HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: Pipin Setyaningrum F FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 i

2 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh : Pipin Setyaningrum F FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 ii

3

4

5 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA Pipin Setyaningrum Achmad Dwityanto Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstraksi: Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara dukungan social dengan stress kerja. Subjek penelitian adalah tenaga kesehatan non keperawatan di Rs. Ortopedi Prof. Dr. R. soeharso Surakarta yang mengalami indikasi stress kerja berupa gejala badan, gejala emosional, maupun gejala perilaku. Tenaga kesehatan tersebut mencakup fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, ortotik prostetik, instalasi farmasi, instalasi laboratorium, dan instalasi radiologi. Jumlah subjek pada penelitian ini berjumlah 89 tenaga kesehatan. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif. Analisis data menggunakan teknik korelasi product moment. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara pola dukungan sosial dengan stress kerja dapat dilihat pada nilai korelasi (r) sebesar -0,480 dengan signifikansi 0,000 (p<0,01). Hasil kategorisasi diketahui bahwa variabel stress kerja memiliki rerata empirik sebesar 58,92 dan rerata hipotetik sebesar 82,5 yang berarti tergolong rendah. Variabel dukungan sosial memiliki rerata empirik sebesar 60,72 dan rerata hipotetik sebesar 50 yang berarti tergolong tinggi. Sumbangan dukungan sosial terhadap stress kerja sebesar 23,1%, sisanya sebesar 76,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar dukungan sosial. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan stres kerja. Kata Kunci : dukungan sosial, stres kerja v

6 PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan organisasi kesehatan yang diharapkan dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Keberhasilan pelayanan kesehatan juga tergantung dari beberapa komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan diantaranya perawat, dokter dan tim kesehatan yang saling menunjang. Mutu pelayanan rumah sakit dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang paling dominan adalah sumber daya manusia (SDM), yang meliputi tenaga kesehatan (medis) dan non kesehatan (non medis). Tenaga Kesehatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai tanggung jawab sosial yang sangat besar, tenaga kesehatan yang bertugas merawat pasien dibagi menjadi dua yaitu perawat dan non perawat, baik perawat maupun non perawat berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit, tenaga kesehatan bertugas memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan (Megawati, 2010). Selain harus terampil dan terdidik, mereka juga harus mempunyai kemahiran dalam melakukan tidakan keperawatan. Tak jarang tuntutantuntutan yang harus dipenuhi menimbulkan rasa tertekan. Ketidakmampuan dalam menjawab tuntutan tersebut sangat mungkin menjadi pemicu timbulnya stres kerja, seperti yang dikatakan oleh Ubaidillah (dalam Arisona, 2008) bahwa stres kerja adalah suatu keadaan dimana seseorang menghadapi tugas atau pekerjaan yang tidak bisa atau belum bisa di jangkau oleh kemampuannya. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widyasrini (2013) di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta mengenai tingkat stres tenaga kesehatan yaitu di bagian keperawatan didapatkan hasil bahwa 32 perawat yang dikategorikan bekerja pada shift pagi, ada 26 perawat (81,25%) yang dikategorikan mengalami stres kerja yang dapat teratasi dan 6 perawat (18,75%) yang dikategorikan mengalami stres kerja ringan. Adapun dari 32 perawat pada shift malam dikategorikan mengalami stres kerja yang dapat teratasi ada 28 perawat (87,5%) dan 4 perawat (12,5%) dapat dikategorikan 1

7 mengalami stres kerja ringan. Berdasarkan data di atas perlu kiranya dilakukan sebuah penelitian mengenai faktor apa saja yang bisa mempengaruhi stress kerja pada tenaga kesehatan khususnya tenaga kesehatan non keperawatan. Dalam penelitian ini menyoroti dari dukungan sosial yang diterima dari orang lain. Ivancevich dan Matteson (dalam Luthans, 2012) mendefinisikan stres kerja sebagai respon adaptif yang dihubungkan oleh perbedaan individu dan atau proses psikologi yang merupakan konsekuensi tindakan, situasi, atau kejadian eksternal (lingkungan yang menempatkan tuntutan psikologis dan atau fisik secara berlebihan pada seseorang. Diahsari (2001) mengemukakan bahwa pada intinya stres kerja merujuk pada kondisi dari pekerjaan yang mengancam individu. Ancaman ini dapat berasal dari tuntutan pekerjaan itu atau karena kurang terpenuhinya kebutuhan individu. Stres kerja ini mncul sebagai bentuk ketidakharmonisan individu dengan ligkungan kerjanya. Dubrin (dalam Hartanti dan Rahaju, 2003) menyatakan bahwa stres kerja diartikan sebagai stres yang terjadi pada pekerjaan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi tertentu, yang apabila berlarut-larut akan menimbulkan burn out (keletihan fisik, mental, dan emosional yang berlebihan). Stres kerja dapat didefinisikan sebagai keadaan respon fisik dan emosi yang muncul ketika persyaratan-persyaratan kerja tidak sesuai dengan kapabilitas, sumber daya atau kebutuhan dari pekerja (Steven, S., dkk, 1998). Menurut McGrath et al. 2003; Duane et al. 2002, stres kerja merupakan hal yang umum terjadi dalam dunia kerja. Tenaga kesehatan yang beresiko terhadap hal tersebut yaitu dokter, perawat, pekerja sosial, dokter gigi, pelayanan gawat daruratn, dan tenaga kesehatan yang lain (Casado, A., dkk, 2008). Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa stres kerja merupakan respon fisik maupun emosi dari individu yang terjadi pada pekerjaan yang disebabkan oleh tekanan dalam menghadapi tuntutantuntutan dalam pekerjaan atau 2

8 ketidakharmonisan individu dengan lingkungan kerjanya. Aspek-aspek yang berpengaruh terhadap stres kerja adalah gejala badan, gejala emosional, gejala sosial (Anoraga, 2009). Beehr dan Newman (Diahsari, 2001) menambahkan mengenai aspek fisik, psikologis, perilaku. Faktor-faktor yang berpengaruh adalah dari dalam diri individu, dari luar individu (Steven, S., dkk, 1998). Margiati 1999 menambahkan mengenai tidak adanya dukungan sosial, Tidak adanya kesempatan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan di kantor, Pelecehan seksual, Kondisi lingkungan kerja, Manajemen yang tidak sehat, Tipe kepribadian, Peristiwa/ pengalaman pribadi, permasalahan / kondisi lingkungan kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah faktor sosial yaitu dukungan sosial (Smet, 1994). Dukungan sosial memberikan kontribusi bagi seseorang dalam menghadapi stres. Menurut Suhita (dalam Masbow 2009) dukungan sosial memiliki peranan penting untuk mencegah dari ancaman kesehatan mental. Individu yang memiliki dukungan sosial yang lebih kecil, lebih memungkinkan mengalami konsekuensi psikis yang negatif. Keuntungan individu yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi akan menjadi individu lebih optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun masa yang akan datang, lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologi dan memiliki sistem yang lebih tinggi, serta tingkat kecemasan yang lebih rendah, mempertinggi interpersonal skill (keterampilan interpersonal), memiliki kemampuan untuk mencapai apa yang diinginkan dan lebih dapat membimbing individu untuk beradaptasi dengan stres. Gottlieb ( dalam Smet, 1994) menyatakan dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan atau non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima. Cobb (dalam Smet, 1994) menekankan orientasi subjektif yang memperlihatkan bahwa dukungan sosial itu sendiri terdiri atas 3

9 informasi yang menuntun orang meyakini bahwa ia harus disayangi. Dukungan sosial adalah tindakan yang sifatnya membantu dengan melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan materi dan penilaian yang positif pada individu dalam mengahadapi permasalahannya. Dukungan sosial tersebut sangat berpengaruh bagi individu dalam beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Dukungan tersebut berkaitan dengan pembentukan keseimbangan mental dan kepuasan psikologis. Dukungan soaial secara luas didefinisikan sebagai tersedianya atau adanya hubungan yang bersifat menolong dan mempunyai nilai khusus bagi individu yang menerimanya. Definisi ini juga memberikan pengertian adanya ikatanikatan sosial yang bersifat positif dimana hubungan antar individu baik yang bersifat horizontal maupun vertikal memiliki ikatan positif yang menyenangkan (Taylor dkk, 2009). Aspek-aspek yang berpengaruh terhadap dukungan sosial menurut Sarafino (dalam Smet, 1994) adalah emosional, penghargaan, instrumental, informatif. Faktor-faktor yang berperan adalah dukungan keluarga, dukungan teman bergaul, dukungan masyarakat atau lingkungan sekitar (Santrock, 2008). Apabila dilihat dari fenomena yang telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu apakah dukungan sosial akan berpengaruh terhadap stress kerja?. Selanjutnya judul dari penelitian ini adalah Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Stres Kerja pada Tenaga Kesehatan Non Keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. 2. Mengetahui peran dukungan sosial terhadap stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. 3. Mengetahui seberapa besar tingkat stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. 4

10 4. Mengetahui seberapa besar tingkat dukungan sosial pada tenaga kesehatan non keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Dari tujuan yang diajukan diatas, maka diharapkan penelitian ini memberikan manfaat bagi: 1. Secara Teoritik Sebagai referensi dan tambahan bagi pengembangan ilmu psikologi terutama ilmu psikologi dalam bidang industri dan organisasi. 2. Secara praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan kepada RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dalam rangka menurunkan stres kerja khususnya pada tenaga kesehatan non keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. METODE PENELITIAN Variabel yang digunakan untuk penelitian ini adalah variabel tergantung (stres kerja), variabel bebas (dukungan sosial). Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan non keperawatan di Rs. Ortopedi Prof. Dr. R. soeharso Surakarta yang mengalami indikasi stress kerja berupa gejala badan, gejala emosional, maupun gejala perilaku. Tenaga kesehatan tersebut mencakup fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, ortotik prostetik, instalasi farmasi, instalasi laboratorium, dan instalasi radiologi. Jumlah subjek pada penelitian ini berjumlah 89 tenaga kesehatan. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan dua skala yaitu skala stres kerja dan dukungan sosial a. Skala Stres Kerja yang digunakan adalah skala yang disusun oleh Darasati (2012), skala ini memiliki nilai validitas (r bt ) bergerak dari 0,229 sampai dengan (r bt ) 0,750 dengan nilai reliabilitas (r tt ) 0,945. b. Skala Dukungan Sosial yang digunakan adalah skala yang disusun oleh Rachmawati (2013), skala ini memiliki nilai validitas (rbt) bergerak dari 0,304 sampai dengan rbt = 5

11 0,714 dengan nilai reliabilitas (rtt) = 0, 907 Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi Product Moment. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menggunakan teknik analisis product moment Pearson diperoleh hasil koefisien korelasi = -0,480, dengan sig. = 0,000; (p 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan. Artinya semakin tinggi dukungan sosial maka semakin rendah stres kerja dan sebaliknya semakin rendah dukungan sosial maka semakin tinggi stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Margiati (1999) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan stres kerja adalah tidak adanya dukungan sosial. Artinya stres akan cenderung muncul pada para karyawan yang tidak mendapat dukungan dari lingkungan sosial mereka. Dukungan sosial disini bisa berupa dukungan dari lingkungan pekerjaan maupun lingkungan keluarga. Banyak kasus menunjukkan bahwa para karyawan yang mengalami stres kerja adalah mereka yang tidak mendapat dukungan (khususnya moral) dari keluarga, seperti orang tua, mertua, anak teman dan semacamnya. Begitu juga ketika ketika seseorang tidak memperoleh dukungan dari rekan sekerjanya (baik pimpinan maupun bawahan) akan cenderung lebih mudah terkena stres. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya dukungan sosial yang menyebabkan ketidaknyamanan menjalankan pekerjaan dan tugasnya. Begitu pula dengan tenaga kesehatan non keperawatan, bila dukungan sosial yang diterima tenaga kesehatan non keperawatan tinggi maka stres kerja yang terjadi akan rendah, begitu juga sebaliknya jika dukungan sosial rendah maka stres kerjanya akan tinggi. Hasil penelitian ini berarti sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan 6

12 stres kerja. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Smet (1994), yang menyatakankan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah faktor sosial yaitu dukungan sosial. Dukungan sosial memberikan kontribusi atau pengaruh bagi seseorang dalam menghadapi stres. Seseorang yang memiliki dukungan sosial yang tinggi akan merasa dihormati, dihargai, diperhatikan, dan dicintai oleh lingkungan sekitar, hal tersebut akan memicu sikap optimis pada individu sehingga individu tersebut mampu mengatasi permasalahannya dengan baik, memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah, dan mampu membina hubungan baik dengan lingkungan sekitar. Begitu pula sebaliknya, seseorang yang memiliki dukungan sosial yang rendah akan merasa tidak dihormati dan dihargai, diabaikan atau diacuhkan oleh lingkungan sekitar, hal tersebut akan memicu rasa pesimis atau tidak percaya diri pada individu sehingga individu tersebut mudah putus asa, memiliki emosi yang negatif, dan kurang mampu membina hubungan baik dengan lingkungan sekitar. Dukungan sosial dapat diperoleh dari orang-orang disekitarnya antara lain keluarga, orang tua, teman, rekan kerja, dan lingkungan. Penelitian yang dikemukakan oleh Atkinson (dalam Masbow 2009) menunjukkan bahwa orang yang memiliki banyak ikatan sosial cenderung untuk memiliki usia yang lebih panjang, relatif lebih tahan terhadap stres yang berhubungan dengan penyakit daripada orang yang memiliki sedikit ikatan sosial. Selain itu terdapat penelitian yang menunjukkan adanya hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan stres kerja yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kartika Waty Kalembiro (2012) mengenai Dukungan Sosial Rekan Kerja dan Stres Kerja Perawat di RSUD Kolonodale Sulawesi Tengah yang menunjukkan hasil korelasi sebesar -0,237 dengan sig. 0,056 (p < 0,01) yaitu ada hubungan negatif dan signifikan antara dukungan sosial dengan stres kerja perawat di instalasi rawat inap di RSUD Kolonodale Sulawesi Tengah. Yang berarti semakin tinggi dukungan sosial, maka 7

13 semakin rendah stres kerja pada perawat. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel dukungan sosial mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 60,72 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 50 yang berarti dukungan sosial pada subjek tergolong tinggi. Kondisi tinggi ini dapat diinterpretasikan bahwa subjek penelitian pada dasarnya memiliki sikap yang terbentuk dari aspek dukungan sosial yaitu merasa dihormati, dihargai, diperhatikan, dan dicintai oleh orang-orang di lingkungan sekitar subjek. Hal tersebut seperti aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh Sarafino (dalam Smet, 1994) yaitu aspek emosional yang mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan, selanjutnya aspek penghargaan yang terjadi lewat ungkapan penghargaan positif orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang-orang lain, kemudian aspek instrumental yang mencakup bantuan langsung, seperti kalau orang memberikan pinjaman uang kepada orang itu atau menolong dengan pekerjaan pada waktu mengalami stress, dan aspek informatif yang mencakup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, saransaran atau umpan balik. Variabel stres kerja diketahui memiliki rerata empirik (RE) sebesar 58,92 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 82,5 yang berarti stres kerja subjek tergolong rendah. Kondisi rendah ini dapat diartikan bahwa meskipun subjek mengalami stres kerja, namun kondisi tersebut tidak sampai mengganggu atau menghambat aktivitas kerja yang dilakukan oleh subjek. Subjek tidak mengalami gejala-gejala stres kerja yang cukup serius baik dari aspek fisiologis, psikologis, maupun perilaku. Berdasarkan hal tersebut dikatakan bahwa subjek penelitian memiliki dukungan sosial yang tinggi dan stres kerja yang rendah. Berdasarkan kategorisasi skala dukungan sosial diketahui bahwa terdapat 3,4% (3 orang) yang tergolong rendah dukungan sosialnya; 6,7% (6 orang) yang tergolong sedang dukungan sosialnya; 78,7% (70 orang) yang tergolong tinggi dukungan 8

14 sosialnya; dan 11,2% (10 orang) yang tergolong sangat tinggi dukungan sosialnya. Jumlah dan prosentase terbanyak menempati kategori tinggi. Dukungan sosial adalah tindakan yang sifatnya membantu dengan melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan materi dan penilaian yang positif pada individu dalam mengahadapi permasalahannya. Dukungan sosial tersebut sangat berpengaruh bagi individu dalam beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Dukungan tersebut berkaitan dengan pembentukan keseimbangan mental dan kepuasan psikologis (Taylor dkk, 2009). Berdasarkan kategorisasi skala stres kerja diketahui bahwa terdapat 25,8% (23 orang) yang tergolong sangat rendah stres kerjanya; 68,6% (61 orang) yang tergolong rendah stres kerjanya; 5,6% (5 orang) yang tergolong sedang stres kerjanya. Jumlah dan prosentasi terbanyak menempati kategori rendah. Subjek dalam kategori ini dapat diartikan bahwa subjek tidak lepas dari stres kerja yang tentunya merupakan perilaku negatif. Namun, kondisi tersebut tidak sampai mengganggu aktivitas pekerjaan subjek. Sumbangan efektif (SE) variabel dukungan sosial terhadap stres kerja sebesar 23,1 % ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r ) sebesar 0,231. Berarti masih terdapat 76,9 % faktor-faktor lain yang mempengaruhi stres kerja diluar variabel dukungan sosial tersebut misalnya, faktor dari dalam individu baik usia, kondisi fisik, kepribadian, dan faktor dari luar individu, baik lingkungan keluarga, lingkungan kerja, cita-cita maupun ambisi (Steven, S., dkk, 1998). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial mempunyai pengaruh terhadap stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta meskipun stres kerja tidak hanya dipengaruhi oleh variabel tersebut, namun ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain jumlah sampel yang terbatas di satu wilayah atau di satu tempat saja yakni pada Tenaga Kesehatan Non Keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, sehingga hasil kesimpulan tidak dapat digeneralisasikan pada 9

15 tempat lain dengan subjek berbeda tanpa melakukan penelitian kembali. Penelitian ini masih jauh dari sempurna. Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan diantaranya adalah Ruang lingkup penelitian yang terbatas yaitu pada Tenaga Kesehatan Non Keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, Alat ukur atau alat pengumpulan data yang digunakan hanya menggunakan skala sehingga belum mampu mengungkapkan aspek-aspek karakteristik kepribadian secara mendalam. Oleh karena itu untuk peneliti selanjutnya perlu melengkapi dengan teknik pengumpulan data lain. Misalnya : wawancara dan observasi, Proses pengisian skala yang tidak bisa diawasi oleh peneliti, Terdapat beberapa orang yang enggan berpartisipasi dalam proses penelitian. PENUTUP Kesimpulan 1. Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan. 2. Peranan atau sumbangan efektif (SE) variabel dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan sebesar 23,1%. Hal ini berarti masih terdapat 76,9% variabel lain yang dapat mempengaruhi stres kerja diluar variabel dukungan sosial. 3. Tingkat stres kerja pada subjek tergolong rendah 4. Tingkat dukungan sosial pada subjek tergolong tinggi. Saran saran 1. Bagi RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Untuk Kepala Instalasi Tenaga Kesehatan Non Keperawatan RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso a. Diharapkan memiliki empati, kepedulian, dan perhatian yang tinggi kepada bawahannya, misalnya dengan cara membaur dengan bawahan, bisa dengan sharing atau makan bersama di luar jam kerja tanpa memandang strata atau pangkat yang dimiliki dengan catatan tetap saling menghormati. 10

16 b. Diharapkan dapat memperhatikan cara kerja tenaga kesehatan non keperawatan di tempat kerja dan bagaimana hasil kerjaannya. Kepala Instalasi Tenaga Kesehatan Non Keperawatan tidak perlu sungkan untuk memberikan pujian atau dukungan kepada bawahannya. c. Diharapkan mampu mengenali segala hal yang berada disekitarnya, selain itu Kepala Instalasi Tenaga Kesehatan Non Keperawatan dapat menjadi rujukan bagi tenaga kesehatan non keperawatan saat menghadapi berbagai masalah (dalam hal ini mencakup bantuan langsung seperti uang, jasa, maupun barang). d. Diharapkan mampu memberikan saran, bantuan, bimbingan, dan umpan balik kepada karyawan untuk mendorong dan memberikan inspirasi untuk perkembangan kompetensi yang berkaitan dengan pekerjaan 2. Bagi Tenaga KesehatanNon Keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso a. Menjadi pendengar yang baik ketika rekan kerja sedang bercerita atau mengeluhkan masalahnya, dengan begitu seseorang akan merasa diperhatikan dan dipedulikan b. Saling memberikan motivasi atau semangat kepada rekan kerja sebelum melakukan aktivitas pekerjaan. c. Jangan sungkan untuk memberikan dukungan saat rekan kerja sedang mengalami masalah d. Saling menghargai pendapat rekan kerja baik dalam diskusi resmi maupun obrolan santai di luar jam kerja. e. Jangan sungkan untuk memberikan ucapan selamat atas apa yang telah dicapai rekan kerja, f. Jangan sungkan untuk memberikan pujian kepada rekan kerja setelah selesai melakukan pekerjaan yang memang layak untuk dipuji, 11

17 pujilah prosesnya, bukan hanya hasilnya saja. g. Jangan suka membandingbandingkan rekan kerja anda dengan rekan kerja yang lain. h. Saling memberikan motivasi agar kedepannya setiap pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. i. Saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan kantor yang dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa membebani salah satu pihak.. j. Saling membantu saat rekan kerja sedang mengalami kesulitan dalam hal materi baik uang, barang, maupun jasa. k. Luangkan waktu untuk mendengarkan keluhan dari rekan kerja. l. Jangan enggan untuk memberikan nasehat atau saran kepada rekan kerja agar performa kerja lebih baik. m. Saling bertukar informasi yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan. n. Jangan sungkan memberikan umpan balik/ kritik yang bersifat membangun untuk meningkatkan kualitas pekerjaan atau performa rekan kerja. 3. Bagi Ilmuan Psikologi Diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi dan wacana pemikiran tentang hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso. Sehingga dapat memberikan kontribusi dalam memperkaya khasanah keilmuan dan pengembangan khususnya di bidang psikologi industri dan organisasi. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema dan tempat penelitian yang sama diharapkan mampu membandingkan tingkat stres kerja ataupun tingkat dukungan sosial dari tenaga kesehatan antar instalasi yang berada di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso. 12

18 DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arisona, A. S Hubungan antara Persepsi terhadap Kondisi Lingkungan Kerja dengan Tingkat Stres Kerja pada Karyawan bagian Tebang Angkut di Pabrik Gula Rejo Agung Baru Madiun. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Casado, A., dkk Relationship between Oxidative and Occupational Stress and Aging in Nurses of an Intensive Care Unit. American Aging Association. 30 p Darasati, P Hubungan antara Stres Kerja dengan Kinerja Pegawai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Type Madya Pabelan Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diahsari, E.Y Kontribusi Stres pada Produktivitas Kerja Jurnal Anima. Surabaya : Universitas Surabaya. Vol.16. No.4. hal.360. Hartanti dan Rahaju, S Peran Sense of Humor pada Dampak Negatif Stres Kerja. Jurnal Anima. Vol.18. No.4. hal Kalembiro, K.W Dukungan Sosial Rekan Kerja dan Stres Kerja Perawat Di RSUD. Kolonodale, Sulawesi Tengah. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Luthans Perilaku Organisasi. Jakarta: Andi. Margiati, L Stres Kerja: Penyebab dan Alernatif Pemecahannya. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik. Th. XII. No.3. hal Masbow Apa itu Dukungan Sosial?. Artikel, ( Diakses 27 September 2013). Megawati, P., Susatyo, Y Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Stres Kerja pada Perawat ICU dan Perawat IGD. Indigenous. Vol.12. No.2. hal Rachmawati, R Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kecemasan Memperoleh Pasangan Hidup pada Wanita. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Santrock, J.W Live Span Development, Perkembangan Masa Hidup. EdisiKelima Jilid 2. (terjemahan Chusaeri dan Damanik) Jakarta: Erlangga. Smet, B Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. 13

19 Steven, S., dkk Stress at Work. Columbia: National Institute for Occupational Safety and Health. Taylor, S. E., Letitia, A. P., & David, O. S Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana. Widyasrini, J Pengaruh Shift Kerja terhadap Tingkat Stres Kerja pada Perawat Rawat Inap Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sebelas Maret. 14

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri yang cukup pesat seperti sekarang ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri yang cukup pesat seperti sekarang ini, perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri yang cukup pesat seperti sekarang ini, perkembangan teknologi yang meningkat dan kompleks, serta manusia yang selalu berkembang, menunjukkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya yang berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya yang berpengaruh pada tenaga kerja. Resiko dan potensi bahaya tersebut dapat berupa gangguan baik berupa fisik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA WANITA BERPERAN GANDA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA WANITA BERPERAN GANDA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA WANITA BERPERAN GANDA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRESS KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTAA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRESS KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTAA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRESS KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTAA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres adalah kondisi fisik dan psikologis yang disebabkan karena adaptasi seseorang pada lingkungan. Stres kerja didefinisikan sebagai respon emosional dan fisik yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh : RIZKA MAULANA F 100.100.124 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN. HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1

Lebih terperinci

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh : SEPTIANI BAROROH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu bagian dari seluruh proses pelayanan yang mempunyai peran sangat besar dalam rumah sakit. Tugas perawat secara umum adalah memberikan pelayanan

Lebih terperinci

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari TINJAUAN PUSTAKA Burnout Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari seseorang yang bekerja atau melakukan sesuatu, dengan ciri-ciri mengalami kelelahan emosional, sikap

Lebih terperinci

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN Penulis : Mori Dianto Sumber : Jurnal Counseling Care,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT

HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh: RISKI NUGRAENI F 100100130 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

Rina Setya Utami F

Rina Setya Utami F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA MENOPAUSE NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi sarat dengan persaingan. Sumber daya manusia (SDM) memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas. Peranan SDM di bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres kerja adalah suatu keadaan emosional yang timbul karena adanya ketidaksesuaian antara beban kerja dengan kemampuan individu untuk mengatasi stres kerja yang dihadapinya.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang mencakup fasilitas, peraturan yang diterapkan, hubungan sosial

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang mencakup fasilitas, peraturan yang diterapkan, hubungan sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat merupakan tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan pasien selama 24 jam. Perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan bekerja sama dengan tenaga kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2013

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2013 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : HETI SETYANINGSIH F 100 090 114

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan kesehatannya dengan membuka poliklinik. Pada tahun 1986 rumah sakit Ridogalih berkembang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan rumah sakit dalam 20 tahun belakangan ini meningkat dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut tentunya akan menimbulkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ELI SASARI F. 100 080 046 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Darurat dituntut untuk memiliki kecekatan, keterampilan dan kesiagaan setiap saat (Mahwidhi, 2010). Para perawat tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh: ARRIJAL RIAN WICAKSONO F 100 090 117 Kepada : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif *

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif * HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persayaratan Dalam mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK Naskah Publikasi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh : Listiana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatutujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatutujuan organisasi. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Hasibuan (2009) organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal dari dua orang atau lebih yang bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu.organisasi hanya

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH

PENYESUAIAN DIRI DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH PENYESUAIAN DIRI DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: HESTI WININGTYAS

Lebih terperinci

DEWI KUSUMA WARDHANI F

DEWI KUSUMA WARDHANI F HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhui Sebagian

Lebih terperinci

KINERJA DITINJAU DARI STRES KERJA PADA KARYAWAN STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA. Ariana Sumekar

KINERJA DITINJAU DARI STRES KERJA PADA KARYAWAN STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA. Ariana Sumekar JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6/No. 2/2013: 113-119 KINERJA DITINJAU DARI STRES KERJA PADA KARYAWAN STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA Ariana Sumekar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Wira Husada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keliru dan juga afek datar yang tidak sesuai serta gangguan aktivitas motorik

BAB I PENDAHULUAN. keliru dan juga afek datar yang tidak sesuai serta gangguan aktivitas motorik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya menginginkan dirinya selalu dalam kondisi yang sehat, baik secara fisik maupun secara psikis, karena hanya dalam kondisi yang sehatlah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : ALLIFIA DIANNIAR F 100 080

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Rumah sakit memiliki berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam

Lebih terperinci

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA TOMOHON Gabriela A. Pang*, Woodford B.S Joseph*, Ricky C. Sondakh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

tersisih ", mengandung pengertian bahwa kaum gay pada akhirnya tetap

tersisih , mengandung pengertian bahwa kaum gay pada akhirnya tetap BABI PENDAHUL UAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, masyarakat di Indonesia mengenal adanya 3 Jems orientasi seksual. Ketiga orientasi tersebut adalah heteroseksual, homoseksual dan biseksual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung mengalami stres apabila ia kurang mampu mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I. padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB I. padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN. KEPUASAN PASIEN DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN. KEPUASAN PASIEN DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menempuh Derajat Sarjana (S - 1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhui Sebagian Syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Tiara Noviani F 100 030 135 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki peranan penting sebagai penunjang kesehatan masyarakat. Keberhasilan suatu rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Instalasi Gizi Rumah Sakit Saiful Anwar Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Instalasi Gizi Rumah Sakit Saiful Anwar Malang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian 1. Sejarah Singkat Instalasi Gizi Rumah Sakit Saiful Anwar Malang Instalasi Gizi Rumah Sakit merupakan wadah yang mengelola kegiatan gizi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai sebuah profesi, pekerjaan menjadi perawat mempunyai resiko yang cukup tinggi untuk mengalami stres di rumah sakit. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : AFIFAH MIFTACHUL JANNAH F100110087 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 HUBUNGAN

Lebih terperinci

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), karena secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana utama dan tempat penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Derajat Sarjana S -1 Keperawatan Oleh:

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PT. BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PT. BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PT. BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh: YUNITA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Beban Kerja 1.1 Defenisi Beban kerja Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi Disusun oleh : PUTUT WIDYANTO F 100080106 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BEREMPATI DENGAN KECENDERUNGAN BURN-OUT PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI GROBOGAN

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BEREMPATI DENGAN KECENDERUNGAN BURN-OUT PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI GROBOGAN HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BEREMPATI DENGAN KECENDERUNGAN BURN-OUT PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI GROBOGAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memenuhi Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempat kerja yang sehat dan aman merupakan hal yang diinginkan oleh pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan RI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai profesi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai profesi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerja adalah aktivitas dasar manusia. Dengan bekerja, seseorang dapat mensosialisasikan dirinya dengan orang lain. Bekerja dalam suatu instansi pemerintah ataupun

Lebih terperinci

Rizky Rachmawati F

Rizky Rachmawati F HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MEMPEROLEH PASANGAN HIDUP PADA WANITA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : Rizky Rachmawati F 100 070 133 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. di jalan A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta Jawa Tengah

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. di jalan A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta Jawa Tengah BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Lapangan Persiapan penelitian diawali dengan menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian. Adapun tempat yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi setiap individu. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS)

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS) HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS) Naskah Publikasi Oleh : RAHMAD SETYAWAN F 100 070 035 FAKULTAS

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang memberikan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya zaman, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Angkatan kerja dituntut untuk kompeten dan memiliki keterampilan yang mumpuni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan partisipasi wanita dalam dunia kerja telah menjadi fenomena yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma dalam keperawatan, dari konsep keperawatan individu menjadi keperawatan paripurna serta kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kedokteran, menyebabkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Tri Puspita Ratih A. F 100 020 125 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi karyawan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya menghasilkan barang atau jasa. Berdasarkan unjuk kerjanya, karyawan mendapatkan imbalan yang berdampak pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SANTRIWATI PENGURUS ORGANISASI PELAJAR PPMI ASSALAAM (OP3MIA)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SANTRIWATI PENGURUS ORGANISASI PELAJAR PPMI ASSALAAM (OP3MIA) HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SANTRIWATI PENGURUS ORGANISASI PELAJAR PPMI ASSALAAM (OP3MIA) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU HONORER NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU HONORER NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU HONORER NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ZULFIKA DWI UTAMI F 100 070 048 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT ABSTRAKSI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : RO ISA MUHAMMAD F 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pengembangan rumah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI Ushfuriyah_11410073 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : Rachmad Darmawan F100090178 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan globalisasi dunia berdampak secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat termasuk pelayanan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat. Bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. ASATEX SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. ASATEX SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. ASATEX SURAKARTA S K R I P S I Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci