UNIVERSITAS INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN ENGINEERING BP TANGGUH, TELUK BINTUNI, PAPUA SKRIPSI ATIKA PUSPITA SARI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA DEPOK JUNI 2012

2 UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN ENGINEERING BP TANGGUH, TELUK BINTUNI, PAPUA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi dalam bidang Ilmu Administrasi ATIKA PUSPITA SARI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA DEPOK JUNI 2012 ii

3

4

5 KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena berkat rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja pada: Karyawan Engineering BP Tangguh, Teluk Bintuni, Papua ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana dari Program Ekstensi Ilmu Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, dorongan serta motivasi dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik dalam pengumpulan data dan bahan pengajian pembahasan. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Prof. DR. Bambang Shergi Laksmono, Msc selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,. 2. Drs. Asrori, MA, FLMI selaku Ketua Program Sarjana Ekstensi Ilmu Administrasi FISIP UI. 3. Fibria Indriati, S. Sos, M. Si selaku Ketua Program Sarjana Ekstensi Ilmu Administrasi Niaga FISIP UI. Terima kasih atas semua informasi dan semangat yang telah diberikan. 4. Drs. Heri Faturrahman, M.Si selaku Ketua Sidang. 5. Drs. Kusnar Budi, M.Bus selaku Pembimbing Skripsi. Terima kasih banyak atas semua waktu, arahan, bimbingan dan kesabaran dalam membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Drs. Pantius D. Soeling, M.Si selaku Penguji. 7. Nurul Safitri, S.Sos, M.A selaku Sekretaris Sidang dan dosen riset bisnis. Terima kasih banyak atas semua ilmu yang diberikan kepada penulis. 8. Segenap staf pengajar Program Sarjana Ekstensi Ilmu Administrasi Niaga FISIP UI yang telah banyak membantu, serta membagi ilmu dalam perkuliahan.

6 9. Bunda, Ayah, Kakak Gita, Mas Faham, Adik Nisa dan Adel yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis. Terutama untuk Mas Faham, terima kasih buat semua bantuannya ya, mas. 10. Seluruh Karyawan engineering dari BP Tangguh, terima kasih banyak karena telah meluangkan waktunya untuk pengisian kuesioner penelitian. 11. Teman-teman seperjuangan: Mega, Yetta, Gera, Ria, Dhita, Rini, Fifi, dan Fitri yang selalu membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman-teman Administrasi Niaga Ekstensi angkatan 2010, terutama untuk penyetaraan 72. Terima kasih atas saat-saat yang menyenangkan di FISIP UI. Im gonna miss you all. 13. Seluruh pegawai dan staf administrasi Program Ekstensi Ilmu Administrasi FISIP UI yang telah banyak membantu penulis dalam pengurusan berbagai berkas yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini. 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan di dalam penyusunannya. Oleh karena itu, penulis meminta maaf sebesar-besarnya apabila terjadi kesalahan tulisan baik yang disengaja maupun tidak. Harapan dari penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang ingin melakukan penelitian serupa. Depok, Juni 2012 Atika Puspita Sari

7

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I II III IV V VI VII VIII IX BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pokok Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Penelitian Sistematika Penulisan 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu Konstruksi Model Teoritis Manajemen Sumber Daya Manusia Peranan MSDM Produktivitas Kerja Keselamatan Kesehatan Kerja Tujuan dan Manfaat K Keselamatan Kerja Kecelakaan Kerja Kesehatan Kerja Sistem Manajemen K Tujuan SMK Pengaruh K3 Terhadap Produktivitas Kerja Model Analisis Hipotesis Operasionalisasi Konsep 32 BAB 3 METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian Berdasarkan Manfaat Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu Berdasarkan Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder Populasi dan Sampel Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas 40

9 3.5.2 Uji Reliabilitas Teknik Analisis Data Keterbatasan Penelitian 44 BAB 4 PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan BP Tangguh, Papua Visi dan Misi Struktur Organisasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Uji Validitas Hasil Uji Reliabilitas Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan Usia Berdasarkan Lama Bekerja Berdasarkan Status Pernikahan Pembahasan Data Jawaban Responden Variabel Keselamatan Kesehatan Kerja Variabel Produktivitas Kerja Analisis Spearman Koefisien Determinasi 84 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran 85 DAFTAR PUSTAKA 86

10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2-1 Teori Domino Terjadinya Kecelakaan 24 Gambar 2-2 Model Analisis 31 Gambar 4-1 Struktur Organisasi Karyawan Engineering BP 48 Tangguh Gambar 4-2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 56 Gambar 4-3 Data Responden Berdasarkan Usia 57 Gambar 4-4 Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja 58 Gambar 4-5 Data Responden Berdasarkan Status 59 Gambar 4-6 Kurva Penerimaan Ho 83

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1-1 Laporan Kecelakaan Kerja PT. Jamsostek Tabel 2-1 Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu 8 Tabel 2-2 Operasionalisasi Konsep Keselamatan Kesehatan Kerja 33 Tabel 2-3 Operasionalisasi Konsep Produktivitas Kerja 35 Tabel 3-1 Skor Penilaian 39 Tabel 3-2 Nilai Kekuatan Hubungan Antar Variabel 42 Tabel 4-1 Jumlah Karyawan Engineering BP Tangguh 47 Tabel 4-2 Nilai KMO Barlett Test Of Sphericity 50 Tabel 4-3 Nilai Anti Image (VI) Mengukur dan Mengawasi 51 Tabel 4-4 Nilai Anti Image (VI) Pencegahan Kecelakaan 51 Tabel 4-5 Nilai Anti Image (VI) Pencegahan Penyakit 52 Tabel 4-6 Nilai Anti Image (VI) Manajemen Tekanan 52 Tabel 4-7 Nilai Anti Image (VI) Program Kesehatan 53 Tabel 4-8 Nilai Anti Image (VD) Kuantitas Kerja 53 Tabel 4-9 Nilai Anti Image (VD) Kualitas Kerja 54 Tabel 4-10 Nilai Anti Image (VD) Ketepatan Waktu 54 Tabel 4-11 Reliabilitas Dimensi Variabel K3 55 Tabel 4-12 Reliabilitas Dimensi Variabel Produktivitas Kerja 55 Tabel 4-13 awaban esponden Mendata Semua Kecelakaan 60 Tabel 4-14 awaban esponden Membuat Tim nvestigasi 61 Tabel 4-15 awaban esponden Menganalisa Hasil nvestigasi 61 Tabel 4-16 awaban esponden Membuat aporan Kecelakaan 62 Tabel 4-17 awaban esponden Prosedur Kerja Memadai 62 Tabel 4-18 awaban esponden Prosedur Kerja ipahami 63 Tabel 4-19 awaban esponden Peralatan Sesuai Pekerjaan 64 Tabel 4-20 awaban esponden Peralatan Sesuai Metode 64 Tabel 4-21 awaban esponden Peralatan Ber ungsi Baik 65 Tabel 4-22 awaban esponden Pengecekan utin Peralatan 65 Tabel 4-23 awaban esponden Alat Pelindung iri 66

12 Tabel 4-24 awaban esponden Sarana Kesehatan yang Memadai 67 Tabel 4-25 awaban esponden Tim Medis epat Tanggap 67 Tabel 4-26 Jawaban esponden Medical Check p 68 Tabel 4-27 awaban esponden zin it To ork 68 Tabel 4-28 awaban esponden Penyuluhan Kebersihan 69 Tabel 4-29 awaban esponden Pengiriman Tips Kesehatan 69 Tabel 4-30 awaban esponden Pelatihan Pengenalan 70 ingkungan Tabel 4-31 awaban esponden Pelatihan Keselamatan Kerja 70 Tabel 4-32 awaban esponden Mengadakan Seminar 71 Tabel 4-33 awaban esponden Mengadakan Acara Gathering 72 Tabel 4-34 awaban esponden Penawaran munisasi Gratis 72 Tabel 4-35 awaban esponden Asuransi Kesehatan 73 Tabel 4-36 awaban esponden Sarana Olahraga 73 Tabel 4-37 awaban esponden Bertanggung awab atas Output 74 Tabel 4-38 awaban esponden Mencapai Target Kerja 74 Tabel 4-39 Jawaban Responden Memaksimalkan Hasil Pekerjaan 75 Tabel 4-40 awaban esponden Menyelesaikan Pekerjaan 76 Tabel 4-41 awaban esponden Nyaman dalam Bekerja 76 Tabel 4-42 awaban esponden Fasilitas Kerja 77 Tabel 4-43 awaban esponden Teliti dalam Bekerja 77 Tabel 4-44 awaban esponden Berkonsentrasi dalam Bekerja 78 Tabel 4-45 awaban esponden Kondisi Kerja 78 Tabel 4-46 awaban esponden Pekerjaan dengan api 79 Tabel 4-47 awaban esponden Mengoptimalkan Kemampuan 79 Tabel 4-48 Jawaban esponden Masuk Kerja Tepat aktu 80 Tabel 4-49 awaban esponden Menyelesaikan Pekerjaan 80 Tabel 4-50 awaban esponden Bekerja Sesuai am Kerja 81 Tabel 4-51 awaban esponden Meman aatkan aktu am Kerja 81 Tabel 4-52 Korelasi Rank Spearman 82

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian X Lampiran 2 Hasil SPSS Uji Validitas & Reliabilitas XI Lampiran 3 Hasil SPSS Data Responden XII Lampiran 4 Hasil SPSS Jawaban Responden XIII Lampiran 5 Hasil SPSS analisis Rank Spearman XIV

14 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, angka kecelakaan kerja menunjukkan angka yang sangat mengkhawatirkan. Bahkan menurut penelitian International Labor Organization (ILO). Indonesia menempati urutan ke 52 dari 53 negara dengan manajemen K3 yang buruk. Padahal biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan akan sangat besar apabila sampai terjadi kecelakaan di tempat kerja (Hanggraeni, 2012;172). Menurut data International Labour Organitation (ILO) pada tahun 2010, tercatat setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang yang meninggal akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sekitar 160 juta orang menderita penyakit akibat kerja dan terjadi sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (ILO 2009 dalam Ramli, 2010;2) Berdasarkan data PT. Jamsostek jumlah kasus kecelakaan dalam 10 tahun terakhir berfluktuasi. Hal ini sejalan dengan jumlah peserta aktif yang juga bersifat fluktuatif. Adapun mengenai rincian Jumlah kasus kecelakaan selama tahun dapat dijabarkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 1-1 Laporan Kecelakaan Kerja PT. Jamsostek Selama Periode Tahun Jumlah Kecelakaan Sumber: Jamsostek, diunduh pada 27 Maret 2012 Dari total kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2010, pembayaran klaim oleh PT. Jamsostek sebesar Rp 358,458 miliar. Sedangkan selama tahun 2011, Jamsostek telah membayarkan klaim jaminan kecelakaan kerja (JKK) sebesar Rp 400 miliar lebih dari sekitar kasus kecelakaan kerja yang terjadi. (Jamsostek. Perlindungan Maksimal untuk Perlindungan Kerja. 2011, diakses pada 27 Maret 2012). Semuanya ini

15 2 mengindikasikan masih rendahnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja di tanah air kita. Keselamatan dan kesehatan kerja belum mendapat perhatian dan menjadi budaya di tengah masyarakat Indonesia. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. (Gravel, Rheaume & Legendre, 2011;166) Dengan mengurangi tingkat dan parahnya kecelakaan kerja, penyakit, kekerasan di tempat kerja, dan tekanan karena penyakit, serta dengan meningkatkan kualitas kehidupan kerja bagi pegawainya, maka perusahaan bisa lebih efektif. Beberapa konsekuensi positif dari tempat kerja yang aman dan sehat adalah (Jackson, Schuler, dan Werner, 2011;264): Produktivitas yang lebih tinggi karena berkurangnya hari kerja yang hilang, Meningkatnya efisiensi dan kualitas tenaga kerja yang lebih sehat, Berkurangnya pengeluaran medis dan asuransi, Menurunnya tingkat pembayaran pegawai dan pembayaran langsung karena sedikitnya tuntutan yang diajukan, Meningkatnya reputasi sebagai perusahaan terbaik. Bertolak pada kurangnya kesadaran akan pentingnya program K3, maka seharusnya pihak manajer perusahaan perlu memberikan perhatian yang sungguhsungguh terhadap pentingnya pemahaman, serta program pelaksanaan K3 dalam organisasi perusahaan. Karena hanya dengan langkah-langkah serius cerdas dan kongkret dari pihak pemilik/manajemen perusahaan, K3 tersebut dapat terwujudkan. Dewasa ini program keselamatan dan kesehatan kerja telah menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Manajemen K3 bukan hanya menjadi tanggung jawab bagian Departemen Sumber Daya Manusianya saja, tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak yang ada di dalam perusahaan.

16 3 Dengan meningkatkan keselamatan dan kesehatan tempat kerja, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran sekaligus memenuhi kebutuhan pegawainya, serta memenuhi kewajiban mereka bagi masyarakat luas. Karena program K3 dapat menghasilkan sumber daya manusia yang lebih produktif yang dapat melaksanakan pekerjaan secara kreatif. Selain itu K3 dapat mendorong pegawai untuk bekerja lebih maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja (Shikdar & Sawaqed, 2004;224). Perkembangan perusahaan sangat tergantung pada produktivitas karyawan yang dimilikinya. Melalui program K3 yang baik, diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja dan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif, sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat yang dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan dalam membangun dan membesarkan usahanya (Ridley, 2008;39). Produktivitas adalah interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor yang mendasar, yaitu investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi, serta riset, manajemen dan tenaga kerja (Sinungan dalam Setiawan, 2009;48). Saat ini banyak perusahaan-perusahaan perminyakan yang berlokasi di Indonesia, salah satunya adalah British Petroleum Indonesia atau yang lebih dikenal dengan sebutan BP Indonesia. Perusahaan ini bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak serta gas alam cair di perairan laut Jawa dan Tangguh, Irian Jaya. BP Indonesia memiliki satu proyek yang berlokasi di Teluk Bintuni Papua, yang dinamakan proyek Tangguh atau BP Tangguh. BP Tangguh merupakan operator dari proyek Tangguh sebagai kontraktor PSC (Production Sharing Contract) untuk minyak dan gas di Indonesia dengan BP Migas (Badan Pengawas Minyak & Gas). Proyek Tangguh itu sendiri mengolah gas alam yang diubah ke dalam bentuk cair (LNG) sehingga lebih mudah untuk didistribusikan ke pasar asing yangberlokasi di Asia maupun Eropa. ( diakses pada 14 Maret 2012)

17 4 Dalam sebagian besar proses kerjanya dalam eksplorasi dan produksi gas dan perminyakan, tentunya proses kerja banyak dilakukan di luar ruangan, untuk proyek Tangguh sendiri yang terletak di Teluk Bintuni Papua dilakukan di lepas pantai. Melihat akan kondisi lingkungan serta proses kerja yang sangat rawan dan berisiko tinggi terhadap tingginya kecelakaan, maka BP harus dapat memenuhi tanggung jawabnya dalam memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi para karyawannya dengan menerapkan program keselamatan kesehatan kerja. Mengingat hal itu dalam perusahaan BP keselamatan kesehatan kerja sangat diutamakan dalam menjalankan bisnisnya, karena tujuan dari perusahaan ini adalah tidak ada kecelakaan, tidak membahayakan orang lain, dan tidak merusak lingkungan. Oleh karena itu terdapat satu departemen yang dibentuk khusus untuk menangani keselamatan kesehatan kerja bagi karyawannya (HSE). HSE merupakan kepanjangan dari Health Safety Environment, departemen ini mencakup tentang pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja, selain itu juga menciptakan kondisi lingkungan kerja yang kondusif, aman, nyaman, serta memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai sesuai dengan standar keamanan yang diharapkan agar dapat meningkatkan produktivitas kerja bagi para pekerjanya ( diakses pada 14 Maret 2012). 1.2 Pokok Permasalahan Keberhasilan perusahaan tergantung pada produktivitas kerja dari para karyawannya. Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja dari perusahaan merupakan faktor yang akan membuat karyawan merasakan aman dan nyaman dalam bekerja, sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerja dari karyawan tersebut meningkat dan dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diteliti lebih lanjut pengaruh keselamatan kesehatan kerja terhadap tingkat produktivitas kerja pada karyawan lapangan BP Tangguh yang berlokasi di Teluk Bintuni, Papua. Dalam penelitian ini terdapat beberapa masalah yang dituangkan dalam pertanyaan, sebagai berikut:

18 5 1. Apakah pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja dapat mempengaruhi tingkat produktivitas kerja pada karyawan lapangan BP Tangguh bagian Engineering? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini diadakan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh pelaksanaan program keselamatan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja pada karyawan lapangan BP Tangguh bagian Engineering. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi akademisi a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang pelaksanaan program kesehatan keselamatan kerja. b. Sebagai salah satu sumber referensi bagi kepentingan keilmuan dalam mengatasi masalah yang sama atau terkait di masa yang akan datang. c. Sebagai sumbangan pemikiran yang akan berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 2. Bagi praktisi a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh pelaksanaan kesehatan keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan lapangan BP Tangguh bagian Engineering. b. Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen sumber daya manusia pada BP Tangguh dalam membantu mengidentifikasi bagaimana kesehatan keselamatan kerja akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan lapangan bagian Engineering.

19 6 1.5 Batasan Penelitian Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, oleh karena keterbatasan peneliti, maka pada penelitian ini peneliti hanya membatasi pada program kesehatan dan keselamatan kerja, serta yang diteliti adalah karyawan lapangan bagian Engineering pada BP Tangguh yang dalam kesehariannya berhadapan langsung dengan pekerjaan beresiko tinggi yang erat kaitannya dengan masalah Keselamatan kesehatan kerja, dan semua faktor produktivitas yang telah disebutkan dianggap tetap. 1.6 Sistematika Penulisan Pada bagian sistematika penulisan ini, peneliti menguraikan secara singkat mengenai apa yang akan dibahas dalam penelitian yang berkaitan dengan objek penelitian. Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan susunan sebagai berikut: BAB 1 : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis mengemukakan tentang latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis mengemukakan tinjauan pustaka dengan menghimpun teori dan konsep dari berbagai literatur yang berasal dari penelitian terdahulu, konstruksi model teoritis, model analisis, hipotesis yang merupakan dugaan sementara dari hasil penelitian, dan diakhiri dengan operasionalisasi konsep. BAB 3 : METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis menjabarkan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik analisis data, serta diakhiri dengan keterbatasan penelitian. BAB 4 : PEMBAHASAN Pada bab ini penulis mengemukakan tentang profil obyek penelitian, pengujian dan hasil analisis data, pembuktian hipotesis, pembahasan

20 7 BAB 5 hasil analisis, dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan dalam pokok permasalahan. : SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan, serta saran dari hasil penelitian yang didapat.

21 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa pelaksanaan program K3 di setiap perusahaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Faktor dari program K3 tersebut dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yang akan berdampak pada keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dalam penelitian ini, penulis mencoba mengambil rujukan dari beberapa penelitian sebelumnya yang mempunyai bahasan penelitian yang kurang lebih sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang lebih mengenai topik penelitian yang akan dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu, yaitu berupa 2 (dua) buah skripsi yang berkaitan dengan pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja.perbandingan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan penulis dapat dilihat pada tabel berikut ini: Judul Tabel 2-1 Perbandingan Dengan Penelitian Terdahulu Peneliti 1 Alifiyaumi (2007) Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja (Studi pada karyawan bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto) Peneliti 2 Fitri Asvianti Handayani (2010) Persepsi Karyawan Mengenai Pengaruh Penerapan K3 Terhadap Produktivitas Kerja di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco Peneliti 3 P. Katsuro, C.T. Gadzirayi, Taruwona M, Suzanna Mupararano (2010) Impact of Occupational Health and Safety on Worker Productivity: A case of Zimbabwe food industry

22 9 Lanjutan Peneliti 1 Peneliti 2 Peneliti 3 Tujuan 1. Untuk mendeskripsikan program keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan produktivitas kerja karyawan. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh program keselamatan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini berusaha menjelaskan tentang pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto. Untuk mengetahui pengaruh faktor keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan kesehatan terhadap produktivitas kerja yang dihasilkan oleh karyawan di bagian produksi. 1. Untuk mengetahui jenis masalah kesehatan karyawan melalui jenis pekerjaan mereka. 2. Untuk menguji dampak standar keselamatan dan kesehatan kerja pada produktivitas 3. Untuk menilai sikap manajemen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan Pendekatan Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif Jenis Deskriptif Penelitian Korelasional Deskriptif Deskriptif Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner terhadap karyawan di bagian produksi sebagai responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan melalui buku dan laporan instansi terkait serta Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner dengan bantuan supervisor

23 10 studi lapangan dengan melakukan survey dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada karyawan bagian produksi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco. produksi, tinjauan pustaka, wawancara dan observasi. Hasil 1. Program keselamatan kerja di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto, tergolong cukup baik. Hal ini terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sub variabel keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. 2. Program kesehatan kerja di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto, dikategorikan baik. Hal ini terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sub variabel kesehatan kerja terhadap Keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan jaminan kesehatan secara keseluruhan dan bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan di bagian produksi pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco. Studi ini menemukan bahwa buruknya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik-pabrik makanan dapat menurunkan kinerja pekerja sehingga produktivitas karyawan menurun. Oleh karena itu penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik-pabrik makanan harus dikelola dengan baik agar dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

24 11 Lanjutan produktivitas kerja karyawan. 3. Produktivitas kerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto juga dikategorikan baik. Sumber: Diolah Oleh Penulis Berdasarkan tabel diatas, penelitian pertama berjudul Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja (Studi pada karyawan bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto) yang ditulis oleh Alifiyaumi mahasiswi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang, Jurusan Manajemen tahun Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan program keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan produktivitas kerja karyawan. Selain itu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh program keselamatan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini berusaha menjelaskan tentang pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto. Penelitian ini memiliki 2 (dua) variabel, yaitu variabel Independent(X) adalah Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2), sedangkan variabel Dependent adalah produktivitas kerja karyawan (Y). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner terhadap karyawan di bagian produksi sebagai responden. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto yang berjumlah 62 orang. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda. Hasil temuan dari penelitian ini adalah: 1. Program keselamatan kerja di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto, tergolong cukup baik. Hal ini

25 12 terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sub variabel keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. 2. Program kesehatan kerja di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto, dikategorikan baik. Hal ini terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sub variabel kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. 3. Produktivitas kerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto juga dikategorikan baik. Berdasarkan hasil analisis data dibuktikan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja mempengaruhi produktivitas kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto. Serta dibuktikan pula bahwa program kesehatan kerja lebih mempengaruhi produktivitas dibandingkan program keselamatan kerja. Penelitian kedua berupa skripsi yang berjudul Persepsi Karyawan Mengenai Pengaruh Penerapan K3 Terhadap Produktivitas Kerja di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco yang ditulis oleh Fitri Asvianti Handayani Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan, Jurusan Teknik Industri tahun Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan kesehatan terhadap produktivitas kerja yang dihasilkan oleh karyawan di bagian produksi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif dipakai untuk menggambarkan, menjelaskan, dan menguraikan tingkat produktivitas kerja pada karyawan bagian produksi di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco berdasarkan indikator variabel yang disesuaikan dengan pengaruh penerapan K3 pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan melalui buku dan laporan instansi terkait serta studi lapangan dengan melakukan survey dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada karyawan bagian produksi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco. Dalam pengolahan data akan digunakan persamaan regresi berganda, pengujian hipotesis, dan koefisien determinasi. Uji ini dipakai untuk mengetahui

26 13 bagaimana pengaruh faktor keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan kesehatan terhadap produktivitas kerja karyawan di bagian produksi. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan jaminan kesehatan secara keseluruhan dan bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan di bagian produksi pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco. Penelitian ketiga berupa Journal of Business Management yang berjudul Impact of Occupational Health and Safety on Worker Productivity: A case of Zimbabwe food industry yang ditulis oleh P. Katsuro, C. T. Gadzirayi, Taruwona M, dan Suzanna Mupararano pada tahun Dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif digunakan untuk tindakan strategi yang mempelajari situasi saat ini untuk menentukan masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 124 orang yang terdiri dari 73 karyawan toko, 1 perawat klinik industri dan 50 karyawan pabrik. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa masih buruknya keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik-pabrik makanan yang ada di Zimbabwe, yang dapat menurunkan kinerja pekerja sehingga menyebabkan penurunan produktivitas karyawan. Dengan demikian keselamatan kesehatan kerja di suatu perusahaan maupun pabrik makanan penting untuk dikelola dengan baik agar dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dari 3 (tiga) penilitian terdahulu diatas, ada beberapa persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan. Persamaannya yaitu memiliki tema penelitian yang sejenis yaitu mengenai pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja, dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan. Selain itu samasama menggunakan pendekatan kuantitatif. Namun penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan 3 (tiga) penelitian terdahulu yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu jenis penelitian ini termasuk kedalam penelitian eksplanatif, penelitian ini juga menggunakan konsep/teori dan indikator yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Selain itu objek penelitian yang diteliti juga berbeda dengan penelitian sebelumnya. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Perusahaan Minyak dan Gas, sedangkan dalam

27 14 penelitian sebelumnya objek penelitian yang diteliti adalah Pabrik gula, makanan dan perusahaan manufaktur. 2.2 Konstruksi Model Teoritis Dalam penelitian ini terdapat beberapa konsep yang digunakan, yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia, Produktivitas Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Pengaruh K3 terhadap Produktivitas Kerja Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu organisasi baik perusahaan maupun instalasi dalam melakukan aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu masalah karyawan merupakan masalah besar yang harus mendapat perhatian bagi perusahaan. ( Dessler, 2006;4) Manusia sebagai sebuah sumber daya, di dalam sebuah organisasi haruslah diatur dan dikelola sedemikian rupa agar dapat terkoordinasi dengan baik dan bisa mendukung pencapaian rencana strategis organisasi. Apabila sumber daya manusia ini tidak dikelola dengan baik, maka kesuksesan sebuah organisasi dalam pencapaian tujuan serta rencana strategisnya sulit untuk diwujudkan. Sumber daya manusia yang dikelola dengan baik, dapat mewujudkan keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. Perkembangan usaha dan organisasi perusahaan sangatlah bergantung pada produktivitas tenaga kerja yang ada di perusahaan (Mondy, 2008;191) Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memusatkan perhatian pada unsur manusia. Unsur manusia (Man) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu khusus untuk untuk mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;12).

28 15. Manajemen sumber daya manusia penting bukan hanya bagi manajer di bagian HR departemen, tapi juga penting bagi semua manajer di semua bagian. Hal ini bertujuan agar para manajer tersebut mampu menerapkan pengelolaan sumber daya manusia yang baik dan benar (Hanggraeni, 2012;5). Dalam proses pemanfaatan sumber daya manusia terdapat sebuah aktivitas-aktivitas yang mencoba untuk memfasilitasi orang-orang yang ada di dalam organisasi untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian rencana strategis organisasi (Dessler, 2006;5). Salah satu aktivitas sumber daya manusia adalah keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat melindungi pekerja dari bahaya di tempat kerja serta dapat meningkatkan produktivitas kerjanya (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;13) Produktivitas Kerja Produktivitas merupakan suatu aspek yang penting bagi perusahaan karena apabila tenaga kerja dalam perusahaan mempunyai kerja yang tinggi, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan dan hidup perusahaan akan terjamin (Gomes, 2003;159). Usaha peningkatan produktivitas harus direncanakan secara baik dan sistematis, sehingga berhasil apabila diaplikasikan kedalam suatu perusahaan (Hameed & Amjad, 2009;2). Produktivitas menurut Cascio (2003;25) adalah ukuran dari output hasil berupa barang dan jasa relatif terhadap input-input tenaga kerja, bahan baku dan peralatan. Klingner & Nanbaldian dalam Gomes (2003;160) menyatakan bahwa produktivitas merupakan fungsi perkalian dari usaha pegawai (effort), yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan kemampuan pegawai (ability). Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa produktivitas kerja adalah penggunaan sumber daya manusia, keterampilan, teknologi dan manajemen untuk memperbaiki kehidupan agar menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Seorang karyawan dapat dikatakan produktif apabila ia mampu menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak dibandingkan dengan karyawan lain dalam waktu yang sama (Hameed & Amjad, 2009;3) Mengingat pentingnya peranan manusia dalam suatu perusahaan, yang apabila salah memanfaatkan tenaga kerja manusia tersebut akan dapat

29 16 menimbulkan masalah yang sangat rumit, yang justru bisa menghancurkan tujuan perusahaan yang bersangkutan. Untuk itu, tenaga kerja manusia sangat perlu mendapatkan perhatian yang khusus karena pemakaian tenaga kerja manusia secara efektif merupakan kunci dari peningkatan produktivitas (Ardana, Mujiati & Utama, 2012;269). Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah tingkat pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, keselamatan (safety) dan kesehatan yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. Peningkatan produktivitas tidak akan tercapai jika dalam proses kerjanya terjadi kecelakaan atau kerusakan yang dapat mengakibatkan kualitas menurun dan kapasitas produksi tidak tercapai (Shikdar & Sawaqed;564). Oleh sebab itu keselamatan dan kesehatan kerja berperan penting dalam menjamin keamanan dalam proses produksi, sehingga produktivitas kerja karyawan dapat tercapai (Ridley, 2008;57). Adapun alat ukur produktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada teori Hameed & Amjad (2009;5). Menurutnya faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi: Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standart yang ada atau ditetapkan oleh perusahaan. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan karyawan. Dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan standart yang ditetapkan oleh perusahaan. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output Keselamatan dan Kesehatan Kerja Peningkatan produktivitas kerja karyawan dan keselamatan kesehatan kerja adalah aspek utama yang diperhatikan oleh setiap perusahaan. Beberapa

30 17 yang menjadi masalah adalah tempat kerja yang tidak layak, hal ini dapat mengarah kepada bahaya yang dapat timbul di tempat kerja itu sendiri, kesehatan pekerja yang rendah, dan menurunnya produktivitas kerja dari karyawan. Program keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Apabila perusahaan dapat mengelola keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik maka dapat mengurangi atau menghilangkan kecelakaan serta penyakit akibat kerja serta dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan (Shikdar & Sawaqed, 2004; ). Keselamatan dan kesehatan kerja amat berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan memiliki jangkauan berupa terciptanya masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan sejahtera. Banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dapat menimbulkan dampak negatif, tidak saja bagi perusahaan bahkan merugikan manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan ilmu dan seni dalam pengelolaan hazard (bahaya) dan risiko agar tercipta kondisi tempat kerja yang aman dan sehat. ILO telah menetapkan bahwa penerapan K3 sangat penting guna memberikan perlindungan bagi para pekerja dari bahaya penyakit dan kecelakaan yang dapat ditimbulkan di tempat kerja (Hanggraeni, 2012;176). Kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja bisa berdampak negatif bagi perusahaan, karena akan mengurangi efisiensi perusahaan. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa pihak manajer perusahaan perlu memberi perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pentingnya pemahaman, program pelaksanaan K3 dalam organisasi perusahaan (Shidkar & Sawaqed, 2004;224). Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mengacu pada kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan kesehatan yang efektif, maka semakin sedikit pegawai yang akan mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di perusahaan tersebut (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;267). Kondisi fisiologis-fisikal adalah penyakit dan kecelakaan kerja seperti hilangnya nyawa atau anggota tubuh, cedera karena gerakan

31 18 repetitif, cedera punggung, serta kondisi-kondisi lain yang merupakan akibat dari lingkungan kerja yang tidak sehat. Kondisi psikologis pekerja mencakup gejala-gejala kesehatan mental yang buruk dan kejenuhan pada pekerjaan, termasuk kelesuan, kelelahan emosional, menutup diri, bingung akan tugas dan peran, tidak mempercayai orang lain, tidak pernah memperhatikan, mudah marah, dan kecenderungan untuk merasa bingung atas sesuatu hal. Kondisi-kondisi tersebut merupakan akibat dari tekanan di tempat kerja dan kualitas kehidupan kerja yang buruk. Untuk meningkatkan keselamatan kesehatan kerja terdapat banyak upaya yang dapat digunakan oleh pihak perusahaan. Beberapa diantaranya adalah mengukur dan mengawasi, pencegahan kecelakaan, pencegahan penyakit, manajemen tekanan, dan program kesehatan (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;289). Dessler (2003;834) mengatakan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja diselenggarakan karena tiga alasan pokok, yaitu: 1. Moral. Para pengusaha menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja pertama sekali semata-mata atas dasar kemanusiaan. Mereka melakukan hal itu untuk memperingan penderitaan karyawan dan keluarganya yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 2. Hukum. Dewasa ini, terdapat berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman yang telah ditetapkan terhadap pihak-pihak yang melanggar cukup berat. Berdasarkan peraturan perundang-undangan itu, perusahaan dapat dikenakan denda, dan para supervisor dapat ditahan apabila ternyata bertanggung jawab atas kecelakaan dan penyakit fatal. 3. Ekonomi. Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipikul perusahaan dapat jadi cukup tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi kecil saja. Asuransi kompensasi karyawan ditujukan untuk memberi ganti rugi kepada pegawai yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

32 Tujuan dan Manfaat K3 Tujuan utama penerapan K3 adalah untuk mengurangi atau mencegah kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau kerugian materi. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain: (Lamm, Massey & Perry, 2006;76) 1. Memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi karyawan dalam berkarya pada semua jenis dan tingkat pekerjaan 2. Menciptakan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja 3. Meningkatkan produktivitas 4. Mengelola pengeluaran Hakikat dan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yaitu bahwa faktor K3 berpengaruh langsung terhadap efektivitas kerja pada tenaga kerja dan juga berpengaruh terhadap efesiensi produksi dari suatu perusahaan industri, sehingga dengan demikian mempengaruhi tingkat pencapaian produktivitasnya. Karena pada dasarnya tujuan K3 adalah untuk melindungi para tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan dan untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif sehingga upaya pencapaian produktivitas yang semaksimalnya dari suatu perusahaan dapat lebih terjamin (Ridley, 2008;54). Selain itu manfaat penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan menurut Mondy (2008;87) antara lain: 1. Pengurangan Absentisme Perusahaan yang melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja secara serius, akan dapat menekan angka risiko kecelakaan dan penyakit kerja di tempat kerja. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya karyawan yang tidak masuk karena alasan cedera dan sakit akibat kerja. 2. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan Karyawan yang bekerja pada perusahaan yang benar-benar memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya kemungkinkan untuk mengalami cedera atau sakit akibat kerja adalah kecil, sehingga semakin kecil pula kemungkinan klaim pengobatan/kesehatan dari mereka.

33 20 3. Pengurangan Turnover Pekerja Perusahaan yang menerapkan program K3 mengirim pesan yang jelas pada pekerja bahwa manajemen menghargai dan memperhatikan kesejahteraan mereka, sehingga menyebabkan para pekerja menjadi merasa lebih bahagia dan tidak ingin keluar dari pekerjaannya. 4. Peningkatan Produktivitas Perusahaan yang menerapkan program K3 dengan baik dapat mendorong karyawannya untuk bekerja lebih maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga dengan kondisi kerja dan program K3 yang baik dapat menjadikan karyawan senang dalam bekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja. Berdasarkan pada teori di atas tentang tujuan dan manfaat dari program keselamatan kesehatan kerja, maka dapat disimpulkan bahwa adanya program keselamatan kesehatan kerja akan memberikan jaminan rasa aman dan nyaman kepada setiap pekerja, sehingga dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas kerja bagi karyawan maupun perusahaan Keselamatan Kerja Keselamatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi naluri dari setiap makhluk hidup. Sejak manusia bermukim di muka bumi, secara tidak sadar mereka telah mengenal aspek keselamatan untuk mengantisipasi berbagai bahaya di sekitar lingkungan hidupnya (Ramli, 2010;6). Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah satunya yaitu perlindungan keselamatan. Perlindungan tersebut sebagai upaya agar tenaga kerja merasa aman melakukan kerjaannya sehari-hari untuk dapat meningkatkan produksi dan produktivitas karyawan (Mondy, 2008;86). Keselamatan telah menjadi salah satu hak asasi manusia yang harus dilindungi oleh pemerintah dan dihargai oleh anggota masyarakat lainnya. Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai soal disekitarnya dan pada dirinya yang dapat menimpa atau mengganggu dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya (Mondy, 2008;86)

34 21 Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi kerja. (Simanjuntak, 2011;). Ridley (2008;44) mengemukakan bahwa keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam bekerja. Perusahaan perlu menjaga keselamatan kerja terhadap para karyawannya, karena tujuan dari program keselamatan kerja diantaranya sebagai berikut: (Suma mur dalam Setiawan, 2009;47) a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. Menurut Mangkunegara (2002;170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah: a. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi: Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya. b. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi: Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik, dan pengaturan penerangan. Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2002;245) mendefinisikan keselamatan kerja menunjuk pada perlindungan kesejahteraan fisik dengan tujuan mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera yang terkait dengan pekerjaan. Program keselamatan yang dirancang dan dikelola dengan baik dapat memberikan keuntungan yaitu mengurangi kecelakaan dan biaya-biaya terkait, seperti kompensasi para pekerja dan denda.

35 22 Manajemen yang efektif membutuhkan sebuah komitmen organisasional pada kondisi bekerja yang aman. Inti dari manajemen keselamatan adalah komitmen organisasional pada usaha keselamatan yang komprehensif. Usaha ini harus dikoordinasi dari manajemen tingkat atas untuk memasukkan semua anggota organisasi dan juga harus terjemin dalam tindakan manajerial (Ridley, 2008;40). Ada tiga pendekatan berbeda yang digunakan oleh para pemberi kerja dalam mengatur keselamatan. Teori dan konsep yang dikembangkan dalam pendekatan ini, antara lain (Malthis dan Jackson, 2006;117): 1. Pendekatan Organisasional Banyak kecelakaan yang disebabkan faktor manajemen atau organisasi yang tidak kondusif sehingga mendorong terjadinya kecelakaan. Upaya keselamatan yang dilakukan dalam pendekatan organisasional antara lain: Merancang pekerjaan Mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan keselamatan Menggunakan komite-komite keselamatan Mengkoordinasikan investigasi kecelakaan 2. Pendekatan Teknik Mesin Pendekatan teknis menyangkut pada kondisi fisik, peralatan/mesin, material, proses maupun lingkungan kerja yang tidak aman. Upaya keselamatan yang dilakukan dalam pendekatan teknik mesin antara lain: Merancang lokasi dan peralatan kerja Meninjau peralatan Menerapkan prinsip-prinsip ergonomic 3. Pendekatan Individual Pendekatan secara individual didasarkan hasil statistik yang menyatakan bahwa 85% kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia dengan tindakan yang tidak aman. Karena itu untuk mencegah kecelakaan dilakukan berbagai upaya pembinaan unsur manusia untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga kesadaran K3 meningkat. Upaya yang dilakukan dalam pendekatan ini antara lain:

36 23 Menguatkan motivasi dan sikap keselamatan Memberikan pelatihan dan keselamatan karyawan Memberikan penghargaan keselamatan melalui program intensif Kecelakaan Kerja Upaya peningkatan keselamatan kerja tidak dapat dipisahkan dengan pencegahan kecelakaan, karena pencegahan kecelakaan merupakan program utama keselamatan kerja di suatu perusahaan. Keselamatan kerja bertalian dengan kecelakaan kerja, yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. Kecelakaan kerja secara umum dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas (Ridley, 2008;86). Kecelakaan kerja merupakan resiko yang dihadapi oleh setiap tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dengan kerugian tidak hanya korban jiwa dan materi bagi pekerja dan pengusaha tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara keseluruhan dan merusak lingkungan yang pada akhirnya berdampak langsung dengan masyarakat sekitar. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan atau disengaja atau direncanakan atau diinginkan yang berkaitan dengan hubungan kerja, yakni sebagai akibat pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan yang termasuk pada perjalanan menuju atau pulang dari tempat kerja yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas (Katsuro, Gadzirayi & Mupararano, 2010;2645). Kecelakaan dapat terjadi karena kondisi alat atau material yang kurang baik atau berbahaya. Kecelakaan juga dapat dipicu oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak aman. Disamping itu, kecelakaan juga dapat bersumber dari manusia yang melakukan kegiatan di tempat kerja dan menangani alat atau material. Faktor penyebab kecelakaan kerja dikategorikan menjadi dua: (Ramli, 2010;33) 1. Kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak melakukan tindakan penyelamatan (unsafe act) misalnya tidak mau menggunakan alat keselamatan dalam bekerja, melepas alat pengaman atau bekerja sambil

37 24 bergurau. Tindakan ini dapat membahayakan dirinya atau orang lain yang dapat berakhir dengan kecelakaan. 2. Kecelakaan yang disebabkan oleh keadaan lingkungan kerja yang tidak aman (unsafe condition) yaitu kondisi di lingkungan kerja baik alat, material atau lingkungan yang tidak aman dan membahayakan. Contohnya: penerangan, sirkulasi udara, temperature, kebisingan, getaran, penggunaan indikator warna, tanda peringatan, sistem upah, jadwal kerja, dan lain-lain. Menurut Heinrich dalam buku Ramli (2010;35), 88% kecelakaan disebabkan oleh perbuatan/tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act), sedangkan sisanya disebabkan oleh hal-hal yang tidak berkaitan dengan kesalahan manusia, yaitu 10% disebabkan kondisi yang tidak aman (unsafe condition) dan 2% disebabkan takdir tuhan. Pada gambar dibawah ini terlihat batu domino disusun sesuai dengan faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja yang dimaksud oleh Heinrich. Apabila kartu pertama atau kartu ketiga jatuh ke kanan maka semua kartu yang ada di kanannya akan jatuh. Dengan kata lain apabila terdapat suatu kesalahan manusia, maka akan tercipta suatu tindakan dan kondisi tidak aman yang dapat mengakibatkan kecelakaan serta timbulnya kerugian (Ramli,2010;33). Gambar 2-1: Teori Domino Terjadinya Kecelakaan Sumber: Industrial Accident PreventionH.W. Heinrich (dalam Ramli, 2010) Konsep dasar pada model ini adalah:

38 25 Kecelakaan adalah sebagai suatu hasil dari serangkaian kejadian yang berurutan. Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya. Penyebab-penyebabnya adalah faktor manusia dan faktor fisik. Kecelakaan tergantung pada lingkungan fisik kerja, dan lingkungan sosial kerja. Kecelakaan terjadi karena kesalahan manusia Kerugian akibat kecelakaan dikategorikan atas kerugian langsung (direct cost) dan kerugian tidak langsung (Indirect cost). Kerugian langsung misalnya cedera pada tenaga kerja dan kerusakan pada sarana produksi. Kerugian tidak langsung misalnya penurunan produksi, klaim atau ganti rugi, dampak sosial, citra dan kepercayaan konsumen (Ramli, 2010;18). Kecelakaan kerja dapat menimbulkan korban dan kerugian dalam bentuk: (Simanjuntak, 2011;165) 1. Pekerja dan atau orang lain meninggal atau luka; 2. Alat-alat produksi rusak; 3. Bahan baku dan bahan produksi lainnya rusak; 4. Bangunan terbakar atau roboh; dan 5. Proses produksi terhenti atau terganggu. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Pencegahan ini dilakukan untuk menghindari perusahaan dari permasalahan yang akan timbul apabila kecelakaan kerja sampai benar-benar terjadi. Beberapa pencegahan kecelakaan kerja diantaranya (Ridley, 2008;117): Mengurangi kondisi yang tidak aman. Hal ini dilakukan dengan cara memastikan bahwa kondisi dan lingkungan kerja telah memenuhi standar-standar keamanan. Mengurangi perilaku kerja yang tidak aman. Ini bisa dilakukan dengan cara memberikan kesadaran bagi para pekerja bahwa mematuhi standar-standar keamanan kerja adalah hal yang sangat penting. Memillih pekerja yang memiliki sikap kerja yang baik. Proses seleksi juga berperan dalam hal manajemen. Perusahaan harus bisa

39 26 memastikan bahwa pekerja yang dipilih memiliki sikap kerja yang baik. Artinya, pekerja tidak ceroboh, tidak lalai, bertanggung jawab, dan tidak memiliki intense untuk tidak mematuhi peraturan. Melakukan pelatihan K3. Pelatihan mengenai K3 penting untuk diadakan guna meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pekerja akan sumber-sumber bahaya dan cara penanganannya, sehingga bisa meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan kerja. Melakukan inspeksi dan motivasi secara terus menerus. Inspeksi harus selalu dilakukan untuk memastikan bahwa pekerja mematuhi dan melaksanakan standar keamanan yang ada. Apabila ditemukan pelanggaran, maka perusahaan bisa langsung melakukan koreksi dan hukuman kepada pekerja tersebut. Selain itu, motivasi untuk terus patuh terhadap standar keamanan juga harus selalu dilakukan, caranya bisa dengan menempelkan spanduk, poster, atau ajakan untuk selalu berperilaku kerja yang mengikuti standar keamanan. Melakukan audit K3. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa sistem dan manajemen K3 sudah direncanakan dan diimplementasikan dengan benar. Audit ini berguna untuk menemukan apakah ada ketidaksesuaian antara standar yang telah ditetapkan dengan implementasi nyata di lapangan Kesehatan Kerja Program kesehatan kerja merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan kerja yang baik akan memberikan keuntungan bagi para karyawan secara material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu untuk bekerja lebih lama (Gravel, Rheaume & Legendre, 2011;166). Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial (Asmui, Hussin & Paino, 2012;290). Selain itu kesehatan kerja menunjuk pada kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi secara umum dengan

40 27 tujuan memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh (Katsuro, Gadzirayi & Mupararano, 2010;2645). Wolf Kirsten (2008;138) mengemukakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan kesehatan karyawan untuk memberikan kondisi kerja yang lebih sehat, serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut, terutama bagi organisasi-organisasi yang mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi. Terdapat beberapa teknik baku yang dapat digunakan dalam pemeliharaan kesehatan pekerja. Ini meliputi pengambilan keputusan pencegahan penyakit, yang memberikan sarana-sarana untuk mencegah pekerja berkontak dengan substansi-substansi berbahaya, dan memastikan bahwa jika para pekerja terluka, cederanya dirawat dengan benar (Ridley, 2008;131). Pekerja yang tidak sehat dapat meningkatkan pengeluaran perusahaan. Dengan meningkatkan kesehatan pegawainya, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran tersebut dan meningkatkan keuntungan mereka. Penyakit akibat kerja dapat menimbulkan kerugian bagi pihak pekerja maupun perusahaan, antara lain: (Jackson, Schuler & Werner, 2011; 297) Produktivitas saat bekerja menurun karena penyakit Gangguan produksi karena ketidakhadiran dan tingkat keluar masuk pegawai Tingkat asuransi yang meningkat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Sistem manajemen K3 merupakan sebuah proses yang dilaksanakan secara terus menerus selama aktivitas kerja dan aktivitas perusahaan berlangsung. Selain itu implementasi dari manajemen K3 juga harus dikaji secara berkala untuk memastikan bahwa sistem yang telah diterapkan perusahaan telah mampu memberikan perlindungan yang optimal kepada para pekerja. Apabila sistem yang telah ada dirasa tidak cukup memberikan perlindungan, maka sistem K3 harus disesuaikan (Hanggraeni, 2012;172). Keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelola sebagaimana dengan aspek lainnya dalam perusahaan seperti operasi, produksi, logistik, sumber daya manusia, keuangan dan pemasaran. Aspek K3 tidak akan bisa berjalan seperti apa

41 28 adanya tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya terencana untuk mengelolanya. (Ramli, 2010;43) Dalam pelaksanaan manajemen K3 masih terdapat beberapa kekurangan dalam penerapannya, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu (Hanggraeni, 2012;180): Diadakan sosialisasi kepada seluruh perusahaan tentang K3, dan adanya regulerisasi sistem pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan kerja. Serta sosialisasi dan edukasu kepada para pekerja mengenai pentingnya penerapan K3 dalam lingkungan kerja. Diperlukan kerjasama yang baik antara perusahaan, pekerja, dan Depnaker agar terdaftar dalam program Jamsostek karena pekerjaan berpotensi kecelakaan. Perlu adanya rekrutmen dan penambahan pegawai pengawas spesialis K3 di daerah. Perlu adanya pengembangan database secara electronic data interchange, sehingga pelaporan dapat dilakukan dengan cepat dan didukung dengan sumber daya manusia yang berkompeten dan andal Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Semua sistem K3 bertujuan untuk mengelola risiko K3 yang ada dalam perusahaan agar kejadian yang tidak diinginkan atau yang dapat menimbulkan kerugian dapat dicegah. Selain itu untuk menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja, yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat yang aman, efisien, dan produktif (Hanggraeni, 2012;179). Sistem manajemen K3 merupakan hal yang tidak bisa diabaikan lagi oleh perusahaan. Usaha-usaha manajemen merupakan suatu tujuan yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut (Ardana, Mujiati & Utama, 2012;213): a. Tujuan umum

42 29 Melindungi tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatan produksi dan produktivitas kerja. Melindungi setiap orang lain yang berada di tempat kerja yang selalu dalam keadaan selamat dan sehat. Melindungi bahan dan peralatan produksi agar dapat dicapai secara aman dan efisien. b. Tujuan khusus Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan kerja kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat, bahan dan hasil produksi. Menciptakan lingkungan kerja dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian antara pekerjaan dengan manusia atau antara manusia dengan pekerjaan. Sedangkan menurut Ramli (2010;48-49) tujuan dari SMK3 dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi Sistem Manajemen K3 digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja penerapan K3 dalam organisasi. Dengan membandingkan pencapaian K3 organisasi dengan persyaratan tersebut, organisasi dapat mengetahui tingkat pencapaian K3. 2. Sebagai pedoman implementasi K3 dalam organisasi Sistem Manajemen K3 dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam mengembangkan sistem manajemen K3. 3. Sebagai dasar penghargaan Sistem Manajemen K3 juga digunakan sebagai dasar untuk pemberian penghargaan K3 atas pencapaian kinerja K3. Penghargaan K3 diberikan atas pencapaian kinerja K3 sesuai dengan tolak ukur masing-masing. Karena bersifat penghargaan, maka penilaian hanya berlaku untuk periode tertentu. 4. Sebagai sertifikasi

43 30 Sistem Manajemen K3 juga dapat digunakan untuk sertifikasi penerapan manajemen K3 dalam organisasi Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Setiap manajer harus menyadari bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan sangat tergantung kepada pekerjanya, khususnya semangat kerja atau kegairahan kerja dari para bawahannya. Produktivitas kerja kelompok memberi peluang kepada orang-orang yang bekerja untuk mengambil bagian yang maksimal dalam perusahaan yang bersangkutan (Burton, 2008;78). SDM sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Maka untuk mencapai tujuan perusahaan, setiap perusahaan harus memelihara karyawannya dengan baik. Salah satu upaya untuk memelihara karyawan adalah melalui pelaksanaan program K3. Dengan adanya program K3, konflik-konflik antara karyawan dengan perusahaan tentang jaminan keselamatan karyawan dapat diatasi, karena karyawan beranggapan bahwa perusahaan akan memikirkan keselamatan mereka saat bekerja (Ridley, 2008;62). Kecelakaan kerja dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan. Di dalam proses produksi, produktivitas ditopang oleh tiga pilar utama yaitu Kuantitas (Quantity), Kualitas (Quality), dan Keselamatan (Safety). Produktivitas hanya dapat dicapai jika ketiga unsur produktivitas di atas berjalan secara seimbang (Ramli, 2010;15). Pelaksanaan program K3 dan produktivitas karyawan menjadi penting untuk dikaji, karena kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan dalam tujuannya mencapai visi dan misi perusahaan. Mengingat hal itu, setiap perusahaan perlu menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang secara komprehensif mengupayakan pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja, sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan kecelakaan serta penyakit kerja dan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

44 Model Analisis Dalam model analisis ini, penulis akan melakukan penelitian pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independent dan variabel dependent. 1. Variabel Independent Variabel independent dari penelitian ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja pada karyawan. 2. Variabel Dependent Variabel dependent dari penelitian ini adalah produktivitas kerja karyawan. Faktor yang berhubungan serta mempengaruhi produktivitas kerja salah satunya adalah keselamatan dan kesehatan kerja. Karena K3 merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang besar dan signifikan terhadap pelaksanaan tugas karyawan. Adanya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik akan membuat karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja yang maksimal. X Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Mengukur dan mengawasi Pencegahan kecelakaan Pencegahan penyakit Manajemen tekanan Program kesehatan (Jackson, Schuler & Werner, 2011;289) Y Produktivitas Kerja Kuantitas Kerja Kualitas Kerja Ketepatan Waktu (Hameed & Amjad, 2009;5) Gambar 2-2 Model Analisis Sumber: Diolah Oleh Penulis

45 Hipotesis Berdasarkan pada pokok permasalahan, tujuan penelitian, dan model analisis yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan dalam hipotesis. Menurut Creswell (2010;196) hipotesis merupakan dugaan yang dibuat oleh peneliti tentang hubungan variabel yang satu dengan yang lainnya sesuai dengan harapan peneliti. Hipotesis dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: H 0: Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan H a: Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. 2.5 Operasionalisasi Konsep Penelitian ini menguji dua variabel yaitu variabel keselamatan kesehatan kerja sebagai variabel bebas (Independen) dan variabel produktivitas kerja sebagai variabel terikat (dependen). Kedua variabel tersebut dioperasionalisasikan ke dalam bentuk konsep yang dapat diukur sebagai berikut: 1. Keselamatan Kesehatan Kerja mengacu pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan kesehatan yang efektif, maka semakin sedikit pegawai yang akan mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di perusahaan tersebut. strategi atau upaya untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dapat dilihat dari 5 (lima) dimensi (Jackson, Schuler & Werner, 2011;289): Mengukur dan mengawasi. Dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, maka suatu pencegahan kecelakaan serta penyakit akibat kerja harus dimulai dari mengukur mengidentifikasi bahaya atau risiko yang dapat muncul dalam

46 33 lingkungan kerja. Setelah itu baru dilakukan pengawasan dan penilaian terhadap bahaya tersebut. Pencegahan kecelakaan. Merancang lingkungan kerja dengan baik merupakan salah satu upaya terbaik untuk mencegah dan meningkatkan keselamatan kerja. Pencegahan penyakit. Penyakit kerja dapat lebih merugikan dan berbahaya daripada kecelakaan kerja. Karena penyakit sering kali membutuhkan waktu lama untuk berkembang, kondisi kerja yang berbahaya bisa tidak terdeteksi selama beberapa tahun. Mengembangkan strategi untuk mengurangi tingkat kejadian penyakit ini biasanya lebih sulit daripada mengurangi kecelakaan dan cedera. Manajemen tekanan. Program manajemen dalam memberikan program yang dirancang untuk membantu pegawai dalam menghadapi tekanan terkait dengan pekerjaan merupakan strategi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Program ini diharapkan dapat mengurangi tekanan yang dialami oleh pegawai. Program kesehatan. Perusahaan-perusahaan semakin berfokus untuk menjaga pegawainya tetap sehat. Dengan meningkatkan kesehatan pegawainya, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran dan meningkatkatkan keuntungan mereka. Tabel 2-2 Operasionalisasi Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran Mengukur dan Variabel bebas Mendata semua kecelakaan Ordinal yang terjadi mengawasi (Independent Mengkoordinasikan tim investigasi kecelakaan Variable) Menganalisa hasil Keselamatan investigasi Membuat laporan Kerja dan kecelakaan kerja atas hasil Kesehatan investigasi Pencegahan Merancang pekerjaan Ordinal Kerja(X 1 ) Kecelakaan Meninjau peralatan Menerapkan prinsip-prinsip ergonomis

47 34 Pencegahan Penyakit Manajemen Tekanan Program kesehatan Mengembangkan dan mengimplementasikan keselamatan kerja Terdapat sarana kesehatan yang memadai di tempat kerja Memberikan jaminan kesehatan kepada setiap karyawan Mengkomunikasikan kesehatan kerja kepada setiap karyawan Mengadakan pelatihan pengenalan lingkungan kantor untuk setiap karyawan baru Mengadakan pelatihan keselamatan kerja untuk setiap karyawan Mengadakan seminar atau talkshow tentang kesehatan dengan mengundang pakar kesehatan sebagai pembicara. Mengadakan acara gathering party untuk seluruh karyawan sebagai strategi efektif lain untuk mengelola tekanan kerja Penawaran imunisasi gratis bagi para karyawan dan keluarga Menyediakan sarana olahraga sebagai usaha untuk meningkatkan program kebugaran fisik Menyediakan asuransi kesehatan. Ordinal Ordinal Ordinal Sumber: Jackson, Schuler & Werner, Pengelolaan Sumber Daya Manusia.

48 35 2. Produktivitas Kerja merupakan pengukuran output berupa barang atau jasa dalam hubungannya dengan input yang berupa karyawan, modal, materi atau bahan baku dan peralatan. Alat ukur produktivitas yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori Hameed dan Amjad (2009;5). faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas dapat dilihat dari 3 (tiga) dimensi: Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standart yang ada atau ditetapkan oleh perusahaan. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan karyawan. Dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan standart yang ditetapkan oleh perusahaan. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output. Tabel 2-3 Operasionalisasi Konsep Produktivitas Kerja Variabel Dimensi Indikator Variable Terikat (Dependent Variable) Produktivitas Kerja (Y) Kuantitas Kerja Kualitas Kerja Jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan Kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan Hasil yang dicapai sesuai dengan target perusahaan Kemampuan mengevaluasi Skala Pengukuran Ordinal Ordinal

49 36 Standar hasil kerja Keterampilan dan kecakapan kerja Datang ke Ordinal tempat kerja tepat waktu Ketepatan Waktu Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu Tidak menundanunda pekerjaan Sumber: Hameed dan Amjad, Impact Of Office Design on Employees Productivity. Tabel operasionalisasi konsep diatas menggambarkan dimensi maupun indikator yang akan dipakai dalam pembuatan kuesioner dalam penelitian ini. Dimensi-dimensi yang digunakan dalam operasionalisasi konsep ini diambil dari teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Untuk dimensi keselamatan kesehatan kerja diambil dari teori Jackson, Schuler dan Werner yang menjelaskan strategistrategi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan, yang kemudian dikembangkan atau disesuaikan dengan kebijakan yang ada pada BP Tangguh itu sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui penilaian obyektif karyawan lapangan bagian Engineering terhadap program pelaksanaan K3 di BP Tangguh, sehingga hasilnya sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Sedangkan untuk dimensi mengukur produktivitas karyawan diambil dari Teori Hameed dan Amjad yang menjelaskan bahwa pengukuran produktivitas karyawan dibagi menjadi tiga, dan teori ini dapat menjelaskan serta mewakilkan pengukuran produktivitas kerja karyawan. Dengan adanya kedua dimensi dari kedua variabel yang berbeda diharapkan dapat saling berhubungan.

50 37 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian secara kuantitatif. Penelitian kuantitatif didasarkan pada paradigm positivisme dan merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel (Neuman, 1997;63). Variabel-variabel ini diukur biasanya dengan instrument-instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik (Creswell, 2010;76). Berdasarkan pada teori diatas, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena analisis dalam penelitian ini berdasarkan pada teori-teori yang sudah ada dan berhubungan dengan topik penelitian. Dalam penelitian ini teori yang digunakan dengan melihat pengaruh pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan lapangan bagian engineering pada BP Tangguh, Teluk Bintuni, Papua. 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan manfaat penelitian, tujuan penelitian, dimensi waktu penelitian dan metode penelitian Berdasarkan Manfaat Penelitian Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini termasuk dalam penelitian terapan. Penelitian ini dilakukan untuk kebutuhan peneliti dalam rangka memenuhi studi akademis. Fokus dalam penelitian ini mengenai pengaruh program pelaksanaan K3 terhadap produktivitas kerja pada karyawan lapangan bagian Engineering BP Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Berdasarkan Tujuan Penelitian Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian eksplanatif, karena penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu

51 38 kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab-akibat (Prasetyo dan Jannah, 2005). Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan mengenai hipotesis tentang adanya pengaruh terhadap variabel yang diteliti. Variabel tersebut adalah program pelaksanaan K3 sebagai variabel bebas, dan produtivitas kerja karyawan Engineering BP Tangguh sebagai variabel terikat Berdasarkan Dimensi Waktu Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini merupakan penelitian cross sectional karena penelitian ini dilakukan dalam satu waktu tertentu serta hanya digunakan dalam waktu tertentu dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan (Prasetyo dan Jannah, 2005). Penelitian ini akan dilakukan dalam kurun waktu 5 (lima) bulan, yaitu Februari Juni Metode Penelitian Berdasarkan metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini, maka penelitian ini termasuk kedalam penelitian survei, karena penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Sekaran (2006;60) mengemukakan bahwa pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Sumber data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Mengacu pada teori diatas, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder: Data Primer Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan langsung dari sumber informasi, dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner (lihat Lampiran 1) kepada responden penelitian. Dalam penelitian ini yang

52 39 menjadi responden penelitian adalah karyawan lapangan BP Tangguh bagian Engineering Data Sekunder Data Sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari catatan atau dokumentasi perusahaan, informasi dari jurnal-jurnal atau bahanbahan kepustakaan yang berhubungan dengan topik penelitian yang dibahas, yaitu melalui studi pustaka maupun situs internet. Tipe skala yang digunakan untuk mengukur kedua variabel pada penelitian ini adalah skala ordinal, Selain itu peneliti juga menggunakan skala nominal yang hanya dibatasi untuk data informasi responden. Penggunaan skala ordinal dalam penelitian ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui seberapa kuat responden setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang ada dalam kuesioner melalui skala likert atau skala 5 titik (Umar, 2011;70). Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa pertanyaanpertanyaan yang berasal dari indikator-indikator dari kedua variabel yang bersangkutan untuk kemudian dijawab oleh responden. Untuk setiap pertanyaan disediakan hanya lima alternatif jawaban yang berjenjang yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju. Dalam penelitian ini maka jawaban tersebut dapat diberi skor: Keterangan Tabel 3-1 : Skor Penilaian Bobot Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 2 Netral 3 Setuju 4 Sangat Setuju 5 Sumber: Sekaran, 2006;32. Research Methods for Business 3.4 Populasi dan Sampel Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006;121). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 60 orang, yang terdiri dari karyawan lapangan bagian

53 40 Engineering pada BP Tangguh yang kesehariannya berhadapan langsung dengan pekerjaan beresiko tinggi yang erat kaitannya dengan masalah K3. Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006;123). Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini secara probabilita dan menggunakan keseluruhan jumlah populasi yang berjumlah 60 orang dengan total sampling. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang relatif kecil. Populasi = Sampel 3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner yang telah disusun hendaknya dilanjutkan dengan melakukan uji kuesioner. Uji kuesioner secara kuantitatif dapat dilakukan melalui uji validitas dan reliabilitas (Sekaran, 2006;42) Uji Validitas Pada penelitian ini, penulis menggunakan validitas untuk mengukur tingkat validitas kuesioner, karena penelitian ini untuk melihat pengaruh kausal dari kedua variabel. Pengukuran validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO). Nilai KMO dikatakan valid apabila nilainya sama dengan atau melebihi 0,5 ( 0.5) dan untuk Barlett Test of Sphericity dikatakan valid apabila nilainya sesuai dengan atau kurang dari 0.05 ( 0.05) (Santosa dan Ashari, 2005) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah pengukuran dibuktikan dengan menguji konsistensi dan stabilitas. Konsistensi menunjukkan seberapa baik item-item yang mengukur sebuah konsep bersatu menjadi sebuah kumpulan (Sekaran, 2006;40). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien alpha cronbach, dimana semakin tinggi koefisien maka instrumen pengukurannya semakin baik. Semakin dekat koefisien reliabilitas dengan 1,0, maka pengukuran yang digunakan semakin baik, namun secara umum keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70 bisa diterima dan lebih dari 0,80 adalah baik. (Sekaran, 2006;182). r 11 =

54 41 Keterangan : r 11 = Reliabilitas instrument n σ 2 t = Banyak butir pertanyaan = Varians Total σ2i = Jumlah Varians butir 3.6 Teknik Analisis Data Setelah data diperoleh dari sampel yang mewakili populasi, langkah berikutnya adalah menganalisisnya untuk menguji hipotesis penelitian (Sekaran, 2006;178). Penelitian ini menggunakan analisis data bivariat. Analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan atau pengaruh dari dua variabel. Kedua variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu hubungan antara dua variabel yang memiliki skala pengukuran interval, yaitu melihat kekuatan hubungan antara variabel independent (Program Pelaksanaan K3) dan variabel dependent (Produktivitas Kerja). Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan untuk menguji kekuatan pengaruh program pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja pada karyawan lapangan bagian engineering BP Tangguh Teluk Bintuni, Papua adalah dengan menggunakan analisis korelasi Spearman. Uji koefisien Spearman digunakan untuk melihat kekuatan hubungan antara dua variable yang memiliki skala pengukuran ordinal, yaitu melihat kekuatan hubungan antara variabel independent (Program Pelaksanaan K3) dan variabel dependent ( Produktivitas Kerja) dan membantu peneliti untuk menentukan persentase responden yang dibedakan dalam bentuk berbagai kategori (Sekaran, 2006;17). Seluruh pertanyaan yang telah dijawab oleh responden pada setiap kuesioner dihitung dengan menggunakan koefisien korelasi spearman dengan cara membuat peringkat dari nilai masing-masing variabel dari mulai yang kecil hingga yang besar. Berikut adalah tahapan dalam penghitungan koefisien korelasi Spearman (Umar, 2011;133):

55 42 1. Mengurutkan data dari nilai yang paling kecil sampai nilai yang paling besar. 2. Membuat peringkat dari nilai yang paling kecil sampai yang paling besar. Untuk data yang mempunyai nilai sama diberikan nilai peringkat rata-rata sama. 3. Menghitung nilai d (selisih peringkat untuk masing-masing pasangan data). 4. Menghitung nilai koefisien korelasi spearman, dengan menggunakan persamaan: rs= 1-6 d2 n(n 2-1) Keterangan : rs= koefisien relasi Spearman d= selisih peringkat untuk masing-masing pasangan n=jumlah pengamatan/observasi Untuk kepentingan analisis dan pengujian hipotesis, data diolah secara statistik dengan menggunakan aplikasi software SPSS for windows. Dalam memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut ini: Tabel 3-2 Nilai Kekuatan Hubungan Antar Variabel Koefisien Korelasi Interpretasi Kekuatan Korelasi 0.00 Tidak ada korelasi Korelasi Trivial Korelasi lemah menuju sedang Korelasi sedang menuju kuat Korelasi kuat menuju sangat kuat

56 Korelasi sangat kuat >0.90 Korelasi sempurna Sumber: De Vaus, Surveys In Social Research (5 th edition) Dari analisis akan diperoleh besaran r. Jika koefisien korelasi (r) (r > 0) berarti terdapat hubungan yang positif atau searah, sebaliknya jika koefisien korelasi (r) (r < 0) maka terdapat hubungan yang negatif. Dasar pengambilan keputusan dalam uji korelasi spearman ini adalah: (Umar, 2011;130) Jika probabilitasnya > 0,05 maka H o diterima Jika probabilitasnya < 0,05 maka H o ditolak Selanjutnya untuk mengetahui apakah koefisien korelasi yang dihasilkan tersebut signifikan atau tidak secara statistik maka dilakukan uji Z. Adapun perhitungan uji Z tersebut adalah sebagai berikut: Z r s r r r 0 r 1 n 1 Keterangan: = simpangan baku pada distribusi sampling dibawah asumsi tidak ada korelasi = rata-rata pada distribusi sampling dibawah asumsi tidak ada korelasi = jumlah sampel yang diobservasi. = nilai koefisien korelasi Rank Spearman. Setelah didapatkan nilai z hitung melalui rumus diatas, maka untuk menginterpretasikan hasilnya, berlaku ketentuan sebagai berikut: Jika z hitung > z tabel, maka Ho ditolak (ada hubungan yang signifikan). Jika z tabel < z hitung, maka Ho diterima (tidak ada hubungan yang signifikan).

57 44 Uji dilakukan 2-tailed (2 sisi) karena yang akan dicari dalam analisis data ini adalah ada atau tidaknya hubungan di antara dua variabel yang diteliti yaitu variabel program keselamatan kesehatan kerja dengan variabel produktivitas kerja dengan berdasarkan nilai Sig (2-tailed) atau probabilitas = 0,000 atau < 0,050. Dengan melakukan teknik ini, peneliti dapat menemukan hasil akhir dari proses analisis data yang menyatakan apakah variabel-variabel yang diteliti memiliki hubungan yang signifikan atau tidak. 3.7 Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangannya, diantaranya adalah peneliti hanya meneliti pengaruh keselamatan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja secara keseluruhan terhadap semua dimensi dari tiap variabel yang berdasarkan pada hasil kuesioner jawaban dari para responden yaitu karyawan engineering BP Tangguh. Dalam hal ini peneliti hanya mengolah data dari hasil jawaban responden saja tidak melakukan observasi serta wawancara kepada responden secara langsung, dikarenakan lokasi dari objek penelitian yang cukup jauh. Selain itu peneliti juga tidak meninjau lebih lanjut tentang implementasi keselamatan kesehatan kerja yang ada pada BP Tangguh, Teluk Bintuni, Papua.

58 45 BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang gambaran umum perusahaan dan hasil temuan lapangan yang diperoleh peneliti melalui metode survei dengan menggunakan instrument kuesioner. Analisis dalam hasil temuan penelitian ini dengan menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 17.0 untuk menghasilkan interpretasi data. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 60 responden yang merupakan karyawan BP Tangguh bagian Engineering Teluk Bintuni, Papua. 4.1 Gambaran Umum Perusahaan BP (yang dulunya bernama British Petroleum ) merupakan sebuah perusahaan petroleum yang bermarkas di London, dan menjadi salah satu empat besar perusahaan minyak di seluruh dunia (bersama dengan Shell, Exxonmobil, dan Total). Perusahaan ini didirikan pada tahun 1954 oleh Donald Alexander Smith yang menjabat sebagai pendiri. Pada Desember 1998, BP bergabung dengan American Oil Company (Amoco), memberntuk BP Amoco. Namun, langkah ini dipandang umum sebagai sebuah pembelian Amoco oleh BP, hanya saja digambarkan secara resmi sebagai sebuah penggabungan karena alasan legal. Setelah setahun beroperasi bersama, mereka menggabungkan banyak operasi dan nama Amoco dilepas dari nama perusahaan. BP mempunyai sebuah slogan, yaitu Beyond Petroleum yang artinya bahwa perusahaan ini tidak hanya bergerak di dalam industry minyak dan gas saja, tetapi juga mengembangkan energi surya lainnya berupa solar cell. Pada tahun-tahun mendatang ada kemungkinan akan dikembangkan energi batubara (Sumber: About Us & BP History, yang diunduh pada tanggal 28 Mei 2012). BP Indonesia merupakan anak perusahaan dari BP yang didirikan pada tahun 1970-an. BP Indonesia sementara ini bergerak di dalam bidang industri minyak dan gas. BP sudah beroperasi di Indonesia lebih dari 35 tahun, dan saat ini BP menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia. Saat ini BP Indonesia memiliki karyawan yang cukup banyak, yang sebagian besar berada di Jakarta

59 46 dan Tangguh, Papua (Sumber: About Us & BP History, yang diunduh pada tanggal 28 Mei 2012). Kantor pusat BP Indonesia beralamat di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. Letjen T. B Simatupang Kav. 88 Jakarta BP Tangguh (LNG Tangguh), Papua LNG Tangguh adalah pusat LNG ketiga di Indonesia. Pada bulan Maret 2005 Pemerintah Indonesia memberikan lampu hijau untuk Proyek LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Papua. Proyek LNG (Liquid Natural Gas) Tangguh telah mengalami kemajuan untuk masuk ke pangsa pasar di tahun Proyek BP Tangguh berpusat di Teluk Bintuni yang berada di wilayah Papua. Pada proyek ini, BP Indonesia adalah pelaksana proyek Tangguh dibawah kontrak bagi hasil dengan BP Migas (Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi). LNG akan diekspor melalui terminal tanker ke pasar Asia Pasifik dan Amerika Utara. (Sumber: Tangguh LNG Project, yang diunduh pada tanggal 28 Mei 2012) Visi dan Misi BP ingin diakui sebagai perusahaan besar, kompetitif sukses dan kekuatan untuk kemajuan, serta memiliki keyakinan mendasar bahwa dapat membuat perbedaaan di dunia. BP Indonesia berprinsip pada corporate governance yang kuat dan bersih, sistim yang jelas dalam pendelegasian tugas dan tanggung jawab serta mengacu pada nilai-nilai dasar yang menjunjung tinggi: Performance, People & Capability, Health, Safety & Environment, External Relationship. Kami berusaha untuk melakukan itu dengan melakukan memproduksi energi yang terjangkau, aman, dan tidak merusak lingkungan (Sumber: About us yang diunduh pada tanggal 29 Mei 2012). Visi: BP diakui sebagai pemimpin dalam menunjukkan konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya alam, serta memastikan bahwa kekayaan alam saat ini akan tersedia dan dapat dinikmati oleh generasi masa depan. BP selalu mengacu pada atribut BP Brand yang memiliki makna, yaitu:

60 47 Progresif: Kami percaya pada prinsip saling menguntungkan dan membangun hubungan yang produktif dengan satu sama lain, mitra kami dan pelanggan kami. Bertanggung Jawab: Kami berkomitmen untuk keamanan dan pembangunan bangsa kita dan untuk komunitas dan masyarakat dimana kami beroperasi bertujuan untuk tidak ada kecelakaan, tidak berbahaya dan tidak merusak lingkungan. Inovatif: Kreatif dan membuat terobosan berkelanjutan melalui sumber daya manusia dan teknologi. Peningkatan Kinerja: Kami memberikan janji-janji melalui perbaikan terusmenerus dan aman, serta operasi yang handal. Misi: Menciptakan BP sebagai A Great Place to Work dimana keuntungan dapat dirasakan secara timbal balik, baik oleh perusahaan maupun karyawannya. Tujuan: Mengingat bahwa bisnisnya mengandung resiko yang sangat tinggi terhadap kemanusiaan maupun sumber daya yang lain maka BP sangat mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya bagi karyawan, tetapi juga untuk lingkungan, reputasi, dan aset yang menjadi kepentingan utama untuk kesuksesan usaha yang berkelanjutan. Tujuan BP adalah no accident, no harm to people, no damage to the environment (Sumber: Tangguh LNG TAR HSE Philosophy, 2010;3) Struktur Organisasi Struktur organisasi berikut hanya pada bagian Engineering saja, karena peneliti hanya melakukan penelitian pada bagian ini saja. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan jumlah karyawan engineering pada BP Tangguh, Teluk Bintuni, Papua: Tabel 4.1 Jumlah Karyawan Engineering BP Tangguh Jabatan Jumlah Karyawan Engineering Service Manager 2 MOC & DOC Staff and Designer 4 Process 11

61 48 Lanjutan Jabatan Jumlah Karyawan Mechanical 11 Electrical 8 I & C 8 Rotating Equipment 8 LAB 4 Inspection 4 Total 60 Sumber :Data Karyawang Engineering BP Tangguh, 2012 Pada gambar 4-1 dibawah ini dapat dilihat struktur organisasi dari departemen engineering yang disusun dalam bentuk bagan dari manajer sampai dengan staff dari sub departemen. Deputy Site Manager Tangguh ENG Support TL Engineering Service Manager Admin Assistant MOC & DOC Staff Process Lead Mechanical Lead Electrical Lead I & C Lead Rotating Equipment Lead LAB Lead Inspection Lead Designer Process ENG 1 Mechanical ENG 1 Electrical ENG 1 I & C ENG 1 R. E ENG 1 LAB SUPV Inspection ENG Process ENG 2 Mechanical ENG 2 Electrical ENG 2 I & C ENG 2 R. E ENG 2 Process ENG 3 Mechanical ENG 3 Gambar 4-1: Struktur Organisasi Engineering BP Tangguh Sumber: BP Tangguh Organization Chart 2012

62 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dalam penelitian ini peneliti melakukan pre-test untuk memastikan bahwa kuesioner yang dijadikan instrument dalam pengumpulan data dapat dipahami dan dipersepsikan oleh responden sehingga dapat sesuai dengan apa yang dimaksudkan dalam penelitian. Pemahaman responden terhadap pernyataan pada kuesioner merupakan aspek yang penting, baik pemahaman terhadap inti pernyataan maupun kalimat yang tertuang pada kuesioner. Tujuan dari dilakukannya pre-test dimaksudkan untuk memudahkan identifikasi konstruk dan mengeliminasi masalah-masalah yang timbul dari kuesioner tersebut (Malhotra, 2004). Data yang dihasilkan dari pre-test kemudian akan diuji validitas dan reliabitasnya, sehingga data yang akan digunakan dalam penelitian sesungguhnya adalah data yang memiliki tingkat validitas serta reliabilitas yang tinggi. Dalam uji validitas dan reliabilitas saling memiliki keterkaitan indikasi, sehingga hasil uji validitas yang baik tentunya akan menghasilkan uji reliabilitas yang baik pula. Sebaliknya apabila hasil pengukuran dari uji reliabilitasnya tidak baik atau tidak reliable, bukan berarti mengindikasikan bahwa pengukuran tersebut tidak valid (Malhotra, 2004). Pre-test dalam penelitian ini dilakukan peneliti kepada 30 responden yang merupakan karyawan bagian Engineering BP Tangguh yang berlokasi di Teluk Bintuni, Papua. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 39 butir pertanyaan, 24 pertanyaan merupakan variabel bebas yang memiliki 5 dimensi dan 15 pertanyaan merupakan variabel terikat yang memiliki 3 dimensi. Hasil dari data pre-test ini dihitung dengan menggunakan SPSS versi 17.0 yang kemudian menghasilkan Hasil Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui instrument yang digunakan valid atau tidak. Dalam penelitian ini pengukuran validitas tiap dimensi penelitian dilakukan dengan menggunakan Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO). Nilai KMO dikatakan valid apabila nilainya sama dengan atau melebihi 0,5 ( 0.5) dan untuk Barlett Test of Sphericity dikatakan valid apabila nilainya sesuai dengan atau kurang dari 0.05 ( 0.05) (Santoso dan Ashari, 2005).

63 50 Berikut adalah hasil uji validitas pre-test yang peneliti lakukan kepada 30 orang responden. Tabel 4.2 Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure Sampling Adequacy, Barlett s Test of Sphericity pada Pre-test n = 30 Kode Dimensi Keselamatan KMO Barlett s Keterangan Kesehatan Kerja dan Produktivitas Kerja Test of Sphericity X1 Mengukur dan Mengawasi Valid X2 Pencegahan Kecelakaan X3 Pencegahan Penyakit X4 Manajemen Tekanan X5 Program Kesehatan Y1 Kuantitas Kerja Y2 Kualitas Kerja Y3 Ketepatan Waktu Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa semua variabel untuk nilai KMO dan nilai Barlett s Test of Sphericity valid. Namun, untuk memastikan kembali nilai validitas dari tiap-tiap pernyataan yang digunakan dalam kuesioner, maka peneliti juga mengujinya dengan analisis faktor yaitu dengan melihat nilai MSA (Measure of Sampling Adequacy). Pada tabel Anti-Image Correlation, pernyataan yang terdapat dalam kuesioner dinyatakan valid apabila nilai dari MSA lebih besar dari 0.5 (Nasution dan Usman, 2008;112). Hasil uji validitas berdasarkan nilai MSA dapat dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:

64 51 Tabel 4.3 Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Mengukur dan Mengawasi No Indikator KMO Keterangan A Dimensi Mengukur dan Mengawasi 1. Perusahaan mendata semua kecelakaan yang terjadi.639 Valid 2. Perusahaan membuat tim investigasi untuk.581 Valid menyelidiki kecelakaan 3. Perusahaan menganalisa hasil investigasi.595 Valid 4. Perusahaan membuat tim investigasi untuk menyelidiki kecelakaan Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei Valid Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari dimensi mengukur dan mengawasi dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian, seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan kesehatan kerja dalam dimensi mengukur dan mengawasi adalah berjumlah 4 pernyataan. Tabel 4.4 Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Pencegahan Kecelakaan No Indikator KMO Keterangan B Dimensi Pencegahan Kecelakaan 1. Tersedia prosedur kerja yang memadai.689 Valid 2. Prosedur kerja yang diberikan dapat dipahami.665 Valid 3. Peralatan yang digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan.760 Valid 4. Peralatan yang digunakan sesuai dengan metode yang benar.807 Valid 5. Peralatan dapat berfungsi dengan baik.573 Valid 6. Melakukan pengecekan rutin terhadap semua peralatan yang digunakan.811 Valid 7. Terdapat alat pelindung diri untuk pekerjaan yang beresiko.873 Valid Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012 Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari dimensi pencegahan kecelakaan dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian,

65 52 seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan kesehatan kerja dimensi pencegahan kecelakaan adalah berjumlah 7 pernyataan. Tabel 4.5 Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Pencegahan Penyakit No Indikator KMO Keterangan C Dimensi Pencegahan Penyakit 1. Terdapat sarana kesehatan yang memadai.817 Valid 2. Tersedia tim medis yang cepat tanggap.625 Valid 3. Terdapat medical check up untuk karyawan.597 Valid 4. Terdapat izin fit to work dari kepala bagian medis perusahaan bagi karyawan lapangan yang akan ke.746 Valid offshore & field 5. Diadakan penyuluhan kebersihan oleh Industrial Hygiene Specialist ke warung tempat makan para karyawan.710 Valid 6. Pengiriman tips-tips kesehatan melalui secara periodic pada seluruh karyawan Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei Valid Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari dimensi pencegahan penyakit dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian, seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan kesehatan kerja dimensi pencegahan penyakit adalah berjumlah 6 pernyataan. Tabel 4.6 Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Manajemen Tekanan No Indikator KMO Keterangan D Dimensi Manajemen Tekanan Diadakan pelatihan pengenalan lingkungan kantor 1. untuk karyawan baru Diadakan pelatihan keselamatan kerja untuk setiap 2. karyawan Mengadakan seminar tentang kesehatan dengan 3. mengundang pakar kesehatan sebagai pembicara Mengadakan acara gathering party untuk seluruh 4. karyawan sebagai strategi efektif lain dalam kejenuhan kerja Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei Valid.535 Valid.551 Valid.564 Valid

66 53 Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari dimensi manajemen tekanan dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian, seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan kesehatan kerja dimensi manajemen tekanan adalah berjumlah 4 pernyataan. Tabel 4.7 Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Program Kesehatan No Indikator KMO Keterangan E Dimensi Program Kesehatan 1. Penawaran imunisasi gratis bagi karyawan dan keluarga.656 Valid 2. Tersedia asuransi kesehatan untuk setiap karyawan.726 Valid 3. Menyediakan sarana olahraga sebagai usaha untuk meningkatkan program kebugaran fisik.628 Valid Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012 Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari dimensi program kesehatan dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian, seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan kesehatan kerja dimensi program kesehatan adalah berjumlah 3 pernyataan. Tabel 4.8 Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel Produktivitas Kerja Dimensi Kuantitas Kerja No Indikator KMO Keterangan A Dimensi Kuantitas Kerja 1. Saya bertanggung jawab atas output pekerjaan yang saya lakukan 2. Saya dapat mencapai target kerja yang ditetapkan oleh perusahaan 3. Saya selalu berusaha untuk memaksimalkan hasil pekerjaan yang saya lakukan 4. Saya selalu berusaha untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan dengan cepat 5. Saya sangat nyaman bekerja di perusahaan tempat saya kerja 6. Semua fasilitas kerja yang disediakan perusahaan membuat saya semakin semangat dalam bekerja Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei Valid.681 Valid.760 Valid.720 Valid.782 Valid.685 Valid

67 54 Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari dimensi kuantitas kerja dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian, seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel produktivitas kerja pada dimensi kuantitas kerja adalah berjumlah 6 pernyataan. Tabel 4.9 Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel Produktivitas Kerja Dimensi Kualitas Kerja No Indikator KMO Keterangan B Dimensi Kualitas Kerja 1. Setiap kali menyelesaikan pekerjaan, saya selalu meneliti kembali hasil pekerjaannya 2. Saya selalu berusaha untuk berkonsentrasi dalam bekerja 3. Kondisi kerja di tempat saya kerja sangat mendukung tercapainya hasil kerja yang baik 4. Saya selalu berusaha melakukan pekerjaan yang diberikan dengan rapi 5. Saya selalu mengoptimalkan kemampuan dalam melakukan pekerjaan yang diberikan Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei Valid.579 Valid.706 Valid.515 Valid.670 Valid Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari dimensi kualitas kerja dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian, seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel produktivitas kerja pada dimensi kualitas kerja adalah berjumlah 5 pernyataan. Tabel 4.10 Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel Produktivitas Kerja Dimensi Ketepatan Waktu No Indikator KMO Keterangan C Dimensi Ketepatan Waktu 1. Setiap hari saya selalu masuk kerja tepat pada waktunya 2. Saya selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai pada batas waktu yang telah ditentukan 3. Saya selalu bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan 4. Saya dapat memanfaatkan waktu jam kerja dengan sebaik-baiknya Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei Valid.688 Valid.644 Valid.694 Valid

68 55 Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari dimensi ketepatan waktu dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian, seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel produktivitas kerja pada dimensi ketepatan waktu adalah berjumlah 4 pernyataan Hasil Uji Reliabilitas Cronbach s Alpha Reliability digunakan untuk uji reliabilitas. Konstruk yang dianggap reliable adalah lebih besar dari 0.6. Perhitungan uji reliabilitas ini dilakukan setelah melakukan uji validitas dan mereduksi indikator-indikator yang tidak valid. Hasil dari uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.11 Reliabilitas Dimensi Variabel Keselamatan Kesehatan Kerja No Dimensi Cronbach Alpha 1. Mengukur dan Mengawasi Pencegahan Kecelakaan Pencegahan Penyakit Manajemen Tekanan Program Kesehatan.716 Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012 Dari tabel hasil reliabilitas diatas menunjukkan bahwa seluruh dimensi dari variabel keselamatan kesehatan kerja memiliki nilai reliabilitas yang tinggi, yaitu lebih besar dari 0.6. Dalam variabel independen ini dimensi yang memiliki nilai reliabilitas yang paling tinggi adalah dimensi pencegahan kecelakaan yaitu sebesar 0.814, sedangkan dimensi yang memiliki nilai reliabilitas paling rendah adalah dimensi manajemen tekanan yaitu sebesar Dengan demikian seluruh dimensi tersebut dapat digunakan dalam penelitian sesungguhnya. Tabel 4.12 Reliabilitas Dimensi Variabel Produktivitas Kerja No Dimensi Cronbach Alpha 1. Kuantitas Kerja.727

69 56 2. Kualitas Kerja Ketepatan Waktu.704 Dari tabel hasil reliabilitas diatas menunjukkan bahwa seluruh dimensi Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012 dari variabel produktivitas kerja memiliki nilai reliabilitas yang tinggi, yaitu lebih besar dari 0.6. Dalam variabel independen ini dimensi yang memiliki nilai reliabilitas yang paling tinggi adalah dimensi kuantitas kerja yaitu sebesar 0.727, sedangkan dimensi yang memiliki nilai reliabilitas paling rendah adalah dimensi ketepatan waktu yaitu sebesar Dengan demikian seluruh dimensi tersebut dapat digunakan dalam penelitian sesungguhnya. 4.2 Data Responden Data-data mengenai responden sangat penting untuk mengetahui karakteristik dari responden. Dalam penelitian yang menjadi responden adalah karyawan bagian Engineering BP Tangguh. Jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini sebanyak 60 orang. Data responden dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 (empat) kategori yaitu meliputi jenis kelamin, usia, lama bekerja, dan status perkawinan. Penelitian terhadap data responden berdasarkan kategori tersebut dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dijelaskan dalam analisis distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini 11.7 % 88.3 % Pria wanita Gambar 4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin n = 60 Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu organisasi atau instansi pasti memerlukan sumber daya manusia dalam melakukan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR SKRIPSI WIDIANA SASTI KIRANA

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR SKRIPSI WIDIANA SASTI KIRANA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR SKRIPSI WIDIANA SASTI KIRANA 0806379872 FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA EKSTENSI SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA EKSTENSI SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA EKSTENSI SKRIPSI ANALISIS KINERJA INVESTASI ASURANSI JIWA UNIT LINK (Studi Terhadap Asuransi Jiwa

Lebih terperinci

PERSEPSI PEGAWAI ATAS PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI PADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) KANTOR DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG

PERSEPSI PEGAWAI ATAS PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI PADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) KANTOR DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA REGULER SKRIPSI PERSEPSI PEGAWAI ATAS PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI PADA PT PERUSAHAAN LISTRIK

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya

Lebih terperinci

PENGARUH CITRA MEREK PELUMAS MEDITRAN PERTAMINA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (Di Wilayah Depok)

PENGARUH CITRA MEREK PELUMAS MEDITRAN PERTAMINA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (Di Wilayah Depok) UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA SKRIPSI PENGARUH CITRA MEREK PELUMAS MEDITRAN PERTAMINA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (Di Wilayah

Lebih terperinci

PENGARUH WORD OF MOUTH POSITIF YANG DITERIMA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (Studi Pada Penjualan simpati Telkomsel di Kalangan Mahasiswa FISIP UI )

PENGARUH WORD OF MOUTH POSITIF YANG DITERIMA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (Studi Pada Penjualan simpati Telkomsel di Kalangan Mahasiswa FISIP UI ) UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA EKSTENSI SKRIPSI PENGARUH WORD OF MOUTH POSITIF YANG DITERIMA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (Studi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA JOB CHARACTERISTIC DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (STUDI PADA TEAM ASSISTANT DI PERTAMINA HULU ENERGI OFFSHORE NORTH WEST JAVA LTD.) SKRIPSI Putriani

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

Kata kunci : Disiplin, Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan

Kata kunci : Disiplin, Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan ABSTRAK Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu organisasi, instansi atau perusahaan tanpa aspek manusia sulit kiranya organisasi untuk mengemban misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan industri yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi.

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ADI SATRIA ABADI YOGYAKARTA

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ADI SATRIA ABADI YOGYAKARTA PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ADI SATRIA ABADI YOGYAKARTA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi (S1)

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KINERJA PEGAWAI PADA PUSKESMAS PASAR MERAH MEDAN SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KINERJA PEGAWAI PADA PUSKESMAS PASAR MERAH MEDAN SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KINERJA PEGAWAI PADA PUSKESMAS PASAR MERAH MEDAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh:

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PERSEROAN TERBATAS (PT) TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) CABANG JEMBER

HUBUNGAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PERSEROAN TERBATAS (PT) TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) CABANG JEMBER HUBUNGAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PERSEROAN TERBATAS (PT) TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) CABANG JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya produktivitas (Multahada, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya produktivitas (Multahada, 2008) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen manusia, bahanbahan mentah dan mesin-mesin. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Sebelumnya Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan pustaka-pustaka yang mendukung. Pustakapustaka yang digunakan adalah penelitian-penelitian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS LABA BERSIH DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2004-2006 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi telah tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi serta upaya pengendalian risiko

Lebih terperinci

PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT. SUMBERTAMAN KERAMIK INDUSTRI (SKI) PROBOLINGGO SKRIPSI

PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT. SUMBERTAMAN KERAMIK INDUSTRI (SKI) PROBOLINGGO SKRIPSI PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT. SUMBERTAMAN KERAMIK INDUSTRI (SKI) PROBOLINGGO SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan industri yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi. Kualitas

Lebih terperinci

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERLIBATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BII CABANG KUDUS

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERLIBATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BII CABANG KUDUS 1 PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERLIBATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BII CABANG KUDUS Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka melaksanakan pembangunan masyarakat dan menyumbang pemasukan bagi negara peranan Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi diharapkan masih tetap memberikan

Lebih terperinci

PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG ROSELLA BARU SURABAYA

PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG ROSELLA BARU SURABAYA PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, DUKUNGAN ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BPR CATUR ARTHA JAYA KUDUS

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, DUKUNGAN ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BPR CATUR ARTHA JAYA KUDUS 1 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, DUKUNGAN ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BPR CATUR ARTHA JAYA KUDUS Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KUALITAS INFORMASI LAYANAN WEB E-COMMERCE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ONLINE SKRIPSI

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KUALITAS INFORMASI LAYANAN WEB E-COMMERCE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ONLINE SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KUALITAS INFORMASI LAYANAN WEB E-COMMERCE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ONLINE (STUDI PADA PENGGUNA SITUS BLIBLI.COM DI KOTA MEDAN) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK SKRIPSI PENGARUH PERSEPSI KHALAYAK MENGENAI INFORMASI PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PEMBENTUKAN CITRA MEREK MELALUI ADVERTORIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015 menjadikan kawasan regional ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500

Lebih terperinci

Identitas Perusahaan (Corporate Identity) Berdasarkan Persepsi Pelanggan (Kajian Pada Pelanggan PT. Telkomsel)

Identitas Perusahaan (Corporate Identity) Berdasarkan Persepsi Pelanggan (Kajian Pada Pelanggan PT. Telkomsel) UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK SKRIPSI Identitas Perusahaan (Corporate Identity) Berdasarkan Persepsi Pelanggan (Kajian Pada Pelanggan PT. Telkomsel) Diajukan oleh: Anggara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Teori dan Konsep 1.1.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 (2007) mendefenisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN TETAP BAGIAN PRODUKSI PADA PESEROANTERBATAS (PT). SUSU SEHAT ALAMI MANGLI JEMBER

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN TETAP BAGIAN PRODUKSI PADA PESEROANTERBATAS (PT). SUSU SEHAT ALAMI MANGLI JEMBER HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN TETAP BAGIAN PRODUKSI PADA PESEROANTERBATAS (PT). SUSU SEHAT ALAMI MANGLI JEMBER (The Relationship of Job Motivation to Increase The Work Productivity

Lebih terperinci

Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (MKLH)

Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (MKLH) Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (MKLH) Kompetensi Dasar 1 : Mengikuti prosedur lingkungan kerja tentang kesehatan, keselamatan dan keamanan Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, dan

Lebih terperinci

Yeti Oktafiani 1. Kata Kunci : Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Produktivitas Kerja

Yeti Oktafiani 1. Kata Kunci : Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Produktivitas Kerja ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 172-183 ISSN 2355-5408 ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 HUBUNGAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA TAHUN 2008

ANALISIS SISTEM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA TAHUN 2008 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA EKSTENSI SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2013

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2013 1 PENGARUH INSENTIF, KOMUNIKASI, LINGKUNGAN DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. YAKULT INDONESIA PERSADA CABANG SEMARANG Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK BLIFE INVESTLINK SYARIAH PADA PT. BNI LIFE INSURANCE

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK BLIFE INVESTLINK SYARIAH PADA PT. BNI LIFE INSURANCE UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA EKSTENSI SKRIPSI PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK BLIFE INVESTLINK SYARIAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis A. Pengawasan Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dari manajemen. Fungsi ini terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN SKRIPSI

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN SKRIPSI PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) Pada Departemen Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) 2.1.1.1. Pengertian Keselamatan Kerja Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan wujud dari kewajiban sebuah perusahaan untuk melindungi pekerja berdasarkan amanah undang-undang (UU).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu persoalan dalam upaya pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia. Kesehatan dan keselamatan kerja

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Pekerjaan dan

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN UNIT PEMASARAN PADA ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) BRANCH OFFICE JEMBER SKRIPSI

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN UNIT PEMASARAN PADA ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) BRANCH OFFICE JEMBER SKRIPSI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN UNIT PEMASARAN PADA ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) BRANCH OFFICE JEMBER SKRIPSI Digunakan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI PDAM TIRTANADI CABANG SEI AGUL KOTA MEDAN

PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI PDAM TIRTANADI CABANG SEI AGUL KOTA MEDAN PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI PDAM TIRTANADI CABANG SEI AGUL KOTA MEDAN Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) KANWIL V JATENG

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) KANWIL V JATENG PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) KANWIL V JATENG Diajukan oleh : ABDUL LATIF NIM. 2008-11-025 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP PERILAKU WORD OF MOUTH KONSUMEN MACINTOSH (APPLE INC.) oleh IRAWATI

SKRIPSI PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP PERILAKU WORD OF MOUTH KONSUMEN MACINTOSH (APPLE INC.) oleh IRAWATI UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA EKSTENSI SKRIPSI PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP PERILAKU WORD OF MOUTH KONSUMEN MACINTOSH

Lebih terperinci

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA OPERATOR DI BIDANG INSTALASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI PABRIK GULA SEMBORO)

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA OPERATOR DI BIDANG INSTALASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI PABRIK GULA SEMBORO) PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA OPERATOR DI BIDANG INSTALASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI PABRIK GULA SEMBORO) The Influence of Job Stress toward Employees Performance (Study at

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN PERIODE SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN PERIODE SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN PERIODE 2005-2008 SKRIPSI MARCELLA 0706212983 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Kinerja Karyawan Divisi Engineering PT. XYZ. Bogor: FM IPB. Anderson, J.E Public Policy Making. New York: Holt, Rine-Hart, and

DAFTAR PUSTAKA. Kinerja Karyawan Divisi Engineering PT. XYZ. Bogor: FM IPB. Anderson, J.E Public Policy Making. New York: Holt, Rine-Hart, and DAFTAR PUSTAKA Ady, Dymas. 2012. Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan Divisi Engineering PT. XYZ. Bogor: FM IPB Anderson, J.E. 1997. Public Policy Making. New York: Holt,

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. (SMK) Negeri 1 Sibolga SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. (SMK) Negeri 1 Sibolga SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) Negeri 1 Sibolga SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) Pada Departemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan teori dan konsep 2.1.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam dunia usaha baik itu pengusaha, pekerja itu sendiri maupun instansiinstansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara dinamis seiring dengan kebutuhan manusia yang selalu berubah dan bertambah pula. Perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PELANGGAN PADA PT. LANCAR SUKSES MANDIRI SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PELANGGAN PADA PT. LANCAR SUKSES MANDIRI SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PELANGGAN PADA PT. LANCAR SUKSES MANDIRI SKRIPSI Oleh : Yohanes Kristanto 0900801485 Fakultas Ekonomi - Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan.oleh karena itu karyawan harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan.oleh karena itu karyawan harus mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Occupational Health Safety Asessment Series merupakan standar internasional untuk penerapan sistem manajemen

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF, KEDISIPLINAN, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KSP KARYA NIAGA GAJAH DEMAK

PENGARUH INSENTIF, KEDISIPLINAN, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KSP KARYA NIAGA GAJAH DEMAK 1 PENGARUH INSENTIF, KEDISIPLINAN, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KSP KARYA NIAGA GAJAH DEMAK Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang dilakukan ini untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan mendalam

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang dilakukan ini untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan mendalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah PT. Pos Indonesia Kantor Pos Malang yang terletak di JL. Merdeka Selatan No.5 Malang. 3. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ANTARA PENDIDIKAN DAN LATIHAN, PENGALAMAN KERJA, INISIATIF, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA PERAWAT DI R.

ANALISIS PENGARUH ANTARA PENDIDIKAN DAN LATIHAN, PENGALAMAN KERJA, INISIATIF, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA PERAWAT DI R. ANALISIS PENGARUH ANTARA PENDIDIKAN DAN LATIHAN, PENGALAMAN KERJA, INISIATIF, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA PERAWAT DI R.S. PANTI WILASA CITARUM SEMARANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja memiliki risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung pada jenis industri, teknologi yang digunakan serta pengendalian

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH, INSENTIF, FASILITAS, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PERCETAKAN ARJUNA MANDIRI KUDUS

PENGARUH UPAH, INSENTIF, FASILITAS, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PERCETAKAN ARJUNA MANDIRI KUDUS PENGARUH UPAH, INSENTIF, FASILITAS, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PERCETAKAN ARJUNA MANDIRI KUDUS Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman dan tuntutan hidup, banyak masyarakat yang berbondong-bondong mencari pekerjaan, baik di dalam maupun di luar negeri. Bursa kerja

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2013

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2013 1 PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL, KEMAMPUAN KERJA, FASILITAS KERJA, DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KANTOR KECAMATAN KLAMBU KABUPATEN GROBOGAN Skripsi ini diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI, COACHING, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA OPERATION OFFICER PADA DIVISI MIKRO BANK MEGA SYARIAH

PENGARUH KOMPETENSI, COACHING, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA OPERATION OFFICER PADA DIVISI MIKRO BANK MEGA SYARIAH PENGARUH KOMPETENSI, COACHING, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA OPERATION OFFICER PADA DIVISI MIKRO BANK MEGA SYARIAH KARYA AKHIR DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pencegahan dan pengawasan dalam melakukan berbagai hal. berkaitan dengan pekerjaan. Mangkunegara (2011:161), Keselamatan kerja

BAB II LANDASAN TEORI. pencegahan dan pengawasan dalam melakukan berbagai hal. berkaitan dengan pekerjaan. Mangkunegara (2011:161), Keselamatan kerja BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keselamatan Keselamatan adalah suatu bentuk perlindungan dengan upaya pencegahan dan pengawasan dalam melakukan berbagai hal. 2.1.1 Pengertian Keselamatan Kerja Keselamatan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti mempengaruhi kinerja perusahaan dalam berbagai sektor yang terutama dalam sektor

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP KEPERCAYAAN NASABAH PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT DI JAKARTA

PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP KEPERCAYAAN NASABAH PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT DI JAKARTA PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP KEPERCAYAAN NASABAH PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT DI JAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN PD. UTAMA SEMARANG SKRIPSI

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN PD. UTAMA SEMARANG SKRIPSI PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN PD. UTAMA SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH KENYAMANAN, HARGA, BANYAKNYA PILIHAN BARANG, NILAI UTILITAS, LAYANAN PELANGGAN DAN KESENANGAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN PADA ONLINE SHOPPING

PENGARUH KENYAMANAN, HARGA, BANYAKNYA PILIHAN BARANG, NILAI UTILITAS, LAYANAN PELANGGAN DAN KESENANGAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN PADA ONLINE SHOPPING PENGARUH KENYAMANAN, HARGA, BANYAKNYA PILIHAN BARANG, NILAI UTILITAS, LAYANAN PELANGGAN DAN KESENANGAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN PADA ONLINE SHOPPING OLEH : INDRIYANI 3103010253 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : audit operasional, persediaan obat-obatan, fungsi MSDM, pelayanan publik

ABSTRAK. Kata kunci : audit operasional, persediaan obat-obatan, fungsi MSDM, pelayanan publik ABSTRAK Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah pengaruh pelaksanaan audit operasional terhadap efektivitas persediaan obat-obatan dan fungsi MSDM serta implikasinya terhadap efektivitas pelayanan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

Stephan Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI

Stephan   Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI DAMPAK MANAJAMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PROSEDUR HIRARC TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BINA SAGO LESTARI DI KUBU RAYA Stephan email: stephan_lim@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE

Lebih terperinci

PENGARUH KERJASAMA TIM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. PANGRIPTA CONS MEDAN SKRIPSI

PENGARUH KERJASAMA TIM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. PANGRIPTA CONS MEDAN SKRIPSI PENGARUH KERJASAMA TIM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. PANGRIPTA CONS MEDAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh: RIZKY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan. Setiap karyawan berhak mendapatkan keselamatan saat

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan. Setiap karyawan berhak mendapatkan keselamatan saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan adalah sumber daya manusia (SDM) yang berperan penting dalam memajukan perusahaan. Setiap karyawan berhak mendapatkan keselamatan saat bekerja dan perusahaan

Lebih terperinci

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis 14 Pada era industrialisasi seperti sekarang ini, persaingan menuntut perusahaan untuk memanfaatkan serta mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PERPAJAKAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SAMSAT KOTA BEKASI) SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PERPAJAKAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SAMSAT KOTA BEKASI) SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KUALITAS LAYANAN PERPAJAKAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SAMSAT KOTA BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian... 1 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i v xii xv xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kehadirat Allah SWT karena, atas rahmat dan karunia-nya.

KATA PENGANTAR. Puji syukur kehadirat Allah SWT karena, atas rahmat dan karunia-nya. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatu Puji syukur kehadirat Allah SWT karena, atas rahmat dan karunia-nya. Salawat beserta salam senantiasa tercurah limpahkan pada junjungan Nabi besar

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN ( Studi Pada Karyawan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero),Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Utara ) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada seluruh sektor pekerjaan di Indonesia, setiap tahun terjadi ribuan kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa, gangguan produksi dan kerusakan materi. Data dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari adanya masalah yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini merujuk

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT PADA PUSKESMAS DI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT PADA PUSKESMAS DI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT PADA PUSKESMAS DI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN Dimaksud Untuk Memenuhi Tugas-tugas dan Mamenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai sektor industri yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai sektor industri yang salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai sektor industri yang salah satunya adalah pertambangan. Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat modal, padat teknologi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat yang

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat yang KATA PENGANTAR Bismilahirrahmannirrahiim, Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat yang telah dikaruniakan-nya, serta kesehatan yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi atau perusahaan selalu mempunyai berbagai macam tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi, salah satunya diperlukan sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri berlomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas menggunakan alat yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan K3 juga salah satu penyebab terjadinya kecelakaan.

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan K3 juga salah satu penyebab terjadinya kecelakaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan yang cukup banyak menggunakan berbagai peralatan, baik canggih maupun manual. Peralatan ini dilaksanakan di lahan yang

Lebih terperinci

LINDA LOURINA OTISTA SARI NIM.

LINDA LOURINA OTISTA SARI NIM. PENGARUH STRES KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN, DAN KELUARGA BERENCANA KUDUS Diajukan oleh LINDA LOURINA OTISTA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN (STUDI KASUS DANA PENSIUN PLN TAHUN 2008) SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN (STUDI KASUS DANA PENSIUN PLN TAHUN 2008) SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN (STUDI KASUS DANA PENSIUN PLN TAHUN 2008) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perusahaan memiliki keinginan untuk tetap bertahan dan berkembang dalam berbagai situasi dan kondisi perekonomian dan lingkungan pasar yang selalu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai rancangan

Lebih terperinci

ABSTRAK PERANAN PENGENDALIAN KAS DALAM MENDUKUNG KETEPATAN PENERIMAAN KAS

ABSTRAK PERANAN PENGENDALIAN KAS DALAM MENDUKUNG KETEPATAN PENERIMAAN KAS ABSTRAK PERANAN PENGENDALIAN KAS DALAM MENDUKUNG KETEPATAN PENERIMAAN KAS Situasi perekonomian saat ini yang belum stabil, menuntut setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur,

Lebih terperinci

JENIS-JENIS PEKERJAAN YANG BERESIKO TINGGI MENIMBULKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI

JENIS-JENIS PEKERJAAN YANG BERESIKO TINGGI MENIMBULKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI JENIS-JENIS PEKERJAAN YANG BERESIKO TINGGI MENIMBULKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tenaga kerja merupakan tulang punggung di bidang industri yang sangat menentukan keberhasilan dari suatu usaha untuk mempertinggi produksi, produktivitas dan efisiensi

Lebih terperinci