Mengukur Kualitas Layanan Jaringan Komputer

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mengukur Kualitas Layanan Jaringan Komputer"

Transkripsi

1 Mengukur Kualitas Layanan Jaringan Komputer Karina Auliasari, 10/309367/PTK/ Magister Teknologi Informasi Dewi Awirat, 10/309327/PTK/ Magister Teknologi Informasi Jurusan Pascasarjana Teknik Elektro Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta 1.1 KUALITAS LAYANAN (QUALITY of SERVICE) JARINGAN KOMPUTER Ada 4 karakteristik untuk melakukan pengukuran kualitas layanan dalam sebuah jaringan internet, yaitu : Reliability Realibility adalah karakteristik kehandalan sebuah aliran data dalam jaringan internet. Masing-masing program aplikasi memiliki kebutuhan realibility yang berbeda. Untuk proses pengiriman data, , dan pengaksesan internet jaringan internet harus dapat diandalkan dibandingkan dengan konferensi audio atau saluran telepon. Delay Delay adalah tenggang waktu yang dibutuhkan mulai mengirim data sampai dengan data diterima. Sama halnya dengan karakteristik realibility, program aplikasi mentoleransi delay berbeda-beda. Untuk proses login, saluran telepon, konferensi suara dan konferensi video membutuhkan delay yang minimum dibandingkan proses pengiriman data atau . Jitter Jitter didefinisikan sebagai variasi delay dari sebuah paket yang berasal dari aliran data yang sama. Jitter yang tinggi artinya perbedaan waktu delaynya besar, sedangkan jitter yang rendah artinya perbedaan waktu delaynya kecil. Untuk aplikasi audio dan video membutuhkan jitter yang rendah untuk tiap paketnya. Jika jitter tinggi maka perlakuan tambahan diperlukan pada saat menerima data. Bandwith Bandwith adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwith yang berbeda.

2 1.2 TEKNIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN Empat teknik umum yang digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan pada jaringan komputer, yaitu: Penjadwalan (Scheduling) Paket dari aliran data yang berbeda sampai di router dan switch untuk diproses. Teknik penjadwalan yang baik memperlakukan aliran data yang berbeda secara tepat dan adil. Tiga teknik penjadwalan yang didesain untuk meningkatkan kualitas pelayanan, yaitu : FIFO Queuing FIFO (First In First Out) merupakan teknik antrian yang menampung paket ke dalam buffer (ruang memori pada switch dan router) hingga node (router dan switch) siap memprosesnya. Jika kecepatan kedatangan rata-rata lebih tinggi dibandingkan kecepatan pemrosesan rata-rata, antrian akan memenuhi buffer dan paket yang baru dating akan diabaikan. Priority Queuing Teknik antrian priority queuing membeda-bedakan paket berdasarkan kelas prioritas. Masing-masing prioritas mempunyai antriannya sendiri. Paket dengan antrian prioritas tertinggi akan diproses terlebih dahulu, sedangkan yang rendah akan diproses terakhir. Sistem tidak akan memproses antrian hingga antriannya habis. Teknik ini lebih baik dibandingkan FIFO karena antrian dengan prioritas traffic yang tinggi seperti multimedia dapat sampai ke tujuan dengan delay yang rendah. Namun memiliki kekurangan jika aliran data secara terus menerus pada antrian prioritas tertinggi, maka paket pada antrian prioritas terendah tidak akan pernah berkesempatan untuk diproses. Kondisi ini disebut starvation atau kelaparan. Weighted Fair Queuing Teknik antrian weighted fair queuing merupakan metode penjadwalan yang lebih baik. Pada teknik ini paket masih dibedakan di kelas dan antrian yang berbeda. Masing-masing prioritas antrian diberi pemberat yang berbeda, dimana prioritas yang lebih tinggi diberi pemberat yang lebih tinggi juga. Sistem akan memproses paket di tiap antrian secara bergantian dengan pemilihan paket di tiap antrian berdasarkan beratnya. Jika sistem tidak menerapkan prioritas pada kelas-kelasnya maka beratnya dianggap sama (jumlah paket yang diproses sama), dalam hal ini antrian memiliki prioritas yang adil Traffic Shaping Traffic shaping adalah mekanisme untuk mengontrol jumlah dan kecepatan data dari traffic yang dikirimkan ke jaringan. Dua teknik yang digunakan mengontrol traffic : Leaky Bucket Teknik ini digunakan untuk meratakan input data yang jumlahnya naik turun dalam traffic jaringan (bursty traffic) dengan merata-rata kecepatan data. Bursty

3 yang masuk disimpan ke dalam penampungan (bucket) dan dikelurakan ke jaringan dengan rata-rata kecepatan yang konstan. Teknik ini mencegah kemacetan pada jaringan (congestion network) karena semua paket memiliki kesempatan untuk diproses yang dibedakan berdasarkan jumlah paket yang diproses. Setiap satuan waktu ada paket yang diproses yang kemudian dilepaskan ke dalam jaringan. Jika traffic terdiri dari variable panjang paket yang bervariasi, kecepatan yang dikeluarkan harus sesuai pada jumlah byte atau bit paket tersebut. Algoritma untuk paket dengan panjang paket yang bervariasi : 1. Inisialisasi counter menjadi n pada tiap detik 2. Jika n lebih besar dari ukuran paket, kirim paket dan tambahkan nilai counter dengan ukuran paket. Ulangi langkah 2 hingga n lebih kecil dari ukuran paket 3. Reset counter dan ulangi langkah 1. Token Bucket Algoritma teknik token bucket mengijinkan pada host yang tidak memakai jaringan untuk mengumpulkan credit untuk pengiriman selanjutnya dalam bentuk token-token.untuk tiap detik system mengirimkan sejumlah n token ke bucket (penampungan). Sistem menghilangkan satu token tiap cell (tiap byte) data dikirimkan. Teknik token bucket dengan mudah diimplementasikan dengan counter. Token diinisialisasi menjadi 0. Tiap waktu token ditambahkan, counter ditambahkan 1. Tiap waktu satu unit data dikirimkan counter dikurangi dengan 1. Ketika counter bernilai 0, host tidak bisa mengirimkan data. Teknik token bucket mengijinkan bursty traffic pada kecepatan maksimum yang diijinkan. Mengkombinasikan Token Bucket dan Leaky Bucket Dua teknik bisa dikombinasikan memanfaatkan host yang tidak memakai jaringan dan pada saat yang sama mengatur traffic. Leaky Bucket dijalankan setelah Token Bucket, kebutuhan kecepatan leaky bucket (keluarnya token) harus lebih tinggi dari pada kecepatan masuknya token pada bucket Resource Reservation Resource reservation merupakan penyediaan sumber daya dalam aliran data yang dibutuhkan saat mengirim atau menerima data. Aliran data membutuhkan sumber daya seperti buffer, bandwith, waktu CPU (central processing unit), dsb. Kualitas pelayanan menyediakan sumber daya ini sebelum data ada pada aliran Admission Control Admission control merupakan mekanisme yang digunakan router atau switch untuk menerima atau menolak aliran data yang parameternya ditentukan terlebih dahulu, parameter ini disebut spesifikasi aliran. Sebelum router menerima aliran data untuk diproses, router akan memeriksa spesifikasi aliran untuk melihat kapasitas router (dalam hal ini badwidth, ukuran buffer, kecepatan CPU, dsb) dan ketentuan dengan aliran data yang sebelumnya untuk bisa menangani aliran data yang baru.

4 1.3 INTEGRATED SERVICE Integrated service merupakan model pelayanan terpadu yang didesain untuk meningkatkan kualitas pelayanan di jaringan internet. Model ini menekankan pada kualitas pelayanan pada layer network IP (Internet Protocol). IP didesain untuk usaha pengiriman yang paling baik (best-effort delivery). Artinya tiap penerima dilayani dengan cara yang sama. Jenis pengiriman seperti ini tidak memperhitungkan minimal layanan yang digunakan seperti penggunaan bandwidth, misalnya untuk aplikasi audio dan video yang real-time. Jika suatu aplikasi secara tidak sengaja mendapatkan bandwidth yang besar maka akan mengganggu aplikasi lain sehingga terjadi kekacauan pada jaringan. Integrated service adalah model QoS berdasarkan aliran yang didesain untuk IP Signaling Untuk menerapkan model berbasis aliran pada protokol yang bersifat connectionless seperti IP dibutuhkan protokol pensinyalan (signaling protocol) yang berjalan di IP. Signaling protocol menyediakan mekanisme pensinyalan sehingga protokol ini menginformasikan sumber daya yang dibutuhkan pada saat mengirim data. Protokol ini disebut RSVP (Resource Reservation Protocol) Flow Spesification Ketika sumber membuat persediaan sumber daya maka perlu mendefinisikan spesifikasi aliran. Spesifikasi aliran memiliki dua bagian : Rspec (resource specification) dan Tspec (traffic specification). Rspec mendefinisikan sumber daya yang perlu disediakan oleh aliran seperti buffer, bandwidth, dsb. Tspec mendefinisikan karakteristik traffic alirannya Admission Setelah router menerima spesifikasi aliran dari suatu aplikasi, router menentukan untuk menerima atau menolak layanan tersebut. Keputusan router ini berdasarkan keputusan sebelumnya yang pernah diambil router dan ketersediaan sumber daya router pada saat itu Service Classes Integrated service mendefinisikan dua pengkelasan layanan, yaitu : Guaranted service class Layanan ini didesain untuk traffic real-time yang membutuhkan jaminan end-toend delay yang minimum. End-to-end delay adalah penjumlahan delay pada router, delay pada saat di media pengiriman (kabel atau wireless) dan delay pada saat datanya akan mengalir. Router hanya bisa menjamin delay yang ada di dalam router saja. Guaranted service menjamin bahwa paket akan sampai dalam waktu yang telah ditentukan dan tidak akan diabaikan jika aliran trafficnya masih ada dalam batas Tspec. Bisa dikatakan guaranted service adalah layanan yang bersifat kuantitatif (terukur), dimana sejumlah end-to-end delay dan kecepatan data harus didefinisikan oleh aplikasi.

5 Controlled-load service class Layanan ini didesain untuk aplikasi yang dapat menerima delay, tetapi sensitif bagi jaringan dengan beban yang banyak dan bahaya kehilangan paket. Seperti aplikasi mengirim data, dan akses internet. Layanan ini bersifal kualitatif (tidak terukur), karena itu kemungkinan paket yang hilang rendah atau bahkan tidak ada paket yang lepas RSVP Virtual-circuit network membutuhkan sistem pensinyalan untuk menyiapkan virtual circuit sebelum traffic data dapat dimulai. RSVP (Resource Reservation Protocol) adalah protokol pensinyalan yang membantu IP membuat aliran dan konsekuensinya membuat persediaan sumber daya. RSVP adalah protokol independen yang terpisah dari model Integrated Service, jadi RSVP bisa dipakai di model yang lain. Multicast Trees RSVP berbeda dengan system pensinyalan yang lain, karena RSVP didesain untuk multicasting (pengiriman layanan ke beberapa host dalam suatu kelompok jaringan). Tetapi RSVP bisa juga digunakan pada unicasting yang merupakan multicasting dengan satu anggota dalam kelompok multicast. Tujuan dari desain ini agar RSVP mampu menyediakan sumber daya untuk semua bentuk traffic termasuk multimedia yang seringkali menggunakan multicasting. Receiver-Based Reservation Pada RSVP penerima menyediakan sumber daya pada aliran bukan pengirim. Strategi ini sesuai dengan protokol multicast yang lain. Contohnya pada protokol rute router multicast, penerimalah yang membuat keputusan akan bergabung atau meninggalkan kelompok multicast bukan pengirim. RSVP Messages RSVP memiliki beberapa tipe pesan, diantaranya ada dua yang akan dibahas : 1. Path Messages Pada RSVP penerima dipanggil kembali di dalam aliran untuk membuat sumber daya. Namun penerima tidak mengetahui jalur perjalanan paket sebelum sumber dayanya dibuat. Padahal sumber daya membutuhkan jalur. Untuk mengatasi masalah ini RVP menggunakan path messages. Path message berjalan dari pengirim dan mencapai semua penerima di jalur multicast. Dalam perjalanan path message menyimpan informasi yang dibutuhkan penerima. Path message dikirimkan di lingkungan multicast, pesan yang baru akan dibuat ketika jalur pengiriman melalui arah yang berbeda. 2. Resv Messages Setelah penerima menerima path message, penerima akan mengirimkan resv message. Resv message berjalan kembali ke pengirim dan menyediakan sumber daya pada router yang mendukung RSVP. Jika pada suatu jalur router

6 tidak mendukung RSVP, maka paket dikirimkan berdasarkan metode usaha pengiriman yang paling baik pada pembahasan sebelumnya. Reservation Merging Pada RSVP sumber daya tidak disediakan untuk tiap penerima di dalam aliran, penyediaan sumber daya digabung. Reservation Styles Ketika ada lebih dari satu aliran, router menyediakan sumber daya untuk menangani semua aliran itu. RSVP mendefinisikan 3 jenis cara menyediakan sumber daya : 1. Wild Card Filter Style Dengan cara ini router membuat persediaan sumber daya tunggal untuk semua pengirim. Penyediaan sumber daya berdasarkan permintaan terbesar. Tipe cara seperti ini digunakan ketika aliran berasal dari pengirim yang berbeda datang pada waktu yang tidak bersamaan. 2. Fixed Filter Style Dengan cara ini router membuat persediaan sumber daya yang tidak berubah untuk tiap aliran. Artinya jika ada n aliran, maka aka nada n persediaan sumber daya yang akan dibuat. Tipe cara seperti ini digunakan jika kemungkinan besar aliran yang berasal dari pengirim yang berbeda datang dalam waktu yang bersamaan. 3. Shared Explicit Style Pada cara ini router membuat persediaan sumber daya tunggal yang bisa digunakan secara bersama oleh tiap set aliran. Soft State Informasi persediaan sumber daya disimpan di tiap titik untuk secara periodik memperbaharui kebutuhan aliran. Hal ini disebut sebagai soft state yang dibandingkan dengan hard state yang digunakan di protokol virtual-circuit seperti ATM atau Frame Relay, dimana informasi mengenai aliran diperiksa dan diperbaiki hingga informasi itu dihapus Masalah pada Integrated Services Ada dua masalah pada model integrated service jika diterapkan pada jaringan internet, yaitu : Scalability Pada model integrated service tiap router menyimpan informasi untuk tiap aliran. Dalam kenyataanya jumlah router dalam jaringan internet semakin bertambah, jika menggunakan model ini ada kemungkinan router akan mengalami gangguan, karena terlalu banyak menyimpan informasi untuk tiap aliran yang dilaluinya dalam berhubungan dengan router yang lain.

7 Service-type Limitation Model integrated service hanya menyediakan dua jenis layanan yaitu guaranted dan control-load. Hal ini berlawanan jika suatu aplikasi kemungkinan membutuhkan layanan-layanan lain lebih dari layanan guaranted dan controlload. 1.4 DIFFERENTIATED SERVICES Model Differentiated services adalah kualitas layanan berdasarkan kelas yang didesain untuk IP. Model Differentiated services (DS atau Diffserv) diperkenalkan oleh IETF (Internet Engineering Task Force) untuk menangani kelemahan dari model Integrated Services. Dua perubahan yang dibuat : 1. Proses utama dipindah dari pusat jaringan (router) ke pinggir tepi jaringan (host atau aplikasi). Router tidak perlu menyimpan informasi mengenai aliran. Aplikasi atau host mendefinisikan tipe layanan yang mereka butuhkan tiap kali mereka mengirimkan paket. 2. Yang tadinya layanan per aliran diubah menjadi per kelas dalam sebuah layanan. Router merutekan paket berdasarkan kelas dari layanannya, dimana kelas layanan ini didefinisikan ke dalam paket bukan di dalam aliran. Hal ini dapat menyelesaikan masalah pembatasan tipe layanan, karena dapat mendefinisikan kelas yang berbeda tergantung kebutuhan aplikasi DS Field Pada Diffserv tiap paket berisi sebuah field yang disebut DS field. Nilai pada field ini ditentukan pada batas suatu jaringan oleh host atau router pertama yang berada pada batas jaringan tersebut. IETF bermaksud menggantikan TOS (type of service) field pada IP versi 4 atau field kelas pada IP versi 6 dengan DS field. DS field berisi 2 sub fields yaitu DSCP dan CU. DSCP (Differentiated Services Code Point) adalah 6 bit sub field yang mendefinisikan aktivitas tiap-tiap router (PHB(per-hop behavior)). Sedangkan CU (Currently Used) adalah 2 bit sub field yang belum digunakan atau kosong. Router pada Diffserf menggunakan 6 bit DSCP untuk merujuk indeks sebuah table dalam mendefinisikan mekanisme penanganan paket dari paket yang pada saat itu sedang diproses Per-Hop Behavior Model Diffserv mendefinisikan aktivitas tiap-tiap router (PHB(per-hop behavior)) untuk tiap titik yang menerima paket. PHB didefinisikan menjadi 3, yaitu : DE PHB DE PHB adalah PHB yang sudah ditentukan (tidak dapat diubah) mekanismenya sama dengan usaha pengiriman yang paling baik (best effort delivery) yang bisa menerima mekanisme TOS.

8 EF PHB EF PHB menyediakan 3 layanan yaitu kehilangan paket yang rendah, hambatanhambatan yang tidak nampak rendah, dan bandwidth yang terjamin. Jadi seolaholah ada hubungan antara sumber dan tujuan sehingga cepat. AF PHB AF PHB mengirim paket dengan jaminan paket yang tinggi selama kelas traffic nya tidak melebihi karakteristik profil traffic dari node, paket harus sama dengan yang dimiliki router. 1.5 KUALITAS LAYANAN PADA JARINGAN SWITCH Mengukur kualitas layanan pada Frame Relay Ada 4 atribut yang berbeda untuk mengontrol traffic pada frame relay, yaitu access rate, commited burst size (Be), commited information rate (CIR), dan excess burst size (Be ). Keempat atribut ini ditentukan nilainya selama user dan jaringan bernegosiasi. Ada dua cara user melakukan koneksi ke jaringan yaitu PVC dan SVC, untuk koneksi PVC masing-masing atribut ditentukan hanya satu kali pada saat awal, sedangkan koneksi SVC ditentukan berulang-ulang tiap melakukan koneksi. Access rate Untuk tiap koneksi, kecepatan akses didefinisikan. Kecepatan akses bergantung pada bandwidth penghubung antara user dan jaringan. User tidak akan melebihi kecepatan akses. Commited Burst Size (Be) Untuk tiap koneksi, frame relay mendefinisikan commited burst size (Be). commited burst size (Be) merupakan jumlah bit maksimum yang mampu ditransfer untuk satu satuan durasi waktu tertentu dimana jaringan tidak boleh mengabaikan paket. Be bukan kecepatan yang didefinisikan tiap detik, tapi diukur secara kumulatif satu durasi waktu. Commited Information Rate Commited Information Rate (CIR) memiliki konsep yang sama dengan Commited Burst Size kecuali CIR mendefinisikan kecepatan rata-rata per detik. Jika user mengikuti kecepatan CIR secara terus menerus jaringan harus mengirimkan frame tanpa ada yang diabaikan. Dalam pengiriman user mungkin mengirim data dengan kecepatan yang tinggi dibandingkan CIR pada satu waktu dan dengan kecepatan yang rendah dalam waktu yang lain. Jika kecepatan rata-rata sesuai dengan CIR frame tetap akan dikirimkan. Jumlah kumulatif bit yang ditransfer tidak boleh melebihi Be. CIR merupakan ukuran tersendiri yang dapat dihitung dengan formula 1 berikut ini : Be CIR = bps (1) T

9 Excess Burst Size (Be ) Untuk tiap koneksi, Frame Relay mendefinisikan sebuah excess burst size (Be ). Nilai bit yang dapat dikirimkan selama periode waktu jika melebihi nilai Be bisa ditoleransi oleh jaringan selama jaringan tidak sibuk atau padat (congestion). Berbeda dengan Be, Be (Excess Burst Size) mempunyai komitmen yang lebih rendah, jadi jika jaringan terus menerus padat maka data tidak akan dikirimkan. User Rate Jika user selalu patuh dengan ketentuan Be, jaringan akan berkomitmen untuk mengirimkan frame tanpa mengabaikan satupun. Jika user melebihi Be tetapi tetapi tidak melebihi Be (jadi total nilai bitnya lebih rendah dari Be+Be ) jaringan tetap akan mengirimkan semua frame selama jaringan tidak padat atau sibuk. Jika jaringan padat maka beberapa frame akan diabaikan. Switch pertama yang menerima frame dari user memiliki counter dan mengaktifkan bit DE jika frame melebihi Be. Switch selanjutnya akan mengabaikan frame ini jika jaringan dalam keadaan padat atau sibuk. Jika user mengirim data lebih cepat melebihi level Be, selama kecepatannya itu tidak melebihi Be+Be maka masih ada kesempatan frame data tersebut sampai pada tujuan tanpa diabaikan Mengukur kualitas layanan pada ATM Kualitas layanan pada ATM berdasarkan 3 atribut di bawah ini : 1. Classes ATM mendefinisikan 4 kelas layanan dalam ATM yaitu : CBR (Constant-Bit-Rate) Kelas ini didesain untuk konsumen yang membutuhkan layanan audio dan vidio real-time. Layanan ini mirip dengan yang disediakan oleh Frame Relay. VBR (Variable-Bit-Rate) Kelas ini dibagi menjadi 2 sub kelas yaitu VBR real time (VBR-RT) dan VBR non real time (VBR-NRT). VBR-RT didesain untuk user yang menggunakan layanan real time (seperti transmisi suara dan vidio) dan menggunakan teknik kompresi untuk membuat variabel kecepatan bit (bit rate). VBR-NRT didesain untuk user yang tidak membutuhkan layanan real-time tetapi menggunakan teknik kompresi untuk membuat variabel kecepatan bit (bit rate). ABR (Available-Bit-Rate) Kelas ini mengirimkan cells dengan kecepatan minimum, jika kapasirtas jaringan tersedia, kecepatan minimum ini bisa bertambah. ABR cocok untuk aplikasi yang kecepatannya naik turun (bursty). UBR (Unspecified-Bit-Rate) Kelas ini adalah layanan yang memberikan usaha pengiriman yang paling baik (best-effort delivery) yang tidak menjamin apapun.

10 Jadi CBR selalu tersedia bagi user dengan kecepatan yang konstan. VBR selalu tersedia hanya saja dengan kecepatan yang naik turun. ABR dan UBR ini tidak selalu ada, jika ada yang membutuhkan ABR dan UBR melayani jika tidak ada yang membutuhkan ABR dan UBR tidak akan melayani. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 1. Komponen Classes pada ATM 2. User-Related Attributes Atribut ini pada ATM mendefinisikan seberapa cepat user mengirim data, yang dinegosiasikan oleh user dan jaringan pada saat instalasi. Empat bagian dari atribut ini, yaitu : SCR (Sustained Cell Rate) SCR adalah nilai rata-rata kecepatan selama interval lama waktu tertentu. Kecepatan cell bisa lebih rendah atau lebih tinggi dari nilai ini, tetapi rata-rata kecepatannya harus sama atau lebih rendah dari SCR. PCR (Peak Cell Rate) PCR adalah kecepatan maksimum pengirim, sewaktu-waktu kecepatan cell user boleh mencapai PCR tapi selama kecepatannya kembali stabil sesuai kecepatan SCR. MCR (Minimum Cell Rate) MCR merupakan kecepatan minimum cell yang bisa diterima pengirim, jadi kecepatan minimum tidak boleh melebihi MCR. CVDT (Cell Variation Delay Tolerance) CVDT adalah ukuran variasi waktu pengiriman cell. Delay pengiriman tidak boleh melebihi nilai CVDT.

11 3. Network-Related Attributes Atribut ini mendefinisikan karakteristik dari suatu jaringan. Empat bagian dari atribut ini, yaitu : CLR (Cell Loss Ratio) CLR merupakan pembagian antara jumlah cell yang hilang dengan jumlah cell yang dikirimkan selama transmisi data (jika dikirimkan terlalu lambat juga dianggap hilang). CTD (Cell Transfer Delay) CTD adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan cell untuk melakukan perjalanan dari sumber ke tujuan. Nilai maksimum CTD dan minimum CTD juga merupakan bagian atribut ini. CDV (Cell Delay Variation) CDV adalah selisih nilai antara nilai CTD maksimum dan nilai CTD minimum. CER (Cell Error Ratio) CER adalah pembagian dari jumlah cell yang error pada saat dikirimkan. REFERENCES [1] Forouzan A. Behrouz, Data Communication and Networking Fourth Edition McGraw-Hill, [2] Y. Yorozu, M. Hirano, K. Oka, and Y. Tagawa, Electron spectroscopy studies on magneto-optical media and plastic substrate interface, IEEE Transl. J. Magn. Japan, vol. 2, pp , August 1987 [Digests 9th Annual Conf. Magnetics Japan, p. 301, 1982].

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN (QOS) QoS merupakan terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan

BAB II DASAR TEORI. Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pendahuluan Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan transfer di mana informasi dari berbagai jenis layanan seperti suara, video, dan data di ubah ke dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

5. QoS (Quality of Service)

5. QoS (Quality of Service) PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 5. QoS (Quality of Service) Latar Belakang QoS Karakteristik Jaringan IP Alokasi Sumber Daya Definisi QoS QoS adalah suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET OLEH: APRIAL UMARDI

ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET OLEH: APRIAL UMARDI ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET OLEH: APRIAL UMARDI 070402019 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Berikut penelitian-penelitian yang mendasari penelitian

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 7 Troughput Throughput Rate rata rata suatu message atau paket sukses diterima pada kanal komunikasi: T = Jumlah message sukses selama pengamatan Lama pengamatan 8 9 10 11 12 13 Jitter Jitter

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET Aprial Umardi, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)

Lebih terperinci

ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE)

ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE) ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE) 1988 industri telekomunkasi mulai mengembangkan sebuah konsep yang disebut Broadband Integrated Service Digital Network- atau B-ISDN. B-ISDN digambarkan sebagai carrier

Lebih terperinci

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN Jaringan Komputer I Materi 9 Protokol WAN Wide Area Network Jaringan data penghubung jaringan-jaringan akses/lokal Karakteristik Menuju berbasis paket Dari connectionless menuju connection oriented (virtual

Lebih terperinci

2. Pentingnya QoS Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan QoS, yaitu:

2. Pentingnya QoS Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan QoS, yaitu: 1. Definisi QoS ( Quality Of Service ) Dari segi networking, QoS mengacu kepada kemampuan memberikan pelayanan berbeda kepada lalulintas jaringan dengan kelas-kelas yang berbeda. Tujuan akhir dari QoS

Lebih terperinci

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management Jenis Koneksi Congestion Control QoS (Quality of Service) Metode Pengendalian Trafik (QoS) Simulasi Traffic Management

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Layer pada OSI dapat digolongkan menjadi 2 jenis layanan (Type of Service) yaitu Connection-Oriented dan Connection-Less (Tanenbaum, Computer Network Fifth Editon, 2011). Layanan

Lebih terperinci

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Quality of Service Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto QoS (Quality of Service) mengukur tingkat kepuasan pelanggan (user) terhadap pelayanan jaringan berdasarkan efek yang

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam QoS terdapat salah satu mekanisme yang dapat menjamin kualitas layanan dalam jaringan yang disebut dengan Differentiated Service. DiffServ tidak memperhatikan

Lebih terperinci

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA (011140020) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER 3 2015 1. Pengertian Kualitas Layanan (Quality Of Service) a. Para Ahli (Menurut Ferguson & Huston 1998),

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS LAYANAN VOIP MENGGUNAKAN METODE ANTRIAN

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS LAYANAN VOIP MENGGUNAKAN METODE ANTRIAN STUDI PENGENDALIAN KUALITAS LAYANAN VOIP MENGGUNAKAN METODE ANTRIAN Rizal Sengkey Abstrak Dalam proses pengiriman paket suara pada jaringan data (Internet) akan banyak menghadapi beberapa masalah yang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET Panji Firmansyah, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Differentiated Service Dengan Metode Integrated Service Untuk Analisis QoS Pada Jaringan VOIP

Perbandingan Metode Differentiated Service Dengan Metode Integrated Service Untuk Analisis QoS Pada Jaringan VOIP Perbandingan Metode Differentiated Service Dengan Metode Integrated Service Untuk Analisis QoS Pada Jaringan VOIP Galih Hirmawan 1, Supriyanto 2, Rian Fahrizal 3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario Pada BAB ini akan dibahas analisis tentang performan jaringan IP pada switch cisco 2950 Untuk aplikasi video call dengan protocol UDP, analisis yang

Lebih terperinci

Quality of Service. Network Layer. IP Networking. IP Header. Susmini Indriani Lestariningati, M.T

Quality of Service. Network Layer. IP Networking. IP Header. Susmini Indriani Lestariningati, M.T TK36401 Internet Network Layer The network layer is responsible for host to host delivery and for routing the packets through the routers. Quality of Service Susmini Indriani Lestariningati, M.T Routers

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan

Lebih terperinci

3.2 Differentiated Service (DiffServ)... 23

3.2 Differentiated Service (DiffServ)... 23 ABSTRAK Resource reservation Protocol (RSVP) adalah signaling protocol yang memungkinkan aplikasi internet mendapatkan qualities of service (QoS) yang berbeda-beda dengan cara pemesanan sumber daya (resource

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multi Protocol Label Switching (MPLS) Multi Protocol Label Switching (MPLS) menurut Internet Engineering Task Force (IETF), didefinisikan sebagai arsitektur jaringan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan Voice Over Internet Protocol (VoIP) untuk saat ini menjadikan teknologi alternatif dalam berkomunikasi melalui internet, baik berupa audio streaming maupun

Lebih terperinci

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T. TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T. Disusun oleh : Nurul Haiziah Nugraha (14101025) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Teknologi Streaming Streaming

Teknologi Streaming Streaming Teknologi Streaming Teknologi Streaming Streaming adalah sebuah teknologi untuk memainkan file video atau audio yang terletak pada sebuah server dapat secara langsung dijalankan pada User Equipment (UE)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian VRRP VRRP (Virtual Routing Redundancy Protocol) merupakan salah satu protokol open source redundancy yang artinya dapat digunakan di berbagai merek perangkat dan dirancang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

7.1 Karakterisasi Trafik IP

7.1 Karakterisasi Trafik IP BAB VIII TRAFIK IP Trafik IP (Internet Protocol), secara fundamental sangat berbeda dibanding dengan trafik telepon suara (klasik). Karenanya, untuk melakukan desain dan perencanaan suatu jaringan IP mobile,

Lebih terperinci

SCTP (Stream Control Transmission Protocol) 1.1 SCTP

SCTP (Stream Control Transmission Protocol) 1.1 SCTP SCTP (Stream Control Transmission Protocol) Erick Irawadi Alwi, 10/308994/PTK/07037- Magister Teknologi Informasi Ibrahim Syawie, 10/308860/PTK/07020- Magister Teknologi Informasi Jurusan Pascasarjana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika

Lebih terperinci

TCP CONGESTION Rico Putra, NIM : 10/307317/PTK/06971 Firma Sahrul B, NIM : 10/309394/PTK/07099 Magister Teknologi Informasi FT UGM, Yogyakarta

TCP CONGESTION Rico Putra, NIM : 10/307317/PTK/06971 Firma Sahrul B, NIM : 10/309394/PTK/07099 Magister Teknologi Informasi FT UGM, Yogyakarta TCP CONGESTION Rico Putra, NIM : 10/307317/PTK/06971 Firma Sahrul B, NIM : 10/309394/PTK/07099 Magister Teknologi Informasi FT UGM, Yogyakarta 1.1 Pendahuluan Persoalan penting dalam sebuah jaringan paket-saklar

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS)

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Sigit Haryadi *, Hardi Nusantara Dan Ahsanul Hadi Priyo

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN ANALISA QOS AUDIO DAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN MPLS VPN

RANCANG BANGUN DAN ANALISA QOS AUDIO DAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN MPLS VPN RANCANG BANGUN DAN ANALISA QOS AUDIO DAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN MPLS VPN Ahmad Afis Abror 1,M.Zen Samsono Hadi 2,Idris Winarno 3 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PACKET SWITCHING. Rijal Fadilah

PACKET SWITCHING. Rijal Fadilah PACKET SWITCHING Rijal Fadilah Pendahuluan Packet switching terkait protocol, message dibagi menjadi paket kecil sebelum dikirim. Jaringan packet switch : kumpulan distribusi dari node-node packet switch,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan era teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat lepas dari peran serta layanan internet yang semakin melekat erat dengan gaya hidup dan kebutuhan kita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS).

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi membuat teknologi begitu pesat berkembang. Dengan berkembangannya teknologi mempengaruhi kepada meningkatnya

Lebih terperinci

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 55 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Hasil Simulasi Jaringan IEEE 802.16d Jaringan IEEE 802.16d dalam simulasi ini dibuat berdasarkan pemodelan sistem sehingga akan menghasilkan dua buah model jaringan yaitu

Lebih terperinci

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server Performance Analysis of VoIP-SIP using on a Proxy Server Sigit Haryadi dan Indra Gunawan Teknik Telekomunikasi - Institut Teknologi Bandung sigit@telecom.ee.itb.ac.id Ringkasan Pada penelitian ini, dilakukan

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

ATM (Asynchronous Transfer Mode)

ATM (Asynchronous Transfer Mode) 1 Akses Kecepatan Tinggi ke Rumah ATM (Asynchronous Transfer Mode) 1. Evolusi ATM (Asynchronous Transfer Mode) 1.1 Definisi ATM (Asynchronous Transfer Mode) ATM adalah singkatan dari Asynchronous Transfer

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI SKEMA SCHEDULING WFQ (WEIGHTED FAIR QUEUEING) DAN PQ (PRIORITY QUEUEING) PADA JARINGAN IP (INTERNET PROTOCOL)

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI SKEMA SCHEDULING WFQ (WEIGHTED FAIR QUEUEING) DAN PQ (PRIORITY QUEUEING) PADA JARINGAN IP (INTERNET PROTOCOL) ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI SKEMA SCHEDULING WFQ (WEIGHTED FAIR QUEUEING) DAN PQ (PRIORITY QUEUEING) PADA JARINGAN IP (INTERNET PROTOCOL) R. Rumani M 1, Arif Rudiana 2, Agung Dewantara 3 1,3 Fakultas

Lebih terperinci

QoS & PROTOKOL JARINGAN MULTIMEDIA

QoS & PROTOKOL JARINGAN MULTIMEDIA QoS & PROTOKOL JARINGAN MULTIMEDIA Multimedia Jurusan Teknik Informatika ruliriki@gmail.com 1 2 Quality Of Services (QoS) = Kualitas Layanan Pada Komunikasi Audio dan Video merupakan bagian terpenting

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP Analisis Pengaruh Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP Alfin Hikmaturokhman 1, Sri Maya Sari Nainggolan 1,, Eko Fajar Cahyadi 1 Program Studi S1 Teknik telekomunikasi 1 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat khususnya dalam komunikasi data via internet dan juga meningkatnya kebutuhan pengguna akan internet baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR 73 A. JUDUL TUGAS AKHIR Analisa Performansi Jaringan Multi Protocol Label Switching Pada Aplikasi Videoconference. B. RUANG LINGKUP 1. Jaringan Komputer 2. Aplikasi Videoconference

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada standart IEEE terminologi dari distribution system adalah sistem

BAB II LANDASAN TEORI. Pada standart IEEE terminologi dari distribution system adalah sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wireless Distribution System Pada standart IEEE 802.11 terminologi dari distribution system adalah sistem yang saling terhubung dinamakan Basic Service Set (BSS). BSS

Lebih terperinci

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi BAB II DASAR TEORI Sebelum melakukan perancangan sistem pada penelitian, bab II menjelaskan teori-teori yang digunakan sehubungan dengan perancangan alat dalam penelitian skripsi. 2.1 Sistem Komunikasi

Lebih terperinci

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. VoIP Apa itu VoIP???? Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. Merupakan suatu cara berkomunikasi dengan mengirimkan paket-paket suara melalui jaringan internet dengan memanfaatkan protokol

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI QoS DENGAN KOMBINASI MPLS-INTSERV DAN MPLS-DIFFSERV DI IP MULTIMEDIA SUBSYSTEM

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI QoS DENGAN KOMBINASI MPLS-INTSERV DAN MPLS-DIFFSERV DI IP MULTIMEDIA SUBSYSTEM ANALISIS DAN IMPLEMENTASI QoS DENGAN KOMBINASI MPLS-INTSERV DAN MPLS-DIFFSERV DI IP MULTIMEDIA SUBSYSTEM ANALYSIS AND IMPLEMENTATION QoS USE COMBINATION MPLS-INTSERV AND MPLS- DIFFSERV IN IP MULTIMEDIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah congestion sering ditemukan dalam proses jalur data pada internet, yang pada umumnya diartikan sebagai proses terjadinya perlambatan atau kemacetan. Perlambatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI 3.1 Analisis Sistem Analisis adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai analisis perbandingan teknik antrian data First

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 38 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dibahas mengenai pengujian dan analisis hasil implementasi yang telah dilakukan. Pengujian dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui performansi pada jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Streaming Stream berasal dari bahasa Inggris yang artinya sungai. Proses streaming bisa diibaratkan seperti aliran air di sungai yang tak pernah terputus kecuali jika

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya (Sugiharto, 2011) menjelaskan tentang sebuah sistem yang berfungsi untuk memonitor traffic dalam jaringan, sehingga administrator dapat mengetahui keadaan

Lebih terperinci

Analisis Weighted Fair Queueing QoS Pada Jaringan Padat

Analisis Weighted Fair Queueing QoS Pada Jaringan Padat Analisis Weighted Fair Queueing QoS Pada Jaringan Padat Edin S. Djatikusuma STMIK MDP Palembang edin@stmik-mdp.net Abstract: Today both of local area network, and wide area network are the technology which

Lebih terperinci

Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ANALISA PERBANDINGAN QOS (QUALITY OF SERVICE) VOIP (VOICE OVER INTERNET PROTOCOL) PADA JARINGAN OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) DAN RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL) Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari sering kali terjadi kemacetan dalam beberapa bentuk, seperti kemacetan lalu lintas, antrian yang panjang di bank, memesan tiket dan bentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan yang dilakukan merupakan hasil dari percobaan terhadap parameter-parameter yang telah ditentukan. Setelah itu dilakukan analisis untuk mendapat perbandingan unjuk

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan komputer saat ini semakin banyak digunakan oleh orang, terlebih kebutuhan akan akses jaringan nirkabel. Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah salah

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) QUALITY OF SERVICE (QOS) PADA JARINGAN ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) QUALITY OF SERVICE (QOS) PADA JARINGAN ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM) 15 QUALITY OF SERVICE (QOS) PADA JARINGAN ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE (ATM) M. Ariefiandi Nugraha 1, Eko Budi Setiawan 2 1 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS Dwi Ayu Rahmadita 1,M.Zen Samsono Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 File Trace Input

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 File Trace Input BAB IV PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengolahan video dan simulasi jaringan, diperoleh berbagai data output simulasi yang dapat merepresentasikan parameter QoS yang diberikan pada masing-masing simulasi.

Lebih terperinci

Penghubung LAN, Jaringan Backbone dan Virtual LAN

Penghubung LAN, Jaringan Backbone dan Virtual LAN Penghubung LAN, Jaringan Backbone dan Virtual LAN Aditia Prana Kusuma, 07071-MTI Gatot Susatijo, 07100-MTI Agus Sidiq Purnomo, 07072-MTI Magister Teknologi Informasi FT UGM, Yogyakarta 1.1 Pendahuluan

Lebih terperinci

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING)

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang MPLS 2. Mengenalkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang cepat dari teknologi jaringan telah membuat aplikasi multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game online sudah menjamur

Lebih terperinci

Penganalan Routing dan Packet Forwarding

Penganalan Routing dan Packet Forwarding Penganalan Routing dan Packet Forwarding Pengenalan Routing dan Packet Forwarding Pada saat ini jaringan komputer memiliki peran yang signifikan pada kehidupan manusia, jaringan komputer mengubah cara

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung PENGATURAN QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN UNTUK MENDUKUNG LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL (VoIP) (Studi Kasus: Lab.Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan) TUGAS AKHIR Disusun sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pengendalian kepadatan (congestion control) antrian di jaringan sampai saat ini tetap menjadi issue prioritas tinggi dan sangat penting. Pertumbuhan internet

Lebih terperinci

ANALISA THROUGHPUT DAN LAYANAN DALAM JARINGAN ATM

ANALISA THROUGHPUT DAN LAYANAN DALAM JARINGAN ATM ANALISA THROUGHPUT DAN LAYANAN DALAM JARINGAN ATM Anton 1, Baharuddin 2 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Unand ABSTRAK

Lebih terperinci

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. VoIP Apa itu VoIP???? Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. Merupakan suatu cara berkomunikasi dengan mengirimkan paket-paket suara melalui jaringan internet dengan memanfaatkan protokol

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan adalah Penelitian dengan judul Analisis dan Perancangan Security Voice Over Internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan internet saat ini begitu pesat seiring dengan banyaknya user dan aplikasi-aplikasi yang berjalan diatasnya. Secara Administratif, Internet terbagi atas

Lebih terperinci

PERANCANGAN SOFTWARE SCHEDULER UNTUK MAC LAYER WIMAX MENURUT STANDAR IEEE

PERANCANGAN SOFTWARE SCHEDULER UNTUK MAC LAYER WIMAX MENURUT STANDAR IEEE PERANCANGAN SOFTWARE SCHEDULER UNTUK MAC LAYER WIMAX MENURUT STANDAR IEEE 82.16-24 Winnu Ayi Satria Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro NIM 132 3 5 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Email : winnuayi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Semakin tinggi penggunaan internet dalam masyarakat saat ini, harus didukung dengan infrastruktur jaringan yang baik, sehingga penggunaan aplikasi yang membutuhkan

Lebih terperinci

HAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK

HAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK HAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK Dosen: Ir. Arjuni BP, MT PENDIDIKAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

pula aplikasi dan manfaat MPLS Traffic engineering pada jaringan IP. Pada bagian penutup disimpulkan bahwa optimasi kinerja jaringan internet

pula aplikasi dan manfaat MPLS Traffic engineering pada jaringan IP. Pada bagian penutup disimpulkan bahwa optimasi kinerja jaringan internet BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk mengatasi permasalahan stabilitas dan kecepatan transfer datapada jaringan komputer,mpls adalah salah satu teknologi yang dapat digunakan selain ATM

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ) ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ) Ferry Wahyu S Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

Algoritma Scheduling

Algoritma Scheduling BAB III Algoritma Scheduling III.1 Pendahuluan Generasi internet ke depan mendukung 2 tipe aplikasi: best-effort dan aplikasi guaranted-service. Aplikasi berbasis best-effort, yang sekarang ini umum pada

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE DIFFERENTIATED SERVICE

PERBANDINGAN METODE DIFFERENTIATED SERVICE semantik, Vol.3, No.1, Jan-Jun 2017, pp. 135-142 ISSN: 2502-8928 (Online) 135 PERBANDINGAN METODE DIFFERENTIATED SERVICE DENGAN METODE INTEGRATED SERVICE UNTUK ANALISA QUALITY OF SERVICE (QOS VIDEO STREAMING)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON

BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON Dalam prakteknya penerapan teknologi GPON dengan menggunakan fiber optik atau FTTH, agar service triple play tersebut dapat berjalan secara simultan dengan baik maka harus

Lebih terperinci

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X 3.1 Topologi Jaringan VPN IP Cakupan yang dibahas di dalam tugas akhir ini adalah layanan VPN IP Multiservice, dan digunakan topologi jaringan berbentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mangle Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat melakukan marking terhadap paket data. Paket data yang sudah diberi mark digunakan untuk manajemen bandwidth

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER DEFINISI

TRANSPORT LAYER DEFINISI TRANSPORT LAYER DEFINISI Transport layer merupakan lapisan keempat pada lapisan OSI layer. Lapisan ini bertanggung jawab menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN ANALISA. BANDWIDTH VoIP O L E H WISAN JAYA

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN ANALISA. BANDWIDTH VoIP O L E H WISAN JAYA TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN ANALISA BANDWIDTH VoIP O L E H WISAN JAYA 040402005 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 PERHITUNGAN DAN ANALISA BANDWIDTH VoIP Oleh:

Lebih terperinci

William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Edisi 7. Bab 13 Congestion di Jaringan Data(Data Network)

William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Edisi 7. Bab 13 Congestion di Jaringan Data(Data Network) William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Edisi 7 Bab 13 Congestion di Jaringan Data(Data Network) Apa itu congestion? congestion terjadi manakala paket-paket yang dipancarkan lewat jaringan mendekati

Lebih terperinci