GAMBARAN KEKUATAN OTOT DAN FLEKSIBILITAS SENDI EKSTREMITAS ATAS DAN EKSTREMITAS BAWAH PADA SISWA/I SMKN 3 MANADO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN KEKUATAN OTOT DAN FLEKSIBILITAS SENDI EKSTREMITAS ATAS DAN EKSTREMITAS BAWAH PADA SISWA/I SMKN 3 MANADO"

Transkripsi

1 GAMBARAN KEKUATAN OTOT DAN FLEKSIBILITAS SENDI EKSTREMITAS ATAS DAN EKSTREMITAS BAWAH PADA SISWA/I SMKN 3 MANADO Damajanty H. C. Pangemanan, Joice N. A. Engka, Siantan Supit Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado yantipangemanan@yahoo.com Abstract: This study aimed to reveal an overview of muscle strength and joint flexibility of the upper and lower limbs of the students of SMKN 3 Manado. This was a simple descriptive study with a cross-sectional design. In this study, muscle strength of the right and left hands was measured by using a grip strength dynamometer and of the limb muscles by using a leg dynamometer. Respondents who met the inclusion criteria were 53 people composed of 22 males and 31 females. The results showed that the upper and lower limb muscle strength were lower than normal, and none were categorized as good muscle strength. Flexibility of lower limb joints generally had a normal range of motion (ROM) value. Conclusion: Most students of SMKN 3 Manado had very low upper and lower limb muscle strength. The evaluation of lower limb joint flexibility showed normal ROM value. Keywords: muscle strength,joints flexibility. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kekuatan otot dan fleksibilitas sendi ekstremitas atas dan bawah pada pelajar SMKN 3 Manado. Penelitian menggunakan model survey deskriptif potong lintang dengan mengukur kekuatan otot ektremitas kiri dan kanan menggunakan alat pengukur khusus pada tangan dan kaki. Responden yang memenuhi kriteria inklusi terdiri dari 53 orang yang terbagi 22 orang pria dan 31 orang perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan otot ekstremitas atas (kekuatan otot genggam tangan kanan dan kiri) dan kekuatan otot ekstremitas bawah (kekuatan otot tungkai) umumnya mempunyai kekuatan otot yang kurang sekali dan tidak ada yang masuk kategori baik Fleksibilitas sendi ekstremitas bawah umumnya mempunyai nilai range of motion (ROM) normal. Simpulan: Sebagian besar siswa/i SMKN 3 Manado mempunyai kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah tergolong kategori kurang sekali. Penilaian fleksibilitas sendisendi ekstremitas bawah umumnya memperlihatkan ROM yang normal. Kata kunci: kekuatan otot, fleksibilitas sendi. Serat/sel otot berkemampuan untuk berkontraksi, memendek, dan menghasilkan tegangan, yang memungkinkan terjadinya gerakan yang dibutuhkan untuk melakukan kerja. Sebagai respons terhadap sinyal listrik, serat otot mengubah energi kimia ATP menjadi energi mekanis yang berperan dalam kontraksi otot. 1,2 Jaringan otot rangka mencapai 4% sampai 5% berat tubuh, dan sebagian besar tersusun dari sel-sel kontraktil yang disebut serat otot. Manusia mempunyai sekitar 65 otot tubuh, berarti 65 motor yang memberikan kemampuan untuk bergerak. Bila otot-otot ini tidak digunakan maka otot tersebut akan kehilangan kemampuannya untuk berkontraksi dan berkurang ukurannya. Bila otot tidak aktif S19

2 S11 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 212, hlm. S untuk jangka waktu yang cukup lama, maka fungsinya akan terhenti; oleh karena itu, gerak badan merupakan hal yang berperan penting dalam memper-tahankan fungsi otot dalam tubuh. 3,4 ialah kemampuan otot atau kelompok otot untuk melakukan kerja dengan menahan beban yang diangkatnya. Otot yang kuat akan membuat kerja otot sehari-hari efisien dan akan membuat bentuk tubuh menjadi lebih baik. Otot-otot yang tidak terlatih karena sesuatu sebab, misalnya kecelakaan, akan menjadi lemah oleh karena serat-seratnya mengecil (atrofi); dan bila hal ini dibiarkan maka kondisi tersebut dapat mengakibatkan kelumpuhan otot. 5,6 Tubuh manusia terancang sedemikian rupa untuk beraktivitas dan beristirahat. Kemajuan dunia teknologi cenderung memudahkan semua kegiatan sehari-hari yang menyebabkan manusia kurang bergerak (hipokinetik), seperti peng-gunaan remote control, komputer, lift, dan eskalator, tanpa diimbangi oleh aktivitas fisik yang memadai. Penggunaan komputer dan internet telah menyebabkan aktivitas motorik tubuh manusia semakin kurang dibutuhkan. Selain itu, makin langkanya ruang terbuka bagi anak-anak untuk bermain dan bagi orang-orang dewasa untuk dapat bergerak dengan leluasa dan meluangkan waktu untuk kebugaran tubuhnya sudah merupakan ciri umum kota-kota masa kini. 7-1 Siswa yang terlatih dalam berolahraga akan memiliki kemampuan atau kekuatan otot jauh lebih baik dibanding siswa yang jarang melakukan aktifitas olahraga. Melalui olahraga yang teratur, terprogram, dan terencana dengan baik, para siswa akan mampu memelihara kondisi fisik yang baik, menjaga kebugaran, mempertahankan kesehatan fisik dan mental, dan membangun otot. Melakukan olahraga berarti menanamkan modal bagi tubuh, usia yang lebih panjang, kesehatan yang lebih baik, hidup yang lebih bergairah, dan kebahagiaan yang berkesinambungan. 6,11,12 Fleksibilitas dibutuhkan oleh sendisendi umumnya untuk dapat bergerak. Fleksibilitas merupakan kemampuan sistem neuromuskular untuk mengikuti suatu seri gerakan yang tepat dari sebuah sendi secara keseluruhan tanpa terjadi pengurangan dengan melakukan lingkup gerak sendi yang bebas nyeri. Fleksibilitas dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor paling umum yang membatasi fleksibilitas ialah struktur tulang, massa otot, jaringan lemak yang berlebih, jaringan ikat, luka fisik, atau cacat. 8 Range of Motion (ROM) atau lingkup gerak setiap sendi berbedabeda karena komponen penyusunnya yang bermacam-macam. Umumnya pengukuran ROM dilakukan dengan alat pengukur sudut goniometer Menurut studi yang diterbitkan dalam Clinical Journal of Sport Medicine, stretching/peregangan bukan hanya untuk meningkatkan kelenturan otot kaki yang kencang, tetapi juga untuk membangun kekuatan otot. Tiga puluh orang dewasa dengan otot kaki yang kencang melakukan serangkaian peregangan lima kali seminggu selama enam minggu. Para peneliti mengukur fleksibilitas dan kekuatan otot paha pada awal dan akhir studi. Semua peregang-an yang dilakukan dapat mengendurkan otot yang kencang dan meningkatkan lingkup gerakan. 16 Oleh karena latihan fisik berpengaruh pada kekuatan dan massa otot, serta fleksibilitas sendi, maka untuk melakukan latihan fisik yang baik diperlukan pemeriksaan kekuatan otot dan fleksibilitas sendi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian pada siswa/i SMKN 3 Manado yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran kekuatan otot dan fleksibilitas sendi ekstremitas atas dan ekstremitas bawah. OTOT Otot merupakan organ yang melalui kerja kontraksi menghasilkan gerakan pada tubuh. Otot merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh, dan membentuk sekitar setengah berat tubuh. Ditinjau dari aspek fisiologik, otot merupakan jaringan kenyal di tubuh manusia dan hewan yang

3 Pangemanan, Engka, Supit; Gambaran Kekuatan Otot dan Fleksibilitas Sendi... S111 berfungsi sebagai motor untuk menggerakkan setiap bagian tubuh. 1,2,4 Anatomi dan fisiologik otot rangka Otot rangka dihubungkan ke tulang melalui tendon. Tendon menggerakkan tulang melalui kontraksi otot-otot rangka, yang dikontrol oleh neuron motorik medula spinalis. Satu neuron motorik dapat mempersarafi beberapa serat otot. Neuron motorik dan seluruh serat otot yang dipersarafinya disebut unit motorik. Secara umum, otot yang memiliki kontrol halus hanya memiliki sedikit serat otot yang dipersarafi oleh neuron motorik tunggal. Otot yang tidak memerlukan kontrol halus (yaitu otot yang menunjang punggung) terdiri atas banyak serat otot per neuron motorik. 5 Mekanisme kontraksi otot Mekanisme umum kontraksi otot Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap berikut: 1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serat otot. 2. Pada setiap ujung saraf terjadi sekresi substansi neurotransmiter, yaitu asetilkolin, dalam jumlah sedikit. 3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka banyak saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot. 4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk mengalir ke bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi dalam serat otot. 5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serat otot dalam cara yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran saraf. 6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, dan juga berjalan di dalam serat otot pada tempat dimana potensial aksi menyebabkan retikulum sarkoplasmik melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah disimpan di dalam retikulum ke dalam miofibril. 7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin, yang menyebabkannya bergerak bersama-sama, dan menghasilkan proses kontraksi. 8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma dimana ion-ion ini disimpan sampai potensial aksi otot yang baru terjadi lagi. Pengeluaran ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti. 2 Mekanisme kontraksi otot rangka Setiap motoneuron yang meninggalkan medula spinalis akan mempersarafi banyak macam serat otot, jumlahnya bergantung pada jenis otot. Semua serat otot yang dipersarafi oleh satu serat saraf motor disebut unit motor. Pada umumnya, otot-otot kecil yang bereaksi dengan cepat dan yang pengaturannya harus cepat dan tepat mempunyai sedikit serat otot dalam setiap unit motor. Sebaliknya, otot besar yang tidak memerlukan pengaturan teliti (seperti otot soleus) mungkin mempunyai beberapa ratus serat otot dalam satu unit motor. Gambaran umum untuk semua otot tubuh masih dipertanyakan, tetapi dugaan kuat sekitar 1 serat otot untuk satu unit motor. 2 Bila sebuah otot mulai berkontraksi sesudah lama beristirahat, kekuatan kontraksi permulaannya mungkin separuh kekuatan 1-5 kedutan ototnya kemudian. Artinya, kekuatan kontraksi meningkat hingga garis mendatar, yaitu suatu fenomena yang disebut efek tangga atau treppe. 2 Meskipun berbagai kemungkinan penyebab efek tangga ini belum diketahui, diduga penyebab utamanya ialah peningkatan ion kalsium dalam sitosol akibat pelepasan ion yang semakin banyak dari retikulum sarkoplasmik pada setiap potensial aksi otot, dan kegagalan untuk menangkap kembali ion-ion dengan segera. 2

4 S112 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 212, hlm. S Kekuatan dari sebuah otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktifitas. Semua gerakan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik. 18 dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban berupa beban eksternal (external force) maupan beban internal (internal force). sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi, sehingga semakin banyak serat otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut. 18 dari kaki, lutut, serta pinggul harus adekuat untuk mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya gravitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terusmenerus memengaruhi posisi tubuh. 18 Dinamometer ialah sebuah alat untuk mengukur kekuatan kontraksi otot. Dinamometer medis juga disebut ergometer. Selain untuk analisis kekuatan otot, dinamometer medis juga digunakan untuk mengevaluasi kapasitas fungsi otot dan untuk kebutuhan rehabilitasi. Alat dinamometer ini sangat diperlukan karena alat ini ideal untuk pemeriksaan rutin kekuatan awal dan evaluasi yang terusmenerus pada kasus trauma dan adanya disfungsi anggota gerak. 12,19 SENDI Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulangtulang tersebut dapat bergerak maupun tidak dapat bergerak satu dengan yang lain. Secara anatomi, sendi dibagi atas tiga jenis menurut gerakan yang dapat terjadi, yaitu: sinartrosis, amfiartosis, dan diartrosis. 6 Pada ekstremitas bawah terdapat tiga sendi utama dengan komponen penyusun serta jenis persendian yang berbeda yaitu: sendi pinggul, sendi lutut, dan sendi pergelangan kaki. 2 Sendi pinggul mempunyai jenis persendian enartrodial dimana bagian kepala tulang femur yang berbentuk bola bergerak dalam asetabulum tulang pinggul yang berbentuk seperti cangkir. Pergerakan sendi ini sangat luas dengan jarak leher femur dan bagian badan dari tulang ini membentuk inklinasi. Inklinasi ini dapat mengubah sudut gerakan saat melakukan fleksi, ekstensi, aduksi, abduksi, rotasi internal, maupun rotasi eksternal. 22,23 Sendi lutut digambarkan sebagai sendi engsel, namun sebenarnya dibentuk dari hubungan antara salah satu kondilus femur bersama dengan meniskus serta kondilus tibia, dan hubungan yang ketiga terbentuk antara patela dan femur. Gerakan yang terjadi pada sendi lutut ialah fleksi, ekstensi, dan pada posisi tertentu dapat terjadi gerakan internal dan eksternal rotasi. 2 Jenis persendian pada pergelangan kaki ialah sendi engsel. Struktur yang termasuk dalam formasi persendian ini adalah bagian akhir terbawah dari tibia dan maleolus fibula serta ligamen transversal yang secara bersamaan terhubung dengan permukaan cembung bagian teratas dari talus sehingga terbentuk persambungan antara tibia, fibula, dan talus. Gerakan yang terjadi pada sendi pergelangan kaki ialah dorsofleksi, plantarfleksi, inverse, dan eversi. 14,2 Fleksibilitas sendi Fleksibilitas merupakan kemampuan dari sistem neuromuskular untuk mengikuti suatu seri gerakan sendi. Hasil gerakan sendi tersebut harus tepat dan menyeluruh, tanpa terjadi pengurangan jarak. Gerak yang dilakukan pun harus terbebas dari rasa nyeri sendi. 14 Fleksibilitas pada satu bagian dari sendi tidak berarti bahwa seluruh sendi memiliki fleksibilitas yang sama. Fleksibilitas pada ekstermitas atas bukan berarti seseorang juga fleksibel pada ekstermitas bawah. Fleksibilitas dalam melakukan gerakan pada suatu sendi juga bersifat spesifik, misalnya kemampuan

5 Pangemanan, Engka, Supit; Gambaran Kekuatan Otot dan Fleksibilitas Sendi... S113 untuk melakukan split ke depan tidak berarti bisa melakukan split ke samping walaupun kedua aksi tersebut terjadi pada pinggul. 14 Fleksibilitas dari sebuah sendi dapat dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu antara lain jenis persendian, struktur tulang yang menyebabkan batasan dari pergerakan, serta elastisitas dari jaringan otot, tendon, ligamen, dan kulit. Kemampuan kontraksi dan relaksasi otot, dan suhu dari sendi serta jaringan di sekitarnya juga dapat memengaruhi fleksibilitas sendi. Terdapat faktor eksternal yang tidak kalah penting pengaruhnya pada fleksibilitas sendi, yaitu antara lain: suhu tempat latihan, waktu tertentu dalam satu hari, tingkatan dalam proses penyembuhan sendi setelah cedera, usia, jenis kelamin, olah raga, dan keterbatasan karena pakaian atau penggunaan peralatan lain pada sendi. Range of motion sendi ekstremitas bawah Range of motion (ROM) atau Lingkup Gerak Sendi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan jauhnya jangkauan dari gerak sendi. Nilai ROM berbeda pada setiap sendi. Sebagai contoh, bahu dapat bergerak lebih leluasa dari pada sendi yang lain dalam tubuh. ROM gerak bahu normal memungkinkan orang untuk meng-angkat tangan di atas kepala mereka se-hingga tangan dapat menyentuh telinga; hal ini berbeda dengan sendi lutut yang hanya memungkinkan melakukan gerakan fleksi, ekstensi dan sedikit rotasi bersama dengan pinggul. Terdapat dua jenis ROM berdasarkan ada-tidaknya kontraksi otot, yaitu ROM aktif bila otot berkontraksi dan ROM pasif bila sendi digerakkan tanpa kontraksi otot. 14 METODE PENELITIAN Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ialah survei deskriptif sederhana dengan rancangan penelitian cross sectional study. Lokasi penelitian Tempat penelitian yaitu SMKN 3 di Kota Manado Sulawesi Utara Populasi dan sampel Populasi penelitian ialah seluruh siswa/i di SMKN 3 Manado. Sampel penelitian ialah sebagian dari populasi yang ditentukan berdasarkan kriteria inklusi, yaitu: siswa/i berusia tahun, sehat fisik, bukan atlit, kurang melakukan aktivitas fisik, dan bersedia menjadi subjek penelitian. Alat penelitian Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah: grip strength dynamometer untuk mengukur kekuatan otot peras tangan kanan dan kiri (ekstremitas atas); leg dynamometer untuk mengukur kekuatan tungkai (ekstremitas bawah); goniometer; dan kuesioner. Variabel penelitian dan definisi operasional Variabel bebas ialah usia dan jenis kelamin, sedangkan variabel tergantung ialah kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah, serta fleksibilitas sendi ekstremitas atas dan bawah Definisi operasional ekstremitas atas ialah kemampuan otot pada ekstremitas atas (yang merupakan organ pergerakan manual atau dapat bergerak bebas terutama tangan) untuk mengadakan penyesuaian sewaktu menggenggam dan memanipulasi agar dapat mengatasi tekanan atau beban dalam aktivitas. Ekstremitas atas dibagi atas daerah bahu (hubungan antara lengan dan badan), lengan atas, lengan bawah, dan tangan. ekstremitas bawah ialah kemampuan otot pada ekstremitas bawah untuk melakukan fungsinya yaitu antara lain: lokomosi (daya berpindah dari tempat ke tempat), penopangan beban berat, dan menjadi tumpuan yang stabil sewaktu berdiri, serta berjalan dan berlari (mempertahankan keseimbangan). Ekstremitas

6 S114 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 212, hlm. S bawah terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah yang dapat dibagi dalam ruangruang; masing-masing ruang mempunyai otot-otot dengan fungsi tertentu. Fleksibilitas sendi ialah kemampuan sendi untuk digerakan atau direnggangkan sesuai dengan ROM rata-rata sendi yang normal. Sendi ekstremitas bawah yang akan diteliti ialah sendi pinggul, sendi lutut, dan sendi pergelangan kaki. HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 3 Tikala Manado, Sulawesi Utara. Responden yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia menjadi subjek penelitian sebanyak 53 orang, terdiri atas 22 orang lakilaki dan 31 orang perempuan. (Tabel 2). Tabel 2. Gambaran responden berdasarkan usia dan jenis kelamin. Usia (Tahun) >16-17 >17-18 Perempuan Laki-laki Total n % n % n % 17 32,1 27 5, , 5 9,4 4 7,6 9 17, Total 22 41, , umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik. 19 dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa beban eksternal (external force) maupun beban internal (internal force). sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktivasi otot untuk melakukan kontraksi. Semakin banyak serat otot yang teraktivasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut. 17 dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya gravitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terusmenerus memengaruhi posisi tubuh. Tabel 3 dan 4 memperlihatkan gambaran kekuatan otot ekstremitas atas khususnya pada kekuatan otot genggam tangan kanan dan kiri (handgrip kanan dan kiri) dari responden perempuan dan laki-laki. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa sebagian besar responden tergolong kategori kurang sekali. Hasil penelitian yang diperoleh memperlihatkan bahwa kekuatan otot dari siswa/i responden penelitian di SMKN 3 Manado tidak ada yang masuk kategori baik; hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik dari para siswa/i sehingga sebagian besar responden memiliki kekuatan otot yang kurang. Tabel 3. Gambaran kekuatan otot ekstremitas atas (handgrip strength kanan dan kiri/kekuatan otot genggam tangan kanan dan kiri) pada responden perempuan Kategori Grip Grip n % kanan kiri n % Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali > < , 9,7 61,3 > < , 19,5 51,5 Total

7 Pangemanan, Engka, Supit; Gambaran Kekuatan Otot dan Fleksibilitas Sendi... S115 Tabel 4. Gambaran kekuatan otot ekstremitas atas (handgrip strength kanan dan kiri/kekuatan otot genggam tangan kanan dan kiri) pada responden laki-laki. Kategori Grip kanan n % Grip kiri n % Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali > < ,8 13,6 63,6 > < ,3 13,6 59,1 Total Tabel 5. Gambaran kekuatan otot ekstremitas bawah (leg strength/kekuatan otot tungkai) pada responden perempuan dan laki-laki. Kategori Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali perempuan laki-laki Tungkai n % Tungkai n % > < > < ,6 86,4 Total Simon (27) meneliti siswa laki-laki 2 orang dan perempuan 2 orang di Bandung dan memperoleh hasil kategori derajat kebugaran jasmani siswa/i terhadap kekuatan otot rata-rata termasuk kurang. sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya otot tersebut. Semakin besar otot seseorang, semakin kuat pula otot tersebut. Faktor ukuran baik besar maupun panjang otot sangat dipengaruhi oleh pembawaan dan keturunan; hal ini yang mungkin menyebabkan pada penelitian ini terdapat beberapa responden yang memiliki kekuatan otot cukup. Walaupun terdapat bukti bahwa latihan kekuatan otot dapat menambah jumlah serat otot, namun para ahli fisiologi cenderung berpendapat bahwa pembesaran otot itu disebabkan oleh bertambah luasnya serat otot akibat suatu latihan. 4 merupakan suatu konsep yang kompleks, dan dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu antara lain: 11 faktor biomekanika, usia, kebugaran fisik, jenis kelamin, faktor psikologis, dan faktor genetik. Aktivitas fisik bisa menjaga kondisi tubuh tetap sehat, di antaranya ialah meningkatkan kelenturan otot serta menguatkan dan memperpanjang daya tahan otot. Aktivitas yang banyak menggunakan otot lengan dan paha (aerobic) akan membuat kerja jantung lebih efisien, baik saat olah-raga maupun saat istirahat. Untuk meningkatkan kekuatan/ daya tahan otot diperlukan latihan fisik teratur, terukur, dan terprogram dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas latihan. 3 Fleksibilitas sendi Fleksibilitas merupakan hal yang penting bagi suatu sendi agar dapat bergerak dengan baik. Pada penelitian ini fleksibilitas sendi diuji dengan melakukan beberapa gerakan dasar, yaitu: pada sendi pinggul

8 S116 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 212, hlm. S berupa gerakan fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi, internal rotasi, dan eksternal rotasi; pada sendi lutut diuji gerakan fleksi; dan pada pergelangan kaki diuji gerakan plantarfleksi dan dorsofleksi. 13 Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan fleksibilitas sendi pinggul kiri dan kanan pada gerakan fleksi dengan ROM normal 12. ROM( ) KIRI KANAN n % n % < >12 Total Tabel 7. Distribusi responden berdasarkan fleksibilitas sendi pinggul pada gerakan ekstensi dengan ROM normal 3. ROM( ) KIRI KANAN n % n % < >3 Total Tabel 8. Distribusi responden berdasarkan fleksibilitas sendi pinggul pada gerakan adduksi dengan ROM normal 35. ROM( ) KIRI KANAN n % n % <35 2 3,7 1 1, , ,1 >35 Total Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan fleksibilitas sendi pinggul pada gerakan internal rotasi dengan ROM normal 45. ROM( ) KIRI KANAN n % n % < >45 Total Tabel 11. Distribusi responden berdasarkan fleksibilitas sendi pinggul pada gerakan eksternal rotasi dengan ROM normal 45. ROM( ) KIRI KANAN N % n % < >45 Total Tabel 12. Distribusi responden berdasarkan fleksibilitas sendi lutut pada gerakan fleksi dengan ROM normal 135. ROM( ) KIRI KANAN N % n % < >135 Total Tabel 13. Distribusi sampel berdasarkan fleksibilitas sendi pergelangan kaki pada gerakan plantarfleksi dengan ROM normal 5. ROM( ) KIRI KANAN N % n % < >5 Total Tabel 9. Distribusi responden berdasarkan fleksibilitas sendi pinggul pada gerakan abduksi dengan ROM normal 4. ROM( ) KIRI KANAN n % n % < >4 Total Tabel 14. Distribusi responden berdasarkan fleksibilitas sendi pergelangan kaki pada gerakan dosrofleksi dengan ROM normal 15. ROM( ) KIRI KANAN N % N % < >15 Total

9 Pangemanan, Engka, Supit; Gambaran Kekuatan Otot dan Fleksibilitas Sendi... S117 Hampir semua responden pada penelitian ini memiliki nilai ROM yang normal saat melakukan gerakan untuk ekstremitas bawah. Selain itu, juga ditemukan adanya perbedaan nilai ROM pada pengukuran fleksibilitas sendi pinggul pada gerakan aduksi, dimana terdapat beberapa siswa yang nilai ROMnya dibawah normal. Nilai ROM normal disebabkan oleh pemakaian sendi tersebut dalam kegiatan sehari-hari seperti berjalan, sedangkan penurunan nilai normal ROM pada sendi pinggul, lutut, dan pergelangan kaki dapat menggambarkan terjadinya penurunan fleksibilitas pada sendi-sendi tersebut. Pada penelitian ini nilai ROM yang normal pada tiap responden sangat terlihat jelas pada berbagai gerakan dari sendi pinggul dan lutut. 2,21 Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi fleksibilitas sendi, antara lain pengaruh genetik, bentuk anatomi tulang dan struktur yang membentuk suatu sendi, usia, pengaruh suhu, pakaian yang dikenakan, dan jumlah perbandingan antara sampel yang mengalami overweight dan obesitas. Pada penelitian ini hampir semua responden memiliki nilai ROM normal. 22 SIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot ekstremitas a- tas (kekuatan otot genggam tangan kanan dan kiri) dan kekuatan otot ekstremitas bawah (kekuatan otot tungkai) umumnya mempunyai kekuatan otot yang kurang sekali. Fleksibilitas sendi ekstremitas bawah u- mumnya mempunyai nilai ROM normal. SARAN Disarankan untuk melakukan latihan fisik yang teratur untuk memperkuat otot. Hal ini berperan penting pada kesehatan jangka panjang dan kerja otot yang efisien. Khusus bagi para siswa/i supaya melakukan aktivitas fisik secara teratur agar memiliki kekuatan otot yang baik dan efektif serta memiliki tingkat kebugaran tubuh yang baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (Edisi Kedua). Jakarta: EGC, Ganong WF. Jaringan Peka Rangsang: Otot. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Edisi Keduapuluhdua), Jakarta: EGC, Dorland WA. Kamus Kedokteran Dorland (Edisi Keduapuluhsembilan). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, Profil Kekuatan Otot Mahasiswa Jurusan Pendidikan Jasmani [homepage on the Internet]. Nodate [cited 211 Mei 19]. Available from: ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/has H19b/54b51b.dir/doc.pdf. 5. American College of Sport Medicine. ACSM S guderlines for exercise testing and prescription (Seventh Edition). Williams and Wilkims Lipincott, Hairy J, Sajoto M. Fisiologi Olahraga dan Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta;22: Maccadanza R. Work Out Your Abs melatih otot perut anda. Bandung: Pionir Jaya, Anderson B. Stretching in the Office. Jakarta: Serambi, Wons H [homepage on the Internet]. 29 [cited 211 Mei 2]. Available from: 11/keuntungan-latihan-fisik.html. 1. Naoline P. Interrater Reliability of Students Using Hand Dynamometer [homepage on the Internet]. Nodate [cited 211 Aug 2]. Available from: freeonlinelibrary.com. 11. Badan Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS Provinsi Sulawesi Utara Tahun 27. Departemen Kesehatan RI; Matthew T. Guide to grip strength [homepage on the Internet]. Nodate [cited 211 Aug 2]. Available from: Sumaryono, Wijaya LK. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II (Edisi Keempat). Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 27; 262: Prentice W. Rehabilitation Techniques for Sports Medicine and Athletics Training. (Fourth Edition). New York:

10 S118 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 212, hlm. S McGrawHill. 24; 6: Pedretti LW. Occupational Therapy (Fourth Edition). Missouri: Mosby, 1996; p.8: Hardyal S. Cara menggunakan goniometer [homepage on the Internet]. Nodate [cited 211 May 14]. Available from: _ use-goniometer.html. 17. Muscle [homepage on the Internet]. Nodate [cited 211 Aug 4]. Available from: Wongkar D. Ekstremitas Inferior. Manado: Bagian Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Nenicahyani. Osteomiologi [homepage on the Internet]. Nodate [cited 211 Aug 4]. Available from: perawat.wordpress.com/29/3/24/ost eomiologi. 2. Appleton B. Extension and flexibility [homepage on the Internet]. Nodate [cited 211 Mei 21]. Available from: docs/rec/stretching/stretching_3.html. 21. Norman W. Joint of the lower limb [homepage on the Internet]. Nodate [cited 211 Jun 5]. Available from: home.comcast.net/~wnor/llbones.htm. 22. Human Anatomy. Coxal articulation [homepage on the Internet]. Nodate [cited 211 Aug 14]. Available from: coxal_articulation_or_hip_joint.html.

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu anatomi dan kinesiologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas

Lebih terperinci

BIOMEKANIKA SISTEM MUSKULOSKELETAL & FISIOLOGI OTOT

BIOMEKANIKA SISTEM MUSKULOSKELETAL & FISIOLOGI OTOT BIOMEKANIKA SISTEM MUSKULOSKELETAL & FISIOLOGI OTOT dr. Aditya Candra Fakultas Kedokteran Abulyatama PENDAHULUAN Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan bahwa

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setengah miliar mengalami obesitas. 1. meningkat pada negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. setengah miliar mengalami obesitas. 1. meningkat pada negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Obesitas masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang mendunia. 1,2 World Health Organization (WHO) mendeklarasikan bahwa obesitas merupakan epidemik global.

Lebih terperinci

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan MORFOLOGI Organisasi Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan neuron yang merupakan unit penyusun sistem saraf.

Lebih terperinci

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 Neuromuskulator Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 STRUKTUR SARAF 3/12/2015 2 SIFAT DASAR SARAF 1. Iritabilitas/eksisitaas : kemampuan memberikan respon bila mendapat rangsangan. Umumnya berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Kinesiologi dan Biomekanika Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu melakukan gerakan. 6 Beberapa disiplin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena 65% penduduk Indonesia adalah usia kerja, 30% bekerja disektor

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena 65% penduduk Indonesia adalah usia kerja, 30% bekerja disektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu dari negara dengan jumlah penduduk terbesar didunia, sangat berkepentingan terhadap masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu bergerak dalam menjalankan aktivitasnya. Sering kita jumpai seseorang mengalami keterbatasan gerak dimana hal tersebut

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA SRIKANDI DESA SAMPANG GEDANG SARI GUNUNG KIDUL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum PERBEDAAN NILAI RANGE OF MOTION (ROM) SENDI EKTREMITAS ATAS SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING BANYUMANIK, SEMARANG LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sehari-hari manusia dalam bekerja dan beraktivitas selalu melibatkan anggota gerak tubuhnya. Manusia adalah makhluk yang memerlukan gerak karena hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia.dikarenakan manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya manusia tidak pernah terlepas

Lebih terperinci

LATIHAN FLEKIBILITAS

LATIHAN FLEKIBILITAS LATIHAN FLEKIBILITAS mansur@uny.ac.id 1. Fleksibilitas mengacu pada berbagai gerakan di sekitar sendi. Meningkatkan fleksibilitas adalah elemen dasar dari sebuah program latihan atlet muda 2. Fleksibilitas

Lebih terperinci

MEKANISME KERJA OTOT LURIK

MEKANISME KERJA OTOT LURIK MEKANISME KERJA OTOT LURIK Otot rangka adalah masa otot yang bertaut pada tulang yang berperan dalam menggerakkan tulang-tulang tubuh. MEKANISME OTOT LURIK/OTOT RANGKA Mekanisme kerja otot pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan kebugaran mempunyai beberapa istilah yang sering

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan kebugaran mempunyai beberapa istilah yang sering 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan kebugaran sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup, karena tanpa kebugaran dan kesehatan yang baik manusia tidak mampu untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 2.1.1. Pengertian Passing Yang dimaksud dengan passing adalah mengoper bola dengan menggunakan kaki yang sebenarnya.pada permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan atau aktivitas sehari-hari dalam kehidupannya. Salah satu contoh aktivitas seharihari adalah bersekolah,kuliah,bekerja

Lebih terperinci

protein adalah bahan utama pembentuk otot. dengan control sikap (stabililisasi), dimana stabilisasi akan

protein adalah bahan utama pembentuk otot. dengan control sikap (stabililisasi), dimana stabilisasi akan 2 panjang otot saat kontraksi dan kecepatan kontraksi otot masingmasing individu. Kekuatan otot pada umumnya bertambah seiring usia yang juga bertambah karena asupan protein yang kita makan karena protein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang serba berkembang ini banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas sehari-hari tidak akan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh.

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh. 1 KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN Jurnal Oleh Rahmat Ramadhan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia tidak akan terlepas dari masa remaja. Masa remaja merupakan saah satu periode dari perkembangan manusia, masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa merupakan periode di mana tidak terjadi lagi perubahan karena faktor pertumbuhan setelah masa adolesensi yang mengalami pertumbuhan cepat. Peningkatan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POWER LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG. Jurnal. Oleh ENO IRDIANTO

KONTRIBUSI POWER LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG. Jurnal. Oleh ENO IRDIANTO 1 KONTRIBUSI POWER LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG Jurnal Oleh ENO IRDIANTO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot tungkai, power otot lengan, kelentukan dan keseimbangan dengan hasil belajar kayang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang hidupnya, manusia tidak terlepas dari proses gerak. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia melakukan berbagai macam aktifitas yang dipengaruhi oleh tugas, kepribadian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah bagian dari proses tumbuh kembang yang

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah bagian dari proses tumbuh kembang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) adalah bagian dari proses tumbuh kembang yang berkembang dari anak-anak, dewasa yang akhirnya menjadi tua. Di masa datang, jumlah lansia

Lebih terperinci

MEKANISME GERAK SISTEM MUSKULOSKELETAL. Sasanthy Kusumaningtyas Departemen Anatomi FKUI

MEKANISME GERAK SISTEM MUSKULOSKELETAL. Sasanthy Kusumaningtyas Departemen Anatomi FKUI MEKANISME GERAK SISTEM MUSKULOSKELETAL Sasanthy Kusumaningtyas Departemen Anatomi FKUI 1 ILMU GERAK KINESIOLOGI : Adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu melakukan gerakan. Beberapa disiplin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Nyeri Hasil evaluasi nyeri dengan menggunakan VDS didapatkan hasil bahwa pada terapi ke-0 nyeri diam: tidak nyeri, nyeri tekan: nyeri ringan, nyeri gerak: nyeri

Lebih terperinci

Hubungan panjang klavikula dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012

Hubungan panjang klavikula dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012 Jurnal e-iomedik (em), Volume 5, omor 1, Januari-Juni 2017 Hubungan panjang dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012 1 Osvaldo T. Liputra 2 Taufiq F. Pasiak 2 Djon Wongkar

Lebih terperinci

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel ANATOMI PERSENDIAN rangka tubuh manusia tersusun dari tulang-tulang yang saling berhubungan. Hubungan antartulang disebut sendi. Dengan adanya sendi, kaki dan tanganmu dapat dilipat, diputar dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan sangat penting bagi manusia untuk hidup dan untuk melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Sehingga jenis kelamin, merokok dan trauma tidak memiliki kontribusi terhadap

BAB V PEMBAHASAN. Sehingga jenis kelamin, merokok dan trauma tidak memiliki kontribusi terhadap BAB V PEMBAHASAN Karakteristik responden meliputi umur, masa kerja, jenis kelamin, merokok dan trauma. Di mana untuk karakteristik jenis kelamin semua responden adalah perempuan, tidak merokok dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muskulus kuadrisep adalah salah satu jaringan lunak yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. Muskulus kuadrisep adalah salah satu jaringan lunak yang paling penting 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Muskulus kuadrisep adalah salah satu jaringan lunak yang paling penting dalam mempertahankan fungsi sendi patellofemoral dengan menarik patela ke arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menjalankan aktivitas harian tanpa adanya rasa lelah yang berlebih (Kisner & Colby, 2012). Di era globalisasi yang penuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu bergerak dan beraktivitas dalam kehidupannya. Semua bentuk kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang. badan, pergerakan tersebut bisa terjadi pada saat beraktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang. badan, pergerakan tersebut bisa terjadi pada saat beraktivitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup yang banyak melakukan kerja fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang sering digunakan terutama bagian kaki. Gerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. epidemi global dan harus segera ditangani. Saat ini prevalensi obesitas di

BAB I PENDAHULUAN. epidemi global dan harus segera ditangani. Saat ini prevalensi obesitas di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia yang telah menjadi epidemi global dan harus segera ditangani. Saat ini prevalensi obesitas di dunia meningkat tajam hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kebugaran jasmani ialah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari dengan ringan tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN TERHADAP FLEKSIBILITAS LANSIA

PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN TERHADAP FLEKSIBILITAS LANSIA Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN TERHADAP FLEKSIBILITAS LANSIA 1 Renold C. Ibrahim 2 Hedison Polii 2 Herlina Wungouw 1 Kandidat Skripsi Fakultas

Lebih terperinci

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 TENGAH DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO. PROF DR. R SOEHARSO SURAKARTA Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J 100 050 035

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 4 BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Range of Motion (ROM) 1. Pengertian Range Of Motion (ROM), merupakan istilah baku untuk menyatakan batas/besarnya gerakan sendi baik normal. ROM juga di gunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fleksibilitas 2.1.1. Definisi fleksibilitas Fleksibilitas mengacu pada kemampuan ruang gerak sendi atau persendian tubuh. Kemampuan gerak sendi ini berbeda di setiap persendian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gulat merupakan cabang olahraga beladiri yang memiliki karakteristik tersendiri yaitu saling berhadapan dengan menggunakan anggota tubuh untuk menjatuhkan lawan dengan

Lebih terperinci

Tubuh kita juga memiliki komponen yang membuatnya dapat bergerak atau beraktivitas. Apa saja yang terlibat bila kita melakukan gerak?

Tubuh kita juga memiliki komponen yang membuatnya dapat bergerak atau beraktivitas. Apa saja yang terlibat bila kita melakukan gerak? Belajar IPA itu asyik, misalnya saat mempelajari tentang astronomi dan benda-benda langit, kita bisa mengenal lebih dekat tentang planet, bintang, dan benda-benda langit lainnya. Pelajaran seperti ini

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA V o l. 1, N o. 2, J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 7 101 HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA Naintina Lisnawati

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI KELELAHAN OTOT

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI KELELAHAN OTOT LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI KELELAHAN OTOT Oleh: Nama : Yuni Aisyah Puteri NIM : 121610101006 LABORATORIUM FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2012/2013 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas, teori-teori yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas, teori-teori yang akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas, teori-teori yang akan dikemukakan harus sesuai dengan variabel penelitian yaitu

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot Tinjauan Umum Jaringan Otot Tipe Otot Otot rangka menempel pada kerangka, lurik, dapat dikontrol secara sadar Otot jantung menyusun jantung, lurik, dikontrol secara tidak sadar Otot polos, berada terutama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. melakukan gerakan yang terorganisir dengan baik. Kemampuan gerak

II. TINJAUAN PUSTAKA. melakukan gerakan yang terorganisir dengan baik. Kemampuan gerak 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Motorik Kemampuan gerak adalah kesanggupan yang dimiliki seseorang untuk dapat melakukan gerakan yang terorganisir dengan baik. Kemampuan gerak seseorang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar seperlima dari

Lebih terperinci

OTOT DAN SISTEM GERAK ridwan@sith.itb.ac.id GERAK --- ciri makhluk hidup Macam-macam gerak : gerak amoeboid, gerak silia, gerak flagela, gerak sebagian anggota tubuh, gerak seluruh tubuh. Gerak melibatkan

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA Tubuhmu memiliki bentuk tertentu. Tubuhmu memiliki rangka yang mendukung dan menjadikannya

Lebih terperinci

BIOMEKANIKA. Ergonomi Teknik Industri Universitas Brawijaya

BIOMEKANIKA. Ergonomi Teknik Industri Universitas Brawijaya BIOMEKANIKA Ergonomi Teknik Industri Universitas Brawijaya Biomekanika Biomekanika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Negara Indonesia merupakan negara dengan jumah penduduk yang memasuki peringkat 5 besar penduduk terbanyak didunia. Dengan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah fisiologi khususnya fisiologi otot.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah fisiologi khususnya fisiologi otot. 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah fisiologi khususnya fisiologi otot. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Fisiologi FK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang menjadi dasar permasalahan penelitian yang diambil, meliputi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diprediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta jiwa (11,34%) dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. diprediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta jiwa (11,34%) dengan usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2010, jumlah lanjut usia (lansia) sebesar 23,9 juta jiwa (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Sedangkan pada tahun 2020 diprediksikan jumlah lansia

Lebih terperinci

Mekanisme Kerja Otot

Mekanisme Kerja Otot Mekanisme Kerja Otot 1. Sarkolema Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot 2. Sarkoplasma Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam

Lebih terperinci

Sistem Rangka dan Otot. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

Sistem Rangka dan Otot. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Sistem Rangka dan Otot 1 Rangka Rangka adalah kumpulan berbagai tulang Pemberi bentuk tubuh Tempat melekatnya otot-otot Pelindung organ lunak Mengganti sel-sel yg rusak Penopang tubuh Menyerap gaya/beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung, juga merupakan penyebab kecacatan nomor satu baik di negara maju maupun di negara berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktifitas perkuliahan yang begitu padat membuat mahasiswa kekurangan waktu untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup sehat adalah tujuan semua orang. Salah satu yang mempengaruhi kualitas hidup individu adalah kondisi fisiknya sendiri. Sehingga manusia yang sehat sudah tentu

Lebih terperinci

Mitos Sixpack Orang menghabiskan uang jutaan setiap tahun untuk mendapatkan tubuh ideal. Sekarang ini terdapat sekitar 200 lebih alat-alat latihan untuk perut. Sebagian alat-alat ini tidak berguna sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman globalisasi sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman globalisasi sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang sangat pesat, bisa kita lihat di dalam perkembangan ilmu pengetahuan misalnya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan latihan fisik secara sistematis, dan dirangkai secara keseluruhan dengan tujuan membentuk dan mengembangkan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING JURNAL. Oleh CANDRA GAMALI PUTRA

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING JURNAL. Oleh CANDRA GAMALI PUTRA KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING JURNAL Oleh CANDRA GAMALI PUTRA PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktivitas fisik yang besar manfaatnya bagi manusia. Olahraga dapat berfungsi sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan, untuk prestasi dan

Lebih terperinci

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian

Lebih terperinci

ROM (Range Of Motion)

ROM (Range Of Motion) Catatan : tinggal cari gambar ROM (Range Of Motion) A. Pengertian Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Kelompok tulang di bawah ini yang termasuk tulang pipa adalah... Tulang hasta, tulang paha, tulang betis Tulang hasta, tulang belikat,

Lebih terperinci

GERAK PADA HEWAN DAN MANUSIA DAPAT TERJADI KARENA ADANYA KERJASAMA ANTARA TULANG (RANGKA) DENGAN OTOT.

GERAK PADA HEWAN DAN MANUSIA DAPAT TERJADI KARENA ADANYA KERJASAMA ANTARA TULANG (RANGKA) DENGAN OTOT. SISTEM RANGKA 1. RANGKA SEBAGAI ALAT GERAK PASIF. 2. OTOT SEBAGAI ALAT GERAK AKTIF. GERAK PADA HEWAN DAN MANUSIA DAPAT TERJADI KARENA ADANYA KERJASAMA ANTARA TULANG (RANGKA) DENGAN OTOT. BAGAIMANA GERAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas manual material handling atau penanganan material secara manual masih menjadi sebagian besar aktivitas yang ada di dunia industri seperti aktivitas pengangkatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya era globalisasi memberikan pengaruh besar pada segala aspek kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007, kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan di mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas

Lebih terperinci

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan 2 Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan kerja dan praktik fisioterapi yang menyatakan bahwa fisioterapi merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu

Lebih terperinci

SISTEM GERAK PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM GERAK PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM GERAK PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc SISTEM GERAK Sistem gerak terdiri dari Tulang - gerak pasif Otot gerak aktif Tendon ; Ujung otot lurik yang melekat pada tulang Ligamen : otot yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI Jenis Data 1. Dimensi Linier (jarak) Jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang mencakup: panjang, tinggi, dan lebar segmen tubuh, seperti panjang jari, tinggi lutut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam kelompok prestasi, hobi, ataupun rekreasi. 1 Berdasarkan World Health

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam kelompok prestasi, hobi, ataupun rekreasi. 1 Berdasarkan World Health BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu aspek kehidupan yang erat hubungannya dengan kesehatan dan sangat bermanfaat bagi kesehatan individu atau masyarakat baik dalam kelompok

Lebih terperinci

SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MANUS. Regita Tanara / B1

SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MANUS. Regita Tanara / B1 SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MANUS Regita Tanara 102015121 / B1 SKENARIO Seorang anak 5 tahun dibawa ibunya ke UGD rumah sakit dengan keluhan jari telunjuknya memar akibat terjepit daun pintu IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF LAMPIRAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF Pokok bahasan Sub Pokok bahasan : Latihan fisik rentang derak/ Range Of Motion (ROM) : Mengajarkan latihan

Lebih terperinci

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Dislokasi Sendi Panggul Dislokasi sendi panggul banyak ditemukan di Indonesia akibat trauma dan sering dialami oleh anak-anak. Di Negara Eropa, Amerika dan Jepang, jenis dislokasi sendi panggul yang sering

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan (FKIK) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kehidupan manusia pasti akan dihadapkan dengan beberapa masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang muncul. Dengan segenap kemampuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lay up shoot merupakan salah satu teknik dalam permainan bolabasket yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun tidak spesifik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tempat kerja industri, banyak pekerja melakukan pekerjaan proses dalam posisi berdiri untuk jangka waktu yang panjang. Bekerja di posisi berdiri dapat dihubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global, tahun 2010 sekitar 23% dari orang dewasa muda berusia 18 tahun atau lebih dikategorikan kurang melakukan aktivitas fisik (laki-laki 20% dan perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesegaran jasmani merupakan indikator kesehatan yang sangat penting bagi seseorang. Kesegaran jasmani berkaitan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Nama : Tehrizka Tambihan NPM : 37412336 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Rossi

Lebih terperinci

BAB 3 FONDASI DALAM MEMANAH

BAB 3 FONDASI DALAM MEMANAH 18 BAB 3 FONDASI DALAM MEMANAH Pengantar Menembak (shooting) dalam olahraga panahan sangat memerlukan konsistensi (keajegan) dan stabilitas yang tinggi, sehingga dengan adanya konsistensi dan stabilitas

Lebih terperinci