PENUNTUN PRAKTIKUM TANAH DAN PEMUPUKAN (PDB 1207) Dikeluarkan oleh: LABORATORIUM TANAH/SUMBERDAYA LAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENUNTUN PRAKTIKUM TANAH DAN PEMUPUKAN (PDB 1207) Dikeluarkan oleh: LABORATORIUM TANAH/SUMBERDAYA LAHAN"

Transkripsi

1 PENUNTUN PRAKTIKUM TANAH DAN PEMUPUKAN (PDB 1207) Dikeluarkan oleh: LABORATORIUM TANAH/SUMBERDAYA LAHAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2016

2 TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Praktikan diperbolehkan masuk laboraturium dengan mengenakan jas praktikum. 2. Pada saat praktikum berlangsung, praktikan diharuskan: a. Tertib, tidak bersendau gurau, tidak makan, minum. b. Tidak memalsu angka atau data yang diperoleh. c. Menjaga kebersihan laboraturium dan alat-alat yang digunakan. 3. Praktikan ditunda (dibatalkan) praktikumnya apabila: a. Tidak hadir tanpa memberikan keterangan yang sah. b. Tidak melaksanakan praktikum dengan tertib c. Tidak mengganti peralatan yang dipecahkan. d. Tidak menyerahkan laporan praktikum sampai batas waktu yang ditentukan. 4. Penilaian praktikum meliputi kuis harian, aktivitas, laporan dan responsi akhir. 5. Laporan diserahkan satu minggu setelah praktikum selesai dilakukan. 6. Laporan resmi (diketik) diserahkan setelah laporan sementara disetujui oleh asisten. 7. Responsi akhir dilakukan satu minggu setelah seluruh rombongan selesai melakukan praktikum (jadwal menyesuaikan).

3 I. PENYIAPAN CONTOH TANAH A. Landasar Teori Pengambilan contoh tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik maupun sifat kimia tanah. Ada tiga macam cara pengambilan contoh tanah, yaitu: 1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample) : digunakan untuk penetapan berat jenis isi (bulk density), berat jenis partikel (particle density), porositas tanah, kurva pf dan permeabilitas tanah. 2. Contoh tanah tidak utuh/ terganggu (disturbed soil sample) : digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna tanah dan analisis kimia tanah. 3. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregate) : digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, potensi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE (Coefficient of Linier Extensibility). B. Maksud dan Tujuan Menyiapkan contoh tanah kering angin/ udara dengan diameter 2 mm dan contoh tanah halus (diameter 0,5 mm) yang digunakan untuk acara penetapan kadar air, derajat kerut tanah dan pengenalan contoh tanah dengan indra. C. Bahan dan Alat Bahan : contoh tanah terganggu yang telah diambil dari lapang dan sudah dikeringanginkan selama kurang lebih satu minggu. Alat : mortir dan penumbuknya, saringan (2 mm, 1 mm, 0,5 mm) tambir untuk peranginan, kantong plastik, spidol untuk menulis label. D. Cara Kerja 1. Contoh tanah yang sudah dikeringanginkan ditumbuk dalam mortir secara hati-hati, kemudian diayak dengan saringan berturut-turut dari yang berdiamater 2 mm, 1 mm dan 0,5 mm. Contoh tanah yang tertampung di atas saringan 1 mm adalah contoh tanah yang berdiameter 2 mm, sedang yang lolos saringan 0,5 mm adalah contoh tanah halus (<0,5 mm). 2. Contoh tanah yang diperoleh dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label seperlunya.

4 II. PENETAPAN KADAR AIR TANAH A. Landasan Teori Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi: 1) air higroskopis, 2) air kapiler dan 3) air gravitasi. a. Air Higroskopis Air higrosopis adalah air yang diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sangat sedikit dan merupakan selaput tipis yang menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat kuat pada matriks tanah ditahan pada tegangan antara atm (pf 4,0-4,7). b. Air kapiler Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi. Air ini begerak ke samping atau ke atas karena gaya kapiler. Air kapiler ini menempati pori mikro dan dinding pori makro, ditahan pada tegangan antara 1/3-15 atm (pf 2,54-4,20). Air kapiler dibedakan menjadi: a) Kapasitas Lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapasitas lapang, tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman, karena pori makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm atau pada pf 2,54. b) Titik Layu Permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan tanaman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm atau pf 4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai Koeffisien Layu Tanaman. c. Air gravitasi Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah karena mudah meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi mudah hilang dari tanah dengan membawa unsur hara seperti N, K, Ca sehingga tanah menjadi masam dan miskin hara.

5 B. Maksud dan Tujuan Menetapkan kadar air contoh tanah kering angin, kapasitas lapang dan kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetri (perbandingan massa air dengan massa padatan tanah) atau disebut berdasarkan % berat. C. Bahan dan Alat Contoh tanah kering angin, botol timbang, timbangan analitis, keranjang stainless steel, cawan tembaga porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukur 2 mm, bak perendam, serbet, kertas saring, oven, tang penjepit dan eksikator. D. Cara Kerja 1. Kadar air tanah kering angin (udara) a. Botol timbang dan penutupnya dibersihkan, diberi label, lalu ditimbang (a gram) b. Botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angin yang berdiameter 2 mm, kurang lebih setengahnya, ditutup, lalu ditimbang kembali (b gram) c. Botol timbang yang berisi tanah dimasukkan kedalam oven dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukan pada suhu C selama minimal 4 jam. d. Setelah waktu pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan menggunakan tang penjepit. e. Botol timbang yang telah ditutup dikeluarkan dari oven dengan menggunakan tang penjepit, lalu dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit. f. Setelah itu, botol timbang diambil satu persatu dengan menggunakan tang penjepit untuk ditimbang dengan timbangan yang sama (c gram) Perhitungan : Kadar air = ( b c) x 100 % ( c a) Keterangan : (b-c) = massa air; (c-a) = massa tanah kering mutlak (massa padatan)

6 2. Kadar air Kapasitas Lapang (metode pendekatan) a. Keranjang stainless steel dibersihkan, diberi label kemudian ditimbang (a gram) b. Keranjang stainless steel yang telah ditimbang diletakkan kedalam bejana seng c. Contoh tanah kering angin 2 mm dimasukkan ke dalam keranjang kuningan setinggi 2,5 cm (sampai tanda batas) secara merata tanpa ditekan. d. Diteteskan air sebanyak 2 ml dengan pipet ukur secara perlahan-lahan pada 3 titik tanpa bersinggungan, kemudian bejana seng ditutup, diletakkan ditempat yang teduh dan dibiarkan selama 15 menit. e. Keranjang stainless steel dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan hati-hati hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab, lalu ditimbang (b gram) Perhitungan: Kapasitas lapang = 2 x 100% + Ka b ( a 2) 3. Kadar air maksimum tanah a. Cawan tembaga porus dan petridis dibersihkan dan diberi label secukupnya b. Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air dengan menggunakan botol semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan kedalam petridis kemudian ditimbang (a gram) c. Cawan tembaga porus dikeluarkan dari petridis, isi dengan contoh tanah halus ( 0,5 mm) kurang lebih 1/3 nya. Cawan diketuk-ketuk secara perlahan sampai permukaan tanahnya rata, contoh tanah halus ditambahkan lagi 1/3 nya dengan jalan yang sama sampai cawan tembaga porus penuh dengan tanah. Kelebihan tanah diatas cawan diratakan dengan colet. d. Cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu kayu di bawahnya agar air bebas masuk kedalam cawan tembaga porus. Perendaman dilakukan selama jam. e. Setelah waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari bak perendam. Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan colet, dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam cawan petridish yang digunakan pada waktu penimbangan pertama, lalu ditimbang (b gram) f. Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu C.

7 g. Setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit dan dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit. Setelah itu diambil dengan tang penjepit kemudian ditimbang beratnya (c gram). h. Tanah yang ada didalam cawan tembaga porus dibuang, cawan tembaga porus dibersihkan dengan kuas, dialasi dengan petridis yang sama lalu ditimbang beratnya (d gram) Perhitungan : Kadar air maksimum= ( b a) ( c d) x 100% ( c d)

8 III. PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA 1. Warna Tanah A. Landasan Teori Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan di lapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa besi akan berwarna merah. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengaruh warna akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembapan tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, aktivitas mikroorganisme dan struktur tanah. Selain itu warna tanah dapat untuk menaksir : 1. Tingkat pelapukan atau proses pembentukan tanah, semakin merah berarti semakin lanjut pelapukannya. 2. Kandungan bahan organik tanah. 3. Drainase tanah: warna merah atau kecoklatan berdrainase baik, sedang warna kelabu menunjukkan drainase yang jelek 4. Horison pencucian/pengendapan. Warna putih menunjukkan horison pencucian, sedang warna merah gelap menunjukkan horison pengendapan. 5. Jenis mineral: warna pucat banyak mengandung kuarsa, kapur; merah banyak mengandung besi;, warna gelap kemungkinan banyak senyawa boron atau mangan. Warna tanah dibedakan atas (a) warna dasar tanah (matriks) dan warna karatan sebagai proses oksidasi dan reduksi dalam tanah. Penetapan warna tanah digunakan MUNSELL SOIL COLOR CHART, dimana dalam penetapan warna harus dicatat HUE, VALUE, dan CHROMA. 1. Hue : warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Dimulai dengan warna merah (5R) dan warna paling kuning (5Y), untuk tanah tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5BG, dan N (netral). 2. Value : merupakan kartu warna merah kea rah vertical yang menunjukkan warna tua-muda atau hitam-putih, ditulis di belakang nilai HUE.

9 3. Chroma : merupakan kartu warna yang disusun horisontal yang menunjukkan intensitas cahaya. Ditulis di belakang Value yang dipisahkan oleh garis miring. Jadi yang perlu dicatat dalam penetapan warna tanah adalah notasi warna dan nama warna. Contoh : Notasi warna : 10 YR 3 4. Notasi warna : reddish brown. B. Maksud dan Tujuan Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku Munsell Soil Color Chart. C. Cara Kerja Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab secukupnya (permukaannya tidak mengkilap), diletakkan dibawah lubang kertas buku Munsell Soil Color Chart. Dicatat notasi warna (Hue, Value, Chroma) dan nama warna. Pengamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya matahari langsung. 2. Tekstur Tanah A. Landasan Teori Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat dalam suatu massa tanah. Definisi ini dapat diartikan secara kualitatif atau kuantitatif. Secara kualitatif, tekstur menggambarkan halus kasarnya tanah. Semakin halus tekstur tanahnya menunjukkan bahwa kemampuan tanah dapat menahan air relatif tinggi, plastis, lengket, drainase buruk, dan sulit diolah. Sebaliknya tanah ringan mempunyai kemampuan menahan air relatif rendah, aerasi baik, mudah meloloskan air, dan mudah diolah. Secara kuantitatif, tekstur tanah menunjukkan persentase masing-maing fraksi tanah. Ada 3 (tiga) macam tektur utama tanah, yaitu tektur pasir (sand), lempung (loam) dan liat (clay). Perlu diketahui terjemahan loam di UGM adalah geluh. Tanah dikatakan pasir jika kandungan pasirnya >70%, sedangkan tanah liat, jika kandungan liatnya >35%. Tekstur lempung (loam) merupakan peralihan dari tanah pasir ke tanah liat dan mengandung relatif antara fraksi pasir, debu dan liat yang seimbang.

10 Departemen Pertanian Amerika Serikat membagi tanah menjadi 12 kelas tekstur tanah, yang menjadi dasar dalam klasifikasi tanah. Adapun pembagian kelas tekstur tertera pada tabel 1. Tabel 1. Penetapan kelas tekstur tanah di lapang No. Kelas tekstur rasa dan sifat tanah 1. Pasir (S) Sangat kasar, tidak membentuk bola/gulungan, tidak melekat 2. Pasir berlempung (LS) Sangat kasar, bola terbentuk mudah hancur, agak lekat 3. Lempung berpasir ( SL) Agak kasar, bola agak keras tetapi mudah hancur, melekat 4. Lempung (L) Rasa tidak kasar, tidak licin, bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat serta melekat 5. Lempung berdebu (SIL) Licin membentuk bola teguh, sedikit digulung, permukaan mengkilat dan melekat 6. Debu ( SI) Rasa licin sekali, bola teguh, sedikit digulung, permukaan mengkilat dan agak melekat 7. Lempung berliat (CL) Rasa agak kasar, bola agak teguh (kering), membentuk gulungan tetapi mudah hancur, melekat sedang 8. Lempung liat berpasir (SCL) Rasa kasar agak jelas, bola agak teguh (kering), membentuk gulungan tetapi mudah hancur, melekat 9. Lempung liat berdebu Rasa licin jelas, bola teguh, gulungan mengkilat, melekat (SICL) 10. Liat berpasir (CS) Licin agak kasar, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat sekali 11. Liat berdebu (SIC) Rasa agak licin, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat 12. Liat (C) Rasa berat, bola sangat teguh, sangat lekat, kering sangat Menurut cara penetapan tekstur tanah dikenal dua cara yaitu (1) penetapan tekstur di lapang (kualitatif) dan (2) penetapan di laboratorium (kuantitatif) dengan metode pipet. B. Cara Kerja Penetapan tekstur tanah di lapang dilakukan dengan cara merasakan atau meremas tanah antara ibu jari dan jari telunjuk. Diambil sebongkah tanah kira-kira sebesar kelereng, basahi dengan air hingga tanah dapat ditekan. Contoh tanah dipijit kemudian dibuat benang dan sambil dirasakan kasar halusnya tanah. Jika : a) Bentukan benang mudah membentuk pita panjang, maka besar kemungkinan teksturnya liat, b) Mudah patah, kemungkinan tekstur tanahnya lempung berliat dan

11 c) Tidak terbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika terasa lembut dan licin, berarti lempung berdebu; terasa kasar: lempung berpasir. 3. Struktur Tanah A. Landasan Teori Struktur tanah adalah penyusunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) membentuk agregat tanah. Antara agregat yang satu dengan lainnya dibatasi oleh bidang belah secara alami. Struktur tanah terbentuk akibat penggabungan butir-butir primer tanah oleh adanya koloid tanah, humus atau bahan kimia membentuk agregat primer. Agregat primer ini disebut sebagai struktur mikro, sedangkan agregat sekunder yang merupakan struktur pada lapisan tanah atas/lapisan olah disebut sebagai struktur makro (agregat makro). Agregat mikro yang terbentuk disebut sebagai ped yang sebenarnya merupakan ukuran/kelas struktur tanah. Pengamatan struktur tanah di lapang terdiri dari: (1) pengamatan bentuk struktur/tipe struktur, (2) besarnya agregat tanah (ped) yang dinyatakan sebagai kelas struktur dan (3) pengamatan kuat-lemahnya agregat tanah yang terbentuk yang dinyatakan sebagai derajat struktur tanah. B. Cara Kerja Sebongkah tanah diambil dari lapisan horizon tanah, kemudian dipecah dengan cara menekan dengan jari atau dengan dijatuhkan dari ketinggian tertentu, sehingga bongkah tanah akan pecah secara alami. Pecahan tersebut menjadi agregat mikro (ped) yang merupakan kelas struktur tanah. 1. Bentuk Struktur: Lempeng : berbentuk rata, menyerupai plat, ukuran horizontal > vertikal. Tiang : ukuran vertikal > horizontal, dibedakan menjadi prismatik (p) yang ujungnya bersegi dan columner (c) yang ujungnya membulat. Gumpal : gumpal atau berbidang banyak, mempunyai ukuran seimbang antara vertikal dan horizontal. Pembagian lebih lanjut adalah gumpal membulat (subangular blocky = sb) dan gumpal bersudut (angular blocky = ab).

12 Remah : butir-butir tanah saling mengikat seperti irisan roti, mempunyai ikatan cukup kuat, bersifat porus. Kersai : sama seperti tipe remah tetapi mempunyai ukuran ped lebih kecil dan kurang porus. Pejal : ikatan antar partikel tanah sangat mampat. Berbutir tunggal : lepas-lepas belum membentuk agregat. 2. Kelas struktur Tabel 2. Ukuran masing-masing kelas menurut bentuk struktur tanah Kelas Tipe lempeng Tipe tiang Tipe gumpal Remah/kersai Sangat halus (VF) < 1 mm < 10 mm < 5 mm < 1 mm Halus (F) 1 2 mm mm 5 10 mm 1 2 mm Sedang (M) 2 5 mm mm mm 2 5 mm Kasar (C) 5 10 mm mm mm 5 10 mm Sangat kasar (VC) > 10 mm > 100 mm > 50 mm > 10 mm 3. Derajat Struktur Derajat struktur tanah diamati berdasarkan kuat/lemahnya agregat yang terbentuk. Dibedakan menjadi : 0 = tak beragregat, untuk tipe pejal dan berbutir tunggal 1 = lemah, ped yang terbentuk jika tersinggung mudah hancur menjadi pecahan pecahan yang lebih kecil, dibedakan sangat lemah dan agak lemah 2 = cukupan, sudah terbentuk ped yang jelas dan masih dapat dipecahkan. 3 = kuat, telah terbentuk ped yang tahan lamadan ada adhesi lemah satu sama lain. Jika dipecah agak terasa ada tahanan, dibedakan derajatnya menjadi sangat kuat dan cukup kuat 4. Konsistensi A. Landasan Teori Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antara partiket-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan-perubahan bentuk oleh tekanan berbagai bentuk yang mempengaruhinya. Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik, umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Konsistensi tanah dapat diamati pada kondisi basah, lembab, kering.

13 B. Maksud dan Tujuan Menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah tanah dalam keadaan basah, lembab dan kering. C. Cara kerja Contoh tanah dalam berbagai kandungan air diamati dengan cara dipijit dengan ibu jari dan telunjuk. Pengamatan dimulai pada kondisi kering, lembab dan basah dengan cara menambah air pada contoh tanahnya. 1. Konsistensi Basah Konsistensi basah diamati sifat kelekatannya (stickiness) dan keliatannya/sifat plastis (plasticity), pembagiannya sebagai berikut : a. Kelekatan (stickiness) : s0 : tidak lekat (non sticky), tak ada yaang melekat pada jari ss : agak lekat (sligtly sticky), sedikit melekat pada satu jari yang mudah lepas s : Lekat (sticky), melekat pada dua jari, kalau ditarik masa tanah tersebut elastis antara jari dan masa tanah vs : Sangat lekat (very sticky), sangat melekat pada kedua jari dan sukar dilepaskan b. Keliatan (Plasticity) : p0 : Tidak plastis (non plastic), tidak dapat dibuat pita tanah ps : Agak plastis (sligtly plastic), dapat membentuk gulungan kecil yang mudah diubah bentuknya p : Plastis (plastic), dapat membentuk gulungan kecil dan elastis, berubah bentuknya jika ditekan vp : Sangat plastis (very plastic), membentuk gulunga kecil, hanya dapat diubah bentuknya dengan pijatan kuat 2. Konsistensi lembab i : Lepas (loose), butir-butir tanah terlepas satu dengan lainnya vf : Sangat gembur (very friable), sedikit tekanan sudah hancur f : Gembur (friable), tekanan agak kuat baru hancur t : Teguh (firm), massa tanah hancur dengan tekanan sedang vt : Sangat teguh (very firm), dengan tekanan sangat kuat baru hancur et : Sangat teguh sekali (extremely firm), sangat tahan terhadap tekanan tangan, baru hancur jika diinjak oleh kaki

14 3. Konsistnsi kering i : Lepas (loose), butir tanah terlepas satu dengan lainnya tidak terikat s : Lunak (soft), dengan sedikit tekanan antara ibu jari dan telunjuk, tanah mudah hancur sh : Agak keras (slightly hard), tanah hancur dengan tekanan agak sedang antara ibu jari h : Keras (hard), hancur dengan tekanan antara sedang sampai kuat vh : Sangat keras (very hard), tahan terhadap tekanan, massa tanah suka dihancurkan eh : Sangat keras sekali (extremly hard), sangat tahan terhadap tekanan massa tidak dapat dipecahkan dengan tangan

15 IV. PENGENALAN PUPUK A. PENDAHULUAN Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah. Oleh karena itu pemupukan diartikan sebagai penambahan zat hara tanaman ke dalam tanah. Secara arti luas pemupukan sebenarnya termasuk penambahan bahan-bahan lain yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah. Misalnya memberi pasir atau tanah liat, pengapuran dan sebagainya. Pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah pupuk yang langsung didapat dari alam, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, fosfat alam. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat di pabrik dengan kadar dan jenis unsur hara tertentu. Dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal berarti mengandung satu unsur hara dengan kadar tertentu, misalnya Urea (46% N), KCl (50% K2O), ZA (20% N), SP-36 (36% P2O5), TSP (48% P2O5). Pupuk majemuk berarti mengandung beberapa unsur hara, misalnya pupuk NP : Ammophos, Superstikfos. Pupuk NPK contohnya Rustika Yellow (15:15:15). B. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikum dapat mengenal macam pupuk dan dapat membedakannya. 2. Mengetahui sifat masing-masing pupuk dalam hal warna, bentuk, ph, sifat higroskopis, kelarutan, kadar hara beberapa macam pupuk. C. BAHAN DAN ALAT Aneka pupuk, tabung reaksi, gelas piala, cawan petridis, kertas buram, aquadest, sendok, kertas label, ph stick, timbangan elektrik, dan sebagainya D. PROSEDUR KERJA 1. Catat warna, bentuk, dan kadar unsur hara beberapa macam pupuk. 2. Kelarutan : Masing-masing pupuk diambil 1 sendok, masukkan ke dalam gelas piala yang diisi air yang sama (50 ml), catat kecepatan larutnya.

16 3. ph : Masing-masing pupuk diambil 1 sendok, masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan aquadest dengan perbandingan 1:2,5. Kocok dan diamkan sampai bening, celupkan kertas ph dan catat hasilnya. 4. Higroskopis : Masukkan 1 sendok pupuk ke dalam petridis yang diberi alas kertas buram, ratakan permukaannya. Amati selama 3 hari sifat higroskopisnya dan catat hasilnya.

17 V. PEMBUATAN PUPUK CAMPUR A. PENDAHULUAN Perlu diingat dalam membuat pupuk campur harus hati-hati, karena beberapa pupuk menjadi rusak kalau dicampur atau tidak dapat disimpan lama seperti pada tabel berikut : ZA Urea ASN NH4Cl ES DS TS FMP ZK ZA Urea ASN NH 4 Cl ES DS TS FMP ZK Tidak dapat dicampur Dapat dicampur tetapi tidak dapat disimpan lama Dapat dicampur dan disimpan lama B. TUJUAN PRAKTIKUM Praktikan dapat membuat pupuk campur dari pupuk yang ada. C. BAHAN DAN ALAT Timbangan analitis, pupuk ZA (20% N), pupuk SP-36 (36% P2O5) dan KCl (50% K2O2), abu dapur, plastik, sendok, dan sebagainya.

18 D. PROSEDUR KERJA 1. Timbang masing-masing pupuk sesuai dengan perbandingan yang diinginkan. Contoh : Akan dibuat pupuk campur 10 : 10 : 10 ZA yang ditimbang 10/20 x 100 g = 50 g SP-36 yang ditimbang 10/36 x 100 g = 27,7 g KCl yang ditimbang 10/50 x 100 g = 20 g Jumlah = 97,7 g 2. Tambahkan bahan pengisi (abu dapur) sebanyak (100-97,7) g = 2,3 g 3. Campurkan hasil penimbangan tersebut ke dalam kantong plastik, aduk sampai merata dan pupuk siap digunakan. E. TUGAS Group A membuat pupuk campur NPK ( 8 : 10 : 12 ) Group B membuat pupuk campur NPK ( 12 : 8 : 8 ) Group C membuat pupuk campur NPK ( 7 : 7 : 7 ) Group D membuat pupuk campur NPK ( 9 : 9 : 9 ) Group E membuat pupuk campur NPK ( 8 : 9 : 10 )

19 PENETAPAN KADAR AIR TANAH Rombongan : Tanah : 1. Kadar air tanah kering angin (Ka) Botol timbang (a) gram + contoh (b) gram setelah Kadar air Ulangan kosong tanah dioven (a) gram (b) gram (c) gram (%) Ka 1 Ka 2 2. Kadar air Kapasitas Lapang (Kl) Keranjang stainless steel Ulangan (a) gram Ka 1 Ka 2 Keranjang stainless steel + tanah basah (b) gram Kadar air (%) PENGAMATAN CONTOH TANAH DENGAN INDRA Jenis Tanah Warna Tekstur Struktur Tanah Type Kelas Derajat Jenis Tanah Konsistensi Basah Kelekatan Keliatan Konsistensi Lembab Konsistensi kering

20 PENGAMATAN MACAM-MACAM PUPUK Nama Pupuk Warna Bentuk Kadar Hara Higroskopis Kelarutan ph

PENUNTUN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH (PNU 1109) Dikeluarkan oleh: LABORATURIUM ILMU TANAH

PENUNTUN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH (PNU 1109) Dikeluarkan oleh: LABORATURIUM ILMU TANAH PENUNTUN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH (PNU 1109) Dikeluarkan oleh: LABORATURIUM ILMU TANAH KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Acara I. Penetapan Kadar Air Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Acara I. Penetapan Kadar Air Tanah LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Acara I. Penetapan Kadar Air Tanah Nama Oleh: : Arifin Budi Purnomo NIM : A1C012025 Rombongan : E1(Agribisnis) Asisten : Kristia D A Reza Riski T Wefindria Afifah Nova

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI. OLEH I Wayan Narka

PENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI. OLEH I Wayan Narka 0 PENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI OLEH I Wayan Narka FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 1 I. PENDAHULUAN Tanah merupakan akumulasi tubuh

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH III. SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH Sifat morfologi tanah adalah sifat sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat morfologi tanah merupakan sifat fisik dari tanah

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SIFAT FISIK TANAH AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara =

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara = V U Massa Padatan

Lebih terperinci

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Konsistensi Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SIFAT FISIK TANAH AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara =

Lebih terperinci

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^ m. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, di mulai pada bulan Mei sampai Juli 2010, meliputi pelaksanaan survei di lapangan dan dilanjutkan dengan analisis tanah di

Lebih terperinci

e 0 Tidak Lekat (non sticky)

e 0 Tidak Lekat (non sticky) KONSISTENSI TANAH Pengolahan tanah yang tepat sangat membantu keberhasilan pertanaman yang diusahakan. Pengolahan tanah untuk media pertumbuhan dan perkembangan tanaman sebaiknya dilakukan pada keadaan

Lebih terperinci

Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan

Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan SIFAT FISIK TANAH WARNA TANAH Warna Tanah Warna tanah adalah salah satu sifat tanah yang mudah dilihat Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH PEDOMAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SUMBERDAYA LAHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UPN VETERAN JATIM 2011 Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah 1 KEGIATAN PESERTA

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH PEDOMAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SUMBERDAYA LAHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UPN VETERAN JATIM 2012 KEGIATAN PESERTA PRAKTIKUM Nama Mahasiswa :... NPM :... Semester

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH Semester : Genap 2011/2012 Disusun Oleh : Nama : Bagus Satrio Pinandito NIM : A1C011072 Rombongan : 12 Asisten : KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun LAMPIRAN 111 Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun Minggu Setelah Tanam Cara Aplikasi Dosis (g) Jenis pupuk 5 Siram 0.5 NPK 15.15.6.4.TE *) (150

Lebih terperinci

Sifat-sifat Fisika Tanah ILMU TANAH (DASAR-DASAR ILMU TANAH)

Sifat-sifat Fisika Tanah ILMU TANAH (DASAR-DASAR ILMU TANAH) Sifat-sifat Fisika Tanah ILMU TANAH (DASAR-DASAR ILMU TANAH) A. TEKSTUR Perbandingan relatif partikel-partikel tanah, yaitu pasir (sand), debu (silt), dan klei/lempung/liat (clay) dalam suatu masa tanah

Lebih terperinci

IV. SIFAT FISIKA TANAH

IV. SIFAT FISIKA TANAH Company LOGO IV. SIFAT FISIKA TANAH Bagian 2 Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS SIFAT SIFAT FISIKA TANAH A. Tekstur Tanah B. Struktur Tanah C. Konsistensi Tanah D. Porositas Tanah E. Tata Udara Tanah F. Suhu

Lebih terperinci

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanah Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Pengamatan sebaiknya dilakukan pada profil tanah yang baru dibuat. Pengamatan

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol Fisiografi : Volkan Bahan Induk : Abu / Pasir volkan intermedier sampai basis Tinggi dpl : 1301 m Kemiringan

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT TANAH PARANITA ASNUR

SIFAT-SIFAT TANAH PARANITA ASNUR SIFAT-SIFAT TANAH PARANITA ASNUR SIFAT FISIKA TANAH Batas- Batas Horison Batas horison satu dengan lainnya dapat terlihat jelas/baur Pengamatan taah di lapangan ketajaman peralihan horisonhorison dibedakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT FISIK TANAH 2

SIFAT-SIFAT FISIK TANAH 2 SIFAT-SIFAT FISIK TANAH 2 KONSISTENSI TANAH Ketahanan tanah terhadap pengaruh luar yang akan merubah keadaannya. Gaya : 1. kohesi 2. adhesi Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah.

Lebih terperinci

Munsell Soil Color Charts

Munsell Soil Color Charts WARNA TANAH Secara langsung mempengaruhi penyerapan sinar matahari dan salah satu faktor penentu suhu tanah. Secara tidak langsung berhubungan dengan sifat-sifat tanah, misal informasi subsoil drainase,

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Tektur Tanah = %pasir, debu & liat dalam tanah Tektur tanah adalah sifat fisika tanah yang sangat penting

Lebih terperinci

PUSTAKA YANG DIGUNAKAN

PUSTAKA YANG DIGUNAKAN PUSTAKA YANG DIGUNAKAN Foth, H.D. 1998. Dasar-dasar Ilmu Tanah Gadjah Mada University Press. 782 p Hakim, N. Dkk. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung. 488 p Kohnke, H. 1989. Fisika Tanah (terjemahan).

Lebih terperinci

06/11/2012. Tekstur Struktur Konsistensi Warna Temperatur Lengas Udara

06/11/2012. Tekstur Struktur Konsistensi Warna Temperatur Lengas Udara Pengampu Matakuliah/Kelas: Dwi Priyo Ariyanto Tekstur Struktur Konsistensi Warna Temperatur Lengas Udara Perbandingan relatif partikel partikel tanah, yaitu pasir debu, dan lempung dalam suatu masa tanah

Lebih terperinci

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN MINGGU 2 HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN Irigasi dan Drainasi Widianto (2012) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman 2. Memahami proses-proses aliran

Lebih terperinci

26/03/2010. Klasifikasi menurut bentuk. Klasifikasi Struktur Tanah. Definisi. Tipe/bentuk

26/03/2010. Klasifikasi menurut bentuk. Klasifikasi Struktur Tanah. Definisi. Tipe/bentuk Dwi Priyo Ariyanto http://www.ariyanto.staff.pertanian.uns.ac.id http://www.ilmutanahuns.wordpress.com Definisi Struktur tanah adalah penyusunan zarah-zarah tanah individual satu terhadap yang lain menjadi

Lebih terperinci

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PENGERTIAN TANAH Pedosfer berasal dari bahasa latin yaitu pedos = tanah, dan sphera = lapisan. Pedosfer yaitu lapisan kulit bumi yang tipis yang letaknya

Lebih terperinci

29/12/2010. Tekstur Struktur Konsistensi Warna Temperatur Lengas Udara

29/12/2010. Tekstur Struktur Konsistensi Warna Temperatur Lengas Udara Pengampu Matakuliah/Klas: Purwanto Hadisudarmo Dwi Priyo Ariyanto Tekstur Struktur Konsistensi Warna Temperatur Lengas Udara Perbandingan relatif partikel partikel tanah, yaitu pasir debu, dan lempung

Lebih terperinci

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B. IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Desember 2016 hingga Maret 2017 di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta Laboratorium

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Karakterisasi Morfologi Tanah di Lapang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Karakterisasi Morfologi Tanah di Lapang 21 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Morfologi Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Kegiatan penambangan menyebabkan perubahan sifat morfologi tanah seperti tekstur, konsistensi, struktur, batas antar lapisan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Waktu, Lokasi Pengambilan Tanah Gambut dan Tempat Penelitian Bahan gambut berasal dari Kabupaten Dumai, Bengkalis, Indragiri Hilir, Siak, dan Kampar, Provinsi Riau dari

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember sampai bulan April di lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi terdiri

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik 26 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan Penetilian 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari Kecamatan Yosomulyo, Kota Metro, Provinsi Lampung. 2.

Lebih terperinci

WARNA TANAH Hue Valu l e u Chroma

WARNA TANAH Hue Valu l e u Chroma WARNA TANAH Secara langsung mempengaruhi penyerapan sinar matahari th dan salah lh satu faktor penentu suhu tanah. Secara tidak langsung berhubungan dengan sifat sifat tanah, misal informasi subsoil drainase,

Lebih terperinci

BAB II TI JAUA PUSTAKA

BAB II TI JAUA PUSTAKA BAB II TI JAUA PUSTAKA A. TA AH Istilah tanah (soil) berasal dari kata latin solum yang berarti bagian teratas dari kerak bumi yang dipengaruhi oleh proses pembentukan tanah. Tanah dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara

Lebih terperinci

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Rajiman A. Latar Belakang Pemanfaatan lahan memiliki tujuan utama untuk produksi biomassa. Pemanfaatan lahan yang tidak bijaksana sering menimbulkan kerusakan

Lebih terperinci

17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH.

17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH. MINGGU 2 HUBUNGAN TANAH-AIR-TANAMAN Irigasi dan Drainasi Widianto (2013) Lab. Fisika Tanah FPUB TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman 2. Memahami

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami 22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami selama 35 tahun dan kebun campuran di Desa Adi Jaya, Kecamatan Terbanggi

Lebih terperinci

DASAR ILMU TA AH 0 5: : S

DASAR ILMU TA AH 0 5: : S DASAR ILMU TA AH Materi 05: Sifat Fisik Tanah Tekstur Tanah Tekstur tanah adalah proporsi relatif dari partikel pasir, debu dan liat (jumlah ketiganya 100%). Bahan organik tanah bukan merupakan bagian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat 1 II. TINJAUAN PUSTAKA Top of Form A. Klasifikasi Tanah Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase yakni bahan-bahan padat, cair, dan gas. Fase padat yang hampir menempati 50% volume tanah

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

PANDUAN PRAKTIKUM PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN PANDUAN PRAKTIKUM PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN Oleh : Ir. Hariyono, MP. PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 MATERI PRAKTIKUM PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR,

Lebih terperinci

15. PENETAPAN RETENSI AIR TANAH DI LABORATORIUM

15. PENETAPAN RETENSI AIR TANAH DI LABORATORIUM Penetapan Retensi Air Tanah di Laboratorium 167 15. PENETAPAN RETENSI AIR TANAH DI LABORATORIUM Sudirman, S. Sutono, dan Ishak Juarsah 1. PENDAHULUAN Penilaian kondisi fisik tanah di lapangan sebaiknya

Lebih terperinci

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2)

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2) TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2) Nama : Sonia Tambunan NIM : 105040201111171 Kelas : I UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI MALANG

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH Oleh Ir. I Nyoman Puja, M.S. JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2008 KATA PENGANTAR Usaha untuk memantapkan dan memahami teori yang diperoleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara pedologi, tanah didefinisikan sebagai bahan mineral ataupun organik di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara pedologi, tanah didefinisikan sebagai bahan mineral ataupun organik di 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah dan Faktor yang Mempengaruhinya. Secara pedologi, tanah didefinisikan sebagai bahan mineral ataupun organik di permukaan bumi yang telah dan akan mengalami perubahan yang

Lebih terperinci

Penetapan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang (Metode Alhricks)

Penetapan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang (Metode Alhricks) Penetapan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang (Metode Alhricks) KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tepat

Lebih terperinci

MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN KODE MODUL SMKP1C01-02DBK

MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN KODE MODUL SMKP1C01-02DBK MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN KODE MODUL SMKP1C01-02DBK FUNGSI DAN MANFAAT TANAH DAN PUPUK DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super Solusi Quipper F. JENIS TANAH DI INDONESIA KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami jenis tanah dan sifat fisik tanah di Indonesia. F. JENIS TANAH

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Februari hingga Mei 2017 di Kecamatan Playen yang terletak di Kabupaten Gunungkidul serta Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB IV. SYARAT TUMBUH TANAMAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah dan Air Secara Umum Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari bahan padat, cair dan gas. Tanah yang ideal terdiri dari sekitar 50% padatan, 25% cairan,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY mulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY mulai IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian evaluasi kesesuaian lahan ini dilakukan di lahan pasir pantai Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY

Lebih terperinci

Bab 4. AIR TANAH. Foto : Kurniatun Hairiah

Bab 4. AIR TANAH. Foto : Kurniatun Hairiah Bab 4. AIR TANAH Foto : Kurniatun Hairiah Apa yang dipelajari? Kapilaritas dan Air Tanah Konsep Enerji Air Tanah Kadar Air dan Potensial Air Mengukur Kadar dan Potensial Air Macam-macam aliran air di dalam

Lebih terperinci

TUGAS EKOLOGI TUMBUHAN DISUSUN OLEH : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

TUGAS EKOLOGI TUMBUHAN DISUSUN OLEH : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN TUGAS EKOLOGI TUMBUHAN DISUSUN OLEH : NAMA : Tri Wahyuni NIM : 06101009007 DOSEN PENGASUH : Drs. Khoiron Nazip, M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jagung Jagung merupakan tanaman yang dapat hidup di daerah yang beriklim sedang sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat membutuhkan sinar matahari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH ACARA II DERAJAT KERUT TANAH. Disusun Oleh: : Sella Wulandari : A1L Rombongan : C2. Semester : Genap 2013

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH ACARA II DERAJAT KERUT TANAH. Disusun Oleh: : Sella Wulandari : A1L Rombongan : C2. Semester : Genap 2013 LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH ACARA II DERAJAT KERUT TANAH Disusun Oleh: Nama NIM : Sella Wulandari : A1L012151 Rombongan : C2 Asisten : Nova Margareth Semester : Genap 2013 LABORATURIUM ILMU TANAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tanah tidak terlepas dari pandangan, sentuhan dan perhatian kita. Kita melihatnya, menginjaknya, menggunakannya dan memperhatikannya. Kita

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH Profil Tanah Irisan / penampang tegak tanah yang menampakan semua horizon sampai ke bahan induk; dalam profil tanah, bagian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah TINJAUAN PUSTAKA Erodibilitas Indeks kepekaan tanah terhadap erosi atau erodibilitas tanah merupakan jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah hujan pada sebidang tanah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai pada bulan April 2010 sampai bulan Maret 2011 yang dilakukan di University Farm Cikabayan, Institut Pertanian Bogor untuk kegiatan pengomposan,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Metode Penelitian. diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Metode Penelitian. diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah dan Laboraturium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pengumpulan Data Penelitian dimulai dari melakukan studi pustaka tentang embung dan megumpulkan data-data yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini seperti mengumpulkan

Lebih terperinci

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah Standar Nasional Indonesia Cara uji kepadatan ringan untuk tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH

PENUNTUN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH PENUNTUN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH Oleh : Dr. Ir. Sumihar Hutapea, MS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MEDAN AREA MEDAN 2017 1 KONSEP PEDON DAN PROFIL TANAH Konsep Pedon dan polipedon dan Profil Tanah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Letak dan Ciri-ciri Lintasan Sepeda Gunung Letak lintasan sepeda gunung di HPGW disajikan dalam Gambar 5. Ciricirinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Keadaan plot penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Drainase Menurut Suripin (2004), drainase adalah mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

12. PENETAPAN KADAR AIR TANAH DENGAN METODE GRAVIMETRIK

12. PENETAPAN KADAR AIR TANAH DENGAN METODE GRAVIMETRIK Penetapan Kadar Air Tanah dengan Metode Gravimetri 131 12. PENETAPAN KADAR AIR TANAH DENGAN METODE GRAVIMETRIK A. Abdurachman, Umi Haryati, dan Ishak Juarsah 1. PENDAHULUAN Air mengendalikan hampir seluruh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi, III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi, Lampung Timur. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung pipa paralon sebanyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi tanah adalah ilmu yang mengamati sifat tanah dalam berbagai lapisan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi tanah adalah ilmu yang mengamati sifat tanah dalam berbagai lapisan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanah Morfologi tanah adalah ilmu yang mengamati sifat tanah dalam berbagai lapisan tanah mengenai kenampakan, ciri-ciri, sifat-sifat tanah dan susunannya pada lapisan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah III. METODE PENELITIAN A. Pengambilan Sampel Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah terjamah atau sudah tidak alami lagi yang telah terganggu oleh lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Umum Penelitian ini adalah menggunakan metode studi eksperimental yaitu dengan melakukan langsung percobaan di laboratorium. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengauh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat-sifat Tanah. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah. Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat-sifat Tanah. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah. Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat-sifat Tanah Sifat Morfologi dan Fisika Tanah Pedon Berbahan Induk Batuliat Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil berbahan induk batuliat disajikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH REZI YUNESMI D1B012104 AGRIBISNIS F FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI NOVEMBER / 2013 Pengambilan Contoh Tanah Untuk Uji Tanah 1. Tempat dan Waktu Praktikum

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II. Sifat sifat Fisika Tanah 1

BAB I PENDAHULUAN BAB II. Sifat sifat Fisika Tanah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan tubuh alam yang berdimensi dalam dan luas, sebagai hasil kerja gayagaya pembangun dan penghancur serta berfungsi sebagai media tumbuh tanaman. Tanah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer). 27 III. METODE PENELITIAN A. BAHAN BAHAN PENETILIAN 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung Selatan. 2. Air yang berasal

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang diambil dari Desa Sumber Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Lampung Tengah. Gambar 3. Denah Lokasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Sampel tanah yang disiapkan adalah tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Infiltrasi adalah gerakan air permukaan tanah masuk ke dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Infiltrasi adalah gerakan air permukaan tanah masuk ke dalam 6 TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi Infiltrasi adalah gerakan air permukaan tanah masuk ke dalam tanah.infiltrasi (vertikal) ke dalam tanah yang pada mulanya tidak jenuh, terjadi di bawah pengaruh hisapan matriks

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami proses dan faktor pembentukan tanah. 2. Memahami profil,

Lebih terperinci

Laporan. Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Tekstur. Cynthia Diesta Firly Hari Selasa, WIB Assisten : Himawan

Laporan. Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Tekstur. Cynthia Diesta Firly Hari Selasa, WIB Assisten : Himawan Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah Tekstur Cynthia Diesta Firly 105040201111051 Hari Selasa,11.00 12.40 WIB Assisten : Himawan UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI 2010

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi

TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan) masuk ke dalam tanah. Perkolasi merupakan kelanjutan aliran air tersebut ke tanah yang lebih dalam. Dengan

Lebih terperinci

Morfologi dan Sifat Fisik Tanah

Morfologi dan Sifat Fisik Tanah PTT 101 Dasar-dasar Ilmu Tanah Bab 5 Morfologi dan Sifat Fisik Tanah Foto: M. van Noordwijk Pedon dan Polypedon Kondisi Lansekap Muara Sungai Dataran berombak Perbukitan terjal Dataran bergelombang Lahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor I: Dosis

Lebih terperinci

IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR. Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1) Semester Genap 2011/2012

IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR. Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1) Semester Genap 2011/2012 Nama : Yudhistira Wharta Wahyudi NIM : 105040204111013 Kelas : J, Jumat 09:15 Dosen : Dr. Ir. Zaenal Kusuma, SU IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TANAH PENETAPAN TEKSTUR TANAH METODE PIPET

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TANAH PENETAPAN TEKSTUR TANAH METODE PIPET LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TANAH PENETAPAN TEKSTUR TANAH METODE PIPET Oleh : Haidar Abdur Rohman A1H011036 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari 27 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah sebagai media tumbuh tanaman Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair, dan gas yang mempunyai sifat dan perilaku yang dinamik.

Lebih terperinci