LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PENGABDIAN PM-PMP) TAHUN ANGGARAN 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PENGABDIAN PM-PMP) TAHUN ANGGARAN 2012"

Transkripsi

1 LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PENGABDIAN PM-PMP) TAHUN ANGGARAN 2012 PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMA MELALUI PENDAMPINGAN TERPADU BERBASIS KAJI TINDAK PEMBELAJARAN DI KABUPATEN BADUNG; TABANAN; DAN KODYA DENPASAR PROVINSI BALI OLEH: Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si. (NIDN: ) Drs. Jajang Suryana, M.Sn. (NIDN: ) Prof. Dr. A.A.I. Ngurah Marhaeni, M.A. (NIDN: ) Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si. (NIDN: ) Prof. Dr. Nengah Suparta, M.Si (NIDN: ) Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Penerapan Model Pengembangan Mutu Pendidikian (PM- PMP) Bagi Dosen Perguruan Tinggi Tahun 2012 N0:094/SP2H/KPM/Dit.litabmas/IX/2012 Tanggal 11 September 2012 FAKULTAS MIPA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DESEMBER

2 HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul PM-PMP : Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Badung; Tabanan; dan Kodya Denpasar Provinsi Bali 2. Ketua Tim PM-PMP a. Nama Lengkap : Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si. b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. NIDN : d. Jabatan Struktural : Dekan FMIPA Undiksha e. Jabatan Fungsional : Guru Besar f. Bidang Keahlian : Pendidikan Biologi g. Fakultas/Jurusan : FMIPA/Jurusan Pendidikan Biologi h. Perguruan Tinggi : LPM Universitas Pendidikan Ganesha i. Tim PM-PMP No NIDN Nama Bidang Fakultas/ Perguruan Keahlian Jurusan tinggi Drs. Jajang Suryana, Pendidikan Fak. Bahasa Undiksha M.Sn Prof. Dr. A.A.I. Ngurah Marhaeni, M.A Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si Prof. Dr. Nengah Suparta, M.Si Seni Rupa Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan Fisika Pendidikan Matematika dan Seni Fak. Bahasa dan Seni Fak. MIPA Fak. MIPA Undiksha Undiksha Undiksha 3. Jangka Waktu PM-PMP : 5 bulan (Agustus Desember 2012) 4. Pembiayaan a. Jumlah biaya yang diajukan ke DIT. LITABMAS: Rp ,00 (delapan puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) b. Jumlah biaya dari sumber pembiayaan lain: Rp - Singaraja, 14 Desember 2012 Mengetahui Ketua Tim PM-PMP, Dekan, Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si. NIDN: Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si. NIDN: Menyetujui Ketua LPM Universitas Pendidikan Ganesha Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIDN:

3 ABSTRAK Hasil Penelitian Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan (PPMP) tahun 2011di tiga Kabupaten/Kota yaitu: Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan, dan Kodya Denpasar menunjukkan bahwa dari 12 mata pelajaran yang di-un-kan di SMA tahun 2008; 2009; dan 2010 yaitu pada mata pelajaran IPA-Bahasa indonesia, IPA-Bahasa Inggris, IPA-Matematika, IPA-Fisika, IPA-Kimia, IPA-Biologi, IPS- Bahasa Indonesia, IPS-Bahasa Inggris, IPS- Matematika, IPS-Ekonomi, IPS-Sosiologi, dan IPS-Geografi menunjukkan bahwa pada semua mata pelajaran ini siswa belum mencapai ketuntasan sesuai yang diharapkan yaitu lebih dari 90%. Oleh karena itu diusulkan untuk dilakukan upaya peningkatan kompetensi guru SMA melalui pendampingan terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran di Kabupaten Badung, Tabanan, dan Kodya Denpasar. Tujuan yang ingin dicapai dalam PM-PMP adalah: (1) Meningkatkan penguasaan guru terhadap kompetensi pedagogi dan kompetensi professional, (2) Meningkatkan penguasaan pengawas sekolah dan kepala sekolah terhadap pengetahuan pedagogi, dan teknik-teknik supervisi, (3) Meningkatkan kualitas perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran melalui kegiatan Lesson Study (LS). Teknik yang digunakan untuk menncapai tujuan tersebut adalah melalui pendampingan terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran. Yang dibagi menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan diklat yang dilakukan di Undiksha dan kegiatan pendampingan berbasis LS. Hasil yang dicapai adalah (1) meningkatnya kompetensi pedagogik, terutama dalam penysunan rencana pembelajaran, menerapkan model-model pembelajaran inovatif dan asesmen, pengelolaan kelas, dan keterampilan melaksanaan pembelajaran yang berpusat pada siswa, (2) meningkatnya kompetensi profesional, terutama terkait materi yang sulit dan sulit dibelajkarkan pada siswa, (3)guru menguasai teknik LS, dan (4) guru dilatih berkolaborasi dengan sesama guru dalam MGMP, dan guru menjadi terbiasa diamati dan diberikan masukan saat membelajarkan murid. Kata Kunci : kompetensi guru; pendampingan terpadu; kaji tindak pembelajaran 3

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widi Wasa) karena berkat rahmat-nya program PM-PMP yang berjudul PeningkatanKompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Badung; Tabanan; dan Kodya Denpasar Provinsi Bali dapat diselesaikan pada waktunya. Melalui kesempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada: 1) Yang terhormat Direktur Dit. Litabmas Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional yang telah menyediakan dana untuk penelitian ini. 2) Yang terhormat Rektor Undiksha melalui Ketua Lembaga Penelitian Undiksha telah memberikan kesempatan untuk mengguakan dana ini. 3) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi Bali; Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan, dan Kodya Denpasar yang telah memberikan dukungan terhadap terselenggaranya pengabdian ini. 4) Yang saya hormati Kepala Sekolah sampel yaitu Kepala: SMA N1 Kuta Utara, Kepala SMA N 1 Mengwi, SMA Thomas Aquino, SMA TP 45 Tabanan, SMA N 1 Tabanan, SMA N 2 Tabanan, SMA N 1 Denpasar, SMA N 3 Denpasar, dan Kepala SMA Dwijendra Denpasar, yang telah memberikan fasilitas untuk melaksanakan pengabdian di sekolah tersebut. 5) Yang saya hormati para pengawas, kepala sekolah, dan guru dari Kabupaten Badung, Tabanan, dan Kodya Denpasar yang menjadi sampel dalam pengabdian ini 6) Pihak lain yang saya tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan terhadap terlaksananya pengabdian ini. Kami menyadari kualitas pengabdian ini masih belum sempurna yang disebabkan karena sempitnya waktu pelaksanaan penelitian (Agustus s.d Nopember 2012, dan baru dapat dilaksnakan pada bulan Nopember 2012), maka kami sangat mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak untuk penyempurnaan pengabdian ini. Semoga hasil pengabdian ini ini dapat dijadikan dasar dalam mengambil kebijakan dalam rangka perbaikan pelaksanaan pendidikan di Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya. Ketua Pengabdian 4

5 DAFTAR ISI Hal. HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I. PENDAHULUAN Analisis Situasi Permasalahan Wilayah Pembatasan Masalah Tujuan Solusi yang Ditawarkan Target Luaran 13 BAB II. PELAKSANAAN PM-PMP Lokasi PM-PMP Pihak yang Terlibat Peranan Setiap Pihak yang Terlibat Tahapan Aktivitas atau Kegiatan yang Dilakukan BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PM-PMP Model yang Dikembangkan Uji Model Bimbingan Teknis di Kabupaten Pelaksanaan Kaji tindak Pembelajaran (Lesson Study) Focus group discussion (FGD) BAB IV 4.1 Simpulan Saran-Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

6 DAFTAR TABEL Tabel 1.1: Kemampuan yang Diujikan Mengalamai Mengalami Masalah pada Mata Pelajaran yan KD/Kemampuan yang Diujikan Mengalami Masalah pada Mata Pelajaran yang Di-UN-kan tahun 2008; 2009; dan 2010 di Kabupaten Badung... 4 Tabel 1.2: KD/Kemampuan yang Diujikan Mengalami Masalah pada Mata Pelajaran yang Di-UN-kan tahun 2008; 2009; dan 2010 di Kabupaten Tabanan... 4 Tabel 1.3: KD/Kemampuan yang diujikan Mengalami Masalah pada Mata Pelajaran yang Di-UN-kan tahun 2008; 2009; dan 2010 di Kodya Denpasar... 5 Tabel 2.1 : Pihak yang Terlibat dalam Kegiatan PM-PMP Tabel 2.2: Rancangan Materi Diklat, Narasumber, dan Peserta Tabel 3.1: Susunan Acara Diklat PM-PMP Undiksha (Gelombang I) Tabel 3.2: Susunan Acara Diklat PM-PMP Undiksha (Gelombang II) Tabel 3.3: Peserta Diklat Gelombang I Tabel 3.4: Peserta Diklat Gelombang II Tabel 3.5: Rincian Kaji Tindak pembelajaran di Kabupaten Badung, Tabanan, dan Kodya Denpasar

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.2: Histogram Peta KD Materi Pelajaran yang Mengalami Masalah di Kabupaten Badung... 4 Gambar 1 2: Histogram Peta KD Materi Pelajaran yang Mengalami Masalah di Kabupaten Tabanan... 5 Gambar 1.3: Histogram Peta KD Materi Pelajaran yang Mengalami Masalah di Kodya Denpasar... 6 Gambar 2.1: Lokasi Kabupaten Bdung, Tabanan, dan Kodya Denpasar di Pulau Bali

8 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Kuisioner Pelaksanaan Diklat Lampiran 2: Hasil Penjaringan Pendapat Guru terkait Pelaksanaan Bimbingan Teknik Lampiran 3: Instrumen Pengamatan Pelaksanaan LS Lampiran 4: Instrumen Penilaian Pelaksanaan LS oleh Siswa, Lampiran 5: Contoh Hasil LS PERMAPEL (Kabupaten Badung) Lampiran 6: Draf Artikel Ilmiah

9 9

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang berlangsung secara eksponensial perlu direspon oleh pemerintah dengan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional dan bermutu tinggi. SDM yang bermutu tinggi hanya dapat dihasilkan oleh pendidikan bermutu tinggi pula. Dilihat dari mutu SDM, berbagai survey internasional menempatkan Indonesia sebagai negera dengan mutu SDM yang relatif rendah. The Global Competitiveness Report dari Word Economic Forum (Martin dkk, 2008) menempatkan Indonesia pada urutan ke 55 dari 134 negara yang disurvey dalam hal pencapaian Competitiveness Index (CI). Hasil penelitian United Nation for Development Programme dalam Human Development Report 2007/2008 menempatkan Indonesia pada posisi ke-107 dari 155 negara dalam hal pencapaian Human Development Indek (HDI). Pendidikan merupakan salah satu dimensi yang menentukan HDI. Jadi, gambaran rendahnya mutu SDM yang ditunjukkan oleh kedua survey di atas dapat disebabkan oleh rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga dapat dilihat dari hasil studi Trends in International Mthematics and Science Study (TIMSS) yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 39 dari 49 negara dalam literasi matematik dengan sekor 405 dibawah skor rata-rata internasional. Sedangkan untuk literasi sains berada di urutan 35 dari 49 negara dengan skor 433 dibawah skor rata-rata internasional (Martin, dkk, 2008). Senada dengan itu hasil studi Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2003, menempatkan Indonesia dalam literasi pada urutan ke 38 dari 40 negara peserta (OECD, 2004). 10

11 Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mutu pendidikannya sangat penting untuk ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata UN SMA selama tiga tahun (2008; 2009; dan 2010) (hasil penelitian PPMP, tahun 2011) menunjukkan bahwa semua mata pelajaran yang di-un-kan masih bermasalah atau belum tuntas. Terutama di tiga Kabupaten/Kota yaitu: Kabupaten Badung, Tabanan, dan Kodya Denpasar. Di tiga Kabupaten/Kota ini semua mata pelajaran yang di-un-kan di SMA bermasalah terlebih lagi pada pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sosiologi, dan Geografi. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan perbaikan melalui peningkatan mutu pelaksanaan pendidikan terkait dengan delapan standar pendidikan (Arnyana, I.B.P. dkk., 2011). Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Badung, Tabanan, dan Denpasar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Beberapa upaya yang telah dilakukan adalah: (1) perbaikan kurikulum, (2) meningkatkan standar proses pembelajaran, (3) meningkatkan kompetensi lululusan, (4) meningkatkan standar pendidik dan kependidikan, (5) meningkatkan kualitas sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan pendidikan, (7) peningkatan anggaran pendidikan, dan (8) meningkatkan kualitas proses penilaian pembelajaran. Walaupun telah diupayakan perbaikan sistem pendidikan di Kabupaten Badung; Tabanan dan Kota Denpasar, namun ketuntasan semua mata pelajaran yang di-unkan masih tuntas. Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten di Bali dengan batas-batas: sebelah Utara Babupaten Buleleng, sebelah Timur Kabupaten Gianyar dan Kota denpasar, sebelah Selatan Samudra India, dan sebelah Barat Kabupaten Tabanan (lihat Gambar 01). Kabupaten ini terletak pada 08 o o LS dan 115 o o BT. Luas daerah Kabupaten Badung 418,52 km2, dengan jumlah penduduk jiwa, terbagi menjadi 6 kecamatan yaitu: Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta, Kuta Utara, dan Kuta selatan. Jarak dari kota Singaraja (lokasi Undiksha) sekitar 70 km. Program pembangunan pendidikan Kabupaten Badung tahun 2012 guna meningkatkan kualitas pendidikan meliputi (Rencana Pembangunan Pendidikan Kabupaten Badung Tahun 2012): peningkatan aksesibilitas serta kualitas pendidikan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, program pendidikan anak usia dini, program wajib belajar pendidikan dasar, program pendidikan menengah, dan 11

12 peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Kabupaten Tabanan juga merupakan salah satu kabupaten di Bali dengan batas-batas sebelah utara Kabupaten Buleleng, sebelah timur Kabupaten Badung, sebelah selatan Samudra India, serbelah barat kabupaten Jembrana (lihat Gambar 01). Kabupaten ini terletak pada LS dan 114 o o BT. Luas daerah 839,33 km2. Jumlah penduduk jiwa. Kabupaten ini terbagi menjadi 8 kecamatan yaitu: Kecamatan Baturiti, Marga, Tabanan, Selemadeg Barat, Selemadeg, Pupuan, kerambitan, dan Kecamatan Kediri. Jarak dari kota Singaraja sekitar 65 km. Program pembangunan pendidikan di Kabupaten Tabanan meliputi (RPJM Dinas pendidikan Kabupaten Tabanan): peningkatan pelayanan terhadap pendidikan luar sekolah percepatan pengembangan RSBI pendidikan terjangkau hingga SMA/SMK (Wajar 12 tahun) peningakat kualifikasi guru dan kesejahteraannya pemberdayaan sanggar kegiatan belajar peningakatan keimanan dan ketaqwaan penduduk Tabanan, dan memperkuat budaya sebagai muatan lokal. Kota Denpasar merupakan salah satu Kabupaten/Kota di Bali dengan batas-batas: sebelah utara Kabupaten Badung, sebelah timur Kabupaten Gianyar, sebelah selaran Samudra India, dan sebelah barat Kabupaten Badung (lihat Gambar 01). Kabupaten ini terletak pada 08 o o LS dan 115 o o BT. Luas daerah 127,78 km2 yang terbagi menjadi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar Timur, dan Kecamatan Denpasar Barat. Jumlah Penduduk jiwa. Jarak dari kota Singaraja sekitar 74 km. Program pendidikan Kota Denpasar tahun 2012 meliputi (Program Kerja Pembangunan Daerah Kota Denpasar tahun 2012): Program pendidikan anak usia dini Program wajib belajar sembilan tahun Program pendidikan menengah Program pendidikan informal dan internal Peningkatan mutu pendidikan terkait 8 standar Program manajemen pelayanan pendidikan 12

13 Program pengembangan budaya baca. Pemetaan profil penguasaan siswa SMA terhadap Kemampuan yang diujikan (KD) dilihat dari materi yang belum tuntas ( 60%) di tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Badung, Tabanan, dan Kodya Denpasar dapat disampaikan dalam Rata-rata (persen) selama tiga tahun yaitu tahun 2008; 2009; 2010 seperti pada Tabel 1.1; 1.2; dan 1.3. (Arnyana, dkk, 2011). Tabel 1.1: KD/Kemampuan yang Diujikan Mengalami Masalah pada Mata Pelajaran yang Di-UN-kan tahun 2008; 2009; dan 2010 di Kabupaten Badung No. Mata Pelajaran yang Di- UN-kan Persentase materi yang mengalami masalah (%) Ratarata (%) 1 IPA-Bahasa Indonesia IPA -Bahasa Inggris IPA-Matematika IPA -Fisika IPA-Kimia IPA-Biologi IPS-Bahasa Indonesia IPS-Bahasa Inggris IPS-Matematika IPS-Ekonomi IPS-Sosiologi IPS-Geografi Berdasarkan Tabel 1.1 di atas dapat dibuat Histogram seperti pada Gambar 1.2 berikut 13

14 Gambar 1.1: Histogram Peta KD Materi Pelajaran yang Mengalami Masalah di Kabupaten Badung Tabel 1.2: KD/Kemampuan yang Diujikan Mengalami Masalah pada Mata Pelajaran yang Di-UN-kan tahun 2008; 2009; dan 2010 di Kabupaten Tabanan No. Mata Pelajaran yang Di-UN-kan Persentase materi yang mengalami masalah Rata- Rata (%) 1 IPA-Bahasa Indonesia IPA -Bahasa Inggris IPA-Matematika IPA -Fisika IPA-Kimia IPA-Biologi IPS-Bahasa Indonesia IPS-Bahasa Inggris IPS-Matematika IPS-Ekonomi IPS-Sosiologi IPS-Geografi Berdasarkan tabel 1.2 di atas dapat dibuat histogram seperti pada Gambar 1.3 berikut. Gambar 1.2: Histogram Peta KD Materi Pelajaran yang Mengalami Masalah di Kabupaten Tabanan 14

15 Tabel 1.3: KD/Kemampuan yang diujikan Mengalami Masalah pada Mata Pelajaran yang Di-UN-kan tahun 2008; 2009; dan 2010 di Kodya Denpasar No. Mata Pelajaran yang Di- UN-kan Persentase materi yang mengalami masalah Rata-rata (%) 1 IPA-Bahasa Indonesia IPA -Bahasa Inggris IPA-Matematika IPA -Fisika IPA-Kimia IPA-Biologi IPS-Bahasa Indonesia IPS-Bahasa Inggris IPS-Matematika IPS-Ekonomi IPS-Sosiologi IPS-Geografi Berdasarkan tabel 1.3 di atas dapat dibuat histogram seperti pada Gambar 1.4 berikut. Gambar 1.3: Histogram Peta KD Materi Pelajaran yang Mengalami Masalah di Kodya Denpasar Berdasarkan data pada Tabel 1.1; 1.2; dan 1.3 serta histogram pada Gambar 1.2; 1.3; dan 1.4 nampak bahwa secara umum semua mata pelajaran masih mengalami masalah. Profil pemetaan penguasaan siswa SMA terhadap Kemampuan yang diujikan (KD) dilihat dari materi yang belum tuntas ( 60%) di tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Badung, Tabanan, dan 15

16 Kodya Denpasar dapat disampaikan dalam rata-rata (persen) selama tiga tahun yaitu tahun 2008; 2009; 2010 sebagai berikut. a) Rata-rata materi yang belum tuntas di Kabupaten Badung: (1) IPA-Bahasa Indonesia 32.00%; (2) IPA -Bahasa Inggris 12.00%; (3) IPA-Matematika 0.92%; (4) IPA Fisika 13.33%); (5) IPA-Kimia 5.83%; (6) IPA-Biologi 8.33%; (7) IPS-Bahasa Indonesia 25.33%; (8) IPS-Bahasa Inggris 20.13%; (9) IPS-Matematika 5.83%: (10) IPS-Ekonomi 15.00%; (11) IPS-Sosiologi 16.00%; dan (12) IPS-Geografi 28.83%. b) Rata-rata materi yang belum tuntas di Kabupaten Tabanan: (1) IPA-Bahasa Indonesia 17.67%; (2) IPA -Bahasa Inggris (8.00); (3) IPA-Matematika 2.50%; (4) IPA Fisika 12.08%; (5) IPA-Kimia 4.17%; (6) IPA-Biologi 6.67%; (7) IPS-Bahasa Indonesia 17.67%; (8) IPS-Bahasa Inggris 17.33%; (9) IPS-Matematika 4.17%; (10) IPS-Ekonomi 12.50%; (11) IPS-Sosiologi 25.33%; (12) IPS-Geografi2 4.00%. c) Rata-rata materi yang belum tuntas di Kota Madya Denpasar: IPA-Bahasa Indonesia 24.33%; IPA -Bahasa Inggris 11.33%; IPA-Matematika 0.83%; IPA Fisika 14.17%; IPA-Kimia 5.42%; IPA-Biologi10.00%; IPS-Bahasa Indonesia 30.00%; IPS-Bahasa Inggris 13.00%; IPS-Matematika 4.17%; IPS-Ekonomi 12.92%; IPS-Sosiologi 21.50%; IPS-Geografi 24.33%. Faktor penyebab dominan yang mempengaruhi belum tuntasnya siswa dilihat dari hasil belejar siswa dapat disampaikan bahwa: (1) guru tidak mengembangkan sendiri silabus dan RPP dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena guru tidak berusaha mencapai semua indikator yang ada dalam silabus/rpp, pelaksanaan pembelajaran kurang sesuai dengan skenario yang ada dalam RPP. Oleh karena itu pembelajaran yang dilakukan kurang terkontrol oleh rencana yang ada, (2) pembelajaran yang dilakukan guru kurang inovatif, berpusat pada guru, dan kurang kontekstual. Oleh karena itu siswa kurang mengkaji materi yang dipelajarinya. Akibatnya siswa kurang terlatih melakukan analisis, evaluasi, dan merangsang kreatifitas terhadap materi dan permasalahan yang terkait dengan materi tersebut. Hasil akhirnya pamahaman siswa rendah termasuk retensinya juga rendah, (3) sekitar 10% materi pelajaran tidak dikuasai dengan baik oleh guru. Akibatnya dapat terjadi miskonsepsi pada siswa, dan pembelajaran yang dilakukan tidak mencapai sasaran yang benar, (4) sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan pembelajaran masih rendah. Permasalahan yang juga dialami sekolah terkait sarana dan prasarana adalah sumber belajar berupa buku. Walaupun ada internet (siswa mudah mengakses materi di internet) keberadaan buku ajar masih sangat penting, (5) peranan kepala sekolah sebagai sopervisor dan juga 16

17 peranan pengawas sekolah sebagai pengontrol pelaksanaan pembelajaran kurang berperan dengan baik. Para kepala sekolah hampir tidak pernah melaksanakan supervisi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh para gurunya. Demikian juga para pengawas sekolah hanya mensupervisi persiapan mengajar guru. Sangat jarang para pengawas melakukan supervisi ke dalam kelas. Sehingga saran perbaikan yang semestinya didapatkan oleh guru terkait pelaksanaan pembelajaran hampir tidak ada. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan focus group discusion terungkap Faktorfaktor penyebab dominan yang mempengaruhi rendahnya penguasaan kompetensi siswa SMA di Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan, dan Kodya Denpasar dilihat dari delapan standar adalah sebagai berikut. (1) Standar Isi meliputi: Kriteria Ketuntasan Minimal masih rendah, Silabus tidak dibuat oleh guru melainkan dibuat bersama dalam satu kecamatan dan bahkan di kabupaten, dan indikakator dipetakan dengan tidak mengacu pada kisi-kisi UN. (2) Standar Proses meliputi: 50% pembelajaran tidak didukung oleh silabus dan RPP; <50% RPP yang dikembangkan oleh guru, banyak guru tidak mengembangkan RPP, melainkan RPP dikembangkan bersama dalam satu kabupaten, pemantauan proses pembelajaran oleh Kasek 1 kali/semester, aspek yang disupervisi Kasek persiapan saja atau proses saja, penyampaian hasil supervisi oleh Kasek 1 kali/semester, implementasi tindak lanjut 1 kali/semester, guru menggunakan IT dalam proses pembelajaran 2-3 kali/bulan, Pembelajaran berpusat pada guru artinya sangat konvensional, dan pembelajaran kurang kontekstual yaitu kurang mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan dunia nyata. (3) Standar Kompetensi Lulusan: guru tidak melaksanakan program pembiasaan mencari informasi lebih dari berbagai sumber belajar, guru melaksanakan 1 kegiatan yang memanfaatkan lingkungan, artinya siswa kurang peka terhadap permasalahan yang ada di lingkungan mereka, guru tidak melaksanakan kegiatan yang dapat menghasilkan karya kreatif, guru tidak melaksanakan kegiatan yang dapat mengarahkan siswa untuk memperoleh keterampilan menyimak, membaca, dan berbicara dalam bahasa Indoesia, guru sangat kurang melaksanakan kegiatan untuk mengembangkan IPTEK, pembelajaran kurang melatih keterampilan proses sains dan sikap ilmiah, pembelajaran kurang membina pembentukan karakter bangsa, dan siswa kurang mampu mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan keterampilan atau skill yang ada di masyarakat. 17

18 (4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan meliputi: 10% materi pelajaran kurang dikuasai oleh guru, sehingga guru tidak, dapat membelajarakan siswa dengan baik pada materi tersebut, penguasaan guru akan pembelajaran inovatif masih rendah, penguasaan guru akan asesmen otentik masih rendah, penguasaan guru akan IT masih rendah teritama pada guru-guru tua, dan jumlah tenaga kependidikan di setiap sekolah di Badung belum memadai untuk medukung pelayanan terhadap kegiatan sekolah. (5) Standar Sarana Prasarana meliputi: kegunaan ruang laboratorium untuk prakatikum Kimia, Fisika, dan Biologi; 3-5 kali dalam satu semester, peralatan laboratorium kurang dan sangat jarang diadakan peremajaan alat lab, pengadaan bahan habis lab juga sangat terbatas, kurangnya buku-buku pendukung mata pelajaran yang di UN-kan, belum semua guru memiliki laptop sebagai sarana yang mendukung pekerjaan mereka, sarana IT terutama internet di sekolah masih terbatas, (6) Standar Pengelolaan meliputi: sekolah hanya memiliki dan melaksanakan satu program pengawasan yang disosialisasikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan, sekolah hanya melaksanakan satu kali kegiatan evaluasi program kerja setiap tahun atau sesuai dengan kebutuhan, sekolah melaksanakan satu kali program kegiatan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan tiap semester atau sesuai kebutuhan, belum semua sekolah menerapkan sistem jaminan mutu pendidikan, dan kegiatan supervisi pembelajaran oleh kepala sekolah dan pengawas masih sangat tebatas karena belum banyak tersedia pengawas bidang studi. (7) Standar Pembiayaan meliputi: dana untuk pengadaan alat lab dan pengadaan buku, masih sangat terbatas dan tidak tersedianya dana untuk peningkatan kompetensi guru, seperti untuk mengikuti kegiatan ilmiah, mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional, dan ikut pelatihan lainnya untuk mengembangkan profesionalitas guru. (8) Standar Penilaian meliputi: rancangan kriteria penilaian pada silabus tidak pernah diinformasikan kepada siswa di awal semester, teknik penilaian silabus kurang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dasar, instrument dan pedoman penilaian kurang sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian, <50% penilaian hasil belajar besifat otentik, semua tes tertulis yang digunakan guru adalah multiple choise, tingkat taksonomi Bloom yang digunakan pada tes tulis <50% soal tes termasuk katagori berpikir tinggi (C4-C6), guru mata pelajaran <50% mengolah dan menganalisis hasil 18

19 penilaian untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar siswa, dan guru <50% memberikan balikan hasil kerja siswa diserati masukan/komentar yang mendidik. 1.2 Permasalahan Wilayah Berdasarkan analisis situasi di atas nampak bahwa semua mata pelajaran yang di-unkan belum mencapai ketuntasan sesuai yang diharapkan. Permasalahan tersebut muncul akibat belum tercapainya delapan standar pendidikan. Dari delapan standar yang bermasalah beberapa diantaranya merupakan masalah mendesak untuk ditangani yaitu: 1) Standar isi: selama ini silabus tidak dibuat oleh guru melainkan dibuat bersama dalam satu kecamatan dan bahkan di kabupaten, dan indikakator dipetakan dengan tidak mengacu pada kisi-kisi UN. Pelaksanaan pembelajaran di kelas tidak mengacu pada rencana pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran lebih mengacu pada buku yang digunakan sebagai pegangan oleh guru. Oleh karena itu guru harus dibiasakan dan ditingkatkan keterampilannya untuk mengembangkan perangkat pembelajarannya sendiri, dan pembejaran yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusunnya. 2) Standar proses: selama ini 50% pembelajaran tidak didukung oleh silabus dan RPP; <50%. Pemantauan proses pembelajaran oleh Kasek 1 kali/semester, aspek yang disupervisi oleh kepala sekolah hanya persiapan mengajarnya saja atau proses saja. Demikian juga supervisi yang dilakukan pengawas hanya terbatas pada persiapan mengajarnya saja. Sangat jarang pengawas datang melakukan supervisi tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, para guru hampir tidak pernah mendapatkan pembinaan tentang pelaksanaan pembelajarannya di kelas. Pembelajaran yang dilaksanakan berpusat pada guru artinya sangat konvensional, dan pembelajaran kurang kontekstual yaitu kurang mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan dunia nyata. Oleh karena itu, pembelajaran yang dilakukan lebih pada meningkatkan kognitif tingkat rendah siswa. Siswa kurang dilatih untuk menganalisis, mensintesis materi yang dipejarainya. Disamping itu para guru tidak secara sadar melatih keterampilan berpikir siswa. Penyampaian hasil supervisi oleh Kasek 1 kali/semester, implementasi tindak lanjut 1 kali/semester, guru menggunakan IT dalam proses pembelajaran 2-3 kali/bulan. Untuk itu 19

20 para guru kurang mendapatkan pembinaan dan penyegaran oleh pengawas maupun oleh pimpinan sekolah. 3) Standar pendidik dan tenaga kependidikan. Kompetensi pedagogik dan profesional guru masih bermasalah. Terkait kompetensi profesional guru, 10% materi pelajaran kurang dikuasai oleh guru, sehingga guru tidak dapat membelajarakan siswa dengan baik pada materi tersebut, pembelajarn yang dilakukan akan menimpulkan miskonsepsi pada siswa terutama pada materi yang kurang dikuasai guru. Terkait kompetensi pedagogik, penguasaan guru akan pembelajaran inovatif masih rendah, penguasaan guru akan asesmen otentik masih rendah, penguasaan guru akan IT masih rendah terutama bagi guruguru tua, dan jumlah tenaga kependidikan di setiap sekolah di Badung belum memadai untuk medukung pelayanan terhadap kegiatan sekolah. Tenaga kependidikan yaitu pengawas dan kepala sekolah, kurang memahami tugasnya sebagai seorang supervisor dalam pelakasaan pembelajaran oleh guru. Keterampilan pengawas dan kepala sekolah dalam memberikan bimbingan dalam melaksanakan pembelajaran masih relatif rendah. Oleh karena itu pengawas dan kepala sekolah masih enggan untuk mendampingi para guru di kelas. 4) Standar penilaian. Penilaian yang dilakukan lebih pada penilaian secara konvensional, dan bukan penilaian otentik. Penilaian yang dilakukan hanya pada saat akhir pelajaran dengan menggunakan tes obyektif. Penilaian yang dilakukan kurang terbuka, artinya guru tidak menyampaikan tentang bagaimana caranya guru menilai siswa Pembatasan Masalah Begitu luasnya permasalahan yang dialami oleh daerah yang menjadi kajian dari pengabdian ini, maka masalah yang ditangani perlu dibatasi. Maka masalah yang ditangani dalam pengabdian ini di Kabupaten Badung, Tabanan, dan Kodya Denpasar adalah sebagai berikut. (1) Penguasaan guru terhadap kompetensi pedagogi dan kompetensi professional perlu ditingkatkan. (2) Penguasaan pengawas sekolah terhadap pengetahuan pedagogi, dan teknik-teknik supervisi masih perlu ditingksatkan. (3) Penguasaan kepala sekolah terhadap pengetahuan dan keterampilan manajemen sekolah perlu ditingkatkan. 20

21 (4) Kualitas perangkat pembelajaran yang digunakan guru masih rendah. (5) Kualitas proses dan evaluasi pembelajaran di kelas masih rendah. 1.4 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam PM-PMP yang dilaksanakan di Kabupaten Badung, Tabanan, dan Kodya Denpasar adalah sebagai berikut. (1) Meningkatkan penguasaan guru terhadap kompetensi pedagogi dan kompetensi professional (2) Meningkatkan penguasaan pengawas sekolah terhadap pengetahuan pedagogi, dan teknik-teknik supervisi. (3) Meningkatkan penguasaan kepala sekolah terhadap pengetahuan dan keterampilan manajemen sekolah. (4) Meningkatkan kualitas perangkat pembelajaran yang digunakan guru. (5) Meningkatkan kualitas proses dan evaluasi pembelajaran di kelas. 1.5 Solusi Yang Ditawarkan Bertolak dari latar belakang di atas, model peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan yang dapat diusulkan adalah Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Badung; Tabanan; dan Kodya Denpasar Provinsi Bali. Model Peningkatan Kompetensi Guru, Melalui Bimbingan Teknik Terintegrasi Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran ini adalah suatu model peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan Kinerja Guru, yang juga melibatkan Kepala Sekolah, dan Pengawas melalui kaji tindak pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan. Model ini melibatkan kepala sekolah, guru, pengawas, dan MGMP. Program-program yang akan dilaksanakan dalam Peningkatan Kompetensi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas SMA Melalui Bimbingan Teknik Terintegrasi Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) Peningkatan penguasaan guru terhadap kompetensi pedagogi dan kompetensi professional. (2) Peningkatan penguasaan pengawas terhadap pengetahuan pedagogi, dan teknikteknik supervisi. 21

22 (3) Peningkatan penguasaan kepala sekolah terhadap pengetahuan dan keterampilan manajemen sekolah. (4) Peningkatan kualitas perangkat pembelajaran yang digunakan guru. (5) Peningkatan kualitas proses dan evaluasi pembelajaran di kelas. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program-program di atas adalah: (1) Pendidikan dan Latihan (Diklat) Peningkatan Kompetensi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas; (2) Kaji Tindak Pembelajaran, dalam bentuk Lesson Study (LS). (1) Diklat Peningkatan Kompetensi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas SMA Peserta Diklat Peserta dari diklat ini adalah guru-guru mata pelajaran yang di-un-kan, kepala sekolah, dan pengawas SMA dari Kabupaten Badung, Tabanan, dan Kodya Denpasar Provinsi Bali. (2) Kaji Tindak Pembelajaran Untuk menerapkan pengetahuan konten dan pedagogik guru, pengetahuan manajemen kepala sekolah, dan pengetahuan supervisi akademik pengawas, digunakan metode Kaji Tindak pembelajaran yang dalam hal ini menggunakan model Lesson Study (LS). Tahapan LS yang dilakukan adalah plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksikan). 1.6 Target Luaran Target luaran Luaran PM-PMP adalah sebagai berikut. Model pengembangan mutu pendidikan yang telah terverifikasi di tiga Kabupaten/Kota, yaitu: Kabupaten Badung, Tabanan, dan Kodya Denpasar Bukti hasil pengembangan berupa laporan pengabdian yang dilakukan di tiga Kabupaten/Kota, yaitu: Kabupaten Badung, Tabanan, dan Kodya Denpasar Publikasi Karya Ilmiah Hasil PM-PMP melelui Jurnal Nasional Terakreditasi. 22

23 BAB II PELAKSANAAN PM-PMP 2.1 Lokasi PM-PMP Lokasi tempat pelaksanaan PM-PMP di tiga Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan, dan Kodya Denpasar Provinsi Bali. Letak ketiga Kabupaten/Kota di Bali itu seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1: Lokasi Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan dan Kodya Denpasar di Pulau Bali Jarak dari perguruan tinggi Universitas pendidikan Ganesha terhadap tempat kegiatan PM-PMP adalah: (1) jarak Buleleng (Singaraja) terhadap Kabupaten Badung sekitar 70 km, (2) jarak Buleleng (Singaraja) terhadap Kabupaten Tabanan sekitar 90 km, dan (3) jarak Buleleng (Singaraja) terhadap Kota Denpasar sekitar 78 km. Semua lokasi tempat PM-PMP dijangkau dengan kendaraan bermotor. Jumlah sekolah yang dilibatkan dalam program PM-PMP ini sebanyak 9 sekolah dengan rincian Kabupaten Badung tiga sekolah, Kabupaten Tabanan tiga sekolah, dan Kodya Denpasar sebanyak tiga sekolah. 23

24 2.2 Pihak yang Terlibat Pihak yang terlibat dalam program PM-PMP ini seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Pihak yang Terlibat dalam Kegiatan PM-PMP No. Institusi Jabatan Jumlah (Orang) Dosen Pengabdi 5 1. Undiksha Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi Bali Dinas pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Badung Dinas pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tabanan Narasumber 13 Panitia pendukung 5 Kepala Dinas 1 Kepala Dinas 1 Pengawas Sekolah 3 Kepala Dinas 1 Pengawas Sekolah 3 Dinas pendidikan Pemuda dan Kepala Dinas 1 5. Olah Raga Kabupaten Pengawas Sekolah 3 6. SMA N 1 Denpasar Kepala Sekolah 1 Guru Bidang Studi yang di UN-kan 9 7. SMA N 3 Denpasar Kepala Sekolah 1 Guru Bidang Studi yang di UN-kan 9 8. SMA Dwijendra Denpasar Kepala Sekolah 1 Guru Bidang Studi yang di UN-kan 9 9. SMA N 1 Kuta Utara Kepala Sekolah 1 Guru Bidang Studi yang di UN-kan SMA N 1 Mengwi Kepala Sekolah 1 Guru Bidang Studi yang di UN-kan SMA N Thomas Aquino Kepala Sekolah 1 Guru Bidang Studi yang di UN-kan SMA N 1 Tabanan Kepala Sekolah 1 Guru Bidang Studi yang di UN-kan SMA N 2 Tabanan Kepala Sekolah 1 Guru Bidang Studi yang di UN-kan SMA N TP 45 Tabanan Kepala Sekolah 1 Guru Bidang Studi yang di UN-kan 9 Jumlah Peranan setiap pihak yang terlibat Peran setiap pihak yang terlibat: (1) Guru-guru berperan dalam mengikuti diklat di kabupaten (di Undiksha) dan melakukan pembelajaran (pembelajaran berbasis pada kaji tindak-pembelajaran). Dalam diklat ini mereka diharapkan menguasai tentang model-model pembelajaran inovatif, menguasai berbagai teknik asement, menguasai tentang pelaksanaan 24

25 kaji tindak pembelajaran (lesson study), dan menguasai materi yang dianggap sulit. Dalam kegiatan pembelajaran, para guru merancang kegiatan pembelajaran dan menerapkan di dalam kelas. (2) Kepala sekolah berperan dalam kegiatan diklat, yaitu diharapkan memahami tentang materi: model pembelajaran inovarif, teknik asesmen, kaji tindak pembelajaran, supervisi pembelajaran, manajemen sekolah. Dalam kegiatan di sekolah, kepala sekolah berperan sebagai supervisor, yaitu mengawasi pelaksanaan pembelajaran, memberikan refleksi, swerta memberikan saran masukkan kepada guru. (3) Pengawas peranannya hampir sama dengan kepala sekolah, yaitu: memahami materi model pembelajaran inovarif, teknik asesmen, kaji tindak pembelajaran, supervisi pembelajaran, manajemen sekolah, serta terampil melakukan supervisi di kelas dan memberikan masukkan pada guru. Peranan Dinas dalam kegiatan ini adalah lebih meningkatkan upayanya dalam (1) meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan meningkatkan kualitas guru, dan (2) diharapkan dapat meningkatkan upayanya dalam memberikan dukungan terhadap penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah. Peran Dinas yang membawahi Pendidikan di Kabupaten perannya juga tidak dapat dikesampingkan, terutama dalam mengkondisikan peran masing-masing pihak (guru, kepala sekolah, dan pengawas) untuk dapat berjalannya kegiatan pembelajaran dengan basis kaji tindak-pembelajaran. Peranan dosen (Undiksha) adalah (1) mengkoordinasikan pelaksanaan PM-PMP ini, (2) memberikan materi diklat, (3) dan memantau kegiatan kaji tindak pembelajaran di sekolah. 2.4 Tahapan Aktivitas atau kegiatan yang Dilakukan Bertolak dari latar belakang di atas, model peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan yang dapat diusulkan adalah Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Badung; Tabanan; dan Kodya Denpasar Provinsi Bali. Model Peningkatan Kompetensi Guru, Melalui Bimbingan Teknik Terintegrasi Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran ini adalah suatu model peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan Kinerja Guru, yang juga melibatkan Kepala Sekolah, dan Pengawas melalui kaji tindak pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan. Model ini melibatkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota kepala sekolah, guru, pengawas, dan MGMP. 25

26 Program-program yang akan dilaksanakan dalam Peningkatan Kompetensi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas SMA Melalui Bimbingan Teknik Terintegrasi Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran adalah sebagai berikut. (1) Peningkatan penguasaan guru terhadap kompetensi pedagogi dan kompetensi professional. (2) Peningkatan penguasaan pengawas terhadap pengetahuan pedagogi, dan teknikteknik supervisi. (3) Peningkatan penguasaan kepala sekolah terhadap pengetahuan dan keterampilan manajemen sekolah. (4) Peningkatan kualitas perangkat pembelajaran yang digunakan guru. (5) Peningkatan kualitas proses dan evaluasi pembelajaran di kelas. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program-program di atas adalah: (1) Pendidikan dan Latihan (Diklat) Peningkatan Kompetensi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas; (2) Kaji Tindak Pembelajaran dalam bentuk Lesson Study; dan (3) FGD yang melibatkan dosen Undiksha, Kepala Sekolah dari sekolah sasaran, kepala Dinas kabupaten/kota dan Kepala Dinas Provinsi Bali. 1) Diklat Peningkatan Kompetensi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas SMA Peserta Diklat Peserta dari pelatihan ini adalah guru-guru mata pelajaran yang di-un-kan, kepala sekolah, dan pengawas SMA. Dalam pelatihan ini dilibatkan tiga sekolah pada setiap kabupaten, di tiga kabupaten yaitu Badung, Tabanan, dan Kodya Denpasar, dan 9 mata pelajaran yang di-un-kan. Oleh karena itu melibatkan 71 orang guru, 9 kepala sekolah, dan 9 orang Pengawas SMA dari Kabupaten Badung, Tabanan, dan Kota Denpasar. Distribusi peserta adalah sebagai berikut (a) untuk Kabupaten Badung dilibatkan 27 guru mata pelajaran, 3 kepala sekolah, dan 3 orang pengawas yang terdistribusi pada SMA N 1 Mengwi, SMA N Kuta Utara, dan SMA Thomas Aquino, (b) untuk Kabupaten Tabanan melibatkan 27 guru, tiga kepala sekolah, dan tiga orang pengawas, yang terdistribusi pada SMA N 1 Tabanan, SMA N 2 Tabanan, dan SMA TP 45 Tabanan, dan (c) Kota Denpasar dilibatkan 71 orang guru, tiga orang pengawas, dan tiga orang kepala sekolah yang terdistribusi pada SMA N 1 Denpasar, SMA N 3 Denpasar, dan SMA Dwijendra. Dalam kegiatan diklat juga dilibatkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga dari tiga 26

27 kabupaten/kota disampaikan dalam Tabel 2.2. tersebut serta Kabid SMA-nya masing-masing. Rencana kegiatan ini Tabel 2.2: Rancangan Materi Diklat, Narasumber, dan Peserta No. Materi Diklat Nara Sumber Peserta 1. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Semua peserta (guru, pengawas, kepala sekolah) 2. Model pembelajaran Dosen/Pakar dari Undiksha Semua peserta inovatif dan asesmen 3. Kaji tindak Dosen/Pakar dari Undiksha Semua peserta pembelajaran (lesson study) (pakar nasional) 4. Manajemen sekolah Dosen/pakar dari Undiksha Kepala sekolah dan pengwas 5. Supervisi pendidikan Dosen/pakar dari Undiksha Kepala sekolah dan pengawas 6. Materi pelajaran Dosen Jurdik Matematika Guru matematika Matematika Undiksha 7 Materi pelajaran Kimia Dosen Jurdik Kimia Guru kimia Undiksha 8 Materi pelajaran Fisika Dosen Jurdik Fisika Guru fisika Undiksha 9 Materi pelajaran Biologi Dosen Jurdik Biologi Guru biologi Undiksha 10 Materi pelajaran Bahasa Dosen Bahasa Indonesia Guru bahasa Indonesia Indonesia Undiksha 11 Materi pelajaran Bahasa Dosen Jurdik Bahasa Inggris Guru Bahasa Inggris Inggris Undiksha 12 Materi pelajaran Dosen Jurusan Ekonomi Guru ekonomi Ekonomi Undiksha 13 Materi pelajaran Dosen Jurdik Geografi Guru Geografi Geografi 14 Materi pelajaran Sosiologi Undiksha Dosen Fak IPS Undiksha Guru sosioligi 2) Kaji Tindak Pembelajaran (Lesson Study) Untuk menerapkan pengetahuan konten dan pedagogik guru, pengetahuan manajemen kepala sekolah, dan pengetahuan supervisi akademik pengawas, digunakan metode Kaji Tindak pembelajaran yang dalam hal ini menggunakan model Lesson Study (LS.) Tahapan LS yang dilakukan adalah plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksikan). Tahap 1: Perencanaan (Plan/LS) Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakinin dapat membelajarkan siswasecara efektif serta membangkitkan partisipasi siswa dalam belajar. Kegiatan plan ini dilaksanakan dalam kegiatan workshop saat diklat, yautu setelah 27

28 pendalaman materi pelajaran dilakukan. Guru bidang studi dari satu Kabupaten/Kota berkumpul membuat plan berupa satu RPP kecil dengan alokasi waktu satu jam pelajaran. Pada saat plan ini aktivitas guru didampingi oleh pengabdi. Rencana/plan ini disempurnakan lagi di sekolah tempat LS dilaksanakan. Tahap 2: Pelaksanaan (Do) Tujuan tahap pelaksanaan ini adalah untuk mengimplementasikan rancangan pembelajaran yang disusun saat plan. Pada saat ini seorang guru bertindak sebagai guru model dan yang lain sebagai pengamat (observer). Obeserver mengamati aktivitas pembelajaran mengamati aktivitas belajar siswa. Tahap 3 Refleksi (See) Tujuan refleksi adalah untuk menemukan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan ini diawali dengan penyampaian kesan oleh guru model dan selanjutnya oleh observer. Dalam kegiatan ini semua peserta menemukan bagaimana pembelajaran harus dilakukan sehingga semua siswa belajar. (3) Evaluasi terhadap Diklat dan Kaji Tindak Pembelajaran Evaluasi keefektifan diklat dilakukan dengan mengamati keseriusan peserta dalam mengikuti kegiatan diklat. Evaluasi terhadap kaji tindak pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan instrumen: (a) lembar observasi pembelajaran dalam kegiatan LS, (b) lembar kegiatan pembuatan action plan, dan (b) lembar observasi respon siswa terhadap pembelajaran. 3) Focus Group Discussion (FGD) FGD dilaksanakan di Kampus Undiksha yang diikuti oleh Kepala Sekolah dari sekolah sasaran, kepala Dinas pendidikan Pemuda dan Olah Taga Kabupaten Kota, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi Bali, 28

29 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PM-PMP 3.1 Model yang Dikembangkan Model yang telah dikembangkan pada tahun 2011 ini dilakukan uji melalui program PM-PMP. Adapun model yang dikembangkan adalah sebagai berikut. Peningkatan Kompetensi Guru SMA Melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Badung, Tabanan, dan Kodya Denpasar Provinsi Bali 1) Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang berlangsung secara eksponensial perlu direspon oleh pemerintah dengan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional dan bermutu tinggi. SDM yang bermutu tinggi hanya dapat dihasilkan oleh pendidikan bermutu tinggi pula. Dilihat dari mutu SDM, berbagai survey internasional menempatkan Indonesia sebagai negera dengan mutu SDM yang relatif rendah. The Global Competitiveness Report dari Word Economic Forum (Martin dkk, 2008) menempatkan Indonesia pada urutan ke 55 dari 134 negara yang disurvey dalam hal pencapaian Competitiveness Index (CI). Hasil penelitian United Nation for Development Programme dalam Human Development Report 2007/2008 menempatkan Indonesia pada posisi ke-107 dari 155 negara dalam hal pencapaian Human Development Indek (HDI). Pendidikan merupakan salah satu dimensi yang menentukan HDI. Jadi, gambaran rendahnya mutu SDM yang ditunjukkan oleh kedua survey di atas dapat disebabkan oleh rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Beberapa upaya yang telah dilakukan adalah: (1) perbaikan kurikulum, (2) meningkatkan standar proses pembelajaran, (3) meningkatkan kompetrensi lululusan, (4) meningkatkan standar pendidik dan kependidikan, (5) meningkatkan kualitas sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan pendidikan, (7) peningkatan anggaran pendidikan, dan (8) meningkatkan kualitas proses penilaian pembelajaran. Walaupun telah diupayakan perbaikan sistem pendidikan di Indonesia, kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat penting untuk ditingkatkan. 29

30 Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu jenjang pendidikan di Indonesia yang mendidik anak-anak yang telah tamat SMP untuk menjadi sumber daya manusia yang siap untuk didik di perguruan tinggi, baik tingkat diploma maupun sarjana. Kualitas pendidikan SMA di Bali saat ini boleh dikatakan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil UN selama tiga tahun terakhir. Walaupun hasil UN SMA di Bali boleh dikatakan cukup baik, masih banyak kendala yang dialami oleh siswa sehingga hasil belajar (dilihat dari UN) mencapai dibawah standar (< dari 60%) Kendala yang dialami sesuai dengan survey tahun 2008, 2009, dan 2010, diperoleh informasi kendala atau faktor yang menyebabkan masih rendahnya hasil belajar siswa adalah sebagai berikut. 1. Standar Isi Kriteria Ketuntasan Minimal masih rendah Silabus tidak dibuat oleh guru, melainkan dibuat bersama dalam satu kecamatan dan bahkan di kabupaten. Indikakator dipetakan dengan tidak mengacu pada kisi-kisi UN 2. Standar Proses 50% pembelajaran didukung oleh silabus <50% RPP dikembangkan oleh guru, banyak guru tidak mengembangkan RPP, melainkan RPP dikembangkan bersama dalam satu kabupaten. <50% pembelajaran mengacu pada RPP, pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan situasi. Pemantauan proses pembelajaran oleh Ksek 1 kali/semester Aspek yang disupervisi Kasek persiapan saja atau proses saja. Penyampaian hasil supervisi oleh Kasek 1 kali/semester Implementasi tindak lanjut 1 kali/semester. Guru menggunakan IT dalam proses pembelajaran 2-3 kali/bulan. Pembelajaran berpusat pada guru artinya sangat konvensional Pembelajaran kurang kontekstual, artinya kurang mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan dunia nyata 30

31 3. Standar Kompetensi Lulusan Guru tidak melaksanakan program pembiasaan mencari informasi lebih dari berbagai sumber belajar Guru melaksanakan 1 kegiatan yang memanfaatkan lingkungan, artinya siswa kurang peka terhadap permasalahan yang ada di lingkungan mereka. Guru tidak melaksanakan kegiatan yang dapat menghasilkan karya kreatif Guru tidak melaksanakan kegiatan yang dapat mengarahkan siswa untuk memperoleh keterampilan menyimak, membaca, dan berbicara dalam bahasa Indoesia. Guru melaksanakan 1 kegiatan untuk mengembangkan IPTEK. Pembelajaran kurang melatih keterampilan proses sains dan sikap ilmiah Pembelajaran kurang membina pembentukan karakter bangsa. Siswa kurang mampu mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan keterampilan atau skill yang terkait yang ada di masyarakat. 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 10% materi pelajaran kurang dikuasai oleh guru, sehingga guru tidak dapat membelajarakan siswa dengan baik pada materi tersebut. Penguasaan guru akan pembelajaran inovatif masih rendah Penguasaan guru akan asesmen otentik masih rendah. Penguasaan guru akan IT masih rendah teritama pada guru-guru tua. Jumlah tenaga kependidikan di setiap sekolah di Badung belum memadai untuk medukung pelayanan terhadap kegiatan sekolah. 5. Standar Sarana Prasarana Kegunaan ruang laboratorium untuk prkatikum Kimia, Fisika, dan Biologi 3-5 kali dalam satu semester. Peralatan laboratorium kurang. Sangat jarang diadakan peremajaan alat lab. Pengadaan bahan habis lab juga sangat terbatas. Kurangnya buku-buku pendukung mata pelajaran yang di UN-kan Belu semua guru memiliki laptop sebagai sarana yang mendukung pekerjaan ereka. 31

32 Sarana IT terutama internet di sekolah masih terbatas. 6. Standar Pengelolaan Sekolah memiliki dan melaksanakan 1 program pengawasan yang disosialisasikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan. Sekolah hanya melaksanakan 1 kali kegiatan evaluasi program kerja sekolah setiap tahun/sesuaidengan kebutuhan Sekolah melaksanakan 1 kali program kegiatan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan tiap semester /sesuai kebutuhan. Belum semua selkolah menerapkan sistem jaminan mutu pendidikan. Kegiatan supervisi pembelajaran oleh kepala sekolah dan pengawas masih sangat tebatas. Hal ini belum banyak tersedia pengawas bidang studi di sekolah. 7. Standar Pembiayaan Dana untuk mpengadaan alat lab dan pengadaan buku, masih sangat terbatas Tidak tersedianya dana untuk peningkatan kompetensi guru, seperti untuk mengikuti kegiatan ilmiah, ikut pelatihan, dll. 8. Standar Penilaian Rancangan criteria penilaian pada silabus tidak pernah diinformasikan kepada siswa di awal semester Teknik penilaian silabus kurang sesuai dengan indicator pencapaian kompetensi dasar. Instrument dan pedoman penilaian kurang sesuai dengan bentuk dan teknikpenilaian. <50% penilaian hasil belajar besifat otentik Semua tes tertulis yang digunakan guru adalah multiple choise. Tingkat taksonomi Bloom yang digunakan pada tes tulis <50% soal tes termasuk katagori berpikir tinggi (C4-C6) Guru mata pelajaran <50% mengolah dan menganalisis hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar siswa. 32

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PENGABDIAN PM-PMP) TAHUN ANGGARAN 2012

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PENGABDIAN PM-PMP) TAHUN ANGGARAN 2012 LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PENGABDIAN PM-PMP) TAHUN ANGGARAN 2012 PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMA MELALUI PENDAMPINGAN TERPADU BERBASIS KAJI TINDAK PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

SURAT TUGAS Nomor: 42/UN48.15/KP/2012

SURAT TUGAS Nomor: 42/UN48.15/KP/2012 : Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S : Prof. Dr. Nyoman Dantes, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd Prof. Dr. I Ketut Dharsana,M.Pd Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si Guru dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt Oleh: Ketua Tim Pengusul Dra. Ni

Lebih terperinci

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada Oleh: Drs. I Made Suarjana, M.Pd. (Ketua) NIP. 196012311986031022 I Gede Margunayasa, S.Pd.,M.Pd.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di 3 kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di 3 kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di 3 kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Propinsi Kepulauan Riau untuk mata pelajaran Ujian Nasional (UN) dengan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN GURU SMP DAN SMA PEMBINA ESKTRAKURIKULER ELEKTRONIKA DI KECAMATAN BULELENG DAN SUKASADA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU PEMBINA ELSTRAKURIKULER ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAAN PENGGUNAAN IC 555 UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU FISIKA SMP DAN SMA PEMBINA EKSTRAKURIKULER ELEKTRONIKA DI KECAMATAN BULELENG Oleh Luh Putu Budi

Lebih terperinci

Pendampingan Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 dengan Pola Lesson Study di Gugus I Kecamatan Sukasada

Pendampingan Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 dengan Pola Lesson Study di Gugus I Kecamatan Sukasada LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Pendampingan Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 dengan Pola Lesson Study di Gugus I Kecamatan Sukasada Oleh: Ketua Tim Pengusul I Gede Margunayasa, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS JUDUL PROGRAM PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL Oleh Drs. Putu Yasa, M.Si (Ketua) NIP. 196111041987031002 Drs. I Made

Lebih terperinci

Sosialisasi Kurikulum 2013 oleh Wakil Meteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan

Sosialisasi Kurikulum 2013 oleh Wakil Meteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Liputan Sosialisasi Kurikulum 2013 Sosialisasi Kurikulum 2013 oleh Wakil Meteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Wakil Menteri Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, M.S. (kanan) dan Rektor UNDIKSHA

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa depan bangsa sangat tergantung pada kondisi pendidikan karena pendidikan merupakan investasi masa depan bangsa dimana anak bangsa dididik agar bisa meneruskan

Lebih terperinci

Model Pengembangan Mutu Pembelajaran Melalui Pendampingan Terhadap Guru (Technical Assistance) dengan Melibatkan Pengawas dan Guru Inti.

Model Pengembangan Mutu Pembelajaran Melalui Pendampingan Terhadap Guru (Technical Assistance) dengan Melibatkan Pengawas dan Guru Inti. Lampiran X: Suplemen Implementasi Model Model Pengembangan Mutu Pembelajaran Melalui Pendampingan Terhadap Guru (Technical Assistance) dengan Melibatkan Pengawas dan Guru Inti. A. Pendahuluan 1. Latar

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN AGREGASI PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN AGREGASI PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN AGREGASI PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI PELATIHAN PENGUATAN DAN PENDAMPINGAN BERBASIS KAJI TINDAK

Lebih terperinci

PENDAMPING PENYUSUN ASESMEN FISIKA BERBASIS OSN BAGI GURU SMP NEGERI DI KOTA TABANAN

PENDAMPING PENYUSUN ASESMEN FISIKA BERBASIS OSN BAGI GURU SMP NEGERI DI KOTA TABANAN PENDAMPING PENYUSUN ASESMEN FISIKA BERBASIS OSN BAGI GURU SMP NEGERI DI KOTA TABANAN A.A.Istri Agung Rai Sudiatmika Universitas Pendidikan Ganesha r_sudiatmika@yahoo.co.id Abstrak: Tujuan utama kegiatan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS KEARIFAN LOKAL

PANDUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS KEARIFAN LOKAL PANDUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS KEARIFAN LOKAL LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012 1 PANDUAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN Nama Peneliti dan Anggota:

LAPORAN PENELITIAN PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN Nama Peneliti dan Anggota: LAPORAN PENELITIAN PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 PENGEMBANGAN MODEL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH BAGIAN SELATAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Peneliti. iii

KATA PENGANTAR. Tim Peneliti. iii KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah kami sampaikan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PELATIHAN LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH DI SMA DARUL ISLAM GRESIK

PELATIHAN LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH DI SMA DARUL ISLAM GRESIK PELATIHAN LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH DI SMA DARUL ISLAM GRESIK Oleh Achmad Lutfi 1), Mitarlis 1), Muchlis 1), Bertha Yonata 1), dan Dian Novita 1) Abstrak Mencermati karakteristik Lesson Study dan kebutuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

Lampiran 5 MODEL PENGEMBANGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI KABUPATEN NATUNA

Lampiran 5 MODEL PENGEMBANGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI KABUPATEN NATUNA MODEL PENGEMBANGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI KABUPATEN NATUNA Pengembangan peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Natuna Kepulauan Riau mengacu kepada model pengembangan Pont. Pont (1991) menguraikan

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR Agus Ramdani, A. Wahab Jufri, Gito Hadiprayitno, Afriana Azizah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANGKET UNTUK GURU. 2. Lama bertugas a. < 5 tahun b. Antara 5 hingga 10 tahun c. 11 tahun keatas

ANGKET UNTUK GURU. 2. Lama bertugas a. < 5 tahun b. Antara 5 hingga 10 tahun c. 11 tahun keatas ANGKET UNTUK GURU Nama : NIP : Sekolah : IDENTITAS DIRI Berilah tanda cheeklist ( ) pada piihan yang sesuai bagi setiap pertanyaan berikut: 1. Kelas yang diajar a. X b. XI c. XII 2. Lama bertugas a.

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN RINCIAN TUGAS POKOK UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI SMA NEGERI 1 GAMPING

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI SMA NEGERI 1 GAMPING LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMA NEGERI 1 GAMPING Jl. Tegalyoso Banyuraden, Gamping Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Disusun Oleh : Nuryadi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MIPA SMA DI KABUPATEN BANGLI

IMPLEMENTASI LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MIPA SMA DI KABUPATEN BANGLI IMPLEMENTASI LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MIPA SMA DI KABUPATEN BANGLI Ketut Suma Universitas Pendidikan Ganesha sumaketut@ymail.com Abstrak Lesson study merupakan salah model

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGUASAAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU-GURU PEMBINA OLIMPIADE MATEMATIKA SD DI KECAMATAN TABANAN. Oleh :

PELATIHAN PENGUASAAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU-GURU PEMBINA OLIMPIADE MATEMATIKA SD DI KECAMATAN TABANAN. Oleh : LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PENGUASAAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU-GURU PEMBINA OLIMPIADE MATEMATIKA SD DI KECAMATAN TABANAN Oleh : Drs. Djoko Waluyo, M.Sc ( NIDN 006075306) Dr. Gede

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IMPLEMENTASI KURIKULUM UNDIKSHA 2016

PANDUAN PELAKSANAAN PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IMPLEMENTASI KURIKULUM UNDIKSHA 2016 PANDUAN PELAKSANAAN PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IMPLEMENTASI KURIKULUM UNDIKSHA 2016 LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU (LPPPM) UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016 Kata Pengantar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian dan pengembangan adalah modul pembelajaran biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mudah dihadirkan di ruang kelas. Dalam konteks pendidikan di sekolah,

I. PENDAHULUAN. mudah dihadirkan di ruang kelas. Dalam konteks pendidikan di sekolah, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laboratorium IPA merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu

Lebih terperinci

PELATIHAN PENYEGARAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU SD KELAS RENDAH DI KECAMATAN TABANAN

PELATIHAN PENYEGARAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU SD KELAS RENDAH DI KECAMATAN TABANAN LAPORAN P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PENYEGARAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU SD KELAS RENDAH DI KECAMATAN TABANAN Oleh: Dra. Gst Ayu Mahayukti, M.Si (NIDN.0023086005) Drs. Djoko Waluyo, M.Sc ( NIDN

Lebih terperinci

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3 D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY Ahmadi 1 1,2,3 SMP Negeri Model Terpadu Bojonegoro Email: ABSTRAK Merujuk Peraturan Menteri Pendidikan

Lebih terperinci

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan Alkhafi Maas Siregar 1 dan Rahmansyah 2 1. Jurusan Fisika FMIPA Unimed dan 2. Jurusan Fisika FMIPA Unimed Jln.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai negara di dunia tidak pernah surut melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan bahwa sistem penjaminan dan

Lebih terperinci

FISHBONE ANALISIS PERMASALAHAN NILAI UJIAN NASIONAL

FISHBONE ANALISIS PERMASALAHAN NILAI UJIAN NASIONAL F. FISHBONE ANALISIS PERMASALAHAN NILAI UJIAN NASIONAL Untuk melihat penyebab permasalahan rendahnya nilai UN maka dilakukan analisis tulang ikan terhadap data yang sudah dikumpul. Pada tahan pertama semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pokok pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia salah satunya adalah upaya peningkatan mutu pendidikan, baik mutu pendidikan dari jenjang sekolah

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS TRI HITA KARANA (THK)

PANDUAN PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS TRI HITA KARANA (THK) PANDUAN PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS TRI HITA KARANA (THK) LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012 1 PENGEMBANGAN DESA BINAAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan RPP Bermuatan Kebudayaan Lokal dan Pendidikan Karakter Bangsa Untuk Guru-Guru Sekolah Dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY Ida Kaniawati e-mail : idakaniawati@yahoo.com FPMIPA UPI Jatinangor, 20 Maret 2010 Permasalahan tentang Mutu Pendidikan 1. Proses pembelajaran

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI PROGRAM KERJA LPMP BALI Periode Januari s.d. Juli 2017

LAPORAN REALISASI PROGRAM KERJA LPMP BALI Periode Januari s.d. Juli 2017 LAPORAN REALISASI PROGRAM KERJA LPMP BALI Periode Januari s.d. Juli 2017 1. WORKSHOP PENYUSUNAN PROGRAM KERJA LPMP BALI TAHUN 2017 a. Tujuan Kegiatan: 1. Tujuan Umum Kegiatan Penyusunan Program Kerja LPMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia telah ditetapkan melalui Masterplan Pendidikan Riau 2020, di mana sektor pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan senantiasa berkenaan dengan manusia, dalam

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PANDUAN PENYELENGGARAAN DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu mendapatkan perhatian khusus di Indonesia. Rendahnya kemampuan siswa di bidang matematika

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN PERHITUNGAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBH-CHT) PROVINSI BALI DAN KABUPATEN/ KOTA DI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dipahami bahwa rendahnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia saat ini adalah akibat rendahnya mutu pendidikan (Tjalla, 2007).

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN IMPLEMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG Oleh: Drs. I Ketut Dibia,

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PENGABDIAN PM-PMP) TAHUN ANGGARAN 2012

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PENGABDIAN PM-PMP) TAHUN ANGGARAN 2012 LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PENGABDIAN PM-PMP) TAHUN ANGGARAN 2012 Implementasi Model Lesson Study dalam Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme pada SMA/MA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Pendahuluan 5.2 Kesimpulan Peta Kompetensi Siswa 1) Kelompok IPA

BAB V PENUTUP 5.1 Pendahuluan 5.2 Kesimpulan Peta Kompetensi Siswa 1) Kelompok IPA BAB V PENUTUP 5.1 Pendahuluan Penelitian Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan (PPMP) di Provinsi Kepulauan Riau menghasilkan seperangkat data yang menggambarkan hasil penelitian untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATAN

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATAN Hainur Rasid Achmadi haradi@telkom.net Jurusan Fisika Unesa ABSTRAK Pada saat ini masih banyak guru yang masih

Lebih terperinci

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri untuk berbagi pengalaman Oleh: Mardiyana Disampaikan pada Seminar Nasional Di FKIP UNS Surakarta, 26 Februari 2011 Landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan memang selalu dilakukan, namun pendidikan Indonesia masih sangat memprihatinkan. Sistem pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

LSBS Di SMAN 9 BANDUNG. Oleh: Tati Hermawati

LSBS Di SMAN 9 BANDUNG. Oleh: Tati Hermawati LSBS Di SMAN 9 BANDUNG Oleh: Tati Hermawati A. PENDAHULUAN Guru sebagai pelaksana pendidikan dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Komponen lain dalam 8 SNP adalah standar sarana-prasarana, standar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY Ida Kaniawati e-mail : idakaniawati@yahoo.com FPMIPA UPI Permasalahan tentang Mutu Pendidikan 1. Proses pembelajaran di dalam kelas kurang

Lebih terperinci

MODEL MANAJEMEN PELATIHAN IPA TERPADU

MODEL MANAJEMEN PELATIHAN IPA TERPADU MODEL MANAJEMEN PELATIHAN IPA TERPADU Oleh Dr. Budiyono Saputro, S.Pd, M.Pd 0 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, karya ilmiah berjudul Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu Berfokus Praktikum dalam Rangka Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi pendidikan merupakan hal yang pokok. Pendidikan merupakan pintu keberhasilan dari semua ilmu pengetahuan dan teknologi arahnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rendah pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau

BAB I PENDAHULUAN. rendah pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dilakukan melalui berbagai cara, salah satu di antaranya adalah dilaksanakannya Ujian Nasional (UN) pada jenjang

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG MASALAH

LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai salah satu negara yang menjunjung tinggi pendidikan telah melakukan pembaharuan-pembaharuan untuk memperlancar proses pembelajaran, baik secara

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG Disusun oleh: Nama : Anik setyo Utami Nim : 4001409004 Program studi : Pendidikan IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA ANALISIS

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Nita Mamluatul Fauziah NIM : 2301409019 Program Studi : Pendidikan Bahasa Prancis FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENULISAN ARTIKEL HASIL PENELITIAN BAGI GURU-GURU DI KABUPATEN KLUNGKUNG DAN KARANGASEM OLEH: Dr. I Made Kirna, M. Si (031126443) Dr.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA ANALISIS

Lebih terperinci

PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN BULELENG

PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN BULELENG Ni Ketut Rapi, Iwan Suswandi, I G. A. Nyoman Sri Wahyuni. (2017). Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru SD di Kecamatan Buleleng. International Journal of Community

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAAN PENGGUNAAN KIT LISTRIK BAGI GURU IPA SMP/MTS NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN BULELENG Oleh Dewi Oktofa Rahmawati, S.Si., M.Si./ 0010127001 Luh Putu Budi

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS DAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP TAHUN 2017

PEDOMAN PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS DAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP TAHUN 2017 PEDOMAN PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS DAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP TAHUN 2017 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN TERPADU BERBASIS KAJI TINDAK PEMBELAJARAN BAGI GURU-GURU SAMA DI KABUPATEN KLUNGKUNG DAN KARANGASEM. oleh, I Nyoman Suardana

PENDAMPINGAN TERPADU BERBASIS KAJI TINDAK PEMBELAJARAN BAGI GURU-GURU SAMA DI KABUPATEN KLUNGKUNG DAN KARANGASEM. oleh, I Nyoman Suardana PENDAMPINGAN TERPADU BERBASIS KAJI TINDAK PEMBELAJARAN BAGI GURU-GURU SAMA DI KABUPATEN KLUNGKUNG DAN KARANGASEM oleh, I Nyoman Suardana Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Standar Kompetensi (SK)/ Kompetensi Dasar (KD) (Kemampuan Yang Diuji Yang Skornya Rendah =

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN PERHITUNGAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBH-CHT) PROVINSI BALI DAN KABUPATEN/KOTA DI BALI TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Majunya suatu bangsa dapat dilihat dari tingginya tingkat pendidikan di suatu negara. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus memaksimalkan peran sebagai guru yang berkompeten, diantaranya mengembangkan bahan pelajaran

Lebih terperinci

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2014 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 APRESIASI GURU IPA SMP SURABAYA TERHADAP IMPLEMENTASI LESSON STUDY Wisanti dan Achmad Lutfi FMIPA UNESA Email: endangsusantini@ymail.com ABSTRAK Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru seperti yang

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Abstrak Evaluasi kinerja penyelenggaraan rintisan SMA bertaraf

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada Bab I telah dipaparkan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagai

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBH CHT) PROVINSI BALI DAN KABUPATEN/KOTA DI BALI TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG KATA PENGANTAR Syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan tidak bisa terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan merupakan suatu hal yang memiliki

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. khususnya untuk anggaran pendidikan SMA di Kota Metro sejak tahun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. khususnya untuk anggaran pendidikan SMA di Kota Metro sejak tahun IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab I telah dijelaskan bahwa pengeluaran pemerintah sektor pendidikan khususnya untuk anggaran pendidikan SMA di Kota Metro sejak tahun 2006/2007-2008/2009 perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuka batas antar negara. Persaingan hidup pun semakin ketat. Hanya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011 LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) SULAWESI SELATAN Laporan Hasil Analisis

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MIPA DALAM MENGEMBANGKAN INSTRUMEN PENILAIAN KELAS MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SEKOLAH BINAAN Kendarti Satiti Pengawas SMA/SMK pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo ABSTRAK

Lebih terperinci

2014 ANALISIS KESIAPAN UJIAN NASIONAL SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

2014 ANALISIS KESIAPAN UJIAN NASIONAL SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern ini pendidikan menjadi kunci dari perubahan dan perkembangan zaman, karena pendidikan yang menjadi penentu dan tolak ukur dari kemajuan era saat ini. Pendidikan

Lebih terperinci

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 Peraturan Akademik DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA : Jl. Raya Solo Jogya Km 13, Pucangan, Kartasura, ( 0271 ) 780593

Lebih terperinci

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) TAILOR MADE PELAKSANAAN PLPG PSG RAYON 107 UNIVERSITAS LAMPUNG UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 Panitia Sertifikasi

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting karena pendidikan merupakan pondasi pembangunan suatu bangsa. Jika pendidikan tidak berjalan dengan

Lebih terperinci