BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem merupakan kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersamasama dan melakukan suatu sasaran tertentu. (Ogata, 1994). Jadi pengertian sistem disini tidak berarti secara fisik saja tetapi dapat berupa suatu abstrak, dimana sistem dapat terjadi saat perubahan ekonomi yang dapat dijadikan suatu sistem ekonomi. Proses adalah operasi atau perkembangan alamiah yang berlangsung secara kontinyu yang ditandai oleh suatu deretan perubahan kecil yang berurutan dengan cara yang relatif tetap dan menuju suatu hasil atau keadaan terakhir tertentu. Alat suatu operasi yang sengaja dibuat, berlangsung secara kontinyu yang terdiri dari beberapa aksi atau perubahan yang dikontrol, yang diarahkan secara sistematis menuju ke suatu hasil atau keadaan akhir tertentu. Feedback adalah sifat dari closed-loop control system yang memperbolehkan output untuk dibandingkan dengan input sehingga aksi kontrol yang sesuai dapat dibentuk sebagai fungsi dari output dan input. Plant disebut juga sistem yang dikontrol, dapat berupa proses atau mesin. Gangguan (disturbance) adalah suatu bentuk sinyal yang cenderung mempunyai pengaruh yang merugikan pada nilai keluaran sistem. Namun tidak semua gangguan bersifat merugikan, ada juga gangguan yang bersifat menguntungkan. Gangguan internal adalah gangguan yang dibangkitkan dari dalam sistem, sedangkan gangguan eksternal

2 7 adalah gangguan yang dibangkitkan di luar sistem dan merupakan suatu masukan bagi sistem. 2.2 Sistem Kontrol Sistem kontrol dibagi menjadi dua yaitu sistem kontrol lup terbuka (Open-loop control system) dan sistem kontrol lup tertutup (Closed-loop control system). Sistem kontrol digunakan dalam mengontrol sistem dalam berbagai aplikasinya Sistem Kontrol Lup Terbuka Sistem kontrol lup terbuka (Open-loop control system) adalah sistem kontrol yang tidak memiliki kontrol umpan balik dan hasil keluarannya tidak mempengaruhi aksi pengontrolan sistem. Sistem kontrol seperti ini tidak memiliki feedback sehingga sistem ini tidak akan mengukur atau mengumpanbalikkan hasil keluarannya untuk dapat dibandingkan dengan masukannya. Ketelitian sistem kontrol hanya ditentukan oleh kalibrasi, sebaiknya proses kalibrasi ini harus dilakukan dan diperhitungkan secara hatihati agar dengan masukan-masukan yang diinput didapat harga hasil keluaran yang diharapkan. Sistem kontrol ini digunakan pada sistem yang sederhana dan tidak terlalu kompleks serta tidak membutuhkan tingkat ketelitian dan kestabilan yang tinggi. Penggunaan sistem ini dirancang jika di dalam sistem tidak terdapat gangguan (disturbance) yang dapat menurunkan tingkat ketelitian dan kestabilan sistem dan hubungan antara masukan dan keluaran diketahui secara tepat. Kelebihan dari sistem ini yaitu perancangan sistem kontrol akan lebih mudah dibandingkan dengan lup tertutup. Sedangkan kekurangannya yaitu tingkat ketelitian yang tidak tinggi. Pada skripsi ini

3 8 digunakan sistem kontrol lup terbuka (Open-loop control system) karena sistem yang dirancang merupakan sebuah sistem kontrol yang sederhana dan tidak membutuhkan tingkat ketelitian yang terlalu tinggi. Gambar 2.1 Sistem Kontrol Lup Terbuka Sistem Kontrol Lup Tertutup Sistem kontrol lup tertutup (Closed-loop control system) adalah sistem kontrol yang memiliki kontrol umpan balik dan hasil keluarannya mempengaruhi langsung pada aksi pengontrolan sistem. Sistem kontrol seperti ini memiliki feedback sehingga sistem akan mengukur atau mengumpanbalikkan hasil keluarannya untuk dapat dibandingkan dengan masukannya. Apabila terdapat perbedaan nilai antara sinyal keluaran dan sinyal umpan baliknya maka akan diumpankan balik ke kontroler untuk dikalkukasi dan diperkecil kesalahannya sehingga didapat suatu keluaran sistem yang mendekati dengan nilai yang diinginkan. Kelebihan dari sistem ini yaitu adanya elemen umpan balik yang berfungsi memperbesar tingkat ketelitian sistem. Sedangkan kekurangannya yaitu sistem akan lebih kompleks untuk dirancang.

4 9 Gambar 2.2 Sistem Kontrol Lup Tertutup 2.3 Mikrokontroler ATMEL 89C52 Mikrokontroler adalah sebutan yang umum diberikan pada kumpulan komponen (Integrated Circuit = IC) yang terdiri dari mikroprosesor (Central Processing Unit = CPU), Latch, RAM, I/O, dan perangkat lainnya. Mikrokontroler menggunakan EPROM (Erasable Programable Read Only Memory) sebagai media penyimpanan programnya. Perangkat I/O bukan hanya digunakan untuk berkomunikasi dengan pemakai, tetapi juga untuk memantau dan mengendalikan mekanisme proses peralatan yang dikendalikan. (Anonim, 1980). Mikrokontroler AT89C52 merupakan salah satu produk keluaran dari ATMEL, mikorokontroler ini juga kompatibel dengan produk keluaran INTEL yaitu keluarga MCS-51 (8051, 8751, 8951, 8051, 8752, 8952, dll) Arsitektur Internal Spesifikasi mkrokontroler 89C52 8 bit CPU sebagai pusat pengendali Kemampuan melaksanakan operasi Boolean (single bit logic)

5 10 Ruang pengalamatan memory sebesar 64 Kbyte Ruang pengalamatan data dan I/O sebesar 64Kbyte Memory program internal (dalam IC) sebesar 8 Kbyte Memory data internal (dalam IC) sebesar 128 Kbyte 4 buah I/O port 8 bit 3 buah timer/counter internal 16 bit Fasilitas komunikasi serial full duplex Struktur interrupt 6-source/5-vektor dengan 2 level prioritas Clock oscilator internal (dalam IC) sebesar 11,0592 MHz Konfigurasi Pin Gambar 2.3 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89C52

6 Blok Diagram Gambar 2.4 Blok Diagram Mikrokontroler AT89C52

7 Kerangka Dasar Gambar 2.5 Kerangka Dasar Mikrokontroler AT89C Modul Pengendali Motor Langkah Pada skripsi ini digunakan IC L297 dan IC L298 sebagai IC utama driver motor langkah. Motor ini dapat digerakkan dalam half step, normal, dan wave. Keistimewaan dari komponen ini yaitu hanya membutuhkan clock, arah, dan mode sinyal dari sistem kontrol dan kemudian membangkitkan sinyal kontrol. L297 dapat digunakan bersamaan dengan L298. Alasan penggunaan kedua komponen ini karena umum dipakai pada pengendalian motor langkah dan penggunaannya cukup mudah dan ekonomis. 2.5 Motor Langkah Motor adalah suatu komponen yang dapat merubah energi listrik menjadi energi mekanik (gerak putar). Berdasarkan pada tegangan kerjanya, jenis-jenis motor dibagi

8 13 menjadi dua yaitu motor AC (motor arus bolak-balik) dan motor DC (motor arus searah). Pada skripsi ini digunakan motor DC karena sistem yang dirancang hanya berupa prototipe dan bukan yang sebenarnya. Selain itu motor DC mempunyai karakteristik berdaya relatif kecil, ekonomis, mudah didapat, dan rangkaian yang digunakan cukup sederhana dan sedikit. Motor DC (motor arus searah) adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah (listrik DC) menjadi tenaga atau tenaga mekanis di mana tenaga gerak tersebut berupa putaran dari pada rotor. Dalam kehidupan kita sehari-hari motor arus searah dapat kita lihat pada motor starter mobil, pada tape recorder, pada mainan anak-anak, dan sebagainya. Sedangkan pada pabrik-pabrik motor arus searah kita jumpai pada traksi, elevator, conveyer, dan sebagainya. Yang dimaksud dengan torsi adalah putaran atau pemuntiran dari suatu gaya terhadap suatu poros. Terdapat berbagai macam jenis motor DC, antara lain motor DC shunt, motor DC seri, motor DC kompond pendek, motor DC kompond panjang, motor DC konvensional, motor langkah, dan lain-lain. Motor langkah yaitu sebuah motor arus searah yang dirancang sedemikian rupa sehingga motor dapat berputar dalam jumlah derajat tertentu sesuai dengan input pulsa yang diberikan. Pada skripsi ini digunakan motor DC jenis motor langkah. Alasan penggunaan motor jenis ini karena mudahnya implementasi pada sistem yang dirancang, lebih ekonomis, dan ketepatan putaran motor.

9 14 Motor langkah itu sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain: Motor langkah magnet permanen (Permanent Magnet Stepper Motor) Motor langkah jenis ini mempunyai rotor yang terbuat dari magnet permanen. Torsi yang dihasilkannya cukup besar, akan tetapi tidak memiliki kecepatan langkah yang tinggi. Motor ini mempunyai sudut perlangkah sebesar 1,8 derajat sampai dengan 90 derajat. Motor jenis ini dapat ditemukan di floppy disk drive 5 ¼. Arus yang dikonsumsi motor ini relatif kecil, memiliki ketelitian yang cukup baik, dan sistemnya tidak memerlukan umpan balik untuk dapat mengetahui posisi motor. Gambar 2.6 Motor Langkah Dengan Magnet Permanen Motor langkah variabel reluktansi (Variabel Reluctance Stepper Motor) Motor langkah jenis ini mempunyai rotor yang bersifat ferromagnetik dan mempunyai banyak katup. Torsi yang dihasilkannya lebih kecil dari motor langkah

10 15 magnet permanen tetapi mempunyai kecepatan langkah yang tinggi. Motor ini menghasilkan sudut per-step sebesar 7,5 derajat sampai dengan 30 derajat. Motor langkah hibrida (Hybrid Stepper Motor) Sifat yang dimiliki oleh motor langkah ini merupakan kombinasi dari kedua jenis motor langkah di atas. Torsi yang dihasilkan besar dan dapat bekerja pada kecepatan langkah yang tinggi. Sudut per-step yang dihasilkan sebesar 0,36 derajat sampai dengan 1,8 derajat. Pada skripsi ini digunakan motor langkah magnet permanen. Alasan penggunaannya karena torsi yang dihasilkan cukup besar dan mempunyai sudut putar yang relatif cukup kecil. Selain itu motor ini ekonomis, mudah didapat, dan gear pembanding yang diperlukan untuk memperbesar torsi putaran lebih sedikit. Kekurangan motor langkah ini yaitu dalam kecepatan putaran yang dihasilkan, namun pada skripsi ini motor yang dipakai tidak digunakan untuk kecepatan putar yang tinggi. 2.6 Prinsip Kerja Motor Langkah Bentuk dasar dari sebuah motor langkah yang sederhana terdiri dari sebuah rotor dan sebuah stator. Rotor berfungsi sebagai magnet permanen, sedangkan stator memiliki lilitan kumparan yang dapat membentuk kutub magnet. Apabila kutub magnet stator dan rotor sama, maka kedua magnet akan saling tolak-menolak dan meyebabkan rotor akan berputar. Arah perputaran dapat terjadi dua arah, tergantung pada faktor mekanik dari motor langkah itu sendiri. Sedangkan besarnya perputaran yaitu sebesar 180 derajat.

11 16 Untuk motor langkah yang terdiri dari dua buah stator dan sebuah rotor, prinsip kerjanya sama dengan motor langkah yang terdiri dari sebuah stator dan sebuah rotor. Apabila arus listrik dan arah rotor membentuk konfigurasi listrik magnet, maka rotor akan berputar sebesar 90 derajat berlawanan arah jarum jam (CCW). Perputaran ini disebut sebagai langkah penuh (full step). Apabila magnet permanen dan medan listrik maka rotor akan berputar sebesar 45 derajat searah jarum jam (CW). Perputaran ini disebut sebagai setengah langkah (half step). Apabila motor langkah terdiri dari empat pasang stator, maka besar langkah penuh yaitu sebesar 45 derajat dan setengah langkah sebesar 22,5 derajat. Untuk menjalankan motor langkah terus menerus dapat dilakukan dengan memberikan pola pulsa (pattern) yang digeser. Sebuah motor langkah membutuhkan sejumlah masukan pada setiap kumparannya (coil) elektroda motor dalam bentuk pola (pattern) pulsa agar motor dapat berputar. Di bawah ini diberikan beberapa contoh pola pulsa yang menyebabkan motor dapat berputar.

12 17 Tabel 2.1 Eksitasi Kumparan Tunggal Putaran motor yang dihasilkan dari pola pulsa tabel di atas sangat halus, ini disebabkan karena kumparan yang digunakan pada setiap langkahnya hanya satu.

13 18 Tabel 2.2 Eksitasi Dua Kumparan Putaran motor dari pola pulsa tabel di atas tidak sehalus pada tabel sebelumnya, akan tetapi pola pulsa seperti ini menghasilkan torsi yang sangat besar.

14 Tabel 2.3 Eksitasi Setengah Langkah 19

15 20 Putaran motor yang dihasilkan dari pola pulsa tabel di atas tidak stabil, namun langkah yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan pola-pola pulsa pada tabel sebelumnya.

16 Sensor Pengukur Ketinggian Air Sensor adalah suatu piranti elektronika yang digunakan untuk mendeteksi atau sebagai alat pengindera dari sistem kontrol yang dibuat. Dapat pula dijadikan sebagai masukan dan dapat dijadikan sebagai pengonrol. Sensor yang digunakan dalam skripsi ini yaitu sensor pengukur ketinggian air yang dapat mengukur ketinggian level air. Sensor ketinggian air terdiri dari beberapa macam, antara lain : Pelampung Sensor pelampung bekerja berdasarkan pada ketinggian air, perubahan ketinggian air akan diatur oleh sebuah tali yang akan memutrar puli kemudian puli tersebut akan memutar tensioner. Gambar 2.7 Sensor Pelampung

17 22 Rangkaian pengukur ketinggian air Sensor ini menggunakan limit switch yang menggunakan prinsip saklar bertingkat sebagai sensor ketinggian air. Pada penulisan ini digunakan rangkaian pengukur ketinggian air berupa sensor elektroda yang terdiri dari mur dan baut. Ultrasonik Cara kerja sensor ini yaitu transduser ultrasonik yang mengukur ketinggian air dengan memanfaatkan gelombang suara ultrasonik sebagai media untuk mengukur jarak persatuan waktu frekuensi gelombang ultrasonik yang dihasilkan. Rangkaian sensor ini cukup mahal dan kompleks untuk dipakai. Gambar 2.8 Sensor Ultrasonik

18 23 Infra merah Sensor pengukur ketinggian air ini terdiri dari dua buah komponen utama, yaitu infra merah dan foto dioda. Cara kerjanya yaitu infra merah akan bergerak naik atau turun sesuai dengan perubahan ketinggian permukaan air, dan untuk selanjutnya foto dioda akan mengirimkan data jika sinyal infra red diterima foto dioda. Rangkaian sensor ini cukup mahal dan kompleks untuk dipakai. Gambar 2.9 Sensor Infra Merah

19 24 Laser Cara kerja dari sensor ini sama dengan transduser ultrasonik. Rangkaian sensor ini cukup mahal dan kompleks untuk dipakai. Gambar 2.10 Sensor Laser

20 Sistem Persamaan Linear Persamaan Garis Lurus Persamaan garis yang ada antara lain sebagai berikut : Persamaan garis bergradien m dan melalui (x 1, y 1 ) y y = m( x ) 1... (Pers 2.1) 1 x Persamaan garis yang melalui titik (x 1, y 1 ) dan (x 2, y 2 ) dengan x 1 x 2 y2 y1 y y1 = ( x x1)... (Pers 2.2) x x Persamaan segmen garis yang melalui titik (a, 0) dan (0, b) 2 1 x a + b y = 1... (Pers 2.3) Persamaan garis lurus yang digunakan dalam skripsi ini yaitu persamaan garis yang melalui titik (x 1, y 1 ) dan (x 2, y 2 ) dengan x 1 x Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel a a x + a x + a y = c 1 y = c 2 dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain menggunakan : A. Kombinasi metode eliminasi dan metode substitusi Contoh :

21 26 2x 3y = 3 2x + 4y = 5 7y = 7 y = 1 x + 2y = 5 x + 2 = 5 x = 3 B. Determinan C. Matriks Penyelesaian yang digunakan dalam skripsi ini yaitu dengan kombinasi metode eliminasi dan metode substitusi. Metode ini dipilih karena lebih mudah dan lebih cepat penyelesaiannya. 2.9 Fuzzy Set Konsep tentang fuzzy set diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Astor Zadeh pada tahun Teori ini merupakan pengembangan dari teori set biasa atau crisp set. Keanggotaan elemen-elemen pada fuzzy set berada pada interval [0,1]. Teori fuzzy set telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, terutama computer science dan computer egineering, seperti pembangunan fuzzy logic, fuzzy controller, dan sebagainya. Sebelum mempelajari mengenai fuzzy set, akan dibahas terlebih dahulu mengenai crisp set. Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai ekstension dari teori konvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp set, suatu elemen hanya dapat digolongkan sebagai anggota atau bukan anggota dari suatu set atau himpunan. Sehingga di dalam teori ini, suatu elemen yang merupakan anggota mempunyai tingkat

22 27 keanggotaan (membership level) penuh atau satu (unity) dan suatu elemen yang bukan anggota mempunyai tingkat keanggotaan nol. Suatu misal, jika set F adalah merupakan suatu himpunan bilangan real U dan u U, maka secara matematis tingkat keanggotaan suatu elemen x di dalam set A dapat dinyatakan dengan persamaan keanggotaan crisp set sebagai berikut : di mana ( u) F 1.0 jika u U µ F ( u) =... (Pers 2.4) 0.0 jika u U µ menunjukkan tingkat keanggotaan elemen u di dalam set F. Dalam hal ini dinyatakan bahwa tingkat keanggotaan suatu elemen hanya dikenal sebagai 1.0 (anggota penuh) atau 0.0 (sama sekali bukan anggota), sehingga di dalam crisp set, tingkat keanggotaannya dinyatakan sebagai pemetaan ke 0 dan 1 yang secara matematis dinotasikan sebagai ( u) { 0,1} µ. Gambaran dari crisp set diberikan sebagai berikut: F Gambar 2.11 Crisp Set Akan tetapi, di dalam teori fuzzy set dikenal adanya keanggotaan secara parsial. Dalam hal ini maka tingkat keanggotaan suatu elemen dalam suatu set merupakan fungsi kontinyu dari 0.0 sampai 1.0. Sehingga pemetaan tingkat keanggotaan pada teori fuzzy

23 28 set dapat dinotasikan sebagai ( u) [ 0,1] berikut : µ. Gambaran dari fuzzy set diberikan sebagai F Gambar 2.12 Fuzzy Set Sebagai misal, jika F merupakan set atau himpunan bilangan real yang dekat dengan bilangan nol. Secara crisp akan sulit atau paling tidak akan sangat subjektif untuk menentukan bilangan-bilangan mana yang dekat dengan bilangan nol. Di dalam teori fuzzy yang mengenal tingkat keanggotaan secara parsial, maka bilangan-bilangan yang dapat di kategorikan sebagai anggota-anggota dekat dengan bilangan nol misalnya dapat dinyatakan dengan fungsi tingkat keanggotaan (membership function) sebagai berikut : 1 µ F ( u) =... (Pers 2.5) x Secara grafik fungsi tingkat keanggotaan di atas digambarkan pada gambar berikut ini.

24 29 Tingkat Keanggotaan x Gambar 2.13 Tingkat Keanggotaan Fuzzy Dari Gambar 1 di atas maka tingkat keanggotaan bilangan x = 0.0, x = 1.0, x = 2.0 masing-masing adalah 1.0 (penuh), 0.333, dan di dalam himpunan bilangan dekat dengan nol. Semakin dekat suatu elemen dengan bilangan nol, maka tingkat keanggotaanya akan semakin tinggi. Secara umum fungsi tingkat keanggotaan bilangan yang dekat dengan bilangan a dapat disajikan dengan persamaan : 1 µ F ( u) =... (Pers 2.6) 1+ 2( x a) Definisi Teori Fuzzy A. Support Set Support dari suatu fuzzy set F adalah himpunan semua elemen dari fuzzy set F yang mempunyai tingkat keanggotaan lebih besar dari nol. Secara matematis, support fuzzy set A dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

25 30 Supp { > 0} ( F ) = u U ( u) µ... (Pers 2.7) F B. Crossover Point Elemen u dalam U dimana ( u) = 0. 5 µ dinamakan crossover point. F C. α Cut Fuzzy Set α Cut set dari Fuzzy Set F, dilambangkan dengan F α, pada unversal set U adalah set yang terdiri dari unsur-unsur U yang memiliki derajat keanggotaan lebih besar atau sama dengan α. Dinotasikan sebagai : α { u U µ ( ) α} A = F u... (Pers 2.8) D. Notasi Fuzzy Set Nonfuzzy finite set U = { u 1, u 2, u 3,..., u n } dengan pengertian bahwa tanda ( + ) berfungsi sebagai union. Finite fuzzy set F pada U dinotasikan : F = µ F (u 1 ) / u 1 + µ F (u 2 ) / u 2 + µ F (u 3 ) / u µ F (u n ) / u n Atau : A= n i= 1 µ A( µ j)/ µ j... (Pers 2.9) E. Scalar Cardinality Scalar cardinality dari fuzzy set F dalam universal U adalah jumlah derajat keanggotaan semua unsur U dalam F, notasi :

26 31 F = µ F ( x)...(pers 2.10) u U F. Ketinggian Ketinggian suatu fuzzy set F didefinisikan sebagai tingkat keanggotaan yang teringgi di antara semua elemen di dalam support fuzzy set F. Dinotasikan sebagai : Height ( F) max{ µ ( u)} =... (Pers 2.11) u F G. Fungsi Keanggotaan Terdapat dua cara untuk mendefinisikan keanggotaan untuk fuzzy set yaitu secara numerik dan fungsional. Pendefinisian secara numerik menyatakan tingkatan dari fungsi keanggotaan fuzzy set. Pendefinisian secara fungsional menyatakan fungsi keanggotaan fuzzy set dalam pernyataan analitis yang memperbolehkan tingkatan keanggotaan setiap elemen yang didefinisikan dalam himpunan universal untuk dikalkulasi. Terdapat beberapa bentuk standar dari fungsi keanggotaan yang umum digunakan untuk fuzzy set pada himpunan universal U. Fungsi S Fungsi ini didefinisikan sebagai : 0 2 2[( u a) /( c a)] S u; a, b, c) 1 2[( u c) /( c a)] 1 ( 2 untuk u < a untuk a u b untuk b u c untuk u > c... (Pers 2.12)

27 32 Fungsi ini mempunyai bentuk huruf S yang ketepatan gambarnya sangat ditentukan oleh nilai dari parameter a, b, dan c seperti yang dilampirkan pada gambar di bawah ini. Perlu diperhatikan bahwa fungsi S ini membentuk garis lurus mendatar dengan nilai konstan 0 untuk u a dan nilai konstan 1 untuk u c. Diantara a dan c, fungsi S membentuk fungsi kuadrat dari u. Crossover point pada nilai 0.5 terjadi pada b = (a + c) / a b c u Gambar 2.14 Fungsi S Fungsi π Fungsi ini didefinisikan sebagai : S( u; c b, c b / 2, c) π ( u; b, c) = 1 S( u; c, c + b / 2, c + b) untuk u c untuk u c... (Pers 2.13) Pada fungsi ini secara kasarnya membentuk lonceng, dengan kedua sisi dari bel dibentuk dari fungsi S. Fungsi jenis ini dapat menjadi fungsi alternatif jika dibandingkan dengan fungsi segitiga, karena pada fungsi ini memberikan nilai keanggotaan yang secara berangsur-angsur mendekati nilai nol seperti yang dilampirkan pada gambar di

28 33 bawah ini. Parameter b merupakan bandwith pada crossover point. Fungsi π menuju ke nol pada titik u = c ± b dimana crossover point pada titik u = c ± b / 2. Gambar 2.15 Fungsi π Fungsi segitiga Fungsi ini didefinisikan sebagai : 0 ( u a) /( b a) T ( u; a, b, c) = ( c u) /( c b) 0 untuk u < a untuk a u b untuk b u c untuk u c... (Pers 2.14) Fungsi ini mempunyai bentuk segitiga yang ketepatan gambarnya sangat ditentukan oleh pemilihan parameter a, b, dan c seperti yang dilampirkan pada gambar di bawah ini. Fungsi ini memiliki keanggotaannya menuju ke nol pada pada nilai u yang terbesar dan yang terkecil.

29 34 Gambar 2.16 Fungsi Segitiga Selain dari fungsi keanggotaan yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi fungsi keanggotaan yang lain seperti digambarkan di bawah ini. Gambar 2.17 Fungsi Keanggotaan Fuzzy Set Pada skripsi ini digunakan fungsi keanggotaan trapesium untuk proses fuzifikasi dan fungsi keanggotaan segitiga untuk proses defuzifikasi. Alasan pemilihan fungsi keanggotaan ini adalah karena kemudahan dalam penerapannya.

30 Operasi Fuzzy Set Jika A dan B menjadi fuzzy set dalam U dengan fungsi keanggotaannya berturutturut µ A dan µ B. Dengan demikian operasi fuzzy set dijelaskan di bawah ini. A. Set Inclusion Fuzzy set A merupakan prosubset dari fuzzy set B ( A B) jika dan hanya jika : µ ( u) µ ( u) untuk setiap u U...(Pers 2.15) A B B. Equality Fuzzy set A dan B dikatakan sama (equal) (A = B) jika dan hanya jika : µ ( u) = µ ( u) untuk setiap u U...(Pers 2.16) A B C. Union Union dua buah fuzzy set A dan B dengan fungsi keangotaan µ A dan µ B yaitu fuzzy set yang fungsi keanggotaannya µ ( u) U ( u) diberikan sebagai : A µ B µ A B( u) = max{ µ A( u), µ B( u)} untuk setiap u U...(Pers 2.17) D. Intersection Irisan dari dua buah fuzzy set A dan B yaitu fuzzy set yang fungsi keanggotaanya sebagai berikut : µ A B ( u) = min{ µ A ( u), µ B ( u)} untuk setiap u U...(Pers 2.18)

31 36 E. Complement Komplemen dari fuzzy set F dengan fungsi keanggotaan µ F (u) didefinisikan sebagai fuzzy set yang mempunyai fungsi keanggotaan sebagai : µ '( u) = 1 µ ( u) untuk setiap u U...(Pers 2.19) F F F. Normalization Suatu Fuzzy set F dikatakan normal jika ketinggiannya maksimum sama dengan 1.0, atau secara matematis dikatakan dengan : Height( F) = max{ µ ( u)} = (Pers 2.20) Normalisasi dari suatu fuzzy set F dilambangkan dengan : x µ ( u) = µ ( u) / max( ( u)) untuk setiap u U...(Pers 2.21) NORM ( F ) F µ F Fuzzy set F yang sub-normal dapat ditranformasi ke normal dengan jalan membagi tingkat keanggotaan fuzzy set sub-normal dengan ketinggiannya. Dinotasikan sebagai berikut : F NORM µ F ( u) µ F ( x) = untuk setiap u U...(Pers 2.22) max{ µ ( u)} x F G. Concentration Sebuah fuzzy set F dapat dikonsentrasikan dengan memodifikasi fungsi keanggotaan µ A (u) dengan mengkuadratkan fungsi keanggotaan yang ternormalisasi : 2 µ ( ) ( u) = ( µ ( u)) untuk setiap u U...(Pers 2.23) CON F F

32 37 H. Dilation Fuzzy set F dapat didilatasikan dengan memodifikasi fungsi keanggotaann u F (u) untuk meningkatkan elemen yang bernilai kecil. Ini dapat dilakukan dengan mengakarkuadratkan fungsi keanggotaan yang ternormalisasinya : 0.5 µ ( ) ( u) = ( µ ( u)) untuk setiap u U...(Pers 2.24) DIL F F I. Intensification Dilakukan dengan mempertinggi nilai keanggotaan yang berada diatas 0.5 dan mengoperasikan elemen yang berada di bawah 0.5 yang didefinisikan sebagai :.. (Pers 2.25) J. Algebraic Product Algebraic product dari dua buah fuzzy set A dan B dengan fungsi keanggotaan µ A (u) dan µ B (u) yaitu fuzzy set yang fungsi keanggotaannya µ A. B (u) diberikan sebagai berikut : µ ( u) = µ ( u). ( u) untuk setiap u U...(Pers 2.26) A. B A µ B K. Bounded Sum Bounded sum dari dua fuzzy set A dan B dengan fungsi keanggotaan µ A (u) dan µ B (u) yaitu fuzzy set yang fungsi keanggotaannya µ A B (u) sebagai : µ ( u) = min{1, µ ( u) + µ ( u)} untuk setiap u U...(Pers 2.27) A B A B

33 38 Dengan + merupakan operator matematika L. Bounded Product Bounded product dari dua fuzzy set A dan B dengan fungsi keanggotaan µ A (u) dan µ B (u) yaitu fuzzy set yang fungsi keanggotaannya µ A B (u) sebagai : µ o ( u) = max{0, µ ( u) + µ ( u) 1} untuk setiap u U...(Pers 2.28) A B Dengan + merupakan operator matematika A B M. Drastic Product Drastic product dari dua fuzzy set A dan B dengan fungsi keanggotaan µ A (u) dan µ B (u) yaitu fuzzy set yang fungsi keanggotaannya µ A B (u) sebagai : µ A B µ A ( u) ( u) = µ B ( u) 0 untuk µ ( u) = 1 B untuk µ ( u) = 1 A untuk µ ( u), µ ( u) < 1 A B... (Pers 2.29) 2.10 Fuzzy Logic Kegunaan dari fuzzy logic dapat mempermudah pembuatan sistem dengan keistimewaan sebagai berikut : 1. Pengetahuan yang pintar dan pertimbangan logis digabungkan ke pengetahuan fuzzy berdasarkan bahasa alamiah 2. Penggabungan pengetahuan tidak harus tepat dan lengkap

34 39 3. Input yang dinilai dalam kesimpulan fuzzy tidak perlu jelas atau sama persis dengan pengetahuan 4. Kesimpulan yang tepat merupakan pengambilan dari pengetahuan dasar fuzzy yang dibentuk Bentuk dari kesimpulan fuzzy dapat dilihat seperti di bawah ini : Knowledge : Jika air sangat panas, maka tambahkan air dingin yang banyak Fact : Air cukup panas Conclusion : Tambahkan sedikit air dingin Pada hal di atas dapat dilihat bahwa kesimpulan fuzzy logic mempunyai kesamaan dengan pertimbangan manusia. Pengetahuan dapat dinyatakan dengan pemikiran yang kabur seperti sangat dan banyak. Fakta dapat dinyatakan dengan cukup. Dan kesimpulan dapat dinyatakan dengan sedikit Aturan Kesimpulan Fuzzy Secara umum, fuzzy rule yang dinyatakan dengan bentuk IF - THEN, pada dasarnya merupakan fuzzy relation. Sebuah Fuzzy relation, disimbolkan dengan R, juga disebut sebagai fuzzy implication. Dalam fuzzy logic reasoning, terdapat dua jenis aturan kesimpulan fuzzy, yaitu Generalized Modus Ponens (GMP) dan Generalized Modus Tollens (GMT). Modus ponens disebut sebagai direct reasoning dan modus tollens disebut sebagai indirect reasoning. Fuzzy set yang dilambangkan dengan A, A, B, B dan variabel dilambangkan sebagai x dan y, GMP dan GMT dinyatakan seperti berikut ini :

35 40 Generalized Modus Ponens (GMP) Premise 1 (Knowledge) : If x is A then y is B Premise 2 (Fact) : x is A Consequence (Conclusion) : y is B Generalized Modus Tollens (GMT) Premise 1 (Knowledge) : If x is A then y is B Premise 2 (Fact) : y is B Consequence (Conclusion) : x is A Pengetahuan Dasar Fuzzy Pengetahuan dasar fuzzy pada dasarnya terdapat sejumlah aturan fuzzy. Secara umum, aturan fuzzy yang dinyatakan dengan bentuk IF - THEN, sebagai contoh IF x is A THEN y is B. Dalam hal ini terdapat sejumlah penghubung, yaitu AND, OR, dan ALSO, yang juga biasa digunakan. Penghubung AND dan OR biasanya diletakkan pada awal aturan fuzzy. Dalam aturannya AND diartikan sebagai operator intersection, OR diartikan sebagai operator union, dan ALSO menunjukkan adanya output yang lebih dari satu dalam aturan fuzzy. Sebagai contohnya terdapat k buah aturan fuzzy dalam pengetahuan dasar fuzzy yang dinyatakan sebagai berikut : IF x 1 is A K1 OR x 2 is A K2 AND x 3 is A K3 THEN y 1 is B k1 ALSO y 2 is B k2 Untuk lebih mudahnya dapat ditulis sebagai berikut : IF A K1 OR A K2 AND A K3 THEN B k1 ALSO B k2

36 41 Dari aturan fuzzy di atas terdapat dua buah output. Fire strength dari aturan ini dapat dihitung dengan melibatkan beberapa operasi yaitu meliputi intersection dari variabel x 2 dan x 3 yang dihubungkan dengan AND, dan union dari variabel x 1 dan x 2 yang diintersection dengan x 3. Secara umum, sebuah aturan dasar fuzzy dengan N buah aturan fuzzy dapat dibentuk sebagai berikut : IF A 11 č č A 1i č č A 1n THEN IF A 21 č č A 2i č č A 2n THEN IF A k1 č č A ki č č A kn THEN IF A N1 č č A Ni č č A Nn THEN B 11 Ô Ô B 1j Ô Ô B 1m B 21 Ô Ô B 2j Ô Ô B 2m B k1 Ô Ô B kj Ô Ô B km B N1 Ô Ô B Nj Ô Ô B Nm Dimana k dimulai dari 1 ke N, i dari 1 ke n, dan j dari 1 ke m. A ki merupakan subset fuzzy untuk input i variabel x i dalam k aturan fuzzy. B kj merupakan subset fuzzy untuk output j variabel y j dalam k aturan fuzzy. č merupakan hubungan AND atau OR. Ô merupakan penghubung ALSO. Bentuk dalam peraturan dasar fuzzy di atas adalah Multiple-Input-Multiple-Output (MIMO), jika M 2 dan n 2. Jika terdapat sebuah output saja maka disebut Multiple-Input-Single-Output (MISO), dengan m = 1 dan n 2. Dan jika hanya terdapat sebuah input dan output saja maka disebut Single-Input-Single- Output (SISO), dengan m = 1 dan n = 1.

37 Aturan Defuzifikasi Terdapat dua buah aturan dalam teknik defuzifikasi, diantaranya yaitu Mamdani dan Larsen. Berikut ini perbandingan antara kedua aturan tersebut. Aturan Mamdani Gambar 2.18 Rule Dengan Mamdani Aturan defuzifikasi dengan cara ini yaitu setelah melalui aturan fuzzy yang berupa IF THEN, lalu melakukan operasi α cut pada masing-masing fungsi keanggotaan dari defuzifikasi sesuai dengan derajat keanggotaannya.

38 43 Aturan Larsen Gambar 2.19 Rule Dengan Larsen Aturan defuzifikasi dengan cara ini yaitu setelah melalui aturan fuzzy yang berupa IF THEN, lalu melakukan operasi α cut pada masing-masing fungsi keanggotaan dari defuzifikasi sesuai dengan derajat keanggotaannya dengan mencari nilai tengahnya sehingga membentuk segitiga. Pada skripsi ini digunakan aturan Mamdani dengan alasan bahwa aturan ini cukup sering dan mudah untuk digunakan.

39 Metode Defuzifikasi Defuzifikasi diperlukan untuk mengetahui spesifikasi action. Terdapat beberapa metode untuk melakukan defuzifikasi antara lain disebutkan di bawah ini berikut cara penyelesaiannya. Center of Area (COA) Gambar 2.20 Defuzifikasi Dengan Center of Area Persamaan defusifikasi dengan menggunakan metoda ini sebagai berikut.. (Pers 2.30) Contoh dari perhitungan dengan persamaan diatas yaitu sebagai berikut.

40 45 Dengan semakin banyak nilai sampel yang diambil dalam metode ini maka akan semakin tinggi tingkat ketelitiannya. Metode yang digunakan dalam skripsi ini yaitu metode Center of Area. Alasan penggunaan metode ini karena cukup mudah dan teliti dalam perhitungannya. Mean of Maximum Proses defuzifikasi dihasilkan dengan mencari nilai rata-rata dari keseluruhan aksi yang fungsi keanggotaannya mencapai nilai tertinggi. Contoh dari metode ini diberikan sebagai berikut. Gambar 2.21 Defuzifikasi Dengan Mean of Maximum Persamaan defuzifikasi dengan menggunakan metoda ini sebagai berikut.. (Pers 2.31)

41 46 High Method paling tinggi. Proses defuzifikasi dihasilkan dengan mencari nilai yang derajat keanggotaannya Gambar 2.22 Defuzifikasi Dengan High Method Persamaan defuzifikasi dengan menggunakan metoda ini sebagai berikut.... (Pers 2.32) Metode defuzifikasi ini hanya dapat dipakai jika menggunakan aturan Larsen.

42 47 First / Last Maxima Proses defuzifikasi dihasilkan dengan mencari nilai pertama dan terakhir yang derajat keanggotaannya paling tinggi. Gambar 2.23 Defuzifikasi Dengan First / Last Maxima

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2003/2004 Aplikasi Digital Fuzzy Procesor Dengan MCS-52 Pada Pintu Air Ali

Lebih terperinci

Bab VI. Motor Stepper

Bab VI. Motor Stepper Bab VI Motor Stepper 64 6.1. Pendahuluan Motor stepper adalah motor DC yang khusus berputar dalam suatu derajat yang tetap yang disebut step (langkah). Satu step antara 0,9 sampai 90. Motor stepper terdiri

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori 6 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Sistem Kontrol Kata kontrol atau pengendalian mempunyai arti mengatur, mengarahkan dan memerintah. Dengan kata lain bahwa sistem pengendalian adalah susunan komponen - komponen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros 46 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penggerak Poros Ulir Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros ulir sebagai pengubah gaya puntir motor menjadi gaya dorong pada meja kerja

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii DAFTAR ISTILAH USART : Jenis komunikasi antar mikrokontroler tipe serial yang menggunakan pin transmitter dan receiver. Membership function : Nilai keanggotaan masukan dan keluaran dari logika fuzzy. Noise

Lebih terperinci

Pendahuluan. Prinsip Kerja Motor Stepper

Pendahuluan. Prinsip Kerja Motor Stepper Pendahuluan Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 9 Motor Stepper

Mekatronika Modul 9 Motor Stepper Mekatronika Modul 9 Motor Stepper Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Motor Stepper Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penerapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permintaan, Persediaan dan Produksi 2.1.1 Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 ABDUL RIZAL NUGRAHA HARTONO SISWONO SETIYONO Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam

BAB 2 LANDASAN TEORI. robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jenis Jenis Motor DC Motor DC merupakan jenis motor yang paling sering digunakan di dalam dunia robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 7 TEORI HIMPUNAN FUZZY

BAB 7 TEORI HIMPUNAN FUZZY 7 TEORI HIMPUNN FUZZY Himpunan fuzzy (fuzzy set) adalah generalisasi konsep himpunan ordiner. Untuk semesta wacana (universe of discourse) U, himpunan fuzzy ditentukan oleh fungsi yang memetakan anggota

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Modul Mikrokontroler ATMega 128

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Modul Mikrokontroler ATMega 128 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang navigasi robot yang menerapkan logika fuzzy. 2.1. Mikrokontroler ATMega 128 Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya BAB II LANDASAN TEORI A. Logika Fuzzy Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada di luar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menggambarkan bagaimana suatu perusahaan menghasilkan uang dengan. menentukan dimana posisinya dalam rantai nilai.

BAB 2 LANDASAN TEORI. menggambarkan bagaimana suatu perusahaan menghasilkan uang dengan. menentukan dimana posisinya dalam rantai nilai. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Bisnis Dalam pengertian yang paling dasar, model bisnis adalah suatu metode dalam melakukan bisnis yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk dapat mempertahankan bisnisnya

Lebih terperinci

Kontrol Keseimbangan Robot Mobil Beroda Dua Dengan. Metode Logika Fuzzy

Kontrol Keseimbangan Robot Mobil Beroda Dua Dengan. Metode Logika Fuzzy SKRIPSI Kontrol Keseimbangan Robot Mobil Beroda Dua Dengan Metode Logika Fuzzy Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program S-1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Fuzzy Systems Fuzzy Logic Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Masalah: Pemberian beasiswa Misalkan

Lebih terperinci

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan M O T O R D C Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang disebut Ac Shunt Motor. Motor

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah Modul 3 Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah 3.1 Definisi Motor Arus Searah Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga listrik arus

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR i. DAFTAR ISI. iv. DAFTAR GAMBAR. viii. DAFTAR TABEL. x. DAFTAR LAMPIRAN.. xi. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah..

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR i. DAFTAR ISI. iv. DAFTAR GAMBAR. viii. DAFTAR TABEL. x. DAFTAR LAMPIRAN.. xi. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah.. DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI. iv DAFTAR GAMBAR. viii DAFTAR TABEL. x DAFTAR LAMPIRAN.. xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah.. 1 1.1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sistem kendali yang efektif, efisien dan tepat. Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sistem kendali yang efektif, efisien dan tepat. Sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor DC (Direct Current) adalah motor yang menggunakan sumber tegangan searah. Terdapat beberapa jenis motor DC yang tersedia, diantaranya adalah motor DC dengan kumparan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Sri Wahyuni Dali #1, Iskandar Z. Nasibu #2, Syahrir Abdussamad #3 #123 Teknik Elektro Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Makalah ini membahas desain

Lebih terperinci

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a a Jurusan Fisika FMIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke

BAB II LANDASAN TEORI. waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bendungan Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju airmenjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke Inggris dan Belanda

Lebih terperinci

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien dapat bekerja tetapi tidak sempurna. Oleh karena itu, agar USART bekerja dengan baik dan sempurna, maka error harus diperkecil sekaligus dihilangkan. Cara menghilangkan error tersebut digunakan frekuensi

Lebih terperinci

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK Pada bab ini dibahas tentang perangkat mekanik simulator mesin pembengkok, konstruksi motor DC servo, konstruksi motor stepper,

Lebih terperinci

DASAR MOTOR STEPPER. I. Pendahuluan.

DASAR MOTOR STEPPER. I. Pendahuluan. DASAR MOTOR STEPPER I. Pendahuluan Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY 1. LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI SIRKULASI UDARA BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR UNTUK KENYAMANAN RUANGAN

SISTEM KENDALI SIRKULASI UDARA BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR UNTUK KENYAMANAN RUANGAN SISTEM KENDALI SIRKULASI UDARA BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR UNTUK KENYAMANAN RUANGAN Robby Candra 1, Muhammad Subchan Karim 2 1,2 Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi

Lebih terperinci

MAKALAH MOTOR STEPPER DI BIDANG INDUSTRI

MAKALAH MOTOR STEPPER DI BIDANG INDUSTRI MAKALAH MOTOR STEPPER DI BIDANG INDUSTRI Oleh : Winji Dwi Margunani 4211413023 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 1.Motor Stepper Motor stepper

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori dasar yang digunakan untuk pembuatan pintu gerbang otomatis berbasis Arduino yang dapat dikontrol melalui komunikasi Transifer dan Receiver

Lebih terperinci

KONSTRUKSI GENERATOR DC

KONSTRUKSI GENERATOR DC KONSTRUKSI GENERATOR DC Disusun oleh : HENDRIL SATRIYAN PURNAMA 1300022054 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2015 I. DEFINISI GENERATOR DC Generator

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN SRM (switched reluctance motor) atau sering disebut variable reluctance motor adalah mesin listrik sinkron yang mengubah torsi reluktansi menjadi daya mekanik. SRM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. LOGIKA FUZZY UTHIE Intro Pendahuluan Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. Lotfi Asker Zadeh adalah seorang ilmuwan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 HIMPUNAN CRIPS Himpunan adalah suatu kumpulan objek-objek yang mempunyai kesamaan sifat tertentu. Suatu himpunan harus terdefinisi secara tegas, artinya untuk setiap objek selalu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB

Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB Metode Fuzzy Analisis Keputusan TIP FTP UB Pokok Bahasan Pendahuluan Logika Klasik dan Proposisi Himpunan Fuzzy Logika Fuzzy Operasi Fuzzy Contoh Pendahuluan Penggunaan istilah samar yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN FUNGSI KEANGGOTAAN (Membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai/derajat keanggotaannya yang memiliki interval

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a)

Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a) Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a) Abstrak: Pada penelitian ini metode Fuzzy Logic diterapkan untuk

Lebih terperinci

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika Fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasipikiran manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mikrokontroler Mikrokontroler adalah suatu mikroposesor plus. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor DC Motor DC adalah suatu mesin yang mengubah energi listrik arus searah (energi lisrik DC) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran rotor. [1] Pada dasarnya, motor

Lebih terperinci

Universitas Medan Area

Universitas Medan Area BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori Generator listrik adalah suatu peralatan yang mengubah enersi mekanis menjadi enersi listrik. Konversi enersi berdasarkan prinsip pembangkitan tegangan induksi

Lebih terperinci

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Himpunan Fuzzy Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Outline Himpunan CRISP Himpunan Fuzzy Himpunan CRISP Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item dalam suatu himpunan A, yang

Lebih terperinci

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto Putra Agus S, Putranto, Desain Sensorless (Minimum Sensor) Kontrol Motor Induksi 1 Fasa Pada DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI Toni Putra Agus Setiawan,

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC 2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri Pada awalnya, proses kendali mesin-mesin dan berbagai peralatan di dunia industri yang digerakkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah kata benda yang berasal dari kata himpun. Kata kerjanya adalah menghimpun. Menghimpun adalah kegiatan yang berhubungan dengan berbagai objek apa saja.

Lebih terperinci

1.1. Definisi dan Pengertian

1.1. Definisi dan Pengertian BAB I PENDAHULUAN Sistem kendali telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Peranan sistem kendali meliputi semua bidang kehidupan. Dalam peralatan, misalnya proses

Lebih terperinci

AKTUATOR. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser

AKTUATOR. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser AKTUATOR PENGANTAR Pada sistem pengaturan, kebanyakan sinyal kontrol yang dihasilkan oleh kotroler tidak cukup kuat dayanya untuk mendrive plan sehingga diperlukan aktuator. Pada bagian ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN Deskripsi Singkat Manfaat Relevansi Capaian Pembelajaran Pembahasan mengenai prinsip dasar motor DC. Pembahasan bagian-bagian motor DC. Pembahasan tentang prinsip kerja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

Pembuatan Sistem Pengendali 4 Motor DC Penggerak 4 Roda Secara Independent Berbasis Mikrokontroler AT89C2051

Pembuatan Sistem Pengendali 4 Motor DC Penggerak 4 Roda Secara Independent Berbasis Mikrokontroler AT89C2051 Pembuatan Sistem Pengendali 4 Motor DC Penggerak 4 Roda Secara Independent Berbasis Mikrokontroler AT89C2051 Ari Rahayuningtyas Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna Jl K S Tubun no 5 Subang Jawa

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik 1 Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik Pada motor DC berlaku persamaan-persamaan berikut : V = E+I a Ra, E = C n Ф, n =E/C.Ф Dari persamaan-persamaan diatas didapat : n = (V-Ra.Ra) / C.Ф

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM 1.1. Latar Belakang Mahasiswa perlu mengetahui aspek pengereman pada motor arus searah (Direct Current

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam I. Tujuan 1. Mampu melakukan analisis kinerja sistem pengaturan posisi motor arus searah.. Mampu menerangkan pengaruh kecepatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI FUZZY DAN SISTEM KENDALI

BAB II DASAR TEORI FUZZY DAN SISTEM KENDALI BAB II DASAR TEORI FUZZY DAN SISTEM KENDALI Sejak logika multimedia pertama kali diperkenalkan oleh J. Lukadiewicz pada tahun 192-an, dimana pada sistem ini diperkenalkan logika kemungkinan (possible)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTIM PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN SISTIM PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN SISTIM PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER 1 Dickky Chandra, 2 Muhammad Irmansyah, 3 Sri Yusnita 123 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang Kampus Unand Limau Manis Padang Sumatera

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII TAHUNAJARAN 2010/2011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG CREW 2

Lebih terperinci

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator listrik Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang meliputi sistem kontrol logika fuzzy, perancangan perangkat keras robot, dan perancangan perangkat lunak dalam pengimplementasian

Lebih terperinci

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang HIMPUNAN FUZZY MATERI KULIAH (PERTEMUAN 2,3) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Pokok Bahasan Sistem fuzzy Logika fuzzy Aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1950-an, banyak dijumpai motor arus searah konvensional (MASK) sebagai penggerak mekanik. Hal demikian didasarkan atas anggapan bahwa MASK memiliki kemudahan

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima Sistem Berbasis Pengetahuan LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P 1308010 Ishak Yusuf 1308011 Martinus N 1308012 Cendra Rossa 1308013 Rahmat Adhi 1308014 Chipty Zaimima 1308069 Sekolah Tinggi Manajemen Industri

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT Ripki Hamdi 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 qie.hamdi@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PRINSIP KERJA KENDALI PLC Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederatan relai yang dijumpai pada sistem kendali

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOCK DIAGRAM Dalam bab ini akan dibahas perancangan perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem kendali kecepatan robot troli menggunakan fuzzy logic. Serta latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENGENALAN SISTEM KONTROL. Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali?

BAB I PENDAHULUAN PENGENALAN SISTEM KONTROL. Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali? 1 BAB I PENDAHULUAN PENGENALAN SISTEM KONTROL 1. Pendahuluan Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita dapat mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, terdapat

Lebih terperinci

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino 1 Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino Ardhito Primatama, Soeprapto, dan Wijono Abstrak Motor induksi merupakan alat yang paling

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor DC 2.1.1. Prinsip Kerja Motor DC Motor listrik adalah mesin dimana mengkonversi energi listrik ke energi mekanik. Jika rotor pada mesin berotasi, sebuah tegangan akan

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci