FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA"

Transkripsi

1 TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KESANTUNAN BERBAHASA PEMASAR KEPADA KONSUMEN DALAM PENAWARAN PROGRAM SOLUSI HAJI DAN UMRAH DI PT ARMINAREKA PERDANA CABANG SOLO: Sebuah Pendekatan Pragmatik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh NISA AFIFAH C FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 i

2 ii

3 iii

4 PERNYATAAN Nama : NISA AFIFAH NIM : C Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Tindak Tutur Direktif dan Kesantunan Berbahasa Pemasar kepada Konsumen dalam Penawaran Program Solusi Haji dan Umrah di PT Arminareka Perdana Cabang Solo: Sebuah Pendekatan Pragmatik adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut. Surakarta, Oktober 2012 Yang membuat pernyataan, Nisa Afifah iv

5 MOTTO Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (Terjemahan Q.S. Al-Insyirah: 5-6) Man jadda wajada. Artinya: Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan. Man zara a yahshulu. Artinya: Siapa yang berusaha dia yang menuai hasil. Man shabara zhafira. Artinya: Siapa yang bersabar akan beruntung. v

6 PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Kedua orang tuaku tercinta bapak Ngatmanto dan ibu Siti Rokhimah Kakakku Miqdad dan adikku Tsalis Keluarga besar Singosentiko dan Bani Soegati Almamater Orang-orang yang peduli terhadap perkembangan ilmu bahasa dan linguistik vi

7 KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Tindak Tutur Direktif dan Kesantunan Berbahasa Pemasar kepada Konsumen dalam Penawaran Program Solusi Haji dan Umrah di PT Arminareka Perdana Cabang Solo: Sebuah Pendekatan Pragmatik. Oleh karena itu, dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 2. Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag., Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan izin serta kemudahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 3. Dra. Chattri Sigit Widyastuti, M.Hum., selaku pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis dengan penuh kesabaran. 4. Drs. Hanifullah Syukri, M.Hum., selaku penelaah proposal skripsi yang dengan sabar memberi masukan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi. 5. Seluruh dosen di Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret yang telah membekali bermacam ilmu pengetahuan kepada penulis. 6. Umi Hasanah, S.H., selaku pemilik PT Arminareka Perdana Jajar, dan Umi Yulianti, selaku pemilik commit PT Arminareka to user Perdana Nusukan, Solo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. vii

8 7. Drs. Ngatmanto dan Dra. Siti Rokhimah, kedua orang tua penulis yang telah merawat, mendidik, dan senantiasa memberikan kasih sayang kepada penulis. 8. Miqdad Abu Jihad dan Tsalis Fachrully Syahidah, saudara penulis yang menemani tumbuh dan membagi cinta dan keceriaan dalam hidup. 9. Seluruh keluarga besar Singosentiko dan Bani Soegati serta calon pendamping hidupku terima kasih telah memberikan warna dalam hidup. 10. Reni Suciati, S.Pd., Devi Narulitasari, S.E.Sy., dan Ika Wulandari, selaku pemasar di PT Arminareka Perdana cabang Solo, yakni di Jajar dan Nusukan yang senantiasa membantu dan mendampingi penulis dalam mencari data. 11. Teman-teman Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret angkatan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Sastra Indonesia pada khususnya dan pembaca sebagai pencinta linguistik pada umumnya. Surakarta, 24 Oktober 2012 Penulis viii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN MOTTO PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL ABSTRAK i ii iii iv v vi vii ix xiii xiv xv xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Pembatasan Masalah 8 C. Perumusan Masalah 8 D. Tujuan Penelitian 9 E. Manfaat Penelitian 9 F. Sistematika Penulisan 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Terdahulu 12 B. Landasan Teori 17 ix

10 1. Pragmatik Situasi Tutur Tindak Tutur Tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung Tindak Tutur Literal dan Tidak Literal Kesantunan Berbahasa Skala Kesantunan Leech 31 C. Kerangka Pikir 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penalitian 37 B. Populasi dan Sampel 38 C. Sumber Data dan Data 38 D. Metode Pengumpulan Data 39 E. Klasifikasi Data 40 F. Metode Analisis Data 44 G. Metode Penyajian Hasil Analisis Data 45 BAB IV ANALISIS DATA A. Wujud Tindak Tutur Direktif Pemasar di PT ARP Cabang Solo Menyarankan Memerintah Mengajak Mengingatkan 54 x

11 5. Meminta Membujuk Mempersilakan Melarang 64 B. Wujud Kesantunan Berbahasa Pemasar di PT ARP Cabang Solo Wujud Pematuhan Prinsip Kesantunan 68 a. Maksim Kearifan 68 b. Maksim Kedermawanan 71 c. Maksim Pujian 74 d. Maksim Kerendahan Hati 75 e. Maksim Kesepakatan 77 f. Maksim Simpati Wujud Pelanggaran Prinsip Kesantunan 83 a. Maksim Kearifan 83 b. Maksim Kedermawanan 86 c. Maksim Kerendahan Hati 89 d. Maksim Kesepakatan 91 BAB V PENUTUP A. Simpulan 95 B. Saran 97 DAFTAR PUSTAKA 98 LAMPIRAN DATA 100 xi

12 LAMPIRAN SURAT TUGAS PENELITIAN 162 LAMPIRAN SURAT HASIL PENELITIAN 164 LAMPIRAN BROSUR PT ARMINAREKA PERDANA 166 LAMPIRAN PROFIL PEMASAR DI PT ARMINAREKA PERDANA CABANG SOLO 167 xii

13 DAFTAR SINGKATAN AMPHURI : Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia DP IATA ID KB KBBI MLM MUI PT PT ARP PT ARUS SBLC SMS TTD : Down Payment (Uang Muka) : International Air Traffic Association : Identitas Diri : Kesantunan Berbahasa : Kamus Besar Bahasa Indonesia : Multi Level Marketing : Majelis Ulama Indonesia : Perseroan Terbatas : PT Arminareka Perdana : PT Armina Utama Sukses : Simak Bebas Libat Cakap : Short Message Send (Pesan Singkat) : Tindak Tutur Direktif xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Data penelitian 100 Lampiran 2 Surat tugas penelitian 162 Lampiran 3 Surat hasil penelitian 164 Lampiran 4 Brosur PT Arminareka Perdana 166 Lampiran 5 Profil pemasar di PT Arminareka Perdana cabang Solo 167 xiv

15 DAFTAR TABEL Tabel 1 Tindak tutur direktif 67 Tabel 2 Pematuhan prinsip kesantunan 82 Tabel 3 Pelanggaran prinsip kesantunan 94 xv

16 ABSTRAK Nisa Afifah. C Tindak Tutur Direktif dan Kesantunan Berbahasa Pemasar kepada Konsumen dalam Penawaran Program Solusi Haji dan Umrah di PT Arminareka Perdana Cabang Solo: Sebuah Pendekatan Pragmatik. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah tindak tutur direktif antara pemasar kepada konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di kantor perwakilan PT ARP cabang Solo? (2) Bagaimanakah wujud kesantunan berbahasa baik yang mematuhi maupun melanggar antara pemasar dan konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di kantor perwakilan PT ARP cabang Solo? Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan tindak tutur direktif antara pemasar kepada konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di kantor perwakilan PT ARP cabang Solo; (2) Mendeskripsikan wujud kesantunan berbahasa baik yang mematuhi maupun melanggar antara pemasar dan konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di kantor perwakilan PT ARP cabang Solo. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah pemasar di PT ARP cabang Solo. Data pada penelitian ini adalah tuturan pemasar yang mengandung tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa beserta konteksnya dalam percakapan yang dilakukan oleh pemasar dan konsumen di PT ARP cabang Solo, yang bertempat di Jajar dan Nusukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kontekstual dan heuristik. Simpulan penelitian ini meliputi dua hal. Pertama, tuturan langsung yang digunakan pemasar kepada konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di PT ARP cabang Solo mengandung 8 tindak tutur direktif, yaitu: menyarankan, memerintah, mengajak, mengingatkan, meminta, membujuk, mempersilakan, dan melarang. Kedua, dengan menggunakan parameter kesantunan Geoffrey Leech. Tuturan pemasar kepada konsumen yang mematuhi prinsip kesantunan, yaitu: maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Adapun tuturan pemasar kepada konsumen yang melanggar prinsip kesantunan, yaitu: maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim kerendahan hati, dan maksim kesepakatan. xvi

17 TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KESANTUNAN BERBAHASA PEMASAR KEPADA KONSUMEN DALAM PENAWARAN PROGRAM SOLUSI HAJI DAN UMRAH DI PT ARMINAREKA PERDANA CABANG SOLO: SEBUAH PENDEKATAN PRAGMATIK Nisa Afifah 1 Dra. Chattri Sigit Widyastuti, M.Hum 2 ABSTRAK Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah tindak tutur direktif antara pemasar kepada konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di kantor perwakilan PT ARP cabang Solo? (2) Bagaimanakah wujud kesantunan berbahasa baik yang mematuhi maupun melanggar antara pemasar dan konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di kantor perwakilan PT ARP cabang Solo? Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan tindak tutur direktif antara pemasar kepada konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di kantor perwakilan PT ARP cabang Solo; (2) Mendeskripsikan wujud kesantunan berbahasa baik yang mematuhi maupun melanggar antara pemasar dan konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di kantor perwakilan PT ARP cabang Solo. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah pemasar di PT ARP cabang Solo. Data pada penelitian ini adalah tuturan pemasar yang mengandung tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa beserta konteksnya dalam percakapan yang dilakukan oleh pemasar dan konsumen di PT ARP cabang Solo, yang bertempat di Jajar dan Nusukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kontekstual dan heuristik. Simpulan penelitian ini meliputi dua hal. Pertama, tuturan langsung yang digunakan pemasar kepada konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di PT ARP cabang Solo mengandung 8 tindak tutur direktif, yaitu: menyarankan, memerintah, mengajak, mengingatkan, meminta, membujuk, mempersilakan, dan melarang. Kedua, dengan menggunakan parameter kesantunan Geoffrey Leech. Tuturan pemasar kepada konsumen yang mematuhi prinsip kesantunan, yaitu: maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Adapun tuturan pemasar kepada konsumen yang melanggar prinsip kesantunan, yaitu: maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim kerendahan hati, dan maksim kesepakatan. 1 Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia dengan NIM. C Dosen Pembimbing

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia karena bahasa digunakan sebagai alat komunikasi utama bagi manusia. Bahasa digunakan untuk berinteraksi antara individu yang satu dengan individu yang lain maupun antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaannya, keinginan dan perbuatanperbuatan; alat yang dipakainya untuk mempengaruhi dan dipengaruhi (Samsuri, 1982:4). Harimurti Kridalaksana dalam Kamus Linguistik (2001:21) mendefinisikan bahasa sebagai sistem lambang yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri. Oleh sebab itu, bahasa merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai sarana yang berfungsi sebagai penghubung untuk menyampaikan gagasan dalam kehidupan sehari-hari maupun sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran, pendapat, pengalaman, berita, pesan-pesan, harapan, dan lain sebagainya. Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk menunjang keperluan manusia di dalam segala aspek kehidupannya. Manusia dalam setiap aktivitasnya membutuhkan bahasa sebagai media komunikasi dengan sesamanya. Maka tidak berlebihan jika dikatakan fungsi utama bahasa ialah sebagai alat komunikasi dan interaksi antara manusia dan commit 1 to user

19 2 lingkungannya. Menurut Allan (1986) berbahasa merupakan aktivitas sosial, seperti aktivitas sosial lainnya, berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya (dalam I Dewa Putu Wijana, 1996:45). Mengingat bahasa digunakan sebagai alat komunikasi, maka sesuai dengan keperluannya bahasa dipakai dalam berbagai jenis kegiatan, salah satunya ialah pemakaian bahasa dalam kehidupan yang dapat ditemukan pada bidang pekerjaan sebagai pemasar, yaitu tuturan bahasa yang digunakan seorang pemasar kepada konsumen saat menawarkan produknya. Pemasar dan interaksi manusia dengan menggunakan bahasa dapat berupa percakapan dua orang atau lebih. Percakapan dapat terjadi jika dalam proses itu terjadi pergantian peran antara penutur dan mitra tutur. Proses percakapan tersebut sangat dipengaruhi oleh peristiwa atau konteks tertentu saat terjadinya komunikasi. Menurut KBBI (2008:1027) yang dimaksud dengan pemasar adalah orang atau badan yang memasarkan barang dagangan. Pemasar ini termasuk dalam bidang pemasaran (marketing). Adapun pemasaran adalah: 1) proses, cara, perbuatan memasarkan suatu barang dagangan, 2) perihal menyebarluaskan ke tengah-tengah masyarakat (KBBI, 2008:1027). Pemasaran dalam bidang ekonomi penting sekali bagi perusahaan terutama dalam masa globalisasi ekonomi sekarang ini. Globalisasi perekonomian menyebabkan semua kegiatan berlangsung secara cepat dan tepat. Melalui pemasaran, hasil produksi dapat diperkenalkan dan dibeli oleh konsumen. Apabila hasil produksinya baik, maka dapat menimbulkan kepuasan di hati konsumen sehingga mereka menjadi pelanggan. Pelanggan ini harus menjadi titik sentral dari strategi pemasaran setiap produsen.

20 3 Berkaitan dengan pentingnya peranan seorang pemasar dalam sebuah perusahaan, maka penulis mengambil pemasar sebagai sumber data dalam penelitian ini. Lebih lagi, yang penulis ambil adalah pemasar biro haji dan umrah, mengingat ibadah haji dan umrah merupakan kewajiban ibadah yang tidak kenal henti selama agama Islam masih tegak berdiri di muka bumi ini. Ibadah haji menjadi dambaan setiap umat muslim di dunia, di samping sebagai bagian dari rukun Islam yang kelima. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila saat ini telah banyak mitra usaha yang menawarkan kerja sama bisnis di bidang jasa pelayanan ibadah haji dan umrah. Ditambah dengan penawaran anggota kemitraan yang dapat dijalankan seumur hidup dan bisa diwariskan. Pada awalnya pengelolaan ibadah haji hanya dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen Agama. Namun, jumlah jamaah haji yang terus meningkat dan tidak sedikitnya biaya pemberangkatan menjadikan konsumen atau jamaah haji banyak yang tidak terlayani bahkan tertunda untuk menunaikan ibadah haji. Hal inilah, yang kemudian dijadikan peluang oleh beberapa orang sehingga terbentuk biro penyelenggara perjalanan haji dan umrah. PT Arminareka Perdana (untuk selanjutnya disingkat PT ARP) adalah sebuah perusahaan atau biro penyelenggara perjalanan haji khusus (haji plus) dan umrah yang berdiri pada tanggal 9 Februari Demi meningkatkan pemasaran jasa pelayanan haji khusus (plus) dan umrah, pada tanggal 13 Mei 2008, PT ARP membentuk satu anak perusahaan yang dikhususkan dalam bidang pemasaran, yaitu PT Armina Utama Sukses (untuk selanjutnya disingkat PT ARUS).

21 4 Cara kerja bidang ini adalah dengan mengeluarkan sebuah sistem pemasaran yang memungkinkan orang yang mempunyai niat yang kuat untuk beribadah haji dan umrah, namun masih terhalang masalah dana, akhirnya memiliki kemampuan untuk berangkat ke tanah suci bahkan menjadi solusi bagi masalah-masalah keluarga terutama solusi bagi keuangannya. Bidang ini mencetuskan program solusi haji dan umrah dengan hak usaha konsumen, yakni dengan menawarkan kemitraan menjadi perwakilan PT ARP dan memberikan hak usaha referensi bagi para konsumennya. Hak usaha referensi ini dapat diperoleh konsumen yang berkeinginan untuk haji atau umrah kemudian bergabung dengan PT ARP. Ketika konsumen sudah membayar uang muka, maka secara otomatis ia akan mendapat hak usaha menjadi referensi dengan mempromosikan kepada konsumen lain yang belum mendaftar agar bergabung dengan PT ARP. Keunggulan lain PT ARP semakin terlihat sejak biro ini mendapakan sertifikat dari International Air Traffic Association (IATA), Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), dan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (untuk selanjutnya disingkat MUI) sebagai lembaga bisnis syariah. Keberhasilan PT ARP mendapatkan sertifikat halal dari MUI itu jelas merupakan suatu keunggulan tersendiri bagi PT ARP dibandingkan dengan biro lainnya, mengingat tidak semua biro perjalanan haji dan umrah bisa mendapatkan sertifikat halal dari MUI tersebut. Selain itu, PT ARP juga termasuk dalam biro perjalanan haji dan umrah Indonesia yang telah terdaftar dan diakui di kementerian haji Saudi Arabia ( PT ARP merupakan perusahaan yang bergerak menggunakan sistem jaringan dengan sistem bagi hasil sebagai strategi pemasaran, berbeda sekali

22 5 dengan bisnis Multi Level Marketing (untuk selanjutnya disingkat MLM) pada umumnya. Perbedaan tersebut didasarkan pada tidak adanya tutup poin, tidak ada kepangkatan (level) keanggotaan, tidak ada biaya keanggotaan, dan bahkan konsumen tidak harus menggunakan hak usaha jika tidak menginginkannya. Hal tersebut di atas jelas tidak seperti MLM pada umumnya. Dengan adanya sistem perusahaan jaringan ini, secara otomatis konsumen yang telah bergabung di PT ARP memiliki kesempatan menjadi seorang pemasar. PT ARP memiliki kantor pusat di Jakarta, yang bertempat di jalan Salemba Raya No. 05, Jakarta Pusat. Adanya program solusi haji dan umrah yang dicetuskan oleh bidang pemasaran PT ARP, yakni PT ARUS, telah membawa perkembangan yang sangat signifikan sehingga PT ARP dapat memiliki cabang dan kantor perwakilan di berbagai kota dan propinsi di Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis membatasi hanya meneliti tindak tutur pemasar yang berada di kantor perwakilan PT ARP cabang Solo di Jajar, yang memiliki kantor di jalan Slamet Riyadi No. 610, Jajar, Solo, lebih tepatnya di sebelah barat gapura Jajar, dan juga kantor perwakilan yang berada di jalan Sriwijaya Tengah II No. 6, Nusukan, Solo, karena keduanya termasuk kantor perwakilan terbaik di Solo. Selain itu, keduanya juga sama-sama mempekerjakan tenaga di bidang pemasaran untuk memperluas usaha. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang akan penulis teliti adalah dua orang pemasar yang bekerja di kantor perwakilan PT ARP Jajar, dan satu orang pemasar yang bekerja di kantor perwakilan PT ARP Nusukan. Pemasar yang menjadi objek dalam penelitian ini memiliki latar belakang pendidikan yang sama, yaitu tingkat diploma dan sarjana (S1).

23 6 Pemasar di sini memiliki tugas di antaranya memasarkan program solusi haji dan umrah ke rumah konsumen, melayani konsultasi konsumen seputar haji dan umrah, serta membantu konsumen dalam proses pemberangkatan haji dan umrah, mulai dari pendaftaran hingga pemberangkatan. Sebagai tuntutan pekerjaan, seorang pemasar harus selalu berinteraksi dengan konsumennya. Oleh sebab itu, pemasar dituntut untuk mengemas bahasa yang digunakan seinformatif dan semenarik mungkin supaya mampu meyakinkan konsumen agar dapat menerima produknya. Hal tersebut bertujuan agar konsumen tertarik untuk mengikuti program solusi dari pemasar dan ikut bergabung dengan bironya. Pemasar juga harus mampu menawarkan produknya kepada konsumen dengan sesantun mungkin. Hal tersebut dimaksudkan, dengan bahasa dan perilaku santun yang ditunjukkan pemasar tersebut, konsumen akan merasa lebih nyaman dan dihargai dengan informasi-informasi yang diberikan. Oleh sebab itu, pemasar dituntut untuk mampu mempertimbangkan atau memperkirakan reaksi yang akan ditimbulkan oleh konsumen, seperti perasaan malu atau perasaan tersinggung. Penelitian ini merupakan penelitian yang terkait dengan penggunaan bahasa sebagai media komunikasi antara pemasar dan konsumen yang tertuang dalam percakapan. Penelitian ini menggunakan teori pragmatik sebagai pendekatannya, berdasarkan alasan bahwa di dalam percakapan antara pemasar dan konsumen banyak terdapat keterkaitan bahasa dengan unsur-unsur eksternal bahasa yang menjadi ciri khas dari ilmu pragmatik. Seperti yang diungkapkan oleh I Dewa Putu Wijana (1996:1) bahwa ilmu pragmatik mempelajari struktur bahasa secara eksternal, artinya, bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi dan dipelajari dalam ilmu pragmatik.

24 7 Dalam usaha menawarkan produk, seorang pemasar menggunakan tuturan-tuturan yang merupakan sebuah bentuk komunikasi antara pemasar dan konsumen. Tuturan tersebut tentu saja dituturkan tanpa menggunakan skenario terlebih dahulu sehingga interaksi yang berlangsung itu menghasilkan percakapan yang spontan. Dalam percakapan antara pemasar dan konsumen tersebut terdapat banyak tuturan yang mengandung ajakan kepada mitra tutur untuk melakukan sesuatu tindakan atau yang dalam ilmu pragmatik disebut sebagai tindak tutur direktif. Menurut Leech, tindak tutur direktif adalah bentuk tindak tutur yang dimaksudkan oleh penutur untuk membuat pengaruh agar mitra tutur melakukan sesuatu tindakan (edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:327). Tindak tutur direktif yang terdapat dalam tuturan seorang pemasar bertujuan untuk memberikan pengaruh agar konsumen dapat menerima program solusinya dan ikut bergabung dengan bironya. Di samping tindak tutur direktif, tuturan-tuturan yang digunakan oleh seorang pemasar menunjukkan adanya kesantunan dalam berbahasa dan berperilaku. Kesantunan merupakan bagian dari strategi penutur agar tindakan yang akan dilakukan tidak menyebabkan ada perasaan yang tersinggung, sedangkan perilaku santun adalah perilaku yang didasari oleh pertimbangan akan perasaan orang lain agar orang itu tidak tersinggung (Asim Gunarwan dalam PELLBA 18, 2007:102). Sejauh ini, yang diketahui penulis, penelitian mengenai tindak tutur direkif dan kesantunan berbahasa dalam penawaran program solusi haji dan umrah di biro perjalanan haji dan umrah, khususnya di PT ARP belum pernah dilakukan, sehingga menjadi salah satu alasan penelitian ini dilakukan oleh penulis. Maka

25 8 berdasarkan latar belakang tersebut, penulis memberikan judul penelitian ini Tindak Tutur Direktif dan Kesantunan Berbahasa Pemasar kepada Konsumen dalam Penawaran Program Solusi Haji dan Umrah di PT Arminareka Perdana Cabang Solo: Sebuah Pendekatan Pragmatik. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian bisa terarah dan fokus pada tujuan yang ingin dicapai oleh penulis. Oleh karena itu, ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada masalah pemakaian bahasa yang digunakan pemasar dan konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di PT ARP cabang Solo. Dalam hal ini penulis lebih memfokuskan lagi pada PT ARP cabang Solo di kantor perwakilan Jajar dan Nusukan. Penulis menggunakan pendekatan pragmatik untuk menganalisis permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini. Aspek pragmatik yang penulis bahas dalam penelitian ini terbatas pada masalah tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa dalam tuturan antara pemasar dan konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di kantor perwakilan PT ARP cabang Solo. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di awal maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah wujud tindak tutur direktif antara pemasar kepada konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di kantor perwakilan PT ARP cabang Solo?

26 9 2. Bagaimanakah wujud kesantunan berbahasa baik yang mematuhi maupun melanggar antara pemasar dan konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di kantor perwakilan PT ARP cabang Solo? D. Tujuan Penelitian Edi Subroto mengemukakan bahwa tujuan penelitian bersifat keilmuan jelas berkaitan dengan perumusan masalah yang merupakan pertanyaanpertanyaan penelitian. Tujuan penelitian harus memuat secara eksplisit tentang hal-hal yang akan dicapai sebagaimana yang telah dirumuskan di dalam perumusan masalah (2007:98), maka untuk lebih memperjelas tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan wujud tindak tutur direktif antara pemasar kepada konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di kantor perwakilan PT ARP cabang Solo. 2. Mendeskripsikan wujud kesantunan berbahasa baik yang mematuhi maupun melanggar antara pemasar dan konsumen dalam penawaran program solusi haji dan umrah di kantor perwakilan PT ARP cabang Solo. E. Manfaat Penelitian Setiap penelitian pasti memiliki tujuan penelitian yang bersifat keilmuan dan manfaat yang biasanya berkaitan dengan segi-segi kepraktisan (Edi Subroto, 2007:98). Hal ini dimaksudkan agar penulis dapat memberi pemecahan yang bersifat praktis selain memberikan sumbangan ke arah pengembangan ilmu.

27 10 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis merupakan manfaat yang berkenaan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan dalam hal ini ilmu linguistik atau kebahasaan. Manfaat teoretis yang diharapkan dalam penelitian ini dapat memperkaya hasil penelitian dalam tindak tutur dan menambah khazanah hasil penelitian dan penerapan teori-teori yang berkaitan dengan linguistik, terutama bidang pragmatik yang khususnya mengenai penelitian tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini bagi diri pribadi penulis yaitu dapat mempelajari teknik dan strategi seorang pemasar dalam menghadapi konsumen, sehingga kelak ilmu yang didapatkan tersebut dapat penulis manfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai bekal di dunia kerja yang akan datang. Manfaat praktis lain, agar dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam hal pemahaman wacana tindak tutur pemasar kepada konsumen dalam menawarkan produknya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau referensi penelitian sejenis selanjutnya serta dapat dijadikan pemicu bagi peneliti lainnya untuk bersikap kreatif dan kritis dalam menyikapi perkembangan tindak tutur bahasa.

28 11 F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini sangat diperlukan untuk memberikan gambaran langkah-langkah dalam suatu penelitian. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini akan dibagi dalam beberapa bab sebagai berikut: Bab pertama merupakan pendahuluan. Mencakup latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua merupakan kajian pustaka dan kerangka pikir. Berisi teori-teori yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, yang menjadi landasan dalam penelitian ini, serta kerangka pikir penelitian. Bab ketiga merupakan metode penelitian. Meliputi jenis penelitian, sumber data dan data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik klasifikasi data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data. Bab keempat merupakan tahap inti dalam penelitian, yaitu analisis data. Analisis data yang dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya. Bab kelima merupakan penutup. Terdiri atas simpulan tentang hasil penelitian dan saran-saran dari penulis yang relevan dengan proses penelitian yang telah diselesaikan.

29 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Terdahulu Penelitian tentang tindak tutur dan kesantunan berbahasa sudah banyak dilakukan. Beberapa tinjauan pustaka terdahulu yang penulis temukan sejenis dan masih relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: Skripsi Waluyo (2009) yang berjudul Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesopanan dalam Percakapan Lum Kelar di Radio SAS FM menyimpulkan tiga hal dari penelitian tersebut. Pertama, ditemukan adanya pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dalam tuturan Lum Kelar. Pelanggaran prinsip kerja sama terjadi terhadap empat maksim, yakni: pelanggaran maksim kuantitas, pelanggaran maksim kualitas, pelanggaran maksim relevansi, dan pelanggaran maksim pelaksanaan. Pelanggaran prinsip kerja sama paling banyak terjadi terhadap maksim kualitas. Kedua, ditemukannya adanya pelanggaran terhadap prinsip kesopanan dalam percakapan Lum Kelar. Pelanggaran hanya terjadi terhadap lima maksim dari enam maksim yang tercakup dalam prinsip ini. Pelanggaran-pelanggaran yang dimaksud yaitu: pelanggaran maksim kebijaksanaan, pelanggaran maksim penerimaan, pelanggaran maksim kemurahan, pelanggaran maksim kerendah hati, dan pelanggaran maksim kecocokan. Pelanggaran terhadap maksim kesimpatian tidak ditemukan dalam penelitian ini. Ketiga, tuturan dalam Lum Kelar mengandung beberapa macam implikatur percakapan. Implikatur-implikatur tersebut digunakan antara lain untuk: menegaskan, mengeluh, menciptakan humor, menyindir, memastikan, 12

30 13 menolak, menyombongkan diri, mengejek, dan menyatakan rasa kesal. Dalam percakapan Lum Kelar, implikatur percakapan terbanyak digunakan untuk humor. Hal ini merupakan salah satu strategi untuk menarik minat pendengar, agar mau mendengarkan Lum Kelar dari awal hingga akhir. Skripsi Betty Sulistyaningsih (2011) yang berjudul Tindak Tutur Direktif dan Prinsip Kesantunan antara Sales Roti Kecil dengan Pelanggan dalam Promosi Penjualan: Suatu Tinjauan Pragmatik, menyimpulkan empat hal. Pertama, bentuk tindak tutur direktif antara sales Roti Kecil dengan pelanggan meliputi tindak tutur: menyarankan, menyuruh, meminta, mengajak, mempersilakan, memohon, dan melarang. Kedua, bentuk tindak tutur direktif antara pelanggan dengan sales Roti Kecil meliputi tindak tutur: menyarankan, menyuruh, meminta, mengajak, mempersilakan, dan memohon. Dalam penelitian ini tindak tutur direktif menyarankan dan menyuruh yang paling banyak ditemukan, terutama yang dilakukan oleh pelanggan. Ketiga, bentuk pematuhan prinsip kesantunan meliputi: maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendah hati, maksim kesepakatan, maksim simpati, dan maksim pertimbangan. Dilihat dari pematuhannya, maksim yang paling banyak ditemukan adalah maksim kearifan dan maksim kedermawanan. Keempat, bentuk pelanggaran prinsip kesantuan meliputi: maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendah hati, maksim kesepakatan, maksim simpati, dan maksim pertimbangan. Dilihat dari pelanggarannya, maksim yang paling banyak ditemukan adalah maksim kearifan dan maksim kesepakatan.

31 14 Skripsi Panca Ratna Sari (2011) yang berjudul Tindak Tutur Direktif dan Kesantunan Berbahasa Bidan kepada Pasien dalam Konsultasi Kesehatan di Rumah Bersalin An-nissa Surakarta: Sebuah Tinjauan Pragmatik menyimpulkan dua hal. Pertama, bentuk tindak tutur direktif yang mengandung maksud penutur terdiri dari 11 tindak tutur direktif, yaitu: menyuruh, meminta, menyarankan, menganjurkan, mengusulkan, mempersilakan, mengajak, membujuk, mengingatkan, memperingatkan, dan melarang. Kedua, tuturan langsung bahasa Indonesia yang digunakan bidan kepada pasien dalam konsultasi kesehatan mampu merealisasikan kesantunan berbahasa yang terdiri dari 11 realisasi, yaitu: menyuruh, meminta, menyarankan, menganjurkan, mengusulkan, mempersilakan, mengajak, membujuk, mengingatkan, memperingatkan, dan melarang. Skripsi Oktavia Subekti (2011) yang berjudul Tindak Tutur Direktif dalam Dialog Film Alangkah Lucunya Negeri Ini Karya Musfar Yasin: Sebuah Tinjauan Pragmatik menyimpulkan dua hal. Pertama, tindak tutur direktif dalam penelitian ini ditemukan 16 realisasi antara lain: menyuruh, menasihati, mempersilakan, menyarankan, menganjurkan, merelai, memohon, menginterogasi, menantang, mengajak, menyela atau interupsi, mengharap, mengingatkan, membujuk, memarahi, dan meminta izin. Kedua, kesantunan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala biaya keuntungan (cost-benefit scale), skala pilihan (optionally scale), skala ketidaklangsungan (indirectness scale), skala keotoritasan (authority scale), dan skala jarak sosial (social distance scale). Dalam penelitian ini skala pilihan (optionally scale) terlihat paling menonjol dibandingkan dengan skala lainnya.

32 15 Penelitian lainnya yang berhubungan dengan masalah kesantunan berbahasa adalah tesis Nurhayati (2010) yang berjudul Realisasi Kesantunan Berbahasa dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari menyimpulkan tindak tutur dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (RDP) terdiri atas 39 tindak tutur. Tindak tutur tersebut terbagi dalam empat kelompok tindak ilokusi, yakni asertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Pertama, asertif di antaranya: menegaskan, memberi tahu, menuduh, menyangkal, menolak, meyakini, menggunjing, dan melaporkan. Kedua, direktif di antaranya: memerintah, menawarkan, menantang, meminta, mendesak, melarang, mengingatkan, meyakinkan, membujuk, mengajak, menyarankan, menghibur, dan mempersilakan. Ketiga, komisif di antaranya: berharap, mengancam, dan menawar. Keempat, ekspresif di antaranya: memuji, bersyukur, khawatir, menyombongkan diri, marah, heran, meminta maaf, takut, kecewa, mengeluh, tidak percaya, ragu-ragu, basa-basi, mengejek, dan membanggakan. Realisasi kesantunan berbahasa dalam novel RDP terdapat dalam 7 macam tindak tutur. Ketujuh realisasi tersebut meliputi: realisasi kesantunan berbahasa dalam menolak, realisasi kesantunan berbahasa dalam memerintah, realisasi kesantunan berbahasa dalam menawarkan, realisasi kesantunan berbahasa dalam meminta, realisasi kesantunan berbahasa dalam melarang, realisasi kesantunan berbahasa dalam memuji, dan realisasi kesantunan berbahasa dalam meminta maaf. Sama dengan itu tesis Sugiyanto (2011) yang berjudul Realisasi Kesantunan Berbahasa antara Kepala Sekolah dengan Guru dan Staf SMA Muhammadiyah 4 Andong menyimpulkan lima hal, (1) Dalam komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah, setelah di kaji hasil dari deskripsi dari tabel, bahwa

33 16 tuturan yang dilakukan oleh kepala sekolah 90% dalam bentuk perintah, sedangkan yang 10% dalam bentuk rayuan. Hal ini dapat dikatakan bahwa realisasi kesantunan yang diungkapkan oleh kepala sekolah di SMA Muhammadiyah 4 Andong relatif rendah; (2) Tuturan yang dilakukan oleh wakil kepala (waka) kurikulum di dalam tuturannya adalah relatif sedang. Artinya waka kurikulum di dalam berbiacara tuturan yang diungkapkan hampir semua dipakai dalam bentuk perintah 40%, ajakan 30%, rayuan 20%, dan unjuk 20%; (3) Tuturan-tuturan yang diungkapkan oleh guru di SMA Muhammadiyah 4 Andong adalah 90% tuturan yang diungkapkan dalam bentuk rayuan, sedangkan 10% dalam bentuk ajakan. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa realisasi kesantunan guru relatif tinggi; (4) Tuturan-tuturan yang diungkapkan oleh pegawai tata usaha (TU) SMA Muhammadiyah 4 Andong adalah 90% dalam bentuk rayuan dan 10% dalam bentuk pertanyaan. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa realisasi kesantunan yang diungkapkan pegawai TU relatif tinggi; dan (5) Tuturan-tuturan yang diungkapkan oleh wakil kepala (waka) kesiswaan hampir sama dengan yang diungkapkan waka kurikulum. Akan tetapi, di dalam tuturannya waka kesiswaan masih relatif banyak dalam bentuk memerintah dibanding dengan waka kurikulum. Hal ini dapat dinyatakan bahwa realisasi kesantunan yang diungkapkan oleh waka kesiswaan hanya 40%. Pada tesis Sugiyanto di atas dapat disimpulkan bahwa waka kesiswaan dalam berkomunikasi belum dikatakan santun. Dari uraian tersebut dapat dideskripsikan bahwa di dalam berkomunikasi sehari-hari yang dilakukan oleh karyawan SMA Muhammadiyah 4 Andong pada setiap individu yang memegang peranan penting atau jabatan di sekolah, dalam berkomunikasi sehari-hari tingkat

34 17 kesantunannya relatif rendah. Lain halnya dengan karyawan biasa, seperti guru dan pegawai tata usaha, untuk tingkat kesantunannya lebih tinggi. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan kelas sosial, yakni jabatan di dalamnya. Pada tinjauan pustaka terdahulu, dapat diketahui beberapa penelitian sejenis yang berkenaan dengan kajian analisis pragmatik, yakni tindak tutur dan kesantunan berbahasa, di antaranya merupakan penelitian pada acara radio, acara di televisi atau film, novel, serta pada bidang pekerjaan, yaitu sales, bidan, dan karyawan sekolah. Oleh karena itu, penulis mencoba meneliti dengan sumber data yang berbeda dengan melakukan penelitian pada bidang pekerjaan pemasar pada biro perjalanan haji dan umrah. Penulis juga melakukan penelitian dengan studi lapangan yang berbeda dengan keenam penelitian sebelumnya. Maka, dalam penelitian ini penulis memfokuskan penelitian pada tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa yang terdapat pada percakapan pemasar dan konsumen di PT Arminareka Perdana cabang Solo. B. Landasan Teori 1. Pragmatik Pragmatik semakin berkembang dengan banyaknya teori-teori yang dikeluarkan oleh para ahli linguistik. Pragmatik sebagai salah satu cabang linguistik mulai berkumandang dalam percaturan linguistik Amerika sejak tahun 1970-an. Istilah pragmatik sebenarnya sudah dikenal sejak masa hidupnya seorang filsuf terkenal bernama Charles Morris (Kunjana Rahardi, 2005:45). Dalam memunculkan istilah pragmatik, Morris mendasarkan pemikirannya pada gagasan filsuf-filsuf pendahulunya seperti Charles Sanders Pierce dan John Locke yang

35 18 banyak menggeluti ilmu tanda dan ilmu lambang semasa hidupnya. Dengan mendasarkan pada gagasan filsuf itu, Charles Morris membagi ilmu tanda dan ilmu lambang itu ke dalam tiga cabang ilmu, yakni: (1) sintaktika (syntactic) studi relasi formal tanda-tanda, (2) semantika (semantics) studi relasi tandatanda dengan objeknya, dan (3) pragmatika (pragmatics) studi relasi antara tanda-tanda dengan penafsirannya (Kunjana Rahardi, 2005:47). Lebih lagi, Leech mengatakan pragmatik adalah studi tentang makna ujaran di dalam situasi-situasi ujar (speech situations) (edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:8). Leech melihat pragmatik sebagai bidang kajian dalam linguistik yang mempunyai kaitan dengan semantik. Keterkaitan ini ia sebut semantisisme, yaitu melihat pragmatik sebagai bagian dari semantik; pragmatisisme, yaitu melihat semantik sebagai bagian dari pragmatik; dan komplementarisme, atau melihat semantik dan pragmatik sebagai dua bidang yang saling melengkapi. Sama dengan itu, Thomas (1995:2) dalam bukunya yang berjudul Meaning in Interaction: An Introduction to Pragmatics menyebut dua kecenderungan dalam pragmatik terbagi menjadi dua bagian, pertama, dengan menggunakan sudut pandang sosial, menghubungkan pragmatik dengan makna pembicara (speaker meaning); dan kedua, dengan menggunakan sudut pandang kognitif, menghubungkan pragmatik dengan interpretasi ujaran (utterance interpretation). Selanjutnya Thomas (1995:22), dengan mengandaikan bahwa pemaknaan merupakan proses dinamis yang melibatkan negosiasi antara pembicara dan pendengar serta antara konteks ujaran (fisik, sosial, dan linguistik) dan makna potensial yang mungkin dari sebuah ujaran ujaran, mendefinisikan

36 19 pragmatik sebagai bidang yang mengkaji makna dalam interaksi (meaning in interaction). Yule (1996:3) dalam bukunya yang berjudul Pragmatics menyebutkan empat batasan ilmu pragmatik. Keempat batasan tersebut yaitu: a. Pragmatics is the study of speaker meaning (Pragmatik adalah studi yang mempelajari tentang maksud penutur). b. Pragmatics is the study of contextual meaning (Pragmatik adalah studi yang mempelajari tentang makna kontekstual). c. Pragmatics is the study of how more gets communicated than is said (Pragmatik adalah studi yang mempelajari tentang bagaimana agar lebih banyak yang disampaikan daripada yang dituturkan). d. Pragmatics is the study of the expression of relative distance (Pragmatik adalah studi yang mempelajari tentang ungkapan jarak hubungan). Berikutnya, Asim Gunarwan (dalam PELLBA 7, 1994:83-84), mengungkapkan bahwa pragmatik adalah bidang linguistik yang mempelajari maksud ujaran, bukan makna atau daya (force) ujaran. Pragmatik juga mempelajari fungsi ujaran, yakni untuk apa suatu ujaran itu dibuat atau diujarkan. Selanjutnya, Fasold (dalam Rustono, 1999:3) menambahkan definisi pragmatik yang lebih maju. Menurutnya, pragmatik adalah kajian mengenai penggunaan konteks untuk menarik kesimpulan dari suatu tuturan terhadap makna. Sama dengan itu, Firth (dalam I Dewa Putu Wijana, 1996:5) mengungkapkan bahwa dalam kajian bahasa tidak dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan konteks situasi yang meliputi partisipasi, tindakan partisipasi

37 20 (baik tindak verbal maupun nonverbal), ciri-ciri situasi lain yang relevan ketika berinteraksi. Umumnya dari pendapat-pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari tentang maksud yang terkandung dalam ujaran. 2. Situasi Tutur Situasi tutur adalah situasi yang melahirkan tuturan. Di mana tuturan merupakan akibat yang disebabkan oleh situasi tutur. Maksud sebuah tuturan yang sebenarnya hanya bisa teridentifikasi apabila kita mengetahui situasi tutur yang melatarbelakangi dan mendukungnya (Rustono, 1999:25). Dalam kajian pragmatik, situasi tutur yang terdapat dalam suatu tuturan amat diperhitungkan. Maksud tuturan yang sebenarnya hanya dapat diidentifikasi melalui situasi tutur yang mendukungnya. Leech (edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:20) mendefinisikan konteks sebagai latar belakang pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan lawan tutur dan yang membantu lawan tutur dapat menafsirkan makna tuturan. Berkaitan dengan macam-macam maksud yang dikomunikasikan oleh penutur dalam suatu tuturan, Leech (edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:19-21) mengemukakan lima aspek yang senantiasa harus dipertimbangkan dalam rangka studi pragmatik, yaitu: a. Penutur dan Lawan Tutur Dalam suatu dialog atau percakapan pasti ada pihak yang menyapa (penutur) dan orang yang disapa (lawan tutur). Penutur mengujarkan tuturannya kepada lawan tutur, yang kemudian tuturan yang berisi maksud penutur tersebut diterima oleh lawan tutur. Maka dari itu, lawan tutur

38 21 harus mampu menafsirkan makna dari tuturan yang diujarkan oleh penutur. b. Konteks Tuturan Konteks diartikan sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang samasama dimiliki oleh penutur dan lawan tutur serta yang membantu lawan tutur dalam menafsirkan makna tuturan. c. Tujuan Tuturan Istilah tujuan atau fungsi sering dianggap lebih penting daripada makna yang dimaksud atau maksud penutur mengucapkan sesuatu. Penggunaan istilah tujuan lebih netral daripada maksud, karena tidak membebani pemakainya dengan suatu kemauan atau motivasi yang sadar sehingga dapat digunakan secara umum untuk kegiatan yang berorientasi tujuan. d. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan atau Kegiatan Pragmatik berurusan dengan tindak-tindak atau performasi-performasi verbal yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu. Dengan demikian, pragmatik menangani bahasa pada tingkatan yang lebih konkret daripada tata bahasa. e. Tuturan sebagai Produk Tindak Verbal Selain tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar, sebuah tuturan juga sebagai produk tindak verbal. Maka suatu tuturan dapat juga digunakan dalam pengertian yang lain, yaitu sebagai produk suatu tindak verbal (bukan tindak verbal itu sendiri).

39 22 2. Tindak Tutur Searle (1974:16) dalam bukunya yang berjudul Speech Acts: An Essay in the Philosophy of Language menyatakan more precisely, the production or issuance of sentence token under certain conditions is speech act, and speech acts are the basic or minimal units of linguistic communication, maksudnya, produksi atau pengeluaran suatu kalimat di bawah kondisi-kondisi tertentu adalah tindak tutur, dan tindak tutur adalah dasar unit minimal linguistik komunikasi. Maka dari itu, tindak tutur merupakan hal terpenting dalam pengkajian pragmatik. Tambahan pula, Searle (1974:23-24) mengemukakan bahwa secara pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yaitu tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (illocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act). a. Tindak Lokusi Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Selanjutnya tindak tutur lokusi disebut dengan the act of saying something. b. Tindak Ilokusi Tindak ilokusi adalah sebuah tuturan yang selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur ilokusi disebut dengan the act of doing something. c. Tindak Perlolusi Tindak tutur perlokusi disebut dengan the act of affecting someone. Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk

40 23 mempengaruhi lawan tutur, tuturan yang diutarakan seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarnya. Searle (dalam Cruse, 2000: ) menggolongkan tindak tutur ilokusi menjadi lima jenis tindak tutur. Kelima jenis tindak tutur tersebut yaitu: a) Asertif (assertive utterances): mengikat penuturnya akan kebenaran atas proposisi yang diungkapkannya, misalnya menyatakan, menganjurkan, membual, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan melaporkan. b) Direktif (directives utterances): bertujuan untuk menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh mitra tutur, misalnya memesan, memerintah, memohon, menuntut, memberi nasihat, dan mengingatkan. c) Komisif (commissives utterances): mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya, misalnya berjanji, mengancam, berkaul dan menawarkan. d) Ekspresif (expressive utterances): tindak tutur yang mengungkapkan atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap kedaaan yang tersirat dalam ilokusi, misalnya mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, mengucapkan belasungkawa, memberi maaf, mengecam, memuji, dan mengampuni. e) Deklaratif (declaration utterances): tindak tutur yang mengungkapkan adanya kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas, misalnya mengundurkan diri, membaptis, mencerai (talak), memecat, memberi nama, dan menjatuhkan hukuman.

41 24 Sama dengan itu, ahli lain, Leech (edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993: ) mengklasifikasikan tindak tutur menjadi enam macam, yaitu: 1) Asertif: merupakan tindak tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang dituturkan, misalnya menceritakan, melaporkan, mengemukakan, menyatakan, mengumumkan, mendesak. 2) Direktif: bentuk tindak tutur yang dimaksudkan oleh penutur untuk membuat pengaruh agar mitra tutur melakukan sesuatu tindakan, misalnya memohon, meminta, memberi perintah, menuntut, melarang. 3) Komisif: tindak tutur yang menyatakan janji atau penawaran, misalnya menawarkan, menawarkan diri, menjanjikan, berkaul, bersumpah. 4) Ekspresif: tindak tutur yang berfungsi untuk menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang sedang dialami oleh mitra tutur, misalnya mengucapkan selamat, mengucapkan terima kasih, merasa ikut bersimpati, meminta maaf. 5) Deklaratif: tindak tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataannya, misalnya memecat, membaptis, menikahkan, mengangkat, menghukum, memutuskan. 6) Rogatif: tindak tutur yang dinyatakan oleh penutur untuk menanyakan jika bermotif langsung atau mempertanyakan jika bermotif ragu-ragu, misalnya menanyakan, mempertanyakan, dan menyangsikan.

42 25 3. Tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung Yule (edisi terjemahan oleh Indah Fajar Wahyuni dan Rombe Mustajab, 2006:95-96) mengemukakan sebuah tuturan dapat diungkapkan secara langsung dan tidak langsung. Dalam tindak tutur langsung (direct speech act) terdapat hubungan langsung antara struktur dengan fungsi, sedangkan tindak tutur tidak langsung (indirect speech act) hubungannya tidak langsung antara struktur dengan fungsi. Secara konvensional kalimat berita (deklaratif) digunakan untuk memberitahu sesuatu (informasi), kalimat tanya (interogatif) digunakan untuk menanyakan sesuatu, dan kalimat perintah (imperatif) digunakan untuk menyatakan perintah, ajakan, permintaan, atau permohonan. Apabila kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah difungsikan secara konvensional maka akan terbentuk tindak tutur langsung, contoh: (a) Afi membaca buku baru. (b) Di manakah letak Fakultas Sastra dan Seni Rupa? (c) Buatkan kopi untuk ayah! Tindak tutur tidak langsung terjadi apabila ada hubungan tidak langsung dengan fungsi. Tindak tutur tidak langsung juga dapat digunakan untuk berbicara secara sopan, seperti kalimat perintah dapat diutarakan dengan kalimat berita atau kalimat tanya agar orang yang diperintah tidak merasa dirinya diperintah (I Dewa Putu Wijana, 1996:30), contoh: (a) Ibu : Airnya sudah matang, nak Afi : Baik bu, segera kubuatkan teh untuk ayah

43 26 4. Tindak Tutur Literal dan Tidak Literal I Dewa Putu Wijana (1996:32) menyatakan sehubungan dengan langsung dan tidak langsungnya tuturan, tindak tutur dibedakan kembali menjadi dua, yakni tindak tutur literal (literal speech act) dan tindak tutur tidak literal (nonliteral speech act). Tindak tutur literal adalah tindak tutur yang maksudnya sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya, sedangkan tindak tutur tidak literal adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan atau berlawanan dengan makna kata-kata yang menyusunnya, contoh: (a) Penyanyi itu suaranya bagus. (b) Suaramu bagus (tapi tak usah nyanyi saja). Kalimat (a) bila diutarakan untuk maksud memuji atau mengagumi suara seorang penyanyi, merupakan tindak tutur literal, sedangkan pada kalimat (b) dimaksudkan untuk menyindir lawan tutur, yaitu dengan tuturan tapi tak usah nyanyi saja tuturan tersebut bermakna bahwa penutur ingin lawan tutur berhenti bernyanyi karena suaranya tidak bagus, merupakan tindak tutur tidak literal. Selanjutnya, I Dewa Putu Wijana (1996:33-36) menambahkan apabila tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung disinggungkan dengan tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal, maka akan terdapat tindak tuturtindak tutur sebagai berikut: a. Tindak Tutur Langsung Literal Tindak tutur langsung literal (direct literal speech act) adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus tuturan dan makna yang sama dengan maksud pengutaraannya. Maksud memerintah disampaikan dengan

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN SEBAGAI UNSUR PENGUNGKAPAN HUMOR DALAM KOMEDI OKB DI TRANS 7 (Sebuah Tinjauan Pragmatik)

IMPLIKATUR PERCAKAPAN SEBAGAI UNSUR PENGUNGKAPAN HUMOR DALAM KOMEDI OKB DI TRANS 7 (Sebuah Tinjauan Pragmatik) IMPLIKATUR PERCAKAPAN SEBAGAI UNSUR PENGUNGKAPAN HUMOR DALAM KOMEDI OKB DI TRANS 7 (Sebuah Tinjauan Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra

Lebih terperinci

KAJIAN PRAGMATIK PADA WACANA POJOK HARIAN BALI POST : Sebuah Tinjauan Pragmatik

KAJIAN PRAGMATIK PADA WACANA POJOK HARIAN BALI POST : Sebuah Tinjauan Pragmatik KAJIAN PRAGMATIK PADA WACANA POJOK HARIAN BALI POST : Sebuah Tinjauan Pragmatik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM JUAL BELI ONLINE DI FACEBOOK

TINDAK TUTUR DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM JUAL BELI ONLINE DI FACEBOOK TINDAK TUTUR DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM JUAL BELI ONLINE DI FACEBOOK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM DIALOG BERITA BEDAH EDITORIAL MEDIA INDONESIA DI METRO TV

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM DIALOG BERITA BEDAH EDITORIAL MEDIA INDONESIA DI METRO TV TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM DIALOG BERITA BEDAH EDITORIAL MEDIA INDONESIA DI METRO TV SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KESANTUNAN DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM ACARA YUK KEEP SMILE DI TRANS TV (Suatu Kajian Pragmatik)

KESANTUNAN DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM ACARA YUK KEEP SMILE DI TRANS TV (Suatu Kajian Pragmatik) KESANTUNAN DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM ACARA YUK KEEP SMILE DI TRANS TV (Suatu Kajian Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra

Lebih terperinci

KETIDAKPATUHAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR DALAM TALK SHOW SUDUT PANDANG DI METRO TV (Sebuah Pendekatan Pragmatik)

KETIDAKPATUHAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR DALAM TALK SHOW SUDUT PANDANG DI METRO TV (Sebuah Pendekatan Pragmatik) KETIDAKPATUHAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR DALAM TALK SHOW SUDUT PANDANG DI METRO TV (Sebuah Pendekatan Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK)

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK) TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA TATAP MATA DI TRANS 7 (Suatu Tinjauan Pragmatik)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA TATAP MATA DI TRANS 7 (Suatu Tinjauan Pragmatik) TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA TATAP MATA DI TRANS 7 (Suatu Tinjauan Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM TALK SHOW Ada Ada Aja di Global TV: Suatu Pendekatan Pragmatik

PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM TALK SHOW Ada Ada Aja di Global TV: Suatu Pendekatan Pragmatik PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM TALK SHOW Ada Ada Aja di Global TV: Suatu Pendekatan Pragmatik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DAN IMPLIKATUR DALAM ACARA TALK SHOW HITAM PUTIH DI TRANS 7 (Suatu Pendekatan Pragmatik)

PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DAN IMPLIKATUR DALAM ACARA TALK SHOW HITAM PUTIH DI TRANS 7 (Suatu Pendekatan Pragmatik) PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DAN IMPLIKATUR DALAM ACARA TALK SHOW HITAM PUTIH DI TRANS 7 (Suatu Pendekatan Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Pustaka. penelitian yang bersumber dari acara infotainment talkshow baru pertama kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Pustaka. penelitian yang bersumber dari acara infotainment talkshow baru pertama kali BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai prinsip kesantunan dan implikatur yang menggunakan pendekatan pragmatik sudah banyak dilakukan, akan tetapi penelitian

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR DEPOK JAYA KOTA DEPOK (Suatu Tinjauan Pragmatik)

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR DEPOK JAYA KOTA DEPOK (Suatu Tinjauan Pragmatik) TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR DEPOK JAYA KOTA DEPOK (Suatu Tinjauan Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN STRATEGI KESANTUNAN DALAM KOMENTAR D ACADEMY ASIA

TINDAK TUTUR DAN STRATEGI KESANTUNAN DALAM KOMENTAR D ACADEMY ASIA TINDAK TUTUR DAN STRATEGI KESANTUNAN DALAM KOMENTAR D ACADEMY ASIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PERNYATAAN - PERNYATAAN JOKOWI SELAKU KEPALA PEMERINTAH DKI JAKARTA DALAM SURAT KABAR DETIK.COM : Tinjauan Pragmatik

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PERNYATAAN - PERNYATAAN JOKOWI SELAKU KEPALA PEMERINTAH DKI JAKARTA DALAM SURAT KABAR DETIK.COM : Tinjauan Pragmatik TINDAK TUTUR PERLOKUSI PERNYATAAN - PERNYATAAN JOKOWI SELAKU KEPALA PEMERINTAH DKI JAKARTA DALAM SURAT KABAR DETIK.COM : Tinjauan Pragmatik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM TALK SHOW SATU JAM LEBIH DEKAT DI TV ONE

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM TALK SHOW SATU JAM LEBIH DEKAT DI TV ONE PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM TALK SHOW SATU JAM LEBIH DEKAT DI TV ONE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Prodi Sastra

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN STRATEGI KESANTUNAN

TINDAK TUTUR DAN STRATEGI KESANTUNAN TINDAK TUTUR DAN STRATEGI KESANTUNAN JURI DALAM ACARA INDONESIAN IDOL MUSIM KETUJUH DI RCTI, MASTER CHEF INDONESIA MUSIM KEDUA DI RCTI, DAN INDONESIA MENCARI BAKAT 3 DI TRANS TV SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi, digunakan oleh anggota masyarakat untuk berinteraksi, dengan kata lain interaksi atau segala macam kegiatan komunikasi di dalam

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DAI PADA WACANA DAKWAH DIALOGIS. DI TELEVISI (Suatu Pendekatan Pragmatik)

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DAI PADA WACANA DAKWAH DIALOGIS. DI TELEVISI (Suatu Pendekatan Pragmatik) TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DAI PADA WACANA DAKWAH DIALOGIS DI TELEVISI (Suatu Pendekatan Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar

Lebih terperinci

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY 2.1 Pragmatik Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule (1996) dalam Makyun Subuki (http://tulisanmakyun.blogspot.com/2007/07/linguistikpragmatik.html)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DALAM ACARA HATI KE HATI BERSAMA MAMAH DEDEH DI ANTV: Sebuah Pendekatan Pragmatik

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DALAM ACARA HATI KE HATI BERSAMA MAMAH DEDEH DI ANTV: Sebuah Pendekatan Pragmatik TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DALAM ACARA HATI KE HATI BERSAMA MAMAH DEDEH DI ANTV: Sebuah Pendekatan Pragmatik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) sucimuliana41@yahoo.com Abstrak Penelitian yang berjudul tindak tutur ekspresif

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN PELANGGARAN PRINSIP KESOPANAN DALAM KOLOM KOMENTAR ARTIKEL KOMPASIANA

TINDAK TUTUR DAN PELANGGARAN PRINSIP KESOPANAN DALAM KOLOM KOMENTAR ARTIKEL KOMPASIANA digilib.uns.ac.id TINDAK TUTUR DAN PELANGGARAN PRINSIP KESOPANAN DALAM KOLOM KOMENTAR ARTIKEL KOMPASIANA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan

Lebih terperinci

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH 1. Pendahuluan KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK Ratna Zulyani Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi bagi kehidupan

Lebih terperinci

PRINSIP KESANTUNAN DAN IRONI SERTA KELAKAR DALAM ACARA BUAYA SHOW DI INDOSIAR: Suatu Tinjauan Pragmatik

PRINSIP KESANTUNAN DAN IRONI SERTA KELAKAR DALAM ACARA BUAYA SHOW DI INDOSIAR: Suatu Tinjauan Pragmatik PRINSIP KESANTUNAN DAN IRONI SERTA KELAKAR DALAM ACARA BUAYA SHOW DI INDOSIAR: Suatu Tinjauan Pragmatik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KESANTUNAN IMPERATIF PADA PAPAN PENGUMUMAN DAN INFORMASI DI WILAYAH SURAKARTA

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KESANTUNAN IMPERATIF PADA PAPAN PENGUMUMAN DAN INFORMASI DI WILAYAH SURAKARTA TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KESANTUNAN IMPERATIF PADA PAPAN PENGUMUMAN DAN INFORMASI DI WILAYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagai Persyaratan guna Mendapatkan Gelar Sarjana Program Studi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk. Oleh: AH A 310060149

SKRIPSI. Diajukan untuk. Oleh: AH A 310060149 ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 7 BANYUDONO BOYOLALI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR BERBAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI JUAL-BELI DI PASAR MINGGU TAMANAGUNG BANYUWANGI

TINDAK TUTUR BERBAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI JUAL-BELI DI PASAR MINGGU TAMANAGUNG BANYUWANGI TINDAK TUTUR BERBAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI JUAL-BELI DI PASAR MINGGU TAMANAGUNG BANYUWANGI SKRIPSI Oleh Erly Haniyati Nisak NIM 100210402060 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, karenaujarantersebutmengandung pemikiran-pemikiran

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Diajukanoleh

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN PEMBAWA ACARA INSERT DI TRANS TV

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN PEMBAWA ACARA INSERT DI TRANS TV TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN PEMBAWA ACARA INSERT DI TRANS TV SKRIPSI DiajukanuntukMemenuhisebagianPersyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berikut beberapa penelitian yang dapat menjadi acuan dan perbandingan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

DAN PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA

DAN PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA TINDAK TUTUR DAN PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM SANDIWARA RADIO KISAH RELIGI CINTA YANG HILANG DI RADIO RETJO BUNTUNG YOGYAKARTA (Suatu Pendekatan Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu kehidupan masyarakat sehari-hari komunikasi sangat penting digunakan untuk berinteraksi antar manusia di dalam lingkungan masyarakat. Setiap manusia

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu tuturan pasti mempunyai maksud serta faktor yang melatarbelakangi penutur dalam menyampaikan tuturannya kepada mitra tutur. Yule (2006: 82-83) mengemukakan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN DALAM RUBRIK SORAK SUPORTER DAN UMPAN BALIK

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN DALAM RUBRIK SORAK SUPORTER DAN UMPAN BALIK TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN DALAM RUBRIK SORAK SUPORTER DAN UMPAN BALIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia   ABSTRAK REALISASI PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA INDONESIA DI LINGKUNGAN SMA MUHAMMADIYAH PURWOREJO TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DI SMA Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

TINDAK SKRIPSI A Persyaratan

TINDAK SKRIPSI A Persyaratan TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DI KALANGAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga untuk belajar mengajar merupakan tempat untuk menerima dan memberi pelajaran serta sebagai salah satu tempat bagi para siswa untuk menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya senantiasa melakukan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting karena dengan bahasa orang dapat menerima

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi BAB II KAJIAN TEORI Untuk mendukung penelitian ini, digunakan beberapa teori yang dianggap relevan dan dapat mendukung penemuan data agar memperkuat teori dan keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Beberapa penelitian tentang prinsip kesantunan sudah pernah dilakukan. Penelitian yang pernah dilakukan dan berkaitan dengan masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar sesamanya di dalam suatu lingkungan pergaulan hidup untuk melaksanakan maksud tertentu. Banyak

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA DALAM JUAL BELI HANDPHONE DAN AKSESORIS HANDPHONE DI SURAKARTA: Suatu Pendekatan Sosiolinguistik

PEMAKAIAN BAHASA DALAM JUAL BELI HANDPHONE DAN AKSESORIS HANDPHONE DI SURAKARTA: Suatu Pendekatan Sosiolinguistik PEMAKAIAN BAHASA DALAM JUAL BELI HANDPHONE DAN AKSESORIS HANDPHONE DI SURAKARTA: Suatu Pendekatan Sosiolinguistik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra

Lebih terperinci

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA Oleh: Tatang Suparman FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2008 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang paling canggih dan produktif. Kentjono (dalam Chaer, 2007: 32) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa sebagai wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi bahasa adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai dua peran dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yaitu sebagai pemberi informasi dan sebagai penerima informasi. Komunikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik manusia. Bahasa merupakan salah satu ciri pembeda utama umat manusia dengan makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa manusia akan sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu bahasa juga menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. dalam mengadakan hubungan atau interaksi dengan sesamanya, manusia memerlukan sebuah alat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Jenis tindak tutur dalam iklan kampanye

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia kreatif menciptakan media baru sebagai sarana untuk mempermudah proses berkomunikasi. Media yang tercipta misalnya bentuk media cetak dan elektronik. Dua media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individual, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan berbahasa si penutur

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO SKRIPSI

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO SKRIPSI ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Diajukanoleh : ANDI WINDARTO

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk sosial, dorongan untuk berkomunikasi muncul dari keinginan manusia untuk dapat berinteraksi

Lebih terperinci

PANDANGAN TIGA TOKOH UTAMA WANITA TENTANG EMANSIPASI DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO

PANDANGAN TIGA TOKOH UTAMA WANITA TENTANG EMANSIPASI DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO PANDANGAN TIGA TOKOH UTAMA WANITA TENTANG EMANSIPASI DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sasrjana Sastra

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM ACARA UPS SALAH, JEBAKAN BETMEN, DAN ILL FEEL DI TELEVISI: Sebuah Tinjauan Pragmatik

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM ACARA UPS SALAH, JEBAKAN BETMEN, DAN ILL FEEL DI TELEVISI: Sebuah Tinjauan Pragmatik digilib.uns.ac.id TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM ACARA UPS SALAH, JEBAKAN BETMEN, DAN ILL FEEL DI TELEVISI: Sebuah Tinjauan Pragmatik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan dengan sesama anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Dalam berkomunikasi, manusia saling menyampaikan informasi berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku yang relevan dengan kajian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku yang relevan dengan kajian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku yang relevan dengan kajian penulisan. Hal ini dikarenakan hasil dari suatu karya ilmiah haruslah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pragmatik Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA Oleh Septia Uswatun Hasanah Mulyanto Widodo Email: septiauswatunhasanah@gmail.com Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan secara cepat dan ringkas, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN SKRIPSI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN SKRIPSI REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM IKLAN RADIO DI JEMBER

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM IKLAN RADIO DI JEMBER ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM IKLAN RADIO DI JEMBER SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi S-1 Jurusan Sastra Indonesia dan mencapai

Lebih terperinci

NOVEL ZIARAH YANG TERPANJANG KARYA K.USMAN Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra

NOVEL ZIARAH YANG TERPANJANG KARYA K.USMAN Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra NOVEL ZIARAH YANG TERPANJANG KARYA K.USMAN Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal lain(kbbi, 2003:58). 2.1.1Implikatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Definisi Operasional 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial selalu

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM IKLAN PRODUK MINUMAN DI TELEVISI SKRIPSI

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM IKLAN PRODUK MINUMAN DI TELEVISI SKRIPSI ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM IKLAN PRODUK MINUMAN DI TELEVISI SKRIPSI Oleh Siska Dwi Esti NIM 100110201069 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS JEMBER 2014 ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM IKLAN

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG Oleh Atik Kartika Nurlaksana Eko Rusminto Mulyanto Widodo Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA DALAM JUAL BELI HANDPHONE DAN AKSESORIS HANDPHONE DI SURAKARTA: Suatu Pendekatan Sosiolinguistik

PEMAKAIAN BAHASA DALAM JUAL BELI HANDPHONE DAN AKSESORIS HANDPHONE DI SURAKARTA: Suatu Pendekatan Sosiolinguistik PEMAKAIAN BAHASA DALAM JUAL BELI HANDPHONE DAN AKSESORIS HANDPHONE DI SURAKARTA: Suatu Pendekatan Sosiolinguistik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG DALAM DIALOG PARA TOKOH FILM GRAMMAR SUROBOYOAN KARYA M. SHOLIKIN SKRIPSI. Oleh

TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG DALAM DIALOG PARA TOKOH FILM GRAMMAR SUROBOYOAN KARYA M. SHOLIKIN SKRIPSI. Oleh TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG DALAM DIALOG PARA TOKOH FILM GRAMMAR SUROBOYOAN KARYA M. SHOLIKIN SKRIPSI Oleh Dhimas Asih Kusuma Persadha NIM. 070210402077 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR DALAM ACARA RAJA GOMBAL DI TRANS 7: (Suatu Pendekatan Pragmatik)

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR DALAM ACARA RAJA GOMBAL DI TRANS 7: (Suatu Pendekatan Pragmatik) PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR DALAM ACARA RAJA GOMBAL DI TRANS 7: (Suatu Pendekatan Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra

Lebih terperinci

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PENCERAH SUTRADARA HANUNG BRAMANTYO, RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal 1 I. PENDAHULUAN Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal yang menjadi latar belakang pemilihan topik penelitian, termasuk mensignifikasikan pemilihan topik penelitian

Lebih terperinci