Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung Fatty Rakhmaniar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung Fatty Rakhmaniar"

Transkripsi

1 EVALUASI KINERJA PELAYANAN PUSAT BELANJA DALAM MENDUKUNG KEGIATAN REKREASI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG (Studi Kasus : Kota Bandung) 1 Jenis : Tugas Akhir Tahun : 2007 Penulis : Fatty Rakhmaniar Pembimbing : Ir. Denny Zulkaidi, MUP Diringkas oleh : Maulien Khairina Sari Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung Abstrak Pusat belanja menjadi salah satu fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan saat ini, bukan hanya karena kegiatan perdagangannya saja, tetapi juga karena kegiatan rekreasi yang terkandung di dalamnya. Penyediaan sarana rekreasi pada pusat belanja tersebut kadangkala tidak memenuhi harapan pengunjung oleh karena itu evaluasi ini dilakukan untuk melihat penilaian masyarakat terhadap sarana rekreasi yang terdapat di pusat belanja dan hasilnya diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kondisi ketersediaan sarana yang sudah ada saat ini. Hasil studi menunjukkan bahwa dari tiga kategori penilaian, terdapat empat dari lima pusat belanja yang menjadi objek studi masuk ke dalam kategori sangat mendukung kegiatan rekreasi Bandung Super Mall, Cihampelas Walk, Bandung Indah Plaza dan Istana Plaza, sedangkan satu pusat belanja yaitu Paris van Java masuk ke dalam kategori mendukung kegiatan rekreasi. Meskipun demikian, penilaian responden terhadap sarana rekreasi dan pendukungnya di pusat belanja tidak mempengaruhi preferensi mereka terhadap pusat belanja yang menjadi tujuan utama dalam melakukan kegiatan rekreasi. I. PENDAHULUAN Rekreasi dapat diartikan sebagai pemanfaatan waktu luang untuk istirahat, santai dan bersenang-senang guna mengembalikan dan meningkatkan kesegaran dan kesehatan jasmani dan rohani, sebagai akibat kesibukan dan rutinitas pekerjaan sehari-hari (Marpaung, 2002). Rekreasi memiliki peran yang besar pada kondisi psikologis seseorang. Dengan melakukan kegiatan rekreasi seperti berolahraga, membaca, atau berbelanja, seseorang akan merasa segar dan kembali siap untuk melakukan rutinitasnya. Berkaitan dengan kegiatan rekreasi 1

2 tersebut, saat ini pusat belanja telah menjadi tujuan rekreasi tersendiri bagi masyarakat perkotaan, bukan hanya karena kegiatan perdagangannya tetapi juga karena pusat belanja digunakan sebagai tempat untuk mendapatkan hiburan, berinteraksi sosial bersama teman, keluarga, maupun kolega bisnis Andyono (2006). Kebutuhan masyarakat perkotaan akan pusat belanja tersebut dapat dilihat dari terus bertambahnya pusat-pusat belanja di Kota Bandung, yang biasa disebut sebagai mall atau plaza (meskipun kata plaza sebenarnya merujuk pada suatu ruang terbuka bukan suatu bangunan pusat belanja). Pada tahun 2002, Bandung telah memiliki 11 pusat belanja yang memiliki luas lantai di atas m 2 (Bapeda Kota Bandung, 2002), jumlah tersebut terus bertambah dengan pembangunan pusat-pusat belanja baru setiap tahunnya. Di sisi lain penyediaan fasilitas rekreasi dan penunjangnya yang ada di pusat-pusat belanja Kota Bandung seringkali tidak memenuhi kebutuhan pengunjung. Kebutuhan-kebutuhan dasar dari pengunjung seringkali tidak diperhatikan, misalnya lahan parkir yang kurang memadai sehingga sulit untuk mencari tempat parkir, toilet umum yang kurang terjaga kebersihannya, atau tidak tersedianya mushola yang luas dan nyaman. Ditambah pula dengan penyediaan fasilitas rekreasi yang terbatas baik secara kuantitas maupun kualitas. Saat ini, belum ada evaluasi yang dilakukan untuk melihat kinerja pelayanan pusat belanja dalam mendukung kegiatan rekreasi berdasarkan persepsi pengunjung. Dengan melihat persoalan tersebut perlu dilakukan suatu evaluasi untuk melihat kesesuaian antara kebutuhan pengunjung dibandingkan dengan pelayanan pusat belanja yang sudah ada saat ini dalam mendukung kebutuhan rekreasi masyarakat perkotaan. Sehubungan dengan hal tersebut, studi ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan pusat belanja dalam mendukung kegiatan rekreasi berdasarkan persepsi dan preferensi pengunjung di Kota Bandung. Hasil evaluasi ini diharapkan dapat menggambarkan kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya agar pembangunan pusat belanja yang dilakukan dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi yang menarik. Adapun pusat belanja yang diteliti adalah pusat belanja yang berada dalam wilayah administratif Kota Bandung sebagai salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak pusat belanja. Pusat belanja yang akan diteliti adalah pusat belanja yang memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Merupakan pusat belanja terencana 2. Memiliki konsep one stop shopping, yaitu suatu tempat yang hampir semua kebutuhan belanja dapat terpenuhi dalam satu kali kunjungan ke suatu pusat belanja (Andyono, 2006) 3. Pusat belanja tersebut dapat memenuhi kebutuhan rekreasi seluruh keluarga dengan menyediakan fasilitas rekreasi seperti bioskop, arena olahraga (bowling, bola sodok, dan sebagainya) atau arena bermain anak. II. METODOLOGI Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan sediaan dan permintaan dengan menggunakan evaluasi semu yang bersifat ex-post. Tahapan pengerjaan terdiri dari pengumpulan data, analisis, dan hasil penelitian yang berupa kebutuhan pengunjung akan fasilitas rekreasi di pusat belanja sebagai penerima manfaat. Tahapan pengumpulan informasi dalam penelitian ini meliputi : 1. Merumuskan kriteria dan indikator pelayanan yang baik serta komponen pusat belanja yang berfungsi sebagai tempat rekreasi. 2. Deskripsi kondisi pelayanan pusat belanja yang menyediakan fasilitas rekreasi, melalui empat kelompok komponen fasilitas pusat belanja yaitu komponen dasar seperti anchor tenant, bauran toko, atau tempat parkir; komponen pendukung seperti tempat ibadah, 2

3 tempat duduk atau direktori pusat belanja; komponen rekreasi umum seperti arena bermain anak; dan rekreasi khusus seperti bioskop atau bowling. 3. Identifikasi persepsi dan preferensi pengunjung akan fasilitas rekreasi di pusat belanja dengan menggunakan metode pembobotan dan dilanjutkan dengan metoda rank sum. 4. Menyusun peringkat pusat belanja yang mendukung kegiatan rekreasi berdasarkan persepsi dan preferensi masyarakat. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, observasi langsung ke pusat belanja, wawancara semi terstruktur dengan pihak pengelola pusat belanja, serta penyebaran kuesioner secara acak kepada para pengunjung pusat belanja yang menjadi objek studi. Adapun jumlah sampel yang diambil pada masing-masing pusat belanja adalah sebanyak 30 sampel sehingga akan terdapat 150 kuesioner dari lima pusat belanja yang menjadi objek studi. Pada akhirnya, melalui evaluasi ini dapat terlihat penilaian terhadap fasilitas rekreasi di pusat belanja Kota Bandung berdasarkan persepsi pengunjung dan fasilitas apa yang harus diprioritaskan penyediaannya dalam suatu pusat belanja sebagai tempat rekreasi. Dari evaluasi ini akan terlihat pula peringkat pusat belanja yang menyediakan tempat rekreasi di Kota Bandung dari pusat belanja yang paling memenuhi kebutuhan pengunjung sampai pusat belanja yang paling kurang memenuhi kebutuhan pengunjung. Berdasakan tinjauan literatur yang dilakukan, beberapa komponen yakni komponen fasilitas, layanan dan desain, dari suatu pusat belanja dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu kelompok komponen dasar, komponen pendukung, komponen rekreasi umum dan komponen rekreasi khusus. Dengan memfokuskan pada komponen-komponen yang berhubungan langsung dengan kegiatan rekreasi, berikut adalah pengelompokkannya: Tabel 1. Komponen Dasar, Pendukung, Rekreasi Umum dan Rekreasi Khusus dalam Sebuah Pusat Belanja Komponen Dasar Komponen Pendukung Komponen Rekreasi Umum Anchor Tenant Tempat Ibadah Arena Bermain Anak Tenant Mix Tempat duduk Foodcourt Kamar Kecil Restaurant Row Sirkulasi Vertikal (Eskalator, Elevator, Travelator, Tangga) Sirkulasi Horizontal (Selasar, Jembatan, Atrium) Signage dan Direktori Pusat Belanja Tempat Parkir Sumber : Hasil Analisis, 2007 Komponen Rekreasi Khusus Sarana Olahraga atau sarana rekreasi lainnya yang unik/tidak dimiliki oleh setiap pusat belanja Sementara itu, berikut ini adalah beberapa komponen dan indikator yang digunakan dalam studi ini untuk menilai fasilitas rekreasi dan pendukungnya di pusat belanja. Tabel 2. Komponen & Indikator Penilaian Fasilitas Rekreasi dan Pendukungnya di Pusat Belanja Komponen Sarana Olahraga atau Indikator Menyediakan beragam jenis pilihan sarana rekreasi yang tidak 3

4 Komponen sarana rekreasi lainnya yang unik/tidak dimiliki oleh setiap pusat belanja Arena Bermain Anak Foodcourt Restaurant Row Parkir Sirkulasi Vertikal Sirkulasi Horizontal Tempat Ibadah Indikator terdapat di pusat belanja lain sehingga pusat belanja menarik untuk dikunjungi Menyediakan beragam jenis pilihan sarana rekreasi yang tidak terdapat di pusat belanja lain sehingga kegiatan rekreasi menyenangkan Menyediakan beragam jenis pilihan permainan sehingga menarik untuk dikunjungi Menyediakan beragam jenis pilihan permainan sehingga kegiatan rekreasi menyenangkan Memiliki sebuah tema Terdapat berbagai jenis makanan yang ditawarkan sehingga foodcourt menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi Berbagai pilihan makanan tersebut dapat memenuhi kegiatan rekreasi sehingga kegiatan rekreasi menjadi menyenangkan Penyediaan tempat duduk mencukupi sehingga tidak terdapat kesulitan untuk menemukan tempat duduk Terdapat berbagai jenis restaurant sehingga pusat belanja menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi Berbagai pilihan makanan tersebut dapat memenuhi kegiatan rekreasi sehingga kegiatan rekreasi menjadi menyenangkan Memiliki desain yang unik sehingga menarik untuk dikunjungi Kapasitas mencukupi sehingga mudah dalam mendapatkan tempat parker Ukuran tempat parkir mencukupi sehingga mudah ketika memarkir kendaraan Terdapat petugas keamanan sebagai upaya pencegah kejahatan Pencahayaan yang cukup sebagai salah satu upaya keamanan Sirkulasi udara nyaman sehingga tidak pengap/panas Ditempatkan pada lokasi yang strategis Jumlah eskalator mencukupi dan tersebar Jumlah elevator mencukupi sehingga tidak dibutuhkan waktu lama/antri untuk menggunakannya Robust (tegap, kuat, kokoh) dan Reliable (tahan uji) Lebar minimal 8 kaki (2,4 meter) sehingga pengunjung dapat menikmati etalase toko tanpa berdesakan dengan pengunjung lain Memperhatikan kebersihan Terdapat pemisahan antara bagian pria dan wanita Menyediakan tempat wudhu yang berdekatan dengan musholla Menyediakan perlengkapan sholat (sajadah, mukena, sarung) Perlengkapan sholat selalu dalam keadaan bersih Lokasi musholla mudah dijangkau Ukuran musholla cukup luas sehingga dapat menampung banyak jemaah 4

5 Komponen Signage dan Direktori Pusat Belanja Tempat duduk (shelter) Toilet Sumber : Hasil Analisis, 2007 Indikator Direktori pusat belanja diletakkan pada tempat strategis seperti dekat pintu masuk, di atrium atau dekat eskalator atau elevator Mampu menyampaikan pesan dengan jelas kepada pengunjung Tidak menghalangi jalur sirkulasi Mudah ditemukan Mudah ditemui yaitu tersedia di setiap lantai & tidak terletak terlalu jauh di area belakang pusat belanja Kapasitas mencukupi sehingga tidak perlu mengantri lama Memperhatikan standar kebersihan Tidak dipungut bayaran III. PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP PUSAT BELANJA SEBAGAI TEMPAT REKREASI Sebelum melihat lebih jauh mengenai perspesi dan preferensi responden, akan dibahas terlebih dahulu mengenai karakteristik responden dan karakteristik kunjungan Karakateristik Responden Dari hasil pengolahan karakteristik responden terlihat bahwa pusat belanja paling banyak dikunjungi oleh kelompok yang belum bekerja dan masih dalam usia sekolah atau sedang dalam proses pencarian pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan kelompok responden tersebut merupakan kelompok yang memiliki waktu luang lebih banyak dibanding kelompok lainnya. Selain itu, pada usia tersebut biasanya kebutuhan sosial seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain lebih tinggi dibanding pada usia lain. Hal tersebut sejalan dengan peran pusat belanja yang saat ini semakin berkembang yaitu sebagai platform sosial untuk hiburan, untuk mencari inspirasi, belajar, bertemu orang lain, serta untuk melihat dan dilihat orang lain Karakteristik Kunjungan Responden Sebagian besar responden mengunjungi pusat belanja bersama dengan orang lain, baik dengan teman (77,3%), rekan (34,67%) dan juga bersama keluarga (15,33%). Hanya sebagian kecil responden yang mengunjungi pusat belanja sendiri (7,33%). Selain itu, sebagian besar responden (60,7%) tidak memiliki frekuensi yang pasti dalam sebulan untuk mengunjungi pusat belanja. Berdasarkan hasil survey juga diketahui bahwa terdapat responden yang mengunjungi pusat belanja lebih dari dua kali per bulan (29,3%), dua kali per bulan (5,3%), dan responden yang mengunjungi pusat belanja hanya 1 kali per bulan (4,7%). Tujuan utama responden mengunjungi pusat belanja cukup beragam, yaitu untuk berbelanja (34%), nonton (22,0%); lainnya (18%); dan makan (17,33%). Hal tersebut menunjukkan bahwa tujuan mengunjungi pusat belanja saat ini bukan sekedar untuk belanja saja, tetapi juga tujuan utama lain selain belanja. Dalam mengidentifikasi karakteristik kunjungan ini juga diketahui bahwa daya tarik pusat belanja sangat bervariasi antara satu pusat belanja satu dengan lainnya. Secara umum daya tarik utama pusat belanja utama pusat belanja di Kota Bandung adalah lokasinya yang mudah dijangkau (26%) dan juga karena kenyamanan yang ditawarkannya (22,7%). Istana Plaza dan Bandung Indah Plaza merupakan pusat belanja dengan daya tarik utama mudah dijangkau, lebih tinggi dibandingkan pusat belanja lain (63,3% dan 26,7%). Sedangkan daya tarik utama tertinggi karena suasana yang nyaman dimiliki oleh Paris van Java (30,0%), Bandung Indah 5

6 Plaza (30,0%) dan Cihampelas Walk (26,7%). Sedangkan Bandung Super Mall dinilai memiliki daya tarik utama yaitu karena kelengkapan fasilitasnya (33,30%) dan toko dan jenis barang yang beragam (26,7%) Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja Kota Bandung berdasarkan Persepsi Pengunjung Dalam hal ini dilakukan pembobotan untuk melihat penilaian responden terhadap beberapa komponen di lima pusat belanja Kota Bandung yang menjadi objek studi. Berikut adalah uraian evaluasi kinerja di masing-masing pusat belanja yaitu: Bandung Indah Plaza (BIP), Bandung Super Mall (BSM), Cihampelas Walk (Ciwalk), Evaluasi Kinerja Pelayanan Bandung Indah Plaza (BIP) Berdasarkan penilaian responden, Bandung Indah Plaza memperoleh nilai tertinggi pada komponen sirkulasi vertikal baik tangga, eskalator, elevator maupun travelator yang mudah ditemukan dan eskalator yang tersebar. Sedangkan nilai paling rendah terdapat pada komponen tema arena bermain. Arena bermain di Bandung Indah Plaza tidak memiliki tema tertentu sehingga kurang menarik bagi pengunjung. Preferensi responden di Bandung Indah Plaza terhadap 11 komponen fasilitas, mulai dari komponen rekreasi khusus, komponen rekreasi umum sampai dengan komponen pendukung kegiatan rekreasi menunjukkan bahwa komponen yang dianggap paling penting oleh responden adalah komponen rekreasi khusus. Sedangkan komponen yang tingkat kepentingannya dinilai paling rendah dalam mendukung kegiatan rekreasi adalah komponen sirkulasi horizontal, penunjuk arah dan tempat duduk Evaluasi Kinerja Pelayanan Bandung Super Mall Berdasarkan penilaian responden terhadap komponen-komponen rekreasi dan pendukungnya yang ada di Bandung Super Mall, komponen yang memperoleh nilai tertinggi adalah komponen sirkulasi horizontal. Adapun untuk komponen yang mendapatkan nilai paling rendah di Bandung Super Mall adalah komponen biaya toilet. Preferensi responden terhadap 11 kelompok komponen menunjukkan bahwa komponen yang dianggap paling penting dalam mendukung kebutuhan rekreasi adalah komponen rekreasi khusus. Sedangkan komponen yang dianggap paling tidak penting dalam mendukung kegiatan rekreasi adalah komponen sirkulasi horizontal. Hal tersebut berhubungan dengan kondisi sirkulasi horizontal di Bandung Super Mall yang dinilai sudah sangat baik sehingga para responden menganggap bahwa tidak terdapat masalah berarti yang berhubungan dengan sirkulasi horizontal menyangkut kegiatan rekreasi mereka Evaluasi Kinerja Pelayanan Cihampelas Walk Berdasarkan penilaian yang diberikan responden, komponen yang mendapatkan nilai paling tinggi di Cihampelas Walk adalah toilet yang gratis. Hal tersebut menunjukkan kepuasan pengunjung yang tinggi akan toilet yang disediakan Cihampelas Walk. Toilet selalu dalam keadaan bersih, serta mudah dijangkau dengan kapasitas yang mencukupi dapat dinikmati oleh pengunjung tanpa harus mengeluarkan uang. Adapun nilai paling rendah diperoleh oleh komponen tema arena bermain. Sarana bermain yang terdapat di Cihampelas Walk tidak memiliki tema tertentu dan tidak memiliki keunikan tersendiri, sehingga mudah ditemui di tempat lain. Dari sebelas kelompok komponen rekreasi khusus, umum maupun pendukungnya, parkir merupakan komponen yang dianggap penyediaannya paling penting. Ketersediaan parkir di suatu pusat belanja dapat mempengaruhi keinginan pengunjung untuk mendatangi pusat belanja tersebut. Sedangkan komponen yang mendapatkan urutan rendah pada preferensi 6

7 responden adalah arena bermain anak. Hal ini berkaitan dengan kurang menariknya arena bermain anak yang terdapat di Cihampelas Walk. Selain itu, sarana rekreasi lain yang telah disediakan Cihampelas Walk seperti bioskop, biliar atau berbagai pilihan tempat makan, lebih menarik bagi pengunjung dibandingkan sekedar arena bermain yang dapat ditemui hampir di setiap pusat belanja Evaluasi Kinerja Pelayanan Istana Plaza Berdasarkan penilaian responden terhadap komponen-komponen yang terdapat di Istana Plaza, toilet yang gratis mendapatkan nilai paling tinggi. Hal tersebut menunjukan kepuasan pengunjung yang tinggi terhadap penyediaan sarana toilet di Istana Plaza. Sedangkan komponen yang mendapatkan nilai paling rendah adalah arena bermain yang menarik dan menyenangkan. Dengan kata lain, ragam sarana bermain di Istana Plaza dinilai kurang menarik pengunjung. Dari sebelas komponen yang menjadi objek studi, foodcourt merupakan komponen yang dianggap paling penting penyediaannya. Hal ini berkaitan dengan perubahan motivasi pengunjung untuk datang ke suatu pusat belanja. Saat ini, pengunjung yang datang ke pusat belanja tidak hanya memiliki tujuan utama untuk berbelanja tetapi telah berkembang untuk makan atau melakukan kegiatan rekreasi lainnya. Sedangkan komponen yang dinilai memiliki prioritas paling rendah adalah penunjuk arah. Hal tersebut dikarenakan bentuk Istana Plaza yang berkonsep koridor tunggal sehingga cenderung mudah untuk menuju suatu tempat yang diinginkan Evaluasi Kinerja Pelayanan Paris van Java Berdasarkan penilaian responden terhadap fasilitas yang disediakan di Paris van Java, rekreasi khusus merupakan komponen yang memiliki nilai paling tinggi. Dengan menyediakan dua sarana rekreasi khusus yang tidak dimiliki oleh pusat belanja lain dan memiliki keunikan lain, yaitu bioskop Blitz Megaplex dan karaoke keluarga Inul Vizta, pengunjung tertarik untuk berekreasi di Paris van Java. Sedangkan komponen yang mendapatkan nilai paling rendah adalah keterjangkauan terhadap musholla. Hal tersebut disebabkan oleh letak musholla yang berada pada lantai paling bawah dan cenderung tersembunyi di area belakang sehingga menyulitkan pengunjung yang akan melaksanakan ibadah. Dari 11 komponen yang ada mulai dari rekreasi khusus, umum maupun pendukungnga, komponen yang dianggap paling penting penyediaannya bagi responden di Paris van Java adalah foodcourt. Hal tersebut disebabkan terbatasnya foodcourt di Paris van Java. Selebihnya untuk pilihan tempat makan, Paris van Java hanya menyediakan berbagai pilihan restaurant yang cenderung hanya dapat dijangkau oleh golongan tertentu saja Preferensi Pengunjung terhadap Sarana Rekreasi dan Pendukungnya Selanjutnya, dengan menggunakan metoda rank sum, diketahui bahwa komponen yang dianggap paling penting pengadaannya dalam mendukung kegiatan rekreasi adalah komponen rekreasi khusus. Hal tersebut berkaitan dengan perubahan motivasi pengunjung pusat belanja yang lebih bersifat rekreatif sehingga sarana rekreasi khusus menjadi hal yang paling penting dalam mendukung kegiatan rekreasi. Sedangkan preferensi keseluruhan responden terhadap komponen-komponen tersebut secara rinci, yaitu: - Rekreasi khusus yang menarik karena ragam pilihan yang ditawarkan sama pentingnya dengan rekreasi khusus yang menyenangkan karena beragamnya pilihan tersebut. 7

8 - Ragam permainan yang ada di arena bermain merupakan hal yang penting, sementara sehingga tema arena bermain hanya berfungsi sebagai nilai tambah bagi suatu arena bermain. - Foodcourt yang menarik karena pilihan gerai makanan yang terdapat di dalamnya merupakan hal yang paling penting dibandingkan foodcourt yang menyenangkan ataupun kemudahan dalam mendapatkan tempat duduk. - Restaurant yang menarik karena ragam jenis yang ada pun menjadi prioritas utama dibandingkan ragam restaurant yang menyenangkan serta suasananya. - Parkir yang mudah didapat merupakan hal yang dianggap paling penting dalam penyediaan sarana parkir. Hal ini berhubungan dengan kapasitas parkir di suatu pusat belanja. Sedangkan untuk ukuran tempat parkir yang mencukupi sehingga mudah untuk memarkir kendaraan, kehadiran petugas keamanan, pencahayaan maupun sirkulasi udara di tempat parkir menjadi prioritas selanjutnya. - Sirkulasi vertikal (tangga, eskalator, elevator, maupun travelator) yang mudah ditemukan merupakan prioritas utama dalam mendukung kelancaran pergerakan vertikal pengunjung. Eskalator yang tersebar serta kapasitas dan jumlah elevator yang mencukupi, serta kekuatan dan keselamatan sarana pergerakan vertikal menjadi prioritas selanjutnya. - Musholla yang bersih merupakan proritas utama dalam penyediaan sarana ini. Sementara itu lokasi tempat wudhu yang dekat dengan musholla, penyediaan perlengkapan solat, pemisahan bagian pria dan wanita, kapasitas musholla, lokasi musholla maupun luas musholla menjadi prioritas selanjutnya. - Penunjuk arah dan direktori pusat belanja yang mudah ditemukan merupakan hal yang lebih penting dibandingkan penunjuk arah dan direktori pusat belanja yang mampu menyampaikan pesan dengan jelas. - Tempat duduk yang diletakkan tidak menghalangi jalur sirkulasi merupakan hal yang lebih penting dibandingkan letaknya yang mudah ditemukan. - Toilet yang bersih merupakan hal yang paling utama dari penyediaan sarana ini. Letaknya yang mudah ditemukan, biaya toilet maupun kapasitasnya yang mencukupi menjadi prioritas selanjutnya Peringkat Pusat Belanja Kota Bandung dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berikut ini adalah penilaian peringkat pusat belanja dalam memenuhi kebutuhan rekreasi yang diperoleh dari nilai akhir pembobotan jawaban responden pengunjung pusat belanja Kota Bandung. Jika kategori nilai dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sangat mendukung (6,67-10), mendukung (3,34-6,66) dan kurang mendukung (0-3,33), maka dapat diketahui bahwa dari lima pusat belanja Kota Bandung yang menjadi objek studi, empat pusat belanja termasuk ke dalam kategori sangat mendukung kegiatan rekreasi. Sedangkan satu pusat belanja yaitu Paris van Java, masuk ke dalam kategori mendukung kegiatan rekreasi. Hal tersebut berarti para pengelola pusat belanja Kota Bandung saat ini sudah sangat menyadari bahwa tujuan masyarakat untuk mengunjungi pusat belanja tidak sekedar untuk berbelanja kebutuhannya saja tetapi juga menghabiskan waktu luangnya di tempat tersebut. Sehingga penyediaan fasilitas rekreasi maupun pendukungnya pun harus diperhatikan. Nilai Paris van Java yang lebih rendah dibandingkan pusat belanja lainnya disebabkan oleh penilaian yang rendah terhadap beberapa komponen sarana pendukung terutama musholla yang letaknya sulit ditemukan dan dijangkau, ditambah pula dengan kapasitasnya yang kecil dan tidak menyediakan perlengkapan sholat Preferensi Pengunjung terhadap Pusat Belanja di Kota Bandung 8

9 Berdasarkan pengolahan data menggunakan metoda rank sum, dari lima pusat belanja yang menjadi objek studi, Cihampelas Walk merupakan pusat belanja yang paling diminati oleh pengunjung pusat belanja Kota Bandung. Peringkat kedua diduduki oleh Paris van Java, disusul oleh Bandung Super Mall, Bandung Indah Plaza dan Istana Plaza. Dari peringkat tersebut terlihat bahwa pusat belanja yang memiliki konsep terbuka (open air mall) lebih menarik dibandingkan pusat belanja lainnya yang bersifat tertutup. Meskipun bila dilihat dari keragaman fasilitas rekreasinya Bandung Super Mall merupakan pusat belanja di Kota Bandung yang memiliki ragam rekreasi khusus lebih banyak dibanding pusat belanja lainnya, namun hanya menduduki peringkat ketiga. Begitu pula dengan Istana Plaza yang meskipun memiliki keunikan tersendiri yaitu satu-satunya pusat belanja di Kota Bandung yang memiliki ice rink, masih kalah pamor dibandingkan Cihampelas Walk dan Paris van Java yang menyediakan sarana rekreasi khusus yang tidak jauh berbeda dengan pusat belanja lain yaitu bioskop, karaoke keluarga dan arena bermain anak. Dari pilihan pengunjung akan pusat belanja di Kota Bandung tersebut, terlihat indikasi bahwa pengunjung pusat belanja Kota Bandung mulai jenuh dengan pusat belanja konvensional yang bersifat tertutup dan lebih menyukai pusat belanja yang menawarkan suasana berbeda. Hal ini juga menunjukan bahwa masyarakat merindukan suasana alam terbuka untuk sekedar bersantai menikmati waktu luangnya, memilih pusat belanja dengan suasana alam Kesimpulan Lima pusat belanja di Kota Bandung yang menjadi objek studi (Bandung Indah Plaza, Bandung Super Mall, Cihampelas Walk, Istana Plaza dan Paris van Java) memiliki komponen rekreasi umum yang sama yaitu arena bermain, foodcourt dan berbagai pilihan restaurant. Sedangkan untuk komponen rekreasi khusus, setiap pusat belanja memiliki sarana rekreasi khusus yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Bandung Super Mall dan Cihampelas Walk merupakan pusat belanja yang memiliki ragam sarana rekreasi khusus paling banyak. Berdasarkan studi yang dilakukan, empat dari lima pusat belanja yang menjadi objek studi masuk ke dalam kategori sangat mendukung kegiatan rekreasi yaitu : Bandung Super Mall, Cihampelas Walk, Bandung Indah Plaza dan Istana Plaza, sedangkan satu pusat belanja yaitu Paris van Java masuk ke dalam kategori mendukung kegiatan rekreasi. Meskipun demikian, penilaian responden terhadap sarana rekreasi dan pendukungnya di pusat belanja tersebut tidak mempengaruhi preferensi mereka terhadap pusat belanja yang menjadi tujuan utama dalam melakukan kegiatan rekreasi. Meskipun Bandung Super Mall memiliki nilai paling tinggi dibandingkan empat pusat belanja lainnya, namun hanya menjadi pilihan ke tiga, sedangkan Cihampelas Walk dan Paris van Java menjadi tujuan pertama dan kedua bagi pengunjung yang hendak melakukan kegiatan rekreasi. Penilaian yang sudah baik tersebut diiringi dengan harapan akan peningkatan kualitas maupun kuantitas sarana rekreasi maupun pendukungnya seperti penambahan tempat duduk dan kapasitas parkir, peningkatan keamanan, ruang merokok, penitipan anak, sampai sarana yang mendukung masyarakat yang memiliki keterbatasan fisik Daftar Pustaka Andyono, Yuli S Indonesia Shopping Centers. PT.Griya Asri Prima. Jakarta. Marpaung, Happy Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir. Departemen Perhubungan - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 9

10 Analisa Pembangunan dan Keberadaan Pusat-pusat Perdagangan (Mall) di Kota Bandung. Bandung: Bapeda Kota Bandung Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun Bandung: Bapeda Kota Bandung Bandung Dalam Angka Tahun Bandung: BPS Kota Bandung 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pelayanan Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. YOGYA SPORT SHOPPING MALLbelanjaan Perl

DAFTAR ISI. YOGYA SPORT SHOPPING MALLbelanjaan Perl DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Untaian Kata Penyejuk Kalbu... iii Lembar Persembahan... iv Kata Pengantar... v Abstraksi... vii Daftar Isi... viii Daftar Gambar... xii Daftar Tabel...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan atau yang sering disebut shopping mall belakangan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan atau yang sering disebut shopping mall belakangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat perbelanjaan atau yang sering disebut shopping mall belakangan diketahui sebagai produk yang ada karena imbas dari kombinasi antara perkembangan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan uraian pembahasan pada bab sebelumnya yang mencakup

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan uraian pembahasan pada bab sebelumnya yang mencakup BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan pada bab sebelumnya yang mencakup tentang penilaian pelayanan dan fasilitas mall di Solo Grand Mall, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul 1. Sport : sport atau olahraga merupakan tarjemahan dari kata sport yang berasal dari bahasa latin, disportare, yang berarti menghibur diri. Selain itu pengertian

Lebih terperinci

EVALUASI PELAYANAN DAN FASILITAS MALL BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG PUSAT PERBELANJAAN SOLO GRAND MALL

EVALUASI PELAYANAN DAN FASILITAS MALL BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG PUSAT PERBELANJAAN SOLO GRAND MALL EVALUASI PELAYANAN DAN FASILITAS MALL BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG PUSAT PERBELANJAAN SOLO GRAND MALL TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Bisnis Oleh

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Berlokasi strategis tepatnya di Jalan Brigjend. Slamet Riyadi no. 273

BAB III PEMBAHASAN. Berlokasi strategis tepatnya di Jalan Brigjend. Slamet Riyadi no. 273 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Magang Kerja 1. Deskripsi Solo Grand Mall Solo Grand Mall adalah Mall pertama yang berada di Kota Solo. Berlokasi strategis tepatnya di Jalan Brigjend. Slamet Riyadi

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

3.1 Karakteristik Pusat Perbelanjaan Paris Van Java

3.1 Karakteristik Pusat Perbelanjaan Paris Van Java BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Bab ini membahas gambaran umum wilayah studi kawasan pusat perbelanjaan Paris Van Java yang mencakup karakteristik pusat perbelanjaan Paris Van Java, karakteristik ruas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di tambah dengan kebutuhan hidup sehari hari yang harus terpenuhi. Suatu lahan kota akan mengalami perkembangan,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shopping mall atau biasa disebut juga dengan mal adalah salah satu pusat perbelanjaan yang cepat berkembang di kota-kota besar di Indonesia. Mal merupakan bagian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya taraf kehidupan kota menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan fasilitas perkotaan yang lebih terencana. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bioskop, fashion, food court, tempat bermain anak, ruang pameran, fitness, meeting

BAB I PENDAHULUAN. bioskop, fashion, food court, tempat bermain anak, ruang pameran, fitness, meeting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mall merupakan salah satu jenis pusat perdagangan yang cepat berkembang di kota-kota besar di Indonesia (Mario, 2012). Seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebelumnya penulis telah melakukan penelitian dengan mengumpulkan data-data dari para responden dan menganalisis tentang pengaruh store atmosphere dan shopping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak kemajuan yang dicapai oleh manusia, sejalan dengan perkembangan teknologi, perekonomian, industri, komunikasi, dan rekreasi. Sehingga membawa masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan orang-orang akan hiburan semakin tinggi. Orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan orang-orang akan hiburan semakin tinggi. Orang-orang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan majunya teknologi dan jaman yang semakin modern, permintaan orang-orang akan hiburan semakin tinggi. Orang-orang menginginkan tempat dimana

Lebih terperinci

KAJIAN KECENDERUNGAN RUANG PUBLIK SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERKEMBANG SEBAGAI KAWASAN REKREASI BELANJA TUGAS AKHIR

KAJIAN KECENDERUNGAN RUANG PUBLIK SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERKEMBANG SEBAGAI KAWASAN REKREASI BELANJA TUGAS AKHIR KAJIAN KECENDERUNGAN RUANG PUBLIK SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERKEMBANG SEBAGAI KAWASAN REKREASI BELANJA TUGAS AKHIR Oleh : KIKI RACHMAWATI L2D 098 442 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG

BAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG BAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG Pada bab ini akan dibahas mengenai temuan studi berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Temuan studi tersebut disusun menjadi sebuah arahan

Lebih terperinci

BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL

BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai kriteria dan indikator kinerja yang diperlukan untuk dapat mendeskripsikan kondisi

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2  Jum'at, 3 Mei :48 wib Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek A. Umum Pertumbuhan ekonomi DIY meningkat 5,17 persen pada tahun 2011 menjadi 5,23 persen pada tahun 2012 lalu 1. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Untuk mengetahui maksud dari judul diatas, maka perlu diuraikan arti masing masing kata : Klaten : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di Indonesia, karena masyarakat di Indonesia sekarang ini sudah dapat dianggap

Lebih terperinci

Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini menganalisis mengenai dimensi motivasi berbelanja hedonic yang

Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini menganalisis mengenai dimensi motivasi berbelanja hedonic yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menganalisis mengenai dimensi motivasi berbelanja hedonic yang diadopsi dari Arnold & Reynold (2003). Penelitian ini menggunakan metode survey

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin tinggi dan persoalanpun semakin meningkat selain itu tingkat aktifitas semakin

Lebih terperinci

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang dapat diolah dan dikembangkan untuk dikenalkan kepada wisatawan mancanegara bahwa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan merupakan salah satu kota besar di Indonesia, penduduknya berjumlah 2.109.339 dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL x DAFTAR BAGAN xi DAFTAR GAMBAR xii ABSTRAKSI xv BAB 1 PENDAHULUAN 1 I. Judul... 1

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pasar Gembrong Cipinang Besar perlu diremajakan. Hal ini dikarenakan kualitas fisik dan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin layak. Mereka bekerja banting tulang untuk memenuhi keinginan yang tidak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai terdapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai terdapat 118 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai terdapat pengaruh positif pelaksanaan store atmosphere terhadap kepuasan konsumen di Game Master serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiburan, industri dan sebagainya. Karena itu sudah jarang terlihat ada lahan

BAB I PENDAHULUAN. hiburan, industri dan sebagainya. Karena itu sudah jarang terlihat ada lahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Surabaya sebagai kota metropolitan kedua di Indonesia setelah Jakarta menjadi pusat kegiatan perekonomian di wilayah Jawa Timur. Hal itu menjadikan Surabaya

Lebih terperinci

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG Dengan penekanan desain arsitektur waterfront Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang semakin maju di Indonesia. Di provinsi Sumatera Utara terdapat beberapa kota

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA

BAB III TINJAUAN TEMA BAB III TINJAUAN TEMA III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema Pembangunan mall khususnya di JABODETABEK saat ini sangat pesat dan jarak antrar mall yang satu dengan mall yang lain begitu dekat. Hal ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN VI.1. KESIMPULAN Kegiatan pasar minggu pagi di kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada diminati oleh kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat luas sebagai sarana relaksasi

Lebih terperinci

BAB III: METODE Pendekatan Penelitian.

BAB III: METODE Pendekatan Penelitian. BAB III: METODE 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah evaluasi pasca huni yang terdiri dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pada dasarnya penelitian dengan jenis

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan Dan Saran 6-1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Faktor-faktor yang Dipentingkan Konsumen Dalam Memilih Tempat Pijat Reflexologi Dapat diketahui dari hasil penelitian yang

Lebih terperinci

INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM)

INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM) INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

Studi Kepuasan Pengunjung Terhadap Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Sebagai Ruang Publik

Studi Kepuasan Pengunjung Terhadap Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Sebagai Ruang Publik Studi Kepuasan Pengunjung Terhadap Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Sebagai Ruang Publik Dian Perdana (1) Shofia Islamia Ishar (2) (1) Dian Perdana, Mahasiswa Arsitektur Universitas Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kota kota besar di Indonesia, mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata. Sehingga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Satuan Ruang Parkir (SRP) Satuan ruang parkir disingkat SRP adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan dalam hal ini mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua manusia itu membutuhkan fasilitas-fasilitas penunjang yang dapat dijadikan sandaran hidup. Area public yang diharuskan dapat membuat seluruh manusia nyaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan sangat penting bagi kehidupan manusia, karena jika kita tidak memiliki kesehatan yang baik maka kita tidak dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan

Lebih terperinci

- BAB I - PENDAHULUAN

- BAB I - PENDAHULUAN - BAB I - PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mal salah satu obyek rekreasi yang banyak dinikmati oleh masyarakat sebagai tempat hiburan untuk merelaksasikan diri, karena tuntutan aktifitas kesibukan sehari-hari

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROYEK. Data umum dari proyek perancangan ini adalah sebagai berikut : Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul

DESKRIPSI PROYEK. Data umum dari proyek perancangan ini adalah sebagai berikut : Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul BANDUNG ICE SKATING CENTER II. DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Data umum dari proyek perancangan ini adalah sebagai berikut : a. Lokasi : Jl. Batu Nunggal Indah Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul b. Luas Lahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat terlaksana secara efektif dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 134. Semarang City Walk Mall

TUGAS AKHIR 134. Semarang City Walk Mall TUGAS AKHIR 134 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Semarang City Walk Mall Dengan Penekanan Desain Post-Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Satuan Ruang Parkir (SRP) Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakan kendaraan (mobil penumpang, bus / truk, sepeda motor), termasuk ruang bebas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap manusia selalu membutuhkan adanya rekreasi dan Olah raga. Jakarta sebagai kota metropolitan kususnya di Jakarta utara, dimana perkembangan penduduknya sangat

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA A. Konsep Dasar Perencanaan Besaran ruang merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan besar ruang gerak dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 PENGERTIAN PUSAT PERBELANJAAN Pusat perbelanjaan pada awalnya adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat perdagangan (tempat bertemunya calon pembeli dan penjual dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Umum Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri di tempat parkir. Kebutuhan tempat parkir untuk kendaraan, baik kendaraan pribadi, angkutan

Lebih terperinci

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D 000 449 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Surakarta (Solo) ini, tentunya berusaha untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Surakarta (Solo) ini, tentunya berusaha untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota kota besar berkembang yang ada di Indonesia seperti halnya kota Surakarta (Solo) ini, tentunya berusaha untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan di berbagai bidang

Lebih terperinci

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Agar dapat memberikan kejelasan mengenai maksud dari judul yang diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan pengertiannya, yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

KUALITAS PELAYANAN PARKIR DI PUSAT PERBELANJAAN ISTANA PLAZA BANDUNG

KUALITAS PELAYANAN PARKIR DI PUSAT PERBELANJAAN ISTANA PLAZA BANDUNG KUALITAS PELAYANAN PARKIR DI PUSAT PERBELANJAAN ISTANA PLAZA BANDUNG Hadyanto NRP : 0021010 Pembimbing : Ir. Wimpy Santosa, M.Eng., MSCE., Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 127 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini merupakan akhir dari seluruh tahapan studi yang telah dilakukan. Bab ini berisi temuan dan kesimpulan studi yang menjelaskan secara umum mengenai ketersediaan

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR

PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR Oleh: Yunandini Galih Prastyani L2D303307 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Satuan Ruang Parkir 2.1.1. Dimensi Ruang Suatu Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah tempat untuk satu kendaraan. Dimensi ruang parkir menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG MASALAH

LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata dunia yang banyak digemari oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara setelah Bali di Indonesia,

Lebih terperinci

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sementara itu fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman yang serba bergerak cepat ini, manusia dituntut selalu aktif dan produktif untuk memenuhi tuntutan hidup. Kehidupan yang serba sibuk dengan rutinitas pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESENJANGAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG KEGIATAN PARIWISATA

BAB 5 KESENJANGAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG KEGIATAN PARIWISATA BAB 5 KESENJANGAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG KEGIATAN PARIWISATA Pada bab ini akan lebih dibahas mengenai sarana prasarana penunjang kegiatan pariwisata. Permasalahan sarana prasarana

Lebih terperinci

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Oleh M.ARIEF ARIBOWO L2D 306 016 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan menguraikan kesimpulan studi yang merupakan ringkasan hasil studi yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam melakukan studi, serta saran-saran

Lebih terperinci

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI) - BAB 4 - ANALISA 4.1 Data Proyek Lokasi Candranaya di Jl. Gajah Mada No. 188 Jakarta Barat. Luas Lahan : 14.356,14 m2 Peruntukan Lahan : Bangunan Komersil, Pusat Perkantoran KDB : 45% KLB : 4 GSB : 0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB III: METODE PENELITIAN

BAB III: METODE PENELITIAN BAB III: METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Metode Penelitian Banyak pendekatan-pendekatan yang telah diambil dalam penelitian mengenai ergonomi sebuah ruang. Pendekatan dalam penelitian ini mengambil dari

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. memperkirakan kebutuhan parkir di masa yang akan datang.

BAB III LANDASAN TEORI. memperkirakan kebutuhan parkir di masa yang akan datang. BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Studi Parkir Studi ini dilaksanakan dengan maksud agar memperoleh informasi tentang fasilitas ruang parkir yang ada. Adapun informasi yang diperoleh berupa karakteristik-karekteristik

Lebih terperinci

Suatu wadah yang mewadahi kegiatan relaxing atau santai dan. menyenangkan baik outdoor maupun indoor ( bermain, belanja, olahraga,

Suatu wadah yang mewadahi kegiatan relaxing atau santai dan. menyenangkan baik outdoor maupun indoor ( bermain, belanja, olahraga, 1. JUDUL PROYEK TUGAS AKHIR STOP FUN CENTER IN PALEMBANG Menciptakan Tata Ruang dan Fasade Bangunan yang Memberi Kesan Rekreatif, Dengan Tampilan Bangunan Eksplorasi Bentuk Transformasi dari Jembatan '

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis dalam perencanaan sebuah bangunan, yaitu analisis lingkungan, manusia, dan bangunan itu sendiri. Perancangan bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modern dan pasar tradisional.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 171 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari masing-masing analisa adalah : 5.1.1 Simpulan Analisa Environment Secara aspek lokasi, lokasi pasar Karang Anyar yang sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan global yang tidak dapat dihindari, persaingan global sudah merupakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pengembangan produk The Crow Ice yang telah dilakukan maka

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pengembangan produk The Crow Ice yang telah dilakukan maka BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengembangan produk The Crow Ice yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan seperti berikut ini : 1. Hasil kesimpulan analisa faktor : Tidak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Store Atmosphere, Kepuasan, Paris Van Java Mal

ABSTRAK. Kata Kunci : Store Atmosphere, Kepuasan, Paris Van Java Mal ABSTRAK Rico Shendy, 2009, Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Kepuasan Pengunjung Paris Van Java Mal. di bawah bimbingan Ir. Zuhriati Zainudin, PhD., MBA. Munculnya sejumlah Mal baru di Bandung semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Terbuka Hijau atau RTH merupakan salah satu komponen penting perkotaan. Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka

Lebih terperinci

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan zaman disertai dengan perkembangan penduduk yang cukup tinggi terutama di wilayah perkotaan, seringkali terjadi adanya masalah keterbatasan lahan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JUDUL : SHOPPING CITY TEMA : OPEN WINDOW SHOPPING

TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JUDUL : SHOPPING CITY TEMA : OPEN WINDOW SHOPPING TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JUDUL : SHOPPING CITY TEMA : OPEN WINDOW SHOPPING NAMA : MARISKA RETNO N. NIM : 4120412 024 PERODE ANGKATAN 55 / 2007-2008 PENGESAHAN

Lebih terperinci

Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung

Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung Jurnal Reka Karsa Jurusan Arsitektur Itenas No.3 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2013 Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung Dewi Parliana, Odi Adiatma,

Lebih terperinci

VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK

VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Logistik atau yang disebut model LOGIT untuk mengidentifikasi atribut-atribut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi gaya hidup di kota-kota besar memaksa orang untuk bekerja lebih keras. Beban pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Parkir Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu pendek atau lama, sesuai dengan kebutuhan pengendara. Parkir merupakan salah satu unsur prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT Inti Dufree Promosindo sebagai induk perusahaan Mal Bali Galeria, merupakan anak perusahaan PT Sona Topas Tourism Industry,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat menghasilkan pendapatan daerah terbesar di beberapa negara dan beberapa kota. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci