Penyusunan Regulasi Penyelenggaraan IPTV. Depkominfo
|
|
- Yulia Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penyusunan Regulasi Penyelenggaraan IPTV Depkominfo
2 Metodologi Melihat kondisi saat ini (regulasi, teknologi, sosialekonomi, penyelenggaraan). Memperkirakan kondisi yang diharapkan untuk layanan IPTV (melalui benchmarking dengan negara lain yang sudah menggelar layanan IPTV & kajian terhadap standard internasional). Menyiapkan Rancangan Peraturan Menteri beserta naskah akademik penunjangnya Mengadakan Focus Group Discussion secara bertahap yang melibatkan regulator, pelaku usaha, penyedia teknologi, dan pengguna. Melakukan legal review dari pakar hukum terkait. Melakukan konsultasi publik
3 Misi IPTV Mengembalikan fungsi hiburan keluarga Menyediakan sarana pembelajaran teknologi informasi bagi generasi tua Menumbuhkan minat investasi jaringan kabel kecepatan tinggi ke rumah-rumah Menumbuhkan industri konten Menumbuhkan layanan transaksi elektronik Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian Memberikan contoh regulasi layanan konvergen dalam era TIME Convergent Meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya
4 IPTV is defined as Multimedia services: ITU Definition Television / video / audio / text / graphics / data Delivered over managed IP based networks providing appropriate: QoS / QoE, security, interactivity and reliability. IPTV is NOT Television over IP, It is much more Ability to offer a variety of video and interactive services over an IP platform, typically viewed by the consumer via a television Viewed over fixed broadband connection (DSL or FTTH) with standard TV set Offered over closed content distribution network
5 Perbandingan.. Aspek IPTV Internet TV Platform Kepemilikan Jaringan Infrastruktur Wilayah Jangkauan Closed system, kualitas layanan terjamin (managed QoS). Video konten dikirim hanya kepada pelanggan (known subscriber); Pengiriman melalui IP packets sampai dengan pelanggan (end customer). Dikirim melalui infrastruktur jaringan milik service provider sendiri Sesuai dengan jangkauan jaringan yang dimilikinya Open system, kualitas layanan tidak dijamin (Best Effort QoS). Video konten disediakan kepada siapapun. Pengiriman melalui IP packets sampai internet cloud. Dikirim dan diterima melalui public internet yang melibatkan banyak pihak Tidak ada batasan wilayah, dimanapun ada akses internet Mekanisme Akses Umumnya menggunakan IP-STB untuk mengakses dan pengkodean layanan konten. Biaya Berbayar. Gratis Menggunakan PC, software yang digunakan tergantung format konten. Konten Video konten dibuat oleh perusahaan profesional, jumlahnya terbatas. Video konten bisa dibuat siapapun, jumlah kontennya tidak terbatas.
6 IPTV Network Contribution Network Core Network Access Network Home Network IP Studio IP Studio Final Studio Primary Head End Backbone Secondary Head Ends Home Gateway STB STB Mobile Studio Fixed Studio STB
7 ITU IPTV Functional Architecture
8 8 Advertising Service 7 Skema Layanan IPTV Linier TV Liner TV with trick mode Pay per Linier View TV Elect. Pause Prog. TV Guide Time Shift TV 1 Pay per View Broadcast Interactive Prog. Guide Service Personal Video Recording 1 Personal Broadcast Hybrid: On-line Service & Of air TV Delivery Linier TV with Multi View service Traditional Advertising Targeting Advertising On Demand Advertising Interactive Advertising e-services Support for end users with disabilities Early warning information Community releted information Public Interest Service 6 2 On-Demand Service VoD Music on Demand Headlines on Demand IPTV Services Tele-learning Tele-Medicine Monitoring Services T-Commerce Tele Service 5 Information Commerce Communication IP Telephony Entertainment 3 3 IPTV Interactive IPTV Interactive Service Service Presence Presence Service Service Session Session Mobility Mobility Serv. Serv. Supplementary Supplementary Content Gaming Data Portal TV Web Browsing 4 Portal Service Hosting Service 2 Business to business User Created Content (UCC) hosting ISP
9 Skema Regulasi IPTV
10 Regulasi Terkait Jaringan 1. Izin penyelenggaraan IPTV diberikan kepada badan hukum yang telah memiliki atau berkomitmen membangun jaringan kabel berkecepatan sekurang-kurangnya 2 Mbps (downlink, dedicated). 2. Penyelenggara IPTV harus memliki lisensi jaringan tetap lokal atau jaringan tetap lokal paket switch dan sanggup memenuhi komitmen pembangunan yang mendukung layanan IPTV 3. Penyelenggara IPTV berkewajiban menyediakan contribution network yang dapat digunakan untuk menyalurkan program-program dari penyedia konten independen. 4. Penyelenggara IPTV harus memiliki peralatan layanan IPTV sekurangkurangnya primary head end untuk mengelola konten yang diterima dari luar atau diproduksi sendiri, secondary head end untuk mengelola dan mendistribusikan kepada pelanggan dan menyediakan IP-STB bagi pelanggan. 5. Penyelenggara IPTV diharuskan sesegera mungkin menggunakan penomoran dengan standar IPv6. Konversi ke standar IPv6 sepenuhnya tanggung jawab penyelenggara IPTV (IP Publik). 6. Penyelenggara IPTV harus memberitahukan alamat IP yang diberikan kepada pelanggan dan mendaftarkannya kepada Pemerintah. 7. Penyelenggaraan IPTV melalui nirkabel akan diatur setelah konvergensi UU komunikasi dan informatika ditetapkan.
11 Regulasi Terkait Layanan 1. Layanan penyiaran ( pushed services ) yaitu siaran dari penyelenggara TV baik secara linear maupun non linear dan Pay per View Program. Untuk ini, harus memiliki izin sebagai Lembaga Penyiaran Berlangganan (LPB). 2. Layanan multimedia ( pulled services ) yaitu layanan atau tayangan yang diberikan sesuai permintaan dari pelanggan seperti Video on Demand, Music on Demand, Gaming. Untuk ini, harus memiliki izin sebagai penyelenggara Internet Service Provider (ISP). 3. Layanan Transaksi elektronik ( T-Commerce ) yaitu layanan komersial perdagangan yang melibatkan transaksi keuangan secara elektronik, Untuk ini, harus memiliki sertifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4. Layanan akses internet untuk kepentingan publik. Untuk ini, harus memiliki izin sebagai penyelenggara Internet Service Provider (ISP). 5. Layanan IP Telephony atau Voice over Broadband (VoBB). Untuk ini, perizinan akan dibuka setelah regulasi terkait seperti: ENUM, Interkoneksi, dll, ditetapkan. 6. Penyelenggara wajib menyelenggarakan layanan penyiaran dan layanan akses internet pada 1 (satu) tahun pertama penyelenggaraan layanan IPTV dan berkomitmen untuk menambah jenis layanan untuk layanan multimedia dan layanan transaksi elektronik dalam jangka waktu 1 (satu) tahun berikutnya.
12 Regulasi Terkait Konten 1. Seluruh konten yang dikelola dan disalurkan kepada pelanggan (pushed-services dan pulled-services) wajib mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain UU No. 32/2002, Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS), UU No. 11/2008, dan UU No. 40/ Untuk pushed services, Penyelenggara IPTV harus menyediakan kanal sekurang-kurangnya 10% diantaranya adalah untuk program siaran dalam negeri. 3. Untuk pulled services, Penyelenggara IPTV harus menyediakan konten dalam negeri sekurang-kurangnya 30% dari content library yang dimiliki. 4. Penyelenggara IPTV harus memenuhi komitmen membuka jaringan/layanannya kepada penyedia konten independen dalam negeri. Banyaknya penyedia konten independen yang berkontribusi di dalam penyelenggaraan layanan IPTV sekurangkurangnya 10% dari banyaknya penyedia konten di dalam content library dan secara bertahap ditingkatkan menjadi 50% dalam jangka waktu 5 (lima) tahun 5. Penyelenggara IPTV harus memastikan bahwa semua penyedia konten independen yang dinaunginya telah berijin
13 Regulasi Terkait Pemisahan ( Unbundling) 1. Penyelenggara IPTV berkewajiban untuk menyediakan contribution network yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan programprogram dari penyedia konten independen. 2. Paket layanan yang ditawarkan harus dibuat dalam beberapa sub paket layanan, sehingga pelanggan tidak dirugikan dan dapat memilih sub paket layanan sesuai pilihannya. 3. Tagihan kepada pelanggan harus dirinci sesuai dengan sub paket layanan yang dipilih.
14 Regulasi Terkait Pengamanan dan Perlindungan 1. Pengamanan Jaringan Penyelenggara IPTV wajib mematuhi Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi No. 26 Thn Tentang Pengamanan Pemanfaatan Jaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol Internet. 2. Pengamanan dan Perlindungan Layanan UU No. 32/2002 tentang Penyiaran Pasal 43 mengenai hak siar (beserta penjelasannya) UU No. 32/2002 tentang Penyiaran Pasal 28 huruf b mengenai jaminan siaran hanya diterima oleh pelanggan. Penyelenggara IPTV wajib mematuhi ketentuan dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi & Transaksi Elektronik dan peraturan pelaksanaannya Penyelenggara IPTV harus memberikan jaminan bahwa pelanggan hanya menerima layanan sesuai dengan paket layanan yang dibayar atau promosi yang telah disepakati.
15 3. Pengamanan dan Perlindungan Konten UU No. 11 Tahun 2008 Pasal 25 mengenai HAKI. Penyelenggara IPTV harus menjamin pengamanan dan perlindungan terhadap konten dari kemungkinan terjadinya pembajakan atau illegal redistribution. 4. Perlindungan Pelanggan Regulasi Terkait Pengamanan dan Perlindungan Penyelenggara IPTV wajib mematuhi ketentuan dalam : UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan peraturan pelaksanaannya. UU No 36 Tahun 1999 pasal tentang kewajiban penyelenggara telekomunikasi menjaga kerahasian nomer dan trafik pelanggan serta pengamanannya UU No. 11 tahun 2008 Pasal 26 mengenai perlindungan hak/data pribadi.
16 Regulasi Terkait Kualitas dan Perangkat 1. Regulasi Terkait Kualitas 1. Penyelenggara IPTV wajib menggunakan standard, sistem peralatan, spesifikasi teknis perangkat, sesuai standard Internasional yang berlaku. 2. Kualitas yang harus dijaga oleh penyelenggara adalah kualitas jaringan (network), penerimaan (reception), kecepatan pindah layanan (responsiveness) dan pengelolaan pelanggan (customer care). Perincian dari ketentuan ini akan diatur dalam peraturan tersendiri. 2. Regulasi Terkait Perangkat Pengguna 1. Penyelenggara IPTV menjamin penyediaan perangkat bantu penerima IPTV (IP-STB) yang berkualitas bagi pelanggan, sesuai standard yang digunakan. 2. IP-STB yang digunakan mengutamakan produksi dalam negeri dengan TKDN sekurang-kurangnya 20% dan secara bertahap ditingkatkan menjadi 50% dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. 3. Perangkat IP-STB yang dipergunakan oleh penyelenggara IPTV harus sudah disertifikasi oleh Depkominfo
17 Regulasi Terkait Badan Hukum Penyelenggara 1. Penyelenggara layanan IPTV adalah konsorsium yang merupakan gabungan dari beberapa badan hukum. 2. Anggota konsorsium terdiri dari sekurang-kurangnya beberapa badan hukum yang telah memiliki semua lisensi yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan IPTV 3. Konsorsium menunjuk salah satu anggotanya sebagai ketua konsorsium (consortium leader). 4. Dasar hukum pembentukan konsorsium adalah MoU antara anggota-anggota konsorsium yang disahkan dengan akta notaris.
18 RegulasiTerkait Kepemilikan dan Kontribusi pada Negara & Masyarakat 1. Regulasi Terkait Kepemilikan Asing 1. Kepemilikan asing dari penyelenggaraan IPTV wajib memenuhi Perpres 77 Thn 2007 dan perubahannya tentang penyelenggaraan penyiaran, penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi dan penyelenggaraan sistem elektronik 2. Apabila terdapat perbedaan dalam ketentuan kepemilikan saham asing diantaranya, maka diambil ketentuan kepemilikan saham asing yang terkecil. 3. Pengertian kepemilikan asing mengikuti SE Menko Ekonomi 2. Regulasi Terkait Kontribusi pada negara & masyarakat 1. Penyelenggara IPTV memiliki kewajiban pada negara dalam bentuk membayar PNBP terkait layanannya sesuai dengan jenis perizinan yang dimiliki serta membayar kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KPU/USO) dari pendapatan layanan yang tergolong sebagai layanan telekomunikasi. 2. Penyelenggara IPTV berkewajiban memberikan layanan kepada masyarakat dalam bentuk PSA dan MCC (Must Carry Content). MCC sekurang-kurangnya 10% berupa program siaran lembaga penyiaran publik dan program-program lokal pendidikan dan kebudayaan
19 Skema Regulasi Layanan IPTV Quality of Experience & Customer Protection Broadcasting Services Linier TV Pause TV Time Shift TV Pay per View Elect. Prog. Guide Personal Video Recording Carrier Multimedia Services On Demand IP Interactive VoD Music on Demand Headlines on Demand Information Entertainment Presence Service Session Mobility Service Supplementary Gaming Content Application Services T-Commerce T-Government Connection Internet Access Services IP Telephony Public Benefit & Conducive Business Environment
20 Lisensi/Izin Penyelenggaraan IPTV 1. Lisensi penyelenggaraan IPTV (master license atau lisensi utama) diberikan kepada ketua konsorsium yang anggota-anggotanya telah memiliki lisensi-lisensi (sub license atau lisensi pendukung) sebagai berikut: 1. Jaringan tetap lokal/ Jartaplok berbasis packet switch 2. Jasa ISP; 3. Jasa penyiaran berlangganan; 4. Terdaftar sebagai penyelenggara konten dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan yang berlaku 2. Lisensi penyelenggaraan IPTV (master license atau lisensi utama) memuat dan mengikat semua anggota konsorsium. 3. Penyelenggara IPTV harus memperoleh sertifikasi sesuai dengan peralatan dan layanannya 4. Penyelenggara IPTV harus lolos uji laik operasi dan telah memenuhi komitmen pembangunan 5. Izin Penyelenggaraan IPTV bersifat regional 6. Penyelenggara yang disetujui untuk mendapat Izin akan dberikan izin prinsip terlebih dahulu dan harus lolos uji laik operasi untuk dapat diberikan izin penyelenggaraan.
21 Model Lisensi IPTV Sertifikasi Sertifikasi Sertifikasi S License M License S License S License S License
22 Bahan Pustaka Studi tentang Pengembangan Layanan IPTV, Depkominfo, 2007 IPTV GSI, ITU IPTV in Asia: A Report for CASBAA Members, CASBAA, Januari 2009 IPTV, APT-PRF Maldives, ITU Next Generation IPTV Services and Technologies, Driscoll, Wiley Inter Science
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN TELEVISI PROTOKOL INTERNET (INTERNET PROTOCOL TELEVISION) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYIARAN NASIONAL
KEBIJAKAN PENYIARAN NASIONAL BAMBANG SUBIJANTORO PLT. DIREKTUR JENDERAL SARANA KOMUNIKASI DAN DISEMINASI INFORMASI DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI PENYIARAN NASIONAL UU 32/2002 Untuk menjaga integrasi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.382, 2010 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Televisi Protokol Internet. Penyelenggaraan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.382, 2010 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Televisi Protokol Internet. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN TELEVISI PROTOKOL INTERNET (INTERNET PROTOCOL TELEVISION) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciINTERNET PROTOCOL TELEVISION ( IPTV )
Pertemuan XII INTERNET PROTOCOL TELEVISION ( IPTV ) Saat ini, peranan internet sudah /dak bisa dipungkiri. Dengan IP nya (Internet Protocol), internet telah berperan pada semua aspek CET (Informa/on, Communica/on,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: 11/PER/M.KOMINFO/07/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi Peningkatan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau dikenal pula dengan nama Information and Communication Technology (ICT), khususnya melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IPTV, Next Generation TV, Video over IP (VoIP), adalah suatu hal yang wajib berkaitan dengan suatu tawaran baru dalam dunia media. TV dan layanan koresponden premium
Lebih terperinciKeputusan Menteri tentang penyelenggaraan NAP (Netwok Access Point) dan ISP (Internet Service Provider) Oleh: Yudha Febi Irawan
Keputusan Menteri tentang penyelenggaraan NAP (Netwok Access Point) dan ISP (Internet Service Provider) Oleh: Yudha Febi Irawan 55408110018 Dosen: DR. Ir Iwan Krisnadi MBA Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Jaringan POTS (Plain old telephone service) yang saat ini tersambung dengan kabel tembaga tidak mengahasilkan pendapatan yang signifikan bagi penyedia jaringan.
Lebih terperinciPengantar Teknologi Mobile
Pengantar Teknologi Mobile Seiring dengan produktivitas manusia yang semakin meningkat dan kemajuan jaman yang sangat pesat, kebutuhan untuk berkomunikasi dan bertukar data dengan cepat, mudah dan mobile
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi digital yang kian pesat mengarah kepada konvergensi yaitu terintegrasinya layanan telekomunikasi, data, informasi dan penyiaran. Salah satu
Lebih terperinciSTT Telematika Telkom Purwokerto
PENERAPAN JARINGAN MULTI SERVICE ACCESS NETWORK UNTUK MENDUKUNG NGN Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar pada mata kuliah Kinerja Telekomunikasi prodi S1 Teknik Telekomunikasi. Oleh : Lina Azhari
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.
62 BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET 3.1 Permasalahan Saat ini kita bisa dengan mudah mendapatkan akses internet. Kita bisa berlangganan internet menggunakan modem DSL (Digital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Telah dirasakan perkembangan teknologi komunikasi, dimana semakin lama tuntutan kebutuhan pelayanan bagi pengguna jasa komunikasi ini semakin tinggi. Multicast adalah salah satu hasil
Lebih terperinciPeluang dan Tantangan Industri Media dan Konten Prospek Bisnis Penyiaran di Indonesia yang Dipengaruhi Kemajuan Teknologi
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIA REPUBLIK INDONESIA Peluang dan Tantangan Industri Media dan Konten Prospek Bisnis Penyiaran di Indonesia yang Dipengaruhi Kemajuan Teknologi Rakornas KADIN Bidang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI
- 1 - KONSULTASI PUBLIK PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI
Lebih terperinciBAB III. Profil perusahaan. bidang lain yang ada. Layanan multimedia merupakan layanan yang mampu
BAB III Profil perusahaan 3.1 Tinjauan umum perusahaan Teknologi yang berkembang saat ini besar pengaruhnya terhadap bidang - bidang lain yang ada. Layanan multimedia merupakan layanan yang mampu menyalurkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri telekomunikasi dalam dua dekade terakhir ini mengalami perubahan yang sangat dinamis, baik dari sisi bisnis, filosofi, teknologi, aplikasi, layanan dan kebutuhan
Lebih terperinciMasa Depan Multimedia Pertemuan 13
Matakuliah : T0732 / Sistem Multimedia Tahun : 2007 Masa Depan Multimedia Pertemuan 13 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Memperkirakan perkembangan multimedia
Lebih terperinciIPTV BUSINESS PLAN Case PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penulis: CHANDRA TAMRIN NPM : B MM BIZTEL ANGKATAN 4
IPTV BUSINESS PLAN Case PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penulis: CHANDRA TAMRIN NPM : B070041006 MM BIZTEL ANGKATAN 4 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN BISNIS TELKOM Bandung, September 2007 KATA PENGANTAR IPTV
Lebih terperinciInternet Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika.
Internet Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas i Pasundan Caca E Supriana S Si MT Caca E. Supriana, S.Si., MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Internet t 2 Internet Internet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor yang mendorong terwujudnya pertumbuhan ekonomi di beberapa negara di dunia menuju ke arah yang lebih baik salah satu faktornya adalah teknologi telekomunikasi.
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Divisi Wireless Broadband Sebelum bernama Divisi Wireless Broadband, divisi ini bernama Divisi Telkom Flexi yang memanfaatkan CDMA sebagai bisnis telekomunikasinya.
Lebih terperinciBAB II PROSES BISNIS
BAB II PROSES BISNIS 2.1. Proses Bisnis Utama PT Rahadjasa Media Internet (RadNet) merupakan perusahaan penyedia jasa layanan internet (Internet Service Provider-ISP). Seiring dengan berkembangnya waktu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan era teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat lepas dari peran serta layanan internet yang semakin melekat erat dengan gaya hidup dan kebutuhan kita
Lebih terperinci7.1 Karakterisasi Trafik IP
BAB VIII TRAFIK IP Trafik IP (Internet Protocol), secara fundamental sangat berbeda dibanding dengan trafik telepon suara (klasik). Karenanya, untuk melakukan desain dan perencanaan suatu jaringan IP mobile,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan terhadap kebutuhan informasi semakin meningkat, dimana tidak hanya informasi berupa text dan gambar saja tetapi juga melibatkan semua aspek multimedia
Lebih terperinciIP PBX System on Cloud for Next Generation Network. Anton Raharja
IP PBX System on Cloud for Next Generation Network Anton Raharja antonrd@gmail.com http://antonraharja.com Tentang PBX PBX, Private Branch exchange Sistem telepon pribadi Dipasang oleh pribadi, di kantor/gedung
Lebih terperinciKondisi ICT di Indonesia saat ini Indonesia ICT Whitepaper
Kondisi ICT di Indonesia saat ini 2010 Indonesia ICT Whitepaper Kapasitas Jaringan Terpasang Telekomunikasi Jumlah Pelanggan Telekomunikasi Jumlah Desa yang Memiliki Fasilitas Telepon Tetap Jumlah Desa
Lebih terperinciNama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter. 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi
Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi 3. Naufanti Zulfah (12/332429/SV/01145) >>Pembuat slide I
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia IT dan telekomunikasi termasuk salah satu bisnis yang masih sangat cerah di masa mendatang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia IT dan telekomunikasi termasuk salah satu bisnis yang masih sangat cerah di masa mendatang. Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN LIVE TV BROADCASTING PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISION (IPTV)
RANCANG BANGUN LIVE TV BROADCASTING PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISION (IPTV) BAYU KURNIAWAN SURYANTO 2208 100 525 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih Sukolilo,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN Digital TV (DTV) merupakan masa depan TV dengan kapabilitas yang jauh melampaui kemampuan TV masa kini. Dengan jumlah pixel yang tinggi maka kualitas gambar DTV amat
Lebih terperinciRingkasan Komunikasi Data - 15 tel 5
Ringkasan Komunikasi Data - 15 tel 5 by webmaster - Monday, March 06, 2017 http://suyatno.dosen.akademitelkom.ac.id/index.php/2017/03/06/ringkasan-komunikasi-data-15-tel-5/ Ringkasan Komunikasi Data Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Telkom Akses (PTTA) merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Telkom. PTTA bergerak dalam bisnis
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN KUALITAS JARINGAN MSAN PADA LAYANAN IPTV PT.TELKOM DI DAERAH DENPASAR BALI
ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS JARINGAN MSAN PADA LAYANAN IPTV PT.TELKOM DI DAERAH DENPASAR BALI I.G.A. Sutresna Mudri 1, P.K. Sudiarta 2, N. Gunantara 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang informasi berkembang dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di bidang informasi berkembang dengan pesat. Berbagai fasilitas untuk mendapatkan informasi secara cepat pada media cetak meliputi surat kabar,
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 UMUM Untuk menganalisa data ataupun subjek dalam penelitian ini, sesuai dengan metode yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode benchmarking,
Lebih terperincivoip Di susun : Fariansyah Gunawan Nim : Semester : IV
voip MATA KULIAH : SISTEM TELEKOMUNIKASI Di susun Nama : Fariansyah Gunawan Nim : 10 313 000 Kelas : G Semester : IV KATA PENGANTAR Assalammualaikum Wr.Wb. Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
Lebih terperinciAnalisis Kebijakan Regulasi Indonesia untuk Penyelenggaraan IMS
Analisis Kebijakan Regulasi Indonesia untuk Penyelenggaraan IMS Pendahuluan Banyak pendapat yang menghendaki penyempurnaan Regulasi Telekomunikasi di Indonesia. Dengan makin berkembangnya teknologi telekomunikasi,
Lebih terperinciKelompok 203. Dirgantantoro Muhammad
Kelompok 203 Dirgantantoro Muhammad 1203000374 Nasrullah 120300079X Paper : Network Convergence: Where Is The Value Penulis : Samir Chatterjee, Jongbok Byun Kata kunci : convergence, global internet, voice
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong terbentuknya suatu komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah satunya adalah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYEDIAAN JASA AKSES INTERNET TANPA KABEL (WIRELESS) PADA PROGRAM KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL DENGAN
Lebih terperinciNext Generation Network (NGN) Pertemuan XIII
Next Generation Network (NGN) Pertemuan XIII Konsep Next Generation Network (NGN) merepresentasikan sintesis dari dua teknologi besar yang telah berkembang sebelumnya itu, yaitu teknologi Public Switched
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengerjakan aktivitas sehari-hari. Kemajuan teknologi yang paling menonjol
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia teknologi menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Kemajuan perkembangan teknologi saat ini mempermudah manusia untuk mengerjakan aktivitas sehari-hari.
Lebih terperinciINTERNET PROTOCOL TELEVISION (IPTV)
INTERNET PROTOCOL TELEVISION (IPTV) sumber gambar: broadbandtvnews.com Pengertian IPTV atau Televisi protokol Internet adalah layanan televisi dengan jaringan Internet yang menggunakan arsitektur jaringan
Lebih terperinciCOMPANY PROFILE. Visi Perusahaan
COMPANY PROFILE P T. P A R S A O R A N G L O B A L D A T A T R A N S Visi Perusahaan Menjadi pilihan pertama Internet Service Provider yang dipercaya untuk Customer (ISP yang Terpercaya). Misi Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi memberikan perubahan pada masyarakat untuk memperoleh kebutuhan informasi secara cepat dan murah. Pada saat ini jaringan komputer hanya dimanfaatkan
Lebih terperinciAgus Setiadi BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Profil Umum Perusahaan GAMBAR 1.1 Logo Telkom Indonesia
BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum 1.1.1 Profil Umum Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang lebih dikenal dengan PT. Telkom merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang jasa
Lebih terperinciE-COMMERCE: DIGITAL MARKETS, DIGITAL GOODS. Defri Kurniawan, M.Kom
E-COMMERCE: DIGITAL MARKETS, DIGITAL GOODS Defri Kurniawan, M.Kom Learning Objectives Menjelaskan fitur unik dari e-commerce, pasar digital, dan barang-barang digital. Menganalisis bagaimana teknologi
Lebih terperinciISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1
ISDN (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1 Purpose Introduction to ISDN ISDN Channels ISDN Access ISDN Interface Applications Prima K - PENS Jaringan Teleponi
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JARINGAN KOMPUTER DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY 09011181419016 SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 Internet adalah kumpulan seluruh dunia jaringan interkoneksi internetwork,
Lebih terperinciTeknologi Komunikasi. INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI Broadband & Telecommunication USO. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Advertising & Marketing Communication
Modul ke: Teknologi Komunikasi INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI Broadband & Telecommunication USO Fakultas Ilmu Komunikasi Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan modular dengan berbasis teknologi IP (Internet
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi membawa perubahan yang sangat mendasar bagi dunia telekomunikasi. Dalam teknologi komunikasi, komunikasi suara
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA PERATURAN TENTANG MAHA ESA. non-teknis. Lembaran. Indonesia. Nomor 4252); Tambahan. Nomor 3981); Nomor 4485); Nomor 4566);
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 27 /P/M.KOMINFO/8/2008 TENTANG UJI COBA LAPANGANN PENYELENGGARAAN SIARAN TELEVISI
Lebih terperinciTEKNOLOGI MULTIMEDIA
TEKNOLOGI MULTIMEDIA Latar Belakang Teknologi Informasi sudah merupakan bagian dari kehidupan kita Aplikasi yang berbasis teknologi informasi yang diintegrasikan dengan multimedia berkembang pesat e-commerce
Lebih terperinciTUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI. Triple Play. Disusun Oleh : Intan Budi Harjayanti ( )
TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI Triple Play Disusun Oleh : Intan Budi Harjayanti (15101105) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2016 BAB I LATAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari tahun ke tahun, telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menyediakan layanan multicast, dimulai dari IP multicast sampai dengan application layer multicast
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 21 / PER/M.KOMINFO / 12 / 2010 TENTANG PENYEDIAAN NUSANTARA INTERNET EXCHANGE UNTUK LAYANAN INTERNET PADA WILAYAH PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI
Lebih terperinciTELEKOMUNIKASI DAN NETWORK. 1.1 Ars2000
1 TELEKOMUNIKASI DAN NETWORK 1.1 Ars2000 TANTANGAN MANAJEMEN REVOLUSI TELEKOMUNIKASI KOMPONEN, FUNGSI DARI SISTEM TELEKOMUNIKASI KOMUNIKASI NETWORK ELECTRONIC COMMERCE & ELECTRONIC BUSINESS TECHNOLOGIES
Lebih terperinciBAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI
BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai simulasi serta hasil evaluasi dari simulasi yang telah dilakukan. Dalam bab ini akan menjelaskan langkah langkah instalasi program yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda bagi setiap orang. Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa Latin computare yang berarti menghitung
Lebih terperinciBab 1. Tren Global Pada Bisnis & Teknologi Telekomunikasi
Bab 1. Tren Global Pada Bisnis & Teknologi Telekomunikasi Catatan Kuliah ET 4040 (Ekonomi Bisnis Regulasi dan Kebijakan Telekomunikasi) semester 2 tahun 2016/2017 Program Studi Teknik Telekomunikasi _
Lebih terperinciBab 1. Tren Global Pada Bisnis & Teknologi Telekomunikasi
Bab 1. Tren Global Pada Bisnis & Teknologi Telekomunikasi Sigit Haryadi Institut Teknologi Bandung Catatan Kuliah Ekonomi Bisnis Regulasi dan Kebijakan Telekomunikasi semester 2 tahun 2017/2018 Program
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. dengan peningkatan jumlah pelanggan Speedy. Berdasarkan nilai korelasi = 0,45
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian Bustamam (2007) Program Retensi Pelanggan dalam meningkatkan Pelanggan Speedy dengan sampel pelanggan 30 orang menyimpulkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu manusia untuk mendapatkan kebutuhan sarana dan prasarana yang praktis, mudah dan efisien. Seperti halnya
Lebih terperinciCONVERGENCE MEDIA. Toward Knowledge Based Society
CONVERGENCE MEDIA Toward Knowledge Based Society CDMA GSM/UMTS IEEE Cellular IEEE LAN 2G CDMA (IS-95A) GSM TDMA IS-136 IEEE 802.16 IEEE 802.11 2.5G CDMA (IS-95B) GPRS 802.11g 3G cdma 2000 E-GPRS EDGE WCDMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN SEJARAH SINGKAT PT INDONUSA TELEMEDIA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1.1.1 SEJARAH SINGKAT PT INDONUSA TELEMEDIA PT Indonusa Telemedia (Telkom Vision) yang didirikan pada tanggal 7 Mei 1997, merupakan perusahaan swasta
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.
Lebih terperinciKARYA ILMIAH E-COMMERCE PEDOMAN dalam E-COMMERCE
KARYA ILMIAH E-COMMERCE PEDOMAN dalam E-COMMERCE Nurrachman 10.12.4349 ECOMMERCE-03 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur Alhamdulillah karya syarat untuk menjadi ecommerce
Lebih terperinciMemahami dan Menyikapi Konvergensi. Teguh Anantawikrama Wakil Ketua Komite Tetap Telekomunikasi Kadin Indonesia 27 Agustus 2008 Semiloka ISKI
Memahami dan Menyikapi Konvergensi Teguh Anantawikrama Wakil Ketua Komite Tetap Telekomunikasi Kadin Indonesia 27 Agustus 2008 Semiloka ISKI Pengertian Konvergensi Hadirnya beragam media yang menggabungkan
Lebih terperinciGAMBAR 1.1 Logo Telkom Indonesia Sumber: 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang lebih dikenal dengan PT. Telkom merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak
Lebih terperinciIPTV : SOLUSI PENGIRIMAN AUDIO DAN VIDEO MELALUI JARINGAN BROADBAND
IPTV : SOLUSI PENGIRIMAN AUDIO DAN VIDEO MELALUI JARINGAN BROADBAND Martin Fatnuriyah, S.T Dosen STMIK ASIA Malang Abstraksi Teknologi Internet Protocol Television atau IPTV diprediksi bakal menggeser
Lebih terperinciPERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT SET TOP BOX INTERNET PROTOCOL TELEVISION
5 2013, No.1414 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS INTERNET PROTOCOL SET TOP BOX PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT SET
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM BILLING PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISION (IPTV)
Page 1 of 6 RANCANG BANGUN SISTEM BILLING PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISION (IPTV) Farah Ayu Bisono, Achmad Affandi Email : farah.vbee@yahoo.com, affandi@ee.its.ac.id Laboratorium Jaringan Telekomunikasi,
Lebih terperinciSOSIALISASI REGULASI SUBDIT JASA TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT TELEKOMUNIKASI DITJEN PPI 2015
SOSIALISASI REGULASI SUBDIT JASA TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT TELEKOMUNIKASI DITJEN PPI 2015 DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA. Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah Muhammad Ismail Nida Nurvira
KOMUNIKASI DATA Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah 15101022 2. Muhammad Ismail 15101023 3. Nida Nurvira 15101024 HOME Sub Bahasan Komunikasi Data OSI Layer Circuit Switching Packet Switching KOMUNIKASI DATA
Lebih terperinciPerubahan lingkungan eksternal. 1. Pasar TV analog yang sudah jenuh. 2. Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel. Perkembangan teknologi
Televisi digital atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke pesawat televisi. Alasan pengembangan
Lebih terperinciOPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN
OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN DIDIK ARIBOWO 2210 203 009 Dosen Pembimbing: DR. Ir. Achmad Affandi, DEA Pasca Sarjana Bidang Keahlian Telekomunikasi Multimedia
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan perkembangan pesat, terutama dalam hal kecepatan transfer data yang didukung oleh semakin besarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara efektif melalui video tersebut. Untuk dapat melihat streaming video di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di bidang informasi berkembang dengan begitu cepat dan pesat. Berbagai macam informasi dapat diakses melalui berbagai macam media. Kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN. Perkembangan terknologi seperti internet sekarang ini sangat pesat. Sejak awal
BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan terknologi seperti internet sekarang ini sangat pesat. Sejak awal pengenalan lalu lintas komersial pada tahun 1992, Internet telah berkembang dengan pesat
Lebih terperinciDampak Konvergensi terhadap Regulasi TIK. Khamami Herusantoso Semiloka ISKI Bandung 27 Agustus 2008
Dampak Konvergensi terhadap Regulasi TIK Khamami Herusantoso Semiloka ISKI Bandung 27 Agustus 2008 Outline Definisi Konvergensi Dampak Konvergensi Regulasi TIK saat ini Antisipasi Konvergensi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan lainnya seperti Video Streaming, VoIP (Voice over Internet Protocol),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Seiring dengan berkembangnya teknologi, komunikasi menjadi hal penting dalam mendukung aktivitas manusia. Mulai dari kebutuhan
Lebih terperinciHome Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.
Home Networking Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://learn.rizahilmi.com Pengertian Jaringan adalah dua komputer atau lebih yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya menggunakan media
Lebih terperinciRancang Bangun Layanan Internet Protocol Television
Rancang Bangun Layanan Internet Protocol Television (IPTV) Terintegrasi Pada IPTV Publik Widya Arianti Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Djoko Suprajitno Rahardjo, MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciInternet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk
CARA KERJA INTERNET TV KABEL Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk menyalurkan signal TV saja. Dalam beberapa sistem,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi dan informasi, peran video menjadi hal yang sangat penting. Video tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi saja, namun dengan jaringan
Lebih terperinciPERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN TENTANG RUANG LINGKUP TUGAS ID-SIRTII
PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN TENTANG RUANG LINGKUP TUGAS ID-SIRTII 1. Apa fungsi dan peran ID-SIRTII? Indonesia Security Incident Response Team on Information Infrastructure (disingkat ID-SIRTII) dibentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan dapat dilakukan tidak hanya secara langsung tetapi juga. mendukung hal tersebut adalah jaringan komputer.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuh pesatnya teknologi informasi pada saat ini membuat ruang gerak suatu komunikasi menjadi lebih bebas dan fleksibel. Pada masa lampau suatu komunikasi biasa dilakukan
Lebih terperinciInternet dan World Wide Web
Materi 7 Internet dan World Wide Web Tujuan: Menjelaskan bagaimana berhubungan dan mengakses Internet Menjelasakan Bagaiman Melihat dan mencari informasi di Web Menggambarkan tipe-tipe website Mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia
BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP
Lebih terperinciFORMULIR PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENYELENGGARAAN JASA INTERKONEKSI INTERNET (NETWORK ACCESS POINT/NAP)
FORMULIR PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENYELENGGARAAN JASA INTERKONEKSI INTERNET (NETWORK ACCESS POINT/NAP) Catatan Surat Edaran Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Nomor 568/DJPPI/KOMINFO/4/2012 tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi telepon bergerak adalah penurunan pendapatan usaha yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi 1.1.1 Layanan Broadband Sebagai Sumber Pendapatan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, yang selanjutnya disebut Telkom merupakan satu-satunya Badan Usaha
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indosat Tbk adalah salah satu perusahaan penyelenggara jasa
50 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Indosat Tbk adalah salah satu perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi dan informasi terkemuka di Indonesia yang menyediakan layanan
Lebih terperinciRENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH RENCANA PENGANGGARAN SUMBER DANA (APBN/APBD) PERKIRAAN BIAYA (Rp)
lampiran : (2-15) RENCANA UMUM BARANG/JASA PEMERINTAH : DITJEN PENYELENGGARAAN : KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN : SEKRETARIAT DITJEN PPI : WINARTO NO SUB / LOKASI (PROPINSI/KAB/ KOTA) PERKIRAAN BIAYA (Rp)
Lebih terperinci