Lokakarya Fungsional Non Penelti a) Sistem parit oksidasi b) Sistem kolam aerobik, yaitu suatu kolam yang tidak terlalu dalam dengan permukaannya yang

Transkripsi

1 MESIN PENGOLAH KOTORAN TERNAK SISTEM AEROBIK DI BALAI PENELITIAN TERNAK M. Moes Syaid Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor PENDAHULUAN Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi rekayasa mesin, maka banyak diciptakan orang alat-alat atau mesin pengolah limbah yang dapat disesuaikan dengan keadaan lahan maupun tuntutan ruang arsitektural. Namun sebelum mengetahui lebih jauh tentang oenggunaan alat atau mesin yang berteknologi canggih tersebut, marilah kita kenal terlebih dahulu alat atau mesin pengolah kotoran ternak sistem aerobik yang ada di Balai Penelitian Ternak Ciawi. Dalam menaggulangi masalah limbah ternaknya, maka Balai Penelitian Ternak Ciawi yang sejak diresmikan pada Nopember 1978, telah memiliki dan rnengoperasikan suatu alat atau mesin pengolah kotoran ternak sistem aerobik yang dikenal dengan nama "Waste Treatment Plant". Dikenal ada dua macam cara pengolahan kotoran ternak yaitu 1. Pengolahan cara Aerobik (Aerobik Digester) 2. Pengolahan cara Anaerobik (Anaerobik Digester) Pengolaha dengan cara aerobik biasanya tidak terlalu menimbulkan bau, dimana bakteri-bakteri aerobik dalam proses metabolismenya memerlukan banyak sekali oksigen. Sedang dalam pengolahan cara anaerobik proses metabolisne dari bakteri-bakteri anaerobik tersebut tidak menggunakan oksigen, tetapi lebih banyak menggunakan sulphate, riitrit dan karbon dioksida. Pembahasan selanjutnya hanya untuk pengolahan kotoran ternak cara aerobik. Pengolahan kotoran ternak dengan cara aerobik dapat dikatagori-kan dalam beberapa sistem yaitu 196

2 Lokakarya Fungsional Non Penelti a) Sistem parit oksidasi b) Sistem kolam aerobik, yaitu suatu kolam yang tidak terlalu dalam dengan permukaannya yang luas agar dapat menyerap oksigen sebanyak-banyaknya dari udara. c) Sistem kolam yang dioksidasi secara mekanik, yaitu dengan menghembus-kan udara kedalam larutan yang ada dikolam tersebut melalui pipa-pipa blower. Ketiga sistem ini mempunyai cara kerja yang sama, yaitu dengan penam-bahan oksigen kedalam proses pengolahan. Adapun waste treatmen plan yang ada di Balitnak Ciawi mencakup dua sistem dari katagori tersebut yakni sistem parit oksidasi (a) dan sistem kolam yang dioksidasi secara mekanik (b). DISKRIPSI MESIN PENGOLAH KOTORAN TERNAK Kotoran ternak padatan dan cair memasuki plant melalui suatu saringan. Saringan ini akan memisahkan kotoran padat dan cair, kotoran padat akan ditampung pada bak pencerna atau digester tank, dimana padatan tersebut akan dicerna oleh penambahan oksigen kedalam larutan hingga terjadi pencernaan, kotoran menjadi zat yang secara biologi tidak akan membahayakan lingkungan. Kotoran cair setelah melewati saringan akan masuk keparit oksidasi atau oksidation ditch. Parit oksidasi adalah suatu parit yang menyambung sehingga berbentuk lingkaran atau oval, sebuah rotor atau baling-baling aerasi akan mengaduk cairan tersebut sehingga akan mencampurkan oksigen kedalam cairan, yang mana oksigen tersebut akan berguna untuk proses pencernaan bakteri-bakteri aerobik. Rotor aerasi tersebut berguna pula untuk membuat cairan kotoran bersirkulasi sepanjang parit, sehingga padatan-padatan kotoran (lumpur tercerna) akan tetap terikat dalam cairan tersebut. Rotor aerasi dijalankan terus menerus selama 24 jam. Bakteri-bakteri aerobik menggunakan zat-zat organik dalam cairan kotoran tersebut sebagai makanannya sehingga akan mengurangi dan merubah zat-zat organik tersebut menjadi zat senyawa biologi yang tidak berbahaya dengan karbon dioksida dan air sebagai hasil sampingan. Proses selanjutnya adalah padatan-padatan yang mengendap atau lumpur akan dipisahkan dalam suatu tanki khusus yang disebut "Clarifier" dimana lumpur tersebut akan mengendap dan terpisah sehingga dengan mudah lumpur ini dibuang keluar. Kemudian cairan yang telah terpisah dari lumpur itu akan jernih dan tidak berbahaya sehingga dapat dibuang langsung kelingkungan sekitarnya

3 Lokakarya Fungsional Non Penelik PERMASALAHAN Dalam mengoperasikan mesin waste treatment plant didapat beberapa permasalahan yang disebabkan oleh 1. Pengiriman limbah dari kandang-kandang yang disertai sampah-sampah yang tidak dapat dicema seperti plastik tali rapia, seringkali menimbulkan kemacetan pada impeler-impeler pompa irigasi. 2. Bila ada salah satu sistem dari plant tersebut yang tidak berfungsi (tidak jalan), maka akan terjadi penyimpangan proses misalnya : Bila rotor parit oksidasi tidak jalan untuk beberapa waktu lamanya, akan menyebabkan endapan-endapan lumpur yang mengeras. Bila endapan-endapan ini terjadi pada pipa-pipa saluran, maka diperlukan waktu lama untuk membersihkannya. 3. Adanya keterlambatan suku cadang/spare Part pada saat ada perbaikan seringkali menggunakan kelancaran proses pengolahan kotoran ternak. 4. Pemakaian bahan baku atau suku cadang yang kualitasnya kurang balk dapat pula menimbulkan kerusakan-kerusakan patal, seperti penggunaan pelumas bearing rotor bila pelumasnya tidak berkualitas balk akan menimbulkan kerusakan pada bearing dan as rotor tersebut. PEMELIHARAAN PLANT Petunjuk-petunjuk tentang tata cara pengoperasian dan pemeliha-raan plant tertuang dalam buku petunjuk atau "Manual Book Operating and Maintenance Instruction". Dan beberapa point yang penting dari petunjuk pemeliharaan tersebut ialah a) Melakukan pengamatan 1. Pemberian minyak pelumas pada setiap komponen mesin yang ditentukan. 2. Mengeluarkan sampah atau rumputan yang tidak dapat dicerna pada saringan-saringan dan perangkat-perangkat lain dari plant. 3. Penggunaan air yang disemprotkan pada sari ngan-saringan kotorap, tanki clarifier, saluran-saluran dan permukaan tanki untuk memperlancar proses. 4. Melaporkan atau menangani dengan segera bila ada hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran proses

4 Lokakarya Fungsional Non Penaiti Animal wastes i Digester Tank Oxidation ditch Sludge tank T Effluent tank Liquid return To irigation line To irigation line Diagram dan plant waste treament KRITERIA DARI WASTE TREATMENT PLANT Beberapa kriteria yang penting yang harus diperhatikan dari mesin pengolah sistem parit oksidasi ini antara lain : i 1. Jumlah padatan atau lumpur yang tercerna 2. Laju atau daya endap padatan atau lumpur tercerna 3. Kadar BOD hasil akhir proses. Jumlah padatan atau lumpur tercerna dapat dianalisa di laboratorium dan besar yang diperbolehkan adalah sekitar mg/it. Bila besaran 1 99

5 Lokakarya Fungsional Non Peneliti yang didapat ternyata melebihi batas, maka padatan tercerna itu harus dibuang. BOD atau Bio Chemical Oxygen Demand (kebutuhan oksigen kimia biologis) harus dianalisa di laboratorium, standard yang diizinkan dari lembaga kesehatan adalah sekitar mg/it. Bila besaran yang terjadi nlebih besar dari besaran yang ditentukan, maka harus dilihat proses dad mesin, apakah telah berjalan sempuma mulai dari operasi awal sampai akhir. BOD ini akan berpengaruh terhadap daya hidup hewan-hewan air, sehingga selain memeriksakan cairan tersebut ke laboratorium dapat juga kita taruh ikan dalam bak penampungan cairan hasil proses untuk memonitor keadaan cairan yang akan dibuang tersebut. Keadaan-keadaan lain yang mungkin saja terjadi adalah munculnyakotoran atau padatan yang terapung yang mendakan suatu proses pengolahan yang tidak sempurna. Proses yang tidak sempurna dapat terdeteksi dengan timbulnya bau atau cairan kotoran berwarna hijau kehitamhitaman, menandakan sedang terjadi proses anaerobik, sehingga diperlukan oksigen lebih banyak lagi. Bila cairan kotoran berwarna coklat kegelapan menandakan proses berjalan sempurna. Dari uraian pembahasan di atas, banyak yang dapat kita ketahui mengenai mesin pengolah kotoran ternak sistem aerobik tersebut dan dapat kita rangkumkan sebagai berikut - Pengetahuan atau informasi mengenai penanganan limbah perlu kita ketahui. - Alat atau mesin pengolah kotoran ternak, balk yang masih sangat sederhana maupun berteknologi canggih, pada dasarnya menggunakan dua macam cara pengolahan yaitu cara aerobik dan anaerobik. - Cara pengolahan sistem aerobik memerlukan banyak oksigen untuk proses metabolisme dari bakteri-bakteri aerobiknya. - Untuk mengantisipasi adanya beberapa permasalah yang timbul dapat kita lakukan tindakan-tindakan sebagai berikut : 1. Adakan kordinasi dengan pihak-pihak pengiriman limbah 2. Tingkatkan pemeliharaan alat-alat plant dengan baik. I- 3. Usahakan pengadaan suku cadang agar slap pakai 4. Rencana segala sesuatunya dengan sesakma - Kriteia utama dari mesin pengolah sistem parit oksidasi antara lain a) Jumlah padatan atau lumpur yang tercerna adalah sekitar mg/it

6 Lokakarya Fungsional Non Panama b) Laju atau daya endapan padat atau lumpur tercerna adalah sekitar mls. c) Kadar BOD hasil akhir proses yang diizikan adalah sekitar mg/it. - Mesin pengolahan kotoran ternak sistem aerobik ini mempunyai beberapa keunggulan dan kekurangannya yaitu Keunggulan 1. Proses tidak terlalu menimbulkan bau 2. Jumlah kotoran ternak yang harus dibuang dari mesin pengolahan akan jauh berkurang dalam proses ini, akibat dari proses perencanaan dan penguapan cairan. 3. Pemeliharaan dan pengoperasian mesin pengolahan adalah sangat sederhana. Kekurangannya : 1. Biaya peralatan (rotor, pompa, motor) cukup mahal 2. Mesin pengolahan tidak boleh berhenti operasinya, meskipun dalam waktu relatip singkat (1 hari) 3. Padatan yang mengambang atau terjadinya busa menandakan proses tidak sempurna atau mesin pengolah terbebani kotoran terlalu banyak. Akhirnya, dengan tersedianya peralatan atau mesin-mesin pengolah limbah yang serba canggih, akan Iebih berarti lagi bila dibarengi dengan kesadaran yang tinggi dari pengelolanya untuk tetap peduli terhadap lingkungannya. DAFTAR BACAAN J. L. Courthard, Operating Instruction And Maintenance Manual for Sanamatic Waste Treatment Digester System Animal Health Researh Station, Ciawi Indonesia. Sanamatic Tanks Pty Ltd, Box 119, Bendico