AKUNTANSI ZAKAT, DAN UPAYA PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKUNTANSI ZAKAT, DAN UPAYA PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT"

Transkripsi

1 AKUNTANSI ZAKAT, DAN UPAYA PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS LEMBAGA AMIL ZAKAT SIGIT HERMAWAN GIANTI ASTRIANA Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Praktisi Akuntansi dan Pegiat Zakat ABSTRACT The purpose of research is to know the role of zakat accountancy in improving the transparency and accountability of zakat official institution. The study shows that the financial statement presented completely as the theory used. In addition, the financial statement is presented transparently and accountably. Transparent means that all financial information in financial statement of LAZNAS XYZ Surabaya can be accessed by all party practically, simply, and appropriate with the needs of LAZ, without changing the financial statement composing principle. Meanwhile, accountably refers that the financial statement LAZNAS XYZ can be accounted to related party. The realization of LAZNAS XYZ transparency and accountability to the stakeholders can be seen from the financial statement presented through the data accepted by researchers and data accessed from the legal websites. Key words : zakat accountancy, transparency and accountability, PSAK No. 45 PENDAHULUAN Salah satu sisi ajaran Islam yang belum ditangani secara serius adalah penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqoh (ZIS) dalam arti seluas luasnya. Sebagaimana telah dicontohkan Rosulullah SAW serta penerusnya di jaman keemasan Islam. Dalam hal ini, Indonesia memiliki potensi dana yang sangat besar untuk pengelolaan ZIS. Karena semakin hari semakin besar harapan umat Islam di Indonesia agar pelaksanaan pemungutan zakat dapat dilakukan sebaik baiknya. Harapan ini diungkapkan dalam berbagai kesempatan oleh para pemimpin Islam, baik yang mempunyai kedudukan formal maupun informal (pedoman zakat (7), 1982). Namun sejalan dengan semakin besarnya harapan masyarakat terhadap pemungutan zakat dan berkembangnya lembaga amil zakat (LAZ). Terdapat beberapa hal yang menghambat untuk merealisasikan zakat itu. Salah satu Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Univ Muhammadiyah Gresik 34

2 diantaranya adalah permasalahan kekurangpahaman tentang zakat itu sendiri dan adanya sikap kurang percaya terhadap para penyelenggara zakat. Yang dimaksud pemahaman adalah pengertian masyarakat (umat Islam) tentang LAZ itu. Pengertian mereka sangat terbatas kalau dibandingkan dengan pengertian tentang sholat dan puasa. Selain itu, disamping kesadaran yang semakin tumbuh dalam masyarakat Islam tentang pelaksanaan zakat juga munculnya sikap kurang percaya terhadap para penyelenggara zakat itu sendiri. Sikap ini ditujukan kepada orang atau sekolompok orang atau lembaga amil zakat atau lainnya. Untuk ini diperlukan sebuah organisasi yang baik terutama sistem administrasinya yang tetap menyuguhkan laporan laporan keuangan zakat yang transparan dan relevan, serta pengawasan yang baik. Karena pembukuan juga sangat penting dan sangat membantu bagi pengguna laporan keuangan organisasi pengelola zakat. Karena dalam Islam tujuan dari pelaporan keuangan adalah pertanggung jawaban baik secara vertikal maupun horizontal, sehingga informasi keuangan yang disajikan dapat dijadikan sebagai dasar penunaian zakat. Begitu pula dengan seorang muslim yang ingin membayar zakat, tentunya mereka akan menghitung jumlah atau nilai dari kekayaan dan asset yang mereka miliki dengan sebenar benarnya, karena dengan salah perhitungan kekayaan dan asset tersebut maka nilai zakat yang telah mereka keluarkan bisa saja tidak sah menurut hukum Islam. Maka dengan adanya optimalisasi zakat yang potensinya sangat besar di Indonesia, LAZ baik milik pemerintah maupun swasta diharapkan mampu memberikan solusi terutama untuk pengentasan kemiskinan atau kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu penelitian ini meneliti tentang pembayaran zakat di LAZ XYZ Surabaya, tentang pengelolaan dan pengalokasiannya, serta peranan akuntansinya mulai dari pengakuan, pelaporan, serta penyajiannya dalam laporan keuangan, serta pengungkapannya. Juga upaya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas LAZ itu sendiri. Sehingga tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui perlakuan akuntansi zakat yang diterapkan di LAZ XYZ Surabaya, Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Univ Muhammadiyah Gresik 35

3 dan untuk mengetahui peranan akuntansi zakat dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas LAZ XYZ Surabaya. Zakat dari istilah fiqh berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang orang yang berhak. Legitimasi zakat sebagai kewajiban terdapat dalam beberapa ayat Al Qur an. Diantara ayat zakat yang cukup populer adalah surrah Al-Baqarah 110 yang berbunyi Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Dalam sebuah Hadits tentang penempatan Muaz di Yaman, Nabi berkata, Terangkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan sedekah yang dikenakan pada kekayaan orang orang kaya. Kalimat zakat dalam Al-Qur an dan Al-Hadits sering dipakai dengan istilah lain seperti, sedekah atau infaq. Sejauh ini belum ada standar akuntansi amil zakat. Hal ini disebabkan lembaga amil merupakan organisasi baru yang akan terus mengalami perkembangan dan perubahan. Namun, jika dilihat dari sifat organisasinya, yakni organisasi sosial (nirlaba), maka sistem akuntansinya dapat merujuk pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 tentang sistem akuntansi untuk organisasi non profit / nirlaba. Secara umum, prinsip akuntansi LAZ Baitul Maal harus memenuhi standar akuntansi pada umumnya, yakni: 1) Accountability Yaitu pembukuan harus dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, karenanya harus didukung oleh bukti bukti yang sah dan otoritatif. 2) Auditable Yaitu pembukuan dapat dengan mudah dipahami oleh para pihak pemakai laporan keuangan, mudah ditelusuri dan dapat dicocokkan. 3) Simplicity Yaitu pembukuan disesuaikan dengan kepraktisan, sederhana dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan LAZ tanpa harus mengubah prinsip penyusunan laporan keuangan. Apabila merujuk pada PSAK No. 45 maka jenis laporan keuangan yang harus disajikan oleh lembaga amil zakat meliputi : Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Univ Muhammadiyah Gresik 36

4 1) Neraca 2) Laporan sumber dan penggunaan dana 3) Laporan arus kas 4) Laporan perubahan dana termanfaatkan 5) Catatan atas laporan keuangan Triyuwono (2000), akuntansi yang diselenggarakan oleh suatu badan/lembaga utamanya Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah untuk menghasilkan laporan yang bersifat keuangan yang akurat dan accountable untuk pihak pihak yang berkepentingan. Pihak yang berkepentingan tersebut sangat banyak. Pemerintah selaku pemberi ijin operasional membutuhkan laporan keuangan zakat, sebagai bahan pertimbangan dalam pengawasan dan pembinaanya. Akuntan publik, sebagai lembaga profesional di bidang audit berkepentingan untuk memberikan pernyataan tentang kinerja keuangan, sehingga akan semakin meningkatkan performance Lembaga. Yang paling berkepentingan langsung terhadap penerbitan laporan keuangan Baitul Maal sesungguhnya adalah masyarakat itu sendiri terutama para muzakki. Karena muzakki adalah mereka yang berhubungan langsung dengan amil. Mungkin ada sebagian muzakkki tidak memerlukan laporan keuangan, karena pembayaran zakat dianggap ibadah, sehingga tidak pernah memperhitungkan atau dengan kata lain, uang yang telah dibayarkan dianggap telah hilang. Namun sesungguhnya ini hanya bersifat sementara dan sesaat. Muzakki harus disadarkan bahwa pembayaran zakat itu uangnya tidak hilang, sehingga membutuhkan laporan perkembangannya. Atas dasar tersebut, manajemen Baitul Maal / LAZ harus secara berkala menerbitkan laporan keuangannya. Laporan ini menjadi sangat strategis, dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan transparansi kepada muzakki dan utamanya kepada Allah SWT sehingga akan menimbulkan kepercayaan terhadap para muzzaki dan para calon muzakki. Keyakinan terhadap citra lembaga amil, dapat dibangun melalui laporan keuangan yang benar. Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Univ Muhammadiyah Gresik 37

5 METODE Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif karena penelitian ini yang menjelaskan dan menerangkan secara objektif tentang peranan akuntansi zakat terhadap peningkatan transparansi dan akuntabilitas pada lembaga amil zakat. Penelitian dilaksanakan di Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) XYZ Cabang Surabaya. Alasan dipilihnya lembaga tersebut karena telah go Public dan tersebar di seluruh Wilayah Indonesia seiring dengan didirikannya pondok pesantren di berbagai tempat dan salah satu cabangnya berada di Surabaya. Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan langkah-langkah penelitian deskriptif kualitatif, antara lain : 1. memahami konsep data akuntansi menurut persepsi pelaku LAZ, 2. data di lapangan diperbandingkan dengan teori yang diungkap dalam landasan teori, apakah persamaan dan perbedaannya, 3. analisis peranan akuntansi zakat dengan menjelaskan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan 4. Transparansi dan akuntabilitas lembaga amil zakat melalui kelengkapan data akuntansi dan laporan keuangan yang didapat dari lembaga amil zakat yang diteliti. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, peneliti melakukan langkah-langkah penelitian yakni : 1. peneliti melakukan wawancara baik melalui telepon atau datang langsung ke kantor LAZNAS XYZ Surabaya untuk dapat memahami pencatatan dan mekanisme pembayaran zakat. LAZNAS XYZ Surabaya sudah menggunakan software akuntansi untuk zakat sehingga pencatatan mudah dilakukan dan secara otomatis tersusun rapi. Sedangkan pemahaman akuntansi yang dilakukan LAZNAS XYZ Surabaya dalam bentuk analisis pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan laporan keuangan secara lengkap terdapat pada poin ketiga bahasan ini, 2. berdasarkan beberapa teori yang sudah diungkap sebalumnya, jenis laporan keuangan yang harus disajikan lembaga amil zakat oleh Ridwan (2004:225) Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Univ Muhammadiyah Gresik 38

6 meliputi neraca, laporan sumber dan penggunaan dana, laporan arus kas, laporan perubahan dana termanfaatkan, catatan atas laporan keuangan. Peneliti menemukan kesamaan tentang laporan keuangan yang ada pada LAZNAS XYZ Surabaya dengan teori yang diungkap, 3. analisis peranan akuntansi zakat melalui : a. pengakuan Dalam pembayaran zakat / infaq / shodaqoh akan diakui ketika seorang muzaki sudah melakukan transaksi yaitu berupa penyetoran dana zakat kepada lembaga amil zakat yang nantinya akan diberikan bukti berupa kwitansi pembayaran yang diterbitkan oleh LAZNAS XYZ Surabaya. Dalam kegiatan penyetoran dana zakat ini akan terjadi transaksi yang dapat mempengaruhi jumlah pendapatan dana maka akan diakui sebagai dana zakat. b. pengukuran Penetapan jumlah zakat ini adalah sesuai dengan yang sudah ditetapkan dalam Islam. Maka ada beberapa ketetapan perhitungan zakat yang ada pada tabel berikut Tabel 1: Ketetapan Perhitungan Zakat No Jenis Harta Nishob Jumlah Zakat Keterangan 1. Emas Perak 85 gr 595 gr 2,5% 2,5% Setelah 1 th Setelah 1 th 2. Harta perniagaan 3. Binatang ternak a. Unta b. Sapi c. Kambing 85 gr emas 2,5% Setelah 1 th Nishobnya : Jml brg yang ada + laba 1 th 5 s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d Hasil tanaman 5 watsaq senilai kambing 2 kambing 3 kambing 1 sapi 1 sapi 2 sapi 2 sapi 1 kambing 2 kambing 3 kambing 4 kambing 5% (jika dengan irigasi) Umur 1 th Umur 2 th Umur 1 th Umur 1 & 2 th Setiap panen Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Univ Muhammadiyah Gresik 39

7 kg beras 10% (tanpa irigasi) 5. Tambang harta karun 85 gr emas tanpa nishob 2,5% 20% Setiap mendapatkan 6. Profesi : a. Qiyas ke 85 gr 2,5% Setelah 1 th emas b. Qyas ke 653 kg beras 2,5% Setiap tanaman dan mendapatkan emas c. Qiyas ke 653 kg beras 5% Setiap tanaman mendapatkan 7. Saham 85 gr emas 2,5% Harga saham + keuntungan 8. Benda benda 653 kg 5% atau 10% Dari produktif penghasilan saja Sumber : Rasjid,1986 Berdasarkan ketetapan perhitungan tersebut dapat dihitung berapa jumlah uang yang harus dibayarkan untuk zakat pada lembaga amil zakat. Namun tidak seluruh jumlah perhitungan uang itu diserahkan ke seluruh amil zakat. Muzaki mempunyai kewenangan untuk menyerahkan sendiri berapa persen uang zakatnya tersebut. Misalnya muzaki menyerahkan kepada lembaga amil zakat sebesar 1,5% dan yang 1 persennya diserahkan muzaki sendiri kepada yang berhak. Maka dalam hal ini lembaga amil zakat melakukan perhitungan berapa yang yang harus diterima. c. Penyajian Penyajian data akuntansi yang dilakukan oleh LAZNAS XYZ Surabaya sudah tercatat dalam rekening laporan keuangan yaitu neraca, laporan sumber dan penggunaan dana, laporan arus kas, dan laporan perubahan dana termanfaatkan. Dalam hal ini BMH memberikan tiga laporan keuangnya yang semuanya sudah tersusun secara rapi. AKTIVA Aktiva lancar Tabel 2 LAZNAS XYZ Surabaya NERACA DANA ZAKAT Per 31 Desember 200x dan 20xx (Dalam Rp.) KETERANGAN 200x 20xx Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Univ Muhammadiyah Gresik 40

8 Kas Bank Bank Syariah Mandiri BNI Gubeng BRI Kaliasin BCA Darmo LIPPO Mulyosari Piutang Piutang pada dana infaq / shadaqoh - - Piutang pada dana khusus - - Piutang pada dana pengelola - - Barang berharga Emas - - Perak - - Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Inventaris kantor - - Akum. Peny. Inv. Kantor - - Total Aktiva Tetap - - TOTAL AKTIVA PASIVA Kewajiban Utang kepada dana infaq/shadaqoh - - Utang kepada dana khusus - - Utang kepada dana pengelola - - Total Kewajiban - - Saldo Dana Dana zakat Dana zakat termanfaatkan - - Total Dana TOTAL PASIVA Sumber : Laporan Keuangan LAZNAS XYZ Tabel 3 LAZNAS XYZ Surabaya REKAP LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZAKAT Januari - Desember 200x dan 20xx (Dalam Rp.) KETERANGAN 200x 20xx 1. Sumber dana a. Penerimaan zakat Penggunaan dana a. Fakir dan miskin - - b. Gharimin - - c. Ibnu sabil - - d. Riqab - - e. Fi Sabilillah Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Univ Muhammadiyah Gresik 41

9 f. Muallaf Surplus / Defisit Transfer dana a. Penyaluran ke dana Pengelola ( ) ( ) b. Transfer masuk antar dana - - c. Transfer keluar antar dana Saldo awal dana zakat Saldo akhir dana zakat Sumber : Laporan Keuangan LAZNAS XYZ Tabel 4 LAZNAS XYZ Surabaya REKAP ARUS KAS DANA ZAKAT Januari - Desember 200x dan 20xx (Dalam Rp.) KETERANGAN 200x 20xx ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan zakat Penyaluran kepada fakir miskin - - Penyaluran kepada ghorimin - - Penyaluran kepada ibnu sabil - - Penyaluran kepada riqab - - Penyaluran kepada fisabilillah ( ) ( ) Penyaluran kepada muallaf - - Pengeluaran untuk biaya operasional ( ) ( ) Arus kas bersih dari aktivitas operasi ( ) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan aktiva tetap - - Bagi hasil investasi - - Penarikan investasi - - Pembelian aktiva tetap - - Investasi - - Arus kas bersih dari aktivitas investasi - - ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman - - Penerimaan piutang - - Pemberian pinjaman - - Bayar utang - - Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan - - KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS ( ) DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL ) PERIODE KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE Sumber : Laporan Keuangan LAZNAS XYZ d. Pengungkapan Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Univ Muhammadiyah Gresik 42

10 Informasi yang perlu diungkap dalam laporan keuangan adalah : 1) sumber dana zakat berasal dari penerimaan zakat para muzaki baik berupa zakat maal ataupun zakat fitrah, 2) penerimaan lain dalam laporan keuangan berasal dari beberapa dana donatur yang berpartisipasi pada produk produk yang ada pada LAZNAS XYZ yaitu melalui infaq, beasiswa pendidikan, qurban, dana kemanusiaan, dana hibah, penjualan aktiva tetap, dana non syariah, pinjaman, utang, dan penerimaan lain lain, 3) semua biaya pengelolaan yang berkaitan diambil dari dana zakat, infaq, dan dana khusus, 4) penentuan nishob dihitung dengan persamaan harga emas murni pada tahun yang berlaku, 5) seluruh penyaluran dana sesuai dengan amanah muzaki kemana dana tersebut ingin mereka salurkan. Dana zakat fitrah akan tersalurkan kepada golongan yang berhak menerima zakat, dana infaq akan disalurkan untuk beberapa produk LAZNAS XYZ yang sudah ada. 4. Transparansi dan akuntabilitas lembaga amil zakat melalui kelengkapan data akuntansi dan laporan keuangan yang diperoleh dari LAZNAS XYZ Surabaya. Akuntansi memiliki arti penting dalam aktivitas yang dilakukan suatu lembaga, baik aktivitas ekonomi maupun nonekonomi. Lembaga memerlukan pencatatan guna mendokumentasikan dan mempertanggung jawabkan aktivitas aktivitas tersebut serta berbagai informasi untuk pengambilan keputusan. Dengan demikian, sudah merupakan hal yang wajar bahwa akuntansi dibutuhkan agar setiap transaksi ekonomi yang dilakukan lembaga itu dapat tercatat dan terkontrol dengan baik. Dengan akuntansi, hak berbagai pihak yang terlibat dapat terlindungi secara adil. Dalam hal ini secara umum akuntansi zakat yang dilakukan oleh LAZNAS XYZ Surabaya kurang lebih sama seperti teori yang diungkapkan di atas. Pencatatan tidak hanya dilakukan secara sederhana dengan adanya kas Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Univ Muhammadiyah Gresik 43

11 masuk dan kas keluar saja. Namun sudah terdapat laporan keuangan yang lengkap yaitu neraca, laporan arus kas,dan laporan sumber dan penggunaan dana. Berdasarkan kelengkapan data yang diperoleh yaitu berupa data laporan keuangan LAZNAS XYZ Surabaya dan penyajian laporan keuangan pada situs resmi LAZNAS XYZ Surabaya dapat diketahui bahwa zakat merupakan amanah umat yang harus transparan pengelolaannya dan dapat dipertanggung jawabkan kepada muzaki, dan pihak pihak yang berkepentingan, dan yang paling utama adalah kepada Allah SWT. Terbukanya laporan keuangan zakat yang diberikan oleh suatu lembaga amil zakat akan menambahkan rasa kepercayaan kepada masyarakat untuk menyalurkan dana zakat, infaq / shodaqoh kepada lembaga tersebut. Secara otomatis laporan keuangan yang diterbitkan secara transparan juga sebagai bentuk rasa pertanggung jawaban amil terhadap para muzaki dan kepada Allah SWT. Bentuk pertanggungjawaban ini bukan hanya diikuti dengan pemberian data yang lengkap namun juga benar adanya. Karena meskipun masyarakat dalam hal ini muzaki tidak mengetahui apakah data berupa angka angka akuntansi tersebut merupakan data yang benar, ada yang lebih mengetahui secara detil yaitu Allah SWT. Bentuk pertanggungjawaban ini berhubungan dengan moral para pelaku ekonomi, khususnya dalam hal ini lembaga amil zakat. Profesi sebagai amil zakat merupakan profesi yang sangat mulia, kemuliaan ini akan menjadi lebih mulia dengan adanya moral yang sesuai dengan syariah yaitu selalu ingat akan pengawasan Allah SWT. Dengan adanya moral yang sesuai dengan syariah maka laporan keuangan yang disajikan secara transparan ini akan mempunyai nilai lebih dengan adanya penyajian data yang benar dan apa adanya. Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Univ Muhammadiyah Gresik 44

12 SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti maka simpulan penelitian ini adalah : Data keuangan berupa laporan keuangan dapat disajikan dengan lengkap seperti teori yang diungkap, dengan penyajian laporan keuangan yang bersifat simple dan accountable. Simple dalam arti pembukuan yang dilakukan pembukuan yang dilakukan oleh LAZNAS XYZ Surabaya praktis, sederhana, dan sesuai dengan kebutuhan LAZ itu sendiri namun tidak mengubah prinsip penyusunan laporan keuangan. Dan accountable yaitu pembukuan itu dilakukan untuk pertanggung jawaban kepada pihak pihak terkait dengan adanya penyajian laporan keuangan atas realisasi dana yang sudah masuk ke LAZNAS XYZ Surabaya. Bentuk transparansi dan pertanggung jawaban LAZNAS XYZ kepada stakeholder lembaga ini tercermin dari laporan keuangan yang disajikan baik melalui data yang diterima oleh peneliti maupun data yang dapat di buka langsung pada situs resmi, meskipun bentuk penyajian dilaporan keuangan dalam situs resmi LAZNAS XYZ hanya periode tertentu saja. Saran yang dapat dipertimbangkan untuk dapat dilakukan dan dikembangkan adalah pertama; perlu peran aktif lembaga amil zakat dalam hal ini LAZNAS XYZ untuk memahamkan masyarakat tentang berbagai macam zakat yang harus dikeluarkan setiap muslim yang mempunyai harta yang sudah mencapai nishob; kedua, sebuah laporan keuangan yang dapat di akses melalui internet dan dapat ditanyakan langsung di lembaga amil zakat sudah mempunyai nilai lebih yaitu sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas kepada muzaki, pemerintah dan masyarakat secara umum, namun akan lebih terpercaya lagi ketika laporan keuangan ini sudah diaudit oleh akuntan publik dengan opini wajar tanpa pengecualian; dan ketiga, laporan sumber dan penggunaan dana yang disajikan dibuletin selama tiga bulan sekali akan menjadi lebih baik jika disajikan setiap bulan sekali, karena masyarakat dapat dengan mudah mengetahui dana yang sudah disalurkan kepada LAZNAS XYZ Surabaya tanpa menunggu beberapa bulan. Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Univ Muhammadiyah Gresik 45

13 DAFTAR ACUAN Al-Ba ly, Abdul Al-Hamid Mahmud Ekonomi Zakat. Rajawali Pers. Jakarta Badan Amil Zakat DKI Jaya Pedoman zakat. Jakarta Baridwan, Zaki Accounting Intermediate. Edisi Ketujuh. BPFE. Yogyakarta. Daud, Muhammad Ali Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Universitas Indonesia Pers. Jakarta Departemen Agama RI Al Qur an dan Terjemahan. CV. Diponegoro. Bandung DPU Daurut Tauhid ( Diakses pada 6 Januari 2008 jam WIB Hafiduddin, Didin Zakat Dalam Perekonomian Modern. Gema Insani Press. Jakarta Harahap, Sofyan Syafri Akuntansi Islam. Bumi Aksara. Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan. SAK No. 45 (Sistem Akuntansi untuk Organisasi Non Profit/Nirlaba). Penerbit Salemba Empat. Jakarta Karim, Adiwarman A Bank Islam, Analisis Fiqh dan Keuangan. IIIT. Jakarta Mufraini, Arif Akuntansi dan Manajemen Zakat. Kencana Prenada Media Group. Jakarta Muhammad Pengantar Akuntansi Syariah. Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta Nadwi, Abul Hasal Ali Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Terjemahan oleh Adiwarman A Karim IIIT. Jakarta Rasjid, Sulaiman Fiqh Islam. CV. Sinar Baru. Lampung Ridwan, Muhammad Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). UII Pers. Yogyakarta Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Univ Muhammadiyah Gresik 46

14 Sudarsono, Heri Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Edisi Kedua. EKONISIA. Yogyakarta Sugiono Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan kesatu. Alfabeta. Jakarta , Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan kelima. Alfabeta. Jakarta Triyuwono, Iwan Organisasi dan Akuntansi Syariah. LKIS. Yogyakarta Widodo, Hertanto, M. Asmeldi Firman, Dwi Haryadi, Rimon Domiyandra PAS (Pedoman Akuntansi Syariat) Panduan Praktis Operasional Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). MIZAN. Bandung Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Univ Muhammadiyah Gresik 47

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu serta menjadi unsur dari rukun Islam. Zakat merupakan pilar utama dalam Islam khususnya dalam perannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Istutik (2013) meneliti mengenai penerapan standar akuntansi Zakat Infak/Sedekah (PSAK: 109) pada pertanggungjawaban keuangan atas aktivitas penerimaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN IV.1. Proses Pencatatan, Pengukuran, dan Pelaporan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Tujuan utama akuntansi keuangan lembaga amil zakat adalah untuk menyajikan

Lebih terperinci

NU CARE LAZISNU UPZIS TRENGGALEK NERACA PERIODE : 01 OKTOBER OKTOBER 2017

NU CARE LAZISNU UPZIS TRENGGALEK NERACA PERIODE : 01 OKTOBER OKTOBER 2017 NERACA : 01 OKTOBER 2017-31 OKTOBER 2017 AKTIVA Aktiva Lancar PASIVA Kewajiban Kas di Tangan - 200.000 200.000 Hutang - - - Kas di Bank Syariah - 1.500.000 1.500.000 Kas di Bank konvensional - - - Piutang

Lebih terperinci

LAZ "SWADAYA UMMAH" LAPORAN POSISI KEUANGAN Per : 31 Desember 2010

LAZ SWADAYA UMMAH LAPORAN POSISI KEUANGAN Per : 31 Desember 2010 LAZ "SWADAYA UMMAH" LAPORAN POSISI KEUANGAN Per : 31 Desember 2010 Uraian Catatan 2010 2009 AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Setara Kas 2.c 3 262.865.238 234.621.671 Piutang 2.d 4 149.864.175 57.797.000 Uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesungguhnya seluruh kebutuhan manusia telah diciptakan Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu khawatir lagi tidak akan memperoleh bagian rezeki. Namun, pada

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan berkembang pesat di Indonesia, oleh karena itu dibuat UU No. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan berkembang pesat di Indonesia, oleh karena itu dibuat UU No. 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Akuntansi Zakat Pertumbuhan BAZ dan LAZ yang selama ini semakin bertambah dan berkembang pesat di Indonesia, oleh karena itu dibuat UU No. 38 tahun 1999

Lebih terperinci

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109) PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109) Ilham Maulana Saud Dlingo, 28 Agustus 2016 DASAR HUKUM PENGELOLAAN ZAKAT Dasar Hukum 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para penganut sistem ekonomi kapitalisme berpendapat bahwa inti masalah ekonomi adalah masalah produksi. Mereka berpendapat bahwa penyebab kemiskinan adalah

Lebih terperinci

proses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan

proses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan BAB IV ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA GRESIK BERDASARKAN PSAK No. 101 A. Penyajian Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan KJKS Mandiri

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENGHITUNGAN ZAKAT MAL DAN ZAKAT FITRAH SERTA PENDAYAGUNAAN ZAKAT UNTUK USAHA PRODUKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai zakat dapat dikatakan masih sangat terbatas. Adapun penelitian terdahulu yang mendasari dalam penelitian ini beserta persamaan dan perbedaannya,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1830, 2014 KEMENAG. Zakat. Usaha Produktif. Penghitungan. Syarat. Tata Cara. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk besar yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, dimana dalam ajaran Islam terdapat perintah yang harus

Lebih terperinci

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga zakat adalah lembaga yang berada ditengah-tengah publik sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG A. Analisis laporan Keuangan 1. Urgensi Laporan Keuangan Bagi PKPU Semarang Laporan keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat merupakan komponen pokok bagi tegaknya pondasi perekonomian umat. Selain itu zakat termasuk rukun islam yang ketiga dari kelima rukunnya dan wajib dikeluarkan

Lebih terperinci

SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT

SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BIDANG BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM Zakat, merupakan salah satu rukun Islam yang harus dijalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan pendapatan khususnya masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pendistribusian Zakat Oleh BAZNAS Kabupaten Jepara Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Jepara zakat menurut bahasa berarti berkah, bersih, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur penegak syariat Islam. Umat Islam di Indonesia, disamping memiliki potensi sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh makhluk. Menurut (Wijaya, 2014) Al-quran meyakinkan bahwa sumber daya itu tersedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu rukun islam yang wajib ditunaikan oleh umat muslim atas harta kekayaan seorang individu yang ketentuannya berpedoman pada Al-Qur an

Lebih terperinci

LAZ "SWADAYA UMMAH" N E R A C A Per : 31 Desember 2011 & 2010

LAZ SWADAYA UMMAH N E R A C A Per : 31 Desember 2011 & 2010 LAZ "SWADAYA UMMAH" N E R A C A Per : 31 Desember 2011 & 2010 Uraian Catatan 2011 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas 2.c. 3 117,939,686 262,865,238 Piutang 2.d. 4 90,100,775 88,034,175 Uang Muka

Lebih terperinci

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109 ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109 Nama : Ira Ilama Yulyani NPM : 27210029 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Dra. Peni Sawitri,.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi pengelola zakat di Indonesia semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat dalam menjaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Hasbi Ramli (2005 : 56 ), Akuntansi syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, pendataan dan pelaporan melalui proses perhitungan

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT Menimbang : a. Mengingat : 1. PERATURAN GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

Aset Catatan 2016 2015 Aset Lancar Kas dan Setara Kas 4 21.842.228.118 31.484.761.459 Logam Mulia 5-125.000.000 Piutang Pihak Ketiga 6-7.500.000 Perlengkapan dan Persediaan 7 133.931.925 3.759.958.974

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG Menimbang: a. bahwa zakat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan dalam konteks masyarakat muslim. Zakat merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu serta

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA PADANG PADANG KOTA TERCINTA PEMERINTAH KOTA PADANG Menimbang PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, : a. bahwa kewajiban

Lebih terperinci

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU Menimbang : BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, a. bahwa menunaikan zakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa zakat sebagai

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan 92 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan dari paparan data di atas meberi kesimpulan bahwa : 1. Upaya Optimalisasi Zakat di BAZNAS Kabupaten Tulungagung Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS

Lebih terperinci

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan harta

Lebih terperinci

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL LAPORAN KEUANGAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 dan 2015 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 Catatan 2016 2015 ASET Aset

Lebih terperinci

Imelda D. Rahmawati Firman Aulia P Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Imelda D. Rahmawati Firman Aulia P Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Penerapan Akuntansi Zakat (PSAK No.109) Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Lembaga Manajemen Infaq (LMI) Cabang Sidoarjo Dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sidoarjo Imelda D. Rahmawati Firman

Lebih terperinci

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI 2018 0 1. PENGHIMPUNAN 1.1 DATA MUZAKKI Jumlah muzakki Kantor Pusat pada bulan Januari Tahun 2018 sebanyak 1.996 orang (meningkat 733 orang atau 63,2% dibanding bulan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat 4.1.1. Mekanisme Pengumpulan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat Rumah

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Kondisi ini memiliki keuntungan tersendiri bagi proses pembangunan menuju masyarakat muslim

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja, namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zakat menurut terminologi merupakan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah disebutkan di dalam

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL, BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI, DAN BADAN AMIL ZAKAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat muslim Indonesia sebenarnya memiliki potensi strategis yang layak dikembangkan menjadi salah

Lebih terperinci

KONSEP PENGELOLAAN LAZIS

KONSEP PENGELOLAAN LAZIS WORKSHOP FIQIH ZAKAT REMAS MASJID KAMPUS AINUL YAQIN UNISMA Tanggal, 13 Juni 2017 KONSEP PENGELOLAAN LAZIS Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. Mt. Haryono 193 Telp.

Lebih terperinci

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N 2 0 1 8 UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS YAYASANBAITULMAALPLN JLTrunojoyoBlokM1/135KebayoranBaru JakartaSelatan 0217261122ext1574 email:ybm@pln.co.id-www.ybmpln.org

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH 1 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 9 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang pemilihan judul Kemajuan ekonomi menjadi salah satu tolak ukur suatu negara untuk mendapatkan pengakuan dari negara lain, bahwa negara itu termasuk negara maju atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU. kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU. kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU A. Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat Zakat adalah istilah sesuatu yang diberikan seseorang kepada orang lain yang berhak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan (filantropi) dalam konteks masyarakat Muslim. Zakat merupakan kewajiban bagian dari setiap

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa zakat merupakan kewajiban

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian yang bernilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan fundamental yang tengah dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan merupakan salah satu penyebab

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia Secara demografi mayoritasnya beragama Islam dan setiap muslim mempunyai kewajiban untuk membayar zakat. Zakat sebagai rukun Islam yang ketiga,

Lebih terperinci

FORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT ACEH 2013 BAITUL MAL KABUPATEN ACEH JAYA

FORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT ACEH 2013 BAITUL MAL KABUPATEN ACEH JAYA FORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT ACEH 2013 BAITUL MAL KABUPATEN ACEH JAYA Nama Institusi : SK Lembaga / Tanggal (terakhir) : (dilampirkan) SK Pengurus / Tanggal (terakhir): Baitul Mal Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu secara finansial. Zakat menjadi salah satu rukun islam keempat setelah puasa di bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan mengenai landasan teori dan konsep yang mendukung penelitian, yaitu pengertian zakat, infak/sedekah, kompetensi sumber daya manusia, akuntansi zakat, PSAK 109,

Lebih terperinci

Dr. Aset Ijarah 1,000,000,000

Dr. Aset Ijarah 1,000,000,000 Soal 1 SOAL IJARAH Harga 1,000,000,000 Nilai sisa 200,000,000 Fair Value 250,000,000 Biaya perbaikan 120,000,000 Pendapatan sewa bersih pertahun 30,000,000 Perhitungan sewa per tahun : keuntungan pertahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu bertugas untuk mengelola dana sebagaimana mestinya. Zakat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. itu bertugas untuk mengelola dana sebagaimana mestinya. Zakat merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pelaksanaan rukun Islam yang ke empat yaitu zakat, maka saat ini banyak lembaga yang bergerak dalam pengelolaan dana zakat. Lembaga itu bertugas untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,

BAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan ibadah yang mengandung 2 dimensi, yaitu dimensi hablumminallah dan hablumminannas 1. Zakat dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat terutama

Lebih terperinci

LAZ "SWADAYA UMMAH" N E R A C A 31 Desember 2012 dan 2011

LAZ SWADAYA UMMAH N E R A C A 31 Desember 2012 dan 2011 LAZ "SWADAYA UMMAH" N E R A C A 31 Desember 2012 dan 2011 Uraian Catatan No. Tahun 2012 Tahun 2011 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas 2.c.3 325.549.961 117.939.686 Piutang 2.d.4 38.584.616 90.825.775

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Secara demografi dan kultural, bangsa Indonesia merupakan bangsa dengan mayoritas masyarakat beragama islam sehingga memiliki potensi yang besar dalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang. Perkembangan ekonomi islam telah menjadikan islam sebagai satu-satunya solusi masa depan. Hal ini di tandai dengan semakin banyak dan ramainya kajian akademis serta

Lebih terperinci

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga keuangan mikro yang berdasarkan prinsip bagi hasil dengan ketentuan yang ada pada Alquran dan Hadist.

Lebih terperinci

PENYAJIAN LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA GRESIK BERDASARKAN PSAK No. 101

PENYAJIAN LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA GRESIK BERDASARKAN PSAK No. 101 Penyajian Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana PENYAJIAN LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA GRESIK BERDASARKAN PSAK No. 101 Alif Kholifah Mahasiswa Alumni FEBI UINSA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam Bab Analisis dan Pembahasan ini penulis akan membahas mengenai kesesuaian kegiatan yang dilakukan oleh BAZNAS dalam pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah (

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH DI KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam dibangun di atas lima pilar yang terangkum dalam rukun Islam. Zakat yang merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam tersebut tidak seperti shalat ataupun puasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan komprehensif yang berarti Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual ( ibadah ) maupun social

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari PSAK 109 tentang zakat, infak/sedekah tentang mekanisme

Lebih terperinci

Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109)

Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109) Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109) Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 12: Akuntansi Zakat Infak Shadaqah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA DEFINISI. JENIS Zakat Infaq Shadaqah PENGERTIAN aktivitas memberikan harta tertentu yang diwajibkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KABUPATEN PARIGI MOUTONG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Zakat adalah rukun Islam yang ketiga. Zakat merupakan ibadah yang menandakan ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT, ibadah zakat mengandung dua dimensi, yaitu dimensi vertikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam dan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam memiliki instrumen penting yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat tidak sekedar dimaknai sebagai sebuah ibadah semata yang diwajibkan kepada setiap umat Islam bagi yang sudah memenuhi syarat, akan tetapi lebih dari pada

Lebih terperinci

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel ARTICLE REVIEW Oleh: Afifah Hasbi (Prodi Ekonomi Syariah Pps UIN Ar-Raniry) Judul artikel : Pendistribusian Zakat Produktif Dalam Perspektif Islam Penulis artikel: Siti Zalikha Penerbit : Jurnal Ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas dari peran serta sektor perbankan. Bank adalah badan usaha yang menjalankan kegiatan menghimpun dana

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA Amita Vani Budiarti 1) Endang Masitoh 2) Yuli Chomsatu Samrotun 3) 1, 2, 3) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Wakaf diambil dari kata waqafa, menurut bahasa berarti menahan atau berhenti. Dalam hukum Islam, wakaf berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan lama

Lebih terperinci

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS ISSN 1829-5282 46 ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS Oleh: Ni Luh Gede Erni Sulindawati Dosen Jurusan Akuntansi Program Diploma III

Lebih terperinci