BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab II merupakan kajian terhadap sumber-sumber literatur berupa buku,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab II merupakan kajian terhadap sumber-sumber literatur berupa buku,"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II merupakan kajian terhadap sumber-sumber literatur berupa buku, jurnal dan artikel yang dipergunakan sebagai pegangan oleh penulis dalam penyusunan karya ilmiah dengan judul Analisis Penerapan Teori modernisasi Rostow di Indonesia dalam Rencana Pembangunan Lima Tahunan ( ). Kajian tersebut penulis gunakan untuk menunjang pembahasan masalah yang telah dirumuskan. Kajian pustaka mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu karya ilmiah untuk itu diperlukan kecermatan untuk memilih buku mana yang sesuai dengan tema penelitian, adapun buku-buku yang menjadi rujukan utama dalam penulisan ini terfokus pada beberapa aspek yaitu buku yang membahas Teori Rostow dan beberapa tulisan yang membahas perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan Orde Baru. A. Teori Modernisasi Teori Modernisasi berangkat dari pemikiran yang berorientasi kepada faktor internal, yang artinya teori ini melihat bahwa maju dan mundurnya masyarakat itu ditentukan olehnya (Garna, 1999: 8). Dengan demikian Teori Modernisasi menekankan pada faktor manusia dan nilai-nilai budaya sebagai pokok masalah pembangunan, sedangkan keterbelakangan yang terjadi lebih disebabkan oleh keterbelakangan institusi sosial dan unsur budaya dalam 14

2 15 menghadapi perubahan yang biasanya dianggap penghambat atau pendorong perubahan. Teori modernisasi menurut Garna memberi solusi, bahwa untuk membantu dunia ketiga termasuk kemiskinan, tidak saja diperlukan bantuan modal dari negara maju, tetapi negara tersebut disarankan untuk meninggalkan dan mengganti nilai-nilai tradisonal. Menurut Slamet Widodo, Teori Modernisasi berasal dari dua teori dasar yaitu Teori Pendekatan Psikologis dan Teori Pendekatan Budaya. Teori Pendekatan Psikologis menekankan bahwa pembangunan ekonomi yang gagal pada negara berkembang disebabkan oleh mentalitas masyarakatnya. (Widodo, learning-of. slamet widodo. com/2008/02/01/ modernisasi-danpembangunan/ [ ]). Berdasarakan teori ini, keberhasilan pambangunan mensyaratkan adanya perubahan sikap mental penduduk negara berkembang. Sedangkan Teori Pendekatan Budaya lebih melihat kegagalan pembangunan pada negara berkembang disebabkan oleh ketidaksiapan tata nilai yang ada dalam masyarakatnya. Secara garis besar Teori Modernisasi merupakan perpaduan antara Sosiologi, Psikologi dan Ekonomi. Sementara itu Willard A. Belling (1980: 12) mendefinisikan kata modernisasi sebagai satu jenis perubahan sosial sejak abad kedelapan belas, yang terdiri dari kemajuan suatu masyarakat perintis di bidang ekonomi dan politik.

3 16 B. Walt Whitman Rostow Walt Whitman Rostow (7 Oktober Februari 2003), adalah ahli sejarah ekonomi asal Amerika Serikat yang pada tahun 1960-an menulis sebuah buku dengan judul The Stages of Economic Growth, A Non-Communist Manifesto. Buku ini mengurai sejarah perkembangan ekonomi Amerika Serikat dengan menggunakan pendekatan analisa historis. Menurut Rostow, pembangunan ekonomi berlangsung dengan lima tahapan, sebagai berikut : 1) the traditional society (masyarakat tradisional); 2) the precondition for take off (pra kondisi lepas landas); 3) the take off (lepas landas); 4) the drive to maturity (pendewasaan); 5) the age of high mass consumption (zaman konsumsi masa besar-besaran) (Rostow, 1993: 4-13) Rostow berpendapat bahwa pembangunan di manapun, harus melalui satu sejarah perkembangan yang sama, yakni melalui lima tahapan diatas, hal ini tidak terkecuali bagi negara-negara sedang membangun juga harus mengikuti jalan ini. Secara tidak langsung teori ini mengharuskan negara-negara yang sedang membangun harus mencontoh negara-negara yang sudah maju dalam hal ini adalah negara-negara barat karena Rostow percaya semua negara maju berhasil mencapai kemakmurannya setelah melalui seluruh tahap masyarakat yang disebutkan dalam teorinya. Pendekatan analisis historis Rostow ini banyak dijadikan kerangka teori pada perencanaan pembangunan di negara-negara sedang berkembang yang menganut paham modernisasi termasuk Indonesia. Dasar pemikiran Rostow adalah bahwa negara berkembang seperti Indonesia sangat ketinggalan dalam

4 17 ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga untuk menjadi makmur dan modern sesuai dengan tahap perkembangan masyarakat yang dijabarkannya, negara berkembang harus mengikuti jalur pembangunan seperti yang telah ditempuh oleh negara maju. Di Indonesia nama Rostow sangat terkenal karena bukunya The Stages of Economic Growth, A Non-Communist Manifesto menjadi inspirasi bagi teknokrat, politisi, dan proses pembangunan di negara sendiri. C. Sumber yang Dijadikan Rujukan Utama Buku pertama The Stages Of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto yang ditulis oleh Walt Whitman Rostow (1993). Buku ini membahas secara khusus mengenai Teori Rostow itu sendiri, yakni mendeskripsikan lima tahapan pembangunan ekonomi berkelanjutan, yaitu: tahap masyarakat tradisional (the traditional society), tahap prasyarat tinggal landas (the preconditions for take-off), tahap tinggal landas (the take-off), tahap menuju kedewasaan (the drive to maturity), dan tahap konsumsi massa tinggi (the age of high mass consumption). Buku ini terdiri dari sepuluh bab, dimana pada bab kedua menguraikan mengenai lima tahap pertumbuhan yang utama diatas, keempat bab selanjutnya adalah pembahasan yang mendalam disertai analisis Rostow dalam melihat tahapan-tahapan tersebut. Bab tujuh membahas mengenai pertumbuhan ekonomi Rusia dan Amerika Serikat yang menyelidiki perbandingan pola-pola pertumbuhan kedua negara tersebut, dua bab selanjutnya menghubungkan tahaptahap pertumbuhan terhadap persoalan agresi dan peperangan yang dilanjutkan

5 18 dengan analisis terhadap hubungan tersebut. Pada bab sepuluh yang merupakan bab terakhir dari buku ini menganalisis hubungan antara tahap-tahap pertumbuhan dengan sistem Marx, didalamnya terdapat ulasan mengenai evolusi komunisme modern dimana Rostow mengatakan bahwa Komunisme merupakan suatu penyakit transisi. Dalam buku ini W. W. Rostow menggolongkan semua masyarakat dunia ke dalam lima tahap yang disebutkannya, tahap pertama adalah masyarakat tradisional (the traditional society) yang menurut Rostow adalah masyarakat yang strukturnya berkembang didalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas berdasarakan ilmu dan teknologi pra Newton. Newton diapakai Rostow sebagai simbol mulainya manusia berpikir bahwa dunia luar tunduk pada beberapa hukum yang dapat diketahui dan bisa secara sistematis diselenggarakan secara produktif. Pernyataan Rostow mengenai masyarakat pra Newton mengandung arti bahwa suatu masyarakat yang masih menggunakan cara-cara memproduksi yang relatif primitif dan cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang didasarkan pada pemikiran yang bukan rasional, tetapi oleh kebiasaan yang telah berlaku secara turun temurun. Menurut Rostow dalam suatu masyarakat tradisioanal tingkat produksi perkapita dan tingkat produktivitas pekerja masih sangat terbatas, oleh sebab itu sebagian besar dari sumber-sumber daya masyarakat digunakan untuk kegiatan dalam sektor pertanian. Mengenai kegiatan politik dan pemerintahan dalam tahap masyarakat tradisional, Rostow menggambarkan bahwa walaupun kadang-kadang terdapat sentralisasi dalam pemerintahan, pusat dari kekuasaan politik terdapat di

6 19 daerah-daerah, ditangan tuan-tuan tanah yang berkuasa dalam berbagai daerah. Kebijaksanaan dari pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan tuan-tuan tanah di berbagai daerah tersebut. Tahap kedua adalah prasyarat tinggal landas (the preconditions for takeoff), Rostow mendefinisikan tahap ini sebagai suatu masa tansisi atau istilah yang dipakai dalam buku ini adalah masa peralihan yaitu periode ketika prasyarat untuk tinggal landas berkembang. Corak dari tahap prasyarat untuk lepas landas dibedakan oleh Rostow menjadi dua jenis, pertama adalah tahap prasyarat untuk lepas landas yang dicapai oleh negara-negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika yang dilakukan dengan merombak masyarakat tradisional yang sudah lama ada. Bentuk yang kedua adalah yang dicapai oleh negara-negara yang dinamakan oleh Rostow born free yaitu Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru yang dapat mencapai tahap prasyarat untuk lepas landas tanpa harus merombak sistem masyarakat yang tradisional karena masyarakat negara-negara itu terdiri dari imigran yang telah memiliki sifat-sifat yang diperlukan oleh suatu masyarakat untuk mencapai tahap prasyarat untuk lepas landas. Tahap ketiga adalah tahap tinggal landas (the take-off) dalam tahap lepas landas pertumbuhan merupakan peristiwa yang selalau berlaku. Rostow berpendapat bahwa akan ada segolongan pemegang kekuasaan politik yang bersedia untuk memandang modernisasi ekonomi sebagai urusan politik berderajat tinggi yang sungguh-sungguh. Permulaan dari masa lepas landas adalah berupa berlakunya perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat, seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi atau berupa

7 20 terbukanya pasaran-pasaran baru, ini mengandung arti bahwa faktor penyebab dimulainya masa lepas landas berbeda-beda, yang terpenting sebagai akibat dari perubahan-perubahan ini secara teratur akan tercipta pembaharuan-pembaharuan dan peningkatan penanaman modal. Untuk mengetahui apakah suatu negara sudah mencapai tahap lepas landas atau belum, Rostow mengemukakan tiga ciri dari masa lepas landas untuk menentukannya. Ciri-ciri tersebut ialah berlakunaya kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari 5% atau kurang menjadi 10% dari Produk Nasioanal Netto, berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi dan terakhir adalah adanya atau segera terciptanya suatu rangkadasar politik, sosial dan institusional. Tahap keempat menuju kedewasaan (the drive to maturity) yang diartikan Rostow sebagai masa dimana perhatian masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alamnya. Dalam tahap ini sektor-sektor ekonomi berkembang lebih lanjut, sektor-sektor penting yang baru akan muncul untuk menggantikan sektorsektor penting yang lama yang akan mengalami kemunduran. Sektor-sektor penting pada tahap gerakan kearah kedewasaan coraknya ditentukan oleh perkembangan teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang berlaku, dan bentuk kebijaksanaan pemerintah. Menurut Rostow kira-kira 60 tahun setelah lepas landas (take off) dimulai umumnya akan tercapai apa yang disebut sebagai kematangan (maturity). Perekonomian yang selama lepas landas terpusat pada bidang industri dan teknologi yang sempit sekarang telah memperluas bidangnya yang semakin rumit, dalam hal ini Rostow mencontohkan

8 21 terjadinya perpindahan titik pusat dari batubara, besi, dan industri-industri berat dari taraf kereta api ke alat-alat mesin, kimia dan listrik. Tahap kelima konsumsi massa tinggi (the age of high mass consumption) yang menurut Rostow pada tahap ini sektor-sektor utama bergeser ke arah barangbarang konsumen yang awet dan jasa-jasa. Dalam hal ini Rostow ingin mengatakan bahwa pada tahap ini perhatian masyarakat lebih menekankan kepada masalah-masalah yang berakaitan dengan konsumsi dan kesejahtraan masyarakat dan bukan lagi kepada masalah produksi. Pada abad ke-20 yang menurut Rostow masyarakat telah mencapai kedewasaan yang dicirikan oleh dua hal yaitu penadapatan nyata perkepala meningkat ke suatu titik dimana sejumlah besar orang-orang memiliki penguasaan atas konsumsi yang melampui makanan pokok, perumahan, dan pakaian. Pada bagian lain buku ini terdapat pembahasan mengenai pertumbuhan Rusia dan Amerika Serikat titik berat pembahasannya terletak pada ketinggalan produksi dan perkapita negara komunis (Uni Soviet) terhadap Amerika Serikat. Rostow menyajikan beberapa perbedaan besar antara Rusia dan Amerika Serikat, pertama penciptaan prasyarat menuju lepas landas (take off) dalam dimensi nonekonomisnya adalah suatu proses yang sangat berbeda di Rusia. Menurut Rostow Rusia sangat terjebak dalam versinya sendiri tentang masyarakat tradisional, dengan lembaga-lembaga Gereja dan negara yang ada dan masalah pertuanan tanah yang tidak bisa dikendalikan, ini berbeda dengan Amerika Serikat yang menurut Rostow dilahirkan merdeka dengan kaum tani yang gesit, bebas dan memiliki tanah yang paling terpenting adalah adanya sistem sosial dan politik

9 22 yang memudahkan bagi industrialisasi sehingga pada saat Rusia harus mengatasi masyarakat tradisional, Amerika Serikat hanya harus menarik daya penarik yang tinggi untuk terus-menerus menjadi penyalur bahan-bahan makanan dan bahanbahan mentah. Kedua melalui seluruh urutan tahapan menurut Rostow konsumsi Amerika perkepala pada tiap tahap pertumbuhan lebih tinggi dari Rusia ini terjadi karena Rusia pada zaman Tsar maupun zaman Soviet terdapat pengekanganpengekangan yang dikenakan oleh negara pada tingkat konsumsi masal. Ketiga, gerak menuju kedewasaan menurut Rostow terjadi di Amerika Serikat setelah perang saudara sehingga tingkat konsumsi perkepala yang menarik karena erat hubungannya dengan ekonomi Internasioanal pada waktu damai. Di Rusia hal tersebut terjadi dalam tiga dasawarsa setelah tahun 1928, dimana ekonominya masih tertutup, hal tersebut menurut Rostow terjadi karena adanya persiapan peperangan oleh Rusia yang memang membatasi kenaikan konsumsi. Secara umum buku ini dapat memberi inspirasi negara-negara yang sedang berkembang dalam menjalankan pembangunannya karena didalamnya menjanjikan bahwa negara yang sedang berkembang dapat sejajar dengan negara maju jika telah melalui lima tahapan yang dinyatakan Rostow dalam teorinya, namun ternyata langkah-langkah sistematis yang ditawarkan Rostow tidak mudah diterapkan di lapangan apalagi dengan kegagalan negara-negara berkembang dalam menerapkan Teori Modernisasi menambah keraguan tentang teori ini. Keadaan tersebut membuat buku ini mengundang kritikan para ahli sejarah ekonomi dan menganggap Rostow telah mengabaikan faktor sejarah, karena Rostow menyeragamkan semua negara memiliki alur sejarah yang sama padahal

10 23 sebagaimana kita ketahui masing-masing negara memiliki sejarah dan masalah yang berbeda tidak bisa disamakan begitu saja. Kelemahan lain dari buku ini ialah tidak menjelaskan bahaya utang luar negeri bagi negara-negara yang sedang membangun dalam menjalankan modernisasinya, padahal Rostow sendiri percaya bahwa faktor utang luar negeri memiliki dampak yang serius bagi suatu negara. Seperti yang diucapkan oleh Rostow pada saat berbicara di depan petinggi Bank Dunia untuk membicarakan refleksi gagasan dan teorinya, Didik J Rachbini mengutipnya dalam sebuah harian Kompas tanggal 13 Juni 1994 sebagai berikut: "Suatu negara bisa tinggal landas, jika tidak lagi tergantung kepada utang LN dalam anggaran belanja negara, investasi dan pengembangan ekonomi masyarakat secara keseluruhan," (W.W. Rostow, dalam Pioneers in Development, The World Bank, The World Bank, 1985, hal ) ( [ ]) Buku kedua The Economic of Take Off Sustained Growth, yang ditulis oleh W.W. Rostow (1965). Buku ini pada mulanya adalah artikel yang ditulis Rostow dan diterbitkan didalam Economic Journal pada tahun 1956, yang pada perkembangan selanjutnya dijadikan sebuah buku. Artikel ini merupakan cikal bakal dari buku The Stages Of Economic Growth yang ditulis Rostow untuk menjelaskan teorinya. Perbedaanya adalah buku ini lebih menitikberatkan pada pembahasan lepas landas (take off) sedangkan buku The Stages Of Economic Growth pembahasannya lebih luas yang mencakup Teori Rostow itu sendiri dan masalah-masalah yang terkait dengan teorinya termasuk Komunisme dibahas juga dalam buku tersebut. Dalam bukunya ini Rostow menyatakan bahwa syarat untuk menuju lepas landas yaitu adanya perubahan besar dalam kerangka politik dan sosial. Permulaan lepas landas menurut Rostow biasanya diikuti dari suatu

11 24 dorangan kuat, dorongan itu mengambil bentuk suatu revolusi politik yang langsung mempengaruhi keseimbangan kekuasaan sosial, ciri-ciri lembaga ekonomi, pembagian pendapatan, pola pembelanjaan investasi dan proporsi pembaharuan-pembaharuan yang potensial. Rostow menyajikan penanggalan negara-negara yang lepas landas, dimana negara tersebut menurutnya telah lulus ke dalam tahap pertumbuhan. Negaranegara tersebut ialah: Inggris Raya ( ), Perancis ( ), Belgia ( ), Amerika Serikat ( ), Jerman ( ), Swedia ( ), Jepang ( ), Rusia ( ), Kanada ( ), Argentina (1953), Turki (1937), India (1952), dan Tiongkok (1952). Untuk lepas landas Amerika Serikat Rostow memberikan penjelasan lebih, lepas landas Amerika Serikat menurutnya dibedakan menjadi dua periode, pertama periode 1840-an, yang ditandai dengan pembangunan keretaapi dan manufaktur dibagian wilayah timur sedangkan wilayah barat dan selatan ditandai dengan pembangunan bidang pertanian yang maju. Kedua adalah adanya jalan keretaapi di bagian barat tengah Amerika (Midlle West) pada tahun 1850-an yang ditandai dengan banyaknya modal asing yang masuk. Pada permulaan perang saudara ekonomi Amerika di Utara dan Barat dengan berkembangnya sektor industri berat dipandang oleh Rostow sebagai tanda bahwa Amerika Serikat telah memasuki tahap tinggal landas. Lepas landas dianggap oleh Rostow sebagai suatu transisi yang teramat penting, untuk itu menurutnya diperlukan ketelitian dalam mengartikan tahapan ini. Setidaknya Rostow menuliskan tiga syarat utama yang harus ada dalam tahap

12 25 lepas landas, seperti berikut ini: pertama, suatu kenaikan dalam tingkat investasi yang produktif dari, katakan 5% atau kurang sampai lebih 10% dari pendapatan nasional Net National Product (NNP). Kedua, pembangunan satu atau lebih dari satu sektor industri penting, dengan suatu tingkat pertumbuhan yang tinggi, dan ketiga, kehadiran atau kemunculan cepat dari kerangka politik, sosial dan lembaga yang mengexploitir impuls pada perluasan dalam sektor modern serta efek ekonomi luar yang potensial dari lepas landas dan memberikan pada pertumbuhan suatu sifat melanjutkan. Untuk syarat ketiga menurut Rostow harus ada mobilisasi modal dari sumber-sumber dalam negeri. Lepas landas di beberapa negara terjadi tanpa ada modal luar, dalam hal ini Rostow mencontohkan negara Inggris dan Jepang namun di negara-negara seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Kanada lepas landas dicapai dengan adanya modal asing yang tinggi. Secara ringkas Rostow menyatakan bahwa apapun peranan modal-modal dari luar, prasyarat menuju lepas landas harus dimulai dari kesanggupan memobilisasi tabungan-tabungan dalam negeri secara produktif. Dalam buku ini Rostow mencontohkan tentang bukti tingkat investasi dalam lepas landas di beberapa negara, diantaranya adalah Swedia, Kanada, India dan Tiongkok Komunis. Berdasarkan penelitian intelegen Amerika Serikat tanggal 25 Agustus 1954 mengenai rasio investasi, Rostow memprediksi negaranegara yang masuk dalam ketegori prasayarat tinggal landas diantaranya adalah Indonesia dengan tingkat investasi 5%, kemudian Sailan (5%), Afganistan (5%), dan Pakistan (6%). Sedangkan negara-negara yang sedang mencoba lepas landas

13 26 adalah Argentina (13%), Brazil 14%), Chili (11%), Columbia (14%), Filipina (8%), dan Venezuela (23%). Menurut Rostow pada umumnya dana-dana yang bisa dipinjamkan untuk keperluan membiayai lepas landas datang dari dua sumber yang pertama berasal dari pergeseran-pergeseran dalam pengawasan aliran-aliran pendapatan, termasuk perubahan-perubahan distribusi pendapatan dan modal dari luar, yang kedua berasal dari penanaman kembali keuntungan-keuntungan dalam sektor-sektor tertentu yang cepat berkembang. Dalam bukunya ini Rostow menuliskan sektorsektor penting dalam lepas landas yang dikategorikannya menjadi tiga bagian yang bisa menjelaskan syarat yang kedua di atas mengenai pembangunan satu atau lebih sektor industri penting. Pertama adalah sektor pertumbuhan primer, dimana kemungkinan untuk pembaharuan dalam mengolah sumber kekayaan baru menghasilkan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan dapat menggerakan kekuatan ekonomi secara luas. Kedua sektor pertumbuhan suplementer, dimana kemajuan cepat terjadi sebagai akibat langsung dari pertumbuhan sektor primer, yang diumpamakan oleh Rostow seperti batubara, besi dan keahlian yang berhubungan dengan keretaapi. Sektor yang ketiga adalah penerima pertumbuhan dimana terjadi kemajuan dalam hubungan yang agak tetap dengan pertumbuhan jumlah pendapatan riil, penduduk, produksi industri, atau variabel lainnya yang meningkat agak cepat, contohnya adalah produksi makanan dan pembangunan perumahan dalam hubungannya dengan penduduk.

14 27 Menurut Rostow berdasarkan catatan sejarah, sektor-sektor tersebut mencakup tekstil di Inggris sampai keretaapi di Amerika Serikat, Rusia, Jerman, dan Perancis, serta penebangan kayu modern di Swedia. Pertumbuhan pesat Denmark dan Selandia Baru dalam produksi ilmiah di bidang daging babi, telur, mentega dan daging domba juga masuk dalam sektor penting. Dengan demikian menurut Rostow dalam tinggal landas tidak ada urut-urutan sektoral dan tidak ada satu pun yang merupakan kunci ajaib. Lebih jauh lagi Rostow dalam buku ini mnejelaskan pertumbuhan cepat sektor-sektor utama tergantung pada empat faktor dasar: pertama, harus ada kenaikan permintaan efektif terhadap produk sektorsektor tersebut. Kedua, harus ada pengenalan fungsi produksi baru dan perluasan kapasitas di dalam sektor-sektor tersebut. Ketiga, harus ada keuntungan investasi dan modal lebih dulu yang memadai untuk tinggal landas pada sektor-sektor penting ini dan terakhir sektor-sektor penting harus mendorong perluasan output di sektor lain melalui transformasi teknik. Tahapan lepas landas merupakan salah satu tahapan pertumbuhan yang dinyatakan oleh Rostow dalam teorinya. Rostow menganggap tahapan ini sebagai tahap yang sangat penting, hal tersebut dibuktikan dengan terbitnya buku ini yang isinya khusus membahas lepas landas. Dari buku ini penulis bisa mengetahui secara luas bagimana tahap lepas landas itu terjadi dibeberapa negara. Namun begitu buku ini memiliki beberapa kekurangan hal ini didasarkan dengan banyaknya kritikan terhadap buku ini, Jhingan dalam bukunya ekonomi pembanguanan dan perencanaan menuliskan bahwa jadwal tinggal landas yang dikemukakan Rostow dalam buku ini meragukan sebagai contoh tahun tinggal

15 28 landas India didalam artikel the take off into self sustained growth disebut tahun 1937 sedang dalam buku ini tahun selain itu untuk menentukan jadwal lepas landas diperlukan penelitian bertahun-tahun sehingga buku ini dianggap tidak memiliki dasar yang kuat dan cenderung mengabaikan pengaruh warisan sejarah. Buku ketiga Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi (Terjemahan) oleh Azwar (1962). Buku ini merupakan terjemahan dari buku The stages of Economic Growth yang ditulis oleh Rostow jadi secara isi buku ini sama dengan buku yang ditulis oleh Rostow. Walaupun berbahasa Indonesia tetapi buku ini sulit sekali dipahami langsung oleh penulis hal tersebut terjadi karena buku ini belum menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang telah disempurnakan sehingga dibutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam memahaminya. Buku ini penulis jadikan sebagai bahan perbandingan dalam menterjemahkan buku yang ditulis Rostow mengingat buku tersebut menggunakan bahasa Inggris. Dengan memperbandingkan kedua tulisan ini penulis bisa lebih objektif dalam menarik kesimpulan pada saat mempelajari buku The Stages of Economic Growth. Dalam buku ini Azwar menuliskan pernyataan W. W. Rostow yang menyatakan bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan empat perubahan, yaitu pertama perubahan orientasi ekonomi, politik dan sosial yang pada mulanya berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi keluar. Kedua perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga yaitu kesadaran untuk membina keluarga kecil. Ketiga Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat dari melakukan investasi yang

16 29 tidak produktif menjadi investasi yang produktif. Keempat perubahan sikap hidup dari adat istiadat yang kurang merangsang pembangunan ekonomi misalnya kurang menghargai waktu kerja dan orang lain. Dalam buku ini dijelaskan lima tahapan ekonomi yang disertai dengan ciri dan karakteristik dari masing-masing tahapan yang dijabarkan dalam teori Rostow, yaitu tahap masyarakat tradisional, dalam tahap ini terdapat karakteristik yang menyertainya diantaranya adalah Fungsi Produksi terbatas (cara produksi masih primitif), tingkat produktifitas masyarakat rendah untuk sektor pertanian, struktur social hirarkis (mobilitas vertical masyarakat kecil), kedudukan masyarakat tidak berbeda dengan nenek moyang, Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah-daerah berada di tangan tuan tanah, yang kedua tahap prasyarat tinggal landas yaitu masa transisi masyarakat mempersiapkan untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self sustained growth). Tahap ini memiliki 2 corak berbeda, pertama tahap Prasyarat Tinggal landas yang dialami negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika. Ciri khususnya terletak pada perombakan terhadap masyarakat tradisional yang sudah ada untuk mencapai tahap tersebut. Kedua Tahap Prasyarat Tinggal landas yang dialami negara born free (daerah imigran) seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru, cirinya ialah tanpa harus merubah sistem masyarakat tradisional yang sudah ada. Tahap ketiga adalah tinggal landas, dalam tahap ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi selalu terjadi, kemajuan pesat dalam inovasi atau terbukanya pasar-pasar baru. Negara yang dikatakan telah mencapai lepas landas

17 30 setidaknya ditandai oleh tiga ciri utama, yaitu pertama kenaikan investasi produktif dari 5% atau kurang menjadi 10% dari PNB (Nett National Product). Kedua berkembangnya satu atau beberapa sektor industri pemimpin (leading sector) dengan tingkat pertumbuhan tinggi dan yang ketiga tercapainya suatu kerangka dasar politik, sosial dan kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa faktor untuk menciptakan leading sector, diantaranya adalah harus ada kemungkinan perluasan pasar bagi barang-barang yang diproduksi yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang dengan cepat, dalam sektor tersebut harus dikembangkan teknik produksi yang modern dan kapasitas produksi harus bisa diperluas. Selanjutnya harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus menanamkan kembali keuntungannya untuk membiayai pembangunan sector pemimpin dan terakhir adalah pembangunan dan transformasi teknologi sektor penting harus bisa diciptakan kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi sektor-sektor lain. Tahap keempat ialah tahap menuju kedewasaan, dalam tahap ini di tandai dengan adanya kondisi masyarakat yang sudah secara efektif menggunakan teknologi modern di hampir semua kegiatan produksi dan kekayaan alam. Sektor pemimpin baru akan bermunculan menggantikan sektor pemimpin yang mengalami kemunduran, untuk menuju pada tahap kedewasaan ada beberapa karakteristik yang menyertainya diantaranya adalah, struktur dan keahlian tenaga kerja berubah kepandaian dan keahlian pekerja bertambah tinggi. Sektor indusri

18 31 bertambah penting peranannya, sektor pertanian menurun peranannya, sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan. Peranan manajer professional semakin penting dan menggantikan kedudukan pengusaha pemilik, dan yang terakhir adalah masyarakat bosan dengan keajaiban yang diciptakan industrialisasi sehingga timbul kritik-kritik. Negara yang mencapai tahap ini menurut Rostow ialah Inggris (1850), USA (1900), Jerman dan Perancis (1910), Swedia (1930) Jepang (1940) Rusia dan Kanada (1950). Tahap terakhir adalah tahap konsumsi tinggi (besar-besaran), tahap ini adalah tahap terakhir dari lima tahapan yang dijabarkan Rostow. Ciri dari tahap ini ialah adanya perhatian masyarakat yang menekankan pada masalah konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan pada masalah produksi. Ada beberapa tujuan masyarakat yang ingin dicapai pada tahap ini, yaitu memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan berakibat penjajahan terhadap bangsa lain, menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) (Negara Persemakmuran = Common Wealth) dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang telah merata melalui sistim pajak progresif (semakin banyak semakin besar), meningkatnya konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) menjadi konsumsi terhadap barang tahan lama dan barang-barang mewah. Seperti ynag telah dijelaskan di awal bahwa buku ini merupakan terjemahan dari buku The stages of Economic Growth yang ditulis Rostow dari bahasa Inggris kebahasa Indonesia oleh Azwar pada tahun Dengan tahun terbit pada tahun 1962 buku ini masih menggunakan ejaan lama sehingga sulit sekali dimengerti jika dibaca secara sekilas. Buku ini juga tidak disertai dengan

19 32 kritik atau pandangan penulis terhadap Teori Rostow tersebut padahal di halaman pembuka ada bagian yang khusus membahas penerjemah, dimana isinya hanya sebatas latar belakang penerjemahan buku yang ditulis Rostow. Buku keempat Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, yang ditulis oleh M. L. Jhingan (2000). Dalam buku ini dibahas mengenai pengertian dan ciriciri pertumbuhan ekonomi modern dan faktor-faktor pertumbuhan ekonomi. Dalam bagian II dibahas secara khusus mengenai teori-teori pembangunan ekonomi dari Teori Malthus, Teori Mill, Teori Klasik, Teori Marxis, Teori Schumpeter, Teori Keynes dan sampai pada pembahasan mengenai Teori Rostow. Buku ini memberikan penjelasan mengenai teori-teori pembangunan ekonomi dari masing-masing teori tersebut kemudian pada akhir penjelasannya diakhiri dengan kritikan terhadap teori tersebut sehingga siapa saja yang membacanya bisa lebih memahami kelemahan dan keunggulan dari masing-masing teori pembangunan ekonomi tersebut. M. L. Jhingan dalam bukunya ini menuliskan bahwa Prof. W. W. Rostow memakai pendekatan sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan ekonomi, yang ditandai dengan adanya lima tahap pertumbuhan ekonomi yaitu, masyarakat tradisional, prasyarat untuk tinggal landas, tinggal landas, menuju arah kedewasaan dan masa konsumsi massal. Buku ini berisi kritikan yang mendalam terhadap lima tahapan pertumbuhan ekonomi yang dituliskan Rostow dalam bukunya The Stages of Economic Growth, menurut Jhingan tahap-tahap pertumbuhan ekonomi Rostow merupakan literatur ekonomi yang paling luas beredar dan mendapatkan komentar

20 33 paling banyak dibanding dengan teori pembangunan ekonomi lain. Para ahli ekonomi meragukan keontetikan pembagian sejarah ekonomi kedalam lima tahap pertumbuhan seperti yang dikemukakan Rostow. Jhingan mengajukan pertanyaan terhadap Teori Rostow diantaranya ialah apakah tahap-tahap tersebut tidak terelakan seperti kelahiran dan kematian, atau apakah tahapan tersebut seperti serentetan urutan seperti masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan usia tua? dapatkah orang mengatakan dengan tepat bahwa suatu tahapan telah selesai dan tahap yang lain telah mulai. Kritikan-kritikan Jhingan terhadap Teori Rostow diuraikan dalam buku ini satu persatu, seperti berikut, pertama, masyarakat tradisional tidak perlu bagi perkembangan, dimana pertumbuhan suatu negara tidak mesti melalui tahapan ini. Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada dan Australia dilahirkan tanpa sebagai masyarakat tradisional yang mewarisi pra-kondisi dari Inggris, suatu negara yang telah maju. Jadi masyarakat tradisional tidak perlu bagi perkembangan ekonomi. Selain itu masalah tinggal landas juga mendapat kritikan dimana kemungkinan gagal tidak diperhitungkan Rostow. Kedua pra-kondisi mungkin tidak mendahului tinggal landas. Pra-kondisi tidaklah mesti mendahului tahap tinggal landas, misalnya tidak ada alasan untuk percaya bahwa sutu revolusi pertanian dan pembantukan modal sosial overhead di bidang pengangkutan harus terjadi sebelum tinggal landas. Ketiga tumpang tindih tahapan, pengalaman kebanyakan negara mengajarkan kepada kita bahwa perkembangan dalam pertanian tetap berlangsung terus meski dalam tahap tinggal landas. Tahap tinggal

21 34 landas Selandia Baru dan Denmark misalnya, dikaitkan dengan perkembangan di bidang pertanian, sama halnya modal sosial overhead dibidang pengangkutan khususnya perkeretaapian, merupakan salah satu faktor penting dalam tahap tinggal landas, seperi kata Rostow sendiri, ini menunjukan adanya tumpang tindih dalam berbagai tahap tersebut. Keempat kritik terhadap tinggal landas, tahapan ini adalah tahapan paling kontroversial dan paling banyak di bicarakan orang. Kiasan dunia penerbangan oleh Rostow dalam menggambarkan lepas landas memberikan kesan sesaat akan adanya ketidaksulitan dan keberesan yang cocok dengan pemikiran modern. Reaksi dari kalangan para ahli sejarah dan ahli ekonomi yang terbiasa menekankan pada kontinuitas perubahan historis, cenderung memandang Rostow sebagai penerus Toynbee, yang menekankan ketidaksinambungan. Terakhir adalah terhadap tahap konsumsi massal yang tidak kronologis, era konsumsi masal didefinisikan sedemikian rupa sehingga negara tertentu seperti Australia dan kanada telah memasuki tahapan ini bahkan sebelum mencapai tahap kedewasaan. Buku ini penting dibaca bagi siapapun yang ingin mengetahui lebih jauh tentang Teori Rostow, karena selain memaparkan isi dari Teori Rostow buku ini juga dilengkapi dengan analisis sekaligus kritikan yang mendalam terhadap pemikiran Rostow. Namun begitu dibalik semua itu tetap ada kelemahannya diantaranya ialah tidak ada penjelasan negara mana saja yang mengadopsi Teori Rostow, bagaimana kondisi negara tersebut setelah mengaplikasikan Teori

22 35 Rostow dalam pembangunan negaranya, apakah sesuai dengan teori atau malah mengalami kegagalan. Buku kelima Modernisasi di Dunia Ketiga (suatu teori umum pembangunan) yang ditulis oleh M. Francis Abraham (1991). Di awal pembahasan buku ini dijelaskan mengenai konsep dunia ketiga, dimana Abraham menuliskan seandainya negara-negara industri yang makmur belahan dunia yang modern dikelompokan menjadi negara-negara Barat dan Timur, Kapitalis dan Komunis, maka negara-negara miskin ditetapkan sebagai Dunia Ketiga yang mennguasai sedikit sumber daya akan membedakan kedua jenis negara tersebut. Buku ini memfokuskan pembahasannya kepada masalah modernisasi dan dunia ketiga, di awal pembahasan buku ini dijelaskan mengenai konsep modernisasi. Modernisasi menurut Abraham merupakan satu kata baru untuk suatu fenomena lama yang berlapis-lapis, kesemuanya mencakup proses perubahan sosial di kawasan yang sedang berkembang. Kenapa istilah modernisasi melebihi (superior) istilah perubahan sosial, Abraham menyatakan sulit untuk dijelaskan. Pada umumnya ilmuwan sosial yang prihatin terhadap modernisasi tampaknya menggunakan standar masyarakat industri barat yang telah maju sebagai acuan membandingkan masyarakat yang sedang berkembang guna melukiskan proses perubahan yang cenderung kepada transformasi lembagalembaga dan nilai-nilai tradisional, yang agaknya dijadikan model modernitas. Dalam hal ini Abraham mengutip tulisan Eisenstadt sebagai berikut, Menurut sejarahnya, modernisasi merupakan proses perubahan menuju tipe sistem sosial, ekonomi dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan

23 36 Amerika Utara dari abad ke-19 dan 20 meluas ke negara-negara Amerika Selatan, Asia serta Afrika. Seperti itulah menurut Abraham gambaran perspektif evolusioner yang menjelaskan tahap-tahap transisi yang dilalui masyarakat, kalaupun semua tidak perlu bergerak melalui tahap-tahap yang sama atau melalui suatu urutan yang telah ditentukan. Dalam buku ini Abraham menyatakan bahwa Kendatipun sarjana ahli modernisasi baru-baru ini telah menghasilkan setumpuk literatur yang begitu berlimpah, para sarjana tidak sepakat mengenai pendekatan mereka terhadap definisi atau konsep modernisasi, untuk itulah Abraham membaginya kebeberapa golongan, golongan pertama adalah para ekonom yang menginterprestasikan modernisasi dalam arti model-model pertumbuhan yang berisikan indeks-indeks semacam indikator ekonomi, standar hidup, pendapatan perkapita dan lain-lain. Golongan kedua adalah para ilmuwan politik yang menganalisis modernisasi menurut proses politik, pergolakan sosial dan hubungan-hubungan kelembagaan. Sedangkan golongan selanjutnya adalah para sosiolog yang mendefinisikan modernisasi dengan berbagai macam tetapi tetap di dalam kerangka perspektif evolusioner yang mencakup transisi multilinear masyarakat yang sedang berkembang dari tradisi ke modernitas. Misalnya menurut Evertt Rogers, Modernisasi merupakan proses dengan mana individu berubah dari cara hidup tradisional menuju gaya hidup lebih kompleks dan maju secara teknologi serta cepat berubah. Black mendefinisikan modernisasi sebagai proses dengan mana secara historis lembaga-lembaga yang berkembang secara perlahan disesuaikan dengan

24 37 perubahan fungsi secara cepat yang menimbulkan peningkatan yang belum pernah dicapai sebelumnya dalam hal pengetahuan manusia, yang memungkinkannya untuk menguasai lingkungannya, yang menimbulkan revolusi ilmiah. Bagi Lerner, secara sederhana modernisasi merupakan suatu trend unilateral yang sekuler dalam mengarahkan cara-cara hidup dari tradisional menjadi partisipan. Inkeles, McClelland dan yang lain-lain telah memaparkan modernitas dalam arti sejumlah variabel psikologis yang membentuk suatu jenis karakteristik mentalis dari manusia modern secara khas. Marion Levy meletakkan sebagai ukuran modernisasi, rasio sumber daya kekuasaan yang mati (tidak bergerak), dan yang hidup (bergerak). Makin tinggi rasio tersebut, makin tinggi modernisasinya. Dalam buku ini Abraham membahas definisi modernisasi dari bebebrapa ahli, selain yang telah disebutkan di atas, Chodak dibahas secara luas, menurut Abraham Chodak mengidentifikasi tiga tipe modernisasi, yaitu: pertama modernisasi industri yang meninggalkan keperluan menyesuaikan organisasi sosail dengan tuntutan (syarat) industri. Kedua modernisasi akulturasi, yaitu penciptaan suatu budaya baru semi-berkembang dan budaya penyangga, yang dihasilkan dari lapisan atas budaya asing berdasarkan budaya tradisional. Terakhir, modernisasi induksi yang berisikan usaha-usaha terorganisir yang mengarah pada pembentukan infrastruktur dan perkembangan (pembangunan) sosial-ekonomi. Abraham membagi tipe-tipe modernisasi menjadi dua tipe modernisasi ekonomi dan sosial, yang pertama adalah Modernisasi ekonomi. Menurutnya Perkembangan atau kemajuan ekonomi yang ditandai oleh tingginya tingkat

25 38 konsumsi dan standar hidup, revolusi teknologi, intensitas modal yang makin besar dan organisasi birokrasi yang rasional, disamakan dengan modernisasi ekonomi. Hal tersebut mencakup pembentukan sistem pertukaran moneter, peningkatan tingkat skill yang dibutuhkan melalui teknokrasi, mekanisasi, otomasi, dan akibat perpindahan tenaga kerja, perhitungan biaya secara rasional, spesialisasi okupasi yang makin besar dan spesifikasi fungsional, pola-pola tabungan dan investasi dan alat-alat transportasi dan komunikasi yang makin cepat yang memudahkan turut serta dalam pemasaran, mobilitas tenaga kerja, distribusi barang-barang dan perubahan pola konsumsi. Modernisasi ekonomi pasti diikuti dengan perluasan pengetahuan ilmiah dan inovasi teknologi, pembentukan modal, tingkat pendidikan yang cocok, spesialisasi ekonomi dan kecukupan bahan-bahan mentah, barang produksi dan konsumsi. Model khas modernisasi ekonomi menurut Abraham merupakan formulasi terkenal yang dilakukan oleh Colvin Clark yang melukiskan proses pertumbuhan ekonomi dalam kerangka perubahan proporsional yang besar menuju produksi sekunder serta peningkatan yang layak dalam produksi tertier. Dalam bukunya ini Abraham menyatakan ada dua indeks modernisasi ekonomi yang penting, GNP dan proporsi saham sektor ekonomi dalam GNP. Negara-negara sedang berkembang memiliki pendapatan perkapita rata-rata pertahun 500 dolar atau sekitar 60% penduduk dunia termasuk dalam kategori tersebut. Abraham mencontohkan, ketika Amerika Serikat memiliki pendapatan perkapita 4000 dolar, Haiti hanya mencapai kurang dari 100 dolar. Pada tahun 1965, pendapatan di bangsa-bangsa maju sudah mencapai lebih dari 12 kali

26 39 negara-negara sedang berkembang dan sesuai dengan rencana pada tahun 2000 perbedaan tersebut mencapai lebih dari 18 kali. Para ilmuwan sosial telah merinci sejumlah teori pertumbuhan untuk menggambarkan proses modernisasi ekonomi. Dalam hal ini Abraham mengajukan dua ahli ekonomi yaitu Karl Bucher dan W.W. Rostow. Bucher telah mengajukan model tiga tahapan, Pertama tahap domestik independen atau perekonomian rumah tangga, kedua perekonomian kota dan yang ketiga perekonomian nasional. Sedangkan Rostow mencakup lima tahap sesuai dengan urutan sejarah: pertama tahap tradisi, kedua tahap transisi, ketiga tahap take off, keempat tahap maturitas, dan terakhir adalah tahap konsumsi tinggi. Abraham berpendapat bahwa asumsi yang melandasi semua teori pertumbuhan merupakan evolusi garis lurus dari stagnasi ekonomi menuju konsumsi massa. Saat ini menurut Abraham, negara-negara sedang berkembang telah mengadopsi salah satu dari dua jalur modernisasi ekonomi: 1. Beberapa jenis sosialisme 2. Perusahaan bebas. Bertitik tolak dari sukses pertama dari perencanaan Rusia dan didasarkan pada komitmen terhadap pandangan keadilan sosial tertentu yang memadai dan bahkan distribusi kekayaan atau reduksi ketimpangan pendapatan, beberapa bangsa sedang berkembang telah mengadopsi bentuk sistem ekonomi dan strategi pembangunan sosialis yang bercirikan adanya suatu badan perencanaan pusat dan peranan aktif pemerintah dalam memajukan perekonomian melalui pembangunan sektor publik yang utama. Burma, India dan Indonesia dipandang sebagai

27 40 pendukung terkemuka pola masyarakat sosialistis. Jalur kedua modernisasi ekonomi mengarah pada memperkokoh sektor swasta melalui suatu sistem perusahaan bebas yang dikaitkan dengan pengembangan suatu infrastruktur yang mendukung pertumbuhan perusahaan-perusahaan swasta dan usaha-usaha kapitalistik. Korea, Filipina dan Taiwan mengikuti jalur tersebut. Kedua adalah Modernisasi Sosial. Kerangka konseptual modernisasi sosial mencakup modernisasi politik dan psikologis. Namun, menurut Abraham perbedaan tersebut bersifat analitis dan tidak dipertentangkan dengan realitas empiris. Modernisasi sosial meliputi perubahan dalam atribut-atribut sistemik, pola-pola kelembagaan dan peranan-peranan status dalam struktur sosial masyarakat sedang berkembang. Unsur-unsur pokok modernisasi sosial mencakup perubahan sosial yang terencana, sekularisme, perubahan sikap dan tingkah laku, pengeluaran pendidikan umum yang berat, revolusi pengetahuan melalui perluasan sarana komunikasi, instrumen hubungan-hubungan sosial, dan keharusan kontraktual, diferensiasi struktural dan spesialisasi fungsional. Para sosiolog telah menciptakan beberapa tipe model yang ideal untuk menganalisis atribut-atribut sistemik, orientasi nilai dan spesialisasi peranan di dalam masyarakat modern dan pra modern. Pendekatan psikologis terhadap modernisasi menekankan pada perubahan-perubahan sikap dan tingkah laku yang memprakarsai dan juga menopang perkembangan sosio-ekonomis. Modernisasi politik tercapai karena perkembangan efektif infrastruktur administrasi, pemerintahan dan birokrasi yang memudahkan kemajuan nasional seperti dibuktikan oleh bangkitnya kepemimpinan politik, perencanaan ekonomi,

28 41 partisipasi politik massa yang makin membesar, munculnya kelas menengah serta birokrasi nasional. Modernisasi sosial juga diikuti oleh industrialisasi, peledakan urbanisasi, sekularisasi, revolusi harapan yang meningkat, ekpose media massa yang makin besar, stabilitas kependudukan yang relatif, bangkitnya kelas menengah secara besar-besaran serta revolusi budaya yang dahsyat. Buku ini memberikan gambaran yang jelas mengenai Modernisasi dan hubungannya dengan dunia ketiga. Dimana konsep modernisasi dan dunia ketiga dibahas secara mandalam, tetapi buku ini tidak memberikan penjelasan mendalam mengenai negara dunia ketiga yang telah menerapkan modernisasi dalam kehidupannya, padahal buku ini menitikberatkan pembahasannya pada masalah modernisasi di dunia ketiga, buku ini hanya menyebutkan negara-negara dunia ketiga seperti Burma dan Indonesia mengalami masalah modernisasi tetapi tidak dijelaskan secara mendalam. Sebagai contoh dalam buku ini ditulis bahwa tinggal landas yang berhasil tidak sepenuhnya menjamin proses pertumbuhan diri terus menerus secara mulus. Ternyata, ada contoh hambatan balikan setelah terpenuhinya beberapa tahap modernisasi yang cukup maju. Stagnasi ekonomi di Argentina dan keruntuhan politik di Burma dan Indonesia adalah contoh hambatan tinggal landas tersebut, tetapi hambatan yang seperti apa tidak di bahas dalam buku ini. Buku keenam Modernisasi (Pengantar sosiologi pembangunan negaranegara sedang berkembang) yang ditulis oleh J. W. Schoorl (1980). Penulis buku ini adalah guru besar sosiologi di Vrije Universiteit, Amsterdam, Belanda. Beliau pernah menjadi pegawai pemerintahan Belanda, yang ditugaskan di tanah jajahan

29 42 termasuk Indonesia yang pada waktu itu menjadi kontrolir di Irian Barat pada tahun Schoorl dalam bukunya ini memandang bahwa modernisasi adalah sebagai gejala sosial dimana menurutnya semua bangsa terlibat dalam proses modernisasi. Manifestasi proses ini pertama kali nampak di Inggris pada abad ke-18 dalam yang disebut revolusi industri. Sejak itu gejala tersebut meluas ke semua penjuru dunia. Mula-mula ke daerah-daerah yang kebudayaannya semacam, yaitu ke Eropa dan Amerika Utara, kemudian ke bagian-bagian dunia yang lain dengan daerah-daerah yang kebudayaannya berbeda sama sekali dengan kebudayaan Eropa. Penyebaran itu dianggap sebagai sesuatu yang begitu biasa, sehingga masyarakat dunia itu sering dibagi menjadi dua kategori: negara maju dan negara sedang berkembang masing-masing terdiri atas negara-negara yang telah mengalami modernisasi dan negara-negara yang sedang mengadakan modernisasi. Dalam pembagian itu tidak disediakan tempat untuk kemungkinan adanya negara yang karena sesuatu hal tidak terlibat dalam proses modernisasi itu. Menurut Schoorl berdasarkan data empirik menunjukkan bahwa semua negara baru telah menempuh jalan modernisasi. Dalam rencana pemerintah dari semua negara memang ada rencana-rencana untuk pembangunan sosial, ekonomi atau politik yang dapat dianggap sebagai aspek-aspek modernisasi. Aspek yang paling spektakuler dalam modernisasi ialah pergantian teknik produksi dari caracara tradisional ke cara-cara modern, yang tertampung dalam pengertian revolusi industri. Akan tetapi Schoorl berpendapat proses yang disebut revolusi industri itu hanya satu bagian atau satu aspek saja dari suatu proses yang lebih luas.

30 43 Modernisasi suatu mayarakat ialah suatu proses transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya. Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar-besar, di mana produksi barang-barang konsumsi dan barang-barang sarana produksi diadakan secara massal. Adanya kompleks-kompleks industri mengandung implikasi adanya organisasi-organisasi yang kompleks untuk mendirikan, menyelenggarakan dan mengembangkan aparat produksi itu dan untuk mengadakan pembelian bahan-bahan baku serta untuk penjualan produknya. Adanya spesialisasi produksi secara massal menurut Schoorl itu hanya mungkin karena adanya pasaran nasional dan /atau internasional untuk modal, bahan baku, barang-barang dan tenaga. Kecuali itu perlu adanya sistem kredit secara nasional dan internasional untuk memungkinkan adanya pertukaran langsung secara besar-besaran. Perkembangan industri itu berkaitan dengan perkembangan agraria, yang menyebabkan produksi pekerjaan sebagian kecil penduduk (sampai lebih kurang 5%) cukup untuk keperluan sisa penduduk yang lain, yang bekerja di sektor ekonomi lain. Dengan penerapan metode dan teknik baru dan dengan sangat memperluas ukuran rata-rata usaha tani, produksi agraria pekerja berhasil ditingkatkan secara luar biasa. Dengan sendirinya ini hanya mungkin apabila penduduk yang berasal dari sektor agraria dapat memperoleh pekerjaan di luar pertanian. Dengan berlandaskan perkembangan agraria dan industri itu dapat diciptakan secara luas yang disebut sektor jasa, yang di dalamnya dapat dimasukkan lembaga-lembaga pemerintahan, institut ilmiah dan pendidikan,

31 44 pemeliharaan kesehatan, fasilitas rekreasi, kesenian dan seterusnya. Sektor ini jelas mempunyai hubungan timbal balik dengan sektor-sektor industri dan agraria. Schoorl berpandangan bahwa perkembangan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan. Revolusi industri dapat terjadi atas dasar revolusi ilmu pengetahuan dan revolusi teknologi yang berkaitan dengan itu. Ilmu-ilmu pengetahuan memegang saham yang amat penting dalam memahami dan memperbaiki berfungsinya masyarakat modern. Suatu masyarakat modern dengan spesialisasi fungsi-fungsinya di semua bidang kehidupan, yang biasanya memerlukan pendidikan dan latihan yang lama, tidak mungkin ada tanpa suatu sistem pendidikan yang luas. Biaya pendidikan juga hanya dapat dipikul oleh suatu sistem produksi yang modern. Mengenai bidang politik Schoorl dalam bukunya ini menyatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan adanya masyarakat nasional dengan integrasi yang baik. Ini berarti bahwa desa-desa, kota dan daerah-daerah itu terikat dalam suatu hubungan negara nasional yang memungkinkan adanya lalu lintas orang dan barang secara bebas. Ini berarti bahwa ada satu pusat untuk memelihara keamanan dan ketertiban dan bahwa ada keseragaman yang besar dalam sistem hukum. Integrasi ini dimungkinkan, karena adanya kemajuan teknik sehingga membawa perluasan yang luar biasa dalam hal komunikasi antardesa, kota dan daerah. Perluasan komunikasi ini yang juga dengan melalui media massa berarti bahwa penduduk seluruhnya secara langsung terlibat dalam kegiatan politik nasional, ini memberi kemungkinan bagi penduduk untuk berpartisipasi dalam kegiatan itu dan itu memang perlu. Keperluan itu juga akibat sifat dinamik dari

IV. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANDRI HELMI M, SE., MM.

IV. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANDRI HELMI M, SE., MM. IV. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANDRI HELMI M, SE., MM. Introduction Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi ini diklasifikan sebagai teori modernisasi. Artikel Walt Whitman Rostow yang dimuat dalam

Lebih terperinci

TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW

TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW A. TEORI ROSTOW Teori pembangunan ekonomi Rostow pada mulanya dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956), kemudian dikembangkan dalam bukunya The Stages of Economic

Lebih terperinci

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si. Teori Pembangunan Ekonomi Macam-Macam Teori Pembangunan Ekonomi Teori Pembangunan Ekonomi (Keynesian) Teori Pembangunan Ekonomi (Rostow) Tahapan - Tahapan Pembangunan Ekonomi Oleh: Hendry Wijaya, SE.,

Lebih terperinci

Perkembangan Teori Pertumbuhan Ekonomi. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Perkembangan Teori Pertumbuhan Ekonomi. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Perkembangan Teori Pertumbuhan Ekonomi Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Teori Pertumbuhan Ekonomi ROSTOW NSB menjadikan teori ini sebagai pedoman dalam menilai keberhasilan suatu pembangunan di negaranya,

Lebih terperinci

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori Pertumbuhan Ekonomi Teori Pertumbuhan Ekonomi Dalam sejarah pemikiran ekonomi, ahli-ahli ekonomi yang membahas tentang proses pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi empat aliran yaitu aliran klasik, neo-klasik, Schumpeter,

Lebih terperinci

Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Walt Whitman Rostow

Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Walt Whitman Rostow Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Walt Whitman Rostow Teori pembangunan ekonomi versi Rostow ini sangat populer dan paling banyak mendapat kritikan dari para ahli. Teori ini pada mulanya merupakan

Lebih terperinci

TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI ROSTOW

TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI ROSTOW Bab 6 TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI ROSTOW Tujuan Umum Mahasiswa dapat menjelaskan arti penting teori pertumbuhan ROSTOW bagi negara sedang berkembang Komptensi Utama Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap

Lebih terperinci

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani Teori pertumbuhan ekonomi adalah teori yang membahas pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh negara ditinjau dari dua sudut. Pertama, membahas pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahap-tahap tertentu (secara

Lebih terperinci

TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI

TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI Hampir semua negara bekerja keras untuk melaksanakan pembangunan. Kemajuan ekonomi hanya menjadi salah satu komponen penting dalam pembangunan, namun perlu dipahami

Lebih terperinci

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Pertemuan ke-9 (01) Sejarah Lahirnya Teori Modernisasi lahir sebagai produk sejarah 3 peristiwa penting setelah masa perang dunia II, yaitu:

Lebih terperinci

Kuliah 6. Paradigma Pentahapan. 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1

Kuliah 6. Paradigma Pentahapan. 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1 Kuliah 6 Paradigma Pentahapan 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1 Paradigma Pentahapan Dipopulerkan oleh W.W. Rostow dalam bukunya The Stages Economic Growth. Merupakan pandangan seorang economic historian ttg

Lebih terperinci

Transformasi Paradigma Pembangunan Ekonomi

Transformasi Paradigma Pembangunan Ekonomi Oleh: Junaedi A. Pendahuluan Perkembangan pemikiran tentang pembangunan ekonomi selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Dari perubahan pemikiran itu kemudian menimbulkan perubahan paradigma dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode

Lebih terperinci

TEORI PEMBANGUNAN. Andri Wijanarko,SE,ME.

TEORI PEMBANGUNAN. Andri Wijanarko,SE,ME. TEORI PEMBANGUNAN Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com 1 Perkembangan Teori Pembangunan 2 Perkembangan Teori Pembangunan Teori pembangunan modern mulai menjadi perhatian setelah paper dari Rosenstain

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM Pengertian dan Ruang Lingkup Pembangunan ekonomi adalah upaya untuk memperluas kemampuan dan kebebasan memilih (increasing the ability and

Lebih terperinci

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar BAB II STUDI KEPUSTAKAAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati, studi empiris dari penelitian sebelumnya yang merupakan studi penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati, studi empiris dari penelitian sebelumnya dan Studi empiris yang dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUM DAN STRUKTUR KEGIATAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG

KARAKTERISTIK UMUM DAN STRUKTUR KEGIATAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG KARAKTERISTIK UMUM DAN STRUKTUR KEGIATAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG PENGELOMPOKAN NEGARA Negara maju (Developed Countries) : Eropa Barat dan Amerika Utara, Negara-negara Australia dan New Zealand. Negara

Lebih terperinci

BAB I. KONDISI KETENAGAKERJAAN dan DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI. Uji Kompetensi

BAB I. KONDISI KETENAGAKERJAAN dan DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI. Uji Kompetensi BAB I KONDISI KETENAGAKERJAAN dan DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Bila di dalam suatu masyarakat tersedia sejumlah pekerjaan yang cukup, sehingga orang-orang

Lebih terperinci

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Permasalahan Pembangunan Ekonomi - Pendekatan perekonomian : Pendekatan Makro - Masalah dalam perekonomian : rendahnya pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi pemahaman yang sama dengan pertumbuhan ekonomi (Jhingan, 1988:4-5). Pertumbuhan ekonomi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Salah satu ciri dari negara berkembang adalah sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani. Kegiatan pertanian yang dilakukan masih menggunakan peralatan tradisional,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang-barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang-barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu 2.1 Pertumbuhan Ekonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi

Lebih terperinci

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan Setiap negara bekerja keras untuk pembangunan. Kemajuan ekonomi adalah komponen utama pembangunan tetapi bukan merupakan satu-satunya. Pembangunan bukan hanya

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

Sosiologi Pembangunan

Sosiologi Pembangunan Slamet Widodo Pembangunan Pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial yang terencana Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam

Lebih terperinci

Makalah Pembangunan Berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN

Makalah Pembangunan Berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN Makalah Pembangunan Berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pembangunan berkelanjutan sekarang telah merupakan komitmen setiap orang, sadar atau tidak sadar, yang bergelut

Lebih terperinci

Negara Maju??? Negara Berkembang..??

Negara Maju??? Negara Berkembang..?? Geografi Negara Maju??? Negara Berkembang..?? Indikator kategorisasi negara maju dan berkembang: Pendapatan per kapita nasional / Gross National Product (GNP) Struktur mata pencaharian dari angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Rostow pembangunan merupakan perubahan dari keterbelakangan menuju kemajuan ekonomi yang dapat dijelaskan dalam suatu seri

Lebih terperinci

Konsep Perubahan Sosial

Konsep Perubahan Sosial Konsep Perubahan Sosial TUGAS Baca buku WTO Ambil satu topik yang menarik tentang perubahan sosial dan diulas (WILBERT MOORE) TRANSFORMASI TOTAL MASYARAKAT TRADISIONAL ATAU PRA-MODERN KE TIPE MASYARAKAT

Lebih terperinci

Kurnia Ayu K 09/280257/EK/17295

Kurnia Ayu K 09/280257/EK/17295 Kurnia Ayu K 09/280257/EK/17295 Teori-teori Pembangunan Ekonomi: Empat Pendekatan Pasca Perang Dunia Kedua, teori-teori pembangunan ekonomi didominasi oleh empat aliran. Keempat pendekatan tersebut adalah:

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. 4. Berikut ini adalah indikator pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi

LEMBARAN SOAL. 4. Berikut ini adalah indikator pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : EKONOMI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPS Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Pengertian pembangunan ekonomi adalah... a. Suatu proses yang terus

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA PEREKONOMIAN INDONESIA Modul ke: Transformasi Struktural dalam Perekonomian Indonesia Fakultas Ekonomi & Bisnis ANDYAN PRADIPTA UTAMA, SE, MM Program Studi S-1 Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Suryana (2000 : 3), mengungkapkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Pendahuluan Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Menyoal Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia * Oleh: Prayoto Fakultas Teknik, UNIKOM

Menyoal Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia * Oleh: Prayoto Fakultas Teknik, UNIKOM Menyoal Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia * Oleh: Prayoto Fakultas Teknik, UNIKOM Mempersoalkan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu hal yang tidak mudah. Apalagi kita sebagai bangsa Indonesia,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI Pertambahan jumlah penduduk setiap tahun akan menimbulkan konsekwensi kebutuhan konsumsi juga bertambah dan dengan sendirinya dibutuhkan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EKONOMI M. SETIO N 2008

KONSEP DASAR EKONOMI M. SETIO N 2008 KONSEP DASAR EKONOMI 1 M. SETIO N 2008 KONSEP DASAR EKONOMI PENDAHULUAN Dua buku Adam Smith yang ditulis (1759, The Theory of Moral Sentiments, dan 1776, Wealth of Nations) mengajarkan 2 (dua) sifat manusia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah 16 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Ekonomi Pembangunan Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional yang kondisi-kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1987 Ekonomi

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1987 Ekonomi Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1987 Ekonomi EBTANAS-SMA-87-01 Politik Ekonomi ialah... A. usaha mencapai kepuasaan yang sebesar-besarnya dengan alat yang ada B. bertindak ekonomi untuk mencapai

Lebih terperinci

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN Slamet Widodo Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan

Lebih terperinci

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI A. Definisi Pengertian perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa atas dasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang melibatkan berbagai perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan institusi sosial,

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Teori ini lahir di tahun 1950-an di Amerika yang didorong para ilmuan sosial

BAB II KERANGKA TEORI. Teori ini lahir di tahun 1950-an di Amerika yang didorong para ilmuan sosial BAB II KERANGKA TEORI II.1. Teori Modernisasi Teori ini lahir di tahun 1950-an di Amerika yang didorong para ilmuan sosial dalam mengembangkan teori untuk memahami negara Dunia Ketiga yang baru lahir,

Lebih terperinci

Pendekatan produksi: nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu. Distribusi Pendapatan

Pendekatan produksi: nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu. Distribusi Pendapatan Distribusi Pendapatan Berdasarkan data BPS, 40% penduduk berpendapatan terendah, telah menerima 21,74% pada tahun 2002, sehingga apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan RENSTRA sebesar 20,17%

Lebih terperinci

Mekanisme Perubahan Sosial.

Mekanisme Perubahan Sosial. Mekanisme Perubahan Sosial Model tradisional Pandangan terhadap perubahan? Lebih menginginkan status quo Upaya untuk menjaganya 2 cara: Mengurangi tantangan dan menyerapnya ke dalam sistem Membuangnya

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran dari zaman orde baru

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran dari zaman orde baru BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Paradigma pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran dari zaman orde baru yang mana pembangunan dilaksanakan secara sentralistik yang berarti pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kuznet dalam todaro (2003:99) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara bersangkutan untuk menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jasa telah menjadi bagian yang cukup dominan pengaruhnya di dalam kehidupan kita sehari-hari. Jasa transportasi, jasa pendidikan, jasa reparasi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi yang terus dihadapi seluruh negara di dunia ini menyebabkan terjadinya perkembangan pesat dalam segala aspek kehidupan dibandingkan dengan jaman

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia 90 BAB 5 KESIMPULAN Republik Rakyat Cina memiliki sejarah perkembangan politik, sosial dan ekonomi yang sangat dinamis semenjak ribuan tahun yang silam. Republik Rakyat Cina atau RRC adalah merupakan salah

Lebih terperinci

Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Permasalahan Pembangunan Ekonomi - Pendekatan perekonomian : Pendekatan Makro - Masalah dalam perekonomian : rendahnya pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan usaha-usaha pembangunan meliputi juga usaha-usaha pembangunan

TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan usaha-usaha pembangunan meliputi juga usaha-usaha pembangunan 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep dan definisi Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan

Lebih terperinci

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia Daya Saing Global Indonesia 2008-2009 versi World Economic Forum (WEF) 1 Tulus Tambunan Kadin Indonesia Tanggal 8 Oktober 2008 World Economic Forum (WEF), berkantor pusat di Geneva (Swis), mempublikasikan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengertian Ilmu Ekonomi Adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas

Lebih terperinci

TEORI PEMBANGUNAN DUNIA KE-3 DALAM TEORI MODERNISASI SUB TEORI HARROD-DOMAR

TEORI PEMBANGUNAN DUNIA KE-3 DALAM TEORI MODERNISASI SUB TEORI HARROD-DOMAR TEORI PEMBANGUNAN DUNIA KE-3 DALAM TEORI MODERNISASI SUB TEORI HARROD-DOMAR (TABUNGAN DAN INVESTASI) Oleh : Teguh Imam Rahayu*) Abstraksi Dewasa ini hampir semua negara di dunia tengah bekerja keras untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini adalah sangat lambat. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Salah satunya adalah terjadinya krisis di Amerika.

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Modul ke: 09Fakultas Janfry Ekonomi & Bisnis Perekonomian Indonesia Perkembangan Industrialisasi Sihite Program Studi Manajemen Tujuan Sesuai rapem Definisi Industrialisasi Industrialisasi merupakan suatu

Lebih terperinci

RERANGKA ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN GLOBAL

RERANGKA ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN GLOBAL PEMASARAN INTERNASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM POKOK BAHASAN LINGKUNGAN EKONOMI GLOBAL LINGKUNGAN POLITIK GLOBAL LINGKUNGAN HUKUM GLOBAL LINGKUNGAN SOSIO-KULTURAL

Lebih terperinci

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Kelas 9 semester 1 NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG 1 2 PENGERTIAN NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi wilayah atau regional merupakan salah satu bagian penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. Dalam interaksinya tersebut, manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan mengusahakan

Lebih terperinci

Pengertian dan Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli

Pengertian dan Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli Pengertian dan Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang saat ini lebih ditekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang saat ini lebih ditekankan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang saat ini lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi. Pembangunan

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA pertanian lanjutan, secara keinambungan dan dengan harga yang stabil, sehingga sektor industri dapat menjadi kuat karena didukung oleh sektor pertanian yang maju, efisien dan tangguh. (5) Dengan pembangunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat

Lebih terperinci

METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL Ada 3 metode perhitungan : 1. METODE PRODUKSI (NILAI TAMBAH) Pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlah kan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

TEORI MODERNISASI. Sebuah pendekatan dalam mempelajari pembangunan di negara berkembang. By Dewi Triwahyuni

TEORI MODERNISASI. Sebuah pendekatan dalam mempelajari pembangunan di negara berkembang. By Dewi Triwahyuni TEORI MODERNISASI Sebuah pendekatan dalam mempelajari pembangunan di negara berkembang By Dewi Triwahyuni SEJARAH LAHIRNYA Munculnya Amerika Serikat (AS) sebagai kekuatan dominan dunia pasca PD II. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang adalah negara kepulauan yang terdiri dari 3000 pulau bahkan lebih. Tetapi hanya ada empat pulau besar yang merupakan pulau utama di negara Jepang,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Di banyak negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan perkapita, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi

Lebih terperinci

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN TEORI UTAMA PEMBANGUNAN MENURUT TODARO (1991;1994) Teori pertumbuhan linear. Teori perubahan struktural. Teori Dependensia. Teori neo-klasik. Teori-teori baru. Teori pertumbuhan linear Dasar pemikiran

Lebih terperinci

Korea Selatan: Pembangunan dan Kesiapan Mental

Korea Selatan: Pembangunan dan Kesiapan Mental Korea Selatan: Pembangunan dan Kesiapan Mental Arief Budiman * KALAU kita melihat pengalaman beberapa negara di Asia Timur, khususnya Korea Selatan dan Taiwan di satu pihak (yang mengambil jalan kapitalisme)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA PEREKONOMIAN INDONESIA Modul ke: TRANSFORMASI STRULTURAL Matsani, S.E, M.M EKONOMI BISNIS Fakultas Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id TRANSFORMASI STRUKTURAL. Transformasi struktural berarti

Lebih terperinci

6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand).

6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand). GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 24 Sesi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG : 2 A. PENGERTIAN NEGARA BERKEMBANG Negara berkembang adalah negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi rendah, standar

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda, dan perubahan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi lahan memiliki keterkaitan dengan tanah. Menurut Utomo, et al

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi lahan memiliki keterkaitan dengan tanah. Menurut Utomo, et al BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan dan Fungsi Utama Lahan Definisi lahan memiliki keterkaitan dengan tanah. Menurut Utomo, et al (1992), lahan memiliki ciri-ciri yang unik dibandingkan sumberdaya lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat

Lebih terperinci

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Pertemuan ke-10 (02) Berdasarkan keragka teori dan metode pengkajiannya, teori modernisasi mampu menurunkan berbagai impliaksi kembijakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan merupakan faktor penting untuk merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terencana melalui berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang lazim dipergunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi sangat penting

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 110 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab terakhir ini bertujuan untuk menyimpulkan pembahasan dan analisa pada bab II, III, dan IV guna menjawab pertanyaan penelitian yaitu keuntungan apa yang ingin diraih

Lebih terperinci

2. Teori modernisasi juga didasarkan pada faktor-faktor nonmaterial sebagai penyebab kemiskinan, khususnya dunia ide dan atau alam pemikiran.

2. Teori modernisasi juga didasarkan pada faktor-faktor nonmaterial sebagai penyebab kemiskinan, khususnya dunia ide dan atau alam pemikiran. BAB III 1. Teori ini didasarkan pada dikotomi antara apa yang disebut modern dan tradisional. Modern merupakan simbol dari kemajuan, pemikiran yang rasional, cara kerja yang efesien, dst. 2. Teori modernisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya yang sudah direncanakan dalam melakukan suatu perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan

Lebih terperinci