BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Definisi Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah komponen program kesehatan dan kedokteran yang terdiri atas upaya terencana untuk mengubah perilaku individu, kelompok maupun masyarakat. Perubahan prilaku yang diharapkan adalah perubahan cara berpikir, bersikap, dan berbuat dengan tujuan membantu pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit, dan promosi hidup sehat (Suliha dkk, 2002). Menurut pendapat Anwar, Efendy (1998) dijelaskan pengertian pendidikan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan merupakan hal yang tidak jauh berbeda. Kegiatan ini sama-sama dilakukan dengan cara menyebarkan pesan atau memberi informasi kesehatan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Mengikuti pandangan Depkes, Efendy (1998) dinyatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandasakan prinsip-prinsip belajar. Lebih dijelaskan lagi bahwa pendidikan kesehatan itu dilakukan untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila perlu. Dari beberapa defenisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam meningkatkan kesehatannya. Dengan kata lainnya adanya perubahan tindakan dari 7

2 8 yang tidak mampu mangatasi masalah kesehatan sendiri menjadi mandiri demi mencapai tujuan hidup sehat. Hal tersebut sejalan dengan pandangan Suliha dkk (2002) yang menjelaskan bahwa pendidikan kesehatan merupakan usaha/kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap maupun keterampilan untuk mencapai hidup sehat secara optimal. Lebih dijelaskan lagi bahwa di dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang di dalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. 2. Tujuan Pendidikan Kesehatan Tujuan pendidikan kesehatan adalah tercapainya suatu perubahan sikap dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam membina serta memelihara perilaku hidup sehat juga berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Nursalam & Efendi, 2008). Dilihat dari tujuan tersebut, pendidikan kesehatan diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan, menurunkan ketergantungan, dan memberikan kesempatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk mempertahankan keadaan sehat yang optimal. Secara umum, tujuan pendidikan kesehatan ialah mengubah perilaku individu/mas yarakat di bidang kesehatan. Menurut pendapat Notoatmodjo, Suliha (2002) menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan adalah (a) menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat, (b) menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, (c) mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada. Di dalam keperawatan, pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit, dan mengurangi bertambahnya masalah kesehatan, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada,

3 9 memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan (Suliha dkk, 2002). Pendidikan kesehatan berperan penting dalam membantu klien mengontrol kesehatan mereka sendiri dengan memengaruhi serta menguatkan keputusan atas tindakan sesuai dengan diri mereka sendiri. Menurut Bastable, terdapat 10 point penting tentang tujuan pendidikan kesehatan untuk pasien atau klien, kesepuluh point tersebut yakni: a. Meningkatkan kepuasan klien sebagai konsumen b. Memperbaiki kualitas kehidupan c. Memastikan kelangsungan perawatan d. Secara efektif mengurangi insiden komplikasi penyakit e. Memasyarakatkan masalah kepatuhan terhadap rencana-rencana pemberian perawatan kesehatan f. Memicu klien mematuhi rencana pengobatan medis g. Membantu klien lebih pandai mengatasi gejala penyakit h. Menurunkan ansietas klien i. Memaksimalkan kemandirian dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari j. Memotivasi dan memberdayakan klien sebagai konsumen untuk terlibat didalam perencanaan sesi-sesi pengajaran Rankin dan Duffy memberi pandangan yang tidak jauh berbeda tentang tujuan pemberian informasi pendidikan kesehatan pada pasien (Waluyo, 2010). Mereka mengklasifikasikan tujuan pendidikan kesehatan bagi klien kedalam 7 (Tujuh) point yaitu: a. Memberikan pengetahuan bagi pasien b. Mengurangi emosi pasien c. Memberikan kepuasan pasien terhadap perawatan d. Meningkatkan kepercayaan pasien untuk menolong dirinya sendiri e. Memenuhi rencana pengobatan pasien f. Meningkatkan pengetahuan tentang gejala dini komplikasi dan pertolongan

4 10 Darurat g. Menghentikan perilaku yang tidak sehat Dari kedua pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada khususnya tujuan pemberian informasi pendidikan pada pasien atau klien terdiri dari: a. Membantu Klien Lebih Pandai Mengatasi Gejala Penyakit Klien perlu mengetahui tentang kondisi penyakit, semua yang berhubungan dengan penyakit yang dideritanya serta keterampilan yang diperlukan untuk perawatan secara mandiri. Pemberian pendidikan kesehatan akan menyebabkan pasien mengenal dan mengambil tindakan yang tepat yang berhubungan dengan penyakit. b. Mengurangi Ansietas Klien Kurangnya pengetahuan terhadap penyakit yang dideritanya seringkali menyebabkan pasien menjadi cemas, gelisah, takut dan merasa tidak berdaya. Pendidikan kesehatan tentang kondisi penyakitnya diharapkan mampu mengurangi atau menghilangkan perasaan cemas, karena jaminan kepastian yang mereka miliki. c. Meningkatkan Kepuasan Klien Sebagai Konsumen Pengetahuan yang dimiliki pasien setelah pemberian pendidikan kesehatan merupakan pedoman bagi pasien untuk berperilaku. Pasien akan merasa puas jika mereka telah mengenal dan memiliki pedoman perilaku untuk melakukan perawatan mandiri dan berkelanjutan guna mencapai peningkatan status kesehatan. d. Meningkatkan Kepercayaan Pasien untuk Menolong Dirinya Sendiri Pendidikan kesehatan akan mengubah pengetahuan dan kemampuan pasien yang berhubungan dengan penyakitnya. Pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki menyebabkan pasien merasa lebih percaya bahwa dirinya mampu menolong dirinya sendiri sebatas kewenangannya. Rasa percaya diri dapat pula

5 11 membantu pasien dalam menjalankan program pengobatan, perawatan dan rehabilitasi. e. Memicu Klien Mematuhi Rencana Pengobatan Medis Perubahan pengetahuan pasien setelah mendapatkan informasi tentang rencana pengobatan dan perawatan, dapat menyebabkan pasien lebih mudah untuk diajak kerjasama dalam program pengobatan. Hal ini karena pasien telah mengetahui tujuan dan manfaat program pengobatan yang memberikan keuntungan bagi mereka. f. Secara Efektif Mengurangi Insiden Komplikasi Pendidikan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien dan keluarganya dalam mengenal gejala dini dan tanda komplikasi dari penyakit yang di derita. Mereka juga diharapkan lebih mengenal tindakan darurat yang diperlukan sehingga dapat mencegah terjadinya kecacatan dan kematian dini. g. Memperbaiki Kualitas Kehidupan Sebelum sakit seringkali pasien memiliki perilaku yang tidak sehat seperti merokok, mengkonsumsi nutrisi yang tidak seimbang atau kurang aktivitas. Setelah diberikan pendidikan kesehatan, perilaku tersebut diharapkan dapat dihentikan. Pendidikan Kesehatan yang diperlukan adalah tentang efek yang merugikan dari perilaku yang tidak sehat, serta manfaat yang diperoleh dari perilaku sehat. Pada kondisi pasien dirawat di rumah sakit biasanya perilaku ini lebih mudah untuk diubah, karena pasien telah merasakan dampak dari perilaku yang tidak sehat tersebut. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Pendidikan Kesehatan Menurut Potter dan Perry (2005), proses pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari perawat dan dari pasien. Faktor yang berasal dari perawat adalah; sikap, emosi, pengetahuan dan pengalaman masa lalu.

6 12 a. Sikap yang baik yang dimiliki perawat akan mempengaruhi penyampaian informasi kepada pasien, sehingga informasi akan lebih jelas untuk dapat dimengerti pasien. b. Pengendalian emosi yang dimiliki perawat merupakan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan kesehatan. Pengendalian emosi yang baik akan mengarahkan perawat untuk lebih bersikap sabar, hati-hati dan telaten. Dengan demikian informasi yang disampaikan lebih mudah diterima pasien. c. Pengetahuan dalah kunci keberhasilan dalam pendidikan kesehatan. Perawat harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk memberikan pendidikan kesehatan. Pengetahuan yang baik juga akan mengarahkan perawat pada kegiatan pembelajaran pasien. Pasien akan semakin banyak menerima informasi dan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien. d. Pengalaman masa lalu perawat berpengaruh terhadap gaya perawat dalam memberikan informasi, dan informasi yang diberikan akan lebih terarah sesuai dengan kebutuhan pasien. Perawat juga lebih dapat membaca situasi pasien berdasarkan pengalaman yang mereka miliki. Faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi proses pendidikan kesehatan adalah: motivasi, kemampuan dalam belajar, sikap, rasa cemas/emosi, kesehatan fisik, pendidikan, tahap perkembangan dan pengetahuan sebelumnya (Potter & Perry, 2005; Suliha, dkk & Machfoedz, dkk. 2005). a. Motivasi adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan mengarahkan pasien untuk belajar. Bila motivasi tinggi pasien akan giat untuk mendapatkan informasi tentang kondisinya dan tindakan yang perlu dilakukan untuk melanjutkan pengobatan dan meningkatkan kesehatanya. b. Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien untuk menerima dan memproses informasi yang ketika dilakukan pendidikan kesehat -an. Kemampuan seringkali berhubungan dengan tingkat pendidikan yang dimiliki. Semakin besar tingkat pendidikan seseorang umunya kemampuan belajarnya juga semakin tinggi.

7 13 c. Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan memudahkan pasien untuk menerima informasi ketika dilakukan pendidikan kesehatan. d. Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan perasaan cemas akan mengurangi kemampuan untuk menerima informasi. e. Kesehatan fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan penerimaan informasi terganggu. f. Tahap perkembangan berhubungan dengan usia. Semakin dewasa usia kemampuan menerima informasi semakin baik dan didukung pula pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. 4. Peran dan Tanggung Jawab Perawat Dalam Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang di dalamnya perawat berperan sebagai pendidik (Suliha dkk, 2002). Peran perawat sebagai pendidik sangat strategis dilaksanakan pada saat pasien sedang di rumah sakit (DPP PPNI, 1999). Peran perawat yang dimaksud yaitu membantu pasien meningkatkan kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik yang diterima, sehingga dapat menerima langsung tanggungjawab terhadap hal-hal yang diketahui (DPP PPNI,1999). Mengutip pandangan Kruger, Perry & Potter (2005) dinyatakan bahwa berdasarkan peran tersebut perawat mempunyai tanggungjawab dalam pendidikan kesehatan adalah memberikan informasi yang diperlukan pasien, mengklarifikasi informasi dari dokter dan mungkin menjadi sumber utama dalam mengatasi masalah kesehatan. Informasi Pendidikan kesehatan yang dapat menambah pengetahuan pasien tentang kesehatan yang sering diberikan di rumah sakit adalah informasi tentang perbaikan kesehatan. Menurut Guwandi (1993), informasi tentang tindakan medik

8 14 harus diberikan sebelum dilakukan suatu tindakan. Jenis tindakan medis yang memerlukan informasi adalah tindakan operatif atau pembedahan, tindakan yang besifat invasif (misalnya suntikan obat, pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium) dan tindakan non-invasif (misalnya: pemberian terapi X-ray, pemeriksaan radiologis yang memakai kontars). Selain informasi tentang tindakan medik, informasi tentang anatomi dan fisiologi sistem tubuh yang terganggu, penyebab penyakit, sumber gejala, dampak penyakit pada sistem tubuh yang lain, prognosis, keterbatasan fungsi, rasionalisasi pengobatan, medikasi, tindakan keperawatan, harapan selama perawatan, lingkungan rumah sakit atau klinik, staf rumah sakit atau klinik, perawatan jangka panjang, metode untuk melibatkan klien dalam perawatan dan keterbatasan yang dihasilkan dari penyakit atau pembedahan juga merupakan hal yang sangat penting dibagikan kepada pasien (Potter & Perry, 2005). B. Konsep Kepuasan Pasien 1. Defenisi Kepuasan Pasien Menurut pendapat Satoto (2009), kepuasan merupakan reaksi perilaku konsumen sesudah pembelian terhadap apa yang sudah dibelinya. Kepuasan konsumen juga mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk pembelian ulang atau pembelian yang sifatnya terus-menerus terhadap jasa yang sama serta mampu mempengaruhi konsumen dapat diartikan sebagai sikap konsumen yakni berapa derajat kesukaan dan ketidaksukaannya terhadap pelayanan yang pernah dirasakan. Lebih dijelaskan lagi bahwa baik buruknya kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggan secara efisien dan konsisten. Mengutip pandangan Hill, Brierley & MacDougall, Kurniati (2013) mendefinisikan bahwa kepuasan adalah sebagai ukuran kinerja Produk Total sebuah organisasi dibandingkan serangkaian keperluaan pelanggan (Costumer requirements). Pendapat ini sejalan dengan Kotler yang menyatakan bahwa kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau

9 15 hasil yang ia persepsikan dibandingkan dengan harapannya. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan. 2. Dimensi dan Variabel Penentuan Kepuasan Pasien Mengikuti pendapat Merkouris, et al., Suryawati (2004) menyebutkan bahwa mengukur kepuasan pasien dapat digunakan sebagai alat untuk : 1) evaluasi kualitas pelayanan kesehatan, 2) evaluasi terhadap konsultasi intervensi dan hubungan antara perilaku sehat dan sakit, 3) membuat keputusan administrasi, 4)evaluasi efek dari perubahan organisasi pelayanan, 5) administrasi staf, 6) fungsi pemasaran, 7) informasi etik professional. Model SERVQUAL (Service quality) yang dikembangka -n Zeithaml Parasuraman-Berry (1985) banyak dipakai sebagai landasan konsep penelitian tentang kepuasan pasien di banyak tempat (Suryawati, 2004). Mengutip hasil penelitian Zeitham-Parasuraman-Berry, Bustami (2011) mengidentifikasi bahwa ada sepuluh dimensi pokok mutu pelayanan yaitu, daya tanggap, kehandalan (reliabilitas), kompetensi, kesopanan, akses, komunikasi, kredibilitas, kemampuan memahami pelanggan, keamanan, dan bukti fisik. Pada penelitian berikutnya dimensi tersebut digabungkan menjadi 5 (lima) dimensi utama yaitu reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik atau bukti langsung. 1. Keandalan (reability) Keandalan (reability) adalah kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, tepat (akurat), memuaskan,jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan. Dengan kata lain, reliabilitas berarti sejauh mana jasa/perawat mampu memberikan apa yang telah dijanjikan kepada pelanggan/pasien dengan memuaskan. Keseluruhan aspek ini berhubungan dengan kepercayaan terhadap pelayanan dalam kaitannya dengan ketepatan waktu pelaksanaan.

10 16 2. Ketanggapan (responsiveness) Ketanggapan (responsiveness) yaitu keinginan karyawan/perawat untuk membantu semuapelanggan/pasien dan segera merespon untuk memberikan pelayanan terhadap kebutuhan pasien, serta dengan cepat memperhatikan dan menyelesaikan masalahnya. Dimensi ini menekankan pada sikap dari penyedia jasa/perawat yang penuh perhatian, cepat dan tepat dalam menghadapi permintaan, pertanyaan, keluhan dan masalah pelanggan/pasien. Perlu menunjukkan sikap bersedia setiap saat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan segera merespon kebutuhan pasien akan informasi kesehatan. 3. Jaminan (assurance) Jaminan (assurance) adalah karyawam/perawat memiliki kompetensi, kesopanan dan dapat dipercaya, bebas dari bahaya serta bebas dari resiko dan keragu-raguan. Dimensi ini merefleksikan kompetensi perusahaan/rumah sakit, karamahan (sopan dan santun) kepada pelanggan/pasien. 4. Kepedulian (emphaty) Dalam hal ini karyawan/perawat mampu menempatkan dirinya pada pelanggan /pasien, dapat berupa kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya kepada pelanggan/pasien, serta dapat memahami kebutuhan pelanggan/pasien. Dimensi ini menunjukkan derajat perhatian yang diberikan kepada setiap pelanggan dan merefleksikan kemampuan pekerja (karyawan/perawat) untuk menyelami perasan pasien/pelanggan. 5. Bukti Langsung atau Berujud (tangibles) Bukti langsung atau berujud (tangibles) meliputi fasilitas fisik, ketersediaan peralatan perawatan dan komunikasi, kebersihan ruangan, ruangan yang teratur rapi, penampilan kerja perawat yang rapi.

11 17 3. Klasifikasi Kepuasan Pasien Menurut Hartini (2008), kepuasan pada intinya bersifat subjektif dari apa yang dirasakan pasien terhadap mutu pelayanan yang diterima, sehingga demikian sulit untuk mengukur tingkat kepuasan kepuasan yang konstan. Lebih dijelaskan lagi lewat pengalaman pada saat di lapangan bahwa kepuasan seseorang terhadap suatu produk sangat bervariasi mulai dari sangat puas, puas, cukup puas dan sangat tidak puas. Tingkat kepuasan pelanggan diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan (Nursalam 2003). Tingkatan-tingkatan tersebut yaitu: sangat tidak memuaskan (1), tidak memuaskan (2), cukup memuaskan (3), memuaskan (4), sangat memuaskan (5). Pasien akan merasa sangat tidak puas apabila hasil pelayanan yang diberikan oleh perawat jauh dari harapan pasien, jika hasil pelayanan yang diberikan oleh perawat belum memenuhi harapan pasien maka pasien akan merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diterima pasien. Pelayanan akan cukup memuaskan jika pelayanan yang diberikan oleh perawat sudah memenuhi harapan rata-rata pasien, sedangkan pasien akan merasa sangat puas apabila pelayanan yang diberikan oleh perawat melebihi apa yang diharapkan pasien. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien pada dasarnya dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu faktor yang berasal dari individu/pasien dan faktor yang berada diluar individu. Faktor yang berasal dari individu berpengaruh terhadap bagaimana pasien mempersepsikan lingkungan. Faktor luar individu mencakup bagaimana pelayanan keperawatan dan fasilitas lain diberikan kepada pasien. Mengutip pendapat Utama dan Rachmadi, Waluyo (2010) menjelaskan bahwa ada beberapa karakteristik individu yang diduga menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien adalah pendidikan, umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi ekonomi yang berhubungan dengan pemilihan kelas perawatan, lokasi rumah sakit terhadap pasien, jenis/diagnosa penyakit yang berhubungan dengan

12 18 keparahan penyakit, lama perawatan dan alasan memilih rumah sakit dan faktor paling dominan yang menentukan kepuasan pasien adalah pendidikan, umur, jenis kelamin, pekerjaan dan status ekonomi yang berhubungan dengan kelas perawatan. 1. Pendidikan Pendidikan adalah status resmi tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh pasien. Mengikuti pendapat Loundon dan Britta, Waluyo (2010) menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi keinginan dan harapannya, lebih dijelaskan lagi bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan pasien yang berpendidikan SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. 2. Umur Umur adalah masa hidup pasien yang didasarkan pada tanggal lahir atau pernyataan pasien, dan biasanya dinyatakan dalam tahun. Mengutip pandangan Davis, Waluyo (2010) dijelaskan bahwa semakin tua usia harapan terhadap pelayanan semakin rendah, sehingga mereka cenderung lebih mudah puas dibanding mereka yang berusia relative muda. Pasien muda umumnya memiliki harapan lebih tinggi sehingga perlu pelayanan yang lebih untuk mencapai kepuasan. 3. Jenis Kelamin Menurut pandangan Prasetijo & Ihalauw, Waluyo (2010) menjelaskan bahwa jenis kelamin laki-laki cenderung lebih mudah merasa puas dibanding perempuan. Hal ini terjadi karena laki-laki cenderung melihat produk dari sisi kualitas dan fungsinya, sedangkan perempuan lebih berdasarkan pertimbangan sosial, psikologis dan penampilan luar produk. 4. Pendapatan/Status Ekonami Status ekonami adalah jumlah penghasilan rata-rata setiap bulan dalam bentuk uang atau barang (dikonversikan ke nilai uang). Status ekonomi pasien

13 19 berhubungan dengan pemilihan kelas perawatan. Menurut pendapat Perry & Potter (2005), pasien yang memiliki status ekonomi baik/tinggi mempunyai banyak kesempatan untuk menggunakan dan mendapatkan fasilitas pelayanan yang lebih baik. Mereka memilih kelas perawatan yang memiliki fasilitas yang mampu membuat perasaan nyaman selama dirawat. Hal ini berarti pula mereka memiliki harapan dan tuntutan yang tinggi terhadap pelayanan keperawatan. Dengan demikian untuk mendapatkan perasaan puas diperlukan pelayanan yang lebih dari standar perawatan umum yang berlaku di masyarakat. Pasien yang memiliki status ekonomi rendah pada umumnya memiliki harapan dan tuntutan yang lebih rendah terhadap pelayanan keperawatan. Mereka seringkali hanya berharap penyakitnya segera sembuh apapun fasilitas yang diberikan. Dengan demikian mereka akan merasa puas terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan secara standar umum masyarakat. C. Hubungan Pemberian Informasi Pendidikan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Semakin banyaknya rumah sakit yang bertambah maka persaingan yang terjadi akan semakin tajam diantara rumah sakit pada saat sekarang, dan hal ini yang menyebabkan rumah sakit akan lebih memprioritaskan kepentingan dan harapan pasien disetiap menentukan tindakan keperawatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Rumah sakit perlu memperhatikan hal-hal yang dianggap penting oleh pasien agar mereka merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan (Utama dkk, 2013). Menurut pendapat Perry & Potter (2005), faktor yang perlu mendapatkan perhatian rumah sakit dalam memberikan pelayanan keperawatan yang dapat meningkatkan kepuasan pasien adalah 1) penghormatan terhadap nilai, kesukaan dan kebutuhan pasien, 2) koordinasi dan integrasi perawatan, 3) komunikasi efektif dan pendidikan kesehatan yang diperlukan pasien, 4) kenyamanan fisik, 5) dukungan emosional dan pengurangan rasa takut/ cemas, 6) keterlibatan keluarga dan teman, dan 7) Kesinambungan pengobatan.

14 20 Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan pemberian informasi tentang beberapa hal yang berhubungan dengan kesehatan pasien. Menurut Potter & Perry (2005), informasi yang perlu disampaikan dalam memberikan pendidikan kesehatan untuk pasien meliputi penjelasan penyakitnya, diet/ nutrisi yang harus dipatuhi pasien, penjelasan penggunaan obat-obatan, lingkungan/ aktifitas yang harus dilakukan dan dihindari pasien, serta instruksi khusus yang berhubungan dengan pengenalan tanda/ gejala penyakit dan rujukan yang diperlukan. Mengikuti pendapat Perry & Potter (2005) dijelaskan bahwa pendidikan kesehatan pasien di rumah sakit dipengaruhi oleh faktor dari perawat sebagai pemberi informasi dan pasien sebagai penerima. Faktor yang berasal dari perawat yang berpengaruh terhadap pendidikan kesehatan adalah sikap, nilai yang dimiliki, emosi, pengetahuan dan pengalaman masa lalu dan faktor yang berasal dari pasien adalah: motivasi, kemampuan dalam belajar, sikap, rasa cemas/ emosi, kesehatan fisik, pendidikan, tahap perkembangan dan pengetahuan sebelumnya. Faktor-faktor ini akan memberikan dampak terhadap seberapa besar pasien mampu menerima informasi/ pengetahuan untuk membangkitkan perubahan sikap dan perilaku. Mengutip pandangan Bastable (2002) dan pandangan Rankin & Duffy, Waluyo (2010) menjelaskan bahwa pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarganya bertujuan untuk: 1) membantu klien lebih pandai mengatasi gejala penyakit, 2) mengurangi ansietas klien, 3) meningkatkan kepuasan klien sebagai konsumen, 4) meningkatkan kepercayaan pasien untuk menolong dirinya sendiri, 5) memicu klien mematuhi rencana pengobatan medis, 6) secara efektif mengurangi insiden komplikasi, dan 7) memperbaiki kualitas kehidupan. Kepuasan pasien sebagai salah satu tujuan pendidikan kesehatan merupakan bentuk sikap dari hasil reaksi afeksi yang bersifat subjektif terhadap obyek yang menghasilk -an penilaian dan bersumber dari pengalaman pasien. Mengutip hasil penelitian Parasuraman dkk, Bustamin (2011) menjelaskan bahwa kepuasan pasien dapat diukur

15 21 dengan menggunakan 5 aspek yaitu keandalan (reliability), jaminan (assurance), ketanggapan (responsiveness), kepedulian (emphaty), dan bukti langsung (tangibles). Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu Terkait dengan Judul Penelitian No Nama Tahun Judul Hasil Tempat 1. Sri Hartini 2. Vivi Yosafianti dan Dera Alfiyanti 2008 Pengaruh Peran Perawat Melaksanakan Pendidikan Kesehatan Penyuluhan Pamflet Kepuasan Dalam Melalui dan Terhadap Keluarga Anak Diare Dalam Mempersiapkan Pasien Pulang, Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Perawat 2010 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Persiapan Pasien Terhadap Pasien Pelayanan Keperawatan Pulang Kepuasan Tentang Penelitian ini menggunakan metode Ex Post Facto. Hasil penelitiannya adalah : a. Ada perbedaan pengaruh dalam melaksanakan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan dan pamlet terhadap kepuasan keluarga anak diare dalam persiapan pulang di bangsal anak RSUD Kabupaten sragen, yaitu dengan nilai p = 0,000. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan preexperimental design ( quasi experiment ) dengan desain posttest only with control group design atau static group comparison. Hasil penelitian menunjukk an rata-rata a. Kepuasan pasien setelah dilakukan pe mberian pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang tentang nutrisi sebesar 94,77%, sedangkan yang tidak diberikan pendidikan kesehata n sebesar 69,04%. Dengan demikian pem berian pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang tentang nutrisi berpengaruh terhadap kepuasan pasien. b. Kepuasan pasien setelah dilakukan RSUD SRAGEN Surakarta RS.ROEMANI SEMARANG

16 22 pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang tentang aktivitas sebesar 93,09%, dan pada kelompok yang tidak diberikan pendidikan kesehatan sebesar 66,41%. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh pemberian pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang terhadap kepuasan pasien tentang dalam pelayanan keperawatan. c. Kepuasan pasien setelah dilakukan pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang tentang obat-obatan sebesar 93,43% dan pada kelompok yang tidak diberikan pendidikan kesehatan se besar 73,45%. Hal ini berarti terdapat pe ngaruh pemberian pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang terhadap kepuas an pasien tentang pelayanan keperawatan. 3. Gaguk 2010 Pengaruh Pendidikan Jenis penelitian ini adalah kuasi RSUD Eko Kesehatan Terhadap ekperimen dengan desain Nonequivalent MADIUN Waluyo Tingkat Kepuasan Control Group Desains Pada kelompok Pasien Rawat Inap eksperimen terdiri 15 responden, sedang kelompok kontrol 15 responden. Hasil penelitian menunjukkan a. Tidak ada perbedaaan kepuasan pasien (aspek kehandalan) terhadap pen didikan kesehatan antara kelompok eksperimen 3,15% dan kontrol 3.01% (p = 0,104). b. Pada kepuasan pasien (aspek ketanggapan) ada perbedaan antara kelompok eksperimen 3,30% dan kontrol 3,04% terhadap pendidikan kesehatan (p = 0,039). c. Pada kepuasan pasien (aspek jaminan) tidak ada perbedaaan antara kelompok

17 23 eksperimen 3,16% dan kontrol 2,98% terhadap pendidikan kesehatan (p = 0,164). d. Pada kepuasan pasien (aspek kepedulian) ada perbedaaan antara kelompok eksperimen 3,27% dan kontrol 3,01% terhadap pendidikan kesehatan (p = 0,021). e. Pada kepuasan pasien (aspek bukti langsung) ada perbedaaan antara kelompok eksperimen 3,01% dan kontrol 3,73% terhadap pendidikan kesehatan (p = 0,0001). 4. Fitria 2009 Analisi Tingkat Penelitian ini menggunakan pendekatan RS. ROEMANI Prasetiani Kepuasan Pasien deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini SEMARANG Rawat Inap yaitu : a. Pada dimensi reliability, sebanyak 80% responden memberikan tanggapan puas dan sebanyak 20 % responden tanggapan belum puas. b. Pada dimensi responsiveness, sebanya k 75% responden memberikan tanggapan puas dan sebanyak 25 % responden tanggapan belum puas. c. Pada dimensi assurance, sebanyak 71, 43 % responden memberikan tanggapan puas dan sebanyak 28,57 % responden ta nggapan belum puas d. Pada dimensi emphaty, sebanyak 83,3 3 % responden memberikan tanggapan puas dan sebanyak e. Pada dimensi tangible, sebanyak 55,56 % responden memberikan tanggapan puas, dan sebanyak 33,33 % responden memberikan tanggapa-n yang biasa-biasa saja serta sebanyak 11,11 %

18 24 D. Kerangka Konsep Variabel Independen Pendidikan Kesehatan Variabel Dependen Kepuasan Pasien Skema 2.1. Kerangka Konsep Penelitian E. Hipotesa Penelitian Ada hubungan yang signifikan antara pemberian pendidikan kesehatan oleh perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut pendapat Rachmadi, Waluyo (2010) menjelaskan bahwa rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan, yang dilayani oleh dokter, perawat dan tenaga ahli

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka. 2.1 Konsep Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) Definisi Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)

Bab II Tinjauan Pustaka. 2.1 Konsep Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) Definisi Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) 2.1.1 Definisi Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) Pendidikan pasien merupakan proses membantu pasien dengan cara memberikan pengajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Discharge Planning 1. Pengertian Discharge planning Discharge planning/perencanaan pemulangan pasien pada dasarnya merupakan program pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Keperawatan 1. Pengertian mutu pelayanan keperawatan Menurut Azwar (1996) yang dikutip Purwanto (2009), mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau seluruh masyarakat Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut diatas

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau seluruh masyarakat Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut diatas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak azasi sehingga setiap masyarakat berhak memperoleh pelayanan kesehatan secara adil, merata dan bermutu yang menjangkau seluruh masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian rumah sakit Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI Oleh PRATIWI K 100060070 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Layanan Kesehatan 1. Pengertian Kualitas Layanan Kesehatan Kualitas layanan adalah cara melayani, membantu menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menentukan rumah sakit mana yang akan mereka pilih. Persaingan antar

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan di era globalisasi ini, berupaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan di era globalisasi ini, berupaya meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan di era globalisasi ini, berupaya meningkatkan kualitas jasa yang ditawarkan kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Kepuasan pelanggan dapat didefenisikan sebagai suatu keadaan ketika kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, dokter, dan kualitas keperawatan yang dirasakan. Pengalaman pasien

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, dokter, dan kualitas keperawatan yang dirasakan. Pengalaman pasien BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Para konsumen atau pasien pengguna layanan kesehatan semakin lama semakin mempunyai pengetahuan tentang berbagai isu dalam pelayanan kesehatan dan memberi perhatian

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSIAPAN PASIEN PULANG TERHADAP KEPUASAN PASIEN TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS ROMANI SEMARANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSIAPAN PASIEN PULANG TERHADAP KEPUASAN PASIEN TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS ROMANI SEMARANG PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSIAPAN PASIEN PULANG TERHADAP KEPUASAN PASIEN TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS ROMANI SEMARANG Vivi Yosafianti 1), Dera Alfiyanti 2) Program Studi Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI Oleh : DIDIK SANTOSO K 100 050 243 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan dunia bisnis menjadi semakin ketat karena persaingan bisnis sekarang ini bersifat mendunia sehingga hal tersebut mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepuasan pasien sebagai salah satu indikator pelayanan berkualitas harus menjadi perhatian karena berhubungan langsung dengan pengguna pelayanan kesehatan ( Lusa, 2007).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan keperawatan merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada klien. Mutu sendiri merupakan kemampuan dari suatu produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain adalah kesehatan. Setiap orang melakukan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan yang prima. Seseorang

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI Oleh : MUTTI ATUN HAFSAH K 100 050 213 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maraknya persaingan bisnis baik di pasar domestik maupun di pasar nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. Karena ruang lingkup pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan pasien telah menjadi topik yang hangat dibicarakan secara global, karena sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang menjadi semakin tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Caring Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ekonomi global membawa dampak persaingan pada industri jasa, sehingga mau tidak mau perusahaan jasa harus memperhatikan kualitas jasa atau pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Realibilitas Pada penelitian kali ini dilakukan uji validasi dengan dilanjutkan uji realibilitas pada instrumen penelitian. Instrumen penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat menjadi hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Mutu Pelayanan 1. Pengertian mutu pelayanan Pengertian mutu pelayanan kesehatan bersifat multi dimensional yaitu mutu menurut pemakai pelayanan kesehatan dan menurut penyelenggara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge planning adalah suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KOTA MADIUN TESIS

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KOTA MADIUN TESIS PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KOTA MADIUN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karya, padat modal, padat teknologi, dan padat keterampilan (Soedarmono, S, dkk,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karya, padat modal, padat teknologi, dan padat keterampilan (Soedarmono, S, dkk, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit 2.1.1. Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah bagian yang amat penting dari suatu sistem kesehatan. Dalam jejaring kerja pelayanan kesehatan, rumah sakit menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di masyarakat dan merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat, yang mengakibatkan semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 2.1.1. Definisi Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kurniawan dalam Sinambela (2006:5), pelayanan publik adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kurniawan dalam Sinambela (2006:5), pelayanan publik adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Publik Menurut Kurniawan dalam Sinambela (2006:5), pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan masyarakat, yang memiliki kepentingan pada organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan garda depan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan garda depan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan. Tim keperawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Konsumen Menurut Kotler (2002) kepuasan adalah: Perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Kepuasan Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja atau hasil suatu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran pembangunan kesehatan di Indonesia antara lain adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan dan semakin bermutu dan merata. Dalam upaya mencapai sasaran ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesehatan merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan tuntutan masyarakat akan kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Keperawatan 1. Pengertian Mutu Mutu merupakan kesesuaian terhadap kebutuhan, bila mutu rendah merupakan hasil dari ketidak sesuaian. Mutu tidak sama dengan kemewahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan produktif. Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus diperhatikan dalam pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien adalah hasil penilaian dari pasien terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pelayanan kesehatan menguraikan interaksi antara penderita dan praktisi kesehatan dalam suatu medis. Seringkali, dilupakan suatu kenyataan bahwa kegiatan-kegiatan itu dipengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API BISNIS SENJA KEDIRI PADA PT. KAI (DAOP VII) MADIUN

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API BISNIS SENJA KEDIRI PADA PT. KAI (DAOP VII) MADIUN ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API BISNIS SENJA KEDIRI PADA PT. KAI (DAOP VII) MADIUN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan kesehatan. Sebagai suatu industri jasa maka rumah sakit tentunya juga harus menjalankan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi mengakibatkan arus kompetensi terjadi di segala bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA ASKES DAN PASIEN UMUM DALAM MENERIMA KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATANDI INSTALANSI RAWAT INAP KELAS II RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL MUFLIH INTISARI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORITIK 1. Kepuasan a. Pengertian Kepuasan Ada beberapa pakar yang memberikan definisi mengenai kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Menurut Parasuraman et. al.,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya kualitas yang tinggi diharapkan akan mendapat tingkat kepuasan pelanggan. Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang berasal dari perbandingan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu negara memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya seminimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatan kesehatan,

Lebih terperinci

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu Bab 1. Pendahuluan Tingginya tingkat persaingan telah membawa pengaruh yang signifikan dalam dunia usaha. Persaingan tidak hanya mengandalkan segi kualitas tetapi juga mengutamakan segi pelayanan. Parasuraman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Kesehatan 1. Pengertian mutu Mutu merupakan keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan konsumen, baik berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen utama dalam meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Depkes RI (2008) dalam Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I Oleh : NILA HIDAYATI K100040056 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API SRIWEDARI DI STASIUN SOLO BALAPAN JURUSAN SOLO-YOGYAKARTA

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API SRIWEDARI DI STASIUN SOLO BALAPAN JURUSAN SOLO-YOGYAKARTA ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API SRIWEDARI DI STASIUN SOLO BALAPAN JURUSAN SOLO-YOGYAKARTA (Studi Kasus pada Penumpang Kereta Api di Stasiun Solo Balapan) NASKAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pembangunan nasional merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Pasien 2.1.1. Definisi Kepuasan Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa senang; perihal (hal yang bersiap puas, kesenangan, kelegaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing di era globalisasi adalah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui standar-standar yang berlaku. Dalam pandangan tradisional,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan pasien merupakan fungsi dari penilaian pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien menerima pelayanan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini sejalan dengan makin meningkatnya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi kedokteran dan keadaan sosial ekonomi masyarakat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) diperkirakan akan menjadi penyebab kematian nomor tujuh di dunia, DM juga menjadikan penyebab utama penyakit jantung dan stroke dimanalebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan industri kesehatan dewasa ini terus mengalami pertumbuhan yang pesat, dan salah satu akomodasi pelayanan kesehatan tersebut adalah rumah sakit,

Lebih terperinci

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN GIGI DI KLINIK GIGI MY DENTAL CARE SURABAYA Adityarani Putranti (S Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Manajemen Pemasaran dan Keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan). BAB II LANDASAN TEORI A. Jasa Jasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari pembangunan nasional secara menyeluruh. Adapun tujuan pembangunan kesehatan adalah mencapai kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi mendorong masyarakat umtuk memperhatikan derajat kesehatan demi menaikkan kualitas hidupnya melalui lembaga penyedia layanan kesehatan. Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mewujudkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh.

BAB 1 PENDAHULUAN. mewujudkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang indikator Indonesia Sehat, dinyatakan bahwa bangsa Indonesia diharapkan akan mencapai tingkat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang bertujuan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

Lebih terperinci

tertinggi berdasarkan susunan hirarki yang dikembangkan. Perhitungan yang pengolahan dan penilaian analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang

tertinggi berdasarkan susunan hirarki yang dikembangkan. Perhitungan yang pengolahan dan penilaian analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang 80 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dalam bab sebelumnya, maka dapat ditentukan faktor dan sub faktor yang memiliki prioritas tertinggi berdasarkan susunan hirarki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan atau rumah sakit tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan atau rumah sakit tersebut, perlu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), rumah sakit adalah penyelenggara rujukan bagi upaya kesehatan masyarakat, dimana rumah sakit merupakan salah satu sub sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari (Noor, 2001). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari (Noor, 2001). World Health Organization (WHO) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan menjadi kebutuhan yang paling utama bagi masyarakat (Rahmawati, 2014). Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik. 20 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejalan dengan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin membaik menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik. Keberadaan rumah sakit

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : 3.1.1 Data Primer Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, persaingan jasa menjadi semakin ketat. Banyak peluang bisnis yang muncul dari berbagai sektor, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Service Clinic Car sebagai tempat merawat bagi mobil terkadang tidak hanya untuk tempat perawatan mobil tapi juga untuk tempat konsultasi atau pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINAT PASIEN UNTUK MENGGUNAKAN ULANG JASA PELAYANAN KESEHATAN DI BANGSAL RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR Skripsi ini Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Mutu Pelayanan 1. Pengertian mutu pelayanan Mutu pelayanan kesehatan ( Azwar, 1996 : 17 ) mempunyai banyak segi atau bersifat multi dimensional, yaitu mutu menurut pemakai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Responden pada penelitian ini mayoritas berjenis kelamin wanita, yaitu wanita sebesar 58% dan pria sebesar 42%, hal ini dikarenakan pada saat penyebaran kuesioner

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci