PENGATURAN PROSES SISTEM GASTROINTESTINAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGATURAN PROSES SISTEM GASTROINTESTINAL"

Transkripsi

1 PENGATURAN PROSES SISTEM GASTROINTESTINAL OLEH dr. ALMAYCANO GINTING NIP FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

2 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i I PENDAHULUAN 1 II PEMBAHASAN 2.1. Pengaturan Fungsi Motilitas Fungsi Otonom Otot Polos Pleksus Saraf Intrinsik Saraf Ekstrinsik Hormon Pencernaan Pengaturan Fungsi Sekresi Mulut & Esofagus Lambung Usus Halus Usus Besar Pengaturan Aliran Darah Gastrointestinal Pengaruh aktivitas usus dan faktor metabolik terhadap aliran darah gastroinstestinal Pengontrolan saraf terhadap aliran darah gastrointestinal Pengaturan transport dan Pencernaan Makanan dalam Saluran Pencernaan Pengaturan pencernaan makanan Pengaturan fungsi motorik lambung 13 III KESIMPULAN 15 DAFTAR PUSTAKA 16

3 I. PENDAHULUAN Saluran pencernaan memberi tubuh persediaan akan air, elektrolit, dan makanan, yang terus menerus. Untuk mencapai hal ini, dibutuhkan (1) pergerakan makanan melalui saluran pencernaan, (2) sekresi getah pencernaan dan pencernaan makanan; (3) absorpsi hasil pencernaan,air dan berbagai elektrolit; (4) sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal untuk membawa zat-zat yang diabsorpsi; dan (5) pengaturan semua fungsi ini oleh sistem saraf dan hormonal. 1 Fungsi pencernaan dan penyerapan sistem gastrointestinal bergantung pada berbagai mekanisme seperti melunakkan makanan, mendorongnya sepanjang saluran cerna, dan mencampurnya dengan empedu hati yang disimpan dalam kandung kemih, dan enzim-enzim pencernaan yang disekresi oleh kelenjar saliva serta pancreas. Beberapa mekanisme tersebut bergantung pada sifat-sifat intrinsik otot polos usus. Dan yang lainnya melibatkan kerja refleksrefleks termasuk neuron-neuron intrinsik usus, pelbagai refleks SSP, efek parakrin messenger kimia hormon-hormon gastrointestinal. Hormon hormon tersebut merupakan zat humoral dan disekresi oleh sel-sel di dalam mukosa dan diangkut ke dalam sirkulasi untuk mempengaruhi fungsi lambung, usus, pancreas, dan kandung kemih. Zat ini bekerja secara parakrin. 2 Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrient ( zat yang sudah dicerna ), air, dan garam yang berasal dari zat makanan ke lingkungan dalam untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi. 3,4 Sinyal atau isyarat pada fungsi sistem gastrointestinal dimulai oleh rangsangan pada lumen dan bekerja terhadap mekanoreseptor, osmoreseptor, ( sensasi bau ) dan kemoreseptor serta refleks yang mempengaruhi efektor (sensasi kelenjar ) lapisan otot dalam dinding saluran GI dan kelenjar eksokrin yang mensekresi bahan-bahan dalam lumen. Reseptor maupun efektor refleks tersebut terdapat di dalam sistem pencernaan. 4 Berikut ini akan dibahas secara singkat prinsip-prinsip fungsional dasar sistem pencernaan. 1

4 II. PEMBAHASAN 2.1 Pengaturan Fungsi Motilitas Motilitas dan sekresi pencernaan diatur secara cermat untuk memaksimalkan pencernaan dan penyerapan makanan yang masuk. Terdapat empat faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi sistem pencernaan : 1). fungsi otonom otot polos, 2). Pleksus saraf intrinsik, 3). Saraf ektrinsik, dan 4). hormon saluran pencernaan Fungsi Otonom Otot Polos Pada Gambar.1 ditunjukkan bagian yang khas dari dinding usus, meliputi lapisan-lapisan dari permukaan luar sampai ke dalam : (1) Lapisan serosa, (2) Lapisan otot longitudinal,(3) lapisan otot sirkular,(4) lapisan submukosa, dan (5) Lapisan mukosa. Selain itu terdapat selapis tipis serat-serat otot polos, yaitu muskularis mukosa, yang terletak dilapisan paling dalam dari mukosa. 1 Gambar.1 Potongan melintang usus yang khas Otot polos traktus gastrointestinal hampir terus-menerus dijalani oleh aktivitas listrik yang lambat.aktivitas ini cenderung memiliki dua tipe dasar gelombang listrik (1) Gelombang lambat, dan (2) Gelombang Paku, keduanya ditunjukkan dalam Gambar.2 1. Seperti sel-sel otot jantung yang self excitable, sebagian sel otot polos merupakan sel pemacu yang tidak memiliki potensial istirahat yang konstan karena potensial membrannya memperlihatkan variasi yang spontan, antara -65 dan -45 mv serta berirama. 2,3 Jenis aktivitas listrik spontan yang paling menonjol pada otot polos pencernaan adalah potensial gelombang lambat yang disebut

5 juga irama listrik dasar (basic electrical rhytim, BER ) saluran pencernaan ( pacesetter potential ). 3 Gambar.2 Potensial membran di dalam otot polos usus. Gelombang lambat bukan potensial aksi 1,3 dan tidak secara langsung menginduksi kontraksi otot, gelombang tersebut bersifat ritmik, berfluktuasi seperti gelombang potensial membran yang secara berkala membawa membran mendekati atau menjauhi ambang. Intensitasnya biasanya bervariasi antara 5 dan 15 milivolt, dan kisaran frekuensinya antara 3 sampai 12 per menit pada berbagai bagian traktus gastrointestinal manusia. 1 Diyakini, osilasi gelombang lambat tersebut disebabkan oleh variasi berkala kecepatan pompa Na + memindahkan Na + keluar dari sel pemacu tersebut. Jika gelombang tersebut mencapai ambang pada puncakpuncak depolarisasi, suatu lonjakan potensial aksi akan terpicu, menimbulkan siklus ritmis kontraksi otot yang berulang-ulang. 3 BER berperan dalam mengkoordinasi peristaltik dan aktivitas motorik lainnya; kontraksi timbul hanya selama bagian depolarisasi gelombang. Setelah vagotomi atau transeksi dinding lambung, misalnya, peristaltik di lambung menjadi tidak teratur. 2 Seperti otot jantung, lembaran-lembaran sel otot polos dihubungkan oleh gap junction yang berfungsi sebagai titik dengan resistensi rendah sehingga aktivitas listrik yang dipicu di sel-sel pemacu dapat menyebar ke sel-sel otot polos di sekitarnya. Jika ambang tercapai dan potensial aksi terpicu, keseluruhan lembaran otot tersebut akan berlaku sinsitium fungsional, yang tereksitasi dan berkontraksi sebagai satu kesatuan. Apabila ambang tidak tercapai, aktivitas listrik tetap menyebar ke seluruh lapisan tanpa disertai oleh aktivitas kontraktil. 3 Kecepatan aktivitas kontraktil ritmis pencernaan, misalnya peristaltik di lambung, segmentasi di usus halus, dan haustrasi di usus besar, bergantung pada kecepatan inheren yang diciptakan oleh sel-sel pemacu yang bersangkutan. Intensitas kontraksi bergantung pada jumlah potensial gelombang lambat mencapai ambang, yang pada gilirannya bergantung pada seberapa

6 lama ambang dipertahankan. Semakin besar jumlah potensial aksi, semakin besar konsentrasi Ca ++ sitosol, semakin besar aktivitas jembatan silang, dan semakin kuat kontraksi Pleksus Saraf Intrinsik Faktor kedua yang terlibat dalam pengaturan fungsi saluran pencernaan adalah pleksus saraf intrinsik. Pleksus saraf adalah jaringan sel-sel saraf yang saling berhubungan. Terdapat dua jaringan serat saraf yang membentuk pleksus di saluran pencernaan : pleksus mienterikus ( Aurbach ), yang terletak di antara lapisan otot polos longitudinal dan sirkuler, dan pleksus sub mukosa ( Meissner ) yang terletak di submukosa. 1,2,3,5 Kedua pleksus ini dikenal sebagai pleksus intrinsik atau sistem saraf enterik karena terletak di dalam dinding saluran pencernaan dan terdapat di seluruh pencernaan dari esofagus sampai anus. Pada manusia sistem ini terdiri dari 100 juta neuron sensorik, interneuron, dan neuron motorik yang sama banyaknya dengan jumlah neuron di seluruh medula spinalis sehingga dapat dianggap sebagai bagian SSP yang tergusur yang berperan dalam pengaturan fungsi gastrointestinal. Saluran pencernaan tidak seperti organ lain karena memiliki sistem saraf intramural ( di dalam dinding ) sendiri, yang mengandung neuron sebanyak neuron di korda spinalis, sehingga saluran ini cukup kemampuan untuk mengatur dirinya. 1,2,3, Pleksus-pleksus intrinsik mempengaruhi semua faset aktivitas saluran pencernaan. Melalui persarafan sel-sel otot polos serta sel-sel eksokrin dan endokrin saluran pencernaan, pleksus intrinsik secara langsung mempengaruhi motilitas saluran pencernaan, sekresi getah pencernaan, dan sekresi hormon pencernaan. Jaringan saraf intrinsik ini terutama bertanggung jawab mengkoordinasikan aktivitas lokal di dalam saluran pencernaan. Aktivitas saraf intrinsik, pada gilirannya dapat dipengaruhi oleh pleksus ekstrinsik. 3 Pleksus mienterikus seperti yang ditunjukkan pada Gambar.3 merupakan rantai-rantai linear dari banyak neuron yang saling berhubungan yang meluas ke seluruh panjang traktus gastrointestinal.pleksus ini terutama berperan pada pengaturan aktivitas motorik di sepanjang usus. Bila pleksus dirangsang, efeknya yang terutama adalah (1) peningkatan kontraksi tonik, atau tonus dinding usus, (2) peningkatan intensitas kontraksi ritmis,(3) sedikit peningkatan kecepatan irama kontraksi, dan (4) peningkatan kecepatan konduksi gelombang eksitatoris di sepanjang dinding usus, menyebabkan pergerakan gelombang peristaltik yang lebih cepat. 1

7 Gambar.3 Pengaturan persarafan dinding usus, menunjukkan (1) pleksus mienterikus dan submukosa; (2) pengaturan ekstrinsik pleksus-pleksus ini oleh sistem saraf simpatis dan para simpatis; (3) serabut-serabut sensoris yang berjalan dari epitelium luminal dan dinding usus menuju pleksus enterik, dan dari sana ke ganglia prevertebra, medula spinalis, dan batang otak Saraf Ekstrinsik Saraf-saraf ekstrinsik adalah saraf yang berasal dari luar saluran pencernaan dan mempersarafi berbagai organ pencernaan yaitu serat-serat saraf dari kedua cabang sistem saraf otonom. Saraf otonom mempengaruhi motilitas dan sekresi saluran pencernaan melalui modifikasi aktivitas yang sedang berjalan di pleksus intrinsik, sehingga mengubah tingkat sekresi hormon saluran pencernaan, atau pada beberapa keadaan melalui efek langsung pada otot polos dan kelenjar. 3 Saraf simpatis pada saluran pencernaan dominan untuk situasi fight- or- flight, cenderung menghambat atau memperlambat kontraksi dan sekresi. 3 Sistem simpatis menghasilkan pengaruhnya melalui dua cara : (1) pada tahap yang kecil melalui pengaruh langsung norepinefrin untuk menghambat otot polos (kecuali muskularis mukosa, dimana ia merangsangnya), dan (2) pada tahap yang besar melalui pengaruh inhibitorik dari norepinefrin pada neuron-neuron sistem saraf enterik. Jadi perangsangan yang kuat pada sistem simpatis dapat menghambat pergerakan makanan melalui traktus gastrointestinal. 1 Efek tersebut terlihat nyata bahwa proses pencernaan bukan merupakan prioritas tertinggi apabila tubuh menghadapi suatu kedaruratan atau ancaman dari lingkungan eksternal. 3 Sistem saraf parasimpatis mendominasi pada saat situasi tenang seperti pada aktivitas yang bersifat pemeliharaan, misalnya pencernaan dapat berlangsung secara optimum. Dengan

8 demikian, serat saraf parasimpatis yang mempersarafi saluran pencernaan, yang tiba terutama melalui saraf vagus, cenderung meningkatkan motilitas otot polos dan mendorong sekresi enzim dan hormon pencernaan Hormon Pencernaan Faktor keempat yang mempengaruhi aktivitas saluran pencernaan adalah pengaturan oleh hormon. Di dalam mukosa bagian tertentu saluran pencernaan terdapat sel-sel kelenjar endokrin yang mengeluarkan hormon-hormon ke dalam darah jika mendapat rangsangan yang sesuai. Atas dasar kemiripan struktural dan, sampai suatu tingkat, kemiripan fungsi, beberapa dari hormon-hormon pencernaan ini dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok: (1) Kelompok Gastrin, terdiri dari gastrin dan kolesistokinin (CCK) 2,6, (2) Kelompok Sekretin, terdiri dari sekretin 2,6, glukagon, glisentin (GLI),VIP, dan gastric inhibitory polypeptide (GIP). Kerja gastrin, CCK, sekretin, dan GIP yang terintegrasi dalam mempermudah pencernaan dan penggunaan zat-zat makanan yang diserap diringkas di Gambar Berbagai hormon pencernaan tersebut diangkut oeh darah ke bagian lain saluran pencernaan, tempat mereka menimbulkan pengaruh eksitatorik atau inhibitorik pada sel-sel otot polos atau kelenjar eksokrin. Hormon-hormon pencernaan dikeluarkan terutama sebagai respons terhadap perubahan lokal spesifik di isi lumen ( misalnya adanya protein, lemak, atau asam), yang bekerja secara langsung pada sel-sel kelenjar endokrin atau tidak langsung melalui pleksus intrinsic atau saraf otonom ekstrinsik. 3 Gambar.4. Kerja terintegrasi berbagai hormon gastrointestinal dalam mengatur pencernaan dan penggunaan zat-zat makanan yang diserap. Anak panah terputusputus menunjukkan penghambatan.

9 Lebih dari 15 jenis sel enteroendokrin yang mensekresi hormon yang telah diidentifikasi dalam mukosa lambung, usus halus, dan kolon. Banyak sel ini hanya mensekresi satu hormon saja dan diidentifikasi oleh huruf ( sel G, sel S, dll ). Sel yang mensekresi serotonin disebut sel entero kromafin. Sel yang menghasilkan senyawa amin selain polipeptida kadang-kadang disebut sel APUD (amine precursor uptake and dekarboxylase ) atau sel neuro endokrin dan dapat ditemukan di paru dan organ lain selain traktus gastrointestinal Pengaturan Fungsi Sekresi Di sepanjang traktus gastrointestinal, kelenjar sekretoris mempunyai dua fungsi utama. Pertama, enzim-enzim pencernaan disekresi pada sebagian besar daerah rongga mulut sampai ujung distal ileum. Kedua, kelenjer mukus, dari rongga mulut sampai ke anus, mengeluarkan mukus untuk melumaskan dan melindungi semua bagian saluran pencernaan Mulut & Esofagus Di dalam mulut, melalui proses pengunyahan, makanan bercampur dengan saliva dan didorong melalui proses menelan ke dalam esofagus. Gelombang peristaltik di esofagus menggerakkan makanan ke dalam lambung Lambung Motilitas dan sekresi lambung diatur oleh mekanisme persarafan dan humoral. Komponen saraf adalah refleks otonom lokal, yang melibatkan neuron-neuron kolinergik, dan impuls-impuls dari SSP melalui nervus vagus. Rangsang vagus meningkatkan sekresi gastrin melalui pelepasan gastrin - releasing peptide. Serat-serat vagus lain melepaskan asetilkolin, yang bekerja langsung pada sel-sel kelenjar di korpus dan fundus untuk meningkatkan sekresi asam dan pepsin. Rangsang nervus vagus di dada atau leher meningkatkan sekresi asam dan pepsin, tetapi vagotomi tidak menghilangkan respons sekresi terhadap rangsang lokal. 2 Untuk memudahkan pengaturan fisiologik sekresi lambung biasanya dibahas berdasarkan pengaruh otak ( sefalik ), lambung, dan usus. Pengaruh / fase sefalik adalah respons yang diperantarai oleh nervus vagus yang diinduksi oleh aktivitas di SSP. Pengaruh lambung terutama adalah respons-respons refleks lokal dan respons terhadap gastrin. Pengaruh usus adalah efek umpan balik hormonal dan refleks pada sekresi lambung yang dicetuskan dari mukosa usus halus. 2

10 Pengaruh Sefalik Adanya makanan dalam mulut secara refleks merangsang sekresi lambung. Serat-serat eferen untuk refleks ini adalah nervus vagus. Peningkatan sekresi lambung yang diperantarai oleh vagus mudah dilatih. Pada manusia, sebagai contoh : melihat, 1,2 mencium bau, 1,2 dan memikirkan makanan 1,2 akan meningkatkan sekresi lambung, seperti terlihat pada Gambar.5 1. Peningkatan ini disebabkan oleh refleks bersyarat saluran cerna yang telah berkembang sejak awal masa kehidupan. 2 Rangsang hipotalamus anterior dan bagian-bagian korteks frontalis orbital di sekitarnya meningkatkan aktivitas eferen vagus dan sekresi lambung. Pengaruh otak menentukan sepertiga sampai separuh dari asam yang disekresikan sebagai respons terhadap makanan normal. 2 Gambar. 5 Fase-fase sekresi lambung dan pengaturannya Respons Emosi Keadaan kejiwaan memiliki pengaruh terhadap sekresi dan motilitas lambung yang terutama diperantarai oleh nervus vagus. Rasa cemas dan depresi menurunkan sekresi lambung dan aliran darah serta menghambat motilitas lambung Pengaruh Lambung Adanya makanan dalam lambung mempercepat peningkatan sekresi lambung yang disebabkan oleh penglihatan atau bau makanan dan adanya makanan di mulut Gambar.6 2. Reseptor di dinding lambung dan mukosa berespons terhadap peregangan dan rangsang kimia, terutama asam-asam amino dan produk pencernaan terkait lain. Serat-serat dari reseptor masuk ke dalam pleksus submukosa, tempat badan sel neuron reseptor berada. Serat-serat tersebut

11 bersinaps pada neuron parasimpatis postganglion yang berakhir di sel-sel parietal dan merangsang sekresi asam. 2 Neuron-neuron postganglion dalam lengkung refleks lokal aalah neuron yang sama dengan yang dipersarafi oleh neuron preganglion vagus desendens dari otak yang memperantarai fase sefalik sekresi. Produk-produk pencernaan protein juga menyebabkan peningkatan sekresi gastrin, dan hal ini meningkatkan aliran asam. 2 Gambar.6 Sekresi asam lambung manusia setelah makan daging (steak) Pengaruh usus Walaupun di mukosa usus halus dan lambung terdapat sel-sel yang berisi gastrin, pemberian asam amino langsung ke dalam duodenum tidak meningkatkan kadar gastrin dalam darah. Lemak, karbohidrat, dan asam dalam duodenum menghambat sekresi asam lambung dan pepsin serta motilitas lambung melalui mekanisme saraf dan hormonal. Identitas enterogastron yakni sebagai hormon usus berperan dalam inhibisi belum jelas diketahui. Sekresi asam lambung meningkat setelah sebagian besar usus halus diangkat. Hipersekresi, yang secara kasar setara dengan jumlah usus yang diangkat, sebagian mungkin disebabkan oleh hilangnya sumber hormon-hormon yang menghambat sekresi asam Usus halus Sejauh ini cara terpenting untuk mengatur sekresi usus halus adalah dengan berbagai refleks saraf setempat terutama refleks yang dimulai oleh rangsangan taktil dan iritasi serta oleh peningkatan aktifitas saraf enterik yang berhubungan dengan gergerakan gastrointestinal. Oleh karena itu dihampir semua tempat, sekresi pada usus halus terjadi hanya sebagai respons

12 terhadap keberadaan kimus dalam usus - semakin banyak jumlah kimus semakin banyak sekresinya. 1 Beberapa hormon yang dapat merangsang sekresi didaerah manapun pada traktus gastrointestinal juga dapat meningkatkan sekresi usus halus khususnya sekretin dan kolesistokinin. Beberapa eksperimen menunjukkan bahwa zat-zat hormonal yang diekstraks dari mukosa usus halus oleh kimus mungkin membantu mengontrol sekresi. Pada umumnya mekanisme refleks enterik setempat hampir selalu ikut memegang peranan yang dominan Usus besar Mukosa usus besar, seperti pada usus halus mempunyai banyak kriptus lieberkuhn, tetapi pada mukosa ini, berbeda dengan usus halus, tidak memiliki vili. Sel-sel epitel hampir tidak mengandung enzim. Sebaliknya sel ini terutama mengandung sel-sel mukus yang hanya mensekresi mukus. Mukus dalam usus besar jelas melindungi dinding usus terhadap ekskoriasi, tetapi selain itu, juga menghasilkan media yang lengket untuk melekatkan bahan feses bersamasama. Lebih lanjut mukus melindungi dinding usus dari sejumlah besar aktifitas bakteri yang berlangsung di dalam feses, dan menambah sifat basa dari sekresi ( ph 8,0 yang disebabkan oleh sejumlah besar natrium bikarbonat) menyediakan suatu sawar untuk menjaga agar asam yang terbentuk didalam tinja tidak menyerang dinding usus. 1 Apabila suatu segmen usus besar menjadi sangat teriritasi, seperti yang terjadi bila infeksi bakteri berlangsung menyeluruh selama enteritis, mukosa mensekresikan sejumlah besar air dan elekrolit selain sekresi larutan mukus alkali yang kental dan normal. Sekresi ini berfungsi untuk mengencerkan faktor pengiritasi dan menyebabkan pergerakan tinja yang cepat menuju anus. Hal ini biasanya menyebabkan terjadinya diare, disertai kehilangan sejumlah air dan elektrolit. Tetapi diare juga menyapu bersih faktor iritan, yang menimbulkan pemulihan penyakit lebih cepat daripada bila terjadi sebaliknya Pengaturan Aliran Darah Gastrointestnal Pembuluh darah sistem gastrointestinal yang disebut sirkulasi splanknik meliputi aliran darah yang melalui usus sendiri ditambah aliran darah melalui limpa, pankreas, dan hati. Model sistem ini sedemikian rupa sehingga semua darah yang melaui usus, limpa, dan pankreas kemudian segera mengalir ke dalam hati melalui vena porta. Sebagian besar zat nutrisi non lemak dan terlarut dalam air akan diabsorpsi dari usus sekaligus ditransport didalam darah vena porta ke sinusoid-sinusoid hati yang sama. Disini, sel retikuloendotelial dan sel parenkim utama hati, yaitu sel-sel hati, menyerap dari darah dan menyimpan untuk sementara setengah sampai

13 tiga seperempat seluruh zat nutrisi yang diabsorpsi. Zat nutrisi berdasar-lemak yang tidak larut dalam air hampir semuanya diabsorpsi ke dalam saluran limfatik usus dan kemudian dialirkan ke dalam darah melalui duktus torasikus Pengaruh aktivitas usus dan faktor metabolik terhadap aliran darah gastrointestinal Aliran darah dalam setiap traktus gastrointestinal dalam setiap lapisan dinding usus secara langsung berhubungan dengan derajat aktivitas setempat. Selama absorpsi aktif zat nutrisi, aliran darah di dalam vili dan daerah submukosa yang berdekatan sangat meningkat, kadang-kadang sebayak delapan kali lipat atau lebih. Demikian juga, aliran darah dalam lapisan otot dinding usus meningkat bersamaan dengan peningkatan aktivitas motorik dalam usus. 1 Walaupun penyebab pasti atau penyebab peningkatan aliran darah selama peningkatan aktivitas gastrointestinal masih belum jelas, beberapa fakta sudah diketahui yaitu : a. Beberapa zat vasodilator dilepaskan dari mukosa traktus gastrointestinal selama proses pencernaan. Zat vasodilator ini adalah kolesistokinin, peptida intestinal vasoaktif, gastrin, dan sekretin. b. Beberapa kelenjar gastrointestinal juga melepaskan dua kinin ke dalam dinding usus, kalidin dan bradikinin, pada saat yang bersamaan ketika kelenjar mengeluarkan sekresinya ke dalam lumen. c. Penurunan konsentrasi oksigen dalam dinding usus dapat meningkatkan aliran darah intestinal palingg sedikit 50%, karena itu, peningkatan kecepatan metabolik selama aktivitas usus mungkin menurunkan konsentrasi oksigen sehingga cukup untuk menyebabkan vasodilatasi. Peningkatan aliran darah selama aktivitas gastrointestinal kemungkinan merupakan kombinasi dari semua atau banyak faktor di atas ditambah faktor-faktor lain yang masih belum ditemukan Pengontrolan saraf terhadap aliran darah gastrointestinal Rangsangan saraf parasimpatis terhadap lambung dan kolon bagian bawah akan meningkatkan aliran darah setempat pasa saat yang bersamaan dengan peningkatan sekresi kelenjar. Peningkatan aliran ini kemungkinan merupakan akibat sekunder dari peningkatan aktivitas kelenjar. Perangsangan simpatis, sebaliknya memberi efek langsung pada hampir seluruh traktus gastrointestinal dengan menyebabkan vasokonstriksi yang kuat pada arteriol dengan penurunan aliran darah yang besar. Setelah beberapa menit mengalami vasokonstriksi, aliran darah sering kali kembali menjadi hampir normal melalui mekanisme yang disebut autoregulatory escape. 1

14 Makna utama dari vasokonstriksi simpatis dalam usus adalah bahwa vasokonstriksi tersebut membuat penutupan aliran darah splanknik lain selama waktu selama aktivitas fisik yang hebat saat peningkatan aliran dibutuhkan oleh otot dan jantung. Juga pada syok sirkulatorik, saat semua jaringan vital dalam keadaan bahaya kematian selular karena tidak adanya aliran darah -- terutama otak dan jantung perangsangan simpatis dapat menghambat aliran darah splanknik hampir selama 1 jam. Perangsangan simpatis juga menyebabkan vasokonstriksi kuat pada vena-vena intestinal dan mesenterik. Selanjutnya, vasokonstriksi vena ini tidak escape. Sebaliknya vasokonstriksi menurunkan volume vena-vena ini dan dengan demikian memindahkan sejumlah besar darah kebagian lain dari sirkulasi Pengaturan Transpor dan Pencernaan Makanan dalam Saluran Pencernaan Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, waktu yng diperlukan pada masing-masing bagian saluran bersifat terbatas. Selain itu pencampuran yang tepat juga harus dilakukan. Tetapi karena kebutuhan untuk pencampuran dan pendorongan sangat berbeda pada tiap tingkat proses, berbagai mekanisme umpan balik hormonal dan saraf otomatis akan mengontrol tiap aspek dari proses ini Pengaturan pencernaan makanan Mengunyah makanan bersifat penting untuk pencernaan semua makanan, karena akan membantu pencernaan makanan untuk alasan sederhana berikut : karena enzim-enzim pencernaan hanya bekerja pada permukaan partikel makanan, kecepatan pencernaan sangat tergantung pada total area permukaan yang terpapar dengam sekresi usus. Pada umumnya otototot pengunyah dipersarafi oleh cabang motorik dari saraf kranial kelima, dan proses mengunyah dikontrol oleh nukleus dalam batang otak. 1 Menelan adalah suatu aksi fisiologis yang kompleks, 1,7 terutama karena faring pada hampir setiap saat melakukan beberapa fungsi lain di samping menelan dan hanya diubah dalam beberapa detik ke dalam traktus untuk mendorong makanan. Yang terutama penting adalah bahwa respirasi tidak terganggu akibat menelan. 1 Pada umumnya menelan dapat dibagi menjadi (1) tahap volunter, yang mencetuskan proses menelan, (2) tahap faringeal, yang bersifat involunter dan membantu jalannya makanan melalui faring ke dalam esofagus, dan (3) tahap esofageal, fase involunter lain yang mempermudah jalannya makanan dari faring ke lambung. 1.7 Proses menelan secara otomatis diatur dalam urutan yang teratur oleh daerah-daerah neuron di batang otak yang didistribusikan ke seluruh substantia retikularis medula dan bagian bawah pons. Impuls motorik dari pusat menelan ke faring dan esofagus bagian atas yang

15 menyebabkan penelanan dijalarkan oleh saraf kranial ke-5, ke-9, ke-10, dan ke-12 serta bahkan beberapa saraf servikal superior, seperti tampak pada Gambar.7. Ringkasnya, tahap faringeal dari penelanan pada dasarnya merupakan suatu refleks. 1 Gambar.7 Mekanisme menelan Sewaktu gelombang peristaltik esofagus berjalan ke arah lambung, timbul suatu gelombang relaksasi, yang dihantarkan melalui neuron peghambat mienterikus, mendahului peristaltik, Selanjutnya seluruh lambung dan sedikit lebih luas, bahkan duodenum menjadi terelaksasi sewaktu gelombang ini mencapai bagian akhir esofagus dan dengan demikian mempersiapkan lebih awal untuk menerima makanan yang didorong ke bawah esofagus selama proses menelan Pengaturan fungsi motorik lambung Fungsi motorik dari lambung ada tiga : (1) penyimpanan sejumlah besar makanan sampai makanan dapat diproses di dalam duodenum, (2) pencampuran makanan ini dengan sekresi dari lambung sampai membentuk suatu campuran setengah cair yang disebut kimus, dan (3) pengosongan makanan dengan lambat dari lambung ke dalam usus halus pada kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi yang tepat oleh usus halus. Saat lambung berisi makanan, gelombang konstriktor peristaltik yang lemah (gelombang pencampur) mulai timbul dibagian tengah dinding lambung dan bergerak ke arah antrum sepanjang dinding lambung sekitar satu kali setiap 15 sampai 20 detik. Sewaktu gelombang konstriktor berjalan dari korpus ke dalam antrum, gelombang menjadi lebih kuat, beberapa menjadi sangat kuat dan

16 menimbulkan cincin konstriktor peristaltik yang kuat yang mendorong isi antrum di bawah tekanan tinggi ke arah pilorus. 1 Pengosongan lambung ditimbulkan oleh kontraksi peristaltik yng kuat pada antrum lambung. Kecepatan pengosongan lambung diatur oleh sinyal dari lambung dan duodenum. Akan tetapi duodenum memberi sinyal yang kebih kuat, selalu mengontrol pengosongan kimus ke dalam duodenum pada kecepatan yang tidak melebihi kecepatan kimus dicerna dan diabsorbsi dalam usus halus. 1

17 III. KESIMPULAN 1. Saluran pencernaan memberi tubuh persediaan air, elektrolit dan makanan. 2. Fungsi pencernaan dan penyerapan sistem gastrointestinal bergantung kepada berbagai mekanisme diantaranya pengaturan fungsi motilitas, pengaturan fungsi sekresi, pengaturan aliran darah, dan pengaturan transport dan pencampuran makanan. 3. Pengaturan fungsi motilitas dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu fungsi otonom otot polos, pleksus saraf intrinsik, saraf ekstrinsik dan hormon saluran pencernaan. 4. Pengaturan fungsi sekresi diatur oleh mekanisme persarafan dan humoral disamping adanya makanan dalam saluran cerna. 5. Pengaturan aliran darah dalam setiap traktus gastrointestinal secara langsung berhubungan dengan derajat aktivitas lapisan dinding usus setempat, rangsangan saraf parasimpatis meningkatkan aliran darah bersamaan dengan peningkatan sekresi kelenjar. Perangsangan simpatis sebaliknya memberi efek vasokontriksi yang kuat pada arteriol pada seluruh traktus gastrointestinal. 6. Pengaturan transport dan pencampuran makanan secara otomatis diatur oleh mekanisme umpan balik hormonal dan saraf.

18 DAFTAR PUSTAKA 1. Guyton AC, Hall, J.E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9, EGC, Jakarta 2002; hal Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-20, EGC, Jakarta 2002;hal Sherwood L. Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem. Edisi Ke-2, EGC, Jakarta 2001; hal Syaifuddin. Fungsi Sistem tubuh Manusia. Widya Medika, Jakarta, 2001; hal Bowen R. The Enteric Nervous System. In hbooks/pathphys/digestion/basics/gi_nervous.html. 6. Bowen, R. The Enteric Endocrine System. In hbooks/pathphys/digestion/basics/gi_endocrine.html. 7. Price, S.A. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi Ke-4, EGC, Jakarta 1994; hal

PERGERAKAN MAKANAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN

PERGERAKAN MAKANAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN PERGERAKAN MAKANAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN FUNGSI PRIMER SALURAN PENCERNAAN Menyediakan suplay terus menerus pada tubuh akan air, elektrolit dan zat gizi, tetapi sebelum zat-zat ini diperoleh, makanan

Lebih terperinci

PENGATURAN FUNGSI TRAKTUS GASTROINTESTINAL

PENGATURAN FUNGSI TRAKTUS GASTROINTESTINAL PENGATURAN FUNGSI TRAKTUS GASTROINTESTINAL MAKALAH Disusun oleh : R. RIZKY SUGANDA P. D100.531 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2011 DAFTAR ISI Daftar Isi i Daftar Gambar Ii BAB I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat

Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat bekerja dengan serasi dan sesuai dengan fungsinya dan itu

Lebih terperinci

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung. Anak Agung K Tri K

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung. Anak Agung K Tri K Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung Anak Agung K Tri K 111 0211 075 ANATOMI LAMBUNG (GASTER) Bentuk : seperti huruf J Letak : terletak miring dari regio hipochondrium kiri cavum abdominis mengarah

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok SISTEM PENCERNAAN Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok PENDAHULUAN Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk menghancurkan dan menyerap makanan dan minuman Melibatkan banyak organ secara mekanik hingga kimia

Lebih terperinci

FISIOLOGI PENCERNAAN. Dr. Katrin Roosita, MSi.

FISIOLOGI PENCERNAAN. Dr. Katrin Roosita, MSi. FISIOLOGI PENCERNAAN Dr. Katrin Roosita, MSi. ORGAN-ORGAN SISTEM PENCERNAAN Organ sistem pencernaan: 1. Traktus gastro intestinal, berupa pipa, memanjang dari mulut sampai anus pencernaan.exe 2. Organ

Lebih terperinci

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan EMBRIOLOGI ESOFAGUS Rongga mulut, faring, dan esophagus berasal dari foregut embrionik. Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, sebuah divertikulum respiratorium (tunas paru) Nampak di dinding ventral

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN. R Bayu Kusumah N

FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN. R Bayu Kusumah N FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN R Bayu Kusumah N Fungsi Saluran Cerna Secara umum berfungsi : Jalan makanan Timbun makanan Cerna makanan Absorbsi zat makanan Ekskresi sisa makan Pergerakan saluran cerna Histologi

Lebih terperinci

Usus Halus dan Struktur yang Berkaitan

Usus Halus dan Struktur yang Berkaitan Usus Halus dan Struktur yang Berkaitan Terbentang dari sfinkter pilorus sampai katup ileosekal. Ada tiga bagian: duodenum, jejunum dan ileum. Saluran empedu umum bersatu dengan saluran pankreas membentuk

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp tanggal upload : 23 April 2009 FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu pengorganisasian biologis sel yang

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1 1. Bila mengunyah nasi tawar lama lama akan terasa manis sebab dalam air liur terdapat enzim Renin Ptialin Pepsin Tripsin Kunci

Lebih terperinci

Sekresi Getah Pencerna. Kurnia Eka Wijayanti

Sekresi Getah Pencerna. Kurnia Eka Wijayanti Sekresi Getah Pencerna Kurnia Eka Wijayanti Sekresi cairan intestinum sehari-hari VOL SEKRESI (ml) Ph SALIVA 1000-1500 6.0-7.0 GASTRIC SECR. 1500 1.0-3,5 PANCREATIC SECR. 1000 8-8.3 EMPEDU 1000 7,8 SMALL

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp, M.Biomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh

Lebih terperinci

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF 17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

Organ Pencernaan Pada Manusia Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan.

Organ Pencernaan Pada Manusia Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Organ Pencernaan Pada Manusia Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan

Lebih terperinci

DASAR TEORI Siklus jantung terdiri atas periode sistol (konstraksi dan pengosongan isi) dan diastol (relaksasi dan pengisian jantung) bergantian.

DASAR TEORI Siklus jantung terdiri atas periode sistol (konstraksi dan pengosongan isi) dan diastol (relaksasi dan pengisian jantung) bergantian. DASAR TEORI Siklus jantung terdiri atas periode sistol (konstraksi dan pengosongan isi) dan diastol (relaksasi dan pengisian jantung) bergantian. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksisitas seluruh jantung,

Lebih terperinci

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf SSP SST Otak Medula spinalis Saraf somatik Saraf Otonom Batang otak Otak kecil Otak besar Diencephalon Mesencephalon Pons Varolii Medulla Oblongata Saraf

Lebih terperinci

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 PENGERTIAN SISTEM SARAF Merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh Merupan

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN

PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN 3. PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya bahwa pakan merupakan sumber energi dan materi bagi ikan. Di dalam proses pemanfaatannya, pakan akan mengalami beberapa

Lebih terperinci

PENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia :

PENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia : Sistem Pencernaan Mamalia : PENCERNAAN MAKANAN * Terdiri atas saluran pencernaan dan berbagai kelenjar aksesoris yang mengekskresikan getah pencernaan ke dalam saluran melalui duktus (saluran) Peristalsis,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

SISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN

SISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN SISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN Secara sederhana, sistem pencernaan adalah portal untuk Secara sederhana, sistem pencernaan adalah portal untuk nutrisi untuk mendapatkan akses ke sistem

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus SISTEM PENCERNAAN MAKANAN SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus 5. Intestinum minor : Duodenum Jejenum Iliem 6. Intestinum mayor : Seikum Kolon

Lebih terperinci

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

TUGAS 3 SISTEM PORTAL TUGAS 3 SISTEM PORTAL Fasilitator : Drg. Agnes Frethernety, M.Biomed Nama : Ni Made Yogaswari NIM : FAA 113 032 Kelompok : III Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar Endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

Rongga Mulut. rongga-mulut

Rongga Mulut. rongga-mulut Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus 3. Lambung 4. Usus Halus 5. Usus Besar 6. Rektum 7. Anus. Rongga Mulut rongga-mulut

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH. Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed

PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH. Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed URUTAN PROSES YANG DIALAMI OLEH MAKANAN Bahan makanan Pencernaan Penyerapan Metabolisme PENGGUNAAN (UTILISASI)

Lebih terperinci

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:

Lebih terperinci

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang PANKREAS Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm Pankreas terdiri dari: a. Kepala pankreas Merupakan bagian yang paling lebar, terletak disebelah kanan

Lebih terperinci

Hubungan system saraf,hormon, indera pada rasa lapar

Hubungan system saraf,hormon, indera pada rasa lapar Hubungan system saraf,hormon, indera pada rasa lapar Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) berjalan dari mulut ke anus. Fungsi saluran Gl adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan, pencernaannya,

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

dr.imas DAMAYANTI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

dr.imas DAMAYANTI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA dr.imas DAMAYANTI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1. Motilitas: Pergerakan makanan dari mulut sepanjang traktus gastrointestinal Ingesti=memasukkan makanan dari

Lebih terperinci

BAB XII. Kelenjar Pankreas

BAB XII. Kelenjar Pankreas BAB XII Kelenjar Pankreas A. Struktur Kelenjar Pankreas Kelenjar pankreas adalah kelenjar lonjong berwarna keputihan terletak dalam simpul yang terbentuk dari duodenom dan permukaan bawah lambung. Panjangnya

Lebih terperinci

SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH

SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH dr. Sawitono Amin Singgih, PFK Departemen Ilmu Faal FKUI Pendahuluan Tubuh manusia dapat dilihat sebagai suatu sistem yang dapat berubah-ubah kinerjanya bergantung

Lebih terperinci

REGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan. Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons.

REGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan. Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons. REGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons. Organisasi pusat pernapasan Daerah ini dibagi menjadi

Lebih terperinci

SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu. Lemak - Keju - Mentega - Minyak Kelapa

SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu. Lemak - Keju - Mentega - Minyak Kelapa 13 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) A. ZAT MAKANAN Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu Bergerak / Zat Tenaga Lemak - Keju

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konstipasi berasal dari bahasa Latin constipare yang berarti ramai bersama. 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konstipasi berasal dari bahasa Latin constipare yang berarti ramai bersama. 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Konstipasi Konstipasi berasal dari bahasa Latin constipare yang berarti ramai bersama. 18 Konstipasi secara umum didefinisikan sebagai gangguan defekasi yang ditandai

Lebih terperinci

Materi 7 Pencernaan II

Materi 7 Pencernaan II Materi 7 Pencernaan II A. Gerakan usus dan kerutan segmen usus di luar tubuh Tujuan a. Mempelajari gerakan usus in situ pada kelinci. b. Mempelajari segmen usus yang diisolasi dan mengamati : Kontraksi

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi, penyebab, mekanisme dan patofisiologi dari inkontinensia feses pada kehamilan. INKONTINENSIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman modern, ditemukan fakta bahwa banyak orang ditekan oleh kondisi kerja dan tuntutan hidup, memperlihatkan laju makan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih

Lebih terperinci

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil dan sederhana. Oleh

Lebih terperinci

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Saraf Manusia ; neuron Sistem saraf PENGATUR fungsi tubuh

Lebih terperinci

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN A. SISTEM SARAF Otak Besar Otak Otak kecil Sistem saraf S.S Pusat Medula Spinalis Saraf Penghubung S.Cranial S.S. Tepi S. Spinal S. Otonom Saraf simpatis

Lebih terperinci

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama

Lebih terperinci

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN FISIOLOGI HORMON Fisiologi hormon By@Ismail,S.Kep, Ns, M.Kes 1 STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjarkelenjar endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas beberapa organ yang berawal dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Pada sistem pencernaan manusia terdiri

Lebih terperinci

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi

Lebih terperinci

PERANAN SYARAF DAN HORMON (NEUROENDOKRIN) DALAM PERGERAKAN LAMBUNG PADA SISTEM PENCERNAAN HEWAN RUMINANSIA

PERANAN SYARAF DAN HORMON (NEUROENDOKRIN) DALAM PERGERAKAN LAMBUNG PADA SISTEM PENCERNAAN HEWAN RUMINANSIA PERANAN SYARAF DAN HORMON (NEUROENDOKRIN) DALAM PERGERAKAN LAMBUNG PADA SISTEM PENCERNAAN HEWAN RUMINANSIA Hernawati Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudi

Lebih terperinci

SISTEM SARAF. Sel Saraf

SISTEM SARAF. Sel Saraf SISTEM SARAF Sel Saraf Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistemn ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai

Lebih terperinci

PROSES PENCERNAAN SECARA MEKANIK DAN KIMIAWI

PROSES PENCERNAAN SECARA MEKANIK DAN KIMIAWI 1. Pengertian Sistem Pencernaan Manusia PROSES PENCERNAAN SECARA MEKANIK DAN KIMIAWI Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta

Lebih terperinci

BAB I ORGANISASI ORGAN

BAB I ORGANISASI ORGAN BAB I ORGANISASI ORGAN Dalam bab ini akan dibahas struktur histologis dan fungsi dari parenkima dan stroma, organisasi organ tubuler, organisasi organ padat dan membran sebagai organ simplek. Semua organ

Lebih terperinci

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 10 STRUKTUR & PERKEMBANGAN: HEWAN Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Keanekaragaman hewan dengan berbagai modifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dispepsia 2.1.1 Definisi Dispepsia Menurut Grace & Borley (2006), dispepsia merupakan perasaan tidak nyaman atau nyeri pada abdomen bagian atas atau dada bagian bawah. Salah

Lebih terperinci

by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis

by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis SISTEM PENCERNAAN MANUSIA 2 : ORGAN PENCERNAAN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Page 1 Istilah Pencernaan Ingesti : pergerakan makanan Digesti Absorpsi : penyederhanaan bentuk makanan : penyerapan

Lebih terperinci

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Kemampuan suatu sel atau jaringan untuk berkomunikasi satu sama lainnya dimungkinkan oleh adanya 2 (dua) sistem yang berfungsi untuk mengkoordinasi semua aktifitas sel

Lebih terperinci

Proses pencernaan di dalam Rongga mulut Saliva gl.salivarius Proses mengunyah memecah makanan dengan menaikkan kelarutannya, memperluas daerah permuka

Proses pencernaan di dalam Rongga mulut Saliva gl.salivarius Proses mengunyah memecah makanan dengan menaikkan kelarutannya, memperluas daerah permuka PENCERNAAN DAN ABSORBSI PENCERNAAN Perubahan kimiawi bahan makanan lebih sederhana Karbohidrat Monosakarida Protein Asam amino Lemak Asam lemak, monoasilgliserol, gliserol Enzim hidrolase pencernaan, proses

Lebih terperinci

PENGERTIAN ILMU GIZI

PENGERTIAN ILMU GIZI ILMU GIZI PENGERTIAN ILMU GIZI suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang dimakan dengan kesehatan tubuh yang diakibatkannya serta faktorfaktor yang mempengaruhinya mempelajari proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lambung merupakan perluasan organ berongga besar berbentuk kantung dalam rongga peritoneum yang terletak di antara esofagus dan usus halus. Saat keadaan kosong, bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan fungsi digesti, absorbsi dan defekasi. Tubuh mempunyai serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan fungsi digesti, absorbsi dan defekasi. Tubuh mempunyai serangkaian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pencernaan merupakan salah satu sistem dalam tubuh manusia yang menjalankan fungsi digesti, absorbsi dan defekasi. Tubuh mempunyai serangkaian mekanisme pengaturan

Lebih terperinci

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen, SISTEM ENDOKRIN Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apendiks merupakan salah satu organ yang fungsinya belum diketahui secara pasti. Apendiks sering menimbulkan masalah kesehatan, salah satunya adalah apendisitis (Sjamsuhidayat

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

Bab. Peta Konsep. Gambar 3.1 Orang sedang makan. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. terdiri dari. Saluran Pencernaan

Bab. Peta Konsep. Gambar 3.1 Orang sedang makan. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. terdiri dari. Saluran Pencernaan Bab 3 Sistem Pencernaan Sumber: Dok. Penerbit Gambar 3.1 Orang sedang makan Peta Konsep Pernahkah kamu berpikir dari manakah energi yang kamu peroleh untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berolahraga

Lebih terperinci

1. Jelaskan apa perbedaan pencernaan intraseluler dan ekstraseluler! Pencernaan Intraseluler Partikel makanan ditelan secara endositosis langsung ke

1. Jelaskan apa perbedaan pencernaan intraseluler dan ekstraseluler! Pencernaan Intraseluler Partikel makanan ditelan secara endositosis langsung ke 1. Jelaskan apa perbedaan pencernaan intraseluler dan ekstraseluler! Pencernaan Intraseluler Partikel makanan ditelan secara endositosis langsung ke dalam sel, dan mengalami pencernaan intraseluler oleh

Lebih terperinci

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi jaringan embrional 2. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringan epitelium 3. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringanjaringan

Lebih terperinci

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Farmakokinetik - 2 Mempelajari cara tubuh menangani obat Mempelajari perjalanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang

Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang Masalah yang sering muncul pada pasien stroke yaitu menurunnya kemampuan bicara dan ekspresi

Lebih terperinci

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo Jaringan Hewan Compiled by Hari Prasetyo Tingkatan Organisasi Kehidupan SEL JARINGAN ORGAN SISTEM ORGAN ORGANISME Definisi Jaringan Kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar memerlukan proses memori (daya ingat), yang terdiri dari tiga tahap ; yaitu mendapatkan informasi (learning), menyimpannya (retention), dan mengingat

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ELIMINASI BOWEL

KEBUTUHAN ELIMINASI BOWEL KEBUTUHAN ELIMINASI BOWEL DISUSUN OLEH : 1. SEPTIAN M S 2. WAHYU NINGSIH LASE 3. YUTIVA IRNANDA 4. ELYANI SEMBIRING ELIMINASI Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin

Lebih terperinci

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Struktur Sistem Saraf Otonom Mengatur perilaku otomatis dari tubuh. Terbagi menjadi dua subsistem: Sistem saraf simpatetik. Sistem saraf parasimpatetik Sistem saraf

Lebih terperinci

Pencernaan dan Penyerapan Makanan

Pencernaan dan Penyerapan Makanan Pencernaan dan Penyerapan Makanan Makanan (KH, Lipid, Protein, Mineral, Vitamin dan Air) energi Makanan diubah molekul2 kecil masuk ke dalam sel Rx kimia energi Proses penguraian bahan makanan menjadi

Lebih terperinci

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan kebutuhan manusia secara universal yang tidak pernah berdiri sendiri lepas dari masyarakat (Boedhisantoso, 1982). Konfusius mengatakan, Jika musik terdengar

Lebih terperinci

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH ARTERI Membawa darah dari jantung ke seluruh jaringan tubuh Katup (-) Arteriol : arteri terkecil Anastomosis : persatuan cabang cabang arteri END ARTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,

Lebih terperinci

TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT

TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 1.AAM CITRIDA PRAMITA 2.ARI KUNCORO 3.AGNES THERESIA 4.AULIA DWI NATALIA 5.DELLA ROSALIA 6.. 7.. 8... 9... 10. DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Food & Digestive System

Food & Digestive System Food & Digestive System By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FTP - UB 2013 Food Food is any substance

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA. Oleh. Sabila Nur Amalina. Abstrak

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA. Oleh. Sabila Nur Amalina. Abstrak Jurnal volume 1, mei 2013 SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Oleh Sabila Nur Amalina Abstrak Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan makanan pada manusia

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

FISIOLOGI PENCERNAAN. Pendahuluan. pencernaan. Sistem pencernaan Menguraikan makanan menjadi molekul-molekul. 4 Proses pencernaan dasar Motilitas

FISIOLOGI PENCERNAAN. Pendahuluan. pencernaan. Sistem pencernaan Menguraikan makanan menjadi molekul-molekul. 4 Proses pencernaan dasar Motilitas FISIOLOGI PENCERNAAN EFY AFIFAH, M. Kes Pendahuluan Nurse care individu yg sakit pelayanan yg tepat perlu memahami struktur dan fungsi tubuh Setiap organ tubuh berperan berperan dlm mempertahankan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setempat menyebutnya dengan nama lain, di Aceh masyarakat mengenalnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setempat menyebutnya dengan nama lain, di Aceh masyarakat mengenalnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Belimbing wuluh merupakan tanaman yang termasuk dari keluarga Oxalidaceae. Tanaman ini dapat hidup di daerah rendah sampai dengan ketinggian sekitar 500 meter

Lebih terperinci

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2 Disusun Oleh: Nama : Muhammad Rois Amin NIM : 13108241176 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp FISIOLOGI PEMBULUH DARAH Kuntarti, SKp Overview Struktur & Fungsi Pembuluh Darah Menjamin keadekuatan suplay materi yg dibutuhkan jaringan tubuh, mendistribusikannya, & membuang zat sisa metabolisme Sebagai

Lebih terperinci