ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP KEMANDIRIAN DAERAH PROVINSI ACEH
|
|
- Suhendra Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN Pages pp. 1-9 ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP KEMANDIRIAN DAERAH PROVINSI ACEH T. Iskandar Daod 1, Abubakar Hamzah 2, Muhammad Nasir 2 1) Magister Ilmu Ekonomi Program 2) Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Abstract: This study aims to analyze the contribution, the efficiency and effectiveness of capacity revenue (PAD) of the region autonomy, and the response of local revenue (PAD) of the Gross Regional Domestic Product (GDP) in the province of Aceh. The hypothesis was tested by using descriptive method and quantitative methods as well as a simple linear regression model. The data used are secondary data in the form of time series data (time series) from the period 1996 to 2011, local revenue (PAD) object, total revenue, regional expenditure and the Gross Regional Domestic Product (GDP). The data obtained from the BPS Aceh Province and other sources. The results indicate the independence of Aceh province in was less with an average per cent did not even get more than a quarter of the total average income of the area. On average the successful realization of revenue collected by the government of Aceh province used to cover the cost of collection is unefficient in the amount of 871,1 percent and edequate effective in the amount of 86, 42 percent. The results indicate the estimated regression coefficient of which is positive and significant t table> t statistik which means that every area of economic growth (GDP) by 1 percentage point could encourage an increase in revenue of 1,95 percent means that revenue growth PAD slightly faster than the rate of growth of regional economy (GDP), the elastic means, the PAD is considered to GDP. Thus it can be said that the development of regional economic growth (GDP) is responsive to receipt of PAD in Banda Aceh, where the structure of the PAD began to run properly. Therefore, government's revenue is expected to further optimize revenue collection efforts. Keywords : Local Revenue (PAD), Total Revenue, Regional Expenditure and Gross Regional Domestic Product (GDP) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi, efisiensi dan efektivitas kemampuan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap kemandirian daerah, dan respon Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Aceh. Hipotesis diuji dengan menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif serta model fungsi regresi linier sederhana. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data runtun waktu (time series) dari periode , yaitu data objek Pendapatan Asli Daerah (PAD), total pendapatan daerah, pengeluaran daerah dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data tersebut diperoleh dari BPS Provinsi Aceh dan sumber-sumber lainnya. Hasil penelitian menunjukkan kemandirian Provinsi Aceh tahun masih kurang dengan ratarata 10,85 persen bahkan tidak sampai melebihi seperempat dari pada rata-rata total pendapatan daerah. Secara rata-rata realisasi PAD yang berhasil dipungut oleh pemerintah Provinsi Aceh dipergunakan untuk menutup biaya pungutan tidak efisien yaitu sebesar 871,1 persen dan cukup efektif dengan rata-rata 86,42 persen. Hasil estimasi menunjukkan koefisien regresi sebesar bertanda positif dan signifikan dimana t tabel > t statistik yang berarti bahwa setiap pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB) sebesar 1 persen mampu mendorong peningkatan PAD sebesar 1,95 persen berarti pertumbuhan penerimaan PAD sedikit lebih cepat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan perekonomian daerah (PDRB), berarti pula PAD dianggap elastis terhadap PDRB. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perkembangan pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB) adalah responsif terhadap penerimaan PAD Provinsi, dimana struktur PAD mulai berjalan dengan baik. Oleh karena itu pemerintah daerah Aceh diharapkan untuk semakin mengoptimalkan upaya pengumpulan PAD. Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Total Pendapatan Daerah Pengeluaran Daerah, dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) 1 - Volume 1, No. 4, November 2013
2 PENDAHULUAN Provinsi Aceh tentunya memerlukan dana yang cukup besar dalam menyelenggarakan kegiatan pembangunan daerah diberbagai sektor. Dana pembangunan tersebut diusahakan sepenuhnya oleh pemerintah daerah dan bersumber dari penerimaan Pemerintah Daerah Provinsi Aceh sendiri. Sumber pembiayaan kebutuhan pemerintah yang mana biasa dikenal dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) berasal dari pengelolaan sumber daya yang dimiliki daerah di samping penerimaan dari pemerintah propinsi, pemerintah pusat serta penerimaan daerah lainnya. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat perkembangan Total PAD dari tahun Tabel 1. Realisasi Total Pendapatan Asli Daerah Provinsi Aceh Tahun No Tahun Total PAD (Rp) Rata-Rata Sumber: BPS Provinsi Aceh (diolah), 2011 Kemampuan keuangan daerah didalam membiayai kegiatan pembangunan di daerah merupakan pencerminan dari pelaksanaan otonomi di daerah dan peningkatan kemandirian daerah. Untuk melihat kemampuan Pemerintah Provinsi Aceh dalam menghimpun penerimaan daerah baik penerimaan yang berasal dari sumbangan dan bantuan pemerintah pusat maupun penerimaan yang berasal dari daerah sendiri, dapat dilihat dalam APBD yang biayanya bersumber dari PAD dengan tingkat kesesuaian yang mencukupi pengeluaran pemerintah daerah. Apabila PAD Provinsi Aceh semakin meningkat penerimaannya maka kemandirian daerah akan semakin baik. KAJIAN KEPUSTAKAAN Kerangka Teoritis Pendapatan Asli Daerah Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Pasal 6 terdiri dari: 1. Pajak Daerah; 2. Retribusi Daerah; 3. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan 4. Lain-lain PAD yang sah. Kemandirian Fiskal Kemandirian fiskal daerah menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam meningkatkan PAD seperti pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain, sehingga pembangunan daerah bisa diwujudkan hanya apabila disertai kemandirian fiskal yang efektif. Ini berarti bahwa pemerintah daerah secara Volume 1, No. 4, November
3 finansial harus bersifat independen terhadap pemerintah pusat dengan jalan sebanyak mungkin menggali sumber-sumber PAD seperti pajak, 1997). retribusi dan sebagainya (Radianto, Tabel 2. Skala Interval Derajat Desentralisasi Fiskal Derajat Desentralisasi (%) Kemandirian ,00 10,01-20,00 20,01-30,00 Sedang 30,01-40,00 Cukup 40,01-50,00 Baik >50,00 Baik Sumber: Depdagri, Kepmendagri No ,1996 Analisis Efisiensi dan itas Pemungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tabel 3 Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan Kinerja Keuangan (%) Kriteria >100 Efisien Efisien Cukup Efisien Efisien <60 Efisien Sumber: Depdagri, Kepmendagri No , 1996 Tabel 2.3. Kriteria Efektivitas Kinerja Keuangan Kinerja Keuangan (%) Kriteria >100 efektif Cukup <60 Sumber: Depdagri, Kepmendagri No , 1996 Hipotesis 1. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah memberikan kontribusi yang kurang terhadap kemandirian daerah di Provinsi Aceh. 2. Pemungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Aceh tidak efektif dan cukup efisien. 3. Elastisitas Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Aceh terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah elastis. METODE PENELITIAN Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian Ruang lingkup penelitian ini berdasarkan berpusat pada kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Kemandirian Daerah di Provinsi Aceh, Aspek yang dianalisis hanya dibatasi pada objek PAD, total pendapatan daerah, PDRB dan kemandirian daerah periode tahun Yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah Provinsi Aceh. Sumber dan Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang mencakup Pendapatan Asli Daerah, total pendapatan daerah, pengeluaran daerah, dan PDRB tahun Data tersebut diperoleh dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh. Di samping itu data dikumpulkan juga melalui studi kepustakaan berupa literatur, jurnal, tulisan ilmiah, dan internet yang ada hubungan dengan penelitian ini. 3 - Volume 1, No. 4, November 2013
4 Metode dan Model Analisis Model analisis yang digunakan dalam penelitian adalah: a. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kemandirian Daerah Provinsi Aceh tahun (Munir, Djuanda, Tangkilisan, 2002: 27). Untuk mengukur kontribusi PAD terhadap Kemandirian Daerah Provinsi Aceh dapat digunakan rumus sebagai berikut: PADt KPAD x100% (1) TPD Dimana: t KPAD = Kontribusi PAD terhadap Kemandirian Daerah PAD t = Pendapatan Asli Daerah tahun ke t TPD t = Total Pendapatan Daerah tahun ke t b. Tingkat Efisiensi Pemungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Munir, Djuanda, Tangkilisan, 2002: 27). PD Efisiensi x100%... (2) RPAD Dimana: Efisiensi = Efisiensi pemungutan PAD PD =Pengeluaran(belanja) daerah RPAD = Realisasi PAD c. Tingkat itas Pemungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Munir, Djuanda, Tangkilisan, 2002: 27). RPAD ita s x100%... (3) TPAD Dimana: itas=itas pemungutan PAD RP = Realisasi PAD TPAD = Target PAD d. Elastisitas Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Produk Domestik Elastisitas dapat diperoleh dengan model regresi linier sederhana transformasi antara realisasi PAD riil dengan PDRB pada harga konstan, seperti rumus di bawah ini (Sumodiningrat, 2001: 136): L og PAD L 0 L PDRB U...(4) Dimana: t og og PAD t = PAD pada tahun t PDRB t= PDRB berdasarkan harga di Provinsi Aceh pada tahun t U i = Konstanta =Elastisitas PAD terhadap PDRB = Variabel gangguan stokastik (stochastic disturbance) Definisi Operasional Variabel t i konstan Berdasarkan hipotesis yang telah disusun maka objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah besarnya Pendapatan Asli Daerah Provinsi Aceh yang diukur dalam rupiah. 2. Kemandirian Daerah adalah kemampuan pemerintah daerah untuk membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang bersumber dari PAD yang diukur dalam persentase. 3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran dari aktivitas perekonomian suatu daerah berdasarkan harga konstan yang diukur dalam rupiah. Volume 1, No. 4, November
5 4. Efisiensi adalah suatu perbandingan besarnya realisasi penerimaan sumbersumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan pengeluaran (belanja) daerah yang diukur dalam persentase. 5. itas adalah kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan yang diukur dalam persentase. 6. Elastisitas atau respon Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu persentase perubahan Pendapatan Domestik Regional Bruto akibat perubahan Pendapatan Asli Daerah yang bersangkutan yang diukur dalam persentase. HASIL PEMBAHASAN Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kemandirian Daerah Provinsi Aceh. Kontribusi PAD dalam meningkatkan kemandirian daerah Provinsi Aceh adalah dilihat dari sejauh mana usaha pemerintah daerah dalam memaksimalkan menggali sumber dana yang berasal dari potensi daerah yang dimiliki serta kemampuan daerah mengelola dan memanfaatkan sumber dana yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal ini ditunjukkan dalam tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Kemandirian Provinsi Aceh Tahun (Rupiah) Thn Kemandirian Daerah Kemandirian , , , ,00 Sedang , , , , , , , , , , , ,58 Rata-rata 10,85 Sumber: BPS Provinsi Aceh (diolah), Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat kemandirian Provinsi Aceh masih kurang dengan rata-rata 10,85 persen saja, bahkan tidak sampai melebihi seperempatnya. Sebelum otonomi daerah, pada tahun 1999, Provinsi Aceh sempat berada pada kemandirian sedang yaitu dengan dengan persentase 26 persen. Hal ini diakibatkan pada tahun 1999 Provinsi Aceh memekarkan Kabupaten Simelue merupakan daerah pemekaran baru sehingga PAD Aceh mengalami peningkatan yang didapat dari pajak perikanan dan pertanian yang merupakan basis ekonomi daerah ini, dan adanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- 5 - Volume 1, No. 4, November 2013
6 undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Namun dari mulai diberlakukannya otonomi daerah yaitu pada tahun 2001 hingga tahun 2011 kemandirian daerah Provinsi Aceh masih menunjukkan angka yang fluktuatif dengan yang paling tinggi sebesar 11,60 persen pada tahun 2010, tetapi tetap saja masuk ke dalam katagori kemandirian Aceh masih kurang. Pada tahun kemampuan Provinsi Aceh untuk mengoptimalkan potensi-potensi daerah sangat kurang. Tahun 2011 adalah 10,58 persen, nilai yang masih sangat kecil untuk suatu daerah mampu melaksanakan kemandirian. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan PAD belum menjadi sebuah indikator bahwa daerah tersebut telah menjadi daerah yang mandiri. Pemerintah Daerah harus mampu melihat upaya lain guna meningkatkan pemasukan keuangan Aceh. Pos pendapatan dan pemasukan anggaran daerah bisa ditingkatkan dari salah satunya aset objek wisata dan sejarah yang ada di Aceh, penerimaan dan pengelolaan pajak daerah yang stabil dan transparan serta pemberdayaan dan pengelolaan bahan limbah menjadi bahan produktif. Sumber PAD yang bisa ditingkatkan tersebut, jika diberdayakan dan mendapat perhatian penuh dari Pemerintah Aceh bisa memperoleh tambahan masukan PAD sebanyak persen. Apabila potensi-potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) ini dapat digali secara maksimal maka kemandirian Provinsi Aceh dapat terwujud dan kemampuan keuangan daerah Aceh bisa meningkat hingga lebih 50 persen, ketergantungan kepada dana perimbangan pusat juga menurun. Diharapkan Provinsi Aceh dapat mensejahterakan masyarakatnya secara merata dilihat dari kemandirian Aceh yang mulai sangat baik. Kontribusi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Pemerintah Daerah Seluruh Provinsi di Indonesia terhadap Kemandirian Daerah Untuk kemandirian daerah, Provinsi Jawa Barat memiliki rata-rata persentase tertinggi secara nasional yaitu sebesar 73,27 persen dengan kriteria kemampuan keuangan daerah sangat baik karena penerimaan PAD melebihi 50 persen dari pada total pendapatan daerahnya. Diikuti oleh Provinsi Jawa Timur (68,11 persen), Sumatera Utara (67,61 persen), Jawa Tengah (65,27 persen), Banten (63,56 persen) dan wilayah Pemerintah Provinsi Jawa dan Bali. Sementara itu kontribusi PAD yang terendah terhadap kemandirian daerah secara nasional, serta per pemerintah provinsi adalah Provinsi Papua Barat (3,53 persen), Provinsi Papua (6,12 persen) dan Maluku Utara (8,56 persen) dengan kriteria kemampuan keuangan daerah sangat kurang atau sangat kurang mandiri. Posisi terendah pada provinsi ini disebabkan oleh pendapatan transfer (dana perimbangan) umumnya berkebalikan atau lebih tinggi dengan penerimaan PAD. Provinsi Aceh berada pada rata-rata 10,90 persen artinya Provinsi Aceh masih kurang mandiri dimana kontribusi penerimaan Volume 1, No. 4, November
7 PAD belum bisa lebih dari 50 persen. Bahkan Provinsi Aceh mendapatkan rata-rata persentase yang terendah dari provinsi yang ada di Pulau Sumatera. Kepulauan Riau dan Bangka Belitung yang merupakan daerah pemekaran dari daerah lain dapat mengelola PAD nya lebih baik dari Provinsi Aceh yaitu sebesar 29,13 persen (cukup mandiri) dan 40,71 persen (baik). Tingkat Efisiensi Pemungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Efisiensi pemungutan PAD menggambarkan perbandingan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi yang diterima. Tabel 4. Tingkat Efisiensi Pemungutan PAD Provinsi Aceh Tahun Tahun Efisiensi Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan ,4 Efisien ,1 Efisien ,7 Efisien ,8 Efisien ,8 Efisien ,7 Efisien ,0 Efisien ,9 Efisien ,4 Efisien ,9 Efisien ,2 Efisien ,8 Efisien ,9 Efisien ,0 Efisien ,1 Efisien ,9 Efisien Rata-Rata 871,1 Efisien Sumber: BPS Provinsi Aceh (diolah), Secara rata-rata tingkat efisiensi pemungutan PAD Provinsi Aceh dalam kurun waktu 16 tahun mulai tahun sebesar 871,1 persen realisasi PAD yang berhasil dipungut oleh Pemerintah Provinsi Aceh dipergunakan untuk menutup biaya pungutan tidak efisien. Artinya untuk mendapatkan penerimaan PAD sebesar Rp. 100,- maka Pemerintah Aceh mengeluarkan biaya lebih besar yaitu Rp. 871,1.- Tingkat itas Pemungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jika dilihat efektivitas dari penentuan target PAD yang dilakukan Pemerintah Daerah Provinsi Aceh terhadap realisasi penerimaan yang berhasil dilakukan diperoleh dengan membandingkan antara realisasi penerimaan dan target, maka kemampuan daerah dalam melaksanakan pemungutan PAD semakin baik. Namun target yang ditentukan harus sesuai dengan potensi dari sumber-sumber penerimaan itu sendiri. Tabel 5. Tingkat itas Pemungutan PAD Provinsi Aceh Tahun Thn Total Target (000 Rupiah) Total Realisasi (000 Rupiah) itas (Persen) , , , , , , , , , , ,88 Kriteria Cukup 7 - Volume 1, No. 4, November 2013
8 , , , , ,02 Ratarata ,42 Cukup Sumber: BPS Provinsi Aceh (diolah), Dari tabel di atas diketahui bahwa tingkat efektivitas pemungutan PAD Provinsi Aceh dari tahun sangat berfluktuatif dengan rata-rata 86,42 persen yang berarti pemungutan PAD cukup efektif. Pada tahun 1994 sebesar 119,70 persen dimana sangat efektif pemungutan PAD Aceh. Pada tahun efektifitas Provinsi Aceh terus mengalami penurunan 131,65-74,74 persen (kurang efektif), Pada tahun 2004 pemungutan PAD tidak efektif yaitu sebesar 12,66 diakibatkan oleh musibah tsunami sehingga tidak bisa dilakukan pemungutan pada beberapa objek PAD. Kemudian pada tahun-tahun setelahnya persentase efektifitas pemungutan PAD terus meningkat yang diakibatkan kembali normalnya aktivitas perekonomian dan terjadinya pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi setelah bencana, sehingga terjadi peningkatan potensi PAD Provinsi Aceh sebesar 111,09 persen (sangat efektif). Pada tahun pemungutan PAD Provinsi Aceh belum mencapai 100 persen, terutama sebagian besar realisasi berbagai sumber penerimaan PAD yang masih jauh dari target yang direncanakan. Elastisitas Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dalam analisis ekonomi, sangat berguna untuk mengetahui sampai berapa besar respon suatu variabel ekonomi lainnya. Konsep elastisitas ini adalah suatu konsep teori ekonomi mikro untuk mengukur kepekaan atau respon dari suatu variabel ekonomi lainnya. Dalam hal ini elastisitas sangat berguna untuk mengetahui respon PAD terhadap PDRB. Elastisitas PAD terhadap PDRB dapat diperoleh dengan meregres PAD = f (PDRB) sebagaimana terdapat di dalam Lampiran 4 yang bersumber dari Lampiran 3 menunjukkan bahwa variabel PDRB atas dasar harga konstan tahun 1998 berpengaruh secara nyata terhadap penerimaan PAD Provinsi Aceh pada derajat kepercayaan 99 persen dengan hasil regresi sebagai berikut: Log PAD t = Log PDRB t ( ) R 2 = Koefisien determinasi (R 2 ) sebesar memberikan makna bahwa perubahan PAD dapat dijelaskan oleh perubahan PDRB atau pertumbuhan ekonomi daerah sebesar 51,49 persen. Koefisien Regresi sebesar bertanda positif dan signifikan dimana t tabel > t statistik, yang berarti bahwa setiap pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB) sebesar 1 persen mampu mendorong peningkatan PAD sebesar 1,95 persen. Dengan kata lain pertumbuhan penerimaan PAD sedikit lebih cepat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan Volume 1, No. 4, November
9 perekonomian daerah (PDRB), berarti pula PAD elastis terhadap PDRB. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerimaan PAD Provinsi Aceh adalah responsif terhadap perkembangan pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB), dimana struktur PAD nya mulai berjalan dengan baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kemandirian Provinsi Aceh tahun masih kurang dengan rata-rata 10,85 persen ( ), bahkan tidak sampai melebihi seperempat dari pada rata-rata total pendapatan daerah sebesar Secara rata-rata tingkat efisiensi pemungutan PAD Provinsi Aceh dalam kurun waktu 16 tahun mulai tahun sebesar 871,1 persen realisasi PAD yang berhasil dipungut oleh Pemerintah Provinsi Aceh dipergunakan untuk menutup biaya pungutan tidak efisien. 3. Tingkat efektivitas pemungutan PAD Provinsi Aceh sangat berfluktuatif dengan rata-rata 86,42 persen yang berarti pemungutan PAD cukup efektif. 4. Elastisitas PAD terhadap PDRB menunjukkan hubungan yang elastis ( E >1 ), berarti peningkatan PDRB menyebabkan pertumbuhan PAD yang lebih besar, maka tingkat pertumbuhan PAD responsif atau sangat peka terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang dilihat dari PDRB. Saran 9 - Volume 1, No. 4, November 2013 Pemerintah daerah perlu menetapkan target penerimaan secara lebih baik dengan tidak hanya perkiraan semata, melakukan penyesuaian dengan peraturan yang terkait dengan usaha peningkatan PAD, memperbaiki kinerja BUMD dan mencari sumber-sumber PAD yang baru tanpa harus menunggu ketetapan dari pemerintah pusat. DAFTAR KEPUSTAKAAN Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh, Aceh dalam Angka Tahun Badan Pusat Statistik, Statistik Daerah Provinsi Aceh. Badan Pusat Statistik, Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Jakarta-Indonesia. Depdagri, Kepmendagri No (1996), Pedoman Penilaian dan Kinerja Keuangan. Khusaini, M., Ekonomi Publik: Desentralisasi Fiskal Dan Pembangunan Daerah. Malang: BPFE Unibraw. LPEM FEUI, Kajian Analisis Penerimaan Daerah Dalam Rangka Desentralisasi Fiskal, Laporan Pendahuluan, Jakarta. ( dipublikasikan). Mangkoesoebroto, G., Ekonomi Publik. Yogyakarta: BPFE. Sumodininggrat, Responsi Pemerintah Terhadap Kesenjangan Ekonomi. Jakarta: Penerbit Perpod. Sumodiningrat, Pengantar Ekonometrika. Yogyakarta: BPFE. UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. UU Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. UU Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh.
PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DAERAH PROVINSI MALUKU
PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DAERAH PROVINSI MALUKU Asmaria Latuconsina Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka, Ambon ABSTRACT This study aims to find out the performance
Lebih terperinciANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)
ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN Haryani 1*) 1) Dosen FE Universitas Almuslim Bireuen *) Haryani_68@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk menganalisis
Lebih terperinciBAB IV METODA PENELITIAN
BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi dan kateristik obyek penelitian, maka penjelasan terhadap lokasi dan waktu penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Definisi Desentralisasi Fiskal Desentralisasi fiskal secara singkat dapat diartikan sebagai suatu proses distribusi anggaran dari tingkat pemerintahan yang
Lebih terperinciAbstract. Kemandirian, Efektivitas, dan Efisiensi Pengelolaan Keuangan Daerah. Jefry Gasperz ISSN
ISSN 2302-5298 Lingkup Artikel Yang Dimuat Dalam Jurnal Ini Adalah Kajian Empiris dan Konseptual Kontemporer Pada Bidang Ekonomi, Bisnis & Akuntansi Kemandirian, Efektivitas, dan Efisiensi Pengelolaan
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN
ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2011-2016 Yunita Dwi Puspita, Hj. Nur Hidayati, SE.,MM & Junaidi, SE.,M.SA Fakultas Ekonomi,
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN JAYAPURA
ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN JAYAPURA La Ode Abdul Wahab 1 jurnalmkd@gmail.com Siti Rofingatun 2 sitiro@yahoo.co.id Balthazar Kreuta 3 kreutabalthazar@gmail.com Abstract The
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN (TAHUN ANGGARAN )
1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN (TAHUN ANGGARAN 2009-2013) Sonia Fambayun soniafambayun@gmail.com Universitas Negeri Surabaya ABSTRACT This purpose
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan UU No 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, telah terjadi
Lebih terperinciANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI ERA OTONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
733 ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI ERA OTONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN I Gusti Ngurah Suryaadi Mahardika 1 Luh Gede Sri Artini 2 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud),
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN KLATEN TAHUN
Analisi Kinerja Keuangan... (Bahrun Assidiqi) 1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN KLATEN TAHUN 2008-2012 FINANCIAL PERFORMANCE ANALISYS OF KLATEN REGENCY
Lebih terperinciPENGARUH KEUANGAN DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Royda, S.E., M.Si.
PENGARUH KEUANGAN DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Royda, S.E., M.Si. Dosen Tetap Universitas Tridinanti Palembang Email : roydafauzi@ymail.com Info Artikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU No.23 Tahun 2014 yaitu desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Desentralisasi
Lebih terperinciKONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN
ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume II, No. 1, April 2015, h. 31-40 KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1. Pertumbuhan APBD Pada dasarnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui oleh
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PAD, DAU, DAK, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN KINERJA KEUANGAN DAERAH TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL DAERAH
ANALISIS PENGARUH PAD, DAU, DAK, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN KINERJA KEUANGAN DAERAH TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL DAERAH (Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Periode 2009-2013) Skripsi
Lebih terperinciANALISIS POTENSI PAJAK DAERAH KABUPATEN MINAHASA. Oleh: Mario Hendry Wurangian
ANALISIS POTENSI PAJAK DAERAH KABUPATEN MINAHASA Oleh: Mario Hendry Wurangian Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sam Ratulangi Manado e-mail: mario_trevis@yahoo.co.id
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2011-2013 Anim Rahmayati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta Jl. Pandawa, Pucangan, Kartasura, Surakarta anim.uci@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desentralisasi fiskal sudah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2001. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh setiap daerah adalah bertujuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh setiap daerah adalah bertujuan untuk merubah keadaan kearah yang lebih baik, dengan sasaran akhir terciptanya kesejahreraan
Lebih terperinciANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Kediri)
ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Kediri) Sisca Yulia Murpratiwi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciANALISIS BELANJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BENGKULU
ANALISIS BELANJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BENGKULU Ahmad Soleh Fakultas Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu ABSTRAK Ahmad Soleh; Analisis Belanja Pemerintah Daerah Kota Bengkulu. Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur Ratna Wulaningrum Politeknik Negeri Samarinda Email: ratna_polsam@yahoo.com ABSTRACT The purpose of this study is to determine the
Lebih terperinciEFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SERANG (TAHUN ANGGARAN )
EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SERANG (TAHUN ANGGARAN 2009-2013) Nugrahini Kusumawati 1, Siti Saroh 2 1, 2 Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH BOJONEGORO DAN JOMBANG TAHUN
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH BOJONEGORO DAN JOMBANG TAHUN 2010-2014 JAENURI PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tuban Email: Jaenuriumm12@gmail.com Abstract The research is aimed to find
Lebih terperinciKEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN TABALONG DALAM OTONOMI DAERAH
DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.1. Maret 3013 KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN TABALONG DALAM OTONOMI DAERAH Muzdalifah Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PENDAPATAN DAN BELANJA BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA TOMOHON
ANALISIS KINERJA PENDAPATAN DAN BELANJA BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA TOMOHON PERFORMANCE ANALYSIS OF INCOME AND EXPENDITURE BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA TOMOHON Oleh: Christin Marciah Poyoh1 Sri Murni2 Joy
Lebih terperinciTINJAUAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL DI PROPINSI SULAWESI UTARA
TINJAUAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL DI PROPINSI SULAWESI UTARA Sarful M Duwila 1,Josep B, Kalangi 2, George M.V kawung
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...
DAFTAR ISI Sampul Depan Judul... Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... Intisari... i iii iv vii vii ix xviii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
Analisis Rasio untuk Mengukur Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah 333 ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Vidya Vitta Adhivinna Universitas PGRI Yogyakarta,
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH
ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH Tri Prastiwi 1 Muhammad Arfan 2 Darwanis 3 Abstract: Analysis of the performance of
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur, dan merata berdasarkan Pancasila
Lebih terperinciPENGARUH RASIO KEMANDIRIAN, EFEKTIFITAS DAN PERTUMBUHAN PADA KABUPATEN SOPPENG
PENGARUH RASIO KEMANDIRIAN, EFEKTIFITAS DAN PERTUMBUHAN PADA KABUPATEN SOPPENG (Evamitria 1 ), (Dr. H. Akmal Umar 2 ), (Dr. Hasmin 3) 1 Manajemen, PPS STIE AMKOP Makassar email : eva_mitria@yahoo.com 2
Lebih terperinciANALISA KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH KOTA DEPOK WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT
ANALISA KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH KOTA DEPOK WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT Lia Ekowati, Cathryna R.B.S, Rodiana Listiawati Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Jakarta, Depok, 16422 Email: liaekowati@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERMERINTAH KOTA SAMARINDA
ANALISIS KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERMERINTAH KOTA SAMARINDA Rani Febri Ramadani. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email: ranifebri94@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA ERA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN
ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA ERA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2001-2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA ERA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN
ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA ERA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2001-2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar
Lebih terperinciANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN DAERAH DALAM UPAYA MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN DAERAH DALAM UPAYA MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT Hery Susanto (herys@ut.ac.id) Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka The local
Lebih terperinciPENGARUH DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI ACEH
ISSN 2302-0172 9 Pages pp. 21-29 PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI ACEH Anita 1), Prof. Dr. Said Mohammad, M.A 2), Prof. Dr. Abubakar Hamzah 3) Magister Ilmu Ekonomi
Lebih terperinciPoppy Kemalasari et al., Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah dan Tingkat Kemandirian Daerah di Era Otonomi Daerah
ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI ERA OTONOMI DAERAH: STUDI KASUS KABUPATEN PROBOLINGGO (TAHUN ANGGARAN 2002-2014) (Performance Analysis of Financial Management
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN ANGGARAN Susilowati 1) Suharno 2) Djoko Kristianto 3) ABSTRACT
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN ANGGARAN 2013 2015 Susilowati 1) Suharno 2) Djoko Kristianto 3) 1, 2, 3) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi
Lebih terperinciAnalisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 4.1. Pendapatan Daerah 4.1.1. Pendapatan Asli Daerah Sejak tahun 2011 terdapat beberapa anggaran yang masuk dalam komponen Pendapatan Asli Daerah yaitu Dana
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS, EFISIENSI DAN DERAJAT OTONOMI FISKAL TERHADAP KEMAMPUAN PEREKONOMIAN DAERAH DALAM PELASANAAN OTONOMI DI KABUPATEN PROBOLINGGO
ANALISIS EFEKTIVITAS, EFISIENSI DAN DERAJAT OTONOMI FISKAL TERHADAP KEMAMPUAN PEREKONOMIAN DAERAH DALAM PELASANAAN OTONOMI DI KABUPATEN PROBOLINGGO The Analysis of effectivity, efficiency and degree of
Lebih terperinciPENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SOPPENG DAN TINGKAT KETERGANTUNGAN TERHADAP PEMERINTAH PUSAT
PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SOPPENG DAN TINGKAT KETERGANTUNGAN TERHADAP PEMERINTAH PUSAT MANAGEMENT FINANCE LOCAL GOVERNMENT OF SUB-PROVINCE SOPPENG AND LEVEL DEPENDED TO CENTRAL GOVERNMENT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berlakunya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Diajukan Oleh: DOLI B PULUNGAN NIM 1105082226 PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan mengenai
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan mengenai perbedaan kinerja keuangan daerah sebelum dan sesudah otonomi khusus pada kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kapasitas fiskal yaitu pendapatan asli daerah (PAD) (Sidik, 2002)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Negara Republik Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PAJAK DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PAJAK DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Devy Octaviana S Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengelolaan pemerintah daerahnya, baik ditingkat propinsi maupun tingkat kabupaten
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistim pemerintahan daerah hampir di seluruh wilayah Republik Indonesia di dalam pengelolaan pemerintah daerahnya, baik ditingkat propinsi maupun tingkat kabupaten dan
Lebih terperinciPENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA LANGSUNG
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA LANGSUNG (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tasikmalaya) SITI HOTIMAH
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH PERIODE
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH PERIODE 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri berdasarkan pada prinsip-prinsip menurut Devas, dkk (1989) sebagai berikut.
3. Bagi masyarakat, memberikan informasi yang jelas tentang pengelolaan keuangan di Provinsi Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 4. Prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah Pengelolaan
Lebih terperinciPENGARUH DESENTRALISASI BPHTB TERHADAP PENERIMAAN DAERAH KABUPATEN BADUNG. Komang Yogi Wirasatya Made Yenni Latrini
PENGARUH DESENTRALISASI BPHTB TERHADAP PENERIMAAN DAERAH KABUPATEN BADUNG Komang Yogi Wirasatya Made Yenni Latrini 1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia email: yogi.wirasatya@yahoo.com
Lebih terperinciAnalisis Retribusi Pelayanan Parkir di Kota Jambi
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No. 4, AprilJuni 2014 ISSN: 2338 4603 Analisis Pelayanan Parkir di Kota Jambi Eka Warni, Firmansyah, Zulgani Program Magister Ilmu Ekonomi Fakultas
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH ANALISA KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN
ARTIKEL ILMIAH ANALISA KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2009-2013 Disusun oleh : Amanda Rizka Hendyta 128694038 S1 Akuntansi 2012 A FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Lebih terperinciJURNAL ASET (AKUNTANSI RISET)
JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 9 (2), 2017, 73-80 Published every June and December JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) ISSN:2541-0342 (Online). ISSN:2086-2563 (Print). http://ejournal.upi.edu/index.php/aset
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi topik utama dalam bidang Ilmu Ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi topik utama dalam bidang Ilmu Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan permasalahan jangka panjang yang menjadi tolak ukur dalam mengukur
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN INDUK DAN KABUPATEN PEMEKARANNYA DI PROPINSI SUMATERA BARAT
Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN 2302-0172 10 Pages pp. 47-56 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN INDUK DAN KABUPATEN PEMEKARANNYA DI PROPINSI SUMATERA BARAT Yefirson 1, Prof. Dr. Raja Masbar, M.Sc 2,
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.8 No.2 Juli Tahun 2008
PENGARUH PDRB DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPAREN MERANGIN PENDAHULUAN Pembangunan daerah yang ideal adalah pembangunan yang dibiayai melalui dana yang berasal dari daerah itu
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, KONTRIBUSI DANA BAGI HASIL PAJAK (DBHP),DANA BAGI HASIL BUKAN PAJAK(DBHBP), DAN PENDAPATAN DAERAHKABUPATEN
ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, KONTRIBUSI DANA BAGI HASIL PAJAK (DBHP),DANA BAGI HASIL BUKAN PAJAK(DBHBP), DAN PENDAPATAN DAERAHKABUPATEN Ni Made Ayu Sriani, Wayan Cipta, Gede Putu Agus Jana Susila Jurusan
Lebih terperinciANALISIS KEMANDIRIAN FISKAL DALAM UPAYA MENDUKUNG PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU
ANALISIS KEMANDIRIAN FISKAL DALAM UPAYA MENDUKUNG PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU Taryono Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pembangunan nasional di negara-negara berkembang. difokuskan pada pembangunan ekonomi dalam rangka upaya pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya pembangunan nasional di negara-negara berkembang difokuskan pada pembangunan ekonomi dalam rangka upaya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur, dan merata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur, dan merata berdasarkan
Lebih terperinciANALISIS JUMLAH WISATAWAN TERHADAP REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI HOTEL DAN RESTORAN KOTA BANDA ACEH
ANALISIS JUMLAH WISATAWAN TERHADAP REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI HOTEL DAN RESTORAN KOTA BANDA ACEH Yushita Marini Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Terbuka, UPBJJ Banda Aceh,
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI ERA OTONOMI DAERAH (STUDI KASUS KOTA SEMARANG TAHUN )
ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI ERA OTONOMI DAERAH (STUDI KASUS KOTA SEMARANG TAHUN 2009-2013) Sundari Rr. Suprantiningrum Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas
Lebih terperinciPENGARUH SEKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI RIAU. Dian Alfira Kasmita
PENGARUH SEKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI RIAU Dian Alfira Kasmita Pembimbing: Almasdi Syahza dan Riadi Armas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Jl. Bina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi Daerah di Indonesia dimulai dengan bergulirnya Undang- Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan
4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota
Lebih terperinciW. Adawiyah, I. C. Kusuma Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 17 ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS SUMBER-SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU No.32 Tahun 2004 yaitu desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Desentralisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan perbaikan yang secara terus menerus menuju pada pencapaian tujuan yang diinginkan. Secara umum tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dengan meningkatkan pemerataan dan keadilan. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi daerah adalah salah satu indikator untuk mengevaluasi perkembangan/kemajuan pembangunan ekonomi di suatu daerah pada periode tertentu (Nuni
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi Pada Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KAUR
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KAUR Muhammad Zuhri Ahmad Soleh Fakultas Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu ABSTRAK Muhammad Zuhri dan Ahmad Soleh; Salah satu dampak positif dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era reformasi memberikan kesempatan untuk melakukan perubahan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era reformasi memberikan kesempatan untuk melakukan perubahan pada pembangunan nasional. Pembangunan nasional tidak hanya mengalami pertumbuhan, tetapi juga mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah yang berdaya guna dan berhasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari upaya pembangunan secara nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, sehingga tercipta
Lebih terperinciANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH KOTA - KOTA DI JAWA TENGAH PADA ERA OTONOMI DAERAH PERIODE
ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH KOTA - KOTA DI JAWA TENGAH PADA ERA OTONOMI DAERAH PERIODE 2008 2012 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Syarat Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan kebijakan yang. daerahnya masing-masing atau yang lebih dikenal dengan sebutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian suatu daerah dalam pembangunan nasional merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, adanya desentralisasi pengelolaan pemerintah di daerah dan tuntutan masyarakat akan transparansi serta akuntabilitas memaksa pemerintah baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian. wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dimana Pemerintah
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KARANGANYAR SEBAGAI WUJUD AKUNTABILITAS PUBLIK
PENGUKURAN KINERJA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KARANGANYAR SEBAGAI WUJUD AKUNTABILITAS PUBLIK Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Lebih terperinciANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH DI KOTA TARAKAN TAHUN
ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH DI KOTA TARAKAN TAHUN 2010-2015 Oleh: Febby Randria Ramadhani Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Muhammadiya Malang Email: febby.randria@gmail.com
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAERAH NON PRIMER JAWA TIMUR
SKRIPSI PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAERAH NON PRIMER JAWA TIMUR Oleh: Diah Paramita NIM 050810101107 Pembimbing Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan politik pemberlakuan otonomi daerah yang dimulai sejak tanggal 1 Januari 2001, telah membawa implikasi yang luas dan serius. Otonomi daerah merupakan fenomena
Lebih terperinciANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ISNAWATI Pembimbing: Prof. Dr. H. Mulyadi. Sy.P,MBA,MM & E.Y Suharyono, SE.,Msi ( Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda) Isna.sigma@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. desentralisasi fiskal dan otonomi daerah telah membawa konsekuensi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah telah melahirkan desentralisasi fiskal yang dapat memberikan suatu perubahan kewenangan bagi hubungan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: The effectiveness of Land and Building Tax Revenue. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT Effectiveness of Revenue Property Tax On Revenue (Case Study On Tax Office Bandung). This research uses descriptive quantitative method. Data collection through the documentation. The data used
Lebih terperinciEVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)
EKO-REGIONAL, Vol 1, No.1, Maret 2006 EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2) 1) Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Desentralisasi di Indonesia ditandai dengan adanya Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Desentralisasi di Indonesia ditandai dengan adanya Undangundang Nomor 22 dan Nomor 25 tahun 1999 yang sekaligus menandai perubahan paradigma pembangunan
Lebih terperinciIsfatul Fauziah Achmad Husaini M. Shobaruddin
ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MALANG (STUDI PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN MALANG) Isfatul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan bagian penting dari pembangunan nasional. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari terwujudnya
Lebih terperinciUIN MALIKI MALANG ABSTRACT
Analisis Perbandingan Pajak Daerah Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009 (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten
Lebih terperinciFathiyah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Batanghari ABSTRACT
ANALISIS UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM RANGKA MENINGKATKAN RASIO KEMANDIRIAN DAERAH (Studi Kasus Pada Pemerintah /Kota Dalam Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2015) Fathiyah Dosen Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup segala bidang yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat (Rusyadi, 2005).
Lebih terperinciPENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI ACEH TAHUN
JURNAL TELAAH & RISET AKUNTANSI Vol. 6 No. 2 Juli 2013 Hlm. 186-193 PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI ACEH TAHUN 2010-2012 Junarwati Magister
Lebih terperinciABSTRAK PERANAN PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA SUKABUMI
ABSTRAK PERANAN PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA SUKABUMI Hakekat pengelolaan keuangan daerah digunakan untuk menilai efisiensi dan efektivitas
Lebih terperinciANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak
ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Tingkat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis rasio ketergantungan keuangan daerah, simpulan yang
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis rasio ketergantungan keuangan daerah, simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut. 1. Pemerintah Daerah Provinsi Aceh memiliki tingkat
Lebih terperinciAnalisis derajat desentralisasi dan kemandirian PAD serta hubungannya dengan produktivitas belanja daerah di Kota Jambi
Analisis derajat desentralisasi dan kemandirian PAD serta hubungannya dengan produktivitas belanja daerah di Kota Jambi Viozana Demora Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lebih terperinci