Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
|
|
- Yohanes Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3 Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
4 KATA PENGANTAR Tahun 2019, pemerintah memiliki target untuk mewujudkan cities without slums yang merupakan bagian dari implementasi komitmen komunitas internasional dan target nasional dalam RPJMN. Pemerintah mentargetkan dalam RPJMN pada tahun 2019 terwujud kondisi 0% kawasan kumuh di perkotaan. Untuk mencapai target tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menyusun programprogram strategis guna meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan dan perdesaan sehingga menjadi kawasan yang produktif, aman, layak huni dan berkelanjutan. Salah satu langkah yang dilaksanakan dalam penyiapan program itu adalah menyusun buku Panduan Kualitas Visual Infrastruktur Bidang Cipta Karya untuk sektor Pengembangan Permukiman. Buku ini dimaksudkan sebagai pedoman bersama para pelaksana kegiatan di lingkungan Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan pembangunan. Sehingga, infrastruktur Pembangan Permukiman yang dibangun memiliki kualitas yang andal dan bermanfaat buat masyarakat, terutama dalam perwujudan lingkungan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Buku ini merupakan rekaman pekerjaan di bidang pengembangan permukiman perkotaan dan perdesaan, yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta, untuk memberikan contoh kualitas visual infrastruktur yang baik dan kurang baik. Kami harapkan buku ini dapat menjadi bekal bagi seluruh pihak dalam membangun karya-karya infrastruktur permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Jakarta, Maret 2015 Tim Penyusun
5
6 DAFTAR ISI 6 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan 8 Jalan Lapis Penetrasi Makadam 12 Jalan Paving block 14 Jalan Rabat Beton 18 Simpangan Jalan 21 Sambungan Beton 22 Bahu Jalan 24 Trotoar 28 Bak Kontrol 30 Drainase Pemasangan Batu 32 Drainase Beton 34 Dinding Penahan Tanah 22 Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan 38 Jalan Lapis Penetrasi Makadam 46 Jalan Rabat Beton 50 Jalan Paving Block 52 Saluran Irigasi 54 Drainase Terbuka Beton 56 Drainase Terbuka Pasangan Batu 58 Gorong - gorong 60 Dinding Penahan Tanah
7
8
9 PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN Salah satu tugas dan fungsi yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah penanganan permukiman kumuh perkotaan. Bentuk penanganan ini antara lain melakukan fasilitasi dan bantuan stimulan dalam bentuk bantuan teknik dan infrastruktur bidang permukiman kepada pemerintah daerah dalam menangani permukiman kumuh di daerahnya. Peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh didahului dengan penetapan lokasi kawasan permukiman kumuh, dengan pola-pola penanganan berupa: (a) pemugaran, (b) peremajaan; atau (c) pemukiman kembali.
10 MENGAPA INI BAIK? Jalan Lapis Penetrasi Makadam Pembangunan Jalan Lingkungan (2012) Kota Tangerang Selatan, Banten Agregat penutup terikat sempurna dengan aspal. Proses pemadatan tanah dasar atau tanah timbunan dilakukan dengan sempurna sehingga permukaan perkerasan terlihat rata dan tidak bergelombang. Di samping jalan telah dilengkapi dengan drainase tertutup. Bahu jalan diperkeras menggunakan lapis perkerasan yang sama atau dapat menggunakan agregat kasar. 8
11 MENGAPA INI KURANG BAIK? Jalan Lapis Penetrasi Makadam Pembangunan jalan lingkungan Pekerjaan perkerasan jalan sudah cukup baik namun finishing pekerjaan kurang baik. Terdapat material sisa di samping jalan yang dapat menghalangi air hujan untuk masuk ke saluran drainase. Bahu jalan tidak terpelihara dengan baik sehingga ditumbuhi oleh rumput dan tanaman perdu yang mengakibatkan air hujan tidak dapat mengalir ke saluran drainase. 9
12 MENGAPA INI BAIK? Jalan Lapis Penetrasi Makadam Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan (2014) Kalimantan Timur Pekerjaan jalan sangat baik, permukaan jalan rata dan tidak bergelombang. Bangunan pelengkap jalan seperti bahu jalan dan drainase lengkap. Bahu Jalan diperkuat dengan perkerasan. 10
13 MENGAPA INI KURANG BAIK? Jalan Lapis Penetrasi Makadam Pembangunan jalan lingkungan Pekerjaan jalan cukup rapi dan bangunan pelengkap jalan seperti bahu jalan dan drainase lengkap. Namun masih terdapat sisa material yang dapat membahayakan pengguna jalan. 11
14 MENGAPA INI BAIK? Jalan Paving block Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan Kecamatan Sukawati (2012) Kabupaten Gianyar, Bali Material paving block berkualitas baik, berbentuk persegi atau persegi panjang sempurna yang sudutnya tidak terkikis atau patah. Pemasangan paving block tersusun dengan rapi dengan permukaan yang rata dan jarak antar paving block sama. Jalan paving block dilengkapi dengan saluran drainase tertutup. Pasangan paving block bersih dari sisa pasir pengisi sehingga aman bagi pengguna jalan. 12
15 MENGAPA INI KURANG BAIK? Jalan Paving block Pembangunan jalan lingkungan Jalan pasangan paving block tidak dilengkapi dengan saluran drainase. Permukaan pasangan paving block tidak rata. 13
16 MENGAPA INI BAIK? Jalan Rabat Beton Peningkatan Kualitas Permukiman Kawasan Kumuh (2013) Kota Samarinda, Kalimantan Timur Ujung sisi beton mempunyai sudut sempurna dan tidak terdapat kropos di ujung perkerasan. Permukaan perkerasan diberi alur untuk memperbesar gaya gesek permukaan beton. Bahu jalan diperkeras menggunakan lapis perkerasan yang sama dengan badan jalan atau dapat menggunakan agregat kasar mengingat lahan di perkotaan yang sempit. terdapat saluran drainase di tepi jalan. 14
17 MENGAPA INI KURANG BAIK? Jalan Rabat Beton Pembangunan jalan lingkungan Terjadi retak di permukaan perkerasan. Tidak ada saluran drainase. Pekerjaan konstruksi beton tidak rapi. Tidak ada alur pada permukaan jalan rabat beton. 15
18 MENGAPA INI BAIK? Jalan Rabat Beton Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (2014) Kalimantan Timur Pekerjaan jalan rabat beton sangat rapi. pada permukaan beton diberi alur. Permukaan perkerasan diberi alur untuk memperbesar gaya gesek permukaan beton. 16
19 MENGAPA INI KURANG BAIK? Jalan Rabat Beton Pekerjaan beton terlihat sangat baik tetapi baik kualitas beton kurang terlihat terjadi rembesan pada permukaan permukaan jalan. 17
20 MENGAPA INI BAIK? Simpangan Jalan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (2014) Sulawesi Tenggara Permukaan pada simpang jalan rata. Tidak terdapat material sisa yang dapat membahayakan pengguna jalan. 18
21 MENGAPA INI KURANG BAIK? Simpangan Jalan Pekerjaan permukaan jalan sudah baik namun banyak terdapat material sisa yang dapat membahayakan pengguna jalan. 19
22 MENGAPA INI BAIK? Sambungan Beton Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (2014) Kalimantan Timur Sambungan antara plat beton pada jalan rabat beton tegak lurus melintang badan jalan. pada sambungan diisi dengan bahan penutup untuk mencegah material lain masuk ke dalam sambungan beton. 20
23 MENGAPA INI KURANG BAIK? Sambungan Beton Sambungan sudah diisi dengan bahan penutup namun bentuk sambungan pada jalan beton tidak tegak lurus melintang jalan. 21
24 MENGAPA INI BAIK? Bahu Jalan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (2014) Kalimantan Selatan Bahu jalan memiliki lebar yang cukup dan diperkeras menggunakan timbunan sirtu atau agregat kasar. Kelandaian bahu jalan cukup baik sehingga material pada bahu jalan tidak akan masuk ke saluran drainase 22
25 MENGAPA INI KURANG BAIK? Bahu Jalan Lebar bahu jalan terlalu sempit dan kelandaian permukaan bahu jalan terlalu besar sehingga material pada bahu jalan masuk ke saluran. 23
26 MENGAPA INI BAIK? Trotoar Jakarta 2014 Elevasi trotoar lebih tinggi dari badan jalan. Permukaan trotoar rata dan tersusun rapi sehingga tidak membahayakan pejalan kaki. 24
27 MENGAPA INI KURANG BAIK? Trotoar Pekerjaan Trotoar Pekerjaan pasangan pada permukaan sudah baik namun pot yang menjadi media tanam dapat mengganggu pejalan kaki. 25
28 MENGAPA INI BAIK? Trotoar Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan Kabupaten Gianyar, Bali (2014) Bahan material penutup saluran adalah beton pracetak yang memiliki kualitas yang baik. Pemasangan beton pracetak pada saluran tertutup rapi. Disamping saluran tertutup diperkuat dengan beton sehingga saluran tertutup lebih solid. 26
29 MENGAPA INI KURANG BAIK? Trotoar Pembangunan Drainase Ujung plat penutup saluran sudah terkikis sehingga menyebabkan tulangan pada plat penutup terlihat. 27
30 MENGAPA INI BAIK? Bak kontrol Pembangunan Trotoar jalan (2014) Jakarta Penempatan dan pemasangan bak kontrol untuk saluran terutup sangat baik dan rapi. 28
31 MENGAPA INI KURANG BAIK? Bak kontrol Pekerjaan Bak Kontrol Pemasangan bak kontrol menggunakan gril besi sangat baik tetapi pekerjaan beton pada bak kontrol kurang rapi. 29
32 MENGAPA INI BAIK? Drainase Pemasangan Batu Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan (2013) Kabupaten Gianyar, Bali Bagian atas saluran pasangan batu diperkuat dengan beton. Pekerjaan pasangan batu terlihat rapi. Dasar dari saluran diperkuat dengan campuran beton dan bersih dari baru atau material lainnya. 30
33 MENGAPA INI KURANG BAIK? Drainase Pemasangan Batu Pekerjaan Drainase Bagian atas saluran telah diperkuat dengan beton namun pekerjaan penampang saluran tidak lurus dan kurang rapi. Banyak terdapat pasir dan batu di saluran drainase. 31
34 MENGAPA INI BAIK? Drainase Beton Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (2014) Kabupaten Sleman, DIY Dasar drainase diperkeras menggunakan beton. Pekerjaan dinding saluran drainase lurus, rapi, dan tidak terlihat retak. Saluran drainase bersih dari batu atau material sisa lainnya. 32
35 MENGAPA INI KURANG BAIK? Drainase Beton Pekerjaan Drainase Dasar drainase diperkeras menggunakan beton, namun pekerjaan pada dinding saluran drainase kurang baik. Banyak terdapat material sisa yang masuk ke saluran. 33
36 MENGAPA INI BAIK? Dinding Penahan Tanah Normalisasi Kanal Banjir Barat(2012) Kota Semarang, Jawa Tengah Batu disusun di dinding penahan tanah memiliki berat dan ukuran yang seperti yang direncanakan. Khusus untuk batu yang terekspose dipilih batu dengan ukuran yang bentuk yang sama. Permukaan batu yang terekspose disiar dengan campuran mortar. Drainase air tanah terbuat dari bahan pipa PVC dan dipasang dengan pola yang teratur. 34
37 MENGAPA INI KURANG BAIK? Dinding Penahan Tanah Pembangunan Saluran Primer Ukuran batu dinding penahan tanah tidak sama. Siaran mortar tidak mengikuti alur susunan batu. Tidak terdapat drainase air tanah pada dinding penahan tanah. 35
38
39 PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN Pengembangan kawasan permukiman perdesaan merupakan hal yang penting dalam konteks pengembangan wilayah. Strategi dalam peningkatan perekonomian perdesaan dilakukan melalui pengembangan kawasan perdesaan potensial dan kawasan agropolitan/minapolitan.
40 MENGAPA INI BAIK? Jalan Lapis Penetrasi Makadam Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan(2014) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah Permukaan perkerasan rata, ketinggian permukaan jalan lebih tinggi daripada saluran di kanan kirinya. 38
41 MENGAPA INI KURANG BAIK? Jalan Lapis Penetrasi Makadam Pembangunan Jalan Desa Permukaan perkerasan tidak rata, ketinggian saluran lebih tinggi dari permukaan jalan. Terdapat perdu di bahu jalan. 39
42 MENGAPA INI BAIK? Jalan Lapis Penetrasi Makadam Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan (2012) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah Elevasi permukaan jalan lebih tinggi dari bahu jalan dan saluran di tepi jalan. Finishing pada bagian tepi jalan terlihat rapi. 40
43 MENGAPA INI KURANG BAIK? Jalan Lapis Penetrasi Makadam Pembangunan Jalan Desa Permukaan jalan lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya,namun tidak terdapat saluran pada tepi jalan mengakibatkan air menggenang. Selain itu, pengerjaan pada tepian perkerasan tampak kurang rapi. 41
44 MENGAPA INI BAIK? Jalan Lapis Penetrasi Makadam Jalan Poros Desa Kabupaten Payakumbuh, Sumatera Barat Terdapat dinding penahan tanah pada tepi jalan, bahu jalan bersih dari tanaman pengganggu, dan perkerasan pada permukaan jalan tidak bergelombang. 42
45 MENGAPA INI KURANG BAIK? Jalan Lapis Penetrasi Makadam Pembangunan Jalan Desa Terdapat ruang untuk bahu jalan serta dilengkapi dinding penahan tanah pada tepi jalan, namun permukaan pada perkerasan jalan kurang rata. 43
46 MENGAPA INI BAIK? Jalan Lapis Penetrasi Makadam Jalan Poros Desa 2007 Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Permukaan jalan tampak rata dan tidak bergelombang, pada bahu jalan diletakkan batu-batu sebagai pengaman atau hambatan, terdapat saluran tanah di kanan dan kiri jalan. 44
47 MENGAPA INI KURANG BAIK? Jalan Lapis Penetrasi Makadam Pembangunan Jalan Desa Permukaan jalan nampak tidak terlalu rata sehingga tanah melekat pada permukaan jalan. Terdapat saluran di kanan dan kiri jalan namun dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan barang. 45
48 MENGAPA INI BAIK? Jalan Rabat Beton Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan (2014) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah Permukaan perkerasan terlihat rata dan finishing pada tepian jalan terlihat rapi. 46
49 MENGAPA INI KURANG BAIK? Jalan Rabat Beton Pembangunan Jalan Desa Permukaan jalan rabat beton dan finishing pada tepian jalan tidak rata. 47
50 MENGAPA INI BAIK? Jalan Rabat Beton Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kabupaten Tojo Una Una, Sulawesi Tengah Jalan rabat beton dilengkapi dengan bahu jalan dan saluran drainase, permukaan jalan diberi alur untuk meningkatkan gaya gesek, finishing pada tepian perkerasan terlihat rapi. 48
51 MENGAPA INI KURANG BAIK? Jalan Rabat Beton Pembangunan Jalan Desa Pekerjaan jalan sudah cukup baik, terdapat ruang untuk bahu jalan dan saluran drainase, namun ditumbuhi rumput dan semak-semak karena kurang terpelihara. Permukaan jalan rabat beton tidak diberi alur. 49
52 MENGAPA INI BAIK? Jalan Paving Block Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Pemasangan paving block cukup rapi sehingga permukaan jalan tampak rata. 50
53 MENGAPA INI KURANG BAIK? Jalan Paving Block Pembangunan Jalan Lingkungan Pasangan paving block sudah cukup rapi, tetapi permukaannya masih terlihat bergelombang. 51
54 MENGAPA INI BAIK? Saluran Irigasi Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Pekerjaan konstruksi dan pasangan batu cukup rapi, dan tidak terdapat retak atau keropos pada dinding saluran. 52
55 MENGAPA INI KURANG BAIK? Saluran Irigasi Pembangunan Saluran Irigasi Pekerjaan konstruksi dinding saluran irigasi tidak baik, terjadi kerusakan pada badan saluran, sehingga mengganggu fungsi saluran irigasi. 53
56 MENGAPA INI BAIK? Drainase Terbuka Beton Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan (2014) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah Elevasi saluran sama atau lebih rendah dari badan jalan, sehingga air dari permukaan jalan dapat melimpas ke saluran drainase dengan baik. 54
57 MENGAPA INI KURANG BAIK? Drainase Terbuka Beton Pembangunan Saluran Drainase Tinggi drainase lebih tinggi dari bahu jalan sehingga menyulitkan air dari permukaan jalan untuk melimpas ke drainase terbuka. 55
58 MENGAPA INI BAIK? Drainase Terbuka Pasangan Batu Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, 2012 Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, 2009 Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 2012 Drainase pasangan batu kali dikerjakan dengan finishing yang baik sehingga aliran air tidak dapat mengerosi permukaan saluran. Drainase tidak ditumbuhi oleh tanaman perdu atau rumput sehingga aliran air dapat melaju dengan lancar. 56
59 MENGAPA INI KURANG BAIK? Drainase Terbuka Pasangan Batu Pembangunan Saluran Drainase Pekerjaan drainase kurang baik sehingga terdapat pecah atau rusak pada tepi saluran. Dalam saluran terdapat material berupa benda, rumput, daun-daunan, atau sampah yang dapat menghambat laju air. 57
60 MENGAPA INI BAIK? Gorong-gorong Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, 2014 Gorong-gorong terbuat dari plat duicker atau dapat menggunakan beton pracetak. Jalan menuju gorong-gorong diperkuat dengan perkerasan. Bagian muka goronggorong diperkuat dengan pasangan batu atau campuran beton. 58
61 MENGAPA INI KURANG BAIK? Gorong-gorong Pekerjaan Gorong-gorong Jalan menuju gorong-gorong tidak diperkuat dengan perkerasan. Bekisting plat duicker tidak dilepas. 59
62 MENGAPA INI BAIK? Dinding Penahan Tanah Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan (2013) Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta Dinding penahan tanah dibuat finishing yang baik, rapi dan memperhatikan unsur estetika. dinding penahan tanah tidak ditumbuhi tanaman. 60
63 MENGAPA INI KURANG BAIK? Dinding Penahan Tanah Pembangunan Dinding Penahan Tanah Ukuran batu tidak sama dan batu isian tidak mengikuti alur sambungan batu yang menyebabkan dinding penahan tanah terlihat tidak rapi. Dinding penahan tanah sudah mulai ditumbuhi lumut yang dapat membahayakan stabilitas dinding penahan tanah. 61
64 MENGAPA INI BAIK? Dinding Penahan Tanah Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Sebagai bangunan pendukung jalan, pengerjaan dinding penahan tanah cukup rapi, tidak terdapat retak atau keropos, dan dilengkapi dengan drainase air tanah. 62
65 MENGAPA INI KURANG BAIK? Dinding Penahan Tanah Pembangunan Dinding Penahan Tanah Dinding penahan tanah yang berada di tepi jalan berkurang kualitasnya dalam masa pemanfaatan, bagian bawah dinding mulai keropos, dan tidak dilengkapi drainase air tanah. 63
66
Pemberdayaan Masyarakat
1 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan komponen sosial masyarakat, usaha dan ekonomi, serta lingkungan sebagai pendekatan pembangunan permukiman yang berkelanjutan KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN
PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 02 UPR. 02.4 PEMELIHARAAN RUTIN TALUD & DINDING PENAHAN TANAH AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciPenyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui
Penyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dan menjaga kelestarian
Lebih terperinciSISTEM DRAINASE PERMUKAAN
SISTEM DRAINASE PERMUKAAN Tujuan pekerjaan drainase permukaan jalan raya adalah : a. Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar tidak terjadi genangan. b. Mengalirkan air permukaan yang terhambat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Berbagai macam industri mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah
Lebih terperinciMODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA
MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA TUJUAN PEKERJAAN DRAINASE PERMUKAAN UNTUK JALAN RAYA a) Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar tidak terjadi genangan. b) Mengalirkan air permukaan yang terhambat oleh
Lebih terperinciPENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum
PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI Kementerian Pekerjaan Umum 1 KERUSAKAN 501 Pengendapan/Pendangkalan Pengendapan atau pendangkalan : Alur sungai menjadi sempit maka dapat mengakibatkan terjadinya afflux
Lebih terperinciLantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Lebih terperinciBerfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.
4.4 Perhitungan Saluran Samping Jalan Fungsi Saluran Jalan Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan. Fungsi utama : - Membawa
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN BENDUNGAN
METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN 1. Saluran Bangunan Pelimpah (Spillway) dan peredam energi Gambar 1. Layout Spillway Pekerjaan pembangunan bangunan pelimpah (spillway) adalah sebagai berikut : Pekerjaan Tanah
Lebih terperinciSpesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman
Standar Nasional Indonesia Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman ICS 91.060.40 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau : Kalimantan, Sumatera dan Irian Jaya. Gambut adalah tanah lunak,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki lahan gambut seluas 27.000.000 ha yang terpusat di pulau-pulau : Kalimantan, Sumatera dan Irian Jaya. Gambut adalah tanah lunak, organik, sulit
Lebih terperinciKONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK
KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK Pengertian Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatuko mposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis
Lebih terperinciRC TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE
RC 141356 TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE EVALUASI EVALUASI AKHIR SEMESTER : 20 % EVALUASI TGH SEMESTER : 15 % TUGAS BESAR : 15% PENDAHULUAN 1.1. Fasilitas Drainase sebagai Salah Satu Infrastruktur (Sarana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan jalan secara umum menggunakan perkerasan lentur atau kaku yang kedap air, sehingga pada saat musim hujan akan terdapat genangan air di permukaan
Lebih terperinciDCE - 09 Pengukuran dan Perhitungan Hasil Kerja
DAFTAR MODUL NO KODE JUDUL 1. DCE - 01 UUJK Profesi dan etos Kerja 2. DCE - 02a Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan DCE - 02b Manajemen Lingkungan 3. DCE - 03 Dokumen Kontrak 4. DCE - 04 Spesifikasi
Lebih terperinciRAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PROGRAM SLUM ALLEVIATION
latar Belakang Kesenjangan antar wilayah di perkotaan dan perdesaan ditandai dengan keterbatasan sarana, prasarana, pelayanan pendidikan dan kesehatan yang belum memadai menyebabkan kualitas sumber daya
Lebih terperinciContents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...
Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2 Pokok Permasalahan... 2 1.3 Lingkup Pembahasan... 3 1.4 Maksud Dan Tujuan... 3 1.5 Lokasi... 4 1.6 Sistematika Penulisan... 4 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Evaluasi teknis adalah mengevaluasi rute dari suatu ruas jalan secara umum meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan data yang ada atau tersedia
Lebih terperinciKebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya
Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendahuluan Analisa sistem drainase dan penangulangan banjir Kota Semarang sebenarnya telah menjadi perhatian sejak zaman kolonial Belanda, dengan dibangunnya dua banjir
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat
Lebih terperinci: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN KONSERVASI AIR TANAH MELALUI SUMUR RESAPAN DAN LUBANG RESAPAN BIOPORI Menimbang DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLongsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
Tipe-Tipe Tanah Longsor 1. Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. 2. Longsoran Rotasi Longsoran
Lebih terperinciBAB 2 PENAMPANG MELINTANG JALAN
BAB 2 PENAMPANG MELINTANG JALAN Penampang melintang jalan adalah potongan melintang tegak lurus sumbu jalan, yang memperlihatkan bagian bagian jalan. Penampang melintang jalan yang akan digunakan harus
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu 1. Penelitian ini menghasilkan peta rencana jalur evakuasi yang paling
Lebih terperinciBAB V RENCANA PENANGANAN
BAB V RENCANA PENANGANAN 5.. UMUM Strategi pengelolaan muara sungai ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya adalah pemanfaatan muara sungai, biaya pekerjaan, dampak bangunan terhadap
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN
PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 05 UPR. 05.1 PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN & TENAGA AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Lebih terperinciDAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Provinsi Kabupaten Nama Kegiatan Pekerjaan Ruas/ Lokasi Volume : Sulawesi Tengah : Donggala : Peningkatan Jaringan Irigasi : Peningkatan D.I Wombo Ruas BSW 1 - BWM Kr : D.I Wombo Kec. Tanantovea : 1 Paket
Lebih terperinciSESI 9 KERUSAKAN DAN PENANGANAN SIAR MUAI. Kementerian Pekerjaan Umum
SESI 9 KERUSAKAN DAN PENANGANAN SIAR MUAI Kementerian Pekerjaan Umum 1 PENDAHULUAN Siar muai mengakomodir pergerakan jembatan tanpa menimbulkan tegangan tambahan yang signifikan Pemilihan siar muai berdasarkan
Lebih terperinciTATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN
Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2009 Tanggal : 15 April 2009 TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN I. Pendahuluan Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi,
Lebih terperinci(Ririn Endah Badriani, ST., MT.) A. Umum. B. Acuan Normatif
1 IINSPEKSII DAN PEMELIIHARAAN DRAIINASE JALAN (Ririn Endah Badriani, ST., MT.) A. Umum Salah satu penyebab utama cepatnya kerusakan saluran samping jalan adalah akibat kurang terpeliharanya sistem drainase
Lebih terperinciTabel 4. 1 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA KENDARI
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Meningkatkan Kinerja Internal SKPD Peningkatan Kinerja Internal SKPD Tersedianya pelayanan
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah
1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperhatikan arti penting permukiman yang tidak dapat dipisahkan dari ruang yang harus dimanfaatkannya, maka lingkup permukiman meliputi masalah-masalah yang menyangkut
Lebih terperinciPROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN DELI SERDANG
PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN DELI SERDANG LETAK GEOGRAFIS Kabupaten Deli Serdang sebagai bagian dari wilayah pantai timur Provinsi Sumatera Utara terletak diantara 2 57-3
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN 5.1 Kesimpulan Penelitian Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan
Lebih terperinciTata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan
Pt T-22-2000-C PETUNJUK TEKNIS Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH 1 KATA PENGANTAR Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air
Lebih terperinciTAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH
TEKNIK PELAKSANAAN BANGUNAN AIR Pertemuan #3 TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH ALAMSYAH PALENGA, ST., M.Eng. RUANG LINGKUP 1. PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH 2. PELAKSANAAN PEKERJAAN GEOTEKNIK (pertemuan selanjutnya).
Lebih terperinciPersyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Pondasi Caisson atau Pondasi Sumuran Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang dan digunakan apabila tanah dasar (tanah keras) terletak pada kedalaman yang
Lebih terperinciInovasi Teknologi Dukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur PUPR
Rilis PUPR #1 5 Agustus 2017 SP.BIRKOM/VIII/2017/383 Inovasi Teknologi Dukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur PUPR Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan
Lebih terperinciPasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinci1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip
Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Kata Pengantar Pedoman Teknis Rumah berlantai 2 dilengkapi dengan Metode dan Cara Perbaikan Kerusakan ini dipersiapkan oleh Panitia D-III Arsitektur yang
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif terhadap perubahan tahanan jenis batuan untuk model longsoran adalah konfigurasi
Lebih terperinciPerencanaan Geometrik Jalan
MODUL PERKULIAHAN Perencanaan Geometrik Jalan Pengantar Perencanaan Geometrik Jalan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Teknik Sipil Tatap Muka Kode MK 02 Disusun Oleh Reni Karno Kinasih, S.T., M.T Abstract
Lebih terperinciGORONG-GORONG Anita Winarni Dwi Ratna Komala Novita Priatiningsih
BANGUNAN IRIGASI GORONG-GORONG Anita Winarni Dwi Ratna Komala Novita Priatiningsih DEFINISI GORONG-GORONG Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi atau pembuang)
Lebih terperinciSpesifikasi kereb beton untuk jalan
Standar Nasional Indonesia Spesifikasi kereb beton untuk jalan ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata... iii Pendahuluan...iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1
Lebih terperinciPEDOMAN. Perencanaan Trotoar. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 1-27
PEDOMAN Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Trotoar DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN 1-27 Daftar Isi Daftar Isi Daftar Tabel
Lebih terperinciSuatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang
Kriteria Desain Kriteria Desain Suatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang Perancang diharapkan mampu menggunakan kriteria secara tepat dengan melihat kondisi sebenarnya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Kali Tuntang mempuyai peran yang penting sebagai saluran drainase yang terbentuk secara alamiah dan berfungsi sebagai saluran penampung hujan di empat Kabupaten yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga
Lebih terperinci1. DEFINISI BENDUNGAN
1. DEFINISI BENDUNGAN Bendungan atau Dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Uraian Umum Banjir besar yang terjadi hampir bersamaan di beberapa wilayah di Indonesia telah menelan korban jiwa dan harta benda. Kerugian mencapai trilyunan rupiah berupa rumah,
Lebih terperinciBuletin Warta Desa. Tentang Program Kotaku. Manfaat & Target Program. Tujuan. Tujuan Antara
Tentang Program Kotaku Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh nasional yang merupakan penjabaran dari pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat
Lebih terperinci254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 +
4.3. Perhitungan Daerah Kebebasan Samping Dalam memperhitungkan daerah kebebasan samping, kita harus dapat memastikan bahwa daerah samping/bagian lereng jalan tidak menghalangi pandangan pengemudi. Dalam
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bendung, embung ataupun bendungan merupakan bangunan air yang banyak dibangun sebagai salah satu solusi dalam berbagai masalah yang berhubungan dengan sumber daya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan budaya dan memiliki banyak situs-situs peninggalan sejarah. Salah satu diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak antara 7 0 46' sampai 8 0 09' Lintang Selatan dan 110 0 21' sampai
Lebih terperinciBAB II PENAMPANG MELINTANG JALAN
BAB II PENAMPANG MELINTANG JALAN Penampang melintang jalan adalah potongan suatu jalan tegak lurus pada as jalannya yang menggambarkan bentuk serta susunan bagian-bagian jalan yang bersangkutan pada arah
Lebih terperinciADENDUM DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
ADENDUM DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA PROGRAM : PROGRAM REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN KEGIATAN : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JEMBATAN No. PAKET : V ( LIMA ) PEKERJAAN : REHABILITASI JEMBATAN
Lebih terperinciPERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN
PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN Lapis permukaan jalan pada umumnya menggunakan : 1. Perkerasan Lentur perkerasan lentur dengan bahan pengikat aspal yang sering disebut campuran aspal
Lebih terperinciBAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN
BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.
Lebih terperinciBAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA
BAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA 6.1. RENCANA DAN PROGRAM PENGEMBANGAN Pembahasan ini adalah untuk mendapatkan rencana dan program pengembangan kawasan permukiman
Lebih terperinciBAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI
BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI Perencanaan Sistem Suplai Air Baku 4.1 PERENCANAAN SALURAN PIPA Perencanaan saluran pipa yang dimaksud adalah perencanaan pipa dari pertemuan Sungai Cibeet dengan Saluran
Lebih terperinciPerencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur
Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA 3+500 6+450 Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur Oleh : SHEILA MARTIKA N. (NRP 3109030070) VERONIKA NURKAHFY (NRP 3109030094) Pembimbing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengaruh dan Kualitas Drainase Jalan Raya Drainase jalan raya adalah pengeringan atau pengendalian air dipermukaan jalan yang bertujuan untuk menghindari kerusakan pada badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN
PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 02 UPR.02.2 PEMELIHARAAN RUTIN BAHU & TROTOAR AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Lebih terperinciRilis PUPR #2 12 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/555. Sentuhan Infrastruktur PUPR Berupaya Menghapus Wajah Kumuh Kampung Nelayan Tegalsari
Rilis PUPR #2 12 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/555 Sentuhan Infrastruktur PUPR Berupaya Menghapus Wajah Kumuh Kampung Nelayan Tegalsari Jakarta -- Program Penataan Kampung Nelayan menjadi salah satu
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
LAMPIRAN VI-C Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor : 02/SE/DC/201802/SE/CK/20 Tentang : PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN PADAT KARYA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PETUNJUK PELAKSANAAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bagian pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas yang berada
Lebih terperinciImplementation study. Asep Sundara. BSCE, MT.
Implementation study TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN BADAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA PEMBANGUNAN JALAN CILEUNYI - JATINANGOR Asep Sundara. BSCE, MT. Penjelasan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 18 TAHUN : 2003 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG KEWAJIBAN PEMBUATAN SUMUR RESAPAN BAGI PERUSAHAAN, RUMAH, PERUMAHAN, RUMAH SAKIT, DAN
Lebih terperinciPEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI KELURAHAN PANJISARI KABUPATEN LOMBOK TENGAH. Oleh:
JurnalSangkareangMataram 9 PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI KELURAHAN PANJISARI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Oleh: Indah Arry Pratama Dosen Fakultas Teknik Universitas Nusa Tenggara Barat Abstrak: Perkembangan
Lebih terperinciBAB II KOMPONEN PENAMPANG MELINTANG
BAB II KOMPONEN PENAMPANG MELINTANG Memperhatikan penampang melintang jalan sebagaimana Bab I (gambar 1.6 dan gambar 1.7), maka akan tampak bagian-bagian jalan yang lazim disebut sebagai komponen penampang
Lebih terperinciMetode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >
Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Drainase Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam perencanaan kota
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkerasan jalan adalah suatu bagian dari jalan yang diperkeras dengan lapisan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan adalah suatu bagian dari jalan yang diperkeras dengan lapisan konstruksi tertentu yang memiliki ketebalan, kekakuan, kekuatan dan kestabilan tertentu
Lebih terperinciPEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B
PEDOMAN Konstruksi dan Bangunan Pd. T-17-2004-B Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Daftar isi Daftar isi Daftar tabel. Daftar gambar Prakata. Pendahuluan. i ii ii iii
Lebih terperinciRUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
Lebih terperinciSOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN
SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN Oleh: Rachmat Mulyana P 062030031 E-mail : rachmatm2003@yahoo.com Abstrak Banjir dan menurunnya permukaan air tanah banyak
Lebih terperinciUJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS
doi: https://doi.org/10.5281/zenodo.1207331 UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS Anita Christine Sembiring 1, Jetri Juli Saruksuk 2 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disektor ekonomi, sosial budaya, politik, industri, pertahanan dan keamanan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana transportasi sangat
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi paling dominan di Indonesia. Moda jalan mendominasi sekitar 80-90% dari seluruh perjalanan di Jawa dan Sumatera. Kereta api
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. parameter yang tertulis dalam kriteria di bawah ini. Nilai-nilai yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kriteria perancangan adalah suatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang Perancang diharapkan mampu menggunakan kriteria secara tepat dengan membandingkan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini merupakan suatu studi kasus pekerjaan perbaikan struktur kantilever balok beton bertulang yang diakibatkan overloading/ beban yang berlebihan. Tujuan dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. harus ikut berkembang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini banyak sekali
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia pada era globalisasi seperti sekarang ini sangat pesat dan merata, terutama pembangunan sarana transportasi. Sekarang ini, pembangunan sarana transportasi
Lebih terperinciPERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peran yang sangat strategis dalam membentuk watak serta kepribadian bangsa. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciInfrastruktur PUPR Mendukung Pengembangan Industri Pengolahan Pangan di Gorontalo
Rilis PUPR #2 7 Juni 2017 SP.BIRKOM/VI/2017/301 Infrastruktur PUPR Mendukung Pengembangan Industri Pengolahan Pangan di Gorontalo Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)
PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M) Setiyo Daru Cahyono 1 dan Rosyid Kholilur Rohman 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Merdeka Madiun, Jl. Serayu 79 Madiun Email: cahyono.ds@gmail.com
Lebih terperinciKebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline
Lebih terperinciBAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA Dalam melaksanakan suatu proyek, diperlukan perencanaan yang matang agar waktu pelaksanaan proyek dapat selesai tepat waktu dengan biaya yang efisien. Besarnya biaya pelaksanaan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :
PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu
Lebih terperinciTANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa
AY 12 TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah ke tempat yang relatif lebih rendah. Longsoran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Pengelolaan sumber daya air adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai Menurut Peraturan Pemerinah Republik Indonesia No.38 Tahun 2011, Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang membawa pengaruh terhadap kemajuan di segala bidang terutama bidang pembangunan. Salah satu kemajuan pada
Lebih terperinciKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KEGIATAN PEMULIHAN KERUSAKAN LAHAN AKSES TERBUKA MELALUI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2017
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KEGIATAN PEMULIHAN KERUSAKAN LAHAN AKSES TERBUKA MELALUI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 217 Direktorat Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka Direktorat Jenderal
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( )
LAMPIRAN A Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia (1970-2000) LAMPIRAN A Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia (1970-2000) Bagian
Lebih terperinci