ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, KONTRIBUSI DANA BAGI HASIL PAJAK (DBHP),DANA BAGI HASIL BUKAN PAJAK(DBHBP), DAN PENDAPATAN DAERAHKABUPATEN
|
|
- Dewi Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, KONTRIBUSI DANA BAGI HASIL PAJAK (DBHP),DANA BAGI HASIL BUKAN PAJAK(DBHBP), DAN PENDAPATAN DAERAHKABUPATEN Ni Made Ayu Sriani, Wayan Cipta, Gede Putu Agus Jana Susila Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat Pertumbuhan Ekonomi yang dilihat dari DBHP, dan DBHBP, (2) Tingkat Kontribusi DBHP, dan DBHBP terhadap Pendapatan Daerah, dan (3) DBHP, dan DBHBP yang diukur berdasarkan Value For Money (ekonomi, efisiensi, dan efektivitas). Rancangan Desain penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan padadinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Daerah Kabupaten Tabanan. Penelitian ini dianalisis menggunakan rasio pertumbuhan ekonomi, rasio kontribusi, rasio ekonomi, rasio efisiensi, dan rasio efektivitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa(1) Rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi pada Daerah Kabupaten Tabanan periode dilihat dari DBHP sebesar -15,81%, dan DBHBP sebesar -13,57% tergolong tingkat pertumbuhan ekonomi yang kurang baik atau cenderung negatif. (2) Rata-rata tingkat kontribusi pada Daerah Kabupaten Tabanan periode dilihat dari DBHP terhadap Pendapatan Daerah sebesar 20,07% dalam katagori sedang, dan dilihat dari DBHBP terhadap Pendapatan Daerah sebesar 0,31% dalam katagori sangat kurang. (3) Value For Money pada Daerah Kabupaten Tabanan periode , rata-rata rasio ekonomi dilihat dari DBHP sebesar 153,73% dalam katagori sangat ekonomis, rata-rata rasio efisiensi dilihat dari DBHP sebesar 73,03% dalam katagori efisien, serta rata-rata rasio efektivitas dilihat dari DBHP sebesar 85,09% dalam katagori cukup efektif, dan dilihat dari DBHBP sebesar 103,70% dalam katagori sangat efektif. Kata kunci: pertumbuhan ekonomi, kontribusi, dan value for money. ABSTRACT This study aims to determine: (1) Level of Economic Growth seen from DBHP, and DBHBP, (2) Level of Contributions DBHP, and DBHBP against Opinions and, (3) DBHP and BPDBH Tabanan as measured by Value For Money (economy, efficiency, and effectiveness). The draft design study is quantitative descriptive analysis. The study was conducted at the Department of Revenue and Pasedahan Agung Tabanan District Court. This research analyzed using the rate of economic growth, contribution rate, economy ratio, efficiency ratio, and the effectiveness ratio. The results of this study show that (1) The average rate of economic growth in Tabanan regency the period be seen from the DBHPby %, and DBHBP by % classified as economic growth rates tend to be negative. (2) The average contribution rate in the period Tabanan District seen from DBHP to regional revenue amounted to 20,07% in the catagory of medium and viewed from DBHBP to regional revenue by 0,31% in the catagory of very less. (3) Value For Money in thedistrict Tabanan the period , the average ratio seen from DBHP economy by % in the category of very economical, the average efficiency ratio of DBHP seen at 73.03% in the category of efficient, as well as the average ratio of effectiveness seen from DBHP by 85,09% in the catagory is quite effective, and views of DBHBP amounted to 103,70% in the catagory of very effective. Keywords: economic growth, contributions and value for money. 1
2 PENDAHULUAN Akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, dapat dilihat dari perhatian yang lebih besar terhadap praktik akuntansi. Pelaksanaan otonomi daerah yang mengacu pada UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (telah menggati UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999), menyatakan bahwa pelaksanaan otonomi daerah mensyaratkan adanya suatu perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, yang merupakan suatu sistem pembiayaan pemerintah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mencakup pembagian keuangan antar daerah secara proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sebagai faktor-faktor yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan menjelaskan mengenai faktor-faktor yang berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan (Boediono, 1987). Rasio pertumbuhan menggambarkan seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankandan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai dari periode ke periode berikunya (Halim, 2001). DBH yang ditransfer pemerintah pusat kepada pemerintah daerah terdiri dari dua jenis, yaitu Dana Bagi Hasil Pajak (DBHP) dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak(DBHBP). Kabupaten Tabanan sebagai bagian dari provinsi Bali, dalam menjalankan pemerintahan memerlukan dana yang cukup besar dalam menyelenggarakan kegiatan pembangunan daerah di berbagai sektor. Dana pembangunan diusahakan sepenuhnya oleh pemerintah daerah Kabupaten Tabanan yang bersumber dari penerimaan daerah Kabupaten Tabanan. Dana pembangunan diusahakan sepenuhnya oleh pemerintah daerah Kabupaten Tabanan yang bersumber dari penerimaan daerah Kabupaten Tabanan. Besarnya penerimaan pendapatan daerah dari tahun ke tahun dapat dilihat dari jumlah komponen pendapatan daerah yang dipungut oleh Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Daerah (Dispenda). Pada target dan Realisasi Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak di Kabupaten Tabanan pada periode 2010 ketercapaian terpenuhi. Namun target dan realisasi pada periode ketercapaian belum terpenuhi dan mengalami penurunan setiap tahunnya.dapat Dilihat dari target dan realisasi Dana Bagi Hasil Bukan Pajak di Kabupaten Tabanan periode 2011 dan 2012 ketercapaian sudah terpenuhi. Namun target dan realisasi pada periode 2010, 2013, dan 2014 ketercapaiannya belum terpenuhi dan mengalami penurunan. Serta Dilihat dari target dan realisasi penerimaan Pendapatan Daerah di Kabupaten Tabanan periode 2010 dan 2012 ketercapaian sudah terpenuhi. Namun target dan realisasi pada periode 2011, 2013, dan 2014 ketercapaian belum terpenuhi dan mengalami penurunan. Menurut Rukmana, (2013) bahwa Peningkatan DBH yang memiliki peranan yang besar sebagai sumber pendapatan daerah dan pembiayaan pembangunan sehingga mampun mendorong pertumbuhan ekonomi. Sedangkan Menurut Widjaja, (2002: 46) bahwa kewajiban dipenuhi apabila pemerintah daerah mampu mengelola potensi daerahnya. Setiap daerah dituntut untuk lebih meningkatkan kemampuan sumber daya manusia untuk dapat terus meningkat dan ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat dapat berkurang. Melalui bagi hasil penerimaan daerah, diharapkan potensi penerimaan daerah menjadi semakin meningkat dan merasakan haknya atas pemanfaatan SDA yang dimiliki masing-masing daerah diperhatikan oleh pemerintah pusat. Berdasarkan paparan di atas, penelitian tertarik untuk melakukan penelitian yang terkait dengan Analisis 2
3 Pertumbuhan Ekonomi, Kontibusi Dana Bagi Hasil Pajak (DBHP), Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (DBHBP), dan Pendapatan Daerah Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Besar tingkat Pertumbuhan Ekonomi yang dilihat dari DBHP, dan DBHBP Kabupaten Tabanan Tahun , (2) Besar tingkat Kontribusi DBHP, dan DBHBP terhadap Pendapatan Daerah Kabupaten Tabanan Tahun , dan (3) DBHP, dan DBHBP yang diukur berdasarkan Value For Money (ekonomi, efisiensi, dan efektivitas). Menurut Rahardjo, (2013) bahwa Pertumbuhan Ekonomi merupakan indikator (tolok ukur) keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara atau suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi harus dianalisis tingkat perkembangannya dari tahun ke tahun, apakah meningkat tinggi atau stabil, dan harus dilihat pula pada sektor-sektor yang mana terjadi pertumbuhan yang cukup signifikan. Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi suatu negara tergantung pada: (1) Sumber daya Alam (SDA), (2) Akumulasi modal, dan (3) Kemajuan Teknologi. Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Sumber pendapatan daerah berasal dari penerimaan pemerintah pusat yang dalam realisasinya dapat berbentuk bagi hasil penerimaan pajak dari pusat atau lainnya yang berbentuk subsidi untuk keperluan pembangunan daerah. Pasal 5 UU No. 33 Tahun 2004, sumber pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi terdiri dari: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan (2) Dana Perimbangan. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil berdasarkan angka presentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah. Pada Pasal 11 UU No. 33 Tahun 2004 Dana Bagi Hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Pajak Penghasilan (PPh). Menurut Azhari (2015: 59-60) Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (DBHBP) adalah bagian daerah yang berasal dari penerimaan sumber daya alam. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak terdiri atas: kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, pertambangan panas bumi. Menurut Mardiasmo (2002: 130) bahwa value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomis, efisiensi, dan efektivitas. Indikator value for money yaitu: (1) Indikator alokasi biaya ekonomis, (2) indikator alokasi biaya efisiensi, dan (3) indikator kualitas pelayanan efektivitas. METODE Jenis penelitian ini adalah jenis deskriptif kuantitatif yang didalamnya memberikan penjelasan tentang DBHP, DBHBP, dan Pendapatan Daerah berdasarkan pertumbuhan ekonomi, kontribusi, dan value for money. Subjek penelitian ini yaitu Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Daerah Kabupaten Tabanan. Objek dalam penelitian ini yaitu: pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari target dan realisasi atas Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, dan Pendapatan Daerah tahun Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pencatatan dukumen. Dimana dalam penelitian ini dlakukan pengamatan mengenai laporan anggaran PAD, target dan realisasi Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, dan Pendapatan Daerah pada Pasedahan Agung Daerah Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data yang dimaksud adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), target dan realisasi Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, dan Pendapatan Daerah 3
4 Kabupaten Tabanan tahun yang diperoleh dari Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Daerah Kabupaten Tabanan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dimiliki Dinas Pendapatan Daerah berupa rekapitulasi PAD, target dan realisasi Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, dan Pendapatan Daerah Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan melakukan perhitungan pertumbuhan ekonomi, kontribusi,dan value for money dengan menggunakan rasio ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Adapun rasiorasio yang dimaksud adalah: (1) Tingkat Pertumbuhan, (2) Tingkat Kontribusi, (3) rasio ekonomi, (4) rasio efisiensi, dan (5) efektivitas. (1) Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Menurut Suseno (1990) Pertumbuhan ekonomi dilihat dari DBHP dan DBHBP ini dihitung degan menggunakan formula sebagai berikut. Keterangan R Pertumbuhan ekonomi DBHP, DBHBP P t Jumlah penerimaan DBHP, DBHBP pada tahun yang bersangkutan P (t - 1) Jumlah penerimaan DBHP, DBHBP pada tahun sebelumnya (2) Tingkat Kontribusi Menurut Abdul Halim (2004: 163), tingkat kontribusi digunakan untuk menghitung besarnya kontribusi DBHP, DBHBP terhadap Pendapatan Daerah, secara sistematis digunakan rumus sebagai berikut. Tabel 3.2. Kriteria Kontribusi Sumber DBHP, DBHBP Kontribusi Kriteria Sumber DBHP, DBHBP 0,00-10% Sangat Kurang 10,10-20% Kurang 20,10-30% Sedang 30,10-40% Cukup Baik 40,10-50% Baik Diatas 50% Sangat Baik Sumber: Tim Litbang Depdagri Fisipol UGM 1991 (3) Rasio Ekonomi Menurut Abdul Halim (2007: 234) teknis analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat rasio ekonomi sebagai berikut. Tabel 3.3. Kriteria Ekonomis Kinerja Keuangan Tingkat Kinerja Kriteria Ekonomis 100% Keatas Sangat Ekonomis 90%-100% Ekonomis 80%-90% Cukup Ekonomis 60%-80% Kurang Ekonomis Kurang dari 60% Tidak Ekonomis Sumber: Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 1996 (4) Rasio Efisiensi Adapun menurut Abdul Halim (2007: 234) teknik analisi yang digunakan untuk mengukur tingkat rasio efisiensi sebagai berikut. 4
5 Tabel 3.4. Kriteria Efisiensi KinerjaKeuangan Persentase Kinerja Kriteria Keuangan Lebih dari 100% Tidak Efisien 90%-100% Kurang Efisien 80%-90% Cukup Efisien 60%-80% Efisien Kurang dari 60% Sangat Efisien Sumber: Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 1996 (5) Rasio Efektivitas Adapun menurut Abdul Halim (2007: 234) teknik analisi yang digunakan untuk mengukur tingkat rasio efektivitas sebagai berikut. Tabel 3.5. Kriteria Efektif Kinerja Keuangan Persentase Kinerja Keuangan Kriteria Lebih dari 100% Sangat Efektif 90%-100% Efektif 80%-90% Cukup Efektif 60%-80% Kurang Efektif Kurang dari 60% Tidak Efektif Sumber: Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 1996 HASIL Hasil penelitian ini akan membahas mengenai Dana Bagi Hasil Pajak (DBHP), Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (DBHBP) terhadap Pendapatan Daerah Berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat kontribusi, rasio ekonomi, rasio efisiensi, dan rasio efektivitas. Tingkat pertumbuhan ekonomi dilihat dari DBHP dan DBHBP dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dilihat dari DBHP dan DBHBP Tingkat Pertumbuhan Tahun Ekonomi DBHP DBHBP ,85-5, ,17-3, ,83-28, ,38-15,78 Rata-rata - 15,81-13,57 Sumber : Lampiran 1. Realisasi Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dilihat dari DBHP dan DBHBP Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa Dana Bagi Hasil Pajak pada Kabupaten Tabanan dilihat dari tingkat pertumbuhan, rata-rata yang diperoleh selama periode tahun yaitu sebesar -15,81%. Nilai rasio pertumbuhan pada periode 2011 sebesar -37,85%, 2012 sebesar -8,17%, 2013 sebesar -6,83%, dan 2014 sebesar -10,38%. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil tingkat pertumbuhan yang dilihat dari Dana Bagi Hasil Pajak dapat dikatakan kurang baik atau cenderung negatif.sedangkan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak pada Kabupaten Tabanan dilihat dari nilai rata-rata selama periode yaitu sebesar -13,57%. Nilai tingkat pertumbuhan pada periode 2011 sebesar -5,79%, 2012 sebesar -3,87%, 2013 sebesar -28,85%, dan 2014 sebesar -15,78%.Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil tingkat pertumbuhan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak dapat dikatakan kurang baik atau cenderung negatif. Tingkat Kontribusi Dapat dikatakan Kontribusi yang sangat baik bila berada di atas 50%. Tingkat kontribusi DBHP dan DBHBP terhadap Pendapatan Daerah dapat dilihat pada Tabel
6 Tabel 4.2 Hasil Tingkat Kontribusi DBHP dan DBHB Pterhadap Pendapatan Daerah Kabupaten Tabanan Tahun Tingkat Kontribusi Tahun DBHP DBHBP ,99 0, ,89 0, ,99 0, ,82 0, ,65 0,29 Rata-rata 20,07 0,31 Sumber: Lampiran 2. Hasil Tingkat Kontribusi DBHP, DBHBP terhadap Pendapatan Daerah Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa Dana Bagi Hasil Pajak pada Kabupaten Tabanan dilihat dari tingkat kontribusi, rata-rata yang diperoleh selama periode tahun yaitu sebesar 20,07%. Menurut Tim Litbang Depdagri Fisipol UGM (1991) maka Dana Bagi Hasil Pajak kriterianya berada pada interval 20,10% - 30% yang tergolong sedang. Nilai Tingkat kontribusi pada periode 2010 sebesar 21,99%, 2013 sebesar 21,82% 2014 sebesar 21,65% yang berada pada interval 20,10% - 30% dalam katagori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa Dana Bagi Hasil Pajak dalam periode 2010, 2013, dan 2014 mampu meningkatkan sumbangan bagi pendapatan daerah dalam tingkat kontribusi. Namun nilai tingkat kontribusi pada periode 2011 sebesar 17,89% dan 2012 sebesar 16,99% berada pada interval 10,10% - 20% dalam katagori kurang yang menunjukkan Dana Bagi Hasil Pajak masih kurang untuk meningkatkan sumbangan bagi pendapatan daerah dalam tingkat kontribusi. Sedangkan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak pada Kabupaten Tabanan dilihat dari nilai rata-rata selama periode yaitu sebesar 0,31%. Menurut Tim Litbang Depdagri Fisipol UGM (1991) maka Dana Bagi Hasil Bukan Pajak kriterianya berada pada interval 0,00% - 10% yang tergolong sangat kurang. Nilai tingkat kontribusi pada periode 2010 sebesar 0,27%, 2011 sebesar 0,33%, 2012 sebesar 0,33%, 2013 sebesar 0,32%, dan 2014 sebesar 0,29% yang berada pada interval 0,00% - 10% dalam katagori sangat kurang. Hal tersebut menunjukkan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak masih sangat kurang untuk meningkatkan sumbangan bagi Pendapatan Daerah dalam tingkat kontribusi. Dana Bagi Hasil Pajak Kabupaten Tabanan yang dihitung berdasarkan rasio ekonomi, rasio efisiensi, dan rasio efektivitas dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Pajak Tahun Rasio Ekonomi (DBHP) Rasio Efisiensi Rasio Efektivitas ,79 65,77 150, ,57 144,32 74, ,22 52,76 70, ,64 44,32 67, ,45 57,96 62,24 Ratarata 153,73 73,03 85,09 Sumber: Lampiran 3. DBHP, DBHBP berdasarkan Value For Money Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa Dana Bagi Hasil Pajak pada Kabupaten Tabanan dilihat dari rasio ekonomis, rata-rata yang diperoleh selama periode tahun yaitu sebesar 153,73%. Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 1996, maka Dana Bagi Hasil Pajak kriterianya berada pada interval di atas 100% yang tergolong sangat ekonomis. Nilai rasio ekonomi pada periode 2011 sebesar 195,57%, 2012 sebesar 129,22%, 2013 sebesar 139,64%, dan 2014 sebesar 271,45% yang berada pada interval di atas 100% dalam katagori sangat 6
7 ekonomis. Hal tersebut menunjukkan bahwa Dana Bagi Hasil Pajak dalam periode mampu meningkatkan penerimaan bagi Pendapatan Daerah dalam rasio ekonomis dengan secara maksimal. Namun nilai rasio ekonomis pada periode 2010 yaitu sebesar 32,79% berada pada interval kurang dari 60% dalam katagori tidak ekonomis yang menunjukkan Dana Bagi Hasil Pajak belum mampu meningkatkan penerimaan dalam rasio ekonomis bagi Pendapatan Daerah. Berdasarkan rasio efisiensi, Dana Bagi Hasil Pajak pada Kabupaten Tabanan dilihat dari nilai rata-rata selama periode yaitu sebesar 73,03%. Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 1996, maka Dana Bagi Hasil Pajak kriterianya berada pada interval 60% - 80% yang tergolong efisien. Nilai rasio efisiensi selama periode 2012 sebesar 52,76%, 2013 sebesar 44,32%, dan 2014 sebesar 57,96% yang berada pada interval di bawah 60% dalam katagori sangat efisiensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa Dana Bagi Hasil Pajak dalam periode sangat mampu meningkatkan penerimaan bagi Pendapatan Daerah dalam rasio efisiensi. Nilai rasio efisiensi pada periode 2010 yaitu sebesar 65,77% berada pada interval 60%-80% dalam katagori efisien. Hal tersebut menunjukkan Dana Bagi Hasil Pajak mampu meningkatkan penerimaan dalam rasio efisien bagi Pendapatan Daerah. Namun nilai rasio efisiensi pada periode 2011 yaitu sebesar 144,32% berada pada interval di atas 100% dalam katagori tidak efisien yang menunjukkan bahwa Dana Bagi Hasil Pajak dalam periode 2011 belum mampu meningkatkan penerimaan bagi Pendapatan Daerah dalam rasio efisiensi. Berdasarkan rasio efektivitas, Dana Bagi Hasil Pajak pada Kabupaten Tabanan dilihat dari nilai rata-rata selama periode yaitu sebesar 85,09%. Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 1996, maka dana bagi hasil pajak kriterianya berada pada interval 80% - 90% yang tergolong cukup efektif. Nilai rasio efektivitas pada periode 2010 yaitu sebesar 150,65% yang berada pada interval di atas 100% dalam katagori sangat efektif. Hal tersebut menunjukkan bahwa Dana Bagi Hasil Pajak dalam periode 2010 mampu meningkatkan penerimaan bagi Pendapatan Daerah dalam rasio efektif dengan secara maksimal. Namun nilai rasio efektivitas pada periode 2011 sebesar 74,27%, 2012 sebesar 70,38%, 2013 sebesar 67,89%, dan 2014 sebesar 62,24% yang berada pada interval 60%- 80% dalam katagori kurang efektif yang menunjukkan bahwa Dana Bagi Hasil Pajak dalam periode belum mampu meningkatkan penerimaan bagi Pendapatan Daerah dalam rasio efektivitas. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Kabupaten Tabanan yang dihitung berdasarkan rasio ekonomi, rasio efisiensi, dan rasio efektivitas dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Tahun (DBHBP) Rasio Efektivitas , , , , ,20 Rata-rata 103,70 Sumber : Lampiran 3. DBHP, DBHBP berdasarkan Value For Money Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa rasio ekonomi, anggaran biaya dibandingkan dengan realisasi biaya dari Dana Bagi Hasil Bukan Pajak dan rasio efisiensi anggaran biaya dibandingkan dengan realisasi penerimaan dari Dana Bagi Hasil Bukan Pajaktidak mendapatkan hasil.hal tersebut dikarenakan dari Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Kabupaten Tabanan tidak terdapat nilai biaya-biaya. Namun dari Dana Bagi 7
8 Hasil Bukan Pajak hanya terdapat nilai penerimaan Bagi Hasil dari pemungutan pengusaha perikanan, dan Bagi Hasil cukai tembakau. Sehingga rasio ekonomi dan rasio efisiensi dilihat dari Dana Bagi Hasil Bukan Pajak yang menunjukkan belum mampu memenuhi biaya-biaya dan penerimaan bagi Pendapatan Daerah. PEMBAHASAN Berdasarkan rasio efektivitas, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak pada Kabupaten Tabanan dilihat dari nilai ratarata selama periode yaitu sebesar 103,70%. Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 1996, maka Dana Bagi Hasil Pajak kriterianya berada pada interval di atas 100% yang tergolong sangat efektif. Nilai rasio efektivitas pada periode 2011 sebesar 111,65%, dan 2012 sebesar 130,38% yang berada pada interval di atas 100% dalam katagori sangat efektif. Hal tersebut menunjukkan bahwa Dana Bagi Hasil Bukan Pajak dalam periode mampu meningkatkan penerimaan bagi Pendapatan Daerah dalam rasio efektif dengan secara maksimal. Nilai rasio efektivitas pada periode 2010 sebesar 96,27% dan 2013 sebesar 92,99% yang berada pada interval 90% - 100% dalam katagori efektif. Hal tersebut menunjukkan bahwa Dana Bagi Hasil Bukan Pajak dalam periode 2010 dan 2013 mampu meningkatkan penerimaan bagi Pendapatan Daerah dalam rasio efektivitas dengan secara maksimal. Namun nilai rasio efektivitas pada periode 2014 sebesar 87,20% berada pada interval 80% - 90% dalam katagori cukup efektif yang menunjukkan bahwa Dana Bagi Hasil Bukan Pajak dalam periode 2014 cukup mampu meningkatkan penerimaan bagi Pendapatan Daerah dalam rasio efektivitas. Berdasarkan analisis tingkat pertumbuhan bermanfaat untuk mengetahui perkembangannya dari tahun ke tahun. Rata-ratatingkat pertumbuhan dilihat dari Dana Bagi Hasil Pajak selama periode sebesar -15,81% yang bernilai negatif, dan dilihat dari rata-rata tingkat pertumbuhan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak selama periode sebesar -13,57% yang bernilai negatif. Analisis tingkat kontribusi yang telah dilakukan dapat digambarkan bahwa dilihat dari rata-rata Dana Bagi Hasil Pajak selama periode sebesar 20,07% berada pada katagori sedang, dan dilihat dari rata-rata Dana Bagi Hasil Bukan Pajak selama periode sebesar 0,31% berada pada katagori sangat kurang. Hasil rata-rata analisis rasio ekonomi dilihat dari Dana Bagi Hasil Pajak selama periode sebesar 153,73% berada pada katagori sangat ekonomis. Dilihat dari rata-rata rasio efisiensi Dana Bagi Hasil Pajak selama periode sebesar 73,03% berada pada katagori efisien. Serta dapat dilihat dari rata-rata rasio efektivitas Dana Bagi Hasil Pajak selama periode sebesar 85,09% berada pada katagori cukup efektif, dan dilihat dari ratarata Dana Bagi Hasil Bukan Pajak selama periode sebesar 103,70% berada pada katagori sangat efektif. PENUTUP Dari hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Rata-rata Tingkat Pertumbuhan Dana Bagi Hasil Pajak Daerah Kabupaten Tabanan selama periode sebesar -15,81% dan dilihat dari Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Daerah Kabupaten Tabanan selama periode sebesar - 13,57% yang secara umum dapat dikatakan kurang baik atau cenderung negatif. (2) Rata-rata Tingkat Kontribusi Dana Bagi Hasil Pajak terhadap Pendapatan Daerah Kabupaten Tabanan selama periode sebesar 20,07% yang berada pada kriteria sedang, dan dilihat dari Dana Bagi Hasil Bukan Pajak terhadap Pendapatan Daerah Kabupaten Tabanan selama periode sebesar 0,31% yang masih berada pada kriteria sangat kurang. (3) Berdasarkan value for money sebagai berikut: (a) rata-rata rasio ekonomis 8
9 dilihat dari Dana Bagi Hasil Pajak Daerah Kabupaten Tabanan selama periode sebesar 153,73% yang berada pada kriteria sangat ekonomis. (b) rata-rata rasio efisiensi dilihat dari Dana Bagi Hasil Pajak Daerah Kabupaten Tabanan selama periode sebesar 73,03% yang berada pada kriteria efisien. (c) rata-rata rasio efektivitas dilihat dari Dana Bagi Hasil Pajak Daerah Kabupaten Tabanan selama periode sebesar 85,09% yang berada pada kriteria cukup efektif, dan dilihat dari Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Daerah Kabupaten Tabanan selama periode sebesar 103,0% yang berada pada kriteria sangat efektif. Berdasarkan temuan hasil penelitian yang telah dibahas pada BAB IV dan dari penarikan beberapa simpulan di atas maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: (1) Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan diharapkan dapat meningkatkan penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak yang masih kecil nilai penerimaannya. Peningkatan Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak dapat dilakukan dengan meningkatkan penerimaan Bagi Hasil Pajak pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan sumber daya alam yang ada di Daerah Kabupaten Tabanan, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang baik. (2) Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan diharapkan dapat meningkatkan kontribusi Dana Bagi Hasil Pajak terhadap Pendapatan Daerah dari tingkat kontribusi sedang menjadi baik dan Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan juga diharapkan dapat meningkatkan kontribusi Dana Bagi Hasil Bukan Pajak yang masih sangat kurang terhadap Pendapatan Daerah. Peningkatan Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak terhadap Pendapatan Daerah dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai penerimaan Bagi Hasil Pajak pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan yang harus ditingkatkan lagi dari nilai penerimaan Bagi hasil sumber daya alam yang masih kurang di Daerah Kabupaten Tabanan, sehingga dapat meningkatkan kontribusi dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak terhadap Pendapatan Daerah menjadi yang lebih baik. (3) Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Daerah Kabupaten Tabanan diharapkan meningkatkan tingkat efisiensi Dana Bagi Hasil Pajak dari efisien menjadi yang lebih efisien. Dan selain itu juga Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Daerah Kabupaten Tabanan diharapkan dapat meningkatkan tingkat efektivitas yang cukup efektif menjadi yang lebih efektif. Peningkatan Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai penerimaan Bagi Hasil Pajak pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan yang harus ditingkatkan lagi dari nilai penerimaan Bagi Hasil sumber daya alam agar dapat berkembang menjadi lebih baik dan penerimaan dana yang didapat oleh Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Daerah Kabupaten Tabanan pun dapat menjadi lebih meningkat. DAFTAR RUJUKAN Abdul Halim, Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN. Azhari Aziz Samudra, Perpajakan Di Indonesia Keuangan, Pajak dan Retribusi Daerah.Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Badan Litbang Depdagri RI dan FISIPOL UGM, 1991, Pengukuran Kemampuan Keuangan Daerah Tingkat II Dalam Rangka Otonomi Daerah Yang Nyata Dan Bertanggung Jawab, Jakarta. 9
10 Departemen Dalam Negeri. Keputusan Mentri Dalam Negeri. Nomor Tentang Pedoman Penilaian dan Kinerja Keuangan. Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan Data Rekapitulasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan. Tabanan. Rahardjo Adisasmita, 2013, Teori-Teori Pembangunan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu Republik Indonesia. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah. Rukmana, Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riu. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentangpemerintahan Daerah. Undang-undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan AntaraPemerintah Pusat dan Pemerintah daerah. Undang-undang Republik Indonesia, Nomor, 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Undang-undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan AntaraPemerintah Pusat dan Pemerintah daerah. Widjaja, HAW Otonomi Daerah dan Daerah Otonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 10
ANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BERDASARKAN VALUE FOR MONEY AUDIT ATAS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TAHUN
ANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BERDASARKAN VALUE FOR MONEY AUDIT ATAS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TAHUN 2007-2011 I Desak Made Ita Purnamasari, I Wayan Suwendra, Wayan Cipta
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DAERAH PROVINSI MALUKU
PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DAERAH PROVINSI MALUKU Asmaria Latuconsina Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka, Ambon ABSTRACT This study aims to find out the performance
Lebih terperinciKONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN
ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume II, No. 1, April 2015, h. 31-40 KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH ANALISA KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN
ARTIKEL ILMIAH ANALISA KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2009-2013 Disusun oleh : Amanda Rizka Hendyta 128694038 S1 Akuntansi 2012 A FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 1. Penggunaan Anggaran Belanja yang tercantum dalam APBD Kabupaten Manggarai tahun anggaran 20102014 termasuk kategori
Lebih terperinciEFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SERANG (TAHUN ANGGARAN )
EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SERANG (TAHUN ANGGARAN 2009-2013) Nugrahini Kusumawati 1, Siti Saroh 2 1, 2 Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi
Lebih terperinciANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI ERA OTONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN
733 ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI ERA OTONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN I Gusti Ngurah Suryaadi Mahardika 1 Luh Gede Sri Artini 2 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud),
Lebih terperinciANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD
ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD 2009-2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA DENPASAR DALAM PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL, RESTORAN, DAN HIBURAN TAHUN
EVALUASI KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA DENPASAR DALAM PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL, RESTORAN, DAN HIBURAN TAHUN 2008-2012 Devi Yustri Yeni 1 Putu Ery Setiawan 2 1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH (STUDI KASUS DI DPPKA KOTA SURAKARTA)
ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH (STUDI KASUS DI DPPKA KOTA SURAKARTA) Oleh : R. Waita Ningrum, Endang Masitoh dan Riana
Lebih terperinciKONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN KARANGASEM TAHUN
KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2011-2015 Ni Nengah Desi Lasari Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha
Lebih terperinciPERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG
ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2 (2014): 266-279 PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG I
Lebih terperinciANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak
ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Tingkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Desentralisasi Fiskal a. Defenisi Desentralisasi Menurut UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 1 ayat 7 dan UU No 33 tentang Perimbangan
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan
Analisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan Samalua Waoma Program Studi Akuntansi STIE Nias Selatan Kabupaten Nias Selatan samaluawaoma@gmail.com Abstract Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari. penelitian ini adalah:
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Analisis Kinerja Pendapatan. a Kinerja pendapatan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN (TAHUN ANGGARAN )
1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN (TAHUN ANGGARAN 2009-2013) Sonia Fambayun soniafambayun@gmail.com Universitas Negeri Surabaya ABSTRACT This purpose
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PAJAK DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PAJAK DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Devy Octaviana S Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Lebih terperinciProgram Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta 1) 2)
ANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN, DAN ASET KOTA SURAKARTA DALAM PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL, RESTORAN, DAN HIBURAN TAHUN 2009 2014 BERDASARKAN KONSEP VALUE FOR MONEY Diyah Astuti Permatasari
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DAN TREND PADA PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG TAHUN ANGGARAN
ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DAN TREND PADA PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG TAHUN ANGGARAN 2004-2013 Anjar Nora Vurry, I Wayan Suwendra, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan
Lebih terperinciNama : Rizka Novri Hardiyanti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dyah Mieta Setyawati, SE.,MMSI
ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI PERIODE 2013-2015 Nama : Rizka Novri Hardiyanti NPM : 27213900 Jurusan
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN JAYAPURA
ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN JAYAPURA La Ode Abdul Wahab 1 jurnalmkd@gmail.com Siti Rofingatun 2 sitiro@yahoo.co.id Balthazar Kreuta 3 kreutabalthazar@gmail.com Abstract The
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak yang dialami oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Krisis multidimensi yang melanda Indonesia memberi dampak bagi upaya peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak yang dialami oleh masyarakat
Lebih terperinciANALISIS REALISASI KINERJA KEUANGAN DISPENDA KABUPATEN BADUNG BERDASARKAN VALUE FOR MONEY TERHADAP PHR TAHUN
ANALISIS REALISASI KINERJA KEUANGAN DISPENDA KABUPATEN BADUNG BERDASARKAN VALUE FOR MONEY TERHADAP PHR TAHUN 2008-2012 Ni Made Vitri Udhiyani1, Made Ary Meitriana1, Anjuman Zukhri2 Jurusan Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciEVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SETELAH PENETAPAN UU NO
EVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SETELAH PENETAPAN UU NO. 28 TAHUN 2009 SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2010-2014) PUBLIKASI ILMIAH
Lebih terperinciANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ISNAWATI Pembimbing: Prof. Dr. H. Mulyadi. Sy.P,MBA,MM & E.Y Suharyono, SE.,Msi ( Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda) Isna.sigma@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN KLATEN TAHUN
Analisi Kinerja Keuangan... (Bahrun Assidiqi) 1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN KLATEN TAHUN 2008-2012 FINANCIAL PERFORMANCE ANALISYS OF KLATEN REGENCY
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG
ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG RELIZATION OF HOTEL TAX EFFECTIVITY ANALYSIS AND ITS CONTRIBUTION INTO
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN
ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2011-2016 Yunita Dwi Puspita, Hj. Nur Hidayati, SE.,MM & Junaidi, SE.,M.SA Fakultas Ekonomi,
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi Pada Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan
Lebih terperinciEVALUASI REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN
EVALUASI REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007-2011 Naskah Publikasi Disusun oleh : ARI WIDIYANTO B 200 080 227 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat, dikarenakan tingkat kebutuhan tiap daerah berbeda. Maka
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Realitas menunjukkan tidak semua daerah mampu untuk lepas dari pemerintah pusat, dikarenakan tingkat kebutuhan tiap daerah berbeda. Maka dalam kenyataannya,
Lebih terperinciUIN MALIKI MALANG ABSTRACT
Analisis Perbandingan Pajak Daerah Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009 (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten
Lebih terperinciKONTRIBUSI PAJAK HIBURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN PAMEKASAN ACMARUL FAJAR. Universitas Madura
KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN PAMEKASAN ACMARUL FAJAR Universitas Madura ABSTRACT The government can collect entertainment taxes
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan Pemerintah Daerah di Indonesia sejak tahun 2001 memasuki era baru yaitu dengan dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah ini ditandai dengan
Lebih terperinciANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BATAM. Hikmah. Universitas Putera Batam
P a g e 158 ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BATAM Hikmah Universitas Putera Batam e-mail: hikmahupb@gmail.com ABSTRACT This study aims to
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI ERA OTONOMI DAERAH: STUDI PADA KOTA MANADO (TAHUN )
ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI ERA OTONOMI DAERAH: STUDI PADA KOTA MANADO (TAHUN 2010-2014) ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF FINANCIAL MANAGEMENT AND DEGREE
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data
46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data sekunder yang ditunjang dengan studi kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA KABUPATEN DAIRI SAHALA PURBA DAN RUTHMANA CHIRISTIN HUTABARAT ABSTRACT This study aims to analyze the Financial Performance of Dairi District Government
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur Ratna Wulaningrum Politeknik Negeri Samarinda Email: ratna_polsam@yahoo.com ABSTRACT The purpose of this study is to determine the
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH PERIODE Oleh: WENING WILANTARI B
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH PERIODE 2012-2014 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya,
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO
ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY ANALYSIS OF BUDGETING OF DEVELOPMENT PLANNING AGENCY
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH BOJONEGORO DAN JOMBANG TAHUN
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH BOJONEGORO DAN JOMBANG TAHUN 2010-2014 JAENURI PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tuban Email: Jaenuriumm12@gmail.com Abstract The research is aimed to find
Lebih terperinciPande Kadek Yuda Mahardika. Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.
PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (STUDI PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN GIANYAR PERIODE TAHUN 2011-2014) Pande Kadek Yuda Mahardika Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN DINAS PENDAPATAN DAERAH DALAM MENGUKUR EFEKTIVITAS PENDAPATAN ASLI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR
Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DINAS PENDAPATAN DAERAH DALAM MENGUKUR EFEKTIVITAS PENDAPATAN ASLI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR Muhammad
Lebih terperinciANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Kediri)
ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Kediri) Sisca Yulia Murpratiwi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN
ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN Jaya Kusuma Edy 1), Wahyu Rohayati 2) 1) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi, 2)
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI
EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI Oleh: Muhammad Alfa Niam Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri,Kediri Email: alfa_niam69@yahoo.com
Lebih terperinciJURNAL ASET (AKUNTANSI RISET)
JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 9 (2), 2017, 73-80 Published every June and December JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) ISSN:2541-0342 (Online). ISSN:2086-2563 (Print). http://ejournal.upi.edu/index.php/aset
Lebih terperinciW. Adawiyah, I. C. Kusuma Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 17 ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS SUMBER-SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, pemerintah memberikan kesempatan untuk menyelenggarakan otonomi daerah dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciOleh: Vita Amaliah Hakim Pembimbing: Iman Pirman Hidayat, SE.,M.Si.,Ak R. Neneng Rina A.,SE.,MM. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TASIKMALAYA (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya) Oleh: Vita Amaliah Hakim 093403056
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rendahnya kemampuan dalam menggali sumber-sumber pendapatan yang sah. Selama ini, selain disebabkan oleh faktor Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan yang disebabkan
Lebih terperinciKemampuan anggaran pendapatan desa: studi komparatif pada Desa Tanjung Mulia dan Desa Ujung Tanjung di Kecamatan Bahar Selatan Kabupaten Muaro Jambi
Kemampuan anggaran pendapatan desa: studi komparatif pada Desa Tanjung Mulia dan Desa Ujung Tanjung di Kecamatan Bahar Selatan Kabupaten Muaro Jambi Andri Apriyanto; Parmadi; Erni Achmad Prodi Ekonomi
Lebih terperinciPENGARUH DESENTRALISASI BPHTB TERHADAP PENERIMAAN DAERAH KABUPATEN BADUNG. Komang Yogi Wirasatya Made Yenni Latrini
PENGARUH DESENTRALISASI BPHTB TERHADAP PENERIMAAN DAERAH KABUPATEN BADUNG Komang Yogi Wirasatya Made Yenni Latrini 1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia email: yogi.wirasatya@yahoo.com
Lebih terperinciOleh: Uyik Retnaning Sayekti Politeknik Kediri. Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah, Tingkat Kemandirian, Efektifitas dan Efisiensi
VOL. 5 NO. 2 OKTOBER 216 ANALISIS TINGKAT KEMANDIRIAN, EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPPKAD) DI PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah (PAD) dibandingkan dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Menurut Halim (2007:232) kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah (PAD) dibandingkan dengan pendapatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu metode penelitian yang menggambarkan dan membahas yang diteliti,
Lebih terperinciAnalisis Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Timur
Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Timur 1 Yani Rizal Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Samudra Langsa Aceh e-mail: yanirizal@unsam.ac.id Abstrak Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. Puspitasari dkk (2016) menjelaskan bahwa 1. Proses pemungutan Pajak
BAB II 1. Penelitian Terdahulu Tinjauan Pustaka Puspitasari dkk (2016) menjelaskan bahwa 1. Proses pemungutan Pajak Parkir di Kota Malang telah dilaksanakan dengan baik. Proses pemungutan telah dilaksanakan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri)
EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri) Ayu Wulansari Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Univ. Islam Kadiri ABSTRAK Pemerintah daerah
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KAUR
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KAUR Muhammad Zuhri Ahmad Soleh Fakultas Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu ABSTRAK Muhammad Zuhri dan Ahmad Soleh; Salah satu dampak positif dari
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DILIHAT DARI RASIO PENDAPATAN PADA APBD
ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DILIHAT DARI RASIO PENDAPATAN PADA APBD NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Halim (2001) adalah penerimaan yang diperoleh daerah
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PALEMBANG
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PALEMBANG Disusun untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Terapan ( D-IV ) Akuntansi Sektor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu suatu metode yang menfokuskan pada pemecahan
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA
ANALISIS EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2009-2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: ISMIRANTI
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN ANGGARAN
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN ANGGARAN 2009-2013 Nur Habibah S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya nurhabibah.rifqi@gmail.com Abstact
Lebih terperinciANALISIS POTENSI, EFEKTIVITAS, DAN EFISIENSI RETRIBUSI PARIWISATA SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN
ANALISIS POTENSI, EFEKTIVITAS, DAN EFISIENSI RETRIBUSI PARIWISATA SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011 2015 Danyanto 1) Suharno 2) Bambang Widarno 3) 1, 2, 3) Program
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kediri)
EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kediri) Renaldo Putra Pratama Muhammad Saifi Zahro ZA Fakultas Ilmu
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN DTSS PENGELOLAAN TRANSFER DANA KE DAERAH
MATA PELAJARAN : PRINSIP-PRINSIP DASAR DESENTRALISASI FISKAL : 6 JAMLAT @ 45 MENIT meningkatkan kompetensi kinerja mereka setelah memahami prinsip-prinsip dasar desentralisasi fiskal dan Kebijakan Transfer
Lebih terperinciBrian Sagay, Kinerja Pemerintah Daerah KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN MINAHASA SELATAN
KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh : Brian Sagay Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menganalisis atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif. Menurut Sugiyono (2009: 207) metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN BANJAR
JIEB (ISSN : 2442-4560) available online at : ejournal.stiepancasetia.ac.id ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN BANJAR Fariz Syahidi Dinas Bina Marga Dan Sumber
Lebih terperinciKONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ABSTRACT
KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA Oleh : Hardis Muhammad, Ec. Elfreda A. Lau, Heriyanto 3. Universitas 7 Agustus 945 Samarinda ABSTRACT The problem in this study
Lebih terperinciKONSTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN PAMEKASAN
KONSTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN PAMEKASAN R. Agoes Kamaroellah (Jurusan Ekonomi & Bisnis Islam STAIN Pamekasan, Email: agoeskamaroellah.stain@gmail.com) Abstrak:
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KERINCI DAN KOTA SUNGAI PENUH
ANALISIS PERBANDINGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KERINCI DAN KOTA SUNGAI PENUH AFDHAL CHATRA 1, ARGA SUWITRA 2 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci 1,2 afdhalchatra@gmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BUNGO MISNI ERWATI*) MUHAMMAD RIZKI FAJRI**)
ANALISIS KINERJA PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BUNGO MISNI ERWATI*) MUHAMMAD RIZKI FAJRI**) *) Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi **) Alumni Jurusan Akuntnsi FEB Universitas
Lebih terperinciANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)
ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN Haryani 1*) 1) Dosen FE Universitas Almuslim Bireuen *) Haryani_68@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk menganalisis
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Pajak Bumi dan Bangunan tergolong sangat efektif dengan kontribusi sebesar 118,2%,
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Efektivitas Pajak Daerah. Pajak Bumi dan Bangunan tergolong sangat efektif dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan bagian penting dari pembangunan nasional. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari terwujudnya
Lebih terperinciIsfatul Fauziah Achmad Husaini M. Shobaruddin
ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MALANG (STUDI PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN MALANG) Isfatul
Lebih terperinciOPTIMALISASI APBD DALAM PERSPEKTIF PERFORMANCE BUDGET
73 OPTIMALISASI APBD DALAM PERSPEKTIF PERFORMANCE BUDGET Eko Syafputro dan Mariaty Ibrahim FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Optimizing the
Lebih terperinciANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN DALAM PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL, RESTORAN, DAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR
ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3. (2015): 647-662 ANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN DALAM PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL, RESTORAN, DAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR Ni Luh Candrawati 1
Lebih terperinciKeywords: Local Revenue, Local Taxes, effectivity and Contributions
1 ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PALEMBANG Oleh : Elbi Kusdianto Fakultas Ekonomi, Jurusan
Lebih terperinciDaftar Referensi. Halim, Abdul Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Edisi Revisi. Yogyakarta: (UPP) AMP YKPN.
Daftar Referensi Fitry, Kurniawaty. 2014. Dampak Pengalihan Pengelolaan PBB-P2 Terhadap Penerimaan PBB Kelurahan Cinta Raja Kecamatan Sail Kota Pekanbaru. Jurnal. Pekan Baru : Fakultas Ekonomi, Kampus
Lebih terperinciAnalisis Kontribusi Retribusi Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Malang
Analisis Kontribusi Retribusi Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Malang Rahmawati Widya Putri Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Email: rmwtwidyap@gmail.com Abstract This study aims
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan bertujuan untuk menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik. Sejalan dengan perkembangan era globalisasi, nampaknya pembangunan yang merata pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan pemerintahan daerah dapat terselenggara dengan baik karena adanya beberapa faktor sumber daya yang mampu menggerakkan jalannya organisasi pemerintah daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal bukan konsep baru di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal bukan konsep baru di Indonesia. Perjalanan reformasi manajemen keuangan daerah dapat dilihat dari aspek history yang dibagi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memasuki era baru tata pemerintahan sejak tahun 2001 yang ditandai dengan pelaksanaan otonomi daerah. Pelaksanaan otonomi daerah ini didasarkan pada UU
Lebih terperinciANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH DI KOTA TARAKAN TAHUN
ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH DI KOTA TARAKAN TAHUN 2010-2015 Oleh: Febby Randria Ramadhani Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Muhammadiya Malang Email: febby.randria@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan. Otonomi daerah memberikan kesempatan yang luas kepada daerah untuk berkreasi dalam meningkatkan
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN DAERAH SEBAGAI PENILAIAN KINERJA (Studi pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Semarang)
ANALISIS RASIO KEUANGAN DAERAH SEBAGAI PENILAIAN KINERJA (Studi pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Semarang) Fitri Umi Hanik, Tutik Dwi Karyanti Jurusan Akuntansi, Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang membawa kepada
Lebih terperinciKeyword : the revenue of Motor Vehicle Tax and Customs of Motor Vehicle, regional development fund, Contribution
ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN BAGI HASIL PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN UNTUK DANA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MALANG PERIODE -. Fiqih Pradana Mochammad Al Musadieq Zahro ZA (PS Perpajakan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2.1.1 Pengertian dan unsur-unsur APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada hakekatnya merupakan salah satu instrumen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2.1.1 Pengertian dan unsur-unsur APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada hakekatnya merupakan salah satu instrumen
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH PERIODE
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH PERIODE 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Lebih terperinci