Keputusan Kongres Nomor: 01/Kongres-VIII/AJI/2011 tentang Pemilihan Pimpinan Sidang Kongres VIII Aliansi Jurnalis Independen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Keputusan Kongres Nomor: 01/Kongres-VIII/AJI/2011 tentang Pemilihan Pimpinan Sidang Kongres VIII Aliansi Jurnalis Independen"

Transkripsi

1 0

2 Keputusan Kongres Nomor: 01/Kongres-VIII/AJI/2011 tentang Pemilihan Pimpinan Sidang Kongres VIII Aliansi Jurnalis Independen Menimbang: Bahwa demi efisiensi dan efektivitas Kongres VIII Aliansi Jurnalis Independen, perlu ditunjuk pimpinan siding yang mengatur persidangan-persidangan dalam kongres; Mengingat: a) Pasal 22 Anggaran Dasar; b) Pasal 14 Anggaran Rumah Tangga. MEMUTUSKAN Menetapkan: Pimpinan Sidang Kongres VIII Aliansi Jurnalis Independen : 1. Ayi Jufridar (Ketua) 2. Noor Korompot (Wakil Ketua) 3. Kustiyah (Sekretaris) Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan, Makassar, 1 Desember 2011 Pimpinan Sidang Sementara (Nezar Patria) (Oyos Saroso) (Upi Asmaradana) Hasil Kongres VIII AJI 1

3 Keputusan Kongres Nomor: 02/Kongres-VIII/AJI/2011 tentang Tata Tertib Sidang Kongres VIII Aliansi Jurnalis Independen Menimbang: Bahwa demi efisiensi dan efektivitas Kongres VIII Aliansi Jurnalis Independen, perlu disusun sebuah tata tertib yang mengatur persidangan-persidangan dalam kongres; Mengingat: a) Pasal 19 Anggaran Dasar; b) Pasal 18 Anggaran Rumah Tangga. Memperhatikan: Bahwa Panitia Pengarah telah merancang Tata Tertib Sidang, dan rancangan tersebut selanjutnya dijadikan bahan pegangan bagi peserta kongres untuk menyusun Tata Tertib Kongres. MEMUTUSKAN Menetapkan: Tata Tertib Sidang pada Kongres VIII Aliansi Jurnalis Independen, sebagaimana terlampir. Keputusanh ini berlaku sejak ditetapkan, Makassar, 1 Desember 2011 Pimpinan Sidang (Noor Korompot) (Ayi Jufridar) (Kustiah) Hasil Kongres VIII AJI 2

4 TATA TERTIB SIDANG KONGRES BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Kongres Kongres merupakan kekuasaan tertinggi organisasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang diselenggarakan tiga tahun sekali Pasal 2 Kedudukan dan Kewenangan Kongres (Mengacu pada pasal 28 AD ART) Kongres mempunyai tugas dan wewenang untuk: 1) Kongres menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Pokokpokok Program Kerja selama tiga tahun; 2) Kongres memilih dan menetapkan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal; 3) Kongres mengusulkan nama-nama anggota Majelis Etik dan Badan pertimbangan organisasi yang akan ditetapkan oleh Ketua Umum; 4) Menyusun dan menetapkan Tata Tertib Kongres; 5) Memilih dan menetapkan Pimpinan Sidang Kongres; 6) Meminta dan menilai Laporan Pertanggungjawaban Ketua dan Sekretaris Jenderal; 7) Meminta dan mendengarkan Laporan Pemeriksaan Keuangan Badan Pemeriksa Keuangan; 8) Membuat keputusan-keputusan yang tidak dapat dibatalkan oleh kekuasaan organisasi lainnya; BAB II PESERTA, DELEGASI DAN SUARA Pasal 3 Peserta 1) Peserta Kongres terdiri atas Delegasi AJI Kota, Pengurus AJI Indonesia, Badan Pengawas Keuangan, Mejelis Etik, Badan pertimbangan organisasi dan Peninjau yang diundang panitia; 2) Delegasi AJI Kota adalah peserta dari AJI Kota yang mempunyai hak bicara dan hak suara; 3) Pengurus AJI Indonesia terdiri atas Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Koordinatorkoordinator divisi beserta anggotanya, yang mempunyai hak bicara; 4) Anggota Badan Pengawas Keuangan yang mempunyai hak bicara; 5) Anggota Majelis Etik yang mempunyai hak bicara; 6) Anggota Badan pertimbangan organisasi yang mempunyai hak bicara 7) Peninjau adalah pihak-pihak yang diundang oleh panitia, tidak mempunyai hak bicara dan hak suara; Hasil Kongres VIII AJI 3

5 Pasal 4 Penentuan Delegasi 1) Delegasi AJI Kota adalah Ketua AJI Kota dan atau orang yang dipilih dalam Rapat Khusus AJI Kota yang mengundang seluruh anggota AJI Kota; 2) Jumlah delegasi setiap AJI Kota maksimal sama dengan jumlah suara yang dipunyai oleh AJI Kota yang bersangkutan; 3) Apabila AJI Kota mengirim delegasi kurang dari jumlah suara yang dipunyainya, maka satu delegasi maksimal bisa menggunakan seluruh hak suaranya; 4) Nama-nama Delegasi AJI Kota harus sudah masuk di panitia kongres selambatlambatnya dua minggu sebelum kongres berlangsung. Pasal 5 Jumlah Suara Jumlah suara yang dimiliki setiap AJI Kota ditentukan sesuai ketentuan AD ART Pasal 6 Hak Peserta dan Delegasi 1) Peserta kongres mempunyai hak bicara, yaitu hak mengajukan usul secara lisan maupun tulisan. Termasuk ke dalam hak bicara ini adalah hak untuk melakukan interupsi terhadap pembicaraan yang tengah berlangsung dalam persidangan; 2) Peserta kongres mempunyai hak untuk menyatakan pendapat, baik lisan maupun tertulis, dalam forum-forum kongres; 3) Hanya delegasi yang mempunyai hak suara, yaitu hak untuk ikut mengambil keputusan melalui pemungutan suara. Pasal 7 Kewajiban Peserta dan Delegasi 1) Peserta kongres wajib menjaga ketertiban dan kelancaran kongres. 2) Peserta kongres wajib memperkenalkan dirinya sebelum menggunakan hak bicara. 3) Peserta kongres wajib menaati mekanisme persidangan yang telah disepakati. 4) Delegasi wajib menunjukkan identitas kedelegasiaannya sebelum menggunakan hak suara. BAB III KUORUM DAN PERSIDANGAN Pasal 8 Kuorum Kongres 1) Kongres dinyatakan sah apabila dihadiri oleh separuh lebih satu jumlah delegasi AJI Kota 2) Apabila pada waktu lima belas menit terhitung dari jadwal dimulainya kongres, kuorum belum dipenuhi, maka kongres dinyatakah sah, berdasarkan peserta dan delegasi yang hadir. Pasal 9 Jenis-Jenis Sidang Hasil Kongres VIII AJI 4

6 1) Kongres terdiri atas Sidang Pleno dan Sidang Komisi. Sidang pleno diikuti oleh seluruh peserta kongres, sedangkan sidang-sidang komisi diikuti oleh masingmasing anggota sidang komisi yang jumlahnya diatur secara demokratis oleh Pimpinan Sidang dan Panitia. 2) Sidang pleno adalah forum bagi pengesahan keputusan-keputusan kongres. Sedangkan sidang komisi adalah forum bagi pembahasan materi-materi yang akan diputuskan dalam sidang pleno. 3) Hasil-hasil sidang-sidang komisi belum merupakan keputusan final, sehingga masih mungkin untuk dibahas dalam sidang pleno. Pasal 10 Materi Sidang Pleno Materi sidang pleno terdiri atas: 1) Penetapan Agenda Kongres (Keputusan); 2) Penetapan Tata Tertib Kongres (Keputusan); 3) Pemilihan dan penetapan Pimpinan Kongres (Keputusan); 4) Pengesahan AJI Kota dan AJI Persiapan(Ketetapan) 5) Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal; 6) Penyampaian Laporan Pemeriksaan Keuangan Badan Pemeriksa Keuangan; 7) Penyampaian Pemandangan Umum AJI Kota atas LPJ Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal 8) Penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga(Ketetapan); 9) Penetapan Pokok-pokok Program Kerja (Ketetapan); 10) Penetapan penilaian atas Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal (Ketetapan); 11) Penetapan status demisioner (Ketetapan); 12) Pemilihan dan penetapan Badan Pengawas Keuangan (Ketetapan); 13) Pengusulan calon Anggota Majelis Kode Etik (Ketetapan); 14) Pengusulan calon Anggota Badan pertimbangan organisasi (Ketetapan); 15) Pemilihan dan penetapan Ketua Umum dan Sekretaris Jendera (Ketetapan); 16) Penetapan hal-hal lain yang dianggap perlu oleh Kongres (Ketetapan) Pasal 11 Materi Sidang Komisi 1) Sidang Komisi terdiri atas Sidang Komisi A, Sidang Komisi B, Sidang Komisi C, dan sidang komisi D. 2) Sidang Komisi A bertugas membahas; a) Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dan menyiapkan Rancangan Ketetapan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; 3) Sidang Komisi B bertugas membahas penyikapan AJI terhadap masalah-masalah eksternal dan mengeluarkan resolusi tentang : 1. Kebebasan Pers dan kebebasan berekspresi 2. Profesionalisme jurnalis dan perusahaan media 3. Kesejahteraan jurnalis dan pekerja media 4) Sidang Komisi C bertugas membahas pokok-pokok program kerja dan menyiapkan Rancangan Ketetapan tentang Pokok-pokok Program Kerja 5) SidangKomisi D bertugas membahas perubahan kode etik AJI Hasil Kongres VIII AJI 5

7 6) Karena adanya keterkaitan materi-materi persidangan antar-komisi, maka Pimpinan Sidang berkewajiban untuk menjembatani sidang-sidang antar-komisi tersebut. 7) Apabila diperlukan, dua komisi bisa melakukan Sidang Gabungan guna membahas masalah-masalah yang saling berkaitan. Pasal 12 Pembagian Komisi 1) Setiap unsur peserta kongres, dalam hal ini Delegasi AJI Kota, Pengurus AJI Indonesia, Badan Pengawas Keuangan, Majelis Etik, Badan pertimbangan organisasi dan Peninjau, sebisa mungkin dibagi secara merata ke dalam tiga komisi. 2) AJI Kota yang tidak bisa menempatkan delegasi pada setiap komisi, maka delegasi tersebut mendapatkan hak untuk mengikuti pembahasan yang dilakukan di satu komisi yang tidak ada anggota dari delegasi AJI Kota tersebut; 3) Teknis pengaturan pembagian anggota komisi diatur oleh Pimpinan Sidang dan Panitia. BAB IV PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 13 Pengambilan Keputusan 1) Pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasar mufakat; 2) Tata cara pemungutan suara secara mufakat: a) Pimpinan sidang menanyakan kepada peserta sidang apakah semua peserta sepakat; b) Pimpinan sidang mengulangi pertanyaan kepada peserta sidang apakah semua peserta sepakat 3) Pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasar suara terbanyak. 4) Pemungutan suara bisa dilangsungkan secara terbuka atau tertutup, sesuai dengan materi dan kesepakatan sidang. 5) Pemungutan suara terhadap masalah-masalah yang dianggap penting, seperti penilaian terhadap Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, pemilihan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, dan lain-lain dapat dilakukan secara tertutup. BAB V PIMPINAN SIDANG Pasal 14 Pimpinan Sidang Sementara 1) Sebelum pimpinan sidang tetap terpilih, persidangan dipimpin oleh pimpinan sidang sementara 2) Pimpinan sidang sementara terdiri dari dua orang yang ditunjuk oleh pengurus AJI Indonesia 3) Pimpinan sidang sementara bertugas memimpin sidang pemilihan dan penetapan pimpinan sidang tetap kongres Hasil Kongres VIII AJI 6

8 Pasal 15 Tugas Pimpinan Sidang 1) Pimpinan Sidang bertugas menjaga ketertiban dan kelancaran agar persidangan berhasil mencapai tujuannya. 2) Pimpinan Sidang bertugas mengatur jalannya pembicaraan dalam forum persidangan, sehingga pembahasan materi-materi persidangan bisa terarah dan tidak bertele-tele. 3) Pimpinan Sidang bertugas membacakan rumusan-rumusan ketetapan dan keputusan, sebelum ketetapkan dan keputusan itu disahkan. 4) Dalam menjalankan tugasnya, Pimpinan Sidang dibantu oleh tenaga notulen yang diambil dari unsur Panitia Pelaksana. Pasal 16 Kewenangan Pimpinan Sidang 1) Pimpinan Sidang mempunyai kewenangan untuk menegur dan menghentikan pembicaraan peserta, bila pembicaraan itu sudah keluar dari konteks masalah. 2) Pimpinan Sidang tidak mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan pernyataan kepada publik yang mengatasnamakan kongres. Pasal 17 Pemilihan Pimpinan Sidang 1) Pimpinan Sidang terdiri atas ketua, wakil ketua dan sekretaris. Kecuali peninjau, peserta sidang dapat dipilih menjadi pimpinan sidang. 2) Kecuali peninjau, setiap peserta berhak mengajukan satu nama calon pimpinan sidang yang disampaikan secara terbuka. 3) Bila jumlah calon pimpinan sidang yang diajukan lebih dari tiga orang, maka dilakukan pemungutan suara yang dilakukan secara terbuka. 4) Tiga suara terbanyak dengan sendirinya terpilih menjadi pimpinan sidang. Suara terbanyak pertama menjadi Ketua, suara terbanyak kedua menjadi wakil ketua, suara terbanyak ketiga menjadi sekretaris. Pasal 18 Pimpinan Sidang Komisi 1) Agenda pertama sidang komisi adalah memilih dan mengangkat pimpinan sidang komisi. Persidangan ini dipimpin oleh Pimpinan Sidang (Pleno), dengan pembagian tugas sebagai berikut: Ketua memimpin Sidang Komisi A, Wakil Ketua memimpin Sidang Komisi B dan dan Sekretaris memimpin sidang Komisi C. 2) Tata cara pemilihan pimpinan sidang komisi mengikuti tata cara pemilihan pimpinan sidang pleno. BAB VI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR, ANGGARAN RUMAH TANGGA, Pasal 19 Dasar Perubahan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 28 Anggaran Dasar dan Pasal 40 Anggaran Rumah Tangga yang Hasil Kongres VIII AJI 7

9 berlaku. Pasal 20 Draft dan Rancangan 1) Draft Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dipersiapkan oleh Panitia Pengarah 2) Draft yang sudah dikirimkan ke peserta tersebut menjadi pegangan anggota Komisi A dalam melakukan pembahasan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, 3) Hasil pembahasan Komisi A terhadap Draft Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Aturan Pokok Organisasi adalah Rancangan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga yang akan diajukan ke Sidang Pleno Pasal 21 Rumusan Rancangan 1) Rancangan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga yang dihasilkan oleh Komisi A sudah merupakan rancangan yang final dan disepakati seluruh anggota komisi. 2) Apabila terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak bisa dikompromikan di kalangan anggota Komisi A terhadap rumusan materi tertentu dalam Rancangan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, maka perbedaan-perbedaan itu disusun dalam bentuk alternatif-alternatif rumusan, sehingga ketika disampaikan di Sidang Pleno, anggota Sidang Pleno mempunyai kemudahan untuk menentukan pilihan terhadap alternatif-alternatif rumusan tersebut, atau mereka menyampaikan alternatif rumusan baru yang lebih bisa diterima oleh peserta Sidang Pleno. Pasal 22 Penyampaian di Sidang Pleno 1) Komisi A menunjuk dua atau tiga juru bicara untuk menyampaikan Rancangan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga 2) Juru Bicara Komisi A harus menjawab dan menjelaskan semua pertanyaan tentang materi Rancangan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga Pasal 23 Pemutusan dan Pengesahan 1) Karena menyangkut sendi-sendi dasar organisasi, pemutusan terhadap Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga sebisa mungkin dilakukan secara mufakat. 2) Apabila terdapat perbedaan di kalangan peserta Sidang Pleno, Pimpinan Sidang Pleno berusaha mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut hingga terjadi kesepakatan. 3) Apabila Pimpinan Sidang Pleno gagal mengusahakan kesepakatan di antara peserta sidang, maka keputusan dilakukan melalui pemungutan suara secara terbuka. 4) Apabila semua materi Rancangan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga sudah diputuskan, Pimpinan Sidang membacakan dan mengesahkan Ketetapan Kongres tentang Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga Pasal 24 Perubahan Kode Etik 1) Komisi D dapat melakukan peninjauan terhadap kode etik. Hasil Kongres VIII AJI 8

10 2) Apabila Komisi D menginginkan agar kode etik diperbarui dan atau diperjelas, maka Komisi harus merumuskan rekomendasi mengenai hal tersebut. 3) Rekomendasi Komisi D akan diajukan ke Sidang Pleno untuk dimintakan sebagai keputusan kongres Catatan: pasal berikutnya untuk dua komisi lain mengikuti BAB VII PENYIKAPAN AJI TERHADAP MASALAH EKSTERNAL Pasal 25 Draft dan Rancangan 1) Draft penyikapan AJI terhadap masalah eksternal dalam bentuk resolusi dipersiapkan oleh Panitia Pengarah 2) Draft yang sudah dikirimkan ke peserta tersebut menjadi pegangan anggota Komisi B dalam melakukan pembahasan penyikapan AJI terhadap masalah eksternal 3) Hasil pembahasan Komisi B terhadap penyikapan AJI terhadap masalah eksternal yang akan diajukan ke Sidang Pleno Pasal 26 Rumusan Rancangan 1) Rancangan resolusi yang dihasilkan oleh Komisi B sudah merupakan rancangan yang disepakati seluruh anggota komisi dan dibawa ke rapat pleno. 2) Apabila terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak bisa dikompromikan di rapat Komisi B terhadap rumusan rancangan resolusi maka perbedaan-perbedaan itu disusun dalam bentuk alternatif-alternatif rumusan, untuk diusulkan di rapat Pleno. Pasal 27 Penyampaian di Sidang Pleno 1) Komisi B menunjuk dua atau tiga juru bicara untuk menyampaikan rancangan resolusi di hadapan Sidang Pleno 2) Juru Bicara Komisi B harus menjawab dan menjelaskan semua pertanyaan tentang materi Rancangan resolusi yang disampaikan oleh peserta Sidang Pleno. Pasal 28 Pemutusan dan Pengesahan 1) Karena menyangkut sendi-sendi dasar organisasi, pemutusan terhadap rancangan resolusi sedapat mungkin dilakukan secara mufakat. 2) Apabila terdapat perbedaan di kalangan peserta Sidang Pleno, Pimpinan Sidang Pleno berusaha mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut hingga terjadi kesepakatan. 3) Apabila Pimpinan Sidang Pleno gagal mengusahakan kesepakatan di antara peserta sidang, maka keputusan dilakukan melalui pemungutan suara secara terbuka. 4) Apabila semua materi Rancangan resolusi sudah diputuskan, Pimpinan Sidang membacakan dan mengesahkan Ketetapan Kongres tentang resolusi AJI terhadap masalah-masalah eksternal Hasil Kongres VIII AJI 9

11 BAB VIII POKOK-POKOK PROGRAM KERJA Pasal 29 Draf dan Rancangan 1) Draft Pokok-pokok Program Kerja dipersiapkan oleh Panitia Pengarah. 2) Draft yang sudah dikirimkan ke peserta tersebut menjadi pegangan anggota Komisi C dalam melakukan pembahasan Pokok-pokok Program Kerja. 3) Hasil pembahasan Komisi C terhadap Draf Pokok-pokok Program Kerja adalah Rancangan Pokok-pokok Program Kerja yang akan diajukan ke Sidang Pleno. Pasal 30 Rumusan Rancangan 1) Rancangan Pokok-pokok Program Kerja yang akan diajukan ke Sidang Pleno sudah merupakan rancangan final dan disepakati seluruh anggota Komisi C. 2) Apabila terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak bisa dikompromikan di kalangan anggota Komisi C terhadap rumusan materi tertentu dalam Rancangan Pokok-pokok Program Kerja yang akan diajukan ke Sidang Pleno, maka perbedaan-perbedaan itu disusun dalam bentuk alternatif-alternatif rumusan, sehingga ketika disampaikan di Sidang Pleno, anggota Sidang Pleno mempunyai kemudahan untuk menentukan pilihan terhadap alternatif-alternatif rumusan tersebut, atau mereka menyampaikan alternatif rumusan baru yang lebih bisa diterima oleh peserta Sidang Pleno. Pasal 31 Penyampaian di Sidang Pleno 1) Komisi C menunjuk dua atau tiga juru bicara untuk menyampaikan Rancangan Pokok-pokok Program Kerja. 2) Juru Bicara Komisi C harus menjawab dan menjelaskan semua pertanyaan tentang materi 3) Rancangan Pokok-pokok Program Kerja yang akan diajukan ke Sidang Pleno. Pasal 32 Pemutusan dan Pengesahan 1) Karena menyangkut masa depan organisasi, pemutusan terhadap Rancangan Pokok-pokok program kerja sebisa mungkin dilakukan secara mufakat. 2) Apabila terdapat perbedaan di kalangan peserta Sidang Pleno, Pimpinan Sidang Pleno berusaha mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut hingga terjadi kesepakatan. 3) Apabila Pimpinan Sidang Pleno gagal mengusahakan kesepakatan di antara peserta sidang, maka keputusan dilakukan melalui pemungutan suara secara terbuka. 4) Apabila semua materi Rancangan Pokok-pokok Program Kerja sudah diputuskan, Pimpinan Sidang membacakan dan mengesahkan berlakunya Pokok-pokok Program Kerja. Hasil Kongres VIII AJI 10

12 BAB IX LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN JENDERAL KETUA UMUM DAN SEKRETARIS Pasal 33 Pengertian Laporan Pertanggungjawaban 1) Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan sekretaris Jenderal adalah naskah laporan tentang pelaksanaan Pokok-pokok Program Kerja, kegiatan operasional, dan laporan keuangan yang dibuat oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. 2) Dalam menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal didampingi oleh Koordinator-Koordinator Divisi 3) Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal akan diikuti oleh pemandangan umum AJI Kota dan Laporan Pemeriksaan Keuangan oleh Badan Pengawas Keuangan. Pasal 34 Tata Cara Penyampaian 1) Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, serta Laporan Pemeriksaan Keuangan Badan Pengawas Keuangan disampaikan dalam Sidang Pleno, secara berurutan. 2) Pimpinan sidang mengatur waktu dan teknis penyampaian. Pasal 35 Pembahasan dan Evaluasi 1) Pemandangan umum, evaluasi dan pembahasan terhadap Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal dilakukan dalam sidang pleno 2) Dalam pembahasan dan evaluasi, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal yang dibantu oleh Pengurus AJI Indonesia lainnya, harus menjawab dan menjelaskan semua pertanyaan, komentar dan kritik yang diajukan dalam sidang pleno Pasal 36 Penilaian dan Penyikapan 1) Setelah pembahasan dan evaluasi terhadap Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, pleno menyusun Rancangan Ketetapan Penilaian dan Penyikapan terhadap Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. 2) Terdapat dua bentuk penilaian dan penyikapan atas Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, yaitu menerima atau menolak; 3) Dalam Rancangan Penilaian dan Penyikapan atas Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, dirumuskan secara jelas, diterima atau ditolaknya Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Pasal 37 Penetapan 1) Apabila peserta Sidang Pleno tidak sepakat untuk menerima atau menolak Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, maka pengambilan keputusan dilakukan lewat pemungutan suara secara tertutup. Hasil Kongres VIII AJI 11

13 2) Setelah keputusan diambil, Pimpinan Sidang membacakan dan mengesahkan Ketetapan Penilaian dan Penyikapan atas Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. BAB X PEMILIHAN KETUA UMUM DAN SEKRETARIS JENDERAL Pasal 38 Persyaratan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal 1) Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal dipilih di antara Anggota Biasa yang memiliki komitmen, dedikasi, dan loyalitasnya kepada organisasi sudah teruji, serta menjalankan profesi jurnalis. 2) Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal tidak diperkenankan menjadi pengurus organisasi jurnalis lain yang ada di Indonesia. 3) Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal tidak diperkenankan menjadi pengurus partai politik dan atau organisasi massa yang memiliki kaitan langsung maupun tidak langsung dari partai politik. 4) Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal tidak bekerja pada usaha media yang menjadi milik partai politik dan atau organisasi massa. 5) Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal hadir dalam kongres. Pasal 39 Pencalonan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal 1) Kecuali peninjau, setiap peserta kongres berhak mengajukan satu nama bakal calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal untuk dicatat dalam Daftar Bakal Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. 2) Setiap orang yang namanya tercantum dalam Daftar Bakal Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal dimintai kesediaannya untuk dicalonkan. 3) Mereka yang menyatakan bersedia dicalonkan menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal namanya dicatat dalam Daftar Nama Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. Pasal 40 Pemilihan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal 1) Apabila hanya terdapat satu Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, maka akan langsung disahkan di sidang pleno. 2) Apabila terdapat lebih dari satu nama calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, maka dilakukan pemilihan ketua umum dan sekretaris jenderal dengan pemungutan suara secara tertutup. 3) Sebelum pemilihan dilakukan, masing-masing Calon diminta untuk menyampaikan visi dan misi menjalankan program kerja AJI yang merujuk pada pokok-pokok program kerja AJI. 4) Calon ketua Umum dan sekretaris jenderal yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan oleh Pimpinan Sidang sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal AJI Indonesia periode berikutnya Hasil Kongres VIII AJI 12

14 BAB XI PEMILIHAN BADAN PENGAWAS KEUANGAN Pasal 41 Persyaratan Anggota Badan Pengawas Keuangan (1) Calon Anggota Badan Pengawas Keuangan dipilih di antara Anggota Biasa yang komitmen, dedikasi, dan loyalitasnya kepada organisasi sudah teruji, serta aktif menjalankan profesi jurnalis. (2) Calon Anggota Badan Pengawas Keuangan tidak diperkenankan menjadi pengurus organisasi jurnalis lain yang ada di Indonesia. (3) Calon Anggota Badan Pengawas Keuangan tidak diperkenankan menjadi pengurus partai politik dan atau organisasi massa. (4) Calon Anggota Badan Pengawas Keuangan tidak bekerja pada usaha media yang menjadi milik partai politik dan atau organisasi massa. (5) Calon Anggota Badan Pengawas Keuangan hadir dalam kongres. Pasal 42 Pemilihan Anggota Badan Pengawas Keuangan (1) Kecuali peninjau, setiap peserta kongres berhak mengajukan satu nama bakal calon Anggota Badan Pengawas Keuangan untuk dicatat dalam Daftar Bakal Calon Anggota Badan Pengawas Keuangan. (2) Setiap orang yang namanya tercantum dalam Daftar Bakal Calon Anggota Badan Pengawas Keuangan dimintai kesediaannya untuk dicalonkan. (3) Mereka yang menyatakan bersedia dicalonkan menjadi Anggota Badan Pengawas Keuangan namanya dicatat dalam Daftar Nama Calon Anggota Badan Pengawas Keuangan (4) Apabila hanya terdapat tiga nama Calon Anggota Badan Pengawas Keuangan, maka kelimanya diminta untuk menyampaikan visi kepemimpinannya, dan setelah itu ditetapkan oleh Pimpinan Sidang sebagai Anggota Badan Pengawas Keuangan periode berikutnya. (5) Apabila terdapat lebih dari tiga nama Calon Anggota Badan Pengawas Keuangan, maka dilakukan pemilihan secara tertutup, dan tiga peraih suara terbanyak ditetapkan oleh Pimpinan Sidang sebagai Anggota Badan Pengawas Keuangan periode berikutnya. BAB XII PEMILIHAN MAJELIS ETIK DAN BADAN PERTIMBANGAN Pasal 43 Persyaratan 1) Calon Anggota Majelis Etik dan Badan pertimbangan organisasi mempunyai dedikasi dan integritas dalam menegakkan prinsip-prinsip hukum dan kebebasan pers. 2) Calon Anggota Majelis Etik dan Badan pertimbangan organisasi mengetahui dan memahami prinsip-prinsip jurnalistik. Hasil Kongres VIII AJI 13

15 3) Calon Anggota Majelis Etik dan Badan pertimbangan organisasi setuju dengan nilainilai perjuangan AJI. 4) Calon Anggota Majelis Etik dan Badan pertimbangan organisasi bersedia menjalankan tugas-tugas dan kewajiban anggota Majelis Etik dan Badan pertimbangan organisasi AJI sebagaimana digariskan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Pasal 44 Pengusulan Calon Majelis Etik dan Badan Pertimbangan 1) Kongres mengajukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) nama calon anggota Majelis Etik dan Badan pertimbangan organisasi untuk diusulkan kepada Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. Selanjutnya Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal akan memilih 5 sampai 7 nama calon untuk diangkat sebagai Anggota Majelis Etik AJI dan Badan pertimbangan organisasi Indonesia periode berikutnya 2) Kecuali peninjau, setiap peserta kongres berhak mencalonkan nama anggota Majelis Etik dan Badan pertimbangan organisasi. Apabila jumlah calon lebih dari 13 maka harus dibatasi menjadi hanya 13 nama. Cara pengurangan nama calon dilakukan dengan pembicaraan terbuka. 3) Nama-nama calon selanjutnya akan disahkan sebagai usulan kongres oleh Pimpinan Sidang. Pasal 45 Pemilihan Anggota Badan Pengawas organisasi 1. Kecuali peninjau, setiap peserta kongres berhak mengajukan satu nama bakal calon Anggota Badan Pengawas organisasi untuk dicatat dalam Daftar Bakal Calon Anggota Badan Pengawas Organisasi. 2. Setiap orang yang namanya tercantum dalam Daftar Bakal Calon Anggota Badan Pengawas Organisasi dimintai kesediaannya untuk dicalonkan. 3. Mereka yang menyatakan bersedia dicalonkan menjadi Anggota Badan Pengawas Organisasi namanya dicatat dalam Daftar Nama Calon Anggota Badan Pengawas Organisasi 4. Apabila hanya terdapat tiga nama Calon Anggota Badan Pengawas Organisasi, maka kelimanya diminta untuk menyampaikan visi kepemimpinannya, dan setelah itu ditetapkan oleh Pimpinan Sidang sebagai Anggota Badan Pengawas Organisasi periode berikutnya. 5. Apabila terdapat lebih dari tiga nama Calon Anggota Badan Pengawas Organisasi, maka dilakukan pemilihan secara tertutup, dan tiga peraih suara terbanyak ditetapkan oleh Pimpinan Sidang sebagai Anggota Badan Pengawas Organisasi periode berikutnya. BAB XIII PERATURAN PERALIHAN Pasal 46 Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga 1) Apabila terjadi Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga selama masa kongres, maka semua ketentuan Tata Tertib Kongres yang bertentangan Hasil Kongres VIII AJI 14

16 dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga baru tersebut, dinyatakan tidak berlaku. 2) Selanjutnya ketentuan tentang jalannya kongres menyesuaikan diri dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga baru, dan dalam hal ini Pimpinan Sidang mengambil prakarsa untuk membuat ketentuan baru yang seiring dan sejalan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga baru tersebut. Pasal 47 Penutup Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib Kongres ini akan ditentukan oleh Pimpinan Sidang atas persetujuan peserta kongres. -- // -- Hasil Kongres VIII AJI 15

17 Ketetapan Kongres Nomor: 02/Kongres-VIII/AJI/2011 Tentang Pengesahan AJI Kota Gorontalo Menimbang: Bahwa demi memenuhi permintaan dari rekan jurnalis di Kota Gorontalo untuk memfasilitasi mereka agar dapat menjadi wartawan yang profesional. Mengingat: a) Pasal 13 Anggaran Dasar; b) Pasal 9 Anggaran Rumah Tangga. Memperhatikan: Persyaratan administratif dan jumlah anggota yang telah memenuhi syarat pendirian organisasi MEMUTUSKAN Menetapkan: Persiapan AJI Kota Gorontalo yang berstatus persiapan menjadi AJI Kota Gorontalo Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan, Makassar, 2 Desember 2011 Pimpinan Sidang (Noor Korompot) (Ayi Jufridar) (Kustiah) Hasil Kongres VIII AJI 16

18 Ketetapan Kongres Nomor: 03/Kongres-VIII/AJI/2011 Tentang Pengesahan AJI Kota Mandar Menimbang: Bahwa demi memenuhi permintaan dari rekan jurnalis di Kota Mandar untuk memfasilitasi mereka agar dapat menjadi wartawan yang profesional. Mengingat: a) Pasal 13 Anggaran Dasar; b) Pasal 9 Anggaran Rumah Tangga. Memperhatikan: Persyaratan administratif dan jumlah anggota yang telah memenuhi syarat pendirian organisasi MEMUTUSKAN Menetapkan: Persiapan AJI Kota Mandar yang berstatus persiapan menjadi AJI Kota Mandar Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan, Makassar, 2 Desember 2011 Pimpinan Sidang (Noor Korompot) (Ayi Jufridar) (Kustiah) Hasil Kongres VIII AJI 17

19 Ketetapan Kongres Nomor: 04/Kongres-VIII/AJI/2011 Tentang Pengesahan AJI Kota Bojonegoro Menimbang: Bahwa demi memenuhi permintaan dari rekan jurnalis di Kota Bojonegoro untuk memfasilitasi mereka agar dapat menjadi wartawan yang profesional. Mengingat: a) Pasal 13 Anggaran Dasar; b) Pasal 9 Anggaran Rumah Tangga. Memperhatikan: Persyaratan administratif dan jumlah anggota yang telah memenuhi syarat pendirian organisasi MEMUTUSKAN Menetapkan: Persiapan AJI Kota Bojonegoro yang berstatus persiapan menjadi AJI Kota Bojonegoro Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan, Makassar, 2 Desember 2011 Pimpinan Sidang (Noor Korompot) (Ayi Jufridar) (Kustiah) Hasil Kongres VIII AJI 18

20 Ketetapan Kongres Nomor: 05/Kongres-VIII/AJI/2011 Tentang Pengesahan AJI Kota Bireun Menimbang: Bahwa demi memenuhi permintaan dari rekan jurnalis di Kota Bireun untuk memfasilitasi mereka agar dapat menjadi wartawan yang profesional. Mengingat: a) Pasal 13 Anggaran Dasar; b) Pasal 9 Anggaran Rumah Tangga. Memperhatikan: Persyaratan administratif dan jumlah anggota yang telah memenuhi syarat pendirian organisasi MEMUTUSKAN Menetapkan: Persiapan AJI Kota Bireun yang berstatus persiapan menjadi AJI Kota Bireun Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan, Makassar, 2 Desember 2011 Pimpinan Sidang (Noor Korompot) (Ayi Jufridar) (Kustiah) Hasil Kongres VIII AJI 19

21 Ketetapan Kongres Nomor: 06/Kongres-VIII/AJI/2011 Tentang Pengesahan AJI Kota Ternate Menimbang: Bahwa demi memenuhi permintaan dari rekan jurnalis di Kota Ternate untuk memfasilitasi mereka agar dapat menjadi wartawan yang profesional. Mengingat: a) Pasal 13 Anggaran Dasar; b) Pasal 9 Anggaran Rumah Tangga. Memperhatikan: Persyaratan administratif dan jumlah anggota yang telah memenuhi syarat pendirian organisasi MEMUTUSKAN Menetapkan: Persiapan AJI Kota Ternate yang berstatus persiapan menjadi AJI Kota Ternate Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan, Makassar, 2 Desember 2011 Pimpinan Sidang (Noor Korompot) (Ayi Jufridar) (Kustiah) Hasil Kongres VIII AJI 20

22 Ketetapan Kongres Nomor: 07/Kongres-VIII/AJI/2011 Tentang Pengesahan AJI Kota Balikpapan Menimbang: Bahwa demi memenuhi permintaan dari rekan jurnalis di Kota Balikpapan untuk memfasilitasi mereka agar dapat menjadi wartawan yang profesional. Mengingat: a) Pasal 13 Anggaran Dasar; b) Pasal 9 Anggaran Rumah Tangga. Memperhatikan: Persyaratan administratif dan jumlah anggota yang telah memenuhi syarat pendirian organisasi MEMUTUSKAN Menetapkan: Persiapan AJI Kota Balikpapan yang berstatus persiapan menjadi AJI Kota Balikpapan Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan, Makassar, 2 Desember 2011 Pimpinan Sidang (Noor Korompot) (Ayi Jufridar) (Kustiah) Hasil Kongres VIII AJI 21

23 Ketetapan Kongres Nomor: 08/Kongres-VIII/AJI/2011 Tentang Pengesahan AJI Kota Ambon Menimbang: Bahwa demi memenuhi permintaan dari rekan jurnalis di Kota Ambon untuk memfasilitasi mereka agar dapat menjadi wartawan yang profesional. Mengingat: a) Pasal 13 Anggaran Dasar; b) Pasal 9 Anggaran Rumah Tangga. Memperhatikan: Persyaratan administratif dan jumlah anggota yang telah memenuhi syarat pendirian organisasi MEMUTUSKAN Menetapkan: Persiapan AJI Kota Ambon yang berstatus persiapan menjadi AJI Kota Ambon Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan, Makassar, 2 Desember 2011 Pimpinan Sidang (Noor Korompot) (Ayi Jufridar) (Kustiah) Hasil Kongres VIII AJI 22

24 Ketetapan Kongres Nomor: 09/Kongres-VIII/AJI/2011 Tentang Pengesahan AJI Kota Jambi Menimbang: Bahwa demi memenuhi permintaan dari rekan jurnalis di Kota Jambi untuk memfasilitasi mereka agar dapat menjadi wartawan yang profesional. Mengingat: a) Pasal 13 Anggaran Dasar; b) Pasal 9 Anggaran Rumah Tangga. Memperhatikan: Persyaratan administratif dan jumlah anggota yang telah memenuhi syarat pendirian organisasi MEMUTUSKAN Menetapkan: Persiapan AJI Kota Jambi yang berstatus persiapan menjadi AJI Kota Jambi Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan, Makassar, 2 Desember 2011 Pimpinan Sidang (Noor Korompot) (Ayi Jufridar) (Kustiah) Hasil Kongres VIII AJI 23

25 Ketetapan Kongres Nomor 10/Kongres-VIII/AJI/2011 Tentang Penyikapan Terhadap Laporan Pertanggungjawaban Pengurus AJI Periode Menimbang: a) Bahwa kinerja Pengurus AJI Periode perlu dievaluasi, sehingga pengurus periode berikutnya bisa mengambil pelajaran dari kegagalan dan keberhasilan kepengurusan tersebut; b) Bahwa Pengurus AJI Periode telah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban secara lisan dan tertulis kepada peserta kongres dan menjawab semua kritik, saran dan komentar peserta di hadapan kongres; Mengingat: a) Pasal Tata Tertib Sidang; b) Pasal 19 Anggaran Dasar; c) Pasal 18 Anggaran Rumah Tangga; MEMUTUSKAN Menetapkan: a. Menerima Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal AJI Periode ; b. Dengan menerima Laporan Pertanggungjawaban ini, maka Pengurus AJI Periode dinyatakan demisioner; Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan, Makassar, 2 Desember Pimpinan Sidang (Noor Korompot) (Ayi Jufridar) (Kustiah) Hasil Kongres VIII AJI 24

26 Ketetapan Kongres Nomor 11/Kongres-VIII/AJI/2011 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Aliansi Jurnalis Independen Menimbang: a) Bahwa situasi dimana Aliansi Jurnalis Independen lahir dan tumbuh telah berubah secara signifikan sehingga mempengaruhi perkembangan organisasi ini; b) Bahwa perkembangan Aliansi Jurnalis Independen membutuhkan kerangka konstitusional yang lebih akomodatif yang sesuai dengan tuntutan zaman; c) Bahwa Panitia Pengarah Kongres telah merancang Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Aliansi Jurnalis Independen, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pegangan untuk melakukan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Aliansi Jurnalis Independen; Mengingat: a. Pasal 19 Anggaran Dasar; b. Pasal Anggaran Dasar; c. Pasal Anggaran Rumah Tangga MEMUTUSKAN Menetapkan: a) Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Aliansi Jurnalis Independen b) Naskah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Aliansi Jurnalis Independen yang telah dirubah adalah sebagaimana terlampir dalam ketetapan ini. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan, Makassar, 3 Desember 2011 Pimpinan Sidang (Noor Korompot) (Ayi Jufridar) (Kustiah) Hasil Kongres VIII AJI 25

27 ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN BAB I NAMA, BENTUK dan LAMBANG Pasal 1 Organisasi ini bernama Aliansi Jurnalis Independen, disingkat AJI. AJI berbentuk perkumpulan. Pasal 2 Pasal 3 AJI berlambangkan burung merpati dan pena dengan warna dasar ungu tua, yang dikombinasikan dengan tulisan Aliansi Jurnalis Independen-AJI. BAB II PENDIRIAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 4 AJI didirikan oleh 58 jurnalis dan kolumnis melalui Deklarasi Sirnagalih pada 7 Agustus 1994 di Megamendung, Bogor untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Pasal 5 Pengurus pusat AJI berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia. BAB III AZAS DAN PEDOMAN Pasal 6 Organisasi AJI berazaskan kebebasan, demokrasi, kesetaraan, dan keberagaman. Pasal 7 AJI berpedoman pada semangat Deklarasi Sirnagalih 7 Agustus 1994 BAB IV KODE ETIK Pasal 8 1. AJI memiliki dan memberlakukan kode etik untuk mengarahkan aktivitas profesional anggotanya. 2. AJI mengakui kode etik jurnalistik yang ditetapkan oleh Dewan Pers Hasil Kongres VIII AJI 26

28 Pasal 9 Kode Etik AJI disahkan dan ditetapkan oleh Kongres AJI. Pasal Dalam menjalankan aktivitas jurnalistiknya,setiap anggota AJI terikat pada Kode Etik AJI. 2. Anggota AJI wajib menaati Kode Etik Jurnalistik yang ditetapkan oleh Dewan Pers 3. Penegakan Kode Etik AJI dilaksanakan oleh pengurus AJI. 4. Pemeriksaan dugaan pelanggaran atas Kode Etik AJI dilakukan oleh Majelis Etik AJI/AJI Kota. BAB V VISI DAN MISI Pasal 11 Visi AJI Terwujudnya pers bebas, profesional, dan sejahtera, yang menjunjung tinggi demokrasi Pasal 12 Misi AJI 1. Memperjuangkan kebebasan pers dan hak publik untuk mendapatkan informasi. 2. Meningkatkan profesionalisme jurnalis. 3. Memperjuangkan kesejahteraan pekerja media. 4. Mengembangkan demokrasi dan keberagaman. 5. Memperjuangkan isu perempuan dan minoritas melalui media. 6. Memperjuangkan hak jurnalis dan pekerja pers perempuan. 7. Terlibat dalam pemberantasan korupsi, ketidakadilan, dan kemiskinan. Pasal 13 Untuk mewujudkan visi dan misinya, AJI: a. Menggalang solidaritas di kalangan komunitas pers dan masyarakat sipil lainnya, di tingkat nasional dan internasional. b. Meningkatkan profesionalisme jurnalis dan menegakkan etika profesi. c. Berperan aktif dalam upaya pengembangan usaha pers yang sehat, demi tercapainya kesejahteraan pekerja pers. d. Bekerjasama dengan pihak lain memerangi korupsi, ketidakadilan, dan kemiskinan, serta menjamin tersedianya akses informasi bagi masyarakat. BAB VI PRINSIP ORGANISASI Pasal 14 Organisasi AJI dijalankan dengan prinsip-prinsip: a. Independen b. Demokratis c. Transparan d. Akuntabel e. Partisipatif Hasil Kongres VIII AJI 27

29 BAB VII RUANG LINGKUP ORGANISASI Pasal 15 a. Pengurus Pusat AJI adalah AJI Indonesia yang menjadi induk organisasi AJI di Indonesia dan berkedudukan di ibukota Negara. b. AJI Indonesia memiliki cabang di tingkat kota yang disebut AJI Kota dan AJI Kota persiapan. c. AJI Kota adalah cabang AJI Indonesia di tingkat kota yang memiliki otonomi dalam memilih pengurus, mengelola keuangan, dan menjalankan program. d. AJI Kota Persiapan adalah calon AJI Kota yang pendiriannya dipersiapkan oleh AJI Indonesia. Pasal 16 a. AJI Indonesia wajib menyampaikan setiap kebijakan organisasi kepada seluruh AJI Kota paling sedikit satu tahun sekali. b. AJI Kota dan organisasi di bawahnya beserta anggotanya mematuhi dan mengikuti garis kebijakan AJI Indonesia. c. AJI Kota wajib menyampaikan laporan tertulis tentang perkembangan organisasi secara reguler kepada AJI Indonesia paling sedikit satu tahun sekali. BAB VIII KEANGGOTAAN Pasal 17 Keanggotaan AJI bersifat terbuka bagi individu jurnalis yang memenuhi syarat. Pasal 18 Keanggotaan AJI terdiri atas anggota biasa dan anggota kehormatan. Pasal 19 Hak-hak anggota meliputi : a. Hak partisipasi, yaitu hak untuk ikut serta dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi. b. Hak bicara, yaitu hak untuk mengajukan saran dan kritik baik secara lisan maupun tulisan. c. Hak membela diri, jika dikenai sanksi organisasi d. Hak memilih dan dipilih menjadi pengurus bagi anggota biasa. Pasal 20 Kewajiban anggota meliputi : a. Menaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan aturan organisasi lainya. b. Menjaga nama baik AJI. c. Mematuhi kode etik AJI d. Melaksanakan aturan organisasi e. Membayar iuran anggota Hasil Kongres VIII AJI 28

30 Pasal 21 Anggota dapat dikenai sanksi organisasi berupa teguran, peringatan, hingga pemecatan. BAB IX FORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI Pasal Forum pengambilan keputusan tertinggi organisasi di tingkat nasional adalah Kongres AJI yang diselenggarakan setiap tiga tahun. 2. Kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat kota adalah Konferensi AJI Kota yang diselenggarakan setiap tiga tahun. 3. Dalam situasi darurat, dapat dilakukan: a. Kongres Luar Biasa atas usulantertulis 2/3 AJI Kota b. Konferensi AJI Kota Luar Biasa atas usulan tertulis 2/3 anggota AJI Kota. Pasal 23 Kewenangan forum pengambilan keputusan organisasi meliputi: 1. Kewenangan Kongres: a. Memilih dan menetapkan pasangan ketua umum dan sekretaris jenderal b. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Pokok- Pokok Program Kerja selama tiga tahun c. Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban ketua umum dan sekretaris jenderal d. Memilih dan menetapkan anggota Badan Pertimbangan Organisasi dan Badan Pengawas Keuangan e. Mengusulkan nama-nama anggota Majelis Etik yang akan ditetapkan oleh ketua umum f. Menetapkan anggota kehormatan atas usul pengurus AJI Indonesia dan atau AJI Kota. g. Membuat badan otonom dan aturan mainnya untuk melaksanakan hal-hal yang bersifat khusus h. Menetapkan resolusi organisasi yang dianggap perlu sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. i. Mengesahkan AJI Kota baru. 2. Kewenangan Konferensi AJI Kota: a. Memilih dan menetapkan Pasangan Ketua dan Sekretaris AJI Kota. b. Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban ketua dan sekretaris AJI Kota. c. Memilih koordinator dan anggota Badan Pengawas Keuangan AJI Kota. d. Menetapkan Peraturan AJI Kota e. Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja AJI Kota f. Mengusulkan nama-nama calon anggota Majelis Etik untuk ditetapkan oleh Ketua AJI Kota Hasil Kongres VIII AJI 29

31 g. Pengambilan keputusan dalam Konferensi AJI Kota diambil melalui mufakat atau suara terbanyak. h. Konferensi AJI Kota dianggap sah apabila dihadiri perwakilan pengurus AJI Indonesia. BAB X JENJANG PERATURAN ORGANISASI Pasal 24 Peraturan organisasi secara berurutan meliputi: 1. Peraturan di tingkat AJI Indonesia a. AD dan ART b. Peraturan Organisasi c. Keputusan Ketua Umum AJI 2. Peraturan di tingkat AJI Kota a. AD dan ART b. Peraturan AJI Kota c. Keputusan Ketua AJI Kota BAB XI STRUKTUR ORGANISASI Pasal Struktur organisasi AJI terdiri dari pengurus AJI Indonesia dan AJI Kota. 2. Pengurus AJI Indonesia dipimpin oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. 3. Pengurus AJI Kota dipimpin oleh Ketua dan Sekretaris Pasal 26 Ketua umum, sekjen, ketua dan sekretaris AJI Kota hanya dapat menduduki posisi yang sama, selama-lamanya dua periode. BAB XII KELENGKAPAN ORGANISASI Pasal 27 Kelengkapan Organisasi AJI Indonesia terdiri dari, BPO,BPK dan Majelis Etik. Pasal 28 Badan Pertimbangan Organisasi dibentuk di tingkat nasional untuk memberikan masukan dan pertimbangan bagi kemajuan organisasi. Pasal 29 Badan Pengawas Keuangan dibentuk untuk melakukan pengawasan atas pengumpulan dan pengelolaan keuangan organisasi serta aset organisasi. Hasil Kongres VIII AJI 30

32 Pasal 30 Majelis Etik dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Kode Etik. BAB XIII KEUANGAN DAN ASET Pasal 31 Dana dan aset organisasi diperoleh dari : a. Uang pendaftaran anggota b. Iuran tetap anggota c. Sumbangan anggota d. Hibah dan sumbangan dari pihak luar yang tidak mengikat e. Usaha organisasi yang sah. Pasal 32 Pengelolaan dan pemeliharaan dana dan aset organisasi dilakukan oleh Pengurus AJI. BAB XIV PEMBEKUAN AJI KOTA Pasal 33 Pembekuan Pengurus AJI Kota bisa dilakukan oleh AJI Indonesia jika Pengurus AJI Kota tidak aktif selama satu tahun atau terbukti menyimpang dari AD/ART. BAB XV PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 34 a. Pembubaran AJI hanya bisa dilakukan melalui Kongres atas usulan sedikitnya 2/3 AJI Kota serta disetujui sedikitnya 2/3 suara. b. Apabila AJI dinyatakan bubar, maka Kongres berkewajiban membentuk tim likuidasi untuk menyelesaikan utang-piutang organisasi dan menyerahkan sisa kekayaan AJI kepada badan-badan sosial. BAB XVI PERUBAHAN DAN ATURAN TAMBAHAN Pasal 35 Perubahan Anggaran Dasar ini hanya dapat dilakukan dan ditetapkan oleh Kongres. Hasil Kongres VIII AJI 31

33 ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN Pasal 1 1. Anggota AJI adalah jurnalis yang telah memenuhi syarat profesional dan independen yang bekerja untuk media massa cetak, radio, televisi, dan online. 2. Yang dimaksud jurnalis adalah orang yang menjalani profesi yang berhubungan dengan kegiatan jurnalistik, atau yang terlibat dalam proses pembuatan berita hingga penyebarluasannya kepada publik. 3. Profesi sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (2) adalah reporter, editor, periset, kolumnis; pewarta foto; juru kamera; ilustrator; karikaturis; perancang grafis, dan pengecek fakta. Pasal 2 Syarat menjadi anggota AJI 1. Jurnalis Indonesia yang bekerja di Indonesia maupun di luar negeri. 2. Bekerja, baik terikat maupun tidak terikat pada usaha media massa cetak, radio, televisi dan on line. 3. Memiliki sejumlah karya jurnalistik yang pernah dipublikasikan Memiliki sejumlah karya jurnalistik yang pernah dipublikasikan secara teratur dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. 4. Jurnalis yang menjadi pegawai negeri sipil tidak bisa menjadi anggota, kecuali bekerja untuk lembaga penyiaran publik. 5. Tidak bekerja pada bidang yang bertentangan dengan martabat sebagai jurnalis, maupun bertentangan dengan AD/ART dan Deklarasi Sirnagalih 6. Mendapat rekomendasi, sekurang-kurangnya dari tiga anggota AJI dan lolos verifikasi keanggotaan. 7. Bukan anggota organisasi profesi sejenis yang diakui Dewan Pers, bukan pengurus partai politik serta bukan anggota dan atau pengurus organisasi lain yang bertentangan dengan prinsip-prinsip AJI. Pasal 3 Anggota kehormatan 1. Status anggota kehormatan dapat diberikan kepada orang-orang yang berjasa bagi kebebasan pers dan penegakan demokrasi. 2. Anggota kehormatan diusulkan oleh pengurus AJI dan ditetapkan dalam Kongres AJI. Pasal 4 Untuk menjadi anggota AJI, seorang jurnalis harus: a. Mendaftarkan diri secara tertulis kepada Pengurus AJI kota. b. Menyertakan contoh karya jurnalistik. c. Membayar biaya pendaftaran. Hasil Kongres VIII AJI 32

34 Pasal 5 Kepindahan tempat domisili kerja anggota a. Anggota AJI yang pindah kerja ke kota lain secara permanen minimal lebih dari 1 tahun, status keanggotannya berpindah ke AJI kota tujuan. b. Pengurus AJI Kota yang anggotanya pindah sebagai mana dimaksud dalam ayat (a) wajib memberitahukan secara tertulis kepindahan anggotanya kepada pengurus AJI Kota tujuan, selambat-lambatnya tiga bulan sejak kepindahannya. a. Meninggal dunia. Pasal 6 Keanggotaan berhenti karena : b. Mengundurkan diri. c. Memilih berhenti dari profesi jurnalis. d. Tidak menjalankan profesi jurnalistik selama satu tahun, kecuali yang mendapatkan penugasan menjadi anggota Dewan Pers, Komisi Penyiaran Indonesia, dan Komisi Informasi. e. Dipecat dari keanggotaan. Pasal 7 Pemecatan terhadap anggota dapat dilakukan apabila : a. Melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, atau Kode Etik b. Melakukan perbuatan yang mencemarkan, merugikan atau merendahkan nama baik, serta harkat martabat junalis dan organisasi c. Menyalahgunakan nama organisasi untuk kepentingan pribadi d. Tidak memenuhi kewajiban organisasi dan telah mendapatkan peringatan keras dari pengurus AJI Kota. Pasal 8 Jenis pelanggaran organisasi dan sanksi a. Pelanggaran aturan organisasi terdiri dari pelanggaran berat dan pelanggaran ringan. b. Pengaturan penjatuhan sanksi terhadap anggota AJI diatur dalam Peraturan Organisasi. Pasal 9 Mekanisme pemberian sanksi a. Anggota yang melakukan pelanggaran berat dapat dikenai sanksi pemecatan oleh pengurus AJI Kota. b. Untuk pelanggaran ringan, pengurus AJI Kota dapat mengeluarkan teguran hingga Surat Peringatan pertama. c. Aturan lebih lanjut mengenai pelanggaran dan pemecatan anggota akan diatur dalam peraturan organisasi secara terpisah. d. Anggota yang mendapatkan sanksi pemecatan dapat mengajukan banding ke Majelis Etik di tingkat pusat. Hasil Kongres VIII AJI 33

35 e. AJI Indonesia dapat mengambil alih penanganan kasus etik yang tidak diselesaikan di tingkat AJI Kota. Pasal 10 Rehabilitasi Terhadap anggota yang bandingnya diterima oleh Majelis Etik tingkat pusat, pengurus AJI wajib merehabilitasi status keanggotaannya. BAB II AJI KOTA dan KOMITE PERSIAPAN AJI KOTA Pasal AJI Kota dan Komite Persiapan AJI Kota berada di bawah koordinasi AJI Indonesia. 2. AJI Kota bisa dibentuk apabila memiliki sedikitnya 15 anggota. 3. Komite persiapan AJI Kota dibentuk jika minimal terdapat 8 anggota atas rekomendasi AJI Kota terdekat melalui penetapan oleh AJI Indonesia. 4. Apabila AJI kota terdekat tidak dapat memberikan rekomendasi maka AJI Indonesia berhak melakukan langkah-langkah yang di anggap perlu. Pasal 12 AJI Kota memiliki otonomi dalam hal: a. Penentuan penerimaan anggota, b. Pemilihan pengurus dan perangkat organisasi lainnya, c. Pembuatan dan pelaksanaan program. d. Pencarian sumber dana untuk pelaksanaan program. e. Pemberian sanksi anggota BAB III KONGRES Pasal 13 Pelaksanaan a. Kongres merupakan kekuasaan tertinggi organisasi AJI dan diselenggarakan setiap tiga tahun. b. Materi-materi kongres disiapkan oleh Pengurus AJI Indonesia. c. Kepanitiaan, lokasi dan anggaran kongres ditetapkan oleh Pengurus AJI Indonesia, selambat-lambatnya enam bulan sebelum pelaksanaan kongres. Pasal 14 Persyaratan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal 6) Pasangan Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal dipilih di antara Anggota Biasa yang komitmen, dedikasi, dan loyalitasnya kepada organisasi sudah teruji, serta aktif menjalankan profesi jurnalis. Hasil Kongres VIII AJI 34

36 7) Pasangan Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal tidak diperkenankan menjadi pengurus organisasi jurnalis lain yang ada di Indonesia. 8) Pasangan Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal tidak diperkenankan menjadi pengurus partai politik dan atau organisasi massa. 9) Pasangan Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal tidak bekerja pada usaha media yang menjadi milik partai politik dan atau organisasi massa. 10) Pasangan Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal hadir dalam kongres. Pasal 15 Tata tertib Kongres a. Peserta Kongres terdiri atas delegasi AJI Kota, Pengurus AJI Indonesia, Badan Pengawas Keuangan, Badan Pertimbangan Organisasi, Majelis Etik, dan Peninjau yang diundang panitia atau mendaftarkan diri b. Peserta Kongres harus sudah menerima bahan-bahan kongres yangterdiri dari LPJ, draft tata tertib, draft AD/ART, Draft Kode Etik dan usulan pokok-pokok program kerja paling lambat satu bulan sebelum kongres dilaksanakan. c. Kongres dinyatakan sah, apabila dihadiri oleh lebih dari separuh delegasi AJI kota d. Delegasi AJI Kota memiliki hak suara, hak bicara, hak dipilih, dan memilih. e. Peserta Peninjau hanya mempunyai hak bicara f. Jumlah suara yang dimiliki setiap delegasi AJI Kota ditentukan sebagai berikut : AJI Kota yang mempunyai 15 anggota, mendapatkan 2 suara AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 3 suara AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 4 suara AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 5 suara AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 6 suara AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 7 suara AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 8 suara AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 9 suara AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 10 suara AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 11 suara AJI Kota yang mempunyai anggota,mendapatkan 12 suara AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatan 13 suara Aji Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 14 suara AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 15 suara. AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 16 suara. AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 17 suara. AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 18 suara. AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 19 suara. AJI Kota yang mempunyai anggota, mendapatkan 20 suara. Selanjutnya perhitungan suara dihitung dengan rumus: N + (N x 25%), dimana N adalah batas akhir jumlah anggota. g. Keputusan dilakukan dengan mufakat dan atau suara terbanyak melalui pemungutan suara. h. Peraturan kongres lainnya dibuat oleh panitia kongres dengan persetujuan peserta kongres. Hasil Kongres VIII AJI 35

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2 1 ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN BAB I NAMA, BENTUK dan LAMBANG Pasal 1 Organisasi ini bernama Aliansi Jurnalis Independen, disingkat AJI. AJI berbentuk perkumpulan. Pasal 2 Pasal 3 AJI berlambangkan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN Pasal 1 1. Anggota AJI adalah jurnalis yang telah memenuhi syarat profesional dan independen yang bekerja untuk media massa cetak, radio, televisi, dan

Lebih terperinci

HASIL KONGRES IX ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

HASIL KONGRES IX ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN HASIL KONGRES IX ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN Bukittinggi, 27 29 November 2014 Keputusan Kongres Nomor: 01/Kongres-IX/AJI/2014 tentang Pemilihan Pimpinan Sidang Kongres IX Aliansi Jurnalis Independen Menimbang:

Lebih terperinci

MATERI KONGRES IX ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

MATERI KONGRES IX ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN MATERI KONGRES IX ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN BUKITTINGGI, 27 29 NOVEMBER 2014 0 DAFTAR ISI Rancangan Jadwal Acara Kongres IX. 2 4 Draf Tata Tertib Kongres IX 5 17 Draf AD/ART AJI 18 37 Draf Peraturan

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 1 RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan tata tertib ini yang dimaksud dengan: a. Kongres adalah forum pengambilan keputusan tertinggi organisasi yang sepenuhnya

Lebih terperinci

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI) 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI) Upaya Umum UPAYA MENCAPAI TUJUAN Pasal 1 (1) Aktif melakukan peningkatan kompetensi dan profesionalisme jurnalis televisi (2) Berpartisipasi

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) Peningkatan. dan Pemantapan Solidaritas Mahasiswa Kesehatan Indonesia ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota JMKI adalah lembaga eksekutif

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ====================================================================== ANGGARAN DASAR U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADDIMAH

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW ANGGARAN RUMAH TANGGA Nusantara Corruption Watch (NCW) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Persyaratan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Analis Kebijakan adalah seseorang yang memiliki kompetensi

Lebih terperinci

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, oleh karena itu setiap orang tanpa membedakan

Lebih terperinci

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan: 1) UI adalah Universitas Indonesia 2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI 3) IKM FMIPA UI adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Pasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM

Pasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2017 BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN PERTAMA ANGGOTA HMTI UGM Pasal 1 Anggota HMTI UGM adalah mahasiswa

Lebih terperinci

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan: 1) UI adalah Universitas Indonesia 2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI 3) IKM FMIPA UI adalah

Lebih terperinci

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15 ANGGARAN DASAR BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15 (1) Pengambilan keputusan organisasi dilaksanakan dalam forum musyawarah dan mufakat. 14 (2) Forum musyawarah dan mufakat diselenggarakan dalam bentuk:

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE 2012-2015 MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta semangat mewujudkan visi organisasi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI) 1 ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI) MUKADDIMAH Bahwa sesungguhnya kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan menyampaikan dan memperoleh informasi, serta kemerdekaan berserikat adalah

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2018

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2018 ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2018 BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN PERTAMA ANGGOTA HMTI UGM Pasal 1 Anggota HMTI UGM adalah mahasiswa

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION Mitra Matraman, Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A2/18, Jakarta 13150. Telp. 85918064, Fax 85918065

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn) 2016 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DOKTER SPESIALIS

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat-Syarat Keanggotaan 1. Yang menjadi anggota KNPI adalah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya pengabdian kepada bangsa dan negara adalah kewajiban setiap warga negara Indonesia yang harus dilaksanakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI 2016-2017 MPA PPI TURKI 2016-2017 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA (PPI) TURKI PERIODE 2016-2017 BAB I SIFAT Pasal 1 1.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017

ANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017 ANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017 BAB I NAMA, BENTUK, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 1)

Lebih terperinci

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r Oktober 2011 Tata Kerja Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi S u r a b a y a, O k t o b e r 2 0 1 1 Daftar Isi Mukadimah BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 Nama Pasal 2 Waktu Pasal 3 Kedudukan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang

Lebih terperinci

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) Universitas Pattimura, Ambon 3 Desember 2015 Bertempat di hotel Swiss Bell ANGGARAN DASAR HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA

Lebih terperinci

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Arsitek sebagai warga negara yang sadar akan panggilan untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan serta peradaban manusia, senantiasa belajar

Lebih terperinci

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN MAHASISWA BAB I KEANGGOTAAN PM UNPAR Pasal 1 (1) Anggota PM Unpar terdiri dari: a. mahasiswa baru b. mahasiswa lama (2) Mahasiswa baru yang dimaksud dalam ayat (1) huruf

Lebih terperinci

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN MAHASISWA BAB I KEANGGOTAAN PM UNPAR Pasal 1 (1) Anggota PM UNPAR terdiri dari: a. mahasiswa baru; b. mahasiswa lama. (2) Mahasiswa baru yang dimaksud dalam ayat (1) huruf

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA Anggaran Dasar di bawah ini adalah Anggaran Dasar Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia sebagaimana telah diubah dan disahkan dalam Rapat Anggota

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan: 1) UI adalah Universitas Indonesia 2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI 3) IKM FMIPA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan: 1) UI adalah Universitas Indonesia 2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI 3) IKM FMIPA UI adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII Hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Pra Kongres di Jakarta tanggal 25-26 Oktober 2013 BAB I STATUS PERKUMPULAN Pasal 1 IKATAN PEJABAT

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Institusi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat yang dimaksud

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006 ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006 MENIMBANG : a. Bahwa Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris telah disahkan

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA Dl RUSIA (Permira) P E M B U K A A N Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Federasi

Lebih terperinci

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017 PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017 1. Beberapa ketentuan dalam Bab II Bagian Kedua Paragraf 1 Pasal

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA PEMBUKAAN Orangutan merupakan satu- satunya jenis kera besar yang saat ini hidup di Sumatera dan Kalimantan, sedangkan 3 jenis lainnya hidup di Afrika. Kelestarian

Lebih terperinci

PERATURAN TATA TERTIB SENAT MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN TATA TERTIB SENAT MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PERATURAN TATA TERTIB SENAT MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Tata Tertib ini yang dimaksud dengan: 1. Senat Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

IKATAN ALUMNI CEDS UI

IKATAN ALUMNI CEDS UI ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI CEDS UNIVERSITAS INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 PENERIMAAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA 1. Setiap lulusan program pendidikan yang diselenggarakan oleh Universitas

Lebih terperinci

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Pembukaan ANGGARAN DASAR Bab I (Tata Organisasi) 1. Nama, Waktu dan Kedudukan 2. Sifat dan Bentuk 3. Lambang Bab II (Dasar,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3 ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Klasifikasi Anggota 1. Anggota Biasa adalah Warga Negara Indonesia yang mempunyai profesi dalam bidang geomatika. 2. Anggota Muda

Lebih terperinci

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg No.1748, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Kode Etik dan Pedoman Perilaku. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar yang ditetapkan pada

Lebih terperinci

INSITUT ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK JAKARTA ANGGARAN DASARDAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) HIMPUNAN MAHASISWA JURNALISTIK, IISIP JAKARTA 2017

INSITUT ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK JAKARTA ANGGARAN DASARDAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) HIMPUNAN MAHASISWA JURNALISTIK, IISIP JAKARTA 2017 ANGGARAN DASARDAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) HIMPUNAN MAHASISWA JURNALISTIK, IISIP JAKARTA 2017 ANGGARAN DASAR BAB I Nama, Kedudukan, dan Waktu Berdiri Pasal 1 1. Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa

Lebih terperinci

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015 PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, 29-30 MEI 2015 1. Beberapa ketentuan dalam MENIMBANG diubah dan disesuaikan dengan adanya Undang-Undang

Lebih terperinci

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN AD/ART KM UGM PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan Republik Indonesia harus diisi dengan kegiatan pembangunan yang bervisi kerakyatan sebagai perwujudan rasa syukur bangsa Indonesia atas rahmat Tuhan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Serikat ini bernama Serikat Pekerja PT Indosat (Persero) Tbk disingkat SP Indosat. Pasal 2 Sifat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UNDANG-UNDANG KMFT UGM Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UNDANG-UNDANG KMFT UGM Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UNDANG-UNDANG KMFT UGM Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Ketua Majelis Permusyawaratan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Koperasi ini bernama KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut KOPERASI.

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BAB 1 KEANGGOTAAN. Pasal 1 Anggota

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BAB 1 KEANGGOTAAN. Pasal 1 Anggota ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BAB 1 KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Keanggotaan Himpunan Alumni SB-IPB (HA SB-IPB) terdiri atas: a) Anggota Biasa, b) Anggota

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 PENERIMAAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA 1. Setiap lulusan program pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa Bahwa PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis yang berasaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MUSYAWARAH UMUM MAHASISWA FAKULTAS (MUMF) 2015

KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MUSYAWARAH UMUM MAHASISWA FAKULTAS (MUMF) 2015 ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (ART KM FEB UB) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota KM FEB UB adalah Mahasiswa Aktif S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1 1. Status keanggotaan BKKMTKI terdiri dari: a. anggota; dan b. calon anggota. 2. Anggota

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016.

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016. KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016 tentang PENETAPAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha No.1775, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DJSN. Kode Etik. Majelis Kehormatan. PERATURAN DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK DAN MAJELIS KEHORMATAN DEWAN JAMINAN SOSIAL

Lebih terperinci

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal, AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA BAB I PENGERTIAN Pasal 1 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia disingkat IAKMI yang dalam bahasa Inggris disebut Indonesia Public Health

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan bangsa Indonesia yang saat ini dirasakan seluruh rakyat harus diisi dengan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA MUKADIMAH Bahwa para Apoteker Indonesia merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang dianugerahi bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahlian di bidang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1 ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga yang selanjutnya disebut BEM

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 BAB I KEANGGOTAAN DAN PERSYARATANNYA Pasal 1 Ketentuan Umum Anggota Akuntan

Lebih terperinci

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG AMANDEMEN AD/ART PPI UTM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha.

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha. ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PASCASARJANA FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADIMAH Sesungguhnya tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA. BAB I NAMA dan KEDUDUKAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA. BAB I NAMA dan KEDUDUKAN ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I NAMA dan KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Organisasi ini bernama Asosiasi Dewan Editor Indonesia yang disingkat ADEI (2) ADEI adalah organisasi non-pemerintah, non-partisan dan non-profit,

Lebih terperinci

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD) PENGURUS APKESI - PERIODE 2009-2012 Mukadimah DAFTAR ISI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Umum Pasal 2 Asas Pasal 3 Prinsip BAB II ORGANISASI

Lebih terperinci

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 SYARAT MENJADI ANGGOTA Syarat menjadi anggota APPEKNAS, adalah sebagai berikut : 1. Anggota Biasa a. Badan Usaha

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH

A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH Bahwa Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga telah menghasilkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2014 PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2014 PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2014 PENDAHULUAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan bangsa Indonesia yang saat ini dirasakan seluruh rakyat harus diisi dengan

Lebih terperinci

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Masyarakat Telematika Indonesia The Indonesian ICT Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Dasar MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi konvergensi bidang Telekomunikasi,

Lebih terperinci

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 76 TAHUN 1993 (76/1993) Tanggal: 18 AGUSTUS 1993 (JAKARTA)

Lebih terperinci