TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI ROSTOW

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI ROSTOW"

Transkripsi

1 Bab 6 TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI ROSTOW Tujuan Umum Mahasiswa dapat menjelaskan arti penting teori pertumbuhan ROSTOW bagi negara sedang berkembang Komptensi Utama Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut ROSTOW Kompetensi Pendukung Mahasiswa mampu mendiskripsikan teori pertumbuhan ROSTOW dengan kondisi riil di Indonesia Evaluasi Resume

2 TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN Dari berbagai macam teori mengenai pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, nampaknya teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Rostow ini yang paling terkenal. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya kritikan-kritikan yang ditujukan terhadap teori tersebut. Bahkan negara-negara sedang berkembang sendiri menjadikan teori ini menjadi semacam pedoman yang digunakan dalam menilai keberhasilan suatu pembangunan di negaranya, termasuk di Indonesia sendiri. Nama Rostow bukan suatu yang asing dalam birokrat pemerintahan. Pada awalnya teori yang dikemukakan oleh Rostow ini hanyalah sebagai suatu artikel yang dimuat dalam Economic Journal dan dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya : The Stage of Economic Growth. Menurut Rostow perkembangan perekonomian suatu negara atau terkenal dengan tahap-tahap pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat digolongkan menjadi lima (Sadono Sukirno, 2006) yaitu : a. The traditional socienty (masyarakat tradisonal) b. The precondition for take off (prasyarat untuk lepas landas) c. The take off (lepas landas) d. The drive to maturity (gerakan kearah kedewasaan) e. The age of high mass consumption (masa konsumsi tinggi) Analisa Rostow ini dalam teorinya lebih banyak/ ditekankan pada peranan beberapa faktor tertentu yang menimbulkan pertumbuhan ekonomi dan menganalisa tentang ciri-ciri perubahan yang tercipta dalam tiap-tiap tahap pembangunan suatu masyarakat. Analisa ini berdasarkan pada suatu keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi tercipta sebagai akibat dari timbulnya perubahan yang fundamental bukan saja dalam

3 143 corak kegiatan ekonomi tetapi juga dalam kehidupan politik dan hubungan sosial dalam suatu masyarakat. Pembangunan ekonomi merupakan pembangunan yang berdimensi banyak, pembangunan bukan saja berarti suatu perubahan dalam struktur perekonomian yaitu perubahan dari sektor pertanian ke sektor industri tetapi juga merupakan suatu perubahan dalam : 1. Orientasi organisasi ekonomi, politik dan sosial. 2. Pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga. 3. Kegiatan dalam penanaman modal. 4. Cara masyarakat menentukan nilai seseorang dalam masyarakat. 5. Cara pandang mengenai sumber alam. Perubahan-perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Pada awalnya orientasi organisasi ekonomi, politik dan sosial mengarah ke dalam suatu daerah menjadi berubah, yaitu menjadi berorientasi ke luar, atau yang pada awalnya hanyalah berpandangan sempit kemudian berubah dalam lingkup yang lebih luas. Mengenai jumlah anak dalam keluarga juga mengalami pergeseran, yang digambarkan oleh Rostow bahwa pada awalnya menginginkan jumlah anak banyak bergeser menjadi membatasi jumlah anak dalam keluarga. Dalam melakukan penanaman modal masyarakat juga melakukan perubahan dari penanaman modal yang tidak produktif seperti membeli emas, membangun rumah dan sebagainya sebagai suatu simbol kekayaan berubah menjadi penanaman modal yang produktif. Penilaian mengenai seseorang dalam masyarakat juga mengalami pergeseran, yang pada awalnya ditentukan oleh kedudukan keluarga atau suku bangsanya dalam masyarakat menjadi ditentukan oleh kesanggupan melaksanakan pekerjaannya.

4 144 Pada awalnya pandangan masyarakat mengenai alam berkeyakinan bahwa kehidupan manusia ditentukan oleh keadaan alam sekitarnya dan selanjutnya berpendapat bahwa manusia harus memanipulasi keadaan alam sekitarnya untuk menciptakan kemajuan. Menurut Rostow perubahan-perubahan ini akan selalu mengikuti perkembangan tingkat kegiatan ekonomi suatu masyarakat. Dalam tulisan ini akan dijelaskan secara ringkas masing-masing tahap pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Rostow. 1. Masyarakat Tradisional Dalam tahap ini ditandai dengan masih banyaknya masyarakat yang menggunakan cara-cara produksi yang relatif primitif dan terbatas. Hal ini disebabkan teknologi, ilmu pengetahuan dan sikap masyarakat yang serba terbatas. Cara berpikir masyarakat masih kurang rasional lebih banyak berdasarkan pada kebiasaan-kebiasaan yang sudah berlaku turun temurun. Dengan cara hidup yang seperti itu mengakibatkan produktivitas penduduk menjadi sangat rendah. Dalam kehidupan sosialnya hubungan keluarga dan kesukuan sangat besar pengaruhnya dalam organisasi dan dalam menentukan kedudukan seseorang di masyarakat. Sistem pemerintahan dalam masyarakat tradisonal ini menurut Rostow menggunakan kekuasaan politik yang ada di daerah-daerah, dan ditangan tuan-tuan tanah seringkali dipengaruhi oleh pandanganpandangan dari tuan tanah ini. Oleh karena itu Rostow mengartikan bahwa pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan perubahan dari ciri-ciri penting dalam masyarakat, yaitu perubahan dalam sistem politiknya, struktur sosialnya, nilai-nilai masyarakatnya dan struktur kegiatan ekonominya.

5 Prasyarat Lepas Landas Menurut Rostow corak dari keadaan prasyarat lepas landas ada dua, yaitu : 1. Tahap prasyarat lepas landas dengan cara merombak masyarakat tradisional yang sudah lama ada, seperti yang dilakukan oleh negara-negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika. 2. Tahap prasyarat lepas landas tanpa melakukan perombakan dalam masyarakat tradisional. Cara ini terkenal dengan istilah born free, seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru. Untuk cara yang kedua memang dapat dilakukan dengan mengingat bahwa sebagian besar masyarakat di negara tersebut adalah merupakan masyarakat imigran yang telah mempunyai sifat-sifat yang diperlukan untuk mencapai tahap prasyarat lepas landas. 2. Lepas Landas Dalam tahap ke tiga ini menurur Rostow ditandai dengan adanya tingkat pt ekonomi secara terus menerus. Permulaan dari tahap lepas landas adalah berupa berlakukanya perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat, seperti adanya revolusi politik, terciptanya kemajuan yang sangat pesat dalam inovasi atau berupa terbukanya pasaran-pasaran baru. Akan tetapi faktor penyebab dimulainya tahap lepas landas ini adalah berbeda-beda untuk masing-masing negara. Namun demikian yang penting adalah bahwa akibat dari adanya perubahan-perubahan tersebut akan menciptakan suatu pembaharuan-pembaharuan dan selanjutnya dapat meningkatkan penanaman modal yang ada. Jika penanaman modal meningkat maka dapat meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan demikian tingkat pendapatan perkapita makin lama makin tinggi.

6 146 Adapun menurut Rostow untuk dapat mengetahui apakah suatu negara sudah mencapai tahap lepas landas atau belum, dapat dilihat dari ciri-ciri lepas landas itu sendiri. Rostow membagi ada 3 ciri utama dalam tahap lepas landas. Ke 3 ciri tersebut adalah sebagai berikut : a. Berlakunya kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10 persen dari Produk National Netto (Net National Product atau NNP). b. Berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi. c. Adanya atau segera terciptanya suatu rangka dasar politik, sosial dan institusional yang akan menciptakan menjadi kenyataan : 1. Segala gejolak-gejolak untuk membuat perluasan di sektor modern. 2. Potensi ekonomi ekstern (external economies) yang ditimbulkan oleh kegiatan lepas landas, sehingga menyebabkan pertumbuhan terus menerus berlaku. Termasuk juga didalamnya adalah kemampuan untuk dapat mengerahkan modal dari sumber-sumber di dalam negeri, karena kenaikan tabungan dalam negeri besar sekali peranannya dalam menciptakan tahap lepas landas. Sedang dari berbagai teori ekonomi pembangunan dan pengalaman lepas landas dari berbagai negara lain dapat dihimpun beberapa ciri-ciri dalam lepas landas. Ciri-ciri tersebut antara lain : 1. Bila menginginkan lepas landas dalam waktu 10 tahun lagi maka diperlukan tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) minimal rata-rata 7 persen pertahun atas dasar harga konstan.

7 Investasi Domestik minimal telah tersedia sebanyak 23 persen dari PDB 3. Tingkat inflasi dan deflasi tidak boleh lebih dari 5 persen pertahun. 4. Struktur ekonomi baik dilihat menurut nilai tambah maupun penyerapan tenaga kerjanya berubah/ bergeser secara berurutan konstribusi kelompok sektornya semakin kecil, sumbangannya dan semakin besar sumbangan dari sektor sekunder dan tersier. Namun secara absolut untuk masing-masing sektor baik nilai tambah maupun penyerapan tenaga kerjanya diusahakan selalu meningkat. 5. Jumlah pengangguran diusahakan makin menurun, yaitu tidak boleh lebih dari 3 persen dari angkatan kerja. 6. Grafik perkembangan pendapatan perkapita nyata minimal dalam waktu 45 tahun telah mirip dengan arah/ garis yang ditempuh oleh pesawat yang dalam keadaan lepas landas dari pelabuhan udara (Take off from the air port). 7. Hasrat membangun telah menjadi sikap/ membudaya disebagian besar masyarakat. 8. Aspirasi masyarakat telah terakomodasi/ masuk dalam rencana pembangunan negara yang bersangkutan. 9. Dalam masyarakat telah tumbuh kelompok inovator dan enterepreneur. 10. Distribusi pendapatan telah lebih merata dalam masyarakat dan bila diukur dengan menggunakan Gini Indeks telah kurang dari 0,4 dan pendapatan dari 40 persen masyarakat kelas bawah telah berperan lebih dari 17 persen terhadap GDP

8 Tenaga profesional dan ahli telah lebih dari 10 persen terhadap tenaga kerja yang aktif bekerja. 12. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata diukur dengan PDB perkapita telah mencapai atau lebih dari US $ 1000 pertahun atas dasar harga yang berlaku. 13. Pemerintah telah dapat menjaga aparatur birokratnya dapat bekerja secara profesional dan jujur sesuai dengan program kerja masing-masing. 14. Tingkat bunga kredit tidak boleh lebih dari 10 persen pertahun. 15. Tingkat upah minimum pekerja perhari telah berada diantara US $ 1,5 (bagi pekerja lajang) hingga US $ 7,5 (bagi pekerja nikah dengan 1 istri/ suami dan 3 anak atau lebih). Kelima belas ciri-ciri tersebut harus dimasukkan dalam target perencanaan baik ditingkat nasional maupun daerah. Adapun contoh negara yang sudah pernah mencapai tahap lepas landas menurut penafsiran Rostow dapat dikemukakan di bawah ini. Tabel 6-1 Negara-Negara yang pernah Mengalami Masa Lepas Landas Negara Inggris Perancis Belgia Amerika Serikat Jerman Jepang Rusia Kanada Turki India Cina Komunis Sumber : Sadono Sukirno, 2006 Tahun Lepas Landas

9 149 Dari tabel 6.1. dapat disimpulkan bahwa : 1. Negara-negara barat kebanyakan mencapai tahap lepas landas pada abad yang lalu kecuali Inggris. 2. Masa lepas landas berkisar antara 20 sampai 30 tahun. 3. Gerakan ke Arah Kedewasaan Dalam tahap ini Rostow tidak menjelaskan secara jelas dan rinci ciri-ciri apa yang melatar belakangi keadaan tersebut. Hanya di jelaskan bahwa antara tahap lepas landas dan tahap gerakan kearah kedewasaan saling berkaitan, sehingga dijadikan dalam suatu uraian. Dengan demikian Rostow menggabungkan antara kedua tahap tersebut. Namun demikian dapat dibuat suatu tambahan bahwa, dalam tahap ini ciri yang menonjol adalah munculnya apa yang dinamakan dengan leading sectors atau sektor pemimpin dalam perekonomian. Ekspasi dari kegiatan tersebut menimbulkan ekonomi ekstern yang besar sekali kepada sektorsektor lain. Perkembangan ini terjadi akibat dari meningkatnya permintaan. Untuk masing-masing negara dalam menciptakan sektor pemimpin adalah berbeda-beda, sebagai contoh misalnya di Inggris sebagai sektor pemimpin dalam tahap lepas landas adalah tekstil katun, di Amerika Serikat, Perancis dan Jerman sebagai sektor pemimpin adalah perkembangan jaringan jalan kereta api. Namun demikian dalam menciptakan sektor pemimpin perlulah dipenuhi 4 faktor berikut : 1. Harus terdapat kemungkinan memperluas pasar untuk barangbarang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang dengan cepat.

10 Dalam sektor ini harus dikembangkan teknik produksi yang lebih modern dan kapasitas memproduksinya harus dapat diperluas. 3. Dalam masyarakat harus tercipta tabungan dan para pengusaha harus menanamkan kembali keuntungannya untuk membiayai pengembangan sektor-sektor pemimpin. 4. Perkembangan dan transformasi teknis sektor pemimpin haruslah menciptakan permintaan akan perluasan kapasitas dan modernisasi sektor-sektor lain. 4. Masa Konsumsi Tinggi Dalam tahap ini diartikan oleh Rostow sebagai suatu tahap dimana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alamnya. Dalam tahap ini sektor-sektor ekonomi berkembang dengan lebih cepat, dan munculnya sektor pemimpin baru yang menggantikan sektor pemimpin yang lama. Sektor pemimpin dalam tahap gerakan ke arah kedewasaan ditentukan oleh perkembangan teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang berlaku dan juga oleh bentuk kebijaksanaan pemerintah. Selain itu Rostow juga mengemukakan adanya ciri-ciri yang bersifat nonekonomis dari masyarakat yang telah mencapai tahap gerakan ke arah kedewasaan dan yang hampir memasuki tahap ini. Ciri-ciri tersebut adalah : 1. Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan. Sektor industri bertambah penting peranannya, sedang sektor pertanian bertambah menurun. Kemahiran dan kepandaian pekerja-pekerja menjadi bertambah tinggi.

11 Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalmi perubahan. Peranan manager profesional telah menjadi bertambah penting dan menggantikan kedudukan pengusaha yang merangkap jadi pemilik. 3. Masyarakat secara keseluruhan merasa bosan dengan keajaiban yang diciptakan oleh industrialisasi dan kritik-kritik terhadapnya mulai timbul. Rostow membuat suatu taksiran kasar mengenai tahap gerakan kearah kedewasaan yang telah dicapai oleh beberapa negara : Tabel 6-2 Negara-Negara yang pernah Mengalami Masa Konsumsi Tinggi Negara Masa Konsumsi Tinggi Inggris 1850 Amerika Serikat 1900 Jerman 1910 Perancis 1910 Swedia 1930 Jepang 1940 Rusia 1950 Kanada 1950 Sumber : Sadono Sukirno, 2006 Dalam tahap yang terakhir ini dijelaskan oleh Rostow sebagai suatu tahap dimana perhatian masyarakat telah lebih menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat dan bukan lagi pada masalah produksi. Dalam tahap ini terdapat 3 macam tujuan masyarakat yang saling bersaing untuk mendapatkan sumber-sumber daya yang tersedia dan sokongan politik. Tujuan tersebut adalah :

12 Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara tersebut ke luar negeri dan kecenderungan ini dapat berakhir ke penaklukan atas negara-negara lain. 2. Menciptakan suatu welfare statte, yaitu kemakmuran yang lebih merata terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem perpajakan yang progresif. Dalam sistem perpajakan seperti ini, makin tinggi pendapatan makin tinggi pula tingkat pajak yang dikenakan. 3. Mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat atas konsumsi keperluan utama yang sederhana atas makan, pakaian dan perumahan menjadi meliputi pula barang-barang konsumsi tahan lama dan barang-barang mewah. 5. Kritik Teori Rostow Teori yang baru saja dikemukakan oleh Rostow dalam perjalananya banyak sekali berbagai kritik yang ditujukan padanya. Ini membuktikan bahwa teori Rostow memang menarik dan banyak dikaji orang. Maka tidaklah mengherankan bila teori tahap-tahap pertumbuhan dari Rostoe tersebut asing. Diantara berbagai kritikan terhadap Rostow salah satu yang paling terkenal adalah kritikan KUZNETS. Menurut KUZNETS, teori mengenai tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dari Rostow hanya memiliki sebagian kecil saja dari sifat-sifat yang dikemukakannya. Teori Rostow hanya dapat ditanggapi apabila memenuhi syarat sebagai berikut : a. Setiap tahap harus mempunyai ciri-ciri yang secara empiris dapat diselidiki kebenarannya. b. Ciri-ciri dari setiap tahap harus cukup nyata bedanya dengan tahap lainnya.

13 153 c. Hubungan analitis dengan tahap sebelumnya harus dijelaskan, yaitu bentuk-bentuk proses yang akan berlaku untuk mengakhiri suatu tahap tertentu dan menciptakan tahap selanjutnya harus ditunjukkan. Menurut KUZNETS, dalam teori Rostow perbedaan antara tahap yang satu dengan tahap yang lain sangat kabur. Sebagai contoh misalnya antara ya prasyarat untuk lepas landas dengan tahap lepas landas sukar dibedakan batasan-batasannya secara jelas. Disebutkan bahwa untuk mencapai tahap prasyarat lepas landas harus ada perkembangan dan kenaikan produktivitas di sektor pertanian dan terjadinya perkembangan dibidang prasarana. Hal ini hanya mungkin berlaku bila tingkat penanaman modal meningkat dengan cepat. Dengan demikian kenaikan penanaman modal yang cepat, yang menurut Rostow sebagai salah satu ciri penting pada tahap lepas landas, sudah berlaku pada masa sebelumnya. KUZNETS juga mengkritik masalah ruang lingkup dari teori tersebut, yaitu dalam masyarakat yang bagaimana teori ini berlaku. Apakah teori ini ditunjukkan untuk negara maju ataukah untuk negara berkembang. Aspek yang lebih penting dari kritik KUZNETS terhadap teori Rostow ini adalah mengenai keberadan ciri-ciri tersebut yang dapat diselidiki kebenarannya secara empiris. Menurutnya sebagian besar yang dinyatakan oleh Rostow tidak mudah untuk diuji secara empiris dan dapat diselidiki, kenyataan di dapat sangat berbeda dengan yang digambarkan oleh Rostow. Dalam tahap lepas landas, satu-satunya ciri yang dapat diuji secara empiris adalah kenaikan tingkat penanaman modal dari 5 persen menjadi 10 persen.

14 154 Adalah merupakan suatu kenyataan, bahwa teori Rostow merupakan salah satu teori mengenai pembangunan ekonomi yang paling banyak mendapat perhatian orang. Kalau diamati secara seksama ada hal yang menarik yaitu bahwa teori yang dikemukakan oleh Rostow ini ternyata lebih pendek daripada komentar-komentar yang diberikan oleh para pengkritiknya. Artinya, dibandingkan dengan teorinya sendiri ulasannya lebih luas yang diberikan oleh para pengkritiknya yang tidak jarang dengan menggunakan kalimat-kalimat yang sinis TEORI PRODUKSI KLASIK Pada dasarnya pembangunan ekonomi adalah suatu usaha meningkatkan produksi atau out put.semakin tinggi tingkat produksi, maka semakin besar hasil yang akan diperoleh dengan asumsi ceteris paribus. Hasil produksi ini dalam suatu negara tertuang dalam produk domestik bruto (PDB) yang dibuat setiap tahun. Nilai PDB akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya akan menentukan tingkat pembangunan ekonomi. Secara teori ada 3 (tiga) pendekatan fungsi produksi, yaitu: 1. Fungsi Produksi Klasik Menurut aliran klasik, tingkat produksi dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Artinya, bahwa besar kecilnya tingkat produksi sangat ditentukan oleh jumlah penduduk. Semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar tingkat produksi yang dapat dihasilkan, sehingga hanya penduduk yang dianggap paling menentukan besar kecilnya produksi. Adapun teori ini menggunakan asumsi sebagai berikut : a) tidak ada kemajuan teknologi, b) jumlah modal tetap, dan c) Luas lahan tetap.

15 155 Fungsi produksi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Sadono, Sukirno, 2006) : Produksi Total Y Gambar 6-1 Fungsi Produksi Klasik Y2 Y 1 I I III IV O Jumlah penduduk Sumber: Sadono Sukirno (2006) Keterangan gambar : Y1 Y2 adalah garis yang menggambarkan fungsi produksi hipotetis dari suatu masyarakat. Kedua garis tersebut, menghubungkan antara jumlah penduduk dengan tingkat produksi nasional. Berdasarkan gambar tersebut, maka dapat dijelaskan, bahwa proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan menjadi 4 (empat ) tahap, yaitu : 1. Tahap I Merupakan tahap dimana produksi batas menjadi bertambah besar apabila penduduk bertambah

16 Tahap II Merupakan tahap dimana produksi batas mencapai nilai maksimal dan mulai menurun apabila penduduk bertambah 3. Tahap III Merupakan tahap dimana produksi batas besarnya adalah lebih rendah daripada produksi perkapita Batas antara tahap II dan tahap III merupakan tingkat pembangunan dimana pendapatan atau produksi perkapita mencapai nilai yang maksimal. Batas antara tahap III dan tahap IV adalah tingkat pertumbuhan dimana pendapatan nasional mencapai tingkat yang paling maksimum. Pada tahap IV ini produksi total mengalami penurunan dan makin lama akan menjadi semakin kecil. Pada tingkat ini pendapatan perkapita sudah menjadi semakin kecil, sehingga pada tingkat ini pendapatan perkapita sudah menjadi jauh lebih rendah daripada pendapatan perkapita maksimal yang dapat dicapai pada batas tahap II dan tahap III. Pada akhirnya tingkat stationary state akan tercapai, yaitu pada waktu produksi perkapita hanya cukup untuk hidup atau pada tingkat subsisten level. 2. Fungsi Produksi Harrod Domar Bahwa tingkat produksi suatu masyarakat ditentukan oleh modal dan tenaga kerja. Fungsi produksi menurut Harrod - Domar ini menyatakan tentang pentingnya modal dan tenaga kerja dalam proses pembangunan. Modal merupakan faktor yang dianggap dapat

17 157 meningkatkan produkstivitas, melalui penanaman modal. Pada umumnya penanaman modal yang dilakukan oleh masyarakat bertujuan untuk 2 (dua) hal utama, yaitu : a. Untuk menambah alat-alat modal yang tidak dapat digunakan lagi b. Untuk memproduksi jumlah alat-alat modal yang tersedia dalam masyarakat Oleh karena itu nilai yang dieproleh merupakan perbandingan antara seluruh tambahan produksi yang diciptakan oleh sejumlah penanaman modal dengan jumlah modal yang ditanamkan tersebut. Sebagai contoh misal : Pada tahun 2008 terdapat penanaman modal sebesar 10 trilyun rupiah. Dengan penanaman modal sebesar itu dapat menghasilkan tambahan produksi sebesar 2 trilyun rupiah. Maka perbandingan antara jumlah produksi tambahan dan jumlah modal yang ditanamkan adalah : 2 trilyun rp = 0,2 10 trilyun rp Nilai 0,2 dinamakan sebagai capital out put ratio dimana nilai 0,2 ini merupakan nilai sebelum dikurangi dengan penyusutan modal. Nilai capital out put ratio 0,2, artinya adalah bahwa setiap tambahan modal 1 trlyun rupiah dapat meningkatkan produksi sebesar 0,2 trilyun rupiah. Dengan demikian, semakin besar nilai capital out put ratio, maka semakin efektif penambahan modal. 3. Fungsi Produksi Neo-Klasik Tingkat produksi menurut Neo-Klasik ditentukan oleh penggunaan modal dan tenaga kerja. Kedua faktor ini sama seperti yang

18 158 dikemukakan oleh Harrod-Domar. Perbedaannya adalah pada fungsi produksi itu sendiri yang menurut Harrod-Domar digambarkan sebagai garis tegak lurus, sebaliknya menurut Neo-Klasik fungsi produksi digambarkan sebegai garis yang berbentuk melengkung dari atas ke bawah. Perbedaan yang lainnya adalah, bahwa menurut Neo Klasik, pada tingkat produksi yang sama dapat digunakan berbagai macam kemungkinan penggunaan faktor modal dan tenaga kerja, tetapi menurut Harrod Domar penggunaan faktor modal dan tenaga kerja sudah tertentu. Gambar 1 Fungsi Produksi H-D Modal Gambar 6-2 Fungsi Produksi Harrod -Domar dan Neo Klasik N1 N2 Gambar 2. Fungsi Produksi Neo-Klasik Modal M1 M2 K3 K 2 K2 K 1 K1 O L1 L2 Tenaga Kerja O L3 L3 L2 L1 Tenaga Kerja Sumber: Sadono Sukirno (2006) Keterangan Gambar : Gambar 1; Menjelaskan fungsi produksi dari Harrod - Domar atau H-D, yang menggambarkan hubungan antara modal dan tenaga kerja. Sumbu tegak pada gambar 1, menunjukkan jumlah modal dan sumbu datar

19 159 menunjukkan jumlah tenaga kerja. Modal dan tenaga kerja tidak dapat saling menggantikan satau sama lain. Misal untuk memproduksi sebesar N1 diperlukan modal sebesara K1 dan tenaga kerja sebanyak L1, demikian pula untuk memproduksi sebesar N2, diperlukan modal sebesar K2 dan tenaga kerja sebesar L2 dan seterusnya. Gambar2; Gambar menunjukkan fungsi produksi dari Neo-Klasik, seperti yang ditunjukkan oleh garis M1 M2. Dalam fungsi produksi seperti itu, tingkat produksi tertentu dapat dicapai dengan menggunakan gabungan berbagai modal dan tenaga kerja. Misal, pada tingkat produksi sebesar M1, maka gabungan penggunaan modal dan tenaga kerja yang dapat digunakan adalah : 1. Penggunaan modal sebesar K3 dan tenaga kerja sebesar L3 2. Penggunaan modal sebesar K2 dan tenaga kerja sebesar L2 3. Penggunaan modal sebesar K1 dan tenaga kerja sebesar L1 Di samping itu, jumlah produksi dapat mengalami perubahan walaupun jumlah modal tetap. Misal, pada tingkat produksi sebesar M2. Modal yang digunakan tetap sebesar K3, tenaga kerja bertambah menjadi L3. Dalam teori pertumbuhan Neo-Klasik, perubahan dalam tingkat produksi lebih mudah terjadi, jika dibandingkan dengan teori Harrod- Domar. Menurut teori Harrod-Domar, hanya pertambahan jumlah modal yang dapat menambah produksi dan pendapatan nasional, sedangkan menurut Neo-Klasik, penambahan produksi dan pendapatan nasional

20 160 dapat dicapai dengan menambah tenaga kerja yang digunakan, walaupun jumlah modal besarnya tetap. Pada hakekatnya teori Neo-Klasik didasarkan pada fungsi produksi yang telah dikembangkan oleh dua penulis Amerika, yaitu Charles Cobb dan Paul Douglas. Fungsi produksi tersebut dapat ditulis sebagai berikut : Yt = Tt. Kt. Lt Dimana : Yt = tingkat produksi pada tahun t Tt = tingkat teknologi pda tahun t Kt = jumlah stok alat-alat modal pada tahun t Lt = jumlah tenaga kerja pada tahun t = tingkat pertambahan produksi yang diciptakan oleh pertambahan satu unit modal. = tingkat pertambahan produksi yang diciptakan oleh pertambahan satu unit tenaga kerja. Nilai + = 1, yang berarti bahwa dan nilainya adalah sama dengan produksi batas dari masing-masing faktor tersebut. Persamaan tersebut, dapat diubah menjadi : Log Yt = log Tt + log Kt + log Lt Bila persamaan tersebut didifferensiasikan : d log Yt d log Tt d log Kt + d log Lt + + dt dt dt dt Kemudian persamaan tersebut disederhanakan menjadi : r Y = r T + r K + r L

21 161 Dimana : = tingkat pertambahan pendapatan nasional = tingkat perkembangan teknologi = tingkat pertambahan stok modal = tingkat pertambahan tenaga kerja r Y r T r K r L Contoh soal : Diketahui tingkat pertambahan pendapatan nasional adalah sebesar 5 persen, tingkat pertambahan stok modal 6 persen, dan tingkat pertambahan tenaga kerja 2 persen. Kemudian = 0,25 dan = 0,75. Dengan menggunakan persamaan di atas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut : 5 = r T + 0,25 ( 6 ) + 0,75 ( 2 ) 5 = r T + 1,5 + 1,5 r T = 2 dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa, dengan tingkat pertambahan pendapatan nasional sebesar 5 persen dari pendapatan nasional, maka sebesar 1,5 persen bersumber dari perkembangan stok modal, 1,5 persen bersumber dari perkembangan tenaga kerja dan sisanya 2 persen bersumber dari kemajuan teknologi.

22 162 TUGAS Buatlah resume tentang teori ROSTOW mengenai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang. Resume dilengkapi dengan data pendukung untuk kasus masing-masing negara sedang berkembang.

IV. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANDRI HELMI M, SE., MM.

IV. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANDRI HELMI M, SE., MM. IV. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANDRI HELMI M, SE., MM. Introduction Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi ini diklasifikan sebagai teori modernisasi. Artikel Walt Whitman Rostow yang dimuat dalam

Lebih terperinci

Perkembangan Teori Pertumbuhan Ekonomi. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Perkembangan Teori Pertumbuhan Ekonomi. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Perkembangan Teori Pertumbuhan Ekonomi Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Teori Pertumbuhan Ekonomi ROSTOW NSB menjadikan teori ini sebagai pedoman dalam menilai keberhasilan suatu pembangunan di negaranya,

Lebih terperinci

TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW

TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW A. TEORI ROSTOW Teori pembangunan ekonomi Rostow pada mulanya dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956), kemudian dikembangkan dalam bukunya The Stages of Economic

Lebih terperinci

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si. Teori Pembangunan Ekonomi Macam-Macam Teori Pembangunan Ekonomi Teori Pembangunan Ekonomi (Keynesian) Teori Pembangunan Ekonomi (Rostow) Tahapan - Tahapan Pembangunan Ekonomi Oleh: Hendry Wijaya, SE.,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang-barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang-barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu 2.1 Pertumbuhan Ekonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi

Lebih terperinci

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori Pertumbuhan Ekonomi Teori Pertumbuhan Ekonomi Dalam sejarah pemikiran ekonomi, ahli-ahli ekonomi yang membahas tentang proses pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi empat aliran yaitu aliran klasik, neo-klasik, Schumpeter,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati, studi empiris dari penelitian sebelumnya dan Studi empiris yang dibahas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi lahan memiliki keterkaitan dengan tanah. Menurut Utomo, et al

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi lahan memiliki keterkaitan dengan tanah. Menurut Utomo, et al BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan dan Fungsi Utama Lahan Definisi lahan memiliki keterkaitan dengan tanah. Menurut Utomo, et al (1992), lahan memiliki ciri-ciri yang unik dibandingkan sumberdaya lainnya,

Lebih terperinci

Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Walt Whitman Rostow

Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Walt Whitman Rostow Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Walt Whitman Rostow Teori pembangunan ekonomi versi Rostow ini sangat populer dan paling banyak mendapat kritikan dari para ahli. Teori ini pada mulanya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita mulia tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani Teori pertumbuhan ekonomi adalah teori yang membahas pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh negara ditinjau dari dua sudut. Pertama, membahas pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahap-tahap tertentu (secara

Lebih terperinci

TEORI PEMBANGUNAN. Andri Wijanarko,SE,ME.

TEORI PEMBANGUNAN. Andri Wijanarko,SE,ME. TEORI PEMBANGUNAN Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com 1 Perkembangan Teori Pembangunan 2 Perkembangan Teori Pembangunan Teori pembangunan modern mulai menjadi perhatian setelah paper dari Rosenstain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar BAB II STUDI KEPUSTAKAAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati, studi empiris dari penelitian sebelumnya yang merupakan studi penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Suryana (2000 : 3), mengungkapkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. 4. Berikut ini adalah indikator pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi

LEMBARAN SOAL. 4. Berikut ini adalah indikator pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : EKONOMI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPS Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Pengertian pembangunan ekonomi adalah... a. Suatu proses yang terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya dua abad

Lebih terperinci

BAB I. KONDISI KETENAGAKERJAAN dan DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI. Uji Kompetensi

BAB I. KONDISI KETENAGAKERJAAN dan DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI. Uji Kompetensi BAB I KONDISI KETENAGAKERJAAN dan DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Bila di dalam suatu masyarakat tersedia sejumlah pekerjaan yang cukup, sehingga orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Pendahuluan Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan Setiap negara bekerja keras untuk pembangunan. Kemajuan ekonomi adalah komponen utama pembangunan tetapi bukan merupakan satu-satunya. Pembangunan bukan hanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi

PENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai target ekonomi. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi faktor yang paling penting

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM Pengertian dan Ruang Lingkup Pembangunan ekonomi adalah upaya untuk memperluas kemampuan dan kebebasan memilih (increasing the ability and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan perkapita, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pengertian pertumbuhan ekonomi sudah banyak dirumuskan dengan sudut pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu : BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pertumbuhan ekonomi dan disparitas pendapatan antar wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu : Penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan usaha-usaha pembangunan meliputi juga usaha-usaha pembangunan

TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan usaha-usaha pembangunan meliputi juga usaha-usaha pembangunan 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep dan definisi Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Pada awal pembangunan ekonomi suatu negara, umumnya perencanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Pada awal pembangunan ekonomi suatu negara, umumnya perencanaan 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Pada awal pembangunan ekonomi suatu negara, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi lebih berorientasi pada masalah pertumbuhan

Lebih terperinci

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Oleh BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Antiremed Kelas 10 Ekonomi Antiremed Kelas 10 Ekonomi Pendapatan Nasional - Soal Halaman 1 01. Pada metode pendapatan, besar pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan (A) jumlah produksi ditambah upah (B) jumlah investasi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1. Pengertian dan Pembagian Dana Perimbangan 2.1.1.1. Pengertian Dana Perimbangan Dana Perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang melibatkan berbagai perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan institusi sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1) melindungi segenap bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Rostow pembangunan merupakan perubahan dari keterbelakangan menuju kemajuan ekonomi yang dapat dijelaskan dalam suatu seri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Menurut Rostow, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan masyarakat, yaitu perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka panjang disetiap periode. Dalam setiap periode upaya untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan suatu

Lebih terperinci

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami konsep pendapatan nasional, metode penghitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mekanisme penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab II merupakan kajian terhadap sumber-sumber literatur berupa buku,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab II merupakan kajian terhadap sumber-sumber literatur berupa buku, BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II merupakan kajian terhadap sumber-sumber literatur berupa buku, jurnal dan artikel yang dipergunakan sebagai pegangan oleh penulis dalam penyusunan karya ilmiah dengan judul

Lebih terperinci

Transformasi Paradigma Pembangunan Ekonomi

Transformasi Paradigma Pembangunan Ekonomi Oleh: Junaedi A. Pendahuluan Perkembangan pemikiran tentang pembangunan ekonomi selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Dari perubahan pemikiran itu kemudian menimbulkan perubahan paradigma dalam

Lebih terperinci

INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN

INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu sasaran rencana pembangunan nasional adalah pembangunan disegala bidang dan mencakup seluruh sektor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan peningkatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan

Lebih terperinci

Pendekatan produksi: nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu. Distribusi Pendapatan

Pendekatan produksi: nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu. Distribusi Pendapatan Distribusi Pendapatan Berdasarkan data BPS, 40% penduduk berpendapatan terendah, telah menerima 21,74% pada tahun 2002, sehingga apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan RENSTRA sebesar 20,17%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat Nya melaksanakan pembangunan segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang digunakan pada penelitian ini. Hal yang dibahas pada bab ini adalah: (1) keterkaitan penerimaan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit untuk dihindari bagi suatu negara, baik di negara berkembang maupun negara maju, namun pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga,

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga, 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ekonomi dan Pertumnbuhan Ekonomi Sebuah Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

Kuliah 6. Paradigma Pentahapan. 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1

Kuliah 6. Paradigma Pentahapan. 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1 Kuliah 6 Paradigma Pentahapan 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1 Paradigma Pentahapan Dipopulerkan oleh W.W. Rostow dalam bukunya The Stages Economic Growth. Merupakan pandangan seorang economic historian ttg

Lebih terperinci

Kurnia Ayu K 09/280257/EK/17295

Kurnia Ayu K 09/280257/EK/17295 Kurnia Ayu K 09/280257/EK/17295 Teori-teori Pembangunan Ekonomi: Empat Pendekatan Pasca Perang Dunia Kedua, teori-teori pembangunan ekonomi didominasi oleh empat aliran. Keempat pendekatan tersebut adalah:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Sehubungan dengan arah pembangunan nasional, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Sehubungan dengan arah pembangunan nasional, maka pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah suatu proses dimana pemerintah nasional dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membuat suatu kebijakan yang dapat merangsang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Ekonomi Banyak yang menilai bahwa pertumbuhan dan pembangunan ekonomi itu sama, padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno pembangunan

Lebih terperinci

PERUBAHAN STRUKTURAL DALAM PROSES PEMBANGUNAN

PERUBAHAN STRUKTURAL DALAM PROSES PEMBANGUNAN PERUBAHAN STRUKTURAL DALAM PROSES PEMBANGUNAN Pendahuluan Bahwa struktur ekonomi akan mengalami perubahan dalam proses pembangunan ekonomi, sudah lama disadari oleh ahli-ahli ekonomi. Tulisan A.G.B. Fisher

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode 1980-2008

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode 1980-2008 38 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode 198-28 Berdasarkan Gambar 4.1, periode 198 hingga 28 perkembangan GDP pertanian negara-negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pekerjaan membangun, sedangkan ekonomi adalah suatu ilmu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pekerjaan membangun, sedangkan ekonomi adalah suatu ilmu yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi terdiri dari dua kata yaitu pembangunan dan ekonomi. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pembangunan adalah hasil pekerjaan membangun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya bahwa sebagian besar dari pendapatan yang diterima masyarakat akan dibelanjakan kembali untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Pengeluaran

Lebih terperinci

TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI

TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI Hampir semua negara bekerja keras untuk melaksanakan pembangunan. Kemajuan ekonomi hanya menjadi salah satu komponen penting dalam pembangunan, namun perlu dipahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang mengakibatkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang yang diikuti oleh

Lebih terperinci

Negara Maju??? Negara Berkembang..??

Negara Maju??? Negara Berkembang..?? Geografi Negara Maju??? Negara Berkembang..?? Indikator kategorisasi negara maju dan berkembang: Pendapatan per kapita nasional / Gross National Product (GNP) Struktur mata pencaharian dari angkatan kerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta pembangunan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Hakikat pembangunan ini mengandung makna bahwa pembangunan

Lebih terperinci

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016 Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan 2016 Aviliani 10 Maret 2016 SISTEM PEREKONOMIAN Aliran Barang dan Jasa Gross Domestic Bruto Ekonomi Global Kondisi Global Perekonomian Global masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi wilayah atau regional merupakan salah satu bagian penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 08/07/1205/Th. VI, 06 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara yang diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi nasional yang dapat dicapai melalui pembenahan taraf hidup masyarakat, perluasan lapangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis. (4) rumah tangga dunia. dalam lima tahap yaitu (Irawan dan Suparmoko, 1992):

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis. (4) rumah tangga dunia. dalam lima tahap yaitu (Irawan dan Suparmoko, 1992): BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis 1) Karl Butcher Menurut Karl Butcher, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibedakan menjadi empat

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUM DAN STRUKTUR KEGIATAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG

KARAKTERISTIK UMUM DAN STRUKTUR KEGIATAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG KARAKTERISTIK UMUM DAN STRUKTUR KEGIATAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG PENGELOMPOKAN NEGARA Negara maju (Developed Countries) : Eropa Barat dan Amerika Utara, Negara-negara Australia dan New Zealand. Negara

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP 2.1.Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang (Sukirno

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI DKI JAKARTA

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI DKI JAKARTA DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jme PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI DKI JAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Teori yang dibahas dalam bab ini terdiri dari pengertian pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1994 Ekonomi

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1994 Ekonomi Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1994 Ekonomi EBTANAS-SMA-94-01 Kebutuhan primer, sekunder, dan mewah adalah pembagian kebutuhan menurut A. intensitas B. waktu C. sifat D. wujud E. subyek EBTANAS-SMA-94-02

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Lapeti Sari Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Penelitian ini bertujuan antara lain adalah: memberikan gambaran tentang persediaan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Permasalahan Pembangunan Ekonomi - Pendekatan perekonomian : Pendekatan Makro - Masalah dalam perekonomian : rendahnya pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI Pertambahan jumlah penduduk setiap tahun akan menimbulkan konsekwensi kebutuhan konsumsi juga bertambah dan dengan sendirinya dibutuhkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan usaha meningkatkan pendapatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan usaha meningkatkan pendapatan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi umumnya merupakan proses yang berkelanjutan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan usaha meningkatkan pendapatan perkapita. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi 2.2 Pengertian Makro Ekonomi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi 2.2 Pengertian Makro Ekonomi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi Asal kata dari Ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani Oikos atau Oiku dan Nomos yang berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain ekonomi adalah semua hal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri Judul : Pengaruh Kurs dan Impor Terhadap Produk Domestik Bruto Melalui Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Nur Hamimah Nim : 1306105143 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat

Lebih terperinci

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Blog:

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Blog: Pokok Bahasan 3 PENENTUAN KEGIATAN EKONOMI Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email: asyahza@yahoo.co.id; syahza.almasdi@gmail.com Guru Besar Universitas Riau Pandangan Klasik, Keynes

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi ekonomi dan keberlanjutan pembangunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kenaikan dalam produk domestik bruto (PDB) yang dapat didefinisikan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. kenaikan dalam produk domestik bruto (PDB) yang dapat didefinisikan sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Pengertian pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi adalah sebagai kenaikan dalam produk domestik bruto (PDB) yang dapat

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP BAB I PENDAHULUAN Berita di media masa tentang neraca pembayaran (BOP): fenomena Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baru. Ada tiga alasan mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka modal manusia merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai serangkaian usaha dalam perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonomi sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Lebih terperinci

Menyoal Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia * Oleh: Prayoto Fakultas Teknik, UNIKOM

Menyoal Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia * Oleh: Prayoto Fakultas Teknik, UNIKOM Menyoal Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia * Oleh: Prayoto Fakultas Teknik, UNIKOM Mempersoalkan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu hal yang tidak mudah. Apalagi kita sebagai bangsa Indonesia,

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengertian Ilmu Ekonomi Adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan produk nasional (GNP) karena ada peningkatan kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidup pada tahap subsisten dan mata pencarian utama adalah dari mata. pencaharian di sektor pertanian, perikanan dan berburu.

I. PENDAHULUAN. hidup pada tahap subsisten dan mata pencarian utama adalah dari mata. pencaharian di sektor pertanian, perikanan dan berburu. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia semenjak dua abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER PDRB KABUPATEN PASER TAHUN 2011 Rata rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser kembali menembus angka dua digit sejak tahun 2010. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Lebih terperinci