Hubungan system saraf,hormon, indera pada rasa lapar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan system saraf,hormon, indera pada rasa lapar"

Transkripsi

1 Hubungan system saraf,hormon, indera pada rasa lapar Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) berjalan dari mulut ke anus. Fungsi saluran Gl adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan, pencernaannya, serta penyerapan zat-zat gizi yang penting bagi pertumbuhan dan kehidupan. ANATOMI Seperti diperlihatkan dalam, saluran Gl berawal di rongga mulut, dan berlanjut ke esofagus dan lambung. Makanan disimpan sementara di lambung sampai disalurkan ke usus halus. Usus halus dibagi menjadi tiga bagian, duodenum, jejunum, dan ileum. Pencernaan dan penyerapan makanan berlangsung terutama di usus halus. Dari usus halus, makanan disalurkan ke usus besar yang terdiri dari kolon dan rektum. Organ-organ tambahan sistem ini meliputi hati, pankreas, kandung em-pedu, dan apendiks. Seluruh saluran pencernaan terdiri dari beberapa lapisan jaringan: lapisan mukosa (untuk fungsi sekresi) yang terletak paling dalam, lapisan jaringan ikat submukosa, lapisan otot polos sirkular dan longitudinal, dan suatu membran serosa yang terletak paling luar yang disebut lapisan peritoneum (atau adventisial) Lapisan-lapisan ini dihubungkan satu sama lain secara fisik dan melalui hubunganhubungan saraf. Hormon pencernaan Gastrin, sekretin, dan kolesistokinin (CCK) berperan penting untuk merangsang pencernaan. Gastrin dikeluarkan oleh lambung sebagai respons terhadap perangsangan parasimpatis, peregangan, dan adanya protein. Gastrin merangsang sekresi getah lambung untuk memulai pencernaan protein dan sekresi asam hidroklorida (HCl). HCl dalam lambung bertanggungjawab untuk mengaktifkan enzim pencernaan terpenting di lumbung, pepsin. Sekretin dikeluarkan dan usus halus terutama sebagai respons terhadap HCl dalam makanan (kimus) yang masuk ke dalam usus halus darl lambung. Sekretin merangsang sekresi usus serta pengeluaran bikarbonat oleh pankreas, untuk menetralkan asam. Hal ini penting karena enzim-enzim yang diperlukan untuk pencernaan di usus halus tidak dapat bekerja dalam lingkungan asam. CCK dilepaskan dari usus halus terutama sebagai respons terhadap lemak. CCK menyebabkan sekresi usus, kontraksi kandung empedu, dan pengeluaran empedu. Empedu penting untuk pencernaan lemak. RANGSANGAN LAPAR Rasa lapar dikontrol oleh sualu daerah otak di hipotalamus sebelah lateral. Perangsangan daerah ini menyebabkan tiinbulnya dorongan kuat. Untuk mencari makanan dan memakannya. Hipotalamus lateral menerima banyak input yang dapat merangsang rasa lapar. Sebagai contoh, rasa lapar dapat dirangsang oleh adanya kontraksi lapar di lambung. Semakin lama lambung kosong, maka kontraksi ini tampaknya meningkat frekuensi dan intensitasnya. Mekanisme pasti bagaimana kontraksi tersebut terjadi masih belum jelas. Rasa lapar juga dirangsang oleh turunnya kadar zat-zat gizi dalam darah, misalnya asam amino, lemak, dan ghikosa, serta oleh peningkatan alau pcmiriman hormon-hormon yang mengatur metabolisme. Input ke pusat lapar hipolalamus dapat mencakup input dari bagian-bagian otak yang lain. Misalnya, pusat-pusat otak yang lebih tinggi dapat merangsang rasa lapar sebagai respons terhadap situasi atau pengalaman tertentu. Demikian juga, input dari pusat emosi di otak, sistem limbik, juga dapat merangsang rasa lapar. Sebaliknya, nukleus ventromedialis hipotalamus tampaknya merupakan tempat munculnya rasa kenyang, kebalikan dari rasa lapar. Pusat ini juga

2 dipengaruhi oleh penuh tidaknya lambung serta kadar zat-zat gizi dan hormon dalam darah, telapi dalam arah yang berlawanan. Emosi dan kebiasaan juga mempengaruhi pusat kenyang. KONTROL HORMON ATAS MOTILITAS USUS Hormon misalnya gastrin dari lambung, serta sekretin dan kolesistokinin (CCK) dari usus halus, juga dapat mempengaruhi kecepatan kontraksi sel otot polos atau, dengan kata lain, motilitas usus. Gastrin merangsang motilitas lambung. Sekretin dan CCK merangsang motilitas usus telapi (terutama sekretin) menghambat motilitas lambung. Hal ini memperlambat pengosongan isi lambung ke dalam usus halus. KONTROL SARAF ATAS MOTILITAS USUS Terdapat dua sistem saraf intrinsik di seluruh usus. Yang pertama terletak diantara lapisan otot longitudinal dan sirkular. Kelompok saraf ini, yang disebut pleksus mienterikus, terdapat sebagai suatu sistem yang berdiri sendiri dan terdiri dari jalur aferen dan eferen yang mempersarafi otot. Pleksus mienterikus bekerja dengan mempengaruhi irama listrik dasar sel-sel otot polos. Eksitasi pleksus mienterikus akan meningkatkan kontraksi tonik yang meningkatkan tonus basal saluran pencernaan. Eksitasi tersebut juga meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi ritmik sehingga peristalsis meningkat. Pleksus saraf intrinsik kedua terletak di lapisan submukosa saluran GI. Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah, dan sel-sel sekretork. Pleksus ini terletak di bawah otot polos sirkular dan di atas lapisan nuikosa. Eksitasi pleksus submukosa menyebabkan peningkatan fungsi sekrqforik saluran GI. Neuron-neuron sensorik yang terdapat di kedua pleksus berespons terhadap partikel makanan, iritan, mikro-organisme, dan peregangan dengan meningkatkan kecepatan pelepasan muatannya dan, melalui perangsangan pleksus mienterikus, meningkatkan motilitas saluran GI. Pleksus saraf mienterikus juga dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis. Serat-serat simpatis berasal dari korda spinalis yang terletak antara T8 dan 1.3 dan mempersarafi pleksus intrinsik di seluruh usus. Serat-serat ini menghambat pelepasan muatan pleksus sehingga irama dasar usus melambat. Saraf simpatis mengeluarkan norepinefrin di usus. Saraf parasimpatis berjalan dalam saraf vagus ke esofagus, lambung, dan separuh atas usus besar. Serat parasimpatis lain berjalan dalam divisi sakrum dan mempersarafi separuh distal usus besar. Saraf parasimpatis mengeluarkan asetilkolin dan merangsang pelepasan muatan pleksus mienterikus. Hal ini mempercepat peristalsis dan pencampuran makanan. Persarafan bagian distal usus besar penting untuk merangsang defekasi. Usus halus tampaknya tidak dipersarafi oleh saraf parasimpatis. Adapun keterkaitan fungsi atau mekanisme kerja antara saluran pencernaan (lambung), hormon dan pusat saraf (hypothalamus) dalam pengaturan asupan makanan Gambar 4. Mekanisme kerja Saluran Pencernaan, Hormon dan Hypothalamus dalam rasa lapar

3 PEMBAHASAN adanya sinyal-sinyal berupa rangsangan pada lambung seperti sekresi kolesistokinin dan peningkatan kadar insulin. Sedangkan melibatkan impuls dari tempat cadangan energi yaitu jaringan adipose dan hormon diantaranya hormon leptin, ghrelin, dan neuropeptide Y. Hormonhormon ini mempengaruhi neuron-neuron di hypothalamus untuk mengatur perilaku makan. Ada tiga komponen yang terlibat secara langsung dalam rangsangan rasa lapar yaitu : 1. Lambung Pengaturan jangka pendek diantaranya terjadi akibat adanya sinyal-sinyal atau ransangan berupa peregangan dinding lambung. Receptor regangan pada dinding lambung akan memberikan informasi kepada pusat pengatur nafsu makan (pusat rasa lapar) pada hipothalamus tentang ketersediaan ruang dalam lambung untuk dapat diisi oleh suatu makanan baru. ini berkaitan dengan konsep atau teori lapar (Hungry Theory) yang ditemukan oleh Ivlev (1961). Walaupun demikian ada suatu tenggang waktu antara masa pengosongan lambung dengan munculnya rasa lapar atau keinginan makan. Hal ini berarti bahwa ketika di dalam lambung terdapat ruang yang dapat diisi oleh makanan baru, rasa lapar tidak langsung muncul segera. Dengan demikian stimulus akibat adanya ruang pada lambung tersebut bukanlah satusatunya penyebab munculnya rasa lapar (Gambar 1). Gambar 1. Skema Mekanisme 2. Hormon a) L e p t i n Leptin memainkan peran penting dalam mengatur pemasukan energi dan pengeluaran energi, termasuk nafsu makan dan metabolisme. Nafsu makan adalah keinginan untuk makan makanan, merasa lapar. Appetide (Nafsu makan) ada dalam semua bentuk kehidupan lebih tinggi, dan berfungsi untuk mengatur asupan atau pemasukan energi yang cukup untuk mempertahankan kebutuhan metabolisme. Hal ini diatur oleh interaksi yang erat antara saluran pencernaan, jaringan adiposa dan otak. Penurunan keinginan makan atau nafsu makan disebut anoreksia, sedangkan peningkatan nafsu makan disebut polyphagia atau hyperphagia. Hormon leptin bekerja pada reseptor di hipothalamus yaitu menghambat nafsu makan, yaitu dengan : 1. Menangkal efek neuropeptide Y (stimulan/perangsang potensi/kuat makan yang disekresikan oleh sel-sel di dalam usus dan di hypothalamus. 2. Menangkal efek anandamide (stimulan lain kuat makan yang mengikat ke reseptor yang sama seperti THC). 3. Mempromosikan sintesis α-msh suatu penekanan nafsu makan.

4 b) G h r e l i n Hormon ini berfungsi meransang rasa lapar. Level ghrelin meningkat sebelum makan dan menurun sesudah makan. Hormon ini dianggap sebagai mitra dari hormon leptin, yang dihasilkan oleh jaringan adiposa yang berfungsi merangsang rasa kenyang bila berada pada level yang lebih tinggi. Disamping itu, hormon ghrelin juga memainkan peran penting dalam neurotrophy, terutama di hippocampus dan sangat penting untuk adaptasi kognitif perubahan lingkungan. Sekresi ghrelin meningkat pada kondisi keseimbangan energi negatif, seperti kelaparan, insulin induced hypoglycemia. Sebaliknya, kadar ghrelin menurun pada kondisi keimbangan energi positif seperti setelah makan, hyperglycemia dan obesitas. Ghrelin merangsang nafsu makan melalui pusat makan di hypothalamus. Ghrelin yang berasal dari lambung mencapai hypothalamus melalui sirkulasi darah. Peningkatan kadar ghrelin menyebabkan stimulasi pelepasan NPY (neuropentide Y), yang kemudian menyebabkan peningkatan nafsu makan dan menurunnya pemakaian energi. c) Kolesistokinin CCK adalah hormon peptida dari sistem pencernaan yang bertanggung jawab untuk merangsang dengan proses pencernaan lemak dan protein. CCK sangat mirip strukturnya dengan gastrin dan hormon gastrointestinal lainnya. Pertama-tama hormon kolesistokinin disebut hormon pancreozymin yangdisintesis oleh sel-i epitel mukosa usus kecil dan disekresikan ke dalam duodenum yaitu segmen pertama dari usus kecil. Hormon ini menyebabkan pelepasan enzim pencernaan dan empedu dari kelenjar pankreas dan empedu. CCK juga memediasi sejumlah proses fisiologis diantaranya adalah proses pencernaan dan kenyang. CCK berada dalam usus kecil dan mendeteksi keberadaan lemak dalam lambung, kemudian memberitahu lambung untuk memperlambat kecepatan proses pencernaan dalam usus, sehingga dapat mencerna lemak secara efektif. CCK disekresi oleh mukosa duodenum dan usus karena karena rangsangan dari chyme yang kaya lemak atau protein memasuki duodenum. Disamping itu CCK juga menghambat pengosongan lambung dan sekresi asam lambung serta memediasi proses pencernaan dalam duodenum. CCK juga merangsang sel-sel asinar pankreas untuk merilis air dan ion serta merangsang sekresi enzim pencernaan dari pankreas. Bersama-sama enzim ini, CCK mengkatalisis proses pencernaan lemak, protein, dan karbohidrat. d) I n s u l i n Tubuh mempunyai mekanisme homeostatik untuk menjaga tingkat gula darah berada dalam kisaran yang kecil atau normal. Hal ini terdiri dari beberapa sistem yang berinteraksi, dimana regulasi hormon yang paling penting. Ada dua jenis hormon yang saling berlawanan dalam mempengaruhi metabolisme kadar glukosa darah, yaitu : (1) Hormon katabolik (seperti glukagon, hormon pertumbuhan, kortisol dan katekolamin yang meningkatkan glukosa darah, (2) Hormon anabolik (insulin), yang menurunkan glukosa darah. Insulin adalah hormon peptida yang terdiri dari 51 asam amino, dan diproduksi dalam pulau Langerhans di pankreas. Nama insulin berasal dari bahasa Latin, yaitu insulayang berarti "pulau". Insulin diproduksi dan disimpan dalam tubuh sebagai hexamer (satu unit enam molekul insulin), sedangkan bentuk aktifnya adalah monomer. Insulin diproduksi di pankreas dan dilepaskan ketika salah satu dari beberapa stimulusnya terdeteksi. Stimuli yang meliputi protein dan glukosa dalam darah yang dihasilkan dari makanan yang dicerna. Jika karbohidrat termasuk glukosa yang diserap masuk ke dalam aliran darah, maka kadar glukosa darah akan naik. Pada sel target, insulin memulai sebuah sinyal transduksi, yang memiliki efek meningkatkan serapan dan penyimpanan glukosa.

5 Insulinmerupakan hormon yang mengatur pusat energi dan metabolisme glukosa dalam tubuh. Insulin menyebabkan sel-sel dalam hati, otot, dan jaringan lemak untuk mengambil glukosa dari darah, menyimpannya sebagai glikogen di hati dan otot. Insulin menghentikan penggunaan lemak sebagai sumber energi. Bila tidak ada insulin, glukosa tidak diambil oleh sel-sel tubuh dan tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi, misalnya, melalui transfer lemak dari jaringan adiposa ke hati untuk mobilisasi sumber energi. Insulin juga mengontrol mekanisme pusat metabolik, dan juga digunakan sebagai sinyal kontrol untuk sistem tubuh lainnya (seperti penyerapan asam amino oleh sel-sel tubuh). Bagimana hubungan antara food intake (asupan makanan) dengan kadar glukosa dan hormon insulin dalam darah dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Grafik Hubungan antara Asupan Makanan dengan Kadar Glukosa dan Hormon Insulin dalam Darah. Disamping kadar glukosa dalam darah, sekresi insulin oleh kelenjar pankreas juga dipengaruhi oleh perangsangan parasimpatik dan sekresi hormon gastrointestinal seperti CCK. Meningkatnya gula darah dan hormon insulin akan menimbulkan sinyal kenyang pada hypothalamus dan menghentikan aktivitas makan. Jika kadar gula darah menurun terlalu rendah, makan akan menyebabkan kondisi yang berpotensi fatal yang disebut hipoglikemia. Gejala bisa meliputi kelesuan, gangguan fungsi mental, lekas marah gemetar, berkedut, kelemahan otot lengan dan kaki, kulit pucat, berkeringat, paranoid atau agresif mentalitas dan hilangnya kesadaran, bahkan mungin kerusakan otak. Kemudian jika tingkat gula darah tetap terlalu tinggi, nafsu makan ditekan dalam jangka pendek. Dalam jangka waktu panjang hiperglikemia menyebabkan banyak masalah kesehatan yang terkait dengan penyakit diabetes, gangguan mata, ginjal, penyakit jantung dan kerusakan saraf pada manusia (mamalia). e) Neuropeptide Y Neuropeptide Y (NPY) adalah peptide yang mengandung 36 asam amino dan kaya akan residu tirosin. NPY didapati dalam jumlah berlimpah di hypothalamus, di sistem saraf simpato-adrenal sentral dan perifer. Sekresi NPY oleh neuron-neuron tersebut dipengaruhi oleh sinyal hormonal terutama leptin dan insulin. Salah satu fungsi NPY ini adalah menstimuli nafsu makan atau dalam meningkatkan asupan makanan (food intake).

6 Neuron-neuron yang mengandung NPY menjadi aktif selama kondisi keseimbangan energi negatif, seperti keadaan lapar, pembatasan makanan, pergerakan aktif dan lainnya. NPY merubah keseimbangan energi ke arah positif dengan meningkatkan asupan makanan, membatasi pengeluaran energi dan menurunkan termogenesis di jaringan lemak coklat (BAT). Disamping itu juga memfasilitasi penyimpanan lemak di white adipose tissue melalui peningkatan aktivitas insulin. Efek NPY dalam menstimuli makan ± 500 kali lebih baik dari pada norepinefrin. Pengeluaran NPY untuk mengatur asupan makanan dipengaruhi oleh sinyal aferen, terutama leptin dan insulin (inhibisi) serta glukokortikoid (stimulasi). NPY bila diberikan pada hypothalamus lateral akan menyebabkan prilaku makan. f) Agouti-Related Peptide Agouti-related protein disebut juga Agouti-related peptide ( AgRP ) adalah neuropeptide yang diproduksi di otak. AgRP hanya disintesis dalam sel tubuh yang mengandung NPY yang terletak di bagian ventromedial dari arcuate nucleus hipotalamus. AgRP diekpresikan bersama dengan neuropeptide Y dan bekerja meningkatkan nafsu makan dan penurunan metabolisme dan pengeluaran energi. AgRP merupakan molekul paracrine pemberi sinyal yang terdiri dari 132 asam amino. Pengaruh ransangan nafsu makan dari AgRP dihambat oleh hormon leptin dan diaktifkan oleh hormon ghrelin. Adipocytes mensekresi leptin dalam menanggapi asupan makanan. Hormon ini berkerja dalam arcuate nucleus dan menghambat AgRP/neuron NPY dari pelepasan peptida orexigenic. Ghrelin mempunyai reseptor pada neuron NPY/AgRP yang merangsang sekresi NPY dan AgRP untuk meningkatkan nafsu makan. AgRP disimpan dalam granula secretor intracelluler dan disekresi melalui suatu pengaturan. Aksi transkripsi dan dan sekretori dari AgRP diatur oleh sinyal inflammatory. Level AgRP meningkat selama periode puasa. g) Peptida YY Peptida YY adalah protein berantai pendek (36 asam amino ) yang dilepaskan oleh sel-sel di ileum dan usus besar dalam merespons makan. Pada manusia kelihatannya berfungsi mengurangi nafsu makan. Hormon ini dikenal sebagaipyy, Peptida Tirosin Tirosin, atau Peptida YY pankreas. Peptida YY berkaitan dengan peptida pankreas yang mempunyai 18 dari 36 asam amino, terletak pada posisi yang sama sebagai peptida pankreas. PYY ditemukan dalam sel L pada mukosa saluran pencernaan, terutama di ileum dan usus besar. Konsentrasi PYY dalam sirkulasi darah meningkatkan setelah konsumsi makanan dan menurun dengan berpuasa. Disamping itu, PYY diproduksi oleh neuron di batang otak, khususnya bertempat pada nukleus reticular gigantocellular dari medula oblongata. Kegiatan PYY adalah melalui reseptor NPY, menghambat motilitas lambung dan meningkatkan penyerapan air dan elektrolit di usus. PYY juga dapat menekan sekresi pankreas. PYY disekresi oleh sel-sel neuroendokrin di ileum dan usus besar dalam merespons, dan telah terbukti mengurangi nafsu makan. PYY bekerja dengan memperlambat pengosongan lambung, sehingga meningkatkan efisiensi pencernaan dan penyerapan nutrien setelah makan. Jadi PYY juga memainkan peran yang sangat penting dalam homeostasis energi dengan menyeimbangkan asupan makanan.

7 h) Glucagon Like Peptide 1 Glucagon Like Peptide 1 (GLP-1) adalah hormon yang dihasilkan oleh sel L pada saluran pencernaan, dan digolongkan sebagai inkretin. Seperti juga Glukagon, GLP-1 mengalami proteolisis terbatas dalam proses sintesanya. Stimulus untuk sekresi hormon ini adalah keberadaan zat nutrisi pada lumen usus halus, khususnya karbohidrat, protein dan lemak. GLP-1 mempunyai beberapa fungsi fisiologis antara lain adalah sebagi berikut : 1. Membuat pankreas lebih reaktif terhadap glukosa darah dan meningkatkan sekresi insulin. 2. Meningkatkan sensitivitas insulin. 3. Menurunkan sekresi glukagon dari pankreas. 4. Menghambat asam lambung dan kadar gas lambung. 5. Mengurangi asupan makanan dengan meningkatkan rasa kenyang. i) Melatonin Melatonin yang juga dikenal sebagai kimia N-asetil--methoxytryptamine 5, adalah senyawa alamiah yang ditemukan pada hewan, tumbuhan, dan mikroba. Pada hewan, level sirkulasi melatonin bervariasi setiap hari, sehingga mengatur ritme beberapa fungsi biologis. Melatonin terkait dengan mekanisme yang beberapa hewan amfibi dan reptil dalam mengubah warna kulit mereka, dan memang hal ini yang pertama kali ditemukan. McCord dan Allen (1917) menemukan bahwa ekstrak kelenjar pineal sapi menyebabkan kulit katak lebih cerah. Melatonin disekresi dalam kegelapan pada hewan yang aktif siang hari (diurnal) dan hewan yang aktif malam hari ( nokturnal). Melatonin dapat diproduksi oleh berbagai sel perifer seperti sel-sel sumsum tulang, limfosit dan sel epitel. Biasanya, konsentrasi melatonin dalam sel jauh lebih tinggi dari pada yang ditemukan dalam darah, tetapi hal ini nampaknya tidak diatur oleh fotoperiodik. Pada hewan dan manusia, profil sintesa melatonin dan sekresinya dipengaruhi oleh durasi malam di musim panas dibandingkan dengan musim dingin. Produksi melatonin oleh kelenjar pineal dihambat oleh cahaya dan dirangsang oleh kegelapan. Sekresi melatonin dan levelnya dalam darah, puncaknya pada tengah malam, kemudian secara bertahap turun dengan drastis pada paruh kedua malam. Melatonin dapat menekan libido dengan menghambat sekresi luteinizing hormon (LH) dan folikel stimulating hormon (FSH) dari kelanjar hipofisis, terutama pada mamalia yang breedingnya bermusim yaitu ketika siang hari panjang. Selama malam hari, melatonin mengatur leptin yaitu menurunkan level hormon leptin. 3. Hypothalamus Hypothalamus adalah bagian dari otak besar, bagian tengah bawah (diencephalon) terdapat di bawah thalamus dan merupakan lantai dari ruang ventrikel ke III. Fungsi dari hypothalamus diantaranya adalah : (1) Menerima informasi dari indera, (2) Menintegrasi dan membagibagi informasi tertebut, dan (3) Menyalurkan informasi tersebut ke alat-alat yang berkepentingan. Hypothalamus terbagi atas beberapa bagian yaitu bagian anterior, tuberal dan posteriol, dan setiap bagian tersebut terbagi lagi menjadi bagian medial dan lateral. Bagian yang berperan dalam melakukan regulasi asupan makanan (food intake) adalah bagian antero lateral dan tuberal lateral. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini.

8 Hipotalamus lateral atauarea lateral hipotalamus adalah bagian dari hipotalamus yang berkaitan dengan kelaparan. Kerusakan pada daerah ini dapat menyebabkan menurunnya asupan makanan. Merangsang lateral hipotalamus menyebabkan keinginan untuk makan, sedangkan merangsang ventromedial hipotalamus menyebabkan keinginan untuk berhenti makan. Gambar 3. Bagian dari Nuklei Hypothalamus (LT: lateral nukleus, PN: posterior nukleus, MB: mammillary nuklei, AR: Arcuate nucleus, VM: Ventromedial nucleus, DM: Dorsomedial hypothalamic nucleus, SO: part supraoptic nucleus, SC: suprachiasmatic nucleus, AH: anterior hypothalamic nucleus, PV: paraventricular nucleus). Glucostatic didasarkan pada teori homeostatik yang menunjukkan bahwa tubuh memiliki bagian keseimbangan untuk setiap sistem. Bila terjadi ketidak seimbangan, tubuh akan didorong untuk mengembalikan keseimbangan tersebut. Oleh karena itu, ketika level gula darah, reseptor glucostatic dalam darah mengambil pesan ke lateral hipotalamus, yang mana merupakan pusat makan dari otak. Hal ini menyebabkan neuron tertentu di otak untuk bekerja bersama-sama, menciptakan rasa lapar, sehingga menyebabkan hewan tersebut ingin makan. Ketika level glukosa meningkatkan disebabkan karena hewan itu sedang makan atau telah makan, reseptor glucostatic dalam darah kemudian mengirim pesan ke medial ventro hipotalamus Ventro (pusat kenyang atau kepuasan) dan rasa kekenyangan terjadi. Bagian lateral dari ventromedial nukleus hipotalamus bertanggung jawab untuk mengontrol asupan makanan. Stimulasi bagian ini menyebabkan asupan makanan meningkat. Bagian bilateral menyebabkan penghentian menyeluruh dari asupan makanan. Bagian medial nukleus mempunyai efek kontrol pada bagian lateral. Bagian bilateral medial dari ventromedial nukleus menyebabkan hyperphagia dan obesitas dari hewan. Kemudian bagian lateral dari ventromedial nukleus pada hewan yang sama menyebabkan penghentian menyeluruh asupan makanan. KESIMPULAN Dari hasil studi literatur yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengaturan rasa lapar dilakukan secara neurohormonal (lambung, hormon dan sistem saraf atau hypothalamus). 2. Hormon yang terlibat dalam pengaturan rasa lapar makanan ini adalah hormon leptin, ghrelin, kolesistokinin, insulin, neuropeptide Y (NPY), Agouti-Related Peptide (AgRP), Peptide YY (PYY), Glucagon Like Peptide 1 (GLP-1) Melatonin.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman modern, ditemukan fakta bahwa banyak orang ditekan oleh kondisi kerja dan tuntutan hidup, memperlihatkan laju makan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nutrisi Nutrisi adalah substansi-substansi yang harus disediakan melalui diet karena tubuh tidak dapat mensintesa substansi-substansi tersebut dalam jumlah yang adekuat. Manusia

Lebih terperinci

PERGERAKAN MAKANAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN

PERGERAKAN MAKANAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN PERGERAKAN MAKANAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN FUNGSI PRIMER SALURAN PENCERNAAN Menyediakan suplay terus menerus pada tubuh akan air, elektrolit dan zat gizi, tetapi sebelum zat-zat ini diperoleh, makanan

Lebih terperinci

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi

Lebih terperinci

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Kemampuan suatu sel atau jaringan untuk berkomunikasi satu sama lainnya dimungkinkan oleh adanya 2 (dua) sistem yang berfungsi untuk mengkoordinasi semua aktifitas sel

Lebih terperinci

BAB XII. Kelenjar Pankreas

BAB XII. Kelenjar Pankreas BAB XII Kelenjar Pankreas A. Struktur Kelenjar Pankreas Kelenjar pankreas adalah kelenjar lonjong berwarna keputihan terletak dalam simpul yang terbentuk dari duodenom dan permukaan bawah lambung. Panjangnya

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok SISTEM PENCERNAAN Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok PENDAHULUAN Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk menghancurkan dan menyerap makanan dan minuman Melibatkan banyak organ secara mekanik hingga kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Konsumsi dan pencernaan makanan pokok seperti karbohidrat dapat menginduksi rasa kenyang (Anderson et al, 1998), namun dalam tahun-tahun terakhir, prevalensi obesitas

Lebih terperinci

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Modul ke: Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Hormon Hormon berasal dari kata hormaein yang berarti

Lebih terperinci

Usus Halus dan Struktur yang Berkaitan

Usus Halus dan Struktur yang Berkaitan Usus Halus dan Struktur yang Berkaitan Terbentang dari sfinkter pilorus sampai katup ileosekal. Ada tiga bagian: duodenum, jejunum dan ileum. Saluran empedu umum bersatu dengan saluran pankreas membentuk

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar Endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat

Lebih terperinci

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen, SISTEM ENDOKRIN Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.

Lebih terperinci

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang PANKREAS Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm Pankreas terdiri dari: a. Kepala pankreas Merupakan bagian yang paling lebar, terletak disebelah kanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang mengatur jumlah asupan makanan. Pengaturan jumlah asupan makanan dapat dibagi menjadi:

Faktor-faktor yang mengatur jumlah asupan makanan. Pengaturan jumlah asupan makanan dapat dibagi menjadi: Adinda (15 th) tinggi badan 165 cm dan berat badan 70 kg, adalah seorang remaja yang suka sekali makan makanan cepat saji. Tiap pulang sekolah ia selalu mampir di McD, Pizza Hut, HHB atau di tempat lainnya.

Lebih terperinci

Rongga Mulut. rongga-mulut

Rongga Mulut. rongga-mulut Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus 3. Lambung 4. Usus Halus 5. Usus Besar 6. Rektum 7. Anus. Rongga Mulut rongga-mulut

Lebih terperinci

PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN

PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN 3. PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya bahwa pakan merupakan sumber energi dan materi bagi ikan. Di dalam proses pemanfaatannya, pakan akan mengalami beberapa

Lebih terperinci

Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat

Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat bekerja dengan serasi dan sesuai dengan fungsinya dan itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya sensitivitas

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1 1. Bila mengunyah nasi tawar lama lama akan terasa manis sebab dalam air liur terdapat enzim Renin Ptialin Pepsin Tripsin Kunci

Lebih terperinci

Rangkuman P-I. dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009

Rangkuman P-I. dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009 Rangkuman P-I dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009 Untuk tumbuh dan berkembang perlu energi dan prekursor untuk proses biosintesis berubah-ubah pd berbagai keadaan Utk memenuhi

Lebih terperinci

HORMON. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

HORMON. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO HORMON OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Hormon Pembawa pesan kimiawi. Bersama saraf memadukan berbagai sistem organ (sistem koordinasi). Zat - zat dengan aktivitas hormonal (protein, asam amino, asam

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012).

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012). BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden (51 orang) adalah perempuan. Perempuan lebih mudah merasakan adanya serangan

Lebih terperinci

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik langsung maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang terletak

Lebih terperinci

PENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia :

PENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia : Sistem Pencernaan Mamalia : PENCERNAAN MAKANAN * Terdiri atas saluran pencernaan dan berbagai kelenjar aksesoris yang mengekskresikan getah pencernaan ke dalam saluran melalui duktus (saluran) Peristalsis,

Lebih terperinci

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN FISIOLOGI HORMON Fisiologi hormon By@Ismail,S.Kep, Ns, M.Kes 1 STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjarkelenjar endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang

Lebih terperinci

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati) BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas beberapa organ yang berawal dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Pada sistem pencernaan manusia terdiri

Lebih terperinci

REGULASI SISTEM SARAF PADA NAFSU MAKAN

REGULASI SISTEM SARAF PADA NAFSU MAKAN REGULASI SISTEM SARAF PADA NAFSU MAKAN Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.. 1 II. SUSUNAN SISTEM SARAF..... 2 III. HIPOTHALAMUS..... 3 III. 1. HIPOTHALAMUS DAN RESPON

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN

BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN Pokok bahasan endokrinologi memberikan penjelasan mengenai sistem pengaturan tubuh yang diatur oleh hormon. Dalam endokrinologi telah dibahas berbagai macam aspek tentang

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan makhluk hidup karbohidrat memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan makhluk hidup karbohidrat memegang peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan makhluk hidup karbohidrat memegang peranan penting sebagai sumber energi utama. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

TUGAS 3 SISTEM PORTAL TUGAS 3 SISTEM PORTAL Fasilitator : Drg. Agnes Frethernety, M.Biomed Nama : Ni Made Yogaswari NIM : FAA 113 032 Kelompok : III Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya

Lebih terperinci

Regulasi Internal. Karen Febriena Sarah Meidyana

Regulasi Internal. Karen Febriena Sarah Meidyana Regulasi Internal Karen Febriena Sarah Meidyana Temperature Regulation: Why do birds sometimes stand on one foot? Homeostasis Homeostasis (Cannon, 1929) pengaturan suhu serta proses biologis lainnya yang

Lebih terperinci

PENGATURAN FUNGSI TRAKTUS GASTROINTESTINAL

PENGATURAN FUNGSI TRAKTUS GASTROINTESTINAL PENGATURAN FUNGSI TRAKTUS GASTROINTESTINAL MAKALAH Disusun oleh : R. RIZKY SUGANDA P. D100.531 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2011 DAFTAR ISI Daftar Isi i Daftar Gambar Ii BAB I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

E N D O K R I N. Hormon Pankreas. Ikbal Gentar Alam

E N D O K R I N. Hormon Pankreas. Ikbal Gentar Alam E N D O K R I N Hormon Pankreas Ikbal Gentar Alam Pankreas Pancreas Pankreas Fungsi utama : Sistem pencernaan Menghasilkan 2 hormon utama yaitu : Insulin Glukagon Hormon lain tapi belum jelas fungsinya

Lebih terperinci

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 PENGERTIAN SISTEM SARAF Merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh Merupan

Lebih terperinci

RESPON FISIOLOGIS STRES

RESPON FISIOLOGIS STRES RESPON FISIOLOGIS STRES Oleh: Sb Pranatahadi Disampaikan dalam srawung ilmiah jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY Jum at, 1 Januari 2009 STRES Suatu kondisi yang terjadi jika permintaan dirasa melebihi

Lebih terperinci

Proses pencernaan makanan yang terjadi pada organ 3, 4 dan 5 adalah...

Proses pencernaan makanan yang terjadi pada organ 3, 4 dan 5 adalah... Formasi UKK semester genap 2011/2012 Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan benar! Sistem Pencernaan 1. Proses penguraian yang terjadi pada organ pencernaan lambung oleh beberapa enzim adalah... 2. Perhatikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit kritis merupakan suatu keadaan sakit yang membutuhkan dukungan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit kritis merupakan suatu keadaan sakit yang membutuhkan dukungan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak sakit kritis Penyakit kritis merupakan suatu keadaan sakit yang membutuhkan dukungan terhadap kegagalan fungsi organ vital yang dapat menyebabkan kematian, dapat berupa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. akumulasi lemak yang dapat mengganggu kesehatan (WHO 2014). Kegemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. akumulasi lemak yang dapat mengganggu kesehatan (WHO 2014). Kegemukan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Kegemukan Kegemukan didefinisikan sebagai suatu keabnormalan atau kelebihan akumulasi lemak yang dapat mengganggu kesehatan (WHO 2014). Kegemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Overweight dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan kemakmuran, akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang untuk mengembalikan stamina tubuh dalam kondisi yang optimal. Tidur dapat diartikan sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai dari janin sampai dewasa. Proses perkembangan antara individu satu dengan yang lainya tidak sama

Lebih terperinci

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor peternakan merupakan sektor yang strategis, mengingat dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dan mencerdaskan bangsa, sektor peternakan berperan penting melalui penyediaan

Lebih terperinci

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran yang menonjol ke luar sel Melalui permukaan sel ini,

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 230 juta. Angka ini akan mengalami kenaikan sebesar 3% atau bertambah

BAB I PENDAHULUAN. 230 juta. Angka ini akan mengalami kenaikan sebesar 3% atau bertambah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita diabetes mellitus diseluruh dunia telah mencapai angka 230 juta. Angka ini akan mengalami kenaikan sebesar 3% atau bertambah 7 juta setiap tahunnya. Diabetes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan adalah sumber kehidupan. Di era modern ini, sangat banyak berkembang berbagai macam bentuk makanan untuk menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Kebanyakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu gangguan kronik pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak yang terjadi karena sekresi insulin berkurang dengan disertai

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot Badan Berdasarkan hasil penimbangan BB monyet ekor panjang, penambahan nikotin cair pada kedua kelompok pakan terdapat kecenderungan penurunan BB dibandingkan sebelum diberi

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adiposa. Gizi lebih tidak hanya berupa kondisi dengan jumlah simpanan kelebihan

Lebih terperinci

Karena glikolisis dan glukoneogenesis mempunyai jalur yang same tetapi arahnya berbeda, maka keduanya hams dikendalikan secara timbal balik.

Karena glikolisis dan glukoneogenesis mempunyai jalur yang same tetapi arahnya berbeda, maka keduanya hams dikendalikan secara timbal balik. 5. GLUKONEOGENESIS Glukoneogenesis merupakan mekanisme dan reaksi-reaksi yang merubah senyawa non karbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Substrat utama glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI

Lebih terperinci

1. Kelenjar Hipofi sis (Pituitari)

1. Kelenjar Hipofi sis (Pituitari) Sehabis berolahraga, tenggorokan kita akan terasa kering dan kehausan. Ini terjadi karena tubuh banyak mengeluarkan keringat, sehingga air dalam tubuh juga banyak yang keluar. Keadaan demikian membuattubuh

Lebih terperinci

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan Metabolisme lemak Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila Pendahuluan Manusia memiliki kebutuhan energi

Lebih terperinci

OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING

OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING Rp 195.000,- per botol @ 625 ml Rp 100.000,- per botol @ 300 ml Kombinasi khasiat 10 tanaman herbal khas Indonesia menurunkan berat badan. Anjuran minum 2x sehari:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol Metabolisme lipid Transport lipid dalam plasma dan penyimpanan lemak Biosintesis lipid Lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup Metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan jaringan

Lebih terperinci

ENERGI. Universitas Gadjah Mada

ENERGI. Universitas Gadjah Mada ENERGI Energi Bahan Pangan Energi adalah kapasitas untuk mengerjakan sesuatu untuk mengerjakan sesuatu kegiatan dan dalam hal ini energi mengalami transformasi menjadi jenis energi yang sesuai dengan jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami perubahan, yaitu dari deposisi lemak subkutan menjadi lemak abdominal dan viseral yang menyebabkan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan fungsi digesti, absorbsi dan defekasi. Tubuh mempunyai serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan fungsi digesti, absorbsi dan defekasi. Tubuh mempunyai serangkaian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pencernaan merupakan salah satu sistem dalam tubuh manusia yang menjalankan fungsi digesti, absorbsi dan defekasi. Tubuh mempunyai serangkaian mekanisme pengaturan

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral. Pengertian farmakologi sendiri adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut data

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut data Riskesdas (2013), prevalensi obesitas dewasa (>18 tahun) di Indonesia mencapai 19,7% untuk laki-laki

Lebih terperinci

SEL OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK

SEL OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK SEL OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK DEFINISI Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung dalam sel. Sel

Lebih terperinci

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung. Anak Agung K Tri K

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung. Anak Agung K Tri K Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung Anak Agung K Tri K 111 0211 075 ANATOMI LAMBUNG (GASTER) Bentuk : seperti huruf J Letak : terletak miring dari regio hipochondrium kiri cavum abdominis mengarah

Lebih terperinci

Bab. Peta Konsep. Gambar 3.1 Orang sedang makan. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. terdiri dari. Saluran Pencernaan

Bab. Peta Konsep. Gambar 3.1 Orang sedang makan. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. terdiri dari. Saluran Pencernaan Bab 3 Sistem Pencernaan Sumber: Dok. Penerbit Gambar 3.1 Orang sedang makan Peta Konsep Pernahkah kamu berpikir dari manakah energi yang kamu peroleh untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berolahraga

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

D. Uraian Pembahasan. Sistem Regulasi Hormonal 1. Tempat produksinya hormone

D. Uraian Pembahasan. Sistem Regulasi Hormonal 1. Tempat produksinya hormone SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) IX A. 1. Pokok Bahasan : Sistem Regulasi Hormonal A.2. Pertemuan minggu ke : 12 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan: 1. Tempat produksi hormone 2. Kelenjar indokrin dan produksi

Lebih terperinci

Peran Hormon Ghrelin Dalam Meningkatkan Nafsu Makan

Peran Hormon Ghrelin Dalam Meningkatkan Nafsu Makan Peran Hormon Ghrelin Dalam Meningkatkan Nafsu Makan Nuraiza Meutia Bagian Fisiologi Fakultas Kedoteran Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Di dalam tubuh manusia selalu berlangsung pengaturan untuk

Lebih terperinci

Perasaan, baik positif maupun negatif, dalam bereaksi yang disertai dengan keterbangkitan fisik dan berkaitan dengan perilaku

Perasaan, baik positif maupun negatif, dalam bereaksi yang disertai dengan keterbangkitan fisik dan berkaitan dengan perilaku Motivation Keadaan internal yang mengaktifkan dan mengarahkan perilaku ke suatu tujuan tertentu Emotion Perasaan, baik positif maupun negatif, dalam bereaksi yang disertai dengan keterbangkitan fisik dan

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus SISTEM PENCERNAAN MAKANAN SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus 5. Intestinum minor : Duodenum Jejenum Iliem 6. Intestinum mayor : Seikum Kolon

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc ?? ENERGI PENDAHULUAN MAKANAN Protein Lemak Polisakarida Vitamin Mineral Asam-asam amino Asam lemak + gliserol Monosakarida (gula) Vitamin Mineral AKTIVITAS

Lebih terperinci

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo Jaringan Hewan Compiled by Hari Prasetyo Tingkatan Organisasi Kehidupan SEL JARINGAN ORGAN SISTEM ORGAN ORGANISME Definisi Jaringan Kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk

Lebih terperinci

SISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN

SISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN SISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN Secara sederhana, sistem pencernaan adalah portal untuk Secara sederhana, sistem pencernaan adalah portal untuk nutrisi untuk mendapatkan akses ke sistem

Lebih terperinci

FISIOLOGI PENCERNAAN. Dr. Katrin Roosita, MSi.

FISIOLOGI PENCERNAAN. Dr. Katrin Roosita, MSi. FISIOLOGI PENCERNAAN Dr. Katrin Roosita, MSi. ORGAN-ORGAN SISTEM PENCERNAAN Organ sistem pencernaan: 1. Traktus gastro intestinal, berupa pipa, memanjang dari mulut sampai anus pencernaan.exe 2. Organ

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Musik BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Musik merupakan gelombang suara yang harmonis. Sedangkan suara adalah energi mekanis berupa gelombang yang dihasilkan suatu sumber vibrasi dan mengakibatkan perubahan tekanan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707 TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Ayam broiler merupakan galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomi dan pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil daging, konversi ransum rendah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin pesat secara tidak langsung telah menyebabkan terjadinya pergeseran pola hidup di masyarakat. Kemajuan teknologi dan industri secara

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena,

I PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena, 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena, menghasilkan produk peternakan seperti telur dan daging yang memiliki kandungan protein hewani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gondok Endemik merupakan masalah gizi yang dijumpai hampir diseluruh negara di dunia, baik di negara berkembang termasuk di Indonesia maupun negara maju. Terlebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi jaringan embrional 2. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringan epitelium 3. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringanjaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan perkembangan teknologi sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat, salah satu dampak negatifnya ialah munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti Diabetes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan keadaan hiperglikemia yang disebabkan oleh kurangnya produksi insulin atau tidak dapat menggunakan insulin

Lebih terperinci

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN BAHAN MAKANAN (MOLEKUL ORGANIK) Lingkungan eksternal Hewan KONSUMSI MAKANAN PROSES PENCERNAAN PROSES PENYERAPAN PANAS energi yg hilang dalam feses MOLEKUL NUTRIEN (dalam

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci