KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 8 MALANG SEBAGAI PROGRAM NON PASCH
|
|
- Vera Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 8 MALANG SEBAGAI PROGRAM NON PASCH DAN SMA NEGERI 5 MALANG SEBAGAI PROGRAM PASCH Esty Prastyaningtias Pembimbing I: Desti Nur Aini, S.S.,M.Pd. Pembimbing II: Iwa Sobara, S.Pd.,M.A. Universitas Negeri Malang estyprastya@yahoo.com; ddsubromo@yahoo.de; sobara_iwa@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan membandingkan hasil kohesi, koherensi, serta pengembangan kalimat dalam paragraf pada karangan bahasa Jerman siswa non Pasch dengan siswa Pasch. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan sumber data karangan siswa kelas XI Bahasa SMAN 8 Malang dan SMAN 5 Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kohesi karangan dari siswa kedua sekolah tersebut, baik siswa program non Pasch maupun siswa program Pasch, kurang baik. Pada aspek koherensi karangan siswa dari kedua sekolah sudah baik, dan pada aspek pengembangan kalimat paragraf karangan siswa dari kedua sekolah masih kurang mendukung paragraf. Siswa diharapkan dapat berlatih dengan kerangka karangan atau panduan berupa pertanyaan (Leitfragen) tentang apa saja yang ingin disampaikan dalam karangan siswa. Kata Kunci: Kemampuan Menulis, Karangan Bahasa Jerman, Pasch, non Pasch Abstract: The purposes of the research are to describe and to compare the cohesion, coherence, and development of sentences in German essay between non Pasch-students and Pasch-students. The current research uses comparative method in analyzing students German essays based on cohesion, coherence, and development of sentences. The subject of the research is the students in 11 th Grade from SMAN 8 Malang and SMAN 5 Malang. The results show that cohesion in the writings of both Pasch and non-pasch students are relatively poor. According to coherence aspect, writings of both non Pasch-students and Pasch-students are relatively good. As for the development of sentences, the writings of both non Pasch or Pasch students have yet supporting the paragraph. It is thus suggested that students should practice more to develop their writing skill, especially for German essay, either inside or outside class. Outline and guiding questions (Leitfragen) can be use to help conveying their ideas in their writing. Keywords: Writing s skill, German Essays, Pasch, non Pasch Bahasa Jerman sebagai salah satu bahasa asing sudah mulai banyak diajarkan di beberapa sekolah untuk tingkat sekolah menengah atas (SMA). Materi yang disajikan harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Selain dibedakan dari program apa yang dipilih oleh siswa, kurikulum materi juga dibedakan berdasarkan tingkatan kelas. Hal ini dilakukan atas dasar peta uraian materi yang sudah dibuat. Keterampilan berbahasa yang diajarkan kepada siswa meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Cara yang digunakan untuk mengasah keterampilan siswa dalam setiap keterampilan berbeda-beda. Seperti contoh untuk melatih kemampuan menulis, siswa dapat berlatih membuat sebuah karangan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa kesulitan untuk membuat 1
2 sebuah karangan. Faktor-faktor tersebut antara lain: kesulitan mencari ide, kesulitan mencari kosakata yang tepat, atau kesulitan menggunakan struktur kalimat yang benar. Mengarang juga dapat diartikan sebagai segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti orang lain (Gie, 2002:7). Sebuah karangan tidak akan terpisah dari paragraf. Gagasan yang dimiliki seseorang disampaikan melalui rangkaian paragraf. Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang mengacu kepada suatu topik. Selain itu, setiap paragraf yang ditampilkan hendaknya mempunyai kaitan dengan pembahasan topik penulisan. Apabila dalam paragraf tersebut tidak ada kaitannya dengan topik penulisan, maka penulis belum menguasai topik, tujuan dan teknik menulis dengan benar (Semi, 2007:86). Lebih lanjut Semi (2007:92) menyatakan bahwa paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki persyaratan kesatuan, koherensi, kecukupan pengembangan, dan adanya susunan yang terpola. Hal ini diperkuat oleh pendapat Keraf (2001:67), Parera (1988:21), serta Soedjito dan Hasan (1990:30) bahwa syarat paragraf yang baik harus memenuhi 3 syarat, yaitu: (1) kohesi (kesatuan); (2) koherensi (penyatuan); dan (3) pengembangan kalimat. Kohesi merupakan unsur dari kesatuan gagasan dalam sebuah paragraf. Parera (1988:21) mengemukakan pengertian sederhana tentang sebuah kesatuan dalam paragraf yaitu sebagai kalimat-kalimat yang menggambarkan hubungan dan menunjukkan ikatan untuk mendukung gagasan dan pikiran dalam paragraf. Untuk membangun unsur keterpautan dalam suatu paragraf (koherensi) dapat dilakukan dengan menggunakan : (a) repetisi, (b) kata ganti, dan (c) kata transisi (Keraf, 2001:76). Kata transisi digunakan sebagai penghubung antarkalimat, sehingga kalimatkalimat dalam paragraf tersebut terkesan luwes. Menurut Keraf (2001:80) kata transisi dapat digolongkan menjadi delapan jenis, yaitu: (1) hubungan tambahan; (2) hubungan pertentangan; (3) hubungan perbandingan; (4) hubungan akibat atau hasil; (5) hubungan tujuan; (6) hubungan singkatan; (7) hubungan waktu; dan (8) hubungan tempat. Selain menggunakan kata hubung tersebut, untuk memenuhi aspek koherensi dapat juga dilakukan dengan menggunakan kata ganti. Hal tersebut diungkapkan oleh Soedjito dan Hasan (1990:45), bahwa kata ganti dapat bertugas menunjukkan kepaduan suatu paragraf. Dalam pengembangan kalimat, pikiran utama dituangkan dalam kalimat utama, sedangkan pikiran-pikiran penjelas dituangkan ke dalam kalimat-kalimat penjelas sebagai rincian kalimat utama (Soedjito dan Hasan,1990:23). Pengembangan kalimat pada dasarnya merupakan penyusunan dari kalimat penjelas dan untuk membantu memperjelas kalimat topik.diungkapkan Soedjito dan Hasan, terdapat enam pola pengembangan paragraf, antara lain: (1) hal-hal yang khusus (umum-khusus atau khusus-umum); (2) alasan (sebab-akibat); (3) perbandingan; (4) contoh-contoh; (5) definisi luas; dan (6) campuran. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian ini diambil dari karangan bahasa Jerman kelas XI Bahasa SMAN 8 dan SMAN 5 Malang. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Bahasa SMAN 8 Malang yang berjumlah tujuh orang dan siswa kelas XI Bahasa SMAN 5 Malang yang berjumlah sembilan orang. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara wawancara, mengobservasi proses pembelajaran dari awal hingga akhir, dan mendokumentasikan hasil karangan siswa. Data hasil penelitian yang terkumpul terdiri dari data hasil 2
3 observasi dan dokumentasi yang berupa hasil karangan bahasa Jerman. Dalam penelitian ini data-data yang terkumpul dianalisis meliputi lima tahap, yaitu: (1) mengorganisasi data; (2) kodifikasi data; (3) mengidentifikasi gagasan pokok dalam tiap paragraf pada karangan; (4) mengidentifikasi kalimat dalam satu paragraf; (5) mengidentifikasi kalimatkalimat penjelas; dan (6) menyimpulkan hasil analisis. HASIL Pada aspek kohesi ditemukan bahwa karangan siswa non Pasch menuliskan ide pokok di awal paragraf, terutama untuk paragraf pertama dan ketiga. Sebagai contoh dapat dilihat pada karangan siswa dengan kode NP1. Pada paragraf pertama, ide pokok terlihat pada kalimat in meine familie gibt es vier personen (data K1). Kalimat tersebut menunjukkan informasi secara umum bahwa siswa menjelaskan tentang keluarganya. Pada paragraf ketiga, terlihat pada kalimat in der freizeit gehe ich mit meine familie spazieren (data K11). Kalimat tersebut menjelaskan kegiatan yang dilakukan siswa pada waktu senggang. Untuk paragraf kedua, siswa menuliskan ide pokok secara tersirat. Hal tersebut terlihat dari kalimat-kalimat penjelas yang mendukung kesatuan ide pokok paragraf. Sebagai contoh dapat dilihat pada paragraf siswa NP1, yaitu pada paragraf berikut ini: (5)Mein Vater ist beamter und dozent. (6)Er arbeitet als in PPPG IPS und PMP ist beamter und er arbeitet als in UIN Malang ist dozent. (7)Und dann meine Mutter ist hausfrau und verkauferin. (8)Sie arbeitet als in haus ist verkauferin und hausfrau. (9)Und dann meine schwester ist schulerin in SMPN 18 Malang. (10)Und ich bin schulerin in SMAN 8 Malang. Kalimat-kalimat pada paragraf di atas menjelaskan tentang pekerjaan anggota keluarga. Pada paragraf di atas tidak terdapat satu kalimat yang memuat ide pokok, akan tetapi semua kalimat dalam paragraf tersebut mengacu pada gagasan tentang pekerjaan anggota keluarga. Pada aspek koherensi siswa menggunakan kata hubung, kata ganti orang, serta kata ganti milik pada setiap paragrafnya. Sebagai contohnya dapat dilihat pada kalimat berikut in meine Familie... (NP1.Pr1.K1);...besuchen wir unsere...(np2.pr3.k15); Und dann mein onkle..(np3.pr2.k7). Pada aspek pengembangan kalimat dalam paragraf, beberapa kalimat yang dituliskan siswa dalam paragraf masih kurang mendukung. Misalnya pada data NP2.Pr2.K9, yaitu ich habe fünf Neffe und eine Nichte. Pada aspek kohesi karangan paragraf pertama siswa Pasch terlihat bahwa siswa menuliskan ide pokok pada awal paragraf. Misalnya pada karangan siswa P2, yaitu pada kalimat ich habe eine Familie (Pr1.K1). Pada paragraf kedua ide pokok dituliskan secara tersirat. Hal tersebut terlihat dari kalimat-kalimat penjelas yang mendukung kesatuan ide untuk paragraf tersebut. Sebagai contoh dapat dilihat dalam paragraf berikut ini: (8)Mein Vater ist Lehrer und meine Mutter lehrerin auch. (9)Meine Mutter arbeitet im Gymnasium in Malang. (10)Aber mein Bruder ist kein Lehrer. (11)Er ist Mechaniker. (12)Mein Bruder ist lustig und einbisschen 3
4 komisch. (13)Und ich bin Schülerin an der SMAN 5 Malang. (14)Ich liebe meine Familie sehr. Sedangkan pada paragraf ketiga, siswa Pasch masih menuliskan lebih dari satu ide pokok dalam satu karangan yang sama. Hal tersebut dapat dilihat dalam kalimat Bei uns hat andere Hobbys auch. Mein Vater und ich lesen gern. mein Vater liest gern Zeitung. Ich lese gern fiktion novel und film sehen. Meine Mutter und Schwester schlafen gern (P2.Pr3.K17-K21) Pada aspek koherensi, siswa menggunakan kata hubung, kata ganti orang, dan kata ganti milik dalam setiap paragrafnya. Sebagai contoh terlihat dalam kata yang bergaris bawah berikut ini: Mein Mutter ist..(p5.pr2.k11);...und alle lieben ihn. (P4.Pr2.K15); Aber mein Bruder ist kein Lehrer (P3.Pr2.K10). Pada aspek pengembangan kalimat dalam paragraf masih terdapat beberapa kalimat yang tidak mendukung paragraf. Misalnya pada kalimat Meine Mutter hobby sind Kochen und einkaufen. Mein Bruder hobby ist fußball spielen, und ich höre Musik gern. (P4.Pr2.K17-K18). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil paparan data pada karangan siswa SMAN 8 dapat dilihat bahwa dalam paragraf pertama terdapat kalimat gagasan atau kalimat utama yang terletak pada awal paragraf. Pola yang digunakan tersebut juga serupa dengan paragraf ketiga dalam karangan siswa. Untuk paragraf kedua, hasil karangan menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan siswa menuangkan gagasan pokok pada seluruh keterangan dalam paragraf. Pada paragraf tersebut tidak terdapat satu kalimat tumpuan yang menjadi kalimat utama, akan tetapi kalimat-kalimat yang dituliskan oleh siswa dapat memberikan keterangan tentang pekerjaan anggota keluarga siswa dan mendukung ide pokok paragraf. Namun, masih terdapat kalimat-kalimat pada beberapa karangan yang mengandung ide pokok baru, sehingga paragraf tersebut memiliki dua ide pokok yang berbeda. Kecenderungan siswa di dalam menggunakan kata hubung yaitu dengan menggunakan kata und atau und dann. Penggunaan kata ganti milik sering digunakan oleh siswa, terutama penggunaan orang pertama tunggal, yaitu mein atau meine. Sedangkan untuk penggunaan kata ganti orang ketiga dalam karangan siswa, yaitu orang ketiga tunggal maskulinum (er), orang ketiga tunggal femininum (sie), kata ganti orang ketiga jamak (sie), serta kata ganti orang pertama jamak (wir). Pada pengembangan kalimat paragraf pertama, keempat siswa menggunakan pola umum-khusus. Hal tersebut dapat dilihat dari kalimat gagasan yang dituliskan siswa pada awal paragraf pertama. Pola tersebut juga dijumpai dalam paragraf ketiga yang dibuat oleh siswa. Sedangkan untuk paragraf kedua, tidak terdapat kalimat utama (gagasan). Akan tetapi, kalimat-kalimat yang membangun paragraf tersebut berpusat pada satu tema. Namun, dalam kalimat pengembangan tersebut, masih terdapat beberapa kalimat yang kurang sesuai. Sebagai contoh pada karangan siswa NP2 pada paragraf kedua terdapat beberapa kalimat penjelas yang terbaca kurang baik dengan kalimat lainnya. Pada karangan siswa NP3, ketidaksesuaian pengembangan kalimat disebabkan karena siswa tidak menunjukkan aspek koherensi dalam kalimatnya, sehingga kalimat tersebut terbaca kurang padu. 4
5 Hasil karangan siswa SMA Negeri 5 Malang menunjukkan pada paragraf pertama karangan siswa terlihat adanya kecenderungan memunculkan kalimat gagasan atau kalimat utama pada awal paragraf. Untuk hasil paragraf kedua menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan siswa dalam penulisan kalimat gagasan atau kalimat utama secara tersirat pada keseluruhan paragraf. Pada paragraf tersebut tidak terdapat satu kalimat tumpuan, akan tetapi kalimat-kalimat yang dituliskan oleh siswa dapat memberikan keterangan dan mendukung ide pokok paragraf. Untuk paragraf ketiga siswa menuliskan kalimat gagasan pada awal paragraf dan kemudian diikuti beberapa kalimat penjelas. Tetapi, masih terdapat pada kalimat-kalimat beberapa karangan yang mengandung ide pokok baru, sehingga paragraf tersebut memiliki dua ide pokok yang berbeda. Koherensi yang dimunculkan dalam karangan siswa antara lain dengan menggunakan kata hubung, kata ganti orang, serta kata ganti milik. Kata hubung sebagai penunjuk koherensi yang dominan digunakan oleh siswa adalah kata hubung yang menyatakan penambahan (und, und dann, und auch). Penggunaan kata ganti milik yang paling banyak digunakan oleh siswa adalah penggunaan orang pertama tunggal, yaitu mein dan meine. Sedangkan penggunaan kata ganti orang dalam karangan banyak digunakan kata ganti orang er, sie (sgl.), sie (pl), serta wir. Pada pengembangan kalimat karangan masih terdapat beberapa kalimat yang kurang mendukung paragraf. Kalimat-kalimat tersebut dikatakan kurang mendukung karena mengandung ide pokok baru, peletakan kalimat yang kurang tepat dalam paragraf atau dikarenakan tidak adanya koherensi antarkalimat, sehingga kalimat tersebut tidak padu dengan kalimat sebelumnya dan bahkan merusak kesatuan paragraf itu sendiri. SIMPULAN dan SARAN Pada kesatuan gagasan dalam karangan siswa SMAN 8 masih terdapat kalimat yang memunculkan ide pokok baru dalam satu paragraf yang sama. Pada aspek keterpautan atau penyatuan dalam suatu paragraf (koherensi), siswa menggunakan kata hubung, kata ganti milik, serta kata ganti orang. Penggunaan unsur penyatuaan tersebut digunakan siswa pada setiap paragraf dalam karangan. Pada pengembangan kalimat dalam paragraf, terdapat beberapa kalimat yang kurang padu. Hal tersebut disebabkan karena kurang tepatnya peletakkan kalimat dalam paragraf dan tidak memunculkan unsur koherensi antarkalimat. Pada karangan siswa SMAN 5 Malang sudah memuat ide pokok yang telah ditentukan sebelumnya, akan tetapi terdapat beberapa kalimat penjelas yang tidak mendukung paragraf. Hal tersebut disebabkan karena kalimat tersebut mengandung ide pokok baru dalam paragraf yang sama. Unsur keterpautan atau penyatuan dalam suatu paragraf (koherensi) yang tampak dalam karangan siswa adalah kata hubung, kata ganti milik, serta kata ganti orang. Penggunaan unsur penyatuaan tersebut juga digunakan siswa pada setiap paragraf dalam karangan. Untuk pengembangan kalimat dalam paragraf yang dibuat oleh siswa SMAN 5 Malang juga terdapat beberapa kalimat yang kurang padu. Hal tersebut disebabkan karena kurang tepatnya peletakkan kalimat dalam paragraf, tidak memunculkan unsur koherensi antarkalimat, dan kalimat-kalimat tersebut mengandung ide pokok baru yang tidak mendukung paragraf. Perbandingan hasil pada ketiga aspek karangan antara siswa kedua sekolah tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek kesatuan gagasan (kohesi) karangan siswa non 5
6 Pasch dan siswa Pasch sudah memuat ide pokok yang diharapkan. Namun pada aspek kohesi, baik karangan siswa non Pasch maupun karangan siswa Pasch, dapat dikatakan masih kurang baik, karena beberapa karangan siswa dari kedua sekolah tersebut masih terdapat lebih dari satu ide pokok dalam satu paragraf. Pada koherensi karangan siswa dapat disimpulkan bahwa hubungan antarkalimat dalam karangan siswa dari kedua sekolah tersebut sudah sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan munculnya penggunaan kata hubung, kata ganti orang maupun kata ganti milik di setiap paragraf karangan siswa. Sementara itu pengembangan kalimat siswa non Pasch maupun siswa Pasch kurang tersusun dengan baik. Hal ini dibuktikan karena masih terdapat beberapa kalimat penjelas yang dituliskan oleh beberapa siswa dari kedua sekolah tersebut yang kurang mendukung ide pokok serta peletakkan beberapa kalimat yang kurang tepat dalam paragraf tersebut. Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, peneliti menyarankan agar sebaiknya dalam membuat suatu karangan, siswa lebih memperhatikan kalimat yang ingin dituliskan dalam paragraf, agar kalimat-kalimat yang dituliskan oleh siswa nantinya tidak mengandung ide pokok baru dalam paragraf yang sama. Hal tersebut dapat disiasati dengan membuat kerangka karangan atau panduan berupa pertanyaan (Leitfragen) tentang apa saja yang ingin disampaikan dalam karangan siswa. DAFTAR RUJUKAN Atarsemi, M Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: PT. Angkasa. Gie, The Liang Terampil Mengarang. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta. Keraf, Gorys Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: PT. Penerbit Nusa Indah. Parera, Jos Daniel Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: PT. Erlangga. Soedjito dan Hasan, Mansur Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Alokasi Waktu Standar Kompetensi Nilai kebangsaan : SMAN 2 Purworejo : Bahasa Jerman : XI IPS/IPS : Familie in Deutschland
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pokok : membaca Bestimmte-unbestimmte Artikel im Nominativ und Akkusativ Alokasi waktu : 2 jam pelajaran
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh FITRIANA AGUSTINA NIM 090388201105 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
Lebih terperinciKETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM
KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM 09080190 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciPENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG
PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI PADANG Risa Marjuniati ), Marsis ), Hj. Syofiani ) ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ) Dosen
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS X SMAN 2 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Satria Brama Nanda 1, Ninit Alfianika²,
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI I SOLOK SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG JURNAL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI I SOLOK SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG JURNAL ILMIAH diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Lebih terperinciPENYUSUNAN PARAGRAF DALAM KARYA TULIS ILMIAH 1) Oleh Wahya 2)
PENYUSUNAN PARAGRAF DALAM KARYA TULIS ILMIAH 1) Oleh Wahya 2) 1. Karya Tulis Ilmiah Karya tulis adalah sesuatu yang dihasilkan oleh aktivitas menulis. Karya tulis sering dikatakan karangan. Karangan adalah
Lebih terperinciRirin Budi U. K. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016
Ririn Budi U. K. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen... Halaman 140 146 Volume 1, No. 2, September 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMAN 1 PAKUSARI DENGAN METODE KONTEKSTUAL Ririn
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENYIMAK (HŐREN) SISWA KELAS XI KETERAMPILAN SMA NEGERI 6 MALANG
KEMAMPUAN MENYIMAK (HŐREN) SISWA KELAS XI KETERAMPILAN SMA NEGERI 6 MALANG Fahmy Hidayat Universitas Negeri Malang Pembimbing I: Drs. Tiksno Widyatmoko, M.A. Pembimbing II: Desti Nur Aini, S.S., M.Pd.
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE Seriati, Cristanto Syam, Martono Pascasarjana Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak e-mail: Seriati.afhun@gmail.com
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER (Improving the third grade student's ability in writing a paragraph by using puzzle as the
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMAN 1 Banguntapan : Bahasa Jerman : XI /Gasal : 2x45 menit Standar Kompetensi : 1. Berbicara Mengungkapkan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Kemahiran Menulis Karangan Deskripsi dengan Media Gambar ABSTRACT
Kemahiran Menulis Karangan Deskripsi dengan Media Gambar pada Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Batam Tahun Pelajaran 2013/2014 oleh Fatmalasari. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG Oleh 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciSILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Medan Program : Bahasa Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XII Semester : 1 Tahun Pelajaran : 2006-2007 : 17 minggu x 4 JP Standar 1 Dasar Materi Pembelajaran Indikator
Lebih terperinciIka Rahmawati Pembimbing 1: Sri Prameswari Indriwardhani, M.Pd. Pembimbing 2: Desti Nur Aini, S.S., M.Pd.
PENGGUNAAN MEDIA WÜRFELSPIEL UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN DI KELAS XI BAHASA SMA AL-RIFA IE GONDANGLEGI TAHUN AJARAN 2011/2012 Ika Rahmawati Pembimbing 1: Sri Prameswari Indriwardhani, M.Pd. Pembimbing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, khususnya di beberapa SMA dan di Universitas tertentu. Dalam belajar bahasa Jerman terdapat
Lebih terperinciSILABUS DAN PENILAIAN
SILABUS DAN PENILAIAN Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Medan Program : Bahasa Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XI Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2006-2007 : 17 minggu x 4 JP Standar 1 Dasar Materi Pembelajaran
Lebih terperinciKETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA POSTER SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA POSTER SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh TRI VENI MARLIN IRAWATI NIM 100388201281
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH
HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH RIKA SURFIA NPM 11080348 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
Lebih terperinciPARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK
1 PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK Nofriani 1, Abdul Razak 2, Charlina 3 riaa111194@gmail.com Hp: 082173887766, encikabdulrazak25@gmail.com, charlinahadi@yahoo.com
Lebih terperinciSILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Kediri Program : Pilihan / Umum Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XII Semester : 1 Tahun Pelajaran : 2008-2009 : 17 minggu x 4 JP Standar Dasar Materi Pembelajaran
Lebih terperinciFerawati
KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 17 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Ferawati 100388201187
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan. Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Oleh SITI JULAEHA NIM A.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI KELAS VI SD NEGERI 1 JIMBUNG KECAMATAN KALIKOTES KABUPATEN KLATEN
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP
PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP Miftahul Jannah 1 dan Hasmawati 2 Fakultas Bahasa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di
- 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, yang pembelajarannya dimulai pada tingkat SMA. Seperti halnya pada setiap pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Identifikasi Awal Dalam bab ini akan dibahas data dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengamati pembelajaran selama ini, proses dan hasil pembelajaran bahasa khususnya bahasa Jawa dinilai belum memuaskan. Hal ini menjadi sebuah masalah dalam dunia pendidikan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh
KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014 Oleh Nur Aisah Kahfie Nazaruddin Eka Sofia Agustina Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail :
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG Oleh: Retna Yeni 1, Erizal Gani 2, Afnita 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciABILITY TO WRITE THE ESSAY DESCRIPTION CLASS X SMAN 2 SINGINGI
ABILITY TO WRITE THE ESSAY DESCRIPTION CLASS X SMAN 2 SINGINGI Nurfika Ari Rianti1, Dudung Burhanudin2, Nursal Hakim3 nurfika.aririanti95gmail.com, dudungburhanudin@gmail.com, nursalhakim@yahoo.com, Contact:
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. siswa kelas X SMA N 1 Pejagoan ada 3 (tiga), yaitu (1) paragraf pembuka, (2)
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Macam-macam paragraf yang terdapat pada karangan narasi berbahasa Jawa siswa kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Oleh karena itu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak ilmuwan Indonesia yang tidak dapat menggunakan paragraf secara efektif. Kegagalan ini terjadi karena tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai pemersatu
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
GAMBAR FOTO SEBAGAI MEDIA PENYUSUNAN KARANGAN DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SEKOLAH KEJURUHAN WARGA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Lebih terperinciPARAGRAF. 1. Pengertian Paragraf 2. Unsur Paragraf 3. Struktur Paragraf 4. Fungsi Paragraf 5. Syarat Paragraf yang Baik 6. Pengembangan Paragraf
Topik 5 PARAGRAF 1. Pengertian Paragraf 2. Unsur Paragraf 3. Struktur Paragraf 4. Fungsi Paragraf 5. Syarat Paragraf yang Baik 6. Pengembangan Paragraf 1 1. Pengertian Paragraf Paragraf adalah seperangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui
Lebih terperinciSUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS
SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS CONTOH-CONTOH KESALAHAN YANG UMUM DILAKUKAN OLEH MAHASISWA DALAM MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN, YANG BERASAL DARI ASPEK BUDAYA 1. Ich und meine Freunde gehen in die
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH RUMIATI NPM 11080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM Roza Dirga Sari 1, Trisna Helda 2, Refa Lina Tiawati R 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JERMAN PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI Oleh: Yesi Setya Utami 1, Ellya Ratna 2, Wirsal Chan 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciKEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMAN 2 KOTO XI TARUSAN MENULIS RESENSI NOVEL MENGGUNAKAN TEKNIK PEER EDITING ARTIKEL ILMIAH DESI ARIANI NIM.
KEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMAN 2 KOTO XI TARUSAN MENULIS RESENSI NOVEL MENGGUNAKAN TEKNIK PEER EDITING ARTIKEL ILMIAH DESI ARIANI NIM. 10080079 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG
218 KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG Suci Rahmadani 1, Suhartono 2, dan M. Arifin 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinci1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung
1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia Paragraf atau sering disebut dengan istilah alenia, dalam satu sisi kedunya memiliki pengertian yang sama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), disebutkan bahwa
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X SMK TARUNA BHAKTI MALANG TAHUN AJARAN 2008/2009. Oleh: Rovimiyanti SMK Taruna Bhakti Malang.
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X SMK TARUNA BHAKTI MALANG TAHUN AJARAN 2008/2009 Oleh: Rovimiyanti SMK Taruna Bhakti Malang Abstrak Penelitian ini merupakan hasil penelaahan deskriptif analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH
HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal yang mengajarkan bahasa Jerman. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH
PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM
KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM 311 407 049 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, serta dalam berbagai keperluan yang beragam yang disesuaikan dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI
HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI Neneng Sulasmi Dr. Edi Suyanto, M.Pd. Dr. Siti Samhati, M.Pd. neneng_sulasmi@yahoo.co.id ABSTRACT
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI KELAS IV SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI KELAS IV SEKOLAH DASAR Selasdini, Kaswari, Sri Utami Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP UNTAN E-Mail : dininyotpaniel@ymail.com
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Herman dan Nur Indah FKIP Universitas Jambi ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA
KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA Oleh Poppy Ayu Marisca Siti Samhati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: poppymarisca@ymail.com Abstract The skill of writing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan dan dikembangkan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL Nofita Rahayu 1, Upit Yulianti DN 2, Ricci Gemarni Tatalia 2 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciWuri Kumalawati Pembimbing I: Dra. Rosyidah M. Pd. Pembimbing II: M. Kharis, S.Pd., M. Hum.
KESALAHAN PENGGUNAAN KATA INGKAR NICHT DAN KEIN DALAM KARANGAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2010/2011 PADA MATAKULIAH AUFSATZ I Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra.
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh : SRI RUMIATI 10.21.1027 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
Lebih terperinciEJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh Hendra Purnama Nurlaksana Eko Rusminto Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa orang akan sulit untuk mengekspresikan apa yang diinginkannya. Bahasa dapat menjadi
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG BERBANTUAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG BERBANTUAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH ROZA PERDANA WATI NIM 10080260 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
Lebih terperinciANALISIS TEKS PIDATO KARANGAN SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
ANALISIS TEKS PIDATO KARANGAN SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Dian Nita Zullina *) Email: zullina_diannita@yahoo.com Universitas Negeri Malang, Jalan
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Bobot Mata Kuliah : 3 Sks Deskripsi Mata Kuliah : Dasar-dasar fundamental kemahiran bahasa. Penyusunan kalimat secara efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. Keterampilan menulis dan keterampilan
Lebih terperinciKEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 KUNDUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 KUNDUR TAHUN PELAJARAN 212/213 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Ermawati Nim 93882189 JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan pernyataan Nurgiantoro (Ambarita, 2008: 39) bahwa, tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa siswa secara lisan dan tulisan. Hal ini sejalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain. Dalam mengungkapkan ide atau gagasan itu diperlukan bahasa. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi
Lebih terperinciKEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL
KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh HARMAYA ERVIANA NIM 090388201121 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN
Lebih terperinciKEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh
KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA Oleh Icha Meyrinda Ni Nyoman Wetty S. Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : ichameyrinda@yahoo.com
Lebih terperinciOleh ISNAYANTI LUBIS ABSTRAK
Pengaruh Penerapan Strategi Rantai Kejadian terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Yayasan Pendidikan Keluarga Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh ISNAYANTI LUBIS
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Kode Mata Kuliah : MU 002 Bobot Kredit : 2 SKS Semester Penempatan : I Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Mata
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012
KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : ARIF NUGROHO A 310030103
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan. Pada umumnya masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa yakni bahasa daerah sebagai bahasa pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Pada pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik. Keempat keterampilan tersebut yaitu keterampilan
Lebih terperinciOleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK
PENGARUH STRATEGI 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Beatriz Lasmaria Harianja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan salah satu bahasa asing yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam pembelajaran bahasa Jerman salah satu aspek yang harus dipelajari dan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS VIII-6 SMP NEGERI 12 MAKASSAR
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS VIII-6 SMP NEGERI 12 MAKASSAR Andi Nurmiati ABSTRAK Jenis penelitian ini adalah classroom action
Lebih terperinciRadio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan
Pelajaran 26 Perpisahan Satu kabar sedih: harus meninggalkan rekan-rekan kerjanya karena ia akan pindah ke Turki. Walaupun teman kerja membuat satu pesta, namun suasana tetap muram. Ketika tiba di kantor,
Lebih terperinci2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari di berbagai sekolah di Indonesia. Adanya ketertarikan terhadap negara dan kebudayaan Jerman
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI Oleh: Yesi Hebroni 1, Abdurahman 2, Ellya Ratna 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciARTIKEL E-JOURNAL. Oleh HERIZAN NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA ASPEK KESATUAN PARAGRAF SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh HERIZAN NIM 090388201131
Lebih terperinciKETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI ARTIKEL ILMIAH
KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI ARTIKEL ILMIAH diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X A SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh : Alamsyah ABSTRAK
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X A SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh : Alamsyah ABSTRAK Alamsyah, 2014. Kemampuan Menulis Paragraf Siswa Kelas X A SMA Negeri 8 Muaro Jambi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SISWA KELAS X MAN KOTO BERAPAK BAYANG KAB. PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SISWA KELAS X MAN KOTO BERAPAK BAYANG KAB. PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH YULI ZELNI PUTRI NPM 11080151 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciKEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI
KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh HINDUN NIM 090388201139
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SIPORA UTARA KABUPATEN MENTAWAI
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SIPORA UTARA KABUPATEN MENTAWAI Herawati Asyaroh 1, Rahayu Fitri ², Ricci Gemarni Tatalia
Lebih terperinciSILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Kediri Program : Pilihan Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XI Semester : 1 Tahun Pelajaran : 2008-2009 : 24 minggu x 2 JP Standar MENDENGARKAN 5. Memahami wacana
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN E-JURNAL ILMIAH LINDA OKTAVIA SARI NPM
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN E-JURNAL ILMIAH LINDA OKTAVIA SARI NPM 09080257 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017
KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Albertus dan Rima Wulandari Sianturi FKIP Universitas Jambi ABSTRACK
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN
PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BUMIREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Endah Purwanti 1, Harun Setyo Budi 2,
Lebih terperinciANALISIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMKN 12 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
ANALISIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMKN 12 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Faridatul Umami Sunaryo Moch. Syahri E-mail: Faridatul Umami90@yahoo.com Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indoensia Universitas
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Mesin S1
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA 1 KODE / SKS : PP000108 / 2 Pertemuan 1 2. 3 Pokok Bahasan dan TIU Peranan dan fungsi bahasa Indonesia Agar memahami peran dan fungsi bahasa secara
Lebih terperinci