis yang diujikan adalah : Ho 5, = 0 : Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan modal, dan Likuiditas secara simultan tidak berpengaruh terhadap Rentabilitas Ha 5, 0 : Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan modal, dan Likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap Rentabilitas 2. Penetapan tingkat signifikansi Taraf signifikansi () ditetapkan sebesar 5%, ini berarti kemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95%, atau toleransi kemelesetan 5%. Taraf signifikansi ini adalah tingkat yang umum digunakan dalam penelitian sosial karena dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. 3. Uji Signifikansi Untuk menguji signifikansi dilakukan dua pengujian yaitu : a. Secara parsial menggunakan uji T b. Secara simultan menggunakan uji F 4. Kaidah keputusan Kaidah keputusan yang digunakan adalah : a. Tolak H 0 jika t < -t½ df (n-2) atau t > t ½ df(n-2) Terima H 0 jika - t ½ df (n-2) t t ½ df(n-2)

15 Atau Tolak H 0 jika t <-t½ df (n-k-1) atau t > t ½ df(n-k-1) Terima H 0 jika - t ½ df (n-k-1) t t ½ df(n-k-1) b. Tolak H 0 jika F hitung > F tabel dan terima H 0 jika F hitung F tabel. 5. Penarikan Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian seperti tahapan di atas maka akan dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari hasil tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak. Pembahasan Nilai r merupakan koefisien korelasi untuk menentukan tingkat keeratan hubungan antara variable. Nilai r Kualitas Aktiva Produktif terhadap Kecukupan Modal PT. Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya dilihat dari nilai hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,578, maka nilai r dalam keterkaitan hubungannya dikategorikan sedang. Besarnya koefisien determinasi (r) 2 sebesar 0,334 atau 33,4%, hal ini berarti Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh terhadap Kecukupan Modal PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya sebesar 33,4% dan sisanya 66,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti salah satunya Non Performing Loan atau kredit bermasalah dan cadangan Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif. Untuk uji signifikasi pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Kecukupan Modal dapat dilihat dari dari uji t dengan nilai t hitung adalah sebesar 2,237 jika dibandingkan dengan t tabel dimana α = 5% dan df = 12-2=10, didapat t tabel sebesar 2,228 maka t hitung (2,237) > t tabel (2,228). Atau dapat dilihat dari sig output SPSS sebesar 0,049 lebih kecil dari tingkat α = 5 % atau α = 0,05. Karena t hitung (2,237) > t tabel (2,228), maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis Ha alternative diterima artinya bahwa Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh segnifikan terhadap Kecukupan Modal. Dengan kata lain Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh signifikan terhadap Kecukupan Modal PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Likuiditas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya Nilai r merupakan koefisien korelasi untuk menentukan tingkat keeratan hubungan antara variable. Nilai r Kualitas Aktiva Produktif terhadap Likuiditas PT. Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya dilihat dari nilai hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,521, maka nilai r dalam keterkaitan hubungannya dikategorikan sedang. Besarnya koefisien determinasi sebesar 0,272

16 atau 27,2%, hal ini berarti Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh terhadap Likuiditas PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya sebesar 27,2% dan sisanya 72,8% dan sisanya 66,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti salah satunya Non Performing Loan atau kredit bermasalah dan cadangan Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif. Untuk uji signifikasi pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Likuiditas dapat dilihat dari uji t dengan nilai t hitung adalah sebesar 1,932 jika dibandingkan dengan t tabel dimana α = 5% dan df = 12-2=10, didapat t tabel sebesar 2,228 maka t hitung (1,932) < t tabel (2,228). Atau dapat dilihat dari nilai sig hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,082 lebih besar dari tingkat α = 5 % atau α = 0,05. Dari hasil pengujian tersebut mengandung makna pada tingkat keyakinan 95% hipotesis Ha alternative ditolak artinya bahwa Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh tidak signifikan terhadap Likuiditas. Atau dengan kaidah keputusan terima Ha jika t hitung > t tabel dan diperoleh t hitung = 1,932 dan t tabel = 2,228 maka t hitung jatuh pada daerah penerimaan Ho sehingga Ha ditolak. Pengaruh Kecukupan Modal terhadap Likuiditas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya Nilai r merupakan koefisien korelasi untuk menentukan tingkat keeratan hubungan antara variable. Nilai r Kecukupan Modal terhadap Likuiditas PT. Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya dilihat dari nilai hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,080, maka nilai r dalam keterkaitan hubungannya dikategorikan sangat rendah. Besarnya koefisien determinasi sebesar 0,006 atau 0,6%, hal ini berarti Kecukupan Modal berpengaruh terhadap Likuiditas PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya hanya sebesar 0,6% sisanya 99,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti salah satunya Non Performing Loan atau kredit bermasalah dan cadangan Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif. Untuk uji signifikasi pengaruh Kecukupan Modal terhadap Likuiditas dapat dilihat dari uji t dengan nilai t hitung adalah sebesar 0,255 jika dibandingkan dengan t tabel dimana α = 5% dan df = 12-2=10, didapat t tabel sebesar 2,228 maka t hitung (0,255) < t tabel (2,228). Atau dapat dilihat dari nilai sig hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,804 lebih besar dari tingkat α = 5 % atau α = 0,05. Dari hasil pengujian tersebut mengandung makna pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternative Ha ditolak artinya bahwa Kecukupan Modal berpengaruh tidak signifikan terhadap Likuiditas. Atau dengan kaidah keputusan terima Ha jika t hitung > t tabel dan diperoleh t hitung = 1,932 dan t tabel = 2,228 maka t hitung jatuh pada daerah penerimaan Ho sehingga Ha ditolak.

17 Pengaruh secara parsial antara Kualitas Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalya. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan perhitungan SPSS versi 17 diketahui hasil antara Kualitas Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas sebesar -0,093 (dilihat dari Standardized Coefficients β), karena nilainya negatif menunjukan bahwa setiap perubahan pada rasio Kualitas Aktiva Produktif akan berbanding terbalik dengan perubahan rentabilitas bank. Semakin tingginya nilai rasio Kualitas Aktiva Produktif yang berarti semakin memburuk Kualitas Aktiva Produktifnya yakni yang lebih dominan disebabkan oleh kredit bermasalh atau Non Performong Loan yang semakin besar akan menyebabkan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang semakin besar pula sehingga nilai return On Asset semakin menurun begitu pula sebaliknya. Besarnya koefisien determinasi beta adalah sebesar 0,009 atau 0,9% yang berarti bahwa Kualitas Aktiva Produktif mempengaruhi terhadap rentabilitas bank hanya sebesar 0,9% dan sisanya 99,1% dipengaruhi faktor lain yang tidak ditelti oleh penulis yaitu adanya kredit bermasalah (NPL), perputaran kredit, cadangan penyisishan penghapusan Aktiva Produktif (Apabila PPAP naik, maka ROA akan turun karena PPAP merupakan beban bagi bank), kebijakan pemerintah dan kebijakan perbankkan itu sendiri. Diperoleh nilai t hitung yang didapat dari uji t adalah sebesar -0,179 jika dibandingkan dengan t tabel dimana α = 5% dan df = =8, didapat t tabel sebesar 2,306 sehingga t hitung < t tabel (-0,179 < 2,306) dengan tingkat signifikansi yang dilihat dari nilai sig hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,863 lebih besar dari 0,05. Dari hasil pengujian tersebut mengandung makna pada tingkat keyakinan 95% hipotesis Ha ditolak artinya bahwa Kualitas Aktiva Produktif secara parsial berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Rentabilitas bank. Atau dengan kaidah keputusan terima Ha jika t hitung > t tabel dan diperoleh t hitung = -0,179 dan t tabel = 2,306 maka t hitung jatuh pada daerah penerimaan Ho sehingga Ha ditolak. Pengaruh Secara Parsial Kecukupan Modal terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan perhitungan SPSS versi 17 diketahui hasil antara Kualitas Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas sebesar -0,130 (dilihat dari Standardized Coefficients β), karena nilainya negatif menunjukan bahwa setiap perubahan pada rasio Kecukupan Modal akan berbanding terbalik dengan perubahan rentabilitas bank. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya Kecukupan Modal (CAR) belum tentu menyebabkan besar kecilnya keuntungan bank. Bank yang memiliki modal besar

18 namun tidak dapat menggunakan modalnya itu secara efektif untuk menghasilkan laba, maka modal yang besar pun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas bank (sutedja, 2008 : 67). Besarnya koefisien determinasi beta adalah sebesar 0,018 atau 1,8% yang berarti bahwa Kecukupan Modal mempengaruhi terhadap Rentabilitas bank hanya sebesar 1,8% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis yaitu diantaranya Non Performing Loan dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif. Diperoleh nilai t hitung yang didapat dari uji t adalah sebesar -0,292 jika dibandingkan dengan t tabel dimana α = 5% dan df = =8, didapat t tabel sebesar 2,306 sehingga t hitung < t tabel (-0,179 < 2,306) dengan tingkat signifikansi yang dilihat dari nilai sig hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,778 lebih besar dari 0,05. Dari hasil pengujian tersebut mengandung makna pada tingkat keyakinan 95% hipotesis Ha ditolak artinya bahwa Kecukupan Modal secara parsial berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Rentabilitas bank. Atau dengan kaidah keputusan terima Ha jika t hitung > t tabel dan diperoleh t hitung = -0,292 dan t tabel = 2,306 maka t hitung jatuh pada daerah penerimaan Ho sehingga Ha ditolak. Pengaruh Secara Parsial Likuiditas terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan perhitungan SPSS versi 17 diketahui hasil antara Kualitas Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas sebesar -0,081 (dilihat dari Standardized Coefficients β), karena nilainya negatif menunjukan bahwa setiap perubahan pada rasio Likuiditas akan berbanding terbalik dengan perubahan rentabilitas bank. Dalam penelitian ini bahwa ketika Rasio likuiditany cenderung buruk dengan mendekati nilai batas 110% dengan dikatagorikan jelek tetapi laba yang dihasilkannya malah cenderung bagus yaitu diatas 1,5%. Seharusnyan dalam Rentabilitas yang tinggi, likuiditasnya harusnya dalam keadaan baik dengan nilai persentasinya sebesar kurang dari 75% (menurut Matriks Kriteria Peringkat Komponen LDR yang bersumber dari SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004). Hal ini mungkin disebabkan oleh data yang didapat oleh peneliti dari pihak bank berupa data akumulatif perbulan. Besarnya koefisien determinasi beta adalah sebesar 0,007 atau 0,7% yang berarti bahwa Likuiditas mempengaruhi terhadap rentabilitas bank hanya sebesar 0,7% dan sisanya 99,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis yaitu Non Performing Loan dan cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif.

19 Diperoleh nilai t hitung yang didapat dari uji t adalah sebesar -0,191 jika dibandingkan dengan t tabel dimana α = 5% dan df = =8, didapat t tabel sebesar 2,306 sehingga t hitung < t tabel (-0,191 < 2,306) dengan tingkat signifikansi yang dilihat dari nilai sig hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,853 lebih besar dari 0,05. Dari hasil pengujian tersebut mengandung makna pada tingkat keyakinan 95% hipotesis Ha ditolak artinya bahwa Likuiditas secara parsial berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Rentabilitas bank. Atau dengan kaidah keputusan terima Ha jika t hitung > t tabel dan diperoleh t hitung = -0,191 dan t tabel = 2,306 maka t hitung jatuh pada daerah penerimaan Ho sehingga Ha ditolak. Pengaruh secara Simultan Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya Hasil perhitungan SPSS 17 diperoleh nilai r yaitu sebesar 0,235 dan koefisien determinasinya sebesar 0,055 atau 5,5%. Artinya jika Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas secara bersama sama meningkat atau memberikan dampak positif, maka Rentabilitas bank juga akan memberikan dampak positif atau meningkat pula. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis penelitian teruji bahwa Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas berpengaruh terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya. Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai F hitung sebesar 0,156 dengan kriteria penerimaan Ho jika F hitung < F tabel dengan mengambil taraf signifikan α sebesar 5%, maka dari tabel distribusi F-Snedector diperoleh F;α;k (n-k-1) = = 8 adalah sebesar 4,07 atau dengan melihat sig F yaitu 0,923 yang artinya dengan α lebih besar dari 5% maka menunjukan tidak signifikan tetapi berpengaruh walaupun pengaruhnya sangat rendah. Dikarenakan 0,156 lebih kecil dari 4,07 dan sig F sebesar 0,923, maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas secara simultan berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Rentabilitas sebesar koefisien determinasi 0,055 atau 5,5%. PENUTUP SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian mengenai pengaruh Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas bank dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh signifikan terhadap Kecukupan Modal.

20 2. Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Likuiditas. 3. Kecukupan Modal berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Likuiditas. 4. Secara parsial Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Rentabilitas. 5. Secara simultan Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Rentabilitas. SARAN Saran dalam penelitian ini diantaranya : 1. Bagi Pihak Bank Dalam hasil penelitian ini rasio Kualitas Aktiva Produktif mengalami peningkatan sehingga menyebabkan Kualitas Aktiva Produktif rendah. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kredit macet. Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian. Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara : Rescheduling (penjadwalan ulang), Reconditioning (persyaratan ulang), Retructuring (penataan ulang), Kombinasi antara Rescheduling (penjadwalan ulang), Reconditioning (persyaratan ulang) dan Retructuring (penataan ulang), dan penyitaan jaminan (Kasmir 2006 : 129). CAR menunjukan kemampuan bank untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul dari setiap penciptaan bank. Untuk itu bank harus dapat mengindentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol resiko resiko dari penciptaan aktiva, khususnya dalam penyaluran kredit kepada pihak ketiga. Tingkat Kecukupan Modal (CAR) PT. BPR ARtha Jaya Mandiri Tasikmalaya sudah berada diatas tingkat CAR minum yang telah ditetapkan BI sebesar 8% dan sebaiknya di pertahankan karena Ketetapan CAR sebesar 8% bertujuan untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada pihak bank, melindungi dana pihak ketiga pada bank bersangkutan, dan untuk memenuhi ketetapan standar BIS perbankan Internasional (Malayu Hasibuan 2009 : 58). Dalam penelitian ini bahwa likuiditas bank harus lebih ditingkatkan dan lebih mendekati kriteria peringkat komponen LDR yang di tetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 75% agar likuiditas bank bias tettap likuid karena likuiditas bank merupakan kemampuan bank untuk membayar semua untang jangka pendeknya dengan alat alat likuid yang dikusainya. Bank dikatakan likuid jika bank tersebut mempunyai cash asset sebesar kebutuhan yang akan digunakan untuk memenuhi likuiditasnya, cash asset lebih kecil dari butir (1) diatas, tetapi bank juga mempunyai asset lainnya (khususnya surat surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu waktu tanpa mengalami penurunan niali pasarnya, dan kemampuan untuk menciptakan cash asset baru melalui berbagai bentuk untang (Malayu Hasibuan 2009 : 94).

21 Untuk menjaga dan meningkatkan Rentabilitas bank khususnya dengan perhitungan ROA maka harus dapat menjaga Kualitas Aktiva Produktif, menekan biaya operasional, selektif dalam pemberian kredit, menjaga tingkat likuiditas agar tidak terlalu tinggi dan selalu likuid dan memanfaatkan aktiva yang tidak Produktif. Hal ini, karena pendapatan bank atau rentabilitas bank dapat menjamin kontinuitas berdirinya bank, dapat membayar deviden pemegang saham bank, dapat membayar dan meningkatkan kompensasi karyawannya, merupakan tolak ukur tingkat kesehatan bank, merupakan tolak ukur baik atau buruknya manajemen bank, dapat meningkatkan daya saing bank bersangkutan dan dapat meningkatkan status bank bersangkuta ((Malayu Hasibuan 2009 : 100). 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mencari dan melakukan penelitian terhadap beberapa variabel lainnya yang terikat atau menabah rasio variabelnya dan yang ingin mengkaji kembali Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, Likuiditas dan Rentabilitas yang sama namun dipergunakan pada perusahaan lain atau pada bank syariah dan bank umum, dengan menggunakan data persemester atau pertahun dan perluasan subjek penelitian atau dengan mengubah satu maupun keseluruhan variabel penelitian dengan konsep lain yang berbeda agar memperoleh hasil yang signifikan. DAFTAR PUSTAKA Alhaq, Muhammad., Taufik, Taufeni., Desmiyawati Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Kualitas Aktiva Produktif,Non Performing Loan Dan Loan To Deposit Ratio Terhadapprofitabilitas. Riau : Universitas Riau. Bunga Arumsari,Nyimas Pengaruh Rasio Likuiditas, Kualitas Aktiva, Sensitivitas, Efisiensi Dan Profitabilitas Terhadap Car Pada Bank-Bank Pemerintah. Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Fitrianto, Hendra., Mawardi, Wisnu Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Rentabilitas, Dan Efisiensi Terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi. Volume 3, Nomor 1, Januari, Tahun 2006, Halaman Semarang: Universitas Diponogoro Rohimat, Rudi Pengaruh Kecukupan Modal Dan Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Rentabilitas Bank Studi Kasus Pada PT. BPR POLADANA Tasikmalaya. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi. Edginarda, Cynthia Analisis Pengaruh Rasio Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Pada Bank Pemerintah Di Indonesia Periode Makasar: Universitas Hasanudin.

22 Sartika, Dewi Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif Dan Likuiditas Terhadap Return On Assets (ROA) (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode ). Makasar: Universitas Hasanudin. Suryandani, Wulan Analisis Pengaruh Rasio Kecukupan modal, Aktiva Produktif, Nim, Bopo Dan Likuiditas Terhadap Tingkat Return On Asset (Studi pada Bank Umum Konvensional Tahun ). Semarang: Universitas Diponogoro. Erista Ika. D, Valentina Analisis Pengaruh Car, Kap, Nim, Bopo, Ldr, Dan Sensitivity To Market Risk Terhadap Tingkat Profitabilitas Perbankan ( Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode ). Semarang: Universitas Diponogoro. Syarif, Syahru Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Camelsterhadap Net Interest Margin(Study Empiris Pada Bank-bank yang Listed di Bursa Efek JakartaPeriode Tahun ). Semarang: Universitas Diponogoro. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/30/DPBPR tanggal 12 Desember 2006 perihal Bank Perkreditan Raktyat Peraturan Bank Indonesia. Nomor: 8/19/Pbi/2006, Tentang Kualitas Aktiva Produktif Dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Perkreditan Rakyat. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 15 /Pbi/2012, Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. Damayanti, Finishia Analisis Pengaruh Car, Ldr, Bopo, Dan Kap Terhadap Kinerja Perbankan (Studi Komparatif Antara Bank Devisa dan Bank Non Devisa Periode ). Semarang: Universitas Diponogoro. Monthly Bank Indonesia. Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 10, No. 2, Januari ISSN: Riadi Muchlisin. 30, Januari, Pengertian dan Fungsi Perbankan. ( ). 31, Januari, Jenis - jenis bank.

PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya)

PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya) PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya) Nunung Nuraqliah (083403018) Email : noeng_aqly27@yahoo.com Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

JURNAL AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP RETURN ON ASSETS

JURNAL AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP RETURN ON ASSETS 1 JURNAL AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) (Survei pada PT. BPR Pola Dana Tasikmalaya) Oleh : RIZAL KURNIAWAN NPM. 083403044 Dr. Dedi Kusmayadi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan 2.1.1 Kinerja Perbankan Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel atau indikator, antara lain melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Tujuan utama sebuah perusahaan merupakan menghasilkan laba yang maksimum, sehingga sangat penting untuk perusahaan menghitung besarnya laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah

Lebih terperinci

PRAMA TRIANDY P Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT

PRAMA TRIANDY P Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT PENGARUH NON PERFORMING LOAN, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET (Studi Kasus pada PT. BPR Cipatujah Jawa Barat Periode 2008-2016) PRAMA TRIANDY P 123403234 pramatriandy@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan dampak bagi perekonomian di indonesia terutama pada struktur perbankan. Hal ini menyebabkan krisis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko ( kredit, penyertaan, surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan regional atau nasional. Peran

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword: Non Performing Loans, Cash Turn Over, Liquidity.

ABSTRACT. Keyword: Non Performing Loans, Cash Turn Over, Liquidity. 1 PENGARUH KREDIT BERMASALAH TERHADAP PERPUTARAN KAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP LIKUIDITAS (Studi Kasus Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya) ===============================================================

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Perbankan Indonesia Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998, Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau tempat untuk menukarkan uang. Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian di Indonesia. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu 60 III. METODE PENELITIAN A. Variabel Operasional Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peran yang sangat vital dalam pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dalam peningkatan dan pemerataan taraf hidup masyarakat serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan dalam sistem keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting, dimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di bidang keuangan. Deregulasi tersebut telah mengakibatkan kebutuhan dana secara langsung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ELY YULIASTUTI NIM. B 100 110 028 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencangkup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial intermediary atau lembaga perantara antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. Sedangkan menurut undang-undang

Lebih terperinci

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Mandiri periode 2011-2012 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. 1. Capital (Permodalan) Rasio permodalan diukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Dalam suatu negara, peranan bank sangat mempengaruhi keadaan di dalam negara tersebut, khususnya dalam segi perekonomian yang dapat berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha

Lebih terperinci

Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET)

Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET) Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET) Created by : Umrah Sitti Nur Jannah Liliyani Ridwan Yudi Pratama A3009 A30289 A000 A0257 Fakultas ekonomi dan bisnis Universitas hasanuddin Makassar

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank dan Produk Bank 2.1.1 Pengertian Bank Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan disalurkan dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga intermediasi bagi pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Di samping itu, bank juga sebagai suatu industri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas suatu faktor yang seharusnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu lembaga keuangan yang cukup vital pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan kebijakan pemerintah dalam bidang perbankan antara lain adalah paket deregulasi Tahun 1983, paket kebijakan 27 Oktober 1988, paket kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Deskriptif Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing variabel yang diteliti. Hal ini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perbankan Syariah Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mencakup kelembagaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja keuangan bank merupakan suatu gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu, baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Penilaian

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh keuntungan yang maksimal merupakan tujuan utama berdirinya suatu perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan milik pemerintah. Karena laba merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Bank dan Perbankan Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel merupakan atribut yang memiliki variasi antara satu objek dengan objek lain. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, RETURN ON ASSETS, NET

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, RETURN ON ASSETS, NET ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, RETURN ON ASSETS, NET INTEREST MARGIN DAN LOAN TO DEPOSIT RA TIO TERHADAP HARGASAHAM PT BANK CENTRAL ASIA, TBK PERIODE 2007-2011 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak-pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), yayasan, maupun bentuk-bentuk badan usaha lainnya, pasti memiliki tujuan utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Laba Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014 membutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL Suci Wulandari, Sunandar, Hetika DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ilwin Husain 1, Zulkifli Bokiu 2, Mahdalena 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari peran Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998, bank merupakan sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Tan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BOPO, CAR, LDR, ROA TERHADAP KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH BOPO, CAR, LDR, ROA TERHADAP KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN ANALISIS PENGARUH BOPO, CAR, LDR, ROA TERHADAP KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Fundamental Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan laporan keuangan. Laporan keuangan bank yang terdiri dari neraca memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara. Kinerja perbankan yang kuat akan menopang berbagai sektor ekonomi termasuk didalamnya sektor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Ardiani (2007) menunjukkan bahwa secara simultan CAR, RORA, ROA, LDR, NPM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran penting di dalam sektor perekonomian. Di Indonesia bank merupakan sebuah lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peranan penting dalam membangun sistem perekonomian Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi atau perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh negara. Tidak sedikit roda-roda perekonomian terutama di sektor riil digerakkan oleh perbankan baik secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini berupa analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati aspek-aspek tertentu dari laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang terus berkelanjutan. Pada akhir tahun 1997, suku bunga untuk jangka waktu bulanan di Bank

Lebih terperinci

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN PT. BANK BUKOPIN Tbk PERIODE 2006-2008) Sri Pujiyanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan institusi yang berpengaruh signifikan dalam menentukan kelancaran aktivitas perekonomian dan keberhasilan pembangunan sehingga wajar menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Pengertian bank dalam UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai (Widati, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai (Widati, 2012). 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan, dimana landasan kegiatan usaha bank adalah kepercayaan dari nasabah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan kinerja perekonomian Indonesia menurun. Pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Bank 2.1.1 Pengertian Bank Para ahli dalam bidang perbankan memberikan definisi mengenai bank yang berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang sama. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, data yang

Lebih terperinci