BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Transkripsi

1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Biro Kepegawaian selama kurun waktu Januari Desember Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian kinerja dengan tingkat capaian (target) dari masing masing indikator disetiap tahunnya, sehingga dapat diperoleh gambaran tingkat keberhasilan dan hambatan dari masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut dapat digunakan sebagai bahan informasi yang berkaitan dengan masing masing indikator, sehingga informasi tersebut dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program kegiatan di masa mendatang, dengan demikian setiap kegiatan yang direncanakan dapat berhasil guna dan berdaya guna. Manfaat lain dari pengukuran kinerja ini juga dapat memberikan informasi pada pihak-pihak lainnya baik internal maupun eksternal tentang pelaksanaan program kegiatan dalam rangka mewujudkan misi, tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan sesuai dengan dokumen Rencana Kerja Pemerintahan (RKP) Tahun 2013 dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) Tahun Pencapaian kinerja Biro Kepegawaian berdasarkan dokumen RKP Tahun 2013 dan Renstra Kemenkes Tahun melaksanakan program kegiatan Pembinaan Administrasi Kepegawaian, dengan sasaran hasil program adalah: Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian di lingkungan Kementerian Kesehatan. Untuk mencapai sasaran program telah ditetapkan 4 (empat) indikator kinerja, yang masing masing indikator kinerja tersebut mempunyai 14 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

2 karakteristik masing masing dalam pencapaiannya. Sebagai gambaran perbandingan pencapaian kinerja, target dan realisasi tahun 2012 dan tahun 2013 dapat disajikan melalui Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Tahun 2012 dan 2013 atas Program Pembinaan Administrasi Kepegawaian Sasaran Indikator Capaian Target Realisasi Target Realisasi (%) Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian 1. Persentase pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur (CPNS dan , ,45 100,53 PTT) 2. Persentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui layanan ,6 kepegawaian (SILK) 3. Jumlah tenaga kesehatan yang di ,4 dayagunakan dan diberi insentif di DTPK & DBK ,4 4. Jumlah residen yang didayagunakan dan diberikan insentif , ,4 B. Sumber Daya Dalam rangka mencapai kinerjanya, Biro Kepegawaian didukung oleh beberapa sumber daya, antara lain sumber daya manusia, sumber daya anggaran dan sumber daya sarana dan prasarana. 1. Sumber Daya Manusia. Keadaan pegawai di lingkungan Biro Kepegawaian pertanggal 31 Desember 2013 berjumlah 150 orang. Apabila dilihat dari trend keadaan pegawai tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 terjadi penurunan dari segi jumlah, hal ini 15 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

3 dikarenakan adanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah memasuki batas usia pensiun, mutasi dan promosi. Sebagai gambaran keadaan pegawai Biro Kepegawaian berdasarkan pendidikan seperti Tabel 3.2 dan Grafik 3.1 berikut ini: Tabel 3.2 Keadaan Pegawai Biro Kepegawaian Sesuai dengan Jenjang Pendidikan Tahun No Strata Pendidikan Setingkat Sekolah Dasar (SD) Setingkat SLTP Setingkat SLTA Diploma I/II/III Sarjana/Diploma IV Pasca Sarjana (S2) Sumber: data SIMKA Jumlah Grafik 3.1 Distribusi Pegawai Biro Kepegawaian Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun SD SLTP SLTA Diploma S1 S LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

4 Komposisi pegawai yang menduduki Jabatan Struktural, Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) dan Jabatan Fungsional Umum (JFU) yang ada di Biro Kepegawaian,sebagai berikut: a) Struktural setingkat Eselon II : 1 orang b) Struktural setingkat Eselon III : 4 orang c) Struktural setingkat Eselon IV : 12 orang d) Jabatan Fungsional Tertentu : 40 orang e) Jabatan Fungsional Umum : 93 Orang Komposisi pegawai yang menduduki JFT terdiri dari Analis Kepegawaian (26 orang), Pranata Komputer (13 orang), dan Arsiparis (1 orang). Adapun komposisi pejabat dan staf di Biro Kepegawaian dapat dilihat dari golongan dan jabatan sebagaimana Tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Jumlah Pejabat dan Staf berdasarkan Golongan dan Jabatan Biro Kepegawaian No Golongan/Ruang Jumlah Keterangan Sumber: data SIMKA IV / c IV / b IV / a III / d III / c III / b III / a II / d II / c II / b II / a Jumlah 150 Struktural Eselon II Struktural Eselon III dan JFT Struktural Eselon III, IVdan JFT Struktural Eselon III, IV dan JFT Struktural Eselon IV dan JFT Struktural Eselon IV dan JFT JFT dan JFU JFT dan JFU JFT dan JFU - JFU Adapun komposisi pegawai berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan golongan sebagaimana terlihat pada Grafik 3.2 Grafik 3.4 berikut ini: 17 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

5 Grafik 3.2 Jumlah Pegawai Biro Kepegawaian Berdasarkan Kelompok Umur < 30 Th Th Th Th > 55 Th Jumlah Dilihat dari grafik tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa jumlah pegawai Biro Kepegawaian yang berusia kurang dari 30 tahun sebanyak 48 orang (32%), berusia tahun berjumlah 43 orang (28,67%), berusia tahun berjumlah 20 orang (13,33%), berusia tahun berjumlah 35 orang (23,33%) dan sisanya berjumlah 4 orang berusia diatas 56 tahun (2,67%). Grafik 3.3 Jumlah Pegawai Biro Kepegawaian Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan grafik sebagaimana tersebut diatas, maka dari jumlah 150 orang pegawai Biro Kepegawaian,terdiri atas 64% berjenis kelamin wanita dan 54% berjenis kelamin pria. 18 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

6 Grafik 3.4 Jumlah Pegawai Biro Kepegawaian Berdasarkan Golongan Ruang Gaji Gol. IV; 6 Gol. II; 39 Gol. III; 105 Berdasarkan grafik sebagaimana tersebut diatas, maka dari jumlah 150 orang pegawai Biro Kepegawaian mayoritas adalah Golongan III sebanyak 70%, Golongan II sebanyak 26%, dan Golongan IV sebanyak 4%. 2. Sumber Daya Anggaran Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi serta mencapai kinerjanya, Biro Kepegawaian didukung oleh sumber daya anggaran sesuai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang telah ditetapkan, dari hasil pertemuan trilateral antara Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan sesuai Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) sebesar Rp ,-, dengan komposisi jenis belanja barang dan belanja modal. Untuk belanja barang sebagian besar digunakan untuk biaya pemenuhan SDM Aparatur (pengangkatan CPNS dan penempatan/penarikan tenaga PTT), pelaksanaan pendayagunaan tenaga kesehatan dalam rangka penugasan khusus dan penugasan residen, serta dukungan pelaksanaan tugas pokok, dan fungsi dalam rangka pengembangan dan penguatan kualitas pengelolaan administrasi kepegawaian dengan menggunakan sistem layanan kepegawaian melalui belanja barang dan belanja modal. Sebagai gambaran seperti disajikan pada Tabel 3.4 berikut ini: 19 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

7 Tabel 3.4 Alokasi Anggaran dan Realisasi Biro Kepegawaian Tahun No Jenis Belanja Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Bantuan Sosial Alokasi (Rp) Tahun Realisasi Alokasi Realisasi % (Rp) (Rp) (Rp) , , , , Jumlah % Alokasi anggaran yang dikelola oleh Biro Kepegawaian dibanding dengan tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 4,99% yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Rupiah murni, hal ini diikuti juga dengan peningkatan realisasi anggaran untuk tahun 2012 realisasi sebesar 81,48% dari alokasi sebesar Rp ,- realisasi meningkat di tahun 2013 menjadi 90,13% dari alokasi sebesar Rp ,-. Dalam rangka mendukung arah kebijakan pemerintah tentang efisiensi/ perubahan alokasi anggaran disetiap Kementerian/Lembaga, maka alokasi anggaran Biro Kepegawaian mengalami beberapa kali perubahan yang semula mengelola alokasi anggaran sebesar Rp ,- terus mengalami perubahan diefisiensikan sebesar 8,54% sehingga alokasi anggaran (DIPA revisi efisiensi) Biro Kepegawaian menjadi sebesar Rp ,-. Selanjutnya dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2013 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 200); 20 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

8 Biro Kepegawaian melakukan realokasi kembali anggarannya sebesar 5,3% dari alokasi anggaran sebesar Rp ,- (revisi realokasi), dengan demikian alokasi anggaran sampai dengan akhir tahun 2013 yang dikelola oleh Biro Kepegawaian adalah sebesar Rp ,- untuk selanjutnya dialihkan/direalokasi ke DIPA Biro Umum Setjen Kementerian Kesehatan terkait pembayaran tunjangan kinerja pegawai Biro Kepegawaian sebagai pengelola pembayaran gaji/insetif/tunjangan lainnya di lingkungan Setjen Kementerian Kesehatan, sedangkan penetapan DIPA tertanggal 19 Desember 2013 dengan komposisi sumber pembiayaan seperti pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut ini: Tabel 3.5 Sandingan Perjalanan Revisi DIPA TA 2013 No Kegiatan 1. Pembinaan Administrasi Kepegawaian Keterangan : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) AWAL REV. 1-3 REV. 4-5 REV Rev. 1-3 = Revisi alokasi anggaran per output (Pagu Tetap) Rev. 4-5 = Revisi terkait kebijakan nasional efisiensi perjalanan Dinas Rev. 6 (Pagu Berubah) = Revisi terkait pemenuhan Tunjangan Kinerja (Pagu Berubah) Tabel 3.6 Alokasi Anggaran sesuai DIPA Terakhir Tahun 2013 No Kegiatan 1. Pembinaan Administrasi Kepegawaian Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) RM RMP PNBP PHLN Jumlah Keterangan : RM = Rupiah Murni 21 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

9 RMP PNBP PHLN = Rupiah Pendamping = Pendapatan Negara Bukan Pajak = Pinjaman/Hibah Luar Negeri 3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Guna menunjang pelaksanaan dan penyelesaian tugas pokok dan fungsi dukungan sarana dan prasarana sangat penting/menentukan kinerja organisasi. Oleh karena itu, Biro Kepegawaian terus berupaya melakukan peningkatan baik dari kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana pendukung guna mewujudkan efektifitas pemanfaatan dan penggunaannya, serta efisiensi dalam biaya pemeliharaannya. Berdasarkan Laporan Neraca Barang Milik Negara (BMN) Biro Kepegawaian per 31 Desember 2013, tampak bahwa sumber daya sarana dan prasarana sebagaimana Tabel 3.7 berikut ini: Tabel 3.7 Neraca BMN Biro Kepegawaian Tahun 2013 Kode Akun Neraca Uraian Jumlah (Rp) Barang konsumsi Persediaan lainnya Peralatan dan Mesin Software Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasional pemerintah Akumulasi penyusutan peralatan dan mesin ( ) Akumulasi penyusutan aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi ( ) JUMLAH Dilihat dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa barang konsumsi senilai Rp ,- merupakan barang habis pakai berupa hasil cetakan leaflet terkait alur, prosedur, mekanisme dan persyaratan proses pengelolaan administrasi kepegawaian yang didistribusikan di Unit Layanan Terpadu (ULT) 22 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

10 di lantai 5. Untuk peralatan dan mesin senilai Rp merupakan nilai perolehan sarana dan prasarana kerja yang masih berfungsi/layak pakai berupa kendaraan dinas roda empat, kendaraan operasional roda empat, kendaraan operasional roda dua, dan peralatan kantor lainnya (meubelair, PC unit, server, dll), namun demikian di tahun 2013 terjadi penyusutan nilai BMN sebesar Rp ,- hal tersebut sesuai dengan kebijakan penyusutan dari Kementerian Keuangan berdasarkan PMK Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN berupa Aset Tetap pada entitas Pemerintah Pusat. Adapun software senilai Rp berupa pengembangan program/aplikasi pengelolaan administrasi kepegawaian yang terdiri dari 28 jenis SILK. Sedangkan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasional pemerintah adalah sarana dan prasarana (barang inventaris kantor seperti: meja kursi, mesin tik, mesin faximil, PC unit, dll) yang kondisinya rusak berat/tidak layak pakai yang saat ini sedang dilakukan proses persetujuan penghapusan di KPKNL Jakarta II. Sebagai gambaran sarana dan prasarana sebagaimana tersebut pada Tabel 3.8 berikut ini: Tabel 3.8 Peralatan dan Mesin Jumlah No Nama Sarana/Prasarana Kendaraan Roda Kendaraan Roda Server Personal Computer (PC) Printer Note book (Laptop) Mesin Foto Copy LCD Projektor Sumber: Laporan SAI 23 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

11 Sedangkan daftar sarana dan prasarana penunjang pada Biro Kepegawaian sebagaimana tersebut dalam Tabel 3.9 Tabel 3.11 berikut ini: Tabel 3.9 Daftar Inventaris Peralatan Kantor dan Alat Pengolah Data Biro Kepegawaian Tahun 2013 No Uraian Jumlah Satuan 1. Barang Inventaris Kantor/Meubelair Buah - Alat Angkutan Darat Tak Bermotor/Trolly 25 Unit - Alat Kantor 276 Buah - Alat Rumah Tangga 893 Buah - Alat Studio 1 Buah - Alat Komunikasi 37 Buah 2. Alat Kedokteran/Lab/Alkes 35 Buah - Alat Kedokteran 4 Buah - Unit Alat Laboratorium 31 Buah 3. Alat Pengolah Data/Perangkat Jaringan 584 Buah - Komputer Unit 313 Buah - Peralatan Komputer 271 Buah 4. Aset Tak Berwujud/Software 25 Jenis - Software Pengelolaan Kepegawaian 25 Jenis Tabel 3.10 Daftar Inventaris Kendaraan Dinas dan Operasional Roda 4 (empat) Biro Kepegawaian Tahun 2013 No No.Kendaraan Tahun Jenis / Merk Keterangan 1. B 1219 EQ 2007 Toyota Inova-V Kendaraan Dinas Eselon II 2. B 1448 EQ 2007 Toyota Inova-G Operasional Tamu Pimpinan 3. B 1221 EQ 2007 Toyota Rush Operasional Biro Kepegawaian 4. B 1070 KQ 2006 Toyota Inova-G Operasional Bagian Umum 5. B 1140 KQ 2006 Toyota Inova-G Operasional Bagian Pengadaan 6. B 1015 KQ 2006 Toyota Inova-G Operasional Bagian Mutasi 7. B 1286 KQ 2006 Toyota Inova-G Operasional Bag. Pengembangan 8. B 2060 PQ 2002 Toyota Kijang Operasional Bagian Pengadaan 9. B 8875 DP 1992 Toyota Kijang Operasional Bagian Mutasi 10. B 1650 KQ 1996 Toyota Kijang Grand's Operasional Biro Kepegawaian 11. B 1889 HQ 1997 Sedan Timor Operasional Bagian Umum 24 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

12 Tabel 3.11 Daftar Inventaris Kendaraan Operasional Roda 2 (dua) Biro Kepegawaian Tahun 2013 No No.Kendaraan Tahun Jenis/Merk Keterangan 1. B 4230 EQ 1997 Honda GL Pro Operasional Bagian Pengembangan 2. B 6418 SQA 2006 Yamaha Jupiter MX Operasional Bagian Pengembangan 3. B 6417 SQA 2006 Yamaha Jupiter MX Operasional Bagian Mutasi 4. B 6419 SQA 2006 Yamaha Jupiter MX Operasional Biro Kepegawaian 5. B 6416 SQA 2006 Yamaha Jupiter MX Operasional Bagian Pengadaan 6. B 6969 SRQ 2006 Honda Supra X125 Operasional Bagian Mutasi 7. B 6971 SRQ 2006 Honda Supra X125 Operasional Bagian Pengadaan 8. B 6970 SEQ 2006 Honda Supra X125 Operasional Bagian Umum 9. B 6656 SQG 2007 Honda Mega Pro Operasional Biro Kepegawaian 10. B 6658 SQG 2007 Honda Mega Pro Operasional Biro Kepegawaian 11. B 6657 SQG 2007 Honda Mega Pro Operasional Biro Kepegawaian 12. B 6659 SQG 2007 Honda Mega Pro Operasional Bagian Umum 13. B 6940 SQO 2008 Honda Supra X125 Operasional Bagian Pengadaan 14. B 6941 SQO 2008 Honda Supra X125 Operasional Bagian Umum 15. B 6942 SQO 2008 Honda Supra X125 Operasional Bagian Pengembangan 16. B 6943 SQO 2008 Honda Supra X125 Operasional Bagian Mutasi 17. B 6944 SQO 2008 Honda Supra X125 Operasional Bagian Mutasi Dalam rangka mendukung terwujudnya Grand Strategis Raih WTP Tahun 2013 maka telah dilakukan inventarisasi dan penatausahaan BMN (Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan) di lingkungan Biro Kepegawaian yang bertujuan mewujudkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan BMN secara optimal di lingkungan Kemenkes. Oleh karena itu, Biro Kepegawaian terus melakukan pembenahan dalam pengelolaan BMN antara lain mengusulkan persetujuan penghapusan kepada instansi terkait (KPKNL Jakarta II), atas BMN yang secara teknis tidak dapat digunakan karena kondisinya sudah tidak layak pakai (rusak berat dan/atau tidak diketahui keberadaannya) dan tidak ekonomis apabila diperbaiki mengingat BMN tersebut telah melampaui batas waktu kegunaannya/kadaluarsa. 25 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

13 Adapun daftar BMN pada Biro Kepegawaian yang dalam proses penghapusan dapat disajikan dalam Tabel 3.12 berikut ini: Tabel 3.12 Daftar Invetaris BMN yang Diusulkan Penghapusan No Uraian Jumlah Satuan 1. Kendaraan Operasional 4 Unit - Mobil 1 Unit - Sepeda motor 3 Unit 2. Barang Inventaris Kantor/Meubelair 844 Buah - Alat Kantor 88 Buah - Alat Rumah Tangga 754 Buah - Alat Komunikasi 2 Buah 3. Alat Kedokteran/Lab/Alkes 10 Buah - Alat Kedokteran 2 Buah - Unit Alat Laboratorium 8 Buah 4. Alat Pengolah Data/ Perangkat Jaringan 34 Buah - Komputer Unit 33 Buah - Peralatan Komputer 1 Buah C. Analisis dan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pelaksanaan kegiatan analisis dan evaluasi akuntabilitas kinerja terus dilakukan melalui proses monitoring dan evaluasi pengukuran kinerja terhadap pencapaian sasaran program kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing indikator kinerja secara periodik pertriwulan melalui penyampaian laporan, sinkronisasi dan integrasi data laporan triwulan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran yang tertuang dalam dokumen RKP Tahun 2013 dan Renstra Kemenkes Tahun , yang diiringi dengan berbagai upaya kebijakan agar terwujud pencapaian target kinerja yang lebih optimal. 1. Strategi Kebijakan a. Kebijakan Teknis 1) Menyiapkan perumusan kebijakan teknis di bidang penyusunan rencana kebutuhan, formasi dan pemenuhan pegawai melalui 26 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

14 seleksi dan rekruitmen CPNS/PNS, Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan Penugasan Khusus; 2) Perencanaan, pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan administrasi kepegawaian; 3) Pelaksanaan koordinasi perancangan, penyusunan dan review peraturan perundang undangan di bidang kepegawaian; 4) Penyempurnaan standar, norma, dan prosedur sesuai dengan SOP-AP dalam urusan pengelolaan administrasi kepegawaian, analisa beban kerja, pola pengembangan karier, penilaian jabatan dan analis jabatan fungsional kesehatan; 5) Pengembangan dan penguatan kualitas pengelolaan Sistem Informasi Layanan Kepegawaian (SILK) terpadudan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMKA); 6) Peningkatan kapasitas SDM Kesehatan melalui bimbingan teknis, pengembangan informasi dan urusan mutasi kepegawaian; 7) Pelaksanaan dan pengawasan reward dan punishment. b. Strategi Operasional 1) Meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kepegawaian berbasis WEB yang dapat dilakukan secara online dengan menggunakan satu database pegawai dan terintegrasi dengan SILK/SIMKA/SIMPEG; 2) Meningkatkan ketersediaan tenaga medis, paramedis dan tenaga kesehatan strategis lainnya terutama untuk pelayanan kesehatan dasar di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan melalui pemenuhan kebutuhan di pelayanan Puskesmas dan jaringannya, Rumah Sakit serta daerah bermasalah kesehatan; 3) Menjaga konsistensi mutu dan kualitas layanan dalam proses pengelolaan administrasi kepegawaian dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) melalui sertifikasi ISO 9001: LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

15 Sejalan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggungjawabnya, pelaksanaan monitoring dan evaluasi tetap dan terus dilakukan terutama terkait dengan capaian indikator kinerja yang melekat di Biro Kepegawaian antara lain: 1. Persentase pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur (CPNS dan PTT). a) Pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur melalui Pengangkatan CPNS. Konstribusi pemenuhan SDM melalui pengangkatan CPNS memiliki peran yang sangat penting dan strategis, untuk tahun 2013 ini target pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur melalui pelaksanaan pengangkatan CPNS (yang sebelumnya didahului dengan proses pelaksanaan seleksi/rekruitmen) telah tercapai melebihi target yang ditetapkan (85%) yaitu sebesar 89,39%. Namun demikian capaian kinerja tersebut belum optimal, hal ini terkait dengan berbagai kendala/hambatan dilapangan yang ditemui, seperti standar persyaratan institusi pendidikan harus berakreditasi minimal B, dan belum sepenuhnya menggunakan pola seleksi/rekruitmen CPNS secara terpadu yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik organisasi (seperti ada sebagian Kementerian/Lembaga/Pemda yang telah menggunakan system CAT/EBA dan sebagian lagi masih menggunakan ujian tulis). Permasalahan lainnya adalah belum konsistennya standar dalam penetapan hasil penilaian seleksi ujian tulis antara TKD (Test Kompetensi Dasar) dan TKB (Test Kompetensi Bidang). Adapun pengukuran capaian kinerja pada pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur melalui pemenuhan CPNS diukur dari realisasi pengangkatan CPNS sejumlah 1.577orang atau (67,71%) terhadap alokasi formasi sejumlah formasi/orang. Namun demikian bila kondisi capaian kinerja pada pemenuhan CPNS dibandingkan dengan tahun 2012 yang lalu mengalami peningkatan realisasi pengangkatan CPNS dari formasi yang diberikan oleh Kementerian PAN dan RB sejumlah formasi formasi dan realisasi sejumlah orang atau (74.51 %). 28 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

16 Gambar 3.1 Pelaksanaan Seleksi CPNS Tahun 2013 di Gelora Bung Karno Senayan Sebagai gambaran pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur melalui pengangkatan CPNS dapat dilihat pada Grafik 3.5 berikut ini: Grafik 3.5 Pemenuhan SDM Aparatur Melalui Pengangkatan CPNS Tahun Formasi/Usul Formasi Pelamar Reg. Online Berkas Masuk Peserta Ujian Realisasi CPNS Permasalahan dalam pelaksanaan pengangkatan CPNS, antara lain: 1. Kurangnya sosialisasi dan advokasi terkait penetapan kelulusan bagi peserta Seleksi CPNS jalur formasi umum dan tenaga honorer, hal ini berakibat pada tidak terisinya formasi CPNS umum karena tidak lulus 29 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

17 ujian TKD maupun TKB yang dilaksanakan dan ditetapkan oleh Kemenpan dan RB (tidak lulus passing grade); 2. Belum sepenuhnya menggunakan pola seleksi dan rekruitmen CPNS secara terpadu yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik organisasi (seperti ada sebagian Kementerian/Lembaga/Pemda yang telah menggunakan system CAT/EBA dan sebagian lagi menggunakan ujian tulis). Upaya-upaya pemecahan permasalahannya, antara lain : 1. Mengoptimalkan peran dan fungsi koordinasi dengan Kementerian PAN dan RB, dan Badan Kepegawaian Negara, terkait dengan seleksi/rekruitmen; 2. Merumuskan pola seleksi dan rekruitmen CPNS terpadu yang lebih fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan organisasi. b) Pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur melalui pengangkatan baru dan pengangkatan kembali dalam rangka perpanjangan masa penugasan Pegawai Tidak Tetap (PTT). Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan SDM Kesehatan di pelayanan kesehatan dasar terutama Puskesmas dan jaringannya di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan serta daerah bermasalah kesehatan diisi oleh Pegawai Tidak Tetap (dokter umum, dokter gigi, dokter/dokter gigi spesialis dan Bidan). Keberadaan PTT sangat berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan tercapainya derajat kesehatan masyarakat. Kontribusi PTT tersebut mempunyai dampak yang sangat penting, sehingga Biro Kepegawaian terus melakukan berbagai upaya dalam pengembangan kebijakan distribusi dan penempatannya serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan rekruitmen yang transparan dan mudah diakses oleh 30 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

18 masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peminat PTT yang selalu meningkat setiap tahunnya sebagaimana tercermin dari realisasi pemenuhan SDM Aparatur melalui pengangkatan dan perpanjangan PTT, dapat disajikan dalam Tabel 3.13 berikut ini: Tabel 3.13 Pemenuhan SDM Aparatur melalui Penempatan PTT Tahun 2013 No Jenis Tenaga PTT Formasi/ Kebutuhan Pengangkatan Baru REALISISASI Pengangkatan Kembali Jumlah % Dokter Umum/ Spesialis Dokter Gigi/ Spesialis , ,9 3. Bidan ,2 Total ,3 Adapun keberadaan PTT sampai dengan akhir Desember 2013 berjumlah orang, sebagaimana terlihat pada Grafik 3.6 berikut: Grafik 3.6 Rekap Keberadaan Tenaga PTT per 31 Desember 2013 dr. PTT drg. PTT dr/drg. Spesialis PTT Bidan PTT GRAND TOTAL B T ST Jumlah LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

19 Sedangkan distribusi pengangkatan PTT Tahun 2013 per jenis tenaga PTT dan kriteria penempatan dapat disajikan melalui Grafik 3.7 berikut: Grafik 3.7 Pemenuhan SDM Aparatur Melalui Pengangkatan Tenaga PTT Tahun 2013 dr. PTT drg. PTT dr/drg. Spesialis PTT Bidan PTT GRAND TOTAL B T ST Jumlah Dilihat dari grafik tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa jumlah pengangkatan dokter umum PTT selama tahun 2013 sebanyak orang, terdiri dari Daerah Biasa sebanyak 5 orang, Daerah Terpencil sebanyak orang, dan Daerah Sangat Terpencil sebanyak orang. Sedangkan pengangkatan dokter gigi PTT sebanyak orang, terdiri dari Daerah Biasa sebanyak 1 orang, Daerah Terpencil sebanyak 516 orang, dan Daerah Sangat Terpencil sebanyak 652 orang. Adapun pengangkatan Bidan PTT selama tahun 2013 sebanyak orang yang ditempatkan di daerah biasa sebanyak orang, daerah terpencil sebanyak orang, dan daerah sangat terpencil sebanyak orang. Untuk lebih mendukung dan meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan juga telah ditempatkan tenaga dokter spesialis sebagai Tenaga PTT sebanyak 57 orang, sebagaimana terlihat pada Grafik 3. 8 berikut ini: 32 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

20 Grafik 3.8 Pemenuhan SDM Aparatur melalui Pengangkatan PTT Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Tahun dr. PTT drg. PTT dr/drg. Spesialis PTT Bidan PTT GRAND TOTAL B T ST Jumlah Sejalan dengan tujuan MDGs dan dalam rangka mempercepat dukungan pembangunan kesehatan secara terpadu serta guna tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya, maka di tahun 2013 rencana pengangkatan formasi Bidan PTT mengalami penurunan sebesar 18,58% (6.913 orang Bidan) dibandingkan dengan rencana pengangkatan tahun 2012 (8.491 orang Bidan). Namun demikian tenaga Bidan yang memperpanjang masapenugasan meningkat 75%, hal ini yang berakibat pada realisasi pengangkatan baru dan pengangkatan kembali dalam rangka perpanjangan masa penugasan (Masa Bakti II) Bidan PTT dalam kurun waktu 2013 sebanyak orang bidan. Kenaikan tersebut berkaitan dengan dukungan tenaga kesehatan dalam rangka persiapan pemberlakukan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang akan dimulai 1 Januari Adapun realisasi pengangkatan Bidan PTT tahun dapat tergambar sebagaimana Grafik 3.9 berikut ini: 33 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

21 Grafik 3.9 Penempatan Bidan PTT dari Tahun Formasi Realisasi Program pengangkatan dan perpanjangan PTT terus diberlakukan dan dikembangkan sebagai salah satu terobosan untuk pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di daerah bermasalah kesehatan dan reaksi cepat dalam penanggulangan bencana, yaitu dengan pendayagunaan dokter PTT sebagai Brigrade Siaga Bencana (BSB). Dokter PTT-BSB adalah tim multidisiplin yang merupakan unit reaksi cepat penanggulangan gawat darurat serta berfungsi untuk penanggulangan bencana di bidang kesehatan. Penempatan dokter PTT-BSB adalah di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Pendidikan/Vertikal dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi dengan ketentuan, yaitu untuk Rumah Sakit Pendidikan maksimal 20 orang dan Rumah Sakit Non Pendidikan maksimal 10 orang. Proses seleksi dan rekruitmen dilakukan di rumah sakit setempat dengan tahapan ujian tulis, wawancara dan psikotest. Untuk tahun 2013 jumlah dokter PTT-BSB sejumlah 25 orang, sebagaimana terlihat pada Grafik 3.10 berikut ini: 34 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

22 Grafik 3.10 Pemenuhan SDM Aparatur Melalui Pengangkatan PTT BSB (Brigade Siaga Bencana) Tahun Realisasi Pengukuran pemenuhan SDM Aparatur melalui pengangkatan PTT Tahun 2013 dapat diukur dari jumlah realisasi pengangkatan PTT (pengangkatan baru dan pengangkatan kembali dalam rangka perpanjangan masa penugasan) yang telah dilaksanakan sebesar 178,3% atau sejumlah orang terhadap jumlah formasi/kebutuhan PTT sebanyak orang. Jika dibandingkan dengan kebutuhan pada tahun 2012, maka kebutuhan tahun 2013 mengalami penurunan, hal ini terkait dengan hasil evaluasi tentang lamanya masa penugasan PTT kriteria Terpencil dan atau Sangat Terpencil yang semula 1 (satu) tahun menjadi 2 (dua) tahun dan evaluasi masa perpanjangan yang semula tidak dibatasi menjadi maksimal perpanjangan 1(satu) kali sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengangkatan dan Penempatan dokter/dokter gigi/spesialis/bidan PTT. Namun demikian seiring dengan pemberlakukan BPJS yang akan dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari 2014, dan dalam rangka mendukung kebijakan tersebut, maka pelaksanaan pengangkatan PTT diperpanjang sampai dengan Desember 2013 yang sesuai jadwal semula TMT 1 Oktober, sehingga berpengaruh terhadap pencapaian target pada persentase pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur (CPNS dan PTT). 35 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

23 Secara umum bila dilihat data capaian kinerja persentase pemenuhan SDM Aparatur (CPNS dan PTT) yang pengukuranya dilakukan melalui pelaksanaan pengangkatan CPNS (87,71%) dan melalui penempatan PTT (178,34%) pada tahun 2013 telah memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu 85% dengan realisasi sebesar 123,03%. Adapun sandingan alokasi formasi dan realisasi pada indikator pertama tersebut dapat disajikan dalam Tabel 3.14 dan Grafik 3.11 berikut ini: Tabel 3.14 Pemenuhan SDM Aparatur (CPNS dan PTT) Tahun No Tahun Formasi Realisasi CPNS PTT Jumlah CPNS PTT Jumlah Capaian (%) ,818 23,818-20,432 20, ,416 16,000 17,416 1,055 19,387 20, , ,03 Grafik 3.11 Pemenuhan SDM Aparatur (CPNS dan PTT) Tahun CPNS PTT CPNS PTT Formasi/Usul Formasi Realisasi LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

24 Gambar 3.2 Pemberangkatan Penempatan PTT Tahun Persentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui layanan kepegawaian (SILK). Seiring dengan tuntutan Reformasi Birokrasi dan kemajuan teknologi serta tuntutan masyarakat dalam pemberian pelayanan bidang kepegawaian agar lebih cepat, tepat dan transparan, maka proses administrasi kepegawaian merupakan perpaduan yang sinergi yang memungkinkan diperolehnya percepatan dan kemudahan dalam penyelesaian proses pengelolaan administrasi kepegawaian. Batas toleransi waktu yang dibutuhkan dalam proses penyelesaian administrasi kepegawaian sudah merupakan kebutuhan dalam pemberian pelayanan prima melalui keterpaduan dari berbagai sistem yang dikembangkan maupun yang ditingkatkan/dikuatkan kualitasnya yang terintegrasi dengan sistem informasi layanan kepegawaian atau yang disebut dengan SILK. Prinsip pengelolaan administrasi kepegawaian melalui SILK berdampak pada penggunaan satu database pegawai yang terintegrasi secara penuh dengan database kepegawaian (SIMKA untuk PNS dan SIMPEG untuk PTT) sehingga meningkatkan kecepatan waktu dalam penyelesaian produk kepegawaian yang berdampak pada tertib administrasi, tepat jadwal dan aturan yang berlaku, menghindari hubungan langsung antara petugas 37 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

25 dengan klien (menghindari KKN), menghindari kesalahan produk dan menjadikan proses penyelesaian produk kepegawaian menjadi lebih transparan dikarenakan terinformasinya seluruh tahapan proses dan permasalahan secara otomatis dapat dan mudah diakses melalui website Biro Kepegawaian. Sebagai gambaran bahwa database pegawai (SIMKA/SIMPEG) sebelum terintegrasi dengan SILK masih sebatas untuk mendukung proses administrasi kepegawaian secara manual/berdiri sendiri/belum terintegrasi dengan sistem yang lainnya. Namun demikian dengan telah dikembangkan dan ditingkatkannya kualitas SILK saat ini dapat terintegrasi dengan SIMKA/SIMPEG dan dapat pula terintegrasi dengan sistem lainnya terkait pengelolaan database pegawai Kementerian Kesehatan untuk keperluan pengelolaan administrasi kepegawaian, sistem penilaian kerja pegawai, pengembangan pegawai, dan keperluan lainnya. Sebagai bukti bahwa jumlah domain website pada website Biro Kepegawaian di seluruh dunia menurut lembaga WebStatsDomain, memperoleh peringkat 91,966 dari jumlah domain seperti tersebut pada Gambar 3.3 berikut ini: Gambar 3.3 Peringkat Website Biro Kepegawaian 38 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

26 Untuk menjaga konsistensi/kualitas mutu dan transparansi dalam proses administrasi kepegawaian serta memberikan layanan yang cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan, maka perlu dilakukan sertifikasi oleh lembaga sertfikasi nasional melalui Sistem Manajemen Mutu (SMM) yaitu Sertifikasi ISO 9001:2008 pada produk-produk administrasi kepegawaian yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. Hal ini berdampak pada proses pengelolaan administrasi kepegawaian secara otomatis sudah dikerjakan oleh integrasi kedua sistem tersebut yang dapat dilakukan secara online, prosesnya pun dapat dimonitor langsung oleh masyarakat melalui website Biro Kepegawaian. Sebagai contoh proses Administrasi Kepegawaian yang dapat dilihat secara transparan di website Biro Kepegawaian adalah proses Kenaikan Pangkat seperti terlihat pada Gambar 3.4 berikut ini: Gambar 3.4 Informasi Proses Kenaikan Pangkat Dalam kurun waktu 2013, Biro Kepegawaian terus melakukan upaya dalam meningkatkan transparansi pelayanan administrasi kepegawaian melalui penguatan kualitas dan pengembangan Sistem Informasi berbasis WEB secara online. 39 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

27 Salah satu upaya yang dilakukan oleh Biro Kepegawaian adalah dengan audit internal dan ekternal pada bulan Agustus 2013 dan penerapan Sistem Manajemen Mutu melalui sertifikasi kembali ISO 9001:2008 pada 14 (empatbelas) produk pengelolaan administrasi kepegawaian yang dilakukan pada bulan November Selain itu alur dan mekanisme penyelesaian administrasi kepegawaian terus disempurnakan sebagaimana Gambar 3.5 berikut ini: Gambar 3.5 Bagan Mekanisme Usul dan Pengelolaan Proses Administrasi Kepegawaian Keberhasilan sistem online dan penerapan sertifikasi ISO ini terlihat dengan semakin tertib administrasi dan tertib aturan dibidang kepegawaian, sehingga dapat diselesaikan dengan lebih cepat, lebih tepat, lebih transparan dan dapat dimonitor perkembangan proses kepegawaiannya. Demikian juga untuk produk administrasi kepegawaian yang lainnya terus dikembangkan seperti proses penyelesaian pensiun dan pemindahan dapat dimonitor 40 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

28 dalam website Biro Kepegawaian dengan jumlah sebagaimana Tabel 3.15 berikut ini: Tabel 3.15 Produk Administrasi Kepegawaian yang di kelola melalui SILK pada Penyelesaian SK Kenaikan Pangkat, Pemindahan dan Pensiun Tahun Kegiatan Kenaikan Pangkat Pensiun Pindah TOTAL Demikian juga untuk penyelesaian SK Jabatan Fungsional setiap tahun mengalami peningkatan. Dalam kurun waktu tahun 2013 SK Jabatan Fungsional yang dapat diselesaikan sebanyak SK (124,22%) dari target yang ditetapkan sejumlah SK, sebagaimana dapat dilihat dalam Grafik 3.12 berikut ini: Grafik 3.12 Produk Administrasi Kepegawaian yang di kelola melalui SILK pada Penyelesaian SK Kenaikan Jabatan Fungsional Tahun Target Realisasi LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

29 Adapun pengukuran pada indikator kinerja presentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui Sistem Layanan Kepegawaian (SILK) adalah jumlah penyempurnaan, pengembangan dan penguatan kualitas fungsi-fungsi yang ada pada SILK terkait dengan pemanfaatan database pegawai SIMKA/SIMPEG terhadap jumlah produk administrasi kepegawaian. Secara umum, hasil capaian kinerja Biro Kepegawaian tahun 2013 pada indikator kinerja Persentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui layanan kepegawaian (SILK) telah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 60% dengan realisasi 79%, yang tercermin dari proses administrasi kepegawaian semula dikelola secara manual saat ini telah beralih melalui SILK yang secara penuh sudah menggunakan satu database pegawai dan terintegrasi dengan SIMKA dan SIMPEG yang dilakukan satu pintu secara online. Namun demikian capaian kinerja ini dirasa masih belum optimal dan terus dikembangkan, disempurnakan dan ditingkatkan kualitasnya secara komprehensif. Sebagai gambaran jumlah produk pengelolaan administrasi kepegawaian yang dapat diselesaikan dan dikelola melalui SILK sebagaimana Tabel 3.16 berikut ini: 42 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

30 Tabel 3.16 Jumlah Penyelesaian Produk Administrasi Kepegawaian melalui SILK No Jenis Produk Jumlah 1 Pengangkatan CPNS umum 1,048 2 Peningkatan Status PNS kurang 2 tahun 4,018 3 Pengangkatan Dokter/Dokter Gigi/Bidan PTT 5,701 4 Kenaikan Pangkat 10,557 5 Usul Pensiun BUP (Batas Usia Pensiun) Kenaikan Gaji Berkala Arsip Elektronik Ujian Dinas Ujian Penyesuaian Ijasah Tugas Belajar Kenaikan Jabatan Fungsional 6, Pengangkatan Pertama Jabatan Fungsional Usul Penghargaan 1, Tatakelola Surat Masuk 12,897 Jumlah 46, Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dan diberi insentif di DTPK dan DBK Dalam rangka mewujudkan salah satu Misi Kementerian Kesehatan. yaitu: Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Biro Kepegawaian terus melakukan upaya untuk mendukung misi tersebut melalui kegiatan pengangkatan, dan penempatan serta pemenuhan tenaga kesehatan dengan cara penugasan khusus di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK) di 27 Provinsi. Untuk sementara ini pemenuhan tenaga kesehatan melalui penugasan khusus baru terhadap jenis tenaga kesehatan. antara lain perawat, bidan, nutrisionis, sanitarian, analisis kesehatan, fisioterapis, kesehatan gigi, 43 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

31 farmasi, radiografer dan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini terkait bahwa indikator kinerja ini semula pada tahun dilaksanakan oleh Badan PPSDM Kesehatan dengan target yang tercantum pada dokumen perencanaan (Renstra dan RPK) merupakan target kumulatif, dimana baik pelaksanaan dan anggarannya di tahun melekat pada Badan PPSDM Kesehatan, sedangkan sejak tahun 2012 pelaksanaan pendayagunaan tenaga kesehatan (D-III) melalui pengangkatan/perpanjangan dan penempatannya dilaksanakan oleh Biro Kepegawaian untuk pemberian insentif dilaksanakan oleh Biro Umum Setjen Kemenkes, hal tersebut berkaitan dengan pengelolaan gaji/insentif/tunjangan lainnya di lingkungan Sekretariat Jenderal merupakan tugas pokok dan fungsi Biro Umum sesuai Permenkes 1144/2010. Sebagai tindak lanjutnya Biro Kepegawaian terus melakukan upaya penyempurnaan dan meningkatkan koordinasi lintas program, serta melakukan Midterm Reviewterkait pencapaian target kumulatif dan target pertahunya, sehingga untuk tahun 2013 pencapaian target pada indikator kinerja tenaga kesehatan yang didayagunakan di DTPK dan DBK dapat terpenuhi sesuai dengan target yang ditetapkan. Sesuai dengan target yang ada di dokumen RKP Tahun 2013 dan Renstra Tahun , target dan capaian kinerja untuk tahun 2013 berjumlah orang, sedangkan target Kumulatif berjumlah orang, dengan realisasi tahun 2013 berjumlah orang atau sebesar 100,40%, secara kumulatif realisasi berjumlah orang atau 109,51%. Adapun kondisi capaian kinerja secara umum dari tenaga kesehatan yang telah didayagunakan dan diberi insetif di Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan (DTPK), dan Daerah Bermasalah dengan Kesehatan (DBK) secara keseluruhan telah melebihi target yang ditetapkan baik pertahunnya sebesar 100% dan secara kumulatif sebesar 109%. Sebagai gambaran dapat dilihat dalam Tabel 3.17 dan Grafik 3.13 berikut ini: 44 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

32 Tabel 3.17 Target dan Realisasi Pendayagunaan Tenaga Kesehatan melalui Penugasan Khusus dari Tahun No Tahun Target Capaian per tahun Target Capaian secara Kumulatif Target Realisasi % Target Realisasi % Grafik 3.13 Realisasi Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Melalui Penugasan Khusus Tahun 2013 Perawat Gizi Kesling Analis Kes. Bidan Farmasi Kes. Gigi Fisioter apis Radiogr afer Pereka m dan Infokes Realisasi Jumlah residen yang didayagunakan dan diberikan insentif Indikator kinerja tersebut juga pada tahun dilaksanakan oleh Badan PPSDM Kesehatan dengan target yang tercantum pada dokumen perencanaan (Renstra dan RPK) merupakan target kumulatif. Pencapaian indikator ini membutuhkan koordinasi lintas program dan lintas sektor. Oleh karena itu pencapaian indikator ini masih belum optimal dari target sejumlah orang terpenuhi sejumlah 873 atau 79,36%, namun demikian dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami peningkatan dari target LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

33 orang terpenuhi sejumlah 658 orang atau sebesar 65%. Secara kumulatif juga belum ada peningkatan pencapaian target, pada tahun 2013 dari target sejumlah orang pemenuhannya sejumlah orang atau 62,47%, sedangkan di tahun 2012 dari target sejumlah orang pemenuhannya sejumlah orang atau sebesar 55%. Tingkat pencapaian yang belum optimal ini sangat dipengaruhi antara lain ketersediaan peserta PPDS-BK (residen) yang mengikuti pendidikan spesialis belum sesuai dengan jumlah target yang telah ditetapkan, hal tersebut dikarenakan adanya ketersediaan peserta PPDS-BK (residen) yang sedang mengikuti pendidikan spesialis, spesialisasinya belum sesuai dengan kebutuhan dilapangan, dan perbedaan kebijakan di setiap Fakultas Kedokteran penyelenggara pendidikan untuk kriteria penempatan residen yang akan ditugaskan ke daerah. Permasalahan lainnya adalah rendahnya komitmen Pemerintah Daerah dalam mendukung penempatan residen seperti rumah sakit yang belum siap menerima penempatan residen baik dari sisi penyediaan sarana penunjang kinerja residen (ketersediaan alat, farmasi/obat-obatan, dan sarana pelayanan kesehatan lainnya) maupun penyediaan anggaran/keuangan untuk pemberian insentif tambahan dalam penugasan residen ke daerah, hal ini sangat berdampak pada penempatan residen yang lebih berminat di kota-kota besar yang telah menyediakan tambahan pemberian insetip lebih dengan didukung oleh sarana dan prasarana kinerja lainnya yang sangat memadai seperti perumahan, transportasi, dan lain-lain. Berdasarkan dari uraian sebagaimana tersebut diatas, secara umum pencapaian target pada indikator kinerja Biro Kepegawaian pada tahun 2013 telah mencapai target yang telah ditetapkan. Namun demikian, berdasarkan data dilapangan dan sesuai hasil telaahan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa indikator kinerja nomor 4 (empat) yaitu Jumlah residen yang didayagunakan dan diberikan insentif akan sulit dicapai. 46 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

34 Melihat kondisi capaian kinerja yang sulit untuk dicapai tersebut, Biro Kepegawaian terus melakukan berbagai upaya melalui meningkatkan peran dan fungsi koordinasi baik lintas program maupun lintas sektor seperti koordinasi dengan Badan PPSDM Kesehatan terkait pemetaan jumlah peserta pendidikan PPDS-BK, koordinasi dengan Tim UKP-4 dan Bappenas melalui Biro Perencanaan dan Anggaran Setjen Kemenkes sesuai dengan surat dari Biro Kepegawaian Setjen Kemenkes Nomor KP Tanggal 16 Januari 2013 perihal Tindak Lanjut Rapat tentang Penyampaian Laporan Capaian Kegiatan terkait usul perubahan target capaian kinerja untuk indikator kinerja Jumlah residen yang didayagunakan dan diberi insentif dan meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Gubernur/Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/Kota terkait dukungan dan komitmen dalam pendayagunaan residen yang akan ditempatkan di daerahnya, serta meningkatkan fungsi koordinasi dengan Fakultas Kedokteran penyelenggara pendidikan terkait kesepahaman dan keselarasan bagi peserta didik (PPDS-BK) yang telah siap ditempatkan dan didayagunakan di daerah. Sebagai gambaran pencapaian target pada indikator ini dapat dilihat sesuai tabel dan Tabel 3.18 dan Grafik 3.14 berikut ini: Tabel 3.18 Realisasi Residen yang didayagunakan dari Tahun No Tahun Target Capaian per tahun Target Capaian secara Kumulatif Target Realisasi % Target Realisasi % LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

35 Grafik 3.14 Realisasi Tenaga Kesehatan yang didayagunakan di DTPK dan DBK Tahun Target Realisasi D. Kegiatan Pendukung Capaian Kinerja Untuk mendukung mencapai sasaran indikator yang telah ditetapkan terkait Program Pembinaan Administrasi Kepegawaian, maka ditetapkan beberapa kegiatan pokok dan pendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, terdiri dari: 1. Menyusun rencana kebutuhan, pelaksanaan seleksi, pengangkatan dan penempatan pegawai serta evaluasinya. Kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi jumlah formasi CPNS/PNS yang dibutuhkan dan menjamin ketersediaan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi dan kompetensinya, kegiatannya antara lain meliputi: a) Penyusunan formasi CPNS, keluaran/output: tersusunnya formasi CPNS Kemenkes, dengan hasil/outcome: terpenuhinya kebutuhan CPNS/PNS di unit kerja Kemenkes. b) Analisis kebutuhan PTT, keluaran/output: tersusunnya rencana kebutuhan PTT, hasil/outcome: tersedianya data dan pemenuhan kebutuhan PTT yang mencukupi di pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) di daerah DTPK dan DBK. 48 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

36 c) Monitoring penempatan/penarikan tenaga kesehatan PTT, keluaran/output: distribusinya tenaga PTT secara merata, sedangkan hasil/outcome: terpenuhinya tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan, sebagaimana Grafik 3.15 berikut ini: Grafik 3.15 Rekapitulasi Keberadaan Tenaga Kesehatan PTT (dr/drg/bidan) Keadaan 31 Desember 2013 d) Monitoring peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS-BK) dan penerima beasiswa, dengan keluaran/output: adanya dokumen data keberadaan peserta PPDS, hasil/outcome: tersedianya tenaga PPDS di Saryankes, sebagaimana Grafik 3.16 berikut ini: Grafik 3.16 RekapitulasiPesertaPendidikan PPDS-BK Keadaan 31 Desember Percepatan penyelesaian proses administrasi kepegawaian Kegiatan ini bertujuan untuk memperlancar alur administrasi pelayanan kepegawaian dan meningkatkan mutu PNS Kemenkes Pusat melalui pembinaan administrasi kepegawaian kegiatannya meliputi: 49 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

37 a) Percepatan proses administrasi peningkatan status PNS, dengan keluaran/output: SK PNS, dan hasil/outcome: diterbitkan dan diterimanya SK peningkatan status dari CPNS menjadi PNS tepat waktu. b) Percepatan proses administrasi Jabatan Struktural, Ujian Dinas, Penyesuaian Ijazah, dan Diklat, keluaran/output: SK Pengangkatan dalam Jabatan Struktural, Sertifikat Ujian Dinas dan Penyesuaian Ijazah, dan SK Peserta Diklat, dan hasil/outcome: diterbitkan dan diterimanya SK serta sertifikat tepat waktu dan sasaran, sebagaimana Grafik Grafik 3.17 Penyelesaian SK Pengangkatan dalam Jabatan Struktural Tahun Target Realisasi Apabila dilihat dari grafik tersebut diatas menggambarkan bahwa capaian kegiatan SK Pengangkatan dalam Jabatan Struktural tahun 2013 dibawah target yang ditetapkan, hal ini terkait dengan diterbitkannya Undang-Undang Aparatur Sipil Negeri khususnya yang terkait dengan batas usia pensiun PNS. Sedangkan capaian kegiatan ujian dinas dan penyesuaian ijasah dapat disajikan dalam Grafik 3.18 berikut ini: 50 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

38 Grafik 3.18 Penyelesaian SK Ujian Dinas dan Ujian Penyesuaian Ijazah dari Tahun Ujian Dinas Ujian Penyesuaian Ijasah Adapun capaian kegiatan dari penyelesaian SK Peserta Diklat PIM I, II, III dan IV sebagaimana tersebut dalam Grafik 3.19 berikut ini: Grafik 3.19 Penyelesaian SK Diklat PIM I, II, III dan IV dari Tahun Diklat PIM I Diklat PIM II Diklat PIM III Diklat PIM IV c) Percepatan proses administrasi pelaksanaan pemeriksaan kesehatan Pejabat Negara, Pegawai dan CPNS, dengan keluaran/output: surat pemanggilan check-up dan SK TPK/DPT, sedangkan hasil/outcome: 51 LAKIP Biro Kepegawaian Tahun 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN KATA PENGANTAR Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target program kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013. Rencana Tingkat Ket Indikator Kinerja. Satuan Capaian (Target)

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013. Rencana Tingkat Ket Indikator Kinerja. Satuan Capaian (Target) Meningkatnya pelayanan 1 Persentase pemenuhan kebutuhan SDM 85% Dukungan Manajemen dan 1. Penyelenggaraan Pengadaan Pegawai Inputs : adminitrasi kepegawaian Aparatur (CPNS, PTT dan Penugasan Khusus), Pelaksanaan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN Indikator Kinerja

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN Indikator Kinerja Capaian Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan 1. Penyelenggaraan Pengadaan Pegawai Inputs : Tugas Teknis Lainnya Dana Rp 26.505.347.000 24.302.077.544 91,69% - Formasi Pegawai Tahun 2013 Dokumen 1 1 100,00%

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN OKTOBER 2012 1. Krisis ekonomi Tahun 1997 berkembang menjadi krisis multidimensi.

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA DAN INVESTASI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANGSA VISI KEMENTERIAN KESEHATAN

LATAR BELAKANG KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA DAN INVESTASI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANGSA VISI KEMENTERIAN KESEHATAN LATAR BELAKANG KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA DAN INVESTASI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANGSA VISI KEMENTERIAN KESEHATAN MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN SALAH SATU STRATEGI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1877, 2014 KEMENKES. Jabatan Fungsional. Pembinaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Kepala Biro Kepegawaian, TTD. drg. Murti Utami, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Kepala Biro Kepegawaian, TTD. drg. Murti Utami, MPH NIP KATA PENGANTAR Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia Nya kami keluarga besar Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan secara bersama

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN 3.1 Arah Strategi dan kebijakan Nasional Arah strategi dan kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan pembangunan mencapai

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN DAN JABATAN FUNGSIONAL NONKESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Kepala Biro Kepegawaian, TTD. drg. Murti Utami, MPH

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Kepala Biro Kepegawaian, TTD. drg. Murti Utami, MPH KATA PENGANTAR Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia Nya kami keluarga besar Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan secara bersama

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008 BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Administrasi Kepegawaian. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian di Lingkungan Kementerian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Administrasi Kepegawaian. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian di Lingkungan Kementerian Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Kepmenkes Nomor 021/MENKES/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) Tahun 2010 2014 dalam melaksanakan tugas pokok dan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH 1 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas dan Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 28 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Non Struktural

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi - 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 5 (1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian (Permentan No.30 Tahun 2011) A. BAGIAN ORGANISASI 1. Subbagian Evaluasi Organisasi Subbagian Evaluasi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08/PRT/M/2010 TANGGAL 8 JULI 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH BAB II RENCANA STRATEGIS GAMBARAN PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH A. STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri diatur dalam Peraturan daerah Kabupaten Wonogiri

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Pelatihan SDM Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.165, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Tenaga Kesehatan. Penugasan. Khusus. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENUGASAN KHUSUS TENAGA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.1-/216 DS2286-196-725-318 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-041.01-0/2015 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA PERATURAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2012 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Juli 2011

RENCANA KINERJA TAHUN 2012 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Juli 2011 RENCANA TAHUN 2012 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Juli 2011 Unit : BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN Tahun : 2012 RENCANA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya No.1802, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Fungsional. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

2014, No.10 2 Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Republik Indonesia Nomor 4286); Lembaran Negara 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

2014, No.10 2 Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Republik Indonesia Nomor 4286); Lembaran Negara 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1152, 2014 KEMENKES. Anggaran. Belanja Pegawai. Pengalokasian. Prosedur Tetap. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PROSEDUR TETAP

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kepegawaian. Jabatan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kepegawaian. Jabatan. Pencabutan. No.2028, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kepegawaian. Jabatan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA MOR 39 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE,

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya PROGRAM DAN RENCANA KINERJA KPU KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2016 AKUN PROGRAM KEGIATAN / SUB-SUB KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN 076.01.01 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 2.022.409.000

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU INDIKATOR KINERJA INDIVIDU JABATAN : SEKRETARIS TUGAS : merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan keuangan.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Tahun 2015 di susun dalam bentuk rencana kegiatan Biro Umum dan Hubungan Masyarakat, yang berisi tentang kegiatan dan target

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Soreang, Desember 2011 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Kepala,

KATA PENGANTAR. Soreang, Desember 2011 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Kepala, KATA PENGANTAR BAPPEDA Kabupaten sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten memiliki kewajiban untuk menyusun Rencana Strategis Bapeda Kabupaten Tahun 2010 2015 sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 27 Maret 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Sekretaris Utama, Eri Hastoto

KATA PENGANTAR. Jakarta, 27 Maret 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Sekretaris Utama, Eri Hastoto KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Sekretariat Utama BPS 2014 merupakan wujud pertanggung jawaban dan akuntabilitas kinerja Sekretariat Utama sebagai unit kerja instansi pemerintah. Laporan ini disusun sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BIRO UMUM TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BIRO UMUM TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BIRO UMUM TAHUN 2015 Kementerian Kesehatan RI KATA PENGANTAR Puji dan syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 31 Januari 2013 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

KATA PENGANTAR. Jakarta, 31 Januari 2013 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS, KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2012 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/M/PER/XII/2011 TENTANG SUSUNAN DAN TATA KERJA JABATAN FUNGSIONAL KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN II.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DASAR HUKUM PEMBENTUKAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP Kantor Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Biro Organisasi Tugas dan Fungsi pada Biro Organisasi berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

KEBIJAKANPELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

KEBIJAKANPELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKANPELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI AZWAR ABUBAKAR Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Disampaikan pada Acara Kunjungan Kerja Menpan-RB di Provinsi Banten 20 Januari 2012

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PENEMPATAN DOKTER DAN BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PENEMPATAN DOKTER DAN BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP BAB I PENDAHULUAN 2013, No.164 14 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PENEMPATAN DOKTER DAN BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP PEDOMAN PENGANGKATAN

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 22 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN,

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam No. 2005, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Dekonsentrasi. Pelimpahan dan Pedoman. TA 2017. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. aporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum Sekretariat Jenderal Ombudsman RI merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja

Kata Pengantar. aporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum Sekretariat Jenderal Ombudsman RI merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja Kata Pengantar L pencapaian tujuan dan sasaran strategis Tahun Anggaran aporan Akuntabilitas Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Ombudsman RI sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci