BAB X FUNGSI, TUJUAN, DAN ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB X FUNGSI, TUJUAN, DAN ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING"

Transkripsi

1 Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB X FUNGSI, TUJUAN, DAN ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING A. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memahami fungsi bimbingan dan konseling, tujuan bimbingan dan konseling, serta asasasas bimbingan dan konseling. B. Uraian 1. Fungsi Bimbingan dan Konseling Ada beberapa fungsi dalam bimbingan dan konseling. Departemen Pendidikan Nasional (2008:8) mengemukakan bahwa fungsi bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: a. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik pemahaman meliputi: a) Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh pesert didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing. b) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk didalamnya lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing. c) Pemahaman lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi jabatan/pekerjaan, informasi sosial dan budaya/nilai-nilai) terutama oleh peserta didik. b. Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai

2 169 permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. c. Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Menurut Hallen (2002:60-62) bahwa layanan bimbingan dan konseling mempunyai sejumlah fungsi. Fungsi-fungsi tersebut adalah fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dan fungsi advokasi. a. Fungsi Pemahaman. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihakpihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik. Fungsi pemahaman ini meliputi : pemahaman tentang diri peserta didik, pemahaman tentang lingkungan peserta didik dan pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas. b. Fungsi Pencegahan. Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu,

3 170 menghambat ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. c. Fungsi Pengentasan. Istilah fungsi pengentasan ini dipakai sebagai pengganti istilah fungsi kuratif atau fungsi terapeutik dengan arti pengobatan atau penyembuhan. Melalui fungsi pengentasan ini pelayanan bimbingan dan konseling akan menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap dan berkelanjutan. e. Fungsi Advokasi. Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal. Tentang fungsi bimbingan dan konseling di sekolah dikemukakan pula oleh ahli lain, yakni Tohirin. Tohirin menguraikan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling tidak jauh berbeda dari yang telah diuraikan sebelumnya. Ia mengetengahkan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling sebagai berikut (Tohirin, 2007:39-50): a. Fungsi pencegahan, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga

4 171 mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangan. b. Fungsi pemahaman, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka memberi pemahaman tentang diri siswa beserta permasalahannya dan juga lingkungannya oleh siswa itu sendiri dan oleh pihak yang membantunya. c. Fungsi pengentasan, yaitu usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah melalui pelayanan bimbingan dan konseling. d. Fungsi pemeliharaan, fungsi pemeliharaan di sini bukan sekedar mempertahankan melainkan mengusahakan segala sesuatunya bertambah lebih baik dan berkembang. e. Fungsi penyaluran, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling berupaya mengenali masing-masing siswa secara perorangan, selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan kea rah kegiatan atau program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal. f. Fungsi penyesuaian, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya. Dengan perkataan lain, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan lingkungannya. g. Fungsi pengembangan, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang membantu para siswa agar berkembang sesuai potensinya masing-masing.

5 172 Selain itu, dalam fungsi ini hal-hal yang sudah baik pada diri siswa dijaga agar tetap baik, dimantapkan dan dikembangkan. h. Fungsi perbaikan, berbeda dengan fungsi pencegahan, dalam fungsi ini siswa yang memiliki masalah yang mendapat prioritas untuk diberikan bantuan, sehingga diharapkan masalah yang dialami oleh siswa tidak terjadi lagi pada masa yang akan datang. i. Fungsi advokasi, layanan bimbingan dan konseling melalui fungsi ini adalah membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian. 2. Tujuan Bimbingan dan Konseling Secara umum bahwa tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu siswa agar siswa mampu menghadapi dan/atau memecahkan masalah yang dihadapi sehingga dapat mencapai tujuan belajar dan tujuan hidup yang dicita-citakan. Menurut Wingkel (1997:35) tujuan dari bimbingan adalah supaya setiap siswa berkembang sejauh mungkin dan mengambil manfaat sebanyak mungkin dari pengalamannya di sekolah mengingat ciri-ciri pribadinya dan tuntutan kehidupan masyarakatnya sekarang. Hamrin dan Clifford (Prayitno dan Amti, 1999:112) menegaskan bahwa bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian, dan interpretasi-interpretasi dalam hubungannya dengan situasi-situasi tertentu. Tujuan bimbingan dan konseling yang lebih terjabar dikemukakan oleh Sukardi (1988:11) sebagai berikut:

6 173 a. Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri siswa dalam kemajuannya di sekolah. b. Memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang ada secara tepat dan bertanggungjawab. c. Mewujudkan penghargaan terhadap orang lain. d. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya. e. Memahami lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. f. Mengidentifikasikan dan memecahkan masalah yang dihadapinya. g. Menyalurkan dirinya baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidangbidang kehidupan lainnya. Jauh lebih terinci lagi tujuan bimbingan dan konseling sebagaimana dikemukakan oleh Soetjipto dan Kosasi (2009:69) sebagai berikut: a. Membantu siswa untuk mengenal sekolahnya, untuk mengenal kesempatankesempatan pendidikan yang berguna baginya dan pertanggungjawaban yang harus dipikulnya diatur kedua-duanya sedemikian rupa sehingga ia dapat merasakan suasana sekolah seperti dirumahnya, dapat memilih mana yang berguna di antara program-program, kursus-kursus, subyek-subyek, dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler serta berada dalam posisi yang berguna untuk berbuat sebaik-baiknya dalam pekerjaannya sekarang, ialah sebagai siswa. b. Menyadarkan siswa akan pentingnya perencanaan dan perancanaan kembali yang luas tentang suatu karier pada suatu waktu ketika pekerjaan, ketrampilan

7 174 serta pengertian siswa yang dibutuhkan untuk membuat rencana jabatan yang sebagian besar didasarkan atas kekuatannya sendiri. c. Menunjukkan dan menguji kekuatan-kekuatan yang menyebabkan perubahanperubahan besar dalam dunia pendidikan dewasa ini serta memikirkan bersama-sama dengan siswa itu bagaimana perubahan-perubahan semacam itu dapat mempengaruhi masa depannya. d. Membantu dan memberi semangat kepada siswa agar berangsur-angsur sampai pada pilihan tentatif suatu pekerjaan, sekelompok pekerjaan atau susunan pekerjaan, suatu karya atau lapangan studi, sehingga ia mempunyai tujuan-tujuan hidup yang berarti yang merupakan arah perencanaa dan arah usahanya. e. Mendiskusikan dengan siswa dan pada waktu yang tepat dengan orantua tentang rencana-rencana karier pribadi sesuai dengan perkembanganperkembanganya agar supaya dapat membantu siswa untuk mendapat kepastian yang cukup beralasan bahwa program, kursus-kursus, subyeksubyek, dan sebagainya yang dipilihnya itu adalah sejalan dengan pembawaannya yang nampak, kemampuannya dan minatnya serta sejalan dengan persyaratan-peersyaratan pekerjaan, persyaratan-persyaratan masuk dan persyaratan-persyaratan lainnya. f. Membantu siswa dalam menentukan, mengukur dan memahami kapasitasnya sendiri yang khusus, kemampuannya, agar supaya ia dapat menggunakan sebagian besar kesempatan yang ada dengan cara lebih baik dan dapat merencanakan secara bijaksana untuk masa depannya.

8 175 g. Membantu siswa dalam mengembangkan secara seksama metodhe-metodhe penyelidikan, sesuatu jalan studi atau lembaga pendidikan yang setiap waktu dapat dipertimbangkannya dalam hubungan dengan rencana-rencananya untuk masa depannya. h. Menyadarkan siswa terutama mengenai kursus-kursus latihan yang agaknya patut mendpat pertimbangan dengan dukungan-dukungan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan siswa yang riil. i. Menunjukkan bagaimana pekerja-ppekerja dalam suatu jawatan atau industri bergantung kepada pekerja-pekerja di semua lapangan lainnya dan karena itu menjelaskan perlunya terdapat pengertian, appresiasi dan kerja sama antara semua orang yang bekerja bagi kehidupannya. j. Mengantarkan siswa sampai pada realisasi nilai-nilai pendidikan dan latihan yang berguna, baik di dalam maupun di luar sekolah, serta membuktikan adanya kebutuhan-kebutuhan ntuk melanjutkan pendidikan seseorang di dunia yang sedang berubah atas dasar yang direncanakan seumur hidupnya. k. Membuat informasi tentang pendidikan yang dialami oleh mereka sekarang menjadi tepat guna dan up to date. Dalam hal ini termasuk informasi tentang kursus-kursus, uang sekolah dan perbelanjaan lainnya, bantuan-bantuan keuangan seperti beasiswa, tunjangan belajar, dana-dana pinjaman dan sebagainya pada lembaga yang setaraf dengan atau diluar sekolah sekarang. l. Membantu siswa dalam memilih sebagai bagian daripada keseluruhan rencana kariernya, ialah jalannya pendidikan yang agaknya memadai untuk dicoba.

9 176 m. Membawa siswa sampai pada realisasi tentang pentingya menggunakan waktu luang secara bijaksana dan membantu dia memilih dan mengembangkan minat-minat dalam bentuk hobby yang dibenarkan serta usaha-usaha penghematan waktu lainnya. n. Menunjukkan mengapa kadang-kadang rencana karier yang pantas itu dapat gagal dalam memberikan hasil yang diinginkan dan memperjelas faktor-faktor tertentu yang rupanya lebih dapat memberikan sukses rencana kariernya. o. Membantu siswa agar memperoleh pengertian lebih baik tentang kwalitas dan pentingnya methode-methode belajar serta bekerja sehingga ia dapat menyelesaikan lebih banyak dengan menggunakan waktu & usaha lebih sedikit, dalam kedudukannya sekarang sebagai siswa maupun dalam jabatannya sebagai sumber nafkah hidup dikemudian hari, apapun gerangan kedudukannya. p. Membantu siswa untuk memperoleh pengertian lebih baik tentang kwalitas perbedaan individuil, tentang bagaimana corak kepribadian yang berkembang dan tentang mengapa orang-orang (termasuk ia sendiri) berlaku bagaimana mereka lakukan. q. Menunjukkan pentingnya dapat mengerti oranglain dan dirinya sendiri sebaikbaiknya di dunia seperti sekarang ini serta memperkembangkan langkahlangkah yang dapat ditempuh agar dapat mengembangkan kemampuankemampuan semacam itu. r. Berusaha menemukan kebutuhan-kebutuhan siswa yang tidak mendapat perhatian dan engan pemikiran ini menyarankan perubahan-perubahan dalam

10 177 kebijaksanaan di bidang kurikuler sekolah dan pelayanan-pelayanan khusus; bilamana kebutuhan-kebutuhan seorang siswa tertentu tidak dapat dipenuhi melalui program pendidikan sekolahyang ada sekarang maka membantu dia untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan pada lembaga-lembaga pendidikan lain atau diluar sistim formal. s. Membantu orangtua, guru dan lain-lainnya untuk memperoleh pengertian lebih baik tentang kebutuhan-kebutuhan daripada remaja, tentang kwalitas perbedaan individuil para remaja, tentang kesempatan-kesempatan yang aada bagi pendidikan, latihan dan pekerjaan serta tentang cara kerja-sama antara orangtua guru, siswa dan lain-lain untuk kemanfaatan semua pihak. t. Menyadarkan siswa, orangtua, guru dan lain-lain perihal bimbingan, tentang diterimanya tidaknya program bimbingan sekolah yang tulus dan memadai serta memberikan iinformasi yang dapat membuat jenis kerja sama dianggap essensiil bagi tercapainya hasil-hasil bimbingan secara maksimal. 3. Azas Bimbingan dan Konseling Ada beberapa asas dalam Bimbingan dan Konseling, yakni sebagai berikut (Soetjipto dan Kosasi, 2009:79; Sukardi, 2000:31-36): a. Asas alih tangan. Asas ini dimaksudkan untuk menghindari terjaddinya pemberian layanan yang tidak tepat. Konselor bukanlah tenaga yang serba bisa dan serba tahu, sehingga dalam pemberian layanan ia perlu membatasi diri sesuai dengan keahliannya. Bila ditemukan masalah-masalah klien tersebut di luar bidang keahliannya, maka konselor henddaknya segera

11 178 mengalihtangankan kepada ahli lain. Setiap masalah henddaknya ditangani oleh ahli yang berwenang untuk itu (Soetjipto dan Kosasi, 2009: 79). b. Asas keahlian. Layanan bimbingan dan konseling adalah profesional, oleh karena tu tidak mungkin dilakssanakan oleh orang-orang yang tidak dididik dan dilatih atau dipersiapkan untuk itu. Layanan konseling menuntut suatu ketrampilan khusus. Konselor harus benar-benar terlatih untuk itu, sehingga layanan tersebut benar-benar profesional (Soetjipto dan Kosasi, 2009: 78). c. Asas kedinamisan. Arah layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan dalam diri klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Sesuai dengan sifat keunikan manusiamaka konselor harus memberikan layanan seirama dengan perubahan-perubahan yang ada pada diri klien. Perubahan itu tidak hanya sekadar berupa pengulangan-pengulangan yang bersifat monoton, melainkan perubahan menuju pada suatu kemajuan (Soetjipto dan Kosasi, 2009: 78). d. Asas kegiatan. Usaha layanan bimbingan dan konseling akan dapat berlangsunng baik, bilamana klien mau melaksanakan sendiri kegiatan yang telah dibahas dalam layanan itu. Oleh karena itu, konselor hendaknya mampu memotivasi klien untuk melaksanakan semua saran yang telah disampaikannya. Keberhasilan layanan bimbingan dan konseling tidklah terwujud dengan sendirinya, tetapi harus diusahakan oleh klien itu sendiri (Soetjipto dan Kosasi, 2009: 77). e. Asas kekinian. Pemecahan masalah dalam kegiatan konseling seharusnya berfokus pada masalah-masalah yang dialami oleh klien saat ini. Apa yang

12 179 dirasakan dan dipikirkan pada saat konsultasi, itulah yang menjadi pusat perhatian dalam mencarikan pemecahannya. Konselor jangan terperangkap dalam pembicaraan tetang masalah-masalah yang tidak lagi menjadi persoalan bagi klien. Bila hal ini terjadi, maka kegiatan layanan tersebut tidak akan memecahkan persoalan yang sedang dihadapi oleh klien. Misalnya: Klien mengeluh bahwa prestasi belajarnya rendah. Pembicaraan hendaknya berorientasi padda masalah-masalah yang berkaitan dengan rendahnya prestasi belajar tersebut, dan bukan hal-hal lain yang tidak ada lagi kaitannya dengan masalah tersebut (Soetjipto dan Kosasi, 2009: 77). f. Asas kenormatifan. Maksud dari asas ini adalah usaha layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan itu hendaknya tidak bertentangan dengan normanorma yang berlaku, sehingga tidak terjadi penolakan dari individu yang dibimbing. Baik penolakan dalam prosesnya maupun saran-saran atau keputusan yang dibahas dalam konseling (Soetjipto dan Kosasi, 2009: 78). g. Asas kerahasiaan. Asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam usaha BK, dan harus benar-benar dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab (Mugiarso, 2004:24). Asas ini mempunyai makna yang sangat penting dalam layanan bimbingan dan konseling. Mungkin tidak terlalu berlebihan bilmana asas ini disebut dengan asas kunci dalam pemberian layanan tersebut. Sebagian keberhasilan layanan bimbingan banyak ditentukan oleh asas ini, sebab klien akan mau membukakan keadaan dirinya sampai masalah-masalah yang sangat pribadi, apabila ia yakin bahwa konselor dapat menyimpan rahasianya. Dengan adanya keterbukaan dari klien akan memberikan kemudahan-

13 180 kemudahan bagi konselor menemukan sumber penyebab timbulnya masalah, yang selanjutnya dapat mempermudah pula mencari atau mendapatkan jalan pemecahan masalah yang dihadapi oleh klien tersebut (Soetjipto dan Kosasi, 2009: 76). h. Asas kesukarelaan. Konselor mempunyai peran utama dalam mewujudkan asas kesukarelaan ini. Konselor harus mampu mencerminkan asas ini dalam menerima kehadiran klien. Bilaman konselor tidak siap menerima kehadiran klien karena satu hal dan hal lain, seperti tidak cukupnya waktu untuk berkonsultasi yang disebabkan ada acara lain; badan atau perasaan tidak enak; sedang punya masalah yang agak serius, dan sebagainya. Kondisi konselor yang demikian dapat menyebabkan asas kesukarelaan ini tidak terwujud., kalau mereka paksakan untuk melakukan konsultasi. Sebaliknya, bila klien tidak mau dengan sukarela mengemukakakn permasalahannya, maka konsultasi itu tidak mngkin berlangsung secara efektif. Hal ini bisa terjadi mungkin disebabkan oleh kesan klien yang kurang baik terhadap koselornya, sehinngga masalah-masalah yang dihadap enggan disampaikan kepada konselor (Soetjipto dan Kosasi, 2009: 76-77). i. Asas Keterbukaan. Konselor harus berusaha untuk menciptakan suasana keterbukaan daam membahas masalah yang dialami klien. Klien terbuka menyampaikan perasaan, pikiran, dan keinginannya yang diperkirakan sebagai sumber timbulnya permasalahan. Klien merasa bebas mengutarakan permasalahannya, dan konselor pun dapat menerimanya dengan baik. Konselor juga terbuka dalam memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang

14 181 dikemukakan oleh klien. Namun demikian, suasana keterbukaan ini sulit terwujud bilamana asas kerahasiaan tidak dapat terlaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, asas kerahasiaan akan sangat mendukug terciptanya keterbukaan klien dalam menyampaikan persoalannya (Soetjipto dan Kosasi, 2009: 76). j. Asas keterpaduan. Kepribadian klien merupaka suatu kesatuan dari berbagai macam aspek. Dalam pemberian layanan kepada klien, hendaknya selalu diperhatikan aspek-aspek kepribadian klien yang diarahkan untuk mencapai keharmonisan atau keterpaduan. Bila tidak terwujud keterpaduan aspek-aspek ini justru akan menimbulkan masalah baru. Di samping keterpaduann layanan yang diberikan, konselor juga harus memperhatikan keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan, jangan sampai terjadi timbulnya ketidakserasian atau pertentangan dengan aspek layanan lainnya (Soetjipto dan Kosasi, 2009:78). k. Asas tut wuri handayani. Setelah klien mendapatkan layanan, klien merasakan bahwa layanan tersebut tidak hanya pada saat klien mengemukakan persoalannya. Di luar layanan pun hendaknya makna bimbingan dan konseling tetap dapat dirasakan, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara konselor dan kliennya. Klien hendaknya merasa terbantu dan merasa aman atas pemberian layanan itu. Dalam pemecahan masalah, konselor jangan dijadikan alat oleh klien tetapi klien sendirilah yang harus membuat keputusan. Konselor sewaktu-waktu siap membantunya bila dalam

15 182 pelaksanaannya, klien mengalami masalah atau benturan-benturan lagi (Soetjipto dan Kosasi, 2009:79). l. Asas-asas bimbingan dan konseling di atas merupakan pedoman bagi para guru bimbingan dan konseling, termasuk para guru pada umumnya yang membantu pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. C. Rangkuman Ada beberapa fungsi dalam bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu: fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan, dan fungsi advokasi. Tujuan bimbingan dan konseling secara umum adalah untuk membantu suswa agar siswa mampu mengatsi masalahnya sendiri dengan cara mengemangkan potensinya, menentukan pilihan tindakan, dan bertindak sesuai pilihannya sehingga ia atau mereka dapat mencapai tujuan belajar dan tujuan hidup yang dicita-citakannya. Ada beberapa asas dalam bimbingan dan konseling, yaitu: asas alih tangan, asas keahlian, asas kedinamisan, asas kegiatan, kekinian, asas kenormatifan, asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas keterpaduan, dan asas tut wuri handayani. D. Pertanyaan 1. Jelaskan fugsi-fungsi bimbingan dan konseling di sekolah, dan berikan contoh jika perlu! 2. Dari beberapa fungsi bimbingan dan konseling di atas, fungsi mana yang menururut Anda paling penting? Kemukakan alasannya! 3. Kemukakan tujuan utama pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah!

16 Menurut Anda, apa manfaat yang dapat diperoleh oleh siswa dengan adanya layanan bimbingan dan konseling di sekolah. 5. Menururt Anda, apakah layanan bimbingan dan konseling di sekolah diperlukan? Kemukakan alasan Anda!

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sebelum dikaji tentang pengertian bimbingan dan konseling Terlebih dahulu diuraikan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sebelum dikaji tentang pengertian bimbingan dan konseling Terlebih dahulu diuraikan BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.I Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling Sebelum dikaji tentang pengertian bimbingan dan konseling Terlebih dahulu diuraikan tentang pengertian bimbingan

Lebih terperinci

BIMBINGAN. Cecep Kustandi KONSELING

BIMBINGAN. Cecep Kustandi KONSELING BIMBINGAN & Cecep Kustandi KONSELING PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Bimbingan dan Konseling terdiri dari dua kata yang telah memiliki makna tersendiri

BAB II KAJIAN TEORETIS. Bimbingan dan Konseling terdiri dari dua kata yang telah memiliki makna tersendiri BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan Konseling terdiri dari dua kata yang telah memiliki makna tersendiri tetapi ada keterkaitan makna, fungsi dan tujuan, seperti

Lebih terperinci

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Dosen pengampu Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd. Oleh : Aulia Nur Farhah 1607921 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BABII TINJAUAN PUSTAKA. efektif bagi anggota kelompok dalam mengembangkan aspek-aspek positif

BABII TINJAUAN PUSTAKA. efektif bagi anggota kelompok dalam mengembangkan aspek-aspek positif BABII TINJAUAN PUSTAKA A. Bimbingan Kelompok 1. Pengertian Bimbingan Kelompok Kegiatan bimbingan kelompok akan terlihat hidup jika didalamnya terdapat dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan media

Lebih terperinci

BAB IX DEFINISI, LANDASAN, DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING. bimbingan dan konseling, landasan-landasan bimbingan dan konseling, serta

BAB IX DEFINISI, LANDASAN, DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING. bimbingan dan konseling, landasan-landasan bimbingan dan konseling, serta Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IX DEFINISI, LANDASAN, DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami definisi bimbingan dan konseling,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Membolos 1. Pengertian Membolos Menurut Gunarsa (1981) membolos adalah pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Membolos sering terjadi tidak hanya saat ingin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling adalah petunjuk atau penjelasan yang diberikan oleh orang yang ahli kepada seseorang dengan metode psikologis sehingga seseorang

Lebih terperinci

Landasan Pendidikan. PENDIDIKAN : Bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan.

Landasan Pendidikan. PENDIDIKAN : Bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Landasan Pendidikan Bimbingan dan Penyuluhan PENDIDIKAN : Bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Konsep dasar bimbingan Upaya bantuan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang tua harus menemani dan memberi bimbingan sampai

Lebih terperinci

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful Kadafi

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful Kadafi KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING By: Asroful Kadafi Kelima belas kekeliruan pemahaman itu adalah: 1. Bimbingan dan Konseling Disamakan atau Dipisahkan Sama Sekali dari Pendidikan 2. Menyamakan Pekerjaan

Lebih terperinci

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH I. Struktur Pelayanan Bimbingan dan Konseling Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya 22 BAB II LANDASAN TEORI A. Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Kata layanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara melayani atau sesuatu

Lebih terperinci

Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling

Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Diana Septi Purnama, M.Pd Email : dianaseptipurnama@uny.ac.id Konsep Bimbingan Dan Konseling 5. - 1. PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING Suatu proses bantuan psikologis yang

Lebih terperinci

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD Nama : Deawishal Wardjonyputri NIM : 1600201 Kelas : 2A-PGSD Dosen Pengampu : Arie Rakhmat Riyadi M.Pd. KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD Moh surya (1988:12) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 Hak cipta Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Catharina

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar 2.1.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar adalah suatu bentuk penerapan Bimbingan

Lebih terperinci

SASARAN DAN LINGKUP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

SASARAN DAN LINGKUP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH SASARAN DAN LINGKUP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matau kuliah bimbingan dan konseling Dosen Pengampu: Muallifah, M.Ps Oleh: Nur Ainul Badi

Lebih terperinci

Wawasan Bimbingan Konseling di Sekolah. Meliputi : pengertian, tujuan, landasan & urgensi BK, fungsi, sifat, ruang lingkup, prinsipprinsip,

Wawasan Bimbingan Konseling di Sekolah. Meliputi : pengertian, tujuan, landasan & urgensi BK, fungsi, sifat, ruang lingkup, prinsipprinsip, Wawasan Bimbingan Konseling di Sekolah Meliputi : pengertian, tujuan, landasan & urgensi BK, fungsi, sifat, ruang lingkup, prinsipprinsip, asas-asas Definisi Bimbingan Konseling Definisi bimbingan : 1.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia. 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia. Dari manusia artinya pelayanan

Lebih terperinci

BAB XI RAGAM JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. layanan bimbingan dan konseling di sekolah serta mampu memberikan jenis-jenis

BAB XI RAGAM JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. layanan bimbingan dan konseling di sekolah serta mampu memberikan jenis-jenis BAB XI RAGAM JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memahami jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling di sekolah serta mampu

Lebih terperinci

makna bahwa hal itu tidak dapat dicapai jika hanya sepintas saja bantuannya

makna bahwa hal itu tidak dapat dicapai jika hanya sepintas saja bantuannya 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia dan oleh manusia. Dari manusia artyinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING. disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING. disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING 1. Pengertian Program Adalah suatu perencanaan yang mencakup kuantivikasi yang akan dilaksanakan. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling di

Lebih terperinci

BAB XII PERAN PERSONEL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

BAB XII PERAN PERSONEL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH BAB XII PERAN PERSONEL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami tentang peran guru, peran guru BK, dan peran kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sasaran pokok pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua orang berkepentingan

Lebih terperinci

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Pendahuluan Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup peserta didik. Melalui pendidikan, peserta

Lebih terperinci

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA DI SUSUN OLEH : SURANTO HARIYO H RIAN DWI S YUNITA SETIA U YUYUN DESMITA S FITRA VIDIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Disekolah. Nartoyo ( ) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang

Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Disekolah. Nartoyo ( ) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Disekolah Nartoyo (09220221) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah yang di teliti adalah (1) Masih banyak siswa

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Bimbingan & Konseling. Nur Hayati, M.Pd PGPAUD FIP UNY

Konsep Dasar. Bimbingan & Konseling. Nur Hayati, M.Pd PGPAUD FIP UNY Konsep Dasar Bimbingan & Konseling Nur Hayati, M.Pd PGPAUD FIP UNY A.1. Pengertian Bimbingan Upaya Bantuan Oleh Pembimbing/ Konselor Kepada Agar Selesainya masalah yg dihadapi konseli Mencapai Penyesuaian

Lebih terperinci

BIMBI B N I GA G N K ONSE S LI L N I G DI SD ( S 1 - PGSD ) APR P I R LI L A T INA L

BIMBI B N I GA G N K ONSE S LI L N I G DI SD ( S 1 - PGSD ) APR P I R LI L A T INA L BIMBINGAN KONSELING DI SD ( S1 - PGSD ) APRILIA TINA L HAKEKAT BK (SD) LATAR BELAKANG Mengembangkan manusia Indonesia sesuai dg hakikat kemanusiaannya (individualitas, sosial, moralitas, dan keberagamaan)

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah adalah wadah pendidikan formal mempunyai tanggung jawab besar untuk mewujudkan cita-cita bangsa, sebagaimana yang diamanahkan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 29 BAB II LANDASAN TEORI II. A. KEPERCAYAAN (TRUST) II. A.1. Definisi Kepercayaan (Trust) Kepercayaan (trust) menggambarkan tindak keyakinan seseorang kepada orang lain untuk melakukan sesuatu dalam cara-cara

Lebih terperinci

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Dosen pengampu : Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd. Disusun oleh: Chintya Nur Fadilah 1608151 PGSD

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN 84 BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN Analisis data pada penelitian ini mengenai Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan pada umumnya selalu berintikan bimbingan. Sebab pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan pada umumnya selalu berintikan bimbingan. Sebab pendidikan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bimbingan Konseling Belajar 1. Pengertian Bimbingan Konseling Pendidikan pada umumnya selalu berintikan bimbingan. Sebab pendidikan bertujuan agar anak didik menjadi kreatif,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Meningkatkan optimisme siswa menguasai materi pelajaran matematika di Kelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Meningkatkan optimisme siswa menguasai materi pelajaran matematika di Kelas 12 II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini berjudul Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan optimisme siswa menguasai materi pelajaran matematika di Kelas XII SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai

Lebih terperinci

Tugas Bimbingan dan Konseling

Tugas Bimbingan dan Konseling Nama : Isnaini Ira Nur Andini NIM : 1606055 Dosen Pengampu : Ari Rahmat Riadi, M.Pd. Tugas Bimbingan dan Konseling 1. Apa yang membedakan istilah Bimbingan dan Konseling Bimbingan berasal dari kata guidance

Lebih terperinci

Materi BK 1 BIMBINGAN DAN Konseling

Materi BK 1 BIMBINGAN DAN Konseling Materi BK 1 BIMBINGAN DAN Konseling Bimbingan dan pendidikan Keseluruhan proses pendidikan di sekolah meliputi 3 bidang yaitu 1. Bidang Kurikulum 2. Bidang Manajemen Pendidikan 3. Bidang Bimbingan dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun pihak swasta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Bimbingan dan Konseling di Sekolah Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu. Bimbingan dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pendidikan. Di dalam peraturan No 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Ssitem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Ssitem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Ssitem Pendidikan Nasional, pendidikan diadtikan sebagai pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KONTEKS TUGAS

Lebih terperinci

Pendapat Siswa Tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok

Pendapat Siswa Tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok Konselor Volume 2 Number 4 December 2013 ISSN: Print 1412-9760 Received October 11, 2013; Revised Nopember 11, 2013; Accepted December 30, 2013 Pendapat Siswa Tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah sedang menggalakkan berbagai usaha untuk membangun manusia seutuhnya, dan ditempuh secara bertahap melalui berbagai kegiatan. Dalam hal ini kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Layanan Bimbingan Karir. 1. Pengertian Layanan Bimbingan Karir

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Layanan Bimbingan Karir. 1. Pengertian Layanan Bimbingan Karir BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Layanan Bimbingan Karir 1. Pengertian Layanan Bimbingan Karir Secara umum bimbingan adalah istilah yang mencakup pengertian umum proses layanan bantuan kemanusian.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sekolah, yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru

BAB II KAJIAN TEORI. sekolah, yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Manajemen Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhannya. Alasannya tanpa manajemen

Lebih terperinci

Pengertian Bimbingan dan Konseling? Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada semua siswa baik secara perorang

Pengertian Bimbingan dan Konseling? Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada semua siswa baik secara perorang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Pengertian Bimbingan dan Konseling? Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada

Lebih terperinci

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Disusun oleh. Dini Wangi Fauziah. Bpk. Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Disusun oleh. Dini Wangi Fauziah. Bpk. Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun oleh Dini Wangi Fauziah 1605981 Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh Bpk. Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd PENGERTIAN BIMBINGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk aktivitas dari organisasi dilaksanakan di kantor oleh pegawainya dalam

BAB I PENDAHULUAN. bentuk aktivitas dari organisasi dilaksanakan di kantor oleh pegawainya dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan tempat atau wadah yang digunakan orang-orang untuk berkumpul dalam aktifitas kerjasama yang rasional dan sistematis, terencana, terorganisir,

Lebih terperinci

Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini. Muthmainnah

Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini. Muthmainnah Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini Muthmainnah Pengertian Bimbingan proses pemberian bantuan (psikologis) dari konselor kepada konseli baik secara langsung maupun tidak langsung baik individual maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Guru Bimbingan dan Konseling. 1. Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Guru Bimbingan dan Konseling. 1. Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling 24 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Guru Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling a. Guru Pembimbing Guru pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab,

Lebih terperinci

VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR

VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR PETUNJUK 1. Kumpulkan dokumen perangkat pelayanan BK dari guru BK/Konselor sebelum pengamatan pembelajaran, cacatan hasil pengamatan selama dan sesudah pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah di Indonesia sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1960 dan baru mulai 1975 secara resmi memasuki sekolah-sekolah

Lebih terperinci

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor Nama : Nella Andriyani NIM : 1002423 Kelas : Biologi B 2010 RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PECALUNGAN KABUPATEN BATANG

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PECALUNGAN KABUPATEN BATANG PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PECALUNGAN KABUPATEN BATANG SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Hakikat Bimbingan dan Konseling Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari

BAB II LANDASAN TEORI. Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peran Guru Bimbingan dan Konseling Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari peranan berbagai pihak di sekolah. Selain guru Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV FUNGSI DALAM BIMBINGAN KONSELING SOSIAL

BAB IV FUNGSI DALAM BIMBINGAN KONSELING SOSIAL 39 BAB IV FUNGSI DALAM BIMBINGAN KONSELING SOSIAL Dalam kehidupan bersama berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan tersebut mempunyai fungsi dan manfaat yang berbeda dalam

Lebih terperinci

KONFERENSI KASUS SEBAGAI TEKNIK PEMECAHAN MASALAH KONSELI. Kata kunci : konferensi; kasus; asas kerahasiaan; helper

KONFERENSI KASUS SEBAGAI TEKNIK PEMECAHAN MASALAH KONSELI. Kata kunci : konferensi; kasus; asas kerahasiaan; helper KONFERENSI KASUS SEBAGAI TEKNIK PEMECAHAN MASALAH KONSELI Widada Universitas Negeri Malang E-mail: widada.fip@um.ac.id ABSTRAK Untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang komplek dan rumit diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, secara fitrah manusia telah dibekali potensi untuk tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam 15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pengembangan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING Pengantar : Di bawah ini terdapat pernyataan - pernyataan yang berhubungan dengan penyelengaraan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Anda diminta untuk

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Bimbingan & Konseling. Nur Hayati, M.Pd PGPAUD FIP UNY

Konsep Dasar. Bimbingan & Konseling. Nur Hayati, M.Pd PGPAUD FIP UNY Konsep Dasar Bimbingan & Konseling Nur Hayati, M.Pd PGPAUD FIP UNY A.1. Pengertian Bimbingan Upaya Bantuan Oleh Pembimbing/ Konselor Kepada Agar Selesainya masalah yg dihadapi konseli Mencapai Penyesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, moral, sosial, intelektual, fisik dan sebagainya. 1 Sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, moral, sosial, intelektual, fisik dan sebagainya. 1 Sekolah merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk manusia yang lebih berkualitas yaitu pribadi yang serasi, selaras dan seimbang dalam aspek-aspek spiritual, moral, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bantuan kepada individu dalam menghadapi masalah dalam hidupnya. Bantuan itu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bantuan kepada individu dalam menghadapi masalah dalam hidupnya. Bantuan itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari keseluruhan kegiatan pendidikan yang dilakukan di sekolah. Kegiatan bimbingan ini dilakukan

Lebih terperinci

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? A. Siapa yang Melakukan Lesson Study? Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SMA NEGERI 10 CIPONDOH KOTA TANGERANG

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SMA NEGERI 10 CIPONDOH KOTA TANGERANG PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SMA NEGERI 10 CIPONDOH KOTA TANGERANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Serjana Pendidikan (S.Pd)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian pesat dengan berbagai aspek permasalahannya. Pendidikan tidak hanya bersinggungan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.

I. PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa evaluasi tidak dapat mengetahui dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengacu pada peraturan pemerintah No. 29/ 1990 tentang pendidikan menengah. Setiap manusia pada dasarnya memerlukan bimbingan sejak kecil untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 4 (3) (2015) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PELAKSANAAN ASAS-ASAS BK DALAM PELAYANAN BK (DITINJAU DARI PERSEPSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas. Dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi kegiatan pokok bagi setiap manusia beradap. Berhasil atau tidaknya

I. PENDAHULUAN. menjadi kegiatan pokok bagi setiap manusia beradap. Berhasil atau tidaknya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar manusia untuk mencapai suatu citacita yang lebih tinggi dalam berbagai segi kehidupan.

Lebih terperinci

ditingkatkan dan disebarluaskan ke berbagai kota baik di perlu mengadakan usaha-usaha pembinaan yang aktif,

ditingkatkan dan disebarluaskan ke berbagai kota baik di perlu mengadakan usaha-usaha pembinaan yang aktif, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan dari pemerintah pusat, khususnya program pembangunan dalam Pelita VI melalui Program Inpres Desa Tertinggal ( IDT ) ini semakin ditingkatkan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN PERSIAPAN PEMINATAN DIREKTORAT P2TK DIKDAS 2014

PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN PERSIAPAN PEMINATAN DIREKTORAT P2TK DIKDAS 2014 PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN PERSIAPAN PEMINATAN DIREKTORAT P2TK DIKDAS 2014 PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN PERSIAPAN PEMINATAN 3.JB (135Menit) 10 Menit PENDAHULUAN Petunjuk

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplinan Belajar 2.1.1. Pengertian Disiplinan Belajar Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Pemberian Tugas Secara etimologi pengertian metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). metode

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Endang Sampurnawati (09220037) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang mempunyai latar belakang yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang mempunyai latar belakang yang berbeda. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, diselenggarakan secara sengaja, sistematis, terarah dan terprogram. Dalam lembaga pendidikan terdapat berbagai macam peserta

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

UPAYA GURU PEMBIMBING UNTUK MENCEGAH PERILAKU SISWA MENYIMPANG

UPAYA GURU PEMBIMBING UNTUK MENCEGAH PERILAKU SISWA MENYIMPANG UPAYA GURU PEMBIMBING UNTUK MENCEGAH PERILAKU SISWA MENYIMPANG SRI WAHYUNI ADININGTIYAS Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Riau Kepulauan Batam Akhir-akhir ini di sekolah sering ditemui siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga pendidikan (sekolah) bantuan bagi peserta didik (klien) sering

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga pendidikan (sekolah) bantuan bagi peserta didik (klien) sering BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam lembaga pendidikan (sekolah) bantuan bagi peserta didik (klien) sering disebut bimbingan. Bimbingan mempunyai fungsi yang efektif karena bimbingan tidak

Lebih terperinci

FAKTOR PENGHAMBAT OPERASIONALISASI KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) DI SMA NEGERI SE- KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015

FAKTOR PENGHAMBAT OPERASIONALISASI KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) DI SMA NEGERI SE- KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015 FAKTOR PENGHAMBAT OPERASIONALISASI KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) DI SMA NEGERI SE- KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015 Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

INDONESIAN HYPNOSIS ASSOCIATION (ASOSIASI HIPNOSIS INDONESIA)

INDONESIAN HYPNOSIS ASSOCIATION (ASOSIASI HIPNOSIS INDONESIA) INDONESIAN HYPNOSIS ASSOCIATION (ASOSIASI HIPNOSIS INDONESIA) Head Office: Jln. Raya Jepara Kudus Km. 16, Jepara, Indonesia Phone: 0291-3408700, 0817291058, 081390390132 www.indohypnosis.com www.indohypnosis.org

Lebih terperinci

Peran Guru dalam Memahami Siswa sebagai Dasar Pembelajaran

Peran Guru dalam Memahami Siswa sebagai Dasar Pembelajaran Peran Guru dalam Memahami Siswa sebagai Dasar Pembelajaran Hal apa saja yang perlu dipahami oleh guru mengenai siswa? Aspek perkembangan anak sekolah dasar (SD) 1. Perkembangan motorik dan persepsi. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia dewasa. Pekerjaan yang dimiliki seseorang bukanlah mengenai pekerjaan apa yang dilakukannya

Lebih terperinci

KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH

KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH Berdasarkan kesadaran diri atas nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD 1945, Ilmuwan Psikologi dan Psikolog menghormati harkat dan martabat manusia serta menjunjung tinggi terpeliharanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas tentang topik-topik yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas tentang topik-topik yang berhubungan dengan 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas tentang topik-topik yang berhubungan dengan permasalahan peneliti yaitu karir, pilihan karir, faktor pemilihan karir, kemantapan dalam memilih karir,

Lebih terperinci

keunikan masing-masing yang terlibat didalamnya.

keunikan masing-masing yang terlibat didalamnya. 14 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Bimbingan pada hakikatnya adalah suatu proses pemberian bantuan. Pemberian bantuan ini tentunya diberikan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar sebagai perluasan pengetahuan yang diperoleh di Sekolah Dasar

Lebih terperinci

PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH: DRA. WIRDA HANIM M.PSI

PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH: DRA. WIRDA HANIM M.PSI PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH: DRA. WIRDA HANIM M.PSI PARADIGMA BIMBINGAN DAN KONSELING Hakikat dan Urgensi Bimbingan dan Konseling Layanan bimbingan dan konseling komprehensif pencapaian

Lebih terperinci

BIMBINGAN DAN KONSELING

BIMBINGAN DAN KONSELING BIMBINGAN DAN KONSELING Apa yang dimaksud bimbingan & konseling? Mengapa ada BK di sekolah? Bagaimana pelaksanaan BK? PENGERTIAN BIMBINGAN Jones (1963) membantu seseorang agar yang dibimbing mampu membantu

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal,

Lebih terperinci

: Bimbingan dan Konseling. Dosen Pengampu : Arie Rakhmat Riadi, M. Pd. 1. Apa yang membedakan istilah "Bimbingan" dan "konseling"

: Bimbingan dan Konseling. Dosen Pengampu : Arie Rakhmat Riadi, M. Pd. 1. Apa yang membedakan istilah Bimbingan dan konseling Nama : Asri Puspitasari NIM : 1608138 Prodi Kelas Mata kuliah : PGSD : 2 A : Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu : Arie Rakhmat Riadi, M. Pd. 1. Apa yang membedakan istilah "Bimbingan" dan "konseling"

Lebih terperinci

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k FOKUS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Suherman, M.Pd. Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bimbingan dan konseling di sekolah baik terhadap warga sekolah, orang tua. siswa, komite sekolah serta masyarakat.

BAB II KAJIAN TEORI. bimbingan dan konseling di sekolah baik terhadap warga sekolah, orang tua. siswa, komite sekolah serta masyarakat. BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Pengertian Koordinator BK Koordinatorguru pembimbingadalah sebagai pelaksana utama yang mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

PENGERTIAN KONSELING

PENGERTIAN KONSELING PENGERTIAN KONSELING Secara Etimologi Konseling berasal dari bahasa Latin consilium artinya dengan atau bersama yang dirangkai dengan menerima atau memahami. Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah

Lebih terperinci