ANALISA PERFORMANSI DAN COVERAGE WIRELESS LOCAL AREA NETWORK B/G/N PADA PEMODELAN SISTEM E-LEARNING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA PERFORMANSI DAN COVERAGE WIRELESS LOCAL AREA NETWORK B/G/N PADA PEMODELAN SISTEM E-LEARNING"

Transkripsi

1 ANALISA PERFORMANSI DAN COVERAGE WIRELESS LOCAL AREA NETWORK B/G/N PADA PEMODELAN SISTEM E-LEARNING Catur Budi Waluyo 1 1 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung 1 catur_budiwaluyo@yahoo.co.uk ABSTRACT E-Learning is one of education methods which can solve the lack of teaching and learning activity in class with flexible time as an either real time or non- real time. E-Learning system is an implementation of IP based communication in data transfer that can be performed in wireless medium. As in data transfer using Wireless Local Area Network (WLAN) with unlicensed band frequency ISM 2.4 GHz, and the other wireless signal is stronger, so that in data transmission from the transmitter to the receiver there are decreasing of Quality of Service (QoS) and interference. In order to ensure that there are no loss data in the data transmission from the transmitter to the receiver and also to save the data rate to reach 150Mbps, it is need a good QoS, large coverage area, and a good Power Link Budget (PLB) of the equipment, and there is no interference inter-area. The objective of this research were to analyze QoS data, determine coverage area, determine the PLB, measure the interference in any area. For the given data rate, the result of QoS test showed the throughput value i.e. 333,59 Kbps; 511,86 Kbps; and Kbps. From the delay test were acquired 2,96ms; 1,898ms; and 1,6038 ms. The jitter value were 3,184 ms; 2,448 ms; dan 2,201 ms. The value of packet loss for all data rate was 0%. There were difference 10.36% for the result of theoritical calculation with the result of measurement in the field because of absorbtion, scattering, and sensitivity of the receiver s equipment. For the interference test, the Signal Interference Ratio (SIR) for measurement test 1 [the distance between the transmitter (Tx) and the receiver (Rx) were 1 meter], measurement point 2 (Tx-Rx were 5 meters), measurement point 3 (Tx-Rx were 10 meter) respectively were -3 db, 6 db, and 3dB. Keywords : E-Learning, wireless, coverage, QoS, Performance, Interference PENDAHULUAN E-Learning adalah salah satu metode pengajaran yang dapat mengatasi kekurangan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan waktu yang fleksibel secara real time maupun non- real time. Sistem E-Learning merupakan sebuah implementasi komunikasi yang berbasis Internet Protocol (IP) dalam pengiriman paket data yang dapat dilakukan dengan media kabel maupun tanpa kabel (Wireless). Sebagai suatu sistem, E-Learning sekurang-kurangnya terdiri atas: isi (content), perangkat lunak (software), perangkat keras(hardware), dan media transmisi. Berkaitan dengan isi, perangkat lunak, perangkat keras pada sistem E-Learning dijelaskan pada (Rizal M. 2012). Oleh karena itu, pada makalah ini menitikberatkan pada media transmisi. Berdasarkan (Bachtiar, Arie, dkk. 2007) agar sistem E-Learning memberikan manfaat fleksibel dalam proses belajar mengajar, menjangkau wilayah geografis yang luas tanpa menggunakan kabel dan mempunyai kecepatan 150Mbps maka dalam sistem ini media transmisi yang digunakan yaitu wireless. Akan tetapi berdasarkan (whitepaper,tranzeo.2010 dan Djunaedi S,dkk) transmisi data dari pengirim sampai penerima menggunakan wireless terjadi loss data dan interferensi (Virgono,dkk. 2009). Agar tidak terjadi loss data dan datarate mencapai 150Mbps, maka diperlukan Quality of Service (QoS) yang bagus, coverage area yang luas, dan Power Link Budget (PLB) perangkat yang baik, dan tidak terjadi interferensi antar area. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa data-data QoS, menghitung coverage area, menghitung PLB, dan mengukur interferensi dalam suatu area. METODE PENELITIAN Perangkat yang digunakan sebagai router akses point yaitu TL MR3420 dan TL WR740N dengan jaringan berbasis infrastruktur. Frequensi tengah yang digunakan GHz dengan standar IEEE b/g/n. Antena yang digunakan jenis omnidirectional dengan penguatan 5 dbi, dengan pemilihan datarate 6 Mbps, 54Mbps, 135Mbps dan perubahan jarak penerima terhadap poin akses A-69

2 dilakukan dengan mengamati hasil sinyal yang di terima. Sedangkan pengukuran interferensi dilakukan dengan skenario indoor menggunakan metode interferensi co-channel. Serta pengukuran performansi jaringan dengan menggunakan jaringan lokal berbasis infrastruktur. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hardware yang terdiri dari komputer server (dekstop), router acces point (TL MR 3420 dan TL WR740N), komputer user(laptop),dan telepon seluler (handphone). Sedangkan software yang digunakan terdiri dari Wireshark, Wifi Analysis dan Netstumbler. Konfigurasi perangkat router wireless dalam perancangan dan implementasi ini yaitu Akses point ke-1 dengan menggunakan TP Link dengan tipe TL-MR 3420 yang di gunakan untuk interferer (router pengganggu). Sedangkan Akses point ke-2 dengan menggunakan TP Link tipe TLWR740N yang digunakan sebagai victim ( router yang terganggu). Untuk masing-masing parameter perangkat router wireless yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Parameter Perangkat Router Wireless Parameter TL- WR740N TL- MR3420 ERP Transmitter (dbm) ( Access Point) Tinggi Antena receiver (m) Tinggi Antena receiver (m) Frekuensi ( MHz) Maksimum datarate (Mbps) Asumsi Gain Antena Tx & Rx (db) 5 6 Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 1. Alur Tahapan Penelitian PEMBAHASAN Komunikasi pada sistem E-Learning setelah dilakukan implementasi dengan menggunakan jaringan Wireless Local Area Network (WLAN) maka salah satu cara mengetahui performansinya dalam transmisi data ke penerima suatu jaringan dengan cara pengujian Quality of Service (QoS). Hasil pengukuran parameter QoS yang terdiri throughput, delay, jitter, dan paket loss dapat di evaluasi dan di analisis dengan penjelasan berikut. Throughput didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata data efektif yang diterima oleh node penerima pada suatu selang waktu pengamatan tertentu. throughput adalah kemampuan suatu jaringan dalam melakukan pengiriman data. Dalam kondisi sebenarnya throughput identik dengan bandwidth. Perbedaannya bandwdth bersifat tetap sedangkan throughput sifatnya dinamis tergantung dengan trafik yang terjadi. Untuk menghitung Throughput dapat dihitung dengan persamaan 1. Dari capture data yang telah dilakukan dengan software wireshark maka didapatkan throughput pada data rate 6 Mbps dengan persamaan 1 yaitu, Packet receiver ukuran paket Throughput = (bps)... (1) Total waktu pengiriman Berdasarkan persamaan 1 maka hasil perhitugan throughput untuk kecepatan transfer 6 Mbps, 54 Mbps, dan 135 Mbps dapat di lihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa seiring meningkatnya kecepatan transfer maka nilai throughput juga semakin besar. Semakin besar throughput maka data yang diterima semakin besar sehingga kinerja QoS semakin baik. Delay didefinisikan sebagai waktu tunda yang dibutuhkan oleh paket data oleh dari pengirim ke penerima. Delay dipengaruhi oleh perbedaan jarak. Untuk mengetahui delay yang diakibatkan oleh A-70

3 proses transmisi dari satu titik ke titik tujuan maka dapat dilihat pada persamaan 2. Tabel 2. Throughput Berdasarkan Data Rate (Kecepatan Transfer ). Data rate Data Yang Diterima Total Waktu pengiriman Nilai 6 Mbps bit s Kbps 54 Mbps bit s Kbps 135 Mbps bit s Kbps Total delay Delay rata rata =... (2) Total paket yang diterima Berdasarkan persamaan 2 hasil perhitugan delay berdasarkan total delay ( dalam sekon) dan total paket yang diterima pada kecepatan transfer 6 Mbps, 54 Mbps, dan 135 Mbps dapat di lihat pada Tabel 3. Total delay didapatkan dengan menjumlahkan keseluruhan delay yang ada antara paket satu dengan paket lainnya. Tabel 3. Hasil Perhitungan Rata-Rata Delay Data rate Paket Data Yang Diterima Total Waktu pengiriman Nilai 6 Mbps Packet s 2.96 ms 54 Mbps Packet s ms 135 Mbps Packet s ms Berdasarkan standar ITU-T (Rizal M,dkk ) kriteria delay dalam keadaan bagus dan layak dengan rentang ms. Maka perhitungan rata-rata delay data rate wireless pada pemodelan E-Learning ini memenuhi standar layak/bagus dengan nilai 2.96ms, 1.898ms dan 1.604ms. Jitter didefinisikan sebagai variasi delay yang diakibatkan oleh panjang antrian dalam suatu pengolahan data dan penghimpunan ulang paket data di akhir pengiriman akibat kegagalan sebelumnya. Jitter sering disebut latency yang menunjukan banyaknya variasi delay. Untuk menghitung jitter digunakan persamaan 3. Berdasarkan persamaan 3 maka total jitter dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Total Paket yang Diterima dengan Jitter... (3) Data rate Total Variasi delay Total Paket yang diterima Nilai 6 Mbps s paket ms 54 Mbps s paket ms 135 Mbps s paket ms Tabel 4 menunjukan bahwa semakin besar kecepatan transfer suatu perangkat maka nilai jitter suatu jarigan akan berbanding terbalik. Sehingga semakin besar kecepatan transfer maka nilai jitter suatu jaringan semakin kecil dengan nilai masing-masing 6 Mbps(3.184ms), 54 Mbps (2.448ms) dan 135 Mbps(2.201ms). Packet loss yaitu jumlah prosentase paket yang hilang dalam proses pengiriman data dari sumber trafik ke node tujuan. Packet loss dapat terjadi karea tabrakan antar paket dalam jaringan. Untuk menghitung packet loss pada sistem ini dengan menggunakan persamaan %... (4) Tabel 5 menunjukkan prosentase jumlah paket yang hilang dalam proses pengiriman data sebesar 0 %. Hal ini dikarenakan protokol yang digunakan adalah Transfer Control Protocol (TCP) yang memiliki kemampuan untuk pengecekan paket data yang hilang ataupun rusak dan mengirimkannya kembali. A-71

4 Tabel 5. Hasil Perhitungan Packet Loss. Data rate Paket data yang dikirim Paket data yang diterima Nilai 6 Mbps Packet Packet 0 % 54 Mbps Packet Packet 0 % 135 Mbps Packet Packet 0 % Mekanisme propagasi merupakan salah satu faktor utama, pembeda antara pelayanan mobile dan fixed. Perbedaan utama terdapat pada instalasi dan penggelaran, antena dan luas cakupan. Access point pada sistem komunikasi wireless hanya melayani komunikasi data yang berada dalam cakupan (coverage area). Model propagasi dalam komunikasi wireless untuk kondisi outdoor dapat menggunakan rumus free space loss (FSL) (Sukadarmika G,dkk. 2010). Model propagasi FSL digunakan untuk memprediksi kuat sinyal terima ketika pengirim dan penerima dalam keadaan line of sight (LOS) atau tidak ada penghalang diantara pengirim dan penerima (Rapaport TS,page nd Ed.). Untuk menghitung redaman ruang bebas secara matematis dapat dihitung dengan persamaan (5) (6). FSL = 32, log d + 20 log f... (7) (8) Dimana FSL adalah Free space loss dalam decibel (db), d adalah jarak antara transmitter dan receiver dalam km, f adalah frekuensi dalam MHz, r adalah jari-jari fresnel dalam meter, Tx adalah pengirim, Rx adalah penerima, dan Prx adalah daya yang diterima oleh Rx dalam dbw. Berdasarkan persamaan 5 untuk data rate 6 Mbps, 12 Mbps, 13 Mbps, 54 Mbps, 135 Mbps, dan 150 Mbps, maka diperoleh coverage access point WLAN sebagaimana disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Hasil Perhitungan Jangkauan Akses Point. Data Rate Jarak teori Jarak di Lapangan Selisih Rata-rata 6 Mbps 276 meter 245 meter % 12 Mbps 195 meter 172 meter % 13 Mbps 174 meter 150 meter % 54 Mbps 123 meter 110 meter % % 135 Mbps 44 meter 40 meter 9.09 % 150 Mbps 35 meter 33 meter 5.71 % Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa coverage access point WLAN b/g/n semakin kecil seiring dengan peningkatan data rate. Berdasarkan Tabel 6 terdapat perbedaan antara jarak dalam perhitungan dengan jarak di lapangan, hal itu dikarenakan beberapa faktor yaitu pertama penyerapan (Absorbsi), semakin besar Amplitudo gelombang (power) semakin jauh jangkauan dari sinyalnya. Dengan mengurangi besar Amplitudo (power) suatu sinyal, maka jangkauan akan semakin berkurang. Kedua pemecahan sinyal (Scattering), hal ini dapat disebabkan oleh beberapa objek yang dapat memantulkan sinyal dan ujung yang lancip, seperti partikel debu di air dan udara. Ketiga sensitifitas perangkat penerima, setiap perangkat penerima mempunyai karakteristik sensitivitas penerima yang berbeda-beda, jika perangkat penerima mempunyai sensitifitas yang kurang sensitif maka jangkauan yang diterima semakin pendek. Tabel 7. Hasil Perhitungan Jari-jari Zona Fresnel pada Data Rate yang Bervariasi Data Rate Jangkauan (meter) Jari-jari zona fresnel (meter) 6 Mbps 245 meter meter 12 Mbps 172 meter meter 13 Mbps 150 meter meter 54 Mbps 110 meter meter 135 Mbps 40 meter meter 150 Mbps 33 meter meter A-72

5 Jari-jari fresnel merupakan jari-jari antara antenna pemancar dengan antenna penerima dimana diantara kedua antenna tersebut tidak ada penghalang. Berdasarkan persamaan 6 jari-jari fresnel pada kecepatan data 6 Mbps untuk data rate 6 Mbps, 12 Mbps, 13 Mbps, 54 Mbps, 135 Mbps,dan 150 Mbps, maka dapat disajikan pada Tabel 7. Berdasarkan Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jangkauan dari Wireless tersebut maka semakin besar pula untuk jari- jari zona fresnell, tetapi semakin besar peningkatan data rate maka semakin kecil jari-jari fresnellnya. Pada saat sinyal radio berpropagasi di udara akan mengalami redaman dari udara. Besarnya redaman yang terjadi dapat dihitung secara empiris. Redaman itulah yang disebut dengan FSL. Berdasarkan persamaan 7 perhitungan redaman untuk data rate 6 Mbps, 12 Mbps, 13 Mbps, 54 Mbps, 135 Mbps,dan 150 Mbps dapat disajikan pada Tabel 8. Selain perhitungan jari-jari fresnel dan nilai redaman dalam power link budget maka perlu dilakukan perhitungan daya yang diterima. Daya yang diterima menunjukan jumlah level sinyal yang diterima oleh penerima pada sistem komunikasi wireless. Dengan persamaan 8 perhitungan daya yang diterima untuk data rate 6 Mbps, 12 Mbps, 13 Mbps, 54 Mbps, 135 Mbps,dan 150 Mbps, dapat disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Perhitungan Redaman Dan Daya Yang Diterima Oleh Penerima Pada Masing-Masing Data Rate. Data Rate Free Space Loss Prx (dbm) 6 Mbps db Mbps db Mbps db Mbps db Mbps db Mbps db WLAN dirancang dengan tujuan agar didapatkan sistem komunikasi data menggunakan radio kecepatan tinggi dengan perangkat yang sederhana dan bebas lisensi, sehingga digunakan spektrum frekuensi pita ISM (Industry, Science, and Medical) pada frekuensi 2,4 GHz (Virgono A,dkk.2010 dan Hsin-Chin Liu). Dengan adanya spektrum frekuensi pita ISM maka terjadi pemakaian pita frekuensi yang sama yang mengakibatkan cochannel interference (CCI). Menurut Hsin-Chin Liu jika sumber interferensi chochannel yang kuat, akan menyebabkan penurunan throughput dari WLAN dan hasil variasi masalah transmisi ( delay, jitter dan paket loss). Ada beberapa metode untuk meminimalkan interferensi (Tiwary, dkk. 2010) yaitu penempatan AP (access point), Mengatur daya pancar, Optimasi channel pada AP. Menurut Virgono A,dkk dalam jaringan wireless pengaruh dari interferensi dihitung dengan menggunakan parameter Signal-to-Interference Ratio (SIR) di suatu titik dengan jarak tertentu dari access point. SIR adalah perbanding antara kuat sinyal dengan total kuat sinyal interferensi. Nilai SIR diperoleh dari perbandingan Receive Signal Level (RSL) yang diterima dari access point utama (S) dengan total interferensi yang diterima pada titik pengamatan tertentu.... (9) Pengukuran kualitas sinyal dengan menggunakan 2 router wireless yaitu satu(1) buah yang sebagai router yang terganggu dan satu (1) buah sebagai router penganggu. Pada analisis kualitas sinyal router yang terganggu menggunakan TL-WR740N dan router yang sebagai penganggu menggunakan TL-MR3420. Hasil pengukuran penerima dengan kondisi dan jarak berbeda terhadap interferer dinyatakan dalam RSL yang disajikan pada Tabel 9. Sinyal yang diinginkan (S) adalah RSL dari SSID dengan nama Victim Access point dan sinyal interference (I) adalah RSL dari interferer access point maka dengan persamaan 9 di dapat SIR sebagai berikut pertama titik pengukuran 1 ( Jarak Tx- Rx yaitu 1 meter ), SIR (db) = - 28 dbm (- 25) dbm = - 3 db. Kedua titik pengukuran 2 ( Jarak Tx- Rx yaitu 5 meter ), SIR (db) = - 41 dbm (- 35) dbm = 6 db. Ketiga titik pengukuran 10 ( Jarak Tx- Rx yaitu 10 meter ), SIR (db) = - 50 dbm (- 53) dbm = 3 db. A-73

6 Tabel 9. Pengukuran Kualitas Sinyal pada Kondisi di Dalam Ruangan (dbm) Titik Pengukuran 1 meter (titik 1) 5 meter (titik 2) 10 meter (titik 3) Kondisi Interferer Acces Point (MR3420) Victim Acces Point (WR 740N) Pengukuran SNR RSL Noise SNR RSL Noise AP 1 aktif AP 2 Aktif AP aktif AP 1 aktif AP 2 Aktif AP aktif AP 1 aktif AP 2 Aktif AP aktif KESIMPULAN Dari proses perancangan, implementasi dan pengujian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut untuk datarate yang ditentukan, hasil uji QoS menunjukkan nilai throughput Kbps, Kbps, dan Kbps. Hasil uji delay diperoleh 2.96ms, 1.898ms, dan ms. Nilai jitter yang diperoleh yaitu 3.184ms, ms, dan 2.201ms. Sedangkan nilai packet loss untuk semua datarate adalah 0%. Terdapat selisih perhitungan sebesar 10.36% antara hasil perhitungan secara teoritis dengan pengukuran di lapangan yang dikarenakan terjadi absorbsi, scattering, dan sensitivitas dari perangkat penerima. Pada pengujian interferensi nilai Signal Interferrence Ratio (SIR) untuk titik pengukuran 1 [jarak pengirim (Tx) dan penerima (Rx) sejauh 1 meter], titik pengukuran 2 (Tx-Rx sejauh 5 meter), titik pengukuran 3 (Tx-Rx sejauh 10 meter) masing-masing yaitu -3dB, 6dB, dan 3dB. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ir. H. Djoko Achyanto,M.Sc dan Dr. Iskandar, S.T, M.T atas bimbingan, arahan dan motivasinya sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Bachtiar, Arie, dkk Learning Management System Using Moodle and Multimedia Content on E-Learning Competensi Webmaster Series Djunaedi S, Hendrantoro G dan Affandi A. Pengembangan Jaringan Akses Nirkabel Pita Lebar Berbasis WiFi Pada Backhaul WIPAS Untuk E-Learning. Jurnal ITS. No Surabaya Hsin-Chin Liu. VoIP Applications over WLAN with Multistage Interference Cancellation Smart Antennas &isnumber= tanggal akses 24 September Rapaport TS Wireless Communications principle and practice 2nd.Prentice hall. The United State of America Rizal M, Purwanto Y, Sholekan Perancangan Aplikasi Synchronous Elearning dengan fasilitas video conference,chatting,dan presentasi online berbasis web. Jurnal Proyek Akhir IT Telkom. Bandung Sukadarmika Gede, ER Ngurah Indra, Linawati, Saputra Nyoman Wendy Analisa Coverage WLAN(wireless Local area Network) a menggunakan opnet modeler.jurnal teknologi elektro vol.9 no2 Juli-desember Universitas Udayana.Bali Tiwary Prabhat Kumar, Niwas Maskey, Suman Khakurel, Gitanjali Sachdeva Effects of Cochannel Interference in WLAN and Cognitive Radio Based Approach to Minimize It International Conference on Advances in Recent Technologies in Communication and Computing. IEEE society. Virgono A, Sumadjudin B, Rosy A, Hutomo P Analisa Pengaruh Besar Area Hotspot dan interferensi pada WLAN IEEE b. Jurnal Penelitian dan Pengembangan TELEKOMUNIKASI, Juni 2009, Vol. 14, No. 1 Whitepaper Wireless Link Budget Analysis. Tranzeo Wireless. Tranzeo Wireless Technology Inc. A-74

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE Dontri Gerlin Manurung, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Wi-Fi memudahkan dalam mengakses jaringan dari pada menggunakan kabel. Ketika menggunakan WiFi, pengguna dapat berpindahpindah tempat. Meskipun

Lebih terperinci

ANALISA INTERFERENSI ELEKTROMAGNETIK PADA PROPAGASI Wi-Fi INDOOR

ANALISA INTERFERENSI ELEKTROMAGNETIK PADA PROPAGASI Wi-Fi INDOOR > Seminar Proyek Akhir Jurusan Teknik Telekomunikasi PENS-ITS 0< ANALISA INTERFERENSI ELEKTROMAGNETIK PADA PROPAGASI Wi-Fi INDOOR Yunia Ikawati¹, Nur Adi Siswandari², Okkie Puspitorini² ¹Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perancangan dan Analisa 1. Perancangan Ideal Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget FSL (db) 101,687 Absorption Loss (db) 0,006 Total Loss 101,693 Tx Power (dbm) 28 Received

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih menuntut adanya komunikasi yang tidak hanya berupa voice, tetapi juga berupa data bahkan multimedia. Dengan munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmisi merupakan suatu pergerakan informasi melalui sebuah media jaringan telekomunikasi. Transmisi memperhatikan pembuatan saluran yang dipakai untuk mengirim

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network 5 BAB II LANDASAN TEORI II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu teknologi alternatif yang relatif murah dibandingkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA 4.1 Parameter Komponen Performansi BWA Berikut adalah gambaran konfigurasi link BWA : Gambar 4.1. Konfigurasi Line of Sight BWA Berdasarkan gambar 4.1. di atas terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 21 BAB III IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 3. 1 Sejarah Singkat Wireless Fidelity Wireless fidelity (Wi-Fi) merupakan teknologi jaringan wireless yang sedang berkembang pesat dengan menggunakan standar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Dua unit komputer 2. Path Profile 3. Kalkulator 4. GPS 5. Software D-ITG

Lebih terperinci

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center)

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center) Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE 802.11n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center) Silmina Farhani Komalin 1,*, Uke Kurniawan Usman 1, Akhmad Hambali 1 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM Kevin Kristian Pinem, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departement Teknik Elektro

Lebih terperinci

Kata Kunci : Radio Link, Pathloss, Received Signal Level (RSL)

Kata Kunci : Radio Link, Pathloss, Received Signal Level (RSL) Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS KEKUATAN DAYA RECEIVE SIGNAL LEVEL(RSL) MENGGUNAKAN PIRANTI SAGEM LINK TERMINAL DI PT PERTAMINA EP REGION JAWA Oleh : Hanief Tegar Pambudhi L2F006045 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi saat ini sangat pesat, khususnya teknologi wireless (nirkabel). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi

Lebih terperinci

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

Materi II TEORI DASAR ANTENNA Materi II TEORI DASAR ANTENNA 2.1 Radiasi Gelombang Elektromagnetik Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara

Lebih terperinci

PERFORMA TRANSMISI DAN PROPAGASI RADIO PADA JARINGAN WLAN

PERFORMA TRANSMISI DAN PROPAGASI RADIO PADA JARINGAN WLAN Faktor Exacta Vol. 5 No. 4: 317-33 PERFORMA TRANSMISI DAN PROPAGASI RADIO PADA JARINGAN WLAN NOVY HAPSARI Program Studi Teknik Elektro, Institut Teknologi Indonesia Jl. Raya Puspiptek Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A.

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A. 76 BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA Pada Bab IV ini akan disajikan hasil penelitian analisa performansi kinerja radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A. Pada penelitian

Lebih terperinci

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis Moodle Sebagai Metode Pembelajaran Jarak Jauh Pada Institusi Pendidikan Esther Sondang Saragih NRP

Lebih terperinci

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014 ANALISIS LINK BUDGET UNTUK KONEKSI RADIO WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11B DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI RADIO MOBILE (STUDI KASUS PADA JALAN KARTINI SIANTAR AMBARISAN) Fenni A Manurung, Naemah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1 I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi dan telekomunikasi semakin canggih dan pesat dengan adanya perkembangan internet. Saat ini teknologi informasi dan telekomunikasi sudah

Lebih terperinci

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Widya Teknika Vol.19 No. 1 Maret 2011 ISSN 1411 0660 : 34 39 PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Dedi Usman Effendy 1) Abstrak Dalam

Lebih terperinci

IEEE b 1.1 INTRODUCTION

IEEE b 1.1 INTRODUCTION IEEE 802.11b Erick Kristanto Gunawan, 32131-TE Muhammad Fitrah Sugita, 30376-TE Muhmmad Wicaksono Abdurohim, 31163-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 INTRODUCTION 1.1.1 802.11 802.11 adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini dirasakan sangat

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini dirasakan sangat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini dirasakan sangat penting karena sangat mempengaruhi tingkat kemajuan, kemakmuran, dan daya saing suatu bangsa.

Lebih terperinci

Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Eki Ahmad Zaki Hamidi, Nanang Ismail, Ramadhan Syahyadin Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel)

Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel) Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel) Merupakan satuan perbedaan (atau Rasio) antara kekuatan daya pancar signal. Penamaannya juga untuk mengenang Alexander Graham Bell (makanya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini akan dibahas tahap dan parameter perencanaan frekuensi dan hasil analisa pada frekuensi mana yang layak diimplemantasikan di wilayah Jakarta. 4.1 Parameter

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan tanpa kabel (wireless) sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN (Wireless Local Area Network) menggunakan wireless

Lebih terperinci

SISTEM NIRKABEL TERDISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KUAT SINYAL WIFI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

SISTEM NIRKABEL TERDISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KUAT SINYAL WIFI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL SISTEM NIRKABEL TERDISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KUAT SINYAL WIFI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL Cipto Prabowo,MT 1), Zurnawita, MT 2) 1) Teknik Komputer, Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Padang,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang JSN merupakan jaringan sistem pemantauan objek yang tersebar dalam cakupan area tertentu, dimana kondisi lingkungan tidak mendukung adanya transmisi data secara langsung

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA SERTA APLIKASI ANTENA. OMNIDIRECTIONAL 2,4 GHz

BAB IV DATA DAN ANALISA SERTA APLIKASI ANTENA. OMNIDIRECTIONAL 2,4 GHz BAB IV DATA DAN ANALISA SERTA APLIKASI ANTENA OMNIDIRECTIONAL 2,4 GHz 4.1 Umum Setelah melakukan proses perancangan dan pembuatan antena serta pengukuran atau pengujian antena Omnidirectional 2,4 GHz,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi WiMAX (Worldwide Interoperabilitas for Microwave Access) yang berbasis pengiriman data berupa paket dan bersifat connectionless oriented merupakan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wireless Local Area Network (WLAN) adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan frekuensi radio yang tinggi dari 2,4 GHz dan 5 GHz, serta bebas lisensi karena menggunakan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN ACCESS POINT PADA JARINGAN WI-FI di UNIVERSITAS BUDI LUHUR

OPTIMASI PENEMPATAN ACCESS POINT PADA JARINGAN WI-FI di UNIVERSITAS BUDI LUHUR OPTIMASI PENEMPATAN ACCESS POINT PADA JARINGAN WI-FI di UNIVERSITAS BUDI LUHUR Rummi Sirait 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur, Jakarta, 12260 e-mail : rummi.sirait@budiluhur.ac.id

Lebih terperinci

Pengembangan Jaringan Akses Nirkabel Pita Lebar Berbasis WiFi Pada Backhaul WIPAS Untuk e-learning

Pengembangan Jaringan Akses Nirkabel Pita Lebar Berbasis WiFi Pada Backhaul WIPAS Untuk e-learning Pengembangan Jaringan Akses Nirkabel Pita Lebar Berbasis WiFi Pada Backhaul WIPAS Untuk e-learning Setiawan Djunaedi 1, Gamantyo Hendrantoro 2 dan Achmad Affandi 3 1,2,3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari

Lebih terperinci

Monitoring Jaringan Menggunakan Wireless Mon

Monitoring Jaringan Menggunakan Wireless Mon Monitoring Jaringan Menggunakan Wireless Mon Yama Fresdian Dwi Saputro fds.yama@gmail.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2015 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang)

Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang) Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang) Subuh Pramono Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : subuhpramono@gmail.com

Lebih terperinci

Dukungan yang diberikan

Dukungan yang diberikan PERKEMBANGAN KOMUNIKASI DATA NIRKABEL Pertengahan abad 20, teknologi nirkabel berkembang pesat, diimplementasikan dalam bentuk teknologi radio, televisi, telepon mobil, dll. Komunikasi lewat sistem satelit

Lebih terperinci

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle DZATA FARAHIYAH NRP 2206100140 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wireless Local Area Network (WLAN) Sejarah WLAN diawali pada tahun 1970, IBM mengeluarkan hasil rancangan WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mangle Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat melakukan marking terhadap paket data. Paket data yang sudah diberi mark digunakan untuk manajemen bandwidth

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN LINK MICROWAVE Tujuan utama dari perencanaan link microwave adalah untuk memastikan bahwa jaringan microwave dapat beroperasi dengan kinerja yang tinggi pada segala

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 38 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dibahas mengenai pengujian dan analisis hasil implementasi yang telah dilakukan. Pengujian dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui performansi pada jaringan

Lebih terperinci

TAKARIR. Kapasitas transmisi dari sambungan elektronik. Percakapan melalui jaringan intenet.

TAKARIR. Kapasitas transmisi dari sambungan elektronik. Percakapan melalui jaringan intenet. TAKARIR Access Point Bandwith Browsing Coverage area Chatting Free space loss Hardware Hotspot Interface Infrared Local area network Network Operation Center Open source Personal Computer Radio Frekuensi

Lebih terperinci

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI Zulkha Sarjudin, Imam Santoso, Ajub A. Zahra Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi BAB II DASAR TEORI Sebelum melakukan perancangan sistem pada penelitian, bab II menjelaskan teori-teori yang digunakan sehubungan dengan perancangan alat dalam penelitian skripsi. 2.1 Sistem Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Semakin tinggi penggunaan internet dalam masyarakat saat ini, harus didukung dengan infrastruktur jaringan yang baik, sehingga penggunaan aplikasi yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Point to Point Komunikasi point to point (titik ke titik ) adalah suatu sistem komunikasi antara dua perangkat untuk membentuk sebuah jaringan. Sehingga dalam

Lebih terperinci

BAB IV Analisa Jaringan Broadband Wifi Pada Bab Ini akan dibahas Hasil evaluasi Pra Perancangan Jaringan Broadband WIFI Commuter Line Jabodetabek dengan jaringan existing ( UMTS ) yang dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah. 62 BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET 3.1 Permasalahan Saat ini kita bisa dengan mudah mendapatkan akses internet. Kita bisa berlangganan internet menggunakan modem DSL (Digital

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN PENGEMBANGAN COVERAGE AREA WLAN DI GEDUNG IT TELKOM (STUDI KASUS GEDUNG A, B, C, D, K, LC)

ANALISA PERENCANAAN PENGEMBANGAN COVERAGE AREA WLAN DI GEDUNG IT TELKOM (STUDI KASUS GEDUNG A, B, C, D, K, LC) ANALISA PERENCANAAN PENGEMBANGAN COVERAGE AREA WLAN DI GEDUNG IT TELKOM (STUDI KASUS GEDUNG A, B, C, D, K, LC) [1] Widi Tri Yuwono, [2] Uke Kuriawan Usman, [3] Asep Mulyana. Fakultas Elekro dan Komunikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) UNTUK LAYANAN VIDEO CONFERENCE DENGAN STANDAR WIFI G

PERANCANGAN JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) UNTUK LAYANAN VIDEO CONFERENCE DENGAN STANDAR WIFI G PERANCANGAN JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) UNTUK LAYANAN VIDEO CONFERENCE DENGAN STANDAR WIFI 802.11G Panji Krisna Dwi Cahya 1, Wahyu Adi Priyono., Ir., M.Sc. 2, Gaguk Asmugi, ST., MT. 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST Pipit Wulandari 1*, Sopian Soim 1, Mujur Rose 1 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN di bawah. 3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem Perancangan sistem yang digunakan dapat dijelaskan dengan blok diagram Gambar 3.1 PERANCANGAN PENERAPAN PERSIAPAN DATA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN TNI AU. LATAR BELAKANG Perkembangan Teknologi Komunikasi. Wireless : bandwidth lebih lebar. Kebutuhan Sarana Komunikasi VHF UHF SBM

I. PENDAHULUAN TNI AU. LATAR BELAKANG Perkembangan Teknologi Komunikasi. Wireless : bandwidth lebih lebar. Kebutuhan Sarana Komunikasi VHF UHF SBM Desain Perencanaan Radio Link untuk Komunikasi Data Radar S a t u a n R a d a r 2 4 2 T W R d e n g a n K o m a n d o S e k t o r P e r t a h a n a n U d a r a N a s i o n a l I V B i a k R a d i o L i

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Jaringan Nirkabel Berbasis Radius Server

Evaluasi Kinerja Jaringan Nirkabel Berbasis Radius Server Evaluasi Kinerja Jaringan Nirkabel Berbasis Radius Server Syahril Rizal 1, Timur Dali Purwanto 2 1 Universitas Bina Darma, Palembang, syahril.rizal@binadarma.ac.id 2 Universitas Bina Darma, Palembang,

Lebih terperinci

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T. TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T. Disusun oleh : Nurul Haiziah Nugraha (14101025) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan komputer saat ini semakin banyak digunakan oleh orang, terlebih kebutuhan akan akses jaringan nirkabel. Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah salah

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G

PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G Maria Ulfah 1*, Nurwahidah Jamal 2 1,2 Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Balikpapan * e-mail : maria.ulfah@poltekba.ac.id Abstract Wave propagation through

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HANDOVER PADA MOBILE WIMAX UNTUK LAYANAN LIVE STREAMING

ANALISIS PENGARUH HANDOVER PADA MOBILE WIMAX UNTUK LAYANAN LIVE STREAMING ANALISIS PENGARUH HANDOVER PADA MOBILE WIMAX UNTUK LAYANAN LIVE STREAMING Publikasi Jurnal Skripsi Disusun Oleh: TRI EVANTI ANDRIANI NIM. 0910630100-63 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUKURAN PERFORMAN IMPLEMENTASI WI-FI OVER PICOCELL

BAB IV ANALISA PENGUKURAN PERFORMAN IMPLEMENTASI WI-FI OVER PICOCELL 33 BAB IV ANALISA PENGUKURAN PERFORMAN IMPLEMENTASI WI-FI OVER PICOCELL 4. 1 Pengambilan Data Penggunaan Wi-Fi Over PICOCELL Pengambilan data implementasi Wi-Fi Over Picocell dilakukan di Departemen Information

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perencanaan jaringan WiMAX akan meliputi tahapan perencanaan seperti berikut: 1. Menentukan daerah layanan berdasarkan data persebaran dan kebutuhan bit rate calon pelanggan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3 BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3 3.1 Jaringan 3G UMTS dan HSDPA Jaringan HSDPA diimplementasikan pada beberapa wilayah. Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ) ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ) Ferry Wahyu S Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini telah membawa perubahan yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia telekomunikasi, komunikasi

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA Oleh : MADE SUHENDRA NRP. 2203109044 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Gatot Kusrahardjo, MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA

ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA Bambang Sugiantoro 1, Yuha Bani Mahardhika 2 Teknik Informatika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Lebih terperinci

ANALISIS JENIS MATERIAL TERHADAP JUMLAH KUAT SINYAL WIRELESS LAN MENGGUNAKAN METODE COST-231 MULTIWALL INDOOR

ANALISIS JENIS MATERIAL TERHADAP JUMLAH KUAT SINYAL WIRELESS LAN MENGGUNAKAN METODE COST-231 MULTIWALL INDOOR 68 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 3, NOVEMBER 2017 ANALISIS JENIS MATERIAL TERHADAP JUMLAH KUAT SINYAL WIRELESS LAN MENGGUNAKAN METODE COST-231 MULTIWALL INDOOR Yusriel Ardian 1 1 Sistem Informasi, Universitas

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini sangat signifikan seiring dengan meningkatnya kebutuhan pengguna layanan sistem informasi

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana   Abstrak ANALISIS PENGARUH SOFT HANDOVER PADA MOBILE STATION TERHADAP KUALITAS LAYANAN VOIP DI JARINGAN UMTS Putu Fadly Nugraha Putu Fadly Nugraha1, IGAK Diafari Djuni H2, Pande Ketut Sudiarta3 1,2,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP Analisis Pengaruh Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP Alfin Hikmaturokhman 1, Sri Maya Sari Nainggolan 1,, Eko Fajar Cahyadi 1 Program Studi S1 Teknik telekomunikasi 1 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom

Lebih terperinci

Studi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring

Studi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring Studi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring Sugondo Hadiyoso 1), Achmad Rizal 2), Suci Aulia 3), M. Sofie 4) 1,3 Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom email:

Lebih terperinci

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141 ANALYTICAL STUDY OF QoS (Quality of Service) IN THE IMPLEMENTATION OF VOICE COMMUNICATION APPLICATION VoIP (Voice over Internet Protocol) ON THE INTRANET

Lebih terperinci

KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT

KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT Putri Kusuma Ningtyas 2206100144 1) 1) Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-6011

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR Silpina Abmi Siregar, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater,

Lebih terperinci

ANALISIS LINK BUDGET UNTUK KONEKSI RADIO WIRELESS LOCAL AREA NETWORK ANTARA UNIVERSITAS RIAU PANAM DAN UNIVERSITAS RIAU GOBAH

ANALISIS LINK BUDGET UNTUK KONEKSI RADIO WIRELESS LOCAL AREA NETWORK ANTARA UNIVERSITAS RIAU PANAM DAN UNIVERSITAS RIAU GOBAH ANALISIS LINK BUDGET UNTUK KONEKSI RADIO WIRELESS LOCAL AREA NETWORK ANTARA UNIVERSITAS RIAU PANAM DAN UNIVERSITAS RIAU GOBAH Rama Fadilah, Febrizal, Anhar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSMISI VIDEO PADA WIFI BERBASIS H.263 MENGGUNAKAN OPNET

ANALISIS KINERJA TRANSMISI VIDEO PADA WIFI BERBASIS H.263 MENGGUNAKAN OPNET ANALISIS KINERJA TRANSMISI VIDEO PADA WIFI BERBASIS H.263 MENGGUNAKAN OPNET Rendara Sirajul M. - Ir. Muchammad Husni, M.Kom. - Henning Titi C., S.Kom.,M.Kom Jurusan Teknik Informatika,Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

LINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

LINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO LINK BUDGET Ref : Freeman 1 LINK BUDGET Yang mempengaruhi perhitungan Link Budget adalah Frekuensi operasi (operating frequency) Spektrum yang dialokasikan Keandalan (link reliability) Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA JARINGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA JARINGAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA JARINGAN 4.1 Pengujian Coverage Jaringan WLAN Pengujian Coverage WLAN menggunakan 2 cara, yaitu: a. Pengujian dengan deteksi sinyal WLAN di desktop computer, Seperti terlihat

Lebih terperinci

KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST. Websites :

KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST. Websites : KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST Websites : www.dennycharter.wordpress.com E-mail : dennycharter@gmail.com Future Wireless Personal Communication Sistem layanan komunikasi dari siapa, kapan saja, dimana

Lebih terperinci

Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless

Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless Materi 9 - Teknologi Jaringan Wireless Bahasan Multipath Hidden Node Near/Far System throughput Co-location throughput Types of interference Range considerations

Lebih terperinci

Analisis Performansi Mobile Ad- Hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam

Analisis Performansi Mobile Ad- Hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam Analisis Performansi Mobile Ad- Hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam Oleh : Della Aulia Arifin 2211127 Dosen Pembimbing 1 : Dr. Ir. Achmad Affandi,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TEKNOLOGI JARINGAN WIRELESS PADA FREKUENSI 2.4 GHz DALAM KONDISI RUANGAN TERTENTU

ANALISIS KINERJA TEKNOLOGI JARINGAN WIRELESS PADA FREKUENSI 2.4 GHz DALAM KONDISI RUANGAN TERTENTU ANALISIS KINERJA TEKNOLOGI JARINGAN WIRELESS PADA FREKUENSI 2.4 GHz DALAM KONDISI RUANGAN TERTENTU 1 Muhammad Arif Setyawan, 2 Suwanto Raharjo, 3 Erna Kumalasari N. 1,2,3, Teknik Informatika,Institut Sains

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Makalah Seminar Tugas Akhir ANALISIS KINERJA PROTOKOL TCP PADA SISTEM WiMAX Akhmad Sarif, Achmad Hidayatno, ST.,MT., Imam Santoso, ST.,MT. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel - ilkomadri.com PENDAHULUAN Jaringan wireless/nirkabel adalah teknologi jaringan yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik melalui udara sebagai media untuk

Lebih terperinci

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 55 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Hasil Simulasi Jaringan IEEE 802.16d Jaringan IEEE 802.16d dalam simulasi ini dibuat berdasarkan pemodelan sistem sehingga akan menghasilkan dua buah model jaringan yaitu

Lebih terperinci

Analisis Implementasi Aplikasi Video Call pada Sinkronisasi Learning Management System berbasis Moodle sebagai Metode Distance Learning

Analisis Implementasi Aplikasi Video Call pada Sinkronisasi Learning Management System berbasis Moodle sebagai Metode Distance Learning 1/6 Analisis Implementasi Aplikasi Video Call pada Sinkronisasi Learning Management System berbasis Moodle sebagai Metode Distance Learning dalam Institusi Pendidikan FAUZAN SAIFUL HAQ M NRP 2206100018

Lebih terperinci

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO Siherly Ardianta 1, Tri Budi Santoso 2, Okkie Puspitorini 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan terhadap kebutuhan informasi semakin meningkat, dimana tidak hanya informasi berupa text dan gambar saja tetapi juga melibatkan semua aspek multimedia

Lebih terperinci

Implementasi dan Analisis Wireless Full Duplex OSPF

Implementasi dan Analisis Wireless Full Duplex OSPF Implementasi dan Analisis Wireless Full Duplex OSPF Laporan Penelitian Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh : Hasan Mustafa NIM : 672008322 Program

Lebih terperinci

KAJIAN KINERJA JARINGAN Wi-Fi STUDI KASUS UNIT 7 UNIVERSITAS BUDI LUHUR

KAJIAN KINERJA JARINGAN Wi-Fi STUDI KASUS UNIT 7 UNIVERSITAS BUDI LUHUR KAJIAN KINERJA JARINGAN Wi-Fi STUDI KASUS UNIT 7 UNIVERSITAS BUDI LUHUR Teguh Prakarsa 1, Eka Purwa Laksana 2 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur, Jakarta, 12260 Telp :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM Pada bab ini membahas mengenai hasil dan kinerja sistem yang telah dirancang sebelumnya yaitu meliputi delay, jitter, packet loss, Throughput dari masing masing

Lebih terperinci

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS Fahmi Alfian 1, Prima Kristalina 2, Idris Winarno 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan

Lebih terperinci