PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PPNS-ITS (BERDASARKAN PERMENAKER
|
|
- Veronika Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PPNS-ITS (BERDASARKAN PERMENAKER 05/MEN/1996) GRATCIA N. SIMANJUNTAK
2 PENDAHULUAN
3 LATAR BELAKANG Rencana manajemen PPNS-ITS mewujudkan kampus PPNS yang safety PPNS-ITS belum memiliki SMK3 Permenaker 05/MEN/1996 Bab III pasal 3 mengatakan: bahwa tempat kerja yang berisi 100 orang atau lebih; memiliki potensi bahaya yang yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi; atau dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan kerugian, wajib menerapkan SMK3
4 RUMUSAN MASALAH Bagaimana menyusun Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
5 TUJUAN Bertujuan untuk menyusun draft Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berdasarkan Peraturan menteri tenaga kerja RI No. Per-05/MEN/1996 bagi PPNS-ITS
6 MANFAAT Bagi PPNS-ITS (user) Sebagai suatu rekomendasi yang sangat penting dan berguna serta dapat diterapkan secara manajemen. Bagi penulis Sebagai suatu pembelajaran dan menambah pengetahuan tentang Sistem Manajemen K3.
7 BATASAN MASALAH Dokumen (manual) yang akan disusun sampai pada tahap peninjauan ulang dan peningkatan oleh manajemen Tahap penerapan/implementasi akan membahas elemen tentang: Identifikasi kebutuhan pelatihan (bengkel dan laboratorium) Identifikasi bahaya (bengkel dan laboratorium)
8 TINJAUAN PUSTAKA
9 SEJARAH SISTEM MANAJEMEN K3 Diterapkan di Malaysia tahun 1994 dengan dikeluarkannya UU K3 Lembaga ISO telah menyusun SMK3 dengan pendekatan SMM (sistem manajemen mutu) dan SML (sistem manajemen lingkungan) Tahun 1998 ILO bersama IOHA mengidentifikasi elemen kunci SMK3 Akhir tahun 1999, BSI meluncurkan proposal pembentukan komite teknik untuk membentuk Standard Internasional Nonsertifikasi, namun ditolak karena bertentangan dengan ILO yang mempopulerkan SMK3 Tahun 1999 BSI dan badan sertifikasi dunia meluncurkan OHSAS 18001
10 SISTEM MANAJEMEN K3 DI BEBERAPA NEGARA Negara Penanggung jawab Aturan Isi Sistem sertifikasi Australia-Selandia Baru Komisi nasional K3, (the national OHS Pedoman bagi Negara- Pengendali JAS-ANZ yang gubernur Negara bagian, improvement framework by negara bagian, dukungan diakreditasi badan sertifikasi agensi yang terkait pada NOHSC) untuk AS/NZS 4301 SMK3 JAS-ANZ China Komisi nasional ekonomi dan perdagangan, biro nasional pengawas keamanan produksi OHSMS Trial Standard Materi pedoman bagi biro dan komisi pedoman Akreditasi organisasi sertiikasi dan komisi registrasi auditor komisi pedoman Hongkong Departemen perburuhan Kerangka kerja parlemen untuk SMK3 Pedoman dewan K3 Rencana audit safety OSHC India Menteri perburuhan, direktorat jenderal industri dan inspektorat propinsi (Standard K3) NA Bukan pada tingkat nasional Indonesia Menteri tenaga kerja dan transmigrasi Ketetapan menteri tentang SMK3 dan ketetapan audit Pedoman SMK3 dan audit Tiga kategori sertifikasi berdasarkan audit Jepang Menteri kesehatan, Peraturan tentang pedoman Pedoman bagi kegiatan Tidak ada sertifikasi resmi perburuhan dan K3 SMK3 kesejahteraan
11 SISTEM MANAJEMEN K3 DI BEBERAPA NEGARA Negara Penanggung jawab Aturan Isi Sistem sertifikasi Korea Menteri perburuhan, Korea Pedoman SMK3 Kode KOSHA pada SMK3 Sertifikasi program KOSHA Occupational Safety and dan program KOSHA Health Agency (KOSHA) Malaysia Menteri sumber daya (Undang-undang K3) OHSAS bagi standard Sertifikasi OHSAS manusia organisasi oleh SIRIM QAS Sdn Bhd Singapura Menteri tenaga kerja Regulasi industri Kode praktis untuk SMK3 Tidak mempersyaratkan sertifikasi Thailand Menteri perburuhan dan TIS Pedoman SMK3 khususnya Sertidikasi TIS oleh kesejahteraan sosial dan bagi perusahaan kecil dan institusi sertifikasi sistem perindustrian menengah manajemen
12 MANFAAT PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 Perlindungan karyawan Tujuan inti penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah memberi perlindungan kepada pekerja. Bagaimanapun, pekerja adalah asset perusahaan yang harus dipelihara dan dijaga keselamatannya. Pengaruh positif terbesar yang dapat diraih adalah mengurangi angka kecelakaan kerja. Mengurangi biaya Dengan menerapkan sistem ini, kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan demikian kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kejadian tesebut.salah satu biaya yang dapat dikurangi dengan penerapan sistem manajemen K3 adalah biaya premi asuransi.
13 MANFAAT PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 Membuat sistem manajemen yang efektif Salah satu bentuk nyata yang bisa kita lihat dari penerapan sistem manajemen K3 adalah adanya prosedur terdokumentasi. Dengan adanya prosedur, maka segala aktivitas dan kegiatan yang terjadi akan terorganisir, terarah dan berada dalam koridor yang teratur. Rekaman-rekaman sebagai bukti penerapan sistem disimpan untuk memudahkan pembuktian dan identifikasi akar masalah ketidak sesuaian.
14 PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 BERDASARKAN PERMENAKER 05/MEN/1996
15 METODE PENELITIAN
16 MULAI IDENTIFIKASI MASALAH PENENTUAN TUJUAN DAN RUMUSAN MASALAH PENELITIAN STUDI PUSTAKA: SMK3 PERMENAKER 05/ MEN/1996 STUDI LAPANGAN: PENGAMATAN PROSES KERJA IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DATA: KOMITMEN KEBIJAKAN VISI DAN MISI PROFIL PPNS-ITS STRUKTUR ORGANISASI PENYUSUNAN DRAFT MANUAL SMK3 UNTUK PPNS-ITS. IMPLEMENTASI SESUAI ELEMEN DALAM BATASAN MASALAH ANALISA DAN KESIMPULAN SELESAI
17 PENGOLAHAN DATA
18 Komitmen Perusahaan tentang K3 POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS (PPNS-ITS) bertekad memberikan hasil kepada seluruh pihak yang berkepentingan dengan menerapkan praktek K3 yang terbaik dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
19 Kebijakan K3 PPNS-ITS menetapkan kebijakan untuk: Menciptakan suasana kampus yang berbudaya K3. Melaksanakan 5R (Rapi, Resik, Ringkas, Rajin, Rawat) Mencegah dan menanggulangi kecelakaan kerja pada lingkungan kampus. Mengkomunikasikan dan selalu berusaha mematuhi setiap hukum serta kebijakan mutu dalam K3 kepada seluruh Civitas Akademika dan pihak terkait lainnya. Menerapkan dan mengembangkan sistem manajemen mutu dalam K3 dengan benar, tepat dan konsisten. Kebijakan ini wajib dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan, mitra kerja dan pihak-pihak terkait lainnya sesuai bidang tugas masingmasing.
20 Usulan pembentukan Tim Kerja Dalam melaksanakan SMK3 sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka diusulkan untuk membentuk Tim kerja yang akan melaksanakan seluruh prosedur dalam Manual SMK3 yang disusun. Dalam hal ini, tim kerja yang diusulkan bernama TIM SMK3. Didalam TIM SMK3 terdapat struktur organisasi yang bersifat fungsional dan memiliki kompetensi dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan SMK3. Kompetensi yang dibutuhkan tersebut adalah sebagai berikut: Kompetensi dalam hal kepemimpinan Kompetensi dalam hal identifikasi bahaya Kompetensi dalam peraturan perundang-undangan Kompetensi dalam pengetahuan akan mesin dan peralatan yang ada di PPNS-ITS Kompetensi dalam penanganan dokumen
21 Usulan pembentukan Divisi K3 Divisi K3 mendapat peranan penting dalam perusahaan. Selain membantu kesuksesan SMK3, divisi ini juga memiliki peran vital dalam melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 sebuah perusahaan.
22
23 Usulan penunjukan Manajemen Representatif Istilah MR diadopsi dari OHSAS Manajemen representatif adalah peran fungsional, dan bertanggung jawab memimpin TIM SMK3. MR bertugas melaporkan kemajuan SMK3 kepada manajemen puncak PPNS-ITS.
24 Penyusunan draft manual SMK3 Setelah seluruh data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah menyusun draft manual SMK3. Draft manual ini disajikan dalam BAB IV pada Tugas Akhir ini.
25 Penyusunan prosedur bagi draft manual SMK3 Prosedur yang disusun adalah prosedur yang dibutuhkan oleh draft manual SMK3. Berhubung jumlah prosedur yang banyak, maka prosedur disajikan tersendiri di LAMPIRAN II.
26 KESIMPULAN DAN SARAN
27 Kesimpulan Manual dan prosedur telah disusun dan siap untuk diterapkan. Hasil perhitungan jam kerja di PPNS-ITS adalah 1490 jam kerja, digunakan sebagai indikator kinerja keberhasilan penerapan SMK3. Peneliti memberikan usulan jenis pelatihan yang dibutuhkan di bengkel dan lab berdasarkan potensi bahaya di tempat kerja.
28 Saran Proses perhitungan jam kerja sebaiknya dilakukan setiap hari di bengkel dan lab. TIM SMK3 yang dibentuk diharapkan dapat bekerja secara optimal. Untuk penelitian selanjutnya dapat mengangkat masalah tentang cara pendataan penyakit akibat kerja (PAK) berdasarkan kondisi PPNS-ITS.
29 TERIMA KASIH
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Sebelumnya Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan pustaka-pustaka yang mendukung. Pustakapustaka yang digunakan adalah penelitian-penelitian
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PUSAT TEKNOLOGI REAKTOR DAN KESELAMATAN NUKLIR (BERDASARKAN PERMENAKER 05/MEN/1996)
PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PUSAT TEKNOLOGI REAKTOR DAN KESELAMATAN NUKLIR (BERDASARKAN PERMENAKER 05/MEN/1996) MUCH FAZRI 6507040025 ABSTRAK Pusat Teknologi Reaktor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap risiko, terlalu percaya diri, kurang kesungguhan dan berkelakar di tempat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Manusia Keselamatan dan kesehatan kerja sangat erat kaitannya dengan perilaku di tempat kerja. Banyak kecelakaan terjadi karena ketidaktahuan, rasa kurang peduli terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu usaha untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari berbagai risiko kecelakaan dan bahaya, baik fisik, mental
Lebih terperinciUSULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001
LAMPIRAN 1: Usulan Elemen SMK3 UI USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001 1 KOMITMEN DAN KEBIJAKAN Sub-Elemen Kepemimpinan dan komitmen Tinjauan Awal Program Komite
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal tahun 1980-an, untuk mendorong lahirnya berbagai konsep safety management, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) mulai ditempatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi peradaban manusia telah mendorong industri di Indonesia untuk berkembang semakin maju dari teknologi yang sederhana sampai berteknologi
Lebih terperinciPT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)
PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) Sistem suatu kondisi harmonis dan interaksi yang teratur Manajemen suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
Lebih terperinciTIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3
Materi #3 TIN211 - Keselamatan & Kesehatan Kerja Industri Sistem Manajemen K3 2 PERMENAKER 05/Men/1996 PP No. 50 Tahun 2012 SMK3 Dikembangkan oleh Indonesia OHSAS 18000 Diterbitkan atas kerjasama organisasiorganisasi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan penutup yang berisi simpulan untuk menjawab pertanyaan dengan justifikasi hasil penelitian penerapan sistem manajemen mutu sesuai standar ISO 9001 di PT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat melindungi
Lebih terperinciTIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Sistem Manajemen K3
1 Sistem Manajemen K3 2 PERMENAKER 05/Men/1996 PP No. 50 Tahun 2012 SMK3 Dikembangkan oleh Indonesia OHSAS 18000 Diterbitkan atas kerjasama organisasiorganisasi dunia 6623 - Taufiqur Rachman 1 Standar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja yaitu suatu kejadian yang timbul akibat atau selama pekerjaan yang mengakibatkan kecelakaan kerja yang fatal dan kecelakaan kerja yang tidak
Lebih terperinciVisi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional
23 Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2007-2010 Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) 2 Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem berasal dari bahasa latin (Systema) dan bahasa yunani (Sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
Lebih terperinciEvaluasi Penerapan Prosedur Operasional Sistem Mananejem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. PETROKIMIA GRESIK
Evaluasi Penerapan Prosedur Operasional Sistem Mananejem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. PETROKIMIA GRESIK Ferraz Romadiaty 1 dan Eko Nurmianto 2 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendirikan suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja, material, dan
Lebih terperinciSMK3. MIM-HSE-P.Ol PROSEDUR
Sistem Manajemen Kesehatan. Keselamatan Kerja SMK3 MIM-HSE-P.Ol PROSEDUR Pelaksanaan Tanggungjawab M anajemen 2012 ( MASTER DOCUMENT ) PT. MULTIPANEL INTERMITRA MANDIRI JI. Industri Utara 4 Blok SS No.6C
Lebih terperinci2016, No perkembangan saat ini sehingga perlu disempurnakan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,
No.718, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. DK3N. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG DEWAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN I. Persiapan Penerapan a. Langkah-langkah penerapan SML; Tahap 1 : Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan Tahap 2 : Perencanaan Aspek lingkungan dan dampak
Lebih terperinciSistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS
Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS 1 SNI Standar Nasional Indonesia Dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) SNI SNI 19-14001 14001-1997: 1997: Sistem manajemen
Lebih terperinciModel Rencana Impelementasi Pengembangan SML-14001
Model Rencana Impelementasi Pengembangan SML-14001 ELEMEN ISO 14001 IMPLEMENTASI PENANGGUNG- 4.2. Kebijakan Lingkungan Mengevaluasi kebijakan SMM & SMK3 dan menyusun kebijakan lingkungan sesuai persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang pesat tidak hanya ditandai dengan adanya persaingan yang ketat antar perusahaan. Namun, penggunaan teknologi dan material yang berbahaya
Lebih terperinciPERTEMUAN #1 PENGANTAR K3I (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI) TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI
PENGANTAR K3I (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI) PERTEMUAN #1 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dalam perkembangan dunia perindustrian di Indonesia. Inovasi tiada henti dan berkelanjutan yang dilakukan
Lebih terperinciPENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO
PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO Pengertian (definisi) resiko K3 (risk) ialah potensi kerugian yang bisa diakibatkan apabila berkontak dengan suatu bahaya ataupun terhadap kegagalan
Lebih terperinciKepemimpinan & Komitmen
Materi #4 TIN211 - Keselamatan & Kesehatan Kerja Industri Kepemimpinan & Komitmen 2 Dengan menyediakan sumber daya yang memadai. Perwujudan komitmen: Menempatkan organisasi K3 pada posisi yang dapat menentukan
Lebih terperinciKEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI
KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI Kami PT Bening Tunggal Mandiri berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan bisnis perusahaan berdasarkan aspek HSE. PT Bening Tunggal Mandiri
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM
LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan dalam melakukan penelitian, batasan terhadap penelitian serta sistematika penulisan laporan
Lebih terperinciKRITERIA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
KRITERIA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN KRITERIA PENILAIAN SML Aspek-aspek lingkungan yang dikelola dalam sistem tersebut diidentifikasi berdasarkan dampak dari kegiatan, produk
Lebih terperinciManual Mutu. Jurusan Teknik Pengairan
Manual Mutu Jurusan Teknik Pengairan UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 Manual Mutu Jurusan Teknik Pengairan Kode Dokumen : 00603 05000 Revisi : 5 Tanggal : 20 Agustus 2014 Diajukan oleh : Ketua UJM Ir.
Lebih terperincidimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis
14 Pada era industrialisasi seperti sekarang ini, persaingan menuntut perusahaan untuk memanfaatkan serta mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wikipedia, Sistem berasal dari bahasa latin (Systema) dan bahasa yunani
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Menurut Wikipedia, Sistem berasal dari bahasa latin (Systema) dan bahasa yunani (Sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berbasis kompetensi. Setiap lulusan SMKwajib mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu penyelenggara pendidikan yang berbasis kompetensi. Setiap lulusan SMKwajib mempunyai setiap kompetensi yang dibutuhkan
Lebih terperinciBersumber dari : Wikipedia dan ditambahkan oleh penulis
Bersumber dari : Wikipedia dan ditambahkan oleh penulis ISO / IEC 27001, bagian dari tumbuh ISO / IEC 27.000 keluarga standar, adalah Information Security Management System (ISMS) standar yang diterbitkan
Lebih terperinciKOMITMEN DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN K3 PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI
KOMITMEN DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN K3 PERTEMUAN #4 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah penelitian selesai dilaksanakan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Hasil identifikasi terhadap manajemen K3 menunjukkan bahwa perusahaan belum
Lebih terperinciJOB DESCRIPTION. ( Rincian Tugas )
JOB DESCRIPTION ( Rincian Tugas ) BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS JANABADRA YOGYAKARTA 2013 PENGANTAR Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya dapat diselesaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini dunia industri sedang berhadapan dengan persaingan global yang ketat. Ada beberapa persyaratan untuk bisa bertahan di persaingan global. Keselamatan dan Kesehatan
Lebih terperinciPROPOSAL PROGRAM HIBAH PERGURUAN TINGGI NEGRI BARU ( PHPTNB) Tahun 2011 POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
PROPOSAL PROGRAM HIBAH PERGURUAN TINGGI NEGRI BARU ( PHPTNB) Tahun 20 POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 20 Lembar Identifikasi Nama Perguruan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya era globalisasi dan lebih ketatnya lagi persaingan dunia bisnis banyak perusahaan yang memberikan perhatian lebih pada efektivitas, efisiensi
Lebih terperinciPEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja
PEMELIHARAAN SDM Fungsi Pemeliharaan (maintenance) berkaitan dengan upaya mempertahankan kemauan dan kemampuan kerja karyawan melalui penerapan beberapa program yang dapat meningkatkan loyalitas dan kebanggaan
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 099/KEP/UDN-01/XII/2006. tentang
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 099/KEP/UDN-01/XII/2006 tentang PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PENJAMINAN MUTU (KPM) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Rektor Universitas Dian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penerapan peraturan yang tepat dalam suatu organisasi dapat menentukan keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen. Pemerintah, dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang mencoba merebut pasar yang ada di
Lebih terperinci1. Jelaskan tujuan dari sistem manajemen K3. Jawab : Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya,
Nama : Johanes Susanto NIM : 2021-21-046 Tugas online 2 1. Jelaskan tujuan dari sistem manajemen K3. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani,
Lebih terperinciMANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP
Halaman : 1/ 32 KERJA D LINGKUNG HIDUP No Dokumen : SMK3LH-ISP/M No. KESELAMAT, KESEHAT KERJA D LINGKUNG HIDUP Nama Jabatan Tanggal Tanda Tangan Disusun oleh : Assistant Manager SHE 15 Oktober 2012 Diperiksa
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Umum Perusahaan PT.MYR adalah salah satu kelompok bisnis produk konsumen di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 17 Februari 1977. Perusahaan ini telah tercatat
Lebih terperinciAKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT)
KRITERIA PENILAIAN AIPT > 2.1.1 TINGGI MEMILIKI TATA PAMONG YANG MEMUNGKINKAN TERLAKSANANYA SECARA KONSISTEN PRINSIP-PRINSIP TATA PAMONG, TERUTAMA YANG TERKAIT DENGAN PELAKU TATA PAMONG (AKTOR)
Lebih terperinciStudi Banding Badan Mutu ke PT. Surveyor Indonesia dan WQA
Studi Banding Badan Mutu ke PT. Surveyor Indonesia dan WQA Kegiatan Badan Mutu Pelayanan Kesehatan yang telah dilaksanakan, memiliki berbagai tujuan, salah satunya adalah melakukan pengembangan sistem
Lebih terperinciStandar Operasional Prosedur AUDIT INTERNAL Nomor : SOP /OT 01 02/ISN 6
Standar Operasional Prosedur AUDIT INTERNAL Nomor : SOP 002.002/OT 01 02/ISN 6 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2015 Halaman : 2 dari 24 LEMBAR PENGESAHAN 20.10.2015 21.10.2015 23.10.2015 Halaman : 3 dari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi
I. KESIMPULAN BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi SMM ISO 9001:2000 terhadap penjaminan mutu kinerja sekolah yang dilaksanakan di
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tamb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.663, 2017 KEMENHUB. Poltek Penerbangan Surabaya. ORTA. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 32 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA
Lebih terperinciPedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED
Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED.02-001 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 033/REK/KEP-UIB/VII/I2016 Tentang PENGESAHAN PEDOMAN BUDAYA MUTU UNIVERSITAS INTERNASIONAL
Lebih terperinciPT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI
PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-02 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 1 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini dunia perindustrian selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pekerjaan yang ada dan memperluas lapangan kerja untuk menampung tenaga kerja yang terus
Lebih terperinciSosialisasi SMK3 dan SITP
Sosialisasi dan SITP dalam kerangka di 21 Juni 2012 Outline Reformasi Birokrasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja () Sistem Informasi Tata Persuratan Elektronik (SITP) 2 Reformasi Birokrasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciSistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) STRATEGI DAN TAHAPAN PENERAPAN SMKP
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) STRATEGI DAN TAHAPAN PENERAPAN SMKP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA Strategi & Tahapan Penerapan Phase 1 Phase 2 Phase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. modernisasi, serta globalisasi. Oleh karena itu, penggunaan mesin-mesin,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, terutama pada era industrialisasi yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi, serta
Lebih terperinciDewi Hardiningtyas, ST., MT., MBA.
Dewi Hardiningtyas, ST., MT., MBA. Safety Management System di berbagai Industri 1970 dikembangkan Sistem Manajemen Five Star (British Safety Council UK) digunakan di berbagai perusahaan dan institusi
Lebih terperinciBAB 3 Metodologi Penelitian
52 BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1. Kerangka Pemikiran Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penelitian ini seperti digambarkan pada gambar 3.1, memiliki 3 tingkatan yaitu input, proses, dan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciBorang Klarifikasi dan Rencana Tindakan Koreksi
Borang Klarifikasi dan Rencana Tindakan Koreksi KTS 1 Tanggal Temuan No. Temuan Auditor Akar penyebab Uraian Temuan 4.1. (3) Persyaratan pelangan baik input maupun output belum tercantum dalam MM Persyaratan
Lebih terperinciPERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI TUJUAN PENGAJARAN Tujuan Umum: peserta mengetahui peraturan perundangan dan persyaratan
Lebih terperinciCODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7
1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi
Lebih terperinciInstitut Teknologi Nasional (ITN) Malang Mendapat ISO 9001:2008
Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang Mendapat ISO 9001:2008 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang resmi mendapat ISO 9001:2008. Sertifikat tersebut diserahkan langsung oleh Rudi Wijaya, branch manager
Lebih terperinciKRITERIA PENILAIAN STANDAR 2 : Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu
KRITERIA PENILAIAN STANDAR 2 : Tata pamong, kepemimpinan, BAN-PT sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu M. Budi Djatmiko Ketua Umum APTISI Pusat Ketua Umum HPT Kes Indonesia Pengaggas Akreditasi Mandiri
Lebih terperinciManajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3)
by I. Hubert Widiastono 1 Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) Compiled by Corporate Safety Coordinator by I. Hubert Widiastono 2 Tujuan Memberikan informasi mengenai prinsip pelaksanaan Sistem
Lebih terperinciSistem Manajemen. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. dr. Karta Sadana, MS, SpOk
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dr. Karta Sadana, MS, SpOk Topik Diskusi 1. Pendahuluan 2. Sistem Manajemen K3 Indonesia 3. OHSAS 18001 4. ILO OSH 2001 5. ISO 45001 Topik Diskusi 1. Pendahuluan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN ADE IMAN SANTOSO 1 Maret 2017 PT. CATUR DAYA SOLUSI 1 SIKLUS P-D-C-A Organization and its context (4) Plan Support & Operation (7, 8) Do Customer
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bernofarm pertama kali didirikan di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 11 maret 1971 dengan nama CV Sumber Farma. Nama PT. Bernofarm sendiri
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja memiliki risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung pada jenis industri, teknologi yang digunakan serta pengendalian
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR PENGENDALIAN PRODUK YANG TIDAK SESUAI GUGUS JAMINAN MUTU
MANUAL PROSEDUR PENGENDALIAN PRODUK YANG TIDAK SESUAI GUGUS JAMINAN MUTU FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU PERIKANAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai Fakultas
Lebih terperinciCODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan
1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi
Lebih terperinciUjian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara
Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek 2012 Oleh: Arrigo Dirgantara 1106069664 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 Pertanyaan:
Lebih terperincidiakses pada tanggal 6 Agustus 2009
www.okleqs.worpress.com/2008/01/01/tanggap-darurat-kecelakaan-industri/, diakses pada tanggal 6 Agustus 2009 www.okleqs.wordpress.com/2008/01/03/emergensi-respons, diakses pada tanggal 6 Agustus 2009 www.okleqs.wordpress.com/2008/01/03/was-dal-tanggap-darurat/,
Lebih terperinciPRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN
PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN 4.2. Kebijakan Lingkungan Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa kebijakan tersebut: a) sesuai dengan skala dan karakteristik
Lebih terperinciM E P L E A L JARI T E T K E NIK K ES E E S H E AT A A T N K ES E E S L E A L MA M T A A T N K ER E JA
PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI TEKNIK KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DENGAN PENERAPAN PENILAIAN RESIKO BAHAYA DI BAGIAN WHEAT SILO PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. BOGASARI Nama FLOUR MILLS Disusun Oleh: : Ario
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab I terdiri dari empat sub bab, sub bab pertama menguraikan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I terdiri dari empat sub bab, sub bab pertama menguraikan mengenai latar belakang masalah penelitian yang menjelaskan mengenai alasan mengapa peneliti memilih judul penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Perusahaan perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh pekerja dan pimpinan perusahaan. Perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagaimana disebutkan dalam Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berstandar Nasional Dan Internasional Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan dunia industri akan tenaga terampil berkualitas mendorong suatu lembaga pendidikan tidak terkecuali Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk melakukan
Lebih terperinciPEDOMAN KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU
Revisi 2013 PEDOMAN KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU Jl. HR. Soebrantas No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Pekanbaru Email: bppm_uinsuskariau@uin-suska.ac.id
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini merupakan tahap akhir dalam penulisan karya ilmiah. Dalam bagian ini akan dipaparkan kesimpulan dan beberapa rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciMENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/I/2011 TENTANG PEMBINAAN DAN KOORDINASI PELAKSANAAN PENGAWASAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)
KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA Jl. Karangmenjangan 18 A Surabaya 2015 1 2 I. Visi dan Misi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Lebih terperinciANTISIPASI INDUSTRI DALAM MERESPON PUBLIKASI ISO TAHUN 2018
ANTISIPASI INDUSTRI DALAM MERESPON PUBLIKASI ISO 45001 TAHUN 2018 Masjuli 1, Hanifah Handayani 1, Suminto 2 1 Akamigas Balongan Indramayu; 2 Badan Standardisasi Nasional (BSN) masjuli565@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciPEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN
PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Pihak Yang Berkepentingan... 3 3.2 Lingkungan Pengendalian
Lebih terperinciAudit Internal Sistem Manajemen Lingkungan ISO
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SML DI KOTA SURABAYA Surabaya 20 JUNI 2013 Audit Internal Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 2004 Ir. M. Razif MM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Gambaran Umum Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Gambaran Umum Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya Sekolah Tinggi Imu Kesehatan (STIKES) Surabaya merupakan sekolah tinggi yang terletak di Jl. Medokan Semampir Indah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari tahun 2013 mencapai 114,1 juta orang dengan jumlah pekerja di sektor konstruksi sebesar
Lebih terperinciManual Mutu Jurusan UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Manual Mutu Jurusan UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 Manual Mutu Jurusan Kode Dokumen : 0040205000 Revisi : 1 Tanggal : 10 Mei 2010 Diajukan oleh : Sekretaris Jurusan (ttd) Dr.Ir. Sugeng Prijono, MS Disetujui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah menyumbangkan berbagai hal positif dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial didunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab ini akan dilakukan pembahasan dimulai dengan profil perusahaan, gambaran struktur organisasi dan dilanjutkan dengan tahapan-tahapan audit yang terdapat pada Gambar 3.1.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kerja, peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan. Disisi lain kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja,
Lebih terperinciLampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA
Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA 1 NO U R A I A N 1 KEBIJAKAN 7.00% a. Apakah Penyedia Jasa mempunyai Kebijakan K3? 0 50 100
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK...i. PRAKATA...iii-vi. DAFTAR ISI...vii-xiv. DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Penelitian.
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK...i ABSTRACT...ii PRAKATA...iii-vi DAFTAR ISI...vii-xiv DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang Penelitian...1-3 1.2 Identifikasi Masalah...3 1.3 Maksud
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinci