Jakarta, April 2014 Kepala Pusat Komunikasi Publik. Hartono

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jakarta, April 2014 Kepala Pusat Komunikasi Publik. Hartono"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Dengan penuh rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Laporan Tahunan Pusat Komunikasi Publik 2013 dapat diselesaikan. Sesuai amanat Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Badan Publik wajib menyediakan informasi tentang laporan kinerja berupa narasi realisasi kegiatan yang telah dilaksanakan beserta capaiannya. Laporan Tahunan Pusat Komunikasi Publik ini merupakan wujud pertanggungjawaban Pusat Komunikasi Publik terhadap kinerja yang menjadi tugas dan tanggung jawab untuk dilaksanakan pada program kerja tahun Dengan disusunnya laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai program dan kegiatan yang menjadi tugas dan fungsi Pusat Komunikasi Publik sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor : 105/M- IND/Per/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian. Pada tahun 2013, Pusat Komunikasi Publik telah menetapkan sejumlah program untuk mendukung program Kementerian Perindustrian di bidang pengembangan sektor industri diantaranya menyebarluaskan informasi kebijakan dan hasil-hasil pembangunan sektor industri kepada masyarakat luas. Hasil-hasil yang telah dicapai Pusat Komunikasi Publik merupakan buah kerjasama dan sinergi yang baik dari seluruh unit kerja Pusat dan Daerah di lingkungan Kementerian Perindustrian dengan dukungan berbagai instansi terkait. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak atas segala dukungan dan kerjasamanya. Harus diakui bahwa laporan ini masih belum sempurna, sehingga diperlukan adanya koreksi dan masukan dari berbagai pihak. Sebagai akhir kata, kami mengharapkan laporan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak. Jakarta, April 2014 Kepala Pusat Komunikasi Publik Hartono

3 DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN EKSEKUTIF... 4 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MAKSUD DAN TUJUAN SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN... 8 BAB II PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TUGAS DAN FUNGSI STRUKTUR ORGANISASI VISI MISI PETA STRATEGI PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK BAB III KEBIJAKAN, SASARAN DAN PROGRAM KEBIJAKAN SASARAN PENGANGGARAN TAHUN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN PROGRAM PENUNJANG BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA BIDANG PEMBERITAAN DAN PUBLIKASI BIDANG INFORMASI PELAYANAN PUBLIK SUB BAGIAN TATA USAHA DAN MANAJEMEN KINERJA PENGHARGAAN REALISASI PEMANFAATAN ANGGARAN TAHUN BAB V PERMASALAHAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT PERMASALAHAN RENCANA TINDAK LANJUT BAB VI PENUTUP Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 1

4 DAFTAR GAMBAR Halaman GAMBAR 1 STRUKTUR ORGANISASI PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK GAMBAR 2 PETA STRATEGI PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK GAMBAR 3 FORUM KOMUNIKASI BAKOHUMAS GAMBAR 4 PESERTA BAKOHUMAS MENGAJUKAN PERTANYAAN DALAM DISKUSI P3DN PADA KUNJUNGAN PAMERAN PRODUKSI INDONESIA MENTERI PERINDUSTRIAN SEBAGAI KEYNOTE SPEAKER PADA ACARA FORUM KOMUNIKASI PIMPINAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN DUNIA USAHA DAN INSTANSI TERKAIT, BANDUNG GAMBAR 6 NARASUMBER DALAM KEGIATAN/SEMINAR/SARASEHAN/DISKUSI GAMBAR 7 FORUM BISNIS SAFARI RAMADHAN GAMBAR 5 PEMBUKAAN WORKSHOP PENDALAMAN KEBIJAKAN INDUSTRI UNTUK WARTAWAN OLEH MENTERI PERINDUSTRIAN, M.S. HIDAYAT GAMBAR 9 PAMERAN HPLEP DI BALI GAMBAR 8 KEPALA DINAS PARIWISATA BERSIAP MEMUKUL GONG SEBAGAI TANDA DIRESMIKANNYA PAMERAN JOGJA DI PLASA AMBARUKMO GAMBAR 11 SUASANA TALKSHOW DI PPI GAMBAR 12 BUKU INDUSTRY, FACT AND FIGURE GAMBAR 13 MAJALAH MEDIA INDUSTRI GAMBAR 14 MAJALAH KINA GAMBAR 10 GAMBAR 15 MENTERI PERINDUSTRIAN DIDAMPINGI PARA PEJABAT ESELON I DAN II MELAKUKAN JUMPA PERS AKHIR TAHUN DENGAN MEDIA MASSA GAMBAR 16 JUMLAH PERMINTAAN INFORMASI PUBLIK JANUARI-DESEMBER GAMBAR 17 RATA-RATA WAKTU MENJAWAB PERMINTAAN INFORMASI PUBLIK JANUARI-DESEMBER GAMBAR 18 PEMBUKAAN KONSINYERING PPID OLEH KEPALA PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK GAMBAR 19 BROSHUR/LEAFLET GAMBAR 20 KEPALA BIDANG INFORMASI PUBLIK (IPP) MEMBUKA ACARA BIMBINGAN TEKNIS UNIT PELAYANAN PUBLIK (UPP) GAMBAR 21 NARASUMBER SEDANG MEMAPARKAN MATERI PADA ACARA BIMBINGAN TEKNIS PETUGAS UP GAMBAR 22 PEMBUKAAN ACARA KONSULTASU UNIT PELAYANAN PUBLIK (UP2) OLEH KEPALA PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK GAMBAR 23 BROSHUR/LEAFLET/BUKU/STIKER/VIDEO UP GAMBAR 24 PERPUSTAKAAN PUSAT KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DI LANTAI GAMBAR 25 PEMBUKAAN PENINGKATAN KOMPETENSI FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DI LINGKUNGAN KEMENPERIN GAMBAR 26 PESERTA BIMTEK PADA ACARA PENINGKATAN KOMPETENSI FUNGSIONAL PUSTAKAWAN.. 62 GAMBAR 27 NARASUMBER MEMBERIKAN PENGARAHAN GAMBAR 28 WAKIL PRESIDEN RI BOEDIONO MENYERAHKAN PENGHARGAAN SEBAGAI BADAN PUBLIK TERBAIK (10 BESAR TERBAIK) KEPADA WAKIL MENTERI PERINDUSTRIAN, ALEX RETRAUBUN Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 2

5 DAFTAR TABEL Halaman TABEL 1 ANGGARAN PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN TABEL 2 REKAPITULASI PERMOHONAN INFORMASI PUBLIK TAHUN TABEL 3 JUMLAH PERMOHONAN SURAT REKOMENDASI/PERTIMBANGAN TEKNIS TAHUN TABEL 4 PERSETUJUAN REKOMENDASI/PERTIMBANGAN TEKNIS TAHUN Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 3

6 RINGKASAN EKSEKUTIF Untuk merealisasikan tugas pokok dan fungsi sebagaimana digariskan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor : 105/M-IND/Per/10/2010, maka pada tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik telah menetapkan sejumlah program yang dikategorikan kedalam program pokok/utama dan program penunjang. Program utama diarahkan pada upaya pencapaian sasaran-sasaran strategis yang pada hakekatnya merupakan aktivitas untuk mendukung program Kementerian Perindustrian di bidang pengembangan sektor industri. Dukungan dimaksud diantaranya adalah, penyebaran informasi kebijakan dan hasil-hasil pembangunan industri kepada masyarakat luas. Selain kepada dunia usaha, juga Instansi Pemerintah terkait di pusat dan daerah, Organisasi Kemasyarakatan lainnya, Lembaga Tinggi Negara, Perguruan Tinggi, dan sebagainya. Dalam melaksanakan sosialisasi kebijakan sektor industri, Pusat Komunikasi Publik telah memanfaatkan berbagai saluran komunikasi yang tergolong efektif, seperti media cetak dan media elektronik, serta media lainnya yaitu tatap muka, sarasehan, forum komunikasi bisnis, dan sebagainya. Pemuatan informasi di media cetak dan media elektronik ditempuh antara lain melalui aktivitas penyebaran siaran pers, temu/jumpa pers, wawancara langsung atau talk show pimpinan Kementerian Perindustrian dengan kalangan Pers yang selama ini menjadi mitra kerja Pusat Komunikasi Publik. Sosialisasi kebijakan industri di kalangan Instansi Pemerintah terkait diwujudkan dalam bentuk keterlibatan Pusat Komunikasi Publik dalam Forum Bakohumas Pusat yang dikoordinasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dalam Forum yang diikuti seluruh aparatur Humas Pemerintah Pusat dan Daerah, Pusat Komunikasi Publik menginformasikan berbagai kebijakan yang diambil Kementerian Perindustrian, termasuk penanganan kasus industri yang bersifat nasional. Sementara itu, dalam rangka meningkatkan pemanfaatan informasi kebijakan sektor industri, Pusat Komunikasi Publik telah menyediakan sarana komunikasi dalam bentuk website dan media sosial yang dikelola oleh Bidang Pemberitaan dan Publikasi. Selain media website, Pusat Komunikasi Publik juga menerbitkan beberapa media cetak, seperti majalah Karya Indonesia, Majalah Media Industri, Fact and Figure, Brosur, Booklet, dan sebagainya. Dalam rangka memperkenalkan hasil-hasil pembangunan sektor industri, Pusat Komunikasi Publik menyelenggarakan pameran atau promosi produksi dalam negeri di berbagai daerah. Selama tahun 2013, tercatat pelaksanaan pameran mandiri di kota Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 4

7 Bandung, Jawa Barat, pada September 2013 lalu, serta partisipasi pameran di Yogyakarta, Jakarta, dan kota-kota lainnya. Di Kementerian Perindustrian sendiri, Pusat Komunikasi Publik memberikan dukungan aktif pada penyelenggaraan pameran tetap di Plaza Pameran Industri, Lobby Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta. Pameran produk industri yang dilaksanakan oleh Pusat Komunikasi Publik, dimaksudkan sebagai suatu upaya pendekatan kepada masyarakat akan kemajuan yang sudah dicapai sektor industri dalam periode tertentu. Tujuannya adalah, meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat luas akan kemampuan sektor industri nasional, sekaligus mendorong peningkatan penggunaan produksi dalam negeri. Melalui upaya yang terencana dan berkelanjutan, Pameran Produksi Industri Nasional pada gilirannya diharapkan mampu mengurangi secara bertahap penggunaan produk impor yang hingga saat ini masih begitu diminati masyarakat luas. Kegiatan menyerap aspirasi masyarakat dan dunia usaha dilakukan melalui pertemuan antara pimpinan Kementerian Perindustrian dengan Dunia Usaha, dan Instansi terkait. Aspirasi dan pendapat masyarakat akan menjadi masukan/input yang cukup baik bagi pimpinan Kementerian Perindustrian dalam mengambil langkah-langkah perbaikan atau penyempurnaan kebijakan di masa mendatang. Demikian pula pembuatan analisis pemberitaan sektor industri yang dimuat harian/koran, merupakan bahan masukan pimpinan Kementerian Perindustrian yang digarap oleh Pusat Komunikasi Publik. Kegiatan strategis lainnya yang dilaksanakan selama tahun 2013 adalah pelayanan publik dan pelayanan informasi publik di lingkungan Kementerian Perindustrian. Kedua bentuk layanan publik tersebut merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik serta Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009, tentang Pelayanan Publik. Kedua Undang-Undang tadi mewajibkan lembaga publik untuk memberikan pelayanan informasi publik dan layanan jasa publik kepada masyarakat dengan sebaik dan seefisien mungkin serta tidak memberatkan. Untuk melaksanakan kewajiban kedua Undang-Undang tersebut, Kementerian Perindustrian telah menetapkan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Pusat dan seluruh Satuan Kerja Daerah, yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 351/M-IND/Kep/7/2011. Sedangkan pelayanan jasa rekomendasi dan pertimbangan teknis, dilakukan oleh Unit Pelayanan Publik (UP2) Kementerian Perindustrian yang dikukuhkan dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 55/M- IND/Per/6/2011. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 5

8 Keberhasilan pelaksanaan program utama yang sifatnya strategis, tentunya tidak terlepas dari program yang sifatnya penunjang atau pendukung yang mempunyai peranan cukup besar. Program penunjang meliputi layanan terkait manajemen kinerja, layanan administrasi keuangan, sarana/prasarana kerja dan sebagainya, menjadikan mobilitas kegiatan strategis Pusat Komunikasi Publik tergolong cukup tinggi. Indikasi tingginya aktivitas Pusat Komunikasi Publik antara lain ditandai oleh kemampuan dalam menyerap anggaran serta prestasi yang diraih sepanjang tahun Dalam hal pemanfaatan anggaran, Pusat Komunikasi Publik berhasil menyerap APBN sebesar 92,37% dari total anggaran sebesar Rp 35 milyar lebih. Indikasi lain di luar penyerapan anggaran, juga diwarnai oleh keberhasilan Pusat Komunikasi Publik meraih penghargaan sebagai Pemenang Kedua Kategori Advertorial pada lomba Anugerah Media Humas yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tanggal 20 Nopember Selain itu juga berhasil menjadikan Kementerian Perindustrian masuk ke dalam 10 besar Badan Publik Pemerintahan Terbaik dalam pelaksanaan Undang- Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi publik, yang diselenggarakan oleh Komisi Informasi Pusat pada tanggal 12 Desember Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 6

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai salah satu unsur penunjang dalam struktur organisasi Kementerian Perindustrian, Pusat Komunikasi Publik selama tahun 2013, telah melaksanakan berbagai kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsinya, sebagaimana digariskan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/Per/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian. Tugas pokoknya adalah, melaksanakan hubungan antar lembaga dengan instansi terkait, dunia usaha, lembaga pendidikan, riset dan teknologi, pelaksanaan hubungan media massa, pemberitaan, analis opini publik, promosi, publikasi, pameran dan kegiatan pencitraan Kementerian Perindustrian danpeningkatan kualitas informasi dan pelayanan publik. Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokoknya itu, Pusat Komunikasi Publik menyelenggarakan fungsi pendukung seperti penyusunan rencana program/kegiatan, penyelenggaraan tata usaha dan manajemen kinerja. Selanjutnya, sebagai bentuk pertanggung jawaban atas pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran tahun 2013, Pusat Komunikasi Publik memandang perlu menerbitkan Buku Laporan Tahunan Pusat Komunikasi Publik Tahun Selain itu, dikaitkan dengan era keterbukaan informasi publik sesuai Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, maka kehadiran Buku Laporan Tahunan ini menjadi sangat penting artinya bagi masyarakat. Sebab, melalui Buku Laporan ini, masyarakat pengguna informasi publik dapat mengetahui dan memahami kegiatan Pusat Komunikasi Publik secara transparan. Transparansi informasi ini pada dasarnya merupakan wahana bagi masyarakat untuk memberikan masukan sekaligus melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan anggaran yang bersumber dari rakyat. 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN A. MAKSUD Buku Laporan Tahunan ini dimaksudkan sebagai bentuk pertanggung jawaban organisasi atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pusat Komunikasi Publik pada tahun Bersamaan dengan itu, laporan tahunan ini juga dimaksudkan sebagai wahana komunikasi publik yang mendorong lahirnya partisipasi masyarakat, terutama dalam aspek pengawasan kegiatan serta pemanfaatan anggaran APBN. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 7

10 B. TUJUAN Tujuan penerbitan Buku Laporan Tahunan Pusat Komunikasi Publik tahun 2013 adalah : a. Mengkomunikasikan informasi kegiatan kepada kalangan internal Kementerian Perindustrian maupun masyarakat luas. b. Mempublikasikan kegiatan yang telah dilaksanakan Pusat Komunikasi Publik, c. Menjaring masukan dari berbagai kalangan guna menyempurnakan kualitas laporan, baik dari aspek substansi maupun teknis penyajiannya. 1.3 SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN Dalam laporan tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik, sistematika dan penyajian laporan sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan. Memuat informasi latar belakang mengapa diperlukan laporan tahunan, maksud dan tujuan penyusunan laporan serta sistematika penyajian laporan. Bab II: Profil Pusat Komunikasi Publik. Memuat informasi tentang organisasi, visi dan misi, peta strategi, tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi Pusat Komunikasi Publik. Tujuan penyajian informasi ini diarahakan agar para pembaca dapat memahami sekaligus berinteraksi positif guna menunjang pengembangan industri. Bab III: Kebijakan dan Program. Memuat informasi mengenai kebijakan, program dan anggaran. Informasi dalam Bab ini bisa menjadi bagian penting bagi masyarakat dalam rangka ikut melakukan pengawasan terhadap kinerja program dan kegiatan. Bab IV: Pelaksanaan Kegiatan. Memuat informasi tentang pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing Bidang dan Sub- Bagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja di lingkungan Pusat Komunikasi Publik. Dengan demikian, informasi yang disajikan pada Bab ini ditujukan untuk menambah pengetahuan pembaca atas kegiatan yang dilakukan dan capaian yang diraih oleh Pusat Komunikasi Publik. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 8

11 Bab V: Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut. Memuat informasi permasalahan yang dihadapi Pusat Komunikasi Publik selama menjalankan kegiatan di tahun Pada Bab ini pula tersaji langkah-langkah kedepan yang ditempuh Pusat Komunikasi Publik untuk mengatasi permasalahan yang ada. Bab VI: Penutup Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 9

12 BAB II PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK 2.1 TUGAS DAN FUNGSI Pada pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid pertama, di Kementerian Perindustrian belum terdapat unit kerja Pusat Komunikasi Publik, kegiatan kehumasan masih terdapat di Biro Umum dan Humas. Saat itu bidang kehumasan ditangani oleh Bagian Hubungan Antar Lembaga dan Bagian Pemberitaan dan Publikasi. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan pengelolaan pencitraan dan hubungan antar lembaga dan juga berkembang pesatnya teknologi informasi dan kebutuhan informasi oleh masyarakat, maka di era pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid Kedua , struktur organisasi Departemen Perindustrian berubah nama menjadi Kementerian Perindustrian. Begitu juga dengan struktur organisasi Kementerian Perindustrian, dengan mengilhami semangat structure follow function, banyak terjadi perubahan nomenklatur dan fungsi unit kerja. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M- IND/Per/10 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian terbentuklah unit kerja baru yaitu Pusat Komunikasi Publik, dengan penjelasan: unsur pendukung pelaksana tugas Kementerian Perindustrian, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perindustrian melalui Sekretaris Jenderal. Tugas pokok Pusat Komunikasi Publik adalah, melaksanakan hubungan antar lembaga, pemberitaan, publikasi dan informasi pelayanan publik, dengan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan kebijaksanaan teknis, rencana dan program komunikasi publik; 2. Pelaksanaan hubungan dengan lembaga negara, lembaga pemerintah, dunia usaha dan lembaga pendidikan, riset dan teknologi; 3. Pelaksanaan hubungan media masa, pemberitaan, analisis opini publik, promosi, publikasi, pameran dan pencitraan; 4. Pelaksanaan urusan layanan informasi publik serta pengelolaan informasi dan perpustakaan; 5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan komunikasi publik; dan 6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan manajemen kinerja Pusat Komunikasi Publik. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 10

13 2.2 STRUKTUR ORGANISASI Dalam upaya mewujudkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Pusat Komunikasi Publik dilengkapi oleh tiga Bidang dan satu Sub-bagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja. Tugas pokok dan fungsi ketiga Bidang dan satu Sub-bagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja adalah sebagai berikut: 1. Bidang Hubungan Antar Lembaga Mempunyai tugas melaksanakan hubungan dengan lembaga negara, lembaga pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, riset dan teknologi. a. Sub Bidang Hubungan Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Subbidang Hubungan Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah mempunyai tugas melakukan urusan hubungan dengan lembaga negara dan lembaga pemerintah. b. Sub Bidang Hubungan Dunia Usaha Subbidang Hubungan Dunia Usaha mempunyai tugas melakukan urusan hubungan dengan dunia usaha dan lembaga pendidikan, riset dan teknologi. 2. Bidang Pemberitaan dan Publikasi Mempunyai tugas melaksanakan hubungan media massa, pemberitaan, analisis opini publik, promosi, publikasi, pameran dan pencitraan. a. Sub Bidang Hubungan Media Massa Sub Bidang Hubungan Media Massa mempunyai tugas melakukan urusan hubungan dengan media massa, pemberitaan, dan analisis opini publik. b. Sub Bidang Promosi dan Publikasi Sub Bidang Promosi dan Publikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan promosi, publikasi, pameran, dan pencitraan. 3. Bidang Informasi Pelayanan Publik Mempunyai tugas melaksanakan urusan layanan informasi publik serta pengelolaan informasi dan perpustakaan. a. Sub Bidang Layanan Publik Sub Bidang Layanan Publik mempunyai tugas melakukan urusan layanan informasi publik. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 11

14 b. Sub Bidang Pengelolaan Informasi dan Perpustakaan Sub Bidang Pengelolaan Informasi dan Perpustakaan mempunyai tugas melakukan pengelolaan informasi dan perpustakaan. 4. Subbagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, surat menyurat, kearsipan dan dokumentasi serta manajemen kinerja Pusat Komunikasi Publik. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Pusat Komunikasi Publik memiliki struktur organisai sebagaimana terlihat pada bagan di bawah ini. Gambar 1 Struktur Organisasi Pusat Komunikasi Publik Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 12

15 Pengelolaan Sumber Daya Organisasi STRATEGIC DRIVER Proses Pelaksanaan Tugas Pokok Pusat Komunikasi Publik STRATEGIC OUTCOMES Memenuhi Harapan Stakeholders 2.3 Visi sektor industri. Menjadi Pusat Komunikasi Publik yang kredibel dalam mendukung pembangunan 2.4 Misi 1. Mewujudkan kapasitas dan kapabilitas komunikasi publik Kementerian Perindustrian, 2. Menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas, transparan dan akuntabel; 3. Membangun akses komunikasi publik yang efektif untuk mendukung pembangunan industri. 2.5 Peta Strategi Pusat Komunikasi Publik STRATEGIC OBJECTIVE Peta Strategi Pusat Komunikasi Publik VISI DAN MISI Pusat Komunikasi Publik Visi : Menjadi Pusat Komunikasi Publik yang kredibel dalam mendukung pembangunan sektor industri. Misi : 1. Mewujudkan kapasitas dan kapabilitas komunikasi publik Kementerian Perindustrian 2. Menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas, transparan dan akuntabel 3. Membangun akses komunikasi publik yang bermanfaat bagi pembangunan industri 1 Terlaksananya Pengelolaan Informasi Publik Terlaksananya Layanan Informasi Publik yang Handal dan Terintegrasi 3 Terwujudnya hubungan yang kondusif dengan lembaga tinggi negara & Instansi Terkait serta Dunia Usaha 2 Terlaksananya Sosialisasi Informasi melalui media massa PERUMUSAN KEBIJAKAN PELAYANAN DAN FASILITASI PENGENDALIAN & PENGAWASAN 4 Menyiapkan dan menetapkan pedoman pelayanan informasi publik 5 6 Mengintegrasikan sistem layanan informasi publik Menyediakan bahanbahan informasi layanan publik 7 Mengkoordinasikan kerja sama dengan lembaga, instansi terkait, dan dunia usaha 8 9 Membangun hubungan kerja yang efektif dengan media massa Melaksanakan sosialisasi informasi Melakukan monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan pelayanan publik 10 SDM Mengembangkan kemampuan SDM 11 ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN 12 Membangun budaya kerja yang dinamis Menyediakan Sarana dan Prasarana kerja KEUANGAN Meningkatkan kualitas pengelolaan APBN METODE 13 Mengembangkan dan 14 mengelola sistem informasi pelayanan publik 2 Gambar 2 Peta Strategi Pusat Komunikasi Publik Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 13

16 BAB III KEBIJAKAN, SASARAN DAN PROGRAM 3.1 KEBIJAKAN Dalam upaya mewujudkan tujuan dan sasaran sebagaimana telah ditetapkan, kegiatan yang dilaksanakan sepanjang tahun harus memberikan dampak positif yang mengarah pada terwujudnya Visi dan Misi Pusat Komunikasi Publik. Untuk itu, kebijakan yang diterapkan selama adalah: 1. Meningkatkan layanan informasi publik yang semakin berkualitas. 2. Meningkatkan kompetensi SDM di bidang pengelolaan informasi publik dan perpustakaan. 3. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi sektor industri sesuai kebutuhan stake holder dan masyarakat. 4. Meningkatkan hubungan antar lembaga untuk membangun sinergi yang kuat guna mendukung kelancaran pelaksanaan kebijakan sektor industri. 3.2 SASARAN 1. Terwujudnya layanan informasi publik yang makin efektif dan berkualitas guna memenuhi permintaan masyarakat dan dunia usaha. 2. Tersosialisasikannya informasi kebijakan sektor industri di kalangan dunia usaha/stakeholder, masyarakat dan kalangan perguruan tinggi melalui pelaksanaan hubungan antar lembaga, pemberitaan, penyediaan publikasi dan pameran. 3. Tersedianya publikasi cetak dalam jumlah yang memadai guna mendukung pelaksanaan layanan informasi publik, sosialisasi, dan pemberitaan sektor industri. 3.3 PENGANGGARAN TAHUN 2013 Pada tahun anggaran 2013, Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perindustrian mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang terdistribusi sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini: Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 14

17 Tabel 1 Anggaran Pusat Komunikasi Publik Tahun 2013 No. Kegiatan/Output Alokasi Anggaran 1831 Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik Rp ,- 1 2 Layanan Manajemen Kinerja dan Peningkatan Hubungan Antar Lembaga/dunia usaha Sosialisasi/disseminasi/visualisasi/publikasi dan pemberitaan Rp ,- Rp ,- 3 Layanan Informasi Publik Rp ,- 4 Layanan perkantoran Rp ,- 5 Pengadaan dan pemeliharaan kendaraan bermotor Rp ,- 6 Perangkat pengolah data dan komunikasi Rp ,- 7 Peralatan dan fasilitas perkantoran Rp ,- Tahun 2013, Pusat Komunikasi Publik mempunyai Indikator Kinerja Kegiatan sebagai berikut: a. Terwujudnya penyebarluasan informasi kebijakan industri melalui pelaksanaan koordinasi internal, hubungan dan kerjasama antar lembaga. b. Tersebar dan terserapnya informasi kebijakan sektor industri melalui pemanfaatan media cetak dan elektronik, sekaligus menghimpun aspirasi masyarakat termasuk dunia usaha. c. Terciptanya layanan publik di lingkungan Kemenperin yang semakin berkualitas sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 dan Undang-Undang Nomor 25 tahun d. Meningkatnya kualitas manajemen kinerja serta pengelolaan ketata-usahaan yang makin tertib, teratur dan akuntabel. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 15

18 3.4 PROGRAM /KEGIATAN TAHUN 2013 Dalam penyusunan program tahunan, Pusat Komunikasi Publik, senantiasa memperhatikan, pertama, permasalahan yang terjadi yang belum terselesaikan pada tahun yang lalu. Kedua, mengarahkan program pada upaya pencapaian visi dan misi yang sudah ditetapkan dan ketiga, memperhatikan perkembangan strategis yang ikut mempengaruhi pelaksanaan program dan kegiatan. Keempat, mengacu pada rencana strategis dan tugas pokok serta fungsi Pusat Komunikasi Publik sebagaimana digariskan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Laksana Kementerian Perindustrian. berikut: Tahun 2013, Pusat Komunikasi Publik mempunyai program dan kegiatan sebagai Bidang Hubungan Antar Lembaga Bidang Hubungan Antar Lembaga merupakan salah satu Bidang di Pusat Komunikasi Publik, yang menjalankan tugas melaksanakan hubungan dengan lembaga Negara, lembaga pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, riset dan teknologi. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Bidang Hubungan Antar Lembaga, kegiatan yang disusun diantaranya adalah: a. Forum Komunikasi Bakohumas. Sebagai anggota Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah (Bakohumas), Pusat Komunikasi Publik cq Bidang Hubungan Antar Lembaga, memanfaatkan forum ini sebagai ajang penyebarluasan informasi kebijakan pengembangan industri dikalangan aparatur pemerintah dan juga diharapkan adanya umpan balik dari Instansi Pemerintah terkait pembangunan sektor industri. Umpan balik tersebut pada akhirnya dapat menjadi bahan penyusunan konsep kebijakan dimasing-masing sektor/unsur pemerintah serta penyusunan program/kegiatan bersama lintas sektoral. Selama tahun 2013, Forum Komunikasi Bakohumas diselenggarakan sebanyak dua kali. b. Hubungan Dengan Lembaga Tinggi Negara/Lembaga Legislatif Sebagaimana tercantum dalam tugas pokok dan fungsi Pusat Komunikasi Publik, salah satunya adalah menyelenggarakan hubungan dengan lembaga tinggi negara/ Lembaga legislatif. Hubungan ini bertujuan untuk membahas kebijakan, program, langkah-langkah pengembangan sektor industri termasuk permasalahan disektor industri dan penganggaran. Dalam hubungan dengan DPR, Pusat Komunikasi Publik berfungsi sebagai fasilitator yang menjembatani DPR khususnya Komisi VI dengan Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 16

19 Direktorat Jendral/Unit kerja dilingkungan Kementerian Perindustrian. Untuk melaksanakan urusan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan sektor industri, tercatat beberapa forum yang dilaksanakan oleh DPR seperti Rapat Dengar Pendapat (RDP), Rapat Kerja (Raker), Rapat Kerja Gabungan dan kunjungan kerja (Kunker) anggota DPR ke sejumlah obyek industri diberbagai daerah di Indonesia. c. Forum Komunikasi Pimpinan Kemenperin Dengan Dunia Usaha, Instansi Terkait dan Forum Bisnis Kegiatan ini merupakan upaya untuk membangun sinergi antara pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian dengan Dunia Usaha dan instansi terkait agar terdapat kesamaan visi dan langkah dalam melaksanakan pengembangan industri. Kesamaan visi dan langkah yang dilandasi oleh kebersamaan/sinergi diantara Kementerian Perindustrian dan Dunia Usaha, merupakan sarana untuk mempercepat pencapaian sasaran-sasaran pengembangan industri. Dengan pertimbangan seperti itu, maka selama tahun 2013, Pusat Komunikasi Publik telah menyelenggarakan kegiatan dimaksud dalam intensitas yang cukup tinggi. d. Penyelenggaraan Seminar/Sarasehan/Diskusi Bersama Perguruan Tinggi. Kegiatan ini merupakan upaya penyebaran informasi dan kebijakan pengembangan industri, sekaligus menjadi sarana untuk menyerap aspirasi atau pendapat/opini masyarakat khususnya kalangan dunia pendidikan seperti Univeristas dan Perguruan Tinggi. Aspirasi dan pendapat masyarakat ini dapat merupakan bahan masukan/input bagi penyusunan kebijakan yang sesuai kebutuhan sektor industri. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong minat mahasiswa untuk menjadi wirausaha/wiraswasta di sektor industri kecil dan menengah. Upaya ini sangat diperlukan mengingat jumlah wiraswasta di Indonesia masih terbatas, di bawah 2 3% dari jumlah total penduduk Bidang Pemberitaan Dan Publikasi a. Penerbitan Buku dan Majalah Penerbitan buku dan majalah merupakan sarana yang dimanfaatkan Pusat Komunikasi Publik untuk menyebarluaskan informasi kebijakan dan program sektor industri. Sebut saja misalnya Majalah Media Industri yang sarat informasi kebijakan yang bermanfaat bagi dunia usaha. Selain itu, majalah ini juga memuat opini dan saran membangun bagi pemerintah yang disampaikan tokoh-tokoh pengusaha terkenal disektor industri. Karenanya, manfaat kehadiran majalah Media Industri, tidak saja dinikmati pengusaha dalam bentuk informasi kebijakan, tetapi juga Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 17

20 Kementerian Perindustrian dalam bentuk input/masukkan yang berguna sebagai bahan pengambilan kebijakan dan langkah-langkah pengembangan industri nasional. Sementara itu, majalah Karya Indonesia (KINA) yang ditujukan sebagai sarana promosi produk industri yang berorientasi ekspor maupun potensial ekspor, diperuntukan bagi konsumsi eksportir, perwakilan dagang asing di Jakarta, Kedutaan Besar RI di luar negeri, Kedutaan Besar Negara Sahabat di Jakarta, dan sebagainya. Untuk itu, informasi terkait kebijakan, profil perusahaan, kemampuan produksi, kualitas dan harga produk, menjadi titik berat penyajian informasi di majalah KINA. b. Pembuatan Guntingan Pers dan Digitalisasi Pemberitaan Sektor Industri Dalam upaya menjaring informasi perkembangan dan atau permasalahan sektor industri yang dimuat media cetak/koran, Pusat Komunikasi Publik setiap harinya menerbitkan guntingan pers dari berbagai harian yang terbit di ibukota. Guntingan Pers ini didistribusikan kepada pimpinan Kementerian Perindustrian ( Menteri, Wakil Menteri, Para Eselon I dan Eselon II ). c. Dialog/Talk Show Pimpinan Kementerian Perindustrian Kegiatan ini pada dasarnya tidak terlepas dari upaya mensosialisasikan kebijakan dan hasil-hasil pengembangan industri, termasuk didalamnya pembahasan masalah tertentu yang ditayangkan media televisi dan radio, baik swasta maupun nasional. Bentuk kegiatannya antara lain, dialog/talk show pimpinan Kementerian Perindustrian, dengan melibatkan tokoh/pimpinan dunia usaha, pimpinan asosiasi, dan sebagainya, serta membahas topik tertentu di sektor ekonomi dan industri. d. Pembuatan dan penayangan film layanan masyarakat (PSA) di Televisi dan Radio Kegiatan ini semacam iklan di televisi, ditujukan untuk memasyarakatkan berbagai kemajuan di sektor industri, sekaligus himbauan yang mengajak masyarakat guna mencintai produk industri dalam negeri. e. Partisipasi pada Pameran di Dalam Negeri Kegiatan ini pada dasarnya merupakan upaya promosi produk buatan dalam negeri yang dibarengi sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kementerian Perindustrian beserta seluruh unit kerjanya dalam membangun perekonomian nasional lewat pengembangan sektor industri. Melalui kegiatan ini diharapkan agar masyarakat luas dapat mengetahui program, kebijakan dan langkah-langkah serta hasil-hasil yang dicapai sektor industri selama periode tertentu. Pada kegiatan ini, Pusat Komunikasi Publik bukan sebagai penyelenggara pameran, tetapi hanya berpartisipasi di event pameran yang dilaksanakan pihak lain. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 18

21 f. Pameran Produksi Indonesia (PPI) Berbeda halnya dengan partisipasi pada pameran, maka penyelenggara Pameran Produksi Indonesia adalah Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perindustrian, didukung oleh unit kerja terkait maupun pihak swasta selaku kontraktor fisik bangunan. Tujuan Pameran Produksi Indonesia (PPI) secara umum adalah, mempromosikan produk unggulan industri nasional yang berdaya saing dalam rangka meningkatkan kecintaan dan kebanggaan masyarakat untuk memanfaatkan produksi bangsanya sendiri. Upaya ini pada akhirnya diharapkan bisa mendongkrak penggunaan produk nasional dikalangan masyarakat luas, sekaligus mengurangi pemakaian produk impor di pasar dalam negeri. g. Workshop Pendalaman Kebijakan Industri Untuk Wartawan Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan para wartawan selaku mitra kerja Pusat Komunikasi Publik dalam menyebarluaskan informasi/pemberitaan sektor industri. Pendalaman dimaksud adalah, pemberian informasi terbaru mengenai kebijakan dan penanganan program masing-masing sektor pada periode tertentu oleh Menteri Perindustrian bersama Para Eselon Satu Kementerian Perindustrian. Sasaran yang ingin dicapai dalam workshop ini adalah, terserapnya informasi kebijakan terbaru di sektor industri yang nantinya bisa digunakan sebagai bahan penulisan berita. Selain itu, melalui penguasaan informasi terbaru di sektor industri, para insan pers diharapkan dapat menepis issue negatif yang mungkin timbul, terkait pelaksanaan pembangunan industri. h. Audit Komunikasi Kegiatan komunikasi yang diselenggarakan oleh Pusat Komunikasi Publik merupakan komponen vital dalam membangun dan mencapai sukses sasaran kebijakan, memberikan informasi dan mendengar aspirasi publik, serta untuk memahami lingkungan strategis dari kebijakan yang berjalan. Untuk mengetahui dan mengukur tingkat keefektifan upaya/proses komunikasi yang dijalankan dalam rangka menyebarluaskan informasi kebijakan/informasi Kementerian Perindustrian, Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perindustrian telah melakukan audit komunikasi. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan pihak konsultan swasta, Dasa Communication, yang beralamat di Jakarta Selatan Bidang Informasi Pelayanan Publik Sesuai tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013, Bidang Informasi Pelayanan Publik telah menetapkan program sebagai berikut: Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 19

22 a. Peningkatan Pelayanan Informasi Publik Peningkatan pelayanan informasi publik Kementerian Perindustrian dimaksudkan sebagai upaya berkelanjutan untuk memberikan pelayanan publik yang dari waktu ke waktu semakin berkualitas. Tuntutan untuk meningkatkan kualitas pelayanan informasi publik tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Sebagai implementasi pelaksanaan Undang-Undang tersebut, melalui Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 351 tahun 2011 tentang Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di lingkungan Kementerian Perindustrian, telah ditetapkan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) baik di tingkat pusat Kementerian Perindustrian maupun Satuan Kerja di tingkat daerah yang jumlahnya mencapai 47 Satuan Kerja. Selain itu, melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 70 tahun 2011, juga telah ditetapkan Tata Kelola Layanan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Perindustrian. Dalam pada itu, guna mendukung kelancaran pelayanan informasi publik, Menteri Perindustrian juga mengeluarkan Keputusan Nomor 33/M- IND/Kep/1/2012 tentang Tim Pertimbangan Pelayanan Informasi Publlik di lingkungan Kementerian Perindustrian, Selanjutnya, dalam upaya meningkatkan layanan informasi publik di lingkungan Kementerian Perindustrian, berbagai kegiatan yang dilaksanakan Pusat Komunikasi Publik cq Bidang Informasi Pelayanan Publik diantaranya adalah, konsinyering PPID, pembuatan publikasi, uji konsekuensi informasi, koordinasi PPID daerah serta monitoring dan evaluasi kegiatan layanan informasi publik yang ditangani PPID daerah. b. Peningkatan Pelayanan pada Unit Pelayanan Publik (UP2) Kemenperin Bersamaan dengan pelayanan informasi publik, kewajiban lain yang harus dipenuhi oleh lembaga publik termasuk Kementerian Perindustrian adalah pemberian layanan publik. Kegiatan ini merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Untuk memenuhi tuntutan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009, Menteri Perindustrian telah mengeluarkan Peraturan nomor 55/M- IND/PER/6/2011 tentang Unit Pelayanan Publik Kementerian Perindustrian. Dalam keputusan itu, UP2 Kemenperin mempunyai tugas memberikan pelayanan kepada masyarakat atau badan hukum atas permintaan informasi, konsultasi dan pelaksanaan pelayanan publik yang berada pada Ditjen Basis Industri Manufaktur, Ditjen IKM, Ditjen Industri Agro, Ditjen IUBTT dan BP-KIMI. Selama tahun 2013, kegiatan yang dilaksanakan terkait program peningkatan UP2 Kemenperin antara lain, bimbingan teknis bagi petugas UP2, updating data website UP2, pembuatan publikasi cetak, pembekalan petugas UP2 dakam aspek bagaimana Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 20

23 memberikan layanan prima, pengenalan ISO 9001:2008, konsultasi dengan dunia usaha dan sebagainya. c. Pengembangan Perpustakaan Kementerian Perindustrian Bentuk lain layanan publik, yang dikelola Pusat Komunikasi Publik adalah Perpustakaan Kemenperin. Perpustakaan ini dibentuk dengan tujuan utamanya adalah, memberi dukungan dalam bentuk penyediaan literatur yang sesuai bagi kepentingan pegawai Kemenperin untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Selain itu, perpustakaan Kemenperin juga dimanfaatkan para mahasiswa perguruan tinggi dan akademi di lingkungan Kemenperin, seperti Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI), Akademi Pimpinan Perusahaan (APP), dan sebagainya. Bersamaan dengan aktivitas layanan perpustakaan, Pusat Komunikasi Publik juga memberi perhatian cukup besar kepada petugas/pengelola perpustakaan yang berstatus fungsional pustakawan. d. Peningkatan Kompetensi Fungsional Pustakawan di lingkungan Kemenperin Seperti telah disinggung pada butir di atas, bahwa selain menjalankan program layanan perpustakaan, juga dilakukan pembinaan terhadap fungsional pustakawan yakni peningkatan kompetensi fungsional pustakawan. Baik di tingkat pusat Kemenperin maupun Satuan Kerja di lingkungan Kemenperin yang ada di daerah. Sebagai tambahan informasi, perpustakaan di bawah koordinasi Kementerian Perindustrian tidak hanya di kantor pusat Jakarta, tetapi juga mencakup Satuan Kerja Balai Besar Litbang Industri, Balai Diklat Industri, Baristand dan Unit Pendidikan yang tersebar di 17 provinsi. 3.5 PROGRAM PENUNJANG Program/kegiatan penunjang merupakan Program/Kegiatan yang dilakukan oleh Sub Bagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja, kegiatan ini untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan utama yang dilakukan Pusat Komunikasi Publik. Kegiatan yang dilaksanakan seperti peningkatan SDM Pusat Komunikasi Publik, penyusunan rencana dan program kegiatan, keuangan, penyediaan dan pemeliharaan sarana/prasarana kerja hingga pembinaan kepegawaian seperti pemberian diklat. Aspek strategis yang diperankan oleh Sub Bagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja adalah pengawasan dan pembinaan terhadap penyusunan pertanggung jawaban administratif keuangan. Pengawasan dan bimbingan yang dilakukan pada akhirnya bermuara pada upaya mencegah terjadinya penyimpangan keuangan negara. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 21

24 BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN 4.1 BIDANG HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA Forum Komunikasi Bakohumas Sebagai implementasi pelaksanaan hubungan antar lembaga, khususnya lembaga/instansi pemerintah, Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perindustrian memandang penting berpartisipasi pada Forum Bakohumas yang dikoodinasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Forum ini penting untuk diikuti karena Pusat Komunikasi Publik memperoleh kesempatan untuk mensosialisasikan berbagai kebijaksanaan pembangunan industri nasional kepada lembaga/instansi pemerintah yang tergabung dalam Bakohumas Pusat. Harapannya adalah, lembaga/instansi pemerintah lainnya bisa mengetahui dan mendalami kebijakan pemerintah disektor industri untuk kemudian menyebarluaskannya kepada stakeholder masing-masing. Tidak hanya itu, terserapnya informasi kebijakan dilingkungan lembaga/instansi pemerintah diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau input dalam penyusunan konsep kebijaksanaan masing-masing lembaga/instansi pemerintah terkait dengan sektor industri, Sebagai gambaran, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), merupakan sektor penghasil bahan baku untuk dimanfaatkan sektor industri. Demikian pula Kementerian Perdagangan yang berkewajiban mendukung pemasaran produk hasil industri. Dari sinilah diharapkan muncul sinergi yang saling memperkuat dan saling mendukung dalam penyediaan bahan baku secara berkelanjutan, di samping mengembangkan pemasaran hasil produk industri. Dengan harapan seperti itu, pada tahun 2013 yang lalu, Bidang Hubungan Antar Lembaga, telah berpartisipasi pada forum Bakohumas sebanyak tujuh kali. Sementara itu, ketika Pusat Komunikasi Publik menjadi penyelenggara Forum Komunikasi Bakohumas, kegiatannya selain diwarnai oleh sosialisasi kebijakan sektor industri, juga melakukan kunjungan kerja ke obyek industri tertentu. Kunjungan ini dimaksudkan sebagai upaya membuka wawasan petugas humas Kementerian lainnya dengan melihat dari dekat apa dan bagaimana aktifitas disektor industri. Pada tahun 2013, Forum Komunikasi Bakohumas dilaksanakan dengan berkunjung ke industri rotan dan industri batik trusmi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Pelaksanaan Bakohumas di kota Cirebon berlangsung pada tanggal 1 2 Mei 2013, diikuti oleh 75 peserta. Dalam kegiatan tersebut, Pusat Komunikasi Publik Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 22

25 menginformasikan kebijakan dan langkah-langkah dalam mengembangkan industri rotan nasional. Pertama, dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pelarangan bahan baku rotan seperti yang diatur Permendag Nomor 35/M-DAG/Per/11/2011 tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan. Kebijakan tersebut mengatur tentang rotan yang dilarang ekspor yaitu kelompok Ex Hs yang mencakup rotan setengah jadi, rotan mentah, rotan asalan, dan rotan w/s. Kementerian Kehutanan telah menetapkan jatah produksi rotan lestari secara nasional periode tahun 2012 sebesar ton. Kedua, dalam rangka penguatan batik nasional telah disosialisasikan pula perkembangan industri batik nasional saat ini serta pentingnya memberikan identitas pada motif batik Indonesia. Identitas batik Indonesia berlogokan Batikmark, BATIK INDONESIA. Gambar 3 Forum Komunikasi BAKOHUMAS Tujuan utama penerbitan sertifikasi batikmark adalah, memastikan perspektif dunia bahwa tekstil bermotif dan berproses batik adalah kekayaan tradisional Indonesia sekaligus menjaga kualitas tekstil bermotif batik dan berproses batik tersebut kepada konsumen batik. Selain itu, sertifikasi batikmark bertujuan untuk menghadapi kompetisi produk identik atau mirip yang dijual di pasaran dan untuk menghadapi ancaman pembajakan batik asal Indonesia oleh produsen tekstil asing. Untuk memasyarakatkan Batikmark, telah diterbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 74 tahun 2007 tentang Penggunaan Batikmark batik Indonesia yang selanjutnya diatur melalui Peraturan Direktur Jenderal IKM Nomor 71 tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Batikmark batik Indonesia.Selain informasi kebijakan, pada hari kedua Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 23

26 Bakohumas Cirebon, peserta Bakohumas diajak meninjau sejumlah obyek industri kecil rotan di desa Tegalwangi dan sentra batik Trusmi serta Kerajinan Kerang di Kecamatan Tengah Tani, Cirebon. Penyelenggaraan Bakohumas yang kedua, dilaksanakan di Bandung, tanggal September 2013 yang diikuti oleh 75 peserta. Pada pelaksanaan Bakohumas kedua ini, peserta memperoleh informasi kebijakan terkait peningkatan penggunaan produksi dalam negeri serta mengunjungi Pameran Produksi Indonesia Tahun 2013 (PPI) yang diselenggarakan Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perindustrian. Pada hari kedua, rombongan peserta Bakohumas Pusat berkesempatan mengunjungi Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung. Di Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil ini, peserta memperoleh informasi dari Kepala Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil tentang tugas pokok, dan fungsi serta peranan yang strategis dalam mengatasi kendala keterbatasan SDM yang terampil di bidang tekstil untuk menunjang peningkatan daya saing industri tersebut. Gambar 4 Peserta Bakohumas Mengajukan Pertanyaan Dalam Diskusi P3DN Pada Kunjungan Pameran Produksi Indonesia Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 24

27 4.1.2 Forum Komunikasi Pimpinan Kementerian Perindustrian dengan Dunia Usaha dan Instansi Terkait Forum ini dimaksudkan sebagai sarana pertukaran informasi diantara lembaga peserta forum, yakni dunia usaha dan instansi pemerintah terkait. Tujuannya adalah, selain sosialisasi kebijakan industri, sekaligus mencari solusi berbagai persoalan yang dihadapi industri nasional. Selama tahun 2013, Pusat Komunikasi Publik telah menggelar 4 kali Forum Pimpinan Kementerian Perindustrian dengan Dunia Usaha dan Instansi Terkait yang membahas berbagai hal terkait pengembangan sektor industri, seperti kebijakan dan langkah-langkah pembangunan industri, masalah-masalah yang dihadapi sektor industri, dan sebagainya. Pada tahun 2013 Forum ini diselenggarakan sebanyak 4 kali yang bertempat di Bandung, Bali dan Jakarta Forum Komunikasi Pimpinan Kementerian Perindustrian dengan Dunia Usaha dan Instansi Terkait yang Pertama (Bandung) Forum pertama yang digelar Pusat Komunikasi Publik bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Kadin Jabar dan Forum Ekonomi Jabar, berlangsung pada tanggal 8 Juni 2013, dengan mengambil tema, Peran Forum Ekonomi Jawa Barat dalam Akselerasi Pembangunan Ekonomi Jawa Barat. Forum pertama ini berlangsung di Hotel The Trans Luxury Hotel, Bandung dengan dihadiri 300 peserta. Bapak M.S Hidayat, menyampaikan sambutan atas nama Menteri Perindustrian sekaligus merangkap sebagai Dewan Pembina Forum Ekonomi Jabar. Hadir pada acara Forum ini sekaligus menjadi nara sumber adalah, Menteri/Kepala PPN/Bappenas, Ketua Kadin Jawa Barat dan Ketua Forum Ekonomi Jawa Barat. Dalam pemaparannya, Menteri Perindustrian antara lain menyatakan bahwa, terdapat lima strategi utama akselerasi pembangunan ekonomi Jawa Barat, yaitu (1) Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru, (2) Mendorong partisipasi dunia usaha dalam pembangunan infrastruktur, (3) Percepatan proses pengambilan keputusan pemerintah, (4) Mendorong peningkatan daya saing kabupaten/kota dan (5) Meningkatkan integrasi pasar domestik. Menteri Perindustrian MS Hidayat: Terdapat lima strategi utama akselerasi pembangunan ekonomi Jawa Barat: (1) Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru; (2) Mendorong partisipasi dunia usaha dalam pembangunan infrastruktur; (3) Percepatan proses pengambilan keputusan pemerintah; (4) Mendorong peningkatan daya saing kabupaten/kota; dan (5) Meningkatkan integrasi pasar domestik. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 25

28 4.1.4 Forum Komunikasi Pimpinan Kementerian Perindustrian dengan Dunia Usaha dan Instansi Terkait yang Kedua (Jakarta) Pada tahun 2013 yang lalu, bisa dikatakan merupakan puncak dari eratnya kebersamaan antara Kementerian Perindustrian dengan Komisi VI DPR-RI. Sebab, pada tahun itu pula menandai berakhirnya pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perindustrian. Pembahasan terakhir RUU Perindustrian tersebut, lewat pembentukan Focus Group Discussion difasilitasi oleh Pusat Komunikasi Publik di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, pada tanggal November Forum kali ini dilaksanakan dalam rangka kelanjutan pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU Perindustrian yang melibatkan Komisi VI DPR-RI. RUU Perindustrian ini merupakan perubahan Undang- Undang Nomor 5 tahun 1984 tentang Perindustrian yang dilakukan dalam rangka mengantisipasi perubahan lingkungan strategis, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Undang-Undang Perindustrian Nomor 3 Tahun 2014 diharapkan dapat menjadi landasan hukum yang kuat, memberi ruang gerak yang lebih luas untuk meningkatkan kinerja sektor industri serta memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi pemerintah, pelaku industri dan masyarakat dalam mengembangkan industri nasional. Pada Focus Group Discussion ini dibahas 50 Daftar Inventarisasi Masalah dari masing-masing Fraksi yang menjadi anggota Panitia Kerja (Panja) RUU Perindustrian. Selain membahas DIM, FGD juga membahas berbagai hal yang perlu diatur dalam RUU tentang Perindustrian termasuk kaitannya dengan Industri Kecil dan Menengah (IKM), Industri Hijau, Kawasan Industri serta Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN). Selama tiga hari kegiatan, hadir pada acara ini Sekretaris Jenderal Kemenperin didampingi Para Eselon I dan II, Staf Khusus dan Staf Ahli di lingkungan Kemenperin. Selain pejabat di lingkungan Kementerian Perindustrian, hadir pula sebagai nara sumber yakni wakil dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia, Ahli Bahasa, serta pejabat Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Keuangan, serta Ketua Komisi VI, Pimpinan Panja RUU Perindustrian dan wakil-wakil fraksi sebagai anggota Panja. Undang-Undang Perindustrian yang baru ini diharapkan dapat menjadi landasan hukum yang kuat, memberi ruang gerak yang lebih luas untuk meningkatkan kinerja sektor industri serta memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi pemerintah, pelaku industri dan masyarakat dalam mengembangkan industri nasional. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 26

29 4.1.5 Forum Komunikasi Pimpinan Kementerian Perindustrian dengan Dunia Usaha dan Instansi Terkait yang Ketiga (Bandung) Forum Komunikasi Pimpinan Kementerian Perindustrian dengan Dunia Usaha dan Instansi Terkait yang ketiga berlangsung di Hotel Grand Pasundan, Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 29 November 2013, dengan mengambil tema, Akselerasi Pembangunan Industri di Jawa Barat untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Forum ini merupakan kelanjutan dari penyelenggaraan forum yang sama pada tanggal 8 Juni 2013 dan diikuti 300 peserta. Dalam forum kali ini, Menteri Perindustrian, M.S Hidayat, antara lain mengungkapkan bahwa, Kementerian Perindustrian pada tahun 2014 akan memberikan dukungan dalam bentuk fasilitasi penyusunan master plan pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Timur, termasuk didalamnya wilayah CIAYUMAJAKUNING (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), Sumedang dan Ciamis. Pada bagian lain sambutannya, Menteri Perindustrian, MS Hidayat, juga menekankan bahwa akselerasi pembangunan ekonomi Jawa Barat akan berhasil jika terjadi sinergi yang melibatkan berbagai stakeholder terkait yaitu unsur Akademisi, Bisnis dan Government (Pemerintah). Menperin menambahkan, partisipasi sektor swasta diharapkan bisa lebih dominan sementara pemerintah lebih bersifat sebagai fasilitator dalam penyedia berbagai infrastruktur dan berbagai regulasi guna mendukung iklim usaha yang kondusif. Menteri Perindustrian MS Hidayat: Akselerasi Pembangunan Ekonomi Jawa Barat akan berhasil jika terjadi sinergi yang melibatkan berbagai stakeholder terkait yaitu, unsur Akademisi, Bisnis dan Government (Pemerintah). Selain Menteri Perindustrian sebagai keynote speaker, hadir pula sebagai nara sumber lainnya seperti, Sekretaris Daerah Provinsi Jabar, dan Ketua Forum Ekonomi Jabar. Pada Forum ini juga dilaksanakan Talk-Show yang direkam dan ditayangkan oleh Sindo Televisi, dengan panelis Staf Ahli Menperin Bidang Sumber Daya Industri dan Teknologi, Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi dan Perwakilan Forum Ekonomi Jawa Barat Forum Komunikasi Pimpinan Kementerian Perindustrian dengan Dunia Usaha dan Instansi Terkait yang Keempat (Bali) Forum Komunikasi Pimpinan Kemenperin dengan Dunia Usaha dan Instansi Terkait yang keempat kalinya, dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2013 di Hotel Discovery Kartika Plaza, Kuta, Bali. Tema yang diketengahkan dalam Forum yang dihadiri Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 27

30 225 peserta adalah, Persiapan Sektor Industri Menghadapi ASEAN Economic Community Sebagaimana diketahui bersama, berdasarkan kesepakatan pada KTT Asean terakhir di Pnom-Phen, Kamboja, telah disepakati pengunduran jadual pemberlakuan AEC 2015 yang semula pada Januari 2015 menjadi Desember Tujuan dari AEC itu sendiri adalah, untuk menciptakan Asean sebagai pasar tunggal dan kesatuan basis produksi di mana terjadi free-flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tariff bagi perdagangan antar negara Asean. Dengan diberlakukannya AEC pada Desember 2015, peluang yang dapat dimanfaatkan diantaranya adalah, integrasi ekonomi, peluang pasar, mendorong investasi, dan membentuk joint venture untuk memudahkan akses bahan baku. Sementara itu, tantangan yang dihadapi terkait pelaksanaan AEC 2015, antara lain kawasan impor, perlindungan terhadap unfair trade, infrastruktur dan biaya logistik. Gambar 5 Menteri Perindustrian sebagai Keynote Speaker Pada Acara Forum Komunikasi Pimpinan Kementerian Perindustrian Dengan Dunia Usaha dan Instansi Terkait, Bandung Dalam sambutannya, Menteri Perindustrian, MS Hidayat, antara lain mengatakan, Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 akan dihadapkan pada tantangan lintas sektoral, seperti lambatnya penanganan dan perlindungan terhadap industri dalam negeri dari praktek-praktek un-fair trade, kondisi infrastruktur yang belum baik yang Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 28

31 menyebabkan tingginya biaya logistik, pengawasan terhadap produk-produk impor yang dibawah kualitas masih sangat lemah, dan sebagainya. Demikian pula tantangan yang datang dari sektor industri sendiri, seperti, kenaikan UMP yang tidak sebanding dengan kenaikan produktivitas tenaga kerja, kenaikan tarif listrik yang membebani sektor industri, kurangnya pasokan gas untuk industri, dan lain-lain. Untuk menghadapi berbagai tantangan dalam AEC 2015, Menperin menyatakan, pemerintah telah menetapkan sembilan komoditi prioritas disektor industri untuk dikembangkan, sehingga dapat mengisi pasar Asean karena memiliki daya saing yang relatif baik dibandingkan dengan negara-negara Asean lainnya yakni, (1) Produk berbasis agro seperti CPO, Kakao dan Karet, (2) Ikan dan produk olahannya, (3) Tekstil dan Produk Tekstil, (4) Alas kaki, Kulit dan Barang Kulit, (5) Furniture, (6) Makanan dan Minuman, (7) Pupuk dan petrokimia, (8) Mesin dan peralatannya serta (9) Logam dasar, Besi dan Baja. Menteri Perindustrian MS Hidayat: Menjelang AEC 2015, Indonesia dihadapkan pada tantangan lintas sektoral seperti, lambatnya penanganan dan perlindungan terhadap industri dalam negeri dari praktek-praktek unfair trade, kondisi infrastruktur yang belum baik yang menyebabkan tingginya biaya logistik, pengawasan terhadap produk-produk impor yang dibawah kualitas masih sangat lemah, dan sebagainya. Hadir sebagai nara sumber yang mendampingi Menteri Perindustrian adalah Gubernur Bali yang diwakili oleh Asisten II Provinsi Bali dan Ketua Kadin Provinsi Bali. Sementara itu, dalam forum ini juga menghadirkan para panelis yaitu, Direktur Kerjasama Asean Kementerian Perdagangan, Ketua III Gaikindo, Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia, serta Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia. Menurut Ketua Kadin Provinsi Bali, untuk mengembangkan sektor industri di provinsi Bali, perlu dikembangkan konsep CELL yang meliputi capital, entrepreneur, labour dan land. Di sisi lain, tambah Ketua Kadin Bali, Kadin juga berupaya memfasilitasi pertemuan antara seller dan buyer, serta meningkatkan managerial dan technical skill IKM. Untuk itu diharapkan agar terdapat sinergi yang kuat antara Kementerian Perindustrian dan Kadin Provinsi Bali guna menghadapi persaingan dalam AEC Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 29

32 Sembilan komoditi prioritas di sektor industri untuk dikembangkan guna memasuki pasar Asean, karena memiliki daya saing yang relative lebih baik dibandingkan negara-negara Asean lainnya, (1) Produk Berbasis Agro seperti CPO, Kakao dan Karet, (2) Ikan dan produk olahannya, (3) Tekstil dan Produk Tekstil, (4) Alas Kaki, Kulit dan Barang Kulit, (5) Furniture, (6) Makanan dan Minuman, (7) Pupuk dan Petrokimia, (8) Mesin dan Peralatannya, (9) Logam Dasar, Besi dan Baja Seminar/Sarasehan /Diskusi Bersama Perguruan Tinggi Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya menjalin komunikasi yang baik antara Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian dengan Perguruan Tinggi melalui pelaksanaan Seminar/Sarasehan dan Diskusi. Tujuannya untuk mensosialisasikan kebijakan dan program kerja Kementerian Perindustrian di kalangan Perguruan Tinggi, mengingat Perguruan Tinggi memiliki peran yang cukup besar dalam mengembangkan sektor industri di masa mendatang. Selama tahun 2013, Pusat Komunikasi Publik Kemenprin menggelar kegiatan ini sebanyak 3 (tiga) kali dengan menyertakan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, STMT Universitas Trisakti, Universitas Telkom, Universitas Padjajaran, Universitas Pendidikan Indonesia dan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Pelaksanaan seminar/sarasehan/diskusi untuk pertama kali dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2013, dengan melibatkan 100 peserta yang berasal dari Ikatan Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Seminar yang merupakan bagian dari penyelenggaraan kegiatan kompetisi tingkat nasional Lomba Keilmuan Teknik Industri ke-13, mengambil thema, Delivering Fuel for the Nation through Optimization of Supply Chain Management dan berlangsung di Kampus Universitas Indonesia, Depok. Selanjutnya, pelaksanaan Seminar/Sarasehan/Diskusi yang kedua kalinya digelar pada tanggal 22 Mei 2013, dengan melibatkan mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Universitas Trisakti, Jakarta. Dalam seminar yang berlangsung di Ruang Garuda Kementerian Perindustrian, Jakarta, dimana salah satu nara sumbernya adalah, Direktur Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 30

33 Gambar 6 Narasumber Dalam Kegiatan/Seminar/Sarasehan/Diskusi Dalam pada itu, seminar terakhir (ketiga) dilaksanakan di Bandung pada tanggal 14 Desember 2013, dengan melibatkan mahasiswa dari Universitas Telkom, Universitas Pajajaran, Universitas Pendidikan Indonesia serta mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Seminar yang berthemakan Strategi Bisnis Dalam Menyikapi Perubahan Persaingan Dunia Usaha, menghadirkan pembicara dari kalangan Universitas, seperti Prof Dr H Sucherli M.Pd dan Prof Suryana Sumantri serta Dr Ivan Yulivan Forum Bisnis Dengan Dunia Usaha dan Instansi Terkait Forum Bisnis dengan Dunia Usaha dan Instansi Terkait dilaksanakan dalam rangka kegiatan Safari Ramadhan Menteri Perindustrian di Bandung. Forum bisnis ini yang difasilitasi Pusat Komunikasi Publik, merupakan upaya untuk mensosialisasikan berbagai kebijakan dan program Kementerian Perindustrian, digelar pada tanggal 13 Juli 2013 di Hotel The Trans Luxury, Bandung, dengan mengetengahkan thema, Mencari Terobosan Untuk Menjaga Pertumbuhan Industri, khususnya di Provinsi Jawa Barat. Pertemuan yang dihadiri 400 orang peserta dari kalangan dunia usaha dan stakeholder lainnya itu menghadirkan Menteri Perindustrian sebagai pembicara bersama nara sumber lainnya seperti Gubernur Jawa Barat, Ketua Kadin Jabar, dan Ketua Forum Ekonomi Jawa Barat. Hadir pula sebagai narasumber para pelaku usaha yang telah menunjukkan prestasi serta daya saingnya sekaligus memajukan sektor industri di bidang usahanya masing-masing, yakni Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia, Ketua Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia serta Ketua Komunitas Industri Kreatif KICK. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 31

34 Gambar 7 Forum Bisnis Safari Ramadhan Dalam sambutannya, Menteri Perindustrian, MS Hidayat, menyatakan bahwa, pada saat ini kita memiliki banyak peluang yang bisa dimanfaatkan guna menjaga pertumbuhan industri tetap tinggi. Peluang tadi diantaranya adalah, (1) potensi perbaikan ekonomi di Jepang dan beberapa negara Asia pada tahun 2013 dan 2014, (2) besarnya potensi pasar dalam negeri dengan jumlah kelas menengah yang sudah mencapai 134 juta orang, (3) peningkatan investasi di dalam negeri baik PMA maupun PMDN, (4) pertumbuhan sektor-sektor tersier yang cukup tinggi yang bisa dijadikan penghela pertumbuhan industri serta (5) belanja pemerintah dan belanja modal BUMN yang dapat diarahkan untuk program peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN). Sementara itu, Gubernur Jawa Barat mengungkapkan, potensi industri dewasa ini terus dikembangkan di daerah Jawa Barat, dengan mengolah SDA dan SDM yang kreatif, menjadi keunggulan yang bisa dimanfaatkan secara optimal. Cabang-cabang industri utama yang dikembangkan di Jawa Barat antara lain TPT, Alas kaki dan Kulit Produk Kulit, industri makanan dan minuman, industri kreatif fesyen, kerajinan dan layanan computer serta piranti lunak multimedia. Safari Ramadhan Menteri Perindustrian memperoleh appresiasi dari kalangan Instansi Terkait termasuk kalangan dunia usaha se Jawa Barat Hubungan dengan Lembaga Tinggi Negara / Lembaga Legislatif Pada Tahun 2013, Pusat Komunikasi Publik telah melaksanakan berbagai kegiatan terkait DPR dan Kementerian Perindustrian (Unit Kerja Eslon 1). Dari beberapa aktivitas yang melibatkan DPR, tercatat Pekerjaan besar yang berhasil diselesaikan DPR Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 32

35 bersama Pemerintah yakni penyelesaian Undang Undang Perindustrian No.3 Tahun Khusus penyelesaian Undang-Undang ini, DPR RI bersama pemerintah telah menjadwalkan sekitar 50 kali pertemuan di berbagai lokasi di Jakarta. Melalui berbagai pembahasan secara intensif, akhirnya UU no 3 Tahun 2014 sebagai pengganti UU no. 5 tahun 1984 secara aklamasi telah disahkan pada rapat paripurna DPR. Selain pembahasan menyangkut UU Perindustrian No.3 Tahun 2014, Komisi VI DPR juga menyelenggarakan Rapat Kerja Gabungan yang melibatkan Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, Ditjen Industri Agro Kemenperin, Ditjen Perdagangan dalam negeri, Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan membahas masalah swasembada gula. Sementara itu, pada rapat kerja gabungan tanggal 19 September 2013 yang melibatkan Komisi VI DPR RI dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Negara BUMN, Kadin dan Apindo telah dibahas persoalan terkait pemberlakukan kemasan rokok polos, transaksi jual beli antar BUMN menggunakan USD, kasus rokok kretek di USA. Selanjutnya, pada tanggal 21 Oktober 2013, Komisi VI DPR RI melangsungkan Rapat Kerja bersama Menteri Perindustrian, membahas penegasan Kemenperin terkait alokasi tambahan pagu sebesar Rp.300 Miliar. Dalam penjelasannnya, Menperin MS Hidayat menyatakan bahwa, penambahan anggaran Rp.300 Miliar akan dialokasikan untuk meningkatkan daya saing guna menghadapi APEC 2015, dengan rincian sebagai berikut: 1. Penumbuhan Wira Usaha Baru IKM pada 149 Kabupaten/Kota sebesar Rp. 171 Miliar 2. Promosi produk IKM sebesar Rp. 9 Miliar 3. Pengembangan Pusat promosi industri Kreatif di Bali sebesar Rp. 10 Miliar 4. Sosialisasi UU Perindustrian sebesar Rp. 10 Miliar 5. Pengadaan alat laboratorium Uji SNI Wajib di 11 Balai Besar Litbang dan 11 Baristand Industri sebanyak Rp. 75 Miliar 6. Peningkatan kompetensi SDM industri sebesar Rp. 25 Miliar 4.2 BIDANG PEMBERITAAN DAN PUBLIKASI Pembuatan Guntingan Pers Dan Digitalisasi Pemberitaan Dalam rangka memonitor atau menjaring informasi perkembangan termasuk permasalahan disektor industri yang dimuat dimedia cetak/koran, Pusat Komunikasi Publik setiap harinya menerbitkan Guntingan Pers dan juga melakukan Digitalisasi Berita Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 33

36 Sektor Industri. Tercatat sebanyak 20 eksemplar guntingan pers didistribusikan setiap hari kepada pimpinan Kementerian Perindustrian yakni Menteri, Wakil Menteri, Para Staf Ahli Menteri, Sekretaris Jenderal dan Para Direktur Jenderal, Kepala Badan serta pejabat Eselon II. Pemberian kliping koran kepada pimpinan Kementerian Perindustrian bertujuan untuk memberikan masukan/input tentang kondisi sektor industri termasuk permasalahan yang dihadapi dunia usaha dewasa ini. Dengan mengetahui kondisi industri saat ini, termasuk permasalahannya, diharapkan agar kliping koran ini dapat menjadi bahan masukan dalam menyusun konsep kebijakan, baik pengembangan maupun langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi Workshop Pendalaman Kebijakan Industri Untuk Wartawan Workshop Pendalaman Kebijakan Industri Untuk Wartawan dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kebijakan, langkah-langkah pengembangan serta hasil-hasil pembangunan industri bagi kalangan wartawan/insan pers yang bertugas di Kementerian Perindustrian. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Hyatt Regency, Bandung, pada tanggal Maret 2013, diikuti sekitar 50 orang wartawan media cetak/elektronik yang tergabung dalam Forum Wartawan Industri (Forwin), dibuka secara resmi oleh Menteri Perindustrian, M.S Hidayat dengan didampingi Wakil Menteri Perindustrian serta Para Eselon I Kementerian Perindustrian. Selain mendengarkan pengarahan Menteri Perindustrian, dalam workshop ini tampil sebagai pembicara para Direktur Jenderal di lingkungan Kementerian Perindustrian. Workshop pendalaman kebijakan industri yang diikuti para wartawan telah berjalan dengan baik dan mendapat sambutan positif dari para wartawan yang tergabung dalam Forwind. Hal ini antara lain ditandai oleh banyaknya pertanyaan saat dilakukan sesi tanya jawab. Selain itu, suasana diskusi juga sangat kondusif dan hangat yang mencerminkan keingintahuan para wartawan atas munculnya berbagai masalah dan langkah-langkah kebijakan sektor industri yang diambil pemerintah. Oleh karena itu, workshop pendalaman kebijaksanaan industri dapat dijadikan kegiatan yang berkelanjutan dalam program komunikasi Kementerian Perindustrian. Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola yang mencakup pembuatan rancangan topik workshop, koordinasi dengan nara sumber dan wartawan sebagai peserta, penyusunan mekanisme diskusi, pelaksanaan workshop dan penyebarluasan informasi di media massa. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 34

37 Gambar 8 Pembukaan Workshop Pendalaman Kebijakan Industri Untuk Wartawan Oleh Menteri Perindustrian, M.S. Hidayat Pameran Di Dalam Negeri a. Partisipasi Pada Pameran Produksi Industri Unggulan Indonesia Pameran ini diselenggarakan dalam rangka memeriahkan pelaksanaan High Level Panel (HLP) of Emminent Persons di Nusa Dua, Bali, pada tanggal 26 Maret Pameran yang dibuka secara resmi oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, dihadiri oleh Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf, Ibu Negara RI, Ani Yudhoyono, Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, Menteri Perindustrian, M.S Hidayat, Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, serta sejumlah anggota penelis, delegasi peserta High Level Panel (HLP), Pejabat Kementerian Perindustrian, Pajabat Kementerian Perdagangan, Konsulat Jenderal Negara Asing di Indonesia serta undangan lainnya. High Level Panel of Emminent Persons itu sendiri adalah sebuah Tim Kerja yang diangkat oleh Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon, untuk mempersiapkan dan merancang agenda pembangunan pasca Agenda pembangunan pasca 2015, ditujukan agar kebutuhan dasar individu di tingkat rumah tangga terpenuhi, yang mencakup pelayanan kesehatan, pendidikan, pangan, energi, air bersih dan perumahan. Dalam kaitan itu, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon, mengumumkan 27 tokoh dari kalangan masyarakat sipil, swasta, dan pemerintahan sebagai panelis agenda pembangunan pasca 2015, dimana Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, bersama Presiden Liberia dan Perdana Menteri Inggris, ditunjuk menjadi Ketua Bersama HLP. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 35

38 Gambar 9 Pameran HPLEP di Bali Selanjutnya, Sekjen PBB juga menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Pertemuan Keempat High Level (HLP) of Post 2015 Development Agenda yang berlangsung di Bali, Maret Pertemuan Bali tersebut menutup rangkaian pertemuan HLP yang telah dimulai sejak di New York, London dan Monrovia. Terkait dengan penyelenggaraan HLP Keempat inilah, Presiden SBY menugaskan Menperin MS Hidayat, untuk menyelenggarakan Pameran Produk Industri Unggulan Indonesia, yang dilaksanakan pada tanggal Maret Dalam pameran ini, Kementerian Perindustrian menampilkan 10 produk industri unggulan, yakni, furniture, kerajinan, sepatu, TPT, makanan olahan, kelapa sawit olahan, alat kesehatan, alat mesin pertanian, otomotif serta karet olahan. Mengingat produk yang dipamerkan merupakan produk unggulan, maka pelaksanaan pameran ini sekaligus diharapkan dapat menjadi ajang promosi guna memperluas pasar ekspor, di samping mendorong investasi asing dari negara-negara anggota High Level Panel of Emminent Persons Meeting. b. Pameran IIICE 2013 Pameran ini yang diprakarsai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional, diselenggarakan pada tanggal November 2013 dengan mengambil tempat di Jakarta Convention Center. Keikutsertaan Kementerian Perindustrian dalam kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang promosi produk industri yang terkait dengan perlengkapan konstruksi, teknologi dan material, dikalangan industri jasa konstruksi. Pada pameran IIIEC 2013 ini Kementerian Perindustrian memperoleh dua booth standar gratis dari Panitia, sedangkan biaya pengembangan fisik booth dibebankan kepada anggaran Pusat Komunikasi Publik. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 36

39 c. Pameran Jogja Tourism Trade and Investment Expo 2013 Pameran Jogja Tourism Trade and Investment Expo 2013 (Jogja TTI Expo 2013) yang mempromosikan bidang pariwisata, bidang perdagangan dan bidang investasi, diselenggarakan oleh Kantor Dinas Pariwisata Provinsi DI Yogyakarta dari tanggal 21 sampai 24 November 2013, bertempat di Plasa Ambarukmo Yogyakarta. Pada pameran yang dilaksanakan untuk kedua kalinya ini, Kementerian Perindustrian yang diwakili Pusat Komunikasi Publik, juga menyertakan Unit Kerja Pusat dan Daerah. Unit yang berpartisipasi antara lain, Pusat Data dan Informasi, Balai Besar Litbang Industri Kerajinan dan Batik Yogyakarta serta Balai Besar Litbang Industri Karet, Kulit dan Plastik Yogyakarta. Partisipasi Kementerian Perindustrian pada pameran Yogya TTI Expo tahun 2013 ini bertujuan untuk menginformasikan peluang berusaha di sektor industri, sekaligus menginformasikan berbagai jenis pelayanan di lingkungan Kemenperin bagi kepentingan dunia usaha, khususnya penelitian dan pengembangan industri. Gambar 10 Kepala Dinas Pariwisata bersiap memukul gong sebagai tanda diresmikannya Pameran Jogja di Plasa Ambarukmo Manfaat yang bisa diambil dari keikutsertaan pameran ini adalah, tersosialisasikannya informasi terkait Kementerian Perindustrian di kalangan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, utamanya informasi peluang investasi sektor industri, layanan jasa yang diberikan Balai Besar Litbang Industri. d. Pameran Produksi Indonesia (PPI) Tahun 2013 Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri di kalangan masyarakat luas adalah menyelenggarakan Pameran Produksi Indonesia (PPI). Pameran ini telah diselenggarakan sejak tahun 1985 yang lalu hingga saat ini. PPI tahun 1985 diselenggarakan dengan tujuan awal untuk memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai kemampuan produk industri dalam negeri. Pada tahun 2009, pemerintah tidak melaksanakan PPI, mengingat situasi perekonomian nasional ketika itu masih belum pulih dari krisis ekonomi. Baru pada tahun 2003 pemerintah kembali menyelenggarakan Pameran Produksi Indonesia ke-4 Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 37

40 dan disusul dengan PPI ke-5 tahun Misi utama penyelenggaraan PPI ke-5 adalah, meningkatkan apresiasi, kebanggaan dan kecintaan masyarakat terhadap produksi dalam negeri, sekaligus meningkatkan penggunaan produk nasional. Sejak tahun 2003 itu pula pemerintah memutuskan untuk meyelenggarakan PPI bersifat nasional setiap tiga tahun sekali. Dewasa ini, fenomena yang terjadi adalah kondisi perekonomian yang masih kurang menguntungkan. Hal tersebut ditandai oleh menurunnya permintaan produk nasional di pasar global, sementara pasar domestik Indonesia banyak dibanjiri produk-produk impor. Melihat kondisi yang kurang menguntungkan pada dewasa ini, menuntut pemerintah untuk lebih mempromosikan produk industri nasional, guna meningkatkan penggunaan produk dalam negeri di kalangan masyarakat umum, Instansi Pemerintah dan Swasta. Tuntutan inilah yang mendorong Kementerian Perindustrian Cq Pusat Komunikasi Publik menggelar Pameran Produksi Indonesia (PPI) tahun 2013 yang dilaksanakan di Bandung, September Tujuan penyelenggaraan PPI adalah, meningkatkan kecintaan, kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap kemampuan produksi nasional dalam rangka peningkatan penggunaan produksi dalam negeri. Konsep yang dianut dalam menyelenggarakan pameran ini adalah, perpaduan unsur informasi, edukasi, bisnis dan hiburan. Harapannya adalah, dapat memberikan inspirasi kepada generasi muda untuk memajukan industri nasional. Untuk itu, terkait dengan konsep penyelenggaraan pameran, thema yang dipilih dalam perhelatan ini adalah, inovasi dan kreatifitas kunci kemandirian Indonesia. Inspirasi diharapkan tumbuh dan berkembang dari kalangan generasi muda dengan latar belakang pemikiran bahwa generasi muda sebagai generasi penerus bangsa dimasa depan diharapkan mampu tampil dan berpartisipasi aktif dalam membangun sektor industri. Wakil Menperin, Alex SW Retraubun: Pameran Produksi Indonesia (PPI) 2013, Menjadi Momentum Penting dan Strategis Dalam Mempromosikan Produk-Produk Buatan Dalam Negeri Yang Diharapkan dapat Menggantikan Produk Impor. Pameran Produksi Indonesia tersebut dibuka oleh Wakil Menteri Perindustrian, Bapak Alex S.W. Retraubun, 26 September 2013, dihadiri sejumlah pejabat pusat dan daerah dari berbagai instansi pemerintah seperti Kementerian Perindustrian, Pemerintah Daerah Provinsi Tk I Jawa Barat, Kadinda Tk I Jawa Barat, Ketua Asosiasi Pertekstilan, di samping pimpinan perusahaan peserta pameran, dan sebagainya. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 38

41 Dalam pidatonya, Wakil Menteri Perindustrian mengatakan, PPI tahun 2013 menjadi momentum penting dan strategis dalam mempromosikan produk-produk buatan dalam negeri yang diharapkan dapat menggantikan produk impor. Di samping itu, tambah Wakil Menperin, untuk menghadapi Asean Economic Community (AEC) tahun 2015, pemerintah bersama-sama dunia usaha dan masyarakat, harus membangun sinergi guna mengamankan pasar dalam negeri dari serbuan produk impor. Wakil Menperin, Alex SW Retraubun: Untuk Menghadapi AEC 2015, Pemerintah, Dunia Usaha dan Masyarakat harus membangun sinergi guna mengamankan pasar dalam negeri dari serbuan produk impor. Sebagai pertanda diresmikannya PPI 2013, wakil Menperin yang didampingi Sekretaris Jenderal Kemenperin, Ketua Kadin Jabar, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia dan pejabat daerah yang mewakili Gubernur Jawa Barat, membunyikan angklung secara bersamaan yang kemudian diakhiri dengan saling jabat tangan diantara mereka. Setelah itu, Wakil Menteri Perindustrian beserta rombongan, melakukan peninjauan keliling pameran, sekaligus berdialog dengan pimpinan peserta pameran dan para wartawan yang ikut menyertai Wakil Menperin. Gambar 11 Suasana Talkshow di PPI Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 39

42 Pameran Produksi Indonesia tahun 2013 yang diikuti 104 perusahaan, menyajikan berbagai produk industri unggulan Indonesia yang dikelompokan kedalam, (1) Produk Fesyen (TPT, Hijab, Batik, Alas Kaki ), dengan 38 perusahaan. (2) Produk Kerajinan dan Asesoris diikuti 10 perusahaan, dan (3) Produk Makanan dan Minuman dengan 10 perusahaan, (4) Produk Elektronika dan Telematika dengan 10 perusahaan, (5) Produk Musik dan Olahraga dengan 9 perusahaan, (6) Produk Kosmetik dan Herbal dengan 8 perusahaan (7) Produk Alat Transportasi dan Aksesorisnya dengan 8 perusahaan dan (8) Produk Unggulan lainnya (areal khusus) dengan 11 perusahaan. Selama berlangsungnya PPI 2013, pengunjung pameran selain bisa menyaksikan produk unggulan, juga disuguhkan berbagai acara pendukung yang cukup menarik seperti Aneka Demo, Talk Show, dan hiburan musik. Acara yang dikemas secara apik ternayata mampu menarik pengunjung dalam jumlah yang cukup banyak. Sebagai ilustrasi, talk-show yang mengupas soal peningkatan penggunaan produksi dalam negeri, mampu menarik 100 orang pengunjung dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, pegawai negeri, karyawan, dan anggota masyarakat umum lainnya. Tidak saja warga Bandung dan sekitarnya, tetapi juga masyarakat kota besar lainnya di P Jawa seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. Bahkan, tercatat sejumlah turis asing asal Malaysia, Brunai dan Singapura yang tengah berkunjung di Bandung, menyempatkan diri untuk mengunjungi PPI 2013 ini. Akhirnya, untuk memperoleh kesan dan pesan yang disampaikan peserta maupun pengunjung atas terselenggaranya PPI 2013, Pusat Komunikasi Publik, sempat melakukan wawancara dengan mereka, dengan hasil sebagai berikut: Menurut pengakuan Yuni Triwahyuni, peserta pameran sekaligus pemilik Yuni Collection, ajang pameran semacam ini diharapkan bisa menjadi sarana untuk memperluas pasar. Selain Yuni, peserta lainnya, Vitry Andayani Sudarto, pemilik perusahaan makanan dalam kaleng dengan merek dagang, Karisa, mengaku mengalami lonjakan permintaan rendang dalam kaleng untuk dibawa jamaah haji ke tanah suci. Sebagian jemaah haji Indonesia membawa produk kami ke tanah suci karena alasan praktis. Kebanyakan mereka membawa rendang ke sana untuk makan sehari-hari, ujar Vitry dengan nada suara gembira. Dalam pada itu, seorang pengunjung pameran asal Bandung, Rina Hidayah, mengatakan bahwa pameran semacam ini bisa diselenggarakan di kota-kota besar lainnya secara berkala. Pengakuan Peserta PPI 2013: Pameran semacam ini diharapkan bisa menjadi sarana untuk perluasan pasar. Pameran semacam ini bisa diselenggarakan di kota-kota besar lainnya secara berkala. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 40

43 4.2.4 Penerbitan Publikasi Cetak a. Buku Industry, Fact and Figure Buku Industry, Fact and Figure yang ditulis dalam bahasa Inggris, diterbitkan guna memenuhi kebutuhan kalangan investor, baik investor dalam negeri maupun luar negeri. Pengalaman menunjukkan bahwa, ketersediaan informasi terkait kemungkinan investasi di sektor industri di dalam negeri dirasakan masih sangat kurang. Kurangnya informasi bagi pebisnis termasuk investor, setidaknya ikut menyebabkan kurangnya pemanfaatan peluang investasi guna mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya di dalam negeri. Selain informasi potensi sumber daya alam, informasi kebijakan terkait penanaman modal, kebijakan dan peluang berusaha di sektor industri, dan sebagainya, juga dirasakan masih sangat terbatas. Padahal, dalam rangka memajukan sektor industri dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, sangat diperlukan meningkatnya investasi asing maupun lokal di dalam negeri. Dengan pertimbangan seperti inilah, Pusat Komunikasi Publik memandang perlu menerbitkan publikasi cetak, Buku Industry, Fact and Figure, sebagai upaya mengisi keterbatasan informasi peluang investasi di sektor industri. Gambar 12 Buku Industry, Fact and Figure Buku Industry, Fact and Figure diterbitkan satu kali dalam setahun, dengan jumlah sebanyak 2500 eksemplar, dan didistribusikan kepada stakeholder terkait, baik di dalam maupun luar negeri. Sementara itu, isi atau konten buku Industry, Fact and Figure diantaranya adalah, Indonesia In Brief, Main Economic Indicator, Investment In Indonesia, the Strategic National Agenda, the Infrastructure, Indonesian Economic Growth, Indonesia Economy in Figure, dan sebagainya. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 41

44 b. Majalah Internal Media Industri & Karya Indonesia Pengalaman menunjukan bahwa, penyebaran informasi tentang capaian kinerja, dan kebijakan di sektor industri kepada khalayak luas, termasuk dunia usaha, masih sangat terbatas. Keterbatasan informasi spesifik tersebut, memungkinkan munculnya dampak yang kurang menguntungkan bagi kalangan dunia usaha, yang diwujudkan dalam bentuk minimnya penguasaan informasi kebijaksanaan yang dikeluarkan pemerintah, informasi potensi industri dalam negeri dan sebagainya. Menyadari akan arti penting peningkatan penguasaan informasi industri di kalangan masyarakat terutama dunia usaha, Pusat komunikasi Publik Kemenperin, memandang perlu menerbitkan publikasi cetak bersifat spesifik yakni Majalah Media Industri dan Majalah Karya Indonesia atau KINA. Dikatakan spesifik, sebab publikasi cetak ini khusus memuat informasi sektor industri yang diperlukan kalangan dunia usaha dan tidak diterbitkan media cetak lainnya. Gambar 13 Majalah Media Industri Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 42

45 Media Industri yang dalam setahunnya terbit sebanyak 5 (lima) edisi bercirikan tentang informasi kebijaksanaan dan langkah-langkah pengembangan industri, opini, saran atau pandangan pengusaha tentang permasalahan tertentu di sektor industri, informasi kemampuan sektor industri serta peluang investasi. Untuk menjangkau target audience/stake holder dalam jumlah yang cukup luas, maka setiap edisi penerbitan dicetak sebanyak 2000 eksemplar. Distribusi majalah ini pada umumnya diprioritaskan bagi kalangan dunia usaha yang tergabung dalam Asosiasi, Pengurus Kadin Pusat dan Pengurus Kadinda Tk I dan II, serta sentra-sentra industri kecil, Kementerian Ekonomi dan sebagainya. Gambar 14 Majalah Kina Sementara itu, Majalah Karya Indonesia atau KINA yang dalam setahunnya terbit sebanyak 3 (tiga) kali, memuat informasi kemampuan industri berorientasi ekspor maupun potensial ekspor yang diarahkan dalam rangka promosi pasar ekspor maupun kemungkinan membangun kerjasama pasar antara produsen dalam negeri dengan luar negeri. Untuk menjangkau target audience dalam jumlah yang cukup luas, maka setiap edisi penerbitan dicetak sebanyak 2000 eksemplar. Sesuai dengan spesifikasinya, distribusi majalah KINA ditujukan kepada audience terkait promosi ekspor seperti kantor perwakilan dagang asing di Jakarta, Kedubes RI di luar negeri, kalangan eksportir dan importir, Atase Perdagangan RI di luar negeri, dan sebagainya Kunjungan Kerja Pimpinan Kementerian Perindustrian ke Media Massa Kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang arah kebijakan dan program pengembangan sektor industri dikalagan pemangku kepentingan sektor industri, seperti media massa dan masyarakat luas. Kegiatan ini ditandai oleh kunjungan pimpinan Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 43

46 Kemenperin ke Bloom TV pada tanggal 23 Juli 2013 dan Metro TV tanggal 25 Oktober Dikedua Stasiun TV tersebut, pimpinan Kemenprin menyampaikan berbagai informasi terkait kebijakan dan langkah-langkah pembangunan industri, termasuk solusi permasalahan yang dihadapi. Setelah penyampaian informasi, acara dilanjutkan dengan diskusi yang melibatkan pimpinan dan staf redaksi dari kedua stasiun televisi tersebut Jumpa Pers Akhir Tahun Untuk mensosialisasikan informasi hasil-hasil pelaksanaan pembangunan industri, termasuk permasalahan yang dihadapi sektor industri pada tahun 2013, di kalangan masyarakat luas, Pusat Komunikasi Publik Cq Bidang Pemberitaan dan Publikasi, telah menggelar Jumpa Pers Akhir Tahun pada tanggal 23 Desember 2013 di Kantor Kemenperin, Jakarta. Pada Kegiatan ini Menperin, MS Hidayat, yang didampingi Wakil Menperin dan Pejabat Eselon I Kemenperin, telah menginformasikan capaian kinerja di sektor industri selama tahun Meskipun sampai akhir triwulan III 2013, kondisi perekonomian dunia masih diliputi ketidakpastian, namun dengan mulai membaiknya perekonomian negara-negara maju, seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, dan beberapa negara Eropa, Menperin tetap optimis perekonomian nasional akan tumbuh lebih baik pada 2014 nanti. Menteri Perindustrian yakin pada 2014 nanti pertumbuhan indutri non migas diperkirakan bisa mencapai sekitar 6,4%. Jika upaya-upaya maksimal bisa dilakukan, industri non migas diperkirakan bisa tumbuh sekitar 6,8%, dimana dalam hal ini Industri Logam Dasar Besi dan Baja; Industri Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya, dan Industri Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki diharapkan bisa menjadi motor pertumbuhan industri manufaktur, tegas Menperin. Dengan pertumbuhan industri non migas tersebut, maka menurut Menperin pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan secara keseluruhan diperkirakan bisa mencapai sekitar 5,8% - 6,2% pada tahun 2014, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bisa tumbuh sekitar 5,7% - 6,1%. Untuk mendorong percepatan pertumbuhan industri tersebut, Kementerian Perindustrian akan tetap melanjutkan tiga program prioritas di tahun 2013, yaitu; (1) Program Hilirisasi Industri Berbasis Agro, Migas, dan Bahan Tambang Mineral; (2) Program Peningkatan Daya Saing Industri Berbasis SDM, Pasar Domestik, dan Ekspor; dan (3) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 44

47 Gambar 15 Menteri Perindustrian didampingi Para Pejabat Eselon I dan II melakukan Jumpa Pers Akhir Tahun dengan Media Massa Selain itu, Kementerian Perindustrian merekomendasi berbagai usulan kebijakan dalam rangka meningkatkan daya saing industri. Rekomendasi tersebut di antaranya optimalisasi insentif fiskal, penyelesaian hambatan investasi, optimalisasi pemanfaatan pasar Amerika dan Jepang yang mulai pulih terutama untuk consumer goods dan mencari pasar-pasar tujuan ekspor baru, peningkatan upaya pengendalian impor melalui kebijakan non-tariff barrier. Pada bagian lain pemaparannya Menteri Perindustrian juga mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2013, Kementerian Perindustrian memiliki beberapa prestasi dalam Capaian Kinerja Kelembagaan, antara lain: a. Mendapatkan predikat WTP dari BPK atas audit Laporan Keuangan tahun 2012, yang telah diraih secara berturut-turut selama 5 tahun terakhir; b. Termasuk salah satu dari 7 Kementerian Terbaik penerima DIPA Tahun Anggaran 2014; c. Mendapatkan penilaian akuntabilitas kinerja dengan nilai 72,19 atau predikat B+ ; d. Penghargaan Badan Publik Pemerintahan terbaik peringkat 7 tentang Keterbukaan Informasi Publik; e. Penghargaan sebagai Kementerian Terbaik dalam Pemeringkatan e-government Indonesia (PeGI); Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 45

48 f. Penghargaan sebagai pemenang kedua kategori advertorial pada Anugerah Media Humas tahun 2013 yang diselenggarakan Kementerian Kominfo; dan g. Meraih penghargaan E-Transparency Award 2013 dengan peringkat Pertama dari 47 Kementerian/Lembaga, yang diserahkan oleh Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Audit Komunikasi Untuk melaksanakan kegiatan ini, Pusat Komunikasi Publik telah menggandeng Pihak Ketiga, Dasa Communications, dengan ruang lingkup meliputi kajian dokumen dan data sekunder, kajian media dan readership, penyelenggaraan Forum Group Discusion dan Indepth Interview serta pembuatan roadmap komunikasi. Dari pelaksanaan Audit komunikasi ini dihasilkan beberapa rekomendasi, seperti peningkatan peran dan fungsi Pusat Komunikasi Publik. Dalam hal ini, untuk meningkatkan peran Pusat Komunikasi Publik, perlu dilakukan pengelolaan umpan balik dari pemangku kepentingan, serta memformulasikan kebijakan komunikasi bagi Kementerian Perindustrian, dan memastikan keefektifan saluran komunikasi dengan pemangku kepentingan, dan sebagainya. Sementara itu, rekomendasi lainnya antara lain, perlunya melakukan pemetaan stake holder agar diperoleh gambaran yang lebih jelas akan kebutuhan informasinya, melakukan pemilihan media yang lebih efektif, meningkatkan kompetensi SDM sesuai hasil pemetaan kompetensi, dan sebagainya Iklan Layanan Masyarakat (PSA) di Televisi Dalam upaya meraih dukungan sekaligus mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pengembangan industri, pada tahun 2013, Pusat Komunikasi Publik telah melaksanakan pembuatan dan penayangan film iklan layanan masyarakat atau PSA di Stasiun Televisi Nasional. Pemilihan stasiun televisi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa, media televisi yang bersangkutan memiliki daya jangkau siaran secara nasional. Tercatat 3 stasiun televisi yakni TV-One, Metro Tv dan TVRI Nasional, telah menayangkan film iklan layanan masyarakat Pusat Komunikasi Publik, sebanyak 198 spot dengan rincian sebagai berikut: a. Penayangan di Metro TV sebanayak 60 spot dengan waktu penayangan adalah Prime Times News, 20 spot, Suara Anda 10 spot dan Economic Challenges, 10 spot. Keseluruhan penayangan di Metro TV berlangsung sejak tanggal 26 Oktober hingga 29 Nopember b. Penayangan di TV-One sebanyak 42 spot dengan waktu penayangan adalah Reguler Time, Apa Kabar Indonesia Pagi, 12 spot, Kabar Pasar Pagi, 12 spot dan Kabar Siang Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 46

49 18 spot. Penayangan film iklan layanan masyarakat di TV-One berlangsung sejak tanggal 18 sampai 25 Nopember c. Penayangan di TVRI Nasional sebanyak 96 spot dengan waktu penayangan adalah Prime Time, Dialog TVRI 32 spot, Indonesia Malam, 38 spot, Goes To Campus, 8 spot, Gatsu 06, 8 spot dan Kampung Pilar, 10 spot. Penayangan iklan film iklan layanan masyarakat di TVRI berlangsung sejak tanggal 1 sampai 30 Nopember 2013, Dialog Pimpinan Kementerian Perindustrian di Media Televisi Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola melalui koordinasi dengan media televisi, pengumpulan data, pengolahan dan penulisan naskah, penggandaan/penjilidan bahan dialog, dan pelaksanaan dialog di televisi. Dialog pimpinan Kementerian Perindustrian di media televisi dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali, dengan mengundang beberapa nara sumber antara lain Menteri Perindustrian, dan para Stake Holder terkait. Dalam dialog tersebut dibahas berbagai hal terkait kemampuan industri dalam negeri. Khususnya produk-produk unggulan dibidang teknologi dan desain. Dialog prime time Kemenperin 60 ditayangkan pada acara Economic Challenges di Metro TV dengan jadual penayangan sebagai berikut: a. Tayangan tanggal 11 Nopember 2013, di Metro TV, dengan nara sumber Menteri Perindustrian, Ketua Umum Kadin Indonesia, Dirut PT Toyota Astra Motor. b. Tayangan tanggal 9 Desember 2013, di Metro TV, dengan nara sumber Menteri Perindustrian, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Fiskal dan Publik, serta Ekonom Cyrilius Harinowo. c. Tanggal 17 Desember 2013, di Metro TV, dengan nara sumber Menteri Perindustrian, Menteri Keuangan dan Menteri BUMN Dialog Pimpinan Kementerian Perindustrian di Media Radio Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola dengan tahapan pekerjaan seperti pengumpulan data, pengolahan bahan dan penulisan naskah, penggandaan/penjilidan bahan dialog, melakukan koordinasi dengan media Radio dan pelaksana dialog. Dialog pimpinan Kementerian Perindustrian di media Radio dilaksanakan sebanyak 7 (tujuh) kali, dengan menampilkan nara sumber antara lain Wakil Menteri Perindustrian serta Direktur Jenderal terkait. Topik yang dibahas dalam acara ini adalah kemampuan industri nasional, khususnya produk-produk unggulan di bidang teknologi dan desain. Adapun jadual pelaksanaan dialog di media Radio adalah sebagai berikut: a. Tanggal 15 Maret 2013, di RRI Pro 2, dengan nara sumber Direktur Jenderal Insdustri Kecil dan Menengah. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 47

50 b. Tanggal 26 April 2013, di RRI Pro 2, dengan nara sumber Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur. c. Tanggal 24 Mei 2013, di RRI Pro 2, dengan nara sumber Direktur Jenderal Industri Agro. d. Tanggal 7 Juni 2013, di RRI Pro 2, dengan nara sumber Kepala BPKIMI. e. Tanggal 30 Agustus 2013 di RRI Pro 2, dengan nara sumber Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional. f. Tanggal 6 Desember 2013 di RRI Pro 2, dengan nara sumber Kepala Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup. g. Tanggal 9 Desember 2013 di RRI Pro 2, dengan nara sumber Wakil Menteri Perindustrian. 4.3 BIDANG INFORMASI PELAYANAN PUBLIK Peningkatan Layanan Informasi Publik Dalam pemberian layanan informasi publik sebagaimana dituntut oleh Undang- Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Pusat Komunikasi Publik menerapkan metode layanan langsung dan tidak langsung melalui website Kementerian Perindustrian. Kedua metode tersebut ditempuh guna memberikan kemudahan, sekaligus meningkatkan kesempatan bagi pemohon/masyarakat untuk memperoleh informasi. Pelayanan langsung dilaksanakan dengan menyediakan fasilitas Desk Layanan Informasi yang terletak di lantai dasar Gedung Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan. Melalui fasilitas inilah, pemohon atau masyarakat yang berkeinginan mendapatkan informasi, bisa datang langsung dan berhubungan dengan petugas layanan informasi. Sebagai upaya untuk meningkatkan layanan informasi publik di lingkungan Kementerian Perindustrian, berbagai kegiatan dilaksanakan Pusat Komunikasi Publik cq Bidang Informasi Pelayanan Publik diantaranya adalah, sebagai berikut: a. Layanan Informasi Publik Bagi pemohon yang tidak memiliki banyak waktu untuk berkunjung ke Kementerian Perindustrian, dapat mengakses website Kementerian Perindustrian, dengan alamat Selama tahun 2013 yang lalu, Pusat Komunikasi Publik menerima permohonan (via website) sebanyak 1904 permohonan dengan rata-rata waktu menjawab sekitar dua hari, sebagaimana terlihat pada tabel/grafik di bawah ini. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 48

51 Tabel 2 Rekapitulasi Permohonan Informasi Publik Tahun 2013 NO BULAN JUMLAH PEMOHON DIPENUHI DITOLAK PROSES RATA-RATA WAKTU MENJAWAB (hari) 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah ALASAN PENOLAKAN Gambar 16 Jumlah Permintaan Informasi Publik Januari-Desember ,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 3,6 2,5 1,9 2,4 3,1 2,7 2,4 1,1 1,1 2,3 2,1 1,1 Gambar 17 Rata-rata Waktu Menjawab Permintaan Informasi Publik Januari-Desember 2013 Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 49

52 Dari tabel tersebut di atas, tampak bahwa permohonan informasi publik pada bulan September 2013 melonjak sangat signifikan bila dibandingkan permohonan bulan sebelumnya (Agustus) yakni dari 152 menjadi 679 permohonan (September). Lonjakan permohonan informasi yang begitu besar pada bulan September disebabkan oleh adanya informasi penerimaan CPNS di lingkungan Kementerian Perindustrian. Sementara itu, selama Januari sampai dengan Desember 2013, Desk Layanan Informasi Publik, telah menerima 48 permohonan yang diajukan langsung oleh pemohon kepada petugas layanan. Selain layanan informasi secara langsung dan via website Kemenperin, Pusat Komunikasi Publik juga menerima permohonan informasi melalui surat yang disampaikan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM). Pada tanggal 17 Maret 2013, LSM Transparansi Pembangunan Indonesia mengajukan permohonan informasi tentang klarifikasi penyerapan anggaran tahun 2013 berikut pelaksanaannya. Permintaan yang bersangkutan telah dipenuhi dengan memberikan penjelasan rinci dan transparan. b. Uji Konsekuensi Selanjutnya, pada tanggal 16 Juli 2013, Pusat Komunikasi Publik juga menerima permohonan informasi Sdr Bambang Widianto, seorang warga Pontianak, Kalimantan Barat, yang mempertanyakan soal pengadaan barang dan jasa pembangunan gedung SMTI-SMK Pontianak, Kalimantan Barat. Sebagian permintaan pemohon sudah dipenuhi, namun sebagian lainya tidak bisa dipenuhi karena apa yang diminta termasuk dalam informasi yang dikecualikan (setelah melalui tahapan Uji Konsekuensi). c. Konsinyering PPID, Bandung Masih terkait dengan upaya meningkatkan kemampuan petugas layanan informasi publik, pada tanggal Mei 2013 Pusat Komunikasi Publik melaksanakan konsinyering bagi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), bertempat di Hotel Grand Panghegar, Bandung. Di samping meningkatkan kemampuan PPID Pusat maupun 47 Satuan Kerja PPID Daerah, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan koordinasi program dan kegiatan layanan informasi publik di lingkungan Kementerian Perindustrian. Mengacu pada tujuan penyelenggaraan konsinyering ini, maka selama dua hari kegiatan, peserta memperoleh tambahan pengetahuan, sekaligus pemberian konsultasi terkait permasalahan yang dihadapi oleh komisioner Komisi Informasi Pusat, Jakarta. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 50

53 Gambar 18 Pembukaan Konsinyering PPID oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik Dari hasil evaluasi yang dilakukan Pusat Komunikasi Publik, sebagian besar peserta menyatakan bahwa kegiatan ini dirasakan cukup bermanfaat, yakni selain menambah pengetahuan dan wawasan, juga meningkatkan kepercayaan diri untuk menangani permasalahan terkait layanan informasi publik. d. Penerbitan Publikasi Cetak Layanan Informasi Publik Untuk mendukung pemberian layanan informasi publik, Pusat Komunikasi Publik menerbitkan publikasi cetak. Penerbitan publikasi cetak ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi terkait sektor industri. Sebagai contoh telah diterbitkan berbagai booklet, leaflet dan poster persyaratan memperoleh informasi. Gambar 19 Brosur/Leaflet Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 51

54 4.3.2 Peningkatan Pelayanan Publik Kementerian Perindustrian Dalam pemberian pelayanan publik sebagaimana dituntut oleh Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, telah ditetapkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 55/M-IND/PER/6/2011 tentang Unit Pelayanan Publik Kementerian Perindustrian. Berdasarkan peraturan tersebut, maka dibentuk Unit Pelayanan Publik (UP2) Pusat yang terletak di Lantai 4 Gedung Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan. Unit Pelayanan Publik Pusat bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat atau badan hukum atas permintaan informasi, konsultasi, dan penerbitan surat rekomendasi/pertimbangan teknis. Sedangkan Unit Pelayanan Publik Daerah disesuaikan dengan kewenangan yang dimiliki oleh masing-masing Unit Pelaksana Teknis dan Unit Pendidikan di lingkungan Kemenperin. Sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan publik di lingkungan Kementerian Perindustrian, berbagai kegiatan dilaksanakan Pusat Komunikasi Publik cq. Bidang Informasi Pelayanan Publik diantaranya adalah, sebagai berikut: Bimbingan Teknis Petugas Layanan Publik Service With Care Salah satu kewajiban Badan Publik termasuk Kementerian Perindustrian adalah, memberikan layanan publik dengan sebaik-baiknya. Kewajiban ini merupakan implementasi diberlakukannya Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dalam kaitan inilah, berbagai kegiatan yang dilaksanakan Pusat Komunikasi Publik sepanjang tahun 2013, tidak saja diarahkan pada pemberian kemudahan dan kenyamanan bagi pemohon, tetapi juga diarahkan pada peningkatan kemampuan petugas layanan publik. Untuk meningkatkan kemampuan petugas layanan publik, telah diselenggarakan bimbingan teknis tata cara pelayanan prima, pengenalan sistem manajemen mutu ISO-9001:2008 serta pendalaman tugas pokok dan fungsi Unit Pelayanan Publik. Bimbingan teknis Tata Cara Pelayanan Prima yang disampaikan oleh tenaga ahli dari Lembaga Pengembangan SDM Mooryati Sudibyo, berlangsung pada tanggal Maret 2013, di Hotel Pomelotel, Patra Kuningan, dan diikuti 25 orang petugas layanan publik di lingkungan Kementerian Perindustrian. Dalam bimbingan tersebut, petugas memperoleh pengetahuan tentang pelayanan prima, menangani komplain, keterampilan berkomunikasi, visual voice, dan sebagainya. Sementara itu, dalam pengenalan sistim manajemen mutu ISO 9001:2008, para petugas memperoleh tambahan pengetahuan tentang mutu, ISO, manfaat penerapan ISO 9001:2008, tahapan sertifikasi, kunci penerapan ISO 9001:2008 dan lain-lain oleh konsultan Global Group. Penerapan sistim manajemen mutu ISO 9001:2008 maupun Tata Cara Pelayanan Prima di lingkungan Unit Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 52

55 Pelayanan Publik Kementerian Perindustrian diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan. Setelah pemberian kedua bimbingan tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan pendalaman tugas pokok dan fungsi Unit Pelayanan Publik. Gambar 20 Kepala Bidang Informasi Publik (IPP) membuka acara Bimbingan Teknis Unit Pelayanan Publik (UPP) Gambar 21 Narasumber sedang memaparkan materi pada acara Bimbingan Teknis Petugas UP2 Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 53

56 4.3.4 Konsultasi Pelayanan Publik Konsultasi Pelayanan Publik dengan Dunia Usaha selaku pemohon rekomendasi/pertimbangan teknis bertujuan untuk membahas berbagai hal terkait pemberian layanan jasa rekomendasi/pertimbangan teknis, seperti tata cara pengajuan permohonan, kelengkapan/persyaratan memperoleh rekomendasi, waktu penyelesaian rekomendasi, dan sebagainya. Sedangkan target yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah adanya kesamaan pemahaman dan kesamaan pengertian mengenai proses penyelesaian rekomendasi antara dunia usaha selaku pemohon, dan Unit Pelayanan Publik Kementerian Perindustrian. Kegiatan konsultasi dilaksanakan pada tanggal Oktober 2013 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, merupakan cerminan keterlibatan masyarakat dalam ikut menangani pelayanan publik di lingkungan Kementerian Perindustrian. Pada acara ini, telah dipresentasikan berbagai kertas kerja dari Unit Kerja Pemroses Rekomendasi, seperti dasar hukum dan persyaratan penerbitan rekomendasi/pertimbangan teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, Direktorat Jenderal Industri Agro serta Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi. Demikian pula sosialisasi penerapan Tracking System pada penerbitan rekomendasi yang disampaikan oleh Pusat Data dan Informasi. Gambar 22 Pembukaan Acara Konsultasi Unit Pelayanan Publik (UP2) oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 54

57 Secara umum dapat dikatakan bahwa, konsultasi Pelayanan Publik telah berlangsung dengan baik. Hal ini antara lain ditandai oleh tanggapan positif yang disampaikan sebagian besar peserta, seperti terserapnya informasi pengelolaan permohonan rekomendasi/pertimbangan teknis termasuk permasalahan yang ditimbulkkan dari kedua belah pihak. Bahkan, para wakil dari dunia usaha mengharapkan agar kegiatan semacam ini dapat berlanjut dimasa-masa mendatang Penerbitan Publikasi Cetak Layanan Publik Untuk mendukung pemberian layanan publik, Pusat Komunikasi Publik menerbitkan publikasi cetak. Penerbitan publikasi cetak ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi pemohon dalam upaya mereka memperoleh layanan jasa publik dari Kementerian Perindustrian. Sebagai gambaran, untuk memudahkan pemohon telah diterbitkan berbagai booklet, leaflet, buku persyaratan memperoleh rekomendasi /pertimbangan teknis, dan pembuatan Audio Visual Unit Pelayanan Publik (UP2) tentang tata cara permohonan rekomendasi/pertimbangan teknis pada Unit Pelayanan Publik. Video ini telah diupload ke website Kementerian Perindustrian Gambar 23 Brosur/Leaflet/Buku/Stiker/Video UP2 Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 55

58 4.3.6 Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pada UP2 Tahun 2013 Survei IKM pada UP2 Tahun 2013 dilakukan oleh pihak ketiga (PT.KOKEK). Survei dilakukan terhadap pengguna jasa UP2 Pusat terkait penerbitan surat rekomendasi/pertimbangan teknis secara online untuk 3 (tiga) unit pelayanan publik yaitu Ditjen. Basis Industri Manufaktur, Ditjen. Industri Agro, dan Ditjen. Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi. Sedangkan untuk 3 (tiga) unit pelayanan publik lainnya yaitu Ditjen. Industri Kecil dan Menengah, Ditjen. Pengembangan Perwilayahan Industri dan LS- Pro BPKIMI tidak dilakukan survei karena tercatat tidak ada pengunjung yang melakukan konsultasi. Hasil survei yang dilakukan oleh PT. KOKEK, diperoleh angka Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas kinerja pelayanan UP2 Pusat Kemenperin secara keseluruhan berada dalam kategori Baik yaitu dengan nilai rata-rata tertimbang IKM 3,12 atau konversi IKM 78, Pengenalan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 Dalam Upaya meningkatkan kepuasan para pengguna jasa layanan publik di lingkungan Kementerian Perindustrian, Pusat Komunikasi Publik, berencana akan melaksanakan Bimbingan Penerapan Sistem Mutu ISO 9001:2008 bagi petugas layanan publik. Bimbingan ISO 9001:2008 mencakup berbagai tahapan, yang diawali dengan tahapam pengenalan hingga tahapan bimbingan teknis penyusunan dan penerapan. Untuk itu, sebagai langkah awal menuju bimbingan teknis ISO 9001:2008, maka pada tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik telah melaksanakan pengenalan ISO 9001:2008, dengan melibatkan narasumber dari pihak ketiga. Dalam kegiatan yang diikuti 20 petugas layanan publik, peserta memperoleh pengetahuan terkait apa, bagaimana, dan kegunaan penerapan sistem manajemen mutu,dsb. Tujuan penerapan sistem manajemen mutu itu sendiri adalah, mencapai kepuasaan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan melalui implementasi system, peningkatan sistem secara berkesinambungan dan pencegahaan setiap ketidaksesuaian. Setelah tahap pengenalan, maka pada tahun 2014 mendatang, Pusat Komunikasi Publik akan menyelenggarakan Bimbingan Teknis Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Layanan Non Perizinan Rekomendasi/Pertimbangan Teknis Di samping layanan informasi publik, Pusat Komunikasi Publik juga memberikan layanan jasa lainnya yakni penerbitan surat rekomendasi dan pertimbangan teknis. Jumlah surat permohonan rekomendasi/pertimbangan teknis yang diterima Unit Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 56

59 Pelayanan Publik (UP2) Pusat dan diproses lebih lanjut oleh masing-masing Unit Kerja Eselon I, secara umum menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013, total penerimaan surat permohonan rekomendasi/pertimbangan teknis di UP2 sebanyak 9526, dengan rincian, Direktorat Jenderal Industri Agro menerima 1398, Direktorat Jenderal Industri Basis Manufaktur menampung 4807 permohonan, dan Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi menerima 3321 permohonan. Tabel 3 Jumlah Permohonan Surat Rekomendasi/Pertimbangan Teknis Tahun 2013 No Unit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jumlah 1 Ditjen Industri Agro Ditjen BIM Ditjen IUBTT Jumlah Tabel 4 Persetujuan Rekomendasi/Pertimbangan Teknis Tahun 2013 No Unit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jumlah 1 Ditjen Industri Agro Ditjen BIM Ditjen IUBTT Jumlah Dari tabel tersebut di atas, sepanjang tahun 2013, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, tercatat paling banyak memberikan persetujuan rekomendasi impor yakni sebanyak 4299 atau 88,93% dari jumlah permohonan yang masuk (4807). Peringkat kedua, ditempati Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi telah mengeluarkan sebanyak 2864 persetujuan rekomendasi impor atau 86,54% dari jumlah permohonan yang diajukan dunia usaha sebanyak Peringkat ketiga ditempati Direktorat Jenderal Industri Agro, yang telah mengeluarkan 849 persetujuan rekomendasi impor atau 60,65% dari 1398 permohonan dunia usaha. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 57

60 4.3.9 Pengembangan Perpustakaan Kementerian Perpustakaan Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dan Permenperin No. 105 tahun 2010, Pusat Komunikasi Publik merupakan unit pembina perpustakaan di lingkungan Kemenperin baik di pusat maupun daerah. Perpustakaan Kementerian Perindustrian merupakan salah satu perpustakaan khusus milik pemerintah yang didirikan untuk mendukung visi dan misi Kementerian Perindustrian serta merupakan pusat informasi khusus di bidang industri terutama yang berhubungan dengan penelitian dan pengembangan. Dalam upaya penentuan kebijakan terkait sektor industri, berbagai data dan informasi sangatlah dibutuhkan terutama informasi terkini dan up-to-date. Sehubungan dengan itu, perpustakaan Kementerian Perindustrian diharapkan terus berkembang mengikuti kebutuhan organisasi, sehingga upaya peningkatan kualitas perpustakaan terus diupayakan setiap tahunnya baik dari sisi infrastruktur, SDM, teknologi dan koleksi. Gambar 24 Perpustakaan Pusat Kementerian Perindustrian di Lantai 21 Pada tahun 2013, Perpustakaan Pusat Kementerian Perindustrian berfokus pada upaya perbaikan dan pembenahan sarana, prasarana serta SDM sehingga diharapkan pada tahun 2014, Perpustakaan Pusat dapat melakukan sirkulasi layaknya perpustakaan pada umumnya. Selain itu, tahun 2013 merupakan batu pijakan bagi Perpustakaan Pusat untuk beralih pada perpustakaan digital. Kegiatan pengembangan perpustakaan Kementerian Perindustrian Tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1. Penambahan koleksi perpustakaan yaitu dengan melakukan pengadaan koleksi perpustakaan sebanyak 199 buah yang terdiri dari 77 buku teks dalam berbagai disiplin ilmu, 83 Standard Nasional Indonesia, dan 39 CD/DVD tutorial; 2. Pengolahan dan perawatan koleksi perpustakaan yang terdiri dari Weeding (penyiangan), Pembersihan Debu, Re-klasifikasi Koleksi Referensi, Penjilidan Koleksi Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 58

61 Majalah/Buletin/Jurnal, shelving (penataan bahan pustaka yang disusun berdasarkan jenis dan kelas, serta diurutkan sesuai nomor kelas masing-masing), dan fumigasi (menjaga kualitas bahan pustaka dari serangan serangga); 3. Outsourcing tenaga kesekretariatan; 4. Pembuatan bahan publikasi yang meliputi: a. Brosur Koleksi Pustaka Industri 2013 Koleksi pustaka industri ini merupakan kumpulan koleksi bahan pustaka dari tahun yang terpilih. Koleksi ini dikemas dalam bentuk brosur yang memuat judul, cover serta abstrak singkat dari bahan pustaka. Desain brosur ini dirancang semenarik mungkin untuk menarik minat para pegawai di lingkungan Kemenperin serta pihak eksternal untuk menggunakan bahan pustaka. b. Katalog Pustaka Industri 2013 Katalog pustaka industri memuat seluruh jenis koleksi perpustakaan pusat Kemenperin yang didapat melalui pengadaan maupun hibah sepanjang tahun Katalog ini mencakup hampir 200 koleksi baru dengan berbagai disiplin ilmu seperti standar, ekonomi, manajemen, kebijakan, peraturan, hobi, lifestyle, bahasa, sastra, fiksi, DVD/CD tutorial dan lain sebagainya. c. Katalog surat kabar/majalah Untuk memancing minat para pembaca akan koleksi bahan pustaka Kementerian Perindustrian, khusus koleksi majalah/surat kabar yang dilanggan pada tahun 2013 dibuatkan katalog singkatnya. Katalog ini disebar ke seluruh pejabat di lingkungan Kementerian Perindustrian, serta dipajang di desk informasi layanan publik, sehingga siapa pun pegawai Kementerian Perindustrian dapat mengetahui koleksi majalah yang tersedia. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 59

62 d. Buku Daftar Tajuk Subjek Industri Tahun 2013, tim perpustakaan Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan Universitas Indonesia melalui PT. Asa Gemilang sebagai konsultan pembuatan tajuk subjek dan PT. Setia Mulia sebagai pihak yang melakukan proses pencetakan. Tajuk subjek merupakan hal dasar yang dibutuhkan oleh pustakawan dalam menentukan subjek suatu bahan pustaka. Dimana subjek berfungsi untuk memudahkan para pustakawan dalam melakukan proses telusur ulang. Subjek ini merupakan gambaran yang mewakili isi dari suatu bahan pustaka. 5. Peremajaan sistem informasi perpustakaan yang meliputi Upgrade konten website dan aplikasi perpustakaan Kementerian Perindustrian, Upgrade file manager system (infrastruktur), dan Upgrade dash board system (sistem tambahan yang digunakan untuk menunjang penyebaran informasi di lingkungan Pusat Komunikasi Publik; 6. Keikutsertaan dalam workshop, seminar, diklat dan pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga lain yaitu : Lokakarya Nasional Dokumentasi dan Informasi: Repositori Lembaga dan akses Terbuka di PDII LIPI Jakarta Selatan Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke 6 Dalam Rangka Pengembangan Perpustakaan Seminar dan Musyawarah Nasional mengenai Peningkatan Kinerja Perpustakaan dalam Perspektif Reformasi Birokrasi 7. Penilaian angka kredit pustakawan; dan 8. Monitoring dan Evaluasi perpustakaan daerah Peningkatan Kompetensi Fungsional Pustakawan Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, salah satu tugas pokok Pusat Komunikasi Publik selaku Pembina Perpustakaan di Kementerian Perindustrian adalah menciptakan perpustakaan yang tertata baik dan kondusif yang didukung sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang menguasai bidang kepustakaan. Sebagai unit yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam pengembangan perpustakaan, Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 60

63 Pusat Komunikasi Publik perlu melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia pengelola perpustakaan dan fungsional pustakawan di lingkungan Kementerian Perindustrian agar dapat menjalankan tugas kepustakaan dengan baik. Seiring dengan kemajuan teknologi dan amanah dari Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan dan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perindustrian berusaha meningkatkan mutu layanan perpustakaan dalam memberikan layanan prima kepada para stakeholder. Oleh karena itu, perlu diadakan kegiatan Peningkatan Kompetensi Fungsional Pustakawan di Lingkungan Kementerian Perindustrian yang dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia pengelola perpustakaan dan fungsional pustakawan di lingkungan Kementerian Perindustrian agar dapat menjalankan tugas kepustakaan dengan baik sesuai Standar Nasional Perpustakaan. Kegiatan yang dilaksanakan pada 29 s.d. 31 Mei 2013 di Hotel Jambuluwuk Yogyakarta dibuka secara resmi oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik, dan diikuti oleh 42 (empat puluh dua) peserta yang terdiri dari 39 (tiga puluh sembilan) pejabat fungsional pustakawan dan 3 (tiga) staf pengelola perpustakaan yang berlatar belakang pendidikan Diploma dan Sarjana Perpustakaan. Rincian peserta bimbingan teknis sebagai berikut: 10 (sepuluh) orang dari Pusat dan 32 (tiga puluh dua) orang dari satuan kerja di daerah yang terdiri dari Medan 1 (satu) orang, Padang 1 (satu) orang, Bogor 4 (empat) orang, Bandung 6 (enam) orang, Semarang 2 (dua) orang, Yogyakarta 10 (sepuluh) orang, Makassar 7 (tujuh) orang, dan Manado 1 (satu) orang. Gambar 25 Pembukaan Peningkatan Kompetensi Fungsional Pustakawan di Lingkungan Kemenperin Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 61

64 Pembicara/narasumber yang hadir pada kegiatan bimbingan teknis ini adalah Teguh Adhi Arianto, S.Kom, MT (Kasub Bid. Pengembangan Sistem Informasi Pusdatin), Bapak Rosa Widyawan (Pustakawan Senior di PDII LIPI), Bapak Sugiharto, S.Sos, M.Si (Kepala Subbidang Jasa Kemasan Informasi PDII LIPI) dan Bapak Djoko Suryanto (Tim Penilai fungsional Pustakawan di Kementerian perindustrian). Pada hari pertama bimbingan teknis, Rabu 29 Mei 2013, materi disampaikan oleh Anang F.S.N, S.Sos (Pustakawan BPAD DIY) dengan topik Jogja Library for All: Pengelolaan, Hambatan dan Tantangan.Pemberianmateri ini terkait dengan upaya pengembangan jaringan interkoneksi perpustakaan Kementerian Perindustrian antar pusat dan daerah melalui pembelajaran dari pengalaman BPAD DIY yang telah berhasil mengembangkan jaringan perpustakaan di seluruh wilayah Yogyakarta. Sesi berikutnya materi disampaikan oleh Sugiharto, S.Sos, M.Si (Kepala Subbidang Jasa Kemasan Informasi PDII LIPI) mengenai "Kemasan Informasi Digital". Pemberian materi ini didasari oleh upaya perpustakaan Kementerian Perindustrian untuk menyajikan bahan pustaka dalam bentuk digital sehingga dapat diakses lebih luas dengan umur pakai yang lebih lama. Pada sesi "Sosialisasi Libranet 2.0", narasumber Teguh Adhi Arianto, S.Kom,MT (Kasubbid. Pengembangan Sistem Informasi Pusdatin) mempresentasikan mengenai halaman depan website Libranet (tampilan baru) yang dibagi menjadi dua tampilan yaitu: halaman untuk masyarakat dan halaman untuk pustakawan. Materi ini memiliki peranan yang cukup penting, dimana Libranet merupakan aplikasi perpustakaan yang berbasis intranet yang telah digunakan oleh sebagian besar perpustakaan di lingkungan Kementerian Perindustrian. Gambar 26 Peserta Bimtek Pada Acara Peningkatan Kompetensi Fungsional Pustakawan Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 62

65 Sementara itu, Rosa Widyawan (Pustakawan senior di PDII LIPI) menyampaikan makalah berjudul Pelestarian Bahan Perpustakaan di Lingkungan Perpustakaan Khusus". Pada pemaparan materi ini dijelaskan bahwa kegiatan pelestarian bahan pustaka membuat perpustakaan semakin bermanfaat karena akses tehadap informasi tetap terjaga. Kegiatan semacam ini sangat diperlukan selama orang masih menginginkan akses informasi yang lebih baik yang dibutuhkan generasi mendatang. Oleh karena itu, semua pengelola perpustakaan bertanggungjawab untuk memelihara dan menjaga bahan pustaka. Bapak Djoko Suryanto yang merupakan pustakawan senior dan anggota timpenilai jabatan fungsional pustakawan Kementerian Perindustrian memberikan materi mengenai "Pedoman Penilaian Angka Kredit Pustakawan". Pedoman yang disampaikan pada sesi ini merupakan pelengkap terhadap Buku Pedoman Penyusunan, pengajuan, dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pustakawan di Lingkungan Kementerian Perindustrian.Dalam sesi ini narasumber mengajak turut serta tim penilai fungsional pustakawan Kementerian Perindustrian untuk sharing dan diskusi mengenai permasalahan dan kendala dalam penilaian angka kredit Kunjungan ke Perpustakaan Universitas Islam Indonesia Masih dalam rangkaian kegiatan Bimbingan Teknis, maka pada tanggal 31 Mei 2013 para peserta bimtek berkesempatan untuk mengunjungi perpustakaan Universitas Islam Indonesia yang terletak di Jl. Kaliurang Km 14,4, Sleman, Yogyakarta, Kunjungan ini didasarkan pada rekomendasi BPAD DIY karena perpustakaan UII ini merupakan salah satu perpustakaan yang terintegrasi dalam Jogja Library for All dengan kualitas buku dan pengelolaan sangat baik. Perpustakaan Pusat Universitas Islam Indonesia berada di Kampus Terpadu Jalan Kaliurang Yogyakarta di lengkapi dengan Museum berupa Temuan Purbakala Candi Kimpulan yang di bangun sekitar abad 5 Masehi. Temuan purbakala tersebut, merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang tertimbun oleh erupsi Gunung Merapi tahun 1000 masehi. Maksud dan tujuan kunjungan tersebut adalah untuk studi banding terkait pengelolaan digital library, manajemen koleksi, manajemen sirkulasi, manajemen keanggotaan serta manajemen pelayanan informasi. Studi banding dilakukan di ruang baca dengan tingkat kenyamanan dan kelengkapan sarana yang baik. Kunjungan dilanjutkan ke ruang e-library, disini tersedia komputer jaringan internet maupun intranet sebagai sarana akses informasi digital baik e-journal, Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 63

66 e-books, maupun e-tugas Akhir. Di ruang I-Library tersedia buku-buku koleksi langka, dari terbitan abad 18, hibah dari Perpustakaan Islam dengan berbagai bahasa, kitab kuning, disamping itu juga tersedia buku-buku dari berbagai golongan ilmu berbahasa Arab sumbangan dari kedutaan besar Arab Saudi.Yang menarik dari perpustakaan UII Yogyakarta menggunakan teknologi informasi yang canggih dan modern, seperti : - Buku tamu elektronik untuk mencatat kunjungan para pemustaka dengan sarana SIMPUS dan setiap kunjungan langsung dicatat ke dalam database. - Menggunakan teknologi yang dikembangkan secara mandiri untuk sistem peminjaman dan pengembalian koleksi dengan tingkat konsumsi waktu yang minim. - Dilengkapi dengan book drop box yang memungkinkan transaksi pengembalian buku dilakukan secara mandiri oleh pemustaka. - Dilengkapi dengan Digital Library Assisstantuntuk kebutuhan stock opname, dan beberapa fungsi lainnya terkait manajemen perpustakaan - Seluruh lantai mempunyai fasilitas akses internet gratis melalui wifi dengan band width yang memadai. Melalui kunjungan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman pustakawan dalam mengolah bahan pustaka sehingga dapat diterapkan di unit masingmasing. Hasil Analisis Kegiatan: Hasil analisis kegiatan bimtek ini diperoleh berdasarkan pengisian kuesioner sebanyak 42 (empat puluh dua) orang peserta. Setiap peserta mendapatkan 3 (tiga) kuesioner yang berbeda untuk memetakan dan mengetahui sampai sejauh mana peserta dapat memahami materi yang diberikan. Hasil kuesioner ini akan digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan rencana penyusunan materi yang akan diberikan pada bimtek di tahun mendatang. Berdasarkan hasil kuesioner dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tanggapan peserta terhadap materi yang disajikan dalam Bimtek a. Pengelolaan Perpustakaan Terintegrasi, sebesar 18 pustakawan menyatakan materi ini menarik, akan tetapi 19 pustakawan mengatakan bahwa materi ini tidak menarik. Hal ini bisa disebabkan oleh metode penyampaian materi yang kurang menarik atau tingkat pemahaman peserta yang masih rendah dalam hal interkoneksi ataupun jaringan terintegrasi. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 64

67 PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DIGITAL Ya Tidak b. Sosialisasi Libranet Neo, sebesar 21 pustakawan menyatakan materi ini menarik, akan tetapi 16 pustakawan mengatakan bahwa materi ini tidak menarik. SOSIALISASI LIBRANET NEO Ya Tidak Dapat disimpulkan bahwa masih banyak pustakawan yang belum memahami aplikasi libranet secara jelas sehingga diharapkan materi ini dapat membantu para pustakawan menguasai sistem libranet. Bagi pustakawan yang merasa materi ini tidak menarik bisa disebabkan karena beberapa perpustakaan tidak menggunakan sistem libranet, sehingga keseragaman akan aplikasi perpustakaan ini sangat berpengaruh akan pengadaan materi untuk bimtek selanjutnya. c. Pelestarian Bahan Pustaka, sebesar 21 pustakawan menyatakan materi ini menarik, akan tetapi 16 pustakawan mengatakan bahwa materi ini tidak menarik. PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA Ya Tidak Pengadaan bimtek dengan materi pelestarian bahan pustaka dirasa sangat membantu para pustakawan dalam menghadapi segala masalah pada bahan pustaka. Akan tetapi ada beberapa pustakakawan yang menjawab bahwa materi ini tidak menarik, dikarenakan dalam hal pelestarian bahan pustaka, pustakawan harus menyediakan alat dukung yang tidak mereka miliki dan juga istilah pelestarian ini masih banyak yang belum mengetahui dan membutuhkan praktik langsung di perpustakaan. Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 65

68 d. Kemasan Informasi Digital, sebesar 36 pustakawan menyatakan materi ini menarik, akan tetapi 1 pustakawan mengatakan bahwa materi ini tidak menarik. KEMASAN INFORMASI DIGITAL 1 36 Ya Tidak Banyak pustakawan yang berpendapat bahwa dengan kemasan informasi digital dapat menghasilkan nilai positif tidak hanya bagi pengguna namun pustakawan itu sendiri. Bagi pustakawan materi kemasan informasi digital ini sangat membantu pustakawan dalam melayani pengguna, khususnya dapat menghadapi perkembangan teknologi informasi saat ini.akan tetapi hanya sebagian kecil yang merasa materi kemasan informasi digital ini tidak menarik, ini bisa dipengaruhi oleh kesulitan pustakawan dalam mengaplikasikan kemasan informasi digital karena kesulitan dalam memahami teknologi informasi. e. Tata Cara Pengisian PAK Jabatan Fungsional Pustakawan, sebesar 29 pustakawan menyatakan materi ini menarik, akan tetapi 8 pustakawan mengatakan bahwa materi ini tidak menarik. TATA CARA PENGISISAN PAK JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN 8 29 Ya Tidak PAK merupakan hal pokok yang wajib dipelajari oleh para pustakawan dan masih banyaknya para pustakawan yang belum terlalu paham mengenai PAK fungsional pustakawan sehingga materi ini terasa bermanfaat. Namun untuk beberapa pustakawan materi ini tidak menarik, karena sebagian pustakawan sudah memahami bagaimana pengisian PAK untuk jabatan fungsional pustakawan. 2. Dampak yang dirasakan dengan mengikuti Bimtek Dapat disimpulkan dari gambar bahwa semua pustakawan berpendapat bahwa kegiatan bimtek ini sangat membantu para pustakawan dalam menambah ilmu dan wawasan (a) serta dapat diaplikasikan di unit masing-masing (b). Sehingga harapan Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 66

69 dari pustakawan tentunya kualitas perpustakaan dan pustakawan itu sendiri dapat ditingkatkan lebih baik. Evaluasi Bimtek a b Selain itu, sebagian besar peserta merasa bahwa kegiatan bimtek ini bermanfaat dan ingin ikut lagi (a). Sedangkan hanya sebagian kecil memilih jawaban bimtek ini kurang bermanfaat, ingin ikut lagi dengan materi yang berbeda (c). Ini dapat dipengaruhi bahwa ada beberapa perpustakaan masih belum siap mengejar keberadaan TI.Bisa dari kondisi perpustakaan yang masih belum siap menghadapi TI atau lingkungan dari keberadaan perpustakaan itu sendiri. Evaluasi Bimtek a b c d 3. Keinginan untuk menerapkan di unit masing-masing Evaluasi Bimtek Ya Tidak Dapat dilihat dari chart diatas bahwa seluruh pustakawan akan menerapkan materi yang didapat dari bimtek ini agar dapat diaplikasikan dan diterapkan di unit masingmasing sehingga kualitas perpustakaan dan pustakawan dapat meningkat lebih baik. 4. Bantuan/dukungan yang diharapkan dari Pusat Komunikasi Publik dalam upaya pengembangan perpustakaan adalah: Membuat jaringan kerjasama antar perpustakaan melalui penyeragaman aplikasi Laporan Kegiatan Tahun 2013 Pusat Komunikasi Publik 67

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya perubahan yang lebih baik

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK 2014

LAPORAN TAHUNAN PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK 2014 LAPORAN TAHUNAN PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK 2014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2015 LAPORAN TAHUNAN PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK 2014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2015 KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Kepala Biro Hubungan Masyarakat. Setia Utama

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Kepala Biro Hubungan Masyarakat. Setia Utama KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Biro Hubungan Masyarakat ini merupakan perwujudan dan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian tujuan dan sasaran strategis tahun 2016. Penyusunan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 1. Kebijakan Pelayanan Informasi Publik Sebagai pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BIRO HUKUM DAN HUMAS RENCANA KINERJA TAHUNAN 2011 BIRO HUKUM DAN HUMAS BIRO HUKUM DAN HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 Kata Pengantar Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

DAFTAR INFORMASI PUBLIK DAFTAR INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK 2013 Berkala No Jenis Detail Profil 1 Sejarah Kemenperin Sejarah Kemenperin Softcopy File Server Kepala Pusat Data dan 2 Profil

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 52 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

non pemerintah/ swasta yang dananya bersumber dari dana publik, baik APBN/ APBD, sumbangan masyarakat, maupun dari luar negeri.

non pemerintah/ swasta yang dananya bersumber dari dana publik, baik APBN/ APBD, sumbangan masyarakat, maupun dari luar negeri. 1 I. PENGANTAR Di era globalisasi saat ini kebutuhan dan keterbukaan akan informasi merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia dalam mengembangkan wawasan serta ilmu baik secara pribadi maupun golongan

Lebih terperinci

-1- BAB I PENDAHULUAN

-1- BAB I PENDAHULUAN -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Biro Umum dan Hubungan Masyarakat merupakan bagian dari organisasi tingkat Eselon II Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Program Sekretariat Jenderal Kementerian

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/M-IND/PER/11/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GARUT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Tahun 2015 di susun dalam bentuk rencana kegiatan Biro Umum dan Hubungan Masyarakat, yang berisi tentang kegiatan dan target

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 7 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Dinas Perindustrian Kota Semarang Dinas Perindustrian Kota Semarang terletak di Jalan Pemuda No. 175 Gedung Pandanaran lantai 4 Semarang, sebelum menempati

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi - 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 5 (1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU, WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 90 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GRESIK : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN PADA SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 47 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 47 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA MATARAM DENGAN

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. BAB XX DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 400 Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1.

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1197, 2017 BKPM... Kinerja. Perubahan Kedua. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Perindustrian,

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 51 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Kegiatan Prioritas Tahun 2010

Kegiatan Prioritas Tahun 2010 Kementerian Perindustrian pada Tahun Anggaran 2010 mendapat alokasi pagu definitif sebesar Rp.1.665.116.721.000. Kegiatan Prioritas Tahun 2010 Pembangunan sektor industri tahun 2010 akan difokuskan pada

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA 17 /PER/M.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA 17 /PER/M. MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17 /PER/M. KOMINFO/03/2009 TENTANG DISEMINASI INFORMASI NASIONAL OLEH PEMERINTAH,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG KEPUTUSAN

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013 SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dokumen Rencana Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten. tahun yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Dokumen Rencana Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten. tahun yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dokumen Rencana Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Bandung merupakan dokumen perencanaan kerja untuk periode 1 (satu) tahun yang digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2008 6 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

Laporan PPID SMK SMAK Padang Triwulan I Tahun

Laporan PPID SMK SMAK Padang Triwulan I Tahun Laporan PPID SMK SMAK Padang Triwulan I Tahun 2017 1 LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) DAERAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMAK PADANG TRIWULAN I

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TATA KELOLA LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TATA KELOLA LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TATA KELOLA LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 11 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Singkat Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN STAF AHLI BUPATI

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN STAF AHLI BUPATI PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN STAF AHLI BUPATI BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014

PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014 PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan dan Tolok Ukur Anggaran (1) (2) (3) (5) (6) 1. Pembinaan, Pemantapan Otonomi Daerah dan Pengembangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN FORUM KONSULTASI PUBLIK DI LINGKUNGAN UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PASAR KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i KATA PENGANTAR Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng disingkat Diskominfo adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terbentuk

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS SUB BAGIAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS SUB BAGIAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS SUB BAGIAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 57 TAHUN 2011

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 57 TAHUN 2011 BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN TATA KERJA PADA SEKRETARIAT DAERAH DAN STAF AHLI BUPATI KABUPATEN KENDAL

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 2016 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha BPPI Kementerian Peran KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci