Penggunaan Metode New Seven Tools untuk Pengendalian Kualitas Produk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penggunaan Metode New Seven Tools untuk Pengendalian Kualitas Produk"

Transkripsi

1 114 Penggunaan Metode New Seven Tools untuk Pengendalian Kualitas Produk Muchlison Anis 1, Ratih Widyaningrum 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta * 1 muchlison.anis@ums.ac.id Abstrak Pengendalian kualitas mengandung pengertian suatu kegiatan yang diarahkan agar produk memiliki kesesuaian dengan standar yang ditetapkan. Beberapa aspek akan terkait dengan kualitas suatu produk yaitu reputasi perusahaan, pangsa pasar, pertanggungjawaban produk, serta penampilan produk. Penelitian yang dilakukan di PT. C2B ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana pengendalian kualitas dilakukan oleh perusahaan khusus untuk produk X24. Metode yang digunakan untuk pengendalian kualitas adalah New Seven Tools, meliputi beberapa tahapan yaitu Affinity Diagram, Interrelationship Diagram, Tree Diagram, Matrix Diagram, Matrix Data Analysis/Prioritization Grid, Activity Network Diagram, dan Process Decision Program Chart. Hasil penelitian ini menemukan beberapa macam kecacatan yang terjadi meliputi 4 jenis kecacatan yaitu Dirty Bottle Full, Filling Height, Breakage Full, dan No Crown. Dari hasil analisis diketahui pula penyebab kecacatan yaitu faktor Machine, People, Material, dan Method. Berdasarkan macam kecacatan tersebut diketahui kecacatan terbesar terjadi pada jenis Filling Height, untuk itu dibuat usulan perbaikan yaitu melakukan pengecekan botol secara lebih ketat, mengurangi sistem multi-skill yang berlaku pada operator, perbaikan kondisi peralatan kerja, serta meningkatkan kepekaan terhadap perubahan work instruction. Kata kunci kecacatan produk, new seven tools, pengendalian kualitas P 1. PENDAHULUAN erusahaan yang bergerak dalam bidang apapun dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas produknya. Hal ini selain kebijakan perusahaan juga karena tuntutan dari konsumen yang semakin hari semakin meningkat. Manusia dalam hal ini konsumen akan selalu menuntut produk yang dikonsumsi harus berkualitas yaitu sesuai dengan yang dibutuhkan (Deming, 1982). Senada dengan Deming, Feingenbaum (1983) juga mengungkapkan bahwa pelanggan (konsumen) memutuskan untuk menerima produk yang diinginkan jika berkualitas yaitu memenuhi syarat yang diinginkannya. Berdasarkan hal itu maka kualitas telah menjadi sasaran yang bergerak di kalangan konsumen (pasar) seiring dengan perkembangan kebutuhan dan keinginan konsumen dan menjadi bagian penting untuk memenangkan dalam persaingan. Perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan mempunyai persyaratan ketat dalam hal kualitas, hal ini dikarenakan produk akan langsung dikonsumsi sehingga mempunyai dampak langsung bagi konsumen. PT C2B yang mengasilkan Received June 1 st,2012; Revised June 25 th, 2012; Accepted July 10 th, 2012

2 IJCCS ISSN: minuman dengan berbagai jenis harus memperhatikan beberapa aspek dalam poses produksi. Berkait dengan kualitas, kecacatan produk atau reject harus menjadi perhatian penting perusahaan. Kondisi cacat produk di setiap produksi bisa dipastikan selalu terjadi. Untuk itu pengendalian kualitas mutlak diperlukan untuk menjamin kualitas sesuai dengan standar yang ditentukan menuju kondisi zero defect (Crosby, 1979). Gambaran kondisi di atas terjadi juga di lantai produksi pada line 8. Dari data yang ada di perusahaan terungkap bahwa line 8 merupakan line yang paling sibuk dan mempunyai peranan penting karena pada line ini semua proses pembotolan minuman bersoda kemasan 193ml, 200ml, dan 295ml dilakukan, termasuk produk X24. Line ini mempunyai persentase kecacatan terbesar dalam semester pertama di tahun 2013 dibandingkan dengan line lainnya di lantai produksi yaitu line 3, line 4, dan line 5. Melihat kondisi di atas maka perlu dilakukan pengendalian sehingga kecacatan bisa berkurang signifikan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi proses produksi yang optimal. Kecacatan produk terjadi karena beberapa faktor yaitu kesalahan operator atau karyawan, material atau bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, pemakaian alat, serta faktor lain (Feingenbaum, 1983). Banyaknya faktor penyebab terjadinya kecacatan maka perlu dilakukan pengendalian secara komprehensif mulai dari mencari penyebab masalah kecacatan sampai dengan usulan perbaikan. 2. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di lantai produksi PT C2B. Langkah pertama dilakukan identifikasi proses produksi di lantai produksi dilanjutkan dengan pengumpulan data skunder melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil identifikasi akan diketahui bagian mana dilantai produksi yang sangat vital dalam rangka menjamin kualitas produk. Identifikasi mulai dari awal untuk memetakan masalah-masalah sampai dengan dirumuskan usulan perbaikan dengan menggunakan metode new seven tools (Dianmardi, 2011). Tahapan yang dilakukan dalam penelitian dengan menggunakan new seven tools adalah 1) Affinity Diagram, 2) Interrelationship Diagram, 3) Tree Diagram, 4) Matrix Diagram, 5) Matrix Data Analysis atau Prioritization Grid, 6) Activity Network Diagram, dan 7) Process Decision Program Chart. Metode ini merupakan metode lain yang telah ada sebelumnya dengan nama seven tools, terdiri dari check sheet, scatter diagram, fishbone diagram, pareto chart, flow charts, histogram, dan SPC. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

3 116 ISSN: Dari hasil identifikasi di lantai produksi diketahui bahwa jenis kecacatan produk X24 ada empat yaitu; 1) Dirty Bottle Full, reject yang disebabkan karena kondisi botol atau baverage yang kotor dan menyebabkan reject pada produk, 2) Filling height, reject yang disebabkan karena ketidaksesuaian pengisian produk dalam botol, 3) Breakage Full, reject yang disebabkan pada saat proses pembotolan terdapat beberapa botol yang pecah, baik pada mesin washer, conveyor, maupun di mesin filler, 4) No Crown, reject yang disebabkan oleh tidak adanya penutup botol pada botol minuman yang telah selesai diproduksi. Data kecacatan pada semester pertama tahun 2013 adalah sebagai berikut; Gambar 1. Jenis dan Jumlah Kecacatan Produk X24 Periode 1 Januari 14 Juli 2013 Dari Gambar 1 di atas terlihat bahwa kecacatan filling height menempati peringkat pertama yaitu sebanyak pcs sehingga dari kecacatan jenis ini menjadi prioritas utama dalam melakukan perbaikan 1. Affinity Diagram Hasil wawancara dengan penaggungjawab bagian produksi dan pengamatan langsung pada proses produksi didapatkan beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecacatan produk, digambarkan dalam Affinity Diagram berikut. Gambar 2. Affinity Diagram Penyebab Terjadinya Kecacatan pada Produk X24 Dari Gambar 2 di atas diketahui bahwa penyebab terjadiya kecacatan ada empat yaitu mesin, manusia, material, dan metode, dimana masing-masing IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

4 IJCCS ISSN: mempunyai variabel seperti dalam gambar tersebut. Variabel-variabel tersebut selanjutnya akan dicari hubungannya antara satu variabel dengan yang lainnya. 2. Interrelationship Diagram Interrelationship diagram yang menunjukkan hubungan antar variable penyebab terjadinya kecacatan digambarkan sebagai berikut. Gambar 3. Interrelationship Diagram Kecacatan pada Produk X24 Dari diagram di atas, terdapat beberapa variabel yang berkaitan dengan penyebab-penyebab kecacatan produk X24. Anak panah pada diagram tersebut menunjukkan sebab akibat dari variabel, dimana panah berarah dari penyebab menuju ke akibatnya. Sebagai contoh kurangnya kepedulian akan maintenance mengakibatkan kondisi botol yang kotor, misalnya pada mesin washer, jika kurang dilakukan maintenance maka dapat mengakibatkan performa mesin tidak maksimal dan botol yang melewati washer masih tetap kotor. Begitu seterusnya. Interrelationship Diagram di atas menunjukkan bahwa variabel kurangnya kepedulian akan maintenance merupakan variabel yang disinyalir menjadi akar penyebab dari kecacatan produk. Hal ini terlihat dari variabel kurangnya kepedulian akan maintenance mempunyai jumlah anak panah keluar terbanyak dibandingkan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui bahwa variabel inilah yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan adanya perbaikan 3. Tree Diagram Tree diagram digunakan untuk memecahkan suatu konsep atau aktivitasaktivitas secara lebih terperinci ke dalam sub-sub komponen atau tingkat yang lebih rendah dan terperinci lagi. Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan pihak Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

5 118 ISSN: supervisor di bagian produksi didapatkan beberapa informasi mengenai beberapa alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka kecacatan produk X24. Berikut ini adalah gambar tree diagram terkait dengan beberapa alternatif pencapaian yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecacatan produk beserta breakdown untuk setiap alternatif berdasarkan levelnya. Gambar 3. Tree Diagram Kecacatan pada Produk X24 Dari diagram di atas tergambarkan untuk mengurangi kecacatan produk terdapat beberapa alternatif pencapaian yaitu perbaikan dalam material, menguatkan kerja karyawan, perbaikan kondisi peralatan dan penggunaan metode yang sesuai. Dimana dari masing-masing alternatif tersebut dikembangkan lagi menjadi beberapa level yang merupakan solusi untuk melakukan improvement. 4. Matrix Diagram Untuk mengetahui departemen apa saja yang bertanggungjawab terkait dengan terjadinya kecacatan produk, yang meliputi perbaikan mesin, perbaikan operator, perbaikan material serta perbaikan metode dituangkan dalam matrix diagram brikut. Tabel 1. Matrix Diagram Task Responsibility Dept.Maintenace Engineering Perbaikan Mesin Perbaika Perbaikan Operator n Material Perbaika n Metode Total 18 Dept. Production 19 Dept. Inventory Material Keterangan : 9 IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

6 IJCCS ISSN: High (9) [Prime Responsibility] Medium(3) [Secondary Responsibility] Low (1) [Kept Informed] Dari tabel di atas terlihat perbaikan mesin merupakan tanggungjawab dari depaertemen Maintenance Engineering (ME) dan informasinya dapat digunakan dalam perbaikan metode. Untuk Perbaikan operator dan Perbaikan metode merupakan tanggungjawab departemen Production, namun juga mempunyai wewenang dalam memberikan informasi mengenai mesin-mesin yang harus diperbaiki. Sedangkan dalam perbaikan material merupakan tanggungjawab departemen Inventory Material. Dari hasil Matrix Diagram di atas dapat diketahui bahwa jumlah total nilai terbesar adalah departemen Production, maka bagian departemen inilah yang mempunyai peranan dalam perbaikan kecacatan produk (reject). 5. Matrix Data Analysis atau Prioritization Grid Matrix data analysis ini digunakan untuk membantu mengklasifikasikan item dengan mengidentifikasi dua atau lebih karakteristik umum untuk semua item dan kemudian membantu mengklasifikasikan item-item tersebut dengan mengidentifikasi dua atau lebih karakteristik khusus untuk semua item dan kemudian merencanakan setiap item sebagai titik pada standar. Data di bawah ini merupakan data rekapitulasi dari hasil kuisioner yang telah diberikan kepada beberapa operator di line 8, yaitu operator filling, operator washing, dan inspector, yang digunakan untuk mengetahui alternatif perbaikan apa yang menjadi prioritas utama dalam dilakukannya improvement terkait dengan kecacatan produk berdasarkan pemikiran beberapa operator yang dianggap mengetahui dan memahami masalah terkait. Tabel 2. Decision Criteria Alternatif Perbaikan Kriteria Pengkondisian material yang lebih baik Pengoptimalan kinerja operator Penggunaan metode yang sesuai Setiap material yang masuk harus benar-benar di periksa dengan maksimal Pemfokusan dan pengawasan operator secara maksimal Peka terhadap perubahan work instruction terhadap mesin atau sebaliknya. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

7 120 ISSN: Pengkondisian peralatan kerja Kemudahan penggunaan dan peralatan dalam kondisi baik Selanjunya ditentukan Important Ratings untuk setiap criteria. Kriteria Setiap material yang masuk harus benar-benar di periksa dengan maksimal Pemfokusan dan pengawasan operator secara maksimal Peka terhadap perubahan work instruction terhadap mesin atau sebaliknya Kemudahan penggunaan dan peralatan dalam kondisi baik Tabel 3. Important Ratings IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page Average Score Final Criteria Ranking Selanjutnya menentukan Final Rankings untuk masing-masing criteria. Tabel 4. Final Rankings (Setiap material yang masuk harus Alternatif Pengkondisian material yang lebih baik Pengoptimalan kinerja operator Penggunaan metode yang sesuai Pengkondisian peralatan kerja benar-benar di periksa dengan maksimal) Sum of Score Final Rankings Tabel 5. Final Rankings (Pemfokusan dan pengawasan operator secara maksimal) Alternatif Pengkondisian material yang lebih baik Sum of Score Final Rankings

8 IJCCS ISSN: Pengoptimalan kinerja operator Penggunaan metode yang sesuai Pengkondisian peralatan kerja Tabel 6. Final Rankings (Peka terhadap perubahan work instruction terhadap Alternatif Pengkondisian material yang lebih baik Pengoptimalan kinerja operator Penggunaan metode yang sesuai Pengkondisian peralatan kerja mesin atau sebaliknya) Sum of Score Final Rankings Tabel 7. Final Rankings (Kemudahan penggunaan dan peralatan dalam kondisi Alternatif Pengkondisian material yang lebih baik Pengoptimalan kinerja operator Penggunaan metode yang sesuai Pengkondisian peralatan kerja 1 baik) 2 3 Sum of Score Final Rankings Tabel 8. Combining Rankings Kriteria A B C D Keterangan: A. Setiap material yang masuk harus benar-benar di periksa dengan maksimal B. Pemfokusan dan pengawasan operator secara maksimal C. Peka terhadap perubahan work instruction terhadap mesin atau sebaliknya. D. Kemudahan penggunaan dan peralatan dalam kondisi baik Tabel 9. Score untuk Alternatif Perbaikan Alternatif Perbaikan Score Pengkondisian material yang lebih baik : 1(1) + 3(4) + 4(4) + 2(2) = 33 Pengoptimalan kinerja operator : 1(3) + 3(1) + 4(3) + 2(3) = 22 Penggunaan metode yang sesuai : 1(4) + 3(3) + 4(1) + = 25 Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

9 122 ISSN: Pengkondisian peralatan kerja 2(4) : 1(2) + 3(2) + 4(2) + 2(1) = 18 Tabel 10. Final Rankings untuk Alternatif Perbaikan Rankin Alternatif Perbaikan 1 Pengkondisian peralatan kerja 2 Pengoptimalan kinerja operator 3 Penggunaan metode yang sesuai 4 Pengkondisian material yang lebih baik Hasil perhitungan matrix data analysis atau prioritization grid didapatkan bahwa alternatif perbaikan yang harus di priortaskan lebih dahulu adalah pengkondisian peralatan kerja, dengan cara yaitu adanya kemudahan penggunaan dan peralatan kerja dalam kondisi baik. Untuk alternatif selanjutnya yaitu pengoptimalan kerja operator, dengan criteria pemfokusan dan pengawasan operator secara lebih maksimal. Alternatif ketiga yaitu penggunaan metode yang sesuai, hal ini dilakukan dengan jalan kepekaan terhadap perubahan work instruction terhadap perubahan mesin atau perubahan mesin terhadap perubahan work instruction. Alternatif terakhir adalah pengkondisian material yang lebih baik, yang dapat dilakukan dengan setiap material yang masuk harus benar-benar diperiksa dengan maksimal. Ketika semua alternatif dan kriterianya terpenuhi, harapannya adalah proses produksi dapat berjalan lancar dan dapat menekan angka defect. 6. Matrix Diagram Langkah berikutnya adalah menentukan rangkaian kegiatan apa saja yang harus dilakukan beserta durasi waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut, hal ini bisa ditentukan dengan Activity network diagram yang menganalisis tahapan cara mengurangi kecacatan Filling height pada saat proses produksi berlangsung. Gambar 4. Activity Network Diagram IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

10 IJCCS ISSN: Activity network diagram di atas menggambarkan terdapat beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kecacatan produk Filling height yang terjadi pada saat proses produksi berlangsung. Tahapan-tahapan tersebut adalah : a. Tahap pertama adalah menyiapkan spearpart mesin yang dibutuhkan serta work instruction. Spearpart mesin tersebut meliputi centering cup dan ven tube. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan spearpart dan WI adalah 5 menit. b. Tahap kedua adalah mencari tahu penyebab kecacatan tersebut, apakah karena material atau karena gangguan pada mesin. Hal ini dilakukan dengan cara melihat produk cacat yang telah melewati mesin check mate. Hasil ini akan diketahui bagaimana mengatasi masalah yang terjadi. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah 3 menit. c. Penyebab terjadinya kecacatan terbagi menjadi dua bagian yaitu pada material dan mesin : 1) Kecacatan yang disebabkan karena faktor material dapat dilakukan dengan cara pengecekan material botol yang masuk pada mesin fiiling hal ini hanya membutuhkan waktu sekitar 0.25 menit karena hanya menihat botol yang masuk mesin filling. Kemudian jika mengetahui botol-botol yang masih kotor, harus segera memberitahu bagian inspeksi untuk lebih memaksimalkan dalam pemilihan botol, yang membutuhkan waktu 1 menit. Hal ini karena kotoran yang terdapat pada botol dapat menyebabkan foaming atau busa menyebabkan pengisian kurang (under filling). 2) Kecacatan selanjutnya disebabkan katena faktor mesin. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pengecekan pada mesin filling. Bagian part mesin mana yang terjadi gangguan, misalkan pada centering cup yang berguna untuk menahan mesin yang masuk kedalam mesin filling tidak center atau tekanan yang terlalu besar, maka akan dapat mengakibatkan mulut botol menjadi sumbing sehingga tekanan udara dalam botol akan keluar dan menyebabkan pengisian menjadi penuh (over filling). Atau mungkin terjadi pada bagian ven tube yang berfungsi mengalirkan syrup ke dalam botol sesuai dengan level yang dibutuhkan, jika kondisi ketinggian vent tube tidak sesuai maka akan menyebabkan filling pada botol tentu juga tidak sesuai, bisa over filling maupun under filling. Kegiatan pengecekan mesin ini membutuhkan waktu sekitar 1 menit. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

11 124 ISSN: Setelah pengecekan mesin dilakukan maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengecekan pada work instruction (WI) mengenai hal-hal yang terkait seperti panduan pengoperasian mesin dan penyetingannya sesuai dengan produk yang diproduksi. Hal ini membutuhkan waktu sekitar 1 menit. Dan tahap yang terakhir setelah mengetahui cara hal yang harus diperbaiki yaitu melakukan perbaikan mesin, hal ini membutuhkan waktu sekitar 2 menit. Dari gambar Activity Network Diagram di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa total waktu terpanjang yang dibutuhkan dalam melakukan perbaikan dalam mengurangi kecacatan produk Filling height pada saat proses produksi adalah 12 menit. 7. Process Decision Program Chart Diagram PDPC (Process Decision program Chart) hampir sama seperti tree diagram. PDPC mengambil setiap cabang dari tree diagram untuk mengantisipasi kemungkinan masalah yang terjadi dan menganalisis tindakan penanggulangan yang bisa mencegah berkembangnya masalah yang lebih luas. Kemudian pada akhir proses diberikan simbol yaitu O jika upaya penanggulangan dapat dilakukan dan symbol X jika upaya penanggulangan sulit untuk dilakukan. Gambar 5. Process Decision Program Chart Berdasarkan Diagram PDPC di atas tergambarkan: a. Mengecek kondisi material botol, yaitu mengecek kekuatan botol dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan mesin pressure dan pengecekan umur botol dilakukan dengan cara mengecek codding botol yang akan terhubung langsung dengan pabrik pusat sebagai pembuat botol, maka akan dapat diketahui umur dari botol tersebut. Kemudian memisahkan botol yang mempunyai kekuatan yang kurang yang sudah tidak layak untuk dipakai. Maka kegiatan improvement ini dapat dilakukan. IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

12 IJCCS ISSN: b. Mengecek kondisi material botol, yaitu mengecek kebersihan botol yang dilakukan dengan melakukan sortasi yaitu memisahkan botol-botol kotor seperti plastik, sedotan, serta botol-botol yang masih bisa dibersihkan pada mesin washer dan yang tidak bisa. Namun jika setelah dicuci dengan menggunakan mesin washer masih terdapat botol yang kotor maka akan dilakukan inspeksi lagi dan melakukan pencucian ulang pada mesin washer atau dilakukan dengan pencucian manual. Dan kegiatan improvement ini dapat dilakukan. c. Pada faktor mesin dilakukan pengecekan terhadap mesin, jika terdapat gangguan maka harus dilakukan perbaikan. Namun dalam melakukan perbaikan dilakukan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi produksi. Jika volume produksi sedang normal perbaikan dilakukan sesuai dengan jadwal, artinya maintenance mesin dilakukan secara teratur sesuai dengan jadwal yang terdapat pada MMS (Maintenance Managemen System). Namun jika volume produksi sedang tinggi perbaikan mesin dilakukan bersamaan saat dilakukannya sanitasi. d. Mengurangi angka kecacatan produk juga dapat dilakukan dari segi people. Meningkatkan pemfokusan kerja operator yaitu dengan cara mengurangi multi-skill system operator. Karena multi-skill system mewajibkan operator untuk dapat mengusai semua mesin yang berada pada produksi, sehingga menyebabkan operator tidak dapat fokus pada satu jenis pekerjaan. Pencegahan hal tersebut yaitu dengan cara penambahan jumlah operator, tetapi akan sangat sulit untuk silakukan. Namun masalah itu dapat ditanggulangi dengan adanya pembagian job yang lebih jelas dengan cara rotasi job yang jelas selama minimal enam bulan, dan dilakukan training job multi-skill dengan cara menempatkan operator pada job yang baru minimal selama satu bulan, serta dilakukan pengawasan yang lebih optimal untuk mendukung performansi kerja operator yang lebih maksimal. e. Hal terakhir yang dapat mempengaruhi jumlah kecacatan yaitu pada work instruction. Hal pertama yang dilakukan yaitu mengecek kondisi alat, kemudian jika tidak tahu caranya maka harus membaca buku petunjuk manual (work instruction), di sini sebaiknya terdapat copy dari work instruction di setiap meja kerja operator sehingga memudahkan operator dalam proses perbaikan mesin. Namun jika pada buku tidak ditemukan maka harus bertanya kepada leader atau kepala supervisor pada bagian tersebut. Dari Process Decision program Chart didapatkan hal-hal penting: a. Usaha yang bisa dilakukan untuk mengurangi nilai kecacatan produk berada pada bagian pengecekan material yaitu pemisahan botol kotor dan botol tua, Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

13 126 ISSN: pengoperasian mesin dengan melakukan maintenance saat sortasi jika volume produksi tinggi dan melakukan maintenance teratur jika volume produksi normal, meningkatkan pemfokusan operator yaitu dengan melakukan pengawasan yang lebih ketat, dan pengecekan kondisi alat kerja jika tidak sesuai segera melakukan perbaikan. b. Upaya penanggulangan yang sulit dilakukan adalah meningkatkan jumlah operator, karena sangat tidak mudah menemukan orang dengan skill yang diinginkan, selain itu juga dari segi ekonomi membutuhkan biaya yang tidak sedikit dalam perekrutan karyawan. 4. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian di PT. C2B untuk produk X24 adalah sebagai berikut; 1. Hal-hal yang disinyalir dapat menyebabkan adanya masalah kecacatan produk adalah sebagai berikut : a. Faktor machine, yang meliputi kondisi mesin yang kurang presisi, kurangnya kesadaran akan maintenance, dan terdapat beberapa mesin yang tersumbat. b. Faktor people, yang meliputi kurangnya keterampilan operator, operator yang harus multi-skill, dan kurangnya pengawasan terhadap operator. c. Faktor material, yang meliputi kondisi botol yang kotor, kondisi crown yang tidak sesuai, kondisi kekuatan botol, dan kualitas spearpart yang tidak sesuai. d. Faktor method, yaitu work instruction yang kurang tepat. 2. Beberapa usulan yang dapat diberikan terkait dengan masalah kecacatan produk (defect) adalah sebagai berikut : a. Melakukan perbaikan dalam faktor material, yaitu menginspeksi botol dengan lebih ketat yang dapat dilakukan dengan menyeleksi botol-botol yang telah berumur dan melakukan pembersihan botol yang lebih maksimal, serta pengecekan keadaan crown. b. Melakukan penguatan kerja karyawan, yaitu lebih pemfokusan kerja operator dengan cara mengurangi sistem multi-skill dan pemberian job yang lebih jelas pada operator. Serta melakukan pengawasan yang lebih maksimal dengan cara pihak supervisor memberikan pengawasan kepada operator. c. Melakukan perbaikan kondisi peralatan dengan cara melakukan maintenance sacara berkala terhadap alat kerja. d. Melakukan perbaikan terkait dengan metode yang digunakan agar sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi, oleh sebab itu pihak produksi harus lebih IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

14 IJCCS ISSN: peka terhadap perubahan work instruction yang akan digunakan, sehingga tidak terjadi ketidak sesuaian antara work instruction dengan kondisi real yang dihadapi. 5. SARAN Penelitian ini baru dilakukan terbatas untuk produk X24, untuk itu bisa dikembangkan pada penelitian lanjutan untuk semua produk sehingga pengendalian kualitas bisa dilakukan secara komprehensif untuk semua produk. Metode ini bisa dikembangkan dengan melakukan penambahan metode pengendalian yang berbasic statistik sehingga akan menghasilkan penelitian yang lebih mendekati kondisi sebenarnya. DAFTAR PUSTAKA [1] Crosby, P.B., 1979, Quality Is Free, McGraw Hill Inc, New York. [2] Deming, W.E., 1982, Out of the Crisis, MA: Massachusetts Institute of Technology Center for Advanced Engineering Study, Cambridge. [3] Dianmardi, 2011, New 7 Tools of Quality, 04/19/new- 7-tools-of-quality/, diakses tgl 25 Juli [4] Feigenbaum, A. V., 1983, Kendali Mutu Terpadu, Edisi ke-3, Erlangga, Jakarta. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec, BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Arkan Addien 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI BOTOL X 500 ML PADA PT. BERLINA, TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI BOTOL X 500 ML PADA PT. BERLINA, TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI BOTOL X 500 ML PADA PT. BERLINA, TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS Adelia Chandradevi* ), Nia Budi Puspitasari Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah I.1 Latar Belakang Masalah orientasi BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia usaha yang terjadi pada saat ini bukan hanya ber kepada seberapa tinggi tingkat produktifitas dari usaha tersebut melainkan lebih

Lebih terperinci

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL Mila Faila Sufa * 1, Dina Ariningsih 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini perkembangan jumlah perusahaan industri yang ada di Indonesia dari berbagai jenis industri mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak menentu.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan Tisnowati, Henny, et al (2008) untuk menganalisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC (Statistical

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Penelitian Pendahuluan Studi Literatur Identifikasi Masalah Menetapkan Pokok Permasalahan Menetapkan Tujuan Pengumpulan Data Pengolahan Data Q7 Tools Flow Chart check

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS PRODUK SPRITE CAN 250ML MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

PERBAIKAN KUALITAS PRODUK SPRITE CAN 250ML MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 4 2016 ISSN : 2339028X PERBAIKAN KUALITAS PRODUK SPRITE CAN 250ML MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Much. Djunaidi *), Dilla Rahma Yunita 2) 1,2) Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT. Garuda Metalindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT. Garuda Metalindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Garuda Metalindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang Manufacturer dengan produk Fasteners. Sebagai partner perusahaanperusahan besar otomotif roda dua dan

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK TAHU BAXO IBU PUDJI MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS (Studi Kasus pada CV. Pudji Lestari Sentosa)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK TAHU BAXO IBU PUDJI MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS (Studi Kasus pada CV. Pudji Lestari Sentosa) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK TAHU BAXO IBU PUDJI MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS (Studi Kasus pada CV. Pudji Lestari Sentosa) Wening Rahayuningtyas, Sriyanto *) Departemen Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan proses pengumpulan data dan pengolahannya diperoleh data dalam bentuk diagram pareto, dari diagram pareto tersebut dapat diketahui bahwa orhanisasi/perusahaan

Lebih terperinci

Aplikasi SPC (Statistical Process Control) dan Quality Improvement Tool Di Bagian Giling Dan Batil Rokok SKT PT. Djarum Kudus

Aplikasi SPC (Statistical Process Control) dan Quality Improvement Tool Di Bagian Giling Dan Batil Rokok SKT PT. Djarum Kudus Aplikasi SPC (Statistical Process Control) dan Quality Improvement Tool Di Bagian Giling Dan Batil Rokok SKT PT. Djarum Kudus Ida Nursanti* 1, Eny Rokhayati 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flow Chart Pemecahan Permasalahan Langkah-langkah dalam pernulisan skripsi ini dapat diperhatikan pada gambar flow chart pemecahan masalah sebagai berikut: Start Observasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Kualitas Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : a. Juran (1962) kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya b. Crosby (1979)

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB CACAT PADA PENYETRIPAN OBAT X DI PT. XYZ MENGGUNAKAN NEW SEVEN TOOLS. Diva Permatasari Rachmadina, Susatyo Nugroho WP

ANALISIS PENYEBAB CACAT PADA PENYETRIPAN OBAT X DI PT. XYZ MENGGUNAKAN NEW SEVEN TOOLS. Diva Permatasari Rachmadina, Susatyo Nugroho WP ANALISIS PENYEBAB CACAT PADA PENYETRIPAN OBAT X DI PT. XYZ MENGGUNAKAN NEW SEVEN TOOLS Diva Permatasari Rachmadina, Susatyo Nugroho WP Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening

Lebih terperinci

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Dwi Hadi Sulistyarini 1) 1) Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jl. M.T. Haryono 167 Email : dwihadi@ub.ac.id Abstrak. UD Podo

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 TUGAS AKHIR UPAYA PENGENDALIAN KUALITAS PART HUB BOLT M20 x 81.5 mm DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS DI PT. GARUDA METALINDO Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISA PENGURANGAN DEFECT

ANALISA PENGURANGAN DEFECT ANALISA PENGURANGAN DEFECT PADA PROSES PRODUKSI BATERAI ABC JENIS R6 DENGAN METODE QCC (QUALITY CONTROL CIRCLE) DAN SEVEN TOOLS DI PT. INTERNATIONAL CHEMICAL INDUSTRY PLANT II SURABAYA SKRIPSI Oleh : ILUL

Lebih terperinci

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan.

BAB V ANALISA. pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan. BAB V ANALISA Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data pada bab sebelumnya maka selanjutnya dilakukan analisa. Analisa yang dilakukan harus lebih terarah sehingga hasilnya menjadi baik dan benar. Atas

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada PT. Prima Jaya A.M.

Lebih terperinci

Universitas Widyatama I -1

Universitas Widyatama I -1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah pabrik atau manufaktur selalu menginginkan target produksi yang direncanakan dapat terpenuhi dengan baik. Akan tetapi karena berbagai faktor baik secara

Lebih terperinci

OVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 %

OVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 % OVER PRODUCTION Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 % No Tipe Pemborosan TL 1 TL 2 TL 3 TL 4 RATA-RATA RANKING 1 Produk Cacat (Defect) 3 3 2 2 2.5 1 2 Waktu Tunggu (Waiting) 1 1 1 0 0.75 6 3 Persediaan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan 1 BAB 5 ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools BAB V ANALISA HASIL 5.1 Tahap Analisa Setelah mengetahui dan menemukan banyaknya kerusakan yang ditemukan pada proses produksi, maka anggota team perbaikan yang terdiri dari Industrial Enggineering, Quality

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian yang dilakukan penulis ialah suatu proses pengurangan persentase kecacatan. Terdapat beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian sebelumnya dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan pengendalian kualitas produk dalam proses produksinya sampai pengendalian kualitas produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencegah dan berupaya memperbaiki faktor-faktor penyebab kerusakan. menemui atau mendapati produk yang rusak.

BAB I PENDAHULUAN. mencegah dan berupaya memperbaiki faktor-faktor penyebab kerusakan. menemui atau mendapati produk yang rusak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk hasil pertanian, umumnya rawan akan kerusakan saat pengolahan maupun saat penanganan bahannya. Untuk menghindari hal tersebut, setiap perusahaan akan menerapkan

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta Telp

Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta Telp IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB DEFECT PRODUK CSD SPRITE 295 ML KEMASAN RGB PADA PT COCA-COLA BOTTLING INDONESIA SEMARANG PLANT Raksaka Ardy Damara 1, Ilham Priadythama 2 1,2 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Bahan Pengemas Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage Company merupakan Returnable Glass Bottle (RGB). Botol yang digunakan adalah botol baru

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PADA HASIL PERCETAKAN DENGAN METODE SEVEN STEPS DI CV. RESNA OFFSET SURAKARTA

PENGENDALIAN KUALITAS PADA HASIL PERCETAKAN DENGAN METODE SEVEN STEPS DI CV. RESNA OFFSET SURAKARTA PENGENDALIAN KUALITAS PADA HASIL PERCETAKAN DENGAN METODE SEVEN STEPS DI CV. RESNA OFFSET SURAKARTA TUGAS AKHIR DIajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri ALBERTUS

Lebih terperinci

2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality

2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality Materi ke 2 1. Review 2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality Review Apa yang anda ketahui tentang variabilitas? Apa perbedaan konsep antara Pengendalian Kualitas Statistik, Desain Eksperimen dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap usaha dalam persaingan tinggi selalu berkompetisi dengan industri yang sejenis. Agar bisa memenangkan kompetisi, pelaku bisnis harus memberikan perhatian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PERKEMBANGAN ANAK BERBASIS MOBILE HANDPHONE

IMPLEMENTASI METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PERKEMBANGAN ANAK BERBASIS MOBILE HANDPHONE IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 IMPLEMENTASI METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PERKEMBANGAN ANAK BERBASIS MOBILE HANDPHONE Marganda Simarmata [1], Dahlan Abdullah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui beberapa 5 tahapan, yaitu diawali dengan tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan dan analisis data, serta tahap kesimpulan 3.1.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK. Ernaning Widiaswanti 1)

PENGGUNAAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK. Ernaning Widiaswanti 1) PENGGUNAAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK 1) Ernaning Widiaswanti 1) Program Studi Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura ABSTRAK PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS KANTONG PLASTIK DENGAN METODE SEVEN STEPS MENGGUNAKAN OLD DAN NEW SEVEN TOOLS DI PT ASIA CAKRA CERIA PLASTIK SURAKARTA

PENINGKATAN KUALITAS KANTONG PLASTIK DENGAN METODE SEVEN STEPS MENGGUNAKAN OLD DAN NEW SEVEN TOOLS DI PT ASIA CAKRA CERIA PLASTIK SURAKARTA PENINGKATAN KUALITAS KANTONG PLASTIK DENGAN SEVEN STEPS MENGGUNAKAN OLD DAN NEW SEVEN TOOLS DI PT ASIA CAKRA CERIA PLASTIK SURAKARTA Yoanna Francisca Erna Sugijopranoto Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini persaingan dalam dunia otomotif sangatlah ketat, setiap perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu proses berfikir dari menemukan masalah, mengumpulkan data, baik melalui tinjauan pustaka maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan

Lebih terperinci

MATERI VI DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM PARETO. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

MATERI VI DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM PARETO. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. MATERI VI DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM PARETO By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM SEBAB AKIBAT/TULANG IKAN / FISHBONE / ISHIKAWA Adalah satu alat dalam menganalisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tisnowati, et al (2008) memfokuskan penelitiannya pada analisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC dalam mengamati

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi BAB V ANALISA HASIL Dalam bab ini akan membahas tentang analisa hasil pengendalian proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi pada proses powder coating

Lebih terperinci

Pendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015

Pendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015 Pendahuluan Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII September 30, 2015 Ayundyah (UII) Pendahuluan September 30, 2015 1 / 32 Pendahuluan Karaketristik lingkungan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 42 BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pemasangan Dan Pembayaran Iklan Pada Sumeks Cindo

Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pemasangan Dan Pembayaran Iklan Pada Sumeks Cindo IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pemasangan Dan Pembayaran Iklan Pada Sumeks Cindo Erika Mutiara Dewi 1, Wella Oktarina 2, Mulyati 3, Desi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pustaka yang ditinjau berasal dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengurangan tingkat kecacatan produksi dengan implementasi Six

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1Jumlah Industri Pengolahan Besar dan Sedang di Pulau Jawa dan di Luar Pulau Jawa. Lokasi *)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1Jumlah Industri Pengolahan Besar dan Sedang di Pulau Jawa dan di Luar Pulau Jawa. Lokasi *) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan ekonomi di duniasemakin kreatif dan kompetitif. Hal ini terlihat dari banyaknya perusahaan yang terus bermunculan serta pertumbuhan ekonomi Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENANGANAN PRIORITAS KERUSAKAN JALAN DENGAN MEMBANDINGKAN METODE TOPSIS AHP

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENANGANAN PRIORITAS KERUSAKAN JALAN DENGAN MEMBANDINGKAN METODE TOPSIS AHP semantik, Vol.1, No.1, Jan-Jun, pp. 33-42 ISSN: 2460-1446-1520 33 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENANGANAN PRIORITAS KERUSAKAN JALAN DENGAN MEMBANDINGKAN METODE TOPSIS Retno Yuliawanti * 1, Statiswaty 2,

Lebih terperinci

APLIKASI LAYANAN DELIVERY ORDER BERBASIS WEB PADA RUMAH MAKAN PODOTEKO

APLIKASI LAYANAN DELIVERY ORDER BERBASIS WEB PADA RUMAH MAKAN PODOTEKO semantik, Vol.3, No.2, Jul-Des 2017, pp. 23-30 ISSN : 2502-8928 (Online) 23 APLIKASI LAYANAN DELIVERY ORDER BERBASIS WEB PADA RUMAH MAKAN PODOTEKO Rahmat Purnomo* 1, Akbar Nurdin 2 1,2,3 Politeknik INDOTEC

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG Nia Budi Puspitasari Program Studi Teknik Industri UNDIP Abstrak Sebagai salah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 82 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Model dalam perumusan masalah dan pengambilan keputusan yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini adalah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Flow Chart Pemecahan Masalah adalah sebagai berikut : 43 Gambar 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Penjelasan langkah-langkah flow diagram

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS TEMPE DENGAN METODE SEVEN TOOLS

PENGENDALIAN KUALITAS TEMPE DENGAN METODE SEVEN TOOLS PENGENDALIAN KUALITAS TEMPE DENGAN METODE SEVEN TOOLS Iswandi Idris 1, Ruri Aditya Sari 2, Wulandari 3 & Uthumporn, U 4 1,2,3 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan, Indonesia 4 Divisi Teknologi

Lebih terperinci

PERTEMUAN #8 ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

PERTEMUAN #8 ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) PERTEMUAN #8 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu menentukan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KAIN BERMOTIF DI PT RAGAM WARNA UTAMA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS. Jurnal. Oleh: M. LUTFI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KAIN BERMOTIF DI PT RAGAM WARNA UTAMA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS. Jurnal. Oleh: M. LUTFI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KAIN BERMOTIF DI PT RAGAM WARNA UTAMA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS Jurnal Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar sarjana strata 1 (S1) Program

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Metodologi penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. Penulis melakukan

Lebih terperinci

1. Check sheet 2. Flow chart 3. Pareto chart 4. Ishikawa diagram 5. Scatter Plot 6. Run Chart 7. Histogram

1. Check sheet 2. Flow chart 3. Pareto chart 4. Ishikawa diagram 5. Scatter Plot 6. Run Chart 7. Histogram 1 1. Check sheet 2. Flow chart 3. Pareto chart 4. Ishikawa diagram 5. Scatter Plot 6. Run Chart 7. Histogram 2 Check sheet adalah alat bantu manajemen mutu sederhana yang menyerupai tabel dan digunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6 ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh: Zubdatu Zahrati

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh: Zubdatu Zahrati Tugas Akhir Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur Oleh: Zubdatu Zahrati 309 030 002 Pembimbing: Dra. Lucia Aridinanti, MT JURUSAN

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Flow Chart Pemecahan Masalah adalah sebagai berikut : Gambar 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Penjelasan langkah-langkah flow diagram

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Berdasarkan diagram alir pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan mulai

Lebih terperinci

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT RUMAH DENGAN METODE FUZZY SAW MADM

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT RUMAH DENGAN METODE FUZZY SAW MADM IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT RUMAH DENGAN METODE FUZZY SAW MADM Marganda Simarmata [1], Dahlan Abdullah [2] 1.Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci