URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL"

Transkripsi

1 URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1406 TAHUN 2015 TANGGAL A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL DAN KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT 1. Pelayanan Promosi Kesehatan dan UKS a) Cakupan Sekolah yang Mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tatanan Sekolah target 40% cakupan sekolah ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) perilaku sehat tergambarkannya kemampuan sekolah yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat cakupan sekolah ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah jumlah sekolah yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai bagian dari pembelajaran dan upaya peningkatan kesehatan siswa termasuk masyarakat disekolah dengan klasifikasi pratama, madya dan utama sesuai kemampuannya setahun sekali setahun sekali jumlah sekolah yang mempromosikan dan melakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di tatanan sekolah semua sekolah yang ada di wilayah kerja Sistem Informasi Kesehatan Derah (SIKDA) dan laporan sekolah melalui UKS penan sekolah, sosialisasi, pelaksanaan, pembinaan, pemantauan Petugas Promkes dan UKS b) Cakupan Institusi Kesehatan ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) cakupan institusi kesehatan ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) perilaku sehat tergambarkannya institusi kesehatan yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat cakupan sekolah ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah jumlah sekolah yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai bagian dari pembelajaran dan upaya peningkatan kesehatan siswa termasuk masyarakat disekolah dengan klasifikasi pratama, madya dan utama sesuai kemampuannya setahun sekali setahun sekali

2 2 jumlah sekolah yang mempromosikan dan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan sekolah semua sekolah yang ada diwilayah kerja sikda dan laporan sekolah melalui UKS target 40% penan sekolah, sosialisasi, pelaksanaan, pembinaan, pemantauan Petugas Promkes dan UKS c) Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga perilaku sehat tergambarkannya kemampuan puskesmas dalam mendorong pemberdayaan masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat Numerator cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga adalah sekumpulan perilaku yang dilakukan dengan kesadaran dan berdasarkan hasil pembelajaran dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara mandiri setahun sekali setahun sekali jumlah kumulatif keluarga yang mempraktekan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) jumlah seluruh keluarga yang ada Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan laporan bulanan promosi kesehatan target 65 % penan RT ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), analisa, pembinaan, monitoring dan evaluasi Petugas Promkes dan program terkait d) Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat akses pelayanan kesehatan, efektifitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan 1. meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal 2. terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik 3. tertanganinya peserta didik yang bermasalah dalam kesehatan 4. tersedianya atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik 5. penyusun program/perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program UKS 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun ajaran siswa di kelas 1

3 3 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun ajaran di kelas 1 jumlah murid kelas 1 dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun tertentu jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama 1. catatan dan pelaporan hasil penjaringan kesehatan 2. UPTD Pendidikan dan KUA Kecamatan 1. penan 2. pemeliharaan UKS KIT, UKGS KIT 3. pembinaan petugas pelaksana penjaringan, guru UKS dan dokter kecil Koordinator UKS 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun ajaran siswa di kelas 1 2. Upaya Kesehatan Lingkungan a) Cakupan Rumah Sehat cakupan rumah sehat kualitas rumah sehat sesuai standar Undang-Undang/Permenkes diketahuinya rumah yang memenuhi syarat kesehatan rumah yang memenuhi kriteria minimal adalah akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan (Permenkes No. 1077/Per/V/Menkes/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah) yang dihitung kumulatif 3 (tiga) bulan sekali setahun sekali jumlah rumah sehat yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah rumah sehat yang di survei/di /di inspeksi sanitasi di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dari hail survei atau laporan Puskesmas penentuan titik rumah sehat yang di survei pada kunjungan rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut Petugas Sanitarian b) Cakupan Air Bersih cakupan air bersih kualitas sanitasi dasar dipermukiman diketahuinya kualitas sanitasi dasar di lingkungan permukiman

4 prekuensi pengumpulan 4 air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah, dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung 3 (tiga) bulan sekali setahun sekali jumlah sarana air yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah sarana air yang di survei/di /di inspeksi sanitasi di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dari hail survei atau laporan Puskesmas penentuan titik sarana air yang di survei pada kunjungan sarana air bersih, pengkajian, analisa dan tindak lanjut, serta pemeriksaan laboratorium kualitas air Petugas Sanitarian c) Cakupan Kakus/Jamban Keluarga cakupan kakus/jamban keluarga kualitas sanitasi dasar di permukiman diketahuinya kualitas sanitasi dasar di lingkungan permukiman fasilitas pembuangan tinja (jamban) yang digunakan sendiri atau bersama, yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit sesuai Permenkes No 3 Tahun 2014 dilengkapi dengan, tanki septik (septic tank)/sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), dengan kloset leher angsa atau tidak leher angsa yang tertutup dan pembuangan akhir tidak mencemari sumber air/tanah 3 (tiga) bulan sekali setahun sekali jumlah jamban sehat yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah jamban sehat yang di survei/di /di inspeksi sanitasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dari hail survei atau laporan Puskesmas penentuan titik jamban sehat yang di survei pada kunjungan rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut Petugas Sanitarian d) Cakupan Pengolahan Sampah Tujuan cakupan pengolahan sampah kualitas sanitasi dasar dipermukiman diketahuinya kualitas sanitasi dasar di lingkungan permukiman

5 5 prekuensi pengumpulan target 90% pengolahan sampah adalah suatu upaya mengelola sampah baik organik maupun non organik yang berasal dari sampah domestik atau non domestik untuk dikelola lebih lanjut 3 (tiga) bulan sekali setahun sekali jumlah Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang di survei/di /di inspeksi sanitasi di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dari hail survei atau laporan Puskesmas penentuan titik Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang di survei pada kunjungan rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut Petugas Sanitarian e) Cakupan Sarana Pengolahan Air Limbah (SPAL) prekuensi pengumpulan target 80% sarana pengolahan air limbah (SPAL) kualitas sanitasi dasar dipermukiman diketahuinya kualitas sanitasi dasar di lingkungan permukiman sarana pengolahan air limbah adalah suatu kontruksi tempat penampungan limbah domestik yang diolah supaya tidak mencemari lingkungan atau tidak terjadi pencemaran terhadap air baku dan tanah 3 (tiga) bulan sekali setahun sekali jumlah SPAL yang ada pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah SPAL yang di survei/di /di inspeksi sanitasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dari hail survei atau laporan Puskesmas penentuan titik SPAL yang di survei pada kunjungan rumah, pengkajian, analisa dan tindak lanjut Petugas Sanitarian f) Target/Sasaran Cakupan Tempat Umum yang Sesuai Persyaratan Kesehatan cakupan tempat umum yang dibina kesehatan lingkungan kualitas meningkatkannya kualitas kesehatan lingkungan di tempat tempat umum tempat-tempat umum yang dibina adalah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama (praktik bidan, dokter, klinik dan Puskesmas beserta jaringannya

6 6 1 (satu) tahun 1 (satu) kali di wilayah kerja 1 (satu) tahun 1 (satu) kali jumlah tempat-tempat umum yang telah sesuai dengan syarat kesehatan lingkungan di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu jumlah seluruh tempat-tempat umum yang ada di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama hasil pembinaan ispeksi tempat-tempat umum target 90% penentuan tempat-tempat umum yang akan dibina, pembinaan kesehatan lingkungan tempat-tempat umum, analisis, rencana tindak lanjut Sanitarian Puskesmas 3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM a) Cakupan K4 Ibu Hamil (Bumil) cakupan kunjungan ibu hamil K-4 keselamatan dan kontinuitas agar terpantau cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 (empat) kali di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar, paling sedikit 4 (empat) kali di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) (LB3), Kohort ibu, dan PWS KIA target 96% 1. pengadaan buku KIA (dengan Stiker P4K) 2. penan ibu hamil 3. pelayanan antenatal sesuai standar 4. kunjungan rumah bagi yang DO 5. pembuatan kantong persalinan 6. pelatihan KIP/K 7. pencatatan dan pelaporan 8. supervisi, monitoring dan evaluasi (PWS KIA, analisis manajemen KIA) Penanggung Jawab KIA, Bidan Koordinator KIA, dan Bidan Desa

7 7 b) Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan keselamatan dan kontinuitas agar terpantau aman dan selamat cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) target 90% 1. kemitraan bidan - dukun 2. perencanaan persalinan dan penanganan komplikasi (P4K) 3. pelayanan persalinan 4. penyediaan/penggantian peralatan persalinan (bidan KIT) 5. pelatihan/magang (APN) 6. supervisi, monitoring dan evaluasi (PWS KIA, analisis manajemen program KIA) Penanggung KIA, Bidan Koordinator KIA, dan Bidan Desa c) Cakupan Pelayanan Nifas cakupan pelayanan nifas keselamatan dan kontinuitas agar terpantau cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan pada ibu dan neonatal pada masa 6 (enam) jam sampai 42 (empat puluh dua) hari pasca persalinan sesuai standar jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesui standar di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh ibu nifas di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) (LB3), Kohort ibu, dan PWS KIA target 96%

8 8 1. pelayanan nifas sesuai standar (ibu dan neonatus) 2. pelayanan KB pasca persalinan 3. pelatihan/magang klinis kesehatan maternal dan neonatal 4. pelayanan rujukan nifas 5. kunjungan rumah bagi yang DO 6. pencatatan dan pelaporan 7. supervisi, monitoring dan Evaluasi (PWS KIA, analisis manajemen program KIA) Penanggung KIA, Bidan Koordinator KIA, dan Bidan Desa d) Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi yang Ditangani cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani keselamatan dan kontinuitas agar terpantau dan segera diatasi cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh pelayanan kesehatan jumlah neonatus dengan komplikasi yang tertangani dari 1 (satu) wilayah kerja di sarana pelayanan kesehatan neonatus dengan kompliksi yang ada dengan perkiraan 15% (lima belas persen) dari bayi baru lahir di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu yang sama di sarana pelayanan kesehatan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan laporan pelaksanaan audit maternal dan neonatal target 65% 1. deteksi dini ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas komplikasi 2. pelayanan kesehatan pasca persalinan untuk ibu dan neonatal sesuai standar 3. penyediaan sarana, peralatan, laboratorium, obat esensial yang memadai dan transpor 4. pelatihan manajemen BBLR bagi bidan, manajemen asfiksia bayi baru lahir, MTBS, PONED bagi Tim Puskesmas 5. pelaksanaan PONED 6. pemantauan untuk asuhan tindak lanjut bagi neonatus yang dirujuk 7. pencatatan dan pelaporan 8. pemantaun pasca pelatihan dan evaluasi 9. pelaksanaan dan pemantapan AMP 10. rujukan pasien, tenaga medis dan spesimen Penanggung KIA, Bidan Koordinator KIA, dan Bidan Desa

9 9 e) Cakupan Kunjungan Bayi cakupan kunjungan Bayi akses pelayanan kesehatan, efektifitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan 1. meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar 2. mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan sehingga cepat mendapatkan pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 (empat) kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Catatan: 1. bayi adalah anak berumur 29 hari-11 bulan 2. cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari-11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (Polindes, Pustu, Puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas 3. setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 (empat) kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan 1 (satu) kali pada umur 9-12 bulan 4. pelayanan kesehatan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1-4, Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi (meliputi: konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit sesuai MTBS, pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6-11 bulan) jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar, paling sedikit 4 (empat) kali di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu kohort bayi, laporan kunjungan bayi target 90% 1. peningkatan kompetensi klinis kesehatan bayi meliputi SDIDTK dan MTBS/MTBM MTBS 2. pemantauan paska sosialisasi teknis SDIDTK dan kalakarya MTBS/MTBM 3. pelayanan kesehatan bayi sesuai standar di fasilitas kesehatan 4. pelayanan rujukan 5. pembahasan audit kematian dan kesakitan bayi 6. pelayanan kunjungan rumah bagi yang tidak ng ke fasilitas kesehatan. Bidan Koordinator KIA, Koordinator SDIDTK dan Koordinator MTBS/MTBM

10 10 f) Cakupan Pelayanan Anak Balita cakupan pelayanan anak balita akses pelayanan kesehatan, efektifitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan 1. meningkatkan akses anak balita terhadap pelayanan kesehatan dasar 2. mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan sehingga cepat mendapatkan pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan. catatan: 1. anak balita adalah anak berumur bulan 2. setiap anak umur bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 kali dalam setahun tercatat di Kohort anak balita, Buku KIA/KMS, atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya 3. pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita atau pencatatan pelaporan lainnya. 4. suplementasi Vitamin A dosis tinggi ( IU) diberikan pada anak umur bulan 2 kali pertahun (bulan Februari dan Agustus) jumlah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 (delapan) kali di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun tertentu jumlah seluruh anak balita (12-59 bulan) di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu kohort balita, laporan pelayanan anak balita target 85% 1. penan sasaran anak usia bulan 2. pemantauan pertumbuhan anak usia bulan minimal 8 (delapan) kali dalam setahun 3. pemantauan perkembangan anak usia bulan minimal tiap 6 (enam) bulan sekali 4. melakukan intervensi bila dijumpai gangguan pertumbuhan dan kelainan perkembangan 5. melakukan rujukan bila tidak ada perbaikan setelah dilakukan intervensi 6. penyediaan skrining KIT SDIDTK 7. distribusi vitamin A dosis tinggi ( iu) sesuai sasaran 8. penggunaan formulir pendukung pencatatan pelaporan 9. monitoring dan evaluasi Bidan Koordinator KIA, Koordinator SDIDTK dan Koordinator MTBS/MTBM

11 11 g) Pelayanan Imunisasi, Universal Child Immunization (UCI) Desa Judul Universal Child Immunization (UCI) Desa perlindungan kesehatan terlindunginya anak dari PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) dalam komunitas Desa suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar lengkap pada semua bayi (usia dibawah satu tahun) atau dimana 85% dari jumlah bayi yang ada disuatu Desa sudah mendapat imunisasi dasar lengkap, yang terdiri dari BCG, Polio 4, DPT HB Hib 3 dan campak jumlah bayi yang diimunisasi masing-masing antigen BCG, Polio 4, DPT HB Hib 3 dan campak jumlah sasaran bayi disuatu desa salam satu tahun berjalan buku catatan imunisasi penan sasaran, menyusun jadwal imunisasi, persiapan logistik imunisasi, pelayanan imunisasi, pencatatan, pelaporan dan evaluasi PWS Koordinator Imunisasi h) Cakupan Peserta KB Aktif Judul cakupan peserta KB Aktif akses terhadap kesehatan meningkatnya kualitas kesehatan ibu cakupan peserta KB aktif adalah jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) 1. penan sasaran Pasangan Usia Subur (PUS) 2. konseling KB untuk Pasangan Usia Subur (PUS) 3. pelayanan kontrasepsi sesuai standar. 4. pengadaan Alat dan Obat Kontrasepsi (Alokon) 5. pelatihan klinis pelayanan kontrasepsi terkini/contraceptive technical update 6. pelatihan peningkatan kinerja pelayanan KB 7. pelatihan penggunaan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) Ber-KB 8. penguatan sistem informasi pelayanan KB 9. supervisi, monitoring dan evaluasi Pemegang Program KB

12 12 4. Pelayanan Gizi yang bersifat UKM a) Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6-24 bulan Keluarga Miskin cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin efektifitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan pelayanan memenuhi kebutuhan gizi yang tidak dapat dipenuhi oleh ASI Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 (sembilan puluh) hari jumlah anak usia 6-24 bulan dari Gakin yang mendapat MP-ASI di 1 (satu) wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh anak usia 6-24 bulan dari Gakin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama laporan Khusus MP-ASI, LB3-SIKDA 1. penan sasaran 2. melaksanakan konseling menyusui 3. distribusi sampai ke sasaran 4. pencatatan pelaporan 5. monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemberian MP-ASI Nutrisionis/Tenaga Pelaksana Gizi b) Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan efektifitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan pelayanan meningkatkan status gizi balita dan menurunkan angka kematian anak gizi buruk cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

13 13 LB3 Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), W-1 (Laporan Wabah KLB), Laporan KLB gizi buruk Puskesmas 1. surveilans gizi termasuk penemuan kasus secara aktif 2. respon cepat penanganan kasus gizi buruk 3. penanganan Gizi buruk sesuai pedoman tatalaksana gizi buruk 4. penyediaan formula 75/ perawatan kasus gizi buruk di Therapeutic Feeding Center (TFC) 6. Pemantauan dan kunjungan rumah kasus gizi buruk pasca rawat (Community Therapeutic Center) Tim Asuhan Gizi (Dokter, Nutrisionis, Bidan/Perawat) 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular a) Penyelidikan Epidemologi dan Penanggulangan KLB penyelidikan epidemologi dan penanggulangan keadian luar biasa (KLB) cakupan Desa/Kelurahan mengalami keadian luar biasa (KLB) yang dilakukan penyelidikan epidemologi < 24 jam mengetahui gambaran penyebaran keadian luar biasa (KLB) dan mengetahui sumber, cara penanggulangannya. Menemukan penderita atau tersangka penderita, penatalaksanaan penderita, pencegahan peningkatan, perluasan dan menghentikan suatu KLB rangkaian kegiatan berdasarkan cara-cara epidemologi untuk memastikan adanya suatu keadian luar biasa (KLB), mengetahui gambaran penyebaran keadian luar biasa (KLB) dan mengetahui sumber dan cara-cara penanggulangannya, gejala atau penyakit yang diamati adalah: 1. Acute Flacid Paralysis (AFP) 2. Diare Akut 3. Suspect Dengue 4. Diare Berdarah 5. Suspect Difteri 6. Gigitan Hewan Penular Rabies 7. Suspect Flu Burung Pada Manusia 8. ILI (Penyakit Serupa Influenza) 9. Suspect Penyakit Tangan, Kaki, Mulut 10. Malaria Konfirmasi 11. Suspect Kolera 12. Pertussis 13. Suspek Leptospirosis 14. Pneumonia 15. Suspect Meningitis/Encephalitis setiap 2 minggu setiap 2 minggu jumlah kejadian luar biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang ditangani < 24 jam periode/kurun waktu yang sama

14 14 jumlah keadian luar biasa (KLB) yang terjadi pada wilayah Desa/Kelurahan pada periode/kurun waktu yang sama 1. laporan keadian luar biasa (KLB) 24 jam (W1) 2. laporan hasil penyelidikan dan penanggulangan keadian luar biasa (KLB) 3. laporan masyarakat dan media massa SDM 1. pengumpulan 2. penyedian dan analisis 3. diseminasi 4. pencegahan dan penanggulangan keadian luar biasa (KLB) 5. monitoring dan evaluasi 6. pelatihan 1. Dokter 2. Perawat 3. Tenaga epidemologi kesehatan Koordinator Surveilance Epidemologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) b) Penemuan TB Paru BTA (+) penemuan TB Paru BTA (+) efektifitas pelayanan kesehatan penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak sewaktu pagi dan sewaktu sore SPS dan diobati unit pelayanan kesehatan dalam suatu wilayah kerja pada waktu tertentu angka penemuan pasien baru TB BTA (+) atau case detection rate adalah presentasi jumlah penderita baru TB BTA (+) yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA (+) dalam wilayah tertentu dalam waktu 1 (satu) tahun jumlah pasien TB Paru BTA (+) yang ditemukan dan diobati di 1 (satu) wilayah dalam 1 (satu) tahun jumlah perkiraan pasien baru TB BTA (+) dalam suatu wilayah dalam 1 (satu) tahun 1. pelaporan TB TB TB 11 target 90% tatalaksana TB Baru, pemeriksaan sputum, pelatihan, penyuluhan, pencatatan pelaporan dan monitoring serta evaluasi Programer TB

15 15 c) Cakupan Penemuan Penderita Diare penemuan penderita diare akses atau jangkauan kesehatan untuk mengetahui jumlah penderita diare ke semua sarana pelayanan kesehatan dalam kurun waktu dalam satu tahun penemuan penderita diare adalah jumlah penderita diare yang ng dan dilayani disarana kesehatan dan kader disuatu wilayah tertentu dalam kurun waktu 1 (satu) tahun jumlah diare yang ng dan dilayani disarana kesehatan dan kader suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun jumlah perkiraan penderita diare pada suatu wilayah tertentu dalam waktu yang sama catatan kader, register penderita, LB 1, Laporan bulanan dan Klinik tatalaksana kasus penyediaan formulir RR, pengumpulan, pengolahan dan analisis, pelatihan petugas, promosi/penyuluhan, jejaring kerja dan kemitraan, pertemuan evaluasi Programer Diare d) Penemuan Penderita Pnemonia Balita penemuan penderita pneumonia balita akses dan jangkauan kesehatan mengetahui kasus pneumoni balita sesuai program presentasi balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar disarana kesehatan disuatu wilayah dalam waktu satu tahun jumlah penderita pneumonia balita yang ditangani di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu 1 (satu) tahun jumlah perkiraan penderitaa pneumonia balita di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama kartu penderita/register harian, laporan bulanan Puskesmas, kartu penderita/register pasien fasilitas swasta/medical record rumah sakit swasta pelayanan penderita, penyediaan alat (peralatan ISPA), pelatihan petugas, penyuluhan ke masyarkat, jejaring kerja dan kemitraan, pengumpulan, pengolahan, dan analisis, monitoring/supervisi ke sarana kesehatan, pertemuan evaluasi, pencatatan dan pelaporan Koordinator P2M

16 16 e) Penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) yang Ditangani penderita DBD yang ditangani kesinambungan pelayanan memberikan pelayanan sedini mungkin terhadap kasus DBD presentase DBD yang ditangani sesuai standar di 1 (satu) wilayah dalam 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama jumlah penderita DBD yang disatu wilayah kerja dalam kurun waktu 1 (satu) tahun jumlah perkiraan penderita DBD di 1 (satu) wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), Sistem Pencatanan dan Pelaporan Rumah Sakit (SP2RS) penegakan diagnosis, pengobatan dan rujukan penderita di tingkat Puskesmas dan RS, pelatihan SDM, penanggulangan kasus oleh Puskesmas, penyidikan epidemiologi, pencatatan dan laporan, monitoring dan evaluasi Programer DBD 6. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat a) Cakupan Keluarga Rawan di Bina cakupan keluarga rawan di bina kuantitas layanan mengetahui akses keluarga rawan terhadap pelayanan kesehatan tingkat pertama cakupan keluarga dibina adalah persentase keluarga rawan yang belum selesai dibina maupun yang sudah selesai dibina di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Jumlah keluarga rawan yang dibina di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun jumlah keluarga rawan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien, Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan target 15% pengumpul penan keluarga rawan, kunjungan rumah Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Perkesmas

17 17 B. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN 1. Pelayanan Kesehatan Jiwa cakupan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa akses layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan jiwa tingkat pertama cakupan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah persentase pasien yang mendapatkan pelayanan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas Jumlah pasien yang diperiksa Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa di Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Jumlah seluruh kunjungan pasien Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien, Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan target 20% pengumpul penan penduduk, sarana kesehatan dan peningkatan SDM Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan 2. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat Cakupan Pembinaan Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) akses layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi tingkat pertama Cakupan UKGM adalah persentase UKBM yang mendapat pembinaan dari petugas puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu setahun Jumlah UKBM yang mendapat pembinaan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Jumlah UKBM yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien, Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan target 20% pengumpul penan penduduk, sarana kesehatan dan peningkatan SDM Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

18 18 3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer Cakupan Pembinaan Upaya Kesehatan Tradisional Kualitas layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi tingkat pertama Cakupan pembinaan Pengobat tradisional adalah cakupan Pengobat tradisional yang dibina oleh Petugas Puskesmas yang berada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Jumlah Pengobat Tradisional yang dibina petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Jumlah Pengobat Tradisional seluruhnya di wilayah Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun target 13% pengumpul Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) penan sasaran, pembinaan Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan 4. Pelayanan Kesehatan Olahraga cakupan pembinaan kelompok olahraga kualitas layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan cakupan pembinaan kelompok olah raga adalah cakupan kelompok olahraga di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun, yang mendapat pembinaan dari petugas Puskesmas jumlah kelompok olah raga yang mendapat pembinaan dari petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu) tahun jumlah seluruh kelompok olah raga yang berada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu) tahun pengumpul Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) penan sasaran, pembinaan Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan 5. Pelayanan Kesehatan Indera cakupan penanganan penyakit katarak kualitas layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

19 pengumpul 19 cakupan penanganan penyakit katarak adalah persentase jumlah penanganan penyakit katarak di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu) tahun jumlah pasien katarak yang di operasi di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun jumlah pasien terdeteksi katarak di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) penan sasaran, pembinaan Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan 6. Pelayanan Kesehatan Lansia cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut kualitas layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut adalah persentase Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di sarana pelayanan kesehatan Puskesmas pada kurun waktu satu tahun pengumpul jumlah sasaran usia lanjut yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas selama kurun waktu 1 (satu) tahun jumlah sasaran usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas selama kurun waktu 1 (satu) tahun Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) penan sasaran, pembinaan Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan 7. Pelayanan Kesehatan Kerja cakupan pembinaan pos upaya kesehatan kerja (UKK) kualitas layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan cakupan pembinaan pos upaya kesehatan kerja adalah persentase Pos UKK yang mendapatkan pembinaan kesehatan kerja dari petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu) tahun jumlah Pos UKK yang mendapat pembinaan kesehatan kerja dari petugas Puskesmas

20 pengumpul 20 jumlah Pos UKK yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) penan sasaran, pembinaan Penanggung Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan C. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN, KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM 1. Pelayanan Pemeriksaan Umum a) Cakupan Rawat Jalan cakupan rawat jalan kuantitas layanan mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan tingkat pertama cakupan kunjungan rawat jalan adalah persentase kunjungan baru rawat jalan Puskesmas yang berasal dari dalam wilayah kerja Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling) dalam kurun waktu tertentu kunjungan baru pasien rawat jalan Puskesmas dan jaringannya yang berasal dari dalam wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu tertentu jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien, Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan target 15% pengumpul penan penduduk, sarana kesehatan dan peningkatan SDM Penanggung Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) b) Pemberi Pelayanan Medis Dokter dan Dokter Gigi pemberi pelayanan medis rawat jalan tingkat Puskesmas kompetensi tersedianya pelayanan rawat jalan oleh tenaga dokter dan dokter gigi pemberi pelayanan medis rawat jalan tingkat Puskesmas adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga medis (dokter umum dan dokter gigi) sesuai dengan setandar pelayanan ke sehatan dasar

21 21 jumlah kunjungan pasen rawat jalan yang di berikan oleh tenaga medis di tingkat Puskesmas pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh kunjungan pasen rawat jalan di tingkat Puskesmas pada kurun waktu yang sama target 1. Dokter Umum: 80% Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), laporan kunjungan, 2. Dokter Gigi: 80% pembentukan komite medik, pengaturan jadwal tugas, monitoring dan evaluasi Penanggung UKP c) Waktu Tunggu di Rawat Jalan waktu tunggu di rawat jalan kualitas dan keamanan mengetahui lama waktu tunggu di ruang tunggu sampai mendapat pelayanan waktu tunggu dirawat jalan adalah waktu yang diperlukan oleh pasien mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai dengan pemanggilan mendapatkan pelayanan rawat jalan jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai pemanggilan untuk dilayani jumlah seluruh pasien yang obat mendapatkan rescatatan mediknya sudah terdistribusi di unit pelayanan target pengumpul kartu antrian dan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) 20 menit sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan dan sampling survei Koordinator Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan Tim Gugus Kendali Mutu d) Waktu Tunggu Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) waktu tunggu di pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) kualitas dan keamanan mengetahui lama waktu tunggu di ruang tunggu sampai mendapat pelayanan waktu tunggu dirawat jalan adalah waktu yang diperlukan oleh pasien mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai dengan pemanggilan mendapatkan pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

22 22 jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai pemanggilan untuk dilayani jumlah seluruh pasien yang obat mendapatkan rescatatan mediknya sudah terdistribusi di unit pelayanan target pengumpul kartu antrian dan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) 20 menit sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan dan sampling survei Koordinator Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan Tim Gugus Kendali Mutu e) Registrasi Pasien dan Catatan Medik 1) Lama Waktu Pendaftaran Pasien Baru frekuensi pengumpulan target pengumpul lama waktu pendaftaran pasien baru kualitas, dan keamanan teregistrasinya pasien sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan (cepat, tepat dan akurat) lama waktu pendaftaran adalah waktu yang dibutuhkan mulai dari pasien diidentifikasi sampai selesai sesuai dengan standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk regitrasi sesuai standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dalam kurun waktu tertentu jumlah kunjungan yang teregistrasi dalam kurun waktu yang sama registrasi kunjungan 5 menit persiapan sarana, prasarana, pengaturan tenaga dan sampling survei Koordinator Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan Tim Gugus Kendali Mutu 2) Waktu Pembuatan dan Penemuan Catatan Medik waktu pembuatan dan penemuan catatan medik kualitas dan keamanan pembuatan dan penemuan catatan medik pasien sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan (cepat,tepat dan akurat) waktu pembuatan dan penemuan catatan medik adalah waktu yang diperlukan mulai dari pasien teridentifikasi sesuai dengan standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) sampai mempunyai lembar catatan medik

23 frekuensi pengumpulan 23 jumlah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk pembuatan dan penemuan catatan medik pasien sesuai standar Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dalam kurun waktu tertentu target pengumpul jumlah kunjungan yang teregistrasi dalam kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan Family Folder 10 menit penataan family folder, persiapan sarana dan prasarana, pengaturan tenaga dan sampling survei Penanggung UKP 3) Kelengkapan Informed Consent pada Tindakan Medis yang Dilakukan kelengkapan informed consent pada tindakan medis yang dilakukan kualitas dan keamanan tersampaikannya segala konsekuensi atas tindakan medis yang dilakukan kepada pasien atau keluarganya frekuensi pengumpulan pengumpul kelengkapan informed consent pada tindakan medis yang dilakukan adalah jumlah informed consent yang dibuat terhadap seluaruh pasien yang akan mengalami tindakan medis baik di rawat jalan maupun rawat inap jumlah informed consent jumlah pasien dengan tindakan pada periode tertentu register pasien, rekam medis penataan family folder, persiapan sarana dan prasarana Penanggung UKP f) Kepuasan Pasien kepuasan pasien Kualitas mengetahui tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan yang telah diberikan puskesmas kepuasan pasien adalah persepsi pasien yang berhubungan dengan tingkat harapan atas pelayanan yang jumlah informed consent

24 24 target pengumpul jumlah pasien dengan tindakan pada periode tertentu register pasien, rekam medis 10 menit penataan family folder, persiapan sarana dan prasarana Penanggung UKP 2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut a) Ratio Penambalan dan Pencabutan Gigi ratio penambalan dan pencabutan gigi kualitas dan keamanan mengetahui kualitas pengobatan rawat jalan gigi perbandingan antara tindakan penambalan dan pencabutan gigi pasien target 2 : 1 pengumpul jumlah tindakan penambalan jumlah tindakan pencabutan register rawat jalan dan kartu rekam medis sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan Penanggung UKP b) Lama Waktu Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut waktu pelayanan Gigi kompetensi, kualitas dan keselamatan memberikan kepastian rentang waktu pelayanan gigi waktu tunggu pelayanan gigi adalah waktu yang diperlukan dari mulai anamnesa, pemeriksaan, tindakan sampai dengan penyerahan resep kepada pasien target jumlah waktu pelayanan gigi jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan kartu antrian, kartu rekam medis 1. perawatan 2. pencabutan 3. scalling 4. curatage 5. pencabutan sulung 6. penambalan permanen 7. pengobatan oral 10 menit 30 meni 60 menit 10 menit 10 menit 30 menit 10 menit optimalisasi Sistem Infomasi Kesehatan Daerah (SIKDA), pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring dan evaluasi

25 25 pengumpul Penanggung UKP 3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP kompetensi, kualitas dan keselamatan memberikan kepastian rentang waktu pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP waktu tunggu pelayanan KIA-KB adalah waktu yang diperlukan dari mulai anamnesa, pemeriksaan, tindakan sampai dengan penyerahan resep kepada pasien jumlah waktu pelayanan KIA-KB jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan KIA-KB kartu antrian, kartu rekam medis target 1. pendaftaran 5 menit pengumpul 2. pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) 10 menit 3. pemeriksaan Post Natal Care (PNC) 15 menit 4. Manajemen Terpadau Bayi Muda (MTBM) 10 menit 5. pelayanan Imunisasi 10 menit 6. pelayanan KB Suntik 10 menit 7. pemasangan KB Implant 15 menit 8. pencabutan KB Implant 30 menit 9. pemasangan KB IUD 30 menit 10. pencabutan KB IUD 15 menit 11. pemeriksaan USG 10 menit optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring dan evaluasi Penanggung UKP 4. Pelayanan Gawat Darurat a) Waktu Tanggap Pelayanan waktu tanggap pelayanan UGD keselamatan dan efektifitas agar terselenggaranya pelayanan yang cepat, tanggap, responsif sehingga mampu meyelamatkan pasien waktu tanggap pelayanan adalah ketenggangan waktu sejenak pasien itu ng sampai mendapatkan penanganan sesuai dengan standar kegawatan darurat

26 26 jumlah kumulatif waktu yang di perlukan sejak kengan semua pasien yang di sampling secara acak sampai dengan mendapatkan pelayanan jumlah seluruh pasien yang di sampling (n = 25/Pelayanan) target sampling pasien UGD 5 menit terlayani setelah pasien ng pembentukan tim jaga, pengaturan jadwal tugas, melengkapi sarana dan prasarana Penanggung UKP b) Kematian Pasien < 24 jam di UGD periode Analisa target 0% kematian pasien < 24 jam di UGD keselamatan dan efektifitas agar terselenggara pelayanan di UGD yang kompoten, cepat, tanggap, responsif sehingga mampu menyelamatkan pasien kematian pasien < 24 jam adalah kematian pasein di UGD sejak periode ng sampai mendapat penanganan yang komprohesif < 24 jam dalam kurun waktu tertentu jumlah kumulatif pasien yang meninggal < 24 jam di UGD sejak periode ng pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh pasien yang di tangani di UGD pada kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) peningkatan kompetensi SDM, penyediaan sarana dan prasarana Kepala UGD 5. Pelayanan Gizi Klinik waktu tunggu di konseling gizi kualitas mengetahui lama waktu tunggu di ruang tunggu sampai mendapat pelayanan konseling gizi waktu tunggu konseling gizi adalah waktu yang diperlukan oleh pasien mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai dengan pemanggilan mendapatkan pelayanan konseling di klinik gizi Jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari adanya catatan medik di unit pelayanan sampai pemanggilan untuk dilayani jumlah seluruh pasien yang catatan mediknya sudah terdistribusi di unit pelayanan

27 27 target pengumpul kartu antrian dan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) 10 menit sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan dan sampling survei Penanggung UKP 6. Pelayanan Rawat Inap/PONED a) Waktu Tanggap Pelayanan waktu tanggap pelayanan keselamatan dan efektifitas agar terselenggaranya pelayanan yang cepat, tanggap, responsif sehingga mampu meyelamatkan pasien waktu tanggap pelayanan adalah ketenggangan waktu sejenak pasien itu ng sampai mendapatkan penanganan sesuai dengan standar kegawatan darurat jumlah kumulatif waktu yang di perlukan sejak kengan semua pasien yang di sampling secara acak sampai dengan mendapatkan pelayanan Jumlah seluruh pasien yang di sampling (n = 25/Pelayanan) target sampling pasien 5 menit terlayani setelah pasien ng pembentukan tim jaga, pengaturan jadwal tugas, melengkapi sarana dan prasarana Penanggung UKP b) Penanganan Rujukan penanganan rujukan persalinan kompetensi, keselamatan dan efektifitas terselenggaranya mekanisme rujukan yang cepat, tanggap dan responsif sehingga mampu menyelamatkan pasien penanganan rujukan adalah tindakan dalam memutuskan rujukan bagi pasien karena diagnosa dan indikasi tidak mampu ditangani di pelayanan tingkat I Puskesmas yang selanjutnya di rujuk ke pelayanan tingkat II (rumah sakit) jumlah kumulatif pasien yang karena diagnosa dan indikasi di rujuk ke fasilitas rumah sakit pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh pasien yang dirawat di Puskesmas pada kurun waktu yang sama Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

28 pengumpul 28 peningkatan kompetensi SDM, penyediaan sarana dan prasarana Penanggung UKP c) Bed Occupancy Rate (BOR) bed occupancy rate (BOR) kuantitas layanan mengetahui kuantitas layanan rawat inap yang telah diberikan bed occupancy rate (BOR) adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur. jumlah hari perawatan dalam satu bulan jumlah tempat tidur x 30 target 80% register rawat inap validasi rawat inap Penanggung UKP d) Rata-rata Hari Rawat rata-rata hari rawat kualitas layanan mengetahui tingkat kualitas dan efisiensi layanan rawat inap yang telah diberikan rata-rata hari rawat adalah rata-rata lama seorang pasien dirawat. jumlah lama dirawat jumlah pasien keluar (hidup dan mati) register rawat inap validasi rawat inap Penanggung UKP e) Visite Dokter Per hari visite dokter per hari kualitas layanan mengetahui tingkat kualitas layanan rawat inap yang telah diberikan

29 29 target visite dokter per hari adalah frekuensi tenaga medi untuk memeriksa pasien selama dalam perawatan rawat inap dalam periode harian jumlah frekuensi kunjungan jumlah hari pada periode tertentu register rawat inap, rekam medis rawat inap 1 (satu) kali validasi rawat inap Penanggung UKP f) Kejadian Pulang Paksa target < 5% kejadian pulang paksa kualitas layanan mengetahui tingkat kualitas layanan rawat inap yang telah diberikan kejadian pulang paksa adalah Frekuensi atas kondisi dimana pasien meminta pulang dari pelayanan rawat inap tanpa indikasi medis. setiap Bulan frekuensi kejadian pulang paksa jumlah pasien keluar (hidup dan mati) dalam periode 1 (satu) bulan register rawat inap validasi rawat inap Penanggung UKP 7. Pelayanan Kefarmasian a) Ketersediaan Obat Sesuai Kebutuhan ketersediaan obat sesuai kebutuhan kompetensi, kualitas dan keselamatan terpenuhinya jumlah dan jenis obat pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kebutuhan ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah ketersediaan obat pelayanan kesehatan dasar di apotek Puskesmas jumlah dan jenis obat yang tersedia untuk pelayanan kesehatan dasar yang di apotek pada kurun waktu tertentu jumlah dan jenis obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas pada kurun waktu yang sama

30 30 Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) target 90% pengumpul perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi Koordinator Farmasi (Apotek) b) Ketersediaan Obat sesuai Formularium Nasional ketersediaan obat sesuai fornas kompetensi, kualitas dan keselamatan tersedianya obat pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan daftar Formularium Nasional ketersediaan obat sesuai fornas adalah ketersediaan obat pelayanan kesehatan dasar di apotek Puskesmas yang terdapat dalam Formularium Nasional jumlah jenis obat yang tersedia untuk pelayanan kesehatan dasar yang di apotek yang sesuai dengan Formularium Nasional jumlah jenis obat yang tersedia di Puskesmas pada kurun waktu yang sama LPPO target 90% pengumpul perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi Koordinator Farmasi (Apotek) c) Ketersediaan Obat Generik ketersediaan obat generik kompetensi, kualitas dan keselamatan tersedianya obat generik untuk pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kebutuhan ketersediaan obat generik adalah ketersediaan obat generik yang digunakan pada pelayanan kesehatan dasar di apotek Puskesmas. jumlah jenis obat generik yang tersedia untuk pelayanan kesehatan dasar yang di apotek. jumlah jenis obat yang tersedia di Puskesmas pada kurun waktu yang sama LPPO target 90%

31 31 pengumpul perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi Koordinator Farmasi (Apotek) d) Penggunaan Obat Generik penggunaan obat generik kompetensi, kualitas dan keselamatan digunakannya obat generik untuk pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kebutuhan penggunaan obat generik adalah penggunaan obat generik yang digunakan pada pelayanan kesehatan dasar di apotek Puskesmas. jumlah item jenis obat generik yang diberikan kepada pasien untuk pelayanan kesehatan dasar yang di apotek. jumlah jenis obat yang diberikan kepada pasien di Puskesmas pada kurun waktu yang sama LPPO target 90% pengumpul perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi Koordinator Farmasi (Apotek) e) Tidak Adanya Obat Hilang, Rusak dan Kedaluarsa target 90% pengumpul tidak adanya obat hilang, rusak dan kaduluarsa kompetensi, kualitas dan keselamatan mengurangi jumlah obat hilang, rusak dan kaduluarsa pada proses penyimpanan tidak adanya obat hilang, rusak dan kaduluarsa pada proses pengelolaan. jumlah dan jenis obat yang hilang, rusak dan kadaluarsa jumlah dan jenis obat yang tersedia di Puskesmas pada kurun waktu yang sama LPPO, daftar obat rusak dan kedaluarsa perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monitoring dan evaluasi Koordinator Farmasi (Apotek)

32 32 f) Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi target pengumpul waktu tunggu pelayanan obat jadi kompetensi, kualitas dan keselamatan memberikan kepastian rentang waktu pelayanan obat waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah waktu yang diperlukan dari penyerahan resep sampai diterimanya obat jadi yang terinformasi dengan jelas dengan aturan pemakaian obat jumlah waktu rata-rata pelayanan obat jadi jumlah pasien yang mendapatkan resep obat Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan resep 10 menit optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring dan evaluasi Koordinator Farmasi (Apotek) dan Tim Gugus Kendali Mutu g) Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan target pengumpul waktu tunggu pelayanan obat racikan kompetensi, kualitas dan keselamatan memberikan kepastian rentang waktu pelayanan obat waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah waktu yang diperlukan dari penyerahan resep sampai diterimanya obat jadi yang terinformasi dengan jelas dengan aturan pemakaian obat jumlah waktu rata-rata pelayanan obat jadi jumlah pasien yang mendapatkan resep obat Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan resep 25 menit optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), pengadaan resep, pelayanan, sampling survei, monitoring dan evaluasi Koordinator Farmasi (Apotek) dan Tim Gugus Kendali Mutu h) Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Obat tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat kompetensi, kualitas dan keselamatan mencegah adanya kejadian kesalahan dalam pemberian obat tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1406 TAHUN 2015 TANGGAL 31-12 - 2015 INDIKATOR DAN TARGET SPM 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Masyarakat Esensial dan Keperawatan Masyarakat 1 Pelayanan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA I.Upaya Promosi Kesehatan A. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Rumah Tangga : Rumah di Periksa : 1050 Target : 75 % x 1050 = 788 2. Institusi Pendidikan sekolah

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN N O SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET (%) PENGERTIAN FORMULA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG, PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG Jl. Lintas Malindo Entikong (78557) Telepon (0564) 31294 Email : puskesmasentikong46@gmail.com KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG NOMOR

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS SUSUKAN Jl.KH Umar Imam Puro No.96 Telp ( 0298 ) 615066 Susukan 50777 Email : pkmsusukan_kabsmg @yahoo.co.id KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSAT KESEHATAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria-kriteria

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 15 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG NOMOR :800/ /PRA/I/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG NOMOR :800/ /PRA/I/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA PEMERINTAH KOTA BENGKULU DINAS KESEHATAN KOTA BENGKULU UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG JL. WR. Supratman No.22 Kota Bengkulu Kode Pos 38125 Email puskesmas_ratuagung@yahoo.co.idtelepon (0736) 7310378

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS URAIAN PROGRAM PUSKESMAS Program Puskesmas Uraian 1 Manajemen Pelayanan Kesehatan Sistem kesehatan Nasional (SKN) sebagai acuan pelayanan kesehatan Penerapan fungsi manajemen di puskesmas Upaya pelayanan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) 222061 SUKABUMI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 440/ 053 /DINKES/2016 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS DEPARTEMEN KESEHATAN 2008 PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS p DEPARTEMEN KESEHATAN 2008 CAKUPAN KEGIATAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS NO JENIS KEGIATAN SATUAN TARGET PENCAPAIAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Standar Ponkesdes 91

Standar Ponkesdes 91 Lampiran 2 PENILAIAN STANDAR PONKESDES TAHUN DESA :..... NAMA PONKESDES /PUSKESMAS :../... KABUPATEN/KOTA :..... NO VARIABEL STANDAR PENGUKURAN NILAI PENCAPAIAN 2 3 4 5 I ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN A Kelembagaan,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

REKAPITULASI PERHITUNGAN CAKUPAN KOMPONEN KEGIATAN KINERJA PUSKESMAS

REKAPITULASI PERHITUNGAN CAKUPAN KOMPONEN KEGIATAN KINERJA PUSKESMAS REKAPITULASI PERHITUNGAN CAKUPAN KOMPONEN KEGIATAN KINERJA PUSKESMAS Puskesmas : ANGGERAJA Kabupaten/Kota : ENREKANG Tahun : 2015 NO KOMPONEN KEGIATAN HASIL CAKUPAN ( % ) I UPAYA PROMOSI KESEHATAN 96.40

Lebih terperinci

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100. Berdasarkan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selama periode 2011-2015, maka telah ditetapkan target agregat untuk

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 06 TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Meningkatkan Meningkatkan Upaya Upaya Kesehatan Kesehatan Masyarakat melalui program melalui Program Kesehatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN REVISI CAPAIAN INDIKATOR 2011-2016 TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN NO 2010 2011 2013 2014 2015 2016 2013 PEMBILANG PENYEBUT 2014 PEMBILANG PENYEBUT % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 10 11 12 13

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl : INDIKATOR DAN STANDART MUTU KLINIS. Ditetapkan Kepala Puskesmas Parigi IA SOLIHAT NIP:

Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl : INDIKATOR DAN STANDART MUTU KLINIS. Ditetapkan Kepala Puskesmas Parigi IA SOLIHAT NIP: Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl : INDIKATOR DAN STANDART MUTU KLINIS Ditetapkan Kepala Puskesmas Parigi IA SOLIHAT NIP: DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG SELATAN PUSKESMAS PARIGI JalanTrans Sulawesi BAB 9.1.1

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

13 CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA PENYAKIT. a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk < 15 tahun

13 CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA PENYAKIT. a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk < 15 tahun 13 CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA PENYAKIT a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun 1) Pengertian a) Kasus AFP adalah semua anak berusia kurang dari 15 tahun dengan

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. KETENAGAAN Situasi ketenagaan di Puskesmas Banguntapan III berubah dari tahun ke tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31 Desember

Lebih terperinci

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012 PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman tingkat persaingan di bidang kesehatan semakin meningkat demikian

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015 Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran : 2015 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN 1

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KESEHATAN Jl. Pangeran Moehamad Amin Komplek Perkantoran Pemkab Musi Rawas Telp. 0733-4540076 Fax 0733-4540077 MUARA BELITI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra

Lebih terperinci

DEFINISI OPERASIONAL STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

DEFINISI OPERASIONAL STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA DEFINISI OPERASIONAL STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA I. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 1. Cakupan kunjungan Ibu Hamil K- 4 a. Pengertian 1) Ibu hamil K-4 adalah ibu hamil yang mendapatkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA KABUPATEN/KOTA : Makassar TAHUN : 2015 SKPD : Dinas Visi : Makassar Sehat dan Nyaman Untuk Semua Menuju Kota Dunia Misi : 1. Meningkatkan yang merata, bermutu dan terjangkau berbasis tehnologi 2. Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN Indikator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA, seperti yang diuraikan dalam

Lebih terperinci

M ENULAR DAN GIZI BU RU K

M ENULAR DAN GIZI BU RU K P ROGRAM PUSKESMAS DALAM P ENANGGULANGAN PENYAKIT M ENULAR DAN GIZI BU RU K E1 SKENARIO 3 Dokter M. baru ditempatkan sebagai kepala Puskesmas di Puskesmas kecamatan T. Dari hasil evaluasi sementara yang

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat,

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN Dinas Kesehatan PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2013 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24

Lebih terperinci

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN 2008-2013 Instansi : Dinas Kesehatan Visi : Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Sinjai dalam Rangka Mewujudkan Sinjai Religius,

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015 PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang

Lebih terperinci

d. Sumber Data Laporan Puskesmas. Laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota

d. Sumber Data Laporan Puskesmas. Laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota 14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin a. Pengertian 1) Rawat Jalan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi diagnosa pengobatan rehabilitasi

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 828/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 828/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 828/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Dinas Kesehatan PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG SEMESTER 1 TAHUN 2015 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI. No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI. No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya kesehatan masyarakat 1. Persentase tersedianya

Lebih terperinci

Pedoman Instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas Provinsi Jawa Barat

Pedoman Instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas Provinsi Jawa Barat 1 2 1.E. UPAYA PENCEGAHAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR PELAYANAN IMUNISASI DASAR 1.E.1. BCG Bayi adalah anak berumur 0-11 bulan adalah Proporsi (%) dari satu indikator Imunisasi BCG adalah Pemberian imunisasi

Lebih terperinci

SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT INFORMASI. Present By SIMKESMAS

SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT INFORMASI. Present By SIMKESMAS SISTEM INFORMASI KESEHATAN MASYARAKAT Present By OVERVIEW Simkesmas (Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Masyarakat) merupakan suatu sistem penunjang pelayanan kesehatan berbasis online yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Pemegang Program Surveilans

Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Pemegang Program Surveilans Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Pemegang Program Surveilans 1. Berperan aktif secara dini melakukan pengamatan terhadap penderita, kesling, perilaku masyarakat dan perubahan kondisi. 2. Analisis tentang

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016-2021 SASARAN program promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle) 1 Penurunan Angka Kematian Bayi : Jumlah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA - 1- PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG MURUNG RAYA SEHAT 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci