Keynote Address Dalam Seminar Perbaikan Sistem Pengadaan Barang dan Jasa di Indonesia. Jakarta, 23 Agustus 2006

Transkripsi

1 MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2 4, Jakarta Pusat Keynote Address Dalam Seminar Perbaikan Sistem Pengadaan Barang dan Jasa di Indonesia Jakarta, 23 Agustus 2006 Assalamualaikum Wr Wb Salam Sejahtera bagi kita semua 1. Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk memberikan keynote dalam seminar yang diselenggarakan oleh KPK dan KPPU hari ini yang mengambil tema Perbaikan Sistem Pengadaan Barang dan Jasa di Indonesia. Topik ini sangat aktual dan relevan dengan kondisi yang dihadapi saat ini, terutama sebagai bagian dari upaya kita bersama untuk menegakkan tatakelola yang baik (good governance) dan dalam rangka menghemat uang rakyat di negeri ini. 1

2 2. Isu kebocoran dalam pengadaan telah lama menjadi pembicaraan orang dan perbaikannya hampir selalu menjadi satu agenda penting di hampir semua pemerintahan sampai saat ini. Kalau hasilnya yang nyata masih merupakan harapan kita masih ingat pertengahan tahun 1980-an, hal ini hangat dibicarakan misalnya oleh almarhum Prof. Soemitro Djojohadikusumo disinyalir kurang lebih 30% dari APBN bocor akibat praktek KKN dalam pemerintahan, khususnya terjadi berkaitan dengan kegiatan pengadaan (procurement). Pernyataan Pak Mitro tersebut diperkuat pula oleh Prof. Emil Salim yang waktu itu menjadi Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Pengawasan Pembangunan yang menunjuk beberapa Departemen Pemerintah yang disinyalir sebagai sumber KKN tersebut. 3. Dalam era Reformasi sekarang ini, penegakkan good governance termasuk didalamnya penanggulangan KKN menjadi program Pemerintah yang sangat penting. Pelaksanaannya memang tidak mudah. Di tengah komitmen Pemerintah dan kita semua yang begitu kuat untuk menghilangkan KKN, muncul keluhan pemberantasan korupsi dan perbaikan sistem pengadaan telah menyebabkan terhambatnya pelaksanaan anggaran sehingga mengakibatkan kebijakan fiskal kita tidak efektif. 2

3 Tetapi secara pribadi, saya yakin kalau pun ada hambatan yang muncul, masalah ini hanya sementara dan lebih merupakan biaya transisi menuju keadaan yang lebih baik. Para ahli menyebut gejala ini sebagai fenomena J-curve keadaan memburuk sebelum kemudian membaik. Adalah tugas kita semua untuk mengawal agar proses penegakan good governance dan pemberantasan KKN ini tidak menimbulkan ekses-ekses yang akhirnya justru mendiskreditkan upaya mulia kita itu. 4. Berapa besar potensi manfaat ekonomis dari perbaikan sistem pengadaan? Jawabnya adalah sangat besar. Kolusi yang muncul dari sistem pengadaan yang tidak transparan telah menimbulkan biaya yang signifikan bagi negara. Penghematan bisa kita peroleh dengan cara membuat mekanisme pengadaan yang transparan dan berdasarkan prinsip persaingan sehat. Berdasarkan data Gapensi DKI Jakarta, Gapensi Jawa Tengah, Pemkot Surabaya dan DPRD Jawa Timur yang dihimpun Bappenas, pengadaan yang mengedepankan transparansi dan persaingan sehat menghasilkan nilai kontrak beberapa proyek infrastruktur yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2004 dengan biaya yang lebih rendah yaitu berkisar dari 41% sampai dengan 81% dari nilai Harga Perhitungan Sendiri (owner s estimate). Artinya ada penghematan antara19-59% pada 3

4 Tahun Anggaran 2005, berdasarkan data yang dihimpun Bappenas dari Gapensi Jawa Tengah, nilai kontrak beberapa pekerjaan infrastruktur berkisar 59% sampai dengan 82% dari Harga Perhitungan Sendiri atau terjadi penghematan antara 18-41%. Kita tinggal mengalikan saja presentase penghematan ini dengan seluruh anggaran yang dipakai. 5. Tapi biaya pengadaan hanyalah salah satu segi dari pengadaan yang juga tidak kalah penting adalah dampak negatif lainnya yang harus dihindari dari sistem pengadaan yang buruk seperti : 1) Kualitas barang dan jasa yang rendah sebagai akibat penunjukan pemenang tender yang bukan ditentukan oleh kemampuan/kapasitas peserta, tetapi karena persekongkolan (atau sering dengar sebagai tender arisan ) 2) Proses ini juga menghambat munculnya the real entrepreneur dan merusak sistem insentif untuk mendorong efisiensi nasional. Sistem pengadaan yang buruk mendorong orang untuk mengutamakan pendekatan kepada pejabat yang menentukan tender daripada melakukan perbaikan manajemen dan efisiensi usaha yang merupakan fungsi utama seorang 4

5 manager dan enterpreneur. Proses ini menciptakan wirausaha nasional yang memiliki sikap yang tidak benar dan dalam jangka panjang akan memberikan dampak erosi terhadap daya saing perusahaan Indonesia baik di pasar lokal maupun pasar internasional. 6. Secara prinsip desentralisasi seharusnya mengurangi dampak negatif dari pengadaan yang sentralistis karena salah satu tujuan dari desentralisasi adalah memastikan agar pengadaan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan lokal. Namun, dalam praktek hubungan pengadaan dengan desentralisasi dapat bergerak ke arah yang sebaliknya apabila mekanisme pengawasan tidak berjalan dengan baik dan apabila kapasitas institusi pengadaan pada tingkat lokal masih terbatas. 7. Pengalaman menunjukkan bahwa menegakkan good governance dan menghilangkan praktek KKN bukanlah hal yang mustahil. Banyak negara berhasil melakukannya. Tetapi harus diakui pekerjaan ini tidak mudah karena sifatnya sangat kompleks. Oleh karena itu harus dilakukan secara sistematis. Tekad yang kuat, ketekunan dan kesabaran untuk menjalankan proses sistematis tersebut 5

6 menjadi kunci utama dari keberhasilan kita dalam mencapai tujuan tersebut. 8. Saya ingin menyampaikan disini bahwa komitmen Pemerintah untuk membenahi sistem pengadaan barang dan jasa ini sangat kuat. Kerjasama yang lebih erat antara Pemerintah, aparat pengawasan, KPK dan KPPU merupakan kunci keberhasilan kita. Menurut catatan saya komitmen Pemerintah telah secara eksplisit dimulai sejak pemerintahan sebelumnya. Tahun 2001, pemerintah telah menyampaikan komitmennya dalam reformasi dalam pengadaan barang dan jasa tersebut. Pada tahun 2003, telah diterbitkan Keppres No 80/2003 yang memuat prinsip-prinsip pokok best practices, dari pengadaan barang jasa pemerintah: transparansi, persaingan yang sehat dan terbuka, serta penggunaan prinsip efektivitas dan efisiensi. Keppres ini mencakup semua pengadaan barang pemerintah dan mencakup juga semua tingkatan pemerintahan. 9. Keppres No. 80/2003 ini merupakan satu langkah maju dalam perbaikan sistem pengadaan negara, meskipun ia masih harus terus disempurnakan. Saya ingin menyampaikan kepada hadirin bahwa pemerintah telah mengambil sejumlah inisiatif untuk meningkatkan kualitas 6

7 pengadaan sejak Keppres No.80 diberlakukan tahun Upaya-upaya tersebut, antara lain adalah: Tatacara pengumuman lelang terbuka telah dilakukan melalui Surat Kabar Nasional dan akan dievaluasi dan akan diperkuat untuk mendorong kompetisi. Sertifikasi ahli pengadaan barang dan jasa pemerintah juga sedang berjalan. Persiapan penerapan sistem e-government Procurement yang sekarang finalisasi Keppresnya dan implementasi proyek percontohan. Penyusunan dokumen standar pelelangan dan kontrak sedang difinalisasikan dan diharapkan pada akhir tahun ini sudah disetujui untuk digunakan. Juga saya ingin sebutkan bahwa pada saat ini sedang disiapkan RUU tentang pengadaan barang/jasa pemerintah. 7

8 10. Namun demikian masih sangat banyak dalam agenda reformasi pengadaan barang dan jasa yang harus kita lakukan untuk menyelesaikannya. Saya ingin menyebut hanya sebagian diantaranya: Pembentukan Lembaga Pengembangan Kebijakan Pengadaan Pemerintah, dengan tugas dan fungsi untuk pengembangan kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah termasuk mengkaji ulang semua prosedur dan standar pengadaan yang sudah ada. Peningkatan kapasitas pengadaan di tingkat lokal dengan menerapkan standarisasi pengadaan nasional dan menghilangkan semua regulasi yang tidak konsisten. Memperkuat sistem sertifikasi ahli pengadaan dan meningkatkan jumlah petugas yang bersertifikat. Menyusun sistem insentif dan sistem karier bagi petugas pengadaan. Memperkuat sistem pengawasan internal dan eksternal termasuk pembagian tugas dari lembaga pengawasan internal dan eksternal tersebut. Penetapan code of conduct dan kode etik bagi semua pegawai negeri khususnya pejabat negara 8

9 11. Agenda yang perlu diselesaikan masih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa kita masih perlu kerja keras secara sistematis serta mengikuti prioritas sesuai dengan manfaat strategis yang kita akan peroleh. Keterlibatan semua stakeholders merupakan kunci utama agar kita sukses untuk melakukan perbaikan yang kita harapkan bersama. 12. Akhirnya saya mengucapkan selamat dan terimakasih kepada KPK dan KPPU yang telah menyelenggarakan seminar dengan topik yang sangat aktual dan penting bagi kita semua pada hari ini. Besar harapan saya, seminar ini akan memberikan manfaat yang berharga bagi kita semua. Wassalamualaikum Wr Wb 9