BAB I PENDAHULUAN. dan sengaja yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dan sengaja yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. 1"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah program. Program melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Sebagai sebuah program, pendidikan merupakan aktivitas sadar dan sengaja yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. 1 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang besar dalam kehidupan manusia serta membawa manusia kepada persaingan global. Tantangan dan perkembangan pendidikan di Indonesia pada saat ini dan masa yang akan datang akan semakin besar dan kompleks. Hal ini disebabkan antara lain adanya perubahan tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan itu sendiri. Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap Negara. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. 2 Tiga bagian yang sangat penting dalam pendidikan adalah kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian. Kurikulum merupakan jabaran dari tujuan pendidikan yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran. 1 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 1 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

2 2 Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang ditujukan agar peserta didik dapat belajar melalui perencanaan dan pengaturan lingkungan, sarana, dan prasarana yang mendukung terwujudnya kegiatan belajar. Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat ketercapaian kurikulum. Mengingat pentingnya tes hasil belajar, maka dalam melaksanakan tes hasil belajar dibutuhkan instrumen butir soal yang berkualitas sehingga dapat menjamin kualitas tes yang disajikan kepada peserta didik. Untuk mendapatkan soal yang bermutu maka sebelum soal digunakan setiap butir soal perlu dianalisis terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui informasi apakah peserta didik telah menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Analisis butir soal dapat dilakukan secara kualitatif yang berkaitan dengan isi dan bentuk soal maupun kuantitatif yang berkaitan dengan ciri-ciri statistiknya. karena telah banyak ditemukan penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan pendidik ternyata belum sepenuhnya menggambarkan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik yang sesungguhnya, karena guru belum melakukan analisis butir soal, sehingga tidak mengetahui indikator atau kompetensi dasar mana yang belum mampu dicapai oleh peserta didik, dan Selama ini tim pembuat soal mengetahui baik atau tidaknya sebuah soal hanya berdasarkan pilihan jawaban terbanyak yang dipilih peserta didik. selain itu nilai

3 3 prestasi siswa dalam mata pelajaran fikih juga rendah dengan ditemukannya banyak siswa yang mendapat nilai di bawah standar penilaian, bahkan ada beberapa siswa yang mengikuti remidi karena nilainya masih jauh di bawah standar. Adanya hal tersebut membuat tes yang dibuat oleh tim pembuat soal tes belum diketahui kehandalan dan keterpercayaannya, sehingga peserta didik hanya menerima apapun hasilnya. Sering kali kesalahan pengerjaan tes tidak hanya diakibatkan pada kurang telitinya peserta didik dalam mengerjakan akan tetapi diakibatkan oleh lemahnya butir-butir soal pada soal tes yang disusun. Soal- soal tes dianalisis untuk diketahui soal yang baik dan soal yang tidak baik. Soal yang baik dapat dijadikan alat ukur dan acuan dalam pembuatan soal ujian yang akan datang. Untuk soal yang tidak baik dapat direvisi sehingga jika digunakan untuk acuan dalam ujian soal tersebut tidak merugikan peserta didik. Adanya kondisi tersebut di atas antara lain disebabkan karena guru belum memahami dan belum mengembangkan soal, dan menganalisis butir soal sesuai dengan prinsip, mekanisme, dan prosedur penilaian sebagaimana diuraikan di atas. Di Kota Palembang analisis soal tes ujian baik secara kualitatif maupun kuantitatif belum pernah dilakukan sehingga dari tahun ke tahun kualitas soal masih belum diketahui.

4 4 Melihat adanya keadaan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian analisis KUALITAS TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI MATA PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN Penelitian ini digunakan untuk melihat kualitas tes soal ujian tersebut memiliki kualitas yang baik sehingga mampu mengukur pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang sesungguhnya ataukah belum. Dalam penelitian ini, analisis yang dilakukan adalah analisis validitas soal, reliabilitas soal, derajat kesukaran soal, daya pembeda soal dan fungsi pengecoh. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas tes hasil belajar soal Ujian Akhir Semester (UAS) kelas XI Madrasah Aliyah Negeri mata pelajaran fikih di kota Palembang tahun 2014 ditinjau dari tingkat derajat kesukaran, daya pembeda, dan penggunaan pengecoh (distractor) pada butir soal? 2. Bagaimana kualitas tes hasil belajar soal Ujian Akhir Semester (UAS) kelas XI Madrasah Aliyah Negeri mata pelajaran fikih di kota Palembang Tahun 2014 ditinjau dari tingkat validitas dan reliabilitas?

5 5 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui kualitas butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fikih kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Tahun Ajaran 2014/2015 di kota Palembang ditinjau dari tingkat derajat kesukaran, daya pembeda, dan penggunaan pengecoh (distractor) pada butir soal. b. Untuk mengetahui kualitas butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran fikih kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Tahun Ajaran 2014/2015 di kota Palembang ditinjau dari Tingkat validitas dan reliabilitas. 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah: a. Secara Teoritis 1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan pendidikan di bidang agama. 2) Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti selanjutnya. b. Secara Praktis 1) Bagi Kepala Kementrian Agama Kota Palembang Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kepala Kementrian Agama Kota Palembang dalam mengambil kebijakan

6 6 terkait dengan pembuatan tes hasil belajar sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur dalam membuat soal ujian yang baik dan berkualitas. 2) Bagi pembuat tes hasil belajar yaitu Musyawarah Kerja Kepala Madrasah (MKKM) Kementrian Agama Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan saran dalam peningkatan kualitas butir soal agar mampu membuat butir soal yang berkualitas di masa yang akan datang. 3) Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan terutama menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan analisis butir soal serta sebagai usaha pembuktian tentang teoriteori yang telah didapatkan di bangku kuliah agar peneliti benar-benar memiliki pemahaman yang tidak hanya sekedar di dalam ruang kelas, tetapi juga praktiknya di lapangan. D. Tinjauan Pustaka Pada hakikatnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan atau kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan

7 7 dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis akan memaparkan bentuk tulisan yang sudah ada. Berdasarkan pengamatan dan penelusuran yang peneliti lakukan di Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang, belum ditemukan penelitian yang secara khusus meneliti tentang analisis butir soal. Oleh sebab itu penulis mengambil dari media internet yang memiliki dasar kajian serupa dengan yang dilakukan oleh penulis, diantaranya yaitu: Skripsi yang disusun oleh Andi Ashari ( )), Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal dengan judul Uji Validitas Konstruk Soal Ulangan Akhir Semester I Mata Pelajaran Matematika Kelas VII SMP Negeri Se-Kecamatan Balapulang Tahun Pelajaran 2009/2010. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Andi Ashari adalah untuk mengetahui apakah soal Ulangan Akhir Semester (UAS) I mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri se-kecamatan Balapulang tahun pelajaran 2009/2010 memenuhi validitas isi dan validitas konstruk. Simpulan dari penelitian ini adalah Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) I mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri se-kecamatan Balapulang tahun pelajaran 2009/2010 memenuhi validitas isi dan validitas konstruk. Adapun penelitian ini membahas tentang analisis butir soal Ujian Akhir Semester kelas XI Madrasah Aliyah Negeri mata pelajaran fikih Tahun Ajaran 2013/2014. Antara penelitian yang dilakukan Andi Ashari dengan penelitian ini memiliki persamaan yaitu

8 8 sama-sama membahas soal ujian akhir semester. Kemudian perbedaan penelitian yang dilakukan Andi Ashari dengan penelitian ini yaitu terletak pada butir soal, kelas, sekolah, tahun pelajaran dan tujuan penelitian yang diambil. Dalam penelitian yang dilakukan Andi Ashari tujuannya hanya untuk mengetahui validitas isi dan validitas konstruk saja, sedangkan tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas pengecoh, validitas, dan reliabilitas. Skripsi yang disusun oleh Dini Kurniawati ( ), Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang dengan judul Validasi Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Geografi Semester 2 Kelas X di SMA Negeri Kepanjen Kabupaten Malang Tahun Ajaran 2007/2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas soal termasuk di dalamnya validitas kurikuler dan validitas item. Tujuan selanjutnya adalah untuk mengetahui tingkat kesukaran (TK), daya beda (DB), reliabilitas soal, dan untuk mengetahui kekuatan masing-masing opsi dalam soal (analisis opsi) khusus untuk mata pelajaran geografi. Hasil penelitian menunjukkan soal UAS geografi ini memiliki validitas kurikuler yang baik dan validitas item yang jelek. Proporsi distribusi tingkat kesukaran soal geografi adalah jelek sedangkan daya beda soal adalah cukup baik. Soal UAS Geografi ini memiliki hasil reliabilitas yang tinggi yaitu dengan hasil perhitungan 0,7423 baik untuk taraf kepercayaan 0,05 maupun 0,01. Pada analisis opsi diperoleh hasil yaitu sebagian

9 9 besar soal memiliki distraktor yang jelek, artinya dari 4 distraktor yang disiapkan ada rata-rata 3 distraktor yang tidak berfungsi sama sekali dalam mengecoh peserta didik. Terdapat persamaan antara penelitian yang dilakukan Dini Kurniawati dengan penelitian ini yaitu sama-sama membahas soal ulangan akhir semester. Penelitian yang dilakukan Dini Kurniawati menggunakan validasi, sedangkan peneliti ini menggunakan kata kualitas. Kemudian perbedaannya terletak pada soal, semester, mata pelajaran, sekolah dan tahun pelajaran. E. Kerangka Teori 1. Ujian Akhir Semester Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan disebutkan bahwa ujian adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Sedangkan ujian akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Mengukur di sini berarti menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji pencapaian kompetensi peserta didik dalam bentuk tes hasil belajar.

10 10 Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi semester pertama. 3 Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua kompetensi dasar pada semester tersebut. Ulangan akhir semester ini bertujuan untuk mengukur kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu. Dalam penelitian ini adalah mata pelajaran fiqh. 2. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh peserta didik. 4 Tes diujikan setelah peserta didik memperoleh materi yang sebelumnya telah diajarkan oleh guru. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur hasil belajar yakni sejauh mana perubahan perilaku yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh peserta didik. Sebuah tes hasil belajar dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, diantaranya adalah: a. Validitas b. Reliabilitas c. Objektivitas d. Praktikabilitas 3 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 66.

11 11 e. Ekonomis 5 Dalam penelitian ini akan dibahas tentang analisis kualitas tes hasil belajar ditinjau dari tingkat kesukaran, daya pembeda, fungsi pengecoh, validitas dan reliabilitas butir soal. a. Tingkat Kesukaran Berkualitas atau tidaknya butir-butir soal tes hasil belajar dapat dianalisis dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing soal yang diujikan kepada siswa. Butir soal yang baik adalah apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah atau dengan kata lain derajat kesukaran item adalah berada pada kategori sedang atau cukup. 6 Menurut Crocker dan Algina yang dikutip dari buku evaluasi hasil belajar mengatakan tingkat kesukaran didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar. 7 Dari pengertian di atas bisa disimpulkan Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu. 5 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm Fajri Ismail, Op. Cit., hlm Ibid., hlm. 99

12 12 b. Daya Beda Daya beda (discriminating power) adalah kemampuan butir soal tes hasil belajar membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah. 8 Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal tes hasil belajar untuk dapat membedakan (mendeskriminasikan) antara siswa yang berkemampuan tinggi (pintar) dengan siswa yang berkemampuan rendah sehingga siswa yang pintar akan menjawab dengan benar lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang kurang pintar. 9 Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antar 0,00 sampai 1, Dilihat dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa daya beda butir soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara warga belajar/siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan warga belajar/siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. 8 Ibid., hlm Anas Sudijono, Op. Cit., hlm Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm.183

13 13 c. Pengertian Pengecoh (distractor) Pengecoh (distractor) adalah pilihan yang bukan merupakan kunci jawaban. Misalnya: pada soal objektif jenis benar-salah, bila kunci jawabannya adalah salah maka benar merupakan pengecoh. Pada soal objektif pilihan ganda dengan empat pilihan a, b, c, d dan kunci jawabnya adalah c maka a, b, d, merupakan pengecoh. 11 Jadi dapat disimpulkan bahwa Fungsi pengecoh (distraktor) adalah seberapa baik pilihan yang salah tersebut dapat mengecoh peserta tes yang memang tidak mengetahui kunci jawaban yang tersedia d. Pengertian Validitas Pengertian validitas menurut Lewis R Aiken dalam buku Evaluasi Pendidikan, mengatakan validity of a test has been defined as the extent to which the test measures what it was designed to measure (Validitas tes didefinisikan sebagai sejauh mana tes mengukur apa yang dirancang untuk mengukur ). 12 Mengutip dari Cureton dalam buku Evaluasi Pendidikan, bahwa The essential question of test validity is how well a test does the job it is employed to do (Pertanyaan penting dari uji validitas adalah seberapa baik tes melakukan pekerjaan itu digunakan untuk melakukan). 13 Selanjutnya, Sutrisno Hadi dalam buku Evaluasi Pendidikan menyatakan 11 Purwanto, Op. Cit, hlm Fajri Ismail, Evaluai Pendidikan, (Palembang : Tuna Gemilang Press, 2014), hlm Ibid., hlm. 216

14 14 keshahihan dibatasi sebagai tingkat kemampuan suatu instrument untuk mengungkap sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran. 14 Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang diinginkan diukur. 15 Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai 16 Anasti dan Urbina dalam buku Evalusai Hasil Belajar menjelaskan validitas berhubungan dengan apakah tes mengukur apa yang mesti diukurnya dan seberapa baik dia melakukannya. 17 Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian validitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa validitas adalah suatu standar ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu instrumen. Dan dapat diberikan pengertian bahwa: 1. Validitas berkaitan dengan pengukuran 2. Validitas memberikan informasi berkaitan dengan tujuan 3. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya di ukur. 14 Ibid., hlm Purwanto, Op. Cit., hlm Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Ibid.,hlm. 153

15 15 Djali dan Pudji Mulyono dalam buku Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa ada tiga jenis validitas yag sering digunakan dalam penyusunan instrument yakni validitas isi, validitas bangun pengertian, dan empiris. 18 1) Validitas Isi Menurut Gregory dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan validitas ini menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrument mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut. 19 Validitas isi adalah validitas yang diperoleh setelah melakukan penganalisaan, penelusuran, atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrument mengukur isi yang harus diukur. Ciri khusus validitas isi ini adalah validitas ini mendasarkan pada analisis logika, tidak dihitung secara statistik. 20 2) Validitas konstruk Validitas konstruksi dapat diartikan sebagai validitas yang melihat dari segi susunan, kerangka atau rekaannya 21. Menurut Sopiah dan Sangaji sebagaimana dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa validitas konstruk menunjuk kepada seberapa jauh 18 Fajri Ismail, Loc. Cit, hlm Ibid., hlm Anas Sudijono, Pengantar Evalusai Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hlm Ibid., hlm. 166

16 16 suatu tes mengukur sifat atau bangunan pengertian (konstruk) tertentu dan validitas ini penting bagi tes-tes yang digunakan untuk menilai kemampuan dan sifat-sifat kejiwaan seseorang termasuk sikap, bakat, minat, konsep diri, motivasi dan sebagainya. 22 Menurut Djali dan Pudji Mulyono seperti dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa untuk menentukan validitas konstruk suatu instrument harus dilakukan melalui proses penelahaan teoritis dari suatu konsep variable yang hendak kita ukur, mulai dari perumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator, sampai kepada penjabaran dan penulisan butir-butir item instrument 23. 3) Validitas empiric Validitas empirik merupakan validitas yang didasarkan pada analisa data empirik yang bersumber atau didapatkan dari pengamatan di lapangan. Menurut Djali dan Pudji Mulyono seperti dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan menjelaskan bahwa validitas empirik sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitas ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal dan eksternal. Kriteria internal adalah tes atau instrument itu sendiri yang menjadi kriteria, 22 Fajri Ismail, Op. Cit., hlm Ibid.,

17 17 sedangkan kriteria eksternal adalah hasil ukur instrument atau tes lain di luar instrument itu sendiri yang menjadi kriteria. 24 Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa suatu tes hasil belajar dapat dikatakan valid secara empirik apabila tes itu diuji dan dianalisa berdasarkan hasil yang didapat dari lapangan. Validitas butir soal item adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item soal, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut. 25 Menurut Djali dan Pudji Mulyono seperti dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa validitas butir soal merupaka validitas internal di mana validitas butir soal diperlihatkan oleh seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten dengan hasil ukur instrument secara keseluruhan. e. Pengertian Reliabilitas Reliabilitas berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliable yang artinya dapat dipercaya. 26 Secara etimologi reliabilitas mengisyaratkan bahwa reliabilitas dalam kontek hasil belajar adalah sejauh mana tes tersebut dapat dipercaya dan diandalkan. 27 Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya 28 Beberapa ahli memberikan batasan tentang reliabilitas. Menurut Thordike dan Hagen yang dikutip dari buku Evaluasi Hasil Belajar 24 Ibid., hlm Anas Sudijono, Op. Cit., hlm Purwanto, Op. Cit, hlm Fajri Ismail, Op. Cit., hlm Nana Sudjana, Op. Cit., hlm.16

18 18 reliabilitas berkaitan dengan akurasi instrumen dalam mengukur yang hendak diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang. 29 Menurut Hopkin dan Antes yang dikutip dari buku Evaluasi Hasil Belajar menyatakan reliabilitas sebagai konsistensi pengamatan yang diperoleh dari pencatatan berulang baik pada satu objek maupun sejumlah objek.. 30 Menurut Kusaeri yang dikutip dari buku Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa reliabilitas memiliki karakteritik sebagai berikut: 1) reliabilitas merujuk pada hasil yang didapat melalui sebuah instrumen tes, bukan merujuk kepada instrumennya sendiri. 2) reliabilitas merupakan syarat perlu, tetapi belum cukup untuk syarat validitas. 3) reliabilitas utamanya berkaitan dengan statistik. 31 Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian reliabilitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi objek ukur. F. Definisi Operasional Kualitas tes adalah taraf baik atau buruknya suatu tes untuk mencapai penyempurnaan secara berkesinambungan sehingga sesuai dengan persyaratan tes. 29 Purwanto, Loc. Cit, hlm Ibid., hlm Fajri Ismail, Op. Cit., hlm. 250

19 19 Tes hasil belajar adalah alat untuk mengukur hasil belajar yakni sejauh mana perubahan perilaku yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh peserta didik. Ujian akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Mata Pelajaran Fiqh adalah salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan taharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. G. Metodologi Penelitian Metode berasal dari kata metode yang berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan fikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. 32 Jika kita kaitkan dengan penelitian maka metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan fikiran secara seksama agar tercapai suatu tujuan Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hal.1 33 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2011), hlm.11

20 20 1. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang menjadi sumber sampel. 34 Bagian dari populasi yang terdiri dari beberapa unit populasi disebut contoh atau sampel. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah 3 Madrasah Aliyah Negeri di Kota Palembang siswa siswi kelas XI Madrasah Aliyah Negeri di Kota Palembang yang berjumlah 800 orang. Tabel 1 Anggota Populasi No Nama Sekolah Jumlah 1 MAN 1 Palembang 200 orang 2 MAN 2 Palembang 250 orang 3 MAN 3 Palembang 290 orang Jumlah 840 orang Sedangkan, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 35 Penarikan sampel dalam penelitian ini berdasarkan simple random sampling atau pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi itu. 36 Adapun yang menjadikan sampel dalam penelitian ini yaitu berjumlah 211 orang. 34 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm Ibid, hlm Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 121.

21 21 Tabel 2 Jumlah Sampel No Nama Sekolah Jumlah Siswa-siswi per kelas 1 Kelas XI MAN 1 Palembang 66 orang 2 Kelas XI MAN 2 Palembang 71 orang 3 Kelas XI MAN 3 Palembang 74 orang Jumlah 211 orang Cara menentukan ukuran sampel, dalam hal ini penulis menggunakan tingkat kesalahan 10% dengan rumus sebagai berikut: a. MAN 1 Palembang = 66 Jadi yang dijadikan sampel di MAN 1 Palembang sebanyak 66 orang b. MAN 2 Palembang = 71

22 22 Jadi yang dijadikan sampel di MAN 2 Palembang sebanyak 71 orang c. MAN 3 Palembang = 74 Jadi yang dijadikan sampel di MAN 3 Palembang sebanyak 74 orang 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan dengan lokasi Madrasah Aliyah Negeri di Kota Palembang. Penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuantitatif yaitu dengan menganalisis data dengan menggunakan statistik. b. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 37 Ibid, hlm. 308.

23 23 1. Sumber data primer adalah sumber data yang berasal dari objek penelitian. Objek penelitian disini adalah soal tes ujian akhir semester kelas XI mata pelajaran fiqh di Kota Palembang tahun Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari sumbersumber seperti laporan, buku, maupun lembaga-lembaga terkait yakni orang-orang yang dapat memberikan keterangan tentang objek penelitian seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan semua aspek yang mendukung penelitian ini. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. 38 Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh data butir-butir soal, kunci jawaban, dan hasil tes siswa. 5. Teknik Analisi Data Teknik analisis data yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoeh dari hasil penelitian sehingga dapat mudah dipahami. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan teknik analisis statistik. 38 Ibid.,hlm. 308

24 24 H. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan dalam pembahasan serta memudahkan dalam pembahasan serta memudahkan bagi para pembaca untuk memahami isi dari skripsi ini disusun dengan per bab. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan BAB II Landasan Teori yang membahas tentang pengertian tes hasil belajar, ujian akhir semester, pengertrian derajat kesukaran, pengertian daya pembeda soal, pengertian pengecoh (distactor) butir soal, pengertian validitas dan pengertian reliabilitas. BAB III Kondisi umum yang berisikan tentang sejarah berdirinya Madrasahmadraah Aliyah Negeri di Kota Palembang, jumlah siswa, guru, karyawan, struktur organisasi dan sarana prasarana. BAB IV Analisis data tentang kualitas tes hasil belajar soal ujian akhir semester kelas XI mata pelajaran fikih Madrasah Aliyah Negeri di Kota Palembang Tahun Ajaran BAB V Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.

25 25 BAB II KUALITAS TES HASIL BELAJAR A. Tes 1. Pengertian Tes Tes berasal dari kata testum dari bahasa Perancis yang berarti piring untuk menyisihkan logam mulia dari material lain seperti pasir, batu tanah, dan sebagainya. Menurut Anne Anastasi, Tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. 39 Zainal Arifin mengartikan tes sebagai suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. 40 Di sisi lain, menurut Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka satu sama lain. 41 Dari pengertian beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan tes adalah cara atau prosedur dalam rangka 39 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2011), hlm Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Anas Sudijono, Op.Cit., hlm 66

26 26 pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan. Tes tersebut dapat berbentuk pemberian tugas kepada peserta didik sehingga hasilnya dapat dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. 2. Macam-macam Tes Sebagai alat pengukur dan penilai dalam evaluasi hasil belajar, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan. Secara garis besar, tes sebagai alat evaluasi digolongkan menjadi dua macam yaitu tes dan bukan tes (non tes). Tes dapat digolongkan menjadi beberapa macam yaitu: a) Penggolongan Tes Berdasarkan Fungsinya Sebagai Alat Pengukur Perkembangan / Kemajuan Belajar Peserta Didik b) Kemajuan Belajar Peserta Didik. 1) Tes Seleksi 2) Tes Awal 3) Tes Akhir 4) Tes Diagnostik 5) Tes Sumatif 6) Tes Formatif c) Penggolongan Tes Berdasarkan Aspek Psikis yang Ingin Diungkapkan. 1) Tes Intelegensi 2) Tes Kemampuan 3) Tes Sikap 4) Tes Kepribadian 5) Tes Hasil Belajar d) Penggolongan Lain lain 1) Dilihat dari segi banyaknya orang yang mengikuti tes. a) Tes Individual. b) Tes Kelompok. 2) Dilihat dari segi waktu yang disediakan bagi testee untuk menyelesaikan tes. a) Power Test b) Speed Test

27 27 B. Hasil Belajar 3) Dilihat dari segi bentuk responnya. a) Verbal Test b) Nonverbal Test 4) Ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawaban. a) Tes Tertulis b) Tes Lisan Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. 43 Dengan memperhatikan teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku jiwa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proes belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun pikomotorik. 42 Anas Sudijono, Op.Cit., hlm Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 44

28 28 2. Domain Hasil Belajar Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiawaan yang akan diubah dalam proeses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga domain: kognitif afektif dan piskomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam menguasai isi bahan pengajaran. a. Ranah Kognitif Ranah kognitif adalah ranah yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari tujuh aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi, dan kreasi. Seperti yang diungkapkan Anas Sudijono Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). 44 Menurut Bloom dalam Anas Sudijono segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. 45 Pada awalnya Bloom mengklasifikan tujuan kognitif dalam enam level, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi (apply), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation) dalam satu dimensi, akan tetapi Anderson dan Kratwohl merevisinya menjadi dua dimensi, yaitu proses dan isi/jenis. Pada dimensi proses, terdiri atas mengingat (remember), 44 Anas Sudijono, Op. Cit., hlm Ibid.,

29 29 memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), menilai (evaluate), dan berkreasi (create). Pada dimensi isinya terdiri atas pengetahuan faktual (factual knowlwdge), pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural knowledge), dan pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge). b. Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni, penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah afektif merupakan internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah laku. Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya apabila telah memiliki penguasaan yang tinggi pada ranah kognitifnya. Hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagi tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman kelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar seperti yang dikemukakan Nana Sudjana, Kategorinya dimulai dari

30 30 tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, meliputi: 1. Menerima (receiving), yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. 2. Menjawab (responding), yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. 3. Penilaian (valuing) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. 4. Organisasi (organization), yakni pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. 5. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai (characterization by a value or value complex), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. 46 c. Ranah Psikomotorik Ranah psikomotorik merupakan kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan gerak tubuh atau bagian-bagiannya, mulai dari gerakan sederhana sampai gerakan yang kompleks. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni: 1. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak disadari). 2. Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar. 3. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dll. 4. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan. 5. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada ketrampilan kompleks. 46 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 30

31 31 6. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. 47 Menurut Anas Sudijono ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. 48 Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif. Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif. Penilaian psikomotor memang lebih sulit dan subjektif dibandingkan dalam aspek kognitif karena penilaian psikomotorik memerlukan pengamatan dengan keterandalan yang tinggi terhadap dimensi-dimensi yang akan diukur. Apabila pengukuran dalam aspek psikomotor ini tidak dilakukan secara cermat maka aspek subjektivitas akan lebih dominan. C. Tes Hasil Belajar 1. Pengertian Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh peserta didik. 49 Tes diujikan setelah peserta didik memperoleh 47 Ibid,.hlm Anas Sudijono, Op. Cit., hlm Purwanto, Op.Cit., hlm. 66.

32 32 materi yang sebelumnya telah diajarkan oleh guru. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur hasil belajar yakni sejauh mana perubahan perilaku yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh peserta didik. Sebuah tes hasil belajar dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, diantaranya adalah: 50 a. Validitas Kata valid dalam bahasa Indonesia sering diartikan dengan istilah shahih. Sebuah tes dapat dikatakan telah memiliki validitas apabila tes tersebut dengan shahih telah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur lewat tes tersebut. Dalam pembicaraan evaluasi pada umumnya orang hanya mengenal istilah valid untuk alat evaluasi atau instrumen evaluasi. Hingga saat ini belum banyak yang menerapkan istilah valid untuk data. Sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya. b. Reliabilitas Reliabilitas sering dikaitkan dengan masalah kepercayaan. Tes dapat dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulang kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Dengan kata lain, jika para siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berbeda maka setiap siswa akan tetap berada pada ururan (ranking) yang sama pada kelompoknya. c. Objektivitas Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor-faktor subjektivitas yang mempengaruhi. Dalam hal ini kaitannya dengan sistem pemberian skor terhindar dari unsur-unsur subjektivitas yang melekat pada penyusun tes. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan pada sistem scoring, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes. d. Praktikabilitas Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang: hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),

33 33 1. Mudah dilaksanakan 2. Mudah pemeriksaannya 3. Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/diawali oleh orang lain. e. Ekonomis Yang dimaksud ekonomis adalah pelaksanaan tes tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama. Menurut Daryanto menjelaskan 4 cara dalam menilai soal yang baik: a. Meneliti secara jujur soal-soal yang disusun, kadang-kadang terdapat ketidakjelasan perintah atau bahasa, taraf kesukaran atau penyebab lainnya dari soal-soal tersebut. Dalam hal ini secara kualitatif kita membuat serangkaian pertanyaan-pertanyaan, misalnya: a) apakah pertanyaan setiap topik sudah seimbang? b) apakah semua soal sudah memuat dan menanyakan bahan yang telah diajarkan? c) apakah soal yang kita susun memiliki pertanyaan yang membingungkan (dapat disalah artikan)? d) apakah soal yang kita buat sudah mengacu kepada SK, KD dan indikator? e) apakah soal itu tidak sukar untuk dimengerti? f) apakah soal itu dapat dikerjakan oleh sebagian besar siswa? b. Mengadakan analisis soal dimana analisis soal adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun fungsinya adalah: a) membantu mengidentifikasi butir-butir soal yang jelek. b) memperoleh informasi yang akan digunakan untuk menyempurnakan soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut. c) memperoleh gambaran secara sekintas tentang keadaan yang kita susun. c. Menguji dengan cara menvalidasi tes tersebut dan validasi yang paling penting dari tes buatan guru adalah validitas kurikuler (content validity). Untuk mengadakan checking bagian pelajaran secara khusus dan jelas sehingga setiap soal dapat kita jodohkan dengan setiap tujuan khusus tersebut. Validasi kurikuler sangat cocok digunakan pada kurikulum saat ini karena memiliki SK, KD dan indikator dalam setiap proses pembelajaran. d. Menguji dengan cara mengecek tingkat reliabilitas soal tersebut. Salah satu indikator untuk tes yang mempunyai reliabilitas tinggi adalah bahwa kebanyakan dari soal-soal tes yang mempunyai daya pembeda tinggi Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm

34 34 Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa suatu tes hasil belajar dapat dikatakan baik apabila tes itu diuji dan dianalisa berdasarkan hasil yang didapat dari lapangan. 2. Ciri-ciri Kualitas Tes Hasil Belajar Analisis kualitas tes merupakan suatu tahapan yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes. Dalam penilaian hasil belajar diharapkan tes dapat menggambarkan hasil yang objektif dan akurat. Dalam melaksanakan analisis kualitas tes, pembuat soal dapat melakukan analisis secara kualitatif, dalam kaitannya dengan isi dan bentuk, dan analisis secara kuantitatif dalam kaitannya dengan ciri-ciri statistikanya atau prosedur peningkatan secara judgment dan prosedur peningkatan secara empirik. Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk, sedangkan analisis kuantitatif mencakup tingkat kesukaran, daya beda, fungsi pengecoh, validitas dan reliabilitas soal. a. Tingkat Kesukaran Berkualitas atau tidaknya butir-butir soal tes hasil belajar dapat dianalisis dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing soal yang diujikan kepada siswa. Butir soal yang baik adalah apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu

35 35 mudah atau dengan kata lain derajat kesukaran item adalah berada pada kategori sedang atau cukup. 52 Menurut Crocker dan Algina yang dikutip dari buku evaluasi hasil belajar mengatakan tingkat kesukaran didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar. 53 b. Daya Beda Daya beda (discriminating power) adalah kemampuan butir soal tes hasil belajar membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah. 54 Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal tes hasil belajar untuk dapat membedakan (mendeskriminasikan) antara siswa yang berkemampuan tinggi (pintar) dengan siswa yang berkemampuan rendah sehingga siswa yang pintar akan menjawab dengan benar lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang kurang pintar. 55 Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antar 0,00 sampai 1, Fajri Ismail, Evaluai Pendidikan, (Palembang : Tuna Gemilang Press, 2014), hlm Ibid., hlm Ibid., hlm Anas Sudijono, Op. Cit., hlm Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm.183

36 36 c. Pengertian Pengecoh (distractor) Pengecoh (distractor) adalah pilihan yang bukan merupakan kunci jawaban. Misalnya: pada soal objektif jenis benar-salah, bila kunci jawabannya adalah salah maka benar merupakan pengecoh. Pada soal objektif pilihan ganda dengan empat pilihan a, b, c, d dan kunci jawabnya adalah c maka a, b, d, merupakan pengecoh. 57 Dengan demikian, efektivitas distractor adalah seberapa baik pilihan yang salah tersebut dapat mengecoh peserta tes yang memang tidak mengetahui kunci jawaban yang tersedia. Semakin banyak peserta tes yang memilih distractor tersebut, maka distractor itu dapat menjalankan fungsinya dengan baik. d. Pengertian Validitas Pengertian validitas menurut Lewis R Aiken dalam buku Evaluasi Pendidikan, mengatakan validity of a test has been defined as the extent to which the test measures what it was designed to measure (Validitas tes didefinisikan sebagai sejauh mana tes mengukur apa yang dirancang untuk mengukur ). 58 Mengutip dari Cureton dalam buku Evaluasi Pendidikan, bahwa The essential question of test validity is how well a test does the job it is employed to do (Pertanyaan penting dari uji validitas adalah 57 Purwanto, Op. Cit, hlm Fajri Ismail, Op. Cit., hlm. 215

37 37 seberapa baik tes melakukan pekerjaan itu digunakan untuk melakukan). 59 Selanjutnya, Sutrisno Hadi dalam buku Evaluasi Pendidikan menyatakan keshahihan dibatasi sebagai tingkat kemampuan suatu instrument untuk mengungkap sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran. 60 Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang diinginkan diukur. 61 Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. 62 Anasti dan Urbina dalam buku Evalusai Hasil Belajar menjelaskan validitas berhubungan dengan apakah tes mengukur apa yang mesti diukurnya dan seberapa baik dia melakukannya. 63 Validitas suatu instrumen evaluasi, tidak lain adalah derajat yang menunjukan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. 64 Validitas suatu instrumen evaluasi mempunyai beberapa makna penting diantaranya seperti berikut. 65 Validitas berhubungan dengan ketepatan interpretasi hasil tes atau instrumen evaluasi untuk grup individual dan bukan instrumen itu sendiri. 59 Ibid., hlm Ibid.,hlm Purwanto, Op. Cit., hlm Nana Sudjana, Op.Cit., hlm Ibid.,hlm Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 2011), hlm Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 31.

38 38 Validitas diartikan sebagai derajat yang menunjukan kategori yang bisa mencakup kategori rendah, menengah dan tinggi. Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian validitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa validitas adalah suatu standar ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu instrumen. Dan dapat diberikan pengertian juga bahwa: 1. Validitas berkaitan dengan pengukuran 2. Validitas memberikan informasi berkaitan dengan tujuan 3. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya di ukur. Prinsip suatu tes valid, tidak universal. Validitas suatu tes yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa ia hanya valid untuk suatu tujuan tertentu saja. Tes valid untuk bidang studi Fiqh belum tentu valid untuk bidang yang lain misalnya bidang Qur an Hadits. Validitas memiliki beberapa karakteristik, antara lain: Menunjuk kepada hasil dari penggunaan instrumen tersebut bukan pada instrumennya. 2. Menunjukkan suatu derajat atau tingkatan, validitasnya tinggi, sedang atau rendah, bukan valid atau tidak valid. 3. Tidak berlaku umum. Suatu tes Fiqih menunjukkan validitas tinggi untuk mengukur keterampilan memahami, tetapi hanya sedang dalam memahami kemampuan berpikir tentang Fiqh, bahkan rendah dalam memprediksi keberhasilan dalam fiqh untuk masa yang akan datang. 66 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm

39 39 Ada dua unsur penting dalam validitas. Pertama, validitas menunjukan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang sedang dan ada yang rendah. Kedua, validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang spesifik. Sebagaimana pendapat R.L. Thorndike dan H.P. Hagen bahwa validity is always in relation to a specific decision or use (Validitas selalu dalam kaitannya dengan keputusan tertentu atau penggunaan). Sementara itu, Gronlund mengemukakan ada tiga faktor yang mempengaruhi validitas hasil tes, yaitu: Faktor instrumen evaluasi 2. Faktor administrasi evalusai dan penskoran 3. Faktor dari jawaban peserta didik Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi tidak valid. Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal tes dan faktor yang berasal dari peserta didik yang bersangkutan. 68 a. Faktor yang berasal dari dalam tes. Beberapa sumber yang pada umumnya berasal dari faktor internal tes evaluasi di antaranya sebagai berikut: 1. Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat mengurangi validitas tes. 2. Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrumen evaluasi, terlalu sulit. 3. Item-item tes dikonstruksi dengan jelek. 4. Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang diterima peserta didik. 5. Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk kemungkinan terlalu kurang atau terlalu longgar. 6. Jumlah item tes terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sampel materi pembelajaran. 7. Jawaban masing-masing item evaluasi bisa diprediksi peserta didik. 67 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Sukardi, Op.Cit, hlm

TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI MATA PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI MATA PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2014 1 Tadrib Vol. II No. 2 Edisi Desember 2016 TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI MATA PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2014 Robi Awaludin Alumni UIN Raden Fatah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Tinjauan Teori tentang Ekonomi Akuntansi. berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Tinjauan Teori tentang Ekonomi Akuntansi. berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan Teori tentang Ekonomi Akuntansi a. Pengertian Ekonomi Akuntansi Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan), yang hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 20013/201 DI KABUPATEN PURBALINGGA

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 20013/201 DI KABUPATEN PURBALINGGA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 20013/201 DI KABUPATEN PURBALINGGA Dwi Haryanto Guru SDN 1 Kutasari, Kabupaten Puralingga Email: dwiharyanto1968@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk field research atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan global. Tantangan dan perkembangan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan global. Tantangan dan perkembangan pendidikan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang besar dalam kehidupan manusia serta membawa manusia kepada persaingan global. Tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasa sulit bagi kebanyakan peserta didik. Prestasi belajar untuk memahami pelajaran fisika dalam suatu sekolah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Make A Match

BAB II LANDASAN TEORI. A. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Make A Match 25 BAB II LANDASAN TEORI A. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Make A Match 1. Pengertian metode make a match Pengertian metode adalah teknik atau cara-cara yang dilakukan guru untuk

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER MAHASISWA BIOLOGI MATA KULIAH BIDANG PENDIDIKANSEMESTER GASAL PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas butir soal matematika pada UKA PLPG

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT Nurul Septiana Prodi TBG Jurusan PMIPA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangkaraya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORETIK BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Tinjauan Tentang Kualitas Berbicara tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tujuan tertentu. 1 Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 A III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan pokok-pokok yang akan penulis teliti, sehingga memudahkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teoretis 1. Strategi Cooperative Script Dalam strategi pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Pada hakikatnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun kekurangannya, sekaligus sebagai

Lebih terperinci

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography. Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA YANG BERKUALITAS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS SEMESTER GENAP SMA NEGERI

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK.

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK. ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK Miftakhul Ulum S1 Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Lebih terperinci

Kata kunci: analisis butir soal, mata pelajaran geografi,

Kata kunci: analisis butir soal, mata pelajaran geografi, 0 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER GENAP MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 1 NATAR Rima Melati 1, Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. 2 Drs. Zulkarnain, M.Si. 3 The objective of the research was to analyze

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan 1 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan posttest yang dilakukan terhadap dua kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana pada

Lebih terperinci

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Muhammad Idris 1), Arvyaty 2)

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Muhammad Idris 1), Arvyaty 2) Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 211/212 Muhammad Idris 1), Arvyaty

Lebih terperinci

BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN

BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN ANALISIS POKOK UJI DRA. SITI SRIYATI, M.Si JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA UPI ANALISIS POKOK UJI / TEKNIK ANALISIS SOAL TES ISTILAH YANG DIBERIKAN PADA PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran Evaluasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menentukan nilai dari suatu kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai jenis dan pendekatan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik

Lebih terperinci

Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015

Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015 Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Siti Maemunah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental, dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal dan nonformal, tak terhindar dari pengukuran (measurement) dan tes. Suatu tes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang besar dalam kehidupan manusia serta membawa manusia kepada persaingan global. Tantangan

Lebih terperinci

Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2013, Volume 8 Nomor 2, ( )

Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2013, Volume 8 Nomor 2, ( ) PELAKSANAAN PENGUKURAN RANAH KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS III SD MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA Oleh : Iin Nurbudiyani * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu menggunakan perhitungan statistik yang hasilnya dapat dilihat berupa angka-angka. Sedangkan data dianalisis

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI Analisis Butir Soal...(Fitriani Fajar Sahwan) 1 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI AN ANALYSIS OF THE FINAL EXAMINATION ITEMS OF ACCOUNTING ECONOMIC COURSE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian evaluatif. Penelitian evaluatif yaitu penelitian dengan mengumpulkan data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober 2014 05 Januari 2015 di SMA Negeri 1 Rimba Melintang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Perangkat Evaluasi a. Evaluasi Evaluasi merupakan program yang dilaksanakan untuk mengetahui tujuan yang dicapai. Tayibnapis (2008:189-190) mengatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang termasuk dalam jenis penelitian pra-eksperimental dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan. Menurut Rusman, pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan. Menurut Rusman, pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, peneliti memaparkan tentang alasan peneliti yang meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Ibādah Maḥḍah Aspek Kognitif pada Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti jalan yang ditempuh atau dilewati. Sedangkan penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Satrisman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Satrisman, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang berfungsi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum penelitian ini diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam pendidikan diartikan sebagai cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kancah atau lapangan, (field research) yang berusaha secara maksimal mengungkapkan fakta, lapangan dan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari objeknya, penelitian yang dilakukan penulis termasuk penelitian lapangan (field research), karena data-data yang diperlukan untuk penyusunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tahapan-tahapan atau cara dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL. Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM :

KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL. Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM : KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM : 431 409 057 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian A III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian quasi-eksperiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI Analisis Butir Soal (Oktawuri Prihantiwi dan M. Djazari, M.Pd) 1 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI AN ANALYSIS OF THE FINAL EXAMINATION ITEMS OF ACCOUNTING ECONOMIC Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu 36. Jenis penelitian ini merupakan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan adalah jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode penelitian dalam makna yang lebih luas bisa berarti rancangan penelitian.

Lebih terperinci

Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013, Hal dari rencana pendidikan. Namun perlu dicatat

Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013, Hal dari rencana pendidikan. Namun perlu dicatat Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013, Hal 88 93 dari rencana pendidikan. Namun perlu dicatat PELAKSANAAN PENGUKURAN RANAH KOGNITIF, bahwa AFEKTIF, tidak DAN semua PSIKOMOTOR bentuk evaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo Utara, pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo Utara, pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 1 Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap istilah yang ada dalam penelitian ini. 1. Analisis kualitas soal, soal dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Lebih terperinci

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM 1 THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM Jenlifita Marla Putri 1, Muhammad Nasir 2, Azhar 3 Email:jenlifitamarlap.utie@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.1 Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing

BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing 37 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen mendapat perlakuan model pembelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN Analisis Butir Soal... (Ratna Candra Wulaningtyas) 1 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN AN ITEM ANALYSIS OF FINAL EXAMINATION ITEM OF PENGANTAR

Lebih terperinci

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA JENJANG SLTP DI KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN AJARAN 2011/2012

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA JENJANG SLTP DI KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN AJARAN 2011/2012 KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA JENJANG SLTP DI KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN AJARAN 2011/2012 Adham Panggu Rumanda 1), La Misu 2) 1) Alumni Program Studi Pendddikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survai. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI Analisis Butir Soal (Arina Bahro Shabrina) 1 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI AN ANALYSIS OF THE FINAL EXAMINATION ITEMS OF INTRODUCTION TO ACCOUNTING AT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Untuk menjawab permasalahan yang ada serta untuk membuktikan hipotesa yang penulis ajukan, diperlukan data yang akurat sehingga menghasilkan data yang signifikan sebagai jawaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan 45 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen mendapatkan perlakuan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm. 74-82 PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI Oleh Sukanti 1 Abstrak Terdapat empat karakteristik afektif yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Perbankan Riau tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Perbankan Riau tahun BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Perbankan Riau pada kelas X tahun ajaran 2013/2014. B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian menggunakan Randomized Pretest-Posttest Conttrol Group

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember pada 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember pada tahun 2013, di MTs Darul Ulum Palangka Raya kelas VIII semester I tahun

Lebih terperinci

Tugas Evaluasi Pendidikan RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM

Tugas Evaluasi Pendidikan RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM Tugas Evaluasi Pendidikan RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM Dosen Pembina: PROF. DR.Ahmad Fauzan,M.Pd, M.Sc. Oleh: Kelompok I Asmi yuriana Dewi Desi Delarosa Isra Marlinawaty Sri Rahayu KONSENTRASI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh 1. Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan 8 BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan karena hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai kualitas suatu sekolah maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 yaitu mulai tanggal 14-30 Mei 2013. Penelitian ini dilakukan di kelas

Lebih terperinci

Secara teoritis, siswa dalam suatu kelas (populasi/kelompok) keadaannya heterogen --tes kurva normal 4 % 34 % 34 % 4 % 2 %

Secara teoritis, siswa dalam suatu kelas (populasi/kelompok) keadaannya heterogen --tes kurva normal 4 % 34 % 34 % 4 % 2 % Analisis Instrumen Assessment Menilai Tes Secara teoritis, siswa dalam suatu kelas (populasi/kelompok) keadaannya heterogen --tes kurva normal 2 % 4 % 34 % 34 % 4 % 2 % (sebagian besar siswa berada di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian dari segi metode, dan penelitian ini menggunakan metode survey. Metode survey digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah Darussalam Bagan Batu.Pemilihan lokasi ini berdasarkan atas alasan bahwa melihat keaadaaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran Student Team Heroic Leadership dan pemberian tugas terstruktur

Lebih terperinci

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI Sukanti Abstrak Terdapat empat karakteristik afektif yang penting dalam pembelajaran yaitu: (1) minat, 2) sikap, 3) konsep diri, dan 4) nilai. Penilaian afektif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field Research), yaitu penelitian yang dilakukan di medan/tempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tes Hasil Belajar a. Pengertian Tes merupakan alat ukur untuk proses pengumpulan data di mana dalam memberikan respon atas pertanyaan dalam instrumen, peserta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Peneliti memilih lokasi penelitian di SMP Negeri 1 yang terletak di Jl. Bhayangkari 368 desa Juwet Kenongo, kecamatan Porong kabupaten Sidoarjo. Telp.

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015 ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh Sri Wati Muhammad Surip, S.Pd., M.Si Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dalam menyelesaikan soal. Namun setelah diprediksi lebih lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dalam menyelesaikan soal. Namun setelah diprediksi lebih lanjut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang abstrak, sehingga kita membutuhkan pemahaman dan keterampilan yang mendalam untuk bisa menguasainya. Di antara keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lubuk Alung. Penulis memilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lubuk Alung. Penulis memilih 62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lubuk Alung. Penulis memilih SMP ini sebagai tempat penelitian dengan alasan: a) PBM dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan teknik analisis komparatif. Penelitian komparatif diarahkan untuk

Lebih terperinci