BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, Instrumen dan Pengumpulan Data, dan Teknik Pengolahan Data.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, Instrumen dan Pengumpulan Data, dan Teknik Pengolahan Data."

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini uraian difokuskan pada: Metode Penelitian, Lokasi dan Subjek Penelitian, Instrumen dan Pengumpulan Data, dan Teknik Pengolahan Data. A. Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan Model Computer Assisted Language Learning (CALL) untuk meningkatkan kompetensi vocabulary siswa dalam pembelajaran speaking pada mata pelajaran bahasa Inggris di jenjang MTsN. Sehubungan dengan itu, pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R & D), dengan mengacu pada langkah-langkah yang dikemukakan oleh Borg & Gall (1979:626), dalam bukunya "Educational Research". Langkah-langkah tersebut secara umum diuraikan sebagai berikut: 1. Research and information collecting atau penelitian dan pengumpulan informasi, yang termasuk di dalamnya review literature serta observasi yang dilakukan di kelas. 2. Planning (perencanaan), termasuk di dalamnya menentukan tujuan, menetapkan urutan pembelajaran, dan uji kemungkinan dalam skala yang kecil/terbatas. 3. Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk produk pendahuluan, yang di dalamnya mencakup persiapan materi pembelajaran, dan bahan ajar yang digunakan dan evaluasi. 4. Prelimenary field testing atau uji coba pendahuluan dengan melibatkan sekolah dalam jumlah terbatas (satu hingga tiga sekolah). Pada bagian ini dilakukan analisis data berdasarkan angket subjek penelitian, hasil wawancara, dan observasi.

2 5. Main product revision (revisi terhadap produk utama), yang dalam hal ini didasarkan atas hasil uji coba pendahuluan. 6. Main field testing yang berarti uji coba utama, dengan melibatkan sekolah dalam jumlah yang lebih banyak. Data kuantitatif beropa pretest dan posttest. Untuk hal kegiatan ini apabila memungkinkan hasil tersebut dibandingkan dengan kelompok kontrol. 7. Operational product revision yaitu berupa revisi atau kajian ulang terhadap produk-produk operasional yang dilakukan berdasarkan pada hasil uji coba utama. 8. Operasional field testing adalah uji coba operasional, yang melibatkan sekolah dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Selanjutnya pada Iangkah ini dikumpulkan data angket, observasi, dan hasil wawancara untuk kemudian dianalisis. 9. Final product revision artinya revisi terakhir pada bagian produk yang dihasilkan, dengan berdasarkan pada hasil uji coba operasional pada sekolahsekolah tersebut. 10. Dissemination and distribution atau disseminasi dan distribusi, dimana pada Iangkah ini dilakukan penyebarluasan dengan monitoring sebagai kontrol terhadap kualitas produk. Dengan berpedoman pada langkah-langkah di atas, maka berikut ini adalah penjelasan prosedur penelitian dan pengembangan dalam bentuk bagan pengembangan model CALL untuk meningkatkan kompetensi vocabulary siswa dalam pembelajaran speaking.

3 MULAI PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA AWAL - Penelitian dan pengumpulan data awal - Penyusunan proposal penelitian - Penyusunan hasil penelitian pendahuluan PERENCANAAN - Perencanaan materi pembelajaran - Perencanaan produk PEMBUATAN PRODUK AWAL - Produksi CD ROM Pembelajaran UJI COBA AWAL EVALUASI TEMAN SEJAWAT EVALUASI TEMAN SEJAWAT 1. Evaluasi teman sejawat - Pendidikan computer - Komunikasi visual - Teknologi informasi 2. Evaluasi pakar - Pendidikan computer - Komunikasi visual - Teknologi informasi PERBAIKAN PRODUK AWAL UJI COBA AWAL UJI COBA TERBATAS PERBAIKAN PRODUK UJI COBA LUAS 1. Uji coba terbatas pada MTsN Ciruas terhadap siswa 2. Uji coba lebih luas Pada 114 siswa di tiga sekolah yaitu : MTsN Cikeusal, MTsN Padarincang dan MTsN Serang PERBAIKAN PRODUKSI OPERASIONAL EVALUASI PRAKTISI HASIL AKHIR - Perbaikan produk - Evaluasi praktisi 1. Pendidikan computer 2. Komunikasi visual 3. multimedia Bagan 3.1 Tahapan Penelitian dan Pengembangan Pembelajaran CALL

4 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Computer Assisted Language Learning (CALL) secara lebih rinci prosedur tahapan proses dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Awal. Dalam tahap ini dilakukan identifikasi perkiraan kebutuhan, mempelajari literatur dan meneliti dalam skala kecil. 2. Perencanaan. Setelah mempelajari literatur selengkapnya dan memperoleh informasi yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah merencanakan pembuatan produk. Aspek yang penting dalam perencanaan adalah peryataan tujuan yang harus dicapai pada produk yang akan dikembangkan. 3. Pembuatan Produk Awal. Setelah inisiasi dalam perencanaan lengkap, langkah utama dalam tahapan R&D adalah membuat bentuk awal produk pembelajaran yang dapat diuji coba Dalam tahap pengembangan produk ini termasuk pembuatan instrument untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna. Sebelum uji coba dilaksanakan, diperlukan tanggapan dan saran dari teman sejawat dalam bidang yang berkaitan yaitu pendidikan komputer, komunikasi visual dan teknologi informasi 4. Uji Coba Awal. Setelah produk awal selesai dilakukan uji coba awal yaitu evaluasi pakar yang berkaitan dengan bidang pendidikan komputer, komunikasi visual, dan teknologi informasi.

5 5. Perbaikan Prodnk Awal. Setelah dilakukan uji coba awal, tahap berikutnya adalah perbaikan produk sesuai dengan data yang diperoleh dari uji coba awal. Saran dari pakar digunakan untuk menyempurnakan produk. 6. Uji Coba Lapangan. Setelah produk awal diperbaiki sesuai dengan saran dari pakar pendidikan komputer, komunikasi visual dan teknologi informasi, dilaksanakan uji coba lapangan untuk mendapatkan evaluasi atas produk. Kuesioner dibuat untuk mendapatkan umpan balik dari siswa dan guru bahasa Inggris dan TIK. Wawancara mendalam dilakukan terhadap beberapa orang siswa selama dalam tahap uji coba. 7. Perbaikan Produk Operasional. Setelah dilakukan uji coba lapangan, tahap berikutnya adalah mempelajari apakah produk pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan yang ditentukan sebelumnya. Data yang diperoleh pada uji coba tersebut dianalisis, dan pengembang melakukan perbaikan yang diperlukan. Perbaikan Produk Operasional yang menghasilkan tutorial pembelajaran dalam bentuk CD-ROM dan dapat digunakan oleh siswa untuk belajar bahasa Inggris. Tahap ke-8 Uji Coba Operasional, Tahap ke-9 Perbaikan Produk Akhir, dan Tahap ke-10 Deseminasi Nasional tidak dilakukan. Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada tahap ke-1 sampai tahap ke-7, sesuai dengan kebutuhan pada materi pelajaran bahasa Inggris di MTsN.

6 B. Lokasi das Subjek Penelitian Produk dari pengembangan model CALL dalam pembelajaran bahasa Inggris ini, diharapkan akan menjadi bahan rujukan bagi pelaksanaan pembelajaran speaking di MTsN, khususnya di wilayah Serang. Merujuk pada tujuan penelitian, maka penentuan sekolah sebagai lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan cara non-probability sampling, dimana pengambilan sampel dari populasi, ditentukan oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan, atau tidak menggunakan dasar peluang. (Sudjana. 2001: 85). Salah satu teknik pengambilan sample yang dilakukan adalah teknik purposive dengan mempertimbangkan letak dan lokasi sekolah serta kelompok sekolah. Dalam hal ini untuk memenuhi keterwakilan diambil 4 (empat) sekolah dari sejumlah 7 MTsN yang ada, yaitu sekolah dengan kriteria Baik. Mengacu pada permasalahan dan ruang lingkupnya, maka yang dijadikan subyek penelitian pada uji coba terbatas model adalah guru bahasa Inggris dan siswa kelas VII (Tujuh) pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciruas Kabupaten Serang, sebagai sekolah rintisan ICT School Model Tahun Pelajaran 2009/2010. Selanjutnya untuk keperluan uji coba model secara lebih luas ditetapkan 3 (tiga) sekolah yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota Serang, dengan mempertimbangkan karakteristik, homogenitas dan heterogenitas hasil studi pendahuluan.

7 Berikut adalah daftar sekolah yang menjadi subjek penelitian Tabel 3.1 Daftar Subjek Penelitian untuk Uji Coba Model Klasifikasi dan Sekolah dan Keterangan / Kriteria Lokasi Keperluan Baik MTsNCiruas Uji Coba Terbatas Baik MTsN Serang Uji Coba Luas Cukup MTsN Padarincang Uji Coba Luas Kurang MTsN Cikeusal Uji Coba Luas Lebih jauh lagi, penelitian ini difokuskan pada hal-hal sebagai berkut: a. Siswa yang diteliti pada uji terbatas ini adalah siswa pada kelas VTI MTsN Ciruas Kabupaten Serang. Hal ini dilakukan berdasarkan pada pertimbangan bahwa sekolah tersebut merupakan sekolah tumbuh yang potensial, dimana pada saat ini sedang melaksanakan program rintisan ICT School Model yang manajemen operasionalnya dibantu dan diawasi oleh Kandepag Kabupaten/Kota Serang serta Kanwil Depag Provinsi Banten. b. Siswa yang diamati pada uji lapangan untuk skala yang lebih luas pada penelitian ini adalah siswa kelas VII pada 3 (tiga) MTsN di Wilayah Serang dengan mempertimbangkan klasifikasi dan karakteristik sekolah, termasuk letak dan lokasi sekolah, yaitu pada MTsN Cikeusal Kabupaten Serang. Uji coba lapangan selanjutnya dilakukan di MTsN Padarincang Kabupaten Serang. Pada uji coba dalam lingkup yang lebih luas ini juga dilaksanakan di sekolah potensial dan unggulan daerah yaitu MTsN Serang Kota Serang.

8 Sebelum instromen ini digunakan terlebih dahulu dikonsultasikan substansi maupun efektifitasnya, dan selanjutnya dilakukan peniiaian serta rekomendasi keterpakaiannya dari dosen pembimbing serta pakar pendidikan. Berdasaikan konsultasi dan dari basil peniiaian terhadap instrumen tersebut diperoleh beberapa perbaikan dan sekaligus direkomendasikan seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Hasil Penilaian Instrumen Penelitian No Instrumen Perbaikan dan Rekomendasi 1 Pedoman Wawancara untukguru 2 Pedoman Wawancara untuk Siswa Angket untuk Guru Angket untuk Siswa 3 4 Substansi tidak terlalu Iuas dan lebih fokus pada pembelajaran Bahasa Inggris, dan implementasinya. Pedoman diganti Panduan. Pertanyaan lebih sederhana agar mudah dimengerti, terarah pada substansi masalah. Pertanyaan lebih singkat, tidak menimbulkan keraguan jawaban. Ada pertanyaan tingkat motivasi dan beri opsi jawaban pendapat guru Pilihan jawaban agar lebih jelas dan singkat C. Instrumen dan Pegumpulan Data Model pembelajaran Computer Assisted Langauage Learning (CALL) akan diterapkan pada subyek penelitian sebagai sumber data selama tahap evaluasi teman sejawat, uji eoba awal, uji coba terbatas, uji coba luas, dan evaluasi dari praktisi. Tahap pertama adalah evaluasi dari teman sejawat yang dilakukan selama produksi hampir selesai. Uji coba awal berupa evaluasi pakar yang memiliki disiplin ilmu pendidikan komputer, komunikasi visual dan teknologi informasi. Pada tahap uji coba terbatas diterapkan model pembelajaran dengan komputer. Setelah mendapatkan data dan umpan balik, dilakukan perbaikan atas model tersebut. Selanjutnya dilakukan uji coba luas terhadap produk yang telah diperbaiki. Tahap terakhir adalah evaluasi dari praktisi yang memiliki disipiin dan keterampilan sesuai dengan produk, yaitu pendidikan komputer, komunikasi visual

9 dan multimedia. Pengumpulan data dilakukan dengan wawaneara dan kuesioner, dengan rincian sebagai berikut: 1. Kuesioner. Kuesioner menggunakan pertanyaan open ended untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat yang mendukung teori, informasi kebutuhan untuk pengembangan model, informasi apakah siswa dapat melakukan perintah yang terdapat dalam model pembelajaran Computer Assisted Language Learning (CALL), serta penilaian atas kualitas model pembelajaran yang dikembangkan. 2. Wawaneara. Dalam penelitian dilakukan wawaneara dengan pertanyaan open ended sehingga responden dapat memberikan informasi yang tidak terbatas dari berbagai perspektif. Wawaneara mendalam diperlukan untuk memperoleh data tentang proses belajar vocabulary dalam pembelajaran speaking. Semua wawancara dibuat transkrip dan disimpan dalam dokumen teks. 3. Pengamatao. Pangamatan untuk memperoleh data tentang proses dan pembelajaran speaking di dalam laboratorium komputer. Pengamatan memerlukan ketelitian untuk mendengarkan dan perhatian yang hati-hati dan terinci pada apa yang dilihat. Tahap perencanaan dan pengembangan model serta uji coba lapangan dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan (Action Research).

10 Dalam pelaksanaanya penelitian tindakan ini dilakukan mengikuti langkahlangkah menurut teori Kemmis dan Mc Taggart (Hopkins, 1993), yang terdiri atas: 1. Perencanaan (Plan) 2. Pelaksanaan (Act) 3. Pengamatan (Observe) 4. Refleksi (reflect). Kegiatan pada komponen-komponen tahap penelitian tersebut adalah berupa siklus, dimana antar tahap satu dengan lainnya saling berkaitan secara berkesinambungan. Adalah juga menjadi tolak ukur untuk kelanjutan penelitian ini. Adapun siklus penelitian tersebut digambarkan seperti pada bagan dibawah ini: Orientasi Reflect Act Observe Dst Revised Plan Reflect Act Observe

11 Bagan 3.2 Model Siklus Penelitian Tindakan (Diadopsi dari Model Spiral Kemmis &Taggart) Prosedur kegiatan pada penelitian tindakan ini dilaksanakan sebagai langkahlangkah penelitian untuk mendeskripsikan mengenai proses pembelajaran CALL melalui beberapa putaran kegiatan sampai diperoleh kondisi stabil. Mengenai tahapan komponen penelitian tindakan ini lebih jelas didesknpsikan sebagai berikut: a. Tahap orientasi, yaitu dilakukan sebagai studi pendahuluan sebelum pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini meliputi pengamatan lingkungan, kegiatan pembelajaran, wawancara dengan stakeholders di MTsN. b. Pada perencanaan (plan), yaitu kegiatan menyusuhan rencana tindakan yang akan dilakukan di MTsN kelas VII. Pada tahap ini dilaksanaan observasi terhadap pokok bahasan, buku sumber, tempat dan waktu pelaksanaan, persiapan pembelajaran, kriteria penilaian, dan fasilhas yang digunakan. c. Tahap pelaksanaan / tindakan (act), yaitu implementasi kegiatan pembelajaran speaking di kelas VII MTsN, dengan model CALL yang direncanakan dalam tiga siklus pembelajaran, dimana pada siklus ke-empat diharapkan pembelajaran tersebut berada pada kondisi stabil

12 d. Berkenaan dengan implementasi, maka dilakukan pengamatan (observe), yaitu kegiatan dalam mengenali, mengamati, dan mendokumentasikan (mencatat /merekam) proses, pengaruh, dan hasilnya. e. Tahap terakhir dari siklus adalah refleksi (reflect), yaitu menganalisis rencana yang belum terlaksana dan telah dilaksanakan secara terpadu antara objek dan subjek kegiatan untuk ditindaklanjuti pada siklus berikutnya. D. Teknik Pengolahan Data Seperti uraian di atas bahwa penelitian ini difokuskan pada tiga tahapan proses, yaitu studi pendahuluan, perencanaan dan pengembangan model, serta uji coba draff model yang mencakup uji lapangan pada skala terbatas dan uji lapangan pada skala yang lebih luas, dengan melakukan pengujian pada tingkat efektivitas model pembelajaran yang dikembangkan. Data yang diperoleh pada tahap studi pendahuluan ini meliputi sejumlah dokumen yang terkait dengan program pembelajaran seperti: silabus mata pelajaran, program tahunan, program semester, kriteria ketuntasan minimal, rencana pelaksanaan pembelajaran. Data yang diperoleh melalui kuesioner yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan pembelajaran sebelum uji coba model meliputi: kondisi objektif guru, siswa, dan faktor-faktor pendukung maupun penghambat implementasi pembelajaran speaking dengan pendekatan CALL. Selanjutnya data tersebut diahalisis dalam bentuk paparan naratif melalui beberapa tahap berikut : 1. berdasarkan hasil analisis dokumen, dipilih materi pembelajaran yang akan dikembangkan dalam model. 2. mengklasiftkasi data hasil angket (kuesioner) agar sesuai konteksnya yaitu

13 data yang berkaitan dengan kondisi objektif pelaksanaa pembelajaran saat ini dan setelah pengembangan model, serta faktor pendukung maupun penghambat dalam implmentasi model pembelajaran speaking dengan pendekatan CALL. Sejumlah data yang diperoleh pada tahap uji coba terbatas serta uji coba pada skala lebih luas antara lain meliputi: 1. hasil observasi pelaksanaan pembelajaran speaking yang dilakukan oleh guru. 2. skala penilaian pelaksanaan model pembelajaran CALL. 3. tes hasil belajar siswa, dimana data tersebut dianaiisis melalui tahapan reduksi data, pemaparan data, dan verifikasi data. Ketiga proses tersebut difokuskan untuk penyempurnaan serta penyesuaian model pembelajaran yang diinginkan. Pada tahap reduksi data dianaiisis melalui proses editing, pemfokusan dan mengabstraksikannya menjadi informasi yang lebih bermakna. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner, wawancara, dan self reflection diklasifikasikan berdasarkan kelompok-kelompok sebagai berikut : 1. kesulitan guru mengimplementasikan program serta upaya untuk mengatasinya. 2. kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran serta upaya untuk mengatasinya. Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner diklasifikasikan berdasarkan penggolongan kesamaan pendapat siswa dan guru mengenai efektivitas model dalam meningkatkan minat, motivasi, dan sikap terhadap model yang dikembangkan. Paparan data dilakukan dengan menampilkan data secara lebih sederhana dalam berbagai representasi seperti: 1. tabulasi data hasil pengisian kuesioner dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

14 berikut prosentasenya. 2. deskripsi secara grafis dalam bentuk histogram, dan 3. paparan deskriptif-naratif yang menjelaskan tabel dan grafik yang diperlihatkan, serta data-data lain hasil observasi, skala penilaian, dan selfreflekcion yang telah direduksi untuk mendukungnya. Inti dari proses analisis data ini akan mengkaji keterkaitan antara hasil kajian teori mengenai metode CALL dan implementasinya dalam kedua tahap ujicoba. Dalam rangka menguji tingkat efektivitas model pembelajaran yang telah dikembangkan, dilakukan dengan cara mengevaluasi hasil pembelajaran dengan menganalisis antara nilai siswa sebelum pembelajaran {pretest) dan nilai siswa setelah pembelajaran {postest). Pengolahan data yang dilakukan adalah perbandingan rata-rata antara nilai pretest dengan postest dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan desain The Matching Control Group Pretest- Postest. Untuk lebih jelas hal ini dapat ditunjukkan pada tabel berikut: (Sukmadinata, 2006: 188) Tabel 3.3 The Matching Control Group Pretest- Postest. Kelompok Pretest Perlakuan Pascates Esperimen 0 VII 0 Kontrol 0-0 Untuk mengukur tingkat efektivitas model yang dikembangkan dilakukan pengujian melalui uji t dengan membandingkan dua buah rata-rata, yaitu: 1. Uji perbedaan dua buah rata-rata yang berkorelasi (pretest dan posttest)

15 2. Uji perbedaan dua buah rata-rata yang tidak berkorelasi (pretes-pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, serta postest-postest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol). Keperluan pengujian sejumlah data yang diperoleh tersebut dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Kemudian langkah berikutnya adalah menafsirkan dan menyimpulkan data untuk memproyeksikan sebuah draf model pembelajaran hasil penelitian yang sesuai untuk diimplementasikan. Prosedur ini diupayakan melalui kajian uiang pada semua paparan data yang diperoleh melalui setiap analisis dari proses penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.

16 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan, terdiri atas 7 (tujuh) bagian yaitu sebagai berikut: Bagian pertama memuat hasil penelitian dan pengumpulan data awal. Bagian kedua menyajikan deskripsi perencanaan pembelajaran tentang pengembangan model CALL (Computer Assisted Language Learning). Bagian ketiga mendeskripsikan mengenai pembuatan produk awal tentang pengembangan model CALL (Computer Assisted Language Learning) yang dapat meningkatkan kompetensi Vocabulary dalam pembelajaran speaking. Bagian keempat mendeskripsikan mengenai hasil uji coba model secara terbatas yang dilakukan di MTsN Ciruas dan mencakup pandangan serta kegiatan siswa selama pembelajaran dengan metode CALL, pandangan dan kegiatan guru selama pembelajaran dengan metode CALL, faktor pendukung serta penghambat pembelajaran dengan metode CALL untuk meningkatkan kompetensi Vocabulary dalam pembelajaran speaking. Bagian kelima mendeskripsikan mengenai perbaikan produk awal tentang pengembangan model CALL (Computer Assisted Language Learning) yang dapat meningkatkan kompetensi Vocabulary dalam pembelajaran speaking. Bagian keenam mendeskripsikan mengenai hasil uji coba lapangan yang mencakup pandangan serta kegiatan siswa selama pembelajaran dengan metode CALL, pandangan dan kegiatan guru selama pembelajaran dengan metode CALL, faktor pendukung serta penghambat pembelajaran dengan metode CALL untuk meningkatkan kompetensi Vocabulary dalam pembelajaran speaking, yang dilakukan di tiga sekolah Kabupaten dan Kota Serang yaitu MTsN Cikeusal, MTsN Padarincang dan MTsN serang.

17 Bagian ketujuh mendeskripsikan tentang perbaikan produk oprasional model Computer Assisted Language Learning (CALL) A. Hasil Penelitian dan Pengumpulan Data Awal 1. Deskripsi Subjek Penelitia Penelrtian dilaksanakan di empat Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) yang berada di wilayah kabupaten dan kota Serang. MTs Negeri Ciruas Kabupaten Serang dipilih sebagai sekolah subjek penelrtian pada uji coba terbatas. Hal ini didasarkan pada pertimbangan tentang eksistensnya di dunia pendidikan selama 15 tahunan dan dinilai telah cukup dewasa untuk dapat berprestasi dibidang akademik maupun non akademik. Sebagai Madrasah yang pertama berdiri di daerah timur kabupaten Serang, saat ini telah dan sedang bergeliat untuk menmgkatkan prestasinya diberbagai bidang. Meskipun sekolah ini berada sekitar 10 km dari Kota Serang, cukup jauh dari Pusat Pemerintahan Privinsi Banten. Tepatnya di Jalan raya Ciptayasa Pontang No. 250 Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang. Dibidang akademik telah banyak mengantarkan para siswanya berhasil masuk ke SMA/MA favorit, baik melaluai ujian tulis maupun melalui jalur khusus. Saat ini sedang mengembangkan program rintisan School Model dengan bantuan pemerintah dimulai tahun pembelajaran 2009/2010. Kegiatan ini juga dilakukan penelitian di tiga sekolah lain. Pada institusi pendidikan ini dilaksanakan uji coba lapangan (lebih luas), yaitu pertama di MTs Negeri Cikeusal Kabupaten Serang yang terletak di Jalan Raya Panosogan- Cikeusal, wilayah Kecamatan Cikeusal, berbatasan langsu ng dengan Kecamatan Petir. MTs Negeri Cikeusal pada awal berdirinya merapakan MTs Swasta yang mengalami penegrian tahun pelajaran 2005/2006. Meskipun usianya yang relatif muda, sekolah ini terus berbenah diri dan berupaya untuk mensejajarkan diri

18 dengan sekolah lain yang telah lebih dulu berkembang. Hasil akreditasi sekolah yang dilaksanakan pada Tahun 2008 berhasil menyamai kualitas MTs Negeri Ciruas secara umum dengan mendapat predikat B. Bersamaan dengan MTs Negeri Ciruas, pada Tahun Pelajaran 2009/2010 MTs Negeri Cikeusal juga mulai merintis Madrasah Standar Nasional untuk satu kelas di kelas VII dari 12 rombongan belajar yang ada. Penelitian uji coba lebih luas kedua dilakukan di MTs Negeri Padarincang Kabupaten Serang yang memiliki jumlah rombongan pelajar cukup banyak, yaitu 30 kelas. Sekolah ini merupakan sasaran program pertama di Serang untuk Madrasah Katagori Model (MKM) yang mulai dicanangkan pada Tahun Pelajaran 2005/2006. Sekolah dengan luas lebih dari dua hektar ini, terletak di wilayah barat Kabupaten Serang di jalan Raya Ciomas-Padarincang, merupakan tempat yang nyaman sekali untuk berkembangnya sarana pendidikan dan kondisi yang kondusif untuk terselenggaranya proses pembelajaran. Berbagai prestasi telah banyak diraihnya, seperti prestasi dibidang seni, keagamaan, olah raga yang sering berjaya di even-even kegiatan siswa atau tumamen-tumamen terbuka lainnya. Dan tak ketinggalan pula prestasi akademiknya, dengan meluluskan para siswa berprestasinya di berbagai SMA/MA terkenal. Uji coba lapangan (lebih luas) terakhir dilaksanakan di MTs Negeri Serang, yang berada di tengah kota Serang, tepatnya di Jalan Bayangkara. Merupakan madrasah tertua di Serang. Hingga saat ini masih menjadi madrasah favorit dengan prestasi akademik paling unggul dibandingkan dengan semua madrasah yang ada di wilayah Serang dan sekitarnya. Madrasah tersebut dirintis sebagai Madrasah Berstandar Unggul (RMBU) pada Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan menerapkan tint teaching di dikelas

19 yang memanfaatkan multimedia dan sumber belajar internet dalam pembelajarannya. Pada dasarnya hal ini semua didukung oleh sarana dan fasilitas yang memadai untuk terselenggaranya proses pendidikan (pembelajaran) yang maju, berkembang serta berkualhas. Setiap tahunnya mendidik siswa lebih dari 800 orang yang dibagi atas 25 rombongan reiajar. Sebagian besar gurunya telah relatif lama berkiprah serta berpengalaman dibidang pendidikan dan pengajaran. Para staff pengajar bahasa Inggris di madrasah-madrasah tempat penelitian ini terutama yang menjadi guru sebagi subjek penelitian, umumnya sebagai guru senior disekolah tersebut dan telah lama mengajar di jenjang MTs. Memiliki kualifikasi pendidikan S-l dan S-2 (Sarjana Pendidikan bahasa Inggris), dengan kompetensi didaktik akademik yang dapat diandalkan, selain keiengkapan fasilitas yang cukup memadai untuk memajukan potensi, kuaiitas pembelajaran maupun pengembangan bidang pendidikan. Untuk informasi lebih lengkap diperoleh dari angket yang disebarkan untuk enam orang guru bahasa Inggris, maka diperoleh latar belakang responden di sekolah tempat penelitian yang secara umum digambarkan pada tabel 4.1 berikut:

20 Tabel 4.l Latar Belakang Responden (Guru bahasa Inggris) Guru Pendidikan Pemgalaman Mengajar Sekolah Terakhir Mengajar bahasa A S-2 6Tahun 3 Tahun MTs N Ciruas B S-1 3Tahun 3 Tahun MTs N Ciruas C S-1 6Tahun 5 Tahun MTs N Cikeusal D S-1 8Tahun 6 Tahun MTs N Padarincang E S-1 20 Tahun 10 Tahun MTs N Padarincang F S-1 22 Tahun 22 Tahun MTs N Serang Pada empat sekolah tempat uji coba terbatas dan uji coba lebih luas, masing-masing ditentukan satu rombongan belajar (40 siswa) kelas VII sebagai kelompok eksperimen, sehingga diperoleh populasi sebanyak 160 siswa. Untuk bahan perbandingan, pada sekolah tempat uji coba lebih mas, direkomendasikan juga masing-masing satu rombogan belajar sebagai kelompok kontrol. Akan tetapi berdasarkan pertimbangan homogenitas populasi, efektifitas, dan efesiensi, maka dari populasi sejumlah 160 siswa tersebut diambil lebih dari 50 % pupulasi, yaitu sebanyak 80 siswa sebagai responden angket penelitian, untuk keperluan pengambilan informasi dan pengoiahan data. Hal ini merujuk kepada teori sampling kuota dengan konsep non probability sampling (Riduan, 2004:61-65). 2. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajarau Bahasa Inggris. a. Pandasgaa dan Kegiataa Beiajar Siswa Pandangan siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris,

21 ditunjukkan berdasarkan latar belakang motivasi serta minat untuk mengikuti proses kegiatan tersebut. Seperti terlihat pada table di bawah, bahwa minat siswa dalam beiajar bahasa Inggris yaitu mencapai 103 siswa yang menyukai pelajaran bahasa Inggris dari 114 siswa atau mencapai 90,35 %. Selebihnya yaitu 11 siswa atau 9,64 % yang tidak menyukai pelajaran bahasa Inggris. TABEL 4.2 MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN BAHASA INGGRIS NO VARIABEL/ ALTERNATIF F % INDIKATOR JAWABAN 1. Minat siswa dalam a. Ya ,35 mata pelajaran bahasa b. Tidak 11 9,64 inggris Jumlah Alasan siswa menyukai mata pelajaran bahasa inggris ,05 20,48 3. Alasan tidak menyukai mata pelajaran bahasa inggris a. Pelajarannya menarik b. Pembelajarannya menyenangkan c. Gurunya baik d. Merasa tertantang e. Bahasa inggris banyak manfaatnya Jumlah 83 a. Pelajarannya susah 13 b. Banyak 11 menterjemahkan 0 c. Pelajarannya 5 2 membosankan d. Gurunya galak e. Bahasa inggris tidak ada manfaatnya Jumlah 31 12,05 6,02 49, , ,13 6,45 Dari 83 siswa yang menyukai terhadap mata pelajaran bahasa Inggris, alasan mereka bervariasi yaitu, 10 siswa atau % menganggap bahwa

22 pelajarannya menarik, 17 siswa atau 20,48 % merasakan bahwa pembelajarannya menyenangkan, 10 siswa atau 12,05 % menilai gurunya baik, 5 siswa atau 6.02 % merasa tertantang dan 41 siswa atau 49,40 % berpendapat bahwa bahasa Inggris banyak manfaatnya. Sedangkan dari 31 siswa yang tidak menyukai peiajaran bahasa Inggris beralasan bahwa pelajarannya susah sebanyak 13 orang atau 41,94 %, tak seorangpun yang menyatakan pelajarannya membosankan, banyak menterjemahkan sebanyak 11 siswa atau 35,48 %, gurunya galak sebanyak 5 siswa atau 16,13 % dan yang menganggap bahwa pelajaran bahasa Inggris tidak ada manfaatnya sebanyak 2 siswa atau 6,45 %. Untuk mengetahui cara belajar siswa dan metode yang digunakan guru dari 114 siswa bisa dilihat pada table berikut TABEL 4.3 METODE YANG DIGUNAKAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS NO VARIABEL/ ALTERNATIF F % INDIKATOR JAWABAN 1. Cara belajar yang a. Diterjemahkan 34 29,82 paling sering b. Dihafalkan 51 44,74 digunakan dalam c. Dipraktekkan 8 7,01 mata peiajaran d. Diulang-ulang 7 6,14 bahasa inggris e. Dibuat catatan 14 12,28 Jumlah Metode yang paling a. Ceramah 5 4,38 sering digunakan b. Diskusi 8 7,01 guru anda dalam c. Siswa aktif 6 5,26 pembelajaran bahasa d. Bermain peran 14, 12,28 inggris e. Banyak metode 81 71,05 Jumlah 114 Terdapat variasi cara belajar bahasa Inggris para siswa yaitu sebanvak 34 siswa (29,82 % ) dengan eara menteriebmahkan, 51 siswa (44,74 % )

23 menghapalkan, 8 siswa (7,01 % ) mempraktekan, 7 siswa (6,14 % ) mengulangulang dan sebanyak 14 siswa (12,28 % ) dengan cara membuat catatan. Dari 114 siswa menilai metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Inggris yaitu terdapat 5 siswa (4,38 % ) yang menjawab bahwa metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah ceramah sedangkan yang lainnya, 8 siswa (7,01 %) menjawab diskusi, 6 siswa (5,26 % ) menjawab siswa aktif, 14 siswa (12,28 % ) bermain peran sedangkan sisanya sebanyak 81 siswa (71,05%) menjawab banyak metode ( bervariasi). Adapun pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran bahasa Inggris bisa dilihat pada table berikut NO VARIABEL/ INDIKATOR 1. Siswa dapat mengikuti materi pembelajaran bahasa inggris yang diajarkan TABEL 4.4 PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN ALTERNATIF JAWABAN F % a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. tidak Jumlah ,49 0 3,50 2. Alasan siswa dapat mengikuti mated pelajaran a. guru menggunakan media pembeiajaran b. guru menjelaskan dengan baik c. materinya mudah d. pembelajarannya menarik Jumlah ,02 19,17 20,54 34,24

24 3. Alasan siswa tidak dapat memahami pelajaran a. guru tidak menjelaskan b. guru tidak menggunakan media pembeiajaran c. materi sulit d. guru tidak memberikan pekerjaan rumah Jumlah Upaya yang siswa a. Mengerjakan latihan 60 lakukan untuk dapat b. Membuat ringkasan 20 mengikuti materi c. Mencari sumber lain 23 pelajaran d. Bekerjasama dengan teman 11 Jumlah ,83 39,02 24,39 9,75 52,63 17,54 20,18 9,64 Dari 114 siswa hanya 110 siswa (96,49 % ) yang menyatakan bahwa mereka dapat mengikuti materi pembelajaran bahasa Inggris yang diajarkan, tidak ada siswa yang kadang-kadang dapat mengikuti pelajaran bahasa Inggris dan 4 siswa (3,50 % ) menyatakan tidak dapat mengikuti materi pembelajaran bahasa Inggris yang diajarkan Dari sebanyak 73 siswa yang menyatakan bahwa mereka dapat mengikuti materi pembelajaran bahasa Inggris yang diajarkan ternyata memiliki alasan yaitu : guru menggunakan media pembeiajaran sebanyak 19 siswa (26,02 %) dan sebanyak 14 siswa (19,17 %) menyatakan alasan bahwa guru menjelaskan dengan baik. Sedang sebanyak 15 siswa (20,54 %) yang memberi alasan bahwa materinya mudah dan sebanyak 25 siswa (34,24 %) menyatakan bahwa pembelajarannya menarik. Siswa yang kadang - kadang dan tidak dapat mengikuti pelajaran bahasa Inggris mempunyai alasan yang berbeda beda. Sebanyak 11 siswa (26,83 %) menyatakan bahwa guru tidak menjelaskan dan 16 siswa (39,02% ) memberikan alasan bahwa guru tidak menggunakan media pembelajaran, 10 siswa (24,39 %) menganggap bahwa materi pelajaran bahasa Inggris sulit untuk dipahami dan

25 sebanyak 4 siswa (9,75 %) menyatakan guru tidak memberi pekerjaan rumah. Selanjutnya dalam table diatas dikemukakan upaya siswa untuk dapat mengikuti pelajaran bahasa Inggris. Cara mereka untuk dapat mengikuti pelajaran bahasa Inggris. Sebanyak 60 siswa (52,63 %) dengan mengerjakan soal-soal latihan, 20 siswa ( 17,54 % ) dengan membuat ringkasan, 23 siswa ( 20,18 % ) dengan mencari sumber lain dan sisanya sebanyak 11 siswa ( 9,64 % ) bekerjasama dengan orang lain, b. Pengganaan Media Dalam Pembelajaran Dalam hal penggunaan media pengajaran oleh guru tergambar dalam table berikut: Tabel 4.5 PENGGUNAAN MEDIA OLEH GURU NO VARIABEL/ INDIKATOR 1. Guru anda dalam pembelajaran bahasa inggris selalu menggunakan media pembelajaran atau alat peraga ALTERNATIF JAWABAN a. Tidak b. Jarang c. Sering d. Ya, selalu F % 35,09 41,23 17,54 6,14 Jumlah Jenis media yang a. Gambar 56 sering digunakan b. Benda nyata 14 c. Alat peraga 16 d. Computer 28 Jumlah 114 a. Ya 114 b. Tidak 0 3. Ketersediaan laboratorium disekolah Jumlah Penggunaan media a. Tidak 87 computer dalam b. Jarang 24 pembelajaran c. Sering 2 1 d. Ya, selalu Jumlah ,12 12,28 14,01 24, ,32 21,05 1,

26 Terdapat 40 siswa (35,09 % ) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran bahasa Inggris tidak menggunakan media pembelajaran atau alat peraga, selebihnya sebanyak 47 siswa (41,23 % ) mengatakan jarang, 20 siswa (17,54 % ) menyatakan sering dan sisanya sebanyak 7 siswa ( 6.14 % ) menyatakan bahwa guru selalu menggunakan media pembelajaran atau alat peraga dalam pembelajaran. Adapun mengenai jenis media yang digunakan sebanyak 56 siswa (49,12 % ) menyatakan bahwa jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah gambar, benda nyata dinyatakaa oleh 14 siswa (12,28 % ), alat peraga dinyatakan oleh 16 siswa (14.01% ), dan sebanyak 28 siswa (24,56 %) yang menyatakan bahwa komputer digunakan dalam pembelajaran bahasa inggris. Sebagai kelanjutan dari data jenis media yang paling sering digunakan semua siswa dari 114 orang menyatakan bahwa tersedia laboratorium komputer disekolah mereka. Selanjutnya mengenai penggunaan komputer tersebut dalam pembelajaran, sebanyak 87 siswa (76^32 % ) menyatakan bahwa tidak pernah menggunakan komputer dalam pembelajaran bahasa Inggris, selebihnya sebanyak 24 siswa (21,05 % ) menyatakan jarang, sebanyak 2 siswa (1,75 %) menyatakan sering dan sebanyak 1 siswa (0,87 %) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran bahasa Inggris selalu menggunakan komputer. Sebagai factor pendukung mengenai pembelajaran dengan menggunakan komputer sebagai media, disajikan data ketersediaan komputer di rumah siswa yang nantinya akan membantu ketarampilan siswa dalam mengoperasikan komputer. Seperti (terlihat dalam table berikut).

27 Tabel 4.6 FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT NO VARIABEL/ ALTERNATIF F % INDIKATOR JAWABAN 1. Ketersediaan computer dirumah a. Ya b. Tidak ,56 75,44 Jumlah Kemampuan siswa a. Ya 91 79,82 menggunakan b. Tidak 23 20,18 komputer Jumlah 114 Sebanyak 28 siswa (24,56 %) memiliki komputer dirumah sedangkan sisanya sebanyak 86 siswa (75,44 %) tidak memiliki komputer dirumah. Dengan adanya pelajaran komputer di sekolahnya meskipun kebanyakan para siswa pada umumnya mereka tidak memiliki komputer tetapi dapat mengoperasikan komputer. Hal ini sesuai dengan data bahwa sebanyak 91 (79,82%) siswa dapat menggunakan komputer sedangkan selebihnya sebanyak 23 siswa (20,18 %) tidak dapat menggunakan komputer. c. Implemeirtasi Peadekataa PembelajaraB CALL. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi pendekatan pembelajaran CALL pada pembelajaran bahasa Inggris yang berlangsung selama ini dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.7 IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COMPUTER ASSISTED LANGUAGE LEARNING ( CALL ) DALAM PEMBELAJARAN NO VARIABEL/ INDIKATOR 1. Upaya guru agar siswa memahami pelajaran ALTERNATIF JAWABAN F % a. Mengulang b. Mengerjakan latihan c. Bertanya pada teman d. Membaca buku e. Mencarisumberlain Jumlah ,68 11,40 2,63 10,53 1,75

28 2. Yang dilakukan guru, bila siswa telah memahami mated pelajaran a. Member tugas tambahan b. Mengulang pelajaran c. Mengerjakan latihan d. Guru tidak memperdulikan e. Mencari sumber lain Jumlah Urutan pemberian a. Tidak menentu 10 materi pelajaran b. Sesuai dengan buku teks 74 c. Sesuai dengan kemampuan siswa 22 8 d. Sesuai kehendak guru Jumlah Cara yang digunakan a. Materi diurai menjadi guru agar tujuan bagian kecil 38 pembelajaran tercapai b. Materi disampaikan satu paket 44 c. Sesuai kehendak guru Jumlah Ketika siswa belum a. Dibiarkan saja 1 berhasil menguasai b. Langsung mempelajari 10 materi pelajaran materi baru 95 c. Diberikan remedial 8 d. Diberikan teguran Jumlah Yang dilakukan guru a. Siswa harus menguasai 105 untuk memberikan materi sebelumnya 5 materi baru b. Siswa tidak harus 4 menguasai materi sebelumnya c. Langsung mempelajari materi baru Jumlah Pelaksanaan evaluasi a. Tidak 1 hasil belajar b. Jarang 47 c. selalu 19 d. Sering Jumlah 114 a. Sangat baik 9 b. Baik 53 c. Cukup 50 d. Kurang 2 8. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris Jumlah ,67 11,40 71, ,77 64,91 19,30 7,01 33,33 38,60 28,07 0,87 8,77 83,33 7,01 92,11 4,38 3,50 0,87 41,23 16,67 41,23 7,89 46,49 43,86 1,75 Hasil pemantauan implementasi pembelajaran CALL menurut pemyataan

29 siswa diperoleh data bahwa sebanyak 84 siswa (73,68 % ) menyatakan bahwa usaha yang dilakukan guru untuk mencapai keberhasilan dalam belajar dengan cara mengulang, 13 siswa (11,40 %) menyatakan dengan cara mengerjakan latihan, 3 siswa (2,63 %) menyatakan dengan bertanya pada teman, 12 siswa (10,53 %) disuruh membaca buku dan selebihnya sebanyak 2 siswa (1,75 %) diminta untuk mencari sumber lain. Sebanyak 19 siswa (16,67 % ) menyatakan bahwa yang dilakukan guru ketika siswa telah memahami pelajaran adalah memberi tugas tambahan, 13 siswa (11,40 %) mengulang pelajaran, 82 siswa (71,93 % ) mengerjakan latihan, tidak ada siswa yang menyatakan guru tidak memperdulikan dan mencari sumber lain. Mengenai urutan materi pelajaran yang diberikan guru menurut penilaian siswa (dinyatakan dalam table di atas bahwa guru dalam memberikan materi pelajaran sebanyak 10 siswa (8,77 % ) menganggap tidak menentu, 74 siswa (64,91 % ) sesuai dengan buku teks, 22 siswa (19,30 % ) menyatakan sesuai dengan kemampuan siswa dan sisanya sebanyak 8 siswa (7,01 %) menyatakan sesuai dengan kehendak guru. Pada table di atas juga memberi gambaran bagaimana penyajian materi pelajaran yang digunakan guru dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sebanyak 38 siswa (33,33 % ) menyatakan bahwa materi pelajaran diurut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, 44 siswa (38,60 % ) menyatakan bahwa materi disampaikan satu paket dan selebihnya sebanyak 32 siswa (28,07 % ) menyatakan sesuai dengan kehendak guru. Data mengenai bagaimana pelaksanaan remedial menurut pengamatan

30 siswa menyatakan bahwa apabila belum berhasil menguasai materi pelajaran yang satu, sebanyak 1 siswa (0,87 % ) menyatakan guru membiarkan saja, sebanyak 10 siswa (8,77 % ) menyatakan guru langsung pada materi bam, 95 siswa (83,33 % ) guru memberikan remedial dan sisanya sebanyak 8 siswa (7,01 % ) guru memberi teguran. Adapun mengenai ketuntasan belajar siswa, untuk mempelajari materi baru sebanyak 105 siswa (92,11 %) menyatakan siswa harus menguasai materi sebelumnya, sebanyak 5 siswa (4,38 %) menyatakan bahwa siswa tidak diharuskan menguasai materi sebelummiya dan selebihnya sebanyak 4 siswa (3,50 %) menyatakan langsung mempelajari materi baru. Evaluasi merupakan hal yang harus diperhatikan untuk mengukur sejauhmana keberhasilan belajar siswa. Data di atas menggambarkan bagaimana evaluasi yang berlangsung pada mata pelajaran bahasa Inggris. Sebanyak 1 siswa (0,87 %) menyatakan tidak melakukan evaluasi, 47 siswa (41,23 %) menyatakan jarang, 19 siswa (16,67 %) menyatakan selalu melakukan evaluasi dan sisanya sebanyak 47 siswa (41,23 %) yang menyatakan bahwa guru sering melakukan evaluasi. Berdasarkan pengamatan siswa sendiri mereka menilai hasil belajar bahasa Inggris mereka selama ini terlihat bahwa sebanyak 9 siswa (7,89 %) menganggap sangat baik, 53 siswa (46,49 %) menyatakan baik, sebanyak 50 siswa (43,86 %) mengganggap cukup dan selebihnya sebanyak 2 siswa (1,75 %) menyatakan bahwa mereka masih kurang. 3. Pandangan dan Kegiataa Guru dalam Pembelajaran. Guru merupakan komponen sentral dalam kegiatan pendidikan.

31 Peranannya menjadi penentu utama untuk terselenggaranya proses pembelajaran. Dengan demikian sangatlah beralasan apabila dikatakan bahwa guru adalah implementer pengajaran dan pendidikan. Bahkan disebutkan juga guru merupakan kurikulum pendidikan yang sebenamya (the real curriculum). Terkait dengan dengan eksistensmya terhadap kegiatan pembelajaran, guru mempunyai tujuan maupun pandangan tersendiri dalam melaksanakan aktivitasnya. Pada tabel berikut, sekilas tergambar tentang tujuan serta pandangannya terhadap pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik, teratama berkenaan dengan kegiatan pembelajaran dikelas. a. Pembelajaran Bahasa Inggris Berdasarkan wawancara dengan enam orang guru responden terlihat data mengenai pembuatan rencana pelajaran Berdasarkan hasil wawancara dmyatakan bahwa sebanyak enam orang guru membuat rencana pelajaran dan tidak ada seorang gurupun yang tidak membuat rencana pelajaran. Terdapat variasi mengenai tujuan pembelajaran bahasa Inggris, tiga orang guru menyatakan bahwa tujuan pembelajaran bahasa Inggris untuk dapat berkomunikasi, satu orang guru menyatakan bahwa tujuannya untuk dapat berpikir kreatif dan dua orang guru menyatakan untuk dapat menjawab soal dengan benar. Tidak ada guru yang menyatakan bahwa tujuan pembelajaran untuk mengingat pelajaran dan mengingat konsep dan prinsip. Untuk mengetahuai metode yang digunakan guru bisa diperoleh data bahwa sebanyak tiga orang guru menyatakan bahwa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah siswa aktif, dua orang guru menyatakan ketrampilan proses dan sejebihnya sebanyak satu orang guru menyatakan

32 bahwa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah diskusi. Tidak ada guru yang menyatakan bahwa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah dan bervariasi. Terdapat variasi upaya yang diiakukan guru untuk menambab pemahaman siswa. Sebanyak dua orang guru benipaya supaya siswa mudah memahami pelajaran dengan memberi latihan soal dan pekerjaan siswa, satu orang guru memberikan remedial dan tiga orang guru dengan cara memberikan siswa kesempatan untuk mencari sendiri. Tidak ada guru yang menjadikan siswa yang mampu menjadi tutor sebaya sebagai upaya yang diiakukan agar siswa mudah memahami pelajaran b. Penggunaan Media dalam Pembelajaran Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran oleh guru didapat data, sebanyak dua orang guru menggunakan media pembelajaran dan selebihnya empat orang guru kadang - kadang menggunakan media pembelajaran, jadi tidak ada guru yang tidak menggunakan media pembelajaran. Meskipun disediakan beberapa pilihan tetapi dari keenam guru menyatakan bahwa mereka menggunakan media pembelajaran sebab media dapat membantu siswa memahami konsep, tidak ada yang menyatakan bahwa menggunakan media merupakan tuntutan kurikulum, sudah kebiasaan dan mengharuskan ada dalam rencana pembelajaran. Selanjutnya para guru menggunakan jenis media yang bervariasi. Sebanyak satu orang guru menggunakan alat peraga, satu orang guru yang menggunakan benda nyata dan selebihnya yaitu sebanyak tiga orang guru menggunakan gambar dalam pembelajaran bahasa Inggris, dan satu orang

33 guru yang mengunakan komputer sebagai media dalam pembelajaran bahasa Inggris. Untuk mempertegas pernyataan diatas berikut data mengenai pengukuran komputer untuk pembelajaran. Sebanyak Hma orang guru menyatakan tidak menggunakan komputer untuk pembelajaran, selebihnya satu orang guru menyatakan kadang-kadang menggunakan komputer berarti tidak ada guru yang menggunakan komputer untuk pembelajaran bahasa Inggris. Adapun alasan mengapa mereka tidak menggunakan media komputer dalam pembelajaran diketahui bahwa, sebanyak satu orang guru tidak bisa menggunakan komputer, empat orang guru menyatakan mahal dan satu orang guru menyatakan merepotkan. Semua guru menganggap bahwa penggunakaan komputer ada manfaatnya. Sebagai faktor penunjang dan penghambat dalam penggunaan media komputer dalam pembelajaran bahasa Inggris diperoleh data mengenai ketersediaan komputer di sekolah tempat guru mengajar. Sebanyak enam orang guru menyatakan bahwa ketersediaan komputer masih kurang. Sebagai factor pendukung lain kemampuan guru menggunakan komputer dapat menunjang pada tercapainya tujuan pembelajaran. Sebanyak lima orang guru menyatakan dapat menggunakan komputer dan selebihnya yaitu sebanyak satu orang guru tidak dapat menggunakan komputer dalam pembelajaran. c Implementasi Pendekatan Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk mengetahui sejauh mana implementasi pembelajaran bahasa Inggris yang berlangsung selama ini dengan responden guru dapat diperoleh data

34 melalui wawancara. Dapat diketahui bahwa upaya guru agar siswa dapat memahami materi pelajaran sebanyak satu orang guru menyunih siswa untuk mengulang di rumah, satu orang guru menyuruh siswa untuk menghapal, satu orang guru menyuruh siswa untuk bertanya pada teman, satu orang guru menyuruh siswa untuk membaca buku dan selebihnya sebanyak dua orang guru menyuruh siswa untuk mencari sumber lain. Dalam hal pengayaan, dapat diketahui bahwa sebanyak satu orang guru memberi tugas tambahan, satu orang guru menyuruh mengulang pelajaran, satu orang guru menyuruh siswa mengerjakan latihan dan selebihnya sebanyak satu orang guru, meminta siswa mencari sumber lain. Terdapat variasi bagaimana urutan materi pelajaran yang diberikan oleh guru, sebanyak satu orang guru menyatakan tidak menentu dan selebihnya yaitu sebanyak lima orang guru memberikan materi sesuai dengan urutan buku teks dan tidak ada guru yang memberikan urutan materi pelajaran yang menyesuaikan dengan kemampuan siswa. Adapun bagaimana tentang cara yang digunakan guru supaya tujuan pembelajaran tercapai dapat diketahui bahwa sebanyak satu orang guru mengurai materi kedalam satuan kecil, empat orang guru menyampaikan materi secara garis besar dan selebihnya sebanyak satu orang guru menyampaikan materi setiap satu tema. Dalam hal pelaksanaan remedial berdasarkan pengalaman guru, diketabui bahwa sebanyak tiga orang guru memberikan materi baru, satu orang guru memberikan remedial kepada yang kurang, dua orang guru memberikan

35 peringatan pada siswa yang kurang dan tidak ada yang menyatakan mengulang materi tersebut. Perlakuan guru terhadap siswa ketika akan menyampaikan materi baru sebanyak satu orang guru mengharuskan siswa menguasai materi sebelumnya, empat orang guru mengharuskan siswa mempelajari materi sebelumnya dan selebihnya satu orang guru mengharuskan siswa mempelajari materi baru. Data tentang pelaksanaan evaluasi hasil belajar menyatakan bahwa sebanyak dua orang guru jarang melaksanakan evaluasi, dua orang guru sering melaksanakan evaluasi dan selebihnya dua orang guru selalu melaksanakan evaluasi. Berikutnya adalah data tentang hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris menurut penilaian guru. Berdasarkan data, sebanyak satu orang guru menyatakan baik, dua orang guru menyatakan cukup dan tiga orang guru menyatakan kurang hasil evaluasi belajar bahasa Inggris. 4. Peralatan Produksi Peralatan yang digunakan untuk memproduksi model CALL telafa tersedia, yaitu PC Pentium 4 dengan RAM 1 GB dan harddisk 80 GB serta dilengkapi dengan scarmer dan printer. Sedangkan perangkat lunak sistem adalah Windows XP Professional dengan authoring tool Macromedia Flash MX 2004 Professional. Untuk membuat video yang memperiihatkan gerakan kursor menggunakan Camtasia 2.0 trial version yang diperoleh dari Perangkat lunak pendukung iaimrya yang diperoleh dari internet sebagai trial version adalah Adobe Flash CS3, Adobe Photoshop CS2 dan Power Director.

36 5. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia untuk membuat produk terdiri dari illustrator animator, video editor, progammer multimedia dan multimedia designer. Dalam penelitian ini diperlukan sumber daya manusia dari luar, karena peneliti tidak dapat melakukan semua pekerjaan tersebut. Setelah memperoleh informasi pada penelitian dan pengumpulan data awal pengembangan model Computer Assisted Language Learning (CALL.) B. Perencanaan Pembelajaran Pada perencanaan pembelajaran ini peneliti membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang akan diberikan kepada siswa. Berkenaan dengan format rencana pembelajaran dan penyajiannya, melalui pengamatan dan studi dokumenter pada beberapa sekolah, diperoleh bahwa bentuk format rencana pembelajaran agak beragam. Sebagian besar guru sudah menggunakan format renpel sesuai dengan tuntutan kurikulum (kurikulum berbasis kompetensi) secara lengkap, sebagian lain hanya menyajikan komponen-komponen pentingnya saja, namun ada juga guru yang menggunakan format lain. Walaupun ada variasi kelengkapan dan urutan, unsur-unsur rencana pembelajaran berisi rumusan: kompetensi dasar, hasil belajar, materi ajar, indikator, pengalaman belajar, penilaian dan alat/sumber belajar. Langkahlangkah kegiatan pembelajaran diurut atas tiga kegiatan. yaitu kegiatan awal, inti dan akhir atau penutup.

37 C. Pembuatan Produk Awal a. Koleksi Material Koleksi material dapat dikerjakan paralel dengan tahap produksi. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bahan seperti clip art image, animasi, audio, video dan Iain-lain yang diperlukan untuk tahap berikutnya. Jika materi yang dicari tidak ditemukan, maka harus dibuat menggunakan perangkat lunak yang sesuai. b. Produksi Tahap produksi merupakan tahap dimana sejuruh objek CALL dibuat. Pembuatan aplikasi berdasarkan storyboard dan flowchart. Pada tahap produksi ini diperlukan authoring tool untuk membuat aplikasi CALL. Model CALL yang dibuat mempunyai banyak interaktif dan kompleks, sehingga authoring tool sederhana tidak dapat digunakan untuk menanganinya. Untuk mengatasinya adalah dengan pemrograman menggunakan Action Script yang merupakan bagian dari fitur dalam authoring Macromedia Flash.

38 METODOLOGI RISET & PENGEMBANGAN BORG & GALL MULAI PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA AWAL PERENCANAAN PEMBUATAN PRODUK AWAL PRODUKSI CD ROOM UJI COBA AWAL EVALUASI TEMAN SEJAWAT EVALUASI TEMAN SEJAWAT PERBAIKAN PRODUK AWAL Prosedural Tahapan Pengembangan Model Computer Assited Language Learning (CALL) UJI COBA AWAL UJI COBA TERBATAS PERBAIKAN PRODUK UJI COBA LUAS PERBAIKAN PRODUKSI OPERASIONAL EVALUASI PRAKTISI HASIL AKHIR Bagan 4.1 Prosedural Tahapan Pengembangan Model CALL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini uraian difokuskan pada: Metode Penelitian, Lokasi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini uraian difokuskan pada: Metode Penelitian, Lokasi dan 81 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini uraian difokuskan pada: Metode Penelitian, Lokasi dan Subjek Penelitian, Instrumen dan Pengumpulan Data, dan Teknik Pengolahan Data. A. Metode Penelitian Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP pada mata pelajaran bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Model pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Model pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Model pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa SD pada mata pelajaran bahasa Indonesia menggunakan penelitian kualitatif/naturalistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. 77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. Pendekatan Research and Development yang merujuk pada teori Borg and Gall

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk mengembangkan CD

BAB III. METODOLOGI. PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk mengembangkan CD BAB III. METODOLOGI. PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk mengembangkan CD multimedia interaktif sebagai media alternatif dalam pembelajaran bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif 116 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif berbasis komputer yang nantinya digunakan pada pembelajaran PAI. Adapun pendekatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan terhadap hasil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan terhadap hasil BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan terhadap hasil penelitian secara menyeluruh pada model pembelajaran Computer Assisted Language Learning(CALL)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D), yaitu sebuah strategi atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, BAB III METODOLOGI Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, alat pengumpul data, dan analisis data. A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan 73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian Pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang dapat membantu siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Riset and Development atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Riset and Development atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Riset and Development atau penelitian dan pengembangan. Pendekatan ini merujuk kepada teori Borg & Gall dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bahagian ini dikemukakan beberapa pembahasan mengenai: Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bahagian ini dikemukakan beberapa pembahasan mengenai: Jenis 126 BAB III METODE PENELITIAN Pada bahagian ini dikemukakan beberapa pembahasan mengenai: Jenis penelitian, prosedur penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah lokasi dan subyek penelitian, metode penelitian, diagram alir penelitian, instrumen penelitian, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan pendekatan penelitian pengembangan (Research & Development). Pendekatan ini mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam 71 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam bidang studi matematika serta diarahkan pada peningkatan kemampuan berfikir siswa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) mengatakan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan kurikulum pelatihan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan kurikulum pelatihan yang 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan kurikulum pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan guru madrasah tsanawiyah dalam melakukan penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan 39 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dan pengembangan, model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and 37 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and development atau penelitian pengembangan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Borg dan Gall (1979: 624), yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sejarah. Model pembelajaran yang dikembangkan adalah pendekatan inkuiri. Efektifitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development 21 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development atau penelitian dan pengembangan Brog dan Gall (1983 : 772) yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meninjau pertimbangan dari kesesuaian tujuan penelitian adalah penelitian dan pengembangan atau Research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau Educational Research and Development ( R & D ). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall (1983:772), Educational

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Penelitian dan Pengembangan 1. Model Penelitian dan pengembangan Menurut Sugiyono dalam bukunya, metode penelitian dan pengembangan (dalam bahasa Inggris Research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian tentang Metode Penelitian, Prosedur Penelitian, Subjek dan Lokasi Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data, A. Metode Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN MODEL. Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk menghasilkan serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN MODEL. Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk menghasilkan serta BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN MODEL A. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk menghasilkan serta mengembangkan CD multimedia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab tiga ini dikemukakan tentang metode penelitian mengenai jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab tiga ini dikemukakan tentang metode penelitian mengenai jenis 185 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab tiga ini dikemukakan tentang metode penelitian mengenai jenis penelitian, prosedur dan langkah-langkah penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D). Gall and Borg (2003;569) mendefinisikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan ialah metode yang mempunyai proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and 28 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and development), karena penelitian bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu produk bukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan media CD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan media CD BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan media CD (Compact Disk) interaktif CBI sebagai media alternatif dalam pembelajaran Bahasa Inggris

Lebih terperinci

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cihampelas Jln. Raya Sayuran Desa Mekarmukti Kec. Cihampelas, Kab. Bandung Barat 40562. Dipilihnya lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah (1) lokasi dan subyek penelitian, (2) metode penelitian, (3) sumber data, (4) diagram alir penelitan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 3.1 METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran berbasis komik ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development),

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek uji coba lapangan awal. Subjek penelitian studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan penelitian yang diangkat yaitu bagaimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan penelitian yang diangkat yaitu bagaimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan permasalahan penelitian yang diangkat yaitu bagaimana upaya untuk mengembangkan program pembelajaran berbasis otak (PBO) atau brain based

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dalam Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Kecerdasan Jamak ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pengembangan soft skills yang dapat meningkatkan kesiapan kerja peserta didik SMK dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kurikulum yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, setelah melalui kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kurikulum yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, setelah melalui kegiatan 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode an an ini difokuskan pada pengembangan model kurikulum untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa Madrasah Tsanawiyah di

Lebih terperinci

Penelitian dan Pengembangan R&D

Penelitian dan Pengembangan R&D Penelitian dan Pengembangan R&D Content Definisi R & D Konsep Dasar R & D Tujuan R & D Karakteristik R & D R & D dalam penelitian Metode R & D Langkah-Langkah Penelitian R & D Contoh Penelitian R & D Sistematika

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu aplikasi mobile learning berbasis WAP. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian a. Pendekatan Kualitatif Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Research and Development (Penelitian dan Pengembangan). Hal ini dikarenakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelas V di SDIT Al-Hasna yang berlokasi di Jl. Klaten Yogya KM 3,5 Pilangsari, Gondang, Kebonarum,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development atau penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development atau penelitian dan 46 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Research and Development atau penelitian dan pengembangan mengenai media CD Pembelajaran Bahasa Inggris untuk SMA kelas sebelas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu SMA Negeri di kota Bandung, yaitu SMA Negeri 15 Bandung. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu model pembelajaran problem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu model pembelajaran problem 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu model pembelajaran problem solving yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka peneltian ini menggunakan pendekatan metode penelitian dan pengembangan (Research and Develompment), yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Sebagaimana dikemukakan pada latar belakang, penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan Collaborative Strategic Reading dalam pembelajaran membaca

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Boyolali yang beralamat di Jl. Kates No.8 Boyolali, SMAN N 3 Boyolali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pembuatan media pembelajaran. Media yang akan dikembangkan adalah media pembelajaran matematika berbentuk komik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dasar bagi anak tunagrahita. Mengacu pada latar belakang penelitian, pertanyaanpertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. dasar bagi anak tunagrahita. Mengacu pada latar belakang penelitian, pertanyaanpertanyaan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan langkah-langkah penelitian Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif untuk mendukung proses pembelajaran operasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Dan Langkah-Langkah Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem informasi manajemen sekolah. Metode penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek uji coba lapangan awal. Subjek studi lapangan adalah 6 guru kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata,

Lebih terperinci

Research and Development

Research and Development Research and Development Metode Penelitian dan pengembangan Edit your company slogan Contents Definisi Research and Development R & D dalam Penelitian R & D Sebagai Penghubung Metode dalam R & D Langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas X MIA 4 SMA Negeri 2 Karanganyar yang beralamat di Jl. Ronggowarsito Karanganyar. SMA Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development atau penelitian dan pengembangan. Pengertian penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian dan pengembangan. Borg dan Gall (1989:782) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian dan pengembangan. Borg dan Gall (1989:782) menjelaskan 43 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan jenisnya merupakan penelitian dan pengembangan. Borg dan Gall (1989:782)

Lebih terperinci

process used to develop and validate educational production". Dengan

process used to develop and validate educational production. Dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development), dengan alasan karena sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan 35 III. METODE PENELITIAN A. Setting Pengembangan Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan pengembangan. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam 61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam bab 1, penelitian ini secara umum bertujuan mengembangkan software untuk tes kemampuan membaca pemahaman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan.

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan. 51 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan (Research and Development) adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III tesis ini bertujuan menjelaskan metode dan prosedur atau tahapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III tesis ini bertujuan menjelaskan metode dan prosedur atau tahapan 62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III tesis ini bertujuan menjelaskan metode dan prosedur atau tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu mulai persiapan hingga akhir penelitian serta instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada metode. penelitian dan pengembangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada metode. penelitian dan pengembangan. 84 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Tahapan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada metode penelitian dan pengembangan. Dalam aplikasinya melakukan penyesuaian dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan 139 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan terhadap hasil penelitian secara menyeluruh pada penggunaan media pembelajaran Audio-Visual Aids

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian, populasi dan sampel Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Bandung, dan kota Bandung. Untuk kota Bandung peneliti memilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Adapun desain yang dipilih adalah pre-experimental designs (nondesign). Desain

METODE PENELITIAN. Adapun desain yang dipilih adalah pre-experimental designs (nondesign). Desain 23 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research 42 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang metode yang digunakan dalam penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulam data, prosedur penelitian dan pengembangan serta analisis instrumen. 3.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R and D). Sugiyono (2013:297) mendefinisikan bahwa penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Rancangan dan Prosedur Penelitian Tujuan utama PTK adalah untuk memperbaiki/ meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian merupakan acuan agar proses penelitian belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian merupakan acuan agar proses penelitian belajar BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan acuan agar proses penelitian belajar secara sistematis, terstruktur, dan terarah. Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan metode penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik pengolahan

Lebih terperinci

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian 50 III.METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Menurut Sugiyono, metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu merupakan jenis penelitian pengembangan (Research & Development). Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menyajikan dan mendeskripsikan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian yang digunakan untuk judul Pengembangan Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Perencanaan Karier Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian pengembangan (Research and Development, atau R & D) dalam bidang pendidikan. Borg and Gall (1983: 773) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest. 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA negeri di Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (01: 407) penelitian dan pengembangan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan jenis masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini akan memanfaatkan metode penelitian dan pengembangan (research and development). 3.1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN Pada bab III ini, peneliti akan menguraikan tentang model pengembangan, prosedur pengembangan dan uji coba produk. Dalam butir uji coba produk terdapat desain uji coba, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Pasundan 6 Bandung yang terletak di Jalan Sumatera No. 41 Bandung. Kolaborator peneliti adalah guru mata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan model pembelajaran PAI,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan model pembelajaran PAI, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini difokuskan pada pengembangan model pembelajaran PAI, yang ditujukan dalam rangka untuk meningkatkan life skills peserta didik SMP. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan atau biasa disebut dengan research and development, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development / R&D).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas 29 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen penugasan yang berbasis peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk dengan kualifikasi

Lebih terperinci

BAB III BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa mobile

BAB III BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa mobile BAB III BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa mobile learning berbasis Android untuk menunjang pembelajaran mahasiswa di dalam kelas.

Lebih terperinci