BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art) Pada state of the art ini, terdapat contoh-contoh penelitian sebelumnya sebagai panduan atau contoh untuk penelitian yang akan dilakukan. Tabel 2.1 State of The Art Nasional Judul Penelitian Peneliti PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PNS PADA DINAS PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KOTA MALANG Hariyanti Tahun 2013/(Kuantitatif)/Universitas Negeri Malang Variabel yang Terkait Etika Kerja Islam & Komitmen Organisasi Hasil Penelitian Para PNS di Dinas kesehatan Kota Malang mayoritas beragama islam yang dimana dalam penelitian ini mengidentifikasikan masalah para PNS yang dimana mereka menerapkan etika bekeja mereka dengan nilainilai agama islam. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa setiap PNS yang menerapkan etika bekerja islam memiliki kontribusi bagi komitmen organisasi di Dinas pendidikan dan kesehatan. Persamaan Mempelajari tinjauan etika karyawan terhadap komitmen organisasi para karyawan. Perbedaan Pada penelitian ini membahas dasar etika kerja seseorang yang dinilai dari etika kerja islam terhadap komitmen organisasi, sedangkan dalam penelitian ini membahas dasar etika yang lebih bersifat umum. 9

2 10 Tabel 2.2 State of The Art Nasional Judul Penelitian Peneliti PENGARUH PENGENDALIAN INTERN, KEPATUHAN, DAN KOMPENSASI MANAJEMEN TERHADAP PERILAKU ETIS KARYAWAN Hesti arlich arifiyani Tahun 2012/(Kuantitatif)/Universitas Negeri Yogyakarta Variabel yang Terkait Pengendalian Intern, Kepatuhan, Kompensasi Manajemen & Perilaku Etis Karyawan Hasil Penelitian Dalam hasil penelitian jurnal tersebut, menjelaskan bahwa pengendalian intern dalam diri seseorang dapat memberikan efek dalam perilaku etis seorang karyawan. Begitu juga dengan Kepatuhan serta Kompensasi Manajemen berpengaruh positif dan signifikan. Persamaan Menjadikan dasar perilaku etika karyawan menurut Robins dan Clouter tolak ukur variabel penelitian. Perbedaan Pada penelitian ini perilaku etika kerja karyawan menjadi variabel terikat atau dependen. Tabel 2.3 State of The Art Nasional Judul Penelitian EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI Peneliti Hassa Nurohim dan Lina Anatan Tahun 2011/(Kualitatif)/Universitas Kristen Maranatha Variabel yang Terkait Effektivitas & Organisasi

3 11 Hasil Penelitian Dalam hasil penelitian jurnal ini menjelaskan bahwa komunikasi tidak hanya terjadi antara atasan dengan atasan atau bawahan dengan bawahan, melainkan harus terjadi keefektivitasan komunikasi antara atasan dengan bawahan sehingga bawahan juga ikut berperan aktif. Persamaan Meneliti sejauh mana peran efektivitas komunikasi dalam sebuah anggota organisasi Perbedaan Bentuk penelitian ini melihat intervensi komunikasi yang efektif dalam membantu organisasi mencapai tujuan tanpa melihat adanya sebuah komitmen, namun sebuah kinerja. Tabel 2.4 State of The Art Internasional Judul Penelitian WORK ETHICS, WORK SATISFACTION AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT AT THE SHARIA BANK Peneliti Nurul Komari dan Fariastuti Djafar Tahun 2012/Kuantitatif /University Of Sarawak Malaysia Variabel yang Terkait Work Ethics, Work Satisfaction & Organizational Commitment Hasil Penelitian Dalam hasil penelitian jurnal ini menjelaskan bahwa kepuasaan bekerja tidak sepenuhnya mempengaruhi sebuah keputusan karyawan untuk berkomitmen terhadap organisasinya, namun etika bekerja seorang karyawan mempengaruhi sangat signifikan mengenai komitmen terhadap organisasinya. Persamaan Meneliti Etika bekerja sebagai dasar dari variabel independen serta menjadikan komitmen organisasi sebagai variabel dependen. Selain itu juga penelitian ini menggunakan dasar-dasar hubungan etika bekerja dalam

4 12 komitmen organisasi. Perbedaan Penelitian ini tidak hanya melihat penilaian etika bekerja, namun juga kepuasaan bekerja sebagai variabel dependen mempengaruhi komitmen organisasi pada Bank Sharia. Tabel 2.5 State of The Art Internasional Judul Penelitian ROLE OF EFFECTIVE COMMUNICATIONS FOR ENHANCING LEADERSHIP AND ENTREPRENEURIAL SKILLS AT UNIVERSITY STUDENT Peneliti Attiya Siddiqi dan Rahat Ul Ain Azim Tahun 2011/Kuantitatif /Institute of Information Technology Islamabad Variabel yang Terkait Effective communications, Enhancing Leadership & Entrepreneurial Skills Hasil Penelitian Dalam hasil penelitian jurnal ini menjelaskan bahwa dengan membangun keefektifan komunikasi dalam membangun hubungan sehari-hari dapat menimbulkan kepercayaan diri dan kontrol diri untuk memberikan persepsi positif kepada orang lain atau khalayak Persamaan Meneliti Komunikasi yang efektif dengan dimensi yang sama yaitu motivasi sebagai tolak ukur untuk membentuk komunikasi yang efektif kepada orang lain atau diri sendiri Perbedaan Penelitian ini melihat pengaruh komunikasi yang efektif terhadap gaya kepemimpinan serta kemampuan berwirausaha melalui komunikasi yang efektif.

5 Landasan Teori Komunikasi Menurut Deddy Mulyana (2009:46): Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin Communis yang berarti sama, communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai berbagai pengalaman. Sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakann melakukan komunikasi dalam pengertian berbagai pengalaman. Dalam buku ini yang dimaksud dengan komunikasi adalah komunikasi manusia yang dalam bahasa Inggrisnya adalah human communication. Sebagai manusia, komunikasi merupakan seuah sarana untuk menyampaikan berbagai pesan kepada lawan bicara mereka baik menggunakan bahasa ataupun simbol. Menurut Richard dan Lynn (2009:5) komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Sedangkan Menurut Robbins dan Coulter (2012:432) Komunikasi adalah penyampaian dan pemahaman suatu maksud. Para ahli menyampaikan pengertian secara umum komunikasi yang dimana komunikasi dibangun dalam sebuah proses individu untuk menyampaikan sebuah pesan baik dalam bahasa maupun simbol. Komunikasi adalah suatu penyampaian informasi kepada orang lain, yang diharapkan dapat dimengerti dan dipahami apa yang diharapkan oleh si penyampai informasi. Dengan adanya komunikasi dapat memudahkan seseorang dalam menyampaikan dan mengerjakan sesuatu karena melalui komunikasi kita dapat menginterpretasikan berbagai hal serta memberikan dan mendapatkan informasi atau arahan dalam lingkungan pekerjaan maupun dalam masyarakat. Komunikasi dilakukan oleh manusia pada umumnya, namun yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah komunikasi yang terjadi terhadap karyawan dalam memberikan respon mereka dalam bentuk perilaku etika bekerja mereka serta komunikasi efektif yang dibangun oleh karyawan tersebut dalam lingkungan pekerjaan mereka.

6 Komunikasi Verbal Menurut Deddy Mulyana (2009:260): Komunikasi verbal tidak semudah yang kita bayangkan. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan bicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita. Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang dilakukan secara langsung yang menggunakan percakapan langsung dari si penyampai terhadap si penerima (pendengar) yang dapat dilakukan dengan tatap muka langsung atau melalui alat bantuan yang berupa (telepon, video call, dan lain sebagainya). Dalam proses terjadinya komunikasi verbal juga terjadi keselarasan bahasa yang digunakan sehingga pesan yang tersampaikan dari penyampai dimengerti oleh pendengar Komunikasi Non Verbal Menurut Deddy Mulyana (2009:325): komunikasi nonverbal lebih tua dari komunikasi verbal. Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali tangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengiriman atau penerimaan. Jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari epristiwa komunikasi secara keseluruhan, karena kita banyak mengirim banyak banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesanpesan tersebut bermakna bagi orang lain. Komunikasi nonverbal sendiri merupakan komunikasi yang terjadi secara tidak langsung atau tidak lisan. Dimana komunikasi non verbal dapat melalui beberapa cara, misalnya: tatapan mata, gerakan tubuh, intonasi suara, cara menarik atau menghelah nafas, dan lain sebagainya. Banyak yang mengganggap komunikasi non verbal lebih efektif dari komunikasi verbal,

7 15 karena pada saat melakukan komunikasi verbal maka seseorang masih memiliki potensi untuk melakukan suatu kebohongan dan pada saat komunikasi non verbal sulit untuk melakukan kebohongan. Bahkan ada pepatah yang mengatakan dari mata turun ke hati, dimana dapat diartikan bahwa tatapan mata dari seseorang sulit untuk berbohong dan cenderung memberikan respon yang sebenarnya dari apa yang dirasakan. Kedua jenis dasar dari komunikasi inilah yang hingga kini masih menjadi acuan seperti apa komunikasi yang digunakan oleh manusia pada umumnya, begitu juga dengan para professional dalam perusahaan mereka, komunikasi verbal dan nonverbal merupakan sarana mereka untuk membangun persepsi orang lain terhadap diri seseorang dalam bekerja serta alur komunikasi dengan sesama kolega mereka Etika Menurut Nurudin (2007:242): Etika berasal dari kata Latin Ethic, sedangkan dalam bahasa Gerik Ethikos (a body of moral principle or values). Dengan demikian, ethic berarti kebiasaan, habit, custom. Yang dimaksud dengan baik atau buruk dalam hal ini yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat atau tidak, meskipun kebiasaan masyarakat itu akan berubah sejalan dengan perkembangan masyarakat. Etika dengan sendirinya bisa diartikan sebagai bentuk komunikasi yang dimana memberikan gambaran diri tentang diri seseorang seperti apa orang tersebut dan bagaimana karakter orang tersebut. Dalam buku Manajemen (Robbins dan Coulter, 2007:44), memberikan gambaran bahwa pada dasarnya katakan seorang manajer perlu memiliki sikap etika yang tinggi sebagai sarana untuk menyampaikan komunikasi baik verbal maupun nonverbal kepada para karyawannya untuk diinterprestasikan sebagai pesan kepada mereka, jika terdapat penyalahgunaan etika yang tinggi maka dalam hal ini menunjukkan suatu kebutuhan untuk memperbarui strandar etika. Hal ini dijawab pada dua tingkatan, yaitu yang pertama adalah pendidikan etika terutama ditekankan di kurikulum universitas. Dan kedua adalah perusahaan itu sendiri mengambil peran yang lebih aktif dalam menciptakan dan membentuk perilaku etika, menyediakan program etika, dan mempekerjakan para petugas dengan etika yang diterapkan dalam perusahaan tersebut.

8 16 Etika adalah suatu pandangan yang mengungkap benar, salah baik, jahat, dan sebagainya. Etika berawal dari tatanan dasar yang ada dalam masyarakat, kemudian dengan seiring berjalannya waktu perusahaan juga mulai memperhatikan hal tersebut dan memperhitungkan keberadaan etika terebut dalam cara karyawan mereka mengambil tindakan atau cara bekerja mereka. Dengan adanya etika maka diharapkan karyawan dan masyarakat dapat bertindak atau berperilaku dapat melewati suatu pertimbangan terdahulu, sehingga terhindar dari tindakan atau perbuatan yang dia anggap ilegal atau dapat merugikan pihak lain. Penelitian ini juga mengungkapkan pengetahuan para karyawan terhadap etika yang ada di perusahaan, dan apakah etika dapat memerngaruhi perilaku karyawan serta meningkatkan komitmen karyawan terhadap perusahaan di tempat mereka bekerja. Dari hasil penelitian yang akan dilakukan maka dapat menjawab dari beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan etika serta dampak yang akan terjadi ketika etika diabaikan atau tidak dijalani dengan baik dan benar Dimensi Etika Menurut Robbins dan Coulter (2007:133) Terdapat 4 sudut pandang mengenai etika dalam dunia bekerja serta bisnis, yaitu sebagai berikut: 1. Pandangan Etika Hak Pandangan yang peduli terhadap penghormatan dan perlindungan hak dan kebebasan pribadi individu, seperti hak terhadap kerahasiaan, kebebasan suara hati, kemerdekaan berbicara, dan proses semestinya. Dalam pandangan ini, setiap orang akan dikatakan memiliki nilai etika yang baik apabila ia menghargai hak orang lain mengenai kebebasan individu seseorang untuk melakukan apa yang menurut ia benar sesuai dengan norma yang ada. 2. Pandangan Etika Utilitarian Menurut Rakhmat (2004:54) utilitarian merupakan pandangan hidup bukan teori tentang wacana moral yang dimana merupakan suatu paham dalam falsafah moral yang menekankan prinsip manfaat atau kegunaan dalam menilai suatu tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar.

9 17 Dalam teori etika utilitarian menggunakan pemikiran yang menghasilkan manfaat bagi orang banyak untuk membuat keputusankeputusan etika yang dibuat semata-mata berdasarkan hasil yang mengarah pada kebahagian atau akibat keputusan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak. Salah satu contoh misalnya saja ada seorang karyawan yang menjual pulsa elektrik di kantornya, mungkin ini sangat bermanfaat bagi orang banyak, namun kembali kepada dasar aturan etika yang mendasari perusahaan tersebut. 3. Pandangan Etika Teori Keadilan Pandangan etika di mana para manajer memaksakan dan mendorong peraturan secara adil dan tidak memihak ketika terjadi sebuah konflik, manajer dalam perusahaan berusaha untuk bertindak berimbang dan tindakan itu dilakukan dengan mengikuti seluruh peraturan dan perundang-undangan di bidang hukum yang diakui oleh perusahaan atau bahkan Negara. Seseorang akan dikatakan beretika apabila pola pikirnya dan tindakan yang ia ambil berdasarkan dengan aturan-aturan yang telah tertulis. 4. Pandangan Etika Kontrak Sosial Terpadu Pandangan etika yang mengusulkan bahwa keputusan etika harus didasarkan pada keberadaan norma-norma etika dalam industri dan masyarakat sehingga menentukan apakah undang-undang benar atau salah. Dalam Etika Kontrak Sosial Terpadu sikap beretika seseorang dinilai berdasarkan norma yang memang diakui oleh industry atau tempat dimana orang tersebut bekerja. Keempat sudut pandang mengenai etika dalam bekerja atau bisnis ini akan dijadikan sebagai dimensi etika, karena dari Pandangan Etika Hak, Pandangan Etika Utilitarian, Pandangan Etika Teori Keadilan, dan Pandangan Etika Kontrak Sosial memiliki hubungan yang dapat memengaruhi etika dalam bekerja seseorang. Setiap penjelasannya mengungkapkan suatu tindakan dan pandangan yang didasari dalam bentuk verbal mapun nonverbal sehingga dapat terjadi atau dirasakan seorang karyawan ketika bekerja dalam perusahaan. Keempat dimensi

10 18 etika ini juga menggambarkan bagaimana etika seseorang dalam bekerja dideskripsikan secara umum Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika Bekerja Karyawan Robbins dan Coulter (2012:158) Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi apakah individu berperilaku etis atau tidak etis, yaitu sebagai berikut: 1. Tahap-tahap Perkembangan Moral Penelitian ini membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan, masing-masing memiliki dua tahap. Pada setiap tahapan, penilaian moral individu menjadi kurang tergantung pada pengaruh luar dan lebih diinternalisasi. Moral individu seseorang akan lebih mudah terpengaruh dari lingkungan di dalam mereka berada, jika dari lingkungan tempat mereka membangun hubungan memang kurang baik atau tidak sesuai dengan masyarakat pada umumnya, maka tepat jika terbentuk individu yang perkembangan moralnya kurang baik. 2. Karakteristik Individu Setiap orang dalam memasuki suatu organisasi dengan serangkaian nilai yang relatif tertanam. Nilai adalah keyakinan dasar tentang apa yang benar dan yang salah. Dua variabel kepribadian juga telah ditemukan untuk mempengaruhi tindakan individu menurut keyakinannya tentang apa yang benar atau salah: kekuatan ego dan tempat kendali. Kekuatan ego adalah ukuran kepribadian tentang kekuatan keyakinan seseorang. Tempat kendali adalah sifat kepribadian yang mengukur derajat sampai berapa seseorang yakin bahwa mereka mampu mengendalikan nasib mereka sendiri. Dasar orang memiliki etika juga dapat didasari dengan pikiran mereka sendiri yang memang berasal dari ego mereka sehingga setiap orang yang beretika tidak dapat dikatakan salah sepihak. 3. Variabel-variabel Struktural Desain struktural organisasi menolong membentuk perilaku etis para pekerjanya. Beberapa struktur perusahaan memberikan bimbingan yang kuat, sementara struktur lainnya hanya menciptakan ketidakjelasan dan

11 19 ketidakpastian. Desain strukural yang meminimalkan ketidakjelasan dan terus-menerus mengingatkan para karyawan tentang apa yang etis lebih cenderung mendorong perilaku etis. Struktur aturan dalam perusahaan juga bisa menjadi dasar kuat untuk karyawan berperilaku sesuai dengan etika yang ada pada lingkungan bekerja. 4. Budaya Organisasi Jika budaya yang kuat dan mendukung standar etika yang tinggi, memiliki pengaruh yang kuat dan positif pada keputusan untuk bertindak etis atau tidak etis. Sebagai contoh, IBM memiliki budaya yang kuat yang telah lama menekankan hubungan etika dengan pelanggan, karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat. Untuk memperkuat pentingnya perilaku etis, perusahaan mengembangkan satu seteksplisit rinci tentang pedoman perilaku bisnis dan etika bagi karyawan IBM sehingga mereka memiliki sebuah pendoman untuk bekerja dan mengambil sikap baik didalam kantor maupun diluar kantor sebagai karyawan dari IBM. Dari kasus IBM ini dapat diserap pola bekerja mereka yang mengedepankan etika bekerja karyawan mereka yang memberikan dampak kepada citra perusahaan mereka sendiri. 5. Intensitas Masalah Pengaruh intensitas masalah seseorang yang begitu banyak memperngaruhi pola pikir seseorang mengenai seberapa pentingnya etika tersebut. Masalah yang dihadapi dengan berbagai penyelesaiannya maka seseorang akan menyadari bahwa dengan beretika sesuai dengan perilaku masyarakat pada umumnya akan memberikan sebuah efek yang mempengaruhi etika seseorang terutama dalam bekerja. Kelima faktor dasar inilah yang menggambarkan bahwa etika dalam bekerja dapat dipengaruhi baik dari faktor internal serta eksternal karyawan tersebut. Dengan dasar moral serta efek struktu aturan dari perusahaan itu sendiri dapat membentuk sebuah etika bekerja seseorang yang memiliki komitmen.

12 Prinsip Prinsip Etika Dalam Bekerja Terdapat 4 prinsip-prinsip etika profesi (Modul Pratikum CB; Universitas Bina Nusantara 2012:38-41), yaitu : 1. Prinsip Tanggung Jawab a) Tanggung jawab Tuntutan dasar dalam kehidupan manusia serta khusus dalam menjalankan segenap profesi adalah agar pelaku profesi selalu bertanggung jawab. Tanggung jawab mengandung tiga makna sekaligus yakni; dapat membedakan yang baik dan yang buruk, dapat memilih apa yang diketahuinya baik atau menolak apa yang diketahuinya buruk dan mau menerima resiko atas pilihanya. b) Bertanggung jawab meliputi dua arah: 1) Kita diharapkan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang kita lakukan terhadap hasilnya. 2) Kita harus bertanggung jawab terhadap dampak pekerjaan kita pada kehidupan orang lain, saat ini atau kemudian. c) Ciri-ciri orang yang bertanggung jawab 1) Tanggung jawab dimulai dari hal yang paling sederhana. 2) Manusia harus mencari bagaimana mencari hasil yang gemilang. 3) Pekerjaan yang bertanggung jawab terhadap cinta kasih antar manusia. 4) Pekerjaan yang bertangung jawab karena panggilan dan cinta terhadap Tuhan. 2. Hormat terhadap Hak Orang Lain Prinsip ini tak lain adalah tuntutan keadilan. Keadilan menuntut agar kita memberikan kepada siapa saja apa yang mejadi haknya. Dalam rangka pelaksanaan sebuah profesi tuntutan keadilan itu berarti; di dalam pelaksanaannya kita tidak boleh melanggar hak orang, atau lembaga lain, ataupun hak negara. 3. Prinsip otonomi Prinsip otonomi adalah prinsip yang menegaskan tentang independensi seorang professional dalam menjalankan profesinya. Bahwa seorang

13 21 professional harus bebas dalam menjalankan profesinya. Artinya ia tidak boleh terpengaruh kepentingan pihak luar yang hendak ikut campur tangan dalam pelaksanaan profesi tersebut. Prinsip inilah yang mendasari bahwa setiap professional mencegah dengan adanya intervensi dalam bentuk apapun dalam menjalani profesinya. 4. Prinsip integritas Prinsip integritas hendak menegaskan bahwa professional dalam menjalankan profesinya memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk menjaga keluhuran profesinya, nama baiknya, dan juga kepentingan orang lain atau masyarakat. Dalam prinsip-prinsip etika profesi yang disebutkan dan dijelaskan di atas merupakan beberapa kewajiban yang harus dijaga dan dilakukan seseorang yang sudah bekerja secara professional di profesinya sekarang. Prinsip tersebut merupakan sikap dasar seseorang untuk memulai karir dengan sebuah komitmen dengan perusahaan tempat dimana ia bekerja Komunikasi Yang Efektif Menurut Rakhmat (2004:89) menjelaskan bahwa komunikasi efektif merupakan sebuah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan yang dimana dalam proses komunikasi tersebut menghasilkan empat perspektif sehingga komunikasi tersebut dapat dikatakan efektif, yaitu : 1. Pengertian yaitu adanya pemahaman antara komunikator dan komunikan sehingga pesan yang disampaikan selaras. 2. Perubahan sikap yaitu dengan adanya komunikasi antara komunikator dengan komunikan yang dimana pesan komunikasi tersebut dapat memberikan efek dengan perubahan sikap dalam komunikasi tersebut. 3. Membangun hubungan, komunikasi dapat dikatakan efektif jika dengan berkomunikasi antara individu dengan individu yang lain dapat menghasilkan sebuah hubungan. 4. Menciptakan tindakan, komunikasi yang efektif tentu dapat memberikan sebuah persepsi yang menimbulkan sebuah tindakan bagi salah satu individu akibat pesan yang dibicarakan antara komunikator

14 22 dan komunikan sehingga dalam komunikasi tersebut dapat dikatakan maksud yang disampaikan jelas dan dipahami Fungsi Komunikasi Yang Efektif Menurut Robbins dan Coulter (2012: ) Terdapat 4 fungsi utama bentuk komunikasi yang efektif yang dimana akan menjadi dimensi komunikasi yang efektif dalam penelitian ini, yaitu: 1. Kontrol Menurut Richard dan Lynn (2007:258) komunikasi bertindak sebagai kontrol perilaku anggota dalam berbagai cara. Seperti, organisasi mempunyai hierarki wewenang dan pedoman resmi yang harus diikuti karyawan. Jalur komunikasi tersebut sebagai kontrol agar karyawan tahu dan mengerti kemana ia harus menyampaikan pesan. Secara tidak langsung komunikasi memiliki kontrol bagi masing-masing anggota untuk membentuk sebuah alur komunikasi di organisasi. Dengan tersusunnya secara baik dan teratur, maka para karyawan akan lebih mudah jika ingin menyampaikan pendapat mereka, karena mereka tahu kemana mereka harus menyampaikan pendapat mereka. 2. Motivasi Komunikasi mendorong motivasi dengan menjelaskan pada karyawan apa yang harus diselesaikan, seberapa baik mereka melakukannya, dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika tidak sederajat. Ketika karyawan menetapkan tujuan tertentu, bekerja untuk tujuan itu, dan menerima umpan balik dari perkembangan tujuan itu, maka komunikasi diperlukan. 3. Ekspresi Emosional Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama dari interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok adalah mekanisme fundamental di mana anggotanya berbagi rasa frustasi dan perasaan puas. Oleh karena itu, komunikasi memberikan penyaluran perasaan bagi ekspresi emosional dan untuk memenuhi kebutuhan sosial.

15 23 4. Informasi Individu dan kelompok memerlukan informasi untuk menyelesaikan sesuatu dalam organisasi. Dengan adanya komunikasi yang dibangun dalam sebuah komunitas tidak terkecuali juga tim dalam sebuah divisi di perusahaan, informasi akan membantu mereka dalam bekerja dan menyampaikan setiap permasalahan yang ada dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dengan melakukan komunikasi dengan rekan, atasan di perusahaan akan sangat membantu seorang indvidu dalam mendapatkan informasi. Oleh karena itu, komunikasi menyediakan informasi tersebut. Dalam komunikasi terdapat 4 fungsi yaitu: Kontrol, Motivasi, Ekspresi Emosional, Informasi. Dengan adanya keempat fungsi tersebut diharapkan dalam komunikasi dapat membawa keuntungan dan sisi positif bagi diri sendiri, orang lain, serta berdampak bagi organisasi atau perusahaan dimana karyawan berkerja. Jadi komunikasi yang terjadi dalam sebuah interaksi antara karyawan serta kolega mereka perlu memiliki dasar keefektifan agar membangun kepribadian karyawan tersebut. Dengan alur komunikasi yang efektif dapat memberikan efek untuk membangun sebuah komitmen dalam perusahaan Hambatan Dalam Komunikasi Efektif Menurut Robbins dan Coulter (2012: ) Terdapat beberapa hambatan-hambatan yang lebih termuka terhadap komunikasi yang efektif, yaitu sebagai berikut: 1. Penyaringan Penyaringan yang dimaskud mengacu pada pengirim yang memanipulasi informasi sedemikian rupa sehingga akan tampak lebih menguntungkan di mata si penerima. Yang dimaksud adalah dengan adanya penyaringan informasi ini menyebabkan komunikasi tidak berjalan efektif dan cenderung memiliki makna informasi yang tidak sebenernya. Sehingga jika nantinya informasi tersebut tidak sesuai dengan yang disampaikan akan mengacu pada konflik.

16 24 2. Emosi Emosi menjelaskan bagaimana perasaan penerima ketika pesan diterima bagaimana memengaruhi ia menafsirkannya. Emosi ekstrem yang paling mungkin untuk menghambat komunikasi yang efektif, dalam contoh tersebut, kita sering mengabaikan proses-proses rasional dan obyektif serta mengganti pertimbangan emosional. Ketika perasaan emosi yang tidak terkontrol, maka setiap informasi yang disampaikan cenderung mengikuti perasaan dari si penerima informasi tersebut. Sebagai contoh katakanlah seseorang yang sedang mengalami musibah, ketika rekan kerjanya menyampaikan informasi terkait masalah pekerjaan, respon yang diberikan terkadang menjadi negatif atau tidak diterima dengan baik karena perasaan emosi tersebut. 3. Kelebihan Informasi Terlalu banyak berbagai informasi menggambarkan suatu kondisi ketika informasi mengalir masuk melebihi kemampuan pengolahan seorang individu. Individu-individu memiliki suatu kapasitas terbatas untuk mengolah data. Dengan arus informasi yang tidak dibatasi maka akan memberikan dampak negatif bagi individu untuk memberikan hasil kerja yang maksimal. 4. Defensif Defensif menjelaskan bahwa ketika orang merasa terancam, mereka cenderung bereaksi dengan cara yang mengurangi kemampuan mereka untuk mencapai pemahaman timbal balik. Artinya, mereka menjadi defensive-terlibat dalam perilaku seperti menyerang orang lain secara verbal, ungkapan-ungkapan yang kasar, terlalu mengadili, menanyakan motif-motif orang lain. Dengan demikian bila individu menafsirkan pesan orang lain sebagai ancaman, mereka sering menanggapi dengan cara yang negatif sehingga mengganggu proses komunikasi yang efektif antara individu yang nantinya setiap individu memutuskan untuk tidak membangun interaksi. 5. Bahasa Kata-kata diartikan sesuatu yang berbeda pada orang yang berbeda pula. Makna kata-kata tidaklah dalam kata-kata itu melainkan maknanya ada pada

17 25 diri kita. Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan tiga variabel yang jelas memengaruhi bahasa yang digunakan seseorang dan didefinisi yang dia berikan kepada kata-kata itu. Dengan adanya penyampaian bahasa didasari oleh ketiga variabel tersebut akan memberikan hambatan untuk membangun sebuah proses komunikasi yang efektif. 6. Budaya Nasional Dalam sebuah negara yang individualistis seperti Amerika Serikat, komunikasi yang lebih formal dan jelas selalu wajib untuk dipaparkan. Manajer sangat bergantung pada laporan, memo, dan bentuk formal lainnya komunikasi. Sebagai individu yang bekerja secara professional, perlu untuk memahami budaya nasional yang dimiliki oleh rekan atau atasan yang ada di perusahaan. Dalam komunikasi tidak selalu berjalan dengan mulus, pasti ada hambatan di awal atau tengah atau akhir dari proses sebuah komunikasi. Dengan adanya hambatan tersebut dapat mengakibatkan komunikasi tidak berjalan dengan efektif, sehingga pada hasil akhirnya yang dapat berupa kinerja atau output tidak sesuai dengan harapan karyawan tersebut atau tujuan pencapaian perusahaan. Hambatan-habatan tersebut yang sudah dijelaskan secara singkat di atas berupa: Penyaringan (filtering), Emosi (emotion), Kelebihan Informasi (information overload), Defensif (defensiveness), Bahasa (language), dan Budaya Nasional (national culture) Komitmen Organisasi Menurut Mathis dan Jackson (2006:122) Komitmen organisasi adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama organisasi tersebut. Banyak studi yang menunjukkan bahwa orang-orang yang relatif puas dengan pekerjaan mereka dan merasakan kenyamanan akan sedikit lebih berkomitmen terhadap organisasi atau bahkan sepanjang karirnya ia hanya akan berkarir di perusahaan tersebut. Sedangkan karyawan yang tidak puas dengan pekerjaanya atau tidak berkomitmen terhadap organisasi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk

18 26 meninggalkan organisasi, mungkin lewat ketidakhadiran atau perputaran secara permanen. Hal seperti inilah yang menghambat perusahaan untuk mencapai tujuan mereka. Komitmen organisasi merupakan suatu kesetiaan atau loyalitas yang ditujukan pada organisasi atau perusahaan dimana karyawan bekerja. Ketika karyawan sudah memiliki komitmen terhadap organisasi atau perusahaan dimana dia bekerja maka cenderung bertahan lama dan memiliki keinginan yang tinggi dalam pengembangan karir selama bekerja. Selain itu karyawan tersebut juga memahami visi dan misi dalam perusahaan tersebut dan memiliki gairah untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi pastinya sudah memiliki kepuasan dalam bekerja baik itu di lingkungan maupun pada pekerjaan itu sendiri. Setiap organisasi atau perusahaan sangat membutuhkan orang (karyawan) yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi atau perusahaan Dimensi Komitmen Organisasi Dalam penelitian ini akan menggunakan dimensi untuk Komitmen Organisasi menurut Robbins dan Judge (2007:74) yang mengklasifikasikan dasar komitmen organisasi ke dalam tiga dimensi, yaitu sebagai berikut: 1. Komitmen afektif Keterlibatan emosi pekerja terhadap organisasi. Komitmen ini dipengaruhi dan atau dikembangkan apabila keterlibatan dalam organisasi terbukti menjadi pengalaman yang memuaskan. Dengan pengalaman yang memuaskan maka seorang individu akan mulai untuk memutuskan berkomitmen dengan perusahaan tersebut. 2. Komitmen berkelanjutan Komitmen ini dipengaruhi atau dikembangkan pada saat individu melakukan investasi jasa terhadap organisasi tersebut, sehingga ia merasakan kenyamanan dan perasaan yang bahagia ketika bekerja di dalam perusahaan tersebut. Bentuk komitmen ini didasari adanya respon dari perusahaan yang memberikan efek positif kepada para karyawan, begitu juga dengan karyawan yang memberikan rasa investasi ketika mereka

19 27 bekerja dalam perusahaan tersebut sehingga melahirkan efek berkelanjutan untuk bekerja di perusahaan tersebut. 3. Komitmen normatif Komitmen normatif dipengaruhi dan atau dikembangkan sebagai hasil dari internalisasi tekanan normatif untuk melakukan tindakan tertentu, memutuskan sesuatu, dan menerima keuntungan yang menimbulkan perasaan akan kewajiban yang harus dibalas. Sebagai seorang individu yang telah dibayar, memiliki sebuah komunitas yang memberikan kenyamanan serta diberikan berbagai keuntungan dari perusahaan, maka individu ini memutuskan untuk berkomitmen terhadap perusahaan tersebut dengan apa yang telah diberikan oleh perusahaan tersebut Meningkatkan Komitmen Organisasi Karena komitmen organisasi sangat penting dan harus terus dipertahankan maka terdapat beberapa cara dalam membantu untuk meningkatkan komitmen organisasi. Menurut Luthans (2006:250) system yang dapat diterapkan untuk meningkatkan komitmen organisasi yaitu : 1. Berkomitmen pada nilai utama manusia Dilakukan dengan membuat aturan tertulis, mempekerjakan manajer yang baik dan tepat mempertahankan komunikasi dengan para karyawannya sehingga membangun sebuah hubungan yang memiliki komitmen yang sama. 2. Memperjelas dan mengomunikasikan misi Memperjelas misi dan ideologi; kharisma; menggunakan praktik perekrutan berdasarkan nilai; menekankan orientasi berdasarkan nilai stres dan pelatihan; membentuk tradisi berdasarkan nilai; menekankan orientasi berdasarkan nilai stres dan pelatihan; membentuk tradisi. 3. Menjamin keadilan organisasi Memiliki prosedur penyampaian keluhan yang komprehensif; menyediakan komunikasi dua arah yang ekstensif. 4. Menciptakan rasa komunitas

20 28 Membangun homogenitas berdasarkan nilai; keadilan; menekankan kerja sama; saling mendukung; dan kerja tim; berkumpul bersama sehingga setiap karyawan tidak merasakan kesenjangan jabatan melainkan merasakan sebuah rasa persahabatan. 5. Mendukung perkembangan karyawan Melakukan aktualisasi; memberikan pekerjaan menantang pada tahap pertama; memajukan dan memberdayakan; mempromosikan dari dalam; menyediakan aktivitas perkembangan; menyediakan keamanan kepada karyawan yang dimana memberikan rasa nyaman, aman, serta ketenangan akan masa depan mereka. 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ini meliputi variabel etika dalam bekerja, komunikasi yang efektif, dan komitmen organisasi. Berdasarkan pada uraian mengenai variabel-variabel tersebut yang telah dijelaskan secara teoritis sebelumnya, maka variabel-variabel tersebut didefinisikan sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

21 29 Garis besar dari gambar 2.1 menunjukan bahwa penelitian ini akan : 1. Dalam penelitian ini akan meneliti seberapa besar pengaruh etika bekerja dan komunikasi yang efektif terhadap komitmen organisasi pada karyawan PT Multi Nusantara Karya baik secara parsial maupun simultan 2. Dalam kerangka berpikir ini juga menggambarkan bahwa dalam penelitian ini meneliti apakah ada hubungan antara etika dalam bekerja dan komunikasi efektif terhadap komitmen organisasi pada karyawan PT Multi Multi Nusantara Karya.

22 30

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Locus Of Control 2.1.1.1 Pengertian Locus Of Control Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. karyawan memihak organisasi tertentu beserta tujuan-tujuannya dan adanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. karyawan memihak organisasi tertentu beserta tujuan-tujuannya dan adanya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Komitmen organisasional Komitmen organisasional merupakan satu keadaan dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu beserta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Tindakan Beralasan Teori tindakan beralasan yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) menyatakan bahwa perilaku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Kepuasan kerja 2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari dan digunakan sebagai konstruk pengukuran dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, HIPOTESIS BAB 2 KAJIAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan berbagai macam teori-teori serta penelitian terdahulu yang pernah dilakukan berkaitan dengan variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Komitmen Organisasi 2.1.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi Porter et al mendefinisikan komitmen organisasi sebagai suatu keyakinan yang kuat dan penerimaan

Lebih terperinci

PENGARUH ETIKA DALAM BEKERJA DAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN PT MULTI NUSANTARA KARYA

PENGARUH ETIKA DALAM BEKERJA DAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN PT MULTI NUSANTARA KARYA PENGARUH ETIKA DALAM BEKERJA DAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN PT MULTI NUSANTARA KARYA Putra Pratama Jurusan Komunikasi Pemasaran, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kepribadian Kepribadian atau personality oleh Kreitner dan Kinicki (2010:133) didefinisikan sebagai kombinasi karakteristik fisik dan mental yang stabil yang memberikan identitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi menurut Himstreet and Baty dalam Purwanto (2003), komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional 2.1.1 Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional Menurut Bass dalam Robbins & Judge (2009:90) gaya kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: Komunikasi dan Etika Profesi Pengertian dan Perspektif Komunikasi Fakultas FASILKOM Ariyani Wardhana., S.Kom., S.T., MM Program Studi Sistem Informasi Kontrak Perkuliahan E-learning Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia dalam perusahaan memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting bagi tercapainya tujuan perusahaan. Sumber daya manusia dalam hal ini mencakup

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 3 MOHD. KURNIAWAN. DP

BAHAN AJAR 3 MOHD. KURNIAWAN. DP BAHAN AJAR 3 MOHD. KURNIAWAN. DP Adalah pernyataan evaluatif mengenai obyek, orang, atau peristiwa Adalah kecenderungam yang menetap untuk merasa dan bertindak dengan cara tertentu pada beberapa obyek.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013) 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasional 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini akan dibahas mengenai kesimpulan, implikasi dan saran dari penelitian. 5.1 Kesimpulan Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian kesimpulan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Rachmat

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Rachmat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Organisasi Definisi komunikasi organisasi adalah proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Ada berberapa pendapat para ahli mengenai pengertian manajemen sumber daya manusia seperti: Menurut Hasibuan (2013:10), Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis era modern menuntut perusahaan untuk terus bersifat dinamis dan meningkatkan kemampuannya. Dengan munculnya tantangan bagi perusahaan untuk menjalankan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah perusahaan. Ketika kinerja dari karyawan meningkat maka bisa dipastikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini mengacu pada bagaimana analisis pengaruh budaya organisasi, kompetensi karyawan dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. 2.1.1 Budaya Organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Menurut Halim & Syam Kusufi (2012) mengatakan bahwa anggaran memiliki peranan penting dalam organisasi sektor publik, terutama organisasi pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori OCB (Organizational Citizenship Behavior) OCB adalah sebuah konsep yang relatif baru dianalisis kinerja, tetapi itu merupakan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related

BAB II LANDASAN TEORI. Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related literature). Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendidikan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya harus diimbangi dengan aturan-aturan atau norma-norma yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tentunya harus diimbangi dengan aturan-aturan atau norma-norma yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang begitu cepat dan dinamis pada saat ini, tentunya harus diimbangi dengan aturan-aturan atau norma-norma yang dapat mengatur bisnis itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu sumber daya penentu keberhasilan pendidikan di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu sumber daya penentu keberhasilan pendidikan di sekolah adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber daya penentu keberhasilan pendidikan di sekolah adalah kepala sekolah. Oleh karena itu, kompetensi dan kapabilitas kepala sekolah harus memadai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Menurut Rumantir (2002:7) Public Relation (PR) adalah interaksi dan menciptakan opini public sebagai input yang menguntungkan untuk kedua

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations. Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Fakultas FIKOM Kompetensi komunikasi PR: Motivasi yang positif dan membangun komunikasi efektif dua arah dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom

Lebih terperinci

MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN

MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN KOMUNIKASI MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt. I. DEFINISI KOMUNIKASI Komunikasi berasal dari bahasa Yunani communicare atau communico yang berarti untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN 1

KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN 1 KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN 1 MENGAPA KOMUNIKASI PENTING? BAGI KEHIDUPAN MANUSIA mendorong kemajuan peradaban manusia dan tanpa komunikasi, peradaban manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit yaitu organisasi yang sifatnya tidak mengejar laba. Organisasi pemerintah daerah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia pendidikan saat ini semakin kompetitif, tidak terkecuali persaingan dalam peningkatan kualitas di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI KUSTIADI BASUKI SENIN,22MEI 2017 PERTEMUAN 10 Pendahuluan Organisasi adalah sekelompok masyarakat kecil yang bekejasama untuk mencapai tujuan. Komunikasi adalah perekat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh karakteristik pekerjaan dan kepuasan kerja terhadap

Lebih terperinci

PENTINGNYA KOMUNIKASI

PENTINGNYA KOMUNIKASI KOMUNIKASI Peran Komunikasi Pengertian Komunikasi Proses Komunikasi Kontinum Komunikasi Dalam Perilaku Organisasi Media Komunikasi Komunikasi Nonverbal Komunikasi Antar Pribadi PENTINGNYA KOMUNIKASI Barnard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan perkembangannya. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut profesional dalam menjalankan segala pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi organisasi Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen 2.1.1.1 Definisi Manajemen Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan pengarahan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, baik dari atasan, bawahan

BAB I PENDAHULUAN. akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, baik dari atasan, bawahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang sangat penting bagi keefektifan berjalan kegiatan di dalam organisasi. Keberhasilan dan kinerja seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam berjalannya suatu perusahaan untuk mencapai visi, misi, strategi serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia masih menjadi sorotan bagi organisasi dalam usaha organisasi untuk bertahan dan dalam persaingan yang semakin kompetitif. Salah satu fokus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pertimbangan Etis Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan pertimbangan etis sebab pertimbangan etis merupakan suatu kriteria

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Kepuasan kerja Luthans (2006: 142) mengatakan kepuasan kerja adalah situasi emosional yang positif dari individu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana menganalisis, memanfaatkan dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan pegawai untuk menjamin bahwa tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset terpenting organisasi karena perannya sebagai pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional dalam mencapai tujuan organisasi. Berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek kehidupan, salah satunya persaingan di dunia usaha terlebih usaha dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman dan tuntutan hidup, banyak masyarakat yang berbondong-bondong mencari pekerjaan, baik di dalam maupun di luar negeri. Bursa kerja

Lebih terperinci

ETIKA BERKOMUNIKASI. ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016

ETIKA BERKOMUNIKASI. ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 ETIKA BERKOMUNIKASI ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 DASAR PEMIKIRAN HENDAKNYA PEMBICARAN SELALU DI DALAM KEBAIKAN (AN- NISA : 104) MENGHINDARI PERDEBATAN DAN SALING MEMBANTAH HENDAKNYA BERBICARA

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan saat ini, sangat diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan saat ini, sangat diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan saat ini, sangat diharapkan guru-guru mempunyai komitmen yang kuat dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, sebagai wadah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, sebagai wadah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, sebagai wadah (wahana) kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan.tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJERIAL

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJERIAL TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJERIAL Pandangan klasik : tanggung jawab sosial adalah bahwa tanggung jawab sosial manajemen hanyalah memaksimalkan laba Pandangan sosial ekonomi : bahwa tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai kompetisi super ketat antarindividu, antarorganisasi dan bahkan antarbangsa, yang kemudian direspon dengan reformasi dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Hierarki Kebutuhan Terdapat berbagai macam teori motivasi, salah satu teori motivasi yang umum dan banyak digunakan adalah Teori Hierarki Kebutuhan. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting bagi perusahaan, dimana pada hakekatnya berfungsi sebagai faktor penggerak bagi setiap kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kegiatan interaksi yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan manusia. Komunikasi bagaikan urat nadi kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sutiadi (2003:6) dalam Ida Ayu dan Suprayetno (2008) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Sutiadi (2003:6) dalam Ida Ayu dan Suprayetno (2008) mendefinisikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kualitas suatu perusahaan ditentukan oleh kinerja pekerjaan dari karyawan pada perusahaan tersebut. Untuk itu, perusahaan harus meningkatkan kinerja pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etika Organisasi 2.1.1 Pengertian Etika Etika adalah ilmu tertentu dimana obyeknya yaitu kesusilaan atau etos. Etos ialah sifat dasar atau karakter yang merupakan kebiasaaan

Lebih terperinci

Keterampilan Komunikasi. Mendengarkan Bertingkah laku asertif ( tegas, penuh percaya diri ) Menyelesaikan konflik Membaca situasi Melakukan persuasi

Keterampilan Komunikasi. Mendengarkan Bertingkah laku asertif ( tegas, penuh percaya diri ) Menyelesaikan konflik Membaca situasi Melakukan persuasi KOMUNIKASI Peran Komunikasi Pengertian Komunikasi Proses Komunikasi Kontinum Komunikasi Dalam Perilaku Organisasi Media Komunikasi Komunikasi Nonverbal Komunikasi Antar Pribadi Definisi Komunikasi 1) The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji adalah mengenai belum optimalnya komitmen kerja karyawan atau yang biasa dikenal sebagai komitmen organisasi. Sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi atau perusahaan pada umumnya memiliki tujuan-tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berusaha untuk mencari keunggulan kompetitif, sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut merupakan konsekuensi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan semakin ketat. Di satu pihak peralatan kerja semakin modern dan efisien, dan di lain

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan pemberdayaan sumber daya manusia disebut manajemen sumber daya manusia. Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Harman et al. (2009) mengemukakan teori tradisional turnover ini menunjukkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Harman et al. (2009) mengemukakan teori tradisional turnover ini menunjukkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Tradisional Turnover Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori tradisional turnover. Harman et al. (2009) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini berada pada pasar berkembang Asia. Hal ini dapat dilihat dengan masuknya pasar AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang penting dalam suatu organisasi, karena sumber daya manusia dapat dikelola agar dapat memberikan efek positif bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian banyak agenda pembangunan bangsa yang menuntut perhatian sungguh-sungguh dari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan sistem manajamen yang dapat mendorong organisasi agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan sistem manajamen yang dapat mendorong organisasi agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini yang sedang tumbuh dan berkembang di Indonesia sangat dibutuhkan sistem manajamen yang dapat mendorong organisasi agar dapat berjalan efektif

Lebih terperinci

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah. BAB V KESIMPULAN, ILPIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan pada Bab IV penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Kepemimpinan kepala sekolah harus didukung oleh nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen organisasi adalah keadaan dimana individu mempertimbangkan sejauh mana nilai dan tujuan pribadinya sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iklim Organisasi 2.1.1. Definisi Iklim Organisasi Awalnya, iklim organisasi adalah istilah yang digunakan merujuk kepada berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus berubah dan meningkatkan kemampuan seiring dengan munculnya tantangan

BAB I PENDAHULUAN. terus berubah dan meningkatkan kemampuan seiring dengan munculnya tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis menuntut organisasi untuk terus berubah dan meningkatkan kemampuan seiring dengan munculnya tantangan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting didalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting didalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting didalam lingkungan organisasi dan memberi kemajuan bagi organisasi karena mempunyai fungsi persuasif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Seiring dengan perkembangan perusahaan di Indonesia, permintaan jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi pendorong tingginya permintaan

Lebih terperinci

KODE ETIK PSIKOLOGI. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

KODE ETIK PSIKOLOGI. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI. Modul ke: KODE ETIK PSIKOLOGI Fakultas PSIKOLOGI Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id BAB I. PEDOMAN UMUM Pasal 1. Pengertian Kode Etik Psikologi: seperangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik keunggulan untuk bersaing dengan organisasi lain maupun untuk tetap dapat survive. Usaha untuk

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam organisasi dapat diartikan sebagai manusia

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. seluruh faktor yang terdapat di perusahaan. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

II. LANDASAN TEORI. seluruh faktor yang terdapat di perusahaan. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, 24 II. LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Perusahaan atau organisasi dapat maju dan berkembang apabila mampu menjalankan kegiatan dengan manajemen yang baik. Peranan manajemen sangat menentukan karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Komitmen Organisasi. Salim (dalam Martini dan Rostiana, 2003) bahwa komitmen organisasi di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Komitmen Organisasi. Salim (dalam Martini dan Rostiana, 2003) bahwa komitmen organisasi di 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen bukanlah sesuatu yang bisa hadir begitu saja, karena itu untuk menghasilkan karyawan yang memiliki komitmen yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah maupun swasta saling bersaing, dengan persaingan yang berfokus pada kepuasan konsumen dituntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theori.grand

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theori.grand BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan kajian teoritis dan kajian empiris. Kajian teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theori.grand theory yang digunakan adalah

Lebih terperinci