Bab II Studi Literatur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab II Studi Literatur"

Transkripsi

1 Bab II Studi Literatur Pada bab ini akan diuraikan tentang teori-teori dasar yang melandasi solusi permasalahan pemetaan tingkat kebisingan. Kajian meliputi 3 materi utama yaitu: perumusan model; mencakup akustik kebisingan, interpolasi kriging, penerapan kriging untuk pemetaan kebisingan, dan takaran kebisingan. Berikutnya adalah materi tentang pengelolaan data spasial; mencakup data geografik, representasi data spasial, dan sistem basis data spasial. Kajian ditutup dengan materi tentang konsep dasar pemodelan berorientasi objek. II.1 Perumusan Model Pemodelan yang dirumuskan terdiri dari: model akustik kebisingan, takaran tingkat kebisingan, dan interpolasi kriging. II.1.1 Model Akustik Kebisingan Tingkat kebisingan dikuantifikasi dengan besaran Tekanan Suara (Sound Pressure Level-SPL) memiliki satuan decibel (db). Permasalahan kebisingan dikendalikan dengan pendekatan sistematik; dimana sistem perpindahan bising dipecah menjadi 3 elemen, yaitu: sumber bising, medium perambatan, dan penerima bising (Hutagalung, 2007). Persamaan dasar untuk menghitung tingkat tekanan suara di luar ruangan dinyatakan seperti pada Persamaan II-1 (Brüel Kjær, 2000). Persamaan II-1 dimana, Lp2 Lp1 r1 r2 : tingkat tekanan suara di titik penerima (db) : tingkat tekanan suara sumber (db) : jarak referensi sumber bising : jarak penerima terhadap sumber bising II-1

2 Studi Literatur II-2 Perambatan bising dalam lingkungan atmosfer yang nyata akan mengalami penyimpangan dari model spherikalnya akibat dari beberapa faktor, antara lain: penyerapan suara oleh udara, non-uniformity dari medium perambatan karena kondisi meteorologi dan interaksi dengan tanah yang melibatkan mekanisme penyerapan dan pemantulan (Brüel Kjær, 2000). Persamaan II-1 dikembangkan dengan memasukkan pengaruh penyerapan atmosfer dan faktor-faktor lainnya yang dikenal sebagai atenuasi (Excess Attenuation). Modifikasi Persamaan II-1 dengan melibatkan atenuasi, dapat dinyatakan sebagai (Everest, 2001): Persamaan II-2 dimana, Lp1 Lp2 (Ae Ae1) : tingkat tekanan suara dengan jarak r1 dari sumber : tingkat tekanan suara dengan jarak r2 dari sumber : excess attenuation untuk jarak r2-r1 Penyerapan oleh atmosfer di tentukan dengan formula berikut (MNE, 2006):...Persamaan II-3 Persamaan II-4 Persamaan II-5 dimana, f : Koefisien penyerapan, db/100 m : Frequency, Hz h : Air humidity, % T : Suhu, K T 0 : K (20 C) Persamaan II-2 dengan melibatkan atenuasi dinyatakan (Everest, 2001): Persamaan II-6 dimana r adalah jarak antara sumber dengan penerima, dalam satuan meter.

3 Studi Literatur II-3 Pada pengukuran tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh lebih dari satu sumber bising maka akan terjadi penambahan atau pengurangan SPL. Untuk penambahan SPL, hitungan dapat dilakukan dengan formula (Brüel Kjær, 2000): Persamaan II-7 Untuk menghitung SPL dengan jumlah sumber bising lebih dari 1, ditulis sebagai (Brüel Kjær, 2000): Persamaan II-8 Selain satuan decibel (db) terdapat pula satuan lain yang biasa digunakan dalam praktek sehari-hari, yaitu dba. Konversi dari db ke dba diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai db dengan konstanta seperti ditunjukkan pada Tabel II-1; untuk setiap frekuensi (The Engineering ToolBox, 2005). Tabel II-1 Konstanta Konversi dba Frekuensi (Hz) Konstanta (dba) Berdasarkan deskripsi dan persamaan-persamaan di atas, selanjutnya model akustik kebisingan dirumuskan seperti dijelaskan pada Gambar II-1.

4 Studi Literatur II-4 Gambar II-1 Skema Model Akustik Tingkat Kebisingan II.1.2 Model Interpolasi Kriging Kriging adalah salah satu metode interpolasi (gridding) yang fleksibel dan dapat diterapkan pada hampir semua tipe dataset yang membangkitkan interpretasi terbaik secara menyeluruh (Barnes, 2002). Metode kriging digunakan untuk melakukan estimasi, dimana nilai estimasi merupakan fungsi dari jarak dan nilai, dimodelkan seperti berikut (Bohling, 2008):..Persamaan II-9

5 Studi Literatur II-5 dimana, : nilai estimasi (fungsi estimator) : nilai observasi : vektor posisi antara estimasi dengan observasi (jarak) : faktor pengali (bobot jarak) : jumlah data observasi Dari Persamaan II-9, solusi metode interpolasi tergantung pada penentuan bobot jarak ( ). Persamaan II-9 disebut juga sebagai persamaan dasar kriging. Metode kriging dalam menentukan bobot jarak menggunakan model semivariogram. Variance dari Persamaan II-9, didefinisikan sebagai fungsi minimum dari (Bohling, 2008):..Persamaan II-10 Untuk mencari dalam bentuk matrik dinyatakan sebagai: Persamaan II-11 Notasi matrik untuk Persamaan II-11, ditulis:....persamaan II-12 dimana: λ : vektor Lamda; bobot jarak yang dihitung pada data observasi γ : matrik Gamma; semivariance model semua pasangan data observasi Z : vektor Gamma; nilai prediksi semua data Metode kriging memiliki 3 varian utama, yaitu: simple, ordinary, dan kriging with trend, tergantung pada model dan parameter variogram (Bohling, 2008). Secara skematis, alur pemecahan masalah estimasi dengan metode kriging, dijelaskan pada Gambar II-2 (Logsdon, 2008).

6 Studi Literatur II-6 Gambar II-2 Skema Model Interpolasi Kriging II.1.3 Kriging Untuk Pemetaan Kebisingan Hasil kajian, perumusan, dan pendefinisian model akustik kebisingan dan interpolasi kriging dijadikan sebagai bahan untuk merumuskan model yang akan diimplementasikan pada prosedur pemetaan kontur tingkat kebisingan. Perumusan model dilakukan dengan cara menganalogikan besaran tingkat kebisingan sebagai parameter pada model interpolasi kriging. Sedangkan pembobotan jarak dihitung antara sumber dan penerima bising. Dengan demikian diperoleh definisi pemodelan implementasi interpolasi kriging untuk pemetaan kebisingan, seperti diilustrasikan pada Gambar II-3.

7 Studi Literatur II-7 Gambar II-3 Skema Model Kriging Pemetaan Tingkat Kebisingan II.1.4 Model Takaran Kebisingan Simulasi takaran kebisingan (Noise Dose Simulation) dimaksudkan untuk menghitung prosentase tingkat kebisingan yang diterima oleh seseorang pekerja sebagai akibat berpindah-pindah area kerja (NIOSH, 2007). Untuk menghitung takaran bising, secara tipikal pada hari kerja, dinyatakan dengan persamaan (FHWA, 2007):.Persamaan II-13 dimana, D : takaran bising (%) Ci : lama jam kerja seorang pekerja di area i Ti : total waktu yang diperbolehkan pada tingkat kebisingan tertentu Terdapat 2 standard untuk menghitung Ti, yaitu (NIOSH, 2007):

8 Studi Literatur II-8 Persamaan II-14..Persamaan II-15 Berdasarkan nilai takaran kebisingan (%D) dapat dihitung nilai rata-rata kebisingan yang diterima dalam 8 jam (Time-Weighted Average-TWA), dalam satuan dba. Persamaan untuk menghitungnya adalah (NIOSH, 2007):...Persamaan II-16..Persamaan II-17 Model takaran tingkat kebisingan diilustrasikan seperti pada Gambar II-4. Gambar II-4 Skema Model Simulasi Takaran Kebisingan

9 Studi Literatur II-9 II.2 Pengelolaan Data Spasial Bagian ini akan menguraikan tentang konsep dasar data spasial, mencakup: pengertian, model representasi, dan pengelolaannya dalam suatu basis data. II.2.1 Model Data Spasial Data spasial merupakan data yang memiliki acuan pada suatu lokasi, secara eksplisit, ditunjukkan dalam bentuk koordinat. Secara umum, dunia nyata dimodelkan kedalam 3 bentuk grafik primitif, Gambar II-5 (Prahasta, 2001): 1. Titik (tanpa dimensi) 2. Garis (satu dimensi) 3. Poligon (dua dimensi) Gambar II-5 Representasi Fenomena Geografik Pada komputer grafik, terdapat 3 jenis sistem koordinat yang harus diperhatikan, yaitu (Foley, et al., 1996): 1. Koordinat Nyata (World) 2. Koordinat Kartesian (Cartesian) 3. Koordinat Layar (Display) Berikut ini adalah penjelasan dari setiap jenis koordinat tersebut di atas, merujuk pada (Foley, et al., 1996).

10 Studi Literatur II-10 Koordinat nyata adalah koordinat yang pada saat itu suatu objek berada. Dalam implementasinya koordinat nyata dapat dikatakan sebagai Window; area di dunia nyata yang menunjukkan bagian yang dilihat oleh manusia. Koordinat kartesian tersusun dari sepasang garis lurus atau kurva yang saling berpotongan tegak lurus. Setiap titik ditentukan lokasinya melalui pasangan nilai x dan y. Sumbu absis (x) bertambah positif dari kiri ke kanan. Sedangkan sumbu ordinat (y) bertambah positif dari bawah ke atas. Koordinat layar atau tampilan adalah sistem koordinat yang digunakan oleh layar komputer. Sama seperti koordinat kartesian tetapi posisi titik origin ada di pojok kiri atas, lihat Gambar II-6. Gambar II-6 Sistem Koordinat Kartesian dan Layar Dalam implementasinya koordinat tampilan/layar dapat dikatakan sebagai Viewport; area di layar monitor yang menunjukkan dimana Window akan ditampilkan, lihat Gambar II-7. Gambar II-7 Viewport Koordinat Layar

11 Studi Literatur II-11 II.2.2 Basis Data Spasial Basis data spasial adalah sistem basis data untuk pengelolaan data spasial (Ester, et al., 1997). Adapun karakteristik dari basis data spasial, antara lain (Güting, 1994): Memiliki tipe data spasial pada model data dan bahasa query-nya Mendukung tipe data spasial dalam implementasinya dan paling tidak memiliki kemampuan pengindeksan spasial (spatial indexing) dan algoritma yang efisien untuk operasi spatial join. Tipe data spasial diklasifikasikan dengan pendekatan berorientasi objek. Pendekatan ini dilakukan dengan membuat model objek representasi yang disebut objek geometry kemudian membuat kelas turunannya untuk tiga tipe grafik primitif (OGC, 1999). Model objek geometri terlihat pada Gambar II-8. Gambar II-8 Hirarki Model Objek Geometry (OGC, 1999) Data spasial disimpan pada tabel unsur (feature table). Tabel unsur adalah tabel pada basis data spasial yang sekaligus memiliki atribut spasial dan non spasial (Ramsey, 2008), contoh pada Gambar II-9.

12 Studi Literatur II-12 Gambar II-9 Contoh Tabel Unsur Setiap nilai pada kolom dengan tipe data geometri harus berasosiasi dengan tepat satu jenis Sistem Referensi Spasial (Spatial Reference System) yang disimpan bersama-sama dengan objek geometri menggunakan SRID (Spatial Reference ID). Informasi tentang SRID diimplementasikan dengan membuat sebuah tabel metadata bernama SPATIAL_REF_SYS (Ramsey, 2008). Selain tabel SPATIAL_REF_SYS, didefinisikan juga satu tabel metadata lagi yang diberi nama GEOMETRY_COLUMNS. Tabel ini digunakan untuk menyimpan informasi metadata sebuah tabel yang memiliki kolom dengan tipe data geometri. Satu record pada tabel ini memuat informasi mengenai sebuah kolom dengan tipe data geometri pada basis data tersebut. Data yang disimpan pada record ini, yaitu (Ramsey, 2008), lihat Gambar II-10 dan II-11: 1. ID tabel yang memiliki kolom bertipe data geometri (nama tabel pada basis data) 2. Tipe geometri kolom tersebut (Point, LineString, atau lainnya) 3. Dimensi koordinat kolom tersebut 4. SRID yang bersesuaian pada tabel metadata SPATIAL_REF_SYS 5. ID tabel geometri referensi yang menyimpan objek geometri Gambar II-10 Tabel Metadata GEOMETRY_COLUMNS

13 Studi Literatur II-13 Gambar II-11 Tabel Metadata SPATIAL_REF_SYS Data geometri dapat disimpan dalam bentuk tipe data teks atau biner. Demikian pula untuk mengaksesnya dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: (OGC, 1999) 1. GeomFromText dan AsText untuk tipe data teks 2. GeomFromWKB dan AsWKB untuk tipe data biner. Data geometri memiliki struktur data yang kompleks dan merupakan tipe data bentukan atau ADT (Abstract Data Type). ADT adalah definisi type dan primitif (operasi dasar) terhadap type tersebut. ADT merupakan definisi statik dimana suatu ADT dapat mengandung definisi ADT lain, misal: ADT Line terdiri dari dua buah ADT Point. Query pada basis data spasial, terbagi kedalam 2 aksi, yaitu: (OGC, 1999) 1. Aksi untuk pengujian hubungan spasial antar objek-objek geometri. 2. Aksi yang mendukung analisis spasial pada sebuah objek geometri. II.3 Pemodelan Berorientasi Objek Pada bagian berikut ini akan diuraikan, secara singkat, konsep-konsep dasar teknik pemodelan berorientasi objek.

14 Studi Literatur II-14 II.3.1 Konsep Dasar Object-Oriented Objek dan Kelas merupakan konsep dasar teknik pemodelan berorientasi objek. Objek adalah benda, secara fisik atau konseptual, yang dapat kita temui di sekeliling kita. Sebuah objek memiliki keadaan sesaat (state) dan perilaku (behavior) (Suhendar, et al., 2002). State sebuah objek adalah kondisi objek atau himpunan dari keadaan yang menggambarkan objek. State dinyatakan dengan nilai dari atribut objeknya. Behavior mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak (beraksi) dan memberi reaksi. Behavior ditentukan oleh himpunan semua atau beberapa operasi dari objek tersebut (Suhendar, et al., 2002). Interface, service, dan method merupakan cerminan behavior suatu objek. Interface adalah pintu untuk mengakses service objek. Service adalah fungsi yang dapat diemban oleh objek. Method adalah mekanisme internal objek yang mencerminkan behavior objek (Gonzalez, 1999). Kelas adalah definisi umum (pola, template, cetak biru) untuk himpunan objek sejenis. Kelas menetapkan spesifikasi behavior dan atribut objek. Kelas adalah keniskalan (abstraksi) dari entitas dalam dunia nyata. Kaitan objek dengan kelas bahwa objek adalah instance dari kelas (Suhendar, et al., 2002). Selain konsep objek dan kelas, terdapat pula prinsip-prinsip object-oriented, diantaranya: enkapsulasi, pewarisan, dan polimorfisme. Enkapsulasi adalah penggabungan data dan metode kedalam satu kesatuan yang disebut kelas. Manfaat utama enkapsulasi adalah modularitas dan isolasi suatu kode dari kode lainnya (Gonzalez, 1999). Pewarisan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pembentukan objek baru dengan tetap mempertahankan data dan metode objek asalnya; tetapi juga memiliki data dan metode sendiri. Polimorfisme atau banyak bentuk maksudnya dua objek yang diturunkan dari satu objek memiliki metode yang sama tetapi implementasinya berbeda (Gonzalez, 1999).

15 Studi Literatur II-15 II.3.2 Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa standard yang digunakan untuk analisis dan perancangan berorientasi objek. UML merupakan bahasa untuk menentukan, memvisualisasi, konstruksi, dan mendokumentasikan artifacts dari sistem perangkat lunak, untuk memodelkan bisinis, dan sistem bukan perangkat lunak lainnya (Rumbaugh, et al., 2005). Notasi UML mencakup hal-hal berikut ini (Rumbaugh, et al., 2005): 1. Elemen pemodelan, terdiri atas: Elemen struktural; class, interface, collaboration, use-case, active class, component, node Elemen perilaku; interaction, state machine Elemen pengelompokkan; package, subsystem Elemen lain; note 2. Relasi; dependency, association, generalization, realization 3. Mekanisme perluasan; stereotype, tagged value, constraint 4. Diagram; merupakan view dalam suatu model, terdiri dari: Static views; use-case, class, object, component, deployment Dynamic views; sequence, collaboration, statechart, activity Pada Gambar II-12 diperlihatkan diagram-diagram yang merupakan elemen dari suatu model. Gambar II-12 Models, Views, Diagrams (Abdullah, 1999) Teknik pemodelan UML berdasarkan sudut pandang siklus pengembangan perangkat lunak (SDLC), diilustrasikan seperti pada Gambar II-13.

16 Studi Literatur II-16 Gambar II-13 Pemodelan UML Berdasarkan SDLC (Abdullah, 1999) Kebutuhan (Requirement) adalah kondisi atau kemampuan yang harus dapat dipenuhi oleh perangkat lunak yang akan dibuat. Kebutuhan terdiri dari: kebutuhan fungsional dan non-fungsional. Kebutuhan fungsional dimodelkan dalam bentuk use-case dalam suatu use-case model. Sedangkan kebutuhan non-fungsional merupakan atribut dari perangkat lunak dan lingkungannya. Kebutuhan non-fungsional masuk di dalam use-case dan tercakup dalam sifat (property) use-case tersebut (Rumbaugh, et al., 2005). Model use-case dibuat untuk mengidentifikasi fungsionalitas yang penting secara arsitektural dari software yang akan dibuat dan lingkungannya. Dalam hal ini, model use-case berperan sebagai perjanjian bersama tentang aplikasi yang akan dibuat antara pihak customer dengen developer. Model use-case juga digunakan sebagai sebuah masukan penting selama proses analisis, perancangan, dan pengujian. Model use-case terdiri dari satu atau beberapa use-case diagram (Rumbaugh, et al., 2005). Use-case diagram menggambarkan, secara grafis, perilaku perangkat lunak. Diagram tersebut memberikan gambaran mengenai perangkat lunak dari perspektif penggunanya. Sebuah use-case diagram terdiri dari: actor, usecase, dan interaksi actor dengan use-case (Rumbaugh, et al., 2005). Model analisis menggambarkan realisasi dari model use-case dan bertindak sebagai abstraski model perancangan. Tujuan akhir sebuah model analisis adalah untuk membuat pemetaan awal mengenai perilaku yang disyaratkan

17 Studi Literatur II-17 dalam sistem aplikasi kedalam elemen-elemen pemodelan. Model analisis merupakan transisi kedalam model perancangan dan kelas-kelas analisis secara langsung berkembang menjadi elemen-elemen model perancangan. Kelas analisis adalah kelas ber-stereotype: boundary, control, atau entity yang menggambarkan konsep awal mengenai objek. Kelas analisis berkembang menjadi kelas didalam model perancangan (Rumbaugh, et al., 2005). Model perancangan juga menggambarkan perangkat lunak dalam bentuk objek-objek tetapi dalam tingkat abstraksi yang lebih mendekati source code. Kelas perancangan (design class) menggambarkan sebuah abstraksi dari satu atau beberapa kelas dalam implementasi. Nama untuk tiap-tiap kelas desain bergantung pada bahasa pemrograman yang berpadanan dengan kelas tersebut dalam implementasi. Kelas-kelas desain digambarkan dalam suatu class diagram (Abdullah, 1999). Model implementasi menerapkan hasil model perancangan kedalam bahasa pemrograman yang digunakan. Suatu kelas perancangan dapat memiliki beberapa operasi dan atribut. Operasi merupakan cara untuk melakukan akses atau mempengaruhi atribut atau relasi dari sebuah objek. Sebuah operasi dapat memiliki satu atau beberapa parameter (argument). Setiap parameter memiliki nama dan type (Suhendar, et al., 2002). Untuk mendefinisikan operasi beserta argument-nya bisa digunakan sintaks dari bahasa pemrograman yang akan digunakan sehingga semuanya telah dibuat dalam bahasa implementasi ketika akan memulai coding. Atribut adalah sifat (property) yang diberi nama, dari sebuah objek. Atribut dapat memiliki nilai awal (default) ketika objek diciptakan (Suhendar, et al., 2002).

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan Pada bagian ini dijelaskan tentang studi kebisingan yang melatarbelakangi penelitian tesis. Permasalahan pada studi kebisingan yang menjadi fokus kajian, dirumuskan pada bagian rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak

Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak Disusun oleh : Rina Noviana 1 LINGKUP PEMBAHASAN Pengumpulan Kebutuhan Perangkat Lunak - Mengumpulkan Data mengenai analisa sistem dan masalah nya Teknik Pemodelan

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji

Lebih terperinci

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML MEMAHAMI PENGGUNAAN UML Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Saat ini sebagian besar para perancang sistem informasi dalam menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan tujuan

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

DIAGRAM SEQUENCE UML

DIAGRAM SEQUENCE UML DIAGRAM SEQUENCE UML Makalah ini di susun oleh : 1) Banu Hardian (51412367) 2) Mutia Sulisetyani (55412178) 3) Raditya Rafian (55412868) 4) Tio Dwi Akbar (57412395) GUNADARMA UNIVERSITY 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram)

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 Activity Diagram Activity diagram digunakan untuk

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM MAKALAH T02/Use Case Diagram ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM Nama : Abdul Kholik NIM : 05.05.2684 E mail : ik.kyoe.san@gmail.com Sumber : http://artikel.webgaul.com/iptek/unifiedmodellinglanguage.htm

Lebih terperinci

Gambar Use Case Diagram

Gambar Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Aplikasi Pengertian aplikasi adalah program siap pakai yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah dari pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan hasil yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling memengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: Objek penelitian

Lebih terperinci

Disain System Berorientasi Objek (Unified Modeling Language) ( Studi Kasus : Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan )

Disain System Berorientasi Objek (Unified Modeling Language) ( Studi Kasus : Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan ) Disain System Berorientasi Objek (Unified Modeling Language) ( Studi Kasus : Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan ) BEDA DFD DAN UML DFD ORIENTASI DATA UML INTERAKSI AKTOR O Kotak/Entitas O, Aktor Entitas

Lebih terperinci

Lampiran 1 - Pengenalan terhadap UML (Unified Model Language)

Lampiran 1 - Pengenalan terhadap UML (Unified Model Language) L1 Lampiran 1 - Pengenalan terhadap UML (Unified Model Language) Latar belakang UML merupakan suatu bahasa penyatuan yang memungkinkan para professional IT untuk menggambarkan aplikasi computer. Suatu

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com REKAYASA PERANGKAT LUNAK 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com Referensi Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Roger S. Pressman, Ph.D, Andi Jogyakarta, 2012 Buku 1 Rekayasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses penelitian penerapan Hidden Markov Models : 40 Studi Literatur dan Kepustakaan Rumusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PEMBELAJARAN RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH : ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM SEMESTER: 4 KODE : KI091318 SKS: 4 JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA FTIF ITS PROGRAM : S1 DOSEN: KOMPETENSI UTAMA / TIU : untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi 1 Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi

Lebih terperinci

UML UNIFIED MODELLING LANGUAGE

UML UNIFIED MODELLING LANGUAGE UML UNIFIED MODELLING LANGUAGE Diagram UML Use Case Activity Sequence Colaboration Class Statechart Componen Deployment Analisys phase (OOA-object oriented analisys) OOA teknik semiformal -> notasi grafis

Lebih terperinci

UNIFIED MODELING LANGUAGE

UNIFIED MODELING LANGUAGE UNIFIED MODELING LANGUAGE UML (Unified Modeling Language) adalah metode pemodelan secara visual sebagai sarana untuk merancang dan atau membuat software berorientasi objek. Karena UML ini merupakan bahasa

Lebih terperinci

CLASS DIAGRAM. Jerri Agus W ( ) Gendra Budiarti ( )

CLASS DIAGRAM. Jerri Agus W ( ) Gendra Budiarti ( ) CLASS DIAGRAM Rita Rahmawati (06.04.111.00746) Jerri Agus W (06.04.111.00779) Gendra Budiarti (06.04.111.00818) Pokok Bahasan UML UML Diagram Class Diagram Bagian Class Diagram Class Diagram dengan Constructor

Lebih terperinci

Class dan Objek. Ali Tarmuji ID YM: alitarmuji. T. Informka UAD 1

Class dan Objek. Ali Tarmuji   ID YM: alitarmuji. T. Informka UAD 1 Class dan Objek Ali Tarmuji Email: alitarmuji@gmail.com ID YM: alitarmuji T. Informka UAD 1 Pokok Bahasan Konsep OO Class Hubungan Class dan Object Universitas Ahmad Dahlan 2 Konsep OO Object adalah: Definisi

Lebih terperinci

Notasi dalam UML. Actor

Notasi dalam UML. Actor Notasi dalam UML Actor Gambar 1. Notasi Actor Actor menggambarkan segala pengguna software aplikasi (user). Actor memberikan suatu gambaran jelas tentang apa yang harus dikerjakan software aplikasi. Sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 64 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Pengertian Sistem Aplikasi Sistem yang akan dibangun merupakan sistem aplikasi mobile web yang bernama Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit. Aplikasi tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.

Lebih terperinci

FASE PENGEMBANGAN. MPSI sesi 7 & 8

FASE PENGEMBANGAN. MPSI sesi 7 & 8 FASE PENGEMBANGAN MPSI sesi 7 & 8 Fase Pengembangan Pelaksanaan pekerjaan pengembangan ini pada dasarnya adalah membangun sistem informasi dengan deliverables berupa software dan bagianbagian pendukungnya,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Aplikasi Aplikasi adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Microsoft Word, Microsoft Excel. (Dhanta (2009:32)).

Lebih terperinci

PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH (KELAS 5 B)

PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH (KELAS 5 B) PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH 09560018 (KELAS 5 B) LABORATORIUM RPL PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK 1. PENDAHULUAN Analisis dan disain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata.

Lebih terperinci

Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) Tatik yuniati Abstrak Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS Tahun 2014/ Komunikasi Paket Keahlian

LEMBARAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS Tahun 2014/ Komunikasi Paket Keahlian PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMK NEGERI 1 WONOSOBO Jl. Bhayangkara 12 Telp./ Fax. 321219/ 325073 Wonosobo 56300 website : www.smkn1-wnb.sch.id email : info@smkn1-

Lebih terperinci

MAKALAH PEMODELAN SISTEM BERBASIS OBJEK

MAKALAH PEMODELAN SISTEM BERBASIS OBJEK MAKALAH PEMODELAN SISTEM BERBASIS OBJEK LAPORAN TUGAS KELOMPOK Diajukan untuk memenuhi penilaian Tugas Mata Kuliah Pemodelan Sistem Berbasis Objek DISUSUN OLEH : 1. Yoga Prasetio 12140845 2. Mulyati 12140969

Lebih terperinci

MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL

MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL Oleh : Samsul Arifin, S.Kom Email : samsul.skom@gmail.com Konsep Pemodelan Perangkat Lunak (PL) Konsep rekayasa PL. Suatu disiplin ilmu yang membahas semua

Lebih terperinci

P10 Perancangan Berbasis Object. SQ

P10 Perancangan Berbasis Object. SQ P10 Perancangan Berbasis Object SQ http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa mengetahui & memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemodelan Objek Pemodelan objek merupakan suatu metode untuk menggambarkan struktur sistem yang memperlihatkan semua objek yang ada pada sistem. (Nugroho, 2005, hal:37).

Lebih terperinci

ABSTRACT ABSTRAKSI KATA PENGANTAR

ABSTRACT ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ABSTRACT... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR SIMBOL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka.

Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Modul ke: 06 Bima Fakultas Ilmu Komputer Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Cahya Putra, M.Kom

Lebih terperinci

SEJARAH UML DAN JENISNYA

SEJARAH UML DAN JENISNYA SEJARAH UML DAN JENISNYA Elya Hestika Asiyah e.hestika@yahoo.com :: http://penulis.com Abstrak UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa untuk menetukan, visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut Jogiyanto HM (1995 : 5) adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut Jogiyanto HM (1995 : 5) adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut Jogiyanto HM (1995 : 5) adalah sebagai berikut : Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam pendefinisian sistem, yaitu yang menekankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Permainan Catur Permainan catur adalah permainan kuno yang telah dimainkan berabadabad lamanya. Permainan catur dimainkan di atas papan yang memiliki 64 kotak (blok). Terdapat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Berorientasi Objek. 1. Karakteristik dari Objek

PENDAHULUAN. A. Berorientasi Objek. 1. Karakteristik dari Objek 1. PENDAHULUAN Analisis dan desain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata. Dasar pembuatan adalah objek,

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Perangkat Lunak. Budi susanto FTI UKDW Yogyakarta

Pemodelan Sistem Perangkat Lunak. Budi susanto FTI UKDW Yogyakarta Pemodelan Sistem Perangkat Lunak Budi susanto FTI UKDW Yogyakarta Modul #1 Pengantar Visual Modeling 2 Pengertian Visual Modeling Visual Modeling Cara berfikir terhadap permasalahan dengan menggunakan

Lebih terperinci

1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970

1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970 1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a. 1950 d. 1980 b. 1960 e. 1990 c. 1970 2. Hal penting dalam pengembangan berorientasi objek adalah:... a. Konsep mengidentifikasi dan mengorganisasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tempat sanggar seni mayang sari di bandung dimana terletak di jalan Moch Toha

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tempat sanggar seni mayang sari di bandung dimana terletak di jalan Moch Toha BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Sebagian Besar objek penelitian yang di gunakan oleh penulis adalah tempat sanggar seni mayang sari di bandung dimana terletak di jalan Moch Toha

Lebih terperinci

SESI PERTAMA. 1.1 UML sebagai standarisasi. 1.2 UML, asal usul INFORMATION SYSTEM DESIGN USING UML YUDHO

SESI PERTAMA. 1.1 UML sebagai standarisasi. 1.2 UML, asal usul INFORMATION SYSTEM DESIGN USING UML YUDHO SESI PERTAMA Dalam sesi pertama ini anda akan mempelajari tentang : UML, sejarah dan latar belakang? prinsip Object Oriented? memahami UML? UML menjadi sebuah trend baru dalam dunia pengembangan software,

Lebih terperinci

model abstrak grafis teks memahami fungsionalitas sistem media komunikasi

model abstrak grafis teks memahami fungsionalitas sistem media komunikasi System Modeling Pemodelan Sistem Aktivitas: Membuat model abstrak dari sistem berdasarkan sudut pandang tertentu. Representasi: Berupa notasi grafis maupun teks. Tujuan: Membantu analis memahami fungsionalitas

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com REKAYASA PERANGKAT LUNAK 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com Referensi Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Roger S. Pressman, Ph.D, Andi Jogyakarta, 2012 Buku 1 Rekayasa

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

U M L. Unified Modeling Language

U M L. Unified Modeling Language U M L Unified Modeling Language FUNGSI Penggunaan UML itu sendiri tidak terbatas hanya pada dunia software modeling, bisa pula digunakan untuk modeling hardware (engineering systems) dan sering digunakan

Lebih terperinci

SOAL PRA UTS PSBO. 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970

SOAL PRA UTS PSBO. 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970 SOAL PRA UTS PSBO 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a. 1950 d. 1980 b. 1960 e. 1990 c. 1970 2. Hal penting dalam pengembangan berorientasi objek adalah:... a.konsep mengidentifikasi dan

Lebih terperinci

12. Component Diagram

12. Component Diagram 12. Component Diagram Contents 12.1 Pendahuluan... 2 12.2 Implementasi Perangkat Lunak... 3 12.2.1 Software Tools... 3 12.3 Component Diagram... 3 12.3.1 Component... 3 Referensi... 8 1 12.1 Pendahuluan

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case

Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case Disusun O L E H Elsita S.N 04.05.2569 Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta 2006/2007 Bagian-bagian utama dari UML adalah view, diagram, model element,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Konsep Dasar Sistem Istilah sistem masih populer. Terminologi ini digunakan untuk mendeskripsikan banyak hal. Usaha yang dilakukan pada masa lampau dalam pemrosesan data terfokus

Lebih terperinci

Modul 9. Memahami dan menerapkan ERD (Entity Relationship Diagram) dan Normalisasi. Memahami Diagram EER (Enhanced Entity Relatioship Diagram)

Modul 9. Memahami dan menerapkan ERD (Entity Relationship Diagram) dan Normalisasi. Memahami Diagram EER (Enhanced Entity Relatioship Diagram) Modul 9 Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi waktu : Basis Data : III : V : 6 X 45 menit A. Standar Kompetensi Memahami langkah merancang Basis Data B. Kompetensi Memahami dan menerapkan ERD (Entity Relationship

Lebih terperinci

2. Fungsi di dalam kelas yang dikombinasikan bentuk tingkah laku kelas dinamakan dengan. c.operasi

2. Fungsi di dalam kelas yang dikombinasikan bentuk tingkah laku kelas dinamakan dengan. c.operasi Soal Kuis I PSBO 1. Konsep awal programming (Basic) dengan kekuatan GOTO statement dinamakan dengan a. Non Procedural Language b. Procedural Language c. Object Oriented Programming d. Visual Object Oriented

Lebih terperinci

Bagian 7 ANALISIS DESAIN PADA PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT DENGAN UML

Bagian 7 ANALISIS DESAIN PADA PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT DENGAN UML Bagian 7 ANALISIS DESAIN PADA PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT DENGAN UML Apa itu UML? Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih berarti bagi yang menerimanya. Definisi atau pengertian sistem secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih berarti bagi yang menerimanya. Definisi atau pengertian sistem secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Definisi atau pengertian sistem secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendekatan komponen.dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI. pendekatan komponen.dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen.dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian penerapan algoritma K-Means pada clustering berita berbahasa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32 /Pojk.04/2014 Tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka. Pasal 2. 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka yang berhubungan dengan topik yang penulis bahas adalah sistem penerimaan siswa baru SMA Al-Muayyad Surakarta (http://psb.sma-almuayyad.sch.id/),

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR

SURAT PERNYATAAN ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i SURAT PERNYATAAN... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SIMBOL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kendaraan Bermotor Secara umum pengertian tentang kendaraan bermotor adalah semua jenis kendaraan dimana sistem geraknya menggunakan peralatan teknik atau mesin. Fungsi

Lebih terperinci

UML Netbeans UML (The Unified Modelling Language)

UML Netbeans UML (The Unified Modelling Language) UML Netbeans 6.7.1 UML (The Unified Modelling Language) Sebuah notasi untuk menspesifikasi, memvisualisasi, membangun dan mendokumentasikan rancangan dari sebuah perangkat lunak. Diagram pada UML Ada 9

Lebih terperinci

RANCANGAN APLIKASI LATIHAN BELAJAR TENSES DENGAN METODE OBJECT ORIENTED DESIGN

RANCANGAN APLIKASI LATIHAN BELAJAR TENSES DENGAN METODE OBJECT ORIENTED DESIGN Seminar Nasional Teknologi Informasi 2015 RANCANGAN APLIKASI LATIHAN BELAJAR TENSES DENGAN METODE OBJECT ORIENTED DESIGN Qoriani Widayati, Irman Effendy 1) Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer Jl.

Lebih terperinci

Model Analisis. Afijal, M.Kom

Model Analisis. Afijal, M.Kom Model Analisis Afijal, M.Kom Tujuan Instruksional Umum Bagian ini menjelaskan tentang pengertian model analisis. Setelah mempelajari bagian ini dengan baik, pembaca diharapkan dapat: Memahami pemodelan

Lebih terperinci

Unified Modeling Language

Unified Modeling Language 2011 Unified Modeling Language Metode Perancangan Program Kelompok 10: Andika Nugraha (1401094756) Alfred Mansel (1401095506) Daniel Sidarta (1401096433) Marcell Bonfilio (1401094850) Bina Nusantara University

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK II

REKAYASA PERANGKAT LUNAK II REKAYASA PERANGKAT LUNAK II Pendahuluan Rekayasa Perangkat Lunak II DISUSUN OLEH: ADAM MUKHARIL BACHTIAR TEKNIK INFORMATIKA UNIKOM adfbipotter@gmail.com AGENDA PERKULIAHAN 2 Deskripsi dan Silabus Mata

Lebih terperinci

Materi 1. 1 Rekayasa Perangkat Lunak

Materi 1. 1 Rekayasa Perangkat Lunak 1 Rekayasa Perangkat Lunak Materi 1 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak telah berkembang sejak pertama kali ddiciptakan pada tahun 1940-an hingga kini. Focus utama pengembangannya adalah

Lebih terperinci

Pendahuluan Rekayasa Perangkat Lunak II. Alif Finandhita. Teknik Informatika UNIKOM

Pendahuluan Rekayasa Perangkat Lunak II. Alif Finandhita. Teknik Informatika UNIKOM Pendahuluan Rekayasa Perangkat Lunak II Alif Finandhita Teknik Informatika UNIKOM finandhita@gmail.com AGENDA PERKULIAHAN Deskripsi dan Silabus Mata Kuliah Penilaian dan Referensi Pengantar Rekayasa Perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolahan data, dan menarik kesimpulan dengan masalah penelitian tertentu.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERTAMA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERTAMA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERTAMA... i HALAMAN JUDUL KEDUA... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii LEMBAR TANDA LULUS MEMPERTAHANKAN TUGAS AKHIR iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... v ABSTRAK... vi KATA

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1 Pengenalan UML

Pendahuluan. 1 Pengenalan UML Pendahuluan 1 Pengenalan UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (O OA&D) yang dimunculkan sekitar akhir tahun 80-

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Object Oriented Analysis and Design Introduction to UML Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 SILABUS MATA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR SIMBOL...

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR SIMBOL... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR SURAT PERNYATAAN ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR SIMBOL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

Rahmady Liyantanto Blog : liyantanto.wordpress.com

Rahmady Liyantanto Blog : liyantanto.wordpress.com ANALISA DESAIN BERORIENTASI OBJEK Rahmady Liyantanto Blog : liyantanto.wordpress.com E-mail : liyantanto@gmail.com TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO 2011 1. Pendahuluan 2. Pemrograman

Lebih terperinci

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Diagram class sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Makanan Sehat Makanan yang sehat yaitu makanan yang higienis dan bergizi. Makanan yang higienis adalah makanan yang tidak mengandung kuman penyakit dan tidak mengandung racun

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Sitti Nurbaya Ambo, S.Kom Universitas Gunadarma e-mail : baya_ambo@yahoo.com ABSTRAK Perusahaan membutuhkan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain dan tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut: Rumusan Masalah Pengembangan Perangkat Lunak Analisis Data Model

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian akan di lakukan di kampus D3 FMIPA dan ilmu komputer Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung. 3.1.1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 UNIFIED MODELLING LANGUAGE Menurut Fowler (2005:1) Unified Modelling Language (selanjutnya disebut UML) adalah keluarga notasi grafis yang didukung meta-model tunggal, yang membantu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah sistem yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik

Lebih terperinci

Oleh : RAHMADY LIYANTANTO

Oleh : RAHMADY LIYANTANTO Analisa Desain Berorientasi Objek Pengantar uml Oleh : RAHMADY LIYANTANTO TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO 2011 Topik Bahasan Pengenalan Berorientasi Objek Pemodelan visual UML

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Pengertian Framework

BAB II DASAR TEORI Pengertian Framework BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi uraian mengenai framework yang diawali dengan pengertian framework kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai karakteristik dan klasifikasi framework, proses pengembangan

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 1 (Usecase) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 1 (Usecase) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 1 (Usecase) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 OOAD (Object Oriented Analysis and Design) Salah satu pendekatan analisis dan desain yang

Lebih terperinci

I.2 Identifikasi Masalah... I-2. I.3 Rumusan Masalah... I-2. I.4 Tujuan... I-3. I.5 Manfaat... I-3. I.6 Batasan Masalah... I-3

I.2 Identifikasi Masalah... I-2. I.3 Rumusan Masalah... I-2. I.4 Tujuan... I-3. I.5 Manfaat... I-3. I.6 Batasan Masalah... I-3 viii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN... iii ABSTRACT... iv ABSTRAKSI... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xvi BAB I PENDAHULUAN... I-1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan APLIKASI RETAIL MINIMARKET MENGGUNAKAN METODE ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ini adalah : 2.1.1 Enterprise

Lebih terperinci

1. Penggunaan Pemodelan

1. Penggunaan Pemodelan 2. PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK A. Pemodelan sebagai Teknik Desain Teknik pemodelan objek menggunakan tiga macam model untuk menggambarkan sistem, yaitu model objek, model dinamik, dan model fungsional.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permintaan pengguna dengan tujuan tertentu. Jenis program ini mempunyai sifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permintaan pengguna dengan tujuan tertentu. Jenis program ini mempunyai sifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Aplikasi Menurut Supriyanto (2005: 117) aplikasi adalah software program yang memiliki aktifitas pemrosesan perintah yang diperlukan untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi geografis ( SIG ), hingga saat ini, merupakan sistem yang sangat menarik. Sistem ini cenderung selalu dibuat untuk interaktif ini dapat mengintegrasikan

Lebih terperinci

1. Analisis Desain 2. UML Sebagai Tools OOA

1. Analisis Desain 2. UML Sebagai Tools OOA 1. Analisis Desain Pengenalan "Unified Modeling Language/UML" Dalam suatu proses pengembangan software, analisa dan rancangan telah merupakan terminologi yang sangat tua. Pada saat masalah ditelusuri dan

Lebih terperinci