Penyelesaian Permasalahan Optimasi Global Menggunakan AlgoritmaKoloni Lebah Buatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penyelesaian Permasalahan Optimasi Global Menggunakan AlgoritmaKoloni Lebah Buatan"

Transkripsi

1 Penyelesaian Permasalahan Optimasi Global Menggunakan AlgoritmaKoloni Lebah Buatan Nursyiva Irsalinda Program Studi MatematikaUniversitas Ahmad Dahlan Kampus III: Jalan Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Umbulharjo, Yogyakarta nursyiva.irsalinda@gmail.com ABSTRAK Eksperimen numerik ini bertujuan untuk mengetahui algoritma koloni lebah buatan (Artificial Bee Colony Algorithm) secara singkat ditulis algoritma ABC dan pengaruh parameter kontrol (Solution Number) dan (Maximum Cycle Number) terhadap efektivitas kinerja algoritma tersebut. Algoritma ABC merupakan salah satu metode heuristik berdasar populasi digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi global khususnya dalam proses minimalisasi. Memiliki dua parameter kontrol yaitu jumlah dan. Proses algoritma ABC menggunakan bilanganbilangan random yang berubah-ubah setiap prosesnya, oleh karena itu tugas akhir ini meneliti pengaruh parameter kontrol terhadap keefektivan kinerja algoritma ABC. Algoritma ABC diujikan untuk menyelesaikan beberapa fungsi Benchmark. Untuk mengetahui pengaruh, maka dilakukan perhitungan algoritma ABC dalam berbagai yaitu 2, 20, 25, 50,100 dan 200 dengan MCN yang sama yaitu 100 dan 20 iterasi. Sedangkan untuk untuk mengetahui pengaruh, maka dilakukan perhitungan algoritma ABC dalam berbagai yaitu 10, 50, 100 dan 200 dengan yang sama yaitu 20 dan 200. Setiap perhitungan nilai optimal dilakukan sebanyak 10 kali dan diperoleh mean dan standar nya. Dari eksperimen numerik yang dilakukan, dapat diketahui bahwa semakin banyak dan, kinerja algoritma ABC akan semakin efektiv karena menghasilkan nilai optimum yang semakin mendekati nilai eksak. Kata kunci: Algoritma ABC, Optimasi Global, Fungsi Benchmark, Minimum Global, Nilai Minimum Global. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada ruang pencarian dibedakan antara optimasi lokal dan optimasi global. Optimasi global merupakan sebuah nilai optimum dari keseluruhan anggota domain. Untuk menyelesaikan permasalahan optimasi global dapat digunakan metode heuristik, yaitu salah satu algoritma optimasi yang menggunakan informasi yang telah diperoleh sebelumnya untuk membantu menentukan calon solusi yang akan diperiksa selanjutnya atau bagaimana individu berikutnya dihasilkan (Weise.T, 2008). Metode heuristik tidak selalu menghasilkan solusi terbaik tetapi jika dirancang dengan baik akan menghasilkan solusi yang mendekati optimum dalam waktu cepat (Boese,1996). Beberapa metode heuristik telah dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan optimasi global. Metode ini dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok tergantung pada kriteria yang menjadi pertimbangan seperti berdasar populasi, lintasan, iterasi, stokastik, deterministik, dan lain-lain. Sebuah metode yang bekerja dengan sekelompok penyelesaian termasuk dalam metode heuristik yang berdasar populasi (D.Karaboga, B. Basturk, 2007). Contoh algoritma tersebut adalah algoritma genetika (Genetic Algorithm) (John Holand,1960), algoritma koloni semut (Ant Colony Algorithm) (Marco Dorigo, 1992), algoritma PSO (Particle Swarm Optimization Algorithm) (Kennedy dan Eberhart,1995), dan algoritma koloni lebah buatan (Artificial Bee Colony Algorithm) (V. Tereshko dan A. Loengarov, 2005). 9

2 Di antara metode heuristik tersebut algoritma koloni lebah buatan merupakan algoritma paling baru dalam menyelesaikan optimasi global. Algoritma koloni lebah buatan atau yang sering disebut dengan Algoritma ABC pertama kali diperkenalkan oleh V. Tereshko dan A. Loengarov pada tahun Algoritma ini mengadaptasi perilaku koloni lebah madu dalam mencari makan. Algoritma ABC merupakan algoritma paling sederhana di antara metode heuristik lainnya. Hal ini dikarenakan hanya memiliki dua parameter kontrol yaitu (banyaknya solusi) dan (Maximum Cycle Number). Oleh karena itu, algoritma ini sangat sederhana dalam proses perhitungannya. Akan tetapi, sama seperti metode heuristik lainnya, algoritma ABC juga banyak membangkitkan bilangan random dalam proses menyelesaikan permasalahan optimasi global. Hal ini menyebabkan hasil yang diperoleh tiap kali perhitungan berbeda. Oleh karena itu diperlukan adanya penelitian untuk mengetahui keefektivan kinerja Algoritma ABC yang memiliki parameter kontrol lebih sedikit dibanding dengan metode heuristik lainnya. 1.2 Tujuan Penelitian Memperkenalkan Algoritma Koloni Lebah Buatan dalam permasalahan optimasi global fungsi non-linear dan mengetahui pengaruh parameter kontrol Algoritma Koloni lebah Buatan terhadap keefektivan algoritma tersebut. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masalah Optimasi Dalam masalah optimasi yang diminta adalah memaksimumkan atau meminimumkan sebuah besaran tertentu, yang disebut fungsi tujuan, yang bergantung pada sejumlah berhingga variabel masukan (input variable). Variabel-variabel ini dapat saling bergantung atau tidak bergantung melalui satu atau lebih kendala (constraint). Definisi 2.1. (Chong, Zak,2001) Optimasi tanpa kendala mempunyai fungsi sasaran atau fungsi tujuan (objective function) yang akan dioptimalkan. Optimasi tanpa kendala didefinisikan sebagai berikut : optimasikan 2.1 dengan (2.2) Fungsi f: yang akan dioptimasikan merupakan fungsi bernilai riil, yang disebut fungsi obyektif atau cost function. Vektor x merupakan sebuah vektor-n dari variabel-variabel bebas yaitu xx,x,,x T. Variabel-variabel x,x,,x sering mengacu kepada variabel putusan. Permasalahan optimasi di atas dapat dilihat sebagai masalah yang bertujuan untuk mencari variabel putusan vektor x terbaik dari keseluruhan vektor pada. 2.2 Perilaku Lebah yang Sebenarnya Pola seleksi mencari makan yang mengarah pada munculnya kecerdasan kolektif dari sekumpulan lebah madu terdiri dari tiga komponen penting, yaitu : (i) Sumber makanan : nilai dari sumber makanan bergantung pada beberapa faktor, seperti kedekatannya dengan sarang, kekayaan atau konsentrasi energi dan kemudahan dalam mengekstraksi sumber makanan ini. Untuk sederhananya, tingkat keuntungan dari sumber makanan dapat diwakilkan dengan kuantitas tunggal. (ii) Employed foragers : employed foragers terkait dengan sumber makanan tertentu yang sedang di eksploitasi. Mereka membawa informasi tentang jarak dan arah sumber makanan dari sarang serta tingkat keuntungan dari sumber makanan tersebut dan membagi informasi ini dengan probabilitas pasti. (iii) Unemployed foragers : unemployed foragers mencari sumber makanan untuk dieksploitasi. Terdapat dua tipe dari unemployed foragers yaitu scouts mencari sumber makanan disekitar lingkungan sarang dan onlooker menunggu di sarang dan menemukan sumber makanan melalui informasi yang dibagikan oleh employed foragers. Rata-rata jumlah scout dari rerata kondisi keseluruhan adalah sekitar 5-10%. 10

3 Pertukaran informasi dintara lebah merupakan kejadian penting dalam pembentukan pengetahuan kolektif. Ketika memerikasa keseluruhan dari sarang, terdapat beberapa bagian yang biasa adadi dalam sarang. Bagian yang paling penting dari sarang yang berkenaan dengan pertukaran informasi adalah area tari (dancing area). Komunikasi antar lebah yang berkaitan dengan kualitas dari sumber makanan terjadi di area tari. Tarian yang berkaitan disebut dengan waggle dance. Employed foragers membagi informasi yang mereka miliki dengan sebuah probabilitas, probabilitas tersebut sebanding dengan tingkat keuntungan dari sumber makanan, dan membagi informasi ini melalui lamanya durasi dari waggle dance. Karena informasi tentang keseluruhan sumber makanan banyak tersedia untuk onlooker di lantai dansa (dance floor), onlooker dapat melihat banyak tarian dan memilih untuk mempekerjakan dirinya pada sumber makanan yang paling menguntungkan. Karena lebih banyak informasi yang beredar tentang sumber makanan yang lebih menguntungkan, terdapat probabilitas yang lebih besar untuk unlooker memilih sumber makanan yang lebih menguntungkan tersebut. Oleh karena itu, rekrutmen sebanding dengan tingkat keuntungan dari sumber makanan (D. Karaboga, B. Akay,2009). 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi literatur (kajian pustaka). Bahan dan materi dalam penelitian ini berupa buku-buku, jurnal, artikel-artikel, dan sumber-sumber lainnya yang dapat mendukung penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur yang memuat dan membahas tentang Algoritma koloni lebah untuk menyelesaikan masalah optimasi global. Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1 Pengumpulan Literatur Pada tahap ini penulis melakukan studi pustaka dengan melakukan penelaahan sumber pustaka yang relevan untuk mengumpulkan literatur maupun informasi yang diperlukan dalam penelitian. Studi pustaka ini diawali dengan mengumpulkan sumber pustaka berupa buku-buku yang membahas tentang teori optimasi dan algoritma ABC. Selain dari buku-buku sumber pustaka referensi dalam penelitian ini diperoleh dari skripsi-skripsi sebelumnya dan materi dari situs-situs internet yang membahas tentang permasalahan optimasi dan algoritma ABC. 3.2 Pengkajian Literatur Setelah sumber pustaka terkumpul, langkah pertama yaitu penelaahan isi sumber pustaka dengan cara membaca dan mempelajarinya untuk menambah pengetahuan tentang teori optimasi fungsi non linear dan algoritma ABC. Langkah selanjutnya mengelompokkan dan mencatat literatur-literatur tersebut sesuai dengan masalah yang akan dibahas. 3.3 Pengembangan Literatur Dari hasil pengelompokan dan mencatat literatur-literatur tersebut kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengembangan-pengembangan dengan memberi uraian-uraian, yang diharapkan dapat lebih memahami konsep-konsep, sifat-sifat, dan teorema-teorema yang sudah ada. 3.4 Pembuatan Program Matlab Pembuatan program untuk aplikasi algoritma ABC sehingga memudahkan perhitungan yang rumit. Selanjutnya mempelajari hasil praktek program aplikasi algoritma ABC serta memodifikasinya sesuai dengan tujuan dari penulisan skripsi ini. Program aplikasi algoritma ABC ditulis dalam bahasa pemrograman Matlab Pengaplikasian Program Matlab Persamaan-persamaan yang dibahas dalam skripsi ini akan diaplikasikan dan diolah menggunakan program Matlab. Hasil penelitan yang diperoleh kemudian akan dikaji dan dianalisa pada pembahasan. 3.6 Penyusunan Hasil Penelitian Penyusunan hasil penelitian digunakan sebagai langkah awal untuk memberi gambaran secara menyeluruh tantang topik yang akan dibahas. 11

4 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Algoritma( 1) pseudocode skematik dari prosedur algoritma ABC Inisialisasi ABC dan parameter-parameter permasalahan Inisialisasi Populasi Solusi Ulang - Employed bee mencari solusi lain dipersekitaran solusi sebelumnya. - Onlooker menyeleksi solusi sesuai informasi yang diberikan oleh employed bee kemudian memilih solusi yang memiliki probabilitas terbesar. Setelah itu onlooker mencari solusi baru dipersekitaran solusi tersebut terhadap solusi lainnya. - Jika ada solusi yang tidak dapat diperbaiki hingga limit, maka scouts mengganti solusi tersebut dengan solusi lain secara random. - Mengingat sumber makanan terbaik Hingga (kriteria berhenti terpenuhi) Prosedur Algoritma Koloni Lebah Buatan Prosedur dari algoritma koloni lebah buatan dideskripsikan dalam tujuh tahap sebagai berikut: Inisialisasi Permasalahan Optimasi dan Parameter Kontrol Algoritma ABC Secara umum, permasalahan optimasi diformulasikan sebagai berikut : min 4.1 dimana merupakan fungsi obyektif yang akan diminimalkan. merupakan sebuah vektor dari variabel putusan yaitu,,,. Setiap vektor variabel putusan terdiri dari dimensi., dimana dan merupakan nilai batas bawah dan batas atas untuk variabel-variabel vektor. Selain itu, algoritma ABC terdiri dari dua parameter kontrol : a. Solution Number merupakan jumlah sumber makanan (atau kandidat solusi) dalam populasi. Banyaknya sama dengan jumlah employed dan onlooker. b. Maximum Cycle Number (MCN) mengacu pada jumlah maksimum generasi. Limit digunakan untuk menganekaragamkan pencarian dan untuk menentukan jumlah generasi yang diperbolehkan dalam menentukan sumber makanan yang ditinggalkan karena tidak dapat diperbaiki. Jumlah limit merupakan perkalian ukuran populasi dengan parameter individu Inisialisasi Populasi Solusi Populasi awal dari kandidat solusi didefinisikan sebagai matriks berukuran. 4.2 Dimana setiap elemen matriksnya dibangkitkan menggunakan persamaan berikut x lbrub lb 4.3 i 1,2,, SN, j 1,2,, D x merupakan komponen vektor ke i pada dimensi j, lb dan ub merupakan batas bawah dan batas atas ruang pencarian. Batasan ini diberikan agar kandidat solusi tetap berada di dalam ruang pencarian. Sedangkan rmembentuk bilangan random uniform antara 0 dan Tahap Employed Bee Pada tahap ini, setiap employed bee ditempatkan pada kandidat solusi yang dihasilkan pada tahap inisialisasi. Selanjutnya, masing-masing employed bee mencari kandidat solusi baru di persekitaran kandidat solusi yang mereka tempati menggunakan persamaan berikut : v x φ x x 4.4 k 1,2,, SN, k j, φ merupkan faktor skala dan φ ~1,1. Ketika kandidat solusi baru diperoleh, sebuah mekanisme seleksi bekerja di antara kandidat solusi sebelumnya dengan kandidat solusi baru pada populasi. Nilai fungsi obyektif dari v dibandingkan dengan x. Jika nilai fungsi obyektif v sama atau lebih baik dari x, v menggantikan x dan menjadi anggota baru dari populasi, dengan kata lain x tidak digunakan.

5 Tahap Onlooker Bee Onlooker memiliki jumlah yang sama dengan kandidat solusi penyelesaian seperti employed bee. Onlooker menghitung nilai probabilitas seleksi dari tiap kandidat solusi yang dibentuk oleh employeed bee pada tahap sebelumnya. Kandidat solusi terbaik diseleksi oleh onlooker. Proses seleksi pada tahap onlooker bekerja sebagai berikut : Onlooker mengevaluasi informasi kualitas kandidat solusi yang diterima dari employed bee dan menyeleksi kandidat solusi yang tergantung pada nilai probabilitas. 4.5 dimana adalah nilai fitness dari solusi dan merupakan jumlah dari solusi. Untuk menghitung nilai fitness untuk masalah minimisasi, digunakan persamaan: dimana adalah nilai obyektif dari. Dari persamaan 4.6 jelas bahwa jika nilai tinggi, maka semakin besar probabilitas solusi ke- dipilih.kandidat solusi dari employed bee dengan probabilitas terbesar diseleksi oleh onlooker. Ketika sebuah kandidat solusi ke- dipilih oleh onlooker, onlooker akan menuju kandidat solusi terpilih dengan mencari kandidat solusi baru dipersekitaran kandidat solusi tersebut menggunakan persamaan 4.4 seperti pada tahap pembaharuan kandidat solusi oleh employed bee. Akan tetapi pada tahap ini merupakan solusi yang dipilih oleh onlooker. Setelah itu, onlooker menyeleksi nilai fungsi obyektif antara kandidat solusi dengan solusi baru Tahap Scout Bee Kandidat solusi x diasumsikan untuk ditinggalkan, jika kandidat solusi tersebut tidak dapat diperbaiki lebih lanjut sampai banyaknya percobaan yang ditentukan pada tahap inisialisasi (limit), dan employed bee berubah menjadi scout. Scout bee menghasilkan kandidat solusinya secara random menggunakan persamaan (4.3) Hasil Penelitian (Experimental Result ) Karena algoritma ABC merupakan salah satu metode heuristik berdasar populasi yang dipengaruhi oleh bilangan-bilangan random, maka sangat bergantung pada parameter kontrolnya yaitu dan. Oleh karena itu, dalam eksperimen numerik ini akan diuji pengaruh parameter kontrol tersebut terhadap kinerja algoritma ABC dalam menyelesaikan permasalahan optimasi global persamaan non-linear. Dalam eksperimen numerik ini, algoritma ABC digunakan untuk menyelesaikan beberapa fungsi Benchmark yaitu,,,, Drop Wave, dan Schwefel. Penyelesaian optimasi global menggunakan algoritma ABC untuk menyelesaikan fungsi-fungsi Benchmark tersebut diselesaikan menggunakan komputasi dengan pemrograman Matlab. Tabel 4.1. Tabel Fungsi Benchmark Nilai Nama Fungsi Persamaan Interval Optimum [-10,10] 0 [-5.12,5.12] 0 13

6 cos2 Dropwave 1cos Schwefel sin [ ,2.048] 0 [-5.12,5.12] 0 [-5.12,5.12] -1 [-500,500] n Pengaruh (Solution Number) terhadap Kinerja Algoritma ABC Dalam eksperimen numerik ini akan dihitung nilai optimum dari masing-masing fungsi Benchmark menggunakan algoritma ABC dengan = 2, 20, 25, 50, 100, dan 200 dengan 100 dan 20. Setiap perhitungan dilakukan 10 kali, dari data pada Lampiran diperoleh nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar ) dari masing-masing fungsi sebagai berikut : Tabel 4.2 Tabel Nilai Mean dan Nilai Optimal Fungsi Benchmark menggunakan Algoritma ABC dengan Berbagai dengan Mean 5, ,32E-09 9,66E-12 6,52E-29 1,2E-30 8,9E-31 Deviasi 6, ,46E-08 2,14E-11 1,01E-28 1,82E-30 1,02E-30 Mean 2,55552E ,15 4,64E-05 5,89E-11 1,41E-28 9,78E Deviasi 47056,81 0, ,86E-10 2,76E-28 2,24E-29 3,72615E- 31 Mean 37, , , ,44E-06 1,88E-28 3,51E-30 Deviasi 53, , , ,65E-06 3,01E-28 3,56E-30 Mean 16, , , , , , Dropwave Mean -0, , , , , Deviasi 0, , , , , Schwefel Mean -565, , , , , ,966 Deviasi 83, , , , ,4537 1,2E-13 14

7 Tabel 4.3. Tabel Nilai Mean dan Nilai Optimal Fungsi Benchmark menggunakan Algoritma ABC dengan Berbagai dengan Mean 132,3495 6,77E-08 5,01E-06 1,3E-09 1,5E-12 1,36E ,5799 1,66E-07 1,58E-05 3,78E-09 3,26E-12 4,23E-12 Mean 4, ,64E-05 2,33E-08 4,6E-12 6,39E-14 7,21E-16 4, , ,56E-08 8,54E-12 1,48E-13 7,76E-16 Mean 595,7535 0, , , ,87E-10 6,76E ,693 0, , , ,49E-10 1,17E-11 Mean 15, , , , ,59E-05 9,29E-09 12, , , , ,95E-05 2,85E-08 Drop wave Mean -0, , , , , , , , , , Schwefel Mean -488, ,02-774, , ,91-837, , , , , , ,2E Pengaruh (Maximum Cycle Number) terhadap Kinerja Algoritma ABC Dalam eksperimen numerik ini dihitung nilai optimum dari masing-masing fungsi Benchmark menggunakan algoritma ABC dengan = 10, 50, 100, dan 200 dengan 20 dan 200. Setiap perhitungan dilakukan 10 kali, dari data pada Lampiran diperoleh nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar ) dari masing-masing fungsi sebagai berikut : Tabel 4.4. Tabel Nilai Mean dan Nilai Optimal Fungsi Benchmark menggunakan Algoritma ABC dengan Berbagai dan Mean 7,19E-04 1,45E-07 4,85E-05 1,02E-14 0, ,57E-07 0, ,41E-14 Mean 1,89E-03 4,62E-04 5,98E-05 1,08E-01 0, , , ,31443 Mean

8 Mean 0, , , , , , , , Drop wave Mean -0,9482-0, ,9787-0, , , , , Schwefel Mean -770, , , ,096 Deviasi 80, , , ,90406 Tabel 4.5. Tabel Nilai Mean dan Nilai Optimal Fungsi Benchmark menggunakan Algoritma ABC dengan Berbagai dan Mean 2,89E-09 1,52E-22 1,62E-31 4,94E-49 Deviasi 4,01081E-09 1,56E-22 2,65E-31 1,1E-48 Mean 2,95E-08 2,32E-22 3,94E-31 0,00E+00 Deviasi 3,24967E-08 2,34E-22 1E-30 0 Mean 5.83E E E E E E-29 0 Mean Drop wave Mean -0, , Schwefel Mean -841, , , ,966 11, ,2E-13 1,2E-13 1,2E PENUTUP 5.1 Kesimpulan Karena menggunakan bilangan random dalam prosesnya, algoritma ABC sangat bergantung pada parameter kontrolnya yaitu dan. Semakin besar nilai dan maka semakin efektif kinerja algoritma ABC dalam menyelesaikan optimasi global karena hasil yang diperoleh semakin optimal. 5.2 Saran Lebih mengeksplorasi materi-materi khususnya Algoritma ABC untuk menyelesaikan permasalahan optimasi global. 16

9 Daftar Pustaka [1]Chong,E.K.P.,& Zak, S.H. An Introduction to Optimization. New York : A Wiley-Interscience Publication [2]Clave,Benson,Sincich. Statistic for Business & Economics Tenth Edition. Pearson Education,Inc.New York [3]Hines,W.W.,& Montgomery,D.C. Probabilitas dan Statistik dalam Ilmu Rekayasa dan Manajemen. Universitas Indonesia : Jakarta [4]Karaboga,D.,& Akay,B. Applied Mathematic and Computation : A comparative Study of Artificial Bee Colony Algorithm. Turkey : Science Direct [5]Karaboga,D.,& Basturk,B.On the Performance of Artificial Bee Colony (ABC) Algorithm. Applied Soft Computing 8(1)(2008) [6]Khasan,M.H., Nahavandi,N.,&Khasan,A.K. Applied Soft Computing: DisABC: A new artificial bee colony algorithm for binary optimization.iran: SciVerse ScienceDirect [7]Molga,M., and Smutnicky,C. Test Function for Optimization Needs. Pdf [8]Robert, G.B.& Donald,S.R. Introduction to Real Analysis Second Edition. JOHN WILEY & SONS,INC. New York [9]Selvi,V.& Umarani,R. Comparative Analysis of Ant Colony and Particle Swarm Optimization Techniques. International Journal of Computer Applications ( ) Volume 5 No.4, August [10]Weise,T. Global Optimization Algorithm Theory and Application. (e-book) [11]Wu,B. and Qian,CH. Differential for Global Numerical Optimization. Journal Of Computers, VOL. 6, NO

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Oleh : Ahmad Zakaria H. 2207100177 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Imam Robandi, MT. Ir. Sjamsjul

Lebih terperinci

Dynamic Economic Dispatch Mempertimbangkan Prohibited Operating Zones Menggunakan Algoritma Improved Artificial Bee Colony

Dynamic Economic Dispatch Mempertimbangkan Prohibited Operating Zones Menggunakan Algoritma Improved Artificial Bee Colony JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B -199 Dynamic Economic Dispatch Mempertimbangkan Prohibited Operating Zones Menggunakan Algoritma Improved Artificial Bee Colony

Lebih terperinci

Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony

Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony Nurlita Gamayanti 1, Abdullah Alkaff 2, Amien Karim 3 Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY Rendra Firman Pratama, Purwanto, dan Mohammad Yasin e-mail: Ren_mr07@yahoo.com Universitas Negeri Malang ABSTRAK:

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 265 274. ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Abdul Azis, Bayu Prihandono, Ilhamsyah INTISARI Optimasi

Lebih terperinci

Sistem Optimasi Rute Tempat Wisata Kuliner Di Malang Menggunakan Algoritma Bee Colony

Sistem Optimasi Rute Tempat Wisata Kuliner Di Malang Menggunakan Algoritma Bee Colony Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 3, Maret 2017, hlm. 215-223 http://j-ptiik.ub.ac.id Sistem Optimasi Rute Tempat Wisata Kuliner Di Malang Menggunakan

Lebih terperinci

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-16 Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Ahmad Zakaria H, Sjamsjul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik di Indonesia pada umumnya merupakan pembangkit listrik thermal. Kebutuhan pembangkit thermal terhadap bahan bakar fosil dengan jumlah ketersediaan

Lebih terperinci

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1 SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Taufan Mahardhika 1 1 Prodi S1 Kimia, Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih 1 taufansensei@yahoo.com Abstrak Swarm

Lebih terperinci

FUNGSI ACKLEY DAN PENCARIAN NILAI OPTIMUMNYA MENGGUNAKAN ALGORITMA STROBERI. Muhamad Fadilah Universitas Jenderal Soedirman

FUNGSI ACKLEY DAN PENCARIAN NILAI OPTIMUMNYA MENGGUNAKAN ALGORITMA STROBERI. Muhamad Fadilah Universitas Jenderal Soedirman Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 06 p-issn : 550-0384; e-issn : 550-039 FUNGSI ACKLEY DAN PENCARIAN NILAI OPTIMUMNYA MENGGUNAKAN ALGORITMA STROBERI Muhamad Fadilah Universitas Jenderal

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Levina Fitri Rahmawati, Isnandar Slamet, dan Diari Indriati Program

Lebih terperinci

Penentuan Letak dan Kapasitas Bank Kapasitor Secara Optimal Menggunakan Bee Colony Algorithm

Penentuan Letak dan Kapasitas Bank Kapasitor Secara Optimal Menggunakan Bee Colony Algorithm Penentuan Letak dan Kapasitas Bank Kapasitor Secara Optimal Menggunakan Bee Colony Algorithm Oleh : Danang Sulistyo 2205100002 Dosen Pembimbing : Prof. Imam Robandi Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi suatu daerah mengakibatkan kebutuhan tenaga listrik akan semakin meningkat, baik yang berhubungan dengan bidang industri,

Lebih terperinci

Seleksi Fitur Dua Tahap Menggunakan Information Gain dan Artificial Bee Colony untuk Kategorisasi Teks Berbasis Support Vector Machine

Seleksi Fitur Dua Tahap Menggunakan Information Gain dan Artificial Bee Colony untuk Kategorisasi Teks Berbasis Support Vector Machine Seleksi Fitur Dua Tahap Menggunakan Information Gain dan Artificial Bee Colony untuk Kategorisasi Teks Berbasis Support Vector Machine Khalid 1), Bagus Setya Rintyarna 2), Agus Zainal Arifin 3) 1) Prodi

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Artificial Bee Colony dalam Aplikasi Penjadwalan Pelajaran untuk Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Algoritma Artificial Bee Colony dalam Aplikasi Penjadwalan Pelajaran untuk Sekolah Menengah Pertama Penerapan Algoritma Artificial Bee Colony dalam Aplikasi Penjadwalan Pelajaran untuk Sekolah Menengah Pertama Rakhmad Fajar Nugroho 1, Mewati Ayub 2 1, 2 Jurusan S1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

FUNGSI GRIEWANK DAN PENENTUAN NILAI OPTIMUMNYA MENGGUNAKAN ALGORITMA STROBERI. Tri Nadiani Solihah

FUNGSI GRIEWANK DAN PENENTUAN NILAI OPTIMUMNYA MENGGUNAKAN ALGORITMA STROBERI. Tri Nadiani Solihah Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 FUNGSI GRIEWANK DAN PENENTUAN NILAI OPTIMUMNYA MENGGUNAKAN ALGORITMA STROBERI Tri Nadiani Solihah trinadianisolihah@gmail.com

Lebih terperinci

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Ahmad Zakaria H, Sjamsjul Anam, dan Imam Robandi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

APLIKASI TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

APLIKASI TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY APLIKASI TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY Andri 1, Suyandi 2, WinWin 3 STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan 20212 andri@mikroskil.ac.id 1, suyandiz@gmail.com

Lebih terperinci

# Computational Science, Telkom University Jl. Telekomunikasi No. 01, Bandung, Indonesia

# Computational Science, Telkom University Jl. Telekomunikasi No. 01, Bandung, Indonesia OPEN ACCESS ISSN 2460-3295 socjtelkomuniversityacid/indosc Optimasi Penjadwalan Perkuliahan dengan Menggunakan Pendekatan Metode Hybrid Algoritma Genetika Adaptif dan Algoritma Koloni Lebah Buatan (Studi

Lebih terperinci

ILMU KOMPUTER. Daftar Isi : HEALTH INFORMATICS : AN INTRODUCTION... 1 I Made Agus Setiawan

ILMU KOMPUTER. Daftar Isi : HEALTH INFORMATICS : AN INTRODUCTION... 1 I Made Agus Setiawan Jurnal ILMU KOMPUTER Volume 6 Nomor 1 April 2013 Daftar Isi : HEALTH INFORMATICS : AN INTRODUCTION... 1 I Made Agus Setiawan PENERAPAN METODE FORGY PADA PERILAKU LEBAH PENJELAJAH DALAM ARTIFICIAL BEE COLONY...

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM Khairina Noor.A. 1, Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D. 2, Dr. Rini Nur Hasanah, ST., M.Sc. 3 1 Mahasiswa Teknik Elektro, 2,3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta tidak merupakan

Lebih terperinci

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Bab II Konsep Algoritma Genetik Bab II Konsep Algoritma Genetik II. Algoritma Genetik Metoda algoritma genetik adalah salah satu teknik optimasi global yang diinspirasikan oleh proses seleksi alam untuk menghasilkan individu atau solusi

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika Algoritma Genetika Pendahuluan Struktur Umum Komponen Utama Seleksi Rekombinasi Mutasi Algoritma Genetika Sederhana Referensi Sri Kusumadewi bab 9 Luger & Subblefield bab 12.8 Algoritma Genetika 1/35 Pendahuluan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERMASALAHAN MULTI-OBJECTIVE HYBRID FLOW SHOP SCHEDULING DENGAN ALGORITMA MODIFIED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

PENYELESAIAN PERMASALAHAN MULTI-OBJECTIVE HYBRID FLOW SHOP SCHEDULING DENGAN ALGORITMA MODIFIED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PENYELESAIAN PERMASALAHAN MULTI-OBJECTIVE HYBRID FLOW SHOP SCHEDULING DENGAN ALGORITMA MODIFIED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Fiqihesa Putamawa 1), Budi Santosa 2) dan Nurhadi Siswanto 3) 1) Program Pascasarjana

Lebih terperinci

PENELITI : Fiqihesa Putamawa

PENELITI : Fiqihesa Putamawa PENGEMBANGAN ALGORITMA BEE SWARM OPTIMIZATION UNTUK PENYELESAIAN CONTAINER STOWAGE PROBLEM PENELITI : Fiqihesa Putamawa 2507 100 064 DOSEN PEMBIMBING : Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D Contents PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Job Shop Scheduling Problem (JSSP) Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi kombinatorial. Misalkan terdapat n buah job atau pekerjaan, yaitu J 1, J 2,,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam menjangkau produk yang diinginkan

Lebih terperinci

ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY

ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY Agus Noble, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Simulasi Animasi Tiga Dimensi Gerombolan Ikan dalam Akuarium Virtual Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony dan Bounding Box Collision Detection

Simulasi Animasi Tiga Dimensi Gerombolan Ikan dalam Akuarium Virtual Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony dan Bounding Box Collision Detection 150 Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.I, No.2, Oktober 2013, 150-160 Simulasi Animasi Tiga Dimensi Gerombolan Ikan dalam Akuarium Virtual Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony dan Bounding

Lebih terperinci

ALGORITMA OPTIMASI UNTUK PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (Optimization Algorithm for Solving Travelling Salesman Problem)

ALGORITMA OPTIMASI UNTUK PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (Optimization Algorithm for Solving Travelling Salesman Problem) ALGORITMA OPTIMASI UNTUK PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (Optimization Algorithm for Solving Travelling Salesman Problem) Dian Tri Wiyanti Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian BAB III PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembentukan portofolio optimum menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD)

Lebih terperinci

Artificial Bee Colony Algorithm untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem

Artificial Bee Colony Algorithm untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem JURNAL DUNIA TEKNOLOGI INFORMASI Vol. 1, No. 1, (2012) 8-13 8 Artificial Bee Colony Algorithm untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem 1 Faisal Amri, 1 Erna Budhiarti Nababan, 1 Mohammad Fadly Syahputra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam dan operator genetika. Particle swarm optimization algoritm mensimulasikan

BAB I PENDAHULUAN. alam dan operator genetika. Particle swarm optimization algoritm mensimulasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam menginspirasi para peneliti untuk mengembangkan model dalam meyelesaikan permasalahan mereka. Optimasi merupakan satu bidang yang secara berkala dikembangkan dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 5, No. 1, Juni 2013 : 18-23 PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penjadwalan secara umum adalah aktifitas penugasan yang berhubungan dengan sejumlah kendala, sejumlah kejadian yang dapat terjadi pada suatu periode waktu

Lebih terperinci

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PADA UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU TAMBAK LOROK MENGGUNAKAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PADA UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU TAMBAK LOROK MENGGUNAKAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PADA UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU TAMBAK LOROK MENGGUNAKAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY Enrich Van Bosar Sitorus *), Hermawan, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN PENGERJAAN SOFTWARE PADA SOFTWARE HOUSE DENGAN FLOW-SHOP PROBLEM MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY

OPTIMASI PENJADWALAN PENGERJAAN SOFTWARE PADA SOFTWARE HOUSE DENGAN FLOW-SHOP PROBLEM MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) p-issn: 2355-7699 Vol. 3, No. 4, Desember 2016, hlm. 259-264 e-issn: 2528-6579 OPTIMASI PENJADWALAN PENGERJAAN SOFTWARE PADA SOFTWARE HOUSE DENGAN FLOW-SHOP

Lebih terperinci

Amalia Utami¹, Suyanto², Retno Novi Dayawati³. ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom

Amalia Utami¹, Suyanto², Retno Novi Dayawati³. ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom ALGORITMA BEE COLONY OPTIMIZATION PADA TRAVELING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE FREQUENCY BASED PRUNING SYSTEM DAN FIXED RADIUS NEAR NEIGHBOUR 2-OPT Amalia Utami¹, Suyanto², Retno Novi Dayawati³ ¹Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY Arief Kelik Nugroho Fakultas Teknik, Universitas PGR Yogyakarta e-mail : ariefkeliknugroho@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

Implementasi Artificial Bee Colony untuk Pemilihan Titik Pusat pada Algoritma K-means

Implementasi Artificial Bee Colony untuk Pemilihan Titik Pusat pada Algoritma K-means A608 Implementasi Artificial Bee Colony untuk Pemilihan Titik Pusat pada Algoritma K-means Ario Bagus Nugroho, Diana Purwitasari, dan Chastine Fatichah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

Penentuan MVar Optimal SVC pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm

Penentuan MVar Optimal SVC pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm Penentuan MVar Optimal SVC pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm Oleh : Fajar Galih Indarko NRP : 2207 100 521 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Imam Robandi, MT Abstrak

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan dengan Pembelajaran Algoritma Genetika dan Diversitas untuk Deteksi Kelas Penyakit

Jaringan Syaraf Tiruan dengan Pembelajaran Algoritma Genetika dan Diversitas untuk Deteksi Kelas Penyakit Jaringan Syaraf Tiruan dengan Pembelajaran Algoritma Genetika dan Diversitas untuk Deteksi Kelas Penyakit Abidatul Izzah 1), Ratih Kartika Dewi 2) 1)2) Jurusan Teknik Informatika ITS Surabaya Jl. Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembentukan kelas belajar merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh setiap sekolah pada setiap tahun ajaran baru. Pembentukan kelas biasanya dilakukan dengan membagi

Lebih terperinci

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 65-72 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE

Lebih terperinci

PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH

PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH Penjadwalan Operasional Pembangkit Berbasis Algoritma Genetik (Dwi Ana dkk) PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH Rahmanul Ikhsan 1,

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Umum Optimasi Optimasi merupakan suatu cara untuk menghasilkan suatu bentuk struktur yang aman dalam segi perencanaan dan menghasilkan struktur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor DC (Direct Current) Brushless atau disebut dengan Motor BLDC (Brushless Direct Current Motor) sangat banyak digunakan dalam berbagai macam aplikasi industri saat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI.1. Penelitian Terdahulu Archetti et al. (009) menggunakan sebuah metode eksak yaitu branch-and-price scheme dan dua metode metaheuristics yaitu algoritma Variable Neighborhood

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Fokus dalam bidang teknologi saat ini tidak hanya berada pada proses pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang dapat membantu manusia

Lebih terperinci

PROGRAM FRAKSIONAL LINIER DENGAN KOEFISIEN INTERVAL. Annisa Ratna Sari 1, Sunarsih 2, Suryoto 3. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

PROGRAM FRAKSIONAL LINIER DENGAN KOEFISIEN INTERVAL. Annisa Ratna Sari 1, Sunarsih 2, Suryoto 3. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang PROGRAM FRAKSIONAL LINIER DENGAN KOEFISIEN INTERVAL Annisa Ratna Sari 1, Sunarsih 2, Suryoto 3 1,2,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang Abstract.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Clustering adalah proses di dalam mencari dan mengelompokkan data yang memiliki kemiripan karakteristik (similarity) antara satu data dengan data yang lain. Clustering

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Optimasi Optimasi adalah salah satu ilmu dalam matematika yang fokus untuk mendapatkan nilai minimum atau maksimum secara sistematis dari suatu fungsi, peluang maupun

Lebih terperinci

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA LAPORAN TUGAS BESAR ARTIFICIAL INTELLEGENCE KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Disusun Oleh : Bayu Kusumo Hapsoro (113050220) Barkah Nur Anita (113050228) Radityo Basith (113050252) Ilmi Hayyu

Lebih terperinci

OPTIMASI DAN HEURISTIK DALAM PENDEKATAN SISTEM. Arif Rahman

OPTIMASI DAN HEURISTIK DALAM PENDEKATAN SISTEM. Arif Rahman OPTIMASI DAN HEURISTIK DALAM PENDEKATAN SISTEM Arif Rahman INDUSTRIAL ENGINEERING..is concerned with the design, improvement, and installation of integrated systems of men, materials, information, energy,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik pada abad ini sudah merupakan kebutuhan primer yang tidak bisa tergantikan. Karena pentingnya listrik ini, sistem yang menyuplai dan mengalirkan listrik ini

Lebih terperinci

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY Tommy Oys Damanik, Yulianta Siregar Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK

METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK Ivan Darren Alber *), Hermawan, and Susatyo Handoko Departemen

Lebih terperinci

A. ADHA. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia Corresponding author:

A. ADHA. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia Corresponding author: Institut Teknologi Padang, 27 Juli 217 ISBN: 978-62-757-6-7 http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/spi217 Optimasi Bentuk Struktur dan Penampang pada Struktur Rangka Baja Terhadap Kendala Kehandalan Material

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, selalu dilakukan perjalanan dari satu titik atau lokasi ke lokasi yang lain dengan mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya sehingga

Lebih terperinci

ALGORITMA MODIFIKASI BROYDEN-FLETCHER-GOLDFARB-SHANNO (MBFGS) PADA PERMASALAHAN OPTIMASI

ALGORITMA MODIFIKASI BROYDEN-FLETCHER-GOLDFARB-SHANNO (MBFGS) PADA PERMASALAHAN OPTIMASI ALGORITMA MODIFIKASI BROYDEN-FLETCHER-GOLDFARB-SHANNO (MBFGS) PADA PERMASALAHAN OPTIMASI Nama Mahasiswa : Rahmawati Erma.S. NRP : 1208100030 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : 1. Subchan, M.Sc, Ph.D

Lebih terperinci

PENENTUAN MVAR OPTIMAL SVC PADA SISTEM TRANSMISI JAWA BALI 500 KV MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM

PENENTUAN MVAR OPTIMAL SVC PADA SISTEM TRANSMISI JAWA BALI 500 KV MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM PENENTUAN MVAR OPTIMAL SVC PADA SISTEM TRANSMISI JAWA BALI 500 KV MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM Oleh : Fajar Galih Indarko (2207 100 521) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Imam Robandi, MT.

Lebih terperinci

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO)

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO) Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO) Anna Maria 1, Elfira Yolanda Sinaga 2, Maria Helena Iwo 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen

Lebih terperinci

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN Eva Desiana, M.Kom Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara, SMP Negeri 5 Pematangsianta Jl. Universitas Medan, Jl.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS)

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) Devie Rosa Anamisa, S.Kom, M.Kom Jurusan D3 Teknik Multimedia Dan Jaringan-Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

PENEMPATAN LOKASI OPTIMAL STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY

PENEMPATAN LOKASI OPTIMAL STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY PENEMPATAN LOKASI OPTIMAL STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY Hadi Suyono 1, RiniNurHasanah 2, Khairina Noor. A. 3 Jurusan Teknik Elektro, UniversitasBrawijaya Jalan MT.

Lebih terperinci

Carbohydrate Counting untuk Penderita Diabetes Mellitus dengan Terapi Insulin Menggunakan Algoritma Koloni Lebah Buatan

Carbohydrate Counting untuk Penderita Diabetes Mellitus dengan Terapi Insulin Menggunakan Algoritma Koloni Lebah Buatan 29 Carbohydrate Counting untuk Penderita Diabetes Mellitus dengan Terapi Insulin Menggunakan Algoritma Koloni Lebah Buatan Oktriza Melfazen, Harry Soekotjo Dachlan, Ali Mustofa Abstrak -Takaran makan yang

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fuzzy Local Binary Pattern (FLBP) Fuzzifikasi pada pendekatan LBP meliputi transformasi variabel input menjadi variabel fuzzy, berdasarkan pada sekumpulan fuzzy rule. Dalam

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 IMPLEMENTASI ALGORITMA OPTIMASI BEE COLONY UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP (Kata kunci: Optimasi Bee Colony, Penjadwalan Job Shop) Penyusun Tugas Akhir : Nafiuna Hidayatus Saidah

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-479

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-479 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-479 Economic and Emission Dispatch pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Berdasarakan RUPTL 2015 2024 Menggunakan Modified Artificial

Lebih terperinci

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN: Prosiding SENTIA 216 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN: 285-2347 OPTIMASI PENGATURAN MENU DAN TAKARAN ENERGI UNTUK PENDERITA JANTUNG MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI LEBAH BUATAN Oktriza Melfazen Jurusan

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB Syafiul Muzid 1, Sri Kusumadewi 2 1 Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Komputer, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta e-mail: aakzid@yahoo.com 2 Jurusan

Lebih terperinci

PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA)

PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA) Penjadwalan Ujian Akhir Semester dengan Algoritma Genetika PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA) Anita Qoiriah Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Blending Agregat Menggunakan Algoritma Genetika

Blending Agregat Menggunakan Algoritma Genetika JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 212) ISSN: 231-9271 D-113 Blending Menggunakan Algoritma Genetika Yeni Rochsianawati, PujoAji dan Januarti Jaya Ekaputri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION DALAM MENYELESAIKAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM (JSSP)

IMPLEMENTASI ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION DALAM MENYELESAIKAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM (JSSP) E-Jurnal Matematika Vol. 5 (3), Agustus 2016, pp. 90-97 ISSN: 2303-1751 IMPLEMENTASI ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION DALAM MENYELESAIKAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM (JSSP) I Wayan Radika Apriana 1, Ni

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENJADWALAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

PERANCANGAN APLIKASI PENJADWALAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA PERANCANGAN APLIKASI PENJADWALAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Hendy Tannady; Andrew Verrayo Limas Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl.

Lebih terperinci

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Mike Susmikanti Pusat Pengembangan Informatika Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinaikkkan tegangannya untuk meminimalisir rugi-rugi daya, kemudian energi listrik

BAB I PENDAHULUAN. dinaikkkan tegangannya untuk meminimalisir rugi-rugi daya, kemudian energi listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem tenaga listrik secara umum dapat di kelompokkan menjadi empat bagian, yaitu : pembangkit, transmisi, distribusi, dan beban. Pembangkit tenaga listrik adalah

Lebih terperinci

OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM

OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM Poetri Lestari Lokapitasari Belluano poe3.setiawan@gmail.com Universitas Muslim Indonesia Abstrak Non Dominated Sorting pada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas.

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. ABSTRAK Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. Pada skripsi ini, metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan job shop scheduling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem dan Informasi 2.1.1 Sistem Menurut Sutabri (2004), bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya berfungsi untuk mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya beban serta perubahannya

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya beban serta perubahannya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang, kelistrikan sudah menjadi salah satu hal terpenting dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya beban serta perubahannya tergantung pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 8 Greedy Algorithm

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 8 Greedy Algorithm Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 8 Greedy Algorithm Dr. Putu Harry Gunawan (PHN) Daftar Isi 1 Greedy Algorithm.................................. 1 2 Contoh-contoh Algoritma Greedy........................

Lebih terperinci

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN (Binary Genetic Algorithm Concept to Optimize Course Timetabling) Iwan Aang Soenandi

Lebih terperinci

PREDIKSI TIME SERIES TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN EVOLUTION STRATEGIES

PREDIKSI TIME SERIES TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN EVOLUTION STRATEGIES PREDIKSI TIME SERIES TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN EVOLUTION STRATEGIES Universitas Telkom Jl.Telekomunikasi No. 1, Terusan Buah Batu, Bandung ritaris@telkomuniversity.ac.id Abstrak Prediksi tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya,

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam mendapatkan produk yang diinginkan menjadi

Lebih terperinci

PENEMPATAN KAPASITOR DAN OPTIMASI KAPASITASNYA MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY (ABC) PADA SALURAN DISTRIBUSI PRIMER

PENEMPATAN KAPASITOR DAN OPTIMASI KAPASITASNYA MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY (ABC) PADA SALURAN DISTRIBUSI PRIMER 146 Dielektrika ISSN 2086-9487 Vol. 1, No. 2 : 146 153 Agustus 2014 PENEMPATAN KAPASITOR DAN OPTIMASI KAPASITASNYA MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY (ABC) PADA SALURAN DISTRIBUSI PRIMER Wildan Faisal Harharah1

Lebih terperinci