ANALISIS PROFIT DAN TITIK IMPAS PADA KELOMPOK PETERNAK SAPI BALIDI KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO
|
|
- Liana Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 ANALISIS PROFIT DAN TITIK IMPAS PADA KELOMPOK PETERNAK SAPI BALIDI KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH Yurnaningsih Limonu 1, Abdul Hamid Arsyad 2, Sri Yenny Pateda 3 JURUSAN PETERNAKAN Kecamatan Kabila merupakan salah satu kawasan yang memperlihatkan usaha peternakan sapi Bali sebagai sumber pendapatan. Suatu usaha dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui Profit pada Kelompok Ternak Sapi Bali di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Mengetahui Titik Impas pada Kelompok Ternak Sapi Bali Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni Teknik pengambilan sampel secara sensus dan metode yang digunakan adalah metode survei terdiri dari data primer dan data sekunder, dimana data primer di maksud untuk mendapatkan informasi data dari sumber utama yaitu responden petani peternak Sapi Bali melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bone Bolango, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bone Bolango. Data yang dikumpulkan terdiri dari data kuantitatif yang berasal dari pengolahan data Statistik Peternakan, Kabupaten Bone Bolango dalam angka. Penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karateristik responden yaitu umur, lama usaha beternak, pekerjaan utama, kepemilikan ternak, luas lahan usaha tani, biaya produksi, penerimaan usaha ternak sapi Bali, Profit usaha ternak sapi Bali, R/C Ratio usaha peternakan, analisis titik impas. Hasil penelitian diperoleh dari 38 orang responden sebagai kelompok peternak, pada masing-masing anggota kelompok yang ada di Desa Poowo, Desa Talango, dan kelurahan Oluhuta. Kuantitas produksi usahatani ternak sapi Bali pada saat titik impas pada masing-masing kelompok adalah Kelompok Ratu Wangi Redis 1 sebesar 3 ekor, Kelompok Mutiara Redis 1 sebesar 2 ekor, dan Kelompok Bangkit Redis 1 sebesar 2 ekor dan biaya produksi / penerimaan usahatani ternak sapi Bali pada saat titik impas pada masing-masing kelompok adalah Kelompok Ratu Wangi Redis 1 sebesar Rp perkelompok, Kelompok Mutiara Redis 1 sebesar Rp perkelompok, dan Kelompok Bangkir Redis 1 sebesar Rp perkelompok. Biaya per unit (ekor) usahatani ternak sapi Bali masing -masing kelompok adalah Kelompok Ratu Wangi Redis 1 sebesar Rp perekor, Kelompok Mutiara Redis 1 sebesar Rp perekor, dan Kelompok Bangkir 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 1
2 2 Redis 1 sebesar Rp perekor. Usahatani ternak sapi Bali yang ada di Desa Poowo, Desa Talango, dan Kelurahan Oluhuta Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango memberikan keuntungan dengan nilai R/C Ratio diperoleh hasil masingmasing Kelompok Ratu Wangi Redis 1 sebesar 1,7, Kelompok Mutiara Redis 1 sebesar 1,7 dan Kelompok Bangkit Redis 1 sebesar 1,7. Kata Kunci: Sapi Bali, Keuntungan, Titik Impas PENDAHULUAN Pembangunan peternakan mempunyai prospek yang lebih baik di masa depan, pembangunan peternakan merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat petani khususnya masyarakat petani peternak. petani memberikan perhatian khusus terhadap bidang peternakan mengingat prospek pengembangan yang baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya meningkatkan peranannya, sub sektor peternakan juga harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. Peternak sebagai pengelola usaha peternakan rakyat dan tenaga kerja di perusahaan peternakan., keduanya merupakan sumber daya yang terlibat langsung dalam sub sektor peternakan. Sektor peternakan sapi potong merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang prospeknya cukup baik. Dalam perkembangannya usaha peternakan sapi potong di Indonesia umumnya dilakukan dalam dua bentuk yaitu peternakan sapi rakyat kecil dan perusahaan peternakan sapi potong. Sebagai upaya untuk meningkatkan usaha diharapkan dapat meningkatkan usaha peternakan sapi potong diperlukan teknologi yang tepat dan sesuai sehingga diharapkan dapat peningkatkan penyerapan tenaga kerja dan peternak memperoleh keuntungan yang optimal. yaitu: Uraian latar belakang dapat dirumuskan beberapa hal yang menjadi masalah, 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 2
3 3 1. Bagaimana Profit pada Kelompok Ternak Sapi Bali di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. 2. Bagaimana Titik Impas pada Kelompok Ternak Sapi Bali di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian yang dipilih adalah Kecamatan Kabila. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja ( purposive). Penelitian dilalukan selama 2 bulan. Penelitian ini menggunakan metode survei. Dimana data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Populasi pada penelitian ini adalah kelompok ternak di Kecamatan Kabila adapun pemilihan lokasi di Kecamatan Kabila ditentukan secara sengaja ( purposive sampling) dengan pertimbangan bahwa di Kecamatan Kabila mempunyai populasi ternak sapi yang cukup tinggi. Adapun ditiap Kecamatan itu dipilih 3 Desa yang ada yaitu Desa poowo, Desa Talango, Kelurahan Oluhuta. Pemilihan desa sampel ditentukan secara sengaja (purposive sampling) yakni berdasarkan pertimbangan yakni mempunyai populasi ternak sapi yang tinggi, sedang dan rendah serta mempunyai kelompok ternak sapi yang aktif. Pemilihan responden sebagai sampel dilakukan secara jenuh sampling (saturated sampling) yakni mengambil semua anggota kelompok tani diambil dari Desa Poowo, Desa Talango, dan Kelurahan Oluhuta sehingga total responden menjadi 38 orang. Adapun latar belakang dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar kerangka pikir penelitian. 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 3
4 4 Usaha ternak sapi di Kecamatan Kabila Biaya Produksi Biaya Variabel Pakan Upah tenaga kerja Bibit Obat-obatan Vaksinasi Air Biaya tetap Lahan Pajak bumi dan bangunan Sarana transportasi Penyusutan kandang - Analisis Profit - Titik Impas Pasar Titik Impas Usaha Ternak Sapi di Kecamata Kabila Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Profit Dan Titik Impas Pada Kelompok Peternak Sapi Bali Dikecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 4
5 5 HASIL DAN PEMAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Kabila dilihat dari letak geografisnya terletak di posisi yang sangat strategis karena selain di lintasi oleh akses jalan yang menghubungkan Ibu Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi oleh Sungai Bone. Luas wilayah Kecamatan Kabila adalah sebesar 193,45 KM atau 13,94% dari luas wilayah Kabupaten Bone Bolango, Desa Terluas adalah Desa Poowo. Di Lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Kabila ini terletak pada garis Lintang antara 0,30 0 LU 1,00 0 LS, 121,00 0 BT 123,30 0 BB. Batas wilayah Kecamatan Kabila sebagai berikut : Sebelah Utara dengan Kecamatan Tilong Kabila, Sebelah Timur dengan Kecamatan Suwawa, Sebelah Selatan dengan Kecamatan Botupingge, Sebelah Barat dengan Kota Gorontalo Di lihat dari morfologi permukaan bumi, yang terluas adalah daerah pegunungan dan dataran rendah. Kecamatan Kabila terdiri dari 12 Desa / Kelurahan, yaitu Desa Desa Dutohe, Desa Tanggilingo, Kelurahan Padengo, Kelurahan Oluhuta, Kelurahan Tumbihe, Kelurahan Pauwo, Desa Toto Selatan, Desa Poowo, Desa Talango, Desa Poowo Barat, Desa Dutohe Barat, Desa Oluhuta Utara. Kecamatan Kabila keadaan iklim selama tahun 2011, secara panas dengan suhu udara berkisar antara 23 0 C. Temperatur terendah terjadi di Bulan Februari dan tertinggi terjadi pada Bulan Mei. Kelembaban udara berkisar antara 72 89%. Terendah pada Bulan Februari dan tertinggi pada Bulan Maret. Curah Hujan tertinggi tercatat terjadi pada Bulan Desember yaitu sebanyak 23 hari. (BPS Bone Bolango, 2011) 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 5
6 6 Tabel 2. Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun No Luas Lahan Menurut Penggunanya Jumlah (ha) Persentase (%) 1 Sawah ,48 2 Perkebunan ,20 3 Bangunan ,90 4 Empang 6 0,52 5 Pekarangan ,0 Jumlah Sumber : Data Kecamatan Kabila 2012 Kecamatan Kabila merupakan wilayah pertanian terbesar dengan berbagai jenis bentuk pengusahaan, antara lain sawah, dan perkebunan, yang memiliki persentase 55,68%. Hal ini yang dapat berkontribusi positif terhadap ketersediaan pakan hijauan selain itu juga petani memanfaatkannya sebagai padang pengembalaan sapi Bali. Tabel 3. Jumlah penduduk menurut kelompok umur Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Umur (Tahun) Jumlah (orang) Presentase (%) , , , , , , , , ,78 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 6
7 , , ,47 Total Sumber : Data Sekunder Kecamatan Kabila Pada Tabel 3. terlihat bahwa penduduk di Kecamatan Kabila masih di katakan produktif sebanyak orang atau 61,4 % dari umur tahun sebanyak orang atau 10,07 %, umur tahun sebanyak orang atau 9,93%, umur tahun sebanyak orang atau 9,53%, umur tahun sebanyak orang atau 8,05%, umur tahun sebanyak orang atau 7,21%, umur tahun sebanyak orang atau 5,72%, umur tahun sebanyak 990 orang atau 4,78%, umur tahun sebanyak 772 orang atau 3,73%, umur tahun sebanyak 500 orang atau 2,41%, sedangkan non produktif sebanyak orang atau 38,5% dari umur 0 4 tahun sebanyak atau 11,72%, umur 5 9 tahun sebanyak orang atau 11,87%, umur tahun sebanyak orang atau 9,46%, dan umur >60 tahun sebanyak orang atau 5,47%. Hal ini menunjukan bahwa rata rata penduduk yang siap melakukan usaha tani atau ternak sapi bali yang memiliki umur produktif antara tahun untuk bekerja di bidang pertanian dan peternakan. Tabel 4. Jumlah Penduduk Yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Petani ,54 2 Peternakan 136 2,56 3 Nelayan 22 0,41 4 Perkebunan 208 3,94 5 Kehutanan Pembimbing II (Anggota Penulis) 7
8 8 6 Pegawai Negeri Sipil ,53 7 Pedagang ,18 8 Pertambangan 18 0,34 9 Tabama ,83 10 Lain lain 217 4,11 Total Sumber : Data Kecamatan Kabila Tahun 2013 Berdasarkan keterangan tersebut dan data Kecamatan Kabila total penggunaan tenaga kerja dapat di lihat pada tabel di atas menunjukan pekerjaan utama penduduk Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango yang bekerja sebagian besar bekerja di sektor pertanian yaitu 22,52% yaitu petani sawah 15,54%, Peternakan 2,56%, Nelayan 0,41%, perkebunan 3,94%, kehutanan 0,07% sedangkan yang non pertanian sebanyak 73,88% diantaranya yaitu Pegawai Negeri Sipil 17,53%, Pedagang 11,18%, pertambangan 0,34% dan tabama 44,83% dan sektor lainnya 4,11%. Tabel 5. Tingkat Pendidikan Petani Responden No Pendidikan Jumlah (orang) Presentase (%) 1 Tamat SD 18 47,37 2 Tamat SMP 12 31,58 3 Tamat SMA 8 21,05 Total Sumber : Data Primer Diolah, 2013 Data pada tabel 5 menunjukan bahwa sebagian besar responden di Kecamatan Kabila sudah pernah duduk di bangku sekolah dengan rincian berikut, tamat SD sebanyak 18 orang atau 47,37%, tamat SMP sebanyak 12 orang atau 31,58%, tamat SMA sebanyak 8 atau 21,05 %, dengan demikian dapat diartikan peternak dapat menulis dan membaca serta menjalankan usahanya tidak mengandalkan orang lain. B. Karakteristik Responden 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 8
9 9 Sumber daya manusia baik secara kuantitas maupun kualitas merupakan salah satu faktor utama perlu diperhatikan dalam proses produksi pertanian secara kuantitas, sumber daya manusia yang terlibat dapat berasal dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga / tenaga upahan, sedangkan secara kualitas sangat di pengaruhi oleh keadaan keluarga terutama umur, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, pekerjaan dan jumlah kepemilikan ternak. Tabel 6. Tingkat Umur Peternak Responden Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%) ,36 >70 1 2,63 Total Sumber : Data Primer Diolah, 2013 Berdasarkan data pada tabel 5 di atas, hampir semua dari umur responden berada di rentang umur tahun yaitu sebanyak 37 orang atau 97,36% di kategorikan produktif. Untuk umur yang non produktif hanya berjumlah 1 orang atau 2,63% dalam artian bahwa peternak sapi potong Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango umumnya berada padsa umur produktif. Tabel 7. Pengalaman Usaha Responden Lama Usaha (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%) , ,26 >10 1 2,63 Jumlah Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2013 Tabel 7. Menunjukan bahwa jumlah responden yang memiliki pengalaman beternak 1-5 tahun 35 orang atau 92,10%, 6-9 tahun sebanyak 2 orang atau 5,26%, 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 9
10 10 dan lebi dari 10 tahun hanya 1 orang atau 2,36%. Responden pada umumnya telah memiliki pengalaman beternak yang cukup lama. Tabel 8. Mata Pencaharian Responden No Mata Pencaharian Pekerjaan Utama Pekerjaan Sampingan (Orang) (Orang) 1 Petani (Peternak) 28-2 Tukang Kayu/petani Pedagang(wiraswasta)/petani Menjahit/petani - 1 Total Sumber : Data Primer diolah 2013 Tabel 8 menunjukan bahwa pekerjaan utama dari responden di Kecamatan Kabila adalah sebagai petani atau peternak sebanyak 28 orang dengan prosentasi sebesar 100% sedangkan yang mempunyai mata pencaharian sampingan sebanyak 10 orang atau 26,31% dari total responden. Besarnya jumlah responden yang bermata pencaharian dalam bidang pertanian merupakan satu kekuatan untuk pengembangan peternakan di masa yang akan datang. Usaha yang di geluti responden adalah pertanian dan peternakan. Tabel 9. Kepemilikan Ternak Responden Kepemilik Ternak Jumlah (orang) Presentase (%) , ,63 >6 - - Total Sumber : Data Primer 2013 Dari tabel 9 di atas yang menunjukan tingkat kepemilikan ternak berbeda beda 1 4 sebanyak 37 orang atau 97,36 %, pemilikan ternak 5 6 ekor sebanyak 1 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 10
11 11 orang atau 2,63 %. Berdasarkan hasil yang di peroleh bahwa tingkat pemilikan ternak memiliki hubungan terhadap pendapatan peternak, hal ini di sebabkan karena dengan banyaknya ternak sapi yang di miliki petani / peternak, keuntungan yang diperoleh akan semakin banyak (Ihsan, 2011). Tabel 10. Luas Lahan kepemilikan Usaha Responden Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Presentasi (%) , ,63 >2 6 15,78 Total Sumber : Data Primer diolah 2013 Dalam data responden di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango yang memiliki lahan kurang dari 2 Ha sebanyak 6 orang atau 15,78 %, 1 Ha sebanyak 20 orang atau %, sedangkan kepemilikan 0.5 Ha sebanyak 12 orang atau %. Biaya produksi terbagi atas dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (varabel cost). a. Biaya tetap/investasi Biaya tetap atau investasi yang dikeluarkan terdiri dari biaya penyusutan kandang, instalasi listrik dan tenaga kerja. Total investasi dari masing-masing kelompok sebagai berikut: b. Biaya Variabel a.) Kelompok Ratu Wangi Redis 1 Rp b.) Kelompok Mutiara Redis 1 Rp c.) Kelompok Bangkit Redis 1 Rp Biaya variabel terdiri dari biaya pembelian bibit, pakan, inseminasi buatan dan obat-obatan. 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 11
12 12 Adapun total biaya variabel dari masing-masing kelompok sebagai berikut: a) Kelompok Ratu Wangi Redis 1 Rp b) Kelompok Mutiara Redis 1 Rp c) Kelompok Bangkit Redis 1 Rp Bahwa besarnya biaya produksi masing-masing anggota kelompok, kelompok ratu wangi redis 1 sebesar Rp , kelompok mutiara redis 1 sebesar Rp dan kelompok bangkit redis 1 sebesar Rp pertahun perhitungan penyusutan kandang menggunakan metode straight line method yaitu dengan rumus harga awal dikurangi harga akhir dibagi daya tahan (tahun). Penerimaan (revenue) adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan out put, total penerimaan hasil perkalian antara out put dengan harga jual produksi (Boediono, 2002). Penerimaan responden pada masing-masing kelompok yaitu : a) Kelompok Ratu Wangi Redis 1 Rp b) Kelompok Mutiara Redis 1 Rp c) Kelompok Bangkit Redis 1 Rp Besarnya penerimaan dari usaha peternakan usaha ternak sapi tergantung jumlah produksi sapi yang diterima oleh kelompok ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga sapi perekor yang diterima oleh petani sebesar Rp Tabel 11. Keuntungan Usaha Ternak Sapi Bali Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Keuntungan (Rp) Pembimbing II (Anggota Penulis) 12
13 13 Sumber : Data Primer diolah 2013 Besarnya keuntungan dari usaha peternakan usaha ternak sapi tergantung jumlah produksi sapi yang diterima oleh kelompok ternak. Hasil penelitian menenjukkan bahwa harga sapi perekor yang diterima oleh petani sebesar Rp Analisis fungsi keuntungan digunakan untuk menentukan besarnya keuntungan yang diperoleh pada usahatani ternak sapi Bali, dengan rumus keuntungan yaitu total penerimaan dari masing-masing kelompok, kelompok ratu wangi redis 1 sebesar Rp dikurangi dengan total biaya Rp sehingga diperoleh keuntungan Rp per tahun, kelompok mutiara redis 1 sebesar Rp dikurangi dengan total biaya Rp diperoleh keuntungan Rp dan kelompok bangkit redis 1 sebesar Rp dikurangi dengan total biaya Rp diperoleh keuntungan Rp Tabel 12. R/C Ratio Usaha Ternak Sapi Bali Nama Kelompok Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) R/C ratio (Rp) Ratu Wangi Redis ,7 Mutiara Redis ,7 Bangkit Redis ,7 Total ,7 Sumber : Data primer diolah 2013 Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai R/C ratio usahatani ternak sapi Bali di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango kelompok Ratu Wangi Redis 1 sebesar 1,7 hal ini dapat diartikan setiap pengeluaran Rp 1.00 akan mendapatkan keuntungan sebesar 1,7, sedangkan dari kelompok Mutiara Redis 1 yaitu 1,7 hal ini dapat 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 13
14 14 diartikan setiap pengeluaran Rp 1.00 akan mendapatkan keuntungan sebesar 1,7 dan kelompok Bangkit redis 1 yaitu 1,7 hal ini dapat diartikan setiap pengeluaran Rp1.00 akan mendapatkan keuntungan sebesar 1,7. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai R/C ratio usahatani ternak sapi Bali di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango kelompok Ratu Wangi Redis 1 sebesar 1,7 hal ini dapat diartikan setiap pengeluaran Rp 1.00 akan mendapatkan keuntungan sebesar 1,7, sedangkan dari kelompok Mutiara Redis 1 yaitu 1,7 hal ini dapat diartikan setiap pengeluaran Rp 1.00 akan mendapatkan keuntungan sebesar 1,7 dan kelompok Bangkit redis 1 yaitu 1,7 hal ini dapat diartikan setiap pengeluaran Rp1.00 akan mendapatkan keuntungan sebesar 1,7. Tabel 13. Analisis Titik Impas Usaha Ternak Sapi Bali BEP BEP harga BEP No Nama Kelompok biaya/penerimaan biaya/unit Produksi (Rp) (Rp) (Rp) 1 Ratu Wangi Redis Mutiara Redis Bangkit Redis Sumber : Data diolah 2013 Berdasarkan hasil penelitian yang ada di Desa Poowo, Desa Talango, dan Kelurahan Oluhuta, Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, rata-rata produksi dari usahatani adalah 1 ekor. Berarti petani yang ada di Desa Poowo, Desa Talango dan Kelurahan Olohuta Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango sudah dapat melewati titik impas dengan produksi diatas dari masing-masing kelompok ratu wangi redis 1 = 3 ekor, mutiara redis 1 = 2 ekor dan bangkit redis 1= 2 ekor berarti usahatani ternak sapi bali tersebut sudah layak dikembangkan. Jadi pada saat petani 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 14
15 15 menghasilkan ternak dari masing-masing kelompok dengan biaya penerimaan dari masing-masing kelompok ratu wangi redis 1 sebesar Rp perkelompok, mutiara redis 1 sebesar Rp perkelompok dan bangkit redis 1 sebesar Rp perkelompok akan mengalami titik impas. Analisis biaya per unit digunakan untuk mengetahui keuntungan setiap eker sapi dengan membandingkan harga jual dengan biaya produksi dari tiap ekor sapi. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil: BEP Harga Kelompok Ratu Wangi Redis 1 = Perekor BEP Harga Kelompok Mutiara Redis 1 = Perekor BEP Harga Kelompok Bangkit Redis 1 = Perekor Petani responden berada pada titik impas dengan harga masing-masing kelompok Ratu Wangi Redis 1 = Perekor, kelompok Mutiara Redis 1 = Perekor, dan kelompok Bangkit Redis 1 = Perekor. Namun apabila petani responden ingin mengalami keuntungan, maka petani responden tersebut harus menjual dengan harga masing-masing kelompok diatas dari kelompok Ratu Wangi Redis 1 = Perekor, kelompok Mutiara Redis 1 = Perekor, dan Kelompok Bangkit Redis 1 = Perekor. Tetapi apabila harganya dibawah dari harga tersebut maka petani tersebut akan mengalami kerugian. Selanjutnya dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Poowo, Desa Talanggo dan Kelurahan Oluhuta, Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango diperoleh harga dari tiap ekor sapi masing-masing kelompok adalah kelompok Ratu Wangi Redis 1 = Perekor, kelompok Mutiara Redis 1 = Perekor, dan kelompok Bangkit Redis 1 = Perekor. Jadi petani yang da di Desa Poowo, Desa Talango dan Kelurahan Oluhuta Kecamatan kabila Kabupaten 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 15
16 16 Bone Bolango tersebut sudah dapat melewati titik impas dengan harga diatas dari masing-masing kelompok tersebut. KESIMPULAN Kuantitas produksi usahatani ternak sapi Bali pada saat titik impas pada masing-masing kelompok adalah Kelompok Ratu Wangi Redis 1 sebesar 3 ekor, Kelompok Mutiara Redis 1 sebesar 2 ekor, dan Kelompok Bangkit Redis 1 sebesar 2 ekor dan biaya produksi / penerimaan usahatani ternak sapi Bali pada saat titik impas pada masing-masing kelompok adalah Kelompok Ratu Wangi Redis 1 sebesar Rp perkelompok, Kelompok Mutiara Redis 1 sebesar Rp perkelompok, dan Kelompok Bangkir Redis 1 sebesar Rp perkelompok. Biaya per unit (ekor) usahatani ternak sapi Bali masing -masing kelompok adalah Kelompok Ratu Wangi Redis 1 sebesar Rp perekor, Kelompok Mutiara Redis 1 sebesar Rp perekor, dan Kelompok Bangkir Redis 1 sebesar Rp perekor. Usahatani ternak sapi Bali yang ada di Desa Poowo, Desa Talango, dan Kelurahan Oluhuta Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango memberikan keuntungan dengan nilai R/C Ratio diperoleh hasil masing-masing Kelompok Ratu Wangi Redis 1 sebesar 1,7, Kelompok Mutiara Redis 1 sebesar 1,7 dan Kelompok Bangkit Redis 1 sebesar 1,7. DAFTAR PUSTAKA Armin, 2011 Pengaruh Motivasi Terhadap Pendapatan Petani Kecamatan Belopa. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar ( ) Boediono, Ekonomi Mikro. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No: 1.BPFE - Yogyakarta,Yogyakarta. 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 16
17 17 Febrina dan Mairika Lisna, Analisis Pendapatan Sapi Potong Di Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Baru Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Jurnal Agribisnis Vol. X (3) September (20 Juli 2012). Gunawan, Pamungkas, D. A ffandhy. L. S Sapi Bali Potensi Produktivitas Dan Nilai Ekonomi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Guntoro Membudidayakan Sapi Bali. Kanisius. Yogjakarta Ibrahim, M Suti Kelayakan Bisnis. Rineka cipta. Jakarta. Ihsan. N, Pengaruh Karakteristik Peternakan Terhadap Keputusan Pembiayaan Usaha Peternakan, Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar (20 Juli 2012) Kamiludin, Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah Di Kawasan Peternakan Sapi Perah Cibungbulang. Skripsi Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Martojo, H Perpormans sapi bali dan persilanganya. Dalam Seminar Ekspor Ternak Potong. Jakarta. Munawir, S Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat Liberty. Yogyakarta. Nirwana Pengantar Mikro Ekonomi. Bayu media publishing. Malang Prawirokusumo, S Ilmu Usaha Tani. BPFE.Yogyakarta. Rahmat, Analisis Pendapatan petani Padi di Kabupaten Takalar, Skripsi Fakultas Pertanian Hasanuddin 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 17
18 18 Saleh, Budidaya Ternak Sapi Potong Nutrisi http//petani.deptan.go.id Sudono,A Ilmu Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sugeng, Y. B Sapi potong. Penebar Swadaya, Jakarta. Sutardji 2009, Karakterisrik Demografi dan social ekonomi petani Journal BPP Pertanian volume 6 no. 2 Juli S. Munawir, 2002 Pengertian Analisis Titik Impas. Diakses pada anggitsetiyadi87. Blogspot.com/2002/10/06/amalisis-titik/Impas_11.html. Tanggal 20 April Widjaja, K Analisis Pengambilan Keputusan Usaha Produksi Peternakan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Institute Pertanian Bogor. Bogor. 3. Pembimbing II (Anggota Penulis) 18
BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi
BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Letak Geografis Kecamatan Kabila dilihat dari letak geografisnya terletak di posisi yang sangat strategis karena selain di lintasi oleh akses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni 2013 di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. B. Metode Penelitian Metode
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan nasional tidak terlepas dari peran bidang peternakan.
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan pembangunan nasional tidak terlepas dari peran bidang peternakan. Peternakan memiliki peran yang strategis terutama dalam penyediaan sumber pangan. Salah satu
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL. Analisis Margin Pemasaran Ternak Sapi Bali Di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. INDRYANI ALI NIM.
LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL Analisis Margin Pemasaran Ternak Sapi Bali Di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. INDRYANI ALI NIM. 621409041 TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI Pembimbing I Pembimbing II Sri
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciAnalisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)
Jurnal Ilmu Peternakan, Juni 8, hal. 51 57 ISSN 197 2821 Vol. 3 No.2 Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Stepanus Pakage Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Terdiri dari 18 Kecamatan, 191 Desa, dan 14 Kelurahan. Letak
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Gorontalo memiliki letak yang sangat strategis sebagai pusat akses lintas daerah karena posisinya berada di titik tengah wilayah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah
Lebih terperinciAnalisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No. 4, April-Juni 2014 ISSN: 2338-4603 Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango terdiri dari Tiga (3) Lingkungan yaitu
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,
18 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sebagai responden yang melakukan usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,
Lebih terperinci3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis
3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi
Lebih terperinciANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN OLEH AMELIA 07 114 027 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 i ANALISIS
Lebih terperinciANALISIS PROFIT DAN TITIK IMPAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN TAPA KABUPATAN BONE BOLANGO.
1 ANALISIS PROFIT DAN TITIK IMPAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN TAPA KABUPATAN BONE BOLANGO Oleh: Sri Siska I. Djafa, Laode Sahara, Sri Yeni Pateda. JURUSAN PETERNAKAN
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan
77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
30 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pulahenti, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)
ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Oleh: Alek Hermawan 1, Dini Rochdiani 2, Tito Hardiyanto 3 1)
Lebih terperinciIntisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita
Intisari Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo Zulfanita Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian bertujuan
Lebih terperinciANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK
ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK Susy Edwina, Dany Varian Putra Fakultas Pertanian Universitas Riau susi_edwina@yahoo.com
Lebih terperinciOleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptana poir.) (Suatu Kasus di Desa Budiasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis) Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep
Lebih terperinciSTUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN
STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : VIVI MISRIANI
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETERNAK DAN JUMLAH TERNAK YANG DIPELIHARA DENGAN PENDAPATAN PADA PEMBIBITAN SAPI POTONG RAKYAT DI KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN SKRIPSI Oleh : VIVI MISRIANI 07 164
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) dari waktu kewaktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan, kesadaran
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak
Lebih terperinciIV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas
IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Lokasi a. Letak Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi
Lebih terperinciANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Ciamis) Oleh : Didin Saadudin 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 13 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Pusat Pembibitan dan Penggemukan Ternak Wonggahu pada tahun 2002 dikelola oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo
Lebih terperinciHasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04
Tabel 4. Rata-rata Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Usahatani Jamur Kuping per Periode Tanam di Kabupaten Sukoharjo No. 1. 2. 3. Uraian Penerimaan usahatani Biaya usahatani Pendapatan usahatani Hasil
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu cara. dilakukan dengan dasar pertimbangan bahwa :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu cara pengambilan daerah penelitian dengan mempertimbangkan alasan yang
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk
PENGANTAR Latar Belakang Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga yang berbasis pada keragaman bahan pangan asal ternak dan potensi sumber
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang
43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif/statistik (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini, data yang
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan biasanya digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu yang representatif. Pengumpulan data
Lebih terperinciPENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN
M. Handayani, dkk Pendapatan Tenaga Kerja... PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN FAMILY LABOUR INCOME ON CATTLE FARMING IN TOROH SUBDISTRICT
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di
38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung. Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak antara
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 337-342, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Feasibility Analysis Of Milkfish Farms
Lebih terperinciIII. KEADAAN UMUM LOKASI
III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,
Lebih terperinciOleh : Apollonaris Ratu Daton A
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAMBU MENTE (Anacardium Occidentale L.) (Kasus di Desa Ratulodong, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur ) Oleh : Apollonaris Ratu
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki
15 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kendal, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki populasi kambing Jawarandu yang tinggi
Lebih terperinciOleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI
KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH DENGAN SISTEM PANEN HIJAU DAN SISTEM PANEN MERAH (Kasus Pada Petani Cabai di Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya) Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang pengembangan usahatani mina padi dengan sistem jajar legowo ini dilakukan di Desa Mrgodadi, Kecamatan sayegan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan
84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus di Kelurahan Sindang Barang dan Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO Seuntai Kata S ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja. Poowo, Poowo Barat, Talango, dan Toto Selatan.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja Puskesmas
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi:
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan pada tiga kecamatan di Kabupaten Belitung, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu Kecamatran Tanjungpandan, Badau, dan Membalong pada bulan Agustus
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keadaan lingkungan (agroklimat) yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Keberhasilan usahatani tanaman kacang kapri sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan (agroklimat) yang sangat berpengaruh
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah
48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kecamatan Pulubala merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo. Secara Geografis Kecamatan ini
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Blora terbagi dalam 16 kecamatan yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Randublatung, Kecamatan
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :
54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. astronomi ibukota Kecamatan Sewon terletak pada 7 O Bujur Timur dan. : Kecamatan Bantul dan Kecamatan Jetis
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kecamatan Sewon merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten bantul. Letak di bagian timur laut dari wilayah Kecamatan Sewon sangat dekat
Lebih terperinciANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI
ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS ORBA (Suatu Kasus pada Kelompoktani Cikalong di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Apang Haris 1, Dini Rochdiani
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI
PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI 06 164 001 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2011 PERBANDINGAN
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisikan gambaran umum wilayah yaitu Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan yang meliputi kondisi geografis, kependudukan, kondisi perekonomian, kondisi fasilitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat dengan responden para petani yang menggunakan
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK
ANALISIS USAHA PEMBENIHAN GURAMI (Oshpronemus gouramy Lacepede.) DI DESA KALIURIP KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO Praasto Bayu Irawan, Zulfanita dan Istiko Agus Wicaksono Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro
61 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Metro Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro termasuk bagian dari Provinsi Lampung, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui seperti
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Luas Wilayah Kecamatan Tilongkabila Kecamatan Tilongkabila merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di kabupaten Bone Bolango. Kecamatan ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, sejak bulan Februari sampai bulan April 2013 dengan lokasi penelitian di Kecamatan Tilongkabila,
Lebih terperinci