PERBANDINGAN JARINGAN GIGABYTE PASSIVE OPTICAL NETWORK DAN MULTI SERVICE ACCESS NODE PADA PT. TELKOM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN JARINGAN GIGABYTE PASSIVE OPTICAL NETWORK DAN MULTI SERVICE ACCESS NODE PADA PT. TELKOM"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN JARINGAN GIGABYTE PASSIVE OPTICAL NETWORK DAN MULTI SERVICE ACCESS NODE PADA PT. TELKOM Kritian Steven Univerita Binu, Jakarta, DKI Jakarta, Indoneia Setiyo Jati Kuumo Univerita Binu, Jakarta, DKI Jakarta, Indoneia Dan Ardi Atmaja Prawira Rullah Univerita Binu, Jakarta, DKI Jakarta, Indoneia Rudi Tjiptadi, Dipl.Ing. Kddn : D1157 Abtrak With the advent of new technology, PT. Telkom Indoneia i trying to develop new GPON and MSAN network ytem. The purpoe of thi tudy i to analyze and perform meaurement on both the exiting network with the TV product Groovia jut walking in PT. Telkom Indoneia. Reearch methodology in thi tudy were interview and meaurement on PT. Telkom Indoneia a a network provider, and interview on the PT. Telkom Indoneia a well a reource peron. The reult from thi tudy are expected to help PT. Telkom Indoneia to develop GPON network for the future. Deired concluion from thi reearch i that precie meaurement to be able to ee the difference of the two network. Kata Kunci : GPON, MSAN, kabel fiber optic, kabel tembaga, telekomunikai. 1. PENDAHULUAN Dewaa ini teknologi informai berkembang dengan angat peat. Bia dibayangkan bahwa beberapa tahun yang lalu untuk dapat bia menikmati internet para pengguna haru menyolok kabel ke komputer yang mana kabel terebut haru terhubung dengan telepon rumah. Hal ini dikenal dengan Dial-Up Internet yang terkenal dengan mahal dan lamanya kecepatan bereluncur dalam internet. Hari ini jika pengguna ingin menikmati layanan internet cukup hanya dengan menghidupkan jaringan perangkat wirele dan pengguna udah dapat terhubung dengan internet dimanapun dan kapanpun elama maih dalam jangkauan. Hal ini diebut dengan teknologi Wi-Fi yang memungkinkan pengguna dapat mengake internet dimanapun dan kapanpun. Tidak itu aja perkembangan dalam dunia teknologi informai. Pada awal adanya jaringan internet, kecepatan yang diuguhkan oleh ISP (Internet Service Provider) angatlah lamban. Tetapi pada aat ini kecepatan internet bia mencapai kecepatan hingga 1Gbp. Yang memungkinkan etiap pengguna internet rumah dapat menggunakan kecepatan internet 384. Bahkan menurut data yang diambil menurut Yahoo pada tahun 2012 menemukan bahwa kecepatan internet di Indoneia pada aat ini berada dalam poii terbawah atau dengan kata lain kecepatan internet di Indoneia angat lamban. Data ini didapat dari melakukan te kecepatan internet pada 50 negara. Dalam perkembangannya teknologi informai juga mengembangkan topologi. Yang mana

2 perkembangan topologi ini endiri bertujuan untuk mendukung perangkat lunak yang berkembang. Sebagai contoh dalam topologi jaringan internet LAN (Local Area Network) memiliki 5 (lima) topologi yaitu tar, bu, hierarki dan loop. Pada aat ini untuk topologi jaringan ditambah lagi dengan nama hybrid topologi ini menggabungkan topologi tar dengan topologi bu. Dengan adanya perkembangan topologi dalam jaringan internet, item jaringan pun ikut berkembang. Contohnya dahulu pengguna hanya dapat menikmati jaringan internet aja, ini yang biaa diebut dengan Metro-Ethernet ekarang pengguna udah dapat menikmati jaringan internet yang ditambah dengan telepon dan IPTV. Yang keemua hal terebut dapat dinikmati oleh pengguna hanya dengan ekali bayar dan dengan menggunakan atu bilah kabel aja. Hal ini diebut dengan Multi Acce Service. Untuk dapat mendukung hal terebut dibutuhkan uatu item baru yang dapat menyokong teknologi ini. Ada beberapa item yang dapat mendukung teknologi ini antara lain adalah GPON (Gigabit Paive Optical Network) dan MSAN (Multi Service Acce Node) Dengan hadirnya hal-hal terebut, PT. Telekomunikai Indoneia, Tbk (Telkom) memiliki kebijakan untuk mengganti item yang lama dengan item baru yaitu GPON (Gigabit Paive Optical Network) dan MSAN (Multi Service Acce Node). Yang mana item yang lama Telkom menggunakan Metro-Ethernet dan DSLAM (Digital Subcriber Line Acce Multiplexer). Karena hal terebut peneliti mencoba membaha dan membandingkan kedua jeni item yang ada, yaitu GPON dan MSAN dalam penelitian ini. 2. METODOLOGI PENELITIAN Untuk menunjang penelitian ini, dibutuhkan beberapa metodologi. Beberapa metodologi itu antara lain adalah : a. Melakukan wawancara pada pihak PT. Telkom. b. Melakukan urvei dan pengukuran pada PT. Telkom. c. Studi literatur ke perputakaan. d. Analii item dan perbandingan. e. Melakukan wawancara pada pelanggan. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Gantt Chart, maka peneliti menyediakan gantt chart untuk melengkapi dan mendukung metodologi penelitian. Gantt chart ini berfungi untuk penjadwalan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk menyeleaikan penelitian.

3 Table 2.1 Gantt Chard Tabel Gantt Chart ini menjelakan penjadwalan yang dilakukan oleh peneliti untuk menyeleaikan penelitian hingga deadline berakhir. Untuk kegiatannya terlihat dari kolom kegiatan, dan penjadwalannya terlihat dari kolom bulan dan minggu yang terletak diebelah kanan. Keimpulannya peneliti telah menjadwalkan kegiatannya untuk menunjang penelitian ini. 3. LANDASAN TEORI 3.1 Layanan Triple Play Layanan triple play adalah layanan internet, dimana menyediakan layanan data, video, dan uara dalam atu kemaan paket berlangganan. Layanan ini muncul ebagai hail inovai dari munculnya layanan ake internet broadband (anonim). 1. Layanan IPTV IPTV (Internet Protocol Televiion) adalah layanan multimedia televii / video / audio / text / grafik / data yang di deliver di ata jaringan manage IP Broadband dan dijamin kualita layanan, keamanan, dan kehandalannya (anonim). Berbeda dengan traditional TV, IPTV menawarkan interaktivita dua arah antara end uer dengan item IPTV melalui komponen berupa Set Top Box, dimana end uer dapat menggunakan layanan yang berifat on demand (diiniiai oleh end uer) eperti Video on Demand, Karaoke on Demand, Online Shopping, Game, dan ebagainya.

4 Dalam implementainya, layanan ini dikonfiguraikan eperti gambar berikut: Gambar 3.1 Konfigurai Umum IPTV veri ZTE Sumber : Modul TELKOM 2. Layanan Data Layanan data dalam layanan triple play adalah ake internet berkecepatan tinggi (broadband). Secara khuu, banyak aplikai yang dapat diterapkan dengan adanya layanan ini, alah atu di antaranya adalah Home Network atau HAN (Home Area Network). Home Network, eperti yang ditunjukkan pada gambar 2.30, merupakan uatu jaringan ake dalam rumah yang dibangun dari perangkat-perangkat berbai IP (IP baed) dengan ake internet kecepatan tinggi yang dapat diake dari dalam atau luar rumah. Perangkat-perangkat berbai IP di antaranya adalah IP Camera, IP printer, IP Storage dan lain ebagainya. Pengaturan pada perangkat-perangkat home network terebut dilakukan oleh Home Gateway (anonim). Gambar 3.2 Home Network Sumber : Modul TELKOM 3. Layanan VoIP VoIP adalah teknologi telepon yang menggunakan internet ebagai medianya. VoIP juga dikenal dengan itilah lain eperti VoBB (Voice over Broaand) dan IP Telephony. Dengan adanya VoIP, pelanggan dapat terhindar biaya telepon yang mahal aat menelepon eeorang yang berada di tempat yang jauh. Selain itu, VoIP juga menghemat biaya infratruktur telepon. Latar belakang dibangunnya teknologi VoIP, antara lain (anonim): a. Perkembangan teknologi komunikai data b. Teknologi item komprei yang emakin berkembang

5 c. Perkembangan teknologi pemroean data d. Efiieni penggunaan media tranmii 3.2 Metode Kualita VoIP 1. MOS (Mean Opinion Score) Menurut Ibnu (2011, Metode Pengukuran Kualita VoIP), metode ini merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kualita uara dalam jaringan IP berdaar pada tandar ITU-T P.800. Metode ini berifat ubjektif, karena dinilai berdaarkan pada pendapat orang per orang. Untuk menentukan nilai MOS terdapat dua cara pengetean yaitu, converation opinion tet dan litening tet. Rekomendai nilai ITU-T P.800 untuk nilai MOS adalah ebagai berikut (Ibnu): Tabel 3.1 Nilai MOS Nilai MOS 5 Sangat baik 4 Baik 3 Cukup baik 2 Tidak baik 1 Buruk Opini Metode MOS diraakan kurang efektif untuk mengetimai kualita layanan uara untuk VoIP, hal ini dikarenakan : 1. Tidak tedapat nilai yang pati terhadap parameter yang mempengaruhi kualita layanan uara dalam VoIP. 2. Setiap orang memiliki tandar yang berbeda-beda terhadap uara yang mereka dengar dengan hanya melalui percakapan. 3. Dibutuhkan pendapat banyak orang untuk mengetimai nilai MOS terebut. 2. E-Model Menurut Ibnu (2011, Metode Pengukuran Kualita VoIP), di dalam jaringan VoIP, tingkat penurunan kualita yang diakibatkan oleh tranmii data memegang peranan penting terhadap kualita uara yang dihailkan. Hal yang menjadi penyebab penurunan kualita uara ini diantaranya adalah delay, paket lo, dan jitter. Pendekatan matemati yang digunakan untuk menentukan kualita uara berdaarkan penyebab menurunnya kualita uara dalam jaringan VoIP dimodelkan dengan E Model yang ditandarkan oleh ITU T G.107. R Factor : (Etimai range kualita uara)(0-100) R Factor = R - (Packet lo x 2.5) R = Ro - I - Id - Ie Keterangan: Ro = faktor daar untuk level noie (nilai default 93.3) I = Maalah yang terjadi ecara berama dengan uara yang mauk (jitter) Id = Maalah yang diebabkan oleh delay (delay) Ie = faktor keruakan peralatan (aumi 1-2)

6 Tabel 3.3 Hubungan nilai R dengan nilai MOS 3.3 Gigabit Paive Optical Network (GPON) GPON adalah uatu teknologi ake yang dikategorikan ebagai Broadband Acce yang berbai kabel erat optik. GPON menggunakan erat optik ebagai medium tranmiinya. Satu perangkat akan diletakkan pada entral, kemudian akan menditribuikan traffic triple play ke arah pelanggan. Yang menjadi ciri kha dari teknologi ini dibanding teknologi optik lainnya adalah teknik ditribui traffic dilakukan ecara paif. Dari entral hingga kearah pelanggan akan diditribuikan menggunakan paif plitter. GPON menggunakan Time Diviion Multiple Acce (TDMA) ebagai teknik multiple acce uptream dan menggunakan broadcat ke arah downtream. GPON beroperai dengan line rate 2.5 Gbp untuk downtream dan 1,2 Gbp untuk uptream. GPON diciptakan untuk memberikan layanan uara, data, dan video dengan menggunakan tandart dat ITU-T G984.x erie (anonim). Gambar 3.4 Aritektur GPON Sumber : Modul TELKOM Konfigurai GPON : 1. Optical Line Terminal (OLT) OLT menyediakan antarmuka anatara item PON dengan PT. Telkom (ervice profider) video, data dan uara. Bagian ini akan menuju ke item operai pada metro melalui Element Managemen Sytem (EMS).

7 Gambar 3.5 Perangakat OLT Sumber : Modul TELKOM 2. Optical Ditribution Network (ODN) ODN merupakan jaringan optik antara OLT ampai perangkat ONU/ONT. ODN menyediakan arana tranmii optic dari OLT terhadap pelanggan dan ebaliknya. Tranmii ini menggunakan komponen optik paif. ODN menyediakan peralatan tranmii optik antara OLT dan ONU. ODN endiri terdiri dari : - Paive Splitter - Connector - Jaringan Fiber optic - Splice 3. Optical Network Termination / Unit (ONT / ONU) ONT / ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal optik yang ditranmiikan melalui ODN diubah oleh ONT / ONU menjadikan inyal elektrik yang diperlukan untuk layanan pelanggan. Pada aritektur FTTH, ONT / ONU diletakan diii pelanggan. ONT / ONU dihubungkan melalui Adaption Unit (AU) yang menyediakan fungi penyeuaian antara ONT / ONU dan pelanggan. Sehingga FTTH atau FTTB angat euai dengan kema GPON. 4. Set Top Box (STB) Fungi dari STB adalah mengkonveri IP Video (broadcat) menjadi gambar analog yang dapat ditampilkan pada televii pelanggan. Gambar 3.6 Set Top Box Sumber : Modul TELKOM 3.4 Multi Service Acce Node (MSAN) Multi Service Acce Node (MSAN) adalah alah atu item pada PT. Telkom maih menggunakan kabel tembaga yang merupakan generai ketiga dari Optical Acce Network (OAN). MSAN merupakan platform ingle yang mampu mendukung teknologi ake

8 tradiional dan udah digelar ecara lua, MSAN juga mampu mendukung teknologi baru dengan fungi ebagai gateway menuju inti Next Generation Network (NGN) dan berfungi untuk Broadband Acce Multiplexer yang membawa layanan berbai ADSL, ADSL2/2+, G.SHDSL2 (anonim). Berikut ini adalah beberapa layanan MSAN pada PT. Telkom yaitu : 1. POTS (Plain Old Telephone Service) adalah layanan telepon daar berupa layanan uara dan data / internet berkecepatan rendah menggunakan jaringan lokal ake kabel tembaga 2. ADSL (Aymetric Digital Subcriber Line) adalah alah atu jeni teknologi DSL dimana pembagian bandwidth data untuk tranmii downtream lebih bear daripada uptream. Teknologi ADSL ini memungkinkan pelanggan dapat melakukan ake data dan panggilan telepon biaa ecara beramaan karena teknologi ini memiahkan frekueni uara dan frekueni data. Gambar 3.7 Aritektur MSAN Sumber : Modul TELKOM Konfigurai MSAN : Secara Umum teknologi MSAN yang dimiliki oleh PT. Telkom terdiri dari Rangka Pembagi Utama (RPU) / Main Ditribution Frame (MDF), Kabel Primer, Rumah Kabel (RK), Kabel Sekunder, Kotak Pembagi (KP) / Ditribution Point (DP), Saluran Penaggal (Salpa), Kotak Terminal Bata (KTB), Kabel Rumah, Soket/Roet, Peawat Telepon. 3.5 Parameter yang digunakan Gambar 3.8 Konfigurai Perangkat Jaringan Sumber : Modul TELKOM A. Pengukuran Kualita Jaringan Parameter yang digunakan untuk melakukan pengukuran pada kualita jaringan adalah : a. Line Rate adalah kecepatan pengiriman data dari metro menuju pengguna. b. SNR (Signal to Noie Ratio) adalah perbandingan (ratio) antara kekuatan inyal (ignal trength) dengan kekuatan derau (noie level). Nilai SNR dipakai untuk menunjukkan kualita jalur koneki, maka makin bear nilai SNR, makin tinggi kualita jalur terebut. Artinya makin bear pula kemungkinan jalur itu dipakai untuk lalu linta komunikai data dan inyal dalam kecepatan tinggi. c. Attenuation adalah nilai yang menunjukkan eberapa jauh kulita inyal dari modem pelanggan ampai ke perangkat GPON/MSAN di STO telah terdegradai (melemah). Semakin kecil nilai line attenuation maka akan emakin baik. d. Attainable Rate adalah nilai yang menunjukkan kapaita bandwidth makimum yang dapat ditranmiikan melalui jaringan, melihat parameter ini untuk menentukan pilihan paket yang euai dengan kondii jaringan.

9 B. Pengukuran Kualita Gambar Parameter yang digunakan untuk melakukan pengukuran pada kualita gambar adalah : a. Throughput adalah tingkat rata-rata pengiriman pean yang berhail melalui aluran komunikai. b. MDI-DF (Media Delivery Index Delay Factor) adalah berapa milidetik data yang haru ditampung oleh buffer untuk mengatai jitter. c. MDI-MLR (Median Delivery Index Median Lot Rate) jumlah paket yang hilang atau juga datang tidak berurutan etiap detik. Jika MLR lebih bear dari 0 maka akan terjadi paket lo. Maka kualiata gambar akan menurun dan menghailkan gambar yang ruak. d. IP-Jitter adalah perbedaan waktu dari paket yang diterima dibandingkan dengan urutan waktu pada aat paket dikirimkan. e. IP-Lo adalah nilai dari bearan paket IP yang hilang. Untuk etiap IP memiliki tujuh paket untuk dikirimkan. Untuk atu paket IP yang hilang berarti tujuh paket yang hilang (MLR) dalam atu paket IP. 4. HASIL DAN BAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Perangkat yang Digunakan Dalam Pengukuran Perangkat kera yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan pengukuran kualita gambar adalah CSN (Convergent Service Navigator) dari AnaCie. Sedangkan perangkat lunak yang digunakan peneliti dalam melakukan pengukuran kualita jaringan adalah Embay. Embay adalah ebuah aplikai yang digunakan oleh PT. Telkom untuk memonitor kualita jaringan pelanggan Produk yang digunakan untuk perbandingan Produk yang digunakan dalam perbandingan item GPON (Gigabit Paive Optical Network) dan MSAN (Multi Service Acce Network) adalah Groovia TV. Layanan Groovia TV yang digunakan untuk perbandingan dalam penelitian ini adalah layanan Groovia Prima HD (High Definiton) dengan ditambah Speedy ebear 1 Mbp Hail Pengukuran 1. Hail pengukuran kualita jaringan Dengan melakukan pengukuran menggunakan aplikai Embay maka didapatkan hail pengukuran ebagai berikut : Tabel 4.1 Hail pengukuran GPON GPON Line Rate 927 kbp 920 kbp 912 kbp UPSTREAM SNR Attenuation Attainable Rate DOWNS TREAM Line Rate

10 SNR Atteunation Attainuable Rate Data pengukuran pada item GPON, didapatkan dari hail pengukuran terhadap lima pelanggan. Pengukuran yang dilakukan melalui lima parameter yaitu line rate, SNR (Signal to Noice Ratio), attenuation, dan attainuable rate. Pengukuran lima parameter ini dilakukan pada jaringan downtream dan uptream. Penjelaan untuk etiap parameter terletak dibawah. Tabel 4.2 Hail pengukuran MSAN MSAN Line Rate UPSTREAM DOWNSTREAM SNR , Attenuation Attainable Rate Line Rate SNR Atteunation Attainuable Rate Hail pengukuran kualita gambar Dengan melakukan pengukuran pada jaringan MSAN dan GPON, parameter yang digunakan yaitu throughput, MDI-DF, MDI-MLR, IP jitter, IP Lo yang didapat dari pengukuran menggunakan CSN ebagai berikut : Tabel 4.3 Hail pengukuran parameter kualita gambar jaringan GPON Throughput MDI-DF MDI-MLR IP-Jitter IP-Lo GPON 5.8Mb 14m 0% 2.96m 0% Dari hail data yang ada pada tabel diata dapat dijelakan bahwa item GPON memiliki throughput ebear 5,8 Mb dengan MDI-DF ebear 14 m dan IP-Jitter ebear 2,96 m. Pada para meter MDI-MLR dan IP-Lo tidak ada penilaian karena tidak ada paket yang hilang. Untuk atuan waktu yang digunakan adalah detik. Didalam gambar 4.1 pengukuran dalam waktu adalah etiap epuluh detik dengan panjang waktunya adalah atu menit.

11 Tabel 4.4 Hail pengukuran parameter untuk kualita gambar jaringan MSAN Throughput MDI-DF MDI-MLR IP-Jitter IP-Lo MSAN 5.8Mb 28m 0% 3.37m 0% Dari hail data yang ada pada tabel diata dapat diimpulkan bahwa item MSAN memiliki throughput ebear 5,8 Mb dengan MDI-DF ebear 28 m dan IP- Jitter ebear 3,37 m. Pada para meter MDI-MLR dan IP-Lo tidak ada penilaian karena tidak ada paket yang hilang. Untuk atuan waktu yang digunakan adalah detik. Didalam gambar 4.2 pengukuran dalam waktu adalah etiap epuluh detik dengan panjang waktunya adalah atu menit. Untuk penjelaan parameter ebagai berikut. 4.2 Perbandingan Hail Data Penelitian Dengan data yang didapatkan oleh peneliti dengan cara mengukur kualita jaringan dan gambar maka perbandingan untuk item GPON dan MSAN dapat dilakukan. Perbandingannya ebagai berikut Perbandingan Kualita Gambar Berdaarkan hail data pengukuran yang didapat, maka ditemukan hail bahwa kualita gambar yang dihailkan oleh item GPON dan MSAN tidak memiliki perbedaan yang ignifikan. Hal ini dapat dilihat melalui tiga parameter penting yang pertama yaitu throughput. Throughput untuk etiap item ama yaitu 5,8 Mbp dengan ukuran pixel 1080p ehingga kualita gambar yang dihailkan eharunya ama. Nilai ini didapatkan dari gambar 4.3 dan 4.4 Tabel 4.5 Tabel Perbandingan kualita gambar Throughput Pixel MDI-DF IP-Jitter MSAN 5,8 Mb 1080p 28 m 3,37 m GPON 5,8 Mb 1080p 14 m 2,96 m Perbandingan Kualita Jaringan Berdaarkan hail data pengukuran yang didapat yaitu pada tabel 4.6, maka ditemukan hail bahwa kualita jaringan yang dihailkan oleh item GPON dan MSAN berbeda. Sitem GPON memiliki kualita jaringan yang lebih tinggi dari pada item MSAN. Sitem GPON memiliki ketabilan dan redaman yang lebih kecil dari pada item MSAN. Hal ini dapat dilihat dari tiga parameter penting yaitu SNR (Signal to Noie Ratio), attenuation dan attainable rate. Sitem GPON memiliki kualita jaringan yang baik karena item GPON telah menggunakan kabel fiber optic berbeda dengan item MSAN yang maih menggunakan kabel konfenional (tembaga). Tabel 4.6 Tabel Perbandingan kualita jaringan GPON MSAN UPSTREAM SNR Attenuatio

12 n Line Rate SNR DOWNSTREAM Atteunatio n Line Rate Perbandingan Kualita Suara Untuk mendapatkan nilai kualita uara (VoIP), diperlukan parameterparameter untuk menetukan nilai kualita VoIP itu endiri. Dalam hal ini parameter yang dikaitkan yaitu MOS, R Factor, Delay, Jitter dan Lo. Dapat dilihat pada tabel 4.7 dan MOS = Mean Opinion Score 3. Jitter = Variai dari Delay berdaarkan RTP (m) 4. Delay = Waktu untuk 1 ource node ke detination (m) 5. Lo = Banyaknya paket yang hilang (%) MOS merupakan perhitungan berdaarkan urvey dari uer. Cara ini diraa kurang bagu karena dinilai ecara ubjektif melibatkan manuia yang mendengarkan uara ecara langung atau rekaman uara dan memberi rating kepadanya. Maka dari itu digunakan pencarian berdaarkan R Factor. 1. R Factor : (Etimai range kualita uara)(0-100) 2. R Factor = R - (Packet lo * 2.5) 3. R = Ro - I - Id - Ie Keterangan: Ro = faktor daar untuk level noie (nilai default 93.3) I = Maalah yang terjadi ecara berama dengan uara yang mauk (jitter) Id = Maalah yang diebabkan oleh delay (delay) Ie = faktor keruakan peralatan (aumi 1*) Tabel 4.7 Hail Monitoring GPON Delay Jitter Packet Lo GPON 14 m 2.96 m 0 Dari hail monitoring diata, diketahui nilai delay ebear 14m, nilai jitter ebear 2.96m, nilai packet lo 0%, ehingga perhitungan nilai MOS didapat: A. R = Ro - I - Id - Ie = = B. R Factor = R - (packet lo * 2.5) = = C. MOS = R + R(R-60)(100-R) = x ( )( ) = = Jadi, nilai pembuktian terebut euai dengan hail monitoring yaitu dengan MOS = 4.1 yang berarti kualita uara baik.

13 Tabel 4.8 Hail Monitoring MSAN Delay Jitter Packet Lo MSAN 28 m 3.37 m 0 Dari hail monitoring diata, diketahui nilai delay ebear 28m, nilai jitter ebear 3.37m, nilai packet lo 0%, ehingga perhitungan nilai MOS didapat: A. R = Ro - I - Id - Ie = = B. R Factor = R - (packet lo * 2.5) = = C. MOS = R + R(R-60)(100-R) = x ( )( ) = = Jadi, nilai pembuktian terebut euai dengan hail monitoring yaitu dengan MOS = 3.4 yang berarti kualita uara kurang baik. Dari kedua hail percobaan diata dapat di tarik keimpulan, bahwa paket yang dikirim akan menghailkan delay, dan jitter tetapi untuk packet lo jarang ekali terjadi, hal ini terjadi hanya ketika ada koneki yang terputu atau ada bermaalah pada jaringan. Ketiga faktor delay, jitter, dan packet lo akan berkaitan atu ama lain yang dapat mempengaruhi kualita inyal uara pada layanan VoIP. Semakin bear packet lo, delay, dan jitter akan berpengaruh terhadap MOS. Dengan kata lain jaringan GPON lebih baik dibanding MSAN karena memiliki delay dan jitter yang lebih kecil Perbandingan Kepuaan Pelanggan Setelah melakukan wawancara pada pelanggan yang menggunakan item GPON dan MSAN maka didapatkan data ebagai berikut : Gambar 4.1 Diagram lingkaran kepuaan pelanggan pada item GPON

14 Gambar 4.2 Diagram lingkaran kepuaan pelanggan pada item MSAN Dalam perbandingan pelanggan digunakan tingkat kepuaan pelanggan. Nilai kepuaan pelanggan yang telah didapatkan pada gambar 4.1 dan % pelanggan yang menggunakan item GPON meraa pua edangkan pelanggan yang menggunakan item MSAN 50% cukup pua. Sehingga pelanggan yang menggunakan item GPON mayorita meraa pua dan pelanggan yang menggunakan item MSAN mayorita meraa cukup pua. Data yang didapatkan pada gambar diata diambil melalui wawancara pada pelanggan. Data yang diambil mengenai kepuaan pelanggan dari egi kualita tripleplay (internet, gambar dan uara) pada produk Groovia TV. 4.3 Keimpulan Hail Data Penelitian Setelah melakukan perbandingan dari hail pengukuran didapatkan hail bahwa item GPON dapat mengungguli item MSAN dari egi kualita jaringan, gambar dan uara. Sitem GPON dapat mengungguli item MSAN karena ketabilan jaringan yang dimiliki oleh item GPON dan item GPON juga mampu untuk mengantarkan bandwidth yang jauh lebih bear dari pada item MSAN. Melihat keunggulan item GPON dari egi ketabilan jaringan, hal ini didapatkan dari hail pengukuran dan pengolahan data yang telah dilakukan. Terbukti bahwa item GPON mampu melampaui item MSAN dengan ketabilannya. Dari hail pengolahan data pengukuran didapatkan hail kelebihan item GPON dari tiga parameter penting yaitu SNR, attenuation dan line rate. Dari ketiga parameter itu item GPON memiliki nilai yang baik, mekipun terlihat perbedaan yang tidak terlalu jauh namun dalam implementainya kedua item ini memiliki perbedaan yang nyata. Untuk melihat perbedaan nilai dapat dilihat pada tabel 4.6. Dalam apek uara dapat diimpulkan bahwa item GPON memiliki kualita uara yang baik edangkan item MSAN memiliki kualita uara yang kurang baik. Penilian ini didapatkan dari pengolahan hail data yang ada dan dilakukan pengukuran. Sitem GPON memiliki nilai MOS 4.1 edangkan item MSAN memliki nilai MOS hanya 3.4. lihat tabel 4.9. Tabel 4.9 Hail kualita MOS VoIP GPON MSAN MOS Dalam hail perbandingan pelanggan berdaarkan kepuaan pelanggan, item GPON memiliki nilai kepuaan yang lebih bear yaitu 80% edangkan item MSAN hanya 20%. Dari kepuaan pelanggan yang menggap cukup pua, item GPON mendapatkan 20% uara dan pada item MSAN 60%. Melalui penilaian pelanggan juga didapatkan nilai ketidak puaan pelanggan. Sitem MSAN memiliki nilai ketidak puaan pelanggan ebear

15 20%. Hal terebut diebabkan kekecewan pelanggan terhadap kualita jaringan. Pelanggan terebut meraa tidak pua karena internet tidak tabil dan terkadang gambar pada televii tidak keluar. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melakukan beberapa tahapan metode penelitian dalam membandingkan teknologi GPON dengan MSAN maka dapat ditarik impulan ebagai berikut: 1. Jaringan GPON lebih baik dari MSAN dari egi kualita jaringan, karena memiliki nilai SNR yang lebih bear dan attenuation yang lebih rendah dari MSAN. 2. Jaringan GPON dan MSAN memiliki kualita gambar yang ama karena kedua jaringan udah menggunakan HD dengan 1080p. hanya aja jaringan GPON memiliki nilai delay factor dan jitter lebih kecil dari jaringan MSAN. 3. Jaringan GPON lebih baik dari MSAN dari egi kualita uara, karena memiliki nilai MOS yang lebih bear MSAN. 4. Pelanggan lebih pua dengan kualita GPON daripada MSAN, karena GPON lebih tabil dari MSAN 5.2 Saran 1. Untuk PT. Telkom agar menyediakan materi pelatihan tentang item GPON dan MSAN yang lebi mendalam. 2. Sebaiknya PT. Telkom mempertimbangkan item GPON untuk jangka panjang kedepan. 3. Agar pelanggan lama dapat menikmati item GPON maka ebaiknya PT. Telkom menggunakan item GPON ONU. DAFTAR PUSTAKA Alfianyah, Muhammad. (2009). Definii Sinyal. Diake 05 Agutu 2012 dari Anonim. (2011). Intalai & Setting CPE IPTV ZTE. Jakarta: Telkom Learning Center Anonim2.(2012). Internet Lambat Di Indoneia. Diake 21 April 2012 dari Byron, Stephen. (2011). What I A DHCP Server?. Diake 28 Maret 2012 dari Herlambang, Linto. (2009). Aritektur Aplikai Client Server. Diake 15 Maret 2012 dari Ibnu. (2011). Metode Pengukuran Kualita VoIP. Diake 07 April 2012 dari Joko. (2010). Network Device. Diake 20 Maret 2012 dari Luka, Jonathan. (2006). Jaringan Komputer. Yogyakarta: Graha Ilmu Micro, Andi. (2011). Daar-daar Jaringan Komputer. Diake 14 Maret 2012 dari

16 Prima, Aditya Widyawan. (2009). Jaringan Lokal Ake Fiber Optik. Diake 02 Juli 2012 dari Raj. (2008). What I Unicat, Broadcat, Multicat?. Diake 10 Agutu 2012 dari Seputra, Wahyu Edy. (2012). Metode Sampling Dalam Pengukuran Validita Data Numerik Jaringan Lokal Ake Tembaga (JARLOKAT). Diake dari Setraplanet. (2011). Mengenal Fiber Optic Cable dan Akeorinya. Diake dari Tanenbaum, Andrew S. (2003). Computer Network. (4th edition). New Jerey: Pearon Education International RIWAYAT PENULIS Kritian Steven lahir di kota Jakarta pada tanggal 03 Deember Penuli menamatkan pendidikan S1 di Univerita Bina Nuantara dalam bidang Teknik Informatika pada tahun Setiyo Jati Kuumo lahir di kota Bekai pada tanggal 06 Oktober Penuli menamatkan pendidikan S1 di Univerita Bina Nuantara dalam bidang Teknik Informatika pada tahun Ardi Atmaja Prawira Rullah lahir di kota Jakarta pada tanggal 09 Juni Penuli menamatkan pendidikan S1 di Univerita Bina Nuantara dalam bidang Teknik Informatika pada tahun 2012.

PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM

PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM Nurul Kholifah 1), Maria Ulfah, S.T.,M.T 2) 1),2) Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Balikpapan,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN JARINGAN GIGABYTE PASSIVE OPTICAL NETWORK DAN MULTI SERVICE ACCESS NODE PADA PT. TELKOM

PERBANDINGAN JARINGAN GIGABYTE PASSIVE OPTICAL NETWORK DAN MULTI SERVICE ACCESS NODE PADA PT. TELKOM PERBANDINGAN JARINGAN GIGABYTE PASSIVE OPTICAL NETWORK DAN MULTI SERVICE ACCESS NODE PADA PT. TELKOM SKRIPSI oleh: Kristian Steven 1200955360 Setiyo Jati Kusumo 1200955865 Ardi Atmaja Prawira Rullah 1200956893

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY Fratika Arie Yolanda (1), Naemah Mubarrakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY

TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini

BAB II DASAR TEORI. Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini menunjukkan perubahan yang demikian cepat. Hal ini ditandai dengan semakin diminatinya layanan multiservice berbasis

Lebih terperinci

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul. BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat dunia akan layanan telekomunikasi yang bukan sekedar suara tapi juga data dan multimedia. Saat ini sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu manusia untuk mendapatkan kebutuhan sarana dan prasarana yang praktis, mudah dan efisien. Seperti halnya

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. tolok ukur perbandingan jaringan GPON (Gigabit Passive Optical Network) dengan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. tolok ukur perbandingan jaringan GPON (Gigabit Passive Optical Network) dengan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dalam bab ini dibahas mengenai beberapa parameter-parameter yang menjadi tolok ukur perbandingan jaringan GPON (Gigabit Passive Optical Network) dengan DSLAM (Digital Subscriber

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERBANDINGAN JARINGAN IPTV GPON DAN DSLAM DI PT. TELKOM

ANALISIS DAN PERBANDINGAN JARINGAN IPTV GPON DAN DSLAM DI PT. TELKOM ANALISIS DAN PERBANDINGAN JARINGAN IPTV GPON DAN DSLAM DI PT. TELKOM Robby Tamaro Yohanes Panji Putra Nugroho Entang Ramlan Rudi Tjiptadi PT. Telkom Indonesia Jl. Medan Merdeka Selatan No. 12 Jakarta Pusat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS JARINGAN MSAN PADA LAYANAN IPTV PT.TELKOM DI DAERAH DENPASAR BALI

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS JARINGAN MSAN PADA LAYANAN IPTV PT.TELKOM DI DAERAH DENPASAR BALI ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS JARINGAN MSAN PADA LAYANAN IPTV PT.TELKOM DI DAERAH DENPASAR BALI I.G.A. Sutresna Mudri 1, P.K. Sudiarta 2, N. Gunantara 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Jaringan Tembaga Terhadap Penerapan Teknologi Annex M Pada Perangkat MSAN Studi Kasus Di PT.Telkom Purwokerto

Analisis Kualitas Jaringan Tembaga Terhadap Penerapan Teknologi Annex M Pada Perangkat MSAN Studi Kasus Di PT.Telkom Purwokerto Analisis Kualitas Jaringan Tembaga Terhadap Penerapan Teknologi Annex M Pada Perangkat MSAN Studi Kasus Di PT.Telkom Purwokerto Solichah Larasati 1 Wahyu Pamungkas 2 Eka Wahyudi 3 123 Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK

ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK Puti Mayangsari Fhatony (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN.

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN. IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN Dirja Nur Ilham Doen Teknik Komputer Politeknik Aceh Selatan dirja_nur@yaoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS JARINGAN GPON PADA LAYANAN IPTV PT. TELKOM DI DAERAH DENPASAR, BALI

ANALISIS KUALITAS JARINGAN GPON PADA LAYANAN IPTV PT. TELKOM DI DAERAH DENPASAR, BALI ANALISIS KUALITAS JARINGAN GPON PADA LAYANAN IPTV PT. TELKOM DI DAERAH DENPASAR, BALI N.O. Pramundia 1, P.K. Sudiarta 2, N. Gunantara 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The 54 BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The Home baru di suatu lokasi yang ditentukan dengan menggunakkan teknologi GPON yang ada di PT. Telkom,

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Telkom Akses (PTTA) merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Telkom. PTTA bergerak dalam bisnis

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY. Fratika Arie Yolanda NIM :

TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY. Fratika Arie Yolanda NIM : TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

STT Telematika Telkom Purwokerto

STT Telematika Telkom Purwokerto PENERAPAN JARINGAN MULTI SERVICE ACCESS NETWORK UNTUK MENDUKUNG NGN Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar pada mata kuliah Kinerja Telekomunikasi prodi S1 Teknik Telekomunikasi. Oleh : Lina Azhari

Lebih terperinci

BAB 4 Hasil Dan Pembahasan. 1. Optical Line Termination (OLT)

BAB 4 Hasil Dan Pembahasan. 1. Optical Line Termination (OLT) BAB 4 Hasil Dan Pembahasan 4.1 Spesifikasi Sistem GPON 1. Optical Line Termination (OLT) Berawal dari metro cabang sampai end user menggunakan media transmisi fiber optic. Gambar 4.1 OLT ZTE ZXA10 C220

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk Idham Adrian Jurusan Teknik Informatika, Binus University, Jakarta, ari_idham23891@yahoo.com Muhamad Tadarus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalannya komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. jalannya komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah dan efisien. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi memegang peranan penting dihampir semua sektor kehidupan, tak terkecuali pada sektor telekomunikasi dan komunikasi. Semakin beragamnya aktifitas manusia,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM ANALYSIS IMPLEMENTATION FIBER TO THE HOME DEVICES with OPTISYSTEM

Lebih terperinci

Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user.

Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar-dasar GPON GPON atau Gigabit Passive Optical Network merupakan sebuah arsitektur point-to-multipoint yang menggunakan media transmisi berupa fiber optik. GPON mampu mendukung

Lebih terperinci

3 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Sistem Intergrator (SI) perangkat akses jaringan telekomunikasi.

3 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Sistem Intergrator (SI) perangkat akses jaringan telekomunikasi. 3 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Transdata Satkomindo (selanjutnya disebut Satkomindo) adalah perusahaan teknologi informasi yang berlokasi di Jakarta dan bergerak di bidang

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS JARINGAN USEETV CABLE MENGGUNAKAN KABEL TEMBAGA PADA PT TELKOM PONTIANAK

ANALISIS KUALITAS JARINGAN USEETV CABLE MENGGUNAKAN KABEL TEMBAGA PADA PT TELKOM PONTIANAK ANALISIS KUALITAS JARINGAN USEETV CABLE MENGGUNAKAN KABEL TEMBAGA PADA PT TELKOM PONTIANAK Novi Aryani Fitri 1), Hidayat Srihendayana 2), Dasril 3) Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK MIGRASI PADA PERANGKAT MULTI SERVICE AREA NETWORK TELKOM SLIPI AREA

LAPORAN KERJA PRAKTEK MIGRASI PADA PERANGKAT MULTI SERVICE AREA NETWORK TELKOM SLIPI AREA LAPORAN KERJA PRAKTEK MIGRASI PADA PERANGKAT MULTI SERVICE AREA NETWORK TELKOM SLIPI AREA Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Strata Satu (S 1) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat saat ini, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan sistem telekomunikasi.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI v. ABSTRAK.. i ABSTRACK. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR TABEL. x BAB I PENDAHULUAN BAB II TEORI PENUNJANG

DAFTAR ISI v. ABSTRAK.. i ABSTRACK. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR TABEL. x BAB I PENDAHULUAN BAB II TEORI PENUNJANG ABSTRAK Asynchronous Transfer Mode Passive Optical Network (APON) yang merupakan infrastruktur bagi kota besar oleh telecommunication carrier dan equipment vendor dianggap sebagai broadband access platform

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES INDIHOME UNTUK TEKNOLOGI GPON DAN MSAN DI STO DARUSSALAM

ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES INDIHOME UNTUK TEKNOLOGI GPON DAN MSAN DI STO DARUSSALAM : 27-34 ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES INDIHOME UNTUK TEKNOLOGI GPON DAN MSAN DI STO DARUSSALAM Dhian Ulfa Safitri 1), Rizal Munadi 2), Hubbul Walidainy 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro dan Komputer,

Lebih terperinci

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL company profile General upplier and Contractor angga buana akti Jl. Raya Pondok Gede No. H14 Lubang uaya Cipayung Jakarta Timur 13810. Telp. : +6221-9126 2668 Fax : +6221-8087 3400 Email : info@anggabuanaakti.com

Lebih terperinci

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Perancangan IIR Hilbert ranformer Menggunakan Proeor Sinyal Digital MS0C54 Endra Juruan Sitem Komputer Univerita Bina Nuantara, Jakarta 480, email : endraoey@binu.ac.id Abtract Pada makalah ini akan dirancang

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek LAYANAN MULTIMEDIA GROOVIA TV Mirna Tria Pratiwi (L2F 009 008), Darjat, ST. MT (197206061999031001) Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut harus terhubung dengan telepon rumah. Hal ini dikenal dengan Dial-Up

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut harus terhubung dengan telepon rumah. Hal ini dikenal dengan Dial-Up BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini teknlgi infrmasi berkembang dengan sangat pesat. Bisa dibayangkan bahwa beberapa tahun yang lalu untuk dapat bisa menikmati internet para pengguna harus

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN UNTUK LAYANAN BROADBAND BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) ABSTRAK

ANALISA JARINGAN UNTUK LAYANAN BROADBAND BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) ABSTRAK ANALISA JARINGAN UNTUK LAYANAN BROADBAND BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) Edwin / 0522105 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Macam macam Perangkat Akses 2.1.1 DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) merupakan suatu peralatan yang memungkinkan

Lebih terperinci

MODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK SAMPAI DENGAN KE PELANGGAN. Oleh :

MODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK SAMPAI DENGAN KE PELANGGAN. Oleh : MODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK SAMPAI DENGAN KE PELANGGAN Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III METEODOLOGI PENELITIAN

BAB III METEODOLOGI PENELITIAN BAB III METEODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Analisis Gangguan Gambar 3.1 Flowchart alur analisis gangguan Dalam menganalisis gangguan triple play, penulis menggunakan standart system konfigurasi dan standart

Lebih terperinci

Jaringan Kabel Optik

Jaringan Kabel Optik Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Jaringan Kabel Optik Modul 7 Jaringan Teleponi Prima Kristalina PENS (Juni 2015) Overview Latar Belakang Jaringan Optik Hybrid Fiber Coax (HFC) Teknologi HFC di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES TEMBAGA TERHADAP LAYANAN SPEEDY STUDI KASUS DI PT.TELKOM,Tbk DIVISI ACCESS SITE OPERATION PURWOKERTO

ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES TEMBAGA TERHADAP LAYANAN SPEEDY STUDI KASUS DI PT.TELKOM,Tbk DIVISI ACCESS SITE OPERATION PURWOKERTO ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES TEMBAGA TERHADAP LAYANAN SPEEDY STUDI KASUS DI PT.TELKOM,Tbk DIVISI ACCESS SITE OPERATION PURWOKERTO Wahyu Pamungkas 1, Nunung Sadtomo.P 2, Erlinda Febrianingtyas 3 Program

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan lainnya seperti Video Streaming, VoIP (Voice over Internet Protocol),

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan lainnya seperti Video Streaming, VoIP (Voice over Internet Protocol), BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Seiring dengan berkembangnya teknologi, komunikasi menjadi hal penting dalam mendukung aktivitas manusia. Mulai dari kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III. 3.1 Pengertian MSAN

BAB III. 3.1 Pengertian MSAN BAB III 3.1 Pengertian MSAN MSAN (Multi Service Accses Network) adalah suatu platform jaringan akses yang menyediakan layanan umum untuk memberikan layanan broadband dan narrowband dalam jaringan PSTN

Lebih terperinci

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com

Lebih terperinci

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI. Triple Play. Disusun Oleh : Intan Budi Harjayanti ( )

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI. Triple Play. Disusun Oleh : Intan Budi Harjayanti ( ) TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI Triple Play Disusun Oleh : Intan Budi Harjayanti (15101105) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2016 BAB I LATAR

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices with Optisystem

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi memegang peranan penting di hampir semua sektor kehidupan, tak terkecuali pada sektor telekomunikasi dan komunikasi. Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perumahan Indah Purwakarta untuk saat ini masih belum menggunakan kabel fiber optik untuk layanan komukasi. Kebutuhan layanan masyarakat yang semakin modern

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG DESIGN AND ANALYSIS OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK WITH OPTISYSTEM FOR PERMATA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. praktis, mudah, dan efisien meningkat. Kebutuhan pelanggan (user) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. praktis, mudah, dan efisien meningkat. Kebutuhan pelanggan (user) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan layanan yang praktis, mudah,

Lebih terperinci

(Gigabit Passive Optical Network)

(Gigabit Passive Optical Network) (Gigabit Passive Optical Network) GPON adalah suatu teknologi akses yang dikategorikan sebagai Broadband Access berbasis kabel serat optik. GPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON

BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON Dalam prakteknya penerapan teknologi GPON dengan menggunakan fiber optik atau FTTH, agar service triple play tersebut dapat berjalan secara simultan dengan baik maka harus

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN SISTEM

BAB 4. PERANCANGAN SISTEM BAB 4. PERANCANGAN SISTEM 4.1. Diagram Alur Perancangan. Langkah awal dari analisa perancangan jaringan adalah lokasi. Setelah lokasi ditentukan, lakukan pengumpulan data data yang diperlukan dalam perancangan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita Halu Oleo, Kendari

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

ANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG. Yara romana rachman

ANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG. Yara romana rachman ANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG Yara romana rachman yararach@students.telkomuniversity.ac.id Abstrak Teknologi

Lebih terperinci

ANALISA PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING

ANALISA PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING ANALISA PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING Analysis Implementation Fiber To The Home Devices With Optisystem on the Tower

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Pada bab ini akan menguraikan tentang berdirinya dan struktur organisasi pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (PT. Telkom). Kemudian akan membahas juga tentang sistem

Lebih terperinci

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (Desember 2014)

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (Desember 2014) Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 1 DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi Prima Kristalina (Desember 2014) 2 Overview Latar Belakang Kondisi Jarlokat saat ini Konsep Dasar DSL Teknik

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN JQUERY DEFERRED PADA AJAX DAN JQUERY AJAX BIASA UNTUK MEMPROSES MULTIPLE AJAX GUNA MENGOPTIMALKAN PERFORMA WEB SERVER

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN JQUERY DEFERRED PADA AJAX DAN JQUERY AJAX BIASA UNTUK MEMPROSES MULTIPLE AJAX GUNA MENGOPTIMALKAN PERFORMA WEB SERVER ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN JQUERY DEFERRED PADA AJAX DAN JQUERY AJAX BIASA UNTUK MEMPROSES MULTIPLE AJAX GUNA MENGOPTIMALKAN PERFORMA WEB SERVER NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Didy Septiyono.. kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer didefinisikan sebagai sekumpulan peralatan komputer yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dengan tujuan membagi sumber daya, dimana dibutuhkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM ANALYSIS IMPLEMENTATION OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Jaringan POTS (Plain old telephone service) yang saat ini tersambung dengan kabel tembaga tidak mengahasilkan pendapatan yang signifikan bagi penyedia jaringan.

Lebih terperinci

INTERNET PROTOCOL TELEVISION ( IPTV )

INTERNET PROTOCOL TELEVISION ( IPTV ) Pertemuan XII INTERNET PROTOCOL TELEVISION ( IPTV ) Saat ini, peranan internet sudah /dak bisa dipungkiri. Dengan IP nya (Internet Protocol), internet telah berperan pada semua aspek CET (Informa/on, Communica/on,

Lebih terperinci

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM : SURVEI HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT BUNGA KREDIT, PADA KONSUMEN LEASING PT KEMBANG 88 MULTIFINANCE. Nama : Perli Iwanto KLS : 4EA04 NPM : 13209929 Latar Belakang LATAR BELAKANG Menurut alah eorang

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI JARINGAN KABEL OPTIK

BAB II TEKNOLOGI JARINGAN KABEL OPTIK BAB II TEKNOLOGI JARINGAN KABEL OPTIK 2.1 FAKTOR PENDORONG PENGUNAAN KABEL OPTIK Mulai tahun 1990 an, operator telekomunikasi sudah mulai mengimplementasikan jaringan kabel optik di beberapa bagian infrastrukturnya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Menurut Tanenbaum (2003, p3), jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer yang saling berhubungan dengan suatu teknologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada media konduktor terbilang cukup cepat, yaitu 2.25x10 8 m/s, atau 75% dari. sangat sering dipergunakan sampai sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. pada media konduktor terbilang cukup cepat, yaitu 2.25x10 8 m/s, atau 75% dari. sangat sering dipergunakan sampai sekarang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Secara konvensional, data dikirimkam melalui partikel elektron yang merambat pada medium yang bersifat konduktor. Kecepatan rambat elektron pada media konduktor terbilang

Lebih terperinci

INTERNET-INTRANET 2. Bambang Pujiarto, S.Kom

INTERNET-INTRANET 2. Bambang Pujiarto, S.Kom INTERNET-INTRANET 2 Bambang Pujiarto, S.Kom Teknologi Internet Perangkat : PC /Komputer Modem, saluran telepon (Dial-Up) Router / Gateway (ISP) Ketentuan: Memiliki IP address dan atau jalur routing yang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK. Puti Mayangsari Fhatony NIM :

TUGAS AKHIR ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK. Puti Mayangsari Fhatony NIM : TUGAS AKHIR ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Departemen Teknik

Lebih terperinci

Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF)

Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) 1. Pendahuluan Gagasan untuk menggunakan serat optik untuk menghubungkan perangkat premise pelanggan dengan fasilitas penyedia telah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Diagram Alur Berfikir. Gambar 3.1 Diagram Alur Berfikir

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Diagram Alur Berfikir. Gambar 3.1 Diagram Alur Berfikir BAB 3 METODOLOGI 3.1 Diagram Alur Berfikir Gambar 3.1 Diagram Alur Berfikir 65 66 Penjabaran diagram alur berfikir pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut: 1. Yang dilakukan pertama kali melakukan identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN TEMBAGA EKSISTING UNTUK PENERAPAN TEKNOLOGI MULTI SERVICE ACCESS NODE (MSAN)

ANALISIS JARINGAN TEMBAGA EKSISTING UNTUK PENERAPAN TEKNOLOGI MULTI SERVICE ACCESS NODE (MSAN) ANALISIS JARINGAN TEMBAGA EKSISTING UNTUK PENERAPAN TEKNOLOGI MULTI SERVICE ACCESS NODE (MSAN) Suci Rakhmawati / 0622122 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65,

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM

SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM Dian Ratna Kumala Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom kumaladianratna@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

BAB III TAHAPAN AWAL PERENCANAAN JARINGAN

BAB III TAHAPAN AWAL PERENCANAAN JARINGAN BAB III TAHAPAN AWAL PERENCANAAN JARINGAN 3.1. Diagram Alir Tahapan Perencanaan Jaringan Gambar 3.1 menunjukkan diagram alir tahapan perencanaan jaringan Remote-DSLAM berbasis teknologi PON. Diagram alir

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Teknologi Informasi, Proses Bisnis, Analisis, Evaluasi.

ABSTRAK. Kata kunci : Teknologi Informasi, Proses Bisnis, Analisis, Evaluasi. ABSTRAK PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah salah satu perusahaan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Dalam menjalankan proses bisnis perusahaan PT. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet berperan penting bagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar informasi melalui konten,

Lebih terperinci

VoIP (Voice Over Internet Protocol)

VoIP (Voice Over Internet Protocol) VoIP (Voice Over Internet Protocol) VoIP (Voice over Internet Protocol) merupakan nama lain internet telephony. Internet telephony adalah hardware dan software yang memungkinkan pengguna Internet untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUKURAN JARINGAN AKSES

BAB IV ANALISA PENGUKURAN JARINGAN AKSES 61 BAB IV ANALISA PENGUKURAN JARINGAN AKSES 4.1 ANALISA PARAMETER QoS Untuk mendapatkan hasil yang baik pada layanan IPTV (Internet Protocol Television) di jaringan akses kabel tembaga PT. Telekomunikasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PERFORMANSI LAYANAN CUSTOMER SPEEDY DI PERANGKAT OPTIC ACCESS NETWORK (OAN)

ANALISA SISTEM PERFORMANSI LAYANAN CUSTOMER SPEEDY DI PERANGKAT OPTIC ACCESS NETWORK (OAN) ANALISA SISTEM PERFORMANSI LAYANAN CUSTOMER SPEEDY DI PERANGKAT OPTIC ACCESS NETWORK (OAN) Dedi Maryadi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Fitriarryanti@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi sangat pesat khususnya teknologi internet. Perkembangan ini memicu lahirnya berbagai teknologi baru khususnya dalam bidang komunikasi

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa Aplikai Jaringan Saraf iruan pada Shunt Active Power Filter iga Faa Hanny H. umbelaka, hiang, Sorati Fakulta eknologi Indutri, Juruan eknik Elektro, Univerita Kriten Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM 3.1 Pendahuluan Berikut diagram blok pemodelan ytem yang akan diimulaikan. Seluruh ytem dimodelkan dengan meggunakan program Matlab. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

Oky Anderson / Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Krtisten Maranatha,

Oky Anderson / Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Krtisten Maranatha, Analisa Performansi Dan Simulasi Jaringan FTTH Berbasis Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) Untuk Layanan Triple Play Oky Anderson / 0322063 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci