KODE MODUL : 119. KK16.02

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KODE MODUL : 119. KK16.02"

Transkripsi

1 KODE MODUL : 119. KK16.02 Disusun Oleh: Winarto, M.Pd. Accounting Teacher PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 GIRIMULYO Alamat : Sokomoyo, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta smkn1_girimulyo@yahoo.co.id Mengelola Ekuitas Accounting for SMK 1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur hanya kepada Allah SWT, karena hanya atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayahnya maka modul pembelajaran Akuntansi PERSEROAN TERBATAS (PT) (119.KK16.01) ini dapat tersusun. Modul ini disusun dalam rangka membantu peserta didik khususnya bagi mereka yang duduk di bangku Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) dalam memahami pengelolaan modal PERSEROAN TERBATAS (PT). Materi yang disajikan dalam modul ini sangat sederhana, karena hanya memberikan konsep dasar PERSEROAN TERBATAS (PT) dan didukung dengan soalsoal kasus beserta cara pemecahannya yang biasa terjadi dalam dunia usaha dan industry. Untuk mempertajam skill siswa, modul ini juga didukung dengan soalsoal latihan, yang mengacu pada kompetensikompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Setelah mempelajari peserta didik diharapkan mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya sehingga mampu memecahkan masalahmasalah yang timbul dalam perusahaan khususnya yang berbentuk PERSEROAN TERBATAS (PT). Kami sadar bahwa modul ini masih jauh dari sempurna.,untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhirnya, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi para peserta didik SMK. Penyusun Winarto, S.Pd. Mengelola Ekuitas Accounting for SMK 2

3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii PETA KEDUDUKAN MODUL... v GLOSSARIUM... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar... 1 B. Pendidikan Karakter yang Dikembangkan... 1 C. Deskripsi... 1 D. Waktu... 1 E. Prasarat... 1 F. Petunjuk Penggunaan Modul... 1 G. Tujuan Akhir... 2 H. Komptensi... 3 I. Cek Kemampuan... 4 BAB II PEMBELAJARAN... 5 I. Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran... 5 B. Uraian materi... 5 C. Rangkuman D. Post Tes II. Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran B. Uraian materi C. Rangkuman D. Post Tes III. Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran B. Uraian materi C. Rangkuman D. Post Tes IV. Kegiatan Pembelajaran Mengelola Ekuitas Accounting for SMK 3

4 A. Tujuan Pembelajaran B. Uraian materi C. Rangkuman D. Post Tes BAB III EVALUASI BAB IV KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Mengelola Ekuitas Accounting for SMK 4

5 PETA KEDUDUKAN MODUL MATA DIKLAT/KOMPETENSI : AKUNTANSI MODAL 119.DKK DKK DKK DKK 4 I 119.KK KK KK KK KK KK KK KK 13 II 119.KK KK KK KK KK KK10 III 119.KK KK16 Keterangan: 119.KK15 Mengelola Akuntansi Modal Mengelola Akuntansi Modal Firma Mengelola Akuntansi Modal PT Mengelola Akuntansi Koperasi Mengelola Ekuitas Accounting for SMK 5

6 GLOSARIUM Partnership : Persekutuan, yakni gabungan dua orang atau lebih untuk menjalankan usaha bersama dalam rangka memperoleh keuntungan Investasi : Penanaman modal dalam suatu usaha untuk mendapatkan keuntungan. Goodwill : Pengakuan adanya kelebihan terhadap salah satu pihak dalam persekutuan. Harta tak berujud yang ditaksir sebagai tambahan yang diakui sebagai akibat nama baik dan keberhasilan pengelolaan pimpinan perusahaan. Revaluasi : Penilaian kembali asset untuk disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Likuidasi : Proses pencairan aktiva menjadi uang, karena telah berakhirnya suatu usaha (pembubaran). Mengelola Ekuitas Accounting for SMK 6

7 BAB I PENDAHULUAN A. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 15 Mengelola Akuntansi Modal 1. Mengelola Akuntansi Modal Firma 2. Mengelola Akuntansi PT 3. Mengelola Akuntansi Koperasi B. PENDIDIKAN KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN 1. Cermat, teliti, rapi, dan tanggung jawab; 2. Berfikir Kritis dan Logis 3. Bekerja sesuai dengan SOP. C. DESKRIPSI Modul ini berisi tentang materi yang berhubungan dengan pengelolaan modal PT. Dan diharapkan setelah mempelajari modul ini peserta didik diharapkan mampu menjelaskan pengertian PT, saham dan jenisjenisnya, mampu menghitung dan membukukan investasi dalam saham, dapat menghitung dan membukukan deviden, mampu memahami dan membukukan saham perbendaharaan, serta mampu memahami dan menyusun laporan keuangan perseroan. Modul ini berkaitan dengan modul sebelumnya yaitu Menyelesaikan Siklus Akuntansi Perusahaan jasa dan dagang, D. WAKTU Materi Mengelola Akuntansi PT yang dijelaskan dalam modul ini diberikan pada kelas XII semester Gasal, dengan membutuhkan waktu 20 jam 45 menit/jam pembelajaran. E. PRASYARAT Agar dapat mencapai tujuan di atas maka peserta diklat: 1. Memahami Standard Operating Prosedure (SOP) tentang Akuntansi PT 2. Memahami dan Melaksanakan komunikasi bisnis 3. Menguasai siklus akuntansi perusahaan jasa, dagang dan manufaktur. F. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Penjelasan Bagi Peserta Didik 1. Bacalah dan pahamilah dengan baik dan benar tujuan yang akan dicapai setelah mempelajari modul ini 2. Bacalah dengan cermat dan pahamilah dengan baik daftar pertanyaan pada cek kemampuan sebagai tolok ukur kompetensi yang harus dikuasai dalam modul ini 3. Pelajarilah dengan baik materi dan ilustrasi soal dalam modul ini. 4. Bertanyalah dan berkonsultasilah kepada guru/instruktur apabila mengalami kesulitan. 5. Kerjakan dengan cermat dan teliti soalsoal yang diberikan, baik secara individu maupun kelompok Mengelola Ekuitas Accounting for SMK 7

8 6. Jangan melanjutkan materi berikut sebelum tuntas materi sebelumnya. Penjelasan Bagi Guru : 1. Bacalah modul ini dengan seksama 2. Bimbinglah peserta didik agar tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari modul ini 3. Bimbinglah peserta didik agar menguasai materi yang ada dalam modul ini 4. Berilah kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, dan membentuk kelompok untuk berdiskusi 5. Berilah berbagai latihanlatihan atau tugastugas yang menunjang pemahaman peserta didik terhadap materi yang ada dalam modul ini. 6. Berikan evaluasinya dan dokumentasikan hasilnya. 7. Monitor dan catat kemajuan peserta didik dalam pembelajaran, dan berikan feedback atas hasil yang dicapai. G. TUJUAN AKHIR Setelah mempelajari modul ini dan mengikuti seluruh kegiatan belajarnya maka kinerja yang diharapkan dapat dikuasai adalah : 1. Memahami bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT). 2. Memahami prosedur pendirian perseroan 3. Mengidentifikasi data pembentukan PT dengan benar. 4. Menghitung dan membukukan investasi modal saham dengan benar. 5. Menyusun neraca awal perseroan 6. Menghitung dan mencatat pembatalan pesanan modal saham. 7. Menghitung dan mencatat saham perbendaharaan 8. Menghitung dan mencatat dividen. 9. Menyajikan laporan keuangan perseroan. Mengelola Ekuitas Accounting for SMK 8

9 B. KOMPETENSI NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 GIRIMULYO MATA PELAJARAN : Kompetensi Kejuruan KELAS/SEMESTER : XII/1 STANDAR KOMPETENSI : Mengelola Akuntansi Modal KODE : 119.KK16 ALOKASI WAKTU : 36 X 45 menit KOMPETEN SI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN BUDAYA & KARAKTER BANGSA KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU TM PS PI SUMBER BELAJAR KET. ALOKASI WAKTU 2. Mengelola Akuntansi Perseroan Terbatas Peralatan yang dibutuhkan untuk pengelolaan PT tersedia Data investasi modal saham teridentifikasi Investasi modal saham terbukukan dengan tertib Pembatalan pesanan saham teridentifikasi Deviden perusahaan teridentifikasi Laporan keuangan PT Disusun sesuai dengan format yang telah ditentukan. Peralatan yang dibutuhkan untuk pengelolaan PT Mengidentifikasi modal saham Pencatatan investasi modal saham Perhitungan dan pencatatan dividen perusahaan Menghitung dan mencatat pembatalan pesanan saham Menyusun Laporan Keuangan PT. Jujur, Mandiri Tanggung jawab Realistis dan Komitmen Mencari informasi secara berkelompok tentang ruang lingkup PT dengan teliti dan lengkap Mengidentifikasi modal saham perusahaan Diskusi prosedur pencatatan modal saham Menghitung dan mencatat dividen perusahaan Menghitung dan membukukan pembatalan pesanan saham Menyusun Laporan keuangan PT Tes Tertulis Tugas Observasi 4 14 (28) 6 (24) Modul Buku Referensi SOP DU/DI Internet PT 4 Mengelola Ekuitas Accounting for SMK 9

10 H. CEK KEMAMPUAN Isilah pernyataanpernyataan berikut ini dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom jawaban yang telah disediakan : ASPEK AFEKTIF NO PERNYATAAN Apakah Anda mampu mempersiapkan pengelolaan perseroan secara tertib dan teliti? Apakah Anda mampu memahami permasalahan dengan pikiran yang logis? Apakah Anda mampu menghitung dan mencatat perhitungan modal saham dengan penuh tanggung jawab? Apakah Anda mampu menyusun laporan keuangan perseroan dengan cermatdan rapi? ASPEK KOGNITIF NO PERNYATAAN 1 Apakah Anda memahami bentuk usaha perseroan? KET YA TIDAK KET YA TIDAK 2 Apakah anda mengetahui prosedur pendirian perseroan? 3 Apakah Anda memahami metodemetode pencatatan modal saham? 4 Apakah anda mengetahui dan memahami saham perbendaharaan? 5 Apakah Anda memngetahui jenisjenis laporan keuangan dalam perseroan? 6 Apakah Anda memahami diveden? ASPEK PSIKOMOTORIK NO PERNYATAAN 1 Apakah Anda mampu menghitung investasi saham dalam perseroan? Apakah Anda mampu mencatat investasi modal saham menurut metode yang telah ditentukan? Apakah Anda mampu menghitung dan mencatat pembatalan pesanan saham? Apakah Anda mampu menghitung dan mencatat saham perbendaharaan? 5 Apakah Anda mampu menyusun laporan keuangan perseroan? KET YA TIDAK 6 Apakah Anda mampu menghitung dan mencatat dividen? Akuntansi Modal PT 10

11 BAB II AKUNTANSI PERSEROAN TERBATAS A. Pendahuluan Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UndangUndang. Perusahaan menarik dana dari investor dengan cara mengeluarkan saham. Bagi pemegang saham, berarti memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Untuk menjadi Badan Hukum, Perseroan Terbatas harus memenuhi persyaratan dan tata cara pengesahan PT sebagaimana yang diatur dalam UUPT, yaitu pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia. Tata cara tersebut antara lain pengajuan dan pemeriksaan nama PT yang akan didirikan, pembuatan Anggaran Dasar, dan pengesahan Anggaran Dasar oleh Menteri. Sebagai persekutuan modal, kekayaan PT terdiri dari modal yang seluruhnya terbagi dalam bentuk saham. Para pendiri PT berkewajiban untuk mengambil bagian modal itu dalam bentuk saham dan mereka mendapat bukti surat saham sebagai bentuk penyertaan modal. Tanggung jawab para pemegang saham terbatas hanya pada modal atau saham yang dimasukkanya ke dalam perseroan (limited liability). Segala hutang perseroan tidak dapat ditimpakkan kepada harta kekayaan pribadi para pemegang saham, melainkan hanya sebatas modal saham para pemegang saham itu yang disetorkan kepada perseroan. Apabila dibandingkan dengan perusahaan lain maka perseroaan memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Merupakan bentuk persekutuan yang berbadan hokum b. Merupakan kumpulan modal/saham c. Memiliki kekayaan yang terpisah dengan kekayaan peseronya d. Pemegang saham memiliki tanggung jawab yang terbatas e. Terdapat pemisahan fungsi antara pemegang saham dengan penurus atau direksi f. Memiliki dewan komisaris yang berfungsi sebagai pengawas g. Kekuasan tertinggi berada pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) B. Proses Pendirian PT Tahap awal dalam pembentukan perseroan adalah mengajukan permohonan kepada negara di mana organisasi tersebut akan didirikan. Dalam permohonan memuat nama dan tujuan organisasi, jenis saham, jumlah modal dasar dan nama pendiri organisasi. setelah permohonan disetujui, maka negara akan mengeluarkan piagam atau akta pendirian perseroan. Setelah itu, kemudian para pendiri menyiapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Syaratsyarat formil pendirian PT diatur dalam UU No 40 Tahun 2007 yakni sebagai berikut : 1. Pendiri minimal 2 orang atau lebih (pasal 7 ayat 1) 2. Akta notaries berbahasa Indonesia Akuntansi Modal PT 11

12 3. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka pelleburan (pasal 7 ayat 2 dan 3) 4. Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri Kehakiman dan diumumkan dalam BNRI (pasal 7 ayat 4) 5. Modal dasar minimal Rp , dan modal disetor minimal 25% dari modal dasar (psl 32 dan 33) 6. Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisariss (Psl 98 ayat 3 dan Psl 108 ayat 3) 7. Pemegang saham harus WNI atau badan hokum yang didirikan menurut hokum Indonesia, kecuali PT PMA Sedangkan syarat material berupa kelengkapan dokumen yang harus disampaikan kepada notaries pada saat penandatanganan akta pendirian yakni berupa : 1. Fc KTP pendiri 2. Modal dasar dan modal disetor. Besarnya modal ini tergantung pada jenis SIUP yang diinginkan. SIUP kecil jumlah modal disetor s/d Rp 200jt SIUP menengah jumlah modal disetor Rp 201jt s/d Rp 500jt SIUP besar jumlah modal disetor > Rp 501jt 3. Prosentase jumlah saham yang diambil oleh masingmasing pendiri. 4. Susunan direksi dan komisaris serta jumlah Dewan Direksi dan Dewan Komisaris Dokumen lain yang perlu dilampirkan sebagai pelengkap proses pendirian PT adalah keterangan domisili perseroan, NPWP perusahaan, SIUP dan lainlain. Penting untuk diketahui bahwa pada saat tanda tangan akta pendirian dapat langsung diurus ijin domisili dan NPWP. Setelah itu kemudian membuka rekening bank atas nama perusahaan, kemudian max 1 bulan sudah harus menyetor dana sebesar modal disetor ke rekening perseroan, untuk dapat diproses pengesahannya. Karena setelah lewat dari 60 hari sejak penandatanganan akta, ternyata modal belum disetor, maka Pt tersebut dinyatakan bubar berdasr pasl 10 ayat 9 UU no 40 tahun 2007 tentang PT. C. Organ Perseroan Terbatas (PT) Organ PT berarti organisasi yang menyelenggaran suatu Perseroan Terbatas, yaitu yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Dewan Komisaris. Masingmasing organ tersebut memiliki fungsi dan perannya sendirisendiri. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ perseroan yang memiliki kedudukan tertinggi dalam menentukan arah dan tujuan perseroan. RUPS memiliki kekuasaan tertinggi dan wewenang yang tidak di serahkan kepada Direksi maupun Dewan Komisaris. Wewenang tersebut meliputi penetapan dan perubahan Anggaran Dasar perseroan, penetapan dan pengurangan modal, pemeriksaan dan persetujuan serta pengesahan laporan tahunan, penetapan penggunaan laba, pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris, penetapan mengenai penggabungan dan peleburan serta pengambilalihan perseroan, serta penetapan pembubaran perseroan. Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar Akuntansi Modal PT 12

13 pengadilan. Direksi bertugas menjalankan pengurusan harian perseroan, dan dalam menjalankan pengurusan tersebut Direksi memiliki kewenangan untuk bertindak atas nama perseroan. Dalam menjalankan pengurusan perseroan, Direksi biasanya dibantu oleh Manajemen. Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai Anggaran Dasar perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi. Dalam menjalankan kewenangannya tersebut, Dewan Komisaris berwenang memeriksa pembukuan perseroan serta mencocokkannya dengan keadaan keuangan perseroan. Sesuai kewenangannya tersebut, Dewan Komisaris juga berhak memberhentikan Direksi jika melakukan tindakan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar atau peraturan perundangundangan yang berlaku. D. Modal Perseroan Di dalam akte pendirian perseroan harus ditetapkan jumlah maksimum lembar saham yang bisa dikeluarkan, yang disebut dengan Modal Dasar Perseroan atau Otorisasi Modal Saham (Authorizedd Capital). Apabila perusahaan bermaksud menambah saham yang lebih besar, maka akta pendirian perseroan harus diubah terlebih dahulu. Di dalam akte pendirian juga tercantum jumlah dan jenis saham yang dikeluarkan oleh suatu perseroan tersebut.. Perseroan boleh jadi mengeluarkan satu jenis saham, yang biasa disebut dengan saham biasa (common stock), atau dapat juga perseroan mengeluarkan lebih dari satu jenis yang biasa disebut saham utama (prefered stock) dan saham biasa (common stock). Apabila perusahaan mengeluarkan satu jenis saham, maka seluruh pemegang saham memiliki hak yang sama, tetapi apabila saham yang dikeluarkan lebih dari satu jenis maka yang diberikan kepada masingmasing jenis berbeda, tergantung pada kontrak pengeluaran saham yang disetujui. Saham yang merupakan bukti kepemilikan perusahaan mempunyai hak sebagai berikut : a. Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan yakni melalui hak suara dalam rapat umum pemegang saham. b. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan. c. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan saham masingmasing pemegang saham tidak berubah. d. Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan, apabila perusahaan dilikuidasi. Secara gariis besar modal yang dimiliki oleh PT terbagi atas 3 jenis, yakni : 1. Modal dasar (authorized Capital), yakni jumlah seluruh nominal modal saham yang dapat dikeluarkan oleh perseroan. 2. Modal yang ditempatkan (issued capital) yakni jumlah saham yang telah dijual kepada para pendiri atau pemegang saham, baik yang telah dibayar penuh atau belum. Treasury stock / saham perbendaharaan termasuk dalam kelompok ini. 3. Modal yang telah disetor (paid up capital) yakni jumlah modal saham yang telah disetor penuh oleh para pendiri atau pemegang saham kepada perseroan. Akuntansi Modal PT 13

14 Saham yang diterbitkan oleh perusahaan pada dasarnya ada dua jenis, yakni saham biasa (command stock) dan saham preferen (prefered stock). Apabila perusahaan hanya mengeluarkan satu jenis saham, maka saham tersebut dinakakan saham biasa (command stock). Setiap lembar saham biasa memiliki hak yang sama. Hak tersebut meliputi hak untuk mendapatkan laba dalam setiap tahunnya dan hak mendapatkan aktiva sesuai dengan proporsi kepemilikannya pada saat perseroan dilikuidasi. Sedangkan saham prioritas (prefered stock) merupakan saham yang memiliki hak istimewa. Saham ini dikeluarkan dalam rangka menarik lebih banyak investor. Jumlah yang diterbitkan sangat terbatas. Para pemegang saham prioritas ini memiliki hak istimewa, yakni menerima terlebih dahulu pembagian laba atau penerimaan aktiva saat likuidasi dibanding dengan para pemegang saham biasa. E. Keuntungan dan Kelemahan PT Keuntungan utama membentuk perusahaan perseroan terbatas adalah: 1. Kewajiban terbatas. Tidak seperti partnership, pemegang saham sebuah perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan. Akibatnya kehilangan potensial yang "terbatas" tidak dapat melebihi dari jumlah yang mereka bayarkan terhadap saham. Tidak hanya ini mengijinkan perusahaan untuk melaksanakan dalam usaha yang beresiko, tetapi kewajiban terbatas juga membentuk dasar untuk perdagangan di saham perusahaan. 2. Masa hidup abadi. Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup dari pemegang sahamnya, pejabat atau direktur. Ini menyebabkan stabilitas modal, yang dapat menjadi investasi dalam proyek yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang lebih panjang daripada aset perusahaan tetap dapat menjadi subyek disolusi dan penyebaran. Kelebihan ini juga sangat penting dalam periode pertengahan, ketika tanah disumbangkan kepada Gereja (sebuah perusahaan) yang tidak akan mengumpulkan biaya feudal yang seorang tuan tanah dapat mengklaim ketika pemilik tanah meninggal. Untuk hal ini, lihat Statute of Mortmain. 3. Efisiensi manajemen. Manajemen dan spesialisasi memungkinkan pengelolaan modal yang efisien sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi. Dan dengan menempatkan orang yang tepat, efisiensi maksimum dari modal yang ada. Dan juga adanya pemisahan antara pengelola dan pemilik perusahaan, sehingga terlihat tugas pokok dan fungsi masingmasing. Kelemahan Perusahaan Perseroan Terbatas Kerumitan perizinan dan organisasi. Untuk mendirikan sebuah PT tidaklah mudah. Selain biayanya yang tidak sedikit, PT juga membutuhkan akta notaris dan izin khusus untuk usaha tertentu. Lalu dengan besarnya perusahaan tersebut, biaya pengorganisasian akan keluar sangat besar. Belum lagi kerumitan dan kendala yang terjadi dalam tingkat personel. Hubungan antar perorangan juga lebih formal dan berkesan kaku. Akuntansi Modal PT 14

15 F. LATIHAN SOAL Kerjakan soal berikut dengan tepat! 1. Apa yang Anda ketahui tentang PT? Jelaskan! 2. Sebutkan karakteristik perseroan, yang membedakan dengan perusahaan lain! 3. Sebutkan syaratsyarat formil untuk mendirikan sebuah perseroan! 4. Sebutkan syaratsyarat material untuk mendirikan sebuah perseroan! 5. Modal perseroan terbagi menjadi 3 jenis. Sebutkan dan jelaskan! 6. Para pemegang saham dalam perseroan memiliki tanggung jawab yang terbatas. Jelaskan! 7. Sebutkan dan jelaskan organorgan yang harus ada untuk menjalankan suatu perseroan! 8. Apa perbedaan common stock dengan prefered stock? Jelaskan! 9. Sebutkan keuntungan dan kelemahan perseroan! 10. Sebutkan hakhak yang dimiliki oleh para pemegang saham! Akuntansi Modal PT 15

16 BAB III PENERBITAN MODAL SAHAM A. Pendahuluan Penerbitan saham merupakan proses penjualan saham kepada para pemegang saham. Penerbitan saham dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penerbitan saham dengan nilai nominal / nilai pari dan penerbitan dengan tanpa nilai nominal atau tanpa nilai pari. Penerbitan Saham Dengan Nilai Nominal ( Par Stock ) Nilai nominal atau nilai pari saham adalah nilai yang tercantum dalam setiap lembar jenis saham. Penerbitan saham dengan nilai pari maksudnya saham yang diterbitkan dengan mencantumkan nilai nominal dalam lembar saham yang bersangkutan. Sehingga besarnya nilai yang dicatat dalam perkiraan modal saham adalah sebesar nilai yang tercantum dalam lembar saham yang diterbitkan. Setiap penerbitan saham dihitung berdasarkan nilai kurs (nilai tunai saham saat dijual). Nilai kurs saham dapat sama, lebih kecil atau lebih besar dari nilai pari saham, tergantung dari nilai pasar saham saat dijual. Apabila kurs saat penempatan saham lebih besar dari nilai nominalnya maka saham tersebut dijual dengan premium (agio) dan selisihnya dicatat perkiraan Agio Saham sebelah kredit. Sebaliknya Apabila kurs saat penempatan saham lebih kecil dari nilai nominalnya maka saham tersebut dijual dengan discount (disagio) dan selisihnya dicatat perkiraan Disagio Saham sebelah debet. Seperti telah diketahui bahwa nilai pari saham tidaklah mencerminkan harga pasarnya. Harga pasar saham (dari perusahaan yang dimiliki publik) terbentuk sebagai hasil interaksi antara pembeli dan penjual. Secara umum harga saham akan mengikuti kecenderungan perkembangan kondisi keuangan, laba, maupun dividen emiten (perusahaan penerbit saham). Disamping hal tersebut, juga terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham seperti perubahan tingkat suku bunga, embargo minyak, inflansi yang tidak menentu, perubahan ekonomi, gejolak politik dan sebagainya. Untuk memperjelas tentang pemahaman proses pencatatan modal saham, maka perhatikan contoh kasus berikut ini : Pada bulan Januari 2011, didirikan perusahaan dalam bentuk perseroan dengan nama PT Maju Makmur dengan Modal saham yang diotorisasikan sebanyak lembar saham prioritas 15%@ Rp , dan lembar saham Rp 5.000, Penjualan saham mulai awal tahun Berikut ini data transaksi yang terjadi selama tahun 2011 : Jan. 08 Ditempatkan 600 lembar saham prioritas dengan kurs 114% dan lembar saham biasa dengan kurs 110%. Febr. 05 Ditempatkan lembar saham biasa, untuk itu diterima uang tunai Rp , dan sebuah mesin produksi seharga Rp , Febr. 20 Diterima pesanan lembar saham biasa dengan kurs 110%, dibayar tunai 75%, sisanya dibayar satu bulan kemudian. Maret 2 Ditempatkan 800 lembar saham preferen dengan kurs 108% dan lembar Akuntansi Modal PT 16

17 Maret 20 saham biasa dengan kurs 95% Diterima pelunasan saham yang dipesan pada tanggal 20 Februari. Dari data tersebut buatlah jurnal yang diperlukan! Jawab : Tanggal Keterangan Debet Kredit 2011 Jan 08 Modal Saham Preferen Modal Saham Biasa Agio Saham Preferen Agio Saham Biasa Rp , Rp , , , , Febr. 05 Mesin Modal Saham Agio Saham Biasa Rp , , Rp , , Febr. 20 Piutang Pes. Saham Biasa Mdl Shm Biasa Dipesn Agio Saham Biasa Rp , , Rp , , Maret 02 Disagio Saham Biasa Modal Saham Preferen Modal Saham Biasa Agio Saham Preferen Rp , , Rp , , , Maret 20 Piutang Pes Shm Biasa Modal Shm Biasa Dipesan Modal Saham Biasa Rp , Rp , Rp , Rp , Dari data tersebut di atas, maka modal pemegang saham yang tampak dalam Neraca adalah sebagai berikut : Modal Saham PT Maju Makmur NERACA Per 31 Maret 2011 Saham preferen (nilai pari Rp ,/lbr, otorisasi lbr, ditempatkan lbr) Rp , Saham biasa (nilai pari Rp 5.000,/lbr, otorisasi lbr, ditempatkan lbr) Rp , Pesanan Saham Biasa lbr Rp , Akuntansi Modal PT 17

18 Total Modal Saham Rp , Tambahan Modal disetor Agio Saham Preferen Rp , Agio Saham Biasa , Tambahan Modal Saham Rp , Piutang Pesanan Saham Biasa ( ,) Total Modal Saham Disetor Rp , Catatan : Apabila dalam penjualan saham dengan cara memesan, pemesan saham lebih dahulu dengan membayar uang muka. Untuk mencatat transaksi ini maka dapat dilakukan dengan dua cara yakni : 1. Dicatat sebesar uang muka yang diterima : Jurnal yang dibuat saat menerima pesanan adalah : TGL KETERANGAN DEBET KREDIT Uang Muka Pesanan Saham Rp xxx, Rp xxx, Saat menerima pelunasan pesanan dan saham diserahkan Jurnal yang dibuat adalah : TGL KETERANGAN DEBET KREDIT Uang Muka Pesanan Saham Modal Saham Rp xxx, Rp xxx, Rp xxx, 2. Dicatat sebesar nilai Saham yang dipesan Jurnal yang dibuat menerima pesanan adalah : TGL KETERANGAN DEBET KREDIT Piutang Pesanan Saham Modal Saham Yang Dipesan Rp xxx, Rp xxx, Rp xxx, Saat menerima pelunasan pesanan : Jurnal yang dibuat adalah TGL KETERANGAN DEBET KREDIT Piutang Pesanan Saham Rp xxx, Rp xxx, Akuntansi Modal PT 18

19 Saat Menyerahkan Saham dibuat jurnal : TGL KETERANGAN DEBET KREDIT Modal Saham Yang Dipesan Modal Saham Rp xxx, Rp xxx, Penerbitan Saham Tanpa Nilai Nominal ( No Par Stock ) Tidak selamanya saham dijual dengan nilai nominal, ada kalanya saham diterbitkan tanpa nilai nominal. Dalam hal ini saham yang diterbitkan tidak menyebutkan nilai nominalnya (Saham tanpa nilai nilai nominal ). Keseluruhan dari hasil penjualan saham tersebut dicatat disebelah kredit akun saham yang bersangkutan, meskipun harga penerbitan saham bervariasi dari waktu ke waktu. Perhatikan tntoh berikut ini : Pada tanggal 3 Maret 2011 PT Makmur Jaya menempatkan 500 lembar saham biasa tanpa nilai nominal dengan harga Rp ,. Kemudian pada tanggal 14 April 2011, perusahaan menerbitkan kembali 800 lembar saham biasa tanpa nilai nominal dengan harga Rp ,. Dari data tersebut buat jurnal yang diperlukan : Jawab : TGL KETERANGAN DEBET KREDIT 2011 Maret 03 Saham Biasa Rp , Rp , April 14 Saham Biasa Rp , Rp , Ketika saham biasa tanpa nilai pari memiliki nilai yang ditetapkan, jurnal yang dibuat untuk mencatat penerbitan atau penjualan tunai atas saham tersebut adalah sama seperti yang telah diilustrasikan pada penjualan saham dengan nilai pari. Niali yang ditetapkan akan dicatat pada akun saham biasa sebelah kredit, sedangkan niali lebih atau kurang dari saham yang ditetapkan dicatat pada akun Selisih Harga Saham Tanpa Nilai Nominal. Perhatikan contoh soal berikut ini : PT Makmur Jaya pada tanggal 10 Juni 2011 menjual lembar saham biasa tanpa nilai nominal dengan harga Rp , dan pada tanggal 25 Juli 2011 menjual lagi sejumlah 900 lembar saham dengan harga Rp ,. Dari data tersebut buatlah jurnalnya ; Akuntansi Modal PT 19

20 Jawab : Tanggal Keterangan Debet Kredit 2011 Juni 10 Saham Biasa Rp , Rp , 2011 Juli 25 Saham Biasa Rp , Rp , Apabila atas penempatan saham tersebut nilai saham telah ditetapkan tetapi tidak tercantum dalam lembar, misalnya harga yang ditetapkan Rp 5.000, per lembar, maka jurnal yang dibuat adalah : Tanggal Keterangan Debet Kredit 2011 Juni 10 Saham Biasa Selish Harga Shm Tnp Nil Nmnl Rp , Rp , , 2011 Juli 25 Selish Harga Shm Tnp Nil Nmnl Saham Biasa Rp , , Rp , Selisih harga satuan tanpa nilai nominal pada dasarnya sama dengan agio atau disagio saham. Apabila selisih lebih berarti agio saham, sebaliknya apabila timbul selisih kurang berarti disagio. B. Pembatalan Pemesanan Saham dan Pengembalian uang Muka. Pada saat terjadi pemesanan saham, maka sertifikat saham yang telah dipesan harus dipisahkan dan diserahkan pada pemesan saham apabila pemesan telah melunasi seluruhnya. Apabila saham yang telah dipesan tersebut tidak dapat dilunasi, maka untuk menyelesaikan pembatalan pesanan saham tersebut perusahaan dapat mengambil salah satu alternatif sebagai berikut : 1. Uang muka yang sudah diterima dikembalikan kepada pemesan. 2. Uang muka yang sudah diterima dikembalikan kepada pemesan setelah dikurangi biaya atau kerugian penjualan sahamsaham tersebut. 3. Uang muka yang sudah diterima dianggap hilang. 4. Dikeluarkan saham baru yang nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah diterima. Contoh soal : PT Mandiri Makmur pada tahun 2011 memiliki transaksi yang berkaitan dengan penjualan saham sebagai berikut : Maret 1 menerima pesanan 5000 lembar saham ,, dengan kurs Akuntansi Modal PT 20

21 Mei 1 Mei 2 112% dengan pembayaran sebesar 60%, sisanya akan dilunasi dua bulan kemudian. Diterima pelunasan untuk lembar dari lembar saham yang dipesan, dan saham diserahkan kepada pemesan, sedangkan sisanya lembar dinyatakan batal lembar saham yang dinyatakan batal tersebut berhasil ditempatkan dengan kurs 107%. Dari data tersebut, buatlah jurnal yang diperlukan oleh PT Mandiri Makmur apabila : a. Uang muka dikembalikan seluruhnya. b. Uang muka dikembalikan setelah dikurangi biaya pembatalan dan kerugian penjualan kembali saham tersebut. c. Uang muka yang sudah diterima tidak dikembalikan. d. Kepada pemesan diserahkan saham sebanding denagn uang muka yang telah diterima. Jawab : a. Jurnal Uang muka dikembalikan seluruhnya. Tanggal Keterangan Debet Kredit Maret 1 Mei 1 Mei 1 Mei 2 Piutang Pesanan Saham Modal Saham Dipesan Agio Saham ( mencatat pemesanan saham dan uang muka pesanan ) Piutang Pesanan Saham Modal Saham Dipesan Modal Saham (mencatat pembatalan pesanan saham sebanyak 100 lembar) Modal Saham Dipesan Agio Saham Piutang Pesanan Saham (mengembalikan uang muka pesanan saham sebanyak 100 lembar) Modal Saham Agio Saham (mencatat penempatan saham yang batal dipesan) Rp , , Rp , , Rp , , Rp , Rp , , Rp , , Rp , , Rp , , Akuntansi Modal PT 21

22 Keterangan : Maret 1 Harga Kurs = 5000 lbr x Rp , x 112% = Rp , Uang muka 60% = 60% x Rp , = , Piutang Pesanan Saham = Rp , Harga Kurs saham Rp , Nominal Saham , Agio Saham Rp , Winarto, M.Pd. Mei 1 Piutang yang diterima =40%x(4000 lbr x Rp , x 112%) = Rp , Modal Saham yang tidak batal = lbr x Rp , = Rp , Piutang Pesanan Saham = 40% x (1000lbr x Rp10.000,x112%)=Rp , yang dikeluarkan =60% x(1.000lbr x Rp10.000,x 112%) = Rp , Mei 2 Harga Kurs saham = 1000lbr x Rp , x 107% = Rp , Nominal Saham , Agio Saham Rp , b. Jurnal Uang muka dikembalikan setelah dikurangi biaya pembatalan dan kerugian penjualan kembali saham tersebut. Tanggal Keterangan Debet Kredit Maret 1 Mei 1 Piutang Pesanan Saham Modal Saham Dipesan Agio Saham Modal Saham Dipesan Agio Saham Piutang Pemsnan Saham Utang Pd Pemesan Saham (mencatat pembtlan pesn saham ) Rp , , Rp , , Rp , , , , Modal Saham Dipesan Modal Saham (mencatat pelunasan shm 400 lbr) Rp , Rp , Mei 2 Utang pada Pemesan Saham Modal Saham Agio Saham (mencatat penempatan saham yang batal dipesan) Rp , , Rp , , Akuntansi Modal PT 22

23 Tanggal Keterangan Debet Kredit Mei 2 Utang pada Pemesan Saham (mencatat pembayaran pd pemesan ) Rp , Rp , Keterangan : Mei 1 Piutang Pesanan Saham = 40% x (1000lbr x Rp10.000,x112%)=Rp , Utang pada Pemesan =60% x(1000lbr x Rp10.000,x 112%) = Rp , Mei 2 Harga Kurs saham = 1000lbr x Rp , x 107% = Rp , harga Kurs Semula = 1000 lbr x rp , x 112% = , Rugi pembatalan pemesanan Rp , ( rugi tersebut dibebankan pada pemesan, shg utang pemesan dikurangi Rp ,) yang dibayarkan = Utang pada pemesan rugi pembatalan = Rp , Rp , = Rp , c. Uang muka yang sudah diterima tidak dikembalikan. Tanggal Keterangan Debet Kredit Maret 1 Piutang Pesanan Saham Modal Saham Dipesan Agio Saham ( mencatat pemesanan saham dan uang muka pesanan ) Rp , , Rp , , Mei 1 Modal Saham Dipesan Agio Saham Piutang Pemesanan Saham Modal dari pembatalan saham (mencatat pembtlan pesnn saham ) Modal Saham Dipesan Modal Saham (mencatat pelunasan shm 400 lbr) Rp , , Rp , , , Rp , Mei 2 Modal Saham Agio Saham (mencatat penempatan saham yang batal dipesan) Rp , Rp , , Akuntansi Modal PT 23

24 d. Kepada pemesan diserahkan saham sebanding dengan uang muka yang telah diterima. Tanggal Keterangan Debet Kredit Maret 1 Mei 1 Mei 2 Piutang Pesanan Saham Modal Saham Dipesan Agio Saham ( mencatat pemesanan saham dan uang muka pesanan ) Modal Saham yang dipesan Agio Saham Modal Saham Piutang Pesanan Saham ( mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah yang diterima) Modal Saham Agio Saham Rp , , Rp , , Rp , Rp , , Rp , , Rp , , Keterangan : Mei 1 Nominal Saham = 1000 lbr. x Rp , = Rp , Uang Muka = 60% x Rp , = , Agio Saham saat pemesanan = , Agio saham yang diserahkan 60% x Rp , = Rp , Agio yang dibatalkan ( Rp , Rp , ) = Rp , Mei 2 Modal Saham = 1000 lbr x Rp , x 40% = Rp , Agio Saham = 0,07 x Rp , x 1000 lbr x 40% = , yang diterima = Rp , C. Latihan Soal Kerjakan soalsoal berikut dengan tepat! 1. Apa yang Anda ketahui dengan nilai pari saham? Jelaskan! 2. Harga saham di pasar sangat dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal, sebutkan dan jelaskan! 3. Apa perbedaan agio saham dengan disagio saham? Jelaskan! 4. Saham preferen memiliki hak yang berbeda bila dibanding dengan saham biasa. Hakhak apa sajakah yang dimiliki oleh saham preferen? 5. Bagaimanakah perlakuan terhadap saham yang telah dipesan, tetapi dibatalkan oleh pihak pemesan? Jelaskan! Kerjakan soal kasus berikut ini dengan tepat! 1. PT Gumarang Jaya didirikan dengan otorisasi modal saham sebesar lembar@ Rp. 2000,. Berikut ini data penjualan saham dalam bulan Maret 2012 : Maret 09 Ditempatkan lbr saham dengan kurs 108%. 60% telah disetor penuh sisanya satu bulan kemudian. Akuntansi Modal PT 24

25 Maret 14 Ditempatkan 500 lbr saham dengan kurs 90% Maret 20 Ditempatkan 800 lembar saham dengan kurs 110% Dari data tersebut diminta : a. Mencatat dalam jurnal penempatan saham PT Gumarang Jaya! b. Menyusun Neraca sebagaian (Modal Disetor) PT Gumarang Jaya. 2. Pada tanggal 1 Februari 2009 PT Sentosa mendirikan perusahaan dengan otorisasi modal saham sebanyak lembar Rp 7.500, dan semua akan dijual. Berikut ini data transaksi selama tahun 2009 : Febr. 04 Ditempatkan lembar saham, untuk itu diterima uang tunai Rp Febr , dan sebuah mesin seharga Rp , Diterima pesanan lembar saham dengan kurs 118%, dibayar tunai 75%, sisanya dibayar satu bulan kemudian. Maret 3 Ditempatkan lembar saham dengan kurs 115% Maret 15 Diterima pelunasan saham yang dipesan pada tanggal 18 Februari. Dari data tersebut buatlah jurnal yang diperlukan! 3. PT Rizki Makmur didirikan dengan otorisasi 1000 lbr saham 3.000, dan 8000 lbr modal saham 1.000,. Data penempatan saham tahun 2012 adalah sebagai berikut : Mei 04 Ditempatkan 400 lembar saham prioritas dengan kurs 112% dan Mei 12 Juni 07 lembar saham biasa dengan kurs 108.%. Ditempatkan lembar saham biasa, untuk itu diterima sebuah peralatan seharga Rp , Diterima pesanan lembar saham biasa dengan kurs 116%, dibayar tunai 60%, sisanya dibayar kemudian. Juni 20 Ditempatkan 200 lembar saham preferen dengan kurs 115% dan Juli 05 lembar saham biasa dengan kurs 105% Diterima pelunasan saham yang dipesan pada tanggal 07 Juni. Dari data tersebut diminta : a. Mencatat dalam jurnal penempatan saham PT Rizki Makmur! b. Menyusun Neraca sebagaian (Modal Disetor) PT Rizki Makmur per 31 Juli 2012! 4. PT Lestari Mulya pada tahun 2012 memiliki sebagian data transaksi yang berkaitan dengan penjualan saham yakni sebagai berikut : April 04 menerima pesanan 6000 lembar saham 2.500,, dengan kurs 118% dengan pembayaran sebesar 60%, sisanya akan dilunasi dua bulan kemudian. Juli 04 Diterima pelunasan untuk lembar dari lembar saham yang dipesan, dan saham diserahkan kepada pemesan, sedangkan sisanya lembar dinyatakan batal. Juli lembar saham yang dinyatakan batal tersebut berhasil ditempatkan Akuntansi Modal PT 25

26 dengan kurs 112%. Dari data tersebut, buatlah jurnal yang diperlukan oleh PT Lestari Mulya apabila : a) Uang muka dikembalikan seluruhnya. b) Uang muka dikembalikan setelah dikurangi biaya pembatalan dan kerugian penjualan kembali saham tersebut. c) Uang muka yang sudah diterima tidak dikembalikan. d) Kepada pemesan diserahkan saham sebanding denagn uang muka yang telah diterima 5. PT Putra Mandiri didirikan dengan otorisasi saham preferen dan saham biasa, yakni 2000 lbr saham 4.500, dan lbr saham 1.800,. Data penempatan saham selama tahun 2012 adalah sebagai berikut : Maret 14 Ditempatkan 600 lembar saham prioritas dengan kurs 110% dan Maret 20 April 12 lembar saham biasa dengan kurs 112.%. dari transaksi tersebut diterima 75% per kas, sisanya kemudian. Ditempatkan 500 lbr saham 4.750, dan lembar saham 2.000,, diterima tunai. Diterima pesanan lembar saham biasa dengan kurs 114%, dibayar tunai 40%, sisanya dibayar kemudian. April 15 Diterima pelunasan transaksi tanggal 14 Maret Mei 20 Ditempatkan 700 lembar saham preferen dengan kurs 118% dan lembar saham biasa dengan kurs 112% disetor penuh. Juni 12 Diterima pelunasan saham yang dipesan tanggal 12 April Dari data tersebut diminta : a. Mencatat dalam jurnal penempatan saham PT PT putra Mandiri! b. Menyusun Neraca sebagaian (Modal Disetor) PT Putra Mandiri per 30 Juni 2012! 6. PT Barata pada tahun 2009 memiliki transaksi yang berkaitan dengan penjualan saham sebagai berikut : Febr. 2 menerima pesanan lembar saham ,, dengan kurs 110% dengan pembayaran sebesar 60%, sisanya akan dilunasi dua bulan kemudian. April 2 Diterima pelunasan untuk lembar dari lembar saham yang dipesan, dan saham diserahkan kepada pemesan, sedangkan sisanya lembar dinyatakan batal. Mei lembar saham yang dinyatakan batal tersebut berhasil ditempatkan dengan kurs 105%. Dari data tersebut, buatlah jurnal yang harus dibuat oleh PT Barata apabila : a. Uang muka dikembalikan seluruhnya. b. Uang muka dikembalikan setelah dikurangi biaya pembatalan dan kerugian penjualan kembali saham tersebut. c. Uang muka yang sudah diterima tidak dikembalikan. Akuntansi Modal PT 26

27 d. Kepada pemesan diserahkan saham sebanding dengan uang muka yang telah diterima 7. PT Kencana Putra didirikan dengan otorisasi modal saham sebesar Rp , yang terbagi atas lembar saham dengan nominal Rp , / lembar. Transaksi yang terjadi mengenai modal saham adalah sebagai berikut : a. Penempatan lembar saham dengan kurs 115% dan disetor penuh. b. Penerimaan pesanan lembar saham dengan harga Rp , per lembar. Sebagai pembayaran pertama diterima 40% dari harga jual saham. c. Penempatan lembar saham, sebagai pembayaran diterima sebuah kendaraan dengan harga Rp , d. Penerimaan pelunasan atas pesanan saham (pada point b). e. Penempatan lembar saham. Sebagai pembayaran diterima seperangkat perlatan kantor, dan uang tunai sebesar Rp ,. Harga pasar sahaam pada saat itu adalah Rp , per lembar. Dari data tersebut diminta : o Jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi tersebut, jika perusahaan menggunakan metode pencatatan saat penerbitan. o Buat susunan ekuitas PT Kencana Putra setelah transaksitransaksi tersebut! 8. PT Sinar Gemilang pada saat pendirian perusahaan menempatkan lembar saham tanpa nilai nominal dengan harga Rp , per lembar dan beberapa saat kemudian menempatkan lembar saham dengan harga Rp , per lembar. Dari data tersebut diminta ; a) Membuat jurnal saat penempatan saham tanpa nilai nominal b) Apabila atas penempatan saham tersebut nilai saham telah ditetapkan dengan harga Rp , / lembar maka buatlah jurnalnya! 9. Pada tanggal 2 Januari 2010 PT Mandiri Jaya mendapat otorisasi modal saham sebanyak lembar saham dengan nilai nominal Rp 5.000, per lembar. Transaksi yang terjadi dalam tahun 2009 adalah sebagai berikut : Jan 5 Ditempatkan lembar saham dengan kurs 105% pembayaran 75% tunai, sisanya dibayar kemudian Jan 15 Dijual lembar saham dengan kurs 110%, dibayar per kas. Feb 3 Ditempatkan lembar saham dengan kurs 118%, dibayar tunai Mar 6 Dilunasi 25% saham tanggal 5 Januari 2009 Mar 10 Diterima pesanan untuk lembar saham dengan kurs 115%, pembayaran 40% per kas, sisanya dibayar pada akhir bulan Maret. Mar 31 Diterima pelunasan atas pesanan saham tanggal 10 Maret per kas dan pada tanggal ini juga diserahkan modal saham yang dipesan. Dari data tersebut di atas maka bualtlah jurnal yang harus dibuat oleh PT Lentera Jaya dengan metode : a. Pencatatan saat penempatan. Akuntansi Modal PT 27

28 b. Pencatatan Saat Penerbitan. 10. PT Indah Permai mencatat saham perbendaharaan dengan menggunakan Harga Perolehan. Pada tanggal 1 Januari 2009, saham perbendaharaan yang dimiliki oleh perusahaan sebanyak lembar saham dengan nilai 5.000,. Saham tersebut diperoleh kembali dengan harga Rp 6.000,. / lembar. Pada tanggal 10 April 2009 PT Indah Permai menjual kembali seluruh saham perbendaharaan dengan harga Rp 7.500, / lembar. Dari data tersebut diminta ; Buat jurnal untuk mencatat penjualan kembali saham perbendaharaan pada tanggal 10 April Akuntansi Modal PT 28

29 BAB IV SAHAM PERBENDAHARAAN (TREASURY STOCK) A. Pendahuluan Saham Perbendaharaaan adalah saham yang telah diterbitkan dan beredar, kemudian dibeli kembali oleh perusahaan. Alasan perusahaan membeli kembali adalah sebagai berikut : a. Memberikan bonus kepada karyawan dan pejabat perusahaan b. Meningkatkan volume perdagangan saham di bursa effek, dengan harapan harga pasar saham akan naik. c. Memperoleh tambahan saham yang akan digunakan dalam rangka akuisisi perusahaan lain. d. Mengurangi jumlah lembar saham, yang pada akhirnya akan memperbesar laba per lembar saham. Terdapat dua metode untuk mencatat transaksi saham perbendaharaan, yakni : Metode harga Nominal dan metode Harga Perolehan. Metode Harga Nominal Dalam metode ini transaksi penarikan saham akan dicatat debet Saham Perbendaharaaan atau Modal Saham sebesar harga nominal saham yang bersangkutan. Selisih harga nominal dan harga penarikan dicatat pada akun agio, disagio saham, atau laba yang ditahan, tergantung pada harga jual pada saat penempatannya. Contoh : Berikut ini transaksi saham yang terjadi pada PT Dafa Utama : 3 Januari 2013 perusahaan menempatkan lembar saham biasa Rp , dengan harga Rp Rp , disetor penuh 10 Maret 2014 perusahaan menarik saham yang telah beredar untuk sementara sejumlah lembar saham biasa dengan harga Rp , / lembar. Dari data tersebut buat perhitungan dan jurnalnya! Jawab : Perhitungan transaksi tanggal 3 Januari 2010 : Nilai Jual lbr x Rp , = Rp , Nilai Nominal lbr x , = , Agio Saham = Rp , Jurnal yang harus dibuat : Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit 3 Jan Rp , Modal Saham Rp , Agio Saham , (Penempatan lbr saham ) Akuntansi Modal PT 29

30 Perhitungan transaksi tanggal 10 Maret 2014 : Harga Penarikan Saham lbr x Rp , = Rp , Harga Nominal Saham lbr x , = , Selisih Harga Penarikan dan Harga Nominal = Rp , Agio Saham yang ditarik (harus dibatalkan) : lbr x Rp 1500 ( Rp , Rp ,) = , Rugi penarikan (dibebankan pada laba yang ditahan) = Rp , Jurnal yang harus dibuat : Tanggal Keterangan Debet Kredit 10 Mart 14 Saham Perbendaharaan Rp , Agio Saham , Laba Ditahan , Rp , (Penarikan lbr Saham) Catatan : Pada saat saham yang ditarik dijual kembali, maka akun saham perbendaharaan dikredit sebesar nilai nominalnya. Sementara agio atau disagio yang timbul dicatat seperti pada transaksi penempatan saham. Jika saham yang ditarik dicatat debet pada akun Modal Saham, pada saat saham yang bersangkutan dijual kembali dicatat kredit pada akun Modal Saham. Metode Harga Perolehan : Menurut metode ini, saham yang ditarik dari peredaran dicatat pada sisi debet akun Saham Pebendaharaan sebesar harga penarikannya (harga perolehan kembali). Pada contoh soal di atas, maka jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut : Jurnal yang harus dibuat pada saat penempatan saham : Tanggal Keterangan Debet Kredit 3 Jan Rp , Modal Saham Rp , Agio Saham , (Penempatan lbr shm ) Jurnal yang harus dibuat pada saat penarikan saham : Tanggal Keterangan Debet Kredit 10 Mart 2014 Saham Perbendaharaan Rp , Rp , (Penarikan lbr Saham) Pada saat saham yang ditarik dijual kembali, maka selisih yang menguntungkan antara harga penarikan dengan harga penjualan dicatat pada akun agio saham, tetapi apabila selisih yang merugikan dicatat pada akun laba yang ditahan. Contoh soal: Akuntansi Modal PT 30

31 10 Nov PT Kalang Kabut menjual kembali saham yang telah ditarik sebanyak lembar saham dengan harga Rp ,00 per lembar. Perhitungan dan jurnalnya adalah sebagai berikut : Harga jual saham lbr x Rp , = Rp , Harga perolehan saham (penarikan) : x Rp , = , Rugi penarikan (dibebankan pada Laba Ditahan) = Rp , Jurnal yang harus dibuat : Tanggal Keterangan Debet Kredit 10 Nov 14 Rp , Laba Ditahan , Saham Perbendaharaan Rp , (Penjualan lbr Saham Perbendaharn) B. Menyusun Modal Saham dalam Neraca Untuk mengilustrasikan tampilan Neraca sehubungan dengan adanya treasury stock adalah sebagai berikut : Posisi Neraca sebelum adanya treasury stock : PT MAJU MAKMUR NERACA (sebagian) Modal Pemegang Saham Modal Disetor Modal Saham : Saham Preferen (nilai pari Rp 3.000,/lbr, otorisasi 4500 lbr, 2000 lbr disetor penuh) Rp , Saham Biasa (nilai pari Rp 1.000,/lbr, Rp , otorisasi lbr, lbr disetor penuh) Total Modal Saham Rp , Tambahan Modal Saham Agio Saham Preferen Rp , Agio Saham Biasa Rp , Total Tambahan Modal Rp , Total Modal Disetor Rp , Laba Ditahan Rp , Total Modal Pemegang Saham Rp , Pada tanggal 5 Januari 2015, perusahaan membeli kembali lembar saham biasa dengan harga Rp 1.300, per lembar. Saham biasa tersebut ditempatkan dengan harga Rp 1.200, per lembar. Perusahaan mencatat transaksi ini dengan metode harga pokok (harga perolehan). Akuntansi Modal PT 31

32 Dari data tersebut, jurnal yang dapat dibuat adalah sebagai berikut : Tanggal Keterangan Debet Kredit 5 Jan 2015 Saham Perbendaharaan Rp , Rp , (Penarikan lbr saham biasa) Transaksi treasury stock saham biasa tersebut dalam neraca perusahaan tidak akan mempengaruhi jumlah modal saham yang disetor, hal ini karena jumlah lembar saham yang diterbitkan baik sebelum maupun setelah adanya treasury stock jumlahnya sama. Treasury stock hanya mempengaruhi jumlah lembar saham yang beredar. Selain hal tersebut, saham yang diperoleh kembali tidak memiliki hak suara ataupun hak untuk menerima dividen. Alasan logisnya adalah tidak mungkin bahwa dividen dibayarkan kepada diri perusahaan sendiri. Dividen akan dibayarkan kepada para investor berdasarkan pada jumlah lembar saham yang dimilikinya, demikian juga dengan hak suaranya. Setelah adanya treasury stock, maka tampilan neraca akan tampak seperti berikut ini : Modal Pemegang Saham Modal Disetor Modal Saham : PT MAJU MAKMUR NERACA (sebagian) Saham Preferen (nilai pari Rp 3.000,/lbr, otorisasi 4500 lbr, 2000 lbr disetor penuh) Rp , Saham Biasa (nilai pari Rp 1.000,/lbr, otorisasi lbr, lbr disetor penuh) Rp , Total Modal Saham Rp , Tambahan Modal Saham Agio Saham Preferen Rp , Agio Saham Biasa Rp , Total Tambahan Modal Rp , Total Modal Disetor Rp , Laba Ditahan Rp , Dikurangi Saham Perbendaharaaan (Rp ,) Total Modal Pemegang Saham Rp , Apabila pada tanggal 12 Februari 2012, perusahaan menjual kembali lembar saham biasa dengan harga Rp 1.380, per lembar. Akuntansi Modal PT 32

ULANGAN HARIAN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

ULANGAN HARIAN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 GIRIMULYO Alamat : Sokomoyo, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, 55674 e-mail : smkn1_girimulyo@yahoo.co.id. ULANGAN HARIAN TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Perseroan : Organisasi dan Operasi

Perseroan : Organisasi dan Operasi Perseroan : Organisasi dan Operasi Karakteristik Perseroan Perseroan yaitu badan hukum yang terpisah. Perseroan dapat : 1. Mengambil, memiliki dan mengeluarkan suatu harta atas nama perseroan tadi 2. Menanggung

Lebih terperinci

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN Modal menggambarkan hak pemilik atas perusahaan yang timbul sebagai akibat penanaman (investasi ) yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik. Bentuk badan usaha 1. Perseorangan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE TIGABELAS MODAL SAHAM (1)

PERTEMUAN KE TIGABELAS MODAL SAHAM (1) PERTEMUAN KE TIGABELAS MODAL SAHAM (1) Pengertian Modal Saham Saham merupakan Tanda bukti setoran pemilik terhadap sebuah perseroan. Saham yg merupakan bukti pemilikan perseroan terbatas mempunyai beberapa

Lebih terperinci

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity)

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity) PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity) Akuntansi Ekuitas 9. Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa seingga memberikan informasi mengenai sumbernya

Lebih terperinci

Pengertian Modal Saham

Pengertian Modal Saham MODAL Pengertian Modal Saham Saham merupakan Tanda bukti setoran pemilik terhadap sebuah perseroan. Saham yg merupakan bukti pemilikan perseroan terbatas mempunyai beberapa hak sbb : Hak utk berpartisipasi

Lebih terperinci

AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM

AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM (Materi 2) Beberapa istilah tentang Modal Saham : 1. Modal Dasar / Otorisasi Modal Saham Jumlah lembar saham dan nilai nominalnya pada saat pendirian perusahaan, dan dicantumkan

Lebih terperinci

Pengertian PT atau Perseroan Terbatas

Pengertian PT atau Perseroan Terbatas Pengertian PT atau Perseroan Terbatas Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham,

Lebih terperinci

BAB 11 EKUITAS. Terdapat 3 bentuk utama badan organisasi bisnis, yaitu : 1. Perusahaan perorangan 2. Persekutuan. 3. Perseroan terbatas

BAB 11 EKUITAS. Terdapat 3 bentuk utama badan organisasi bisnis, yaitu : 1. Perusahaan perorangan 2. Persekutuan. 3. Perseroan terbatas BAB 11 EKUITAS A. Jenis-Jenis Ekuitas dan Sumber Perubahannya Ekuitas menunjukkan hak kepemilikan perusahaan sebagai akibat investasi yang dilakukan pemilik ke dalam perusahaan. Struktur ekuitas perusahaan

Lebih terperinci

INVESTASI JANGKA PANJANG. Rini Handayani, SE.,M.Si STIE Atma Bhakti Surakarta

INVESTASI JANGKA PANJANG. Rini Handayani, SE.,M.Si STIE Atma Bhakti Surakarta INVESTASI JANGKA PANJANG Rini Handayani, SE.,M.Si STIE Atma Bhakti Surakarta ORGANISASI BISNIS Perorangan Persekutuan Perseroan Toko Kelontong Pengrajin tempe Firma CV Sekt. Publik Sekt.Swasta PERSEORANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. KETENTUAN UMUM II. 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ekuitas Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan undang-undang, mempunyai eksistensi yang terpisah dari para pemiliknya dan dapat melakukan

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK Peraturan Bapepam PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-13/PM/1997,

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 21 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Ekuitas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 21 tentang Akuntansi Ekuitas disetujui dalam Rapat Komite Prinsip

Lebih terperinci

A. MODAL INTI ( FIRST TIER CAPITAL

A. MODAL INTI ( FIRST TIER CAPITAL www.swaberita.com TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan modal bank 2. Menjelaskan modal inti (First Tier Capital) 3. Menjelaskan modal pelengkap (Second

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 MODAL SAHAM (2) DAN LABA DITAHAN

PERTEMUAN 14 MODAL SAHAM (2) DAN LABA DITAHAN PERTEMUAN 14 MODAL SAHAM (2) DAN LABA DITAHAN Klasifikasi Modal Perseroan Terbuka Pada waktu berdiri modal PT diperoleh dari penjualan saham, yg tercantum dalam akte perusahaan. Tetapi masih mungkin terjadi

Lebih terperinci

MODAL SAHAM. Caecilia Widi Pratiwi

MODAL SAHAM. Caecilia Widi Pratiwi MODAL SAHAM Caecilia Widi Pratiwi MODAL SAHAM Perusahaan Perorangan dan Firma Sulit berkembang krn terbatasnya kemampuan utk mengakumulasikan modal & dana untuk memperluas operasi Perusahaan Perseroan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 GIRIMULYO Alamat : Sokomoyo, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, 55674 email : smkn1_girimulyo@yahoo.co.id RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 179/BL/2008 TENTANG POKOK-POKOK

Lebih terperinci

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI 6.1. Aspek Legalitas Suatu industri yang didirikan perlu mendapatkan legalitas dari pihak yang terkait, dalam hal ini adalah pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN AKUNTANSI FIRMA

ULANGAN HARIAN AKUNTANSI FIRMA PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 GIRIMULYO Alamat : Sukomoyo, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, 55674 e-mail : smkn1_girimulyo@yahoo.co.id ULANGAN HARIAN AKUNTANSI FIRMA

Lebih terperinci

Pertemuan: MODAL SAHAM-DEVIDEN

Pertemuan: MODAL SAHAM-DEVIDEN Pertemuan: 16-17 MODAL SAHAM-DEVIDEN MODAL SAHAM Merupakan modal pemilik Perseroan Terbatas (PT) / Modal pemegang saham Klasifikasi Saham: Saham Biasa (Common Stock) Saham Prioritas (Preferred Stock) CATATAN.

Lebih terperinci

Bagian I: Organisasi dan Transaksi Modal

Bagian I: Organisasi dan Transaksi Modal Bagian I: Organisasi dan Transaksi Modal A. PENDIRIAN PERSERO/PT 2 Bentuk PT yaitu berdasarkan tujuan dan kepemilikan Didirikan dengan akte pendirian (articles of corporation) yang dibuat oleh notaris

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Perseroan Terbatas 1. Dasar Hukum Perseroan Terbatas Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT),

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk.

PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk. PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk. I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang PT Indosat Tbk. ( Indosat atau Perseroan ) adalah suatu penyedia jasa telekomunikasi dan jaringan serta suatu penyedia

Lebih terperinci

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- /BL/2008 TENTANG POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA. Perseroan Terbatas. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 15Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA. Perseroan Terbatas. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 15Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi KEWIRAUSAHAAN, ETIKA dan HUKUM BISNIS Modul ke: 15Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perseroan Terbatas Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi Magister Akuntansi Perseroan Terbatas PERSEROAN TERBATAS atau PT adalah

Lebih terperinci

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh BAB 9 KEWAJIBAN A. Pengertian Kewajiban Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh Kewajiban adalah utang yang harus dibayar

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT. ABM INVESTAMA Tbk. (selanjutnya cukup disingkat dengan Perseroan ), berkedudukan di Jakarta Selatan. 2. Perseroan dapat membuka cabang,

Lebih terperinci

HAK-HAK PEMEGANG SAHAM

HAK-HAK PEMEGANG SAHAM HAK-HAK PEMEGANG SAHAM (Transaksi Setelah Pendirian Perusahaan) Materi 3 Transaksi-transaksi yang dapat mengakibatkan perubahan di dalam Modal Saham : 1. Emisi Saham (pengeluaran saham baru) 2. Penarikan

Lebih terperinci

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya

Lebih terperinci

Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan

Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 Peraturan Nomor IX.J.1 TENTANG POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

Lebih terperinci

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN PERSEROAN DAN MODAL SAHAM MODAL adalah hak pemilik atas perusahaan yang timbul sebagai akibat penanaman atau investasi yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik. Struktur

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, berfokus pada akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran

Lebih terperinci

Corporation: Organization and Capital Stock Transactions

Corporation: Organization and Capital Stock Transactions Corporation: Organization and Capital Stock Transactions Tujuan Pembelajaran 1. Mengenal karakteristik-karakteristik utama Perseroan Terbatas 2. Membedakan Modal disetor dan saldo laba 3. Mencatat penerbitan

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 1 tahun ~ keharusan Perseroan menyesuaikan ketentuan Undang-undang ini Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Perseroan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT.

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT. QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT. BPRS) KOTA JUANG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

Lebih terperinci

MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk

MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk DAFTAR ISI Halaman Pasal 1 Nama dan Tempat Kedudukan... 1 Pasal 2 Jangka

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk

MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk DAFTAR ISI Halaman Pasal 1 Nama dan Tempat Kedudukan... 1 Pasal 2 Jangka

Lebih terperinci

Bab II Pembahasan. 2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan

Bab II Pembahasan. 2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan Bab II Pembahasan 1. PENGERTIAN MODAL SAHAM Perseroan terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan usaha yang dari segi hukum dipisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari pemiliknya maka kewajiban pemilik

Lebih terperinci

MODUL I PENGGABUNGAN BADAN USAHA

MODUL I PENGGABUNGAN BADAN USAHA 1 MODUL I PENGGABUNGAN BADAN USAHA A. TUJUAN Setelah melakukan kegiatan praktikum akuntansi penggabungan badan usaha, maka mahasiswa di harapkan dapat mengetahui dan memahami akuntansi penggabungan badan

Lebih terperinci

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB Pengertian Sumber dana jangka panjang merupakan sumber dana yang memiliki jangka waktu panjang yaitu lebih dari 10 tahun. Sumber dana jangka

Lebih terperinci

Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan)

Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan) Modul ke: Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan) Fakultas FEB Program Studi Teori Akuntansi www.mercubuana.ac.id Anna Christin SE Ak MM

Lebih terperinci

AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG LONG-TERM INVESTMENT

AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG LONG-TERM INVESTMENT AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG LONG-TERM INVESTMENT PENGERTIAN Investasi Jangka Panjang: adalah sekuritas yang tidak mudah diperdagangkan dan dilakukan dalam jangka waktu yang lama atau dilakukan dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK Sesuai Dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Trimegah Securities Tbk No. 51 tanggal 27 Mei 2015, yang dibuat dihadapan Fathiah

Lebih terperinci

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. Ayat 1 Tidak Ada Perubahan Perubahan Pada Ayat 2 menjadi berbunyi Sbb: NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Perseroan dapat membuka kantor

Lebih terperinci

Laba bersih. perubahan tertentu pada prinsip akuntansi.

Laba bersih. perubahan tertentu pada prinsip akuntansi. A. Pengertian Laba ditahan Laba ditahan (retained earnings) adalah laba bersih yang tidak dibayarkan sebagai dividen tetapi diakumulasikan selama masa usaha perusahaan dan dilaporkan pada bagian kekayaan

Lebih terperinci

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN 01. Ekuitas adalah hak residual atas aset Bank setelah dikurangi semua kewajiban. 02. Unsur ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca menjadi pos-pos ekuitas, misalnya

Lebih terperinci

Jenis-jenis Badan Usaha

Jenis-jenis Badan Usaha ASPEK HUKUM Pendahuluan Untuk memulai studi kelayakan usaha, umumnya dimulai dari aspek hukum, walaupun banyak yang melakukannya dari aspek lainnya tergantung dari kesiapan masingmasing perusahaan. Bagi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2009 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN STATUS BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH (PD. BPR SYARIAH)

Lebih terperinci

Peraturan Perundang-undangan lainnya yang terkait Peraturan Pelaksanaan (PP dst.)

Peraturan Perundang-undangan lainnya yang terkait Peraturan Pelaksanaan (PP dst.) Rahmad Hendra DASAR HUKUM Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), yang secara efektif berlaku sejak tanggal 16 Agustus

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1

ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1 ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT. BFI FINANCE INDONESIA Tbk, (selanjutnya cukup disingkat dengan Perseroan ) berkedudukan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), namun KUHD sendiri tidaklah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), namun KUHD sendiri tidaklah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan adalah suatu pengertian ekonomi yang banyak dipakai dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), namun KUHD sendiri tidaklah memberikan penafsiran maupun

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA No.305, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

NERACA KONSOLIDASI PERUBAHAN KEPEMILIKAN

NERACA KONSOLIDASI PERUBAHAN KEPEMILIKAN NERACA KONSOLIDASI PERUBAHAN KEPEMILIKAN Neraca Neraca adalah laporan yang berisi harta (asset), utang atau kewajibankewajiban pada pihak lain (liebilities) beserta modal (capital) dari suatu perusahaan

Lebih terperinci

Modul ke: AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS INVESTASI DAN MODAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI

Modul ke: AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS INVESTASI DAN MODAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: 11 Afly Fakultas EKONOMI DAN BISNIS AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS INVESTASI DAN MODAL Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI EMPAT KARATERISTIK SIKLUS PEROLEHAN DAN PELUNASAN KEMBALI MODAL

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/22/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/22/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/22/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka menciptakan

Lebih terperinci

KODE MODUL : 119. KK16.01

KODE MODUL : 119. KK16.01 KODE MODUL : 119. KK16.01 Disusun Oleh : Winarto, M.Pd. Accounting Teacher PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 GIRIMULYO Alamat : Sokomoyo, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG 1 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN BENTUK HUKUM BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN SELATAN DARI PERUSAHAAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS

VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS A. Aspek Lingkungan Dari setiap proses produksi di dalam industri pasti menghasilkan limbah, baik yang bersifat merugikan ataupun menguntungkan. Limbah yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam perkembangan ekonomi saat ini, banyak perusahaan yang melakukan penggabungan perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan keuntungan mereka. Penggabungan ini dapat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk ( Perseroan )

ANGGARAN DASAR PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk ( Perseroan ) ANGGARAN DASAR PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk ( Perseroan ) Akta Pendirian Perseroan yang memuat ketentuan-ketentuan anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali diubah, dan yang terakhir dengan Akta Pernyataan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk.

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk. PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk. Untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku, Direksi dan Dewan Komisaris PT Nusantara Pelabuhan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan ANGGARAN DASAR SAAT INI ANGGARAN DASAR PERUBAHAN PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan PASAL 3 MAKSUD DAN

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB II PERALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS. diikuti dengan adanya kecakapan hukum (rechsbekwaamheid) dan kewenangan

BAB II PERALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS. diikuti dengan adanya kecakapan hukum (rechsbekwaamheid) dan kewenangan BAB II PERALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS A. Perseroan terbatas sebagai Badan Hukum Manusia, dalam dunia hukum adalah subjek hukum atau pendukung hak dan kewajiban. Setiap manusia adalah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM BANK PEMBANGUNAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT MANDOM INDONESIA Tbk. Nama dan Tempat Kedudukan Pasal 1. Jangka Waktu berdirinya Perseroan Pasal 2

ANGGARAN DASAR PT MANDOM INDONESIA Tbk. Nama dan Tempat Kedudukan Pasal 1. Jangka Waktu berdirinya Perseroan Pasal 2 ANGGARAN DASAR PT MANDOM INDONESIA Tbk Nama dan Tempat Kedudukan Pasal 1 1. Perseroan Terbatas ini diberi nama: PT Mandom Indonesia Tbk (selanjutnya disebut Perseroan ), berkedudukan dan berkantor pusat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dengan menghitung Laba Per Lembar saham (Earning Per Share)/EPS. EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Bank Perkreditan Rakyat

Lebih terperinci

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M No.73, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Modal Minimum. Modal Inti Minimum. Bank. Perkreditan Rakyat. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5686) PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengesahan Badan Hukum. Perubahan Anggaran Dasar. Data. Perseroan Terbatas. Pengajuan. Tata Cara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengesahan Badan Hukum. Perubahan Anggaran Dasar. Data. Perseroan Terbatas. Pengajuan. Tata Cara. No.392, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengesahan Badan Hukum. Perubahan Anggaran Dasar. Data. Perseroan Terbatas. Pengajuan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN 32 /POJK.04/2015 TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

Lebih terperinci

Bab 2 Badan usaha dalam kegiatan bisnis. MAN 107- Hukum Bisnis Semester Gasal 2017 Universitas Pembangunan Jaya

Bab 2 Badan usaha dalam kegiatan bisnis. MAN 107- Hukum Bisnis Semester Gasal 2017 Universitas Pembangunan Jaya Bab 2 Badan usaha dalam kegiatan bisnis MAN 107- Hukum Bisnis Semester Gasal 2017 Universitas Pembangunan Jaya Dalam tatanan hukum bisnis di Indonesia, ada 3 badan usaha yang ikut serta dalam kegiatan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

BAB 9 LAPORAN KEUANGAN

BAB 9 LAPORAN KEUANGAN BAB 9 LAPORAN KEUANGAN A. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Pada bab 8 sudah dijelaskan bahwa neraca lajur merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam membuat laporan keuangan yang meliputi: 1. Laporan laba

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN, R AN SALINAN PERATURAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya UndangUndang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan perlu diatur

Lebih terperinci

Perseroan membeli kembali saham yang beredar tetapi tidak bermaksud menghentikan saham tersebut. Pembelian kembali dilakukan karena berbagai tujuan,

Perseroan membeli kembali saham yang beredar tetapi tidak bermaksud menghentikan saham tersebut. Pembelian kembali dilakukan karena berbagai tujuan, Perseroan membeli kembali saham yang beredar tetapi tidak bermaksud menghentikan saham tersebut. Pembelian kembali dilakukan karena berbagai tujuan, misalkan perseroan menginginkan saham-saham tsb dimiliki

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK. RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.04/2014 Pasal Anggaran Dasar BLD Sebelum Disesuaikan Dengan POJK Ps. 1 Ayat (1)

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH ANEKA KARYA KABUPATEN BOYOLALI MENJADI PERSEROAN TERBATAS

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG. Draf Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT) REBONG PERMAI

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG. Draf Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT) REBONG PERMAI - 1 - BUPATI ACEH TAMIANG Draf Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT) REBONG PERMAI BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci