GAMBAR - GAMBAR INFRASTRUKTUR BAIK BURUK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBAR - GAMBAR INFRASTRUKTUR BAIK BURUK"

Transkripsi

1 GAMBAR - GAMBAR INFRASTRUKTUR BAIK BURUK jalan & JEMBATAN

2 GAMBAR - GAMBAR INFRASTRUKTUR BAIK DAN BURUK Jalan dan Jembatan

3 Gambar - Gambar Infrastruktur Baik dan Buruk Jalan dan Jembatan Penanggungjawab : Scott E. Guggenheim Tim Penyusun : Ekart Hartmann, Heinz Unger, Octaviera Herawati, Sentot Satria, Richard Gnagey Foto : Ekart Hartmann Cetakan Pertama : November 2005 Dipersilahkan memperbanyak seluruh atau sebagian isi buku sepanjang dipergunakan untuk keperluan pelatihan; dan kami amat menghargai bila Anda mencantumkan buku ini sebagai sumber.

4 KATA PENGANTAR Pekerja pembangunan untuk wilayah pedesaan di Indonesia sering dikejutkan oleh seringnya masyarakat desa mengatakan bahwa prioritas pembangunan yang paling utama adalah membuka daerah mereka yang terisolasi. Dusun-dusun selalu ingin berhubungan dengan desa; dan desa ingin mendapatkan akses ke pasar, sekolah, dan rumah sakit/puskesmas. Coba tanyakan kepada penduduk desa laki-laki yang berkumpul apa saja yang menjadi daftar keinginan utama mereka, dan ternyata delapan dari sepuluh kali pertanyaan serupa dilontarkan, pada pertemuan yang berbeda, jawabannya adalah mereka akan lebih senang jika dibangun jalan dan jembatan (seperti kaum perempuan yang akan mengatakan bahwa akses terhadap air bersih adalah yang utama). Pada kenyataannya, kondisi alam Indonesia membawa tantangan yang tidak mudah untuk pembangunan jalan dan jembatan. Gempa bumi seringkali merusak fondasi. Tanah longsor menutup badan jalan. Hujan lebat adalah musuh utama jalan, mengerosi baik permukaan maupun fondasi jalan. Cepatnya pertumbuhan rumput dan semak juga sangat merusak badan jalan. Belum lagi laju kendaraan yang melintas di jalan dengan membawa beban berlebih akan memecahkan batu, meninggalkan bekas roda yang dalam dan gorong-gorong yang retak. Pengetahuan teknik yang baik dapat membantu prasarana jalan dan jembatan di desa mampu menghadapi tantangan alam. Meskipun tanpa alat berat seperti yang dipakai pada struktur jalan modern, teknologi yang sederhanapun dapat menghasilkan jalan dengan kualitas yang bagus. Sebuah jalan yang dibangun dengan kualitas yang bagus dapat bertahan 10 tahun bahkan lebih, meskipun dengan pemeliharaan yang sedikit. Jika teknik yang baik dapat menghasilkan prasarana yang dapat membawa manfaat besar kepada masyarakat desa, teknik yang buruk dapat mengurangi umur prasarana yang telah dibangun oleh penduduk desa sendiri. Drainasi jalan yang kurang baik mengakibatkan air akan berkumpul dan merusak permukaan jalan. Penempatan batuan yang kurang tepat, permukaan yang tidak dipadatkan akan membuat kurang kuatnya struktur jalan. Demikian juga dengan angkur yang lemah pada jembatan akan membuat jembatan cepat runtuh dan mungkin memakan korban. Secara singkat, masalah-masalah tersebut di atas adalah masalah teknik. Program Pengembangan Kecamatan (PPK) merupakan salah satu program pembangunan berbasis masyarakat, dimana masyarakat terlibat sepenuhnya dalam proses perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pemeliharaan. i

5 Walaupun seluruh proses pembangunan jalan dan jembatan ini dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan cara dan teknologi-teknologi yang sangat sederhana, prasarana tersebut harus memiliki kualitas yang baik sehingga dapat berfungsi optimal. Selama lebih dari 7 tahun perjalanan PPK, banyak pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman di lapangan terutama dalam hal kualitas prasarana yang dibangun. Kenyataan di lapangan menunjukkan adanya beberapa prasarana yang kualitasnya kurang baik. Beberapa penyebabnya adalah keterbatasan pengetahuan teknik yang dimiliki oleh tenaga teknis desa bahkan fasilitator proyek, survey lapangan yang kurang lengkap, keterbatasan material yang ada, kurangnya pengawasan selama pelaksanaan pekerjaan. Keterbatasan pengetahuan sering mengakibatkan masyarakat tidak tahu bahwa kualitas prasarana yang dibangun tidak memenuhi standar atau bahkan beresiko mengurangi umur bangunan. Berdasarkan hal-hal diatas kemudian muncul pertanyaan, kualitas prasarana yang bagaimana yang standar dan bagaimana cara memperbaiki kalau kualitas kurang bagus? Buku manual ini bertujuan untuk membantu tenaga teknis desa memahami dengan cepat nilai kualitas suatu prasarana, khususnya jalan dan jembatan. Di dalamnya terdapat gambar-gambar yang diambil dari lokasi PPK, disajikan dengan membandingkan gambar bangunan yang kualitasnya sudah baik dan gambar bangunan yang kualitasnya kurang baik. Masing-masing gambar bangunan dilengkapi dengan penjelasan singkat. Untuk prasarana yang kualitasnya kurang baik, gambar dilengkapi dengan penjelasan kekurangannya serta petunjuk perbaikannya. Selain dapat digunakan untuk menilai kualitas suatu bangunan, buku manual ini juga bertujuan untuk meningkatkan wawasan teknik tidak saja bagi fasilitator teknis, tetapi juga bagi tenaga teknis desa dan masyarakat yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan atau pemeliharaan. Buku ini juga bisa dijadikan sebagai bahan pelatihan kader teknis desa dan tim pemeliharaan sebelum menjalankan tugasnya. Walaupun gambar-gambar prasarana di buku ini diambil dari program PPK, diharapkan juga dapat digunakan bagi semua kalangan. Selain itu kami juga sangat berharap bahwa pihak-pihak luar, LSM, dan masyarakat sendiri dapat menemukan kegunaan buku ini bagi proyek-proyek prasarana mereka. Buku ini mungkin masih jauh dari sempurna, oleh karenanya saran dan kritik dari para pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan-perbaikan di kemudian hari. ii Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

6 membantu dalam pembuatan buku manual ini. Semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi pembangunan prasarana yang lebih baik di dalam program pembangunan berbasis masyarakat. Tim Penyusun iii

7 UCAPAN TERIMA KASIH Gambar-gambar dan penjelasan yang ada di buku ini dibuat oleh Ekart Hartmann dan Heinz Unger melalui supervisi khusus ke beberapa lokasi PPK di Propinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali dan NTT. Koordinasi lapangan dari Jakarta terutama pada pemilihan lokasi oleh Sentot Satria dan Octaviera Herawati di bawah bimbingan Victor Bottini. Richard Gnagey dan Octaviera Herawati menerjemahkan penjelasan-penjelasan gambar dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia serta memberi tambahan penjelasan termasuk pada istilah-istilah teknis. Komentar dan saran yang berharga diberikan oleh Scott Guggenheim, Victor Bottini, Enurlaela Hasanah, Sentot Satria, Richard Gnagey dan Suroso Pihak-pihak lain yang juga terlibat dalam berbagai tahapan pembuatan buku adalah teman-teman NMC, RMU II, RMU IV, RMU V, RMU VI, RMU XI, RMU XII, RMU XV, serta teman-teman fasilitator di Kabupaten dan Kecamatan yang dikunjungi. Secara khusus ditujukan kepada Scott Guggenheim yang telah mendukung seluruh tahapan proses pembuatan buku ini. iv

8 Daftar Isi Buruk Halaman Kata Pengantar... Ucapan Terima Kasih... Baik Halaman i iii J A L A N Konstruksi 1-8 Jalan Kerikil/Sirtu Jalan Telasah Jalan Telford Jalan Beton Dinding Penahan Pekerjaan Galian Tanah 25 Drainasi Selokan Gorong-Gorong J E M B A T AN Konstruksi Slab Beton Baja Gantung Fondasi Jembatan 63 - Pelindung Tepi Sungai 64

9

10

11

12 Desain Konstruksi O&M DampakLingkungan Batu bulat tergeser ke luar Rencana punggung sapi Aktual punggung sapi Batu dari sungai biasanya terlalu bulat, sehingga tidak layak untuk dipakai di jalan (Foto di atas diambil hanya tiga bulan sesudah dibangun) Bagaimana dibuat lebih baik? JALAN SIRTU Bahan permukaan Perlu dipadatkan dengan alat berat, kalau bisa yang bergetar. Menggunakan batu dengan minimal tiga bidang pecah. Memastikan persediaan bahan sebelum pelaksanaan dimulai. Mengapa? Batu permukaan harus berbidang pecah dan tajam agar saling mengikat. Untuk membantu jalan menahan beban kendaraan dan mengurangi pekerjaan pemeliharaan. Harus hati-hati agar penggalian batu di sungai tidak mengubah arus aliran air dampak negatif terhadap lingkungan. Picture Book - Jalan dan Jembatan 1

13 Desain Konstruksi O&M DampakLingkungan Contoh batu yang kurang layak untuk dipakai pada konstruksi jalan 2 Picture Book - Jalan dan Jembatan

14 Desain Konstruksi O&M Dampak Lingungan Bahan permukaan terlalu halus Bahan permukaan terlalu halus, kurang terikat dan kurang dipadatkan Bagaimana dibuat lebih baik? JALAN SIRTU Lapisan permukaan Perlu dipadatkan kembali dengan menambah lapisan batu yang layak dipakai sebagai lapisan atas. Mengapa? Bahan untuk permukaan harus mempunyai tiga bidang pecah agar batu saling mengikat. Untuk mengurangi beban pemeliharaan nanti. Kalau kurang padat, bahan akan mudah hanyut. Picture Book - Jalan dan Jembatan 3

15 Desain Konstruksi O&M Dampak Lingkungan Saluran harus dibersihkan Punggung sapi sudah cukup Saluran cukup memenuhi syarat Bahu Jalan Bahan yang dipakai pada bahu jalan terlalu halus dan kurang dipadatkan Bagaimana dibuat lebih baik? JALAN SIRTU Bahu jalan Bahu jalan harus dipadatkan kembali dengan menambah lapisan batu di atasnya. Mengapa? Bahu yang dipadatkan akan mendukung kekuatan jalan dari samping. Aliran air hujan dari permukaan jalan tidak akan mengikis bahu, asal bahu dibuat dari bahan yang tepat dan dipadatkan dengan baik. 4 Picture Book - Jalan dan Jembatan

16 Desain Konstruksi O&M Dampak Lingkungan Beban Rumput sudah mulai tumbuh pada bahu jalan Batu besar di pinggir jalan sudah baik Beban mendorong batu ke luar Bahu tidak ada Batu besar di pinggir jalan tidak didukung dari samping Akan didorong ke luar oleh beban kendaraan Bagaimana dibuat lebih baik? JALAN SIRTU Bahu jalan Membuat bahu jalan dan dipadatkan dengan baik. Mengapa? Batu besar di pinggir jalan tetap harus didukung oleh bahu yang mantap, agar tidak terdorong ke luar dan jalan menjadi hancur. Picture Book - Jalan dan Jembatan 5

17 Desain Konstruksi O&M Dampak Lingkungan Rumput tumbuh di tengah jalan Bahu jalan penuh rumput Kalau tidak dipelihara, jalan ini akan menjadi taman rumput Bagaimana dibuat lebih baik? JALAN SIRTU - Vegetasi Rumput dipangkas dan akar dibuang minimal setahun dua kali. Menjamin bahwa air hujan dapat mengalir dengan lancar ke parit dengan menghilangkan tanah atau tanaman yang mengganggu. Memperbaiki punggung sapi jalan dengan menambah lapisan sirtu. Mengapa? Adanya rumput merupakan tanda pemeliharaan yang kurang teratur. Tanpa pemeliharaan, rumput akan tumbuh di mana-mana, termasuk di atas jalan sirtu. Rumput dan akar tanaman akan secara perlahan-lahan merusakan jalan. 6 Picture Book - Jalan dan Jembatan

18 Desain Konstruksi O&M Dampak Lingungan Perdu tumbuh di pinggir jalan Rumput tumbuh di tengah jalan Tanpa pemeliharaan, jalan akan cepat diserang tanaman-tanaman (Foto di atas hanya empat bulan sesudah pelaksanaan selesai) Bagaimana dibuat lebih baik? JALAN SIRTU - Vegetasi Memangkas seluruh vegetasi dan membuang akarnya. Menjamin bahwa air hujan dapat mengalir ke parit dengan mengambil tanah dan tanaman yang menghambat aliran air. Membangun kembali punggung sapi dengan lapisan baru dari sirtu. Mengapa? Adanya rumput merupakan tanda pemeliharaan yang kurang teratur. Tanpa pemeliharaan, rumput akan tumbuh di mana-mana, termasuk di atas jalan sirtu. Rumput dan akar tanaman akan secara perlahan-lahan merusakan jalan. Picture Book - Jalan dan Jembatan 7

19 Desain Konstruksi O&M Dampak Lingkungan Tidak ada selokan; tebing terkena erosi Perdu tumbuh di bahu Bagian dari O&M : Menjamin jalan bebas dari tanaman Tidak ada parit 8 Picture Book - Jalan dan Jembatan

20 Desain Konstruksi O&M Saluran Saluran Batu di pinggir jalan diganti dengan dinding saluran air Batu besar di as jalan Batu kecil diantara as jalan dan tepi jalan Jalan telasah Bagaimana dibuat lebih baik? JALAN TELASAH - Umum Gantilah batu besar di tengah jalan dengan batu yang ukurannya sama dengan kanan-kirinya. Lapisan sirtu di atas akan mengisi sela-sela antar batu dan juga memperhalus permukaannya. Mengapa? Adanya batu besar ditengah jalan akan menyulitkan pembentukan punggung sapi. Alternatif: Jalan rabat beton. Picture Book - Jalan dan Jembatan 9

21 Desain Konstruksi O& M Batu lebih besar di tengah dan di pinggir Lapisan pasir belum terpasang Menggali tempat untuk batu besar Jalan telford yang kurang baik Batu lebih besar di tengah dan di pinggir jalan Bagaimana dibuat lebih baik? JALAN TELFORD Letakkan batu dengan tegak. Batu yang besar boleh diletakkan di bagian tepi sementara dibagian tengah ukuran batu sebaiknya sama dan mempunyai tiga permukaan. Pastikan antara batu satu dengan yang lain harus saling mengunci. Pembentukan punggung sapi sebaiknya dimulai dari dasar jalan dulu baru kemudian batu disusun diatasnya. Bahu belum dikerjakan Alternatif : Tidak ada. 10 Picture Book - Jalan dan Jembatan

22 Desain Konstruksi O& M Dampak Lingkungan Tidak ada lapisan pasir sama sekali Pasir tidak cukup Ketebalan lapisan pasir kurang dari 10 cm dan tidak sesuai dengan desain Bagaimana dibuat lebih baik? JALAN TELFORD - Detail Memeriksa ketebalan semua lapisan, apakah sesuai dengan desain. Menggali lebih dalam, apabila tempat belum cukup untuk lapisan dasar dan sub-base. Pada kasus di atas (foto), lapisan pasir tidak cukup. Mengapa? Ketebalan lapisan sudah jelas dari gambar tampang melintang dan spesifikasi. Kalau lapisan tidak memenuhi syarat, jalan tidak akan tahan lama dan pasti menambah pekerjaan pemeliharaan. Picture Book - Jalan dan Jembatan 11

23 Desain Konstruksi O&M Dampak Lingkungan Jalan rabat beton Pinggir seharusnya seperti ini Pinggir jalan rabat beton yang rusak Tidak ada bahu jalan Bahu tidak ada, dan banyak kerusakan di pinggir Bagaimana dibuat lebih baik? JALAN RABAT BETON - Detail Bahu jalan yang padat akan melindungi pinggir rabat beton. Perlu memeriksa pengadukan beton dengan teliti (kerikil, semen, air) untuk mendapat beton bermutu yang tidak mudah rusak. Mengapa? Bahu seharusnya melindungi dan mendukung pinggir rabat beton. Jangan membuka bekesting terlalu cepat. Jangan menghemat dengan mengurangi rasio semen harus sesuai desain. 12 Picture Book - Jalan dan Jembatan

24 Desain Konstruksi O&M Dampak Lingungan Jalan rabat beton Perlu diberi transisi melandai dari beton Batu di ujung transisi maks,10% Panjang penurunan 2 m. Tanah dasar Jalan rabat beton tidak boleh berakhir dengan penurunan yang tajam, harus melandai Bagaimana dibuat lebih baik? JALAN RABAT BETON Ujung jalan Membangun transisi yang melandai di ujung jalan. Bagian akhir beton diberi kemiringan dan masuk ke bawah tingkat tanah asli, agar terjadi transisi. Letakkan batu besar di ujung transisi tingginya sama dengan permukaan rabat beton. Mengapa? Kendaraan sulit turun dari rabat beton kecuali ada transisi. Batu di ujung jalan akan melindungi pinggir rabat beton. Picture Book - Jalan dan Jembatan 13

25 Desain Konstruksi O&M Dampak Lingungan Jalan Sirtu Tanda bekas erosi yang dibuat oleh aliran air Tebing terlalu curam Tidak ada perlindungan erosi di daerah penimbunan Tebing terlalu curam Bagaimana dibuat lebih baik? PEKERJAAN TANAH Bagian timbunan Perlu mempertimbangkan sudut alamiah sesuai jenis bahan. Bagian timbunan harus dipadatkan dengan baik dengan menggunakan alat berat. Jika tebing terlalu curam, perlu dipertimbangkan pembentukan teras agar lebih stabil. Menghindari pembuangan air yang tidak terkendali melalui tersedianya saluran yang cukup besar serta saluran diversi yang membelokkan air dari tebing. Menanam tanaman perdu atau pohon pada lereng untuk meningkatkan stabilitas. Jenis perdu perlu dipertimbangkans supaya benar-benar berfungsi. Perlu perhatian khusus pada saat pemeliharaan sampai dengan timbunan menjadi stabil. Timbunan baru perlu dipadatkan. Mengapa? Kemiringan lereng tidak boleh lebih dari sudut alamiah sesuai jenis materi. Aliran air menyebabkan erosi, terutama pada lereng yang curam. Akar perdu dan pohon dapat melindungi lereng dan bagian timbunan. 14 Picture Book - Jalan dan Jembatan

26 Desain Konstruksi O&M Sudut alamiah Perlu dipertimbangkan sudut alamiah pada tempat galian tebing Bagaimana bisa lebih baik? PEKERJAAN TANAH Bagian galian Perlu dipertimbangkan sudut alamiah pada tempat galian tebing. Perlu dipertimbangkan pembuatan teras agar lereng lebih stabil. Harus disediakan saluran yang besar agar air dapat dibuang dengan lancar. Penanaman vegetasi (perdu atau pohon) pada lereng untuk meningkatkan stabilitas lereng. Mengapa? Kemiringan lereng harus lebih kecil daripada kemiringan maksimal yang diijinkan tiap jenis bahan. Lereng yang terlalu miring akan tidak stabil, dan lama-lama akan turun. Aliran air permukaan menyebabkan erosi. Akar tanaman menambah stabilitas baik di daerah galian maupun timbunan. Picture Book - Jalan dan Jembatan 15

27 Desain Konstruksi O&M Saluran dengan kemiringan alamiah Permukaan sirtu dengan punggung sapi Tampang melintang sesuai desain As jalan Bahu Jalan sirtu Mengapa lebih baik? JALAN SIRTU Batu yang tidak bulat pada lapisan permukaan menjamin permukaan yang nyaman dan tahan lama. Bahu mendukung permukaan sirtu dan mencegah erosi permukaan. Kemiringan alamiah pada saluran masih akan terkena erosi namun sangat kecil. Alternatif: Tidak ada. Jalan Telford karena lebih mampu menahan beban lebih berat jika dibandingkan dengan jalan sirtu, tetapi jenis ini lebih tepat pada bagian tanjakan. 16 Picture Book - Jalan dan Jembatan

28 Desain Konstruksi O& M Permukaan sirtu Saluran Jalan sirtu dengan permukaan yang baik Mengapa lebih baik? JALAN SIRTU - Permukaan Batu pada lapisan sirtu terdiri dari batu pecah yang dipadatkan melalui mesin gilas, yang menjamin permukaan halus dan tahan lama. Tembok di samping saluran mendukung permukaan sirtu dan mencegah erosi permukaan. Alternatif: Memang perlu ada lapisan permukaan yang baik, dengan batu pecah dan campuran dari seluruh ukuran batu. Mungkin jalan telford, tetapi disarankan untuk lokasi yang mempunyai tanjakan yang lebih tinggi. Picture Book - Jalan dan Jembatan 17

29 Desain Konstruksi O&M Bahu Saluran Jalur Kendaraan Jalan telasah yang baik Mengapa lebih baik? JALAN TELASAH Batu yang mempunyai satu bidang datar disusun dengan teliti agar permukaan halus dan tidak licin. Alternatif: Jalan telford, tetapi permukaan akan lebih kasar dan tajam. Jalan rabat beton. Jalan aspal, yang akan jauh lebih mahal. 18 Picture Book - Jalan dan Jembatan

30 Desain Konstruksi O&M Rabat beton sistem dua jalur Sirtu di antara jalur beton Lebar bagian tengah antara 50 s.d. 80 cm Konstruksi jalan rabat beton yang ekonomis Mengapa lebih baik? JALAN RABAT BETON Permukaan beton sangat layak untuk tanjakan dan tempat yang sering terkena banjir. Jarak antar kedua jalur tidak boleh lebih dari 80 cm, sesuai dengan ukuran standar kendaraan. Jalur tengah harus dari bahan yang tembus air, seperti pasir dan sirtu. Jalur tengah harus lebih tinggi dari slab beton sehingga air dapat mengalir melalui slab menuju selokan. Rabat beton selebar jalan disarankan untuk tikungan (tidak dibagi dua). Alternatif: Rabat beton yang satu jalur (selebar jalan). Namun harus terdiri dari slab-slab yang berukuran 0,6 x 1 meter sehingga jalan tidak mudah pecah. Picture Book - Jalan dan Jembatan 19

31 Desain Konstruksi O&M Saluran terlalu kecil dan kurang dalam Diberi alur kecil-kecil supaya tidak licin Rabat beton Jalan rabat beton Mengapa lebih baik? JALAN RABAT BETON Permukaan beton dipakai terutama pada tanjakan atau tempat yang sering mengalami banjir. Alur kecil memperkasar permukaan agar daya friksi meningkat (tidak licin). Alternatif: Jalan beton dua jalur. Bisa memilih pola alur yang berbeda, dengan menggunakan sapu lidi supaya permukaan beton lebih kasar. 20 Picture Book - Jalan dan Jembatan

32 Desain Konstruksi O&M Permukaan halus untuk daerah di bawah 3% Permukaan kasar untuk tanjakan 3% s.d 7% Beton dengan alur besar 7% s.d. 20% Picture Book - Jalan dan Jembatan 21

33 Desain Konstruksi O& M Bagian datar Bagian tanjakan lebih tinggi Jalan sirtu Rabat beton Jalan dengan rabat beton pada bagian yang menanjak Transisi dari jalan beton ke jalan sirtu sudah baik Mengapa lebih baik? JALAN BETON Permukaan beton dipakai pada tanjakan. Alur memperkasar permukaan agar daya friksi meningkat dan jalan tidak licin. Alternatif: Jalan telford pada bagian yang menanjak. 22 Picture Book - Jalan dan Jembatan

34 Desain Konstruksi O&M Tembok penahan tanah Dipasang suling Tembok penahan tanah di pinggir jalan sirtu Mengapa lebih baik? TEMBOK PENAHAN TANAH Tembok penahan tanah tidak membutuhkan tempat banyak, walaupun relatif mahal dibanding jalan yang memakai lereng alamiah. Lubang untuk suling pada tembok berfungsi untuk membuang air dari tanah, agar sub-base jalan cepat kering. Alternatif: Jalan pada timbunan biasa. Picture Book - Jalan dan Jembatan 23

35 Desain Konstruksi O&M Tembok penahan tanah = Lubang Tembok penahan tanah Air dibuang dari belakang tembok penahan tanah Mengapa lebih baik? DINDING PENAHAN Jika air dari belakang tembok tidak dapat dibuang, tekanan air akan naik dan tembok mungkin retak atau berguling. Itulah sebabnya dipasang suling. Akan lebih baik jika suling diletakkan dengan pola, tapi lebih banyak suling di bawah. Alternatif: Tidak ada. 24 Picture Book - Jalan dan Jembatan

36 Desain Konstruksi O&M Tidak ada perlindungan tebing! Tanaman yang baru ditanam Penanaman di daerah timbunan Mengapa lebih baik? PEKERJAAN TANAH Bagian timbunan Timbunan baru harus ditanami perdu dan pohon secara merata menutup permukaan tanah, untuk meningkatkan stabilitasnya. Dipertimbangkan untuk memilih perdu/rumput yang dapat cepat tumbuh. Sudut alamiah telah dipertimbangkan. Alternatif: Tembok penahan tanah dapat memperpendek lereng, tetapi cukup mahal. Picture Book - Jalan dan Jembatan 25

37

38 Desain - Kontruksi - O&M - Dampak Lingkungan Tidak ada perlindungan terhadap erosi Jalan Saluran Tidak ada perlindungan terhadap erosi pada dinding selokan sebelah kiri jalan Bagaimana dibuat lebih baik? SALURAN Memperhalus permukaan talud, kalau bisa. Talud dilindungi batu kosong. Talud dilindungi pasangan batu atau beton. Mengapa? Saluran akan terisi endapan, kemudian aliran air bisa menghancurkan talud. Jika saluran tertutup atau terisi endapan, aliran air menjadi tidak lancar, akibatnya air akan mengalir ke tempat lain dan menimbulkan kerusakan yang berat. Genangan air akan merusak dasar jalan dan sub-basenya, kemudian dapat merusak permukaan bila saluran meluap. Picture Book - Jalan dan Jembatan 26

39 Desain Konstruksi O& M Dampak Lingungan Rumput di atas bahu pinggir jalan Saluran Jalan Talud saluran lebih tinggi daripada bahu Air tidak bisa dibuang melalui saluran pinggir karena taludnya lebih tinggi daripada bahu jalan Bagaimana dibuat lebih baik? SALURAN Setiap 5 meter talud perlu dipotong agar air bisa masuk, dengan potongan selebar 30 cm. Pengaspalan jalan dilanjutkan sampai dengan saluran. Jangan lupa harus ada punggung sapi di jalan. Potong ketinggian talud sehingga air dari permukaan jalan bisa mengalir ke selokan. Membersihkan tanaman dari bahu jalan agar air lebih lancar masuk ke saluran. Untuk tanaman yang bisa menahan erosi dapt juga dipertahankan namun harus rajin dipotong supaya tidak terlalu tinggi. Fungsi tanaman pendek ini lebih pada untuk mencegah erosi. Mengapa? Jika air tidak bisa masuk ke saluran, akan terjadi banjir atau genangan air yang akan mengancam permukaan jalan dan bahu. 27 Picture Book - Jalan dan Jembatan

40 Desain Konstruksi O&M Dampak Lingungan Tanah ini lama-lama akan terkena erosi Sudut alamiah maksimal Saluran Tampang melintang Endapan di saluran Hasil erosi membendung air pada saluran Genangan air menyebabkan penumbuhan tanaman pada saluran Bagaimana dibuat lebih baik? SALURAN Tempat galian Mengambil seluruh tanah di atas kemiringan alamiah maksimal. Kalau tidak bisa, membangun tembok penahan tanah. Menjamin bahwa air bisa mengalir ke saluran. Saluran harus dibersihkan secara periodik. Mengapa? Sudut maksimal tidak boleh diabaikan. Air tidak bisa mengalir apabila saluran terisi endapa Picture Book - Jalan dan Jembatan 28

41 Desain - Kontruksi - O&M - Dampak Lingkungan Sudut Alamiah Maksimal Bahan terkena erosi Tampang Melintang aktual Tidak ada saluran! Air tidak bisa mengalir ke saluran - air akan mengalir di atas permukaan dan merusak Air tidak bisa mengalir ke saluran - air akan mengalir diatas permukaan dan merusak jalan Bagaimana dibuat lebih baik? SALURAN Pemukaan jalan Memotong tanah yang lebih tinggi daripada jalan di sebelah kiri agar air bisa mengalir di atas bahu. Menggali saluran di sebelah kanan. Menjamin bahwa air dapat mengalir di atas bahu kanan ke saluran. Tebing dipotong agar sesuai dengan sudut alamiah maksimal. Harus rajin membersihkan endapan dan hasil erosi pada saat pemeliharaan rutin. Mengapa? Kalau air tidak bisa mengalir ke saluran, akan meluap di jalan dan bahan permukaan akan hanyut. Air seharusnya dibuang secepat mungkin dari permukaan jalan. 29 Picture Book - Jalan dan Jembatan

42 Desain - Kontruksi - O&M - Dampak Lingkungan Jalan Tumpukan tanah dan tanaman menghindari pengaliran air Tampang melintang yang direncanakan Saluran Air mengalir di atas jalan, bukan di saluran Rumput pada bahu jalan Air tidak bisa mengalir ke saluran karena bahu jalan penuh tanaman dan lebih tinggi dari permukaan jalan Bagaimana dibuat lebih baik? SALURAN Permukaan jalan Mengurangi ketinggian tanah dan membersihkan tanaman dari bahu jalan Saluran dibuat lebih dalam. Pada saat pemeliharaan rutin, harus membersihkan saluran dan memotong rumput. Mengapa? Jika air tidak bisa masuk ke saluran, air akan membasahi dasar dan merusak permukaan (Lihatlah halaman berikutnya). Picture Book - Jalan dan Jembatan 30

43 Desain Konstruksi O&M Dampak Lingkungan Timbunan tanah dan vegetasi menghindari aliran ke saluran Saluran Jalan Bahu Bahu jalan Air mengalir di jalan tapi tidak mengalir di saluran Tampang melintang yang direncakan Tanah dan vegetasi menghindari aliran ke saluran Aliran Air Saluran Jalan Jalan Contoh air mengalir di atas jembatan dan kerusakannya 31 Picture Book - Jalan dan Jembatan

44 Desain Konstruksi O&M Dampak Lingkungan Bahan permukaan terhanyut Bagian tanjakan Bagian datar Bahan yang terhanyut dari atas terbawa ke sini Air tidak bisa lari ke saluran, sehingga bahan permukaan akan rusak Bagaimana dibuat lebih baik? SALURAN Permukaan jalan Memastikan air bisa dibuang ke saluran pinggir jalan. Permukaan dipadatkan sekali lagi. Jika memungkinkan dibagian tanjakan dibuat dari rabat beton atau telasah. Masalah seperti ini harus mendapat perhatian pada saat pemeliharaan. Mengapa? Jika air tidak bisa masuk ke saluran pinggir jalan, jalan akan terkena banjir dan bahan permukaan akan hilang. Picture Book - Jalan dan Jembatan 32

45 Desain Konstruksi O&M Dampak Permukaan kehilangan material Material yang terhanyut dibawa ke sini Saluran kurang besar Alur besar di jalan disebabkan aliran air di jalan Permukaan yang kehilangan banyak material Contoh jalan telford yang kurang baik dan permukaannya terkena aliran air 33 Picture Book - Jalan dan Jembatan

46 Desain Konstruksi O&M Dampak Lingungan Alur yang sangat dalam, sampai lapisan dasar Tidak ada pertimbangan terhadap aliran air di permukaan jalan Bahu - terkena pengaliran air - sekarang mau longsor Kedalaman alur sampai pada dasar jalan Permukaan jalan yang kurang dipadatkan Picture Book - Jalan dan Jembatan 34

47 Desain Konstruksi O&M DampakLingkungan Batu besar harus diletakkan dekat dengan tempat pembuangan dari goronggorong. Bekesting tidak dibongkar Jika bekesting tidak dibongkar, gorong-gorong tidak berfungsi semestinya Bagaimana dibuat lebih baik? GORONG-GORONG Membongkar semua kayu bekesting kalau beton sudah kuat. Meletakkan batu besar di tempat pembuangan untuk menghindari erosi. Mengapa? Bekesting yang tidak dicabut akhirnya akan membusuk, jatuh, dan menghambat pengaliran air. Selain itu dapat mengakibatkan pintu goronggorong menjadi lebih kecil dan permukaannya menjadi kasar. 35 Picture Book - Jalan dan Jembatan

48 Desain Konstruksi O& M Dampak Lingkungan Bekesting belum dibongkar Saluran Saluran Aliran air terhambat Air sulit masuk ke gorong-gorong karena bekesting tidak dibongkar pada saat beton sudah keras Bagaimana dibuat lebih baik? GORONG-GORONG Membongkar seluruh bekesting, baik dalam maupun luar. Memperbesar dan memperdalam bak penerima air di depan goronggorong. lihat contoh bak penerima. ( Lihat contoh baik). Mengapa? Bekesting yang tidak dibongkar akan menghambat pengaliran air. Pengaliran tidak terhambat. Picture Book - Jalan dan Jembatan 36

49 Desain Konstruksi O & M Dampak Lingkungan Ukuran asli gorong-gorong Pasir dan batu menutup gorong-gorong dan menghambat aliran air Bagaimana dibuat lebih baik? GORONG-GORONG Membersihkan muka gorong-gorong dari pasir dan batu air harus bisa mengalir lewat gorong-gorong O&M. Memasang tempat penangkap pasir di sebelah hulu gorong-gorong untuk mencegah penumpukan pasir di depan gorong-gorong (harus dibersihkan sewaktu-waktu). Direncanakan dari tahap perencanaan. Mengapa? Jika air dibendung di depan gorong-gorong lama-lama air akan meluap dan merusak permukaan jalan atau memotong jalan sama sekali. 37 Picture Book - Jalan dan Jembatan

50 Desain Konstruksi O&M Dampak Lingkungan Gorong-gorong buis beton Kepala gorong-gorong Bahan jalan telah hanyut Kerusakan yang disebabkan oleh kurangnya pemadatan tanah di bagian atas dan bawah buis beton, dan juga lapisan atas tanah terlalu dangkal sehingga beban kendaraan mengenai gorong-gorong Bagaimana dibuat lebih baik? SALURAN Pembuangan air Diatas buis beton harus ditutup dengan tanah sedalam 40 cm atau 1/2 lebar diameter buis, mana yang lebih besar (lapisan beton 15 cm). Ditambah lapisan tanah atau sirtu dan dipadatkan. Menjamin bahwa air dari sekitar jalan dapat mengalir dengan lancar ke saluran Harus membersihkan saluran secara periodik. Mengapa? Aliran air dengan mudah dapat mengkikis permukaan jalan sirtu atau sampai ke dasar jalan. Menjamin bahwa air dapat mengalir ke saluran dengan jarak yang paling pendek. Bila ada terbendung di saluran, akan meluap ke jalan, terutama di daerah penggalian, dan akan menghancurkan permukaan jalan ataupun dasar jalan (lihat foto). Picture Book - Jalan dan Jembatan 38

51 Desain Konstruksi O&M Jalan sedang dibangun Tampang melintang menurut gambar desain Saluran min 50 cm Bahu min 30 cm Saluran yang terbentuk dengan baik, dengan kemiringan alamiah Mengapa lebih baik? SALURAN Kemiringan alamiah lebih kuat untuk menahan erosinya sendiri. Saluran dengan kemiringan alamiah mengurangi resiko erosi, namun kegiatan pemeliharaan tetap harus dilakukan. Harus memperhatikan lebar minimum (atas dan bawah) serta kedalaman minimal. Alternatif: Talud saluran dibuat dari pasangan batu atau beton (lebih mahal tetapi mengurangi O&M). 39 Picture Book - Jalan dan Jembatan

52 Desain Konstruksi O& M Potongan melintang sesuai desain Jalan Air masuk dari jalan Tebing mundur dari pinggir saluran. Saluran dengan talud vertikal dari bahan batu bata yang ditutup spesi. Talud tebing dari pasangan batu bata Mengapa lebih baik? SALURAN Air dapat terbuang dengan cepat. Jalan dan bahu terlindungi dari pengikisan oleh tembok dari pasangan batu. Alternatif: Saluran dari tanah dapat dibuat, tetapi makan tempat lebih banyak dan kalah stabilitas; saluran tanah juga perlu lebih banyak pemeliharaan. Picture Book - Jalan dan Jembatan 40

53 Desain Konstruksi O&M Saluran dengan talud vertikal dari pasangan batu Bahu belum tertimbun Permukaan dengan punggung sapi Jalan telford yang baik dilengkapi dengan saluran dari pasangan batu Catatan : Bahu jalan belum selesai. Harus ditimbun untuk melindungi pinggir jalan dan untuk mendukung pembuangan air ke saluran. Mengapa lebih baik? SALURAN Saluran yang dilindungi mempunyai kapasitas jauh lebih tinggi. Bahu jalan terlindungi dari daya aliran air dengan adanya tembok dari pasangan batu. Saluran yang dilindungi lebih mudah dibersihkan mengurangi pemeliharaan. Alternatif: Saluran dari tanah dapat dibuat, tetapi makan tempat lebih banyak dan kalah stabilitas; saluran tanah juga perlu lebih banyak pemeliharaan. 41 Picture Book - Jalan dan Jembatan

54 Desain Konstruksi O & M Bangunan terjun Talud saluran Harus diletakkan batu besar di bawah bangunan terjun Bangunan terjunan diperlukan bila kemiringan dasar saluran masih tinggi Mengapa lebih baik? SALURAN Bangunan terjunan pada saluran yang cukup besar kemiringannya (di atas 2%) mengurangi tenaga air yang mengakibatkan erosi di saluran menjadi kecil. Alternatif: Dasar saluran dibuat dari beton atau pasangan batu kosong. Bangunan terjunan dapat berupa batu besar yang dipasang pada jarak tertentu. Picture Book - Jalan dan Jembatan 42

55 Desain Konstruksi O& M Jalan Air mengalir ke saluran Diam. min. 40 cm Bak penerima air dari beton Gorong-gorong buis beton Air mengalir ke saluran Bak penerima air untuk gorong-gorong buis beton Mengapa lebih baik? GORONG GORONG Bak penerima Bak penerima menangkap endapan agar tidak masuk gorong-gorong dan menghambat aliran air. Fungsi bak penerima juga adalah untuk mengurangi kecepatan aliran air. Ukuran minimal garis tengah buis beton 40 cm. Bak penerima harus dibersihkan secara rutin. Alternatif: Tidak harus pakai beton. Tembok dapat dibuat dari pasangan batu atau batu kosong. 43 Picture Book - Jalan dan Jembatan

56 Desain Konstruksi O&M Min. diameter 40cm Loneng Bak penerima Sayap dibuat dari pasangan batu Air mengalir di saluran Bak/saluran penerima air yang efektif Mengapa lebih baik? GORONG GORONG Bak penerima Ada bak penerima di antara saluran dan gorong gorong. Gorong-gorong harus cukup besar (minimal garis tengah 40 cm). Harus dibersihkan secara rutin. Alternatif: Talud dari beton. Picture Book - Jalan dan Jembatan 44

57 Design Kontruksi O&M Jalan Gorong gorong Sayap dan lantai dari beton Batu besar seharusnya diletakkan dekat dengan gorong-gorong Jalur air keluar dari gorong-gorong Mengapa lebih baik? GORONG GORONG Bak pembuangan Air mengalir semakin jauh dari gorong-gorong melalui saluran. Batu besar didalam saluran akan mencegah pengikisan lantai. Panjangnya perlindungan tergantung aliran maksimal, tetapi minimal satu meter. Alternatif: Sayap dan lantai dapat dibuat dari pasangan batu atau batu kosong. 45 Picture Book - Jalan dan Jembatan

58 Desain Konstruksi O&M Sayap dari pasangan batu Loneng Harus ada batu di ujung bangunan Pembuangan air secara efektif dari bak pembuangan gorong-gorong Mengapa lebih baik? GORONG GORONG Bak pembuangan Air dari gorong-gorong tersalurkan jauh dari jalan. Batu belah yang besar harus diletakkan dekat bangunan agar tidak terkena pengikisan. Panjang perlindungan tergantung arus maksimal, tetapi minimal satu meter. Alternatif: Sayap dan lantai dari beton. Picture Book - Jalan dan Jembatan 46

59 Desain Konstruksi O&M Jalan Gorong-gorong plat beton Sayap dari pasangan batu Batu besar terletak di hilir gorong-gorong Air mengalir lewat gorong-gorong Pembuangan dari gorong-gorong Mengapa lebih baik? GORONG-GORONG - Pembuangan Batu besar di sebelah hilir gorong-gorong akan membantu mencegah erosi atau kerusakan pada bangunan. Panjangnya tergantung debit, tetapi harus minimal 1 meter. Sayap dibuat dari pasangan batu. Alternatif: Memperpanjang lantainya gorong-gorong. 47 Picture Book - Jalan dan Jembatan

60 Desain Konstruksi O& M Sayap dari pasangan batu Air lewat gorong-gorong Harus ada batu besar di sebelah hilir bangunan Pembuangan dari kotak gorong-gorong Mengapa lebih baik? GORONG-GORONG - Pembuangan Gorong-gorong kotak adalah alternatif daripada harus membangun jembatan. Konstruksi cukup sederhana dan murah. Batu besar di sebelah hilir gorong-gorong akan membantu mencegah erosi atau kerusakan pada bangunan. Panjangnya tergantung debit, tetapi harus minimal 3 meter untuk bangunan besar. Alternatif: Jembatan kecil atau jembatan sabo yang biasanya digunakan untuk mengalirkan lahar dari gunung berapi, tetapi jauh lebih mahal. Picture Book - Jalan dan Jembatan 48

61

62

63

64 Desain - Konstruksi -O&M- Dampak Lingkungan Titik kritis terjadinya perkaratan Air yang membasahi baja dapat menyebabkan karat Bagaimana dibuat lebih baik? JEMBATAN - Karat Buatlah ketentuan penting ketika tahap pendesainan selesai, sehingga air tidak akan terjebak atau menetap pada permukaan baja. Secara berkala periksalah seluruh titik kritis dimana pengaratan dapat terjadi (O&M). Bersihkan seluruh karat dengan kuas baja dan setelah itu dicat dengan cat tahan karat. Mengapa? Karat akan mempengaruhi kekuatan baja. Picture Book - Jalan dan Jembatan 49

65 Desain - Konstruksi - O&M-DampakLingkungan Bekesting dalam yang tertinggal Papan bekesting yang tidak dibongkar Bekesting di bawah slab beton tidak dibongkar Bagaimana dibuat lebih baik? JEMBATAN - Bekesting Bongkar seluruh bekesting (setelah beton mencapai kekuatan penuh). Mengapa? Jika kayu tersebut lapuk, maka akan jatuh ke bawah. Kayu menyerap dan menyimpan kelembaban, dan ini dapat menimbulkan karat lebih cepat. 50 Picture Book - Jalan dan Jembatan

66 Desain - Konstruksi - O&M-DampakLingkungan Ruang dibawa jembatan yang sesungguhnya Bagian yang terbuka Bagian yang tertutup Batang pohon di jalur sungai Batang pohon di tengah jalur sungai akan menutup dan menghambat aliran air Bagaimana dibuat lebih baik? JEMBATAN - Ruang di bawah jembatan Bersihkan bagian bawah jembatan dari berbagai material - air harus dapat mengalir bebas di bawah jembatan O&M. Mengapa? Jika air terbendung maka akan membahayakan jembatan itu sendiri. Air yang terbendung kemungkinan akan naik ke jalan sehingga dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada jalan dan sekitarnya. Dampak lingkungan, contoh : banjir dapat terjadi. Picture Book - Jalan dan Jembatan 51

67 Desain - Konstruksi - O&M-DampakLingkungan Papan kayu yang lapuk dan rusak Pengguna jembatan dapat menyebabkan kerusakan pada jembatan kayu Bagaimana dibuat lebih baik? JEMBATAN LANTAI KAYU Periksa kondisi papan kayu jembatan secara berkala. Gantilah segera papan kayu yang sudah lapuk dengan kayu yang kualitasnya lebih bagus. Papan kayu sebaiknya dicat dengan cat yang dapat melindungi permukan kayu. Mengapa? Kecelakaan bisa terjadi bagi pengguna jembatan kayu. Kestabilan dan kesatuan jembatan kemungkinan akan berpengaruh. 52 Picture Book - Jalan dan Jembatan

68 Desain - Konstruksi - O&M-DampakLingkungan Bagian tepi yang hilang dan rusak Papan dan balok kayu yang lapuk Bagian yang rusak dan hilang serta papan kayu yang lapuk menandakan pekerjaan O&M yang tidak bagus Bagaimana dibuat lebih baik? JEMBATAN LANTAI KAYU Periksalah kondisi bagian tepi jembatan, papan kayu dan dukungan jembatan kayu secara berkala. Segera ganti bagian-bagian yang rusak. Mengapa? Kecelakaan dapat saja terjadi. Kestabilan dan kesatuan jembatan kayu dapat berpengaruh. Picture Book - Jalan dan Jembatan 53

69 Desain - Konstruksi - O& M- Dampak Lingkungan Jarum keras Penguat kabel (warpel) sangat diperlukan Tanaman tumbuh di atas tiang! Pengikatan kabel kurang baik Pemeliharaan yang baik sangat penting untuk menjaga keamanan dan bentuk yang bagus pada jembatan gantung Bagaimana dibuat lebih baik? KABEL Penguat kabel (warpel) sangat diperlukan untuk menjaga agar kabel tetap dalam tarikan yang benar dan selalu kuat. Bersihkan dan beri minyak pada kabel secara berkala. Jagalah agar air dan lumpur tidak menetap di bagian bajanya Bahaya karat! Mengapa? Fungsi kabel adalah untuk menahan beban jembatan - pastikan selalu dalam keadaan yang baik. Hindari karat akan merusak elemen baja jembatan. 54 Picture Book - Jalan dan Jembatan

70 Desain - Konstruksi - O&M- Dampak Lingkungan Kabel harus lurus! Lubang (cincin) Penyangga Kabel harus masuk ke lubang supaya lebih kaku Kabel harus diikat - kaku Kabel yang melendut tidak dapat berfungsi dengan baik Bagaimana dibuat lebih baik? KABEL Periksalah lubang-lubang (cincin) dan gantilah bila rusak. Pastikan kabel masuk dalam loop. Lindungi baja dari karat. Mengapa? Kabel haruslah dapat menghubungkan seluruh dukungan untuk mendapatkan stabilitas yang baik. Picture Book - Jalan dan Jembatan 55

71 Desain - Konstruksi - O&M- Dampak Lingkungan Batang gantung Batang gantung bengkok! Balok Karat Penyangga Batang gantung Lantai kayu Tampak dari bawah Tampak dari atas Batang gantung yang ditekuk Batang gantung seharusnya di sekrup pada balok dukungannya, tidak di tekuk! Bagaimana dibuat lebih baik? PENGGANTUNG Gantilah batang penggantung dan gunakan sambungan ulir (drat) ke penyangga-penyangga. Lindungi baja dari karat. Mengapa? Batang gantung akan memindahkan beban jembatan ke kabel penggantung - jagalah agar tetap dalam kondisi yang baik. Penggunaan sambungan ulir (drat) dapat menyesuaikan panjang batang gantung - gunakan 2 buah mur untuk tiap batang penggantung untuk mencegah sambungan yang kendor. Hindari karat akan merusak elemen baja jembatan. 56 Picture Book - Jalan dan Jembatan

72 Desain - Konstruksi - O&M- Dampak lingkungan Balok kayu mulai lapuk Titik kritis terjadi karat pada baja dan lapuk pada kayu Penyangga Penggantung Balok Kabel Lubang Lantai kayu Karat! Mur dan penggantung berkarat Tampak dari bawah. Perhatikan titik kritis dimana terjadi karat dan pelapukan Bagaimana dibuat lebih baik? DUKUNGAN Jagalah titik-titik kritis agar tetap bersih dan lindungi dengan lapisan tahan air. Gunakan dua mur pada tiap batang penggantung. Mengapa? Penyangga akan mendukung beban jembatan - pastikan selalu dalam keadaaan yang baik. Hindari karat akan merusak elemen baja jembatan. Picture Book - Jalan dan Jembatan 57

73 Desain - Konstruksi -O&M Lantai dan balok beton Bentang max 6m Kepala jembatan dibangun dari pasangan batu Jembatan lantai beton Mengapa lebih baik? JEMBATAN LANTAI BETON Bentang jembatan slab beton tidak boleh lebih dari 6 m. Jembatan yang lebih panjang yang membentang di atas lembah yang dalam dan menghindari bagian-bagian yang curam. Abutmen (kepala jembatan) dibuat dari pasangan batu dengan ketinggian lebih dari 8m. Alternatif: Jembatan lengkung - 'Model Belanda'. 58 Picture Book - Jalan dan Jembatan

74 Desain - Konstruksi -O&M Lengkung beton Pasangan batu untuk dinding tepi Bentang terbuka selebar 10 m Kepala jembatan dari beton Jembatan lengkung - 'Model Belanda' Mengapa lebih baik? JEMBATAN LENGKUNG BETON Tipe jembatan ini cocok dipakai untuk bentang hingga 10 m. Bagian lengkung dan abutment terbuat dari beton. Dinding terbuat dari pasangan batu dan diisi dengan batu di antara pasangan batu tersebut. Secara keseluruhan jembatan tampak baik. Tidak dapat dipakai pada sungai yang arus airnya tinggi. Alternatif: Jembatan dengan balok penopang dari baja. Picture Book - Jalan dan Jembatan 59

75 Desain - Konstruksi -O&M Penopang baja Bentang 12m Kepala jembatan Jembatan dengan penopang baja Mengapa lebih baik? JEMBATAN DENGAN BALOK PENOPANG BAJA Untuk bentang yang lebih besar (lebih dari 6 m) jembatan dengan balok penopang baja sangat cocok. Kepala jembatan (abutmen) terbuat dari pasangan batu. Pemeliharaan yang baik dapat menghindari terjadinya perkaratan. Alternatif: Tidak ada. 60 Picture Book - Jalan dan Jembatan

76 Desain - Konstruksi -O&M Kepala jembatan terbuat dari pasangan batu Papan kayu di atas baja dan pegangan dari baja Jembatan gantung Mengapa lebih baik? Jembatan gantung Tipe jembatan ini cocok digunakan untuk bentang sampai 100 m. Jembatan ini hanya untuk pejalan kaki dan motor. O&M yang baik sangat diperlukan terutama untuk mencegah karat. Alternatif: Tidak ada. Picture Book - Jalan dan Jembatan 61

77 Desain - Konstruksi - O& M Balok baja Balok kayu Karat akan terjadi di sini Titik dimana pelapukan pada kayu terjadi Penyangga Baja Detail konstruksi jembatan gantung Mengapa lebih baik? JEMBATAN GANTUNG, Detail Dukungan melintang dari baja sangat dibutuhkan karena lebih tahan lama. Papan kayu seharusnya di cat dengan lapisan tahan udara. O & M yang baik sangat diperlukan. Alternatif: Tidak ada. 62 Picture Book - Jalan dan Jembatan

78 Desain - Konstruksi -O&M Abutment jembatan Dinding penahan tanah Dinding sayap Suling untuk mengeringkan tanah dibelakangnya Min. 10 cm Drainasi pada dinding penahan tanah, dinding sayap dan abutment Mengapa lebih baik? ABUTMENT atau DINDING PENAHAN TANAH Jika air yang meresap tidak dapat dialirkan keluar, air akan menekan dinding, sehingga dinding dapat pecah. Lubang suling menggunakan pipa PVC. Namun bambu atau material lain dapat digunakan sepanjang dapat mengalirkan air. Alternatif: Tidak ada. Picture Book - Jalan dan Jembatan 63

79 Desain - Konstruksi - O& M Bronjong Detail Perlindungan sungai dan abutment jembatan Mengapa lebih baik? PERLINDUNGAN TERHADAP ABUTMENT Bronjong terdiri dari batu kali yang diletakkan di dalam jarring kawat - sederhana namun sangat efektif pada konstruksi. Gunakan bronjong untuk melindungi abutment jembatan dan sebagai pembatas sungai. Alternatif: Dinding sayap dari pasangan batu atau beton. Batu riprap. 64 Picture Book - Jalan dan Jembatan

80

81 PNPM SUPPORT FACILITY (PSF) Jalan Diponegoro No. 72 Menteng Jakarta Pusat Indonesia Telepon : (62-21) Fax : (62-21)

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 02 UPR. 02.4 PEMELIHARAAN RUTIN TALUD & DINDING PENAHAN TANAH AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Bekerja untuk menjaga agar jalan kita tetap dalam kondisi yang baik BUKU PANDUAN 2

DAFTAR ISI. Bekerja untuk menjaga agar jalan kita tetap dalam kondisi yang baik BUKU PANDUAN 2 DAFTAR ISI Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan? 2 Bagian-bagian jalan 3 Bagaimana cara menjaga agar jalan tetap dalam kondisi yang baik 4 Kegiatan-kegiatan pemeliharaan rutin 6 Bagaimana cara mengatur

Lebih terperinci

AIR BERSIH & SANITASI GAMBAR - GAMBAR INFRASTRUKTUR BAIK BURUK

AIR BERSIH & SANITASI GAMBAR - GAMBAR INFRASTRUKTUR BAIK BURUK 2 GAMBAR - GAMBAR INFRASTRUKTUR BAIK BURUK AIR BERSIH & SANITASI GAMBAR - GAMBAR INFRASTRUKTUR BAIK DAN BURUK Air Bersih dan Sanitasi Gambar - Gambar Infrastruktur Baik dan Buruk Air Bersih dan Sanitasi

Lebih terperinci

GAMBAR - GAMBAR INFRASTRUKTUR PRASARANA LAIN BAIK BURUK

GAMBAR - GAMBAR INFRASTRUKTUR PRASARANA LAIN BAIK BURUK GAMBAR - GAMBAR INFRASTRUKTUR BAIK BURUK PRASARANA LAIN GAMBAR - GAMBAR INFRASTRUKTUR BAIK DAN BURUK PRASARANA LAIN Gambar - Gambar Infrastruktur Baik dan Buruk Prasarana Lain Penanggungjawab : Scott E.

Lebih terperinci

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI Kementerian Pekerjaan Umum 1 KERUSAKAN 501 Pengendapan/Pendangkalan Pengendapan atau pendangkalan : Alur sungai menjadi sempit maka dapat mengakibatkan terjadinya afflux

Lebih terperinci

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Tipe-Tipe Tanah Longsor 1. Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. 2. Longsoran Rotasi Longsoran

Lebih terperinci

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa AY 12 TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah ke tempat yang relatif lebih rendah. Longsoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara

Lebih terperinci

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN 1. GAMBAR KONSTRUKSI JALAN a) Perkerasan lentur (flexible pavement), umumnya terdiri dari beberapa lapis perkerasan dan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Gambar 6 Jenis Perkerasan Lentur Tanah

Lebih terperinci

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan KATA PENGANTAR Tahun 2019, pemerintah

Lebih terperinci

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN SISTEM DRAINASE PERMUKAAN Tujuan pekerjaan drainase permukaan jalan raya adalah : a. Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar tidak terjadi genangan. b. Mengalirkan air permukaan yang terhambat

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

PANDUAN SINGKAT STANDAR TEKNIS JALAN DESA

PANDUAN SINGKAT STANDAR TEKNIS JALAN DESA Standar Teknis Jalan Desa PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Halaman 1 dari 24 PANDUAN SINGKAT STANDAR TEKNIS JALAN DESA PENDAHULUAN Jalan desa adalah jalan yang dapat dikategorikan sebagai jalan dengan fungsi

Lebih terperinci

MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA

MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA TUJUAN PEKERJAAN DRAINASE PERMUKAAN UNTUK JALAN RAYA a) Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar tidak terjadi genangan. b) Mengalirkan air permukaan yang terhambat oleh

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

TANAH DASAR, BADAN JALAN REL DAN DRAINASI

TANAH DASAR, BADAN JALAN REL DAN DRAINASI Nursyamsu Hidayat, Ph.D. TANAH DASAR, BADAN JALAN REL DAN DRAINASI TANAH DASAR (SUBGRADE) Fungsi tanah dasar: Mendukung beban yang diteruskan balas Meneruskan beban ke lapisan dibawahnya, yaitu badan jalan

Lebih terperinci

BAB 2 PENAMPANG MELINTANG JALAN

BAB 2 PENAMPANG MELINTANG JALAN BAB 2 PENAMPANG MELINTANG JALAN Penampang melintang jalan adalah potongan melintang tegak lurus sumbu jalan, yang memperlihatkan bagian bagian jalan. Penampang melintang jalan yang akan digunakan harus

Lebih terperinci

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut: Pondasi Caisson atau Pondasi Sumuran Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang dan digunakan apabila tanah dasar (tanah keras) terletak pada kedalaman yang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PENANGANAN

BAB V RENCANA PENANGANAN BAB V RENCANA PENANGANAN 5.. UMUM Strategi pengelolaan muara sungai ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya adalah pemanfaatan muara sungai, biaya pekerjaan, dampak bangunan terhadap

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN NO. 0081T/Bt/1995 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA PRAKATA Sejalan dengan mekanisme perencanaan Proyek

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Konservasi Lahan Sub DAS Lesti Erni Yulianti PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Erni Yulianti Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN PENAMPANG MELINTANG

BAB II KOMPONEN PENAMPANG MELINTANG BAB II KOMPONEN PENAMPANG MELINTANG Memperhatikan penampang melintang jalan sebagaimana Bab I (gambar 1.6 dan gambar 1.7), maka akan tampak bagian-bagian jalan yang lazim disebut sebagai komponen penampang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawat bronjong merupakan salah satu material yang saat ini banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan konstruksi terutama untuk konstruksi perkuatan, misalnya untuk perkuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali daerah yang,mengalami longsoran tanah yang tersebar di daerah-daerah pegunngan di Indonesia. Gerakan tanah atau biasa di sebut tanah longsor

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga

Lebih terperinci

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB V PONDASI TELAPAK BAB V PONDASI TELAPAK I. METODA KONSTRUKSI PONDASI SETEMPAT A. Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu: 1. Penggalian tanah pondasi 2. Penulangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan prasarana umum yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jembatan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat penting

Lebih terperinci

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR Cetakan ke-1, 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang IAARD Press, 2012 Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku

Lebih terperinci

BAB I. SEJARAH PERKERASAN JALAN.

BAB I. SEJARAH PERKERASAN JALAN. BAB I. SEJARAH PERKERASAN JALAN. 1.1 SEJARAH PERKERASAN JALAN. A. Sebelum Manusia Mengenal Hewan Sebagai Alat Angkut. Setelah manusia diam (menetap) berkelompok disuatu tempat mereka mengenal artinya jarak

Lebih terperinci

BAB IX JALUR TRANSMISI DAN UTILITAS

BAB IX JALUR TRANSMISI DAN UTILITAS MINGGU KE 15 Diskripsi singkat : Manfaat Learning Outcome BAB IX JALUR TRANSMISI DAN UTILITAS IX.1. Saluran Transmisi (Transmission Lines). Disini pengaruh topografi paling sedikit dan biasa diambil jarak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelongsoran Tanah Kelongsoran tanah merupakan salah satu yang paling sering terjadi pada bidang geoteknik akibat meningkatnya tegangan geser suatu massa tanah atau menurunnya

Lebih terperinci

BAB 9. B ANGUNAN PELENGKAP JALAN

BAB 9. B ANGUNAN PELENGKAP JALAN BAB 9. B ANGUNAN PELENGKAP JALAN Bangunan pelengkap jalan raya bukan hanya sekedar pelengkap akan tetapi merupakan bagian penting yang harus diadakan untuk pengaman konstruksi jalan itu sendiri dan petunjuk

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci

GORONG-GORONG Anita Winarni Dwi Ratna Komala Novita Priatiningsih

GORONG-GORONG Anita Winarni Dwi Ratna Komala Novita Priatiningsih BANGUNAN IRIGASI GORONG-GORONG Anita Winarni Dwi Ratna Komala Novita Priatiningsih DEFINISI GORONG-GORONG Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi atau pembuang)

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Kata Pengantar Pedoman Teknis Rumah berlantai 2 dilengkapi dengan Metode dan Cara Perbaikan Kerusakan ini dipersiapkan oleh Panitia D-III Arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu fungsi pembangunan sabo dam adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu fungsi pembangunan sabo dam adalah untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu fungsi pembangunan sabo dam adalah untuk mengendalikan aliran sedimen akibat erupsi gunung api. Daerah aliran sungai bagian hulu di sekitar gunung api aktif

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir. 2. Memahami gelombang pasang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain

Lebih terperinci

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 PEKERJAAN PENDAHULUAN Lingkup Pekerjaan Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan konstruksi

Lebih terperinci

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir Tugas Akhir PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM BUSUR BAJA Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : 3109100096 Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung

Lebih terperinci

(Ririn Endah Badriani, ST., MT.) A. Umum. B. Acuan Normatif

(Ririn Endah Badriani, ST., MT.) A. Umum. B. Acuan Normatif 1 IINSPEKSII DAN PEMELIIHARAAN DRAIINASE JALAN (Ririn Endah Badriani, ST., MT.) A. Umum Salah satu penyebab utama cepatnya kerusakan saluran samping jalan adalah akibat kurang terpeliharanya sistem drainase

Lebih terperinci

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK Pengertian Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatuko mposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Berbagai macam industri mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif terhadap perubahan tahanan jenis batuan untuk model longsoran adalah konfigurasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Kali Tuntang mempuyai peran yang penting sebagai saluran drainase yang terbentuk secara alamiah dan berfungsi sebagai saluran penampung hujan di empat Kabupaten yaitu

Lebih terperinci

ini, adalah proyek penggantian jembatan kereta api lama serta pembuatan 2 bentangan jembatan baru yang

ini, adalah proyek penggantian jembatan kereta api lama serta pembuatan 2 bentangan jembatan baru yang BAB IV STUDI KASUS PENGGANTIAN JEMBATAN KERETA API BH _812 KM 161+601 DI BREBES IV.1. Deskripsi Proyek 4.1.1. Ganbaran Unun Proyek Proyek yang menjadi studi kasus dalam tugas akhir ini, adalah proyek penggantian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Lalu Lintas Ukuran dasar yang sering digunakan untuk definisi arus lalu lintas adalah konsentrasi aliran dan kecepatan. Aliran dan volume sering dianggap sama, meskipun

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI DANGKAL F.45...... 03 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R J A AN U M U

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Melalui periode ulang, dapat ditentukan nilai debit rencana. Debit banjir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Melalui periode ulang, dapat ditentukan nilai debit rencana. Debit banjir BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Debit Banjir Rencana Debit banjir rencana adalah debit maksimum di sungai atau saluran alamiah dengan periode ulang (rata-rata) yang sudah ditentukan yang dapat dialirkan tanpa

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

GERAKAN TANAH DI KABUPATEN KARANGANYAR

GERAKAN TANAH DI KABUPATEN KARANGANYAR GERAKAN TANAH DI KABUPATEN KARANGANYAR Novie N. AFATIA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana GeologiJl. Diponegoro No. 57 Bandung Pendahuluan Kabupaten Karanganyar merupakan daerah yang cukup banyak mengalami

Lebih terperinci

Stabilitas lereng (lanjutan)

Stabilitas lereng (lanjutan) Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 12 MODUL 12 Stabilitas lereng (lanjutan) 6. Penanggulangan Longsor Yang dimaksud dengan penanggulangan longsoran

Lebih terperinci

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air. 4.4 Perhitungan Saluran Samping Jalan Fungsi Saluran Jalan Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan. Fungsi utama : - Membawa

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DAFTAR ISI 13. Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan Berkala

Lebih terperinci

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat 1 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan komponen sosial masyarakat, usaha dan ekonomi, serta lingkungan sebagai pendekatan pembangunan permukiman yang berkelanjutan KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah. PONDASI Pondasi bangunan merupakan bagian yang penting dari konstruksi bangunan. Pondasi adalah bagian dari suatu konstruksi bangunan yang mempunyai kontak langsung dengan dasar tanah keras dibawahnya.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS ABSTRAK

IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS ABSTRAK VOLUME 9 NO.2, OKTOBER 2013 IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS Farah Sahara 1, Bambang Istijono 2, dan Sunaryo 3 ABSTRAK Banjir bandang

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Pengelolaan sumber daya air adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Pengelolaan sumber daya air adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai Menurut Peraturan Pemerinah Republik Indonesia No.38 Tahun 2011, Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di

Lebih terperinci

BAB III KABEL BAWAH TANAH

BAB III KABEL BAWAH TANAH BAB III 1. TUJUAN Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 6 BAB III LANDASAN TEORI A. Prasarana Sungai Prasarana adalah prasarana yang dibangun untuk keperluan pengelolaan. Prasarana yang ada terdiri dari : 1. Bendung Bendung adalah pembatas yang dibangun melintasi

Lebih terperinci

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan... Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2 Pokok Permasalahan... 2 1.3 Lingkup Pembahasan... 3 1.4 Maksud Dan Tujuan... 3 1.5 Lokasi... 4 1.6 Sistematika Penulisan... 4 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Papan nama sungai ICS 93.140 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi BAB III RENCANA PONDASI DAN DETAIL PONDASI Pengenalan Denah Pondasi Pondasi (Sub Structure/Foundation) sering disebut struktur bangunan bagian bawah, yaitu merupakan konstruksi yang terletak di bawah permukaan

Lebih terperinci

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN 4.1.1 UMUM 1) Uraian a) Pekerjaan ini harus mencakup penambahan lebar perkerasan lama sampai lebar jalur lalu lintas yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : RONA CIPTA No. Mahasiswa : 11570 / TS NPM : 03 02 11570 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA

Lebih terperinci

PETUNJUK LOKASI DAN STANDAR SPESIFIKASI BANGUNAN PENGAMAN TEPI JALAN

PETUNJUK LOKASI DAN STANDAR SPESIFIKASI BANGUNAN PENGAMAN TEPI JALAN PETUNJUK LOKASI DAN STANDAR SPESIFIKASI BANGUNAN PENGAMAN TEPI JALAN No: 013 / S / BNKT / 1990 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN ALAN KOTA PRAKATA Dalam rangka mewujudkan peranan penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Supriyadi (1997) jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu ajalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sungai sebagai sumber air sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR Penyusunan RKS Perhitungan Analisa Harga Satuan dan RAB Selesai Gambar 3.1 Flowchart Penyusunan Tugas Akhir BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR 4.1 Data - Data Teknis Bentuk pintu air

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah Nomor Modul SBW 07 Judul Modul TEKNIK PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN BEKISTING DAN PERANCAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA 1. Umum Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada empat metode, yaitu metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta metode sistem

Lebih terperinci

GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA

GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA Urgensi Rehabilitasi Groundsill Istiarto 1 PENGANTAR Pada 25 Juni 2007, groundsill pengaman Jembatan Kretek yang melintasi S. Opak di Kabupaten Bantul mengalami

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi yang dipakai pada bangunan di atas tanah yang lembek. Pondasi ini umumnya dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar, salah

Lebih terperinci

Pembuatan bendung beronjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa

Pembuatan bendung beronjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa Konstruksi dan Bangunan Pembuatan bendung beronjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA STRUKTUR MASSA 1.1. PENDAHULUAN Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG Banjir yang sering terjadi di beberapa daerah merupakan peristiwa alam yang tidak dapat dicegah. Peristiwa banjir merupakan akibat misalnya curah hujan yang tinggi dan berlangsung

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN KONSERVASI AIR TANAH MELALUI SUMUR RESAPAN DAN LUBANG RESAPAN BIOPORI Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 05 UPR. 05.1 PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN & TENAGA AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

Perkiraan dan Referensi Harga Satuan Perencanaan

Perkiraan dan Referensi Harga Satuan Perencanaan Perkiraan dan Referensi Harga Satuan Perencanaan No Bidang kategori 1 Pemerintahan Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran Pemeliharaan Hydrant Pembangunan Hydrant Kering Pemeliharaan pertitik

Lebih terperinci

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL)

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL) SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL) SKh-2. 6.6.1 UMUM 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Lapis Penetrasi Macadam Asbuton Lawele adalah lapis perkerasan

Lebih terperinci

Membangun kincir air tipe Pusair untuk irigasi desa

Membangun kincir air tipe Pusair untuk irigasi desa Konstruksi dan Bangunan Membangun kincir air tipe Pusair untuk irigasi desa Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN

Lebih terperinci

DESAIN BANGUNAN IRIGASI

DESAIN BANGUNAN IRIGASI DESAIN BANGUNAN IRIGASI 1. JENIS JENIS BANGUNAN IRIGASI Keberadaan bangunan irigasi diperlukan untuk menunjang pengambilan dan pengaturan air irigasi. Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijumpai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan konstruksi yang berfungsi untuk melindungi tanah dasar (subgrade) dan lapisan-lapisan pembentuk perkerasan lainnya supaya tidak mengalami

Lebih terperinci

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2009 Tanggal : 15 April 2009 TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN I. Pendahuluan Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi,

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI Perencanaan Sistem Suplai Air Baku 4.1 PERENCANAAN SALURAN PIPA Perencanaan saluran pipa yang dimaksud adalah perencanaan pipa dari pertemuan Sungai Cibeet dengan Saluran

Lebih terperinci

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang BAB II TINJAUAN PIISTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap (Senol,Utkii,Charles,John Benson, 1977), yaitu : 2.1.1 Tahap perencanaan (Planningphase)

Lebih terperinci