BAB II DASAR TEORI Pengertian Framework

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI Pengertian Framework"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi uraian mengenai framework yang diawali dengan pengertian framework kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai karakteristik dan klasifikasi framework, proses pengembangan framework, pemodelan framework dengan UML-F dan cara mendokumentasikannya. Sistem informasi sekolah akan dijelaskan pada bagian akhir bab Pengertian Framework Framework telah menjadi isu yang penting dewasa ini bagi industri perangkat lunak ketika perkembangan perangkat lunak semakin kompleks. Teknik guna ulang perangkat lunak merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam rekayasa perangkat lunak beberapa dekade belakangan ini. Tujuannya adalah penghematan dalam hal waktu dan biaya pengembangan. Framework merupakan teknologi yang menjanjikan dalam memperbaiki proses perancangan dan implementasi perangkat lunak dengan meningkatkan kualitas dari perangkat lunak yang dihasilkan. Framework adalah sebuah aplikasi yang tidak lengkap yang dapat diguna ulang untuk membuat bermacam-macam aplikasi [JOH88]. Tidak lengkap yang dimaksud adalah bahwa framework hanya berupa kumpulan beberapa kelas abstrak pada domain tertentu sehingga pengembang yang mengunakan framework harus melengkapi kelas abstrak tersebut menjadi perangkat lunak yang diinginkan. Framework merupakan sebuah rancangan sistem yang dapat diguna ulang dan mendeskripsikan bagaimana sistem tersebut didekomposisi ke dalam kumpulan objek yang saling berinteraksi. Sistem yang dimaksud dapat berupa keseluruhan aplikasi atau hanya merupakan sebuah subsistem. Framework mendeskripsikan baik itu komponen dari objek-objek maupun bagaimana objek-objek tersebut berinteraksi. Selain itu framework juga mendeskripsikan antarmuka tiap objek dan aliran kendali antar objek. II-1

2 II-2 Framework mengambil keuntungan dari tiga karakteristik utama dalam pemrograman berorientasi objek yaitu abstraksi data (data abstraction), polymorphism, dan pewarisan (inheritance). Seperti sebuah tipe data abstrak (abstract data type), sebuah kelas abstrak merepresentasikan antarmuka yang implementasinya dapat berubah. Polimorfisme adalah kemampuan yang dimiliki sebuah peubah (variable) atau parameter dari prosedur untuk menyimpan nilai dengan tipe yang bermacam-macam. Sedangkan pewarisan mempermudah dalam pembuatan komponen yang baru. Framework dapat diibaratkan sebagai sebuah mesin yang membutuhkan tenaga (power) agar dapat hidup. Gambar 2.1 mengilustrasikan bagaimana framework dapat bekerja. Tidak seperti mesin pada umumnya, mesin framework ini memiliki banyak plug. Tiap plug tersebut merupakan hot spot dari framework, yaitu bagian yang dapat diubah berupa kelas-kelas abstrak. Tiap Hot spot harus diberi tenaga agar mesin dapat bekerja. Sumber tenaga tersebut adalah kode dari aplikasi yang akan dibuat yang harus dihubungkan dengan hot spot. Kode aplikasi yang ditambahkan tersebut akan digunakan oleh kernel framework, yaitu bagian framework yang tidak berubah. Gambar 2.1 Framework Sebagai Sebuah Mesin [MAR01] 2.2. Karakteristik Framework Keuntungan utama framework terlihat dari aspek pemodulan, guna ulang, perluasan, dan inversion of control yang merupakan karakteristik dari framework.

3 II Pemodulan (Modularity) Framework terdiri dari beberapa kelas abstrak dengan antarmuka tertentu. Detail implementasi dapat dienkapsulasi dan efek perubahan implementasi dapat dilokalisasi. Lokalisasi juga dapat membantu memahami dan melakukan perawatan terhadap perangkat lunak Guna ulang (Reuse) Framework merupakan satu dari beberapa teknik guna ulang [KRU92]. Framework mengguna ulang analisis, rancangan dan juga kode implementasi. 1. Analisis Guna ulang analisis medeskripsikan berbagai jenis objek yang penting dan menyediakan kosakata yang membahas domain masalah yang dihadapi. 2. Rancangan. Guna ulang rancangan (design) dapat dilihat dalam bentuk pola (pattern). Pola (pattern) merepresentasikan kumpulan solusi yang sama yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam pengembangan perangkat lunak dalam konteks tertentu. 3. Kode implementasi. Framework mengguna ulang kode karena akan mempermudah membangun sebuah aplikasi dari komponen-komponen pustaka yang tersedia. Alasan lain framework mengguna ulang kode karena sebuah komponen baru dapat dengan mudah diturunkan dari superclass yang abstrak. Guna ulang analisis dan rancangan lebih penting dari guna ulang terhadap kode karena inti dari guna ulang sebuah perangkat lunak adalah rancangan tingkat tinggi (high-level design) berupa solusi intelektual yang diberikan bukan kode implementasi Perluasan (Extensibility) Aspek perluasan diperlukan untuk mengubah fitur dan layanan pada aplikasi baru yang dibuat sesuai dengan kebutuhan. Untuk aspek perluasan, ada lokasi pada sebuah framework di mana fitur aplikasi yang dibuat dihubungkan dengan framework. Lokasi tersebut dinamakan hook.

4 Hook pada sebuah framework berada pada hot spot, yaitu bagian framework yang dapat berubah. Hot spot merupakan kelas-kelas abstrak atau metode-metode yang harus diimplementasikan. Framework bukanlah program yang dapat dieksekusi (executable). Untuk menghasilkan program yang dapat dieksekusi, developer harus menginstansiasi framework dengan mengimplementasikan kode-kode untuk aplikasi pada setiap hot spot. Setelah setiap hot spot diinstansiasi barulah framework dapat menggunakan kelas-kelas tersebut. Tetapi ada juga bagian-bagian tertentu dari framework yang tidak dapat diubah. Bagian tersebut merupakan kernel dari framework, atau dapat juga diebut frozen spot framework. Tidak seperti hot spot, frozen spot merupakan kumpulan kode yang telah diimplementasikan pada framework yang kemudian akan memanggil satu atau lebih hot spot yang telah diimplementasikan oleh pengembang aplikasi yang menggunakan framework. Kernel tidak akan berubah, konstan dan merupakan bagian yang selalu ada pada setiap instansiasi framework Inversion of Control Pada umumnya, developer yang mengembangkan aplikasi menggunakan pustaka (library) dengan menulis program utama yang memanggil komponen-komponen tersebut ketika dibutuhkan. Developer memutuskan kapan memanggil komponen tersebut dan bertanggung jawab terhadap struktur dan kendali program secara keseluruhan. Hal tersebut berbeda dengan framework di mana yang diguna ulang adalah program utamanya. Developer memutuskan apa saja yang ditambahkan pada program utama tersebut. Yang terpenting dalam hal ini adalah bahwa kode yang dibuat oleh developer dipanggil oleh kode framework yang digunakan. Framework menentukan struktur dan kendali program secara keseluruhan. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.2. Tabel 2.1 Perbedaan Framework dengan Library Bagian aplikasi yang dikembangkan Aspek Library Framework program utama (main program) subkelas dan komponen II-4 Alur kendali kode buatan pengembang aplikasi (custom code) ditentukan pengembang aplikasi custom code memanggil library code ditentukan framework (pengembang framework) framework code memanggil custom code

5 II-5 Custom Code Custom Code Custom Code Framework Component Component Custom Code Component Component Custom Code Library Gambar 2.2 Perbedaan Framework dengan Library 2.3. Klasifikasi Framework Framework dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek seperti lingkup, teknik yang digunakan dalam pengembangan [JOH88], dan tingkat generalitas framework Lingkup Berdasarkan lingkupnya, framework dapat dibagi menjadi tiga yaitu: 1. System infrastructure framework Framework ini menyederhanakan pengembangan infrastruktur untuk sistem yang portable dan efisien seperti untuk sistem operasi [CAM93] dan framework untuk sistem komunikasi [SCI97] dan juga pengembangan antarmuka pengguna dan kakas pemroses bahasa. System infrastructure framework digunakan dalam lingkungan internal organisasi dan tidak dijual secara langsung ke konsumen. 2. Middleware integration framework Framework jenis ini umumnya digunakan dalam proses integrasi aplikasi dan komponen yang terdistribusi. Middleware integration framework dirancang untuk meningkatkan kemampuan pengembang perangkat lunak dalam memodulkan, mengguna ulang, dan memperluas infrastruktur perangkat lunak agar dapat bekerja pada lingkungan terdistribusi.

6 II-6 3. Enterprise application framework Framework ini ditujukan pada domain aplikasi yang luas dan merupakan dasar aktivitas bisnis perusahaan [FAH99]. Dibandingkan system infrastructure dan middleware integration framework, enterprise application framework membutuhkan biaya yang besar untuk mengembangkannya ataupun membelinya dari vendor. Namun enterprise application framework dapat memberikan pengembalian investasi (return on investment) karena framework ini mendukung pengembangan aplikasi untuk pengguna akhir (end user) dan produk secara langsung. Sedangkan system infrasturcture dan middleware integration framework fokus pada proses pengembangan perangkat lunak untuk keperluan internal perusahaan Teknik Pengembangan Ralph E. Johnson mengklasifikasikan framework menjadi dua berdasarkan teknik pengembangnya yaitu white-box framework atau dikenal dengan architecture-driven framework dan black-box framework yang dikenal dengan data-driven framework [JOH88]. 1. White-box framework Instansiasi framework ini hanya dapat dilakukan dengan menciptakan kelaskelas baru. Kelas-kelas tersebut beserta kode implementasinya dapat ditambahkan dengan pewarisan atau komposisi. Arsitektur white-box framework harus terdokumentasi dengan baik karena pengetahuan yang mendalam mengenai detail arsitektur framework sangat diperlukan untuk mengembangkan aplikasi sesuai dengan keinginan pengembang. Gambar 2.3 memperlihatkan white-box framework. Gambar 2.3 White Box Framework [CHE04]

7 II-7 2. Black-box framework Black-box framework menyembunyikan struktur internalnya. Pengguna hanya mengetahui deskripsi umum penggunaan framework dan hot spot yang disediakan. Mekanisme yang disediakan untuk instansiasi framework ini hanya dengan komposisi sehingga pengguna tidak harus mempelajari detail internal framework. Gambar 2.4 memperlihatkan black-box framework. Gambar 2.4 Black Box Framework [CHE04] Tingkat Generalitas Berdasarkan tingkat generalitasnya, framework dibagi menjadi dua yaitu horizontal framework dan vertikal framework. 1. Horizontal framework Framework ini bersifat lebih umum sehingga dapat digunakan untuk membangun berbagai tipe aplikasi. Namun pengembang biasanya dihadapkan pada fitur-fitur yang tidak diinginkan sehingga banyak fitur framework yang tidak digunakan. Horizontal framework dapat digunakan untuk mengembangkan antarmuka pengguna sebuah aplikasi pada area yang cukup luas di industri perangkat lunak. Contoh framework ini adalah GUI toolkit. Ilustrasi horizontal framework dapat dilihat pada Gambar 2.5.

8 II-8 portion of application generality portion of framework used Gambar 2.5 Horizontal Framework [ROG97] 2. Vertikal framework Vertikal framework atau dikenal juga dengan application framewok ditujukan untuk pembangunan aplikasi yang spesifik pada domain masalah tertentu. Contohnya adalah framework untuk analisis statistik data ekonomi di mana framework ini digunakan khusus untuk aplikasi keuangan. Vertical framework kurang umum, tetapi memiliki utilitas yang lebih baik serta memberikan solusi yang lebih lengkap. Oleh karena itu, framework ini lebih banyak digunakan dalam mengembangkan aplikasi. Gambar 2.6 mengilustrasikan vertikal framework. portion of application generality portion of framework used Gambar 2.6 Vertikal Framework [ROG97]

9 II Proses Pengembangan Framework Sebelum membahas mengenai bagaimana proses pengembangan framework, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti usaha pengembangan, proses belajar, kemampuan integritas, kemampuan perawatan, dan kurangnya standar. 1. Usaha pengembangan. Mengembangkan perangkat lunak yang kompleks cukup sulit, terlebih lagi mengembangkan framework yang dapat diguna ulang untuk domain aplikasi yang kompleks. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan dan pengalaman yang baik dari pengembang untuk menghasilkan framework yang baik. 2. Proses belajar. Mempelajari penggunaan framework secara efektif tidak mudah. Sebagai contoh, dibutuhkan waktu 6-12 bulan untuk dapat menggunakan framework antar muka pengguna (GUI framework), seperti MFCs atau MacApp [FAM99]. Umumnya, mentoring dan pelatihan dibutuhkan untuk mengajarkan pada pengembang aplikasi bagaimana cara menggunakan framework dengan efektif. 3. Kemampuan integritas. Masalah integrasi muncul pada beberapa tingkatan, mulai dari abstraksi, sampai masalah dokumentasi, konkurensi, dan arsitektur pendistribusian. Sebagai contoh, karena inversion of control merupakan fitur yang penting dalam framework, akan sangat sulit untuk mengintegrasikan sebuah framework dengan framework lain agar dapat bekerja sama. 4. Kemampuan perawatan. Aplikasi akan terus berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu framework pun harus berubah. Diperlukan perawatan yang rutin terhadap framework. Ada beberapa aktivitas dalam perawatan framework seperti penambahan fungsionalitas, pengurangan fungsionalitas, dan generalitas. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap komponenkomponen framework dan hubungan antar komponen tersebut.

10 II Kurangnya standar. Sampai saat ini tidak ada standar yang diterima secara luas dalam perancangan, implementasi, dan pendokumentasian framework. Pengembangan framework berbeda dengan pengembangan perangkat lunak pada umumnya. Perbedaan yang paling mendasar adalah framework harus mencakup semua permasalahan pada domain tertentu, di mana aplikasi hanya menfokuskan pada permasalahan yang ditentukan pada aktifitas pengumpulan kebutuhan (requirement gathering). Selain itu, metodologi-metodologi pengembangan perangkat lunak yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi belum cukup untuk digunakan dalam membangun framework karena metodologi-metodologi tersebut tidak menyertakan perancangan hook framework yang menyediakan aspek fleksibilitas dan perluasan framework. Beberapa metodologi telah diusulkan untuk pembangunan framework. Akan tetapi, sampai sekarang belum ada metodologi yang diterima sebagai standar pembangunan framework. Metodologi-metodologi tersebut pada intinya dapat dikelompokkan menjadi aktivitas-aktivitas yang meliputi analisis (analysis), perancangan (design), implementasi (implementation), dan pengujian (testing) [FRO98]. Aktivitas-aktivitas tersebut seperti metodologi pengembangan perangkat lunak, tetapi tiap aktivitas disesuaikan untuk pengembangan framework Analisis Tujuan aktivitas ini adalah mendeskripsikan domain yang harus dilingkupi oleh framework. Untuk mendapatkan kebutuhan framework dan identifikasi permasalahan, pengembang framework dapat mengacu pada aplikasi yang telah dikembangkan, pada pakar-pakar di domain permasalahan tersebut, atau standar yang telah ada pada domain tersebut. Untuk menggambarkan kebutuhan fungsional framework, digunakan use case model yang berisi diagram use case, definisi tiap use case, skenario use case, dan definisi aktor. Identifikasi terhadap hot spot mulai dilakukan pada tahap ini. Eksplorasi terhadap aplikasi-aplikasi yang telah ada membantu dalam mengidentifikasi bagian-bagian mana yang berubah dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya dan bagian mana yang tetap. Hasil dari aktivitas ini adalah model analisis domain yang berisi kebutuhan framework dan use case model.

11 II Perancangan Model analisis merupakan masukan yang penting dari tahap ini. Framework yang akan dibangun dibentuk sedemikian sehingga memenuhi semua kebutuhan yang telah terdefinisi, termasuk di dalamnya kebutuhan non fungsional dan berbagai constraints lain. Proses perancangan menentukan struktur dari abstraksi, hot spot dan frozen spot framework. Hooks pada framework juga harus ditentukan dan dirancang. Hook memperlihatkan cara framework diadaptasi menjadi sebuah aplikasi dan merupakan bagian yang penting dalam framework. Hasil dari aktivitas ini adalah model perancangan yang mencakup perancangan kelas dan realisasi use case tahap perancangan Implementasi Tahap ini memfokuskan pada implementasi kode (coding) kelas-kelas abstrak dan konkret framework dari hasil perancangan yang telah dilakukan. Tujuan utama dari implementasi adalah untuk merealisasikan arsitektur dan sistem secara keseluruhan. Pembuatan dokumentasi framework juga mulai dilakukan pada tahap ini Pengujian Ada dua tipe pengujian yang dilakukan terhadap framework. Pertama, framework harus diuji secara terpisah tanpa aplikasi yang menyertainya. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi error yang masih terjadi pada framework dan mencegah terjadinya error yang disebabkan oleh aplikasi. Kerusakan pada framework akan diteruskan pada aplikasi yang dibangun. Oleh karena itu, pengujian framework secara terpisah perlu dilakukan. Kedua, pengujian yang sesungguhnya yaitu ketika framework telah digunakan untuk membangun aplikasi. Pada proses ini diuji hook dari framework yang merupakan lokasi di mana interaksi antara framework dengan aplikasi yang dibangun terjadi. Penggunaan framework juga membantu mengetahui bagian mana saja dari framework yang belum lengkap dan memperlihatkan bagian-bagian pada framework yang harus lebih fleksibel atau yang seharusnya mudah digunakan.

12 II UML-F Penggunaan notasi UML standar yang digunakan pada pembangunan aplikasi tidak memadai untuk memodelkan framework. Diagram yang ada pada UML saat ini tidak dapat menjelaskan bagian mana dari framework yang dapat berubah dan apa constraint pada saat instansiasi. Untungnya, UML menyediakan mekanisme untuk menambahkan dan mendefinisikan label atau tanda yang dibutuhkan pada elemen model UML. Penambahan-penambahan tersebut menghasilkan sebuah UML baru yang disebut UML-F [FON00]. UML-F mendukung pembangunan framework. UML menyediakan mekanisme ekstensi pada stereotype, tagged value, dan constraint. UML-F menggunakan tagged value sebagai mekanisme ekstensi pada UML. UML diagram diperluas dengan menambahkan tag {variable}, {extensible}, {app-class}, {static}, dan {dynamic}. OCL (Object Constraint Language) ditambahkan tag {for all new method} dan tag {optional} ditambahkan pada sequence diagram. Penjelasan mengenai tag tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Ekstensi UML-F No. Nama Ekstensi Jenis Ekstensi Bagian UML yang diterapkan Deskripsi 1. {app-class} boolean Class Kelas yang hanya ada pada instansiasi framework. Kelas-kelas pada aplikasi baru didefinisikan selama proses instansiasi framewrok. 2. {variable} boolean Method Method harus diimplementasikan ketika proses instansiasi framework. 3. {extensible} boolean Class Antarmuka kelas bergantung pada instansiasi framework. Method baru bisa ditambahkan untuk menambah fungsionalitas kelas. 4. {static} boolean Extensible interface, Variable method, dan Extensible Class 5. {dynamic} boolean Extensible interface, Variable method, dan Extensible Class Informasi yang belum lengkap ditambahkan saat kompilasi aplikasi. Informasi yang belum lengkap ditambahkan saat aplikasi berjalan.

13 II-13 No. Nama Ekstensi Jenis Ekstensi Bagian UML yang diterapkan 6. {incomplete} boolean Generalization dan Realization Deskripsi Sub kelas baru harus ditambahkan pada relasi generalisasi atau realisasi. 7. {for all new methods} boolean OCL Constrain Menandakan bahwa OCL constraint ditujukan pada semua method baru. 8. {optional} boolean Events Menandakan bahwa event yang ada bersifat opsional Dokumentasi Framework Salah satu aktivitas yang paling penting dalam pengembangan framework yaitu pembuatan dokumentasi. Tanpa dokumentasi yang jelas, lengkap dan benar, framework tidak akan dapat digunakan oleh pengembang aplikasi yang tidak terlibat dalam perancangan framework tersebut. Dokumentasi framework memiliki tiga tujuan utama yang menjelaskan [JOH92]: 1. Tujuan pembuatan framework 2. Bagaimana menggunakan framework 3. Detail rancangan framework Ada banyak metode yang diusulkan untuk mendokumentasikan framework akan tetapi sampai sekarang belum ada standar yang digunakan dalam pembuatan dokumentasi. Beberapa metode yang diusulkan antara lain cookbook dan recipe, example, design patterns, framework overview, reference manual, dan design notebook Cookbook dan Recipe Recipe mendeskripsikan bagaimana menyelesaikan masalah-masalah yang khas dan sering muncul selama mengembangkan aplikasi. Informasi direpresentasikan dalam bahasan yang tidak formal dan mudah dimengerti serta dilengkapi dengan gambar dan kode sumber. Walaupun tidak formal, recipe biasanya memiliki struktur seperti

14 II-14 bagian yang menjelaskan tujuan, langkah-langkah menggunakan recipe, referensi ke recipe yang lain, dan contoh-contoh kode sumber. Cookbook merupakan kumpulan dari recipe. Panduan untuk mencari recipe yang dibutuhkan disediakan oleh cookbook baik itu berupa daftar isi maupun dengan menjadikan recipe yang pertama sebagai gambaran (overview) dari keseluruhan cookbook. Cookbook digunakan pada framework seperti MVC (Model-View- Controller), MacApp, HotDraw, ET++, MET++, dan CommonPoint. Banyak pengembang aplikasi berhasil mempelajari framework dari cookbook dan kode sumber framework tersebut Examples Kode sumber dari beberapa contoh aplikasi yang dikembangkan menggunakan framework sering digunakan sebagai dokumentasi yang disediakan untuk pengembang aplikasi. Biasanya dokumentasi jenis ini dibuat selama pengembangan framework yaitu pada saat inisiasi framework. Akan tetapi dokumentasi ini terlalu sulit untuk pengembang aplikasi pemula [SPA96], pengenalan pada hot spot dari framework harus ditambahkan dari mulai bentuk guna ulang yang paling sederhana hingga bentuk yang lebih rumit Design Pattern Design pattern memberikan solusi untuk permasalahan-permasalahan yang muncul dalam perancangan. Design patterns merupakan meta knowledge tentang bagaimana menggabungkan fleksibilitas dalam sebuah framework. Deskripsi sebuah design pattern menjelaskan masalah dan hubungannya, solusi dari masalah tersebut, dan diskusi mengenai konsekuensi ketika menggunakan solusi yang disediakan. Permasalahan biasanya diilustrasikan dalam contoh yang konkret. Solusi menjelaskan objek-objek dan kelas-kelas yang berpartisipasi dalam sebuah rancangan (design) beserta tanggung jawab dan kerjasama antara kelas dan objek tersebut. Sebuah diagram kolaborasi dapat juga digunakan untuk merepresentasikan masalah yang serupa. Contoh penggunaan solusi yang digunakan pada situasi yang nyata juga biasanya disertakan dalam design pattern. Selain itu, analisis keuntungan dan kerugian ketika menggunakan pola (pattern) merupakan bagian penting yang harus ada dalam deskripsi design pattern.

15 II Framework Overview Penjelasan mengenai gambaran umum dari framework merupakan langkah awal membantu pengembang aplikasi dalam mengguna ulang framework. Framework overview berisi batasan framework yang dibuat, apa saja yang dicakup oleh framework dan apa saja yang tidak, serta memberikan informasi mengenai bagian mana yang tidak dapat diubah dan bagian yang fleksibel dalam framework. Overview bisa juga menjadi recipe pertama pada sebuah cookbook. Jika framework dikembangkan secara in-house, overview framework disajikan dalam bentuk presentasi oleh pengembang framework pada pengembang aplikasi Reference Manual Reference manual untuk sebuah sistem berorientasi objek terdiri dari deskripsi tiap kelas, serta deskripsi dari peubah-peubah global, konstanta-konstanta, dan tipe-tipe. Secara umum, deskripsi sebuah kelas menjelaskan tujuan dan tanggung jawab kelas, peran (role) dari tiap data member, dan informasi tiap metode. Deskripsi metode menjelaskan fungsi, status awal dan status akhir metode tersebut. Untuk dokumentasi framework, deskripsi-deskripsi tersebut dapat ditambahkan informasi mengenai peranan kelas atau metode dalam menyediakan fleksibilitas untuk hot spot, apakah kelas tersebut dapat dibuat subkelasnya atau sebuah metode dapat dioverride. Akan tetapi reference manual bukan merupakan sumber yang baik untuk mempelajari sebuah framework Design Notebook Design notebook berisi kumpulan informasi yang berkaitan dengan rancangan perangkat keras. Informasi berisi latar belakang teori, analisis dari situasi, dan diskusi mengenai engineering trade-off.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat suatu aplikasi (Andresta, 2008). Kemudahan-kemudahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat suatu aplikasi (Andresta, 2008). Kemudahan-kemudahan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Framework 2.1.1 Pengertian Framework Framework merupakan perangkat lunak yang mulai menjadi pilihan untuk membuat suatu aplikasi (Andresta, 2008). Kemudahan-kemudahan yang diberikan

Lebih terperinci

Pembangunan Framework Sederhana untuk Aplikasi Sistem Informasi Sekolah

Pembangunan Framework Sederhana untuk Aplikasi Sistem Informasi Sekolah Pembangunan Framework Sederhana untuk Aplikasi Sistem Informasi Sekolah LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh : Andresta Ramadhan / 13503030 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemodelan Objek Pemodelan objek merupakan suatu metode untuk menggambarkan struktur sistem yang memperlihatkan semua objek yang ada pada sistem. (Nugroho, 2005, hal:37).

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN Arahan Perancangan

BAB IV PERANCANGAN Arahan Perancangan BAB IV PERANCANGAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai arahan perancangan, perancangan hot spot, hasil perancangan framework, dan perancangan dokumentasi. Dengan menggunakan hasil analisis terhadap kebutuhan

Lebih terperinci

Pemrograman Web Berbasis Framework. Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD

Pemrograman Web Berbasis Framework. Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD Pemrograman Web Berbasis Framework Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD hasan@uad.ac.id Pokok Bahasan Pendahuluan Requirement atau penelusuran

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Diagram class sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

Lebih terperinci

Notasi dalam UML. Actor

Notasi dalam UML. Actor Notasi dalam UML Actor Gambar 1. Notasi Actor Actor menggambarkan segala pengguna software aplikasi (user). Actor memberikan suatu gambaran jelas tentang apa yang harus dikerjakan software aplikasi. Sebagai

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah)

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1,

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com REKAYASA PERANGKAT LUNAK 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com Referensi Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Roger S. Pressman, Ph.D, Andi Jogyakarta, 2012 Buku 1 Rekayasa

Lebih terperinci

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

STUDI PEMBANGUNAN FRAMEWORK BERORIENTASI OBJEK STUDI KASUS PEMBANGUNAN FRAMEWORK PENJADWALAN

STUDI PEMBANGUNAN FRAMEWORK BERORIENTASI OBJEK STUDI KASUS PEMBANGUNAN FRAMEWORK PENJADWALAN STUDI PEMBANGUNAN FRAMEWORK BERORIENTASI OBJEK STUDI KASUS PEMBANGUNAN FRAMEWORK PENJADWALAN Nur Afif Dosen Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam sebuah penelitian, diperlukan perencanaan yang rapi, pengelolaan yang benar, pengolahan berbagai kebutuhan penelitian dan penggunaan metode

Lebih terperinci

MI2193 PEMROGRAMAN WEB LANJUT PHP FRAMEWORK. Created by MTA Revised by HPU

MI2193 PEMROGRAMAN WEB LANJUT PHP FRAMEWORK. Created by MTA Revised by HPU MI2193 PEMROGRAMAN WEB LANJUT PHP FRAMEWORK Created by MTA Revised by HPU SET THE FRAME, GET TO WORK Arsitektur MVC Programming-in-large Pengembangan Berbasis Komponen Framework MODEL-VIEW-CONTROLLER (MVC)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram)

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 Activity Diagram Activity diagram digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan.

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak atau software engineering adalah sebuah disiplin ilmu yang mencakup segala hal yang berhubungan dengan proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

Agi Putra Kharisma, S.T., M.T. Pengembangan Berorientasi Penggunaan Ulang

Agi Putra Kharisma, S.T., M.T. Pengembangan Berorientasi Penggunaan Ulang Agi Putra Kharisma, S.T., M.T. Pengembangan Berorientasi Penggunaan Ulang Bingkai Kerja (BK) Apa itu BK? Mengapa BK? Bagaimana menggunakan BK? Bagaimana mempelajari BK? Bagaimana memilih BK? Bagaimana

Lebih terperinci

model abstrak grafis teks memahami fungsionalitas sistem media komunikasi

model abstrak grafis teks memahami fungsionalitas sistem media komunikasi System Modeling Pemodelan Sistem Aktivitas: Membuat model abstrak dari sistem berdasarkan sudut pandang tertentu. Representasi: Berupa notasi grafis maupun teks. Tujuan: Membantu analis memahami fungsionalitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan APLIKASI RETAIL MINIMARKET MENGGUNAKAN METODE ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ini adalah : 2.1.1 Enterprise

Lebih terperinci

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras Bab III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu: a. Perangkat keras 1. Processor Intel Core

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Perencanaan Stok Barang dengan Menggunakan Teori Trafik dari tahap awal perancangan sampai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi 1 Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi

Lebih terperinci

Equipment Monitoring Control Manajemen System Berbasis Web Application

Equipment Monitoring Control Manajemen System Berbasis Web Application Equipment Monitoring Control Manajemen System Berbasis Web Application TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan

Lebih terperinci

Polymorphism. Materi ke-8 Pemrograman Berbasis Objek

Polymorphism. Materi ke-8 Pemrograman Berbasis Objek Polymorphism Materi ke-8 Pemrograman Berbasis Objek Pengertian Polymorphism = polimorfisme Poly (banyak) + morphos (bentuk) : banyak bentuk Kemampuan untuk menghandle banyak bentuk Kemampuan untuk memproses

Lebih terperinci

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML MEMAHAMI PENGGUNAAN UML Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Saat ini sebagian besar para perancang sistem informasi dalam menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan tujuan

Lebih terperinci

Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto

Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pokok bahasan di kuliah #2 Metodologi desain sistem: waterflow, v-model,

Lebih terperinci

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN ANALISIS KEBUTUHAN Institut Teknologi Sumatera DEFINISI MODEL ANALISIS Menurut Ian Sommerville(2011) Model Analisis adalah suatu teknik untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 25 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Pada bab ini akan menjelaskan beberapa uraian menyangkut Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Bandung yang terdiri dari Sejarah, Visi dan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Penulis mengadakan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam menentukan objek penelitian, penulis melakukannya pada Rental Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Sitti Nurbaya Ambo, S.Kom Universitas Gunadarma e-mail : baya_ambo@yahoo.com ABSTRAK Perusahaan membutuhkan adanya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem yang Sedang Berjalan. Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem yang Sedang Berjalan. Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk siswa SMA Negeri 1 Parongpong, maka terlebih dahulu perlu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJUALAN SPAREPART DI BENGKEL ANUGRAH JAYA MOTOR BERBASIS DESKTOP

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJUALAN SPAREPART DI BENGKEL ANUGRAH JAYA MOTOR BERBASIS DESKTOP PENGEMBANGAN APLIKASI PENJUALAN SPAREPART DI BENGKEL ANUGRAH JAYA MOTOR BERBASIS DESKTOP Nugraha Setiadi 1, Ridwan Setiawan 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan sebagai penunjang keberhasilan penelitian. Alat dan bahan tersebut adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal abad ke-21 ini, kegunaan internet sudah cukup memengaruhi kehidupan masyarakat. Pada tahun 2012, pengguna internet di dunia tercatat sudah mencapai 2,4 miliar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Sistem Untuk pengembangan sistem, penelitian ini menggunakan model SDLC (Software Development Life Cycle). Selain untuk proses pembuatan, SDLC juga

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT DESIGN ENGINEERING. Defri Kurniawan M.Kom

REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT DESIGN ENGINEERING. Defri Kurniawan M.Kom REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT DESIGN ENGINEERING Defri Kurniawan M.Kom Content Pengenalan Perancangan Model Analysis to Model Design Design Concept Design Model Pengenalan Perancangan Perancangan PL

Lebih terperinci

Pemodelan Berorientasi Objek

Pemodelan Berorientasi Objek 1 Pemodelan Berorientasi Objek Perancangan Sistem dengan Analisis Dinamis Adam Hendra Brata Pemodelan Kebutuhan Sistem 2 Ruang Lingkup Masalah Analisis Kebutuhan Diagram Use Case Pemodelan Perangkat Lunak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Pengembangan Sistem

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Pengembangan Sistem BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Sistem Pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan pendekatan SDLC (Software Developent Life Cycle) yang merupakan siklus pengembangan perangkat

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Bab ini menjelaskan gambaran secara global produk tentang perangkat lunak produk yang akan dibuat, dalam hal ini ialah migrasi sistem informasi absensi dari pemrograman terstruktur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case

Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case Disusun O L E H Elsita S.N 04.05.2569 Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta 2006/2007 Bagian-bagian utama dari UML adalah view, diagram, model element,

Lebih terperinci

Class Diagram Activity Diagram Entity Relationship Diagram (ERD) MySQL CodeIgniter

Class Diagram Activity Diagram Entity Relationship Diagram (ERD) MySQL CodeIgniter DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

PertemuanI. Object Oriented

PertemuanI. Object Oriented PertemuanI Object Oriented Pendahuluan Pemodelan Sistem Berbasis Objek Sejarah Object Oriented Konsep awal programming (Basic) dengan kekuatan GOTO statement, ini merupakan Non Procedural Language Procedural

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum. Koperasi Citra Telekomunikasi Institut Teknologi (IT) Telkom Bandung merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan suatu sarana dalam proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada lingkungan belajar.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI ALOKASI RESOURCE MANAGEMENT DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA

RANCANG BANGUN APLIKASI ALOKASI RESOURCE MANAGEMENT DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA RANCANG BANGUN APLIKASI ALOKASI RESOURCE MANAGEMENT DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA Hendri Supryadi 1, Tursina 2, Novi Safriadi 3 Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura 1,2,3

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dengan demikian objek yang akan penulis kaji adalah Sistem Informasi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dengan demikian objek yang akan penulis kaji adalah Sistem Informasi BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dengan demikian objek yang akan penulis kaji adalah Sistem Informasi Penyewaan Peralatan Pesta Pada CV.Risha. Penelitian dilakukan di CV.Risha yang

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK Aplikasi Sistem Informasi Sertifikasi Kompetensi Pegawai PLN Distribusi Jawa Tengah dan D. I Yogyakarta.

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK Aplikasi Sistem Informasi Sertifikasi Kompetensi Pegawai PLN Distribusi Jawa Tengah dan D. I Yogyakarta. MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK Aplikasi Sistem Informasi Sertifikasi Kompetensi Pegawai PLN Distribusi Jawa Tengah dan D. I Yogyakarta Oleh : Rian Aldy Hidayat ( L2F007067 ) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

P10 Konsep & Prinsip Desain. A. Sidiq P.

P10 Konsep & Prinsip Desain. A. Sidiq P. P10 Konsep & Prinsip Desain A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta Desain PL & RPL 2 Model Analisis Model Desain AnalysisModel Design Model 3 Data design (desain data) Mentransformasikan model

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem operasi untuk aplikasi bergerak yang mengalami perkembangan yang cukup pesat yaitu Android. Android adalah sistem operasi berbasis Linux dan bersifat open source.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI SISWA PADA BAGIAN AKADEMIK STUDI KASUS DI SMK MEDIKACOM BANDUNG. Abstrak

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI SISWA PADA BAGIAN AKADEMIK STUDI KASUS DI SMK MEDIKACOM BANDUNG. Abstrak PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI SISWA PADA BAGIAN AKADEMIK STUDI KASUS DI SMK MEDIKACOM BANDUNG Diqy Fakhrun Siddieq 1, Pipiet Fitriyani 2 1 Program Studi Teknik Informasi, STMIK LPKIA 2 Program Studi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: Objek penelitian

Lebih terperinci

AUTOMATICS SOFTWARE ANALISYS. Arief Setyanto Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta

AUTOMATICS SOFTWARE ANALISYS. Arief Setyanto Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta AUTOMATICS SOFTWARE ANALISYS Arief Setyanto Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstract Dokumen awal yang dijadikan pedoman adalah dokumen View Point Oriented Document (VORD). Dokumen VORD merupakan hasil kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjalannya perancangan dan implementasi aplikasi. (RAM), Sistem Operasi Windows 8.

BAB III METODE PENELITIAN. berjalannya perancangan dan implementasi aplikasi. (RAM), Sistem Operasi Windows 8. 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian Dalam penelitian dibutuhkan beberapa alat dan bahan untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi aplikasi. 3.1.1 Alat Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Seni dan Budaya Bali Di Bali sampai saat ini seni dan kebudayaannya masih tetap bertahan dan lestari. Hal ini terjadi karena salah satunya adalah pendukungnya tidak berani

Lebih terperinci

PRINSIP DAN KONSEP DESAIN

PRINSIP DAN KONSEP DESAIN PRINSIP DAN KONSEP DESAIN Pokok Bahasan dalam RPL : Desain PL dan Rekayasa PL Prinsip Desain Konsep Desain Desain Modular Afektif Model Desain Dokumentasi Desain TUJUAN PRINSIP DAN KONSEP DESAIN Memahami

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER PENDEK TAHUN AKADEMIK 2015/2016

UJIAN TENGAH SEMESTER PENDEK TAHUN AKADEMIK 2015/2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UJIAN TENGAH SEMESTER PENDEK TAHUN AKADEMIK 2015/2016 Mata Kuliah : PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK Petunjuk

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sufajar Butsianto, M.Kom

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sufajar Butsianto, M.Kom ANALISA & PERANCANGAN SISTEM INFORMASI Sufajar Butsianto, M.Kom MODUL 5 UML Unified Modelling Language Tools : Star UML, Rational Rose dll TOOLS 1. Mahasiswa mengetahui tool untuk perancangan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Perancangan aplikasi kamus Bahasa Sunda berbasis Android dengan menggunakan bahasa pemrograman Java ini merupakan sistem yang mempermudah pengguna

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. deskripsi dari PT. Prima Krista Sejahtera Jl. Taman Sari No.25 C kota

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. deskripsi dari PT. Prima Krista Sejahtera Jl. Taman Sari No.25 C kota BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah mengenai data-data dari tempat penelitian penulis antara lain sejarah, visi dan misi, struktur organisasi serta jop deskripsi

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dan tindakan(actionresearch). Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2005:234) : Penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 195 LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 1. The Task. Penjelasan ringkas dari latar belakang dan hubungan dokumen. 1.1 Purpose. Maksud keseluruhan dari proyek pengembangan sistem. 1.2 System Definition.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem A. Pengertian sistem Hartono (2005) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Lebih terperinci

19 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Mengendarai kendaraan tidak sembarangan, ada aturan-aturan yang harus ditaati dan juga syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi sebelum berkendara di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses belajar setiap individu memiliki cara sendiri. Kemajuan teknologi saat ini banyak mendukung berbagai aspek kebutuhan salah satunya dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Object Oriented Analysis and Design -Pendahuluan- Nisa ul Hafidhoh

Object Oriented Analysis and Design -Pendahuluan- Nisa ul Hafidhoh Object Oriented Analysis and Design -Pendahuluan- Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id 08156114760 Agenda Kontrak Kuliah Silabus Referensi Materi Pendahuluan @NH2017 2 Kontrak Kuliah Penilaian: UTS 30%

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa Perangkat Lunak Pertemuan 8 Prinsip, Konsep dan metode Desain.: Erna Sri Hartatik :. Terjemahan model analisis menjadi model desain Data design mengubah model informasi (entity relationship diagram

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PEMBELAJARAN RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH : ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM SEMESTER: 4 KODE : KI091318 SKS: 4 JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA FTIF ITS PROGRAM : S1 DOSEN: KOMPETENSI UTAMA / TIU : untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

Pertemuan 9 PRINSIP DAN KONSEP DESAIN

Pertemuan 9 PRINSIP DAN KONSEP DESAIN Pertemuan 9 PRINSIP DAN KONSEP DESAIN Pokok Bahasan dalam RPL : Desain PL dan Rekayasa PL Prinsip Desain Konsep Desain Desain Modular Afektif Model Desain Dokumentasi Desain Buku Referensi : Pressman,

Lebih terperinci

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab perancangan model ensiklopedia berisi pemetaan elemen dalam lingkungan kolaborasi ke dalam ensiklopedia. Pemetaan ini menghasilkan sebuah ensiklopedia lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggambarkan aliran-aliran informasi dari bagian-bagian yang terkait, baik dari

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggambarkan aliran-aliran informasi dari bagian-bagian yang terkait, baik dari BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Analisis sistem merupakan gambaran suatu sistem yang saat ini sedang berjalan dan untuk mempelajari sistem yang ada. Analisis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sistem komputerisasi yang akurat, update dan memberikan kemudahan. Karena. dengan masalah yang sangat kompleks sekalipun.

PENDAHULUAN. sistem komputerisasi yang akurat, update dan memberikan kemudahan. Karena. dengan masalah yang sangat kompleks sekalipun. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi semakin berkembang pesat saat ini. Setiap organisasi seperti halnya instansi pendidikan universitas sangat membutuhkan sistem komputerisasi yang akurat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. instansi-instansi yang sudah terorganisir dengan baik. Misalnya Pusat Studi Qur an (PSQ)

BAB 1 PENDAHULUAN. instansi-instansi yang sudah terorganisir dengan baik. Misalnya Pusat Studi Qur an (PSQ) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi sudah menjadi bagian dari kebutuhan atau alat pendukung pekerjaan. Penerapan tersebut akan mempunyai manfaat jika digunakan pada instansi-instansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Object Oriented Analysis and Design Pengenalan OOAD Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6281329571612 SILABUS MATA KULIAH

Lebih terperinci

Gambar Use Case Diagram

Gambar Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui

Lebih terperinci

PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH (KELAS 5 B)

PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH (KELAS 5 B) PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH 09560018 (KELAS 5 B) LABORATORIUM RPL PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji

Lebih terperinci

Catatan Archimate 2.1

Catatan Archimate 2.1 Catatan Archimate 2.1 Versi 0.1 Referensi The Open Group, N131 Archimate 2.1 Reference Card.pdf, https://www2.opengroup.org/ogsys/catalog/n131 Archimate 2.1 Active Structural Behavioral Passive Structural

Lebih terperinci

1. Analisis Desain 2. UML Sebagai Tools OOA

1. Analisis Desain 2. UML Sebagai Tools OOA 1. Analisis Desain Pengenalan "Unified Modeling Language/UML" Dalam suatu proses pengembangan software, analisa dan rancangan telah merupakan terminologi yang sangat tua. Pada saat masalah ditelusuri dan

Lebih terperinci

SESI PERTAMA. 1.1 UML sebagai standarisasi. 1.2 UML, asal usul INFORMATION SYSTEM DESIGN USING UML YUDHO

SESI PERTAMA. 1.1 UML sebagai standarisasi. 1.2 UML, asal usul INFORMATION SYSTEM DESIGN USING UML YUDHO SESI PERTAMA Dalam sesi pertama ini anda akan mempelajari tentang : UML, sejarah dan latar belakang? prinsip Object Oriented? memahami UML? UML menjadi sebuah trend baru dalam dunia pengembangan software,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang dilakukan di Sabilla

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang dilakukan di Sabilla 35 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang dilakukan di Sabilla Distributor yang berlokasi di Ruko Cibinong Mansion Blok Tulip no. 22

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI. Aplikasi chatting mobile phone yang menggunakan NetBeans IDE 6.0 yang di

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI. Aplikasi chatting mobile phone yang menggunakan NetBeans IDE 6.0 yang di BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Tahapan analisis merupakan tahapan yang paling awal dalam membuat sebuah perangkat lunak. Pada tahapan ini dilakukan perancangan terhadap Aplikasi

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM MAKALAH T02/Use Case Diagram ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM Nama : Abdul Kholik NIM : 05.05.2684 E mail : ik.kyoe.san@gmail.com Sumber : http://artikel.webgaul.com/iptek/unifiedmodellinglanguage.htm

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN POLA MODEL-VIEW- CONTROLLER (MVC)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN POLA MODEL-VIEW- CONTROLLER (MVC) PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN POLA MODEL-VIEW- CONTROLLER (MVC) Rangga Sanjaya Fakultas Teknik, Universitas BSI Jalan Sekolah Internasional No. 1-6, Bandung 40282, Indonesia

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : voucher elektronik SMS (Short Message Service)

ABSTRAK. Kata kunci : voucher elektronik SMS (Short Message Service) ABSTRAK Pada saat ini penulis melihat banyak distributor voucher elektronik mengalami kesulitan dalam menganalisa dan mendokumentasikan transaksi voucher elektronik yang sudah dilakukan. Perkembangan fitur

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tempat sanggar seni mayang sari di bandung dimana terletak di jalan Moch Toha

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tempat sanggar seni mayang sari di bandung dimana terletak di jalan Moch Toha BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Sebagian Besar objek penelitian yang di gunakan oleh penulis adalah tempat sanggar seni mayang sari di bandung dimana terletak di jalan Moch Toha

Lebih terperinci

Rational Unified Process (RUP)

Rational Unified Process (RUP) Universitas IGM HD-UIGM-FK-01 Fakultas : Ilmu Komputer Pertemuan ke : 8 Program Studi : Teknik Informatika Handout ke : 1 Kode Matakuliah : Jumlah Halaman : 25 Matakuliah : Rekayasa Perangkat Lunak Mulai

Lebih terperinci