Strategi Implementasi Sistem E-learning untuk Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Indonesia 1. Oleh Heru Suhartanto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Strategi Implementasi Sistem E-learning untuk Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Indonesia 1. Oleh Heru Suhartanto"

Transkripsi

1 Strategi Implementasi Sistem E-learning untuk Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Indonesia 1 Oleh Heru Suhartanto Guru Besar Tetap Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia heru@cs.ui.ac.id, website : a. Latar belakang Berdasarkan data statistik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2003, tingkat rata-rata partisipasi masuk ke perguruan tinggi (PT) di Indonesia masih rendah (sekitar 12,8%). Lalu data ujian masuk ke perguruan tinggi negeri menunjukkan bahwa kualitas lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia tidak merata, nilai tinggi ditunjukkan pada mereka yang berasal dari daerah daerah perkotaan seperti Jawa, Sumatra, dan Bali. Daerah nonperkotaan dan propinsi lain mempunyai nilai yang lebih rendah. Mayoritas yang masuk PTN adalah mereka yang berasal dari kota kota besar [Tb0607]. Sementara itu, data berbicara bahwa Indonesia saat ini memiliki kurang lebih 180,000 Sekolah Dasar, 30,000 Sekolah Menengah Pertama, 20,000 Sekolah Menengah Atas, namun kebanyakan lokasinya sulit dijangkau [Fasd09]. Namun fasilitas kebanyakan sekolah tersebut masih minim dan kualitas SDM-nya pun bervariasi. Dari data tersebut terlihat bahwa fasilitas pembelajaran yang bermutu yakni SDM dan sumber materi pembelajaran berpengaruh pada kualitas siswa.. Maka tantangan yang dihadapi adalah bagaimana fasilitas dan SDM yang bermutu dapat dimanfaatkan oleh seluruh sekolah dan seluruh siswa tanpa harus terkendala oleh tempat dan waktu. Dengan keadaan seperti ini maka diperlukan suatu mekanisme untuk memperbesar kapasitas akses melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi 1 Akan muncul dalam buku Universitas Indonesia untuk Bangsa Page 1 of 12

2 (TIK) terhadap pendidikan yang berkualitas di segala lini, baik pendidikan dasar, menengah, maupun tinggi. Fasilitas sumber daya pembelajaran dapat disediakan dalam suatu sistem di internet yang dapat diakses tanpa terkendala waktu dan tempat. Walaupun kajian Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia baru mencapai 20 juta orang dengan tingkat penetrasi computer pribadi sebanyak 6,5 juta komputer (Bisnis Indonesia 29/11/06), namun penyebaran infrastruktur TIK tersebut masih belum merata dan terkonsentrasi di pulau Jawa dan beberapa kota besar di luar Jawa. Hal ini mengakibatkan kemampuan untuk mengakses informasi yang berkualitas menjadi terbatas. Sementara saat ini informasi sudah merupakan salah satu faktor produksi yang dapat memicu percepatan peningkatan kualitas SDM Indonesia. Untuk mengejar berbagai ketertinggalan tersebut, perlu segera mengoptimalkan pemanfaatan TIK, khususnya pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan Indonesia baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada saat ini ada tiga hal yang menjadi permasalahan bangsa, yaitu: 1) penyebaran SDM yang berkualitas yang belum merata, 2) tingkat partisipasi masuk perguruan tinggi yang masih rendah, 3) pembangunan infrastruktur TIK yang timpang sehingga akses ke informasi menjadi terbatas. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, maka diperlukan terobosan dalam melaksanakan proses belajar-mengajar dalam dunia pendidikan, yaitu menggunakan sistem e-learning yang diharapkan dapat mendukung pengelolaan proses belajarmengajar yang berkualitas. Hal ini juga sesuai dengan salah satu flagship Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Detiknas), yaitu bagaimana memanfaatkan TIK untuk meningkatkan kualitas pendidikan. [ESFINDO-prop09]. Makalah ini akan menguraikan bahwa beberapa keadaan yang telah memungkinkannya implementasi sistem e-learning di sekolah sekolah, serta membahas bagaimana penerapan itu dapat dilakukan. Page 2 of 12

3 b. Optimalisasi Infrastruktur TIK untuk Pendidikan Dalam riset awal penulis [hs08] ditemukan bahwa perbedaan latar belakangan ekonomi siswa tidak terlalu terlihat jika fasilitas yang sama diberikan ke semua siswa. Riset itu mengundang para siswa dari kalangan tidak mampu yang bersekolah di sekolah terminal Depok Jawa Barat. Para siswa dari sekolah yang sangat mapanpun diundang untuk partisipasi. Dalam kegiatan ini mereka diminta menggunakan portal e-learning yang dikembangkan tim Fasilkom, yaitu E-School for Indonesia (ESFINDO). Pada sistem ini, seluruh siswa diberikan tes pendahuluan (pretest), kemudian diberikan pelatihan bagaimana mengikuti suatu pembelajaran suatu modul matematika dasar melalui sistem e-learning. Kemudian para siswa diberikan tes akhir (posttest). Dari proses pelatihan dan pembelajaran, siswa dari golongan tak mampu pada awalnya canggung berinteraksi dengan komputer yang mengakses sistem e-learning, namun dalam waktu singkat mereka mempunyai kecekatan yang sama dengan siswa dari sekolah yang mapan. Gambar: Screenshot Portal Gratis E-learning ESFINDO Page 3 of 12

4 Perbandingan hasil pretest dan posttest menunjukkan memang secara umum siswa dari sekolah tak mampu mempunyai nilai yang lebih rendah dibanding dengan siswa dari sekolah mampu. Namun hasil menarik ditunjukkan pada peningkatan nilai seluruh siswa dan peningkatan kecepatan mereka memecahkan persoalan. Berdasarkan ini, maka riset tersebut menyimpulkan suatu hipotesis bahwa setiap manusia mempunyai kemampuan pembelajaran yang sama, faktor fasilitas dan pendukung dapat mempengaruhi kemampuan siswa. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana tindak lanjut yang akan dilakukan untuk merespon fenomena ini. Salah satu pendekatan yang mungkin adalah mengajak semua pihak terkait untuk mendukung penerapan sistem e-learning sebagai pendukung mutu pendidikan di sekolah. Pertanyaan berikutnya adalah langkah langkah apa saja yang perlu dilakukan. Hal inilah yang akan disampaikan oleh penulis sebagai bentuk kontribusi terhadap bangsa Indonesia. Penggunaan teknologi internet untuk mendukung kegiatan pembelajaran merupakan hal yang cukup layak untuk dilakukan. Harga koneksi internet saat ini semakin murah. Ini ditandai dengan jumlah pemakai internet untuk di Indonesia terus meningkat. Menurut data dari APJII, pada tahun 2007 pemakai internet di Indonesia mencapai 25 juta orang, meningkat 25% dibanding tahun sebelumnya. Jumlah warnet juga semakin banyak. Menurut AWARI, pada awal tahun 2008 jumlah warnet di seluruh Indonesia sekitar , dan diperkirakan mencapai di akhir tahun. Biaya warnet juga terus turun dari tahun ke tahun, misalnya kini sekitar rupiah per jam untuk kota Depok. Hal ini semakin memperluas peluang masyarakat untuk menggunakan internet [esfindo-prop09]. Sementara di berbagai belahan dunia, pemanfaatan sistem e-learning bukanlah suatu barang baru namun sudah lama dan meluas. Bahkan suatu riset di US menyatakan bahwa proses pembelajaran online mempunyai dampak yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tradisional [lohr09]. Riset ini mengamati proses pembelajaran online dan tradisional di berbagai tingkat, mulai dari pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Page 4 of 12

5 Memperhatikan beberapa hasil riset dan implementasi di berbagai institusi pendidikan di Indonesia maka sistem e-learning sudah cukup layak untuk dipakai sebagai pendukung pembelajaran di sekolah sekolah Indonesia. Faktor faktor yang mendukung hipotesis ini antara lain adalah Pada tingkat SMP dan SMA, TIK merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diadakan oleh sekolah tingkat SMP dan SMA [Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22, 23, 24 Tahun 2006]. Para siswa tingkat SMA dan SMP sudah sangat pandai dalam memanfaatkan TIK dalam aktifitas sehari hari. Blog serta aplikasi social networking seperti Friendster dan Facebook merupakan beberapa media mereka untuk saling berkomunikasi sesama kawannya [hs08] Banyak sekolah sekolah di Indonesia sudah dilengkapi dengan komputer namun kebanyakan hanya terbatas untuk pendukung administrasi sekolah dan administrasi belajar mengajar yang terbatas pada pembuatan modul/materi statis. Dengan arahan yang lebih optimum maka penerapan sistem e-learning dapat dimulai. [hs08] Survei Januari 2009 ke SMAN Purworejo menunjukkan telah adanya minat dan infrastruktur yang cukup mendukung untuk pemanfaat TIK secara lebih optimum mendukung suksesnya kegiatan pembelajaran. Bahkan beberapa guru dan siswa di daerah telah mempunyai komputer, dan ada juga yang telah berlangganan internet. [hs08] Telah adanya upaya dalam penyediaan SMP terbuka dengan TIK [sp09]. Dengan demikian bagi mereka yang belum sempat mengenyam pendidikan formal dapat melakukan pendidikan informal yang tak mutunya dengan bantuan TIK. Rencana Pemerintah yang akan melengkapi daerah pedesaan di Indonesia dengan sambungan internet pada akhir tahun 2010 [dtkcom09]. Jika rencana ini terealisasi, maka bukan hanya para siswa namun masyarakat lainnya dapat memanfaatkan jaringan dan akses ke sistem pembelajaran melalui WARNET atau Perpustakaan umum yang Page 5 of 12

6 dapat dibangun oleh pemerintah daerah yang dilengkapi dengan akses internet. Ide SMP terbuka seperti diuraikan di [sp09] dan segera terwujud, bahkan bisa berkembang untuk penyediaan layanan SMA terbuka dan pendidikan nonformal lainnya. Telah tersedianya sistem pendukung e-learning, bahkan sudah banyak yang tersedia dalam bentuk open source atau juga yang gratis seperti Moodle. Juga telah tersedianya ESFINDO: portal gratis sistem e- learning untuk sekolah Indonesia sejak 19 April 2009 yang telah dikembangkan sebagai hasil dari riset awal [hs08, esfindo] Hasil ujicoba pendahuluan menunjukkan bahwa situs ESFINDO dapat diakses dari daerah Tasikmalaya mulai dari daerah perkotaan hingga pedesaan [hs08]. Dengan demikian ujicoba dan penerapan dapat juga dilakukan di daerah pedesaan lainnya di Indonesia. Hasil ujicoba pendahuluan menunjukkan bahwa situs e-learning ESFINDO sudah dapat diakses dari Telepon Genggam [hs08]. Dengan perkembangan mobil computing yang makin canggih maka isi dari ESFINDO atau portal sejenis dapat disesuaikan sehingga lebih memperluas variasi akses dari berbagai peralatan. Pengembangan di masa mendatang dapat memperluas akses sumber pembelajaran dari berbagai alat komunikasi. Hasil pengamatan penulis menunjukkan bahwa kemampuan sekolah untuk mengelola sistem e-learning sangat bervariasi di Indonesia. Untuk pemerataan kemampuan pengelolaan tersebut dibutuhkan faktor eksternal, yaitu pengampu dari luar sekolah. Hal ini akan mudah diwujudkan jika seluruh pihak terkait berkontribusi seperti diuraikan dalam bagian c. Strategi makalah ini. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut di atas, maka penerapan sistem e-learning dapat dilakukan di berbagai sekolah. Strategi yang penulis usulkan akan melibatkan berbagai faktor mulai dari unsur sekolah, institusi pendidikan TIK yang telah mapan, masyarakat relawan, penyedia jasa internet, dan unsur pemerintah. Page 6 of 12

7 c. Strategi c.1 Pemenuhan kebutuhan standar minimum Standard minimum yang harus dipenuhi oleh suatu sekolah adalah adanya fasilitas komputer dan sambungan internet yang dapat dimanfaatkan oleh guru, karyawan, dan siswa. Saat ini banyak pilihan Internet Service Provider (Penyedia Jasa layanan Internet) (ISP) yang menyediakan layanan koneksi internet yang cukup menarik dan murah. Khusus guru guru yang akan memakai sistem harus sudah mempunyai kemampuan mengoperasikan TIK untuk pembuatan materi pelajaran, dan berkomunikasi dengan internet. Kemampuan pengelolaan sistem e-learning dapat diperoleh secara belajar mandiri atau melalui pelatihan. c.2 Pemenuhan server dan SDM TIK di Sekolah Server sistem e-learning dan SDM TIK merupakan inti dari penerapan sistem e-learning. Ini dapat diatasi dengan berbagai strategi, tergantung pada kemampuan sekolah masing masing. Sekolah menyediakan SDM yang memadai dalam pengelolaan server dan sistem informasi terkait. Sekolah juga menyediakan server sendiri di sekolah yang terhubung dengan internet 24 jam. Keuntungan yang diperoleh dengan pendekatan ini adalah kapasitas tak terbatas dan sistem dapat diatur sesuai kebutuhan. Namun kerugian yang didapat adalah diperlukannya anggaran yang sangat besar untuk SDM dan infrastruktur tersebut. Sekolah mempunyai SDM yang memadai dalam pengelolaan server dan sistem informasi terkait, namun server ditempatkan di luar sekolah tersambung ke internet 24 jam. Keuntungan pendekatan ini dbandingkan yang pertama adalah sekolah tak perlu memikirkan infrastruktur jaringan Page 7 of 12

8 internet ke server sehingga beban anggaran lebih ringan. Sementara itu pengelolaan server dapat dilakukan oleh SDM secara remote. Sekolah tak perlu mempunyai SDM yang diperlukan untuk mengelola server dan sistem informasi, tapi memakai server dan sistem informasi berlangganan. Di sini masih diperlukan SDM yang mampu mengelola server dan sistem informasi secara remote. Keuntungan strategi ini adalah lebih murah dari yang di atas namun terbatas dari segi kapasitas. Sekolah tak perlu mempunyai SDM yang diperlukan dalam mengelola sistem dan server dengan cara sekolah dapat memakai portal sistem e- learning yang gratis. Namun di sini masih diperlukan beberapa SDM sebagai koordinator untuk berkolaborasi dengan administrator situs gratis. Salah satu kerugiannya adalah terbatasnya kapasistas server yang dipakai karena ia tergantung pada pemakai lainnya. Namun jika dipertimbangkan faktor kesiapan, strategi inilah yang paling cepat dan efisien. c.3 Implementasi di tingkat Guru Setiap guru perlu mempelajari bagaimana sistem e-learning dapat membantu pengelolaan mata pelajaran yang diampunya. Apakah guru harus membuat seluruh materi pelajarannya dalam bentuk yang on-line. Hasil pengalaman kebanyakan dosen yang telah memanfaatkan sistem e-learning, tidak seluruh bagian perkuliahan perlu di lakukan secara on-line, namun beberapa modul suatu pembelajaran didukung oleh implementasi e-learning. Salah satu teknik yang dapat dicoba oleh seorang guru misalnya adalah dengan memulai dengan satu modul lengkap dalam satu semester, dilanjutkan berkembang menjadi dua modul di semester berikutnya, sampai seluruh modul on-line dapat diterapkan. Berdasarkan pengalaman pengajar bermodul on-line, maka terdapat beberapa tantangan, yang paling menonjol adalah perlunya waktu lebih untuk menyiapkan materi dan mengelola pembelajaran. Penyiapan materi Page 8 of 12

9 hanya akan menyita waktu pada tahap awal pembuatan, namun begitu modul tersebut tersedia, hanya dibutuhkan waktu yang tak terlalu lama dalam merevisi. Aktifitas yang juga tidak kalah memerlukan keseriusan adalah dalam merespon aktifitas siswa. Seorang pengajar perlu merespon aktifitas seorang siswa. Jika tidak dilakukan, maka komunikasi dua arah antara pengajar dan siswa tak akan terjadi. Hal ini merupakan kontraproduktif dalam proses pembelajaran. c.4 Partisipasi institusi pendidikan TIK dalam P2M Suatu institusi pendidikan TIK yang telah berpengalaman membangun dan menerapkan sistem e-learning di tempatnya sangat diharapkan membagi kelebihannya terhadap masyarakat sekitar seperti sekolah sebagai suatu bentuk Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) atau sering disebut sebagai Corporate Social Responsibility. Fasilkom UI merupakan salah satu institusi pendidikan yang melakukan riset dan pengembangan TIK untuk dapat membantu pemecahan persoalan bangsa, termasuk antara lain pendidikan. Jadi sudah sewajarnya, sebagian pengalaman dan keahliannya dapat dibagi kepada institusi sejenis seperti sekolah sekolah yang SDM TIK dan pengalaman pengelolaan TIK masih dalam tahap awal. Apa yang dilakukan Fasilkom UI dengan Portal ESFINDO merupakan suatu langkah pioneer percontohan yang dapat dilakukan oleh institusi sejenis di Indonesia. Seandainya di setiap propinsi terhadap minimum satu institusi TIK yang melakukan yang sama, maka sekolah sekolah di sekitarnya akan turut terbantu untuk berkembang dalam penerapan e-learning. Sementara itu para dosen atau peneliti pada suatu program studi di perguruan tinggi dapat berperan sebagai nara sumber pengembangan materi. Kerjasama dengan dosen dan mahasiswa TIK dapat mewujudkan ketersediaan materi pembelajaran on-line yang berkualitas. Kontribusi pun dapat dilakukan oleh para relawan yang mempunyai keahlian dalam suatu mata pelajaran dan kemampuan TIK yang memadai. Page 9 of 12

10 c.5 Pelatihan berkala Kerjasama dengan institusi pendidikan TIK dan kependidikan berbasis TIK dapat dijadikan salah satu program P2M perguruan tinggi. Waktu liburan antar semester merupakan saat yang tepat untuk menjadwalkan pelatihan bagi guru dan siswa. Sementara program program magang bagi guru sebagai pelatih juga dapat diadakan di waktu waktu yang lain. c.6 Perluasan server. Kerjasama dari berbagai kalangan dengan bentuk bentuk tertentu seperti memperkuat keberadaan sistem e-learning gratis dapat mudah dilakukan. Harga server yang makin murah bukanlah beban berat bagi perusahaan atau calon donatur untuk berpartisipasi. Perluasan server diperlukan untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah pemakai server. c.7 Peran pemerintah Pemerintah dapat menjadi faktor pendukung dari segi kebijaksanaan yang antara lain mendorong sekolah sekolah untuk menerapkan dari mulai tingkat uji coba hingga tingkat pemakaian secara penuh. Program program kompetitif yang melibatkan para ahli dapat direncanakan guna memperkaya materi materi online yang berkwalitas untuk mengisi porta portal sistem e- learning. d. Kesimpulan Dengan menggunakan sistem e-learning, SDM yang terkonsentrasi di beberapa institusi terkenal, bisa dimanfaatkan secara bersama (resource sharing) lebih luas lagi. Pada saat yang bersamaan, akses untuk mendapatkan kesempatan belajar akan semakin besar, sehingga tingkat Page 10 of 12

11 partisipasi untuk bisa belajar, akan semakin tinggi. Hal ini akan merangsang permintaan penyebaran infrastruktur TIK ke berbagai daerah lainnya, yang pada akhirnya akan menghidupkan roda ekonomi daerah karena informasi semakin mudah diakses. Hal ini sejalan dengan tujuan JARDIKNAS (Jaringan Pendidikan Nasional) Depdikas untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia melalui: (1) pemanfaatan TIK untuk menunjang kegiatan akademik dan pengelolaan PT, (2) pemanfaatan sumber daya secara bersama antarsekolah, dan (3) pengembangan inovasi di sekolah atau institusi pendidikan yang terkait dengan TIK. Keberadaan fasilitas JARDIKNAS sangat membantu dalam memfasilitasi peningkatan akses pendidikan yang berkualitas di Indonesia. f. Ucapan terima kasih. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada panitia Universitas Indonesia untuk Bangsa yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menuangkan ide kontribusi untuk Indonesia. Harry Budi Santoso yang telah memberikan saran perbaikan bahan ini. Saran dari para pembaca lainnya tentunya akan memperbaiki ide ini sehingga lebih bermanfaat. g. Daftar Referensi [dtkcom09] Detik.com, SBY janjikan internet masuk desa tahun 2010, [esfindo] Esfindo: Portal gratis sistem e-learning untuk sekolah Indonesia, [fasd09] Fasli Djalal, sebagai keynote speaker, Compfest: Computer Festival, 2009, Feb 09, UI Depok Page 11 of 12

12 [esfindo-prop] Heru Suhartanto et.al., Pengembangan Sistem E-learning untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah menengah, Proposal RU-UI, [hs08] H. Suhartanto et al, Laporan akhir Riset PHKI UI, Pemberdayaan Portal E-Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Masyarakat Miskin, Final17March.pdf [lohr09] Lohr, Steve, Study Finds that Online Education Beats the Classroom New York Times (08/19/09), [sp09] Suara Pembaruan, SMP Terbuka terapkan TIK, [tb0607] T. Basaruddin, Buku Statistik SPMB, 2006, 2007, Fasilkom UI Page 12 of 12

Kerangka Acuan Kerja Praktek

Kerangka Acuan Kerja Praktek Topik : Pengembangan Modul E learning Bahasa Inggris SMA kelas X Oleh : Dephira Amenike 0606101263 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 2009 Pelaksana Nama : Dephira Amenike NPM : 0606101263 Fakultas

Lebih terperinci

GLOSARIUM. http: ://esfindo.cs.ui.ac.id. Edisi Gratis, versi 1.0. ESFINDO : E-School for Indonesia

GLOSARIUM. http: ://esfindo.cs.ui.ac.id. Edisi Gratis, versi 1.0. ESFINDO : E-School for Indonesia GLOSARIUM Blended learning adalah pembelajaran yang dilakukan dengan melakukan media elektronik dan diselingi dengan pertemuan tatap muka. Business Operation Services (BOS) merupakan komponen aplikasi

Lebih terperinci

fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007

fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007 fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa tujuan Pendirian Negara Republik Indonesia antara lain adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

E-learning, Cermin Pendidikan Masa Kini: Siapkah kita? Oleh : Christina Wahyu Cahyani Senin, 13 Pebruari :46

E-learning, Cermin Pendidikan Masa Kini: Siapkah kita? Oleh : Christina Wahyu Cahyani Senin, 13 Pebruari :46 KOPI - Perkembangan teknologi yang semakin canggih kini telah mengubah dunia pendidikan. Pembelajaran yang dulunya menggunakan cara konvensional berangsur-angsur berubah menjadi modern. Penggunaan alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang semakin maju dan kompleks di berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang semakin maju dan kompleks di berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang semakin maju dan kompleks di berbagai sektor kehidupan membawa konsekuensi dibutuhkannya Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar kegiatan belajar mengajar menarik, pengadaan bahan ajar yang bermutu menjadi salah

Lebih terperinci

Ber-e-learning secara praktis dengan ESFINDO

Ber-e-learning secara praktis dengan ESFINDO Ber-e-learning secara praktis dengan ESFINDO Oleh Heru Suhartanto, Dina Cahyati, Harry B Santoso, Kasiyah M. Yunus, Lia Sadita, Siti Aminah Ikon berasal dari: http://www.dezinerfolio.com http://sites.google.com/site/stingdevelopernews/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era komunikasi interaktif merupakan salah satu bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era komunikasi interaktif merupakan salah satu bentuk dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era komunikasi interaktif merupakan salah satu bentuk dari perkembangan teknologi. Era komunikasi interaktif ini kemudian semakin berkembang pesat sejak kehadiran internet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. semakin memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teknologi informasi kini menjadi suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari sendi-sendi

Lebih terperinci

PANDUAN HIBAH PENYELENGARAAN PDITT

PANDUAN HIBAH PENYELENGARAAN PDITT PANDUAN HIBAH PENYELENGARAAN PDITT 2016 1 Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (PDITT) Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce

III. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce III. LANDASAN TEORI Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah membawa banyak perubahan pada stabilitas ekonomi global, yaitu maraknya penggunaan Internet sebagai medium untuk melakukan transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berbasis pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berbasis pengetahuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat beberapa tahun terakhir menjadi perhatian berbagai pihak. Arus informasi begitu cepat berubah sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.

BAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan paradigma dunia tentang makna pendidikan, pendidikan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang semakin berat. Pendidikan di Indonesia masih

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS BAB VI ANALISA STRATEGI BERSAING AXIS Telekom Indonesia 6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS AXIS saat ini merupakan perusahaan telekomunikasi selular no 4 di Indonesia, di atasnya adalah Telkomsel,

Lebih terperinci

Karya Ilmiah Peluang Bisnis

Karya Ilmiah Peluang Bisnis Karya Ilmiah Peluang Bisnis DIREKTORI KOST ONLINE Oleh: Nama : Rakhma Shafrida Kurnia NIM : 11.11.5495 Kelas : 11.SITI.12 Kelompok : F SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOMM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju. Teknologi komunikasi dapat membawa seorang individu melintasi batas ruang dan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan semakin hari semakin pesat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan semakin hari semakin pesat, seiring dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pendidikan semakin hari semakin pesat, seiring dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju ini, dunia Internet juga berkembang dengan cepat. Dari fungsi mula-mula Internet sebagai sarana mencari dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan manusia berkembang begitu cepat. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini manusia sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Menurut sumber yang diperoleh dari situs website depkominfo Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Menurut sumber yang diperoleh dari situs website depkominfo Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut sumber yang diperoleh dari situs website depkominfo Republik Indonesia (depkominfo.go.id). Pengguna internet di Indonesia pada akhir tahun 2001 mencapai

Lebih terperinci

PANDUAN HIBAH PENGEMBANGAN PROGRAM PJJ TAHUN 2018

PANDUAN HIBAH PENGEMBANGAN PROGRAM PJJ TAHUN 2018 PANDUAN HIBAH PENGEMBANGAN PROGRAM PJJ TAHUN 2018 Kantor Sumber Daya Pembelajaran, Universitas Indonesia PANDUAN HIBAH PENGEMBANGAN PROGRAM PJJ TAHUN 2018 2018 KSDP UI i DAFTAR ISI DAFTAR ISTILAH... iii

Lebih terperinci

IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA

IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA Helmie Arif Wibawa, Indra Waspada, Panji Wisnu Wirawan Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Email: Helmie.arif@gmail.com Abtrak. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahdawi Firmansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahdawi Firmansyah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cara yang terbaik bagi siswa untuk belajar adalah mengalami dan menghadapi tantangan permasalahan ilmu pengetahuan, membiasakan siswa berpikir dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN CLOUD DATA CENTER DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DI SMKN 2 SEWON

RANCANG BANGUN CLOUD DATA CENTER DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DI SMKN 2 SEWON Rancang Bangun Cloud Center... RANCANG BANGUN CLOUD DATA CENTER DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DI SMKN 2 SEWON Rusli Abdul Hamid *, Rudy Hartanto, Adhistya Erna Permanasari Teknik Elektro dan

Lebih terperinci

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Globalisasi dan Kemajuan Teknologi Pada era globalisasi saat ini transaksi barang dan jasa bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Mobilitas masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali di bidang pendidikan. Pemanfaatan sistem informasi ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali di bidang pendidikan. Pemanfaatan sistem informasi ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi semakin cepat merambah ke berbagai bidang tidak terkecuali di bidang pendidikan. Pemanfaatan sistem informasi ini sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan pengaruh pada seluruh sendi kehidupan manusia, baik secara positif maupun negatif. Perubahan

Lebih terperinci

Pengenalan elearning. Untuk Mahasiswa Angkatan Baru Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015 Universitas Mercu Buana Pusat Bahan Ajar dan elearning

Pengenalan elearning. Untuk Mahasiswa Angkatan Baru Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015 Universitas Mercu Buana Pusat Bahan Ajar dan elearning Pengenalan elearning Untuk Mahasiswa Angkatan Baru Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015 Universitas Mercu Buana Pusat Bahan Ajar dan elearning Apa itu elearning? E-learning adalah proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai perusahaan

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN KONTEN PDITT UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2016

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN KONTEN PDITT UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2016 PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN KONTEN PDITT UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2016 Kantor Sumber Daya Pembelajaran DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 A. Latar Belakang... 3 B. Tujuan... 3 C. Deskripsi

Lebih terperinci

Ber-e-learning secara praktis ESFINDO

Ber-e-learning secara praktis ESFINDO Ber-e-learning secara praktis dengan ESFINDO Oleh Heru Suhartanto, Dina Cahyati, Harry B Santoso, Kasiyah M. Yunus, Lia Sadita, Siti Aminah Fakultas Ilmu Komputer UI, 2010 ISBN: 978-979-1421-06-5 KATA

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN MATA KULIAH DARING (PDITT) UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2015

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN MATA KULIAH DARING (PDITT) UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2015 PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN MATA KULIAH DARING (PDITT) UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2015 Kantor Sumber Daya Pembelajaran DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 A. Latar Belakang... 3 B. Tujuan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelahirannya, teknologi Internet berkembang dengan pesat dan sudah dipakai di

BAB I PENDAHULUAN. kelahirannya, teknologi Internet berkembang dengan pesat dan sudah dipakai di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi telah sukses melahirkan teknologi baru yang kita sebut dengan teknologi Internet. Semenjak kelahirannya, teknologi

Lebih terperinci

Implementasi E-Learning Berbasis Website Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Lombok Utara

Implementasi E-Learning Berbasis Website Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Lombok Utara Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Implementasi E-Learning Berbasis Website Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Lombok Utara Pahrul Irfan 1), Apriani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah. Produksi sampah di DKI Jakarta diperkirakan mencapai 6000

Lebih terperinci

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Dalam pembelajaran terdapat berbagai macam strategi dan metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Nusantara Professional Education Nusantara Professional Education adalah perusahaan yang bergerak dibidang konsultan dan pendidikan non-formal yang dibangun

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam bidang ICT (Information and Communication Technology) telah membawa dampak yang cukup signifikan pada kehidupan manusia. Terjadi perubahan

Lebih terperinci

MANFAAT INTERNET BAGI DUNIA PENDIDKAN

MANFAAT INTERNET BAGI DUNIA PENDIDKAN Pendidikan Teknologi Informasi & Komunikasi Fakultas Teknik UNIVERSITAS NEGERI MANADO 2017 MANFAAT INTERNET BAGI DUNIA PENDIDKAN Di Susun Oleh : MOHAMMAD SHOIM P.S 15 208 265 Kata Pengantar Segala puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT.Indosat Mega Media (Indosat M2) Gambar 1.1 Logo Indosat M2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT.Indosat Mega Media (Indosat M2) Gambar 1.1 Logo Indosat M2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT.Indosat Mega Media (Indosat M2) Gambar 1.1 Logo Indosat M2 Sumber : www.indosatm2.com PT Indosat Mega Media (Indosat M2) adalah sebuah perusahaan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah. mendapatkan persetujuan dari tim pembina mata kuliah seminar Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah. mendapatkan persetujuan dari tim pembina mata kuliah seminar Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata kuliah seminar merupakan Mata Kuliah Keahlian Program Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah mendapatkan persetujuan dari tim pembina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 [1] tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government, dijelaskan bahwa pengembangan e-government merupakan

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk mendapat pengajaran secara adil dan merata.

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk mendapat pengajaran secara adil dan merata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea keempat dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, melalui telepon, satelit dan sistem-sistem komunikasi yang lain. Internet

BAB I PENDAHULUAN. dunia, melalui telepon, satelit dan sistem-sistem komunikasi yang lain. Internet BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya jaman, semakin meningkat pula perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di Indonesia. Hal ini merupakan awal perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang semakin pesat, menuntut masyarakat untuk mengikuti perkembangannya. Salah satu bidang yang mendapatkan dampak

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Pengguna Internet Indonesia

Grafik 1.1 Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa dengan sumber belajar dalam lingkungan yang edukatif. Proses pembelajaran yang berkualitas tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan merupakan sebuah fase yang akan dialami oleh setiap manusia yang memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah berusaha menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya sadar dan terencana yang diselenggarakan oleh pemerintah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PENUGASAN ONLINE BERBASIS E-LEARNING DENGAN MOODLE PADA MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN ILMU KOMPUTER

PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PENUGASAN ONLINE BERBASIS E-LEARNING DENGAN MOODLE PADA MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN ILMU KOMPUTER PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PENUGASAN ONLINE BERBASIS E-LEARNING DENGAN MOODLE PADA MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN ILMU KOMPUTER Siti Husnul Bariah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan-STKIP Garut

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan pesatnya perubahan teknologi informasi telah mengakibatkan perubahan dan cara pandang kehidupan manusia dan suatu organisasi. Pesat nya perubahan tersebut telah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan 161 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda Pelaksanaan pendidikan di SMK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang mewujud dalam bentuk keahlian tertentu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang mewujud dalam bentuk keahlian tertentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki relevansi yang langsung dengan perkembangan pengetahuan dan keterampilan yang mewujud dalam bentuk keahlian tertentu yang bermanfaat bagi

Lebih terperinci

Sisdiknas No. 20/2003. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. PP No. 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (perbaikan atas PP 17/2010)

Sisdiknas No. 20/2003. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. PP No. 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (perbaikan atas PP 17/2010) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN 2011 Aturan yang digunakan Sisdiknas No. 20/2003 SK Mendiknas No. 107/U/2001 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Gambar Hasil Ping

LAMPIRAN. Gambar Hasil Ping L1 LAMPIRAN Gambar Hasil Ping pada subnet IP Yayasan ke IP SMP pada subnet IP Yayasan ke IP SMA L2 pada subnet IP SMP ke IP Yayasan pada subnet IP SMP ke IP TK/SD. L3 pada subnet IP SMP ke IP SMA pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses penguasaan suatu konsep di dalam upaya memperkaya informasi

BAB I PENDAHULUAN. Proses penguasaan suatu konsep di dalam upaya memperkaya informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses penguasaan suatu konsep di dalam upaya memperkaya informasi dan ilmu pengetahuan, telah banyak digunakan berbagai solusi untuk mencari tahu bagaimana

Lebih terperinci

Penggunaan Internet sebagai Sarana Wirausaha dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Malaka Jaya

Penggunaan Internet sebagai Sarana Wirausaha dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Malaka Jaya Prosiding SNaPP2011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 Penggunaan Internet sebagai Sarana Wirausaha dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Malaka Jaya Ria Arafiyah Universitas Negeri

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Akademik Wijaya Husada Bogor Untuk Mahasiswa

Buku Petunjuk Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Akademik Wijaya Husada Bogor Untuk Mahasiswa Untuk Mahasiswa KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas terselesaikannya pedoman User Guide SIAK Akademi Kebidanan Wijaya Husada ini dengan baik.

Lebih terperinci

PANDUAN HIBAH KONSORSIUM KEILMUAN TAHUN 2017

PANDUAN HIBAH KONSORSIUM KEILMUAN TAHUN 2017 PANDUAN HIBAH KONSORSIUM KEILMUAN TAHUN 2017 A. LATAR BELAKANG Di Indonesia saat ini hanya terdapat 45 Pusat Unggulan Iptek (PUI), yang berada di 7 (tujuh) Lembaga Litbang Kementerian, 12 (dua belas) Lembaga

Lebih terperinci

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa Gerakan Pemulihan Gangguan Jiwa Sebagai sebuah sekolah pemulihan gangguan jiwa, banyak hal yang sudah dikerjakan Tirto Jiwo. Namun, hasilnya masih sangat jauh dibandingkan dengan jumlah penderita gangguan

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan BOPTN dan UKT : Implikasinya Terhadap Universitas Indonesia dan Perguruan Tinggi Negeri Lainnya

Implementasi Kebijakan BOPTN dan UKT : Implikasinya Terhadap Universitas Indonesia dan Perguruan Tinggi Negeri Lainnya Implementasi Kebijakan BOPTN dan UKT : Implikasinya Terhadap Universitas Indonesia dan Perguruan Tinggi Negeri Lainnya Oleh : 1 Alldo Fellix Januardy 1 Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Unsur Mahasiswa

Lebih terperinci

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2 Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1 Mohamad Aries 2 Pendahuluan Universitas Indonesia (UI) memiliki rencana strategi dalam dua hal. Meningkatkan kualitas pendidikan/pengajaran

Lebih terperinci

Pengembangan Kapasitas Institusi. Teknologi Informasi dan Komunikasi (Perguruan Tinggi Swasta)

Pengembangan Kapasitas Institusi. Teknologi Informasi dan Komunikasi (Perguruan Tinggi Swasta) PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2007 Panduan Penyusunan Proposal Pengembangan Kapasitas Institusi dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (Perguruan Tinggi Swasta) K-3

Lebih terperinci

Hibah Elearning 2012 Universitas Gadjah Mada

Hibah Elearning 2012 Universitas Gadjah Mada Hibah Elearning 2012 Universitas Gadjah Mada Pusat Pengembangan Pendidikan (P3) UGM mengadakan Hibah Elearning untuk 18 penerima hibah. Hibah ditujukan bagi staf pengajar di UGM untuk memanfaatkan elisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Bidang teknologi informasi saat ini telah berkembang secara massal dan cepat. Teknologi tersebut telah berhasil mengubah bentuk masyarakat manusia, dari masyarakat

Lebih terperinci

Apa itu elearning? E-learning adalah proses pembelajaran yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan teknologi informasi dan internet.

Apa itu elearning? E-learning adalah proses pembelajaran yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan teknologi informasi dan internet. Pengenalan elearning Untuk Mahasiswa Angkatan Baru Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016 Universitas Mercu Buana Pusat Bahan Ajar elearning & Mata Kuliah Ciri Universitas Apa itu elearning? E-learning

Lebih terperinci

Contents. Tentang SAPUA Ringkasan Eksekutif Apa Itu Siakad-Online Alasan Utama Menggunakan Siakad-OnlineError! Bookmark not defined.

Contents. Tentang SAPUA Ringkasan Eksekutif Apa Itu Siakad-Online Alasan Utama Menggunakan Siakad-OnlineError! Bookmark not defined. 1 Contents Tentang SAPUA... 3 Ringkasan Eksekutif... 3 Apa Itu Siakad-Online... 4 Alasan Utama Menggunakan Siakad-OnlineError! Bookmark not defined. Keuntungan Menggunakan Siakad-Online... 8 Modul-Modul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak ekonomi Indonesia di seluruh pasar global. Terdapat tiga elemen katalisator di balik mesin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harsono Suwardi (Prisgunanto, 2014) menyatakan bahwa dasar dari pemasaran adalah komunikasi. Pemasaran bisa menjadi begitu kuat jika dipadukan dengan komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertambahan jumlah penduduk serta mobilitas penduduk yang semakin tinggi, terutama antar-kota, telah mendorong peningkatan kebutuhan akan jasa transportasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet tidak dapat dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman

BAB I PENDAHULUAN. internet tidak dapat dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat pesat, peran internet tidak dapat dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman globalisasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin berkembang dewasa ini. Dengan memanfaatkan IPTEK yang semakin maju, manusia mulai membuat inovasi-inovasi baru yang bermanfaat

Lebih terperinci

PENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN PERCEIVED REPUTATION TERHADAP TRUST PENGGUNA INTERNET DI SISTEM E-COMMERCE

PENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN PERCEIVED REPUTATION TERHADAP TRUST PENGGUNA INTERNET DI SISTEM E-COMMERCE PENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN PERCEIVED REPUTATION TERHADAP TRUST PENGGUNA INTERNET DI SISTEM E-COMMERCE (Survei Pada Pelanggan E-Commerce Di Wilayah Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN MASYARAKAT. Diusulkan oleh:

BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN MASYARAKAT. Diusulkan oleh: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN MASYARAKAT PELATIHAN MEMBUAT DAN MENGELOLA WEB BLOG GURU-GURU SMP SE-KUDUS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan sistem berbasis teknologi khususnya yang berkaitan dengan internet berpengaruh terhadap perusahaan termasuk perbankan untuk berinteraksi

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Aplikasi dan Konten INHERENT

Pengembangan Sistem Aplikasi dan Konten INHERENT PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2007 Panduan Penyusunan Proposal Pengembangan Sistem Aplikasi dan Konten INHERENT K-1 JUNI 2007 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

MAKALAH TIK. Disusun Oleh: KELOMPOK 10 KELAS 8H

MAKALAH TIK. Disusun Oleh: KELOMPOK 10 KELAS 8H MAKALAH TIK Disusun Oleh: KELOMPOK 10 KELAS 8H 1. Ahmad Fuadi (01) 2. Annisa Sabrina (04) 3. Baihaqi (16) 4. Moh. Azwar Anas (25) 5. Zahri Fahmi (40) MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURABAYA 1 SURABAYA TAHUN

Lebih terperinci

Merintis Usaha Warnet

Merintis Usaha Warnet Merintis Usaha Warnet By: Abdul Khair STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Abstrak Sepertinya istilah Warnet sudah tidak asing lagi di Indonesia, banyak yang sudah tahu kalau Warnet adalah singkatan dari Warung Internet.

Lebih terperinci

a) Tren Industri Tren Industri Terhadap penjual yang lebih kompetitif, pembawa, afiliasi, dan layanan jaringan, yang di percepat dengan deregulasi

a) Tren Industri Tren Industri Terhadap penjual yang lebih kompetitif, pembawa, afiliasi, dan layanan jaringan, yang di percepat dengan deregulasi a) Tren Industri Tren Industri Terhadap penjual yang lebih kompetitif, pembawa, afiliasi, dan layanan jaringan, yang di percepat dengan deregulasi dan pertumbuhan Internet dan situs seluruh dunia. Tren

Lebih terperinci

Modul ke: APLIKASI KOMPUTER OLEH : Fakultas FASILKOM. Sabar Rudiarto, S.Kom., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika.

Modul ke: APLIKASI KOMPUTER OLEH : Fakultas FASILKOM. Sabar Rudiarto, S.Kom., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika. Modul ke: APLIKASI KOMPUTER OLEH : Fakultas FASILKOM Sabar Rudiarto, S.Kom., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika http://mercubuana.ac.id Bagian Isi PENDAHULUAN PENGANTAR MOODLE SEPINTAS TENTANG MOODLE

Lebih terperinci

Cara Mudah dan Murah Merangcang Toko Online dengan CMS Canggih OPENCART. Di tulis Oleh : Handi Yan

Cara Mudah dan Murah Merangcang Toko Online dengan CMS Canggih OPENCART. Di tulis Oleh : Handi Yan Cara Mudah dan Murah Merangcang Toko Online dengan CMS Canggih OPENCART Di tulis Oleh : Handi Yan DAFTAR ISI 1.PROSPEK BISNIS DAN PELUANG BISNIS ONLINE 2.TOKO ONLINE 3.PENGERTIAN DOMAIN.COM.NET.ORG 4.MENGENAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar belakang Masalah Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi adalah suatu fakta yang tidak dapat dihindari dan sekaligus merupakan suatu proses

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. kebutuhan akan internet di Indonesia semakin bertambah dari tahun ketahun

BAB I LATAR BELAKANG. kebutuhan akan internet di Indonesia semakin bertambah dari tahun ketahun BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Internet merupakan salah satu kebutuhan utama bagi sebagian besar orang yang tinggal di perkotaan, baik untuk kebutuhan pekerjaan ataupun untuk kebutuhan

Lebih terperinci

LEARNING MANAGEMENT SYSTEM DOSENJAGA UNTUK MENGELOLA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Abstrak

LEARNING MANAGEMENT SYSTEM DOSENJAGA UNTUK MENGELOLA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Abstrak LEARNING MANAGEMENT SYSTEM DOSENJAGA UNTUK MENGELOLA PENDIDIKAN JARAK JAUH Dwi Susanto 1, Mochammad Hariadi 2, dan Surya Sumpeno 3 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) 2,3 Teknik Elektro Institut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Studi Situs di SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING

PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING Manajemen Pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Sabtu, 30 April 2016 M. Udin Harun Al Rasyid, Ph.D http://udinharun.lecturer.pens.ac.id/

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM HIBAH PERGURUAN TINGGI NEGRI BARU ( PHPTNB) Tahun 2011 POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

PROPOSAL PROGRAM HIBAH PERGURUAN TINGGI NEGRI BARU ( PHPTNB) Tahun 2011 POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS PROPOSAL PROGRAM HIBAH PERGURUAN TINGGI NEGRI BARU ( PHPTNB) Tahun 20 POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 20 Lembar Identifikasi Nama Perguruan

Lebih terperinci

: 0. : Kepala Unit TIK

: 0. : Kepala Unit TIK PROGRAM KERJA UNIT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE TAHUN 2010-2014 UNIT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 PROGRAM KERJA UNIT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS UNTUK PEMASARAN

EFEKTIVITAS  UNTUK PEMASARAN EFEKTIVITAS EMAIL UNTUK PEMASARAN Budi Sutedjo Dharma Oetomo Abstrak Lebih dari 500 juta orang dan badan usaha telah tergabung di internet. Pada umumnya, mereka telah terbiasa untuk memanfaatkan fitur

Lebih terperinci

tu a S n TELEKOMUNIKASI ia DAN INTERNET g a B

tu a S n TELEKOMUNIKASI ia DAN INTERNET g a B Bagian Satu TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET 2 TIK 1.1 Teledensitas Dunia Gambar 1.1 : Teledensitas di 5 Belahan Dunia Tahun 2009. Sumber : International Telecommunication Union, 2009 Penetrasi telepon dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik, setelah lulus,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini berkembang pesat setiap tahunnya. Menurut data Internet World Stats, Indonesia termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin pesat menuntut para pengusaha untuk menciptakan keunggulan dari produk serta mempelajari tingkah laku konsumen. Salah satu keunggulan

Lebih terperinci

CETAK BIRU TEKNOLOGI INFORMASI AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH

CETAK BIRU TEKNOLOGI INFORMASI AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH CETAK BIRU TEKNOLOGI INFORMASI AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH 2015-2025 TAHUN 2013 0 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN...1 1.1 LATAR BELAKANG...1 1.2 VISI DAN MISI...2 1.3 TUJUAN...3 1.4 MANFAAT PROGRAM PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 88 juta orang dengan komposisi sebagai berikut: Tabel 1.1 Komposisi Pengguna Internet Indonesia Berdasarkan Usia

BAB I PENDAHULUAN. 88 juta orang dengan komposisi sebagai berikut: Tabel 1.1 Komposisi Pengguna Internet Indonesia Berdasarkan Usia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat di era globalisasi saat ini, tidak dapat dipungkiri mempengaruhi kehidupan manusia baik di bidang ekonomi,

Lebih terperinci