Kata Pengantar. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas. Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Pengantar. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas. Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua,"

Transkripsi

1

2 Kata Pengantar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua, Kolega dan mitra kerja yang saya hormati. Seperti kita ketahui bersama, tantangan pembangunan semakin hari semakin kompleks. Ekspektasi masyarakat terhadap pemerintah yang semakin tinggi, dinamika global yang terus bergejolak, hingga kualitas pembangunan nasional yang seringkali masih belum maksimal, ikut menjadi tantangan bagi penyelenggaraan pemerintah. Sayangnya tidak semua tantangan tersebut dapat ditangani oleh pemerintah. Pemerintah membutuhkan begitu banyak mitra kerja untuk membantu menghadirkan pembangunan yang berkualitas. Demi menghadirkan dialog yang konstruktif dengan mitra pembangunan tersebut, pemerintah bertanggungjawab untuk membangun ekosistem yang kondusif; ekosistem pemerintahan terbuka yang mengedepankan aspek-aspek transparansi, akuntabilitas, inovatif, dan juga inklusif di dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Hal inilah yang kemudian ingin kita kembangkan di dalam Rencana Aksi Nasional Pemerintahan Terbuka Rencana Aksi ini bertujuan mengakselerasi komitmen pemerintah di dalam: 1) peningkatan partisipasi publik di dalam penyelenggaraan pemerintah; 2) perbaikan tata kelola pemerintahan melalui penyempurnaan reformasi birokrasi dan pelayanan publik; 3) penguatan keterbukaan informasi publik; 4) dan penguatan tata kelola data. Dengan selesainya proses penyusunan Rencana Aksi Nasional Pemerintahan Terbuka ini, saya optimistis ke depannya kita akan mampu menjawab tantangan tersebut. Sumber optimisme saya hadir bukan karena kehadiran dokumen ini semata, namun juga karena proses di balik penyusunannya. Dalam waktu kurang lebih sebelas bulan lamanya, tim teknis dari empat belas kementerian dan lembaga, lima pemerintah daerah, dan kelompok masyarakat sipil saling bahu-membahu menyusun rencana aksi ini. Dengan optimisme yang tinggi tersebut, saya ingin mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi- tingginya bagi seluruh mitra yang telah ikut menyusun Rencana Aksi Nasional Pemerintahan Terbuka ini. Semoga kerja-keras kita bersama dalam menghasilkan rencana aksi ini, dapat membantu pemerintah dalam menyusun dan melaksanakan program pembangunan yang lebih baik untuk masyarakat. Tidak hanya pada hari ini, namun juga di masa mendatang. Terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas

3 A. Pengantar Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah atau Open Government Indonesia (Renaksi OGI) adalah Renaksi yang ke-empat sejak Indonesia bergabung di dalam kemitraan global pemerintahan terbuka atau lebih dikenal dengan Open Government Partnership (OGP). Renaksi OGI adalah renaksi pertama yang disusun dan ditetapkan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak beliau menjabat menjadi Presiden pada bulan Oktober Presiden Joko Widodo telah menetapkan bahwa pemerintah harus hadir di tengah-tengah masyarakat dengan membangun tatakelola yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Keinginan tersebut akan dilakukan melalui lima agenda pembangunan nasional: (i) melanjutkan konsolidasi demokrasi untuk memulihkan kepercayaan publik; (ii) meningkatkan peranan dan keterwakilan perempuan dalam politik dan pembangunan; (iii) membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintahan; (iv) menyempurnakan dan meningkatkan kualitas reformasi birokrasi nasional; dan (v) meningkatkan partisipasi publik dalam proses pengambilan kebijakan. Dari lima agenda pembangunan ini, yang menjadi landasan kebijakan pemerintahan terbuka di Indonesia adalah agenda (iii), (iv), dan (v) yakni bagaimana membangun pemerintahan yang transparan, akuntabel, responsif dan partisipatoris. Lebih lanjut, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) mengamanatkan tiga strategi utama di dalam membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintahan, yakni: (i) penyempurnaan sistem manajemen dan pelaporan kinerja, (ii) penerapan e-government untuk mendukung bisnis proses pemerintahan dan pembangunan, dan (iii) melalui penerapan open government. Dalam RPJMN , peningkatan kualitas pelayanan publik merupakan salah satu kebijakan prioritas di dalam penyempurnaan dan peningkatan kualitas reformasi birokrasi nasional. Strategi peningkatan pelayanan publik akan ditempuh melalui: (i) memastikan pelaksanaan UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik; (ii) inovasi pelayanan publik; (iii) peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik; dan (iv) penguatan kapasitas dan efektifitas pengawasan pelayanan publik 1. Sedangkan untuk meningkatkan partisipasi publik di dalam proses pengambilan kebijakan, RPJMN mengamanatkan dua strategi utama, yakni: (i) membangun keterbukaan informasi publik dan komunikasi publik; dan (ii) mendorong masyarakat untuk dapat mengakses informasi publik dan memanfaatkannya. Penekanan terhadap pentingnya good governance semakin dipertajam melalui strategi pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang baik sebagai prasyarat tercapainya sasaran pembangunan nasional, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Pengarusutamaan tatakelola ini akan menekankan pada 4 (empat) fokus utama yaitu (i) infrastuktur keterbukaan, (ii) partisipasi masyarakat, (iii) pembenahan birokrasi, dan (iv) pelayanan publik. Dalam konteks tersebut di atas, kebijakan keterbukaan diposisikan sebagai katalisator dari upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Renaksi OGI disusun untuk memberikan daya dorong terhadap realisasi prioritas pemerintah Indonesia di dalam membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintahan. Lebih jauh Renaksi OGI diharapkan dapat membantu pemerintah di dalam menjawab 5 (lima) tantangan utama yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia di dalam mewujudkan pemerintahan yang lebih terbuka dan akuntabel, yakni: i. Praktek korupsi yang sistematis; ii. Akses informasi publik yang terbatas iii. Saluran partisipasi publik yang terbatas iv. Penyediaan pelayanan publik yang belum optimal v. Sistem penegakan hukum yang lemah 1 RPJMN Buku II, Bab Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

4 Sebagai catatan kaki, di luar Renaksi OGI yang disusun setiap tahun sejak tahun 2012, dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan akuntabel, Pemerintah Indonesia memiliki dua kebijakan utama lainnya, yakni Peta Jalan Reformasi Birokrasi dan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Demi mencapai sinergitas antara kedua strategi dimaksud, Renaksi OGI hanya akan memfokuskan di dalam menjawab tantangan (ii), (iii), dan (iv). Renaksi OGI secara spesifik akan mencoba menjawab ketiga tantangan di maksud dengan: i. Mendorong sisi pemanfaatan dari keterbukaan informasi. Upaya-upaya mendorong ketersediaan dan keterbukaan informasi di badan publik (supply side), harus diiringi dengan upaya untuk mendorong sisi pemanfaatan dari keterbukaan informasi. Pemanfaatan informasi publik yang optimal diyakini menjadi kunci dari peningkatan keterbukaan informasi publik; ii. Mendorong tingkat partisipasi publik di dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan. Rencana Aksi ini berupaya mendorong tingkat partisipasi publik di dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan dengan perumusan beberapa panduan praktis yang dapat dipakai oleh Kementerian/Lembaga sebagai acuan pelaksanaan konsultasi publik. iii. Mewujudkan pemerintahan yang responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Untuk mewujudkan pemerintahan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat diperlukan sebuah mekanisme di mana pemerintah dapat merespon setiap kebutuhan warga secara cepat. Rencana Aksi ini akan terus mendukung program pengembangan sistem Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR!) menjadi Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N). Untuk menjawab ketiga tantangan tersebut, Renaksi OGI terbagi di dalam 4 (empat) fokus utama: i. Peningkatan partisipasi publik Peningkatan partisipasi publik akan diupayakan melalui tiga intervensi: yakni perumusan peta jalan pemerintahan terbuka, penyusunan pedoman penerapan prinsip pemerintahan yang terbuka di dalam pencapaian target-target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals, dan penyusunan standar acuan peran serta masyarakat di dalam penyelenggaraan informasi geospasial. ii. Perbaikan tata kelola pemerintahan, reformasi birokrasi, dan penguatan pelayanan publik Perbaikan tata kelola pemerintahan di tingkat administrasi terendah akan diupayakan melalui aksi penguatan tata kelola pemerintahan desa. Penguatan pelayanan publik akan diupayakan melalui penyempurnaan pengembangan mekanisme Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR) sebagai Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N) yang digunakan dan/atau diintegrasikan oleh seluruh instansi publik di Indonesia, serta penguatan kapasitas pengawasan publik Ombudsman RI. iii. Penguatan keterbukaan informasi publik Penguatan keterbukaan informasi publik akan diupayakan melalui peningkatan aspek pemanfaatan keterbukaan informasi di 4 (empat) instansi publik percontohan yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Kesehatan, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. iv. Penguatan tata kelola data Perbaikan tata kelola penyelenggaraan data pemerintahan atau juga dikenal dengan istilah data governance merupakan sebuah upaya untuk mewujudkan data yang akurat, mutakhir, lengkap, dan terbuka sehingga dapat diakses dengan mudah oleh K/L/D sebagai prasyarat perumusan kebijakan dan pengambil keputusan yang berbasiskan fakta (evidence-based atau evidence-informed policy). Selain itu, untuk mendekatkan dampak keterbukaan pemerintah terhadap masyarakat, rencana Aksi OGI juga mulai melibatkan pemerintah daerah melalui serangkaian komitmen dari lima Pemerintah Daerah, yakni (i) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, (ii) Pemerintah Kota Bandung, (iii) Pemerintah Kota Semarang, (iv) Pemerintah Kota Banda Aceh, (v) Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, yang bersedia menjadi bagian dari Proyek Percontohan Pemerintah Daerah Terbuka. 2 Road Map Reformasi Birokrasi dan dapat diunduh pada tautan berikut: dan 3 Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi dapat diunduh pada tautan berikut: ments/10180/16508/6+strategi+pencegahan+dan+pemberantasan+korupsi/dc04a518-07f9-4dab-90ba-af98b04b48eb;jsessionid=b44da111a5475db351f DE0E05AB Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

5 B. Upaya mewujudkan keterbukaan pemerintah Beberapa program kunci/ flagship program yang telah berjalan untuk mendorong agenda keterbukaan pemerintah sejak tahun 2012 antara lain: a. Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR) LAPOR diluncurkan di tahun 2011 sebagai embrio dari sistem aspirasi dan pengaduan masyarakat yang terhubung dan termanfaatkan di seluruh K/L dan Pemerintah Daerah. Saat ini LAPOR! telah ditetapkan menjadi salah satu Program Prioritas Nasional dengan target keluaran utama berupa pemanfaatan dan/atau pengintegrasian sistem LAPOR sebagai Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N) atau sering dikenal dengan sebutan LAPOR-SP4N, yang telah ditetapkan melalui PermenPAN RB No. 3/ 2015 tentang Road Map Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional. Sampai dengan September 2016, LAPOR telah terhubung dengan 100 Kementerian/ Lembaga, 45 Pemerintah Daerah, 83 BUMN, dan 131 Perwakilan RI di luar negeri. b. Inisiatif Satu Data Indonesia Data yang akurat, mutakhir, lengkap, terbuka dan dapat diakses luas oleh masyarakat atau sering juga disebut data dengan integritas tinggi merupakan prasyarat bagi pengelolaan pembangunan yang berkualitas dan bagi pelibatan masyarakat dalam pengelolaan pembangunan. Inisiatif Satu Data merupakan sebuah inisiatif Pemerintah Indonesia untuk menghasilkan data berintegritas tinggi. Hubungan data dan pembangunan seperti dua sisi dari sebuah kesatuan: tanpa data berintegritas tinggi tak mungkin ada keterpaduan pengelolaan pembangunan; dan sebaliknya tanpa pengelolaan pembangunan yang terpadu, mustahil ada data pembangunan yang punya integritas tinggi. Inisiatif Satu Data diupayakan melalui perbaikan tata kelola data pemerintah dengan berbasiskan pada 3 (tiga) prinsip dasar: satu standar data, satu metadata, dan satu portal data (data.go.id). Untuk menjaga kesinambungan perbaikan tata kelola data Indonesia, pemerintah saat ini sedang menyusun dasar hukum dan aturan teknis yang dapat memandu instansi pemerintah dalam bentuk Peraturan Presiden. Sampai dengan September 2016, terdapat 32 instansi pemerintah pusat dan daerah yang sudah terhubung dengan data.go.id. c. Transparansi proses penganggaran Tata kelola anggaran yang baik adalah refleksi dari tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel. Salah satu prasyarat dari keikutsertaan Indonesia di Open Government Partnership adalah adanya transparansi dan partisipasi publik dalam proses penganggaran nasional. Indikator yang digunakan oleh OGP adalah indeks dua-tahunan terkait keterbukaan anggaran yang dikeluarkan oleh International Budget Partnership (IBP) 4, sebuah organisasi non-profit yang mensurvey dan memfasilitasi gerakan keterbukaan anggaran secara global. Tingkat keterbukaan anggaran Indonesia sejak tahun 2008 s/d 2016 bisa dilihat di tabel berikut. 4 IBP mengeluarkan Open Budget Index sejak tahun Delapan indikator IBP di dalam menunjukkan tingkat keterbukaan sistem anggaran sebuah negara yakni dapat dilihat dari tersedianya ke-delapan dokumen berikut: 1) Pokok-pokok kebijakan fiskal dan ekonomi makro; 2) Versi sederhana dari RAPBN dan APBN; 3) Nota keuangan, RAPBN, RKA-KL; 4) UU APBN dan DIPA; 5) Laporan realisasi anggaran bulanan atau tiga bulanan; 6) Laporan semester anggaran; 7) Laporan akhir anggaran; 8) Laporan hasil audit BPK. 4 Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

6 Sumber: Keterangan: Secara garis besar, keterbukaan sistem penganggaran Indonesia menurut IBP terus meningkat. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menempati peringkat no 2 (setelah Filipina, dengan skor 64/100). Walaupun tren hasil pemeringkatan yang terus naik dari sejak 2006, namun masih banyak hal yang perlu diupayakan untuk meningkatkan aspek transparansi, partisipasi publik, dan pengawasan dari proses penganggaran di Indonesia. d. Pembentukan PPID dan Penetapan Standar Layanan Informasi Publik Implementasi UU 14/ 2008 UU 14 /2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik mengamanatkan bahwa setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap pengguna informasi publik. UU ini juga mengatur bahwa untuk mewujudkan pelayanan yang cepat, tepat dan sederhana setiap Badan Publik harus menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Sejak UU KIP ini diberlakukan di 2010, muncul peraturan turunan yakni PP 61/2010 dan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik yang mewajibkan pembentukan PPID di setiap badan publik. Selain PPID, badan publik juga wajib memiliki standar layanan informasi publik untuk mendukung kegiatan pelayanan informasi publik. Standar layanan informasi publik ini meliputi antara lain standar pengumpulan informasi, penyediaan informasi, pendokumentasian, serta penetapan jenis informasi. Renaksi OGI menjadi salah satu instrumen pemerintah untuk mempercepat implementasi UU KIP. Sampai dengan Agustus 2016, dari total 708 K/L/D yang telah menunjuk PPID baru sebanyak 487 lembaga atau 67,51%. Sementara itu, belum ada data valid terkait jumlah badan publik yang telah memiliki standar layanan informasi publik dikarenakan tidak semua badan publik yang sudah menetapkan standar layanan ini juga mempublikasikannya. Harus diakui bahwa implementasi UU KIP belum optimal. Belum optimalnya tampak dari belum semua badan publik menunjuk PPID, sedikitnya badan publik yang menyediakan informasi berdasarkan amanat UU KIP, masih adanya persepsi keliru tentang keterbukaan informasi, banyaknya sengketa informasi publik terhadap permintaan informasi yang dikategorikan terbuka berdasarkan UU KIP, serta masih minimnya partisipasi masyarakat dalam implementasi UU KIP. Ke depannya, percepatan pembentukan PPID di seluruh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah akan menjadi salah satu aksi prioritas di dalam Rencana Aksi Nasional Pencegahan Pemberantasan Korupsi Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

7 C. Proses Penyusunan Rencana Aksi Nasional Proses penyusunan Rencana Aksi Open Government Indonesia disusun selama 11 bulan dari November 2015-Oktober Sebuah pendekatan baru yang diterapkan di dalam proses penyusunan Renaksi kali ini adalah pembentukan tim kecil perumus renaksi yang terdiri atas perwakilan pemerintah dan organisasi masyarakat sipil yang difasilitasi oleh Sekretariat Nasional OGI. Beberapa keluaran dari tim penyusun ini antara lain: i. Identifikasi grand challenges yang dihadapi pemerintah Indonesia di dalam mendorong agenda keterbukaan pemerintah; ii. Identifikasi metodologi penjaringan masukan yang kemudian berlangsung dalam dua pendekatan: online dan offline. Secara offline antara lain melalui berbagai FGD baik di tingkat pusat maupun daerah dibarengi dengan pembagian kuesioner. Secara online, adalah kuesioner yang disebar melalui saluran media sosial OGI yang mencakup website, Facebook, dan Twitter; iii. Identifikasi pemerintah daerah yang dikunjungi dalam konteks penjaringan daerah. Tiga daerah yang terpilih untuk dikunjungi mencakup: Pemprov DI Aceh, Kota Makasar, dan Kabupaten Bojonegoro. Tiga daerah ini dipilih karena mewakili kawasan barat, tengah, timur dan juga tiga tingkatan administrasi pemerintahan di daerah; dan iv. Tahapan penyelesaian dari Rencana Aksi yang kemudian diunggah di website OGI ( opengovindonesia.org/renaksi-ogi /tahapan-penyelesaian-renaksi-ogi /) Ada 3 (tiga) hal yang menjadi pertimbangan di dalam proses perumusan Renaksi : 1. Hasil Evaluasi Government Self-Assesment Report (GSAR) 2014 Data menunjukkan bahwa tingkat ketidaktercapaian Renaksi OGI sangat tinggi (hampir 50%) kalau dibandingkan dengan renaksi sebelumnya. Berdasarkan evaluasi GSAR 2014, salah satu penyebab ketidaktercapaian sebuah komitmen adalah tidak tersedianya anggaran. Hal ini disebabkan karena proses penyusunan rencana aksi yang belum sepenuhnya terintegrasi dengan siklus perencanan dan penganggaran pemerintah. Oleh karena itu, penyelarasan siklus pembahasan rencana aksi dengan tahapan perencanaan dan penganggaran akan terus diupayakan. 2. Rekomendasi Independent Reporting Mechanism (IRM) Progress Report 2014 Beberapa rekomendasi IRM Progress Report 2014 ikut menjadi aspek pertimbangan dalam proses penyusunan Renaksi yang antara lain mencakup: i) perlunya memasukkan komitmen-komitmen yang menyediakan solusi pemerintahan terbuka di beberapa wilayah kebijakan seperti Kebijakan One Map, transparansi fiskal, dan pelaksanaan UU Desa; ii) perlunya mengembangkan platform online untuk memberi kesempatan publik di dalam melacak perkembangan dan dapat berpartisipasi dalam proses penyusunan; dan iii) pentingnya mengesahkan struktur Sekretariat OGI agar dapat menjamin pelaksanaan Rencana Aksi OGP. 3. OGP Guidelines for Public Consultation on Country Commitments Dorongan masyarakat sipil agar proses penyusunan Renaksi OGI menjadi semakin inklusif mendorong Sekretariat untuk mengevaluasi kembali cara kerja dengan mempedomani panduan yang sudah dikeluarkan oleh Sekretariat OGP. Beberapa langkah yang diterapkan sesuai dengan rekomendasi panduan dimaksud antara lain: i. Adanya undangan dan jadwal yang diedarkan dan/atau dipublikasikan minimal 1 minggu sebelum pertemuan; ii. Adanya notulensi pertemuan dan bahan konsultasi termkutakhir yang selalu terunggah maksimal 1 minggu setelah pertemuan di website OGI; iii. Dimunculkannya platform online yang memungkinkan publik memantau perkembangan penyusunan dan pelaksanaan renaksi; dan iv. Diresmikannya struktur kerja Open Government Indonesia di pertengahan September 2016 melalui penetapan Surat Keputusan Menteri PPN/ Kepala Bappenas tentang Pembentukan Tim Koordinasi Strategis Pelaksanaan Rencana Aksi OGI 6 Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

8 D. Rencana Aksi Nasional Open Government Indonesia Renaksi OGI terdiri atas 22 komitmen pada 14 Kementerian/Lembaga Pemerintah Pusat dan 28 komitmen di 5 (lima) Pemerintah Daerah. Daftar Rencana Aksi OGI terlampir (LAMPIRAN I). E. Monitoring dan Evaluasi Rencana Aksi Nasional Open Government Indonesia Rencana Aksi OGI akan dipantau 4 (empat) kali dalam setahun dengan membagi ukuran keberhasilan tahunan yang sudah disepakati ke dalam ukuran keberhasilan antara (milestone) setiap triwulan (B3, B6, B9, dan B12) dengan menggunakan Format Delapan Kolam (F8K). Hasil pencapaian setiap triwulan dilaporkan melalui aplikasi pemantauan Kantor Staf Presiden. Jadwal pelaporan untuk Aksi 2016 dan Aksi 2017 akan disampaikan pada bulan Desember Sebagai catatan, dikarenakan Aksi 2016 baru ditetapkan di bulan November 2016, pelaporan target capaian 2016 hanya akan dilakukan di akhir tahun dengan langsung menyasar pada ukuran keberhasilan akhir tahun (B ). *** Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

9 Rencana Aksi Nasional Open Government Indonesia Penyusunan Rencana Strategis dan Peta Jalan Pemerintah Terbuka Kementerian PPN/ Bappenas (Sekretariat Nasional Open Government Indonesia) 1. Tersedianya rancangan Rencana Strategis Sekretariat Nasional Open Government Indonesia 2. Tersedianya rancangan Peta Jalan Kebijakan Pemerintah Terbuka 1. Tersedianya Rencana Strategis Sekretariat Nasional Open Government Indonesia 2. Tersedianya Peta Jalan Kebijakan Pemerintah Terbuka 2 Penyusunan himbauan dan panduan bagi instansi publik untuk melakukan konsultasi publik secara rutin di dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kebijakan sebagai realisasi UU 25/ 2009 tentang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tersedianya SE Menpan dan Aturan Teknis bagi semua K/L untuk melakukan konsultasi publik 70% prosentase Kementerian/ Lembaga melaksanakan Forum Konsultasi Publik 3 Penyusunan panduan tata kelola yang baik (manual governance) dan pelaksanaan forum konsultasi publik sebagai upaya mewujudkan pencapaian target-target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ SDGs yang lebih partisipatif Kementerian PPN/ Bappenas 1. Terbitnya Peraturan Presiden tentang Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang mempertimbangkan aspek partisipasi publik yang lebih berkualitas dengan menempatkan perwakilan non pemerintah setara dengan perwakilan pemerintah dalam pengelolaan SDGs di tingkat nasional maupun daerah. 2. Terbitnya pedoman partisipasi publik dalam pelaksanaan Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) 1. Terlaksananya proses penyusunan Rencana Aksi Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (RAN-TPB) yang inklusif; 2. Terbangunnya platform komunikasi digital Sekretariat SDGs yang memungkinkan publik berkontribusi aktif di dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan Renaksi SDGs (misal: public consultation dashboard, fitur polling masyarakat terhadap pelaksanaan SDGs) 8 Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

10 4 Peningkatan partisipasi publik di dalam perbaikan tata kelola informasi geospasial Badan Informasi Geospasial Tersedianya rancangan standar acuan terhadap peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan informasi geospasial sebagai bagian dari upaya terpadu proses percepatan pelaksanaan Kebijakan Satu Peta. 1. Ditetapkannya standar acuan terhadap peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan informasi geospasial sebagai bagian dari upaya terpadu proses percepatan pelaksanaan Kebijakan Satu Peta; 2. Dilaksanakannya sosialisasi standar acuan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan informasi geospasial. 5 Peningkatan kapasitas pengawasan pelayanan publik Ombudsman RI Ombudsman RI Pengembangan desain online tracking system Aktifnya online tracking system 6 Peningkatan kredibilitas Ombudsman RI sebagai otoritas nasional pemantau kualitas pelayanan publik Ombudsman RI 1. Dipublikasikannya hasil penanganan pengaduan masyarakat tahun 2016; 2. Dipublikasikannya kajian sistemik terhadap permasalahan pelayanan publik tahun Dipublikasikannya hasil penanganan pengaduan masyarakat setiap 6 bulan untuk tahun 2017; 2. Dipublikasikannya kajian sistemik terhadap permasalahan pelayanan publik tahun Peningkatan kepatuhan atas pelaksanaan UU No 25/ 2009 tentang pelayanan publik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ditindaklanjutinya 100% rekomendasi hasil penelitian Ombudsman RI 2015 terhadap kepatuhan penyelenggara pelayanan publik terhadap standar pelayanan publik di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mencakup perbaikan di 3 produk layanan di bawah Unit Layanan Terpadu Kementerian Pendidikan: 1. Standar Pelayanan Penerbitan Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK); 2. Sertifikasi Guru: a. Penetapan calon peserta sertifikasi guru b. Proses Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah c. Penerbitan Surat Keputusan Tunjangan Profesi (SKTP) dan penyaluran tunjangan profesi NON PNS. 3. Izin pendirian Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK) dan izin pendirian sekolah PAUD Tercapainya 100% pelayanan publik yang sesuai dengan indikator zona hijau ORI. Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

11 8 Peningkatan kepatuhan atas pelaksanaan UU No 25/ 2009 tentang pelayanan publik Kementerian Agama Kementerian Agama Ditindaklanjutinya rekomendasi hasil penelitian Ombudsman RI 2015 (70% dari 9 variabel plus indikator dengan penyesuaian) terhadap kepatuhan penyelenggara pelayanan publik terhadap standar pelayanan publik di Kementerian Agama yang mencakup perbaikan di 9 produk layanan administrasi sebagai berikut: 1. Permohonan Izin Penyelenggara Perjalanan Ibadah Haji dan Umrah (PPIU) (Sub Dit. Pembinaan Ibadah Haji) 2. Permohonan Izin Perpanjangan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (Sub Dit. Pembinaan Ibadah Haji) 3. Legalisasi Buku Nikah (Sub Dit. Kepenghuluan) 4. Legalisasi Surat Keterangan Belum Menikah (Sub Dit. Kepenghuluan) 5. Pelayanan Rekomendasi Kartu Izin Tinggal Menetap (Bagian Kerja Sama Luar Negeri, Biro Hukum & KLN) 6. Pelayanan Rekomendasi Kartu Izin Tinggal Terbatas (Bagian Kerja Sama Luar Negeri, Biro Hukum & KLN) 7. Pelayanan Pembuatan Rekomendasi Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing Bidang Agama (RPTKA) (Bagian Kerja Sama Luar Negeri, Biro Hukum & KLN) 8. Visa Tinggal Terbatas (Bagian Kerja Sama Luar Negeri, Biro Hukum & KLN) 9. Rekomendasi Visa Tinggal Kunjungan Sosial Budaya (Bagian Kerja Sama Luar Negeri, Biro Hukum & KLN) Ditindaklanjutinya rekomendasi hasil penelitian Ombudsman RI 2016 (100% dari 9 variabel plus indikator dengan penyesuaian) terhadap kepatuhan penyelenggara pelayanan publik terhadap standar pelayanan publik di Kementerian Agama yang mencakup perbaikan di 9 produk layanan administrasi sebagai berikut: 1. Permohonan Izin Penyelenggara Perjalanan Ibadah Haji dan Umrah (PPIU) (Sub Dit. Pembinaan Ibadah Haji) 2. Permohonan Izin Perpanjangan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (Sub Dit. Pembinaan Ibadah Haji) 3. Legalisasi Buku Nikah (Sub Dit. Kepenghuluan) 4. Legalisasi Surat Keterangan Belum Menikah (Sub Dit. Kepenghuluan) 5. Pelayanan Rekomendasi Kartu Izin Tinggal Menetap (Bagian Kerja Sama Luar Negeri, Biro Hukum & KLN) 6. Pelayanan Rekomendasi Kartu Izin Tinggal Terbatas (Bagian Kerja Sama Luar Negeri, Biro Hukum & KLN) 7. Pelayanan Pembuatan Rekomendasi Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing Bidang Agama (RPTKA) (Bagian Kerja Sama Luar Negeri, Biro Hukum & KLN) 8. Visa Tinggal Terbatas (Bagian Kerja Sama Luar Negeri, Biro Hukum & KLN) 9. Rekomendasi Visa Tinggal Kunjungan Sosial Budaya (Bagian Kerja Sama Luar Negeri, Biro Hukum & KLN) 9 Pengembangan Sistem Aplikasi Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR) menjadi Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kantor Staf Presiden, dan Ombudsman RI Optimalisasi terhadap pelaksanaan Nota Kesepahaman Bersama adalah: 1. Penetapan Perjanjian Kerjasama antara KemenPANRB, KSP dan Ombudsman RI sebagai tindak lanjut Nota Kesepahaman Bersama; 2. Tersusunnya Peta Jalan (Roadmap) transisi Pengelolaan LAPOR!-SP4N dari KSP ke KemenPANRB Optimalisasi terhadap pelaksanaan Nota Kesepahaman Bersama adalah: 1. Tersedianya laporan pelaksanaan Perjanjian Kerjasama antara KemenPANRB, KSP dan Ombudsman RI tentang pemanfataan LAPOR! sebagai SP4N untuk tahun Tersedianya laporan perkembangan pelaksanaan Peta Jalan (Roadmap) transisi Pengelolaan LAPOR!-SP4N dari KSP ke KemenPANRB untuk tahun Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

12 10 Tersusunnya peraturan/ instruksi/ edaran MenPANRB untuk mendorong terintegrasinya pengelolaan pengaduan pelayanan publik di LNS kedalam LAPOR!-SP4N Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 50% LNS sudah terintegrasi kedalam LAPOR!-SP4N 100% LNS sudah terintegrasi kedalam LAPOR!-SP4N 11 Terjalinnya kerjasama antara KemenPANRB, KSP, ORI dan Kominfo untuk memanfaatkan LAPOR!-SP4N sebagai wadah Aspirasi dan Apresiasi Publik Online Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Ombudsman RI, Kantor Staf Presiden, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika 1. Penetapan LAPOR!-SP4N sebagai wadah Aspirasi dan Apresiasi Publik Online dalam bentuk Nota Kesepahaman Bersama; 2. Penetapan Perjanjian Kerjasama antara KemenPANRB, KSP,Ombudsman RI dan Kominfo sebagai tindak lanjut Nota Kesepahaman Bersama 1. Tersedianya data aspirasi dan apresiasi publik; 2. Tersedianya laporan perkembangan pelaksanaan Perjanjian Kerjasama antara KemenPANRB, KSP, Ombudsmasn RI dan Kominfo tentang penetapan LAPOR!-SP4N sebagai wadah Aspirasi dan Apresiasi Publik Online 12 Meningkatkan sosialisasi terhadap penggunaan LAPOR! sebagai SP4N dengar target meningkatkan jumlah pengaduan yang masuk via Lapor! menjadi 1juta aduan untuk 2016 (target agregat; jumlah pengaduan per 27 Juni 2016: 827,977 pengaduan; jumlah pengguna LAPOR per 27 Juni 2016: 420,348) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Ombudsman RI, dan Kantor Staf Presiden 1. Tercapainya target agregat jumlah aduan LAPOR sebanyak 1 juta aduan 2. Tercapainya target jumlah pengguna LAPOR sebanyak 800 ribu pengguna 1. Tercapainya target agregat jumlah aduan LAPOR sebanyak 1,4 juta aduan 2. Tercapainya target jumlah pengguna LAPOR sebanyak 1 juta pengguna 13 Meningkatkan responsivitas badan publik terhadap aspirasi dan pengaduan yang masuk sebagai salah satu metode meningkatkan akuntabilitas LAPOR! Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kantor Staf Presiden, dan Ombudsman RI 50% pengaduan yang masuk ditindaklanjuti 75% pengaduan yang masuk ditindaklanjuti 14 Meningkatan keterhubungan lebih banyak BUMN ke LAPOR! Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sebanyak 118 BUMN sudah terhubung dengan LAPOR! (100%) 100% laporan pengaduan masyarakat ditindaklanjuti oleh BUMN Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

13 15 Peningkatan kualitas pelayanan pengaduan masyarakat di bidang lingkungan hidup dan kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 1. Diterbitkannya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Tata Cara Penanganan Pengaduan Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2. Pengembangan sistem penanganan pengaduan online Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 1. Beroperasinya sistem penanganan pengaduan online Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2. Terintegrasinya sistem penanganan pengaduan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Sistem LAPOR 16 Penguatan Pemerintahan Desa yang Terbuka, Partisipatif, & Responsif Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Bina Pemerintahan Desa) Terfasilitasinya 30 desa terpilih sebagai desa pilot model di 3 (tiga) provinsi sebagai pilot model penyelenggaraan tata kelola pemerintahan desa melalui Perencanaan Pembangunan Desa dan Pengelolaan Keuangan Desa dengan tahapan sebagai berikut: 1. Tersusunnya petunjuk teknis tentang pilot model penyelenggaraan tatakelola pemerintahan desa melalui perencanaan pembangunan desa dan pengelolaan keuangan desa; 2. Tersosialisasikannya petunjuk teknis tentang pilot model penyelenggaraan tatakelola pemerintahan desa melalui perencanaan pembangunan desa dan pengelolaan keuangan desa; 3. Terlaksananya bimbingan teknis penyusunan perencanaan pembangunan desa yang responsif, partisipatif dan terbuka; 4. Terlaksananya bimbingan teknis tata cara pengelolaan keuangan desa bagi aparat pemerintah daerah dan pemerintah desa; 5. Terlaksananya bimbingan teknis penerapan sistem informasi keuangan desa dan aset desa; 6. Terfasilitasinya penyusunan dokumen RPJMDesa, RKPDesa, dan APBDesa serta penerapan sistem informasi keuangan desa; 7. Terfasilitasinya penyusunan Perbup/Perwalkot tentang pelaksanaan kegiatan pembangunan desa dan Perbup/Perwalkot tentang pengelolaan keuangan desa; 8. Terfasilitasinya publikasi rencana kegiatan pembangunan desa dan penganggaran desa di balai desa/ ataupun di tempat-tempat umum di desa. Target lokasi di 3 Provinsi, 6 Kabupaten/Kota, 30 desa di Provinsi Sumatera Barat, Maluku, dan Jawa Tengah, dengan rincian sebagai berikut: 1. Sumatera Barat: Kabupaten Solok dan Kota Sawahlunto 2. Maluku: Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara 3. Jawa Tengah: Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar 12 Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

14 17 Penguatan keterbukaan informasi publik melalui Proyek Percontohan peningkatan pemanfaatan informasi publik melalui public awareness campaign tentang ketersediaan dan pentingnya informasi publik yang disediakan Kementerian Kesehatan Kementerian Kesehatan 1. Tersedianya arsitektur komunikasi digital yang mengatur strategi integrasi dan konektivitas di seluruh kanal informasi digital Kemenkes 2. Tersedianya strategi komunikasi digital untuk meningkatkan performance konten komunikasi digital dengan target: Peningkatan jumlah pengunjung website sebesar 25% per-tahun Peningkatan unduh informasi publik di situs sebesar 20% per-tahun (konten komunikasi digital) 3. Peningkatan jumlah khalayak sasaran (followers dan like page) sosial media Kemenkes sebesar 25% per-tahun; 4. Inventarisasi seluruh kanal informasi digital Kemenkes dan pembersihan kanal informasi yang sudah tidak lagi aktif digunakan 5. Dapat diakses dan berfungsinya seluruh link, informasi, dan aplikasi publik yang tersedia di website: 6. Tersedianya konten informasi edukasi secara periodik terbaru yang tersedia di situs: kemkes.go.id. 1. Terlaksananya arsitektur komunikasi digital yang mengatur strategi integrasi dan konektivitas di seluruh kanal informasi digital Kemenkes 2. Terlaksananya strategi komunikasi digital untuk meningkatkan performance konten komunikasi digital dengan target: Peningkatan jumlah pengunjung website sebesar 25% per-tahun Peningkatan unduh informasi publik di situs sebesar 20% per-tahun (konten komunikasi digital) 3. Peningkatan jumlah khalayak sasaran (followers dan like page) sosial media Kemenkes sebesar 25% per-tahun; 4. Dapat diakses dan berfungsinya seluruh link, informasi, dan aplikasi publik yang tersedia di website: 5. Tersedianya konten informasi edukasi secara periodik terbaru yang tersedia di situs: kemkes.go.id. 18 Penguatan keterbukaan informasi publik melalui Proyek Percontohan peningkatan pemanfaatan informasi publik melalui public awareness campaign tentang ketersediaan dan pentingnya informasi publik yang disediakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1. Tersedianya arsitektur komunikasi digital yang mengatur strategi integrasi dan konektivitas seluruh kanal informasi Kemdikbud (Infrastruktur Komunikasi Digital); 2. Tersedianya strategi komunikasi digital untuk meningkatkan performance kemdikbud.go.id dengan target: Peningkatan jumlah pengunjung website sebesar 7% per-tahun Peningkatan unduh informasi publik di situs sebesar 7% per-tahun (Konten Komunikasi Digital) 3. Peningkatan jumlah khalayak sasaran (followers dan like page) media sosial Kemdikbud sebesar 10% per-tahun; 4. Inventarisasi & verifikasi akun media sosial resmi Kemdikbud, dan me-non aktifkan yang sudah tidak lagi aktif digunakan; 5. Dapat diakses dan berfungsinya seluruh link, informasi, dan aplikasi publik yang tersedia di website: 6. Tersedianya konten edukasi secara periodik mengenai aplikasi publik dan informasi publik terbaru yang tersedia di laman Kemdikbud: dan juga melalui media sosial kemendikbud. 1. Terlaksananya arsitektur komunikasi digital yang mengatur strategi integrasi dan konektivitas seluruh kanal informasi kemdikbud (Infrastruktur Komunikasi Digital); 2. Terlaksananya strategi komunikasi digital untuk meningkatkan performance konten komunikasi digital di dengan target: Peningkatan jumlah pengunjung wesite sebesar 10% per-tahun Peningkatan unduh informasi publik di situs sebesar 10% per-tahun (Konten Komunikasi Digital) 3. Peningkatan jumlah khalayak sasaran (followers dan like fanpage) media sosial Kemdikbud sebesar 10% per-tahun; 4. Peningkatan konten bidang pendidikan dan kebudayaan yang dipublikasikan secara periodik per-bulan melalui akun media sosial Kemdikbud sebesar 15% per-tahun; 5. Tersedianya konten edukasi secara periodik mengenai aplikasi publik dan informasi publik terbaru yang tersedia di laman Kemdikbud: dan juga melalui media sosial kemendikbud. Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

15 19 Penguatan keterbukaan informasi publik melalui Proyek Percontohan peningkatan pemanfaatan informasi publik melalui public awareness campaign tentang ketersediaan dan pentingnya informasi publik yang disediakan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Proyek percontohan peningkatan pemanfaatan informasi publik melalui public awareness campaign tentang ketersediaan dan pentingnya informasi publik melalui: 1. Tersedianya Daftar Informasi Publik; 2. Meningkatnya jumlah pengunjung website Kemristekdikti sebanyak 25% dari total pengunjung per Desember Meningkatnya jumlah pengikut (followers) dari akun sosial media Kemristekdikti sebanyak 25% dari total pengikut per Desember 2015 Proyek percontohan peningkatan pemanfaatan informasi publik melalui public awareness campaign tentang ketersediaan dan pentingnya informasi publik melalui: 1. Meningkatnya jumlah informasi publik yang tersedia dalam situs pelayanan informasi sebanyak 25% dari total DIP per Desember Meningkatnya jumlah pengunjung website Kemristekdikti sebanyak 50% dari total pengunjung per Desember 2015; 3. Meningkatnya jumlah pengikut (followers) dari akun sosial media Kemristekdikti sebanyak 50% dari total pengikut per Desember Mewujudkan keterbukaan informasi publik di perguruan tinggi negeri Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi 1. Tersusunnya Peraturan Menteri Ristekdikti mengenai Pengelolaan Informasi Publik 2. Implementasi pilot project penguatan keterbukaan informasi di Perguruan Tinggi Negeri di 5 PTN (1 PTN Badan Hukum, 2 PTN Badan Layanan Umum, dan 2 PTN Satuan Kerja) sebagai pelaksanaan dari Permenristekdikti terkait Pengelolaan Informasi Publik di lingkup Ristek Dikti 100 % PTN sudah memahami dan menjalankan ketentuan Permenristekdikti mengenai Pengelolaan Informasi Publik di lingkup Ristekdikti dan Piloting project di 6 PTN (3 PTN Badan Layanan Umum, dan 3 PTN Satuan Kerja) 21 Meningkatkan keterbukaan informasi sistem anggaran Kementerian Keuangan (Direktorat Jenderal Anggaran) Terbentuknya portal data anggaran sesuai Perpres Rincian APBN 1. Terdapat tautan portal data anggaran pada halaman muka web kemenkeu.go.id dan portal data nasional data.go.id; 2. Portal data anggaran akan ditautkan dengan portal data dari minimal 6 K/L yang memiliki tupoksi layanan dasar vital (PUPERA, Kesehatan, Diknas, Ristekdikti, Sosial, Kemenhub, dan Bappenas) 14 Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

16 22 Penguatan tata kelola data antar instansi pemerintah Kantor Staf Presiden dan Bappenas 1. Pengesahan Peraturan Presiden terkait Kebijakan Satu Data; 2. Pilot Project Satu Data di 7 Kementerian/ Lembaga: a. Kementerian ESDM b. Kementerian Kesehatan c. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan d. Kementerian Ristek Dikti e. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan f. Kementerian Kelautan dan Perikanan g. Kementerian PPN/ Bappenas Terlaksananya Pilot Project Satu Data di 7 Kementerian/ Lembaga: 1. Kementerian ESDM 2. Kementerian Kesehatan 3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 4. Kementerian Ristek Dikti 5. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 6. Kementerian Kelautan dan Perikanan 7. Kementerian PPN/ Bappenas Rencana Aksi Daerah Pemerintah Kota Banda Aceh 23 Implementasi Open Data Bappeda, Dishubkominfo Terintegrasinya data dari 20 SKPD dengan portal data Banda Aceh (data.bandaacehkota.go.id) Terintegrasinya data dari 41 SKPD dengan portal data Banda Aceh (data.bandaacehkota.go.id) 24 Penguatan kanal pengaduan pelayanan Publik Bagian Administrasi Pembangunan, Dishubkominfo 1. Terintegrasinya 2 (dua) saluran aspirasi dan pengaduan masyarakat yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Banda Aceh (lpm.bandaacehkota.go.id dan suwarga.bandaacehkota. go.id) dengan LAPOR!-SP4N; 2. Terbitnya SK Walikota terkait Admin Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik sesuai dengan Surat Edaran MenPANRB No 4 Tahun 2016 tentang Pengintegrasian Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik secara Nasional bagi Pemerintah Daerah ke dalam Aplikasi LAPOR!-SP4N; 3. Tersedianya laporan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap tindak lanjut SKPD atas aspirasi dan pengaduan masyarakat yang masuk Prosentase efektifitas penanganan pengaduan yang ditindaklanjuti (75%) Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

17 25 Peningkatan keterbukaan informasi Gampong (desa BPM, Dishubkominfo 1. Penetapan Perwali terkait Sistem Layanan Informasi Pemerintah Desa/ Kelurahan; 2. Terpublikasikannya Perencanaan Penganggaran, Pelaksanaan, Evaluasi dan Pertanggungjawaban Pemerintahan Desa melalui media luar ruang dan website di 20 desa terpilih Terpublikasikannya perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawaban Pemerintahan Desa melalui media luar ruang dan website di 70 desa terpilih Pemerintah Kota Bandung 26 Peningkatan jumlah data terbuka Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Tersedianya 1,000 berkas/ file data di portal data Kota Bandung Tersedianya 1,500 berkas/ file data di portal data Kota Bandung 27 Penguatan Pelayanan Publik Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah (ORPAD) 1. Tersedianya informasi standar layanan 75% SKPD secara lengkap dan termutakhirkan pada 2. Persentase SKPD dengan nilai standar pelayanan berada di zona hijau sebanyak 65% 1. Tersedianya informasi standar layanan seluruh SKPD secara lengkap dan termuktahirkan berdasarkan SOTK baru; 2. Penambahan fitur komentar dalam rangka berinteraksi dengan masyarakat; 3. Persentase SKPD dengan nilai standar pelayanan berada di zona hijau sebanyak 75% 28 Transparansi Sistem Anggaran Daerah Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) 1. Terpublikasikannya anggaran seluruh SKPD tahun 2016 melalui web Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kota Bandung 2. Terpublikasikannya mekanisme proses penyaluran Dana Hibah Pemerintah Kota Bandung kepada masyarakat melalui aplikasi SABILULUNGAN melalui tahapan berikut ini: a. Masyarakat dapat mengakses proses pengajuan hibah dan bansos sampai dengan daftar nominatif calon penerima hibah dan bansos b. Terbukanya informasi nilai proposal yang diajukan dan yang disetujui c. Masyarakat dapat mengetahui rincian rencana penggunaan yang diajukan dengan yang disetujui sehingga memahami dan mengetahui hasil verifikasi d. Terbukanya informasi maksud dan tujuan penggunaan dana hibah, bank dan rekening penerima hibah, hak dan kewajiban pemberi dan penerima hibah yang tertuang dalam Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) e. Adanya menu peraturan untuk mengetahui perubahan atas peraturan yang berlaku sehingga masyarakat memahami mekanisme hibah dan bansos 16 Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

18 1. Terpublikasikannya penerapan sistem e-budgeting di pemerintahan Kota Bandung melalui web PPID Kota Bandung; 2. Pemuktahiran data dan aplikasi SABILULUNGAN melalui tahapan berikut ini: a. Masyarakat dapat mengakses realisasi penyaluran berdasarkan SP2D sehingga mengetahui dana tersebut sudah diterima oleh penerima dan kegiatan hibah dan bansos sedang / sudah berjalan b. Adanya menu tracking proses sejak pengusulan sampai dengan pencairan dana hibah dan bansos c. Adanya fitur pengumuman sebagai kemudahan akses informasi kepada penerima hibah dan bansos terkait kewajiban untuk : i. Segera menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana hibah bansos; ii. Tata cara penyusunan laporan pertanggungjawaban hibah dan bansos serta informasi lainnya. 29 Penguatan keterbukaan informasi kontrak dan pengadaan di Pemerintah Kota Bandung Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) 1. Integrasi Bandung Integrated Resource Management System (BIRMS) Kota Bandung dengan Sistem Rencana Umum Pengadaaan (SIRUP) di LKPP; 2. Integrasi BIRMS dengan SIMDA keuangan di DPKAD 1. Penambahan e-contract pada BIRMS dengan pola e-purchasing (e-catalogue); 2. Integrasi dengan sistem e-budgeting 30 Penguatan aplikasi LAPOR! Dinas Komunikasi dan Informatika dan BAPPEDA Terhubungnya seluruh kanal/ aplikasi pengaduan publik dengan aplikasi LAPOR!-SP4N sesuai dengan Surat Edaran MenPANRB No 4 Tahun 2016 tentang Pengintegrasian Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik secara Nasional bagi Pemerintah Daerah ke dalam aplikasi LAPOR!- SP4N Pengembangan dan pemanfaatan dashboard LAPOR! sebagai hub aplikasi pengaduan publik 31 Meningkatnya kepuasan masyarakat atas layanan pengaduan publik Kota Bandung Dinas Komunikasi dan Informatika dan BAPPEDA Terlaksananya survey kepuasan masyarakat terhadap layanan pengaduan LAPOR! 32 Meningkatnya keterbukaan informasi usulan-usulan masyarakat kepada Anggota DPRD dari hasil reses Dinas Komunikasi dan Informatika dan BAPPEDA Terpublikasikannya usulan-usulan masyarakat kepada anggota DPRD dari hasil reses melalui aplikasi e-reses htpp://bappeda.bandung.go.id/reses Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

19 33 Meningkatnya peran serta masyarakat dalam menyebarluaskan informasi pembangunan Dinas Komunikasi dan Informatika dan BAPPEDA Sosialisasi pembentukan PPID sub-pembantu pada jenjang pendidikan dasar sejumlah 146 perwakilan SDN dan 54 SMPN 1. Pembentukan PPID sub-pembantu pada jenjang pendidikan dasar sejumlah 146 perwakilan SDN dan 56 SMPN 2. Sosialisasi dan bimtek PPID sub-pembantu pada jenjang pendidikan dasar sejumlah 146 perwakilan SDN dan 56 SMPN Pemerintah Kota Semarang 34 Penyusunan regulasi terkait tata kelola data Pemkot Semarang yang sejalan dengan agenda Satu Data Indonesia 1. Assessment Kondisi Tata Kelola Data pada 5 Satuan Kerja Prioritas/Uji Coba 2. Tersedianya Raperwali tentang Tata Kelola Data di Pemkot Semarang. Ditetapkannya Perwali tentang Tata Kelola Data di Pemkot Semarang 35 Pembangunan satu basis data Pemkot Semarang yang up-to-date, terintegrasi, dan akurat 1. Teridentifikasinya 5 dataset pada 5 Satuan Kerja Prioritas/Uji Coba untuk disinergikan pada Satu Basis Data Pemkot Semarang 2. Pengembangan Kapasitas Pengelola data pada 5 Satuan Kerja Prioritas/Uji Coba 3. Kajian pengelolaan Situation Room sebagai data center (NOC), pusat kajian dan analisa data kota Semarang. 1. Teridentifikasinya 62 dataset pada Seluruh SKPD Prioritas/Uji Coba untuk disinergikan pada Satu Basis Data Pemkot Semarang 2. Pengembangan Kapasitas Pengelola data pada Seluruh SKPD Prioritas/Uji Coba 3. Tersedianya Situation Room sebagai data center (NOC), pusat kajian dan analisa data kota Semarang 4. Sinergi Data pada Pemkot Semarang dengan Portal Satu Data Nasional 36 Penguatan keterbukaan informasi publik Asisten III, Bagian Humas dan PPID SKPD 1. Tersedianya kajian revisi Perwal 26 Tahun 2012 tentang PPID di lingkungan Kota Semarang; 2. Tersusunnya Daftar Informasi Publik (DIP) di SKPD dan BUMD yang telah dilakukan uji konsekuensi Terbitnya revisi Perwal 26 Tahun 2012 tentang PPID di lingkungan Kota Semarang; Publikasi DIP yang telah diuji konsekuensi melalui website semarangkota.go.id. Terupdate 18 Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

20 37 Mendorong dan mengajak partisipasi publik dalam melakukan pengawasan kualitas layanan Pemkot Semarang Inspektorat, Asisten III dan Bagian Organisasi, Diskominfo 1. Terintegrasinya 2 saluran aspirasi dan pengaduan masyarakat yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Semarang (P3M dan Lapor Hendi) dengan LAPOR!-SP4N 2. Terbitnya SK Walikota terkait Admin Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik sesuai Surat Edaran MenPANRB No 4/ 2016 tentang Pengintegrasian Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik secara Nasional bagi Pemerintah Daerah ke dalam Aplikasi LAPOR!- SP4N. 3. Tersedianya laporan pemantauan dan tindak lanjut SKPD atas aspirasi dan pengaduan masyarakat yang masuk untuk Terselenggaranya rapat evaluasi berkala sebagai tindak lanjut pelaksanaan monitoring evaluasi 1. Terselenggaranya training pengelolaan pengaduan di lingkungan pemerintah kota Semarang; 2. Tersosialisasikannya kanal saluran aspirasi dan pengaduan masyarakat Kota Semarang di seluruh website SKPD 3. Tersedianya laporan pemantauan dan tindak lanjut SKPD atas aspirasi dan pengaduan yang masuk untuk Terselenggaranya rapat evaluasi berkala sebagai tindak lanjut pelaksanaan monitoring evaluasi 5. Prosentase efektifitas penanganan pengaduan yang ditindaklanjuti (80%) 38 Penguatan akses informasi publik mengenai kelembagaan DPRD dan kegiatan DPRD yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi legislasi, pengawasan dan penganggaran sesuai dengan mandat UU KIP. DPRD dan Setwan 1. Terkumpulnya seluruh data di bawah kewenangan DPRD dengan dikoordinasi PPID/PPID Pembantu 2. Adanya konsep pengembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk DPRD 1. Terpublikasikannya data pelaksanaan fungsi legislasi yang meliputi: Prolegda, Raperda, Naskah Akademik, Perda yang sudah disahkan, laporan studi banding, risalah sidang dan tim penyusun/pembahas Raperda. 2. Tersedianya SIM yang terintegrasi dengan pengelolaan PPID untuk fasilitasi kedewanan 39 Peningkatan tata kelola data dan informasi di bawah kewenangan DPRD DPRD dan Setwan Terpublikasikannya data kelembagaan yang meliputi: organisasi, tupoksi, mekanisme kerja DPRD, profil anggota DPRD dan profil sekjen, serta jadual kegiatan DPRD yang dapat diakses secara daring Tersedianya hasil kegiatan dan target kinerja DPR dalam melaksanakan 3 fungsinya (budgeting, pengawasan, dan legislasi) secara daring setiap tahun Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah

RENCANA AKSI KETERBUKAAN PEMERINTAH

RENCANA AKSI KETERBUKAAN PEMERINTAH RENCANA AKSI KETERBUKAAN PEMERINTAH 2016-2017 A. Pengantar Rencana Aksi Keterbukaan Pemerintah atau Open Government Indonesia (Renaksi OGI) 2016-2017 adalah Renaksi yang ke-empat sejak Indonesia bergabung

Lebih terperinci

Rencana Aksi Open Government Indonesia

Rencana Aksi Open Government Indonesia Rencana Aksi Open Government Indonesia 2016-2017 Aksi K/L Penanggung Jawab Ukuran Keberhasilan 2016 Ukuran Keberhasilan 2017 Rencana Aksi Nasional 1. Penyusunan Rencana Strategis dan Peta Jalan Pemerintah

Lebih terperinci

Paparan Draft Rencana Aksi

Paparan Draft Rencana Aksi Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 Open Government Indonesia Jakarta, 4 April 2016 Alur Pikir Renaksi CLUSTER I Penegakan Hukum dan Pencegahan Korupsi No Aksi Kementerian / Lembaga Sasaran Indikator

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Rencana Aksi Open Government Indonesia

Laporan Pelaksanaan Rencana Aksi Open Government Indonesia Laporan Pelaksanaan Rencana Aksi 2016 Open Government Indonesia Indonesia Midterm Self-Assessment Report of The 4th National Action Plan 2016-2017 Daftar Isi A. Pendahuluan 4 B. Dinamika Rencana Aksi Open

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Open Government Indonesia 2015

Laporan Pelaksanaan Open Government Indonesia 2015 Laporan Pelaksanaan Open Government Indonesia 2015 Daftar Isi: Pendahuluan: Rencana Aksi Open Government Indonesia 2015 Pencapaian Rencana Aksi Komitmen Unggulan 2015 Penutup (Lessons Learned dan Rekomendasi)

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Rencana Aksi Open Government Indonesia 2015

Laporan Pelaksanaan Rencana Aksi Open Government Indonesia 2015 Laporan Pelaksanaan Rencana Aksi Open Government Indonesia 2015 Daftar Isi: 3 3 5 10 Pendahuluan: Rencana Aksi Open Government Indonesia 2015 Pencapaian Rencana Aksi Komitmen Unggulan 2015 Penutup (Lessons

Lebih terperinci

LAPOR! - SP4N untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik

LAPOR! - SP4N untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik LAPOR! - SP4N untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik Pengelolaan pengaduan adalah kegiatan penanganan pengaduan sesuai dengan mekanisme dan tata cara pengelolaan pengaduan, sedangkan Pengadu adalah seluruh

Lebih terperinci

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif 12/28/2016 MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif Direktorat Aparatur Negara, Kementerian PPN/Bappenas MEMBANGUN

Lebih terperinci

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS - 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS A. KEMAJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai langkah strategis,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 260 / 25 / VI /2015 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 260 / 25 / VI /2015 TENTANG GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 260 / 25 / VI /2015 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 GUBERNUR

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 17/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

Pembahasan Rencana Aksi Open Government Indonesia. Tahun

Pembahasan Rencana Aksi Open Government Indonesia. Tahun Pembahasan Rencana Aksi Open Government Indonesia Tahun 2016-2017 Biro Perencanaan Jakarta, 30 Agustus 2016 1 Sekilas Tentang Open Government Indonesia Diluncurkan Wakil Presiden RI Pada 2012 Indonesia

Lebih terperinci

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam

Lebih terperinci

Laporan Tahunan Layanan Informasi Publik Tahun Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK

Laporan Tahunan Layanan Informasi Publik Tahun Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK Kementerian Keuangan Republik Indonesia Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN 2013 1 Daftar Isi Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Informasi Publik Kementerian Keuangan 4.

Lebih terperinci

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu prasyarat penting

Lebih terperinci

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1140, 2017 KEMEN-DPDTT. Road Map. 2017-2019. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ROAD

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA - 2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2014 BUPATI

Lebih terperinci

TENTANG LAPOR! JUM AT I Desember I 2017

TENTANG LAPOR! JUM AT I Desember I 2017 JUM AT I Desember I 2017 TENTANG LAPOR! LAPOR! (Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat) adalah sebuah sarana aspirasi dan pengaduan berbasis media online yang mudah diakses dan terpadu dengan 34

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1609, 2016 KEMENPAN-RB. Pelayanan Publik. Inovasi. Kompetisi. Tahun 2017. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LAPORAN PUBLIKASI INFORMASI PUBLIK

LAPORAN PUBLIKASI INFORMASI PUBLIK LAPORAN PUBLIKASI INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL 2014 1 1. Pendahuluan Dengan berakhirnya era orde baru dan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI PELAPORAN RENCANA AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (PPK) B12 PEMERINTAH KOTATANJUNGBALAI TAHUN

RAPAT KOORDINASI PELAPORAN RENCANA AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (PPK) B12 PEMERINTAH KOTATANJUNGBALAI TAHUN RAPAT KOORDINASI PELAPORAN RENCANA AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (PPK) PEMERINTAH KOTATANJUNGBALAI TAHUN 2016-2017 Tanjungbalai, Selasa, 6 Desember 2017 Aula Bappeda Kota Tanjungbalai 1. Perpres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Daerah Istimewa Yogyakarta

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Daerah Istimewa Yogyakarta LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 Daerah Istimewa Yogyakarta Komisi Pemilihan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta Jalan Aipda Tut Harsono No. 47,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal tanpa didukung oleh komitmen untuk memperbaiki validitas dari standar penilaian kinerja kelembagaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9)

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9) RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9) Forum Konsultasi Publik 18 Mei 2017 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 2 STRUKTUR RANCANGAN PERPRES Bab I. Bab II. Ketentuan Umum Tujuan dan Strategi

Lebih terperinci

Pengelolaan Pengaduan

Pengelolaan Pengaduan Bimbingan Teknis Pengelolaan Pengaduan Simulasi Penggunaan Aplikasi LAPOR! SP4N Untuk Pelayanan Publik Yang Lebih Baik Bandung, 26 Oktober 2016 AMANAT KONSTITUSI DAN NAWACITA UUD NRI 1945 Nawacita UU 25/2009

Lebih terperinci

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI INSPEKTORAT UTAMA 7 AGUSTUS 2017 OUTLINE 1 2 3 Tujuan, Sasaran, Arah dan Kerangka Kebijakan RB Ukuran Keberhasilan RB Peran Inspektorat dalam

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA IMPLEMENTASI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN OPEN GOVERNMENT PARTNERSHIP (OGP)

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA IMPLEMENTASI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN OPEN GOVERNMENT PARTNERSHIP (OGP) KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA IMPLEMENTASI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN OPEN GOVERNMENT PARTNERSHIP (OGP) A. Pengantar B. Regulasi Pendukung Pemerintahan Terbuka C. Pelaksanaan

Lebih terperinci

2018, No Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20

2018, No Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20 No.154, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Tahun 2016

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Tahun 2016 LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Tahun 2016 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2016 LAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat

Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat 2016 Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat Daftar Isi I. Latar Belakang Masalah... 4 II. Maksud

Lebih terperinci

Refleksi Pelaksanaan UU KIP

Refleksi Pelaksanaan UU KIP Refleksi Pelaksanaan UU KIP Alamsyah Saragih asaragih@komisiinformasi.go.id Jakarta, 9 Maret 2012 PENGANTAR: Transparansi dan Kepercayaan Publik Kepercayaan Publik Terhadap Institusi 100% 90% 80% 70% 60%

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) ARIFIN RUDIYANTO Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN FORUM KONSULTASI PUBLIK DI LINGKUNGAN UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal tanpa didukung oleh komitmen untuk memperbaiki validitas dari standar penilaian kinerja kelembagaan

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. Akuntabilitas Kinerja Sekretariat DPRD Kota Bandung. merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. Akuntabilitas Kinerja Sekretariat DPRD Kota Bandung. merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun 2014 yang memuat realisasi kinerja yang diperjanjikan tahun 2014. Dalam bab ini juga akan disajikan

Lebih terperinci

Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia

Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia Seri Pembelajaran PATTIRO: Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia Oleh: Ahmad Rofik 1 Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia Implementasi UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penyusun,

KATA PENGANTAR. Penyusun, KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan petunjuk-nya, sehingga penyusunan buku Laporan Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (RAD PPK) Tahun 2014

Lebih terperinci

PERAN PARLEMEN DALAM TRANSPARANSI ANGGARAN

PERAN PARLEMEN DALAM TRANSPARANSI ANGGARAN Input Delegasi Indonesia PERAN PARLEMEN DALAM TRANSPARANSI ANGGARAN AIPA Workshop on Parliamentary Budgeting / Transparency Jakarta, 9-12 September, 2013 Disampaikan oleh : Drs. Setyanta Nugraha, M.M Yth.

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN EVALUASI SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.37, 2018 KEMENPAN-RB. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013 SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

16. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia

16. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG TRANSPARANSI, PARTISIPASI DAN AKUNTABILITAS DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA buku 1 PEDOMAN pengajuan dokumen usulan reformasi birokrasi kementerian/lembaga Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 7 tahun 2011 kementerian pendayagunaan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2017 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam

Lebih terperinci

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia?

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia? PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia? Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran SEKNAS FITRA Bekerjasama dengan KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK KETERBUKAAN

Lebih terperinci

KESEPAKATAN ANTARA GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN WALIKOTA BANDUNG TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 20

KESEPAKATAN ANTARA GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN WALIKOTA BANDUNG TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 20 1,1 1 KESEPAKATAN ANTARA GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN WALIKOTA BANDUNG TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 20 Rencana Aksi Penanggung Ukuran Keberhasilan Instansi

Lebih terperinci

AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TRIWULAN I (B.04)

AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TRIWULAN I (B.04) AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TRIWULAN I (B.04) Penanggung Kriteria Ukuran Ukuran Keberhasilan % Rencana Aksi Instansi Terkait Jawab Keberhasilan Keberhasilan

Lebih terperinci

LAPORAN PPID BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG TAHUN 2016

LAPORAN PPID BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG TAHUN 2016 LAPORAN PPID BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG TAHUN 2016 BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN Balai Embrio Ternak Cipelang BET DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

2012, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2012, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 2012, No.1119 4 LAMPIRAN -1 PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PEMBINA/PENANGGUNG JAWAB DAN PEMERINGKATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA,

Lebih terperinci

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional STRATEGI NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2004 2009,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis BAB II Renstra Tahun 2015 2019 merupakan panduan pelaksanaan tugas dan fungsi pada periode 2015 2019 yang disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Tahun 2010

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL, BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG POLA HUBUNGAN KERJA ANTAR PERANGKAT DAERAH DAN ANTARA KECAMATAN DENGAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Memaparkan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan, serta pembahasan tentang RENSTRA, tujuan dan Sasaran Visi dan Misi, Penetapan Kinerja,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN DI WILAYAH KOTA BANDUNG TAHUN 1 KERANGKA ACUAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP PPID

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1745, 2014 KEMENDAGRI. Pengawasan. Pembinaan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI Kata Pengantar...... Daftar Isi......

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB III PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RANHAM

BAB III PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RANHAM - 28 - BAB III PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RANHAM A. KOORDINASI 1. Dalam melakukan penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan RANHAM dibutuhkan upaya koordinasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat pada awal Tahun 2012 telah melaksanakan pertemuan internal membahas rencana strategis (Renstra) 2011-2015 dan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN TRANPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH

LAPORAN KEGIATAN TRANPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH LAPORAN KEGIATAN TRANPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH BAB I PENDAHULUAN Sesuai ketentuan Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan

Lebih terperinci

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERAN DAN DUKUNGAN KEJAKSAAN RI TERHADAP PRIORITAS RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) TAHUN ANGGARAN 2018 Disampaikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci