PERANAN INDUSTRI BAHAN BAKU TRIPLEK (Veneer) DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN SITUBATU KECAMATAN BANJAR KOTA BANJAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN INDUSTRI BAHAN BAKU TRIPLEK (Veneer) DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN SITUBATU KECAMATAN BANJAR KOTA BANJAR"

Transkripsi

1 PERANAN INDUSTRI BAHAN BAKU TRIPLEK (Veneer) DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN SITUBATU KECAMATAN BANJAR KOTA BANJAR Rendi Nurul Arifin¹ Dr. Siti Fadjarajani M.T.² Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRACT This research has the background about industry that increase the economical society. Industry is also taking a lot of employment, one of the industry is triplex materials industry in Situbatu, Banjar City. The problems in this research are : (1) How is the role of triplex materials industry in taking the employment in Situbatu, Banjar City. (2) The factors of the inner drive of people in Situbatu to the decide to work in triplex matrials industry as the main living.method the researcher uses is the quantitative descriptive method that processes the data and interprets the data in form of number and mathematical calculation. Technique of collecting data is used observation, interview, questioner, documentation and litelature study. With a total population of 446 employment in triplex materials industry in Situbatu, taking a sample using technique total sampling and purposive sampling. Technique of analysis the data is used by the simple of method of quantitative analysis is the percentage (%).The result of this research shows that the role of triplex materials industry in taking the employment in Situbatu is 446 people or 28% of the 1617 force existing work in Situbatu Banjar City absorbed the triplex materials industry, about 69% local people, they didn t have a job before about 32 people or 71%, they are a farmer, trader, driver, all responden said that they have been helped in economic with triplex materials industry in Situbatu. The inner drive factors from the people in chousing as the employment in tiplex materials industry are, work chance 80 people or about 89% waking an application, wage employment in everyday was Rp , 34 people or 71% sard that the wage was enough, the work shift devide in to 2 shift, 33 people or 73% responden were agree in deviding the work shift, the distance of 21 people or 46% were about 1-3 km. Keywords : indsustry, materials, triplex, employment 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri bertujuan untuk menyediakan bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat, meningkatkan kemakmuran bangsa, meningkatkan pendapatan masyarakat, menyediakan lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional (Ginting, 2009:1). Kebijaksanaan pembangunnan industri di Indonesia diawali dengan peraturan dan ketentuan bagi investor-investor nasional maupun asing dalam rangka mencapai

2 tujuan-tujuan yang dimaksud. Pada dasarnya pembangunnan indutri di Indonesia awalnya adalah memenuhi kebutuhan konsumsi, baik kebutuhan konsumen secara langsung ataupun kebutuhan pabrik-pabrik pengolahan lain sehingga tumbuh indutriindutri baru, banyak terserap tenaga kerja dan banyak devisa terhemat (Ginting, 2009:42). Industri juga merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting. Ia menghasilkan berbagai kebutuhan hidup manusia dari mulai makanan, minuman, pakaian dan perlengkapan rumah tangga sampai perumahan dan kebutuhan hidup lainnya. Oleh karena itu industri erat hubungannya dengan berbagai keperluan hidup manusia, maka usaha dan kegiatan industri sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun lalu, walaupun masih dengan taraf yang sangat sederhana dan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri (Abdurachmat, 1983:1). Di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar terdapat industri bahan baku triplek yang telah berjalan sekitar 5 tahun. Dalam perkembangan kegiatan industri besar padat karya dalam pembuatan bahan baku triplek di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar selalu mengalami peningkatan, baik dari segi produksinya maupun dari penyerapan tenaga kerjanya. Pemasaran hasil produksinya barang setengah jadi ini, hingga ke daerah Lampung, Bekasi, dan Temanggung, yang kemudian diolah kembali menjadi barang jadi dan di ekspor ke luar negeri seperti ke Negara Jepang. Karena dalam kegiatan produksi pembuatan bahan baku triplek memerlukan tenaga kerja kasar, maka industri bahan baku triplek didominasi oleh kaum pria. Tenaga kerja yang di serap perusahaan hingga tahun 2012 mencapai angka 446 orang pekerja. Sebagian besar pekerja di industri bahan baku triplek ini adalah masyarakat sekitar indutri yaitu masyarakat di Kelurahan Situbatu, tapi ada juga masyaraka luar Kelurahan yang bekerja di industri bahan baku triplek ini. Sistem kontrak di industri bahan baku triplek yang ada di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar menggunakan sintem borongan, dengan waktu kerja di bagi menjadi 2 shift yaitu shift siang dan shift malam. Jika dilihat dari pendapatannya setiap pekerja di industri bahan baku triplek ini mendapatkan upah Rp /bulan.

3 1.2. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui seberapa besar peranan industri bahan baku triplek dalam penyerapan tenaga kerja di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong masyarakat memilih industri bahan baku triplek sebagai mata pencaharian utama di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar. 2. METODE PENELITIAN Sehubungan dengan masalah yang penulis teliti dan masalah yang terjadi pada masa sekarang, maka metode yang penulis gunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif yaitu mengolah data dan mengimplementasikan data yang berbentuk angka dan dengan menghitung yang bersifat matematik (Sumaatmadja, 1988:115). Penggunaan metode deskriptif kuantitatif ini diarahkan untuk mengungkapkan data tentang peranan industri bahan baku triplek dalam penyerapan tenaga kerja di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar. 3. PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Kegiatan Industri Bahan Baku Triplek di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar. Di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar terdapat industri bahan baku triplek yang sudah berdiri sekitar 5 tahun. Dalam perkembangannya kegiatan industri besar padat karya dalam pembuatan bahan baku triplek di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar selalu mengalami peningkatan, baik dari segi produksinya maupun dari penyerapan tenaga kerjanya. Karena dalam kegiatan produksi pembuatan bahan baku triplek memerlukan tenaga kerja kasar, maka industri bahn baku triplek ini didominasi oleh kaum pria. Selanjutnya deskripsi industri bahan baku triplek yang di ungkapkan adalah bahan baku, proses pembuatan bahan baku triplek, dan aspek pemasaran Bahan Baku Bahan baku untuk indutri jelas merupakan yang terpenting dalam industri. Penyediaan bahan baku bisa diambil dari sektor primer, seperti dari hasil pertaniaan, perikanan, peternakan, perhutanan, pertambangan, dan yang lainnya. Bahan baku

4 merupakan unsur yang sangat penting dalam kelangsungan dan kelancaran proses produksi. Demikian pentingnya bahan baku bagi perindustrian, sehingga banyak usahausaha industri didirikan atau ditempatkan di daerah sumber bahan baku atau berdekatan dengan industri lain. Yang penting adalah bahan baku mudah diperoleh atau didatangkan secara ekonomis (Abdurachmat, 1983:18). Bahan baku yang di gunakan untuk membuat triplek yaitu kayu albasiah. Bahan baku tersebut di dapat dari daerah Pangandaran, Kalipucang, Dayeuhluhur, Majenang, Tasikmalaya, Cimaragas, dan dari sekitar daerah Situbatu. Dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini : Proses Pembuatan Bahan Baku Triplek Seperti yang sudah di jelaskan dalam bahan baku, maka bahan baku yaitu kayu alba kemudian diproses melalui langkah-langkah pembuatan bahan baku triplek di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar sebagai berikut :

5 1. Merupakan kayu bulat yang nantinya akan di jadikan bahan baku pembuatan triplek di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar. Jenis kayu yang di jadikan bahan baku pembuatan triplek yaitu kayu alba. Pertama kayu di kupas terlebih dahulu dari kulitnya. 2. Setelah di kupas kayu bulat tersebut di rendam dalam air untuk di bersihkan, supaya tanah atau pasir yang menempel hilang, agar dalam proses pengupasan dalam mesin rotary lancar. 3. Setelah di bersihkan dari tanah atau pasir, bahan kayu bulan dimasukan ke mesim pengupas (rotary) untuk di kupas, dalam proses pengupasan ini perlu ketelitian agar proses pengupasan sesuai dengan harapan. Setelah di masukan ke dalam mesim rotary maka akan keluar dalam bentuk kayu tipis (veneer), ukuran ketebalan veneer 1,8 mm. Setelah itu veneer tersebut di gulung. 4. Selanjutnya gulungan venner di bawa ke mesin pemotong (kliper) untuk di potong, sesuai dengan ukuran. Ukurannya veneer lebar 1 meter panjang 2 meter. 5. Kemudian veneer tersebut di bawa ke mesin pengering (hot pres) untuk di keringkan. Apabila pesanan dalam bentuk basah veneer tersebut langsung di ikat, tapi apabila pesanan dalam bentuk kering veneer tersebut dimasukan dalam mesin hot pres terlebih dahulu. 6. Setelah di keringkan veneer tersebut langsung di ikat dan siap di pasarkan menjadi triplek Aspek Pemasaran Menurut Prawirosentono (2007:153), mengartikan bahwa pemasaran adalah seluruh kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan cara yang paling efisien. Seperti yang telah di ungkapkan di atas, pemasaran bagi perusahaan sangatlah penting, karena barang yang di produksi tidak akan mempunyai nilai jika tidak di pasarkan. Pemasaran merupakan upaya menjuruskan daya milik perusahaan kearah pemberian kepuasan kepada konsumen, dengan maksud agar perusahaan dapat menjual hasil produksinya dan mendapatkan keuntungan.pemasaran hasil produksi industri bahan baku triplek ini di pasarkan ke daerah Lampung, Bekasi, Temanggung dan kemudian di olah kembali mejadi barang jadi dan di ekspor ke luar negeri seperti ke Negara Jepang.

6 3.2 Peranan Industri Bahan Baku Triplek dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar. Di tengah-tengah melimpahnya tenaga kerja Indonesia maka orientasi tenaga kerja merupakan pilihan dasar bagi pembangunan industri. Peranan industri baik ditinjau dari penyerapan tenaga kerja maupun dilihat peranannya untuk mempercepat laju perekonomian daerah cukup berarti. Industri besar dan sedang menyerap seperempat hingga seperlima di sektor industri (Suhartono, 1982:37). Demikian pula industri bahan baku triplek di Kelurahan Situbatu yang sudah berdiri 5 tahun terus berkembang, apalagi dalam segi penyerapan tenaga kerja. Industri memiliki peran yang sangat besar dalam mengatasi masalah-masalah penyerapan tenaga kerja. Selain skala produktivitasnya yang besar sehingga memerlukan jumlah tenaga kerja yang banyak, industri memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan pekerjanya. Selain itu, industri memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Jumlah penduduk di Kelurahan Situbatu sebanyak 3595 orang sedangkan angkatan kerja sebanyak 1617 orang. Penyerapan tenaga kerja di industri bahan baku triplek sebanyak 446 orang. Dari hasil observasi lapangan sebanyak 27% terserap oleh indutri bahan baku triplek di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar. Dari hasil Penelitian di lapangan sebagian besar pekerja berasal dari daerah Kelurahan Situbatu, sebagian besar responden atau tenaga kerja yang bekerja di industri bahan baku triplek adalah masyarakat asli Kelurahan Situbatu sekitar 69% dan 31% beradal dari luar daerah Kelurahan Situbatu. Berdasarkan hasil data dilapangan sebagian besar pekerja yang bekerja di industri bahan baku triplek sebayak 32 orang atau sebesar 71%, sebelumnya bermata pencaharian sebagai supir, karyawan swasta dan ada pula yang tidak memiliki pekerjaan. Sebesar 20% bermata pencaharian sebagai petani dan 9% bermata pencaharian sebagai pedagang. Maka dari itu dengan adanya industri bahan baku triplek masyarakat yang tadinya tidak mempunyai mata pencaharian akhirnya bisa bekerja di industri bahan baku triplek tersebut. Dengan keberadaan industri bahan baku triplek di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar sangat membatu masyarakat, terutama dalam segi perekonomian dan penyerapan tenaga kerja.

7 3.3 Faktor-faktor yang Mendorong Masyarakat Memilih Industri Bahan Baku Triplek Sebagai Mata Pencaharian Utama di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar. Kata industri mempunyai arti luas dan arti sempit, sebagaimana menurut pendapat Abdurachmat (1983 :2), bahwa dalam arti luas industri mencakup pengertian semua usaha dan kegiatan di bidang ekonomi yang produktif. Industri merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Dengan industri diharapkan dapat menjadi wadah kegiatan yang dapat menyerap tenaga kerja. Demikian pula industri yang tumbuh di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar, yang merupakan salah satu bagian perekonomian masyarakat di Kelurahan Situbatu. Maka dari itu ada faktor-faktor yang mendorong masyarakat memilih industri triplek sebagai mata pencaharian utama di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar, yaitu : Kesempatan Kerja Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pemilik industri bahan baku triplek di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar setiap tahunnya indutri triplek menyerap tenaga kerja. Pemilik memprioritaskan penyerapan tenaga kerja berasal dari masyarakat Kelurahan Situbatu, karena perkembangan indutri bahan baku triplek yang terus berkembang setiap tahunnya, maka penyerapan tenaga kerja di lakukan setiap tahunnya dalam upaya mengembangkan industri bahan baku triplek. Terdapat beberapa cara untuk dapat bekerja di industri bahan baku triplek di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar, berdasarkan hasil kuesioner sebanyak 40 orang atau 89% membuat lamaran. Adapula yang mendapat tawaran langsung dari indutri bahan baku triplek kepada masyarakat yang dekat dengan indutri bahan baku triplek tersebut, karena industri bahan baku triplek di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar mengutamakan masyarakan di lingkungan industri bahan baku triplek atau masyarakat Kelurahan Situbatu. Karena indutri bahan baku triplek yang terus berkemabang dan permintaan dari konsumen yang semakin meningkat setiap tahunnya, pemilik masih kekurangan tenaga kerja, sehingga pemilik pabrik masih harus mencari sumber daya manusia yang mau bekerja di industri industri bahan baku triplek baik dari masyarakat di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar atau masyarakat luar daerah.

8 Upah Kerja Dari hasil bekerja di industri bahan baku triplek, semua pekerja di industri bahan baku triplek di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar mendapatkan upah dalam setiap harinya sebesar Rp Penghasilan tersebut tentunya dapat memenuhi kebutuhan hidup para pekerja pembuat bahan baku triplek di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar. Pekerjaan membuat bahan baku triplek dianggap pekerjaan kasar dan berat tapi itu sebanding dengan upah atau penghasilan yang diterima. Dari hasil kuesioner para pekerja yang bekerja di industri bahan baku triplek dengan upah tersebut merasa tercukupi sebanyak 34 orang atau sebesar 76%, sebanyak 10 orang responden atau sebesar 22% berpendapat upah dari indutri bahan baku triplek tidak mencukupi, dan 1 orang atau 2% berpendapat upah indutri bahan baku triplek sangat mencukupi Pembagian Jam Kerja Pembagian jam kerja di industri bahan baku triplek di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar di bagi menjadi 2 shift, yaitu shift siang dan shift malam. Untuk shift pagi dari jam dan shift malam dari jam Dengan pembagian shift tersebut responden merasa terbantu, sebanyak 33 orang responden atau 73% berpendapat setuju dengan pembagian shift kerja, dan sebanyak 12 oarang responden atau 26% merasa keberatan atau tidak setuju dengan pembagian shift, alasannya masih terlalu lama jam kerjanya Jarak Lokasi indstri bahan baku triplek berada di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar, yang berada di sekitar pemukiman warga, sehingga lokasi industri bahan baku triplek yang berada di sekitar masyarakat sangat terjangkau oleh para pekerja. Jarak yang di tempuh oleh responden yang bekerja di industri bahan baku triplek dari hasil kuesioner sebanyak 21 orang atau sebesar 46% berjarak 1-3 km, sebanyak 12 orang atau 27% berjarak kurang dari 1 km, dan 12 orang atau 27% berjarak lebih dari 3 km. Sarana transportasi yang mereka gunakan untuk pergi bekerja ke industri bahan baku triplek menggunakan sepeda motor sebanyak 36 orang atau sebesar 80%.

9 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembuktian hipotesis, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Peranan industri bahan baku triplek dalam penyerapan tenaga kerja di Kelurahan Situbatu yaitu Sebanyak 446 orang atau sebesar 28% dari 1617 angakatan kerja yang ada di Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar terserap oleh industri bahan baku triplek, sekitar 69% adalah masyarakat asli daerah Situbatu, sebelumnya tidak memiliki pekerjaan yaitu sebayak 32 orang atau sebesar 71%, ada pula yang sebelumnya bekerja sebagai petani, pedagang, supir, semua responden merasa terbantu secara ekonomi dengan adanya industri bahan baku triplek di Kelurahan Situbatu. 2. Faktor-faktor yang mendorong masyarakat memilih industri bahan baku triplek sebagai mata pencaharian utama di Kelurahan Situbatu adalah kesempatan kerja sebanyak 40 orang atau 89% membuat lamaran, upah kerja dalam setiap harinya sebesar Rp , sebanyak 34 orang atau sebesar 76% dengan upah tersebut mencukupi, jam kerja pembagian jam kerja di bagi menjadi 2 shift sebanyak 33 orang responden atau 73% berpendapat setuju dengan pembagian shift kerja, jarak sebanyak 21 orang atau sebesar 46% berjarak 1-3 km Saran Semua orang tentunya memiliki harapan-harapan yang berorientasi pada perkembangan yang lebih maju. Dari harapan-harapan itu penulis menjadikannya sebagai saran-saran yang ditujukan kepada pemilik industri bahan baku triplek, pekerja dan piahk-pihak yang terkait. Adapun saran-saran penulis sebagai berikut : 1. Kepada pemilik industri bahan baku triplek untuk bisa meningkatkan kegiatan produksi, sehingga penyerapan tenaga kerja pun akan meningkatkan dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. 2. Adanya sarana dan prasarana transportasi yang disediakan oleh industri bahan baku triplek untuk para tenaga kerja. 3. Kepada pemerintah agar menaikan upah minimum regional (UMR). 4. Kepada peneliti selanjutnya, karena keterbatasan yang dimiliki penulis maka penulis harap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding untuk mereka yang

10 hendak melakukan penelitian yang sama guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal. DAFTAR PUSTAKA Abdurachmat, Idris. (1983). Geografi Industri. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Ginting, Perdana. (2009). Pengembangan Industri Indonesia. Bandung: CV. Yrama Widya Prawirosentono, Suryadi. (2007). Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21. Jakarta: PT. Bumi Angkasa. Suhartono, R.B. (1982). Industrialisasi Dalam Rangka Pembangunan Nasional. Jakarta: CSIS Sumaatmadja, Nursid. (1988). Studi Geografi. Bandung: Alumni

PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA Drs. H. Nandang Hendriawan, M.Pd 1 ( nandanghendriawan2@yahoo.co.id ) Yasinta Nur

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Geografi Industri Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT UTILIZATION OF SOLID WASTE OF LEATHER PRODUCTS INDUSTRY IN VILLAGES CIMUNCANG GARUT DISTRICT CITY

Lebih terperinci

Kata Kunci : Sub Terminal Agribisnis (STA), Pasar Pertanian, Desa Sukakerta

Kata Kunci : Sub Terminal Agribisnis (STA), Pasar Pertanian, Desa Sukakerta PERANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) SEBAGAI PASAR PERTANIAN DI DESA SUKAKERTA KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS Mia Kurniasih 1 (miakurniasih18@gmail.com) Siti Fadjarajani 2 (sfadjarajani2000@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara banyak permasalahan yang ada di Indonesia. dengan bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Landasan teori merupakan konsepsional bagi penulis mengenai cara yang akan digunakan dalam memecahkan masalah yang akan diteliti. Untuk lebih

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SUNGAI CI KARO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI DESA KAWUNGSARI KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN

PEMANFAATAN SUNGAI CI KARO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI DESA KAWUNGSARI KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN PEMANFAATAN SUNGAI CI KARO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI DESA KAWUNGSARI KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN Sri Novi Hastuti H. Nedi Sunaedi, M. Si, Program studi pendidikan geografi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap kebutuhan transportasi yang semakin meningkat. Dari fakta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masyarakat desa di Indonesia pada umumnya bercorak pertanian sebagai basis

I. PENDAHULUAN. Masyarakat desa di Indonesia pada umumnya bercorak pertanian sebagai basis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat desa di Indonesia pada umumnya bercorak pertanian sebagai basis ekonomi utamanya. Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Ulviani (2010) yang berjudul : Analisis Pengaruh Nilai Output dan Tingkat Upah

Lebih terperinci

ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA

ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA THE ANALYSIS OF AVAILABILITY OF INFRASTRUCTURES AND FEATURES AT THE PURBARATU SUBDISTRICT IN TASIKMALAYA 1 Rendi Pirdaus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini tentunya berdampak langsung pula pada

Lebih terperinci

DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA

DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA Laras Pujianti 1 (Pujianti.laras@gmail.com) Siti Fadjarajani 2 (sfadjarajani2000@yahoo.com)

Lebih terperinci

Ita Ristawati¹ Siti Fadjarajani²

Ita Ristawati¹ Siti Fadjarajani² PROFIL INDUSTRI RUMAHAN OPAK KETAN DAN KELONTONG DI KAMPUNG CIKATUNCAR KELURAHAN KOTABARU KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA (Suatu Kajian Geografis ) Ita Ristawati¹ (rieriechardyan@yahoo.com) Siti Fadjarajani²

Lebih terperinci

pengolahan produksi serta menunjang pembangunan wilayah (Antonius,1993).

pengolahan produksi serta menunjang pembangunan wilayah (Antonius,1993). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia masih merupakan Negara agraris (pertanian) oleh karenanya prioritas pembangunan hingga saat ini tetap diletakkan pada sektor pertanian. pembangunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS 121 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Siti Mutmainah, Dumasari, dan Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS

PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS Reny Nourmayanti (nourmayantireny@gmail.com) Nandang Hendriawan (nandang.hendriawan@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki 419 pulau. Total luas Propinsi Sumatera Utara sebesar 72.981,23

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri-perdagangankomunikasi-transportasi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri-perdagangankomunikasi-transportasi 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Ekonomi Geografi ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas keruangan ekonomi sehingga titik

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

PENGARUH KELOMPOK REFERENSI, KESADARAN HARGA, DAN PENGALAMAN TERHADAP SIKAP DAN NIAT PEMBELIAN PADA PRODUK NIKE DI CIPUTRA WORLD SURABAYA

PENGARUH KELOMPOK REFERENSI, KESADARAN HARGA, DAN PENGALAMAN TERHADAP SIKAP DAN NIAT PEMBELIAN PADA PRODUK NIKE DI CIPUTRA WORLD SURABAYA PENGARUH KELOMPOK REFERENSI, KESADARAN HARGA, DAN PENGALAMAN TERHADAP SIKAP DAN NIAT PEMBELIAN PADA PRODUK NIKE DI CIPUTRA WORLD SURABAYA OLEH: FUBRIANTO PHANDEIROT 3103011312 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Indonesia merupakan negara yang

I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Indonesia merupakan negara yang I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan jawaban bagi keberhasilan suatu negara untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HOME INDUSTRY INCOME RELATIONSHIP WITH PROSPERETY LEVEL

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013 (Jurnal) Oleh : Rio Ristayudi 0743034038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita pelajari sejarah perekonomian Indonesia sejak masa awal Orde

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita pelajari sejarah perekonomian Indonesia sejak masa awal Orde 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika kita pelajari sejarah perekonomian Indonesia sejak masa awal Orde Baru, maka akan kita peroleh suatu gambaran perkembangan yang taat asas. Maksudnya, produk unggulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sangat pesat dan telah membawa perubahan tata kehidupan pada masyarakat di sekitar lokasi industri. Perubahan tata kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang menjalar ke seluruh dunia dewasa ini telah mendorong perubahan pada semua aspek kehidupan manusia. Hal ini ditandai dengan semakin tingginya

Lebih terperinci

PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN

PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN Ufik Taufik (ochenkgrabes@yahoo.co.id) H. Nandang Hendriawan (nandang.hendriawan@yahoo.com) Program

Lebih terperinci

FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN Ika Lis Mariatun STKIP PGRI Bangkalan Abstrak Faktor produksi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016 :

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016 : ANALISIS PENENTUAN LOKASI: STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA (HOME INDUSTRY) DI WILAYAH KOTA BANDA ACEH Cut Triyuna Octiananda 1*, Nazamuddin 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syiah

Lebih terperinci

TINJAUAN GEOGRAFIS PT. KALIREJO LESTARI DI KAMPUNG KALIREJO KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH

TINJAUAN GEOGRAFIS PT. KALIREJO LESTARI DI KAMPUNG KALIREJO KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TINJAUAN GEOGRAFIS PT. KALIREJO LESTARI DI KAMPUNG KALIREJO KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH Y. Gigih Anggi T.W, Zulkarnain, Budiyono The research aims to examine PT. Kalirejo Lestari from geographical

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan

Lebih terperinci

Bab 14 Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja sebagai Sumber Daya dalam Kegiatan Ekonomi

Bab 14 Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja sebagai Sumber Daya dalam Kegiatan Ekonomi Bab 14 Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja sebagai Sumber Daya dalam Kegiatan Ekonomi 295 BAB 14 ANGKATAN KERJA DAN TENAGA A KERJA SEBAGAI AI SUMBER DAYA A DALAM KEGIATAN AN EKONOMI Sumber: Kompas, 13 Desember

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia dengan tempat yang dituju. Transportasi digunakan untuk memudahkan

I. PENDAHULUAN. manusia dengan tempat yang dituju. Transportasi digunakan untuk memudahkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sarana yang dapat menghubungkan manusia dengan tempat yang dituju. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG

MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG Disusun untuk memenuhi nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah Manajemen Perusahaan Dosen Pengajar: Drs. Achmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Payaman Simanjuntak (2005 : 198), pertanian merupakan sektor yang dominan dalam kegiatan ekonomi di Indonesia. Syaifuddin (2005 : 9) menyatakan bahwa, pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, sehingga pembangunan

Lebih terperinci

Eksistensi Industri Batu Bata di Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto EKSISTENSI INDUSTRI BATU BATA DI KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO

Eksistensi Industri Batu Bata di Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto EKSISTENSI INDUSTRI BATU BATA DI KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO EKSISTENSI INDUSTRI BATU BATA DI KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO Devita Ariyanti Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya Devita.ariyanti@gmail.com

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA Beni Saputra 1), Fachri Thaib 2), Budiyono 3) This study aims to examine the factors supporting the establishment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk

Lebih terperinci

INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI)

INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI) INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI) Oleh Ni Ketut Trisnawati Ketut Suratha dan Made Suryadi

Lebih terperinci

PENGARUH HOME INDUSTRY SANDAL TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN CIGANTANG KECAMATAN MANGKUBUMI KOTA TASIKMALAYA

PENGARUH HOME INDUSTRY SANDAL TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN CIGANTANG KECAMATAN MANGKUBUMI KOTA TASIKMALAYA PENGARUH HOME INDUSTRY SANDAL TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN CIGANTANG KECAMATAN MANGKUBUMI KOTA TASIKMALAYA The Influences s Home Industry Sandals To Economy Society in Cigantang s Political

Lebih terperinci

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) GEOGRAFI ANALISIS LOKASI INDUSTRI 1. Pengertian industri: Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah

Lebih terperinci

2014 TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH SADAP KARET PERSEROAN TERBATAS PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) VIII WANGUNREJA DI KECAMATAN DAWUAN KABUPATEN SUBANG

2014 TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH SADAP KARET PERSEROAN TERBATAS PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) VIII WANGUNREJA DI KECAMATAN DAWUAN KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian di Indonesia memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Hal tersebut ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN

EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 1 EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN Mita Friamita, Darsiharjo, Ahmad Yani Departemen

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan ekonomi daerah merupakan fungsi dari potensi sumberdaya alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia, investasi modal, prasarana dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah yang diteliti. Agar penelitian lebih terarah,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Brand Image

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Brand Image ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap brand image Internet Telkom Speedy (studi kasus pada mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Maranatha).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Pada tahun 1995, permintaan ekspor pakaian jadi (garment) khususnya kemeja ke negara timur tengah semakin bertambah dan keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Adanya kebijakan otonomi daerah di Indonesia, menuntut setiap daerah baik kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di segala sektor. Hal ini

Lebih terperinci

diterangkan oleh variabel lain di luar model. Adjusted R-squared yang bernilai 79,8%

diterangkan oleh variabel lain di luar model. Adjusted R-squared yang bernilai 79,8% VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Irigasi Teknis di Provinsi Jawa Barat Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh pada Tabel 16 menunjukkan bahwa model yang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan industri memiliki peranan yang penting dalam rangka usaha untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara umum tujuan pembangunan industri

Lebih terperinci

Analisis Keterkaitan Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Pertanian... Keywords: the manufacturing industry and agriculture, input output

Analisis Keterkaitan Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Pertanian... Keywords: the manufacturing industry and agriculture, input output Analisis Keterkaitan Sektor Industri Pengolahan Dan Sektor Pertanian Dalam Perekonomian Jawa Timur 1 (Analysis of Linkages Manufacturing Sector and Agricultural Sector in The East Java) Edi Prasetyawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan pembangunan industri di era globalisasi ini bertujuan untuk menyediakan bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat,

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 1FEB. Konsep Ilmu Ekonomi. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 1FEB. Konsep Ilmu Ekonomi. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: Konsep Ilmu Ekonomi Fakultas 1FEB Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Definisi Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan individu/perusahaan/masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau. Kenyataan ini memungkinkan timbulnya struktur kehidupan perairan yang memunculkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG ANALYSIS OF USE FAMILY LABOR CULTIVATION OF SHEEP LIVESTOCK IN THE SUBDISTRICT BUAHDUA DISTRICT

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER: STUDI KASUS DI SOLO. Oleh: Edy Purwo Saputro, SE, MSi Fatchan Achyani, SE, MSi

LAPORAN PENELITIAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER: STUDI KASUS DI SOLO. Oleh: Edy Purwo Saputro, SE, MSi Fatchan Achyani, SE, MSi LAPORAN PENELITIAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER: STUDI KASUS DI SOLO Oleh: Edy Purwo Saputro, SE, MSi Fatchan Achyani, SE, MSi DIBIAYAI PROYEK PENGKAJIAN DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN TERAPAN

Lebih terperinci

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan adalah meningkatkan produksi untuk memenuhi penyediaan pangan penduduk, mencukupi kebutuhan bahan baku industri dalam

Lebih terperinci

DAMPAK KEGIATAN PENAMBANGAN PASIR KUARSA TERHADAP LINGKUNGAN DI DESA SUKAJAYA KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS

DAMPAK KEGIATAN PENAMBANGAN PASIR KUARSA TERHADAP LINGKUNGAN DI DESA SUKAJAYA KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS DAMPAK KEGIATAN PENAMBANGAN PASIR KUARSA TERHADAP LINGKUNGAN DI DESA SUKAJAYA KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS H. Nandang Hendriawan, Drs., M. Pd.¹ (nandang.henriawan@yahoo.com) Aditya Mutaqin² (adityamutaqien@rocketmail.com)

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENGGUNAKAN TABUNGAN PADA PD. BPR BANK DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENGGUNAKAN TABUNGAN PADA PD. BPR BANK DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENGGUNAKAN TABUNGAN PADA PD. BPR BANK DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR 1) Alvina Novita Dewi 1), PW. Agung 2) Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi Lampung, sebagai dasar perekonomian dan sumber pemenuh kebutuhan hidup. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai

Lebih terperinci

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH TUGAS AKHIR TKP 481 Oleh : ASTRID EKANINGDYAH L2D000400 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat

I. PENDAHULUAN. Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat dinyatakan bahwa perekonomian Indonesia pada tahun 1997 telah mengalami kontraksi dari tahun sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK

Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK PERKEMBANGAN DESA CISARUA PASCA PEMEKARAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA BAGI MASYARAKAT DI DESA CISARUA KECAMATAN LANGKAPLANCAR KABUPATEN PANGANDARAN Wiwin Sumarni 1 (wiwinsumarni87@yahoo.com)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga (Khodijah) TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA SUPIR ANGKUT BATUBARA DI KECAMATAN MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh: Khodijah, Program Studi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN 7 IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan : ANALISIS POTENSI EKONOMI DESA Waktu : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan (selama 100 menit). Tujuan : Membangun pemahaman

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER Moh. Taufiq Fudloli *) & Sukidin **) Abstract: Working age population is the population

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi nasional abad ke- 21, masih akan tetap berbasis pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Bandung, merupakan sebuah kota metropolitan dimana didalamnya terdapat beragam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan kota Bandung sebagai kota metropolitan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara banyak permasalahan yang ada di Indonesia. Seiring bertambahnya jumlah penduduk,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan keadilan dan kemakmuran masyarakat serta pencapaian taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik.

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan usaha sadar untuk mengelola dan memanfaat sumber daya yang tersedia guna meningkatkan kehidupan masyarakat. Dewasa ini pembangunan selalu

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA 0 ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 1 ANALISIS KEBUTUHAN

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL.

PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL. PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL. BARITO KEC.SEMARANG TIMUR TUGAS AKHIR Oleh: LEONARD SIAHAAN L2D 005 373

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN HOME INDUSTRY ANYAMAN BAMBU DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA

PROSPEK PENGEMBANGAN HOME INDUSTRY ANYAMAN BAMBU DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA PROSPEK PENGEMBANGAN HOME INDUSTRY ANYAMAN BAMBU DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA ²Cevi Kurniawan Cahya (pong.cahaya@gmail.com) ¹H. Nandang Hendriawan (nandang.hendriawan@yahoo.com)

Lebih terperinci