I. TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi untuk pertumbuhan, perkembangan bayi dan memberikan perlindungan dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi untuk pertumbuhan, perkembangan bayi dan memberikan perlindungan dari"

Transkripsi

1 I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu (ASI) Air susu ibu atau ASI merupakan makanan yang ideal bagi pertumbuhan bayi, didalamnya terkandung beberapa komponen gizi yang berfungsi sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan, perkembangan bayi dan memberikan perlindungan dari berbagai penyakit. Selain itu juga, ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar mamae, sebagai makanan utama bagi bayi (Machfuddin, 2004). Hartanti (2007) menyatakan ASI mengandung sebagian besar air yaitu 87,5%. Kandungan zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain taurin, Docosahexaenoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA), Imunoglobulin A (IgA), laktoferin, lysosim dan zat gizi utama yaitu laktosa, lemak, oligosakarida dan protein. Kolostrum merupakan air susu ibu atau ASI pertama yang keluar setelah proses kelahiran, yaitu pada hari ke-1 sampai hari ke-7. Kolostrum berwarna kuning keemasan yang disebabkan oleh tingginya komposisi lemak. Kolostrum kaya akan zat antibodi terutama Imunoglobulin A (IgA) selain itu juga mengandung sel darah putih. Pemberian kolostrum pertama dapat membersihkan saluran usus bayi dan terhindar dari mikroba yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan. Pada kolostrum,vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi sedangkan vitamin yang larut dalam air lebih sedikit (Purwanti, 2004). ASI transisi atau ASI peralihan merupakan ASI yang keluar atau diproduksi sejak hari ke-8 sampai hari ke-14. Pada hari ke-14 ini merupakan masa peralihan dari 5

2

3 6 ASI transisi menjadi ASI yang matur atau matang. Pada ASI transisi ini volume ASI yang dihasilkan melimpah, kadar immunoglobulin dan protein menurun atau berkurang sedangkan kadar karbohidrat, lemak dan laktosa meningkat (Anon, 2013a). ASI matang terjadi pada minggu ketiga dan seterusnya. Cairan ASI matang berwarna putih kekuning-kuningan yang diakibatkan dari garam Ca-caseinat, riboflavin dan karoten yang terdapat didalamnya. Volume ASI matang yang dihasilkan setiap harinya sekitar ml. Kadar karbohidrat dan lemak lebih tinggi dan kadar protein lebih rendah dibandingkan kolostrum dan ASI transisi (Anon, 2013a). Kandungan atau komposisi kolostrum, ASI transisi, dan ASI matang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi kolostrum, ASI transisi, dan ASI matang. Komposisi Kolostrum ASI Peralihan ASI Matang Energi (kcal) 57,0 63,0 65,0 Laktosa (g/100ml) 6,5 6,7 7,0 Lemak (g/100ml) 2,9 3,6 3,8 Protein (g/100ml) 1,195 0,965 1,324 Mineral (g/100ml) 0,3 0,3 0,2 Ig A (mg/100ml) 335,9-119,6 Ig G (mg/100ml) 5,9-2,9 Ig M (mg/100ml) 17,1-2,9 Lisozim (mg/100ml) 14,2-16,4-24,3-27,5 Laktoferin (mg/100ml) Sumber : Lacorence, Menurut Setianingsih (2010) pada ASI terdapat glikoprotein yang dapat meningkatkan pertumbuhan BAL. Selain mengandung glikoprotein, ASI juga

4 7 mengandung laktoferin. Laktoferin dapat menunjang pertumbuhan BAL dan menghambat pertumbuhan bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Bakteri Asam Laktat Bakteri asam laktat atau biasa disebut BAL merupakan bakteri Gram positif yang tidak membentuk spora, sel berbentuk batang atau bulat, tidak memiliki sitokrom, bersifat anaerobik tetapi toleran terhadap O 2, mampu menghasilkan asam laktat sebagai produk akhir fermentasi karbohidrat (Fardiaz,1993). BAL termasuk golongan osmotoleran yang mempunyai A w minimal 0,95 untuk pertumbuhannya tetapi beberapa BAL mampu bertahan pada A w 0,93. Osmotoleran merupakan golongan makhluk hidup yang mampu hidup pada aktivitas air kurang dari 0,95. BAL dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu homofermentatif dan heterofermentatif. BAL kelompok homofermentatif akan menghasilkan sebagian besar asam laktat sebagai hasil dari metabolisme glukosa, sedangkan BAL kelompok akan menghasilkan metabolit lain selain asam laktat seperti etanol, asam asetat, dan CO 2 sebagai hasil metabolisme glukosa. Ray (2004) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan BAL yaitu suhu, media pertumbuhan, dan ph. BAL merupakan mikroba yang aman jika ditambahkan ke dalam pangan dan memiliki sifat tidak menghasilkan racun, oleh karena itu BAL disebut dengan food grade microorganism, atau dikenal juga dengan Generally Recognized As Safe (GRAS) yaitu mikroba yang tidak berbahaya atau beresiko terhadap kesehatan. BAL mempunyai peranan penting bagi kesehatan manusia yaitu menghambat pertumbuhan

5 8 sel kanker, menurunkan kolesterol, merangsang sistem kekebalan dalam tubuh dan pergerakan usus, mencegah lactose intolerance, dan meningkatkan pertumbuhan Leverentz (2006) menyatakan BAL merupakan salah satu mikroba yang dapat digunakan dalam mengontrol pertumbuhan bakteri patogen dalam bahan pangan karena mampu menurunkan ph dan juga menghasilkan senyawa-senyawa antimikroba. BAL menghasilkan komponen antimikroba yaitu asam organik (asam laktat dan asam asetat), karbondioksida (CO 2 ), hidrogen peroksida (H 2 O 2 ), diasetil, dan bakteriosin. Sebagian besar dari senyawa-senyawa diatas dapat memperlihatkan aktivitas antimikroba terhadap mikroorganisme perusak atau bakteri patogen seperti Bacillus cereus, Clostridium botulinum, Clostridium perfringens, Pseudomonas, Alcaligenes dan lain-lain ( Jenie,1996). Salminen et al., (2004) menyatakan bahwa penggolongan BAL terbaru dapat diklasifikasi menjadi 12 genus yaitu Lactobacillus, Bifidobacterium, Enterococcus, Streptococcus, Pediococcus, Leuconostoc, Carnobacterium, Lactococcus, Oenococcus, Tertragenococcus, Vagococcus, dan Weisella Probiotik Probiotik adalah sel mikroba yang hidup yang bila dikonsumsi dalam jumlah yang tepat akan memberikan manfaat kesehatan bagi sistem pencernaan (Anon, 2006). Fuller (1989) menyatakan probiotik diartikan sebagai suplemen pakan yang berisi mikroba hidup yang bila dikonsumsi dalam jumlah tertentu akan memberikan pengaruh yang menguntungkan dengan memperbaiki lingkungan mikroba yang ada

6 9 didalam sistem pencernaan. Pada umumnya bakteri yang dapat dipergunakan sebagai probiotik adalah jenis BAL. Jenis BAL yang biasa dipergunakan secara umum sebagai probiotik dan aman untuk dikonsumsi adalah Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus cassei, Streptococcus lactis, Enterococcus faecium, Bifidobacterium adolescentis, dan Bifidobacterium coagulans (Ducluzeau et al., 1991). Karakteristik mikroba yang bisa dijadikan kandidat probiotik menurut Shortt (1999) dalam Aslamyah (2006) adalah a. Spesies bakteri probiotik sebaiknya merupakan mikroflora normal usus sehingga dapat lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan usus. b. Tahan terhadap asam lambung dan garam empedu c. Memiliki pengaruh yang menguntungkan pada kesehatan d. Memilik kemampuan untuk menempel dan mengkolonisasi sel usus manusia. e. Memproduksi senyawa antimikroba seperti asam laktat, hidrogen peroksida, dan bakteriosin f. Tidak bersifat patogen. g. Mampu bertahan selama proses pengolahan dan selama waktu penyimpanan. Syarat terpenting untuk dapat menjadi isolat probiotik adalah tahan terhadap asam lambung dan garam empedu. Jika isolat probiotik masuk ke dalam saluran pencernaan, maka isolat probiotik yang masuk tersebut harus mampu bertahan dari ph asam lambung 2,5. Getah lambung terdiri atas 97-99% air, musin (lendir) serta garam anorganik, enzim pencernaan yaitu pepsin, rennin, dan lipase. Menurut Berrada., et al (1991), bakteri yang bersifat probiotik mulai masuk hingga keluar dari

7 10 lambung membutuhkan waktu 90 menit. Setelah bakteri yang bersifat probiotik keluar dari lambung kemudian bakteri yang bersifat probiotik akan menuju usus bagian atas, selanjutnya menuju saluran usus bagian bawah. Pada lambung, bakteri yang bersifat probiotik harus mampu tahan dari ph asam lambung 2,5, selain itu juga bakteri probiotik harus memiliki kemampuan untuk mampu bertahan di usus bagian bawah yang mana garam empedu disekresikan. Bakteri yang bersifat probiotik juga diharapkan mampu menempel dan mengkolonisasi pada usus bagian bawah. Bakteri yang bersifat probiotik memiliki manfaat yang sangat penting yaitu meningkatkan pertumbuhan dan daya cerna, memberi pengaruh pada jalur gastrointestinal, meningkatkan gerakan usus, menghambat proliferasi sel kanker, mencegah lactose intolerance, dan menurunkan kolesterol darah. BAL dapat bermanfaat bagi tubuh dan bekerja sebagai probiotik pada jumlah populasi 10 7 CFU/ml sampai 10 9 CFU/ml (Arief et al., 2010 dalam Septiarini et al., 2012) Senyawa Antimikroba Bakteri Asam Laktat Senyawa antimikroba adalah suatu senyawa kimia atau biologis yang mampu menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Menurut Fardiaz (1993) bahwa zat antimikroba dapat bersifat bakterisidal (membunuh bakteri), bakteristatik (menghambat pertumbuhan bakteri), fungisidal (membunuh kapang), fungistatik (menghambat pertumbuhan kapang), dan germisidal (menghambat germinasi spora bakteri). Pelczar., et al (1993) dalam Evanikastri (2003) menyatakan bahwa senyawa antimikroba dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme atau

8 11 membunuh mikroorganisme dengan mekanisme berupa perusakan dinding sel sehingga mengakibatkan lisis, mengubah permeabilitas membran sitoplasma yang menyebabkan kebocoran nutrien didalam sel, denaturasi protein sel, dan merusak sistem metabolisme dalam sel dengan menghambat kerja enzim intraseluler. BAL menghasilkan komponen antimikroba yaitu asam organik (asam laktat dan asam asetat), karbondioksida (CO 2 ), hidrogen peroksida (H 2 O 2 ), diasetil, dan bakteriosin Asam Organik Bakteri asam lakat dapat menghasilkan asam organik seperti asam asetat dan asam laktat yang dapat berfungsi sebagai antimikroba. Asam asetat dan asam laktat aman digunakan untuk menjaga kualitas bahan pangan agar tetap baik. Dengan penambahan asam asetat dan asam laktat ini diharapkan dapat memperpanjang masa simpan dan mencegah terjadinya kerusakan bahan pangan yang diakibatkan oleh mikroba. Menurut Setianingsih (2010) asam asetat merupakan nama umum dari asam etanoat yang lebih dikenal dengan nama asam cuka. Asam asetat (CH 3 COOH) merupakan cairan jernih, tidak berwarna, berbau khas menusuk, rasa asam yang tajam dan dapat larut dalam air. Selain itu juga, asam asetat memiliki berat molekul 60,05 dan memiliki nilai pka atau derajat kelarutan asam 4,75. Asam asetat memiliki penghambatan terhadap bakteri, khamir maupun kapang. Asam laktat (CH 3 CHOHCOOH) merupakan cairan jernih, memiliki rasa asam yang kuat, bersifat higroskopis, dapat larut dalam air dan memiliki pka atau derajat kelarutan asam 3,08.

9 12 Asam laktat dan asam asetat yang terbentuk dapat menyebabkan penuruhan ph yang mengakibatkan tidak tahannya mikroba terhadap ph yang rendah. Mekanisme penghambatan oleh asam asetat maupun asam laktat dengan cara menembus sel mikroba. Setelah memasuki sel mikroba, asam laktat maupun asam asetat berdisosiasi atau akan terurai menjadi proton dan anion karena ph didalam sel mikro biasanya netral. Pelepasan proton ke dalam sel mikroba menyebabkan pengasaman dan pengacauan ph didalam sel yang menyebabkan pertumbuhan menjadi terhambat. Keberadaan proton dan anion di dalam sel akan mengganggu permeabilitas membran sel. Perubahan permeabilitas membran sel akan mengganggu transport nutrisi ke dalam sel dan menyebabkan metabolit didalam sel akan keluar (Reis et al., 2012) Karbondioksida Karbondioksida (CO 2 ) terbentuk terutama pada fermentasi BAL heterofermentatif. Menurut Intan dkk (2006), karbondioksida (CO 2 ) dapat menciptakan lingkungan yang anaerobik dengan cara mengganti molekul oksigen yang ada sehingga ph didalam sel maupun diluar sel mengalami penurunan dan menimbulkan kerusakan pada membran sel. Bakteri Gram negatif lebih sensitif terhadap CO 2 dibandingkan dengan bakteri Gram positif (Setianingsih, 2010). Konsentrasi rendah pada karbondioksida dapat merangsang pertumbuhan pada beberapa mikroba,sedangkan pada konsentrasi yang tinggi, karbondioksida dapat menghambat pertumbuhan mikroba (Lindgren dan Dobrogosz, 1990 dalam Rohani, 2010).

10 Hidrogen Peroksida Hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) merupakan senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh BAL. Hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) akan mengikat oksigen sehingga terbentuk suasana anaerob yang akan mengganggu pertumbuhan bakteri aerob. Hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) mampu membunuh mikroba yang meliputi bakteri, kapang, khamir, dan virus. Bakteri yang sensitif terhadap hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) adalah bakteri Gram negatif (Davidson dan Branen, 1993) Diasetil Kang dan Fung (1999) menyatakan diasetil dihasilkan oleh BAL Lactobacillus, Streptococcus, Pediacoccus dan Leuconostoc. Diasetil dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram negatif seperti Salmonella typhymurium dan Escherichia coli. Diasetil dapat diproduksi apabila terjadi metabolisme sitrat. Sitrat kemudian dikonversikan melalui piruvat menjadi diasetil. Diasetil memiliki sifat antimikroba hanya pada konsentrasi yang tinggi sedangkan pada konsentrasi yang rendah tidak efektif karena dapat dihancurkan oleh beberapa mikroba (Ray dan Daeschel, 1992 dalam Rohani, 2010). Menurut Nurhasanah (2004) dalam Rohani (2010) diasetil akan memiliki efek bakterisidal apabila dipekatkan hingga konsentrasi µg/ml sedangkan pada konsentrasi 150 µg/ml diasetil dapat bersifat bakteriostatik.

11 14 Diasetil lebih efektif dalam menghambat bakteri Gram negatif dan kapang dibandingkan dengan bakteri Gram positif. Dalam menghambat bakteri Gram negatif, diasetil akan mengikat arginin pada protein bakteri Gram negatif sehingga penggunaan arginin akan menjadi terganggu (Ouwehand dan Vesterlund, 2004) Bakteriosin Bakteriosin merupakan protein yang diekskresikan oleh bakteri asam laktat yang mempunyai sifat menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroba patogen. Bakteri Gram positif maupun bakteri gram negatif mampu menghasilkan bakteriosin. De Vuyst dan Vandamme (1994) dalam Rohmawati (2010) menyatakan bahwa beberapa bakteriosin yang dihasilkan oleh BAL mampu menghambat atau membunuh mikroba patogen seperti Bacillus cereus, Clostridium botulinum, Clostridium perfringens, Listeria monocytogenes, Staphylococcus aureus dan lain-lain. Bakteriosin tahan terhadap panas dan aktivitasnya optimum dalam lingkungan asam. Pada suhu penyimpanan yang rendah tidak mempengaruhi aktivitas bakteriosin. Bakteriosin sensitif terhadap enzim protease (Rohani, 2010). Rohani (2010) mengatakan keuntungan dalam penggunaan bakteriosin sebagai bahan pengawet pada makanan adalah a) Bakteriosin bukan bahan yang bersifat toksik atau beracun, selain itu juga bakteriosin mudah mengalami degradasi oleh enzim proteolitik karena bakteriosin merupakan senyawa protein, b) Penggunaan bakteriosin tidak membahayakan mikroflora usus karena mudah dicerna oleh enzim-enzim dalam saluran pencernaan, c) Ditinjau dari segi lingkungan, penggunaan bakteriosin dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang biasanya dipergunakan sebagai bahan

12 15 pengawet, dan d) Penggunaan bakteriosin sangat mudah, dapat berupa biakan starter karena mampu menghambat bakteri patogen pada makanan. Ouwehand dan Vesturlund (2004) menyatakan bahwa bakteriosin yang dihasilkan oleh BAL dapat digolongkan menjadi 4 kelas antara lain : a. Kelas I disebut juga dengan lantibiotik yang memiliki ukuran peptide kecil (< 5 kda). Contoh lantibiotik adalah nisin A, nisin Z, Lacticin 481, Lactocin S dan lain lain. b. Kelas II pada umumnya stabil terhadap panas, tidak mengandung lantionin dan merupakan peptide aktif membran. Kelas II ini dapat dibagi lagi menjadi tiga sub kelas. Kelas IIa memiliki peptide listeria-active yang terbesar. Kelas IIb merupakan bakteriosin dengan dua peptida dan Kelas IIc adalah bakteriosin yang memerlukan peptida teraktifasi-tiol untuk mengurangi residu sistein dalam aktivitasnya c. Kelas III memiliki ukuran besar (< 30 kda) dan tidak tahan panas. Bakteriosin kelas III yang sudah diisolasi berasal dari genus Lactobacillus. Contoh bakteriosin kelas III adalah Helvetion J dan Brevicin 27. d. Kelas IV mengandung protein kompleks yang terdiri atas komponen karbohidrat maupun lipid contohnya plantarisin S yang mengandung glikoprotein. Aktivitas penghambatan bakteriosin bersifat bakterisida dan bakteriostatik. Bakteriosin dapat menganggu kestabilan membran sel dengan melakukan kontak langsung terhadap mikroorganisme penguji. Gangguan terhadap dinding dan membran sel tersebut dapat menyebabkan terbentuknya lubang dan mengakibatkan

13 16 sel mengalami kebocoran dan kehilangan energi. Hilangnya energi akan menurunkan ph yang mengakibatkan pertumbuhan sel dapat terhambat dikarenakan terhentinya biosintesis makromolekul seperti DNA, RNA, dan protein. Sehingga akan menghasilkan kematian pada sel yang sensitif terhadap bakteriosin (Reis et al., 2012) Vibrio cholerae Vibrio cholerae merupakan bakteri Gram negatif yang menyebabkan penyakit kolera, yang bersifat anaerob fakultatif yang tumbuh pada suhu o C, dapat tumbuh pada media Thiosulfate Citrate Bile Salts Sucrose Agar (TCBSA). Vibrio cholerae dapat tumbuh pada ph (8,5-9,5), mati pada keadaan ph asam, bersifat motil, sel batang melengkung seperti koma,, dan memiliki ukuran panjang 1,5-3,0 µm dengan lebar 0,5 µm (Adriyanto, 2001). Menurut Anon (2013b) klasifikasi ilmiah dari Vibrio cholerae yaitu Kingdom : Bakteria Filum Kelas Ordo Famili Genus : Proteobacteria : Gamma Proteobacteria : Vibrionales : Vibrionaeceae : Vibrio Spesies : Vibrio cholerae Bakteri Vibrio cholerae dapat tumbuh pada air, ikan dan bahan pangan yang masih dalam keadaan mentah. Vibrio cholerae menyerang saluran usus dan tidak membahayakan bagian tubuh lainnya. Pertumbuhan bakteri Vibrio cholerae ini

14 17 dipengaruhi beberapa faktor antara lain udara yang lembab, populasi penduduk padat dan keadaan udara disekitar yang panas (Adriyanto, 2001). Penyakit diare yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae ini mengakibatkan penderita mengalami kehilangan cairan dalam jumlah banyak. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, maka dapat mengakibatkan kematian. Menurut Rahayu (2010), saat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae, bakteri Vibrio cholerae akan berkembang biak dan menyerang sistem kekebalan tubuh penderita. Bakteri Vibrio cholerae akan mengeluarkan choleratoksin, yang mengakibatkan penderita akan mengalami diare dan mengeluarkan cairan tubuh sebanyak liter air setiap harinya. Masa inkubasi bakteri Vibrio cholerae bervariatif mulai dari beberapa jam hingga 5 hari.

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam famili Brassicaceae, tumbuh di daerah yang berhawa sejuk, yaitu pada ketinggian 800-2000 m di atas permukaan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mikroorganisme tersebar luas di alam seperti di udara, air, tanah, dalam saluran pencernaan hewan, pada permukaan tubuh dan dapat dijumpai pula pada pangan. Mikroorganisme

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PENGESAHAN.. RIWAYAT HIDUP.. i ABSTRAK... ii ABSTRACT.. iii UCAPAN TERIMAKASIH. iv DAFTAR ISI....... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis putih (Brassica oleracea) merupakan salah satu komoditi pertanian yang banyak dibudidayakan di Indonesia, dapat dipasarkan tanpa terpengaruh musim. Di Jawa Tengah,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Bakteri asam laktat (BAL) merupakan bakteri yang memiliki beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini dikarenakan asam - asam organik yang dihasilkan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Yoghurt merupakan minuman yang dibuat dari susu sapi dengan cara fermentasi oleh mikroorganisme. Yoghurt telah dikenal selama ribuan tahun dan menarik banyak perhatian dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri Asam Laktat Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase negatif yang dapat memproduksi asam laktat dengan cara memfermentasi karbohidrat, selnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009) TINJAUAN PUSTAKA Lactobacillus plantarum Bakteri L. plantarum termasuk bakteri dalam filum Firmicutes, Ordo Lactobacillales, famili Lactobacillaceae, dan genus Lactobacillus. Lactobacillus dicirikan dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat Sifat yang terpenting dari bakteri asam laktat adalah memiliki kemampuan untuk memfermentasi gula menjadi asam laktat. Berdasarkan tipe fermentasi, bakteri asam laktat

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea) 4. PEMBAHASAN 4.1. Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea) Kubis putih termasuk ke dalam kategori bahan pangan yang mudah rusak. Kandungan air dalam kubis putih cukup tinggi yaitu mencapai 92%

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih 4. PEMBAHASAN 4.1. Fermentasi Acar Kubis Putih Fermentasi merupakan salah satu metode untuk memperpanjang umur simpan suatu bahan pangan. Ketika fermentasi berlangsung, kandungan gula sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie basah merupakan produk pangan yang terbuat dari terigu dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan, berbentuk khas mie (Badan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat Kelompok yang telah diketahui sebagai bakteri asam laktat saat ini adalah termasuk kedalam genus Lactococcus, Streptococcus (hanya satu spesies saja), Enterococcus,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan pangan mentah merupakan komoditas yang mudah rusak sejak dipanen. Bahan pangan mentah, baik tanaman maupun hewan akan mengalami kerusakan melalui serangkaian reaksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu awal hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Itik merupakan salah satu unggas penting yang diternakkan di Indonesia. Ternak ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dengan produk yang dihasilkannya. Produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan pengetahuan tentang pangan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan telah meningkatkan minat masyarakat terhadap pangan fungsional. Pangan fungsional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FESES BAYI DAN EVALUASI IN VITRO POTENSI PROBIOTIK

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FESES BAYI DAN EVALUASI IN VITRO POTENSI PROBIOTIK ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FESES BAYI DAN EVALUASI IN VITRO POTENSI PROBIOTIK 1. Widodo, S.P., M.Sc., Ph.D. 2. Prof. drh. Widya Asmara, S.U., Ph.D. 3. Tiyas Tono Taufiq, S.Pt, M.Biotech

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis putih merupakan bahan pangan yang banyak ditemukan di Indonesia dan sudah tidak asing bagi masyarakat. Kubis putih dapat hidup pada dataran tinggi salah satunya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sosis merupakan salah satu makanan olahan daging yang cukup

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sosis merupakan salah satu makanan olahan daging yang cukup PENDAHULUAN Latar Belakang Sosis merupakan salah satu makanan olahan daging yang cukup dikenal dan disukai masyarakat Indonesia dari anak-anak sampai orang dewasa pada umumnya. Sosis adalah jenis makanan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam Laktat adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah

II TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam Laktat adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah 5 II TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri Asam Laktat Bakteri Asam Laktat adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah karbohidrat menjadi asam laktat (Amin dan Leksono, 2001). Karakter fisiologis BAL dikelompokkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. laut maupun ikan air tawar. Menurut Arias dalam Fernandes (2009) ikan

I. PENDAHULUAN. laut maupun ikan air tawar. Menurut Arias dalam Fernandes (2009) ikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan bahan pangan hewani bernilai ekonomis tinggi dan banyak dikonsumsi masyarakat karena kandungan gizinya yang tinggi, baik ikan air laut maupun ikan air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan fungsional adalah pangan olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang aman dan beberapa spesies digunakan sebagai terapi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. yang aman dan beberapa spesies digunakan sebagai terapi dalam proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan bakteri asam laktat di dunia pangan dan kesehatan sudah banyak diaplikasikan. Dalam pengolahan pangan, bakteri ini telah lama dikenal dan digunakan, yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri

I. PENDAHULUAN. populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam saluran pencernaan unggas khususnya sekum dan tembolok, terdapat populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri tersebut umumnya bersifat fermentatif.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A.Tinjauan Pustaka. 1.Tanaman Tebu. tinggi dibanding tanaman lain dalam hal pemenuhan kebutuhan pemanis (Lutony,

BAB II LANDASAN TEORI. A.Tinjauan Pustaka. 1.Tanaman Tebu. tinggi dibanding tanaman lain dalam hal pemenuhan kebutuhan pemanis (Lutony, BAB II LANDASAN TEORI A.Tinjauan Pustaka 1.Tanaman Tebu Tanaman tebu merupakan sumber pemanis yang paling populer di dunia. Selain itu tanaman tebu juga diketahui mempunyai tingkat produksi gula yang tinggi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang tidak tercerna. Alat pencernaan itik termasuk ke dalam kelompok

II. TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang tidak tercerna. Alat pencernaan itik termasuk ke dalam kelompok II. TINJAUAN PUSTAKA A. Usus Itik Semua saluran pencernaan hewan dapat disebut sebagai tabung dari mulut sampai anus, yang memiliki fungsi untuk mencerna, mengabsorbsi, dan mengeluarkan sisa makanan yang

Lebih terperinci

BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN. 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan

BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN. 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan Jumlah dan jenis populasi mikroorganisme yang terdapat pada berbagai produk perikanan sangat spesifik. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat (BAL) Lactobacillus plantarum 1A5, 1B1, 2B2 dan 2C12

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat (BAL) Lactobacillus plantarum 1A5, 1B1, 2B2 dan 2C12 TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat (BAL) Buckle et al. (1987) menyatakan bakteri asam laktat merupakan kelompok bakteri yang menghasilkan sejumlah besar asam laktat sebagai hasil akhir dari metabolisme

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara alami hewan ternak, khususnya itik memiliki kekebalan alami. yang berfungsi menjaga kesehatan tubuhnya. Kekebalan alami ini

I. PENDAHULUAN. Secara alami hewan ternak, khususnya itik memiliki kekebalan alami. yang berfungsi menjaga kesehatan tubuhnya. Kekebalan alami ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara alami hewan ternak, khususnya itik memiliki kekebalan alami yang berfungsi menjaga kesehatan tubuhnya. Kekebalan alami ini terbentuk antara lain disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fermentasi Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Suprihatin, 2010). Proses

Lebih terperinci

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea) 3. HASIL PENELITIAN 3.1. Acar Kubis Putih (Brassica oleracea) Bahan utama yang digunakan sebagai substrat untuk proses fermentasi acar ini adalah kubis putih yang berasal dari daerah Getasan, Kopeng (Gambar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konfirmasi Kultur Starter BAL Indigenous Dadiah dan Bakteri Patogen Indikator

HASIL DAN PEMBAHASAN Konfirmasi Kultur Starter BAL Indigenous Dadiah dan Bakteri Patogen Indikator HASIL DAN PEMBAHASAN Konfirmasi Kultur Starter BAL Indigenous Dadiah dan Bakteri Patogen Indikator Pemeriksaan terhadap kultur starter sebelum diolah menjadi suatu produk sangatlah penting. Hal ini bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Hampir semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita terdapat dalam susu. Susunan nilai gizi yang sempurna ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Uji Ketahanan Lactobacillus plantarum Terhadap Asam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Uji Ketahanan Lactobacillus plantarum Terhadap Asam 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Ketahanan Lactobacillus plantarum Terhadap Asam Bakteri asam laktat yang digunakan sebagai kultur probiotik umumnya diberikan melalui sistem pangan. Untuk itu bakteri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia telah banyak mengenal produk pangan fermentasi antara lain yang berasal dari susu seperti yogurt, keju, es krim dan dadih (produk olahan susu fermentasi

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penapisan antibakteri perlu dilakukan untuk mengetahui potensi senyawa antibakteri dari bakteri asam laktat dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji. Daya hambat suatu senyawa antibakteri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tomat dapat dijadikan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan. Selain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tomat dapat dijadikan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan. Selain 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Tomat Tanaman tomat merupakan komoditas yang multiguna. Tidak hanya berfungsi sebagai sayuran dan buah saja, tomat juga sering dijadikan pelengkap bumbu, minuman

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fermentasi Pada Nira Arenga pinnata Mer. (tanaman aren) adalah salah satu tanaman dari famili Arecaceae yang banyak ditanam di India (Muralidharan dan Deepthi, 2013). Tanaman

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis zat antibakteri isolat NS(9) dari bekasam ikan nila (Oreochromis niloticus) terdiri dari tiga tahap penelitian. Tahap pertama adalah karakterisasi isolat NS(9) yang bertujuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manfaat bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung berbagai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manfaat bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung berbagai PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan salah satu produk pangan yang memiliki banyak manfaat bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung berbagai nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim. HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Penelitian Persiapan penelitian meliputi pembiakan kultur pada media susu skim. Pembiakan kultur starter pada susu skim dilakukan untuk meningkatkan populasi kultur yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat

PENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usus halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya pencernaan dan absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat banyak villi. Pada permukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah cairan yang dihasilkan dari sekresi kelenjar mammae hewan mamalia yang fungsi utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak hewan yang baru lahir.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Bakteri Asam dan Bakteri Patogen Pemeriksaan terhadap kultur bakteri meliputi Bakteri Asam Laktat (BAL) dan bakteri patogen dilakukan diawal penelitian untuk memastikan

Lebih terperinci

Nilai gizi atau dikenal juga dengan Nutrition Facts menurut BPOM (2009) merupakan informasi yang menyebutkan jumlah zat-zat gizi yang terkandung

Nilai gizi atau dikenal juga dengan Nutrition Facts menurut BPOM (2009) merupakan informasi yang menyebutkan jumlah zat-zat gizi yang terkandung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking merupakan itik tipe pedaging yang termasuk dalam kategori unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem pemeliharaan itik Peking

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Kemurnian Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bakteri Patogen Indikator Morfologi Sel

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Kemurnian Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bakteri Patogen Indikator Morfologi Sel HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh pada penelitian ini diawali dengan pemeriksaan karakteristik morfologi dan kemurnian isolat bakteri yang digunakan. Isolat bakteri yang digunakan adalah BAL indigenous

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fermentasi Pliek u Selama lebih kurang sepuluh ribu tahun manusia telah mengkonsumsi makanan fermentasi. Sepanjang sejarah, fermentasi merupakan salah satu teknik untuk memproduksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ternak unggas merupakan jenis-jenis yang dibudidayakan untuk tujuan produksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ternak unggas merupakan jenis-jenis yang dibudidayakan untuk tujuan produksi 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Unggas Ternak unggas merupakan jenis-jenis yang dibudidayakan untuk tujuan produksi sebagai penghasil pangan sumber protein hewani bagi masyarakat dan memiliki nilai ekonomis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) merupakan sapi hasil persilangan antara bangsa-bangsa sapi asli Indonesia (Jawa dan Madura)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ciri-ciri dan Kandungan Gizi Ikan Tongkol. Ikan tongkol (Euthynnus affinis) merupakan golongan dari ikan tuna

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ciri-ciri dan Kandungan Gizi Ikan Tongkol. Ikan tongkol (Euthynnus affinis) merupakan golongan dari ikan tuna II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ciri-ciri dan Kandungan Gizi Ikan Tongkol Ikan tongkol (Euthynnus affinis) merupakan golongan dari ikan tuna kecil. Badannya memanjang, tidak bersisik kecuali pada garis rusuk.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6. 4.1 Angka Lempeng Total (ALT) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Angka lempeng total mikroba yang diperoleh dari hasil pengujian terhadap permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6. Tabel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang kedelai (Glycine max) yang diolah melalui proses fermentasi oleh kapang. Secara umum,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri yang bersifat Gram

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri yang bersifat Gram 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri Asam Laktat (BAL) Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri yang bersifat Gram positif, tidak berspora, berbentuk bulat atau batang serta memiliki kemampuan mengubah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Susu Kuda Sumbawa Kuda Sumbawa dikenal sebagai ternak penghasil susu yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan susu kuda. Susu kuda

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kandungan Gizi Susu Susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air yang mengandung beberapa senyawa terlarut. Agar lemak dan air dalam susu tidak mudah terpisah, maka protein susu

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatif dan oksidase positif, dengan asam laktat sebagai produk utama

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatif dan oksidase positif, dengan asam laktat sebagai produk utama 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. BAKTERI ASAM LAKTAT Bakteri asam laktat (BAL) adalah bakteri gram positif berbentuk batang, tidak membentuk spora, bersifat anaerob, pada umumnya tidak motil, katalase negatif

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Daging Sapi Daging Ayam

TINJAUAN PUSTAKA Daging Sapi Daging Ayam 4 TINJAUAN PUSTAKA Daging Sapi Daging adalah semua jaringan hewan, baik yang berupa daging dari karkas, organ, dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak menimbulkan gangguan

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Kefir adalah susu yang difermentasi dengan Kefir Grains yang terdiri dari berbagai jenis bakteri asam laktat dan ragi. Kefir, sejenis susu fermentasi yang terbuat dari bakteri hidup.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yoghurt merupakan proses fermentasi dari gula susu (laktosa) menjadi asam laktat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yoghurt merupakan proses fermentasi dari gula susu (laktosa) menjadi asam laktat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Yoghurt Yoghurt atau yogurt adalah produk yang dihasilkan melalui fermentasi bakteri pada susu. Berbagai jenis susu dapat digunakan untuk membuat yoghurt, tapi produksi yoghurt

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lactobacillus merupakan salah satu mikroorganisme yang aman jika ditambahkan dalam bahan pangan karena sifatnya tidak tosik dan tidak menghasilkan toksik. Bahkan, Lactobacillus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio.

I. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Durian Lay (Durio kutejensis) atau dikenal juga dengan sebutan Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio. Buah durian lay tergolong

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu Susu adalah sekresi yang dihasilkan oleh mammae atau ambing hewan mamalia termasuk manusia dan merupakan makanan pertama bagi bayi manusia dan hewan sejak lahir (Lukman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bakteri Asam Laktat (BAL) adalah sekelompok bakteri yang dapat menghasilkan senyawa metabolit sekunder seperti asam laktat, H2O2, CO2, disamping itu juga mampu menguraikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan faktor utama penentu keberhasilan usaha peternakan, karena sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan biaya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kemurnian Bakteri L. plantarum dan Patogen

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kemurnian Bakteri L. plantarum dan Patogen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kemurnian Bakteri L. plantarum dan Patogen Penelitian diawali dengan tahap persiapan dan pemurnian kembali dari keempat kultur bakteri asam laktat (BAL) yaitu Lactobacillus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan.

I. PENDAHULUAN. Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan. Pembuatan tempoyak durian hanya dengan menambahkan garam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator Karakterisasi isolat L. plantarum dan bakteri indikator dilakukan untuk mengetahui karakteristik baik sifat maupun morfologi

Lebih terperinci

SKRIPSI KAJIAN SENYAWA ANTIMIKROBA BAKTERI ASAM LAKTAT HOMOFERMENTATIF ISOLAT ASI. Oleh: SISKA SETIANINGSIH F

SKRIPSI KAJIAN SENYAWA ANTIMIKROBA BAKTERI ASAM LAKTAT HOMOFERMENTATIF ISOLAT ASI. Oleh: SISKA SETIANINGSIH F SKRIPSI KAJIAN SENYAWA ANTIMIKROBA BAKTERI ASAM LAKTAT HOMOFERMENTATIF ISOLAT ASI Oleh: SISKA SETIANINGSIH F24051391 2010 DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Protein sebagai salah satu komponen gizi yang dibutuhkan manusia. Protein ini dapat diperoleh dari bahan nabati ataupun hewani. Dari bahan hewani salahs atunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk mengkonsumsi makanan yang halal lagi baik dari rizqi yang terdapat di bumi. Hal tersebut telah dijelaskan dalam firman-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak abad II sebelum Masehi susu kedelai sudah dibuat di negara Cina, dan kemudian berkembang ke Jepang. Setelah Perang Dunia II baru berkembang ke Asia Tenggara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu Indonesia memutuskan untuk mengimpor sapi dari Australia. Indonesia mengambil keputusan untuk

Lebih terperinci

TOKSIN MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti

TOKSIN MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti TOKSIN MIKROORGANISME Dyah Ayu Widyastuti Toksin bisa juga disebut racun Suatu zat dalam jumlah relatif kecil, bila masuk ke dalam tubuh dan bekerja secara kimiawi dapat menimbulkan gejala-gejala abnormal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Calf starter merupakan susu pengganti (milk replacer) yang diberikan ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Calf starter merupakan susu pengganti (milk replacer) yang diberikan ke 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Calf Starter Calf starter merupakan susu pengganti (milk replacer) yang diberikan ke pedet untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya (Winarti et al., 2011). Kebutuhan pedet dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteri asam laktat yang digunakan merupakan hasil isolasi dari susu sapi segar dan produk olahannya. Bakteri asam laktat indigenous susu sapi segar dan produk olahannya ini berpotensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pollard merupakan hasil samping dari pengolahan gandum dengan. pengolahan gandum menjadi tepung terigu (Yaman, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pollard merupakan hasil samping dari pengolahan gandum dengan. pengolahan gandum menjadi tepung terigu (Yaman, 2010). 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pollard Pollard merupakan hasil samping dari pengolahan gandum dengan kandungan nutrisi yang rendah, energi metabolisme 1140 kkal/kg, protein 11,8 %, serat 11,2 % dan lemak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin Isolat bakteri asam laktat (BAL) yang digunakan adalah Lactobacillus fermentum 2B2 yang berasal dari daging sapi. Bakteri L. fermentum 2B2 ini berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. panjang serta bersifat anaerob fakultatif dan katalase negatif (Prescott et al.,

I. PENDAHULUAN. panjang serta bersifat anaerob fakultatif dan katalase negatif (Prescott et al., 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lactobacillus merupakan genus terbesar dalam kelompok bakteri asam laktat (BAL) dengan hampir 80 spesies berbeda. Bakteri ini berbentuk batang panjang serta bersifat

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan konsumen terhadap makanan dengan kualitas tinggi tanpa pengawet kimia merupakan suatu tantangan bagi industri pangan saat ini. Pencemaran mikroorganisme pada

Lebih terperinci

o Archaebacteria o Eubacteria

o Archaebacteria o Eubacteria o Archaebacteria o Eubacteria Tujuan Pembelajaran: Menjelaskan tentang monera... Ciri umum Golongan Peranan CIRI UMUM MONERA Nukleus :Prokariotik Sel : Monoseluler Reproduksi:Pembelahan sel Bakteri: pembelahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hasil penelitian Setiawan (2006),

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat Bakteri Asam Laktat (BAL) erat kaitannya dengan proses fermentasi pangan, dan saat ini telah berkembang dalam industri pangan fermentasi. BAL sering ditemukan secara

Lebih terperinci

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung 3. HASIL PENELITIAN 3.1. Fermentasi Asinan Rebung Rebung yang digunakan untuk asinan rebung ialah rebung jenis rebung kuning bambu betung (Dendrocalamus asper) dengan kualitas yang baik (Gambar 5a). Fermentasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein, PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein, berbagai vitamin, dan mineral (Widodo,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat mutu susu segar menurut SNI tentang Susu Segar

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat mutu susu segar menurut SNI tentang Susu Segar 4 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Susu Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Susu Sapi Segar

TINJAUAN PUSTAKA Susu Sapi Segar 3 TINJAUAN PUSTAKA Susu Sapi Segar Menurut SNI (1998), susu segar merupakan cairan yang berasal dari sapi sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, kandungan alaminya tidak dikurangi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Daya Bunuh Disinfektan terhadap Pertumbuhan Bakteri

HASIL DAN PEMBAHASAN Daya Bunuh Disinfektan terhadap Pertumbuhan Bakteri 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Daya Bunuh Disinfektan terhadap Pertumbuhan Bakteri Konsentrasi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap daya kerja dari disinfektan. Disinfektan yang berperan sebagai pembunuh

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang

BAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang bermanfaat bagi kesehatan mendorong berbagai inovasi pengolahan produk pangan, salah satunya poduksi

Lebih terperinci

II. RERAN DAN KARAKTERISTIK MIKROBIA YANG PENTING DALAM PANGAN

II. RERAN DAN KARAKTERISTIK MIKROBIA YANG PENTING DALAM PANGAN II. RERAN DAN KARAKTERISTIK MIKROBIA YANG PENTING DALAM PANGAN 2.1. KLASIFIKASI DAN NOMENCLATUR Klasifikasi Mikroorganisme dapat diklasifikasikan menurut berbagai kriteria Contoh : suhu optimum pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Titanium Dioksida (TiO 2 ) Titanium merupakan salah satu unsur logam transisi golongan IV B, berbentuk padat yang berwarna putih keperakan. Titanium murni dapat larut dalam larutan

Lebih terperinci

LARUTAN HASIL FERMENTASI LIMBAH KUBIS SEBAGAI PENGAWET ALAMI IKAN SEGAR

LARUTAN HASIL FERMENTASI LIMBAH KUBIS SEBAGAI PENGAWET ALAMI IKAN SEGAR Karya Ilmiah LARUTAN HASIL FERMENTASI LIMBAH KUBIS SEBAGAI PENGAWET ALAMI IKAN SEGAR Oleh Ir. Lestina Tiarma Ida Siagian, MSi NIDN : 0120125901 Dosen Fakultas Teknik Prodi Teknik Elektro Universitas HKBP

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Air Susu Ibu (ASI) Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus PENDAHULUAN Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan manfaat kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus mampu menunjang aktivitas manusia. Produksi produk pangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minuman probiotik adalah jenis minuman fungsional yang memiliki efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minuman probiotik adalah jenis minuman fungsional yang memiliki efek 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minuman Probiotik Minuman probiotik adalah jenis minuman fungsional yang memiliki efek kesehatan serta mengandung mikroba hidup atau biasa disebut probiotik. Probiotik sendiri

Lebih terperinci