THE BEHAVIOR OF FAST FOOD AND OBESITY TO THE FEMALE ADOLESCENT AT SMAN 1 BARUMUN PADANG LAWAS DISTRICT 2014
|
|
- Fanny Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERILAKU MAKAN SIAP SAJI (FAST FOOD) DAN KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 BARUMUN KECAMATAN BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2014 THE BEHAVIOR OF FAST FOOD AND OBESITY TO THE FEMALE ADOLESCENT AT SMAN 1 BARUMUN PADANG LAWAS DISTRICT 2014 Romaito Hasibuan 1, Etti Sudaryati 2, Ernawati Nasution 3 1 Alumni Mahasiswa Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU 2 Staf Pengajar Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia feray_91@yahoo.com ABSTRACT Fast food is characterized by unbalanced nutrient content. mostly high in calories, fat, but very low in fiber. consumption of fast food will lead to excessive problems of nutrition. This research was conducted to study the behavior (knowledge and attitude) of female adolescent and the diet of fast food (frequency, type, and number of carbohydrate, protein, fat and fiber) to the female adolescent at SMAN 1 Barumun. This research is descriptive study by cross sectional study.sample amounted to 77 is the female student in class X, XI, XII, SMAN 1 Barumun. primary data collection using questionnaires, forms meal frequency and recall 24 hours. The result of research indicates that the female adolescent have good knowledge (97,4%) and have good attitude (74%) to the fast food, type of fast food consumed by adolescent is snack, fried, sausage, and instan noodles with frequency of weekly, daily, weekly, and monthly. Contribution of carbohydrates, proteins and fats consumed by adolescent SMAN 1 Barumun already exceed the recommended dietary allowance figures, while the fiber is still far from the recommended dietary allowance. It suggested of the female adolescent to have a good diet pattern and minimize the consumtion of fast food to avoid the obesity. Keyword : fast food behavior, nutrition status. PENDAHULUAN Masa remaja adalah dimana mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan dan teman terdekat, mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend yang sedang berkembang di masyarakat khususnya dalam hal makanan modern. Pola makan remaja akan menentukan jumlah zat-zat gizi yang diperoleh untuk meningkatkanpertumbuhan dan perkembangannya. Remaja juga umumnya melakukan aktivitas fisik lebih banyak dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak (Proverawati, 2010). Kesalahan dalam memilih makanan dan kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi yang akan mengakibatkan timbulnyaberbagai masalah gizi yang akhirnya mempengaruhi status gizi. Status gizi yang baik hanya dapat tercapai dengan pola makan yang baikdanseimbang.
2 Lokasi penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Barumun yang terletak di Sibuhuan yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Padang Lawas. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena zaman sekarang makanan siap saji tidak hanya di perkotaan saja, diperkampungan juga sudah banyak ditemukan, salah satunya adalah di daerah Padang Lawas, terutama di Sibuhuan yang merupakan ibu kota dari Padang Lawas, dimana lokasi ini adalah pusat dari perkantoran, seperti dinas pendidikan, rumah sakit umum, kantor bupati, kantor DPR, dinas pertanian dan sekolah-sekolah, salah satunya adalah SMAN 1 Barumun. Sekolah ini dekat dengan pusat perbelanjaan, rumah makan, minimarket, indomaret, bakery palas (sejenis pizza, roti abon, sosis, dll), warung tradisional, dan tempat tempat makan lainnya yang menyediakan makanan cepat saji seperti mi instan, bakso, gorengan, snack, burger, martabak, pecel, yang banyak ditemukan didekat sekolah ini, sehingga memudahkan pelajar SMAN 1 untuk mengkonsumsi makanan siap saji apalagi pada jam istirahat dan jam les sore. Di sekolah ini juga terdapat 3 kantin sekolah yang menyediakan makanan seperti nasi goreng, mi instan, bakso, gorengan, donat, roti, makanan ringan, dan minum soda. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional.lokasipenelitianadalah SMAN 1 Barumun Padang Lawas.Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling.populasipenelitian iniadalahseluruhremajaputri SMAN 1 Barumunsebanyak 338 orang.sampelpadapenelitianinipadakel as X, XI, dan XII sebanyak 77 orang. Data pengetahuan dan sikap diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner, pola makan diperoleh dengan menggunakan formulir frekuensi makan dan formulir Food Recall 24 jam, dan data kejadian obesitas diperoleh dengan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise dan berat badan menggunakan timbangan digital.kemudian data dianalisasecaradeskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN SMAN 1 Barumun berdiri pada tahun 1957 dan secara resmi beroperasi pada tahun Sekolah ini berada di Jl. KH. Dewantara No. 43 Sibuhuan, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara. Tanah tempat berdirinya gedung SMAN 1 Barumun dan seluruh wilayah sekolah diperoleh dari hibah masyarakat Barumun pada tahun Siswi SMAN 1 Barumun memiliki pengetahuan baik terhadap makanan siap saji yaitu sebanyak 97,4%. Perpustakaan sekolah menyediakan buku tentang makanan yang sehat, sayur-sayuran, dan pada pelajaran pertanian yang merupakan mata pelajaran tambahan, sehingga remaja putri juga mendapat informasi tentang sayur-sayuran, buah, dan tanamantanaman lain yang mengandung gizi yang baik dikonsumsi oleh manusia. Hasil penelitian Wulansari (2013) terhadap mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah bahwa Sebagian besar responden mengetahui fast food yaitu 99,1%, dan kandungan nutrisi dalam fast food yaitu 94,1%. Dari hasil tersebut sebagian besar mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki pengetahuan yang baik tentang fast food. Hal tersebut sesuai dengan tingkat pendidikan responden yaitu mahasiswa kedokteran, sehingga tingkat pengetahuan tentang fast food adalah baik.
3 Tabel 1. Distribusi Tingkat Pengetahuan Makanan Siap Saji Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014 No. Kategori f % Pengetahun 1. Baik 75 97,4 3. Sedang Kurang 1 1 1,3 1,3 Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu, dengan kata lain sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku atau reaksi tertutup (Notoatmodjo, 2005). Dari 77 remaja putri 74% memiliki sikap baik tentang makanan siap saji. Tabel Distribusi Tingkat Sikap Terhadap Makanan Siap Saji pada Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014 No. Kategori Sikap f % 1. Baik Sedang Kurang Sebagian besar dibawah rata-rata kontribusi karbohidrat makanan siap saji terhadap konsumsi sehari sebanyak 40,3% remaja putri. sumbangan karbohidrat makanan siap saji yang banyak terhadap total konsumsi sehari dikarenakan jenis makanan siap saji yang dikonsumsi tergolong memiliki karbohidrat yang tinggi, bila terus mengkonsumsi makanan yang karbohidrat tinggi dan menjadi kebiasaan tanpa disertai dengan olahraga maka akan berdampak negative pada keadaan gizi remaja, salah satunya adalah obesitas (Proverawati, 2010). Tabel 3. Distribusi Kontribusi Karbohidrat Makanan Siap Saji Terhadap Konsumsi Sehari pada Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014 No. Kontribusi f % Karbohidrat Terhadap Total Konsumsi Sehari (%) 1. Diatas rata Dibawah rata-rata ,3 59,7 Berdasarkan hasil penelitian pada siswi SMAN 1 Barumun tahun 2014 dapat diketahui bahwa dibawah rata-rata kontribusi protein makanan siap saji terhadap konsumsi sehari sebanyak 66,2% remaja putri. Di dalam tubuh, protein mempunyai peranan yang sangat penting. Fungsi utamanya sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel, misalnya untuk pembentukan otot rambut, kulit, membran sel, jantung, hati, ginjal, dan beberapa organ penting lainnya. Tabel 4. Distribusi Kontribusi Protein Makanan Siap Saji Terhadap Total Konsumsi Sehari pada Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014 No. Kontribusi Protein Terhadap Total Konsumsi Sehari f % 1. (%) Diatas rata 26 33,8 Dibawah rata-rata 51 66,2 Jenis makanan siap saji yang biasa dikonsumsi adalah gorengan 46,8% dan sosis 84,4%. Makanan ini merupakan yang banyak di sukai oleh remaja putri karena harganya murah, mengenyangkan dan banyak dijual di sekitar sekolah.
4 Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Jenis Makanan Siap Saji yang dikonsumsi Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014 No Jenis Perhari Perminggu Perbulan TidakPernah Jumlah Makanan % % % % % 1. Mi instan 6,5 70,1 22,1 1,3 100,0 Bakso 0 40,3 55,8 3,9 100,0 3. Sosis 11,7 84,4 3, ,0 4. Hamburger 2,6 11,7 42,9 42,9 100,0 5. Donat 11,7 22,1 37,7 28,6 100,0 6. Gorengan 46,8 49,4 2,6 1,3 100,0 7. Ayam tepung 2,6 42,9 19,5 35,1 100,0 Sebagian besar dibawah rata-rata kontribusi lemak makanan siap saji terhadap konsumsi sehari sebanyak 55,8%. Penelitian di Amerika dan Finlandia (dalam Fukuda, 2001) menunjukkan bahwa kelompok dengan asupan tinggi lemak mempunyai risiko peningkatan berat badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah lemak. Tabel 6. Distribusi Kontribusi Lemak Makanan Siap Saji Terhadap Total Konsumsi Sehari Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014 No. 1. Kontribusi Lemak Terhadap Total Konsumsi Sehari (%) f % Diatas rata-rata 34 44,2 Dibawah rata-rata 43 55,8 Sebagian besar dibawah rata-rata konsumsi serat makanan siap saji terhadap konsumsi sehari sebanyak 74% remaja putri, Serat pada makanan siap saji sangat sedikit. Serat banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. Tabel 7. Distribusi Kontribusi Serat pada Makanan Siap Saji Terhadap Total Konsumsi Sehari Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014 No. 1. Kontribusi Serat Terhadap Total Konsumsi Sehari (%) f % Diatas rata-rata 20 26,0 Dibawah rata-rata 57 74,0 SMAN 1 Barumun tahun 2014, dari 77 siswi terdapat 27,3% obesitas dan 23,4% gemuk, 48% normal, dan 1,3% kurus. Obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badan idealnya yang disebabkan terjadinya penimbunan lemak ditubuhnya. Tabel 8. Distribusi Kejadian Obesitas Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun 2014 No. Kejadian f % Obesitas 1. Obesitas 21 27,3 Gemuk 18 23,4 3. Normal 37 48,1 4. Kurus 1 1,3
5 Berdasarkan hasil penelitian pada siswi SMAN 1 Barumun tahun 2014 dapat diketahui bahwa siswi memiliki pengetahuan baik terhadap makanan siap saji yaitu sebanyak 97,4%, dan remaja putri SMAN 1 Barumun 100% jawaban mengetahui makanan siap saji. Perpustakaan sekolah yang menyediakan buku tentang makanan yang sehat, sayur-sayuran, dan pada pelajaran pertanian yang merupakan mata pelajaran tambahan, sehingga remaja putri juga mendapat informasi tentang sayur-sayuran, buah, dan tanaman-tanaman yang lain yang mengandungzat gizi yang baikuntuk dikonsumsi oleh manusia. Hasil penelitian Mardatillah (2008) bahwa tingginya pengetahuan gizi kesehatan pada siswi SMA Islam PB. Soedirman karenatelah lengkapnya sumber pengetahuan dan materi pengetahuan gizi yang diajarkan tidak dalam mata ajaran khusus. Namun demikian hasil analisis disapatkan bahwa proporsi responden gizi lebih (39,3%) memiliki tingkat pengetahuan baik lebih tinggi dibandingklan responden gizi lebih dengan tingkat pengetahuan kurang, untuk itu diperlukan penyuluhan bagaimana cara hidup sehat guna menghindari masalah kesehatan yang akan dihadapi dimasa mendatang seperti gizi lebih. Grafik 1. Tabulasi Silang Pengetahuan Remaja Putri SMAN 1 Barumun Berdasarkan Sikap Tentang Makanan Siap Saji Tahun % 100% 0% 25.3% 100% 0% 0%0% 0% baik sedang kurang 1 baik 2 sedang 3 kurang Sebagian besar dibawah rata-rata kontribusi karbohidrat makanan siap saji terhadap konsumsi sehari sebanyak 16,1% remaja putri yang obsitas. Sebagian siswi yang kurang mengkonsumsi karbohidrat terutama yang kelas XII karena jadwal sekolah yang padat sehingga mereka tidak sempat untuk menkonsumsi makanan sumber karbohidrat. Sedangkan siswi yang obesitas dengan jadwal yang padat membuat mereka lebih mengurangi konsumsi karbohidrat yang berlebihan. Ada beberapa dari siswa yang menderita overweight dan obesitas ini kebanyakan cenderung makan berlebih pada waktu siang atau malam. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa siswi menambah porsi makannya artinya memang cenderung makan berlebih. Untuk sarapan, sebagian besar siswi mengaku jarang sarapan sebab seringnya mereka terlambat bangun sehingga takut terlambat ke sekolah. Hanya sebagian kecil yang tidak biasa sarapan sebab dari kecil tidak biasa sarapan sehingga tidak pernah ada kemauan untuk sarapan hingga sekarang.
6 Didapatkan hanya 1 orang yang selalu sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Semua informan setiap ingin makan pasti makan pakai nasi. Hal ini dikarenakan nasi sebagai makanan yang mengenyangkan dibanding dengan pengganti karbohidrat lainnya. Mereka pun sangat suka ngemil. Grafik Tabulasi Silang Kontribusi Karbohidrat Makanan Siap Saji Terhadap Total Konsumsi Sehari Berdasarkan Obesitas pada Remaja Putri SMAN 1 Barumun tahun Grafik 3. Tabulasi Silang Kontribusi Protein pada Makanan Siap Saji Terhadap Konsumsi Protein Sehari Berdasarkan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun % 47.1% 31.4% 43% 19.6% 1 Diatas 2 Dibawah 51.6% 45.7% 1 Diatas 2 Dibawah 0% 2% 7.7% Kurus Normal Gemuk Obesitas 3.2% 0% 16.1% 28.3% 29% 26.1% Kurus Normal Gemuk Obesitas Berdasarkan grafik 3 diatas bahwa rata-rata kontribusi protein makanan siap saji terhadap total kecukupan protein sehari sebanyak 42,3% remaja obesitas. Protein memang sangat dibutuhkan oleh tubuh, tetapi jika tidak di imbangi dengan gizi lain, bisa menjadi obesitas. Hasil penelitian Yuni (2010) yang menunjukan bahwa status gizi yang di ukur berdasarkan berat badan tidak dapat di pengaruhi oleh konsumsi protein saja, akan tetapi berat badan saat ini lebih merupakan refleksi asupan energi secara keseluruhan yang berasal karbohidrat dan lemak. Berdasarkan grafik 4 bahwa (diatas rata-rata) kontribusi lemak makanan siap saji terhadap total konsumsi lemak sehari sebanyak 55,8%. Pada tabel frekuensi juga seperti yang diketahui bahwa mi instan dan bakso banyak mengandung lemak, dan remaja putri mengonsumsi ini paling banyak adalah perminggu dan perbulan. lemak menyumbangkan energi lebih besar dari pada karbohidrat, sehingga lemak merupakan cadangan energi tubuh yang besar dan kelebihan lemak dalam tubuh cenderung mudah terkena obesitas Penelitian di Amerika dan Finlandia (dalam Fukuda, 2001) menunjukkan bahwa kelompok dengan asupan tinggi lemak mempunyai risiko peningkatan berat badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah lemak.
7 Grafik 4. Tabulasi Silang Kontribusi Lemak pada Makanan Siap Saji Terhadap Konsumsi Sehari Berdasarkan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun % 47.1% 48.8% 0% 17.6% 27.9% Kurus Normal Gemuk Obesitas 1 Diatas 2 Dibawah 34% 23.3% Berdasarkan grafik 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar <15% kontribusi serat makanan siap saji terhadap total kecukupan serat sehari sebanyak 28,1% remaja obesitas. Serat pada makanan siap saji sangat sedikit. Serat banyak terdapat pada buahbuahan, sayuran, dan kacangkacangan. Sebagian siswi yang obesitas sering mengkonsumsi buah kaleng dan jus siap saji. Berdasarkan hasil recall 24 jam remaja putri SMAN 1 Barumun sering makan sayur dan buah, ada beberapa orang yang tidak menyukai sayuran yang merupakan sumber serat. Keberadaan serat makanan dalam menu makananseharihari terbukti dapat menjaga dan meningkatkan fungsi saluran cerna dan menjaga kesehatan tubuh, terutama untuk menghindari berbagai penyakit degeneratif seperti obesitas, diabetes melitus, dan penyakit kardiovaskuler. Komponen serat pangan yang larut berhubungan dengan daya penurunan kadar kolesterol dan pengontrolan gula darah, sedang komponen yang tidak larut air berperan dalam mempercepat laju pengeluaran kotoran (feses), sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit kanker usus besar.hasil penelitian yang dilakukanmanurung (2009) mengatakan bahwa subjek yang memiliki asupan serat kurang dari kebutuhan mempunyai resiko 4 kali lebih besar untuk mengalami obesitas. Asupan serat yang cukup dapat mencegah kejadian obesitas. Serat bermanfaatuntukmengabsobsi air,dan memperluas penyerapan di usus, dan memperlambat pergerakan makanan pada saluran pencernaan sehingga menimbulkan rasa kenyang lebih lama. Grafik 5. Tabulasi Silang Kontribusi Serat pada Makanan Siap Saji Terhadap Konsumsi Sehari Berdasarkan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri SMAN 1 Barumun Tahun % 1.8 Kurus Normal Gemuk Obesitas KESIMPULAN 50% 47.4% 1 Diatas 2 Dibawah 25% 25% 28.1% 28% 1. Remaja putri SMAN 1 Barumun memiliki pengetahuan dan sikap yang baik, karena didukung oleh perpustakaan sekolah yang menyediakan buku-buku tentang makanan dan kesehatan. Remaja putri SMAN 1 Barumun biasa menkonsumsi makanan siap saji perminggu, dan jenis makanan
8 siap saji yang biasa dikonsumsi adalah, gorengan, sosis, mi instan dan bakso. 3. Kontribusi karbohidrat dan lemak yang dikonsumsi oleh remaja putri SMAN 1 Barumun sudah melebihi dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan, protein sudah mencukupi sedangkan serat masih jauh dari kecukupan gizi yang dianjurkan. 4. Obesitas pada remaja putri SMAN 1 Barumun tidak hanya disebabkan oleh pola makan, tetapi juga aktifitas fisik yang kurang. SARAN 1. Diharapkan kepada pihak sekolah dapat memberikan materi pelajaran kepada siswa-siswi tentang masalah kesehatan khususnya tentang obesitas. Diharapkan kepada siswa-siswi SMAN 1 Barumun untuk menjaga pola hidup sehat terutama yang obesitas. 3. Diharapkan kepada pengelola kantin sekolah dapat menyediakan makanan yang sehat dan bergizi agar kebiasaan jajan siswi tetap terjaga. DAFTAR PUSTAKA Heryanti, E Hubungan Kebiasaan Makan Cepat Saji (Fast Food Modern), Aktivitas Fisik dan Faktor Lainnya Dengan Status Gizi Mahasiswa Penghuni Asrama UI Depok. Jurnal: FKM UI. Manurung, Marta Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas pada Siswi SMA Yayasan Pendidikan Raksana Medan. Jurnal. Mardatillah Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Siap saji Modern (Fast Food), Aktivitas Fisik dengan Kejadian Gizi Lebih pada Remaja SMA Islam PB. Soedirman di Jakarta Timur Tahun Jurnal: UI. Notoadmodjo Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Proverawati, A Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan Pada Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika. Wulansari, Lintang Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang Makanan Cepat Saji Tahun 2013.Jurnal :FK UIN Syarif Hidayatullah.
BAB I PENDAHULUAN. dan orang-orang terdekat,mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah dimana mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan dan orang-orang terdekat,mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend yang sedang berkembang
Lebih terperinciKUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN /../..
KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN 2015 I. INFORMASI WAWANCARA No. Responden Nama Responden Angkatan/Semester Tanggal Wawancara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman modern ini, manusia menjadikan makanan sehat sebagai pilihan yang kedua dalam menu sehari-hari. Dengan kecanggihan alat elektronik sekarang ini maka dengan mudahnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.3 Karangasem, Laweyan, Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ekonomi yang dialami oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan berbagai dampak pada
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Nurul Fikri Depok merupakan salah satu sekolah swasta yang cukup terkenal di Kota Depok, terletak di Jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga dan patut dipelihara. Gaya hidup sehat harus diterapkan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Salah satu cara agar kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan anak. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kemakmuran di Indonesia diikuti oleh perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan dari masyarakat baik dalam keluarga maupun diluar rumah. Pola makan terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam gizi makanan. Hal ini disebabkan karena serat pangan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Serat pangan sempat cukup lama diabaikan sebagai faktor penting dalam gizi makanan. Hal ini disebabkan karena serat pangan tidak menghasilkan energi. Selain
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN STUDI TENTANG PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN MAKAN, AKTIVITAS FISIK,STATUS GIZI DAN BODYIMAGE REMAJA PUTRI YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK
Lebih terperinciPola hidup sehat untuk penderita diabetes
Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Serat termasuk bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna dan. sumbangan gizinya dapat diabaikan, namun serat makanan sebenarnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serat termasuk bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna dan sumbangan gizinya dapat diabaikan, namun serat makanan sebenarnya mempunyai fungsi penting yang tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat dengan drastis sehingga menempatkan masalah ini menjadi salah satu masalah yang perlu mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gaya hidup kota yang serba praktis memungkinkan masyarakat modern sulit untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas sehingga membutuhkan nutrisi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa dewasa. Transisi yang dialami remaja ini merupakan sumber resiko bagi kesejahteraan fisik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih memilih makanan instan yang biasa dikenal dengan istilah fast food. Gaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi membawa kehidupan manusia ke dalam gerbang modernisasi yang membawa dampak pada perkembangan zaman dan teknologi yang pesat, sehingga mampu menciptakan
Lebih terperinciKuesioner Penelitian PERILAKU MAKAN SIAP SAJI (FAST FOOD) DAN KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 BARUMUN
Kuesioner Penelitian PERILAKU MAKAN SIAP SAJI (FAST FOOD) DAN KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 BARUMUN KECAMATAN BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN2014 I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan menyebabkan meningkatnya taraf dan kualitas hidup masyarakat, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan yang pesat dalam pembangunan nasional dan perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan meningkatnya taraf dan kualitas hidup masyarakat, baik yang tinggal di
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015
HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 Oleh : Nia Sylviana Junaz 1, Jumirah 2, Albiner Siagian 2 1 Alumni Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pola makan remaja telah mengarah ke dunia barat. Pemilihan makanan remaja beralih ke pemilihan makanan cepat saji (fast
BAB I PENDAHULUAN A. LARAR BELAKANG Dewasa ini, pola makan remaja telah mengarah ke dunia barat. Pemilihan makanan remaja beralih ke pemilihan makanan cepat saji (fast foods) yang mengandung tinggi kalori,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fast food adalah makanan cepat saji yang disajikan secara cepat, praktis, dan waktu persiapannya membutuhkan waktu yang singkat serta rendah serat dan tinggi lemak.
Lebih terperinciPOLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014
POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014 Hetty Gustina Simamora Staff Pengajar STIKes Santa Elisabeth Medan ABSTRAK Pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan golongan yang paling mudah terkena pengaruh budaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan golongan yang paling mudah terkena pengaruh budaya dari luar karena mereka sedang mengalami masa pencarian identitas diri akibat priode transisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja masa yang sangat penting dalam membangun perkembangan mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan periode kehidupan anak dan dewasa,
Lebih terperinciKuesioner Penelitian tentang pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa tentang konsumsi makanan cepat saji (fast food)
Kuesioner Penelitian tentang pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa tentang konsumsi makanan cepat saji (fast food) NO: Nama : Umur : Jenis kelamin : A.Perilaku 1. Pengetahuan 1. Menurut Anda, apakah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang sehat setiap harinya memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalankan kehidupannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pubertas merupakan suatu tahapan yang sangat penting bagi wanita. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Perubahan tersebut meliputi
Lebih terperinciLampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Tidak pernah. Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln
Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln Tidak pernah n % n % n % n % n % n % Makanan pokok Beras/nasi 88 73,9 19 16,0 6 5,0 6 5,0 0 0 0 0 Mie 3 2,5
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai penumpukan lemak yang berlebihan sehingga dapat menggangu kesehatan tubuh. (1) Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung dari pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut
Lebih terperinciFORMULIR A INFORMED CONSENT
FORMULIR A INFORMED CONSENT Yth: Saudara/ Saudari Saya, Rishitharan Doraisamy, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ingin membuat penelitian gambaran pengetahuan tentang diet seimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gaya hidup dan kebiasan makan remaja mempengaruhui baik asupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia remaja merupakan periode rawan gizi. Hal ini disebabkan karena pada usia remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi, perubahan gaya hidup dan kebiasan makan remaja
Lebih terperinciHubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru
Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas yaitu terdapat penimbunan lemak yang belebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya obesitas ditentukan
Lebih terperinciLampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000)
Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya Variabel 1 Kategori Karakteristik contoh : Umur anak Uang saku per hari Sosial ekonomi keluarga Pendidikan orang tua (Ayah dan Ibu) 9-1 1 tahun < Rp
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas telah menjadi masalah di dunia, World Health Organization (WHO) memperkirakan sejak tahun 2008 sebanyak 2,8 juta penduduk meninggal setiap tahun terkait overweight
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Usia ini merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melanjutkan kehidupan. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta ternak dan ikan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi lebih dan masalah gizi kurang merupakan masalah yang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Obesitas merupakan sinyal pertama dari munculnya kelompok penyakit-penyakit
Lebih terperinciKUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD
KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD (MAKANAN SIAP SAJI) DI TELEVISI DAN KEBIASAAN MAKAN FAST FOOD (MAKANAN SIAP SAJI) DAN KEJADIAN OBESITAS PADA PELAJAR SMA SWASTA CAHAYA MEDAN TAHUN 2013 I. INFORMASI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir abad 20 telah terjadi transisi masyarakat yaitu transisi demografi yang berpengaruh terhadap transisi epidemiologi sebagai salah satu dampak pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga dewasa, dan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : NUR KHASANAH J
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN KONSUMSI WESTERN FAST FOOD (FREKUENSI DAN SUMBANGAN ENERGI) DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food. Menurut hasil penelitian Health Education Authority 2012, usia 15-34 tahun adalah konsumen terbanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan makan dan zat gizi yang digunakan oleh tubuh. Ketidakseimbangan asupan makan tersebut meliputi kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh
Lebih terperinciPERILAKU MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI TERHADAP MAKANAN CEPAT SAJI
PERILAKU MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI TERHADAP MAKANAN CEPAT SAJI Alfionita Maria Regina Lyo * Benedictus S. Lampus, Iyone E. T. Siagian + Abstract In the era of
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMSI GIZI SEIMBANG DAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 TARUTUNG TAHUN
PERILAKU KONSUMSI GIZI SEIMBANG DAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 TARUTUNG TAHUN 2012 (Consumer Behavior and Balanced Nutrition Nutritional Status in Teenangers in the Year 2012 SMAN 1 Tarutung)
Lebih terperinciPOLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id
POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id Manfaat utama : Sumber energi untuk seluruh aktivitas dan metabolisme tubuh. (Lihat Tabel I : Sumber Makanan) Akibat bagi kesehatan Kelebihan :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Balita a. Definisi Menurut Mutayani (2010) balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada ditiap-tiap negara baik negara miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi
Lebih terperinciPenelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.
2 DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008). Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini biasanya menyerang tanpa tanda-tanda. Hipertensi itu sendiri bisa menyebabkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegemukan saat ini merupakan suatu epidemik global, lebih dari 1 miliar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan saat ini merupakan suatu epidemik global, lebih dari 1 miliar penduduk dunia kelebihan berat badan dan sedikitnya 300 juta diantaranya menderita kegemukan.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah pangan. Dalam proses pemenuhan kebutuhan pangan, salah satu aktivitas yang bersifat individual adalah konsumsi pangan. Bagi individu,
Lebih terperinciAWAL YANG SEGAR: KIAT-KIAT POLA MAKAN YANG SEHAT
AWAL YANG SEGAR: KIAT-KIAT POLA MAKAN YANG SEHAT Ingin menerapkan pola makan yang sehat tapi tidak tahu harus memulai dari mana? Artikel ini adalah panduan mudah untuk mengiring anda ke arah yang tepat.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda. Artinya, masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul masalah gizi
Lebih terperinciGAMBARAN KONSUMSI ZAT BESI, SENG DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN NO KELURAHAN PASAR MERAH BARAT KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2014
GAMBARAN KONSUMSI ZAT BESI, SENG DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN NO.060813 KELURAHAN PASAR MERAH BARAT KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2014 (DESCRIPTION OF IRON, ZINC CONSUMPTION AND NUTRITIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi, maka kehadiran makanan siap saji semakin memanjakan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pola konsumsi
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut
Lebih terperinciHubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta
Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta Nanik Kristianti, Dwi Sarbini dan Mutalazimah Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor yang penting untuk menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas dari pembahasan mengenai zat-zat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, pada saat ini menghadapi masalah yang berhubungan dengan pangan, gizi dan kesehatan. Dalam bidang gizi, Indonesia diperkirakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent killer merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi karena merupakan pembunuh tersembunyi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia defisiensi besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan negara miskin,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Gambaran Umum SMA Negeri 4 Malang SMA Negeri 4 Malang adalah Sekolah Menengah Atas Negeri yang terletak di jalan Tugu Utara No. 1, Malang, Jawa Timur, Indonesia.
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN POLA MAKAN PADA REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI SMP NEGERI 2 KOTAPINANG KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN POLA MAKAN PADA REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI SMP NEGERI 2 KOTAPINANG KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN RELATED KNOWLEDGE NUTRITION AND DIET ADOLESCENT WITH ANEMIA
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF PERILAKU MAKAN MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA
STUDI DESKRIPTIF PERILAKU MAKAN MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA Ingrid Perlisa Lomanjaya, Evelyn Ariestya Soegiono, Program Studi Manajemen Perhotelan Fakultas Ekonomi Jl. Siwalankerto 121
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi
Lebih terperinciLampiran I Daftar Riwayat Hidup. : Afdhal Putra. : Islam. :
49 Lampiran I Daftar Riwayat Hidup Nama Lengkap Jenis Kelamin : Afdhal Putra : Laki-laki Tempat/Tanggal Lahir : Kubang, 16 September 1994 Warga Negara Agama Alamat : Indonesia : Islam : Jalan Nazir Alwi
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DENGAN POLA MAKAN UNTUK PENCEGAHAN ANEMIA DI SMA SWASTA BINA BERSAUDARA MEDAN TAHUN 2014 No. Responden : A. IDENTITAS RESPONDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejumlah penyakit degeneratif di Indonesia seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan stroke menunjukkan peningkatan insiden (Riskesdas, 2013). Penyakit degeneratif
Lebih terperinciRumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Index Massa Tubuh Index Massa tubuh adalah salah satu pengukuran status gizi antopometri seseorang dengan menggunakan tinggi badan dan berat badan. Cara ini efektif digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh negatif yang secara langsung maupun tidak langsung. yang berperan penting terhadap munculnya overweight (Hadi, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki berbagai masalah gizi, seperti gizi kurang dan gizi lebih. Gizi lebih sering terjadi pada kota besar karena biasanya
Lebih terperinciPERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya)
PERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya) Mohamad Yoga Nugraha 1) Siti Novianti 2) dan Nurlina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight merupakan masalah kesehatan dunia dengan jumlah prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun berkembang. Prevalensi overweight
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang terjadi beberapa tahun terakhir mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang mengalami perubahan yang menonjol
Lebih terperinciHubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia Tahun
Mutiara Medika Edisi Khusus Vol. 9 No. 2: 121-128, Oktober 2009 Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia 11-13 Tahun The Correlation Between
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular yang berkaitan dengan gizi seperti diabetes mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et al., 2006 dalam Sacks,
Lebih terperinciKEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya)
KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya) Arief 1) Hidayanti 2) Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang dan membangun, Indonesia masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan dengan negara lain yang sudah
Lebih terperinciNutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati
Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinci