AUDIT OPERASIONAL ATAS PROSES PRODUKSI DALAM USAHA MENEKAN TINGKAT PRODUK CACAT PADA PT SENG FONG MOULDING PERKASA JOMBANG SKRIPSI.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AUDIT OPERASIONAL ATAS PROSES PRODUKSI DALAM USAHA MENEKAN TINGKAT PRODUK CACAT PADA PT SENG FONG MOULDING PERKASA JOMBANG SKRIPSI."

Transkripsi

1 AUDIT OPERASIONAL ATAS PROSES PRODUKSI DALAM USAHA MENEKAN TINGKAT PRODUK CACAT PADA PT SENG FONG MOULDING PERKASA JOMBANG SKRIPSI Oleh : NUR MEI WILUJENG NPM : FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2014

2 AUDIT OPERASIONAL ATAS PROSES PRODUKSI DALAM USAHA MENEKAN TINGKAT PRODUK CACAT PADA PT SENG FONG MOULDING PERKASA JOMBANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memproleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya Oleh : NUR MEI WILUJENG NPM : FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2014 i

3 AUDIT OPERASIONAL ATAS PROSES PRODUKSI DALAM USAHA MENEKAN TINGKAT PRODUK CACAT PADA PT SENG FONG MOULDING PERKASA JOMBANG NAMA : NUR MEI WILUJENG FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI NPM : DISETUJUI dan DITERIMA OLEH : DOSEN PEMBIMBING BACHTIAR RAHMAN HALIK.,SE.,MM ii

4 HALAMAN PENGESAHAN Telah diterima dan disetujui oleh tim Penguji Skripsi serta dinyatakan LULUS. Dengan demikian skripsi ini dinyatakan sah untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar sarjana EKONOMI pada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA Tim Penguji Skripsi : 1. Ketua : Dr. Soenarmi, SE.,MM ( ) Dekan Fakultas Ekonomi 2. Sekretaris : Aminatuzzuhro.,SE.,M.Si ( ) Ketua Program Studi 3. Anggota : 1. Dr. Hj. Fatimah Riswati, SE.,MS ( ) Dosen Penguji l 2. Yoshi Trias Pratiwi, SE.,M.,Ak ( ) Dosen Penguji ll iii

5 Audit Operasional atas Proses Produksi dalam Usaha Menekan Tingkat Produk Cacat Pada PT. Seng Fong Moulding Perkasa Nur Mei Wilujeng NPM ABSTRAK Perekonomian di Indonesia saat ini memasuki ajang persaingan yang ketat dalam berbagai sektor yang ada. Hal ini mendorong dunia usaha untuk meningkatkan efisiensi kerja dan kualitas di bidang usaha yang dikelolanya. Agar sutau perusahaan mampu bersaing dan terus bertahan dalam lingkungan bisnisnya, perusahaan dituntut untuk dapat melaksanakan kegiatan operasinya secara efektif dan efisien. Selain itu perusahaan dituntut menghasilkan kualitas produk yang baik agar dapat menarik parak konsumennya. Audit operasional merupakan salah satu alat bantu bagi perusahaan untuk melakukan peninjauan dan penilaian terhadap kegiatan produksi disertai pemberian informasi kepada manajemen mengenai berbagai faktor penyebab terjadinya produk cacat dan merekomendasikan tindakan yang diperlukan dalam usaha menekan penyebab terjadinyaproduk cacat. Penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun laporan ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode penelitian dengan mengungkapkan masalah yang ada di perusahaan, mengolah data, menganalisis, meneliti dan menginterpretasikan serta membuat kesimpulan dan memberi saran yang kemudian disusun pembahasannya secara sistematis sehingga masalah yang ada di perusahaan dapat dipahami. Penulis melakukan penelitian lapangan langsung untuk memperoleh data primer yang ada pada PT Seng Fong Moulding Perkasa, dan data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan atau literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Sumber daya manusia, sumber daya alam, da mesin dalam proses produksi yang tidak dijalankan dengan sebaik umumnya dapat menyebabkan terjadinya kecacatan produk. Faktor sumber daya manusia yang kurang cekatan, kurang teliti dan kurang disiplin dapat menyebabkan produk cacat. Disamping itu pula faktor bahan baku yang kurang berkualitas juga dapat mempengaruhi terjadinya produk cacat. Berdasarkan hasil yang diperoleh, penulis dapat menyimpulkan bahwa audit operasional proses produksi telah memadai. Kata kunci : Audit Operasional, Proses Produksi iv

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan kesehatan, dan shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan teladan hidup yang baik kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Audit Operasional atas Proses Produksi dalam Usaha menekan Tingkat Produk Cacat pada PT. Seng Fong Moulding Perkasa. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya. Dalam proses penulisan sampai dengan terselesaikannya skripsi ini, tentunya banyak sekali pihak yang berkontribusi didalamnya. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak diantaranya : 1. Bapak H. Budi Endarto.,SH.,M.Hum selaku Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya. 2. Ibu Dr. Hj. Soenarmi.,SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya. 3. Bapak Bachtiar Rahman Halik.,SE.,MM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing peneliti menyelesaikan skripsi. 4. Ibu Aminatuzzuhro.,SE.,M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya yang telah menunaikan kewajibannya dalam menyampaikan ilmu yang bermanfaat. 6. Seluruh direksi dan karyawan PT. Seng Fong Moulding Perkasa Jombang, terutama Ibu Koh Ee Lin selaku Manager yang telah memberi kesempatan dan kerjasama yang baik dalam proses penelitian. v

7 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii ABSTRAKSI... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3 BAB II TELAAH PUSTAKA Landasan Teori Auditing Pengertian Auditing Jenis-jenis Audit Audit Operasional Pengertian Audit Operasional Tujuan Audit Operasional Manfaat dan Keterbatasan Audit Ruang Lingkup Audit Operasional Jenis-jenis Audit Operasional Kriteria Audit Operasional Laporan Audit Operasional Kualifikasi Auditor Internal Indepedensi Auditor Operasional Kompetensi Auditor Program Audit vi

8 2.1.4 Pengendalian Internal Pengertian Pengendalian Internal Hubungan Audit Operasional dengan Pengendalian Internal Tahap-tahap Audit Operasional Proses Produksi Pengertian Proses Produksi Fungsi Produksi Sasaran Audit Operasional dalam Proses Produksi Pengendalian Kualitas Pengertian Kualitas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengendalian Kualitas Hubungan Audit Operasional dengan Produk Cacat Penelitian Terdahulu Kerangka Konseptual BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel Variabel dan Definisi Operasional Variabel Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian Teknik Analisis Data Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis Statistik BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Penentuan Responden Aktivitas dan Hasil Produksi Perusahaan Audit Operasional Proses Produksi Kedudukan Auditor Operasional vii

9 4.3.2 Program Audit Operasional atas Proses Produksi Kualifikasi Auditor Operasional Pelaksanaan Auditor Operasional Kecacatan Produk Tindak Lanjut Hasil Audit Analisis Data Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis Statistik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN viii

10 DAFTAR TABEL Halaman Tabel. 1 : Penelitian Terdahulu Tabel. 2 : Laporan Produk Jadi dan Produk Cacat Tabel. 3 : Laporan Produk Jadi dan Produk Cacat ix

11 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Surat ijin pengajuan pertanyaan Lampiran 2 : Kuesioner Lampiran 3 : Surat Order Pembelian Lampiran 4 : Kartu Persediaan x

12 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian di Indonesia saat ini memasuki ajang persaingan yang ketat dalam berbagai sektor yang ada. Hal ini mendorong dunia usaha untuk meningkatkan efisiensi kerja dan kualitas di bidang usaha yang dikelolanya. Penggunaan bahan baku yang baik diharapkan menghasilkan produk dan kualitas yang baik dan didukung oleh pengelolaan faktor faktor yang tepat guna. Sumber daya dalam proses produksi yang tidak dijalankan dengan sebaik mungkin dapat menyebabkan terjadinya kecacatan produk. Produk cacat ini akan menambah biaya produksi yang akhirnya akan menyulitkan perusahaan untuk bersaing dan mempertahankan kelangsungan hidupnya dilingkungan usaha yang kompetitif. Dalam hal menekan tingkat produk cacat perlu dilakukan suatu pengendalian secara kontinyu terhadap proses produksi. Di samping itu, secara teratur pula dilaksanakan suatu audit untuk menilai tingkat efisiensi dan efektifitas dalam proses produksi, jenis audit ini umumnya dilakukan untuk tujuan audit operasional. Sebagai hasilnya konsumen dapat menerima produk yang berkualitas sehingga diharapkan menghasilkan kepuasan konsumen terhadap hasil produksi yang akhirnya dapat meningkatkan laba perusahaan. Audit operasional dalam hal ini diharapkan bermanfaat dalam mengidentifikasi berbagai faktor penyebab terjadinya kecacatan pada hasil produksi yang menyebabkan rendahnya kualitas produk yang dihasilkan. Sehingga diketahui sumber sumber penyebab kecacatan tersebut, maupun cara pemecahannya supaya di masa yang akan datang dapat menekan jumlah kecacatan yang terjadi. Melihat pentingnya kualitas sebagai salah satu faktor yang menentukan suatu produk tidak cacat, penulis tertarik dalam audit operasional terhadap aktivitas proses produksi dalam

13 2 pembuatan produk kayu olahan seperti : lantai kayu parquet, komponen perumahan, outdoor furniture dan lain-lain, khususnya dalam menekan terjadinya kecacatan pada hasil produksi, sehingga diharapkan agar perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan di masa yang akan datang. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat skripsi dengan judul : Audit Operasional atas Proses Produksi dalam Usaha Menekan Tingkat Produk Cacat (Studi Kasus pada PT Seng Fong Moulding Perkasa Jombang) 1.2 Rumusan Masalah Pada umumnya, masalah utama yang sering terjadi dalam proses produksi kayu olahan bagaimana proses produksi tersebut berjalan dengan lancar, dilaksanakan secara efisien dan efektif, menghasilkan produk kayu olahan yang sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Apakah pelaksanaan audit operasional atas proses produksi pada PT Seng Fong Moulding Perkasa telah memadai? 2. Apakah usaha menekan tingkat produk cacat telah dilaksanakan dengan efektif? 3. Bagaimana peranan audit operasional atas proses produksi dalam usaha menekan tingkat produk cacat? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan audit operasional atas proses produksi PT Seng Fong Moulding Perkasa. 2. Untuk mengetahui efektif tidaknya usaha menekan tingkat produk cacat yang dilaksanakan PT Seng Fong Moulding Perkasa. 3. Untuk mengetahui peranan audit operasional atas proses produksi dalam usaha menekan tingkat produk cacat.

14 3 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian, peneliti berharap dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, bagi masyarakat khususnya rekan rekan mahasiswa dan bagi penulis sendiri. Adapun manfaat manfaat tersebut, peneliti jabarkan sebagai berikut : Manfaat Teoritis a) Untuk menyusun skripsi sebagai salah satu syarat menempuh ujian sarjana pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Wijaya Putra. b) Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis mengenai penerapan teori yang diperoleh di kuliah sehingga membuka cakrawala berpikir ke arah yang lebih maju Manfaat Praktis Dengan adanya penelitian terhadap masalah kecacatan hasil produksi di perusahaan, diharapkan : a) Dapat membuka wawasan bagi manajemen perusahaan mengenai perlunya audit sebagai alat pengendalian dalam meningkatkan kualitas hasil produk. b) Dapat memberikan saran agar kualitas hasil produksi yang dihasilkan dapat meningkat.

15 4 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Auditing Pengertian Auditing Arens dkk (2010:4) mendefinisikan auditing sebagai : Audit is accumulating and evaluating of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditng should be done by competent, independent person. Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataanpernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasilhasilnya kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 2010:9) Menurut Konrath (2002:5) dalam Agoes (2008:3) auditing adalah: Suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat katerkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dari definisi- definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa audit adalah menyangkut hal-hal sebagai berikut : a. Informasi-informasi yang dapat diukur dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan syarat dalam melakukan pemeriksaan adalah informasi yang terpercaya atau dapat dibuktikan kebenarannya dan kriteria standar yang dapat digunakan oleh auditor sebagai pedoman dalam mengevaluasi informasi-

16 5 informasi tersebut. b. Entitas Ekonomi, ruang lingkup tanggung jawab auditor yang jelas mengenai penerapan entitas ekonomi dan periode waktu diaudit. Entitas ekonomi merupakan satuan legal misalnya perseroan terbatas (PT), lembaga pemerintah, persekutuan komanditer (CV), koperasi, persekutuan firma (FA) atau perusahaan perseorangan, tetapi dalam kondisi tertentusatuan juga bisa terbentuk divisi atau departemen periode waktu yang diaudit umumnya satu tahun, tetapi ada pula yang satu bulan, satu kuartal atau beberapa tahun. c. Pengumpulan dan pengevaluasian bukti, adanya bukti-bukti yang memadai baik dari segi jumlah maupun dari segi menu sangat diperlukan untuk menentukan kegiatan audit. Bahan bukti dapat terdiri dari bermacam bentuk yang berbeda termasuk peringatan lisan dari pihak yang diaudit (klien). Komunitas dengan pihak ketiga dan hasil pengamatan auditor. d. Auditor harus independen dan kompeten, independen berarti bebas dari pengaruh-pengaruh hingga batas-batas tertentu. Sedangkan kompeten berarti auditor harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup agar dapat memahami kriteria-kriteria yang dipergunakan. e. Pelaporan (Reporting) Pelaporan hasil audit harus mampu memberikan informasi mengenai kesesuaian informasi yang diperiksa dengan kriteria yang telah ditetapkan Jenis jenis Audit Menurut Arens dan Loebbecke (2006:6), Audit dapat digolongkan menjadi 3 jenis: 1. Audit laporan keuangan (Financial Statement Audits)

17 6 Audit atas laporan keuangan (financial statement audits) merupakan audit yang dilakukan untuk menilai kejujuran atas penyajian laporan keuangan. Jadi audit ini dilakukan untuk menguji apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jenis audit ini biasanya meliputi laporan keuangan dasar yaitu neraca (balance sheet), laporan laba rugi (income statement), laporan perubahan ekuitas (statement of stockholders equity), dan laporan arus kas (statement of cash flows). 2. Audit Operasional (Operational Audits) Audit operasional (operational audits) adalah suatu penilaian terhadap metode dan prosedur operasi suatu organisasi dengan tujuan untuk menilai efektivitas dan efisiensi operasi tersebut. Tujuan dari audit operasional adalah untuk menilai kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk perbaikan, dan membuat rekomendasi rekomendasi untuk pengembangan dan perbaikan. Terkadang jenis audit ini disebut sebagai audit kinerja (performance audit) atau audit manajemen (management audit). Audit operasional biasanya sulit dilakukan dibandingkan audit laporan keuangan dan audit ketaatan, karena sangat sulit untuk mengidentifikasi tujuan dan kriteria yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas dan efisiensi. 3. Audit Ketaatan (Compliance Audit) Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai dan mengevaluasi apakah suatu unit ekonomi tertentu telah mengikuti, mentaati ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku atau yang ditetapkan misalnya penilaian tingkat upah untuk menentukan kesesuaian dengan peraturan mengenai upah minimum, memeriksa surat perjanjian dengan bank atau kreditor lain untuk memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi hukum yang berlaku.

18 Audit Operasional Audit operasional mulai dikenal di Indonesia pada dasawarsa tujuh puluhan. Tidak seperti audit keuangan, penggunaan istilah audit operasional masih belum disepakati secara luas. Beberapa istilah sering digunakan untuk menunjukkan audit operasional, misalnya, audit pengelolaan (management audit),audit atas hasil kerja (performance audit), audit fungsional (functional audit), audit program (program audit),dan audit efektivitas (effectiveness audit) Pengertian Audit Operasional Audit operasional sering disebut audit manajemen, audit prestasi, audit sistem dan audit efisiensi. Menurut Phyrr, seperti yang dikutip oleh Widjayanto (2006;16) adalah sebagai berikut: Pemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan dan penelaahan efektivitas serta efesiensi suatu kegiatan atau prosedur-prosedur kegiatan pemeriksaan ini dilaksanakan dengan disertai tanggung jawab untuk mengungkapkan dan memberi informasi kepada manajemen mengenai berbagai masalah operasi meskipun tujuan sebenarnya adalah membantu manajemen untuk memecahkan berbagai masalah dengan merekomendasikan berbagai tindakan yang diperlukan. Menurut Noorgard yang dikutip Widjayanto (2006;15) sebagai berikut: Pemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan dan evaluasi sistematis atas suatu organisasi atau bagian dari organisasi atau bagian dari organisasi yang dilaksanakan dengan tujuan untuk menetapkan apakah organisasi tersebut beroperasi secara efesiensi. Jadi audit operasional adalah suatu penelitian yang terorganisasi mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan efektivitas dan efesiensi organisasi. Dari definisidefinisi di atas dapat dijelaskan beberapa hal yang menjadi inti dari audit operasional yaitu:

19 8 1. Audit operasional merupakan penelaahan sistematis yang menentukan bahwa proses pengumpulan dan penganalisaan bukti dilakukan secara sistematis berdasarkan pengamatan dan analisa objektif. 2. Objek audit operasional mencakup beberapa kegiatan, program, unit atau fungsi yang menjadi bagian dari suatu organisasi. 3. Tujuan pokok diadakannya audit operasional adalah menilai efektivitas, efesiensi, kehematan serta lebih lanjut mengidentifikasikan kemungkinan perbaikan. 4. Audit operasional lebih berorientasi ke masa depan, artinya hasil penilaian berbagai kegiatan operasional diharapkan dapat membantu manajemen dalam meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. 5. Melalui audit operasional, hasil evaluasi dapat dilaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang dan memberikan rekomendasi yang berguna bagi peningkatan perbaikan kepada pihak manajemen. Audit operasional menurut Sukrisno Agoes (2007:175), adalah management audit (audit manajemen), yang biasa disebut juga sebagai operational audit, functional audit, sistem audit, adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis. Kita dapat melihat bahwa pada prinsipnya audit operasional dilakukan untuk menilai dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kegiatan objek yang diaudit sehingga jika ada suatu masalah yang timbul dapat segera diidentifikasi untuk dicari pemecahannya. Pada tahap akhir, auditor operasional diharapkan dapat memberi saran atau rekomendasi tentang pemecahan masalah, namun wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan tindakan koreksi tersebut tetap terletak pada pihak manajemen perusahaan.

20 9 Jadi inti dari konsep audit operasional didasarkan atas pemikiran bahwa seiring dengan semakin luas dan kompleks lingkup kegiatan perusahaan, pemilik tidak dapat mengawasi secara langsung seluruh operasi kegiatan perusahaannya, pemilik akan membutuhkan suatu sistem yang dapat mendeteksi berbagai masalah yang merugikan perusahaan agar dapat segera dicari jalan pemecahaannya. Audit operasional dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan atau pemilik untuk membantu mereka dalam mempertahankan efisiensi dan efektifitas kegiatan perusahaan semakin kompleks. Pelaksanaan audit operasional tidak terlepas dari keterbatasan keterbatasan yang dimilikinya, seperti waktu, biaya, dan keahlian auditor yang diperlukan. Auditor tidak dapat memecahkan semua masalah tapi hanya membantu memecahkan masalah yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam kegiatan objek yang diaudit. Audit operasional digambarkan sebagai review (kali ulang) terhadap prosedur dan metode operasi perusahaan dengan tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitasnya. Audit terhadap efektivitas pengendalian internal juga merupakan bagian dari audit ini jika tujuannya untuk membantu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya secara lebih efisien dan efektif Tujuan Audit Operasional Tujuan audit operasional secara umum adalah untuk mengetahui apakah prestasi manajemen perusahaan telah sesuai dengan kebijakan ketentuan dan peraturan yang ada dalam perusahaan, serta untuk mengetahui apakah prestasi manajemen perusahaan lebih baik dari pada masa sebelumnya, dan untuk menentukan apakah aktivitas atau program perusahaan tersebut telah dikelola secara ekonomis, efektif dan efesiensi. Menurut Widjayanto (2006;81) tujuan penugasan audit operasional adalah: 1. Untuk menilai kegiatan yang tengah berjalan.

21 10 2. Untuk mengidentifikasikan berbagai kelemahan untuk perbaikan. 3. Mencari peluang untuk penyempurnaan dan pengembangan. 4. Pengembangan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas, dan efesiensi. Tujuan audit operasional yang dikemukakan oleh Cashin (2006,51-51) adalah: 1. Appraisal of control, penilaian pengendalian ini berhubungan dengan administrasi pada semua tingkat usaha. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah pengendalian dalam rencana operasi telah memadai dan efektif dalam mencapai tujuan manajemen. Auditor ingin memastikan apakah perusahaan telah beroperasi sesuai dengan standar dan pengendalian yang telah ada. 2. Evaluating of performance, auditor mengumpulkan informasi kuantitatif untuk mengukur efektivitas dan efesiensi serta kehematan terhadap pekerjaan yang telah ditentukan untuk menunjukan baik buruknya pelaksanaan pekerjaan kepada manajemen, dimana informasi tersebut akan menjadi masukan kepada manajemen sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dalam peubahan rencana serta perbaikan pengendalian. 3. Appraisal of objektive and plans, auditor memperhatikan tujuan dari organisasi atau perusahaan, yang mana tujuan tersebut harus jelas serta dapat dimengerti, memadai, layak dan mencerminkan tanggung jawab kepada pemegang saham, karyawan, masyarakat, dan pemerintah secara secara tepat, dan dikomunikasikansecara baik kepada personal operating sehingga tidak akan mengakibatkan kebingungan. Auditor memperhatikan pula perencanaan yang dibuat, apakah perencanaan itu fleksibel apabila diubah dengan metode yang efesien. 4. Appraisal of organization structure, auditor mengamati apakah stuktur organisasi harmonis dengan tujuan perusahaan, adanya tanggung jawab yang jelas dari top manajemen sampai tingkat yang paling bawah, stuktur organisasi telah mempunyai

22 11 fungsi yang seimbang, stuktur organisasi telah memberikan unity of comand (satu orang memberikan laporan hanya kepada satu orang supervisor), terdapat fungsifungsi yang sesuai dengan satu group. Sedangkan Widjayanto (2006;11) mengemukakan bahwa: Audit operasional terutama bertujuan untuk memeriksa kehematan, efektivitas dan efesiensi kegiatan, dan juga menilai apakah cara-cara pengelolaanyang diterapkan dalam kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan audit operasional adalah sebagai berikut: 1. Untuk memeriksa menelaah kegiatan perusahaan atau kegiatan perusahaan dan menilai efektivitas dan efesiensi kegiatan tersebut. 2. Untuk menilai apakah prestasi manajemen telah sesuai dengan ketentuan, kebijaksanaan dan peraturan yang ada dalam perusahaan dan lebih baik dari pada masa sebelumnya. 3. Untuk menilai kecermatan dan keberhasilan pengendalian manajemen yang digunakan peusahaan dalam mencapai tujuan dan rencana yang telah ditetapkan manajemen Manfaat dan Keterbatasan Audit Operasional Audit operasional adalah teknik pengendalian yang dapat membantu manajemen dengan menerapkan metode untuk mengevaluasi efektivitas prosedur kegiatan dan pengendalian intern. Audit operasional merupakan suatu bentuk pemeriksaan yang paling luas dan mempunyai cakupan audit atas semua fungsi perusahaan. Menurut Widjayanto (2006;28) manfaat yang dapat diperoleh dari audit operasional antara lain adalah sebagai berikut: 3. Identifikasi tujuan, kebijaksanaan, sasaran dan prosedur organisasi yang sebelumnya

23 12 tidak jelas. 4. Identifikasi kriteria yang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan organisasi dan menilai kegiatan manajemen. 3. Evaluasi yang independen dan objektif atas suatu kegiatan tertentu. 4. Pencapaian apakah organisasi sudah mematuhi prosedur, peraturan, kebijaksanaan serta tujuan yang telah ditetapkan. 5. Penetapan efektivitas dan efesiensi sistem pengendalian manajemen. 6. Penetapan tingkat kehandalan (reliability) dan kemanfaatan (usefulness) dari berbagai laporan manajemen. 7. Identifikasi daerah-daerah permasalahan dan mungkin juga penyebabnya. 8. Identifikasi berbagai kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan laba, mendorong pendapatan, dan mengurangi biaya atau hambatan dalam organisasi. 9. Identifikasi berbagai tindakan alternatif dalam berbagai daerah kegiatan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa manfaat audit operasional adalah untuk: a) Menilai ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. b) Mengevaluasi suatu kegiatan. c) Mengidentifikasi berbagai bidang yang bermasalah dan mencari penyebabnya. d) Melakukan perbaikan dan mendorong efektivitas dan efesiensi. Meskipun audit operasional memiliki banyak manfaat, audit ini juga memiliki beberapa keterbatasan. Audit operasional memiliki keterbatasan karena tidak dapat menyelesaikan semua masalah yang timbul dalam organisasi. Menurut Widjayanto (2006;23) keterbatasan utama dalam audit operasional ada tiga faktor yang membatasi audit yaitu : 1) Waktu

24 13 2) Keahlian yang diperlukan 3) Biaya Waktu juga merupakan faktor yang membatasi auditor operasional untuk mencapai tujuan dan manfaat audit operasional. Hal ini disebabkan karena auditor harus dapat dengan segera memberikan informasi kepada manajemen mengenai masalah organisasi yang timbul dan cara cara yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Audit operasional harus dilaksanakan secara teratur untuk menjamin bahwa masala masalah organisasi yang penting tidak menjadi kronis dalam perusahaan. Salah satu keterbatasan dalam audit operasional adalah kurangnya keahlian auditor operasional terhadap teknik audit dan objek yang diperiksa. Tidak mungkin bagi seorang auditor untuk ahli dalam semua bidang bisnis. Untuk mengatasi keterbatasan ini perlu pendidikan dan pelatihan bagi auditor operasional. Bagian yang bersangkutan diperiksa oleh orang yang tidak ahli secara teknis, audit itu harus dibatasi pada kekurangan kekurangan yang umum saja. Biaya juga merupakan salah satu faktor pembatas dalam audit operasional. Audit operasional selalu mencoba untuk menghemat uang kliennya. Keterbatasan biaya yang tersedia ini mengharuskan auditor untuk menentukan skala prioritas auditnya. Masalah organisasi yang mengancam keberadaan organisasi perlu mendapatkan prioritas audit Ruang Lingkup Audit Operasional Menurut Bayangkara (2008: 4) menyatakan bahwa : Ruang lingkup audit operasional meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup aktifitas yang dilakukan. Periode audit dapat bervariasi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Sasaran dalam audit operasional adalah kegiatan, aktivitas, program dan bidang-bidang

25 14 dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih memerlukan perbaikan, peningkatan, baik dari segi ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas. Menurut Bayangkara (2008: 24) secara garis besar ruang lingkup audit operasional terdiri atas : 1. Bidang keuangan. 2. Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan 3. Ekonomisasi 4. Efisiensi 5. Efektifitas Audit operasional lebih luas dari pada audit keuangan. Hal ini disebabkan karena audit operasional tidak hanya menitik beratkan pada masalah keuangan saja, tetapi juga mencakup masalah diluar keuangan. Pada audit keuangan, ruang lingkup auditnya kisaran pada bukti-bukti transaksi dalam proses akuntansi yang diterapkan pada objek audit, sedangkan pada audit operasional ruang lingkup audit meliputi keseluruhan fungsi manajemen dan unit-unit terkait yang ada didalamnya Jenis-jenis Audit Operasional Arens dan Loebbecke yang dikutip oleh Jusuf (2006;766) membagi audit operasional menjadi tiga jenis: 1. Audit Fungsional (functional audits) Audit fungsional berkaitan dengan sebuah fungsi atau lebih dalam suatu organisasi, misalnya fungsi pengeluaran kas, penerimaan kas, pembayaran gaji. Audit fungsional memungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor. Auditor yang merupakan staff dari internal audit dapat lebih efisien memakan seluruh waktu mereka untuk memeriksa dalam bidang tersebut. Tapi di samping itu, audit

26 15 fungsional memiliki kekurangan yaitu tidak dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan. 2. Audit Organisasi (Organizational Audit) Audit organisasi menyangkut keseluruhan unit organisasi, seperti departemen, cabang atau anak perusahaan. Penekanan dalam audit ini adalah seberapa efisien dan efektif fungsi fungsi saling berinteraksi. Rencana organisasi dan metode metode untuk mengkoordinasikan aktivitas yang ada, sangat penting dalam audit jenis ini. 3. Penugasan Khusus (Special Assigment) Penugasan khusus ini timbul atas permintaan manajemen, sehingga dalam audit jenis ini terdapat banyak variasi. Contohnya adalah menentukan penyebab sistem EDP (Elektronik Data Processing) yang efektif, penyelidikan kemungkinan fraud (curang) dalam suatu divisi dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya pembuatan suatu barang Kriteria Audit Operasional Kriteria adalah nilai-nilai ideal yang digunakan sebagai tolak ukur dalam melakukan perbandingan. Dengan adanya kriteria, pemeriksa dapat menetukan apakah suatu kondisi yang ada menyimpang atau tidak dan kondisi yang diharapkan. Karena pemeriksaan pada intinya merupakan proses perbandingan antara kenyataan yang ada dengan suatu kondisi yang diharapkan, maka dalam audit operasional pun diperlukan adanya kriteria. Kesulitan utama yang umumnya dihadapi dalam audit operasional adalah menetukan kriteria audit untuk menilai efektivitas dan efesiensi organisasi. Berbeda dengan audit keuangan, dalam audit operasional tidak terdapat kriteria tertentu yang berlaku umum untuk setiap audit. Arens dan Loebbecke yang dikutip oleh Jusuf (2006;771) menyebutkan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam audit operasional yaitu:

27 16 a) Kinerja Historis (Historical performance) Historical performance merupakan kriteria yang didasarkan pada hasil aktual dari periode (atau audit) sebelumnya. Hal ini dilaksanakan untuk membandingkan apakah prestasi kerja periode sekarang lebih baik atau lebih buruk dibandingkan dengan presttasi kerja periode sebelumnya. Keuntungan penggunaan kriteria ini adalah kemudahan untuk menerapkannya. Kerugiannya adalah tidak dapat memberikan gambaran apakah perusahaan tersebut benar benar berjalan dengan baik atau sebaliknya. b) Standar Rekayasa (Engineered standard) Engineered standard merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan standar teknik, seperti time and mention study untuk menentukan banyaknya output yang harus diproduksi. Penggunaan kriteria ini efektif untuk menyelesaikan berbagai masalah operasional yang penting, tetapi pembuatan kriteria ini memerlukan keahlian yang khusus sehingga memakan banyak waktu dan biaya yang cukup tinggi. c) Diskusi dan Kesepakatan (Discussion and agreement) Discussion and agreement merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dan kesepakatan bersama antara pihak manajemen dari entitas yang akan di audit, auditor operasional, dan pihak yang akan menerima laporan hasil audit operasional. Kriteria ini umum digunakan karena pembuatan kriteria yang lalu sering kali sulit dan membutuhkan biaya yang tinggi Laporan Audit Operasional Seperti halnya audit laporan keuangan, sebagai hasil akhir audit operasional akan dikeluarkan pula suatu laporan hasil audit oleh auditor. Bagi pimpinan organisasi perusahaan

28 17 yang tersangkut di dalam audit, laporan audit merupakan bukti nyata yang mereka lihat mengenai audit yang telah dilakukan. Bentuk dan sifat laporan yang dibuat tergantung pihak yang memberikan tugas. Akan tetapi pada umumnya suatu laporan audit operasional akan meliputi unsur unsur : 1) Tujuan dan ruang lingkup. 2) Prosedur prosedur yang dipergunakan oleh auditor. 3) Temuan temuan khusus. 4) Rekomendasi rekomendasi jika perlu. Adapun sifat dan isi laporan audit operasional menurut Widjayanto (2006;88) adalah: 1) Ruang lingkup dan tujuan audit. 2) Menyajikan hal-hal aktual dan lengkap, akurat, dan wajar. 3) Menjelaskan temuan-temuan dan rekomendasi. 4) Membuat identifikasi dan penjelasan tentang masalah dan pernyataan yang melakukan penelaahan dan pertimbangan lebih lanjut dari auditor. 5) Menyertakan tindakan manajer yang patut untuk diperhatikan, terutama dalam perbaikan manajemen yang dilaksanakan serta peluasan lebih lanjut. 6) Menempatkan tekanan pokok pada perbaikan dimasa mendatang dan bukan pada kritikan dimasa lalu. Komentar negatif disampaikan dalam perspektif yang seimbang dengan mengemukakan kesulitan dan keterbatasan yang dihadapi dengan pimpinan yang bersangkutan. Langkah-langkah dalam pelaporan audit operasional: a. Review atas kertas kerja audit operasional. b. Menyusun draft laporan hasil audit operasional. c. Diskusi hasil temuan dan rekomendasi. d. Menyusun final operational audit report.

29 18 e. Tindakan koreksi atas penyimpangan Kualifikasi Auditor Operasional yang Memadai Pada dasarnya audit operasional menyangkut analisis dan penilaian bisnis, keberhasilan audit dalam membantu perusahaan memperbaiki operasi sebagian besar tergantung pada siap dan bakat auditor. Auditor harus mengerti akuntansi dan catatancatatan finansial serta prinsip-prinsip dan teknik-teknik verifikasi dan analisis. Selain itu juga auditor harus memiliki indepedensi dan kompetensi yang dapat menunjang kinerja auditor. Arens, Elder dan Beasley (2006: 501) menyebutkan bahwa : Dua kualitas terpenting bagi auditor operasional adalah indepedensi dan kompetensi Indepedensi Auditor Operasional Audit operasional ditandai oleh adanya cara berpikir dan pendekatan yang dilakukan oleh pemeriksanya. Jadi audit operasional lebih merupakan cara pemeriksa melakukan pendekatan atau tugasnya, menganalisa subjek pemeriksaannya, serta menilai hasilnya. Kedudukan pemeriksa harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksa atau bebas dari pengaruh objek-objek yang diperiksanya. Para pemeriksa dikatakan mandiri, apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian mereka dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, hal ini sangat diperlukan atau penting bagi pemeriksaan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat diketahui dengan melihat status organisasi dan sikap objektif para pemeriksa itu sendiri. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Ford Lumban Gaol (2006: 501) menyatakan bahwa : Kepada siapa auditor membuat laporan adalah penting untuk memastikan bahwa investigasi dan rekomendasi dibuat tanpa bias. Indepedensi

30 19 auditor intern diperkuat dengan memiliki bagian audit intern yang melapor ke dewan direktur atau presiden direktur. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa indepedensi harus dimiliki oleh setiap auditor guna dapat terpercayanya saran dan rekomendasi yang nantinya diberikan auditor setelah melakukan audit operasional Kompetensi Auditor Menurut kamus kompetensi LOMA 1998 yang dikutip Lasmahadi (2002) dalam Alim, dkk (2007) kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja. Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untok melaksanakan audit dengan benar, yang diukur dengan indikator mutu personal, pengetahuan umum dan keahlian khusus. Kompetensi berkaitan dengan keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, maupun symposium, Suraida (2005) Program Audit Program audit adalah rangkaian yang sistematis dari prosedur-prosedur audit untuk mencapai tujuan audit. Untuk dapat melaksanakan audit dengan hasil yang baik diperlukan program audit yang lengkap dan terperinci serta terarah. Menurut Brink dan Wiltt (2006;268) definisi dari program audit adalah Program audit merupakan suatu rencana langkah kerja yang harus dilakukan selama audit berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan serta informasi yang ada tentang objek yang diaudit. Sedangkan menurut Tugiman

31 20 (2007;53) dalam bukunya Standar Profesi Audit Internal, dapat dijelaskan secara garis besar mengenai langkah-langkah audit adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan audit meliputi: a) Penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaan. b) Memperoleh informasi mengenai kegiatan yang akan diaudit. c) Penentuan staff yang diperlukan untuk pelaksanaan audit. d) Pemberitahuan kepada pihak yang dianggap perlu. e) Melaksanakan survei secara tepat untuk mengenali kegiatan yang diperlukan, resiko pengawasan, sasaran dari pihak yang akan diaudit. 2. Pengujian dan pengevaluasian hasil Auditor harus mengumpulkan, menganalisis, menginterpertasikan dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil audit. 3. Pemberitahuan hasil Auditor harus melaporkan hasil audit yang dilakukannya setelah pelaksanaan audit selesai. Laporan ini harus objektif, jelas, singkat, konsumtif, dan tepat waktu. 4. Tindak lanjut Auditor harus terus meninjau dan melakukan tindak lanjut untuk memastikan terhadap temuan audit yang telah dilaporkan, telah dilakukan tindakan yang tepat Pengendalian Internal Pengertian Pengendalian Internal Pada penelitian sebelumnya, Y. Zhang. Et al. (2007) berdasarkan framework COSO (Committee of Sponsoring Organization) pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan Dewan Komisaris, manajemen, dan personil lain, yang dirancanguntuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut ini : Efektivitas dan efisiensi operasi

32 21 Keandalan pelaporan keuangan Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Berikut ini adalah elemen dari pengendalian internal menurut kerangka COSO (Committee of Sponsoring Organization). 1) Lingkungan Pengendalian (control environment) Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau konservatif), struktur organisasi (terpusat atau terterdesentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. 2) Penilaian Risiko (Risk assessment) Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profi dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah diidentifikasi dapat dianalisis dan evaluasi sehingga dapat diperkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya. 3) Aktivitas pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu keyakinan bahwa peraturan telah dilaksanakan. Aktifitas pengendalian membantu meyakinkan manajemen bahwa tindakan yang perlu dilakukan telah diambil dan menghadapi risiko sehingga tujuan entitas dapat tercapai. 4) Informasi dan Komunikasi Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko,

33 22 prosedur pengendalian, dan monitoring diperlukan oleh manajemen sebagai pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal. 5) Pemantauan Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian internal dapat dimonitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi. Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian internal. Namun auditor independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian internal sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:39) pengendalian internal didefiniskan sebagai berikut : Sistem yang meliputi organisasi semua metode dan ketentuan yang terorganisasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta miliknnya, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi serta meningkatkan efisiensi usaha. Berdasarkan hal tersebut maka pengendalian internal adalah suatu sistem yang melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam melaksanakan kegiatannya untuk mencapai tujuan perusahaan.

34 Hubungan Audit Operasional dengan Pengendalian Internal Manajemen melakukan pengendalian internal untuk membantu pencapaian tujuannya. Terdapat tiga hal penting untuk mencapai pengendalian internal yang efektif, yaitu: Keandalan pelaporan keuangan Efektivitas dan efisiensi operasi Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku Hal kedua di atas berkaitan langsung dengan audit operasional, tetapi dua hal lainnya berkaitan dengan efisiensi dan operasi. Misalnya, manajemen memerlukan informasi akuntansi biaya yang handal untuk memutuskan jenis dan harga jual produk yang dilanjutkan produksinya. Sama halnya dengan ketidaktaatan pada hukum yang berlaku, yang akan mengakibatkan perusahaan dikenakan denda Tahap-tahap Audit Operasional Dalam melaksanakan audit operasional, seringkali auditor memerlukan suatu kerangka tugas atau tahapan tugas yang berguna sebagai pedoman di dalam melaksanakan pemeriksaan tanpa adanya kerangka yang tersusun dengan baik. Auditor akan banyak menghadapi kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya mengingat bahwa stuktur perusahaannya kegiatannya sekarang ini sudah semakin maju dan rumit. Menurut Widjayanto (2006;30) tahap-tahap audit operasional dibagi dalam tiga tahap yaitu : 1. Tahap pendahuluan Tahap survei pendahuluan memberikan kemungkinan untuk terselenggaranya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit secara teratur. Ruang lingkup survei pendahuluan dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya banyak tergantung pada keahlian dan pengalaman auditor, pengetahuannya atas bidang yang diperiksa,

35 24 ukuran dan kerumitan aktivitas atau program, tipe pemeriksaan yang akan dilakukan, serta daerah geografis kegiatan organisasi. Tahap pendahuluan terdiri dari: a. Pengamatan fisik sekilas b. Mencari data tertulis c. Wawancara dengan personil manajemen d. Analisa keuangan Hasil dari tahap pendahuluan ini kemudian disimpulkan dalam suatu laporan audit pendahuluan yang lazim disebut memoranda survei. a. Pengamatan fisik sekilas. Dalam pengamatan fisik sekilas harus dipelajari indikasi dan permasalahannya. Disini pemeriksa juga perlu untuk memewancarai masing-masing pimpinan yang bertanggung jawab atas suatu fasilitas fisik. Dalam hal ini auditor biasanya menggunakan kuesioner yang telah tersusun menurut tekanan permasalahan tertentu. Tahap pengamatan fisik sekilas dapat menjadi alat bantu yang amat baik bagi kemampuan auditor dalam menemukan hal-hal penting. b. Mencari data tertulis. Tujuan dari audit operasional adalah menetapkan apakah perusahaan telah menerapkan praktek manajemen yang konsisten. Untuk itu auditor harus mendapatkan dokumentasi yang dijadikan bahan banding dengan data per departement. Tipe dokumen-dokumen tertulis yang harus didapat oleh auditor adalah sasaran dan tujuan perusahaan yang tertulis, petunjuk kebijaksanaan dan prosedur perusahaan, uraian tugas, bagan organisasi, anggaran, laporan-laporan intern per departemen, laporan keuangan, katalog-katalog, bagan arus, formulirformulir, manajemen letter yang dibuat oleh auditorkeuangan eksternal, peraturan-peraturan pemerintah, instansi lain yang berwenang.

36 25 c. Wawancara dengan personil manajemen. Wawancara dengan masing-masing manajer adalah bagian ketiga dari fase pendahuluan audit operasional. Audit operasional harus belajar dari karyawan perusahaan, dalam arti memahami apa yang mereka rasakan dan bagaimana pandangan mereka terhadap suatu perusahaan tertentu. Para ahli dalam suatu perusahaan adalah mereka yang berwenang menjalankan perusahaan, karenanya pemeriksa dapat memperoleh informasi yang terbaik dengan jalan mewawancarai para manajer untuk mengidentifikasikan permasalahan. d. Kegiatan analisis. Dalam kegiatan ini pemeriksa juga harus meninjau pengendalian intern dan arus data transaksi yang bergerak dalam sistem akuntansi. Hasil dari tahap pendahuluan ini kemudian disimpulkan dalam suatu laporan audit pendahuluan yang lazim disebut memoranda survei. Memoranda survei tidak diserahkan pada pihak lain, tetapi semata-mata hanya diajukan untuk menetapkan bagaimana kiranya memerlukan pemeriksa. 2. Tahap pemeriksa mendalam Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari pendahuluan. Dalam tahap ini pemeriksaan lebih lanjut atas penilaian kegiatan-kegiatan perusahaan guna mencapai tujuan pemeriksaan yang telah ditetapkan sejak semula, yaitu efektivitas dan efesiensi. Dengan melaksanakan pemeriksaan mendalam, pemeriksa akan memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk memperkuat dan meyakinkan kesimpulannya. Dalam pemeriksaan mendalam tercakup kegiatan-kegiatan: 1. Studi lapangan yang meliputi: a. Wawancara dengan semua pegawai inti pada semua tingkatan organisasi. b. Mengidentifikasi dan mewawancarai sumber-sumber ekstern yang

37 26 dianggap penting tanpa melanggar kerahasiaan penugasan. c. Observasi aktivitas operasional dan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian) d. Penelitian sistem pengendalian intern. e. Penelitian arus transaksi dalam penisahaan. f. Penelitian penempatan pegawai, peralatan, formulir dan laporan. g. Penelitian aspek-aspek inti aktivitas fungsional. h. Pendiskusian dan pengusulan penggunaan kriteria penggunaan pegawai yang sesuai. 2. Analisa yang meliputi antara lain: a. Penghubung data yang dikumpulkan dengan kriteria pengukurankegiatan, apabila diperlukan. b. Penilaian resiko pemisahan untuk menentukan bidang dan aktivitas yang dapat ditingkatkan, pendokumentasian temuan-temuan dan manfaat potensial. c. Penegasan kembali kriteria pengukuran dengan pegawai yang bersangkutan. d. Pengembangan alternatif, rekomendasi dan saran-saran untuk melakukan studi lebih lanjut tentang kesempatan perbaikan pokok. Temuan Temuan-temuan merupakan himpunan informasi mengenai aktivitas, organisasi, keadaan atau hal-hal lain yang telah dianalisis dan dinilai oleh auditor dan harus dikomunikasikan lebih lanjut pada pimpinan perusahaan. Syarat-syarat temuan yang harus dikomunikasikan ini diantaranya : Cukup berarti untuk dikomunikasikan pada bagian-bagian ini. Berdasarkan pada fakta-fakta dan bukti yang tepat serta nyata.

38 27 Disusun atau dikembangkan secara objektif. Berdasarkan atas kegiatan-kegiatan audit yang memadai guna mendukung setiap simpulan yang diambil. Simpulan-simpulan yang dibuat harus logis, layak, jelas dan bertolok ukur pada fakta-fakta yang disajikan. Rekomendasi Pada umumnya temuan-temuan diakhiri dengan rekomendasi dari auditor yang ditujukan pada pimpinan perusahaan yang bertanggung jawab melaksanakan perbaikan dan kekurangan atau penyimpangan untuk mencegah supaya hal tersebut tidak terulang lagi. Pelaksanaan rekomendasi ini diserahkan pada pimpinan tingkatan yang lebih rendah. Rekomendasi yang merupakan pendapat yang telah dipertimbangkan untuk suatu situasi tertentu harus mencerminkan pengetahuan dan penilaian mengenai pokok persoalannya, apabila tindakan yang akan direkomendasi merupakan tindakan yang harus diuraikan sejelas-jelasnya. 3. Tahap Pelaporan Setelah tahap pendahuluan selesai, pemeriksa dapat menyusun laporan audit formal, yang mana hasil akhir operasional adalah suatu laporan formal tertulis yang disampaikan pada manajemen perusahaan sebagai pengambilan tindakan perbaikan atau sebagai informasi laporan audit berbagai masalah yang ditelusuri. Dalam penyusunan laporan ini ada beberapa kegiatan sebagai berikut: a. Pengorganisasian laporan yang meliputi pengutaraan temuan, rekomendasi dan manfaat. b. Pengembangan rencana implementasi dan label waktu rekomendasi bilamana sesuai.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Tujuan dan manfaat serta ruang lingkup Audit Operasional 1. Pengertian Audit Operasional Audit operasional sering disebut audit manajemen, audit prestasi, audit sistem

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing Secara umum auditing merupakan suatu proses perbandingan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada, yang bertujuan untuk menilai apakah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap pemeriksaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap pemeriksaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Pemeriksaan Secara garis besar dapat dikatakan dengan suatu aktivitas membandingkan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pemeriksaan Intern a. Pengertian Pemeriksaan Intern Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit Perkembangan jasa audit sejalan dengan berkembangnya kebutuhan, baik bagi pihak manajemen maupun pihak luar manajemen yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau keadaan yang sebenarnya yang melekat pada objek yang diperiksa. Kriteria

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau keadaan yang sebenarnya yang melekat pada objek yang diperiksa. Kriteria BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pemeriksaan a. Definisi Pemeriksaan Secara umum pengertian pemeriksaan adalah proses perbandingan antara kondisi dan kriteria. Kondisi yang dimaksud disini

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada perusahaan yang tergolong dalam perusahaan besar pimpinan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada perusahaan yang tergolong dalam perusahaan besar pimpinan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Pada perusahaan yang tergolong dalam perusahaan besar pimpinan perusahaan mulai dapat merasakan perlunya fungsi informasi akuntansi hal ini disebabkan oleh semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit dan Jenis-jenis Audit II.1.1. Pengertian Audit Perusahaan-perusahaan harus melakukan audit atas laporan keuangan maupun audit atas operasi dan audit atas ketaatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian internal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING Penyebab Resiko Informasi Kecenderungan : Pembuat keputusan menerima informasi yang tidak dapat dipercaya Jauhnya sumber informasi Bias dan motif penyedia informasi Jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah: 2.1 Pengertian Internal Audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Pengawasan Internal Pengertian Auditing pertama kali dikenal dari bahasa latin, yaitu: audire, yang artinya mendengar. Sedangkan orang yang melaksanakan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya, perbedaan yang begitu mendasar mengenai pengertian audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya, perbedaan yang begitu mendasar mengenai pengertian audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Audit Internal Pada dasarnya, perbedaan yang begitu mendasar mengenai pengertian audit internal tidaklah ada. Menurut para ahli, audit internal dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, penulis mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian Audit Internal. Menurut

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis I. Pengertian Internal Auditing BAB II URAIAN TEORITIS Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Pos Indonesia merupakan salah satu perusahaan BUMN di Indonesia yang bergerak dalam bidang komunikasi, khususnya dalam memberikan pelayanan jasa surat menyurat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia akan membawa pengaruh yang besar dan luas terhadap perubahan ekonomi selama

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus

Bab 1. Pendahuluan. Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus terus ditingkatkan. Indonesia memiliki sumber daya dan kekayaan alam yang cukup banyak dan potensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang ekonomi membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan dunia usaha. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mendapatkan laba semaksimal mungkin dalam waktu yang tidak terbatas, sehingga perusahaan mampu mendapatkan laba yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dan Fungsi Internal Auditor 1. Pengertian Internal Audit Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unit unit operasi perusahaan, jenis usaha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini, kita di tuntut untuk dapat memberikan yang terbaik agar dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi atau

Lebih terperinci

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh: Nama : Irwandi Nim : 14121041 Kelas : 21/pagi PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis moneter yang berkepanjangan. Ada beberapa perusahaan yang tidak

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek

BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Audit Secara umum, auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi auditor saat ini memiliki peran yang penting dalam sebuah siklus bisnis. Sebuah entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi ( 2005 : 163 ) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Pada dasarnya setiap audit

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Pada dasarnya setiap audit 19 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Definisi Auditing Secara garis besar dapat dikatakan dengan suatu aktivitas membandingkan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Pada

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI BAB XI. AUDITING AUDITING ; pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari sebuah perusahaan salah satunya adalah untuk memperoleh laba/profit yang menunjang tujuan lainnya yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit 8 B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditing Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya jaringan distribusi dan meningkatnya

Lebih terperinci

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL Halaman 1 dari 5 1. TUJUAN Tujuan utama dari Piagam Audit Internal ( Piagam ) ini adalah untuk menguraikan kewenangan dan cakupan dari fungsi Audit Internal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lingkungan usaha modern telah menyebabkan berkembangnya konsep pengawasan atas jalannya operasi suatu perusahaan. Konsep ini telah berkembang seiring dengan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya. Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya. Systema yang berarti penempatan atau mengatur. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya a. Pengertian Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamakan makna istilah sistem dengan cara. Istilah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam setiap perusahaan tentu menginginkan adanya kemajuan dan berkembang menjadi besar, maka kebutuhan akan adanya suatu pengendalian intern dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia didefinisikan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia didefinisikan dalam Undang-undang Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata di Indonesia didefinisikan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 9, tahun 1990 sebagai berikut : kepariwisataan adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kondisi perekonomian yang tidak menentu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Auditing 1. Pengertian Auditing Definisi audit yang dikemukakan oleh Arens, Elder dan Beasley (2003: 11) menyatakan bahwa Auditing is the accumulation and evaluation of evidence

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

PERANAN AUDIT OPERASIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada Rumah Sakit Bunda Palembang)

PERANAN AUDIT OPERASIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada Rumah Sakit Bunda Palembang) PERANAN AUDIT OPERASIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada Rumah Sakit Bunda Palembang) Divianto Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Abstract The purpose

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian intern dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian intern yang

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban Daftar Pertanyaan Petunjuk Pengisian Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas dan sandainya Bapak/Ibu berkeberatan mencantumkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Definisi Audit Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Audit 2.1.1 Pengertian internal audit Internal Auditing adalah penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai keakuratan, dapat dipercaya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, internal artinya

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis terhadap Pelaksanaan Audit Operasional dalam Kegiatan Operasional

BAB IV. A. Analisis terhadap Pelaksanaan Audit Operasional dalam Kegiatan Operasional BAB IV ANALISIS PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KEGIATAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH (PT. Bank BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng Surabaya) A. Analisis terhadap Pelaksanaan Audit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan konsep era globalisasi, maka sebagai konsekuensinya semakin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan usaha

Lebih terperinci

DEWI KURNIASIH Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang 2014

DEWI KURNIASIH Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang 2014 1 ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL PERENCANAAN PROYEK DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS ANGGARAN BIAYA PROYEK (Studi PT. Bangun Cahaya Gemilang Batam) DEWI KURNIASIH 070420103072 Jurusan Akuntansi,

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk suatu negara tanpa disertai peraturan yang ketat. Hal ini

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1 Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PROFESI AKUNTAN PUBLIK Timbul dan Berkembangnya Profesi Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri bahwa peran apotik dalam masyarakat sangat penting terutama dalam menunjang masalah kesehatan. Terutama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Audit Internal Perkembangan disektor perekonomian dewasa ini membawa dampak bagi perkembangan dunia usaha. Seiring dengan perkembangan dunia usaha

Lebih terperinci

Klarifikasi Istilah Teknis Auditing Di lingkungan Pengawasan Pemerintah

Klarifikasi Istilah Teknis Auditing Di lingkungan Pengawasan Pemerintah Klarifikasi Istilah Teknis Auditing Di lingkungan Pengawasan Pemerintah Banyaknya istilah teknis auditing yang digunakan oleh berbagai pihak yang menyangkut atau berkaitan dengan pengawasan, terkadang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut 6 BAB II LANDASAN TEORI A. AUDITING 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audire yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Pada masa sekarang ini perekonomian bangsa Indonesia telah memasuki era

BAB I. Pendahuluan. Pada masa sekarang ini perekonomian bangsa Indonesia telah memasuki era BAB I Pendahuluan 1.1. Latar belakang Pada masa sekarang ini perekonomian bangsa Indonesia telah memasuki era perdagangan bebas, sehingga setiap perusahaan atau organisasi membutuhkan banyak tenaga ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan sedang memanas di segala bidang baik itu dalam bidang industri, bisnis ataupun jasa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Audit Internal Tindakan pemeriksaan dapat dilakukan oleh semua orang dan bukan hanya oleh pemeriksa yang tugas pokoknya sehari-hari melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas

BAB II LANDASAN TEORI. pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas BAB II LANDASAN TEORI II.1. Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Auditing Pengertian auditing menurut Arens (2003:1) adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) Oleh JUMRATUL JANNAH 14121035 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Audit Audit memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan. Pada akhir pemeriksaan, auditor independen akan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA INTERNAL AUDIT Materi 1 Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA 1 FAKTOR PENTING PERKEMBANGAN INTERNAL AUDIT PERDEBATAN MENGENAI PERAN INTERNAL AUDIT 1. Jenis Usaha 2. Luas Kegiatan Usaha 3. Jumlah

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi yang semakin pesat beriringan dengan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga menimbulkan persaingan dan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen untuk bersaing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen dan teknologi yang keterkaitannya dirancang untuk mengumpulkan dan memproses

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER

INTERNAL AUDIT CHARTER Halaman : 1 dari 5 I. PENDAHULUAN Tujuan utama Piagam ini adalah menentukan dan menetapkan : 1. Pernyataan Visi dan Misi dari Divisi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank Woori Saudara 2. Tujuan dan ruang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Auditing dan Internal Auditing. memahami pengertian auditing menurut Arens dan Loebecke (2000 : 9) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Auditing dan Internal Auditing. memahami pengertian auditing menurut Arens dan Loebecke (2000 : 9) adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Auditing dan Internal Auditing Sebelum kita memahami pengertian audit internal terlebih dahulu kita memahami pengertian auditing menurut Arens

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peranan (role) menurut Komaruddin (2005: 768):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peranan (role) menurut Komaruddin (2005: 768): BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Peranan (role) menurut Komaruddin (2005: 768): 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan seseorang dalam manajemen 2. Pola perilaku yang diharapkan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Tata kelola dan pengendalian intern perusahaan memiliki hubungan yang sangat erat dan menjadi isu bisnis penting di awal abad 21 mengikuti rangkaian skandal

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani ` PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani PENDAHULUAN Pengendalian internal merupakan bagian penting dari kelanjutan pertumbuhan, kinerja, dan kesuksesan setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Elder dan Beasley dalam buku berjudul Auditing dan Jasa Assurance (2011:4) audit adalah pengumpulan data dan evaluasi bukti tentang informasi

Lebih terperinci