BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku yang relevan dengan kajian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku yang relevan dengan kajian"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku yang relevan dengan kajian penulisan. Hal ini dikarenakan hasil dari suatu karya ilmiah haruslah dapat dipertanggung jawabkan dan harus disertai data-data yang kuat serta ada hubungannya dengan yang diteliti. Wirman Valkinz (2013) dalam skripsinya yang berjudul Realisasi Kesantunan Berbahasa Di Lingkungan Terminal: Kajian Sosiopragmatik mengatakan bahwa santun merupakan suatu yang lazim dapat diterima oleh umum. Santun tidak santun bukan makna absolut sebuah bentuk bahasa, karena itu tidak ada kalimat yang secara inheren santun atau tidak santun, yang menentukan kesantunan bentuk bahasa ditambah konteks ujaran hubungan antara penutur dan petutur. Oleh karena itu, situasi variabel penting dalam kesantunan. Skripsi di atas walaupun menulis tentang kesantunan bahasa, namun berbeda dengan yang akan dikaji oleh penulis. Penulis mengkaji tentang Kesantunan Bahasa Pada Pantun Merisik Pada Upacara Perkawinan Masyarakat Melayu : Suatu Kajian Pragmatik. Walaupun demikian kajian di atas banyak memberi masukan atau kontribusi untuk skripsi ini. 9

2 2.2 Teori yang Digunakan Teori merupakan suatu prinsip dasar yang terwujud di dalam bentuk yang secara umum akan mempermudah seorang penulis dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Teori diperlukan untuk mengarahkan penulis dalam mengerjakan skripsi sehingga menjadi penuntun bagi kerja penulis. Teori merupakan landasan fundamental ilmiah sebagai argumentasi dasar untuk menjelaskan atau memberikan jawaban rasional terhadap masalah yang digarap (Admadilaga dalam Gurning, 2004:9). Oleh karena itu ada beberapa pengertian pragmatik dan pantun yang mendukung tulisan ini di antaranya adalah: Kunjana (2005:47) mengatakan istilah pragmatik, sebenarnya, sudah dikenal sejak masa hidupnya seorang filsuf terkenal bernama Charles Morris tahun 1938, dalam memunculkan istilah pragmatika, Morris (1938) mendasarkan pemikirannya pada gagasan filsuf-filsuf pendahulunya, seperti Charles Sanders Pierce dan John Locke yang banyak menggeluti ilmu tanda dan ilmu lambang semasa hidupnya. Ilmu tanda dan ilmu lambang yang mereka pelajari itu dinamakan semiotika (semiotics). Dengan mendasarkan pada gagasan filsuf itu, Charles Morris membagi ilmu tanda dan ilmu lambang itu ke dalam tiga cabang ilmu, yakni (1) sintaktika (syntactic) studi relasi formal tanda-tanda, (2) semantika (semantics) studi relasi tanda-tanda dengan objeknya, dan (3) pragmatika (pragmatics) studi relasi antara tanda-tanda dengan penafsirannya. Berawal dari gagasan filsuf ternama inilah kemudian sosok pragmatik dapat dikatakan terlahir dan mulai bertengger di atas bumi linguistik. Kunjana,dkk (2005 : 47) mengatakan, bahwa pragmatik mempelajari apa saja yang termasuk struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan mitra tutur serta 10

3 sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa yang sifatnya ekstralinguistik. Levinson (1983) mendefinisikan pragmatik sebagai studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Konteks yang dimaksud tergramatisasi dan terkodifikasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari struktur bahasanya Di dalam bertutur sedikitnya terdapat tiga macam skala pengukur peringkat kesantunan yang sampai dengan saat ini banyak digunakan sebagai dasar acuan dalam penelitian kesantunan. Ketiga macam skala itu adalah (1) skala kesantunan menurut Leech, (2) skala kesantunan menurut Brown and Lavinson, dan (3) skala kesantunan menurut Robin Lakoff. a. Skala Kesantunan Leech Setiap maksim interpersonal itu dapat dimanfaatkan untuk menentukan peringkat kesantunan sebuah tuturan. Berikut skala kesantunan yang disampaikan Leech (1983) (1) Cost-benefit scale: Representing the cost or benefit of an act to speaker and hearer. Penjelasan: Cost-benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan (2) Optionality scale: Indicating the degree of choice permitted to speaker and/or hearer by a specific linguistic act. Penjelasan: Optionality scale atau skala ketidak langsungan menunjuk kepada banyak atau sdikitnya pilihan (options) yang disampaikan si penutur kepada si mitra tutur di dalam kegiatan bertutur. (3) Indirectness scale: indicating the amount of inferencing required of the hearer in order to establish the intended speaker meaning. Penjelasan: Indirectness scale atau skala ketidaklangsungan menunjuk kepada peringkat langsung atau tidak langsungnya maksud sebuah tuturan. 11

4 (4) Authority scale: Representing the status relationship between speaker and hearer. Penjelasan: Authority scale atau skala keotoritasan menunjuk kepada hubungan status sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. (5) Social distance scale: indicating the degree of familiarity between speaker and hearer. (Leech, 1983). Penjelasan: social distance scale atau skala jarak sosial menunjuk kepada peringkat hubungan social antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam sebuah pertuturan. b. Skala Kesantunan Brown and Lavinson Terdapat tiga skala penentu tinggi rendahnya peringkat kesantunan sebuah tuturan. Ketiga skala tersebut ditentukan secara kontekstual, sosial, dan cultural yang selengkapnya mencakup skala-skala berikut: (1) skala peringkat jarak sosial antara penutur dan mitra tutur (Social distance between speaker and hearer) banyak ditentukan oleh parameter perbedaan umur, jenis kelamin dan latar belakang sosiokultural. (2) Skala peringkat status sosial antara penutur dan mitra tutur (the speaker and hearer relative power) atau seringkali disebut dengan peringkat kekuasaan (power ratting) didasarkan pada kedudukan asimetrik antara penutur dan mitra tutur. (3) Skala pringkat tindak tutur atau sering pula disebut dengan rank ratting atau lengkapnya adalah the degree of imposition associated with the required expenditure of goods or service didasarkan atas kedudukan relative tindak tutur yang satu dengan tindak tutur lainnya. 12

5 c. Skala Kesantunan Robin Lakoff Robin Lakoff (1972) menyatakan tiga ketentuan untuk dapat dipenuhinya kesantunan di dalam kegiatan bertutur. Ketiga ketentuan itu adalah sebagai berikut: (1) Di dalam skala kesantunan pertama, yakni skala formalitas (formality scale) dinyatakan bahwa agar para peserta tutur dapat merasa nyaman dan kerasan dalam kegiatan bertutur, tuturan yang digunakan tidak boleh bernada memaksa dan tidak bolek berkesan angkuh. (2) Skala yang kedua, yakni skala ketidaktegasan (hesitancy scale) atau seringkali disebut skala pilihan (optionality scale) menunjukkan bahwa agar penutur dan mitra tutur dapat saling merasa nyaman dan kerasan dalam bertutur, pilihan-pilihan dalam bertutur harus diberikan oleh kedua belah pihak. (3) Skala kesantunan ketiga, yakni peringkat kesekawanan atau kesamaan menunjukkan bahwa agar dapat bersifat santun, orang haruslah bersikap ramah dan selalu mempertahankan antara pihak yang satu dengan pihak yang lain. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Leech (Kunjana,,2005:66) mengatakan setiap maksim interpersonal itu dapat dimanfaatkan untuk menentukan peringkat kesantunan sebuah tuturan. Alasan penulis menggunakan teori ini, karena teori ini bisa di jadikan panduan bagi si penulis untuk mengkaitkan maksim-maksim skala kesantunan Leech dengan pantun merisik pada perkawinan masyarakat Melayu. Kanena makna maupun kesantunan bahasa pada pantun merisik, penulis akan mencoba menjelaskan dengan menggunakan kelima maksim yang terdapat di dalam skala kesantunan Leech. 13

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zeta_Indonesia btarichandra Mimin Mintarsih, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zeta_Indonesia btarichandra Mimin Mintarsih, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini media sosial twitter banyak digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk memperoleh informasi maupun untuk berkomunikasi. Pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai berlakunya konstitusi. Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mulai berlakunya konstitusi. Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaanya setelah proklamasi kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi yang paling utama bagi manusia. Chaer (2010:11) menyatakan bahasa adalah sistem, artinya, bahasa itu dibentuk oleh sejumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu kehidupan masyarakat sehari-hari komunikasi sangat penting digunakan untuk berinteraksi antar manusia di dalam lingkungan masyarakat. Setiap manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi. Berbahasa berkaitan dengan pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dari komunikasi adalah percakapan. Percakapan menurut Levinson

BAB I PENDAHULUAN. umum dari komunikasi adalah percakapan. Percakapan menurut Levinson BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal terpenting bagi manusia untuk menjaga hubungan dengan manusia lain, bahkan sejak lahir di dunia. Salah satu bentuk umum dari komunikasi

Lebih terperinci

SKALA KESANTUNAN BENTUK TUTURAN DIREKTIF BERDASARKAN PERSEPSI SISWA DI SMAN 1 SURAKARTA

SKALA KESANTUNAN BENTUK TUTURAN DIREKTIF BERDASARKAN PERSEPSI SISWA DI SMAN 1 SURAKARTA Skala Kesantunan Bentuk Direktif... (Nurul Masfufah) SKALA KESANTUNAN BENTUK TUTURAN DREKTF BERDASARKAN PERSEPS SSWA D SMAN 1 SURAKARTA Nurul Masfufah Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur mashfufahnurul@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Hakikat Prinsip Kesantunan Berbahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Hakikat Prinsip Kesantunan Berbahasa digilib.uns.ac.id 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Prinsip Kesantunan Berbahasa Prinsip kesantunan menurut Leech adalah kesantunan berbahasa tidak hanya terungkap dalam isi percakapan,

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP SOPAN SANTUN PADA DIALOG ACARA MATA NAJWA EPISODE MELIHAT KE TIMUR

PELANGGARAN PRINSIP SOPAN SANTUN PADA DIALOG ACARA MATA NAJWA EPISODE MELIHAT KE TIMUR PELANGGARAN PRINSIP SOPAN SANTUN PADA DIALOG ACARA MATA NAJWA EPISODE MELIHAT KE TIMUR Oleh: Nanang Maulana Email: abiemaulana7@gmail.com Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mathla ul Anwar

Lebih terperinci

PENYESUAIAN MAKNA DALAM PENGURANGAN FONEM PADA PERCAKAPAN GEORGE & LENNIE DALAM NOVEL OF MICE AND MEN OLEH JOHN STEINBECK

PENYESUAIAN MAKNA DALAM PENGURANGAN FONEM PADA PERCAKAPAN GEORGE & LENNIE DALAM NOVEL OF MICE AND MEN OLEH JOHN STEINBECK Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 183~196 ISSN: 2089-3884 PENYESUAIAN MAKNA DALAM PENGURANGAN FONEM PADA PERCAKAPAN GEORGE & LENNIE DALAM NOVEL OF MICE AND MEN OLEH JOHN STEINBECK Laila Maisaroh

Lebih terperinci

Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik

Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik I Made Rai Arta 1 Abstrak Tulisan ini memuat kajian prinsip kerjasama dan kesantunan yang berorientasi pada

Lebih terperinci

PRAGMATIK. Disarikan dari buku:

PRAGMATIK. Disarikan dari buku: PRAGMATIK Disarikan dari buku: Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Graha Ilmu: Yogyakarta. Cutting, Joan. 2006. Pragmatics and Discourse 2 nd Edition. New York: Rouledge. Wijana, I Dewa

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Pustaka. penelitian yang bersumber dari acara infotainment talkshow baru pertama kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Pustaka. penelitian yang bersumber dari acara infotainment talkshow baru pertama kali BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai prinsip kesantunan dan implikatur yang menggunakan pendekatan pragmatik sudah banyak dilakukan, akan tetapi penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejatinya, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi antarsesama. Akan tetapi, tidak jarang bahasa juga digunakan oleh manusia sebagai sarana

Lebih terperinci

Model Integrasi Tindak Tutur Direktif Dalam Penerapan Pendidikan Ahklaq Mulia dan Karakter Bangsa Bagi Pelajar di SMA

Model Integrasi Tindak Tutur Direktif Dalam Penerapan Pendidikan Ahklaq Mulia dan Karakter Bangsa Bagi Pelajar di SMA Abstrak Model Integrasi Tindak Tutur Direktif Dalam Penerapan Pendidikan Ahklaq Mulia dan Karakter Bangsa Bagi Pelajar di SMA Oleh: Mulyani Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo, Jawa Timur Makalah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA Oleh: Tatang Suparman FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2008 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam yang subur, tetapi juga terdiri atas berbagai suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem,

Lebih terperinci

PENYIMPANGAN PRINSIP KESANTUNAN PADA TEKS PENGUMUMAN KARYA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI TAHUN AJARAN 2015/2016:TINJAUAN PRAGMATIK

PENYIMPANGAN PRINSIP KESANTUNAN PADA TEKS PENGUMUMAN KARYA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI TAHUN AJARAN 2015/2016:TINJAUAN PRAGMATIK PENYIMPANGAN PRINSIP KESANTUNAN PADA TEKS PENGUMUMAN KARYA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI TAHUN AJARAN 2015/2016:TINJAUAN PRAGMATIK Wahyu Hartiningrum dan Yunus Sulistyono Program Studi Bahasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Chaer (1995: 61) mengemukakan bahwa peristiwa tutur ( speech event) adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Chaer (1995: 61) mengemukakan bahwa peristiwa tutur ( speech event) adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peristiwa Tutur Chaer (1995: 61) mengemukakan bahwa peristiwa tutur ( speech event) adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588). BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 5 JEMBER. Suci Indah Karunia

KESANTUNAN BERBAHASA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 5 JEMBER. Suci Indah Karunia KESANTUNAN BERBAHASA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 5 JEMBER Suci Indah Karunia Suciindah590@gmail.com Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ABSTRACT: Kata kunci: kesantunan, tuturan, imperatif. maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,

ABSTRACT: Kata kunci: kesantunan, tuturan, imperatif. maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, ABSTRACT: KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF MAHASISWA KELAS A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU ANGKATAN 2007 Oleh: Rika Ningsih This research

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya sangat penting untuk diungkapkan karena dapat dipakai sebagai sumber informasi dan bahan acuan

Lebih terperinci

MEMAHAMI MAKNA PADA KATA-KATA MUTIARA HAMKA (HAMKA QUOTES): TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

MEMAHAMI MAKNA PADA KATA-KATA MUTIARA HAMKA (HAMKA QUOTES): TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA MEMAHAMI MAKNA PADA KATA-KATA MUTIARA HAMKA (HAMKA QUOTES): TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA Paramita Ida Safitri S2 PBI Universitas Sebelas Maret paramita7717@gmail.com Abstrak Kata mutiara merupakan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kekuasaan. Bahasa-bahasa para politisi tersebut yang. pesan yang disampaikan dapat sampai pada sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kekuasaan. Bahasa-bahasa para politisi tersebut yang. pesan yang disampaikan dapat sampai pada sasaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Bahasa adalah komunikasi atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pikiran dan perasaan

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN PRAGMATIK IMPERATIF KUNJANA RAHARDI DALAM RUBRIK SURAT PEMBACA PADA MAJALAHCAHAYAQU

REALISASI KESANTUNAN PRAGMATIK IMPERATIF KUNJANA RAHARDI DALAM RUBRIK SURAT PEMBACA PADA MAJALAHCAHAYAQU REALISASI KESANTUNAN PRAGMATIK IMPERATIF KUNJANA RAHARDI DALAM RUBRIK SURAT PEMBACA PADA MAJALAHCAHAYAQU Netty Nurdiyani Politeknik Negeri Semarang nettynurdiyani@ymail.com Abstrak Surat pembaca merupakan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DOKTER DAN PASIEN DI PUSKESMAS GAMBUT KABUPATEN BANJAR (SPEECH ACT OF DOCTOR AND PATIENT IN PUSKESMAS GAMBUT OF BANJAR DISTRICT)

TINDAK TUTUR DOKTER DAN PASIEN DI PUSKESMAS GAMBUT KABUPATEN BANJAR (SPEECH ACT OF DOCTOR AND PATIENT IN PUSKESMAS GAMBUT OF BANJAR DISTRICT) TINDAK TUTUR DOKTER DAN PASIEN DI PUSKESMAS GAMBUT KABUPATEN BANJAR (SPEECH ACT OF DOCTOR AND PATIENT IN PUSKESMAS GAMBUT OF BANJAR DISTRICT) Mardikayah dan Rusma Noortyani Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Penelitian yang serupa sudah pernah dilakukan oleh Atfalul Anam, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi tersebut ditulis tahun 2011 dengan judul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa 1. Pengertian Bahasa Menurut Poerwadarminta (2007: 80) bahasa adalah sistem lambang yang berupa sembarang bunyi (bunyi bahasa) dipakai orang untuk melahirkan pikiran dan

Lebih terperinci

Analisis Kesopanan Berbahasa terhadap Kemampuan Tindak Tutur Mahasiswa.

Analisis Kesopanan Berbahasa terhadap Kemampuan Tindak Tutur Mahasiswa. 127 Analisis Kesopanan Berbahasa terhadap Kemampuan Tindak Tutur Mahasiswa Syahdan 1), Destina Kasriyati 2), Refika Andriani 3) 1 Universitas Lancang Kuning E-mail: syahdantengku@gmail.com 2 Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini dikemukakan mengenai metode penelitian yang peneliti gunakan. Metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini banyak menuntut masyarakat untuk memahami berbagai macam penggunaan bahasa yang digunakan sebagai suatu alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

Artikel Publikasi TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA: STUDI KASUS PADA KOMUNIKASI PEMBANTU-MAJIKAN DI KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN

Artikel Publikasi TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA: STUDI KASUS PADA KOMUNIKASI PEMBANTU-MAJIKAN DI KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN Artikel Publikasi TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA: STUDI KASUS PADA KOMUNIKASI PEMBANTU-MAJIKAN DI KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TINGKAT KESANTUNAN DAN KEEFEKTIFAN TUTURAN BAHASA SLANG SEBAGAI BAHASA PERCAKAPAN DALAM KOMUNITAS PESEPEDA DI YOGYAKARTA (Suatu Tinjauan Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

(Skripsi) Oleh PUTRI AGISTIA SARI

(Skripsi) Oleh PUTRI AGISTIA SARI KESANTUNAN BERTUTUR SISWA DALAM DISKUSI KELAS VIII SMP NEGERI 20 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP (Skripsi) Oleh PUTRI AGISTIA SARI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbahasa adalah kebutuhan utama bagi setiap individu dalam kehidupan. Bahasa pada dasarnya dapat digunakan untuk menyampaikan maksud yang ada di dalam pikiran kita.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Austin (dalam Nadar, 2009: 11) pada dasarnya pada saat seseorang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Austin (dalam Nadar, 2009: 11) pada dasarnya pada saat seseorang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tindak Tutur Menurut Austin (dalam Nadar, 2009: 11) pada dasarnya pada saat seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu. Pada waktu seseorang menggunakan kata-kata

Lebih terperinci

PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA

PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA Diana Tustiantina 1) Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dianatustiantina@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Teori merupakan alat terpenting dalam sebuah penelitian. Menurut Neuman

BAB II KAJIAN TEORI. Teori merupakan alat terpenting dalam sebuah penelitian. Menurut Neuman BAB II KAJIAN TEORI Teori merupakan alat terpenting dalam sebuah penelitian. Menurut Neuman (1997) Teori menyediakan konsep-konsep yang relevan, asumsi-asumsi dasar yang bisa digunakan, membantu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri individu yang beretika adalah individu tersebut santun berbahasa. Santun berbahasa adalah bagaimana bahasa menunjukkan jarak sosial diantara para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri. Namun seiring perkembangan semua itu telah berubah seiring

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK

KESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK KESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 ERWITIAN MARYA AGUSTINE

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pragmatik merupakan suatu cabang dari linguistik yang menjadi objek

BAB II KAJIAN TEORI. Pragmatik merupakan suatu cabang dari linguistik yang menjadi objek BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pragmatik Pragmatik merupakan suatu cabang dari linguistik yang menjadi objek bahasa dalam penggunaanya, seperti komunikasi lisan atau tertulis. Menurut Yule (1996:3) definisi mengenai

Lebih terperinci

TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA: STUDI KASUS PADA KOMUNIKASI PEMBANTU-MAJIKAN DI KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN

TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA: STUDI KASUS PADA KOMUNIKASI PEMBANTU-MAJIKAN DI KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA: STUDI KASUS PADA KOMUNIKASI PEMBANTU-MAJIKAN DI KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. dan sifat masalahnya, maka penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif,

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. dan sifat masalahnya, maka penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang sesuai dengan tujuan dan sifat masalahnya, maka penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ada tiga sifat bahasa yang harus diutamakan yaitu bahasa sebagai sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Ada tiga sifat bahasa yang harus diutamakan yaitu bahasa sebagai sistem 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada tiga sifat bahasa yang harus diutamakan yaitu bahasa sebagai sistem tanda atau sistem lambang, sebagai alat komunikasi, dan digunakan oleh kelompok manusia

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI FACEBOOK: RESPON MASYARAKAT TERKAIT DENGAN ISU KENAIKAN HARGA BBM NASKAH PUBLIKASI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI FACEBOOK: RESPON MASYARAKAT TERKAIT DENGAN ISU KENAIKAN HARGA BBM NASKAH PUBLIKASI REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI FACEBOOK: RESPON MASYARAKAT TERKAIT DENGAN ISU KENAIKAN HARGA BBM NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW Syamsul Arif Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Kesantunan berbahasa merupakan hal yang penting dalam kegiatan berkomunikasi.

Lebih terperinci

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh EKANA FAUJI A 310 080 133 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 UNIVERSITASS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sebelum melakukan penelitian, ada beberapa sumber kajian yang dijadikan acuan dari penelitian ini yaitu hasil penelitian sebelumnya.

Lebih terperinci

Bentuk, Faktor, dan Skala Kesantunan dalam Penyampaian Maksud. Wahyudi Joko Santoso Universitas Negeri Semarang

Bentuk, Faktor, dan Skala Kesantunan dalam Penyampaian Maksud. Wahyudi Joko Santoso Universitas Negeri Semarang Bentuk, Faktor, dan Skala Kesantunan dalam Penyampaian Maksud Wahyudi Joko Santoso Universitas Negeri Semarang wahyudibsa@yahoo.co.id Abstrak Kesantuanan berbahasa merupakan salah satu aspek penting dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik. Ilmu pragmatik ini merupakan salah

BAB II LANDASAN TEORI. Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik. Ilmu pragmatik ini merupakan salah 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pragmatik Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik. Ilmu pragmatik ini merupakan salah satu pokok bahasan yang harus diberikan dalam pengajaran bahasa. Pragmatik merupakan

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA Ratna Susanti, S.S.,M.Pd. Politeknik Indonusa Surakarta ratnasusanti19@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini membahas

Lebih terperinci

STRATEGI KESANTUNAN PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN

STRATEGI KESANTUNAN PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN STRATEGI KESANTUNAN PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN Sri Mulatsih Fakultas Ilmu Budaya Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT Kesantunan berbahasa merujuk pada keaadaan yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat atau media komunikasi bagi manusia. Bahasa sendiri memiliki hubungan yang erat dengan sistem sosial dan sistem komunikasi. Sistem

Lebih terperinci

KESANTUNAN BAHASA DALAM PANTUN MERISIK PADA UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT MELAYU : SUATU KAJIAN PRAGMATIK

KESANTUNAN BAHASA DALAM PANTUN MERISIK PADA UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT MELAYU : SUATU KAJIAN PRAGMATIK KESANTUNAN BAHASA DALAM PANTUN MERISIK PADA UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT MELAYU : SUATU KAJIAN PRAGMATIK SKRIPSI SARJANA Dikerjakan O L E H NAMA : NURRAHMADANI SHAHPITRI NIM : 090702004 DEPARTEMEN SASTRA

Lebih terperinci

menafsirkan makna homonim dan homofon, kesalahan dalam menafsirkan makna indiom, kesalahan dalam menafsirkan arti peribahasa, pengembalian stimulus,

menafsirkan makna homonim dan homofon, kesalahan dalam menafsirkan makna indiom, kesalahan dalam menafsirkan arti peribahasa, pengembalian stimulus, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pragmatik sebagai cabang ilmu linguistik yang selalu berkembang dari masa kemasa memegang perana penting dalam dunia kebahasaan. Sebagai mana yang kita ketahui bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam KBBI edisi ketiga (1990) dijelaskan yang dimaksud dengan

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam KBBI edisi ketiga (1990) dijelaskan yang dimaksud dengan BAB II KAJIAN TEORI H. Kesantunan Berbahasa Kesantunan berbahasa merupakan salah satu kajian dari ilmu pragmatik. Jika seseorang membahas mengenai kesantunan berbahasa, berarti pula membicarakan pragmatik.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan pikiran manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif bagi manusia. Tanpa bahasa, sulit

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA BAB II KONSEP, KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Kearifan Lokal Kearifan lokal (local wisdom) dalam disiplin antropologi dikenal juga dengan istilah local genius. Local genius ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesantunan berbahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara penutur dan lawan tutur. Kesantunan berbahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif berusaha memahami makna dari fenomena-fenomena, peristiwa-peristiwa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai dua peran dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yaitu sebagai pemberi informasi dan sebagai penerima informasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan memberikan informasi kepada sesama. Dalam hal ini, keberadaan bahasa diperlukan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan proses interaksi manusia satu dengan yang lainnya. Komunikasi bertujuan memberikan informasi atau menyampaikan pesan kepada mitra tutur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pragmatik adalah telaah mengenai segala aspek makna yang tidak tercakup dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna ucapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Levinson (1987: 60) disebut dengan FTA (Face Threatening Act). Menurut Yule

BAB I PENDAHULUAN. Levinson (1987: 60) disebut dengan FTA (Face Threatening Act). Menurut Yule BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia dikenal adanya bahasa yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama kehidupan bermasyarakat yang menuntut manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batak Toba mempunyai bahasa Batak Toba sebagai lambang identitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Batak Toba mempunyai bahasa Batak Toba sebagai lambang identitas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Batak Toba merupakan salah satu sub-etnik Batak yang ada di Indonesia di samping Batak Simalungun, Karo, Pakpak, dan Mandailing. Tidak jauh berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-I Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara

BAB I PENDAHULUAN. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu sering melakukan percakapan. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara (speaker) dan seorang

Lebih terperinci

BAB II SEMIOTIK. A. Sistem Kerja Semiotik dalam Penelitian ini

BAB II SEMIOTIK. A. Sistem Kerja Semiotik dalam Penelitian ini 27 BAB II SEMIOTIK wherever a sign is present, ideology is present too. everything ideological prossesses a semiotic value tanda selalu menghadirkan ideologi di dalamnya serta memiliki nilai semiotis A.

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MEDIA JEJARING SOSIAL (FACEBOOK) GRUP COMDEV AND OUTREACHING UNIVERSITAS TANJUNGPURA TAHUN 2012

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MEDIA JEJARING SOSIAL (FACEBOOK) GRUP COMDEV AND OUTREACHING UNIVERSITAS TANJUNGPURA TAHUN 2012 KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MEDIA JEJARING SOSIAL (FACEBOOK) GRUP COMDEV AND OUTREACHING UNIVERSITAS TANJUNGPURA TAHUN 2012 Muhammad Wahyuddin Ikhwani, Firman Susilo, Agus Syahrani Program Studi Bahasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. seseorang menggunakan kata-kata kerja promise berjanji, apologize minta

BAB II LANDASAN TEORI. seseorang menggunakan kata-kata kerja promise berjanji, apologize minta BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tindak Tutur Austin dalam Nadar (2009: 10) menyatakan bahwa pada dasarnya pada saat seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu. Pada waktu seseorang menggunakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 324 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini berjudul Strategi Tindak Tutur Direktif Guru dan Respons Warna Afektif Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Kajian pragmatik dan implikasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar dapat bertahan hidup. Dalam interaksi denga yang lain,

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KESADARAN PEDAGANG KAKI LIMA DI SEPANJANG PANTAI PADANG DALAM HAL KESANTUNAN BERBAHASA UNTUK KEMAJUAN PARAWISATA

UPAYA PENINGKATAN KESADARAN PEDAGANG KAKI LIMA DI SEPANJANG PANTAI PADANG DALAM HAL KESANTUNAN BERBAHASA UNTUK KEMAJUAN PARAWISATA UPAYA PENINGKATAN KESADARAN PEDAGANG KAKI LIMA DI SEPANJANG PANTAI PADANG DALAM HAL KESANTUNAN BERBAHASA UNTUK KEMAJUAN PARAWISATA Gusdi Sastra dan Alex Dermawan Fak. Sastra Universitas Andalas Abstrak

Lebih terperinci

MEMBANGUN KARAKTER BERBAHASA SANTUN PADA ANAK MELALUI CERITA RAKYAT LUBUK EMAS

MEMBANGUN KARAKTER BERBAHASA SANTUN PADA ANAK MELALUI CERITA RAKYAT LUBUK EMAS MEMBANGUN KARAKTER BERBAHASA SANTUN PADA ANAK MELALUI CERITA RAKYAT LUBUK EMAS CHARACTER BUILDING SPEAKING MANNERS IN CHILDREN THROUGH FOLKLORE LUBUK EMAS Try Annisa Lestari, Alpan Ahmadi Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individual, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan berbahasa si penutur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya melalui tindak bahasa (baik verbal maupun non verbal).

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya melalui tindak bahasa (baik verbal maupun non verbal). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan cermin kepribadian seseorang.bahkan, bahasa merupakan cermin kepribadian bangsa.artinya, melalui bahasa seseorang atau suatu bangsa dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal 1 I. PENDAHULUAN Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal yang menjadi latar belakang pemilihan topik penelitian, termasuk mensignifikasikan pemilihan topik penelitian

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI LINGKUNGAN SMA NEGERI 3 KOTA BENGKULU SKRIPSI

KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI LINGKUNGAN SMA NEGERI 3 KOTA BENGKULU SKRIPSI KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI LINGKUNGAN SMA NEGERI 3 KOTA BENGKULU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa dan Satra

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DENGAN MEMANFAATKAN PRINSIP KESANTUNAN PADA TUTURAN DIREKTIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DENGAN MEMANFAATKAN PRINSIP KESANTUNAN PADA TUTURAN DIREKTIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DENGAN MEMANFAATKAN PRINSIP KESANTUNAN PADA TUTURAN DIREKTIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH Fajarika Ramadania, M.Pd STKIP PGRI Banjarmasin Abstrak Pembentukan Karakter Siswa dengan Memanfaatkan

Lebih terperinci

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN Dhafid Wahyu Utomo 1 Bayu Permana Sukma 2 Abstrak Di ranah formal, seperti di perguruan tinggi, penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang

BAB I PENDAHULUAN. Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang dirilis pada 10 Mei 2013, banyak pro dan kontra dalam pembuatanya, seperti yang dikutip oleh penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas sosial lainnya berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya (Alan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan secara cepat dan ringkas, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN SKRIPSI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN SKRIPSI REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Diajukan Oleh: Nunung Fatmawati A

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Diajukan Oleh: Nunung Fatmawati A SKALA KESANTUNAN DALAM INTERAKSI NONFORMALORANG TUA- ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu 1) realisasi tindak tutur petugas penerangan dengan masyarakat di kelurahan, 2) alas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan menggunakan referensi yang berhubungan, ini tidak terlepas dari buku-buku dan karya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan menggunakan referensi yang berhubungan, ini tidak terlepas dari buku-buku dan karya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Penulisan suatu karya ilmiah merupakan suatu rangkaian yang semuanya selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, ini tidak terlepas

Lebih terperinci